Anda di halaman 1dari 84

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN

PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM


PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2015-2019

SKRIPSI

FITRI RUKMINI
21160000088

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
JAKARTA
2020
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN
PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2015-2019

SKRIPSI

FITRI RUKMINI
21160000088

SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN


PERSYARATAN MENJADI SARJANA EKONOMI

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
JAKARTA
2020

i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS


TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN
MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2015-2019

Yang disusun untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana


Manajemen (SM) pada Program Studi S-1 Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STEI) Jakarta, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan
tiruan, duplikasi ataupun plagiat dari karya ilmiah yang sudah dipublikasikan dan
atau pernah dipakai untuk mendaptkan gelar kesarjanaan di lingkungan STEI dan
di Perguruan Tinggi lainnya, kecuali bagian yang sumber informasinya
dicantumkan sebagai mana mestinnya. Jika dikemudian hari dapat dibuktikan
bahwa terdapat unsur tiruan, duplikasi ataupun plagiat, maka saya akan bersedia
menerima sanksi suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jakarta, 18 Agustus 2020

FITRI RUKMINI
NPM 21160000088

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS


TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN
MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2015-2019

Dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Manajemen (SM)


di Program Studi S-1 Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.
Skripsi ini ditulis dibawah bimbingan Drs. Subakti Singgih Hadi, M.Sc dan
diketahui oleh Kepala Program Studi S-1 Manajemen, serta dinyatakan memenuhi
syarat sebagai skripsi pada Program Studi S-1 Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia, Jakarta.

Jakarta, 18 Agustus 2020

Pembimbing, Kepala Program Studi S-1


Manajemen,

Drs. Subakti Singgih Hadi, M.Sc Drs. Sumitro, M.Sc

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS


TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN
MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2015-2019

Telah diuji dalam suatu sidang skripsi yang diselenggarakan oleh Program Studi
S-1 Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia pada tanggal 08
September 2020 dengan nilai A-

Panitia Ujian Skripsi

1. ....................................: Drs. Sumitro, M.Sc


(Kepala Program Studi S-1 Manajemen)

2. ....................................: Drs. Subakti Singgih Hadi, M.Sc


(Pembimbing)

3. ....................................: Rama Chandra, SE., ME


(Anggota Penguji 1)

4. ....................................: Doddi Prastuti, SE, MBA


(Anggota Penguji 2)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan atas ke hadirat Alah SWT berkat karunia-
Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan sebagian,
persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STEI), Jakarta.

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan, bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak, sehingga semua kendala yang dihadapi dapat diatasi dengan baik.
Pada kesempatan ini disampaikan ungkapan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Drs. Subakti Singgih Hadi, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan peneliti dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Rama Chandra, SE., ME dan Ibu Doddi Prastuti, SE, MBA selaku
dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan tenaga atas saran dan kritikan
selama proses sidang.
3. Bapak H. Agustian Burda, BSBA, MBA selaku Ketua Yayasan Pendidikan
Fatahillah Jakarta (YPFJ).
4. Bapak Drs. Ridwan Maronrong, M.Sc Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia.
5. Bapak Drs. Sumitro, M.Sc Selaku Kepala Program Studi S-1 Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia..
6. Seluruh dosen, staff dan karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
yang dengan tulus memberikan pendidikan dan pengajaran serta
bantuankepada peneliti dalam menyelesaikan studi.
7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Alm. Misbah Rukmana dan Mamah Siti
Djuriah yang selama ini tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang,
cinta, doa dan bantuan dukungan material dan moral serta memberi semangat
agar dapat menyelesaikan skripsi ini. Selain itu kakak saya yang tersayang
Anggi Pramono dan Sarasmi Peratiwi dan juga kakak ipar saya Winda Sari
dan Rilyansyah terima kasih untuk doa dan dukungannya.

v
8. Muhammad Haddi yang telah banyak membantu dan memberi semangat,
dukungan, doa serta motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Sahabat saya selama 8 semester di STEI Yunita Irmayani, Miranti
Setyaningrum dan Widi Fatma Rukoyah terima kasih sudah untuk doa dan
dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat SMP (Nadia, Lola, April, Sondang), sahabat SMA, sahabat SD, serta
(Astani dan Muzhiroh) terima kasih yang telah membantu, mendoakan dan
dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman- teman selama di kelas konsentrasi Manajemen Keuangan untuk segala
dukungan dan motivasi serta semangat dalam membantu penulisan skripsi ini.
12. Keluarga UKMJ Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia yang
memberika semangat dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Serta teman-teman kelas A Manajemen Pagi Angkatan 2016 untuk segala
dukungan dan motivasi serta semangat dalam membantu penulisan skripsi ini.
14. Serta teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan namanya satu-persatu
atas segala dukungan baik materi, semangat dan perhatiannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih terdapat


kekurangan dan kelemahan.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Jakarta, 18 Agustus 2020

FITRI RUKMINI
NPM 21160000088

vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, saya yang
bertandatangan di bawah ini :

Nama : Fitri Rukmini


NPM : 21160000088
Program Studi : S-1 Manajemen
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif
(Non- exclusive Royalty-Free Right) atas skripsi saya yang berjudul :

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS


TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN
MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2015-2019

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database)
merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia


Pada tanggal : 18 Agustus 2020

Yang menyatakan,

Fitri Rukmini

vii
Nama :Fitri Rukmini Dosen Pembimbing:
NPM :21160000088 Drs. Subakti Singgih Hadi, M.Sc.
Program Studi S-1 Manajemen

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS


TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN
MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2015-2019

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Current Ratio,


Quick Ratio, Debt To Asset Ratio, Return on Assets dan Return On Equity
terhadap Harga Saham.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan populasi yaitu
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sebanyak 10 perusahaan dengan tahun pengamatan 2015-2019. Teknik yang
digunakan adalah purposive sampling dengan metode analisis regresi linier
berganda.
Kesimpulannya adalah Current Ratio, Return On Asset dan Return On
Equity berpengaruh terhadap Harga Saham, Sedangkan Quick Ratio dan Debt
To Asset Ratio tidak ada pengaruh terhadap Harga Saham.

Kata Kunci: Current Ratio, Quick Ratio, Debt to Asset Ratio, Return on
Assets, Return On Equity, dan HargaSaham

viii
Name :Fitri Rukmini Advisor:
NPM :21160000088 Drs. Subakti Singgih Hadi, M.Sc.
Study Program S-1 Manajemen

THE INFLUENCE OF LIQUIDITY, SOLVABILITY AND


PROFITABILITY TO STOCK PRICE ON SECTOR FOOD AND
BEVERAGE LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD
2015-2019

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the influence of Current


Ratio, Quick Ratio, Debt To Asset Ratio, Return on Assets, and Return On
Equity To Stock Price.
This research uses secondary data with a sampling of 10 food and
beverage companies listed on the Indonesian Stock Exchange with the
observation year 2015-2019. Sampling technique used was purposive sampling
with multiple linear regression analysis methods.
The conclusion is that Current Ratio, Return On Assets and Return On
Equity have an effect on Stock Prices. While Return Quick Ratio and Debt To
Asset Ratio is not influence to stock price.

Keywords: Current Ratio, Quick Ratio , Debt To Asset Ratio, Return on


Assets, Return On Equity, and Stock Price

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ............ vi
ABSTRAK ……................ ................................................................................ vii
ASBSTRACT ……................ ............................................................................. viii
DAFTAR ISI ....... .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 7
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 9


2.1. Review Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ............................................ 9
2.2. Landasan Teori ................................................................................ 15
2.2.1. Teori Sinyal (Signalling Theory)............................................. 15
2.2.2. Teori Keagenan (Agency Theory)............................................ 16
2.2.3. Pasar Modal............................................................................ 18
2.2.4. Laporan Keuangan.................................................................. 19

x
Halaman

2.2.4.1. Pengertian Laporan Keuangan ................................... 19


2.2.4.2. Tujuan Laporan Keuangan ........................................ 20
2.2.4.3. Manfaat Laporan Keuangan ...................................... 20
2.2.4.4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan ................................... 21
2.2.4.5. Sifat Laporan Keuangan ............................................ 22
2.2.4.6. Keterbatasan Laporan Keuangan ............................... 23
2.2.4.7. Pihak- pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan ... 24
2.2.5. Saham .................................................................................... 25
2.2.5.1. Pengertian Saham ...................................................... 25
2.2.5.2. Jenis-Jenis Saham...................................................... 26
2.2.5.3. Keuntungan dan Risiko Investasi Saham ................... 28
2.2.5.4. Harga Saham ............................................................. 29
2.2.5.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham ..... 30
2.2.5.6. Jenis-Jenis Harga Saham ........................................... 31
2.1.6. Rasio Keuangan...................................................................... 33
2.2.6.1. Pengertian Rasio Keuangan ....................................... 33
2.2.6.2. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ......................... 33
2.2.6.3. Jenis-Jenis Rasio Keuangan ....................................... 34
2.2.6.4. Manfaat Analisis Rasio Keuangan ............................. 43
2.3. Hubungan Antar Variabel Penelitian ................................................. 43
2.3.1. Hubungan Antara Likuiditas dengan Harga Saham ....... 43
2.3.2. Hubungan Antara Solvabilitas dengan Harga Saham..... 44
2.3.3. Hubungan Antara Profitabilitas dengan Harga Saham ... 45
2.4. Pengembangan Hipotesis Penelitian .................................................. 46
2.4.1. Likuiditas dan Harga Saham ................................................... 46
2.4.2. Solvabilitas dan Harga Saham ................................................ 47
2.4.3. Profitabilitas dan Harga Saham ............................................... 47
2.5. Kerangka Konseptual Penelitian ....................................................... 48

BAB III METODA PENELITIAN .................................................................. 51


3.1. Strategi Penelitian............................................................................. 51

xi
Halaman

3.2. Populasi dan Sampel ......................................................................... 52


3.2.1. Populasi Penelitian ................................................................. 52
3.2.2. Sampling dan Sampel Penelitian ............................................. 53
3.3. Data dan Metoda Pengumpulan Data ................................................ 56
3.4. Operasionalisasi Variabel .................................................................. 57
3.5. Metoda Analisis Data ....................................................................... 58
3.5.1. Pengolahan Data dan Penyajian Data ...................................... 58
3.6. Teknik Analisis Data ........................................................................ 59
3.6.1. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 59
3.6.1.1. Uji Normalitas ........................................................... 60
3.6.1.2. Uji Multikolinearitas ................................................. 60
3.6.1.3. Uji Autokorelasi ........................................................ 61
3.6.1.4. Uji Heteroskedastisitas .............................................. 63
3.6.2. Analisis Data .......................................................................... 63
3.6.2.1. Analisis Koefisien Korelasi ....................................... 64
3.6.2.2. Analisis Regresi Linear Berganda .............................. 65
3.6.2.3. Analisis Koefisien Determinasi (Uji R2) ................... 66
3.6.2.4. Uji Parsial dengan menghitung Nilai t (Uji-t) ............ 66
3.6.2.5. Uji Kelayakan Model (Uji f) ...................................... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 68


4.1. Deskripsi ObjekPenelitian ................................................................ 68
4.2. Deskripsi Data .................................................................................. 69
4.2.1. Harga Saham .......................................................................... 70
4.2.2. Deskripsi Current Ratio ......................................................... 72
4.2.3. Deskripsi Quick Ratio ............................................................. 74
4.2.4. Deskripsi Debt To Asset Ratio ................................................ 76
4.2.5. Deskripsi Return On Asset ...................................................... 78
4.2.6. Deskripsi Return On Equity .................................................... 80
4.3. Data Outlier...................................................................................... 82
4.3.1. Data Variabel Independen dan Variabel Dependen ................. 83

xii
Halaman

4.4. Analisis Statistik Data....................................................................... 85


4.4.1. Statistik Deskriptif .................................................................. 85
4.4.2. Pengujian Asumsi Klasik ........................................................ 87
4.4.2.1. Uji Normalitas ........................................................... 87
4.4.2.2. Uji Multikolinearitas ................................................. 90
4.4.2.3. Uji Autokorelasi ........................................................ 92
4.4.2.4. Uji Heteroskedostisitas .............................................. 94
4.4.3. Analisis Pengujian Hipotesis .................................................. 97
4.4.3.1. Analisis Regresi Linear Berganda .............................. 97

4.4.3.1. Koefisien Determinasi (Uji R2) ............................... 100


4.4.3.1. Koefisien Korelasi ................................................... 101
4.4.3.1. Uji Parsial (Uji – t) .................................................. 104
4.4.3.1. Uji Kelayakan Model (Uji – f) ................................. 106
4.5 Interpretasi Hasil Penelitian ............................................................ 108

BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................................ 112


5.1. Simpulan ........................................................................................ 112
5.2. Saran ..................................................................................................113
5.3. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan Peneliti Selanjutnya .... 115

DAFTAR REFERENSI ................................................................................. 116


LAMPIRAN ................................................................................................... 120

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Daftar Populasi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman............... 52


Tabel 3.2 Proses Pemilihan Sampel ................................................................ 55
Tabel 3.3 Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian ....................... 55
Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian ....................... 69
Tabel 4.2 Harga Saham .................................................................................. 70
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Current Ratio ..................................................... 72
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Quick Ratio ........................................................ 74
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Solvabilitas ........................................................ 77
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Return On Asset ................................................. 79
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Return On Equity ............................................... 81
Tabel 4.8 Data Variabel Independen (X) dan dependen (Y) ............................ 83
Tabel 4.9 Pengambilan Sampel ....................................................................... 84
Tabel 4.10 Uji Statistik Deskriptif (Sebelum Outlier) ....................................... 85
Tabel 4.11 Uji Statistik Deskriptif (Setelah Outlier) ......................................... 86
Tabel 4.12 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov .............................................. 88
Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas (Sebelum Outlier) .......................................... 91
Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas (Setelah Outlier) ............................................ 92
Tabel 4.15 Uji Autokorelasi ............................................................................. 93
Tabel 4.16 Uji Glejser ...................................................................................... 96
Tabel 4.17 Uji Glejser Anova ........................................................................... 97
Tabel 4.18 Regresi Linear Berganda ................................................................. 98
Tabel 4.19 Uji Metode Enter ........................................................................ 100
Tabel 4.20 Uji Koefisien Determinasi (R2) ..................................................... 101
Tabel 4.21 Uji Koefisien Korelasi .................................................................. 102
Tabel 4.22 Uji Parsial (Uji t) .......................................................................... 105
Tabel 4.23 Uji Kelayakan Model (Uji f) ......................................................... 107

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ................................................................... 50


Gambar 3.1 Uji Durbin Watson ....................................................................... 62
Gambar 4.1 Uji Normalitas (Normality Probability Plot) ................................. 89
Gambar 4.2 Uji Normalitas (Histogram) .......................................................... 90
Gambar 4.3 Durbin Watson ............................................................................ 94
Gambar 4.4 Uji Heteroskedastisitas Scaterplot ................................................ 95

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Makanan dan Minuman ................. 120


Lampiran 2 Daftar Nama Perusahaan Yang Dijadikan Sampel Penelitian .... 121
Lampiran 3 Perhitungan Harga Saham ........................................................ 122
Lampiran 4 Perhitungan Current Ratio ........................................................ 124
Lampiran 5 Perhitungan Quick Ratio ........................................................... 126
Lampiran 6 Perhitungan Solvabilitas ........................................................... 128
Lampiran 7 Perhitungan Return On Asset .................................................... 130
Lampiran 8 Perhitungan Return On Equity .................................................. 132
Lampiran 9 Data Gabungan Rata- Rata Perusahaan ..................................... 134
Lampiran 10 Data Outlier Variabel Independen dan Variabel Dependen ....... 140
Lampiran 11 Hasil Output SPSS.................................................................... 141
Lampiran 12 Tabel Durbin Watson................................................................ 150
Lampiran 13 Tabel Statistik T ....................................................................... 151
Lampiran 14 Tabel Statistik F ....................................................................... 153
Lampiran 15 Laporan Keuangan PT. Mayora Indah Tbk ............................... 154
Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup ............................................................... 168

16
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat dipengaruhi oleh


perkembangan dan kesuksesan perusahaan- perusahaan yang ada.Salah satu tujuan
utama perusahaan adalah meraih laba/ untung yang sebesar- besarnya agar bisa
terus berjalan (going concern) dan dapat menarik investor untuk menanamkan
dananya di perusahaan tersebut. Banyaknya persaingan ekonomi yang semakin
ketat dan kondisi ekonomi yang kadang tidak menentu, perusahaan diharapkan
agar dapat bersaing, beberapa perusahaan diharuskan untuk lebih transparan
dalam mengungkapkan informasi tentang perusahaannya, terutama bagi
perusahaan yang sudah go public.Menurut Aryani dan Zulkifli (2016), bagi
perusahaan yang ingin terus mengembangkan usahanya tentu dapat meningkatkan
modal usahanya dengan cara melakukan penjualan saham di pasar modal. Pasar
modal atau bursa efek dapat menjadi media untuk berinvestasi antara bertemunya
pemilik dana yang dikenal dengan investor dan penggunaan dana yaitu
perusahaan go public/ emiten. Menurut UU No 8 tahun 1995, Pasar modal
(capital market) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor
karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.Penilaian
harga saham merupakan hal yang sangat penting dan mendasar bagi para investor
sebelum melakukan investasi karena saham merupakan salah satu jenis investasi
yang menjanjikan untuk para investor. Harga saham sangat ditentukan dari
penawaran dan permintaan akan saham itu sendiri, saham berwujud selembar
kertas yang menerangkan bahwa pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut.Permintaan yang tinggi terhadap suatu saham akan
meningkatkan harga saham perusahaan tersebut di Bursa. Harga saham yang

1
2

tinggi ini mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang baik sehingga


diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan, manajemen perusahaan,
maupun para pemegang sahamnya.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat pergerakan harga
saham yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal disebut juga
sebagai faktor fundamental adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan
dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Faktor internal ini berkaitan
dengan pendapatan yang akan diperoleh para pemodal berupa dividen maupun
capital gain. Faktor eksternal merupakan faktor non fundamental biasanya bersifat
makro seperti situasi politik dan keamanan, perubahan nilai tukar mata uang, naik
turunnya suku bunga bank dan rumor – rumor yang sengaja oleh spekulan atau
orang – orang yang ingin mnegeruk keuntungan dari situasi tersebut.

Bagi investor, laporan keuangan merupakan sumber informasi yang sangat


penting untuk menggambarkan baik buruknya kinerja perusahaan. Dalam
Pernyataan Standar Akuntansi PSAK No.1 tahun 2018 mengenai Pernyataan
Laporan Keuangan, disebutkan bahwa tujuan umum laporan keuangan adalah
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam
rangka membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan dalam perekonomian
modern sudah merupakan media yang penting dalam proses pengambilan
keputusan. Laporan keuangan juga menjadi kebutuhan bagi pengusaha, investor,
bank, manajemen dan pemerintah maupun pelaku pasar modal (Harahap,
2015).Respon pasar terhadap informasi yang dikeluarkan perusahaan dengan
reaksi pasar.Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham.
Apabila informasi memberikan sinyal baik (good news) maka harga saham akan
meningkat. Namun apabila informasi tersebut memberikan sinyal buruk (bad
news) maka harga saham akan menurun.
Perusahaan manufaktur khususnya sub sektor makanan dan minuman
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan produk yang di jual
dengan tujuan untuk dapat memperoleh laba ataukeuntungan. Sektor makanan dan
minuman ini dituntut untuk berkompetitif dan terus berinovasi dalam menciptakan
suatu produk yang berkualitas tinggi serta mampu bersaing secara global untuk
3

dapat memenuhi permintaan konsumen. Potensi industri makanan dan minuman


di Indonesia sendiri memiliki potensi yang besar, karena masyarakat
membutuhkan makanan dan minuman untuk dikonsumsi setiap harinya. Hal ini
adalah peluang yang besar dalam sektor usaha di bidang industri makanan dan
minuman.
Hampir Seluruh emiten mengalami pelemahan kinerja keuangan di
semester I-2015.Emiten consumer yang konon cenderung defensive dari gejolak
ekonomi turun merasakan dampak negative perlambatan ekonomi tahun ini.
Emiten makanan dan minuman menjadi bisnis paling kebal terhadap perlambatan
ekonomi. (www.kontan.co.id )
Sepanjang Sembilan bulan pertama tahun 2017, tercatat tiga dari empat
emiten terbesar di sub sektor makanan dan minuman mencatat pelemahan
pertumbuhan laba bersih diantaranya adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Mayora Indah Tbk
(MYOR), dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ).
Kinerja keuangan yang tertekan tidak terlalu berdampak pada kinerja harga saham
keempat emiten tersebut tetap naik sepanjang 2017 kecuali saham PT Indofood
Sukses Makmur Tbk (INDF). Saham – saham seperti PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk (ICBP) naik 3,8%, saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) naik
22,8%, dan saham PT Ultra Milk Industry Tbk (ULTJ) yang naik 13,3%.
(www.cnbcindonesia.com)
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sepanjang tahun 2018
industri makanan dan minuman mampu tumbuh sebesar 7,91 persen atau
melampaui pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,17 persen. Selanjutnya,
Industri makanan menjadi salah satu sektor yang menopang peningkatkan nilai
investasi nasional, yang pada tahun 2018 menumbang hingga Rp56,60 triliun.
(www.antaranews.com ).
Harga saham emiten consumer PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menuat
0,50% ke level Rp2.030/unit jelang perdagangan Selasa (7/01/2020). Saat ini,
valuasi Price to Earning (P/E) rasio saham bersandi MYOR ini sebesar 31,23 kali
dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 45,39 triliun. Sayangnya dalam sepekan
terakhir, saham produsen makanan dan minuman ini, masih terkoreksi 1,46%.
4

Hari ini, pelaku pasar asing mencatatkan aksi beli Rp 1,47 miliar di seluruh pasar.
(www.cnbcindonesia.com ).
Kinerja ekspor industry pengolahan pada februari 2020 naik 17,11 persen
dibandingkan dengan februari 2019. Sektor industri makanan menjadi
penyumbang devisa terbesar dari nilai total ekspor industri pengolahan pada
januari – februari 2020 ysng mencapai US$4,7 milyar. Industri makanan juga
menjadi penyumbang paling besar pada capaian nilai ekspor industri pengolahan
pada februari 2020, yang tercatat mencapai US$2,45 milyar atau 22,26 persen.
(www.bisnis.com).
Dari fenomena diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan harga
saham di periode 2015-2019 pada perusahaan manufaktur makanan dan minuman
mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Fluktuasi harga saham dapat menyebabkan
berkurangnya kepercayaan investor untuk melakukan investasi atau menanamkan
modal. Berdasarkan fluktuasi harga saham yang sering terjadi, ini dapat dikatakan
dipengaruhi oleh faktor kinerja perusahaan dan faktor ekonomi makro. Kinerja
perusahaan tercermin dari laba operasional dan laba bersih per lembar saham serta
beberapa rasio yang menggambarkan kekuatan manajemen dalam mengelola
perusahaan. Salah satu analisis laporan yang paling umum dilakukan yaitu analisis
rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut meliputi likuiditas, solvabilitas, aktivitas,
profitabilitas, pertumbuhan, dan penilaian. Sehingga peneliti memilih variabel
likuiditas yang diproksikan pada current ratio dan quick ratio, solvabilitas yang
diproksikan pada debt to asset ratio, sertaprofitabilitas yang diproksikan pada
return on asset dan return on equity, peneliti juga menerapkan batasan periode
sampel penelitian yaitu 5 (lima) tahun, hal ini didasari atas relevansi penggunaan
data laporan keuangan yang tidak terlampau lama tapi cukup untuk mewakili
keseluruhan sampel.

Menurut Fahmi (2019:121) menyatakan rasio likuiditas (liquidity ratio)


adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya
secara tepat waktu. Menurut Hery (2018:254) rasio likuiditas adalah rasio yang
menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar
utang- utang jangka pendeknya. Dengan kata lain, rasio likuiditas adalah rasio
yang dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuan
5

perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan sgera jatuh
tempo. Menurut Hery (2018:152) current ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang
tersedia. Menurut Fahmi (2019: 125) quick ratio (rasio cepat) adalah ukuran uji
solvensi jangka pendek yang lebih teliti dari pada rasio lancar karena
pembilangnya mengeliminasi persediaan yang dianggap aktiva lancar yang sedikit
tidak liquid dan kemungkinan menjadi sumber kerugian.

Menurut Hery (2018:190) Ratio solvabilitas atau leverage merupakan


rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai
dengan utang. Menurut Fahmi (2019:174) debt to asset ratio merupakan
gambaran kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi dan menjaga
kemampuannya untuk selalu mampu memenuhi kewajibannya dalam membayar
utang secara tepat waktu.
Menurut Brigham dan Houston (2015:139) rasio profitabilitas
(profitability ratio) adalah rasio yang mencerminkan hasil akhir dari seluruh
kebijakan keuangan dan keputusan operasi. Adapun jenis-jenis rasio profitabilitas
yang akan digunakan peneliti ialah return on asset dan return on equity. Menurut
Hery (2018:193) menyatakan return on asset digunakan untuk mengukur seberapa
besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang
tertanam dalam total asset. Menurut Sartono (2012:124), pengertian return on
equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia
bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya
utang perusahaan, apabila proporsi utang besar maka rasio ini akan besar.
Dari rasio-rasio yang dianggap dapat mempengaruhi harga saham yang
telah diuraikan oleh penulis diatas telah banyak diteliti oleh para peneliti
diantaranya adalah penelitian yang dilakukan Fitri (2016) menyatakan rasio
current ratio berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan Tumandung et al., (2017) yang menyatakan
bahwa current ratiotidak berpengaruh terhadap harga saham.
Terkait dengan pengaruh Quick Ratio yang dilakukan Haloho et al., (2019)
menyatakan rasio quick ratio berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut
6

bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Sari et al., (2019) yang


menyatakan bahwa Quick Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Terkait dengan pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR) terhadap harga
saham pada hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Fitri (2016) yang
menyatakan bahwa Debt To Asset Ratio (DAR) berpengaruh terhadap harga
saham, hal tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Sopyan dan
Perkasa (2019) yang menyatakan bahwa solvabilitas tidak berpengaruh terhadap
harga saham.
Terkait dengan Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap harga saham
pada hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suwandi et al., (2017) yang
menyatakan bahwa ROA berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut
bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sopyan dan Perkasa
(2019) yang menyatakan bahwa ROA tidak memiliki pengaruh terhadap harga
saham.
Terkait dengan pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham
pada hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tumandung et al., (2017)
yang menyatakan bahwa ROE mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap
harga saham. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nur’aidawati (2018) yang menemukan bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap
harga saham.
Berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya yang tidak konsisten, maka
penulis tertarik untuk meneliti kembali pengaruh rasio keuangan telah diproksikan
(current ratio, quick ratio, debt to asset ratio, return on asset, dan return on
equity terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014-
2018. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN
PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2015-2019.
7

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan fenomena, judul dan latar belakangdiatas, maka yang menjadi


perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham


pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2015- 2019?
2. Apakah Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham
pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2015- 2019?
3. Apakah Debt To Asset Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga
saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2015- 2019?
4. Apakah Return On Assets berpengaruh signifikan terhadap harga
saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2015- 2019?
5. Apakah Return On Equity berpengaruh signifikan terhadap harga
saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2015- 2019?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan, mengembangkan dan


menguji kebenaran suatu pengetahuan. Dengan demikian, penelitian ini
merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio terhadap harga saham pada


perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2015- 2019
2. Untuk mengetahui pengaruh Quick Ratio terhadap harga saham pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2015- 2019
8

3. Untuk mengetahui pengaruh Debt To Asset Ratio terhadap harga


saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2015- 2019
4. Untuk mengetahui pengaruh Return On Assets terhadap harga saham
pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2015- 2019
5. Untuk mengetahui pengaruh Return On Equity terhadap harga saham
pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2015- 2019

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak:


1. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengimplementasikan wawasan
saya sebagai peneliti yang saya dapatkan selama masa perkuliahan dan
berkontribusi berupa pemahaman tentang harga saham pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Selain itu penelitian ini menjadi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.
2. Bagi regulator
Mendapatkan pemahaman tentang hubungan antara Current Ratio,
Quick Ratio, Debt To Asset Ratio, Return On Assets, dan Return On
Equity dengan harga saham secara teori agar memberikan hasil yang
dapat membantu perusahaan mengambil keputusan pendanaan dan
menghasilkan laba sehingga dapat meningkatkan harga saham.
3. Bagi investor
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi
para investor hal- hal yang berpengaruh dengan likuiditas, solvabilitas
dan profitabilitas terhadap harga saham dalam mempertimbangkan
pengambilan keputusan untuk berinvestasi di perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019
guna meningkatkan kesejahteraan investor.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Review Hasil- Hasil PenelitianTerdahulu

Hasil- hasil dari beberapa peneliti terdahulu perlu di review untuk


mengetahui masalah- masalah apa saja yang pernah dibahas dan berkaitan dengan
tema yang sedang dibahas yaitu likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas serta
harga saham. Dengan demikian, hasil- hasil penelitian tersebut dapat dijadikan
dasar untuk menerapkan kerangka berfikir yang logis dalam penelitian.

Jurnal Nasional:

Penelitian pertama dilakukan oleh oleh Cristin Oktavia Tumandung, Sri


Murni, dan Dedy N. Baramuli (2017). Penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. Metode penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Penarikan sampel penelitian menggunakan
metode purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 11
perusahaan.Teknik analisis yang digunakan adalah analisis uji f dan analisis uji t.
Hasil dari uji tersebut menunjukkan return on equity dan debt to equity ratio
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil pengujian beda
untuk variable current ratio dan total asset turnover tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Secara simultan variabel current ratio, return on equity,
debt to equity ratio dan total asset turnover berpengaruh terhadap harga saham.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis,


terdapat divariabel independen yang sama yaitu current ratio, return on equity,
solvabilitas serta variable dependen harga saham dan menggunakan perusahaan
manufaktur makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Sedangkan perbedaan
penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya terdapat pada variabel

9
10

independen yaitu penulis tidak meneliti variabel total asset turnover. Dan periode
sampel yang digunakan 2011-2015, sedangkan penulis menggunakan periode
2015-2019.

Penelitian kedua dilakukan oleh Sofi Alfia Fitri (2016). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Price Earning Ratio, Return On Equity,
Debt to Equity ratio, Total Assets Turnover, dan Current Ratio terhadap harga
saham. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan food and beverages yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Hasil penelitian
ditemukan bahwa variabel price earning ratio, return on equity, debt to equity
ratio, total assets turnover, dan current ratio berpengaruh terhadap harga saham.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis,


terdapat divariabel independen yang sama yaitu current ratio (CR), solvabilitas,
ROE serta variabel dependen harga saham serta menggunakan perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Sedangkan perbedaan penelitian
penulis dengan penelitian sebelumnya terdapat pada variabel independen yaitu
penulis tidak meneliti price earning ratio dan total assets turnover. Dan periode
sampel yang digunakan 2010-2014, sedangkan penulis menggunakan periode
2015-2019.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Anita Suwandi, Suhendro, Anita


Wijayanti (2017). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas
dari ROA, ROE, EPS, dan NPM terhadap harga saham perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI TAHUN 2015. Metode penelitian ini adalah kuantitatif
dengan analisis pengolahan data dari Indonesian Capital Market Directory tahun
2015. Pengumpulan data sekunder dengan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linier
berganda, uji t, uji F, koefisien determinasi (R²). Hasil penelitian ini menunjukkan
variabel ROA, ROE, NPM, dan EPS berpengaruh terhadap harga saham.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis,


terdapat divariabel independen yang samayaitu ROA dan ROE serta variabel
11

dependen harga saham dan menggunakan perusahaan manufaktur makanan dan


minuman yang terdaftar di BEI. Sedangkan perbedaan penelitian penulis dengan
penelitian sebelumnya terdapat pada variabel independen yaitu penulis tidak
meneliti variabel EPS dan NPM.Dan periode sampel yang digunakan 2011-2015,
sedangkan penulis menggunakan periode 2015-2019.

Penelitian keempat dilakukan oleh Diana Irsanti Haloho, Saprina Perangin


Angin dan Sendi Paulina Malau (2019). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh QR, DER dan NPM terhadap harga saham.Penelitian ini dilakukan pada
perusahaan subsektor food and beveragaes yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2014-2018. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode purposive sampling dan mendapatkan 10 perusahaan emiten yang
bergerak di food and beveragaes yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2018 dan teknik analisa yang digunakan menggunakan analisis regresi
linear. Hasil penelitian ditemukan bahwa variabel QR, DER dan NPM
berpengaruh terhadap harga saham.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis,
terdapat divariabel independen yang sama yaitu QR dan solvabilitas serta variabel
dependen harga saham serta menggunakan perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI. Sedangkan perbedaan penelitian penulis dengan penelitian
sebelumnya terdapat pada variabel independen yaitu penulis tidak meneliti NPM.
Dan periode sampel yang digunakan 2014-2018, sedangkan penulis menggunakan
periode 2015-2019.

Penelitian kelima dilakukan oleh Sopyan dan Didin Hikmah Perkasa


(2019). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh DER, ROA dan PER
terhadap harga saham. Penelitian ini dilakukan pada 9 yang memenuhi kriteria
dan total perusahaan 16 perusahaan selama lima tahun. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampel jenuhdan teknik analisa
yang digunakan menggunakan analisis regresi linear. Hasil penelitian ditemukan
bahwa variabelDER dan ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Sedangkan PER berpengaruh terhadap harga saham.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis,
12

terdapat divariabel independen yang sama yaitu ROA dan solvabilitas serta
variabel dependen harga saham serta menggunakan perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI. Sedangkan perbedaan penelitian penulis dengan
penelitian sebelumnya terdapat pada variabel independen yaitu penulis tidak
meneliti PER. Dan periode sampel yang digunakan 2012-2016, sedangkan penulis
menggunakan periode 2015-2019.

Jurnal Internasional:

Penelitian keenam dilakukan oleh Marie Ligocká dan Daniel


Stavárektahun (2019). Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara
rasio keuangan dan saham harga perusahaan makanan yang terdaftar di Bursa
Efek Eropa tertentu.Periode sampel adalah dari 2005 hingga 2015. Metode GMM
digunakan untuk menguji hubungan antara harga saham perusahaan makanan dan
L2, L3, NWC, Leverage, ROA, ROE, ROCE, DR dan ER. Dulu menemukan
bahwa harga saham Austria dipengaruhi oleh ROE, harga saham Polandia
dipengaruhi oleh ROE, ROCE dan NWC, dan harga saham Swiss tidak
dipengaruhi oleh analisis rasio keuangan.Terlepas dari kenyataan, rasio keuangan
dasar dimasukkan ke dalam analisis; hubungan antara rasio keuangan tertentu dan
harga saham perusahaan makanan bersifat sporadis.Kami mencoba
mengidentifikasi penyebab hasilnya.Tampaknya hubungan terkuat adalah antara
rasio keuangan dan stok harga perusahaan makanan Polandia; itu dapat dikaitkan
dengan situasi pasar saham Polandia adalah satu dari pasar saham paling maju di
Eropa Tengah dan Timur.Karena temuan yang berbeda terutama di Austria dan
Swiss, ada juga gagasan bahwa investor bisa lebih tertarik variabel umum sebagai
faktor ekonomi makro dan spesifik industri dan mereka tidak mengevaluasi
karakteristik perusahaan sebagai variabel penting dan signifikan. Ini mendukung
gagasan bahwa investor bisa memiliki pendidikan keuangan yang lebih lemah dan
mereka tidak dapat mengevaluasi sebagian keuangan informasi

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis,


yaitu menggunakan variabel independen L3(current ratio,)ROA, ROE,
solvabilitas dan variabel dependen harga saham serta menggunakan perusahaan
13

makanan dan minuman . Sedangkan perbedaan nya yaitu penulis tidak menelitiL2
(acid ratio), NWC, ROCE, dan ER. Serta penelitian yang terdaftar di Bursa Efek
Eropa periode sampel adalah dari 2005 hingga 2015 sedangkan penulis yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.

Penelitian ketujuh dilakukan oleh Sitti Murniati (2016). Penelitian ini


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh proksi struktur
modal untuk rasio hutang terhadap aset (DAR) dan rasio hutang terhadap ekuitas
(DER), ukuran perusahaan dan profitabilitas yang diproksi dengan return on asset
(ROA), return on equity ( ROE) dan margin laba bersih (NPM) terhadap harga
saham pada Makanan dan Minuman perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan Asosiatif.Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2011-2014.Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling dan jumlah sampel yang diperoleh adalah 11
perusahaan dengan 44 pengamatan.Hipotesis diuji menggunakan analisis regresi
berganda. Hasil penelitian adalah 1) proksi struktur modal untuk rasio hutang
terhadap aset (DAR) berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham, ini
berarti bahwa jika penurunan nilai DAR, harga saham akan naik, 2) proksi
struktur modal untuk utang to equity ratio (DER) berpengaruh positif signifikan
terhadap harga saham, artinya semakin tinggi nilai DER kemudian diikuti oleh
penurunan harga saham, 3) Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap harga saham, hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara SIZE dengan
harga saham dalam arah yang sama, jika SIZE meningkat, harga saham akan
meningkat, 4) profitabilitas diproksi dengan return on asset (ROA) berpengaruh
positif signifikan terhadap harga saham, ini berarti bahwa aset perusahaan
membuat laba dapat mempengaruhi harga saham, 5) profitabilitas diproksi dengan
return on equity (ROE) berpengaruh negatif signifikan, ini berarti bahwa jika
penurunan ROE akan diikuti oleh penurunan harga saham, dan 6) Profitabilitas
yang diproksikan b y Margin laba bersih (NPM) berpengaruh negatif signifikan
terhadap harga saham, ini berarti bahwa sementara laba bersih meningkat, total
penjualan akan naik ini disebabkan oleh tingginya biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan sehingga NPM tidak berpengaruh pada harga saham.
14

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis,


yaitu , menggunakanvariabel independen profitabilitas yang diproksikan ROA dan
ROE dan variabel dependen harga saham . Sedangkan perbedaan nya yaitu
penulis tidak meneliti variabelstruktur modal dan ukuran perusahaan.Serta periode
sampel adalah dari 2011-2014 sedangkan penulis yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2015-2019.

Penelitian kedelapan dilakukan oleh Aty Herawati dan Angger Setiadi


Putra (2018). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor
fundamental, seperti Utang Rasio Ekuitas (DER), Pengembalian Aset (ROA),
Rasio Lancar (CR), Rasio Penghasilan Harga (PER), dan Total Asset Turnover
(TATO), terhadap harga saham. Objek penelitian ini adalah industri makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pertukaran dalam periode 2012 -
2015. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Situs web
Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Desain penelitian yang digunakan adalah
kausal metode penelitian dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
metode purposive sampling.Ada 11 dari 17 perusahaan yang memenuhi kriteria
selama pengamatan empat tahun Titik. Data dianalisis dengan teknik analisis
regresi data panel menggunakan tiga pendekatan - Efek Umum, Efek Tetap, dan
Efek Acak. Model uji Chow, Hausman Tes, dan uji Pengganda Lagrange
digunakan untuk pemilihan model menggunakan uji F dan uji statistik. Hasil
penelitian melalui penggunaan uji F menunjukkan bahwa kenaikan atau
penurunan harga saham dipengaruhi oleh ROA, CR, DER, TATO dan PER. Hasil
uji statistik t menunjukkan bahwa ROA dan TATO memiliki pengaruh parsial
terhadap harga saham, sedangkan DER, Variabel CR dan PER tidak
mempengaruhi harga saham perusahaan makanan dan minuman.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis,


yaitu , menggunakan variabel independen ROA, CR, solvabilitas dan variabel
dependen harga saham dalam industri makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Sedangkan perbedaan nya yaitu penulis tidak meneliti
TATO, PER.dan periode peneliti sebelumnya yaitu 2012-2015 sedangkan periode
penulis yaitu 2015-2019.
15

2.2. LandasanTeori

Landasan teori ini menjabarkan teori- teori yang mendukung hipotesis


serta sangat berguna dalam analisis hasil penelitian. Landasan teori berisi
pemaparan teori serta argumentasi yang disusun sebagai tuntutan dalam
memecahkan masalah penelitian

2.2.1. Teori Signal (Signalling Theory)

Menurut Fahmi (2019: 21) Signalling Theory adalah teori yang membahas
tentang naik turunnya harga dipasar sehingga akan memberikan pengaruh pada
keputusan investor. Setiap informasi yang terjadi pada kondisi saham selalu
memberikan pengaruh bagi keputusan investor sebagai pihak yang menangkap,
membaca dan menganalisis sinyal tersebut.Tindakan keuangan oleh manajemen
yang diyakini mencerminkan pandangannya terhadap nilai saham perusahaan
umumnya, pembiayaan hutang dipandang sebagai sinyal positif bahwa
manajemen meyakini sahamnya “undervalued”, dan masalah saham dipandang
sebagai sinyal negatif bahwa manajemen meyakini sahamnya “overvalued”
(Gitman dan Zutter, 2015:586).Tanggapan para investor tersebut terhadap sinyal
positif maupun negatif tentunya sangat mempengaruhi kondisi pasar, mereka akan
memberikan reaksi dengan berbagai cara seperti memburu saham yang dijual atau
melakukan tindakan dalam bentuk wait and see. Dalam keputusan wait and
seebukan merupakan suatu tindakan yang tidak baik melainkan sebuah reaksi
investor untuk tindakan yang tidak baik melainkan sebuah reaksi investor untuk
menghindari timbulnya risiko yang lebih besar karena faktor pasar yang belum
memberikan keuntungan atau berpihak kepada investor.

Sinyal diberikan perusahaan menegenai kinerja perusahaan dalam aspek


keuntungan maupun non keuangan dan pencapaian kinerja yang telah diraih oleh
manajemen dalam merealisasikan harapan dan keputusan para pemegang saham.
Informasi yang diberikan oleh perusahaan umumnya merupakan catatan atau
gambaran mengenai kondisi perusahaan pada masa lalu, saat ini, maupun masa
yang akan datang. Pemberian informasi diharapkan dapat meyakinkan para pihak
eksternal terkait laba yang disajikan oleh perusahaan.Terlebih bagi pihak eksternal
16

yang kurang memahami laporan keuangan dapat memanfaatkan informasi –


informasi manajemen dan rasio – rasio keuangan dalm mengukur prospek
perusahaan.

Perusahaan yang memiliki kinerja yang baik dan secara terbuka


mempublikasikan informasi ke publik berarti perusahaan tersebut mempunyai
prospek pertumbuhan yang baik dan memiliki sinyal yang bagus, begitu juga
sebaliknya. Sinyal yang bagus dari suatu perusahaan akan meningkatkan
permintaan atas saham perusahaan tersebut. Kenaikan permintaan atas saham
pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kenaikan harga saham
perusahaan(Priliyastuti dan Stella, 2017).

Hubungan teori signal dengan harga saham yaitu apabila permintaan


saham yang banyak maka akan membuat harga saham meningkat, profitabilitas
yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan baik, sehingga investor akan
merespon positif signal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat.

2.2.2. Teori Keagenan (AgencyTheory)

Masalah keagenan timbul ketika para manajer menyimpang dari tujuan


memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan menempatkan tujuan pribadi
mereka di depan tujuan pemegang saham. Masalah ini pada gilirannya akan
menimbulkan biaya keagenan (Gitman dan Zutter 2015:68). Manajer perusahaan
merupakan agen yang dipilih oleh para pemegang saham untuk membuat
keputusan rutin di perusahaan.Umumnya pemegang saham menilai kinerja dari
manajer dengan melihat seberapa besar laba yang dapat diperoleh dalam satu
periode waktu tertentu. Meningkatnya laba ini akan meningkatkan permintaan
atas saham perusahaan tersebut. Kenaikan permintaan atas saham pada akhirnya
akan berpengaruh terhadap kenaikan harga saham perusahaan(Priliyastuti dan
Stella, 2017). Menurut Scoot (2015) konsep AgencyTheory adalah hubungan atau
kontrak antara principal dan agent, dimana principal adalah pihak yang
mempekerjakan agent agar melakukan tugas untuk kepentingan principal,
sedangkan agent adalah pihak yang menjalankan kepentingan principal.Dengan
adanya pendelegasian wewenang dari principal kepada agent, maka berarti bahwa
17

agent yang mempuyai kekuasaan dan pemegang kendali suatu perusahaan dalam
kelangsungan hidupnya.Karena itu agent dituntut agar bisa selalu transparan
dalam kegiatan pengelolaanya atas suatu perusahaan, untuk itu melalui laporan
keuangan agent dapat menunjukkan salah satu bentuk pertanggungjawabannya
atas kinerja yang telah dilakukannya terhadap perusahaan.

Informasi dari laporan keuangan tersebut dapat dijadikan pihak eksternal


perusahaan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan, jika laba yang diperoleh
perusahaan nilainya tinggi dalam jangka waktu yang relatif lama, maka dapat
dilihat bahwa perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasinya dengan baik.Hal
ini juga dapat mengindikasikan bahwa dari nilai laba bersih yang diperoleh,
perusahaan dapat melakukan pembagian deviden kepada setiap investornya,
perusahaan yang rutin membagikan devidennya setiap tahun, mengindikasikan
perusahaan terhindar dari kondisi financial distress.Disamping itu, dalam laporan
keuangan dapat pula diketahui seberapa besar aset, hutang, dan laba yang dimiliki
oleh suatu perusahaan. Apabila didalam laporan keuangan menunjukkan rasio
hutang yang tinggi dibandingkan dengan harta yang dimiliki perusahaan, maka
mencerminkan bahwa perusahaan akan mempunyai kewajiban yang lebih besar
dimasa mendatang yang harus dilunasi. Perusahaan bisa mempunyai rasio hutang
yang tinggi kemungkinan akibat dari kesalahan tindakan agent secara sengaja
melakukan tindakan agent dalam pengelolaan perusahaan, atau yang lebih buruk
lagi agent secara sengaja melakukan tindakan yang hanya mementingkan dirinya
sendiri dan mengabaikan kepentingannya dengan principal.

Pada teori keagenan dijelaskan bahwa pada sebuah perusahaan terdapat


dua pihak yang saling berinteraksi.Pihak – pihak tersebut adalah pemilik
perusahaan (pemegang saham) dan manajemen perusahaan.Pemegang saham
disebut principal sedangkan orang yang diberi kewenangan oleh pemegang saham
yaitu manajemen perusahaan disebut agen. Perusahaan yang memisahkan fungsi
pengelolaan dan kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan yang
disebabkan karena masing – masing pihak mempunyai kepentingan yang saling
bertentangan, yaitu berusahan mencapai kemakmurannya sendiri.
18

Hubungan antara pemilik dan manajemen sangat bergantung pada


penilaian pemilik tentang kinerja manajemen.Untuk itu pemilik menuntut
pengembalian atas investasi yang dipercayakan untuk dikelola dengan baik oleh
manajemen. Oleh sebab itu, manajemen harus memberikan pengembalian yang
memuaskan kepada pemilik perusahaan, sebab kinerja yang baik akan
berpengaruh positif pada kompensasi yang diterima dan sebaliknya kinerja yang
buruk akan berpengaruh negatif. Dengan pemahaman yang sama antara principal
dan agen maka keinginan dari investor (principal) untuk memperoleh laba yang
sebesar-besarnya dari investasinya dapat terwujud.

2.2.3. Pasar Modal

Menurut UU No 8 tahun 1995, Pasar modal (capital market) adalah


kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek.Sedangkan Bursa Efek (stock exchange)
adalah suatu lembaga yang menyediakan fasilitas sistem untuk mempertemukan
penjual dan pembeli efek- efek jangka panjang antar berbagai perusahaan dengan
tujuan memperdagangkan surat- surat berharga perusahaan yang telah tercatat di
Bursa Efek.
Yang menjadi pemegang saham Bursa Efek adalah perusahaan efek yang
telah memperoleh ijin usaha sebagai perantara pedagang efek.Perusahaan
efekatau sering disebut perusahaan sekuritas.adalah pihak yang melakukakn
kegiatan uasaha sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek dan
manajer investasi.

Menurut Halim (2015), manfaat pasar modal adalah:

1. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha.


2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan
upaya diversifikasi
3. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah
4. Penyebaran keterbukaan, profesionalisme, dan menciptakan iklim
berusaha yang sehat
19

5. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai


prospel
6. Sebagai alternative investasi yang memberikan potensi profit dengan risk
yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas dan diversifikasi.

2.2.4. Laporan Keuangan

2.2.4.1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut PSAK No. 1 Tahun 2018, laporan keuangan adalah penyajian


terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Menurut
Brigham & Houston (2015:84) laporan keuangan harus dibuat sesuai prinsip
umum yang berlaku agar dapat dengan mudah dipahami oleh pengguna laporan
keuangan. Laporan keuangan juga dapat diartikan sebagai produk akhir dari
serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis
(Hery,2018:3).

Menurut Fahmi (2019:1), menyatakan suatu laporan keuangan (financial


statement) akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila
dengan informasi tersebut dapat diprediksi apa yang akan terjadi dimasa
mendatang. Dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses
perbandingan, evaluasi dan anilisis tren, akan mampu diprediksi apa yang
mungkin akan terjadi dimasa mendatang, sehingga disinilah laporan keungan
tersebut begitu diperlukan. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi
perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini, kondisi perusahaan terkini
adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan
periode tertentu (untuk laporan laba rugi).

Dari definisi menurut ahli diatas dapat disimpulkan bahwa laporan


keuangan merupakan hasil dari proses atau aktivitas perusahaan kepada pihak
yang berkepentingan dan berisikan informasi kondisi keuangan perusahaan atau
informasi atas kinerja perusahaan pada satu periode tertentu.
20

2.2.4.2. Tujuan Laporan Keuangan

Setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu,
dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi
pemilik usaha dan manajemen perusahaan.Menurut Fahmi (2019:5) menyatakan
bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak
yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka
dalam satuan moneter. Menurut Hery (2018:4) meyatakan tujuan keseluruhan dari
laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor
dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit.
Jadi, dengan adanya laporan keuangan maka dapat diketahui kondisi
keuangan perusahaan pada saat atau periode tertentu secara keseluruhan, untuk
mengetahui informasi yang terkandung dalam suatu laporan keuangan tidak cukup
dengan hanya dibaca saja melainkan dengan melakukan analisis laporan keuangan
menggunkan berbagai rasio keuangan yang pada dasarnya biasa digunakan
sebagai alat analisis.Dengan demikian dapat diperoleh informasi secara mendalam
yang dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan kebijakan perusahaan
bagi manajemen dan dasar pengambilan keputusan investasi maupun pemberian
kredit bagiinvestor dan kreditur.

2.2.4.3.Manfaat LaporanKeuangan

Menurut Hery (2018:114) menyatakan manfaat dari adanya laporan


keuangan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode


tertentu baikasset, liabilitas, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah
dicapai selama beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan
perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang menjadi keunggulan
perusahaan.
4. Untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan
dimasa mendatang, khususnya yang berkaitan dengan posisi keuangan
21

perusahaan saat ini.


5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen.
6. Sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis, terutama mengenai hasil
yang telah dicapai.
2.2.4.4. Jenis – Jenis Laporan Keuangan

Di dalam PSAK no. 1 tahun 2018 disebutkan tetang penyajian laporan


keuangan yang terdiri dari struktur laporan keuangan dan persyaratan isi laporan
keuangan ,tujuannya untuk umum dan tidak berlaku bagi laporan keuangan entitas
syariah. Hal ini dilakukan supaya laporan dapat tersusun dengan jelas dan
terstruktur, sehingga standar akuntansi keuangan (SAK) menyebutkan persyaratan
dan bagaimana penyusunan yang benar. Komponen laporan keuangan menurut
PSAK no 1 tahun 2018 adalah:
1. Laporan Posisi Keuangan
Di akhir periode diharuskan adanya laporan posisi keuangan untuk
memberi gambaran tentang performa perusahaan. Kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang tepat waktu dan bagaimana kemampuannya
dalam menghasilkan modal akan ditampilkan di laporan posisi keuangan.
Pendistribusian kas serta bentuk deviden yang diberikan pemegang saham
juga disajikan dalam laporan posisi keuangan.
Terdapat 3 (tiga) elemen yang ada di dalam laporan keuangan, seperti
asset, liabilitas, dan ekuitas.Asset merupakan sumber daya yang dimiliki
perusahaan yang diasumsikan dapat memberikan keuntungan ekonomi di
masa yang akan datang. Liabilitas adalah kewajiban yang harus
dibayarkan oleh perusahaan dalam menggunakan asetnya.Ekuitas adalah
modal yang dimiliki perusahaan setelah asset dikurangi kewajiban.
2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain
Laporan laba rugi merupakan salah satu komponen laporan keuangan
menurut PSAK 1 yang memperlihatkan keuntungan dan kerugian yang
diperoleh perusahaan dalam periode tertentu. Manfaat laporan ini adalah
untuk memprediksi profit yang bisa dihasilkan perusahaan untuk masa
yang akan datang. Elemen penghasilan komprehensiflain dapat
digabungkan atau dipisah dengan laporan laba rugi.
22

3. Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas memberikan gambaran mengenai besarnya
saldo modal perusahaan yang dipengaruhi oleh laba dan rugi pada satu
periode tertentu. Laporan perubahan ekuitas menunjukkan perubahan yang
timbul dari jumlah total laba rugi dan pendapatan komprehensif. Selain itu,
perusahaan juga perlu menyajikan jumlah deviden yang didistribusikan
kepada pemilik saham serta nilainya per saham.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan perputaran kas yang dibagi dalam 3 (tiga)
kategori yaitu, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan arus kas
operasi.Laporan arus kas memberikan dasar pengguna laporan keuangan
untuk menilai bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan penjelasan dari laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan
perubahan entitas, dan laporan arus kas perusahaan serta informasi yang
berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan.Pada dasarnya,
komponen ini menyatakan informasi dari dasar penyusunan laporan
keuangan.

2.2.4.5. Sifat Laporan Keuangan


Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus
dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku demikian pula dalam hal
penyusunan laporan keuangan didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu
sendiri.Menurut Kasmir (2019:11), dalam prakteknya sifat laporan keuangan
dibuat:
1. Bersifat Historis
Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari
data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa
sekarang.Misalkannya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu
atau dua atau beberapa tahun kebelakang (tahun atau periode sebelumnya).
2. Berifat Menyeluruh
23

Bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap


mungkin.Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-
sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap
tentang keuangan suatu perusahaan.

2.2.4.6. Keterbatasan Laporan Keuangan


Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap laporan keuangan yang telah disusun
sedemikian rupa meskipun terlihat sempurna, namun dibalik itu semua sebenarnya
ada beberapa ketidaktepatan terutama dalam jumlah yang telah disusun akibat
berbagai faktor. Masalah seperti ini disebut sebagai keterbatasan dalam menyusun
laporan keuangan, menurut Kasmir (2019:16) menyatakan ada beberapa
keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan:
1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis),
dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.
2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan hanya
untuk pihak tertentu saja.
3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-
pertimbangan tertentu.
4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi
ketidakpastian misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan
selalu dihitung kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan,
nilainya dihitung dari yang paling rendah.
5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi
dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat
formalnya.
Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan
secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat menunjukkan
kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan berbagai kondisi dari
berbagai sektor terus terjadi. Artinya selama laporan keuangan disusun sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan, maka inilah yang dianggap telah memenuhi
syarat sebagai suatu laporan keuangan.
24

2.2.4.7. Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jadi tujuan utamanya adalah


untuk kepentingan pemilik dan manajemen perusahaan dan memberikan informasi
kepada berbagai pihak yang sangat berkepentingan terhadap perusahaan.Artinya
pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi
kepentingan berbagai pihak, baik pihak internal maupun eksternal. Menurut
Kasmir (2019:19) menjelaskan masing-masing pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan, yaitu:
1. Pemilik
Kepentingan bagi para pemegang saham yang merupakan pemilik
perusahaan terhadap hasil laporan keuangan yang telah dibuat adalah
untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini, untuk melihat
perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu periode, dan untuk
menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan.
2. Manajemen
Bagi pihak manajemen laporan keuangan memiliki nilai penting dengan
laporan keuangan yang dibuat manajemen dapat menilai dan mengevaluasi
kinerja mereka dalam suatu periode, selain itu manajemen juga akan
melihat kemampuan mereka dalam mengoptimalkan sumber daya yang
dimiliki perusahaan selama ini. Laporan keuangan juga dapat digunakan
untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan saat ini
sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan dimasa yang akan
datang. Terakhir, laporan keuangan juga dapat digunakan untuk
mengambil keputusan keuangan kedepan berdasarkan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan baik dalam hal perencanaan,
pengawasan, dan pengendalian ke depan sehingga target-target yang
diinginkan dapat tercapai.
3. Kreditor
Kreditor adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan, artinya pihak
pemberi dana seperti bank atau lembaga keuangannya lainnya.
Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan adalah untuk
melihat kemampuan perusahaan untuk membayar sebelum memutuskan
25

memberi kredit, selain itu untuk memantau terhadap kredit yang sudah
berjalan untuk melihat kepatuhan perusahaan membayar kewajibannya.
4. Pemerintah
Arti penting laporan keuangan bagi pihak pemerintah adalah untuk menilai
kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan perusahaan
yang sesungguhnya, dan untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap
negara dari hasil laporan keuangan yang dilaporkan. Dari laporan ini akan
terlihat jumlah pajak yang harus dibayar kepada negara secara jujur dan
adil.
5. Investor
Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu usaha,
sebelum memutuskan untuk membeli saham perlu mempertimbangkan
banyak hal secara matang. Dasar pertimbangan investor adalah dari
laporan keuangan yang disajikan perusahaan yang akan ditanamnya.
Dalam hal ini investorakan melihat prospek usaha tersebut pada masa
sekarang dan masa yang akan datang. Prospek yang dimaksud adalah
keuntungan yang akan diperolehnya (deviden) serta perkembangan nilai
saham ke depan.

2.2.5. Saham

2.2.5.1. Pengertian Saham


Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan
yang berbentuk perseroan terbatasatau yang biasa yang disebut emiten. Saham
menyatakan bahwa pemilik saham tersebut juga pemilik sebagiandari perusahaan
itu, dengan demikian jika seorang investor membeli saham, maka dia juga
menjadi pemilikataupun juga sebagai pemegang saham perusahaan (Tumandung
et al.,, 2017).
Menurut Fahmi (2019:53) saham yang dimaksud disini adalah saham yang
berasal dari perusahaan lain, yang dibeli oleh pihak manajemen perusahaan dan
selanjutnya sewaktu- waktu bisa di jual kembali jika membutuhkan dana.
26

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:5) saham merupakan tanda


penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan,
saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.

2.2.5.2. Jenis- Jenis Saham


Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh
publik yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preference stock),
dimana kedua jenis saham ini memiliki arti dan aturannya masing-masing.
Common stock adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang
menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya), dimana
pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (rapat umum pemegang saham)
dan RUPSLB (rapat umum pemegang saham luar biasa) serta berhak untuk
menentukan membeli right issue (Penjualan saham terbatas) atau tidak. Para
pemegang saham biasa merupakan para pemilik riil perusahaan, meraka memiliki
hak pilih atas dewan direktur dan memiliki kepemilikan legal aktiva perusahaan
setelah tuntutan (claim) semua kreditor dan para pemegang saham preferen
dipenuhi.
Menurut Fahmi (2019:54) saham biasa memiliki kelebihan dibandingkan
saham istimewa yaitu diberikan wewenang kepada pemegangnya untuk ikut serta
dalam menentukan berbagai kebijakan perusahaan. Saham biasa memiliki
beberapa jenis yaitu:
1. Blue chip stock (saham unggulan), saham dari perusahaan yang dikenal
secara nasional dan memiliki sejarah laba, pertumbuhan, dan managemen
yang berkualitas. Saham-saham IBM dan du pont merupakan contoh blue
chip.
2. Growt stock, saham yang diharapkan memberikan petumbuhan laba yang
lebih tinggi dari rata-rata saham-saham lain, dan karenanya mempunyai
PER yang tinggi.
3. Defensive stock (saham defensif), saham yang cenderung lebih stabil
dalam masa resesi atau perekonomian yang tidak menentu berkaitan
dengan deviden, pendapatan, dan kinerja pasar. Contoh perusahaan yang
27

masuk kategori food and beverage yaitu produk gula, beras, minyak,
garam dan sejenisnya.
4. Cyclical stock, merupakan sekuritas yang cenderung naik nilainya secara
cepat saat ekonomi semarak dan jatuh juga secara cepat saat ekonomi lesu.
Contohnya saham pabrik mobil dan real estate, sebaliknya saham non
siklis mencakup saham-saham perusahaan yang memproduksi barang-
barang kebutuhan umum yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi,
misalnya makanan dan obat-obatan.
5. Seasonal stock, perusahaan yang penjualannya bervariasi karena dampak
musiman, misalnya karena cuaca dan liburan. Sebagai contoh, pabrik
mainan memiliki penjualan musiman yang khusus pada saat musim natal.
6. Speculative stock, saham yang kondisinya memiliki tingkat spekulasi yang
tinggi, yang kemungkinan tingkat pengembalian hasilnya adalah rendah
atau negatif. Ini biasanya dipakai untuk membeli saham pada perusahaan
pengeboran minyak.

Menurut Fahmi (2019:54) Preferren stock (Saham istimewa) adalah suatu


surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal
(rupiah, dolar, yen, dan sebagainya), dimana pemegangnya akan memperoleh
pendapatan tetap dalam bentuk devidenyang akan diterima setiap kuartal (tiga
bulan). Untuk menarik minat investor terhadap saham preferen dan untuk
memberikan beberapa alternatif yang menguntungkan bagi investor atau bagi
perusahaan yang mengeluarkan saham preferren.

Menurut Hartono (2017:192) ada beberapa macam saham preferren telah


dibentuk yaitu:
1. Convertible preferred stock, untuk menarik minat investor yang menyukai
saham biasa, beberapa saham preferren menambah bentuk didalamnya
yang memungkinkan pemegangnya untuk menukar saham ini dengan
saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan.
2. Callable preferred stock, memberikan hak kepada perusahaan yang
mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang saham
pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang dengan nilai yang tertentu.
28

3. Floating atau adjustable-rate preferred stock, saham preferren ini tidak


membayar deviden secara tetap, tetapi tingkat deviden yang dibayar
tergantung dari tingkat return dari sekuritast-bill (treasury bill). Saham
preferren tipe ini cukup populer sebagai investasi jangka pendek untuk
investor yang mempunyai kelebihan kas.

2.2.5.3. Keuntungan dan Risiko Investasi Saham

Investasi merupakan kegiatan berspekulasi dimana dapat memberikan


keuntungan tapi juga mengandung risiko yang tinggi, semakin tinggi atau besar
jumlah yang diinvestasikan maka risiko yang terkandung didalamnya juga
semakin besar. Menurut Fahmi (2019:56) ada tiga keuntungan yang diperoleh
investor dengan membeli (memiliki) saham, yaitu:

1. Memperoleh deviden sebagai bentuk keuntungan. Biasanya dividen


dibayarkan dalam bentuk kas, tetapi kadang- kadang perseroan
memutuskan untuk memberikan dividen dalam bentuk kekayaan lainnya
atau berapa tambahan saham.
2. Memperoleh capital gain, yaitu keuntungan pada saat saham yang dimiliki
tersebut di jual kembali pada harga yang lebih mahal.
3. Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis common stock (saham
biasa).

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa investasi tidak hanya


mendatangkan keuntungan namun juga dapat mendatangkan kerugian atau
mengandung risiko. Risiko investor yang memiliki saham biasa antara lain:

1. Tidak Mendapat Deviden


Emiten akan membagikan keuntungan jika operasionalnya menghasilkan
keuntungan, dan pembagian keuntungan itu disetujui oleh RUPS, jika
perusahaan mengalami kerugian maka tidak ada pembagian deviden.
2. Capital Lost
Dalam perdagangan saham, investor tidak selalu mendapat keuntungan ada
kalanya investor harus menjual sahamnya dengan harga yang lebih rendah
dari harga beli.
29

3. Risiko Likuidasi
Jika suatu perusahaan dinyatakan bangkrut dan dilikuidasi sesuai dengan
pencatatan saham di bursa efek Indonesia (BEI), maka secara otomatis
saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di de-list.
4. Saham Delisting dari Bursa
Jika suatu saham dikeluarkan dari pencatatan bursa efek berarti saham
tersebut tidak dapat diperdagangkan karena saham tidak dapat
diperdagangkan, maka kemungkinan investor untuk mendapatkan capital
gainakan hilang.
5. Saham di-Suspensi
Suatu saham bisa disuspensi atau dihentikan sementara perdagangannya
oleh otoritas bursa, suatu saham bisa di-suspensi jika misalnya harga
saham mengalami lonjakan yang luar biasa. Perusahaan dipailitkan oleh
krediturnya atau beberapa ,. kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa
untuk menghentikan sementara perdagangan suatu saham, jika telah
diperoleh informasi yang jelas maka suspense saham dapat dicabut dan
saham dapat diperdagangkan kembali seperti biasa.

2.2.5.4. Harga Saham

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:102) harga saham merupakan


harga yang terjadi di bursa pada waktu tertentu.Harga saham bisa berubah naik
atau pun turun dalam hitungan waktu yang begitu cepat.Ia dapat berubah dalam
hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan detik. Hal tersebut
dimungkinkan karena tergantung dengan permintaan dan penawaran antara
pembeki saham dengan penjual saham.

Menurut Hartono (2017:200) menyatakan bahwa harga saham merupakan


harga suatu saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan
oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan dipasar modal.Dengan kata lain, harga saham terbentuk oleh supply
dan demand atas saham tersebut, supply dan demandterjadi karena banyak faktor
baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri
dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti
30

kondisi ekonomi negara, kondisi sosial dan politik, maupun rumor-rumor yang
berkembang.

Apabila saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham akan


cenderung naik. Sebaliknya apabila kelebihan penawaran, maka harga saham akan
cenderung turun. Harga saham berubah-ubah menyesuaikan tingkat penawaran
serta permintaan. Berfluktuasinya harga saham menjadi risiko bagi para investor,
oleh karena itu investor harus memahami hal apa saja yang dapat mempengaruhi
fluktuasi harga saham.

2.2.5.5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham


Saham adalah surat berharga yang diperjual belikan dipasar modal, ada
banyak hal yang dapat mempengaruhi naik turunnya harga saham suatu
perusahaan baik itu faktor internal mapun eksternal, dalam bukunya Fahmi
(2019:57) mengatakan bahwa ada beberapa kondisi dan situasi yang menentukan
suatu saham itu akan mengalami fluktuasi, yaitu:
1. Kondisi mikro dan makro ekonomi
2. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasan
usaha), seperti membuka kantor cabang (brand office), kantor cabang
pembantu (sub brand office) baik yang dibuka di domestik maupun luar
negeri.
3. Pergantian direksi secara tiba-tiba.
4. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak
pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan.
5. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap
waktunya.
6. Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh
dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat.
7. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal
jual beli saham.
31

2.2.5.6. Jenis-Jenis Harga Saham

Menurut Widiatmojo (2012:91) harga saham dapat dibedakan menjadi


tiga, yaitu:
1. Harga Nominal, merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham
yang ditetapkan oieh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang
dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham
karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
2. Harga Perdana, merupakan harga pada waktu harga saham tersebut dicatat
di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh
penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan
diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat
biasanya untuk menentukan harga perdana.
3. Harga Pasar, merupakan harga jual dari investor yang satu dengan investor
yang lama. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di
bursa.Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi
harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah
yang benarbenar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada
transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor
dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat
kabar atau media lain adalah harga pasar.
4. Harga Pembukuan
Harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli
pada saat jam bursa dibuka, bisa saja terjadi pada saat dimulainya hari
bursa itu sudah terjadi transaksi atas suatu saham dan harga sesuai dengan
yang diminta oleh penjual dan pembeli. Dalam keadaan demikian, harga
pasar mungkin juga akan menjadi harga pembukuan namun tidak selalu
terjadi.

5. Harga Penutupan

Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli
pada saat akhir bursa. Pada keadaan demikian, bisa saja terjadi pada saat
akhir hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham, karena ada
32

kesepakatan antar penjual dan pembeli. Kalau ini yang terjadi maka harga
penutupan itu telah menjadi harga pasar, namun demikian harga ini tetap
menjadi harga penutupan pada hari bursa tersebut.

6. Harga Tertinggi

Harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi yang terjadi
pada hari bursa, harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu saham lebih
dari satu kali tidak pada harga yang sama.

7. Harga Terendah

Harga terendah suatu saham adalah harga yang paling rendah yang terjadi
pada hari bursa, harga ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi atas suatu
saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama. Dengan kata lain
harga terendah merupakan lawan dari harga tertinggi.

8. Harga Rata – rata

Harga rata-rata merupakan perataan dari harga tertinggi dan terendah.

Pada penelitian ini harga saham yang diambil, dari harga saham penutupan
akhir tahun sebab harga saham merupakan indikator keberhasilan manajemen
dalam mengelola perusahaannya.Jika harga saham suatu perusahaan selalu
mengalami kenaikan, maka investor dapat menilai bahwa perusahaan tersebut
berhasil mengelola perusahaannya. Menurut Hartono (2017:200) harga saham
merupakan harga suatu saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran
saham yang bersangkutan dipasar modal.Pengukuran dari variabel harga saham
ini yaitu dari harga saham penutupan (closing price). Hingga dapat ditulis sebagai
berikut:

Harga Saham = Closing Price

Dan penelitian ini faktor yang mempengaruhi harga saham yang diambil
penulis yaitu menurut yaitu pada faktor Internal dalam Pengumuman laporan
33

keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan
setelah akhir tahun fiskal pada rasio keuangan.

2.2.6. Rasio Keuangan


2.2.6.1. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Fahmi (2019:106) menyatakan bahwa rasio dapat dipahami
sebagai hasil yang diperoleh antara satu jumlah dengan jumlah lainnya. Atau
secara sederhana rasio disebut sebagai perbandingan jumlah, dari satu jumlah
dengan jumlah lainnya itulah dilihat perbandingannya dengan harapan nantinya
akan ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untuk
dianalisis dan diputuskan. Sedangkan menurut Kasmir (2019:104) rasio keuangan
merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan
keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya, perbandingan
dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan
keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan, kemudian
angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode
maupun beberapa periode.

Berdasarkan pengertian di atas bahwa rasio keuangan merupakan


pembandingan jumlah terhadap komponen-komponen yang terdapat dalam
laporan keuangan, baik dalam satu periode maupun beberapa periode untuk
kemudian dijadikan bahan analisis.Data – data keuangan tersebut biasanya
diambil dari laporan keuangan yang ada seperti neraca, laporan laba rugi, laporan
arus kas, dll.

2.2.6.2. Pengertian Analisis Rasio Keuangan


Analisis rasio keuangan merupakan metode yang paling baik digunakan
untuk memperoleh gambaran kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan,
analisis laporan keuangan ini dapat mengungkapkan hubungan yang penting antar
perkiraan laporan keuangan dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan.
34

Menurut Hery (2018:139) analisis rasio keuangan merupakan salah satu alat
analisis keuangan yang paling popular dan banyak digunakan, meskipun
perhitungan rasio hanyalah merupakan operasi aritmatika sederhana namun
hasilnya memerlukan interpretasi yang tidak mudah.Menurut Kasmir (2019:104)
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka – angka yang ada
dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam
satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan.
Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun,
seorang analis dapat mempelajari komposisi perubahan yang terjadi dan kinerja
perusahaan selama waktu tersebut, selain itu dengan membandingkan rasio
keuangan suatu perusahaan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau
terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya
penyimpangan atau tidak.
Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok
utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis kredit, dan
analis saham.

2.2.6.3. Jenis – Jenis Rasio Keuangan


Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan
beberapa rasio keuangan, setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan
arti tertentu.Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan
sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan.
Menurut Kasmir (2019:106-107) saat ini dalam praktik setidaknya ada 6
(enam) jenis rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan, kelima jenis rasio keuangan tersebut adalah :

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)


Menurut Fahmi (2019:121) menyatakan rasio likuiditas (liquidity ratio)
adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya secara tepat waktu. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka
35

akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama utang


yang sudah jatuh tempo. Jenis-jenis rasio likuiditas antara lain:
a. Current Ratio (rasio lancar), ukuran yang umum digunakan atas
solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi
kebutuhan utang ketika jatuh tempo. Dengan kata lain, seberapa
banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka
pendek atau utang yang segera jatuh tempo.
b. Quick Ratio (rasio cepat) adalah ukuran uji solvensi jangka pendek
yang lebih teliti dari pada rasio lancar karena pembilangnya
mengeliminasi persediaan yang dianggap aktiva lancar yang sedikit
tidak liquid dan kemungkinan menjadi sumber kerugian.Artinya
mengabaikan nilai persediaan, dengan cara dikurangi dari total aktiva
lancar. Hal ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan
waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan
membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya
dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya.
c. Rasio perputaran kas (cash flow liquidity ratio), berfungsi untuk
mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang
dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan.
Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas
untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan
dengan penjualan.

Dalam penelitian ini rasio likuiditas yang penulis ambil yaitu di proksikan
dengan menggunakan current ratio (CR) dan Quick Ratio (QR). Menurut Gitman
dan Zutter (2015:119) current ratio adalah mengukur likuiditas yang dihitung
dengan membagi aset lancar perusahaan dengan kewajiban lancar. Berdasarkan
hasil perhitungan rasio, perusahaan yang memiliki rasio lancar yang kecil
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki modal kerja (aset lancar)
yang sedikit untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.Sebaliknya, apabila
perusahaan memiliki rasio lancar yang tinggi, belum tentu perusahaan tersebut
dikatakan baik, sebagaimana yang telah disinggung diatas rasio lancar yang tinggi
dapat saja terjadi karena kurang efektifnya manajemen kas dan persediaan.Oleh
36

sebab itu, untuk dapat mengatalkan apakah suatu standar rasio seperti rasio rata-
rata industri dari segmen usaha yang sejenis. Menurut Gitman dan Zutter
(2015:119), rumus current ratio sebagai berikut:

𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
Rasio Lancar/Current Ratio (CR) =
𝐋𝐢𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫

Menurut Brigham (2015: 676) Rasio cepat (quick ratio) merupakan rasio
likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau
membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan(inventory). Rasio cepat
menghilangkan persediaan dari aset lancar karena aset lancar paling tidak likuid.
Oleh karena itu, quick ratio merupakan “acid test” dari kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajibannya saat ini. Untuk mencari quick ratio, diukur dari
total aktiva lancar, kemudian dikurangi dengan nilai sediaan. Terkadang
perusahaan juga memasukkan biaya yang dibayar dimuka jika memang ada dan
dibandingkan dengan seluruh utang lancar. Menurut Gitman dan Zutter
(2015:120) adapun rumus Quick Ratio:

𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫−𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧
Rasio Cepat/Quick Ratio (QR) =
𝐋𝐢𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫

2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)


Menurut Hery (2018:190) Ratio solvabilitas atau leverage merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan
dibiayai dengan utang. Dengan kata lain, rasio solvabilitas merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang
harus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset. Rasio
solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar seluruh kewajibannya.Adapun jenis- jenis rasio solvabilitas
antara lain:
37

a. Debt to Assets Ratio (debt ratio),merupakan rasio utang yang digunakan


untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.
b. Debt to Equity Ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas.
c. Long term debt to equity ratio, merupakan rasio antara utang jangka
pendek dengan modal sendiri.
d. Times Interest Earned yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga.
e. fixed charge coverage atau lingkup biaya tetap merupakan rasio yang
menyerupai rasio times interest earned. Hanya saja bedanya dalam rasio
ini dilakukan, apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang
atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract).

Rasio solvabilitas atau leverage merupakan penggunaan aktiva atau


dana dimana untuk penggunaan tersebut harus menutup atau membayar beban
tetap. Solvabilitas atau leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam
membiayai aset yang dimiliki dengan menggunakan pinjaman dan bagaimana
perusahaan tersebut memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam pembayaran
pinjaman. Perusahaan yang tidak mempunya leverage berarti menggunakan
modal sendiri 100% untuk kegiatan perusahaannya. Dalam penelitian ini rasio
solvabilitas yang penulis ambil yaitu dihitung dengan menggunakan Debt to
Assets Ratio (debt ratio). Apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan
utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh
tambahan pinjaman karena utangnya dengan aktiva yang dimilikinya.
Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai
dengan utang. Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio
perusahaan, digunakan rasio rata- rata industri yang sejenis. Menurut Gitman
dan Zutter (2015:126) Rumus Debt To Asset Ratio sebagai berikut:

Total Aset
Debt To Asset Ratio
=
(DAR)
Total Liabilitas
38

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)


Menurut Kasmir (2019:172) menyatakan rasio aktivitas merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimilikinya.Atau dapat pula dikatakan rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan
sumber daya perusahaan. Jenis-jenis rasio aktivitas antara lain:
a. Perputaran piutang (receivable turnover), merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama
satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini
berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukan bahwa
modal kerja yang ditanamkan dalam piutang makin rendah
(bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini
bagi perusahaan semakin baik.
b. Perputaran persediaan (inventory turnover) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam
persediaan ini berputar dalam suatu periode. Dapat diartikan
perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa
kali jumlah barang persediaan diganti dalam suatu periode. semakin
kecil rasio ini maka semakin jelek dan sebaliknya.
c. Perputaran modal kerja (working capital turnover), merupakan salah
satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja
perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal
kerja berputar selama suatu periode atau dalam suatu periode. Untuk
mengukur rasio ini, kita membandingkan antara penjualan dengan
modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata.
d. Perputaran aset tetap (fixed asset turnover), merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam
aktiva tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan kata lain, untuk
mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva
tetap sepenuhnya atau belum. Untuk mencari rasio ini, caranya adalah
membandingkan antara penjualan bersih dengan total aktiva tetap
dalam suatu periode.
39

e. Perputaran total aset (total assets turnover), merupakan rasio yang


digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki
perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh
dari tiap rupiah aktiva.

4. Rasio Profitabilitas(Profitability Ratio)


Menurut Brigham dan Houston (2015:139) rasio profitabilitas
(profitability ratio) adalah rasio yang mencerminkan hasil akhir dari
seluruh kebijakan keuangan dan keputusan operasi. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal
ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi.Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi
perusahaan. Jenis-jenis rasio profitabilitas antara lain:
a. Profit Margin on Sales atau Ratio Profit Margin atau margin laba atas
penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untukmengukur
margin laba atas penjualan.
b. Hasil Pengembalian Investasi atau Return on Investment (ROI) atau
Return on Assets(ROA) merupakan rasio yang menunjukan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
c. Hasil Pengambilan Ekuitas (Return on Equity) merupakan rasio untuk
mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
d. Laba Per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang penulis ambil yaitu dihitung
dengan menggunakan ROA dan ROE. Return on assets (ROA) adalah rasio
profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari
penggunaan seluruh sumber daya atau aset yang dimilikinya. Sebagai rasio
profitabilitas, ROA digunakan untuk menilai kualitas dan kinerja perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih dari pemanfaatan aset yang dimilikinya.
Menurut Fahmi (2019:137) Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang
telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan
40

yang diharapkan. Menurut Gitman dan Zutter (2015:130) bahwa return on assets
merupakan rasio untuk mengukur keseluruhan efektifitas manajemen dalam
menghasilkan keuntungan dengan aset yang ada.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung hasil
pengembalian atas aset. Hasil ROA dinyatakan dalam persentase (%):
Menurut Gitman dan Zutter (2015:130) Rumus Return on Assets adalah
sebagai berikut.:

𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐒𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤


Return OnAssets (ROA) =
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭

Menurut Sartono (2012:124), pengertian Return On Equity (ROE)


mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang
saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang
perusahaan, apabila proporsi utang besar maka rasio ini akan besar. Menurut
Fahmi (2019:137) rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan
mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atau
ekuitas.

Menurut Gitman dan Zutter (2015:130) Return on equity adalah rasio


untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini
menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Hasil ROE dinyatakan dalam
persentase (%). Semakin tinggi rasio ini, semakin baik, artinya posisi pemilik
perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

Rumus Return On Equity adalah sebagai berikut :

𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐒𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤


Return On Equity (ROE) =
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬
41

5. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)


Menurut Hery (2018:144) menyatakan rasio penilaian merupakan rasio
yang digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik perusahaan (nilai
saham). Rasio-rasio yang terdapat di dalam rasio penilaian antara lain:
a. Rasio laba per lembar saham biasa (earning per share), merupakan
rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen perusahaan dalam
memberikan keuntungan bagi pemegang saham biasa, rasio ini
menunjukkan keterkaitan antara jumlah laba bersih dengan bagian
kepemilikan pemegang saham dalam perusahaan.
b. Rasio harga terhadap laba (price earning ratio), merupakan rasio
yang menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per lembar
saham dengan laba per lembar saham, lewat rasio ini, harga saham
sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh
emiten tersebut dalam setahun.
c. Rasio imbal hasil deviden (dividend yield), merupakan rasio yang
menunjukkan hasil perbandingan antara deviden tunai per lembar
saham dengan harga pasar per lembar saham. Lewat rasio ini, investor
dapat mengukur besarandevidenyang dibagikan terhadap nilai
investasi yang telah ditanamkan.
d. Rasio pembayaran deviden (dividen pay out ratio), merupakan rasio
yang menunjukkan hasil perbandingan antara devidentunai per lembar
saham dengan laba per lembar saham, rasio ini menggambarkan
jumlah laba dari setiap lembar saham yang dialokasikan dalam bentuk
deviden.
e. Rasio harga terhadap nilai buku (price to book value ratio),
merupakan rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara harga
pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham, rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat harga saham apakah overvalued
atau undervalued.
42

6. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)


Menurut Fahmi (2019:137) Rasio pertumbuhan yaitu rasio yang mengukur
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya
di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum. Rasio
pertumbuhan ini yang umum dilihat dari berbagai segi yaitu dari segi sales
(penjualan), earning after tax (EAT), laba per lembar saham, dividen per
lembar saham, dan harga pasar per lembar saham.

7. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)


Menurut Hery (2018:144) menyatakan rasio penilaian merupakan rasio
yang digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik perusahaan (nilai
saham). Rasio-rasio yang terdapat di dalam rasio penilaian antara lain:

a. Rasio laba per lembar saham biasa (earning per share), merupakan
rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen perusahaan dalam
memberikan keuntungan bagi pemegang saham biasa, rasio ini
menunjukkan keterkaitan antara jumlah laba bersih dengan bagian
kepemilikan pemegang saham dalam perusahaan.
b. Rasio harga terhadap laba (price earning ratio), merupakan rasio yang
menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham
dengan laba per lembar saham, lewat rasio ini, harga saham sebuah
emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten
tersebut dalam setahun.
c. Rasio imbal hasil deviden (dividend yield), merupakan rasio yang
menunjukkan hasil perbandingan antara deviden tunai per lembar
saham dengan harga pasar per lembar saham. Lewat rasio ini, investor
dapat mengukur besarandevidenyang dibagikan terhadap nilai investasi
yang telah ditanamkan.
d. Rasio pembayaran deviden (dividen pay out ratio), merupakan rasio
yang menunjukkan hasil perbandingan antara devidentunai per lembar
saham dengan laba per lembar saham, rasio ini menggambarkan jumlah
laba dari setiap lembar saham yang dialokasikan dalam bentuk deviden.
43

e. Rasio harga terhadap nilai buku (price to book value ratio), merupakan
rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per
lembar saham dengan nilai buku per lembar saham, rasio ini digunakan
untuk mengukur tingkat harga saham apakah overvalued atau
undervalued.

2.2.6.4. Manfaat Rasio Keuangan


Manfaat analisis rasio keuangan menurut Fahmi (2019:47) yaitu:
1. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat
menilai kinerja dan prestasi perusahaan.
2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai
rujukan untuk membuat perencanaan
3. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi
kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan
4. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat
digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang dihadapi dikaitkan
dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan
pengembalian pokok pinjaman
5. Analsisi rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penelitian bagi pihak
stakeholder organisasi.

2.3. Hubungan Antar Variabel Penelitian


2.3.1. Hubungan Antara Likuiditas dengan Harga Saham

Menurut Hery (2018:254) rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukan


kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang- utang
jangka pendeknya. Dengan kata lain, rasio likuiditas adalah rasio yang dapat
digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan
dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan sgera jatuh tempo.
Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang
(membayar) tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Dalam penelitian ini
44

proksi yang digunakan untuk mengukur likuiditas diwakili oleh current ratio dan
quick ratio.

Menurut Gitman dan Zutter (2015:119) current ratio adalah mengukur


likuiditas yang dihitung dengan membagi aset lancar perusahaan dengan
kewajiban lancar. Current Ratio yang tinggi akan menimbulkan kepercayaan
investor untuk menginvestasikan modalnya keperusahaan. Karena perusahaan
dinilai memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban- kewajiban jangka
pendeknya, sehingga dapat meningkatkan permintaan saham perusahaan tersebut.
Menurut Fahmi (2019:125) Quick Ratio (rasio cepat) adalah ukuran uji
solvensi jangka pendek yang lebih teliti dari pada rasio lancar karena
pembilangnya mengeliminasi persediaan yang dianggap aktiva lancar yang sedikit
tidak liquid dan kemungkinan menjadi sumber kerugian.

2.3.2. Hubungan Antara Solvabilitas dengan Harga Saham

Menurut Hery (2018:190) Ratio solvabilitas atau leverage merupakan


rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai
dengan utang. Dengan kata lain, rasio solvabilitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang harus ditanggung
perusahaan dalam rangka pemenuhan aset. Menurut Fahmi (2019:174) solvabilitas
merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi dan
menjaga kemampuannya untuk selalu mampu memenuhi kewajibannya dalam
membayar utang secara tepat waktu. Solvabilitas adalah dimana suatu perusahaan
dinyatakan sehat dan dalam keadaan baik, karena ia mampu melunasi utang-
utangnya yang jatuh tempo secara tepat waktu. Pada posisi ini saham perusahaan
dilihat dalam kondisi yang baik atau konstan bertumbuh. Artinya secara financial
dan non finansial perusahaan dianggap tidak memiliki kendala atau permasalahan
apapun. Pada kondisi yang seperti itulah harga saham dipasar modal akan
bergerak naik karena respon positif menunjukan adanya kenaikan jumlah
permintaan saham (Sanjaya et al., 2015).
45

2.3.3. Hubungan Antara Profitabilitas dengan Harga Saham

Menurut Brigham dan Houston (2015:139) rasio profitabilitas


(profitability ratio) adalah rasio yang mencerminkan hasil akhir dari seluruh
kebijakan keuangan dan keputusan operasi. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.Hal ini ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Dalam penelitian ini
proksi yang digunakan untuk mengukur profitabilitas diwakili oleh Return on
Asset dan Return On Equity.

Menurut Gitman dan Zutter (2015:130) bahwa return on assets merupakan


rasio untuk mengukur keseluruhan efektifitas manajemen dalam menghasilkan
keuntungan dengan aset yang ada. Semakin tinggi atau baik rasio ROA yang
dimiliki perusahaan, menandakan semakin baik kinerja perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih.Demikian pula sebaliknya.Laba bersih yang
dimaksudkan dalam rasio keuangan ini adalah laba setelah pajak atau di dalam
laporan keuangan sering juga disebut sebagai laba tahun berjalan. Semetara total
asset yang dimaksudkan adalah seluruh harta kekayaan yang dimiliki perusahaan
baik yang bersumber dari modal sendiri (equity) maupun utang (debt).

Menurut Fahmi (2019:137) rasio ini mengkaji sejauh mana suatu


perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu
memberikan laba atau ekuitas. Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan
laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham. Semakin tinggi
rasio ini, semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat.Brigham
& Houston (2012:133) Return on equity yang tinggi menunjukan bahwa
perusahaan mampu mengelola modalnya dengan baik sehingga menghasilkan laba
yang optimal. Dengan demikian kemampuan manajemen dalam memanfaatkan
modal saham yang dimiliki untuk kegiatan operasinya sehingga menghasilkan
laba bagi perusahaan. Sehingga investor mau untuk menanamkan modal pada
perusahaan tersebut dan akan berdampak naiknya harga saham.
46

2.4. Pengembangan Hipotesis Penelitian


Menurut Sugiyono (2019:99) menyatakan bahwa, hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.

Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan


dan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

2.4.1. Likuiditas dan Harga Saham


Dalam penelitian ini proksi yang digunakan untuk mengukur likuiditas
yang diproksikan pada current ratio dan quick ratio.Rasio lancar adalah ukuran
dari likuiditas jangka pendek, rasio lancar perbandingan antara aset lancar dengan
kewajiban lancar.Current ratio yang rendah menyebabkan terjadi penurunan
harga pasar dari harga saham yang bersangkutan, sebaliknya current ratio terlalu
tinggi juga belum tentu baik karena pada kondisi tertentu hal tersebut
menunjukkan banyak dan perusahaan yang menganggur yang akhirnya dapat
mengurangi keuntungan perusahaan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh fitri (2016),
Banchuenvijit (2015) dan Ligocka dan Svararek (2019) yang menyatakan
bahwacurrent ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Current ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Quick ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan


memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek)
dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Quick
ratio yang tinggi akan menimbulkan kepercayaan investor untuk
menginvestasikan modalnya ke perusahaan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haloho et al., (2019)
yang menyatakan bahwaquick ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham.Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H2: Quick ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
47

2.4.2. Solvabilitas dan Harga Saham


Dalam penelitian ini proksi yang digunakan untuk mengukur solvabilitas
yang dapat didefinisikan sebagai tingkat penggunaan utang sebagai sumber
pembiayaan perusahaan.
Menurut Hery (2018:190) Ratio solvabilitas atau leverage merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai
dengan utang. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayarkan seluruh kewajiban yang dimilikinya, baik kewajiban jangka
panjang maupun jangka pendek pada saat perusahaan dilikuidasi. Apabila
perusahaan tersebut dapat membayarkan seluruh hutangnya tanpa mengalami
defisit, maka kinerja perusahaan dapat dikatakan baik, sehingga para investor
akan percaya untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Gitman dan Zutter (2015, 126), Debt to Asset Ratio mengukur
proporsi total aset yang dibiayai oleh kreditur perusahaan. Debt to asset ratio
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayarkan seluruh kewajiban
yang dimilikinya, baik kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek pada
saat perusahaan dilikuidasi.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2016),
Ligocka dan Svararek (2019), Haloho et al., (2019) yang menyatakan bahwa debt
ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan
uraian diatas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Solvabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

2.4.3. Profitabilitas dan Harga Saham


Dalam penelitian ini proksi yang digunakan untuk mengukur profitabilitas
Yang diproksikan oleh Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE).
Return on asset digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih
yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Hal
ini menjelaskan bahwa perusahaan yang tidak dapat mengelola asetnya dengan
baik maka akan mempengaruhi laba perusahaan tersebut sehingga laba yang
dihasilkan kurang baik. Dengan demikian investor melihat bahwa perusahaan
48

tersebut memiliki kualitas kurang baik dalam menghasilkan laba, sehingga


membuat investor kurang tertarik dalam membeli saham. Dengan tidak
meningkatnya pembelian saham maka akan mempengaruhi penurunan harga
saham perusahaan tersebut.Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang
dilakukan Suwandi et al., (2017), Ligocka dan Svararek (2019) yang menyatakan
bahwa return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4: Return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham.

Return on equity yang tinggi menunjukan perusahaan mampu mengelola


modalnya dengan baik sehingga menghasilkan laba yang optimal, membuat
investor ingin menanamkan modalnya di perusahaan tersebut dan akan berdampak
naiknya harga saham. Semakin tinggi return on equity yang dihasilkan perusahaan
semakin tinggi harga sahamnya. Karena besarnya return on equity mengindikasi
bahwa pengembalian yang akan diterima investor cenderung tinggi sehingga
investor tertarik untuk membeli saham tersebut dan harga cenderung naik.
Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Tumandung et al.,
(2017), Fitri (2016), Suwandi et al., (2017) dan Ligocka dan Svararek (2019)
yang menyatakan bahwa return on equity berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham. Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H5: Return on equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham.

2.5. Kerangka Konseptual penelitian


Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor – faktor penting yang telah diketahui dalam
suatu masalah tententu.Arti teori adalah sebuah kumpulan proporsi umum yang
saing berkaitan dan digunakan untuk menjelaskan hubungan yang timbul antara
beberapa variabel yang di observasi.
49

Menurut Silalahi (2012:92) salah satu kegunaan teori dalam penelitian


adalah untuk menyediakan dalil-dalil yaitu pernyataan-pernyataan tentang
hubungan antara konsep-konsep yang dapat diuji secara empiris. Sangat sering
hipotesis sebagai dalil yang akan diuji dalam penelitian berasal dari teori, dari
teori dikembangkan atau diturunkan hipotesis yang diuji untuk melihat apakah
teori yang diformulasi adalah valid atau tidak. Kerangka teoritis yang baik akan
menjelaskan secara teori pertautan antar variabel yang akan diteliti, jadi secara
teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen.
Berdasarkan spesifikasi masalah yang sudah dipaparkan sebelumnya,
penelitian ini terdapat dua variabel yang akan digunakan yaitu variabel dependen
dan variabel independen. Pada penelitian ini, penulis menggunakan 5 (lima)
variabel independen yang akan dilakukan pengujian yaitu Likuiditas yang
diproksikan pada Current Ratio(X1 ) dan Quick Ratio(X2 ), Solvabilitas yang
diproksikan pada Debt to Asset Ratio (X 3 ) dan Profitabilitas yang diproksikan
pada Return On Asse(X4 ) dan Return On Equity(X5 ). Sedangkan variabel
dependen nya adalah terhadap harga saham.Pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.

Berdasarkan tinjauan diatas, kerangka konseptual dalam penelitian ini


disajikan dalam gambar berikut ini:
50

Current Ratio
(𝑿𝟏 )

Quick Ratio
(𝑿𝟐 )

Debt To Asset
Ratio Harga Saham
(𝐗 𝟑 ) (Y)

Return On
Asset

(𝑿𝟒 )

Return On
Equity

(𝑿𝟓 )

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual
BAB III

METODA PENELITIAN

3.1. Strategi Penelitian

Dalam penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu harus menentukan


rencana kerja dan sumber data yang akan dijadikan objek penelitian. Oleh karena
itu, diperlukan strategi penelitian yang akan membantu peneliti dalam melakukan
penelitian ini. Berdasarkan tingkat penjelasannya, penelitian ini menggunakan
strategi penelitian kuantitatif dengan bentuk hubungan dengan pendekatan analisa
kausal, yaitu tipe penelitian yang menjelaskan hubungan sebab akibat dari suatu
fenomena. Penelitian jenis ini berusaha untuk memahami hubungan antar variabel
yang dapat dibedakan menjadi: variabel independen yang merupakan penyebab,
dan variabel dependen yang merupakan akibat dari suatu fenomena. Jadi,
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang memberikan
pemahaman dan penjelasan.

Tujuan dari strategi kuantitatif ini untuk mengetahui dan agar dapat
memberikan penjelasan tentang likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap
harga saham. Sedangkan, pendekatan analisa kausal terdapat variabel bebas, yaitu
variabel likuiditas yang diproksikan pada current ratio (CR) dan quick ratio (QR),
variabel solvabilitas yang diproksikan pada debt to asset ratio (DAR) dan variabel
profitabilitas yang diproksikan pada return on assets (ROA) dan return on equity
(ROE) serta variabel terkait, yaitu variabel harga saham dengan menggunakan
closing price.

51
52

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi penelitian

Menurut Sugiyono (2019:126), populasi adalah wilayah generalisasi yang


terdiri atas: obyek/subyekyang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek dan obyek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karateristik atau sifat yang dimiliki oleh
subyek atau obyek itu.

Berdasarkan definisi diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah


perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2015- 2019.Dalam melakukan penelitian, pada umumnya peneliti
membatasi populasi dengan tujuan agar populasi penelitian bersifat homogen,
sehingga tingkat kesulitan penelitian dapat diminimalisir. Oleh sebab itu,
penelitian ini menggunakan populasi dari seluruh perusahaan makanan dan
minuman yang go-public dan terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
periode penelitian selama 5 tahun yaitu dari tahun 2015 sampai dengan tahun
2019. Jumlah populasi yang akan diteliti pada penelitian ini adalah 24 perusahaan.

Tabel 3.1
Daftar Populasi pada Perusahaan Makanan dan Minuman
Periode 2015- 2019
Halaman 1 dari 2
No Kode Emiten Nama Emiten
1. AISA PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
2. ALTO PT. TRI BANYAN TIRTA Tbk
3. CAMP PT. CAMPINA ICE CERAM INDUSTRY Tbk
4. CEKA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk
5. CLEO PT. SARIGUNA PRIMATIRTA Tbk
53

Tabel 3.1
Daftar Populasi pada Perusahaan Makanan dan Minuman
Periode 2015- 2019
Halaman 2 dari 2
No Kode Emiten Nama Emiten
6. COCO PT. WAHANA INTERFOOD NUSANTARA
Tbk
7. DLTA PT. DELTA DJAKARTA Tbk
8. FOOD PT. SENTRA FOOD INDONESIA Tbk
9. GOOD PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA
Tbk
10. HOKI PT. BUYUNG POETRA SEMBADA Tbk
11. ICBP PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk
12. INDF PT. INDOFFOD SUKSES MAKMUR Tbk
13. KEJU PT. MULIA BOGA RAYA Tbk.
14. MLBI PT. MULTI BINTANG INDONESIA Tbk
15. MYOR PT. MAYORA INDAH Tbk
16. PCAR PT. PRIMA CAKRAWALA ABADI Tbk
17. PANI PT. PRATAMA ABADI NUSA INDUSTRI Tbk
18. PSDN PT. PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk
19. PSGO PT. PALMA SERASI Tbk
20. ROTI PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk
21. SKBM PT. SEKAR BUMI Tbk
22. SKLT PT. SEKAR LAUT Tbk
23. STTP PT. SIANTAR TOP Tbk
24. ULTJ PT. ULTRA MILK INDUSTRY &TRADING
COMPANY Tbk
Sumber :www.sahamok.com data telah diolah

3.2.2. Sampling dan Sampel Penelitian


Menurut Arikunto (2013:174), Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2019:127) sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sehingga
54

semua anggota populasi tidak menjadi obyek penelitian. Namun tidak semua
anggota populasi ini menjadi objek penelitian maka dari ituperlu dilakukan
pengambilan sampel.Sampel yang diambil oleh peneliti adalah perusahaan
makanan dan minuman dengan menggunakan data laporan keuangan berupa
neraca dan laba rugi pada periode 2015- 2019.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling.Purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu menurut Sugiyono (2013:
154).Pemilihan sampel perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria
tertentu.Adapun tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan sampel yang sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria-kriteria sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang termasuk dalam sektor makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-
2019. Alasan perusahaan memilih perusahaan makanan dan minuman
karena memiliki lebih banyak aktiva lancar, aktiva tetap, utang lancar yang
cukup tinggi dan dibutuhkan oleh banyak orang dibandingkan sektor
lainnya.
2. Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menerbitkan
laporan keuangan per 31 Desember secara lengkap dan IPO periode 2015-
2019. Alasannya ialah untuk mengetahui informasi dalam perhitungan.
3. Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang tidak
mengalami kerugian pada laporan keuangan selama tahun 2015- 2019.
Informasi ini diperlukan oleh peneliti untuk memperkuat dugaan untuk
menghasilkan keuntungan dan hasilnya berpengaruh positif.
55

Tabel 3.2
Proses Pemilihan Sampel
Halaman 1 dari 2

No. Keterangan Jumlah


1. Perusahaan manufaktur makanan dan minuman 24
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2015- 2019.
2. Perusahaan sektor makanan dan minuman yang (11)
laporan keuangannya tidak lengkap selama dan
baru IPO periode 2015 – 2019
3. Perusahaan manufaktur sektor makanan dan (3)
minuman yang mengalami kerugian selama
periode 2015- 2019
4. Sampel Akhir 10
Sumber :www.sahamok.com

Berdasarkan kriteria sampel penelitian yang telah diuraikan diatas, maka


perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2015-2019 yang lolos kriteria yaitu sebanyak 10 perusahaan. Berikut
daftar perusahaan yang lolos kriteria:
Tabel 3.3
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
Halaman 1 dari 2

No. Kode Emiten Nama Emiten


1. CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
2. DLTA PT Delta Djakarta Tbk
3. ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
4. INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
5. MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk
6. MYOR PT Mayora Indah Tbk
56

Tabel 3.3
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
Halaman 2 dari 2
7. ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
8. SKLT PT Sekar Laut Tbk
9. STTP PT Siantar Laut Tbk
10. ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
Sumber : www.idx.com (data diolah penulis)

3.3. Data dan Metoda Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2019:194) dilihat dari sumber datanya, maka


pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber
sekunder.Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data.Dalam penelitian ini penulis
menggunakan data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data dari laporan keuangan auditan perusahaan sub sektor barang konsumsi
makanan dan minuman yang diperoleh dari www.idx.co.id, www.sahamok.com
dan www.finance.yahoo.com.
Metoda pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, yaitu
dengan melihat dokumentasi atau data sekunder. Penelitian juga dilakukan dengan
menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca, mempelajari
literature dan publikasi yang berhubungan dengan penelitian. Data yang
digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan penelitian untuk mendapatkan landasan yang
kuat, baik berupa rumus-rumus teknik perhitungan maupun teori-teori
yang mendukung objek penelitian.Sumber-sumber riset kepustakaan yang
didapat, yaitu melalui buku-buku, jurnal-jurnal hasil penelitian, internet
serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek permasalahan yang
diteliti.
57

2. Riset Lapangan
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder untuk keperluan
analisis.Data sekunder dalam penelitian ini mengambil data dari laporan
keuangan yang telah diaudit dari laporan keuangan perusahaan makanan
dan minumanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2019.
3. Evaluasi dan Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
eliminasi, dengan mengeliminasi perusahaan-perusahaan yang tidak
memenuhi syarat dalam penelitian ini.

3.4. Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2019:38) variabel penelitian pada dasarnya adalah


segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
Variabel dependen (Y) yang diteliti ialah harga saham. Harga saham yang
digunakan ialah harga saham pada akhir tahun disetiap tahunnya. Dalam
penelirtian ini menggunakan 10 sampel perusahaan makanan dan minuman dalam
5 tahun terakhir yaitu periode 2015-2019. Dari 10 sampel perusahaan tersebut,
harga saham dirata- rata untuk setiap tahunnya.
Variabel independen (X1 ) yaitu rasio lancar/ current ratio. Rumus current
ratio yang digunakan menurut Gitman dan Zutter (2015:119) ialah aset lancar
dibagi dengan liabilitas lancar. Dalam penelirtian ini menggunakan 10 sampel
perusahaan makanan dan minuman dalam 5 tahun terakhir yaitu periode 2015-
2019. Dari 10 sampel perusahaan tersebut, current ratio dirata- rata untuk setiap
tahunnya.
Variabel independen (X2 ) yaitu rasio cepat/ quick ratio. Rumus quick ratio
yang digunakan menurut Gitman dan Zutter (2015:120) ialah aset lancar dikurang
dengan persediaan dibagi liabilitas lancar. Dalam penelirtian ini menggunakan 10
sampel perusahaan makanan dan minuman dalam 5 tahun terakhir yaitu periode
58

2015-2019. Dari 10 sampel perusahaan tersebut, quick ratio dirata- rata untuk
setiap tahunnya.
Variabel independen (X3 ) yaitudebt to asset ratio. Rumus solvabilitas
yang digunakan menurut Gitman dan Zutter (2015:126) ialah total aset dibagi
dengan total liabilitas. Dalam penelirtian ini menggunakan 10 sampel perusahaan
makanan dan minuman dalam 5 tahun terakhir yaitu periode 2015-2019. Dari 10
sampel perusahaan tersebut, debt to asset ratio dirata- rata untuk setiap tahunnya.
Variabel independen (X4 ) yaitu return on asset. Rumus return on asset
yang digunakan menurut Gitman dan Zutter (2015:130) ialah laba bersih setelah
pajak dibagi dengan total asset. Hasil ROA dinyatakan dalam persentase (%).
Dalam penelirtian ini menggunakan 10 sampel perusahaan makanan dan minuman
dalam 5 tahun terakhir yaitu periode 2015-2019. Dari 10 sampel perusahaan
tersebut return on asset, dirata- rata untuk setiap tahunnya.
Variabel independen (X5 ) yaitu return on equity. Rumus return on equity
yang digunakan menurut Gitman dan Zutter (2015:130) ialah laba bersih setelah
pajak dibagi dengan total ekuitas. Hasil ROE dinyatakan dalam persentase (%).
Dalam penelirtian ini menggunakan 10 sampel perusahaan makanan dan minuman
dalam 5 tahun terakhir yaitu periode 2015-2019. Dari 10 sampel perusahaan
tersebut return on equity, dirata- rata untuk setiap tahunnya.

3.5. Metoda Analisis Data

3.5.1. Pengolahan Data dan Penyajian Data


Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
metode eliminasi dengan mengeliminasi perusahaan-perusahaan yang tidak
memenuhi syarat dalam penelitian ini.Tipe skala yang digunakan dalam penelitian
ini adalah skala rasio. Skala rasio adalah pengukuran yang paling tinggi dimana
selisih tiap pengukuran adalah sama dan mempunyai nilai nol mutlak. Skala rasio
merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bias
dibedakan, diurutkan, mempunyai jarak tertentu, dan bias dibandingkan.

Model penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linear
berganda, dimana regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis
59

tentang apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan
informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat
diperkecil. Kegunaannya regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk
meramalkan (memprediksi) variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X)
diketahui. Data penelitian yang sudah diperoleh kemudian diolah untuk
mengetahui pengaruh variabel-variabel penelitian menggunakan program
Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 19.0, dan data dianalisis
dengan menggunakan regresi linear berganda melalui uji persyaratan.Pengujian
analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah variabel bebas (X1, X2,X3, X4 dan X5) mempengaruhi variabel terikat (Y).

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau
tidak pengaruh signifikan dari variabel independen yang sudah diproksikan
menjadi (current ratio, quick ratio, debt to asset ratio, return on asset, return on
equity) terhadap variabel dependen (harga saham) dengan model penelitian yang
digunakan merupakan analisis regresi linear berganda. Seperti yang telah
diuraikan bahwa untuk varibael dependen dinyatakan dengan notasi Y dan
variabel independen dinyatakan dengan notasi X.

3.6. Teknik Analisis Data


Setelah memperoleh data masing-masing variabel, penulis melakukan
pengujian terhadap data penelitian, data yang digunakan oleh penulis adalah
berupa skala rasio oleh karena itu, pengujian terhadap data penelitian
menggunakan pengujian asumsi klasik.

3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah analisis yang digunakan untuk menilai apakah di
dalam sebuah model regresi linear Ordinary Least Square (OLS) terdapat
masalah– masalah asumsi klasik.

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas
model regresi yang digunakan pada penelitian ini. Model regresi akan dijadikan
parameter yang memang dapat dipertanggungjawabkan atau akurat. Apabila suatu
60

model telah memenuhi asumsi klasik, maka dapat dikatakan model tersebut
sebagai model ideal atau menghasikan eliminator linear tidak bias dan terbaik atau
Best Linear Unbias Estimator (BLUE). Sehingga baik jika model tersebut
memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi klasik statistik.
Tujuan lain dari uji asumsi klasik adalah untuk memastikan bahwa di dalam
model regresi yang digunakan mempunyai data yang terdistribusikan secara
normal.

3.6.1.1. Uji Normalitas


Menurut Imam Ghozali (2012:160) uji normalitas data yaitu, Pengujian
tentang kenormalan distribusi data. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah
dalam model sebuah regresi variabel dependen dan independen atau keduanya
terdistribusi secara normal atau tidak.

Dalam melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan


pengujian normalitas data untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau tidak. Data yang baik adalah data yang berdistribusi normal. Untuk
mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal atau tidak, dapat
dilakukan dengan metode Test Normality Kolmogorav-Smirnov. Dalam
melakukan analisi ini dibantu dengan menggunakan program SPSS versi 19.00
for windows. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi
data mengikuti distribusi normal adalah jika nilai signifikan lebih besar dari
0,05 maka distribusi adalah normal, sedangkan jika nilai signifikan lebih kecil
dari 0,05 maka distribusi adalah tidak normal.

3.6.1.2. Uji Multikoliniearitas


Menurut Ghozali (2012:105) menyatakan bahwauji multikolinearitas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan
61

nol. Dalam penelitian ini multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau
sama dengan nilai VIF ≥ 10.

Salah satu asumsi dari model regresi linier bahwa tidak terjadi korelasi
yang signifi kan antara variabel bebasnya. Untuk menguji hal tersebut maka
diperlukan suatu uji multikolinieritas. Uji multikolinieritas adalah untuk
melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel
bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya
menjadi terganggu. Jika terdapat korelasi yang kuat dimana sesame variabel
independen maka konsekuensinya adalah:

•Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

•Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.


Dengan demikian, semakin besar korelasi antara sesame variabel bebas
maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang
mengakibatkan standar error-nya semakin besar.

Cara yang bisa digunakan untuk menguji ada atau tidaknya


multikolinieritas adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF)
dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolineritas
adalah mempunyai angka tolerance mendekati 1, batas VIF adalah 10, jika nilai
VIF dibawah 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.

3.6.1.3. Uji Autokorelasi


Menurut Ghozali (2012:110) menyatakan bahwa uji autokorelaasi
bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi kesalahan
pengganggu pada t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya).Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problema
autokorelasi.Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi.Korelasi adalah nilai dari variabel dependentidak berhubungan
dengan nilai variabel itu sendiri, baik periode sebelumnya atau nilai periode
sesudahnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
62

waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data runtut waktu karena gangguan pada seseorang
individu/kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu/kelompok
yang sama pada periode berikutnya.
Untuk menguji keberadaan autokorelasi dapat digunakan uji statistic uji
Durbin-Watson (DW test).Pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin-
Watson (DW test), menghasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (DL dan
DU). Aturan pengujiannya adalah:
1. Apabila nilai DW terletak diantara batas bawah dan batas atas
(DL<DW<DU) atau DW terletak diantara 4-DU dan 4-DL (4-
DU<DW<4-DL), hasilnya tidak dapat disimpulkan karena berada pada
daerah yang tidak meyakinkan (inconclusive).
2. Apabila nilai DW melampaui 4-DL (DW>4-DL), berarti ada
autokorelasi .
3. Apabila nilai DW<DL, berarti terdapat autokorelasi positif.
4. Apabila nilai DW terletak diantara batas atas dan 4-DU (DU<DW<4-
DU), berarti tidak terdapat autokorelasi.
Gambar 3.1
Uji Durbin Watson

Sumber : Diolah sendiri


63

3.6.1.4. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2012:139) uji heteroskedasitisitas bertujuan menguji


apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yanghomoskedastisitas.
Untuk memprediksi ada atau tidaknya heterokedastisitas pada suatu model
regresi dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:
1. Melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen)
yaitu Z-PRED dengan residualnya S-RESID. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot antara S-RESID dan Z-PRED dimana sumbu Y adalah Y
yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y yang diprediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di standardized. Dasar analisisnya adalah:
a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
b. Jika ada pola yang jelas serta tidak ada titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastisitas.
2. Uji glejser maksudnya adalah glejser ini mengusulkan untuk meregresi nilai
absolut residual terhadap variabel independen. Dasar analisisnya adalah:
a. Jika nilai siginifikansi lebih besar dari 0,05 (>0,05), kesimpulannya adalah
tidak terjadi heterokedastisitas.
b. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (<0,05), kesimpulannya adalah
terjadi heterokedastisitas.

3.6.2. Analisis Data


Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien
regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksud dari signifikan ini adalah
suatu nilai koefisien regresi yang secara statistic tidak sama dengan nol, berarti
dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas
mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk itu maka koefisien regresi
64

harus diuji. Dalam pengujian regresi linear berganda dapat dilakukan dengan
beberapa pengujian diantaranya yaitu:
1. Analisis koefisien korelasi.
2. Analisis regresi linear berganda.
3. Koefisien determinasi (R2).
4. Melakukan uji parsial dengan menghitung nilai-t (uji-t).
5. Melakukan uji simultan dengan menghitung nilai-f (uji-f).

3.6.2.1. Analisis Koefisien Korelasi

Menurut Ghozali (2012:96) analisis bertujuan untuk mengukur kekuatan


asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel.Apabila terdapat hubungan, apakah
arah hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut. Secara teoritis, dua variabel
dapat sama sekali tidak berhubungan (r=0), berhubungan secara sempurna (r=1),
atau antara kedua angka tersebut. Arah korelasi juga dapat positif (berhubungan
searah) atau 64egative (berhubungan berlainan arah).
Menurut Sujarweni (2015:127) Nilai koefisien korelasi merupakan nilai
yang digunakan untuk mengukur kekuatan (keeratan) suatu hubungan antar
variabel. Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai
koefisien korelasi adalah plus (+) atau minus (-). Hal ini menunjukkan ini arah
korelasi. Makna sifat korelasi:
1. Korelasi positif (+) berarti jika variabel X1 mengalami kenaikan maka
variabel X2 juga mengalami kenaikan atau jika variabel X2 mengalami
kenaikan maka variabel X1 juga akan mengalami kenaikan.
2. Korelasi 64egative (-) bearati jika variabel X1 mengalami kenaikan maka
variabel X2 juga mengalami penurunan atau jika variabel X2 mengalami
kenaikan maka variabel X1 juga akan mengalami penurunan.
Menurut Nugroho (2010:36) sifat korelasi akan menentukan arah dari
korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
0,00 – 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah
0,21 – 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah
0,41 – 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat
0,71 – 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat
65

0,91 – 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali


1 berarti korelasi sempurna

3.6.2.2. Analisis Regresi Linear Berganda


Priyatno (2014: 148) Analisis Linier berganda adalah alat analisis untuk
mengukur besarnya pengaruh antara dua atau lebih variable independen
terhadap satu variable dependen.

Analisis regresi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel


bebas terhadap variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan
menggunakan variabel bebas. Sehubungan variabel bebas lebih dari 1 (satu)
variabel maka akan digunakan analisis regresi linear berganda. Perhitungannya
dapat menggunakan program aplikasi komputer berupa SPSS, dimana penulis
akan menggunakanStatistical Package for the Social Science (SPSS) versi 19.0.
Pada diagram jalur digunakan anak panah satu arah yang menyatakan pengaruh
langsung dari variabel independen atau bebas (X) terhadap variabel dependen atau
terikat (Y) dimana variabel terikat diprediksikan melalui variabel bebas secara
individual, sehingga dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik atau
turunnya variabel terikat dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan
variabel bebas.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
berganda. Persamaan linier berganda yang dalam penelitian ini adalah:

HS = a + β1CR + β2QR+ β3DAR+ β4ROA + β5ROE + e

Keterangan:
HS = Harga Saham
a = Konstanta
β1, β2,β3, β4 β5 = Koefisien Regresi Variabel masing-masing
CR = Current Ratio
QR = Quick Ratio
DAR = Debt To Asset Ratio
ROA = Return On Asset
66

ROE = Return On Equity


e = Error

3.6.2.3. Analisis Koefisien Determinasi (Uji R2)

Menurut Priyatno (2014:156) koefisien determinasi (R2) merupakan


kuadrat dari korelasi berganda. R2 diubah ke bentuk persen, yang artinya
sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Angka ini
bisa memiliki nilai negatif, bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel
bebas digunakan Adjusted R Square sebagai koefisien determinasi.Koefisien
determinasi (regresi) untuk mengetahui seberapa besar kontribusi X terhadap naik
turunnya Y.

Adapun sifat-sifat koefisien determinasi adalah sebagai berikut:

a. Nilai koefisien determinasi antara 0 sampai dengan 1.

b.Koefisien determinasi sama dengan 0 berarti variabel dependen tidak


dapat ditafsirkan oleh variabel independen.

c. Koefisien determinasi sama dengan 1 atau 100% berarti variabel


dependen dapat ditafsirkan oleh variabel independen secara
sempurna tanpa ada eror.

d.Niali koefisien determinasi bergerak antara 0 sampai dengan 1


mengindikasikan bahwa variabel dependen dapat di prediksi.

3.6.2.4. Uji Parsial dengan Menghitung Nilai-t (Uji t)

Menurut Ghozali (2012: 98) Uji beda t- test digunakan untuk menguji
seberapa jauh pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
secara individual dala menerangkan variabel dependen secara parsial. Dasar
pengambilan keputusan digunakan dalam uji t adalah sebagai nerikut:
1. Jika nilai sig > 0,05, maka hipotesis ditolak. Hipotesis ditolak mempunyai arti
bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
67

2. Jika nilai sig < 0,05, maka hipotesis diterima. Hipotesis tidak dapat ditolak,
mempunyai arti bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.

Atau dengan cara melihat T hitung dan T tabel:

1. Jika t hitung > t tabel,signifikan.


2. Jika t hitung < t tabel, tidak signifikan.
Untuk menghitung t tabel digunakan ketentuan n-k-1 pda level significant
sebesar 5% (tingkat kesalahan 5% atau 0.05) atau taraf keyakinan 95% atau 0.95.
Jadi apabila tingkat kesalahan suatu variabel lebih dari 5% berarti variabel
tersebut tidak signifikan.

3.6.2.5. Uji Kelayakan Model (Uji F)

Uji f digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen


berpengaruh secara simultan atau tidak. Derajat signifikansi yang digunakan
adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka
kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel
independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen. Hasil F-test ini
pada output SPSS dapat dilihat pada table ANOVA (Priyatno, 2014). Dengan
menggunakan tingkat signifikan sebesar 5% dapat dilakukan dengan berdasarkan
nilai probabilitas dengan cara:
1. Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (signifikan)
2. Jika nilai sig > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak signifikan)
Atau dengan cara melihat table F, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika F hitung < F table, maka Ho diterima dan Ha ditolak ( tidak signifikan)
2. Jika F hitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima (signifikan).

Anda mungkin juga menyukai