SKRIPSI
FITRI RUKMINI
21160000088
SKRIPSI
FITRI RUKMINI
21160000088
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
FITRI RUKMINI
NPM 21160000088
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dalam suatu sidang skripsi yang diselenggarakan oleh Program Studi
S-1 Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia pada tanggal 08
September 2020 dengan nilai A-
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan atas ke hadirat Alah SWT berkat karunia-
Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan sebagian,
persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STEI), Jakarta.
Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan, bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak, sehingga semua kendala yang dihadapi dapat diatasi dengan baik.
Pada kesempatan ini disampaikan ungkapan terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Bapak Drs. Subakti Singgih Hadi, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan peneliti dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Rama Chandra, SE., ME dan Ibu Doddi Prastuti, SE, MBA selaku
dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan tenaga atas saran dan kritikan
selama proses sidang.
3. Bapak H. Agustian Burda, BSBA, MBA selaku Ketua Yayasan Pendidikan
Fatahillah Jakarta (YPFJ).
4. Bapak Drs. Ridwan Maronrong, M.Sc Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia.
5. Bapak Drs. Sumitro, M.Sc Selaku Kepala Program Studi S-1 Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia..
6. Seluruh dosen, staff dan karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
yang dengan tulus memberikan pendidikan dan pengajaran serta
bantuankepada peneliti dalam menyelesaikan studi.
7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Alm. Misbah Rukmana dan Mamah Siti
Djuriah yang selama ini tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang,
cinta, doa dan bantuan dukungan material dan moral serta memberi semangat
agar dapat menyelesaikan skripsi ini. Selain itu kakak saya yang tersayang
Anggi Pramono dan Sarasmi Peratiwi dan juga kakak ipar saya Winda Sari
dan Rilyansyah terima kasih untuk doa dan dukungannya.
v
8. Muhammad Haddi yang telah banyak membantu dan memberi semangat,
dukungan, doa serta motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Sahabat saya selama 8 semester di STEI Yunita Irmayani, Miranti
Setyaningrum dan Widi Fatma Rukoyah terima kasih sudah untuk doa dan
dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat SMP (Nadia, Lola, April, Sondang), sahabat SMA, sahabat SD, serta
(Astani dan Muzhiroh) terima kasih yang telah membantu, mendoakan dan
dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman- teman selama di kelas konsentrasi Manajemen Keuangan untuk segala
dukungan dan motivasi serta semangat dalam membantu penulisan skripsi ini.
12. Keluarga UKMJ Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia yang
memberika semangat dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Serta teman-teman kelas A Manajemen Pagi Angkatan 2016 untuk segala
dukungan dan motivasi serta semangat dalam membantu penulisan skripsi ini.
14. Serta teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan namanya satu-persatu
atas segala dukungan baik materi, semangat dan perhatiannya.
FITRI RUKMINI
NPM 21160000088
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, saya yang
bertandatangan di bawah ini :
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database)
merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yang menyatakan,
Fitri Rukmini
vii
Nama :Fitri Rukmini Dosen Pembimbing:
NPM :21160000088 Drs. Subakti Singgih Hadi, M.Sc.
Program Studi S-1 Manajemen
ABSTRAK
Kata Kunci: Current Ratio, Quick Ratio, Debt to Asset Ratio, Return on
Assets, Return On Equity, dan HargaSaham
viii
Name :Fitri Rukmini Advisor:
NPM :21160000088 Drs. Subakti Singgih Hadi, M.Sc.
Study Program S-1 Manajemen
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
Halaman
x
Halaman
xi
Halaman
xii
Halaman
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
16
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
1
2
Hari ini, pelaku pasar asing mencatatkan aksi beli Rp 1,47 miliar di seluruh pasar.
(www.cnbcindonesia.com ).
Kinerja ekspor industry pengolahan pada februari 2020 naik 17,11 persen
dibandingkan dengan februari 2019. Sektor industri makanan menjadi
penyumbang devisa terbesar dari nilai total ekspor industri pengolahan pada
januari – februari 2020 ysng mencapai US$4,7 milyar. Industri makanan juga
menjadi penyumbang paling besar pada capaian nilai ekspor industri pengolahan
pada februari 2020, yang tercatat mencapai US$2,45 milyar atau 22,26 persen.
(www.bisnis.com).
Dari fenomena diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan harga
saham di periode 2015-2019 pada perusahaan manufaktur makanan dan minuman
mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Fluktuasi harga saham dapat menyebabkan
berkurangnya kepercayaan investor untuk melakukan investasi atau menanamkan
modal. Berdasarkan fluktuasi harga saham yang sering terjadi, ini dapat dikatakan
dipengaruhi oleh faktor kinerja perusahaan dan faktor ekonomi makro. Kinerja
perusahaan tercermin dari laba operasional dan laba bersih per lembar saham serta
beberapa rasio yang menggambarkan kekuatan manajemen dalam mengelola
perusahaan. Salah satu analisis laporan yang paling umum dilakukan yaitu analisis
rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut meliputi likuiditas, solvabilitas, aktivitas,
profitabilitas, pertumbuhan, dan penilaian. Sehingga peneliti memilih variabel
likuiditas yang diproksikan pada current ratio dan quick ratio, solvabilitas yang
diproksikan pada debt to asset ratio, sertaprofitabilitas yang diproksikan pada
return on asset dan return on equity, peneliti juga menerapkan batasan periode
sampel penelitian yaitu 5 (lima) tahun, hal ini didasari atas relevansi penggunaan
data laporan keuangan yang tidak terlampau lama tapi cukup untuk mewakili
keseluruhan sampel.
perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan sgera jatuh
tempo. Menurut Hery (2018:152) current ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang
tersedia. Menurut Fahmi (2019: 125) quick ratio (rasio cepat) adalah ukuran uji
solvensi jangka pendek yang lebih teliti dari pada rasio lancar karena
pembilangnya mengeliminasi persediaan yang dianggap aktiva lancar yang sedikit
tidak liquid dan kemungkinan menjadi sumber kerugian.
KAJIAN PUSTAKA
Jurnal Nasional:
9
10
independen yaitu penulis tidak meneliti variabel total asset turnover. Dan periode
sampel yang digunakan 2011-2015, sedangkan penulis menggunakan periode
2015-2019.
Penelitian kedua dilakukan oleh Sofi Alfia Fitri (2016). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Price Earning Ratio, Return On Equity,
Debt to Equity ratio, Total Assets Turnover, dan Current Ratio terhadap harga
saham. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan food and beverages yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Hasil penelitian
ditemukan bahwa variabel price earning ratio, return on equity, debt to equity
ratio, total assets turnover, dan current ratio berpengaruh terhadap harga saham.
terdapat divariabel independen yang sama yaitu ROA dan solvabilitas serta
variabel dependen harga saham serta menggunakan perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI. Sedangkan perbedaan penelitian penulis dengan
penelitian sebelumnya terdapat pada variabel independen yaitu penulis tidak
meneliti PER. Dan periode sampel yang digunakan 2012-2016, sedangkan penulis
menggunakan periode 2015-2019.
Jurnal Internasional:
makanan dan minuman . Sedangkan perbedaan nya yaitu penulis tidak menelitiL2
(acid ratio), NWC, ROCE, dan ER. Serta penelitian yang terdaftar di Bursa Efek
Eropa periode sampel adalah dari 2005 hingga 2015 sedangkan penulis yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.
2.2. LandasanTeori
Menurut Fahmi (2019: 21) Signalling Theory adalah teori yang membahas
tentang naik turunnya harga dipasar sehingga akan memberikan pengaruh pada
keputusan investor. Setiap informasi yang terjadi pada kondisi saham selalu
memberikan pengaruh bagi keputusan investor sebagai pihak yang menangkap,
membaca dan menganalisis sinyal tersebut.Tindakan keuangan oleh manajemen
yang diyakini mencerminkan pandangannya terhadap nilai saham perusahaan
umumnya, pembiayaan hutang dipandang sebagai sinyal positif bahwa
manajemen meyakini sahamnya “undervalued”, dan masalah saham dipandang
sebagai sinyal negatif bahwa manajemen meyakini sahamnya “overvalued”
(Gitman dan Zutter, 2015:586).Tanggapan para investor tersebut terhadap sinyal
positif maupun negatif tentunya sangat mempengaruhi kondisi pasar, mereka akan
memberikan reaksi dengan berbagai cara seperti memburu saham yang dijual atau
melakukan tindakan dalam bentuk wait and see. Dalam keputusan wait and
seebukan merupakan suatu tindakan yang tidak baik melainkan sebuah reaksi
investor untuk tindakan yang tidak baik melainkan sebuah reaksi investor untuk
menghindari timbulnya risiko yang lebih besar karena faktor pasar yang belum
memberikan keuntungan atau berpihak kepada investor.
agent yang mempuyai kekuasaan dan pemegang kendali suatu perusahaan dalam
kelangsungan hidupnya.Karena itu agent dituntut agar bisa selalu transparan
dalam kegiatan pengelolaanya atas suatu perusahaan, untuk itu melalui laporan
keuangan agent dapat menunjukkan salah satu bentuk pertanggungjawabannya
atas kinerja yang telah dilakukannya terhadap perusahaan.
Setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu,
dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi
pemilik usaha dan manajemen perusahaan.Menurut Fahmi (2019:5) menyatakan
bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak
yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka
dalam satuan moneter. Menurut Hery (2018:4) meyatakan tujuan keseluruhan dari
laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor
dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit.
Jadi, dengan adanya laporan keuangan maka dapat diketahui kondisi
keuangan perusahaan pada saat atau periode tertentu secara keseluruhan, untuk
mengetahui informasi yang terkandung dalam suatu laporan keuangan tidak cukup
dengan hanya dibaca saja melainkan dengan melakukan analisis laporan keuangan
menggunkan berbagai rasio keuangan yang pada dasarnya biasa digunakan
sebagai alat analisis.Dengan demikian dapat diperoleh informasi secara mendalam
yang dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan kebijakan perusahaan
bagi manajemen dan dasar pengambilan keputusan investasi maupun pemberian
kredit bagiinvestor dan kreditur.
2.2.4.3.Manfaat LaporanKeuangan
memberi kredit, selain itu untuk memantau terhadap kredit yang sudah
berjalan untuk melihat kepatuhan perusahaan membayar kewajibannya.
4. Pemerintah
Arti penting laporan keuangan bagi pihak pemerintah adalah untuk menilai
kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan perusahaan
yang sesungguhnya, dan untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap
negara dari hasil laporan keuangan yang dilaporkan. Dari laporan ini akan
terlihat jumlah pajak yang harus dibayar kepada negara secara jujur dan
adil.
5. Investor
Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu usaha,
sebelum memutuskan untuk membeli saham perlu mempertimbangkan
banyak hal secara matang. Dasar pertimbangan investor adalah dari
laporan keuangan yang disajikan perusahaan yang akan ditanamnya.
Dalam hal ini investorakan melihat prospek usaha tersebut pada masa
sekarang dan masa yang akan datang. Prospek yang dimaksud adalah
keuntungan yang akan diperolehnya (deviden) serta perkembangan nilai
saham ke depan.
2.2.5. Saham
masuk kategori food and beverage yaitu produk gula, beras, minyak,
garam dan sejenisnya.
4. Cyclical stock, merupakan sekuritas yang cenderung naik nilainya secara
cepat saat ekonomi semarak dan jatuh juga secara cepat saat ekonomi lesu.
Contohnya saham pabrik mobil dan real estate, sebaliknya saham non
siklis mencakup saham-saham perusahaan yang memproduksi barang-
barang kebutuhan umum yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi,
misalnya makanan dan obat-obatan.
5. Seasonal stock, perusahaan yang penjualannya bervariasi karena dampak
musiman, misalnya karena cuaca dan liburan. Sebagai contoh, pabrik
mainan memiliki penjualan musiman yang khusus pada saat musim natal.
6. Speculative stock, saham yang kondisinya memiliki tingkat spekulasi yang
tinggi, yang kemungkinan tingkat pengembalian hasilnya adalah rendah
atau negatif. Ini biasanya dipakai untuk membeli saham pada perusahaan
pengeboran minyak.
3. Risiko Likuidasi
Jika suatu perusahaan dinyatakan bangkrut dan dilikuidasi sesuai dengan
pencatatan saham di bursa efek Indonesia (BEI), maka secara otomatis
saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di de-list.
4. Saham Delisting dari Bursa
Jika suatu saham dikeluarkan dari pencatatan bursa efek berarti saham
tersebut tidak dapat diperdagangkan karena saham tidak dapat
diperdagangkan, maka kemungkinan investor untuk mendapatkan capital
gainakan hilang.
5. Saham di-Suspensi
Suatu saham bisa disuspensi atau dihentikan sementara perdagangannya
oleh otoritas bursa, suatu saham bisa di-suspensi jika misalnya harga
saham mengalami lonjakan yang luar biasa. Perusahaan dipailitkan oleh
krediturnya atau beberapa ,. kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa
untuk menghentikan sementara perdagangan suatu saham, jika telah
diperoleh informasi yang jelas maka suspense saham dapat dicabut dan
saham dapat diperdagangkan kembali seperti biasa.
kondisi ekonomi negara, kondisi sosial dan politik, maupun rumor-rumor yang
berkembang.
5. Harga Penutupan
Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli
pada saat akhir bursa. Pada keadaan demikian, bisa saja terjadi pada saat
akhir hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham, karena ada
32
kesepakatan antar penjual dan pembeli. Kalau ini yang terjadi maka harga
penutupan itu telah menjadi harga pasar, namun demikian harga ini tetap
menjadi harga penutupan pada hari bursa tersebut.
6. Harga Tertinggi
Harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi yang terjadi
pada hari bursa, harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu saham lebih
dari satu kali tidak pada harga yang sama.
7. Harga Terendah
Harga terendah suatu saham adalah harga yang paling rendah yang terjadi
pada hari bursa, harga ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi atas suatu
saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama. Dengan kata lain
harga terendah merupakan lawan dari harga tertinggi.
Pada penelitian ini harga saham yang diambil, dari harga saham penutupan
akhir tahun sebab harga saham merupakan indikator keberhasilan manajemen
dalam mengelola perusahaannya.Jika harga saham suatu perusahaan selalu
mengalami kenaikan, maka investor dapat menilai bahwa perusahaan tersebut
berhasil mengelola perusahaannya. Menurut Hartono (2017:200) harga saham
merupakan harga suatu saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran
saham yang bersangkutan dipasar modal.Pengukuran dari variabel harga saham
ini yaitu dari harga saham penutupan (closing price). Hingga dapat ditulis sebagai
berikut:
Dan penelitian ini faktor yang mempengaruhi harga saham yang diambil
penulis yaitu menurut yaitu pada faktor Internal dalam Pengumuman laporan
33
keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan
setelah akhir tahun fiskal pada rasio keuangan.
Menurut Hery (2018:139) analisis rasio keuangan merupakan salah satu alat
analisis keuangan yang paling popular dan banyak digunakan, meskipun
perhitungan rasio hanyalah merupakan operasi aritmatika sederhana namun
hasilnya memerlukan interpretasi yang tidak mudah.Menurut Kasmir (2019:104)
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka – angka yang ada
dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam
satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan.
Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun,
seorang analis dapat mempelajari komposisi perubahan yang terjadi dan kinerja
perusahaan selama waktu tersebut, selain itu dengan membandingkan rasio
keuangan suatu perusahaan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau
terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya
penyimpangan atau tidak.
Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok
utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis kredit, dan
analis saham.
Dalam penelitian ini rasio likuiditas yang penulis ambil yaitu di proksikan
dengan menggunakan current ratio (CR) dan Quick Ratio (QR). Menurut Gitman
dan Zutter (2015:119) current ratio adalah mengukur likuiditas yang dihitung
dengan membagi aset lancar perusahaan dengan kewajiban lancar. Berdasarkan
hasil perhitungan rasio, perusahaan yang memiliki rasio lancar yang kecil
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki modal kerja (aset lancar)
yang sedikit untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.Sebaliknya, apabila
perusahaan memiliki rasio lancar yang tinggi, belum tentu perusahaan tersebut
dikatakan baik, sebagaimana yang telah disinggung diatas rasio lancar yang tinggi
dapat saja terjadi karena kurang efektifnya manajemen kas dan persediaan.Oleh
36
sebab itu, untuk dapat mengatalkan apakah suatu standar rasio seperti rasio rata-
rata industri dari segmen usaha yang sejenis. Menurut Gitman dan Zutter
(2015:119), rumus current ratio sebagai berikut:
𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
Rasio Lancar/Current Ratio (CR) =
𝐋𝐢𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
Menurut Brigham (2015: 676) Rasio cepat (quick ratio) merupakan rasio
likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau
membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan(inventory). Rasio cepat
menghilangkan persediaan dari aset lancar karena aset lancar paling tidak likuid.
Oleh karena itu, quick ratio merupakan “acid test” dari kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajibannya saat ini. Untuk mencari quick ratio, diukur dari
total aktiva lancar, kemudian dikurangi dengan nilai sediaan. Terkadang
perusahaan juga memasukkan biaya yang dibayar dimuka jika memang ada dan
dibandingkan dengan seluruh utang lancar. Menurut Gitman dan Zutter
(2015:120) adapun rumus Quick Ratio:
𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫−𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧
Rasio Cepat/Quick Ratio (QR) =
𝐋𝐢𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
Total Aset
Debt To Asset Ratio
=
(DAR)
Total Liabilitas
38
yang diharapkan. Menurut Gitman dan Zutter (2015:130) bahwa return on assets
merupakan rasio untuk mengukur keseluruhan efektifitas manajemen dalam
menghasilkan keuntungan dengan aset yang ada.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung hasil
pengembalian atas aset. Hasil ROA dinyatakan dalam persentase (%):
Menurut Gitman dan Zutter (2015:130) Rumus Return on Assets adalah
sebagai berikut.:
a. Rasio laba per lembar saham biasa (earning per share), merupakan
rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen perusahaan dalam
memberikan keuntungan bagi pemegang saham biasa, rasio ini
menunjukkan keterkaitan antara jumlah laba bersih dengan bagian
kepemilikan pemegang saham dalam perusahaan.
b. Rasio harga terhadap laba (price earning ratio), merupakan rasio yang
menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham
dengan laba per lembar saham, lewat rasio ini, harga saham sebuah
emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten
tersebut dalam setahun.
c. Rasio imbal hasil deviden (dividend yield), merupakan rasio yang
menunjukkan hasil perbandingan antara deviden tunai per lembar
saham dengan harga pasar per lembar saham. Lewat rasio ini, investor
dapat mengukur besarandevidenyang dibagikan terhadap nilai investasi
yang telah ditanamkan.
d. Rasio pembayaran deviden (dividen pay out ratio), merupakan rasio
yang menunjukkan hasil perbandingan antara devidentunai per lembar
saham dengan laba per lembar saham, rasio ini menggambarkan jumlah
laba dari setiap lembar saham yang dialokasikan dalam bentuk deviden.
43
e. Rasio harga terhadap nilai buku (price to book value ratio), merupakan
rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per
lembar saham dengan nilai buku per lembar saham, rasio ini digunakan
untuk mengukur tingkat harga saham apakah overvalued atau
undervalued.
proksi yang digunakan untuk mengukur likuiditas diwakili oleh current ratio dan
quick ratio.
Current Ratio
(𝑿𝟏 )
Quick Ratio
(𝑿𝟐 )
Debt To Asset
Ratio Harga Saham
(𝐗 𝟑 ) (Y)
Return On
Asset
(𝑿𝟒 )
Return On
Equity
(𝑿𝟓 )
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
BAB III
METODA PENELITIAN
Tujuan dari strategi kuantitatif ini untuk mengetahui dan agar dapat
memberikan penjelasan tentang likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap
harga saham. Sedangkan, pendekatan analisa kausal terdapat variabel bebas, yaitu
variabel likuiditas yang diproksikan pada current ratio (CR) dan quick ratio (QR),
variabel solvabilitas yang diproksikan pada debt to asset ratio (DAR) dan variabel
profitabilitas yang diproksikan pada return on assets (ROA) dan return on equity
(ROE) serta variabel terkait, yaitu variabel harga saham dengan menggunakan
closing price.
51
52
Tabel 3.1
Daftar Populasi pada Perusahaan Makanan dan Minuman
Periode 2015- 2019
Halaman 1 dari 2
No Kode Emiten Nama Emiten
1. AISA PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
2. ALTO PT. TRI BANYAN TIRTA Tbk
3. CAMP PT. CAMPINA ICE CERAM INDUSTRY Tbk
4. CEKA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk
5. CLEO PT. SARIGUNA PRIMATIRTA Tbk
53
Tabel 3.1
Daftar Populasi pada Perusahaan Makanan dan Minuman
Periode 2015- 2019
Halaman 2 dari 2
No Kode Emiten Nama Emiten
6. COCO PT. WAHANA INTERFOOD NUSANTARA
Tbk
7. DLTA PT. DELTA DJAKARTA Tbk
8. FOOD PT. SENTRA FOOD INDONESIA Tbk
9. GOOD PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA
Tbk
10. HOKI PT. BUYUNG POETRA SEMBADA Tbk
11. ICBP PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk
12. INDF PT. INDOFFOD SUKSES MAKMUR Tbk
13. KEJU PT. MULIA BOGA RAYA Tbk.
14. MLBI PT. MULTI BINTANG INDONESIA Tbk
15. MYOR PT. MAYORA INDAH Tbk
16. PCAR PT. PRIMA CAKRAWALA ABADI Tbk
17. PANI PT. PRATAMA ABADI NUSA INDUSTRI Tbk
18. PSDN PT. PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk
19. PSGO PT. PALMA SERASI Tbk
20. ROTI PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk
21. SKBM PT. SEKAR BUMI Tbk
22. SKLT PT. SEKAR LAUT Tbk
23. STTP PT. SIANTAR TOP Tbk
24. ULTJ PT. ULTRA MILK INDUSTRY &TRADING
COMPANY Tbk
Sumber :www.sahamok.com data telah diolah
semua anggota populasi tidak menjadi obyek penelitian. Namun tidak semua
anggota populasi ini menjadi objek penelitian maka dari ituperlu dilakukan
pengambilan sampel.Sampel yang diambil oleh peneliti adalah perusahaan
makanan dan minuman dengan menggunakan data laporan keuangan berupa
neraca dan laba rugi pada periode 2015- 2019.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling.Purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu menurut Sugiyono (2013:
154).Pemilihan sampel perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria
tertentu.Adapun tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan sampel yang sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria-kriteria sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang termasuk dalam sektor makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-
2019. Alasan perusahaan memilih perusahaan makanan dan minuman
karena memiliki lebih banyak aktiva lancar, aktiva tetap, utang lancar yang
cukup tinggi dan dibutuhkan oleh banyak orang dibandingkan sektor
lainnya.
2. Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menerbitkan
laporan keuangan per 31 Desember secara lengkap dan IPO periode 2015-
2019. Alasannya ialah untuk mengetahui informasi dalam perhitungan.
3. Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang tidak
mengalami kerugian pada laporan keuangan selama tahun 2015- 2019.
Informasi ini diperlukan oleh peneliti untuk memperkuat dugaan untuk
menghasilkan keuntungan dan hasilnya berpengaruh positif.
55
Tabel 3.2
Proses Pemilihan Sampel
Halaman 1 dari 2
Tabel 3.3
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
Halaman 2 dari 2
7. ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
8. SKLT PT Sekar Laut Tbk
9. STTP PT Siantar Laut Tbk
10. ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
Sumber : www.idx.com (data diolah penulis)
2. Riset Lapangan
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder untuk keperluan
analisis.Data sekunder dalam penelitian ini mengambil data dari laporan
keuangan yang telah diaudit dari laporan keuangan perusahaan makanan
dan minumanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2019.
3. Evaluasi dan Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
eliminasi, dengan mengeliminasi perusahaan-perusahaan yang tidak
memenuhi syarat dalam penelitian ini.
2015-2019. Dari 10 sampel perusahaan tersebut, quick ratio dirata- rata untuk
setiap tahunnya.
Variabel independen (X3 ) yaitudebt to asset ratio. Rumus solvabilitas
yang digunakan menurut Gitman dan Zutter (2015:126) ialah total aset dibagi
dengan total liabilitas. Dalam penelirtian ini menggunakan 10 sampel perusahaan
makanan dan minuman dalam 5 tahun terakhir yaitu periode 2015-2019. Dari 10
sampel perusahaan tersebut, debt to asset ratio dirata- rata untuk setiap tahunnya.
Variabel independen (X4 ) yaitu return on asset. Rumus return on asset
yang digunakan menurut Gitman dan Zutter (2015:130) ialah laba bersih setelah
pajak dibagi dengan total asset. Hasil ROA dinyatakan dalam persentase (%).
Dalam penelirtian ini menggunakan 10 sampel perusahaan makanan dan minuman
dalam 5 tahun terakhir yaitu periode 2015-2019. Dari 10 sampel perusahaan
tersebut return on asset, dirata- rata untuk setiap tahunnya.
Variabel independen (X5 ) yaitu return on equity. Rumus return on equity
yang digunakan menurut Gitman dan Zutter (2015:130) ialah laba bersih setelah
pajak dibagi dengan total ekuitas. Hasil ROE dinyatakan dalam persentase (%).
Dalam penelirtian ini menggunakan 10 sampel perusahaan makanan dan minuman
dalam 5 tahun terakhir yaitu periode 2015-2019. Dari 10 sampel perusahaan
tersebut return on equity, dirata- rata untuk setiap tahunnya.
Model penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linear
berganda, dimana regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis
59
tentang apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan
informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat
diperkecil. Kegunaannya regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk
meramalkan (memprediksi) variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X)
diketahui. Data penelitian yang sudah diperoleh kemudian diolah untuk
mengetahui pengaruh variabel-variabel penelitian menggunakan program
Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 19.0, dan data dianalisis
dengan menggunakan regresi linear berganda melalui uji persyaratan.Pengujian
analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah variabel bebas (X1, X2,X3, X4 dan X5) mempengaruhi variabel terikat (Y).
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau
tidak pengaruh signifikan dari variabel independen yang sudah diproksikan
menjadi (current ratio, quick ratio, debt to asset ratio, return on asset, return on
equity) terhadap variabel dependen (harga saham) dengan model penelitian yang
digunakan merupakan analisis regresi linear berganda. Seperti yang telah
diuraikan bahwa untuk varibael dependen dinyatakan dengan notasi Y dan
variabel independen dinyatakan dengan notasi X.
Uji asumsi klasik adalah analisis yang digunakan untuk menilai apakah di
dalam sebuah model regresi linear Ordinary Least Square (OLS) terdapat
masalah– masalah asumsi klasik.
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas
model regresi yang digunakan pada penelitian ini. Model regresi akan dijadikan
parameter yang memang dapat dipertanggungjawabkan atau akurat. Apabila suatu
60
model telah memenuhi asumsi klasik, maka dapat dikatakan model tersebut
sebagai model ideal atau menghasikan eliminator linear tidak bias dan terbaik atau
Best Linear Unbias Estimator (BLUE). Sehingga baik jika model tersebut
memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi klasik statistik.
Tujuan lain dari uji asumsi klasik adalah untuk memastikan bahwa di dalam
model regresi yang digunakan mempunyai data yang terdistribusikan secara
normal.
nol. Dalam penelitian ini multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau
sama dengan nilai VIF ≥ 10.
Salah satu asumsi dari model regresi linier bahwa tidak terjadi korelasi
yang signifi kan antara variabel bebasnya. Untuk menguji hal tersebut maka
diperlukan suatu uji multikolinieritas. Uji multikolinieritas adalah untuk
melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel
bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya
menjadi terganggu. Jika terdapat korelasi yang kuat dimana sesame variabel
independen maka konsekuensinya adalah:
waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data runtut waktu karena gangguan pada seseorang
individu/kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu/kelompok
yang sama pada periode berikutnya.
Untuk menguji keberadaan autokorelasi dapat digunakan uji statistic uji
Durbin-Watson (DW test).Pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin-
Watson (DW test), menghasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (DL dan
DU). Aturan pengujiannya adalah:
1. Apabila nilai DW terletak diantara batas bawah dan batas atas
(DL<DW<DU) atau DW terletak diantara 4-DU dan 4-DL (4-
DU<DW<4-DL), hasilnya tidak dapat disimpulkan karena berada pada
daerah yang tidak meyakinkan (inconclusive).
2. Apabila nilai DW melampaui 4-DL (DW>4-DL), berarti ada
autokorelasi .
3. Apabila nilai DW<DL, berarti terdapat autokorelasi positif.
4. Apabila nilai DW terletak diantara batas atas dan 4-DU (DU<DW<4-
DU), berarti tidak terdapat autokorelasi.
Gambar 3.1
Uji Durbin Watson
harus diuji. Dalam pengujian regresi linear berganda dapat dilakukan dengan
beberapa pengujian diantaranya yaitu:
1. Analisis koefisien korelasi.
2. Analisis regresi linear berganda.
3. Koefisien determinasi (R2).
4. Melakukan uji parsial dengan menghitung nilai-t (uji-t).
5. Melakukan uji simultan dengan menghitung nilai-f (uji-f).
Keterangan:
HS = Harga Saham
a = Konstanta
β1, β2,β3, β4 β5 = Koefisien Regresi Variabel masing-masing
CR = Current Ratio
QR = Quick Ratio
DAR = Debt To Asset Ratio
ROA = Return On Asset
66
Menurut Ghozali (2012: 98) Uji beda t- test digunakan untuk menguji
seberapa jauh pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
secara individual dala menerangkan variabel dependen secara parsial. Dasar
pengambilan keputusan digunakan dalam uji t adalah sebagai nerikut:
1. Jika nilai sig > 0,05, maka hipotesis ditolak. Hipotesis ditolak mempunyai arti
bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
67
2. Jika nilai sig < 0,05, maka hipotesis diterima. Hipotesis tidak dapat ditolak,
mempunyai arti bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.