Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SEMINAR AKUNTANSI
PENGAKUAN PENDAPATAN

Dosen Pengampu:
Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA

DIBUAT OLEH :

KELOMPOK 2

1. FANDY FEBRIAN 1910003510031

2. INDAR NOVIYANTI 1910003510038

PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS EKASAKTI
PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas segala rahmat Nya

sehingga makalah dengan judul “ Pengakuan Pendapatan “ dapat tersusun sampai dengan

selesai. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa

pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu

kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Padang, 14 November 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Pendapatan ..................................................................................................... 3

2.2 Sumber-sumber Pendapatan ............................................................................................. 6

2.3 Proses Pendapatan ............................................................................................................ 7

2.4. Penilaian, Pengukuran, Pengakuan, dan Pengungkapan Pendapatan.............................. 8

2.4.1 Penilaian Pendapatan ................................................................................................. 8

2.4.2 Pengukuran Pendapatan ............................................................................................. 8

2.4.3 Pengakuan Pendapatan ............................................................................................ 10

2.4.4 Pengungkapan Pendapatan ...................................................................................... 15

2.5 Konsep Dasar yang diperkirakan dalam Pengakuan Pendapatan................................... 18

2.6 Contoh Kasus Pengakuan Pendapatan ........................................................................... 19

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 21

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 21

3.2 Saran ............................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Akuntasi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan Akuntansi kita

bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita jalani, apakah

memperoleh laba atau menderita kerugian. Dengan akuntansi kitapun dapat memperoleh

informasi yang nantinya berguna untuk pemakainya, baik itu pihak ekstern maupun intern.

Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak kepada pemerintah demi

kesejahteraan sosial. Semua informasi di atas terkait halnya dengan seberapa banyak

pendapatan yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita, karena pendapatan adalah sesuatu

yang sangat penting dalam setiap perusahaan.Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat

penghasilan atau earnings.

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal

atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa. Menurut

PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari

manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus

masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman

modal.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka masalah dalam makalah ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?

2. Apa jenis-jenis/sumber-sumber pendapatan?

3. Apa itu proses pendapatan?

4. Apa yang dimaksud dengan pengakuan pendapatan?

1
5. Bagaimana metode pengukuran pengakuan pendapatan?

1.3 Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian pendapatan

2. Untuk mengetahui sumber-sumber pendapatan

3. Untuk mengetahui proses pendapatan

4. Untuk mengetahui tentang pengakuan pendapatan

5. Untuk mengetahui metode pengukuran pengakuan pendapatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendapatan

Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar

pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai

segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Selain itu pula

pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan yang tersaji dalam laporan laba

rugi. Dan yang perlu diingat lagi, pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan.

Tanpa pendapatan tidak ada laba, tanpa laba, maka tidak ada perusahaan. Hal ini tentu saja

tidak mungkin terlepas dari pengaruh pendapatan dari hasil operasi perusahaan.

Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada

beberapa pandangan yang menegaskan arti konseptual dari pendapatan. Sebelum penulis lebih

lanjut menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka terlebih dahulu perlu diketahui

mengenai konsep kesatuan usaha.

Konsep kesatuan usaha menurut Zaki Baridwan (1992 : 8 ) adalah sebagai berikut:

“Konsep ini menyatakan bahwa dalam akuntansi perusahaan dipandang sebagai suatu kesatuan

usaha atau badan usaha yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri dan terpisah dari

pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan”.

Berdasarkan konsep kesatuan usaha di atas, konsep tersebut mempunyai konsekuensi

yaitu bahwa pendapatan dan laba harus dipandang sebagai kenaikan kekayaan perusahaan,

sedangkan biaya dan rugi sebagai pengurang kekayaan perusahaan. Oleh karena itu, Standar

Akuntansi harus menyelesaikan pengertian pendapatan dan biaya dengan memandangnya

3
sebagai perubahan kekayaan, bukan sebagai kenaikan atau penurunan kekayaan pemilik atau

pemegang saham.

Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK) No. 23

mendefinisikan pendapatan sebagai berikut:

“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal

perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang

tidak berasal dari kontribusi penanam modal.”

Di samping definisi yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk

menyatakan gambaran yang lebih lengkap mengenai pengertian pendapatan, penulis akan

mengutip pendapat-pendapat yang diambil dari berbagai macam bacaan. Menurut Zaki

Baridwan dalam Buku Intermediate Accounting merumuskan pengertian pendapatan adalah:

“Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan

utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau

pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang

merupakan kegiatan utama dan usaha”

Menurut M. Munandar ( 1981 : 16 ) yang mengemukakan bahwa pendapatan adalah:

“Suatu pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya Owner’s Equity, tetapi bukan

karena penambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan assets

yang disebabkan karena bertambahnya liabilities”

Menurut Eldon S. Hendriksen ( 2000 : 374 ) dalam Teori Akuntansi menjelaskan bahwa

pendapatan adalah:

“Pendapatan (revenue” dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu perusahaan.

Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan diakui setelah

4
kejadian penting atau setelah proses penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek

ini biasanya pendapatan diakui pada saat penjualan”

Disamping definisi yang dinyatakan di atas terdapat definisi pendapatan dari C. Rollin

Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess (1992:56-57):

“Pendapatan merupakan kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik yang dihasilkan dari

penjualan barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan harta, peminjaman uang

dan semua kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan”.

Sofyan Syafri Harahap (2001:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah : “Pendapatan

adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada langganan/mereka

yang menerima”.

Eldon Hendriksen mengemukakan definisi mengenai pendapatan sebagai berikut: Konsep

dasar pendapatan adalah pendapatan merupakan proses arus, yaitu penciptaan barang dan jasa

selama jarak waktu tertentu”.

Definisi-definisi di atas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang pendapatan yaitu sebagai

berikut:

1. Konsep Pendapatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai hasil

dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai

inflow of net asset.

2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa

serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap

pendapatan sebagai outflow of good and services.

Jika pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus dinyatakan dengan

jelas, misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk aktiva benar-benar terjadi.

5
Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan Littleton dinamakan sebagai

produk perusahaan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan arus yaitu penciptaan

barang dan jasa oleh perusahaan.

2.2 Sumber-sumber Pendapatan

Soemarso SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai

pendapatan operasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh dari

aktivitas uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non operasi adalah pendapatan yang

diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan.

Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi tidak

semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan laba adalah

membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan kenaikan jumlah

nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:

1. Transaksi modal atau pendapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang

ditanamkan oleh pemegang saham.

2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” seperti aktiva tetap,

surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan.

3. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.

4. Revaluasi aktiva.

5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.

Dari kelima sumber tambahan aktiva di atas hanya butir kelima yang harus diakui sebagai

sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam hubungannya dengan

penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan dalam butir kedua.

6
2.3 Proses Pendapatan

Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses pendapatan

yaitu konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi

pendapatan (Realization Process).

1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)

Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya pendapatan.

Konsep ini berdasarkan pada asumsi bahwa semua kegiatan operasi yang diperlukan dalam

rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun

pengumpulan piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan

perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan kegiatan

produksi.

2. Proses realisasi pendapatan (realization Process)

Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk

sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan. Jadi, pendapatan

dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau jasa

dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului

produksi barang atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum

terjadi proses penghimpunan pendapatan.

Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:

1. Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses penjualan yang

sah atau semacamnya.

2. Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.

7
2.4. Penilaian, Pengukuran, Pengakuan, dan Pengungkapan Pendapatan

2.4.1 Penilaian Pendapatan

Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat digunakan untuk

menentukan berapa rupiah yang diperhitungkan dan dicatat pertama kali dalam suatu transaksi

atau berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu akun dalam laporan keuangan.

Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:

1. Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara

kas) yang dibayar sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh

aktiva tersebut pada saat perolehan.

2. Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas) yang

seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh sekarang.

3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) : Aktiva dinyatakan

dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara aktiva yang sekarang dengan

menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).

4. Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk bersih di masa

depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat

memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.

2.4.2 Pengukuran Pendapatan

Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui, yaitu pengukuran

pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapan waktu bahwa pendapatan

tersebut dapat dilaporkan sebagai pendapatan.

Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai pengukuran pendapatan

yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang isinya sebagai berikut:

8
“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah pendapatan

yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan

pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat diukur dengan nilai wajar

imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang

dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan”.

Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam

nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:

1. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi piutang ragu-ragu

perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.

2. Untuk transaksi bukan dengan kas, apabila nilai dari barang yang diserahkan dianggap

sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka nilai tukarnya

adalah nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai buku barang

yang akan diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai

buku barang yang diserahkan merupakan keuntungan.

Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:

1. Cash Equivalent

Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan yang

sepenuhnya setelah produk yang terjual baru akan diproduksi dan penjualan benar-benar

terjadi.

2. Nilai setara kas

Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada masa mendatang

dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.

3. Harga dibawah harga pasar

Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya dibawah harga semula.

9
4. Harga pasar

Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya penjualan, dan biaya

penyerahan produk.

5. Harga kesepakatan

Harga dimana yang merupakan kesepakatan dengan pelanggan dari setiap jumlah rupiah

penjualan yang disepakati dengan pelanggan.

2.4.3 Pengakuan Pendapatan

Tujuan dari semua usaha pada akhirnya adalah untuk mendapatkan pendapatan yang bisa

meningkatkan nilai perusahaan. Secara umum, pendapatan diakui pada saat realisasinya atau

sepanjang tahap (siklus) operasi.

Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.23

menjelaskan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pada saat tanggal penjualan,

biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.

2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa tersebut

telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.

3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi perusahaan

oleh pihak lain, seperti” pendapatan bunga, dan royalty diakui sejalan dengan

berlakunya waktu atau pada saat digunakan aktiva yang bersangkutan.

4. Pendapatan dari penjualan aktiva di luar barang dagangan seperti penjualan aktiva tetap

atau surat berharga diakui pada saat tanggal penjualan.

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat

diterima.

10
Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk dari kas

atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah

nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.

Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui

tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam

laporan keuangan ketika:

1. Pendapatan dihasilkan, dan

2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.

Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan pendapatan dapat

diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa jumlahnya, proses penentuan

waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan

(Revenue Realization) Eldon S HEndriksen mengutip pernyataan American Accounting

Association Committee on Concept and Standard External reporting mengenai realisasi ini

yaitu: “Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai

pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba

objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima”.

Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada berbagai saat,

yaitu :

1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi

2. Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi

3. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan

4. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas

11
1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi

Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi biasanya dilakukan oleh

perusahaan yang menjalankan produksi untuk kontrak jangka panjang. GAAP

memperbolehkan dua metode akuntansi untuk pendapatan atas kontrak jangka panjang, yaitu

sebagai berikut:

a. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)

Metode persentase penyelesaian adalah bentuk alternatif atas metode kontrak selesai.

Dalam metode ini, pengakuan pendapatan dicatat berdasarkan tingkat kemajuan pekerjaan atau

dengan kata lain jumlah pendapatan yang diakui untuk tiap periode ditentukan berdasarkan

tingkat penyelesaian, bagian pendapatan dan beban (dan juga laba) diakui ketika dihasilkan

pada setiap periode akuntansi.

Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak harus diukur dimana pengukuran yang

biasa digunakan adalah pengukuran masukan dan pengukuran keluaran.

➢ Pengukuran masukan (input measure)

Pengukuran masukan adalah upaya yang dikorbankan pada suatu proyek pada tanggal

tertentu dibandingkan dengan total upaya yang diperkirakan yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan proyek. Pengukuran ini meliputi:

➢ Metode biaya ke biaya (cost to cost method)

Metode ini paling sering digunakan, dimana tingkat penyelesaian ditentukan dengan

membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan estimasi biaya total yang diharapkan.

➢ Metode usaha yang diupayakan (effort expended method)

12
Metode ini didasarkan oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang meliputi jam kerja,

upah, jam mesin, atau kuantitas bahan. Bahan penyelesaian dengan menggunakan metode

ini diperoleh dengan cara yang sama seperti metode biaya ke biaya.

➢ Pengeluaran keluaran (output measure)

Pengukuran keluaran adalah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total hasil

kerja proyek yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan dengan menggunakan ukuran

keluaran didasarkan pada hasil yang dicapai dengan nilai tambah

b. Metode kontrak selesai (completed contract method)

Menurut metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah selesai 100%. Semua biaya

selama pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas kemajuan tidak dicatat sebagaimana

pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun kontrak persediaan. Metode kotrak selesai

harus digunakan hanya:

1) Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek,

2) Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat

dipenuhi, atau

3) Jika terdapat bahaya yang melejat dalam kontrak itu di luar resiko bisnis yang normal

dan berulang.

Metode kontak selesai (completed contract method) ini hanya akan digunakan jika metode

persentase penyelesaian (percentage of completion method) tidak tepat.

2. Pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi

Pengakuan pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk produk dalam

kriteria;

a. Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil,
13
b. Biaya pemasaran yang tidak besar,

c. Unit-unit yang dipertukarkan pelaporan pendapatan pada waktu penyelesaian produksi

tergantung pada tingkat kepastian dimana harga jual dan biaya tambahan dapat

diestimasi.

Kriteria utama untuk menggunakan metode ini adalah kemampuan realisasi yang handal

yaitu produk harus dapat dipasarkan segera pada harga tertentu yang dapat dipengaruhi

produsen tertentu.

3. Pengakuan pandapatan pada saat penjualan

Untuk tujuan pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan merupakan dasar yang

paling utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain:

➢ Harga produk sekarang sudah lebih pasti.

➢ Produk telah berada di luar perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikannya, yakni

pertukaran telah terjadi.

➢ Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa keuangan yang

paling penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan.

➢ Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau perolehan produk dan biaya

pelepasan sekarang telah terjadi atau sekarang sudah ditentukan.

Dasar pengakuan ini sangat tepat untuk diterapkan pada perusahaan yang bergerak dalam

bidang produksi atau perusahaan dagang. Kegiatan penjualan merupakan hal yang paling

menentukan dan mempunyai arti keuangan sebab transaksi penjualan mengakibatkan

masuknya aktiva baru ke dalam perusahaan yang berupa kas atau piutang.

14
4. Pengakuan pendapatan pada saat penerimaan kas

Penerimaan kas merupakan hal yang signifikan dalam pengukuran pendapatan. Umumnya,

tidak kritis dalam proses operasional untuk meningkatkan aktiva bersih perusahaan. Penerapan

dasar penerimaan kas paling banyak dijumpai dalam perusahaan yang melakukan penjualan

yang bayarannya secara angsuran.

Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relatif pendek. Misalnya,

perusahaan angkutan atau bioskop maka saat penerimaan uang dari konsumen hampir

bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga keduanya dapat dijadikan dasar dalam

pengukuran dan pengakuan pendapatan. Untuk jangka panjang di dalam satuan jasa, misalnya

penyewaan ruangan atau bangunan maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan

yang diakui dalam suatu periode atas dasar penerimaan uang.

2.4.4 Pengungkapan Pendapatan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai

pengungkapan pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut:

a. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk metode yang

dianut untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa.

b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode tersebut

termasuk pendapatan dari:

1) Penjualan barang

2) Penjualan Jasa

3) Bunga

4) Dividen, dan

5) Royalty.

15
• Kriteria Pengakuan Pendapatan

Pengakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB)

ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:

1. Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti akan segera

terealisasi.

2. Pendapatan baru dapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk atau terhimpun.

• Metode Pencatatan Pendapatan

Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan ketentuan-

ketentuan sebagai berikut:

1. Nilai ekonomis harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya

2. Jumlah pendapatan harus dapat diukur

3. Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas

4. Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan yang

memuaskan.

Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai berikut: metode

berbasis kas (cash basis method) dan metode berbasis akrual (accrual basis method)

1. Metode cash basis

Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut belum diterima.

Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan orang-orang yang menjual jasa, pada

umumnya adalah orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.

2. Metode accrual basis

16
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah terjadi hak tanpa

memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode ini adalah karena metode

ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan laba rugi) dan neraca selisih.

• Metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa

Ada empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya sebagian

besar dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai berikut:

1. Metode kinerja khusus

Metode ini digunakan untuk pendapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan aksi tunggal.

Sebagai contoh : seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian penambalan

gigi.

2. Metode Kinerja Profesional

Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih dari satu

aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periode akuntansi.

3. Metode Kinerja Selesai

Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan

serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat penting dalam hubungannya dengan total

transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap telah dihasilkan hanya setelah tindakan

terakhir terjadi. Metode ini serupa dengan metode kontrak selesai, yang digunakan untuk

kontrak jangka panjang.

4. Metode Penagihan

Metode ini digunakan untuk pendapatan jasa ketika ketdakpastian penagihan sangat tinggi atau

estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya sehingga persyaratan

17
reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh. Metode ini serupa

dengan metode pemulihan biaya yang digunakan untuk penjualan produk.

2.5 Konsep Dasar yang diperkirakan dalam Pengakuan Pendapatan

Ada beberapa konsep dasar yang melandasi laporan keuangan antara lain sebagai berikut

1. Konsep Upaya dan Hasil (effort and accomplishment concept)

Konsep ini menyatakan bahwa kas merupakan pengukur upaya dan pendapatan merupakan

pengukur hasil.

2. Konsep Bukti Berdaya Uji dan Objektif

Laporan keuangan akan mempunyai tingkat manfaat dan tingkat keandalan yang cukup tinggi

apabila data keuangan didalamnya didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji

kebenarannya,

3. Konsep Akuntansi mengakui adanya asumsi yang relevan (assumption consept)

Konsep akuntansi mengakui adanya asumsi-asumsi seperti bidang pengetahuan lain, dalam

banyak hal konsep dasar akuntansi dengan sendirinya merupakan asumsi atau

paling tidak didasarkan atas asumsi yang tidak dapat diuji validitasnya dengan pembuktian

yang tuntas tetapi dianggap mempunyai relevansi dengan tujuan pelaporan keuangan.

4. Konsep Biaya Historical

Konsep biaya historis merupakan pengukur potensi jasa yang paling objektif untuk jasa yang

baru diperoleh. Biaya historis ini menunjukkan harga pertukaran pada saat terjadinya salah satu

keunggulan biaya historis yang terjadi dari hasil kesepakatan dua pihak yang independent.

18
2.6 Contoh Kasus Pengakuan Pendapatan

Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah perusahaan penerbangan komersial pertama di

Indonesia yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia atau BUMN. PT. Garuda Indonesia

(Persero) Tbk telah berkembang cukup pesat dengan memiliki 196 pesawat di Januari 2017

dengan lebih dari 600 penerbangan setiap harinya. Namun ternyata PT. Garuda Indonesia

(Persero) Tbk memiliki sisi gelapnya sendiri. Pada tanggal 28 Juni 2019, PT. Garuda Indonesia

(Persero) Tbk resmi dinyatakan bersalah dan dikenakan sanksi oleh beberapa lembaga seperti

Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bursa Efek Indonesia (BEI) atas

kecurangan pengakuan pendapatan pada laporan keuangan di tahun 2018.

Kronologi kecurangan yang dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah sebagai

berikut:

1. Pada 31 Oktober 2018, Manajemen Garuda dan PT. Mahata Aero Teknologi (Mahata)

mengadakan perjanjian kerja sama yang telah diamandemen, terakhir dengan amandemen

II tanggal 26 Desember 2018, mengenai penyediaan layanan konektivitas dalam

penerbangan dan hiburan dalam pesawat dan manajemen konten. Perjanjian tersebut

berlaku selama 15 tahun.

2. Berdasarkan catatan laporan keuangan nomor 47 huruf e menjelaskan bahwa Mahata akan

melakukan dan menanggung seluruh biaya penyediaan, pelaksanaan, pemasangan,

pengoperasian, perawatan dan pembongkaran dan pemeliharaan termasuk dalam hal

terdapat kerusakan, mengganti dan/atau memperbaiki peralatan layanan konektivitas dalam

penerbangan dan hiburan dalam pesawat dan manajemen konten. Garuda mengakui

penghasilan dari perjanjiannya dengan Mahata sebagai suatu penghasilan dari kompensasi

atas Pemberian hak oleh Garuda ke Mahata.

19
3. Manajemen Garuda mengakui sekaligus pendapatan perjanjian tersebut sebesar USD

239.94 juta dengan USD 28 juta diantaranya merupakan bagi hasil yang didapat dari PT.

Sri Wijaya Air. Padahal perjanjian belum berakhir dan diketahui bahwa hingga tahun buku

2018 berakhir, tidak ada satu pembayaran yang telah dilakukan oleh pihak Mahata

meskipun telah terpasang satu unit alat di Citilink.

4. Selain itu dalam perjanjian Mahata yang ditandatangani pada 31 Oktober 2018 tidak

tercantum term of payment yang jelas dan belum ditentukan juga secara pasti cara

pembayarannya dan jaminan dari perjanjian tersebut.

5. Mahata hanya memberikan surat pernyataan komitmen pembayaran kompensasi sesuai

dengan paragraf terakhir halaman satu dari surat Mahata 20 Maret 2019: “Skema dan

ketentuan pembayaran ini tetap akan tunduk pada ketentuan-ketentuan yang tercantum

dalam perjanjian. Ketentuan dan skema pembayaran sebagaimana yang disampaikan dalam

surat ini dan perjanjian dapat berubah dengan mengacu kepada kemampuan finansial

Mahata.

6. Dari pengakuan pendapatan ini, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk terbukti melakukan

pelanggaran Peraturan OJK Nomor 29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten

atau Perusahaan Publik dan diberikan Sanksi Administratif berupa denda sebesar Rp. 100

juta. Selain itu, seluruh anggota Direksi PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. juga

dikenakan Sanksi Administratif berupa masing-masing Rp. 100 juta karena melanggar

Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan

Keuangan. Sanksi Administratif juga dikenakan secara tanggung renteng sebesar Rp. 100

juta kepada seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris PT. Garuda Indonesia (Persero)

Tbk. yang menandatangani Laporan Tahunan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. periode

tahun 2018 karena dinyatakan melanggar Peraturan OJK Nomor 29/POJK.004/2016

tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada

sektor produksi. Ada juga pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat

dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi. Prinsip pengakuan pendapatan

menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat:

1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau klaim

atas kas (piutang).

2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah

kas atau klaim atas kas yang diketahui. Dihasilkan, bila kesatuan itu sebagian besar

telah menyelesaikan apa yang seharusnya telah dilakukan agar berhak atas manfaat

yang diberikan pendapatan. Sebagian besar perusahaan didirikan dengan tujuan untuk

menghasilkan laba yang optimal sehingga keberlangsungan hidup perusahaan dapat

tercapai. Laba diperoleh sebagai kelebihan pendapatan atas beban.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu kami mengharapkan inspirasi dari para pembaca
dalam hal membantu menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir kalinya kami berharap agar
dengan hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnya dunia
pendidikan.

21
DAFTAR PUSTAKA

C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess, (1992), Prinsip-prinsip


Akuntansi (terjemahan), Alih Bahasa : Alfonsus Sirait, Jilid I, Edisi 16, Jakarta:
Erlangga.

Dyckman, Dukes dan Davis (1999), Akuntansi Keuangan Menengah I (terjemahan),


Jilid I, Edisi 3, Alih Bahasa : Munir Ali, Jakarta: Erlangga.

Eldon S. Hendriksen,(1997), Teori Akuntansi, (terjemahan), Alih Bahasa :


Wimliyono, Edisi 4. Jakarta: Erlangga.

Harahap, Sofyan Syafri, (2001), Teori Akuntansi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit


Salemba Empat.

M. Munandar (1981), Pokok-pokok Intermediate Accounting, Yogyakarta: Liberty.

Suwardjono, (1989), Teori Akuntansi. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Soemarsono. SR, (2000). Akuntansi Suatu Pengantar, Jilid 2, Edisi 4, Jakarta PT.
Rineka Cipta.

Tuanakotta, Theodorus M., (2000), Teori Akuntansi, Jakarta: Lembaga Penerbit


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Zaki Baridwan, (1997) Intermediate Accounting, Yogyakarta: BPFE. Yogyakarta.

------------- and Michael F. Van Breda, (2000), Teori Akunting, (terjemahan) Buku I,
Edisi Kelima, Jakarta: Penerbit Interaksara.

22

Anda mungkin juga menyukai