Anda di halaman 1dari 133

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

LEVERAGE PADA PERUSAHAAN SEKTOR


CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2010 – 2020

SKRIPSI
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT GUNA
MENCAPAI GELAR SARJANA MANAJEMEN

Diajukan oleh:
Christian Ferry
NIM: 201960319
NIRM: 20193366340250285

JURUSAN MANAJEMEN
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT
JAKARTA
2023
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan tidak terdapat karya (sebagian atau seluruhnya) atau
kalimat/pendapat/gagasan/pandangan/teori yang pernah ditulis atau
dipublikasikan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebutkan dalam daftar referensi.

Bila terbukti saya melakukan hal tersebut, maka saya bersedia untuk
mendapatkan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Jakarta, 5 Januari 2023

Christian Ferry

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat,

rahmat, dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LEVERAGE PADA

PERUSAHAAN SEKTOR CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 – 2020” dengan lancar dan tepat

waktu. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna

mencapai gelar Sarjana Manajemen di Trisakti School of Management.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun

tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Arya Pradipta, S.E., AK., CA., selaku Ketua Trisakti School of

Management

2. Bapak Irwanto Handojo, S.E., M.Si., selaku Wakil Ketua I Trisakti

School of Management

3. Ibu Dr. Tita Deitiana, M.M., CFP., selaku Ketua Jurusan Manajemen

Trisakti School of Management

4. Bapak Steven Yap, S.E., M.M., selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu, pikiran, tenaga, dan kesabaran dalam

membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi ini

iv
5. Seluruh Dosen dan staff Trisakti School of Management yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat, saran, dan dukungan kepada

peneliti

6. Kedua Orang tua peneliti dan seluruh keluarga yang selalu memberikan

dukungan

7. Segenap tim Asisten Marketing Trisakti School of Management yang

telah memberikan ilmu dan pengalaman yang tidak terlupakan bagi

peneliti.

8. Seluruh rekan-rekan dalam internship divisi Finance dan Accounting PT

SHS Internasional yang selalu memberikan masukan dan dukungan

dalam perkembangan skripsi dan karir peneliti.

9. Seluruh teman senasib dan seperjuangan di Trisakti School of

Management sejak semester satu: William Dominikus, Welly Albert

Effiandy, Violina Setiawan, Denise Pakpahan, Richard Sugianto,

Rebekha Nababan, dan Else Zenanda.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut

membantu selama proses perkuliahan dan proses penyusunan skripsi.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini memiliki kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan, baik dalam penulisan maupun dalam pembahasan materi.

Oleh sebab itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna untuk memperluas

v
wawasan, pengetahuan serta memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-

pihak yang membutuhkan informasi.

Jakarta, 5 Januari 2023

Christian Ferry

vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Nama : Christian Ferry
Nim : 201960319
Program Studi/Jurusan : Manajemen
Jenis Karya Ilmiah : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
exclusive Royalty Free Rights) atau karya ilmiah saya baik dalam bentuk Teks
Lengkap maupun ringkasan yang berjudul:

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Leverage Pada Perusahaan Sektor Consumer


Goods Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2020.

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas


Royalti/Noneksklusif ini Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merwat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di: Jakarta


Pada Tanggal: 13 Februari 2023

Yang Menyatakan

Christian Ferry

vii
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LEVERAGE
PADA PERUSAHAAN SEKTOR CONSUMER GOODS
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2010 – 2020

ABSTRACT

The objective of this research is to test and analyze the effect of


profitability, tangibility, firm size, growth, and business risk toward
leverage of consumer goods companies listed on Indonesia Stock Exchange
for the period 2010 – 2020.

The objects of this research are companies in Consumer Goods


sector that listed in Indonesia Stock Exchange period 2010 – 2020. The
sampling technique used in this research is purposive sampling with 13
companies as the sample that representing the consumer goods sector
during 2010 – 2020. This research use panel data approach and multiple
liniear regression models to analyze the research data.

Based on the result of the analysis, it can be concluded that


profitability has a negative effect on leverage. Tangibility and growth have
positive effect on leverage. Meanwhile, firm size and business risk have no
effect on leverage of consumer goods companies listed on Indonesia Stock
Exchange for the period 2010 – 2020.

Keywords: Leverage, Profitability, Tangibility, Firm Size, Growth,


Business Risk

viii
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LEVERAGE
PADA PERUSAHAAN SEKTOR CONSUMER GOODS
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2010 – 2020

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis efek


dari profitabilitas, tangibilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan, dan risiko
bisnis terhadap leverage perusahaan-perusahaan barang konsumsi yang
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2020.

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan dalam


sektor barang konsumsi yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode
2010 – 2020. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling dengan 13 perusahaan sebagai sampel yang
merpresentasikan sektor barang konsumsi selama tahun 2010 – 2020.
Penelitian ini menggunakan data panel dan model analisis regresi berganda
untuk menganalisis data penelitian.

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa profitabilitas


berpengaruh negatif terhadap leverage. Tangibilitas dan growth
berpengaruh positif terhadap leverage. Namun, ukuran perusahaan dan
risiko bisnis tidak memiliki perngaruh terhadap leverage perusahaan sektor
barang konsumsi yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2010
– 2020.

Kata Kunci: Leverage, profitabilitas, tangibilitas, ukuran perusahaan,


pertumbuhan, dan risiko bisnis

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................ ii


PERNYATAAN .................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 16
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 17
1.3.1 Tujuan Peneltian ........................................................................... 17
1.3.2 Manfaat Penelitian ........................................................................ 18
1.4 Sistematika Penulisan .......................................................................... 19
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS . 21
2.1 Kerangka Teoritis................................................................................. 21
2.1.1 Trade-off Theory ........................................................................... 21
2.1.2 Pecking Order Theory .................................................................. 22
2.1.3 Leverage ......................................................................................... 23
2.1.4 Profitability .................................................................................... 24
2.1.5 Tangibility ...................................................................................... 25
2.1.6 Firm Size ........................................................................................ 26
2.1.7 Growth ........................................................................................... 27
2.1.8 Business Risk ................................................................................. 28
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 29
2.3 Model Penelitian ................................................................................... 34
2.4 Pengembangan Hipotesis ..................................................................... 35

x
2.4.1 Profitability Terhadap Leverage ................................................. 35
2.4.2 Tangibility Terhadap Leverage ................................................... 36
2.4.3 Firm Size Terhadap Leverage...................................................... 37
2.4.4 Growth Terhadap Leverage ......................................................... 39
2.4.5 Business Risk Terhadap Leverage ............................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 42
3.1 Bentuk Penelitian ................................................................................. 42
3.2 Objek Penelitian ................................................................................... 42
3.2.1 Populasi .......................................................................................... 42
3.2.2 Sampel ............................................................................................ 43
3.3 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ................ 44
3.3.1 Variabel Dependen ........................................................................ 44
3.3.2 Variabel Independen..................................................................... 45
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 47
3.5 Metode Analisis Data ........................................................................... 47
3.5.1 Statistik Deskriptif ........................................................................ 48
3.5.2 Analisis Data Panel ....................................................................... 48
3.5.3 Uji Kualitas Data ........................................................................... 52
3.5.4 Uji Asumsi Klasik.......................................................................... 53
3.5.5 Analisis Data .................................................................................. 55
3.5.6 Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis) ...... 57
3.5.7 Uji Hipotesis (Uji-t) ....................................................................... 58
BAB IV ................................................................................................................. 60
4.1 Prosedur Pemilihan Sampel ................................................................ 60
4.2 Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 61
4.3 Analisis Statistik Deskriptif ................................................................. 62
4.4 Analisis Pemilihan Model Data Panel ................................................ 63
4.4.1 Uji Chow ........................................................................................ 63
4.4.2 Uji Hausman .................................................................................. 64
4.4.3 Uji Lagrange Multiplier ............................................................... 65
4.5 Analisis Uji Kualitas Data ................................................................... 66
4.6 Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 67

xi
4.6.1 Uji Multikolinearitas..................................................................... 67
4.6.2 Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 69
4.6.3 Uji Autokorelasi ............................................................................ 70
4.7 Analisis Data ......................................................................................... 72
4.7.1 Uji Goodness-of-Fit ....................................................................... 72
4.7.2 Analisis Koefisien Korelasi (R) .................................................... 73
4.7.3 Analisis Koefisien Determinasi (Adj R²) ..................................... 73
4.8 Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression) ............................. 74
4.9 Analisis Uji Hipotesis (t-test) ............................................................... 76
4.9.1 Uji Hipotesis 1................................................................................ 76
4.9.2 Uji Hipotesis 2................................................................................ 78
4.9.3 Uji Hipotesis 3................................................................................ 80
4.9.4 Uji Hipotesis 4................................................................................ 82
4.9.5 Uji Hipotesis 5................................................................................ 84
BAB V................................................................................................................... 86
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 86
5.2 Keterbatasan ......................................................................................... 88
5.3 Rekomendasi ......................................................................................... 88
DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 90
LAMPIRAN ......................................................................................................... 95

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Debt to Equity Ratio (DER) Per Sektor Periode 2010 – 2020 ......... 8

Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 29

Tabel 3. 1 Interval Koefisien Korelasi ............................................................... 56

Tabel 4. 1 Kriteria Pemilihan Sampel ............................................................... 60

Tabel 4. 2 Daftar Perusahaan Sampel ............................................................... 61

Tabel 4. 3 Hasil Statistik Deskriptif .................................................................. 62

Tabel 4. 4 Hasil Uji Chow ................................................................................... 64

Tabel 4. 5 Hasil Uji Hausman ............................................................................ 65

Tabel 4. 6 Hasil Uji Lagrange Multiplier .......................................................... 65

Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas Residual (Sebelum Outlier) .......................... 66

Tabel 4. 8 Hasil Uji Normalitas Residual (Sesudah Outlier) .......................... 67

Tabel 4. 9 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................... 68

Tabel 4. 10 Hasil Uji Park .................................................................................. 70

Tabel 4. 11 Hasil Uji Durbin-Watson ................................................................ 70

Tabel 4. 12 Hasil Uji Breusch-Godfrey ............................................................. 72

Tabel 4. 13 Hasil Uji Goodness-of-fit ................................................................ 72

Tabel 4. 14 Hasil Analisis Koefisien Korelasi ................................................... 73

Tabel 4. 15 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ............................................. 73

Tabel 4. 16 Hasil Uji Multiple Regression ........................................................ 74

Tabel 4. 17 Hasil Uji t Profitability ................................................................... 76

Tabel 4. 18 Hasil Uji t Tangibility...................................................................... 78

Tabel 4. 19 Hasil Uji t Firm Size ........................................................................ 80

xiii
Tabel 4. 20 Hasil Uji t Growth ........................................................................... 82

Tabel 4. 21 Hasil Uji t Business Risk ................................................................. 84

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Grafik Debt to Equity Ratio (DER) Per Sektor ........................... 9

Gambar 1. 2 Grafik Debt to Equity Ratio (DER) Sektor ................................ 10

Gambar 1. 3 Earning per Share (EPS) Sektoral Tahun 2010 – 2020 ............. 11

Gambar 1. 4 Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2010 – 2020 ...................... 12

Gambar 1. 5 Total Sales Sektor Consumer Goods Tahun 2010 – 2020


(Milyaran Rupiah) .............................................................................................. 13

Gambar 1. 6 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDB Nasional


Tahun 2010 – 2020 (%) ....................................................................................... 14

Gambar 2. 1 Model Penelitian ........................................................................... 35

Gambar 4. 1 Hasil Uji Durbin-Watson ............................................................. 71

Gambar 4. 2 Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis 1 ....... 76

Gambar 4. 3 Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis 2 ....... 78

Gambar 4. 4 Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis 3 ....... 80

Gambar 4. 5 Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis 4 ....... 82

Gambar 4. 6 Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis 5 ....... 84

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang semakin

maju di era globalisasi ini, banyak perusahaan yang mengadopsi strategi efektif

agar dapat tetap bersaing dalam dunia bisnis. Persaingan bisnis yang semakin

kompetitif setiap tahunnya, menuntut banyak perusahaan untuk menciptakan

inovasi dan meningkatkan produksi secara efektif dan efisien, dimana hal ini

tentunya dimaksudkan agar perusahaan menjadi yang paling unggul dibandingkan

dengan perusahaan lain. Setiap perusahaan tentunya akan mengelola kinerja

perusahaan sebaik mungkin agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

Perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang

tercermin dalam harga saham perusahaan yang turut meningkat sehingga mampu

mensejahterakan para pemegang saham (Ranitasari dan Maftukhah 2018). Untuk

mencapai tujuan ini, maka perusahaan harus memperhatikan beberapa aspek

penting, salah satunya adalah aspek keuangan sebagai penjamin kehidupan

perusahaan.

Manajemen keuangan memiliki dua fungsi terkait aktivitas utama dalam

mengelola keuangan perusahaan, yaitu keputusan investasi (Investment decision)

dan keputusan pendanaan (financing decision) (Hendra dan Rowena 2021).

Keputusan investasi dan keputusan pendanaan suatu perusahaan saling berkaitan

1
2

satu sama lain. Keputusan investasi berfokus pada bagaimana suatu perusahaan

menggunakan sumber daya keuangan yang dimiliki pada projek jangka panjang

yang akan ditempuh. Di sisi lain, Keputusan pendanaan menentukan bagaimana

perusahaan akan memperoleh dana untuk keperluan investasi (Zutter dan Smart

2019, 60).

Dalam menjalankan keputusan keuangan yang akan ditempuh, seorang

manajer harus teliti dalam memilih jenis sumber pendanaan yang digunakan untuk

membiayai kegiatan bisnis perusahaan (Qusibah dan Yusra 2019). Pendanaan

perusahaan dapat berasal dari dua sumber, yaitu pendanaan internal (internal

financing) dan pendanaan eksternal (external financing) (Kharismar dan Stella

2014). Pendanaan internal diperoleh perusahaan melalui kegiatan operasional

perusahaan seperti laba ditahan, sedangkan kegiatan pendanaan eskternal diperoleh

dari debt (hutang) atau equity seperti penerbitan saham (Arilyn 2016).

Komposisi dana antara sumber internal dan eksternal akan menciptakan

struktur modal perusahaan (Ismawati 2018). Semakin besar kegiatan operasi

perusahaan, maka kebutuhan dana perusahaan juga akan meningkat. Setiap

perusahaan mengharapkan keadaan struktur modal yang baik, karena hal ini

berkaitan dengan investasi yang dilakukan dan akan berpengaruh terhadap sumber

dana yang akan dikeluarkan untuk pembiayaan suatu proyek.

Menurut Zutter dan Smart (2019, 508), struktur modal merupakan

komposisi pendanaan antara hutang jangka panjang dan ekuitas, sedangkan

menurut Chen et al. (2021) struktur modal adalah bauran antara debt dan equity
3

yang digunakan dalam membiayai kegiatan investasi perusahaan. Salah satu

alternatif dalam pengukuran tingkat hutang perusahaan adalah Leverage. Leverage

mengacu pada efek biaya tetap terhadap return para pemegang saham (Zutter dan

Smart 2019, 508). Leverage menggambarkan strategi yang dipilih sebuah

perusahaan dalam membiayai seluruh kegiatan operasi perusahaan dari berbagai

sumber pendanaan (Fernandes dan Sumiati 2019).

Jumlah leverage dalam struktur modal dapat mempengaruhi return yang

diharapkan beserta risiko yang di hadapi bagi pemilik dan kreditur perusahaan (Sani

2018). Semakin banyak hutang yang dilakukan perusahaan, maka semakin tinggi

biaya pembayaran hutangnya, dan biaya tersebut harus dibayar terlepas dari

bagaimana kondisi perusahaan saat itu. Leverage memiliki dampak yang besar

sehingga manajer keuangan harus memahami bagaimana mengukur dan

mengevaluasi leverage, terutama ketika membuat keputusan struktur modal (Zutter

dan Smart 2019, 600).

Perusahaan yang lebih mengutamakan pendanaan internal untuk memenuhi

kebutuhan dana perusahaan akan memiliki tingkat ketergantungan yang kecil

terhadap pihak eksternal perusahaan. Namun, seiring bertumbuhnya perusahaan

maka kebutuhan akan pendanaan turut meningkat, sedangkan kebutuhan modal dari

sumber internal tidak selamanya akan mencukupi untuk kegiatan operasi

perusahaan, sehingga keputusan pendanaan eksternal menjadi pilihan terakhir.

Leverage sebagai sumber pendanaan eksternal merupakan hal yang menarik

sekaligus krusial bagi perusahaan untuk mengembangkan operasi bisnis saat ini
4

selain menggunakan sumber pendanaan internal berupa modal dari perusahaan

sendiri.

Hal ini menjadi tantangan bagi seorang manajer keuangan, karena

penggunaan leverage yang berlebihan akan menimbulkan risiko keuangan, dan

berkemungkinan mengarahkan perusahaan pada financial distress atau bahkan

menuju kebangkrutan (Ghozali et al. 2020). Struktur modal merupakan salah satu

keputusan yang paling kompleks karena saling berhubungan dengan keputusan

keuangan lainnya. Dalam membentuk struktur modal, perusahaan harus

mengevaluasi kemungkinan dampak yang terjadi terhadap return yang diharapkan

beserta risiko yang akan dihadapi (Isaac 2014). Keputusan struktur modal yang

buruk menyebabkan perusahaan harus menanggung cost of capital lebih tinggi,

menurunkan net present value dari suatu proyek sehingga proyek tersebut tidak

dapat dijalankan dan mengarah pada penurunan nilai perusahaan (Zutter dan Smart

2019, 615). Oleh sebab itu, perusahaan harus mampu menjaga keseimbangan antara

return dan juga risiko agar mencapai struktur modal yang optimal (Ghozali et al.

2020). Ketika struktur modal optimal maka biaya modal akan rendah, sehingga nilai

perusahaan akan meningkat (Anggraini dan Deitiana 2014).

Terdapat banyak penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan faktor-

faktor yang mempengaruhi leverage dalam struktur modal perusahaan, sehingga hal

ini perlu dipahami dengan jelas terkait bagaimana keputusan struktur modal akan

sangat berdampak pada perusahaan. Menurut Chen et al. (2021) profitability,

tangibility, firm size, growth, dan risiko bisnis mempengaruhi leverage suatu

perusahaan. Menurut Ghozali et al. (2020) profitabilitas, firm size, growth, non-
5

debt tax shield, dan risiko bisnis turut mempengaruhi leverage perusahaan. Menurut

Fernandes dan Sumiati (2019) leverage suatu perusahaan dipengaruhi oleh

tangibility, liquidity, dan growth opportunity, sedangkan menurut Anggraini dan

Deitiana (2014) tidak terdapat pengaruh antara firm size, profitability, growth, fixed

asset dan risiko bisnis terhadap leverage suatu perusahaan. Menurut Widodo dan

Juardi (2020) terdapat 8 faktor yang mempengaruhi leverage diantaranya

profitability, firm size, growth opportunity, tangibility, risiko bisnis, pertumbuhan

ekonomi, inflasi, dan suku bunga, sedangkan menurut Christivera et al. (2019) firm

size, tangibility, liquidity, dan asset turnover memiliki pengaruh terhadap leverage

suatu perusahaan.

Penelitian terdahulu mengenai leverage dalam berbagai sektor industri

telah banyak dilakukan, namun masih terdapat hasil penelitian yang tidak konsisten

dengan penelitian-penelitian terdahulu, dimana terdapat beberapa faktor yang

berpengaruh signifikan pada satu penelitian namun terdapat pula hasil penelitian

yang tidak berpengaruh pada penelitian lainnya, sehingga penelitian dilakukan

kembali untuk memastikan faktor-faktor yang menjadi determinan terhadap

leverage suatu perusahaan.

Profitability atau profitabilitas merupakan variabel yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba pada tingkat penjualan, tingkat

aset, dan tingkat investasi modal tertentu (Tamam dan Wibowo 2017). Perusahaan

dengan tingkat keuntungan yang tinggi cenderung menggunakan hutang dalam

jumlah yang lebih sedikit. Menurut Zulkarnain (2020) profitabilitas berpengaruh

positif terhadap leverage. Hasil penelitian dari Qusibah dan Yusra (2019), Ghozali
6

et al. (2020), Widodo dan Juardi (2020), serta Chen et al. (2021) menyatakan bahwa

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap leverage, sedangkan Rochayati (2020)

beserta Anggraini dan Deitiana (2014) menyatakan bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap leverage.

Tangibility mengacu pada aset tetap meliputi property, tanah, pabrikan, dan

peralatan yang digunakan dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan.

Tangibility memiliki hubungan yang positif dengan leverage, dimana disebutkan

bahwa tingkat tangibility yang tinggi meningkatkan kemungkinan kemampuan

perusahaan untuk mendapatkan hutang (Reksono et al. 2021). Menurut Chen et al.

(2021), Widodo dan Juardi (2020), serta Nasimi et al. (2018) Terdapat pengaruh

positif antara tangibility dan leverage. Hasil penelitian dari Fernandes dan Sumiati

(2019) serta Reksono et al. (2021) menyatakan bahwa tangibility berpengaruh

negatif terhadap leverage. Berbeda dengan penelitian menurut Christivera et al.

(2019) serta Wibowo dan Tamam (2017) bahwa tangibility tidak berpengaruh

terhadap leverage.

Firm size menggambarkan skala perusahaan yang dapat dilihat dari total

aktiva, total ekuitas dan total penjualan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin

besar ukuran perusahaan, maka kebutuhan akan dana untuk menjalankan kegiatan

operasi perusahaan akan turut meningkat. Dalam penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Chen et al. (2021), Ghozali et al. (2020) dan Ratri dan Christianti

(2019) menyimpulkan bahwa firm size berpengaruh positif terhadap leverage.

Menurut Qusibah dan Yusra (2019) serta Nasimi et al. (2018) firm size berpengaruh

negatif terhadap leverage. Berbeda dengan hasil penelitian Reksono et al. (2021)
7

beserta Deitiana dan Komalasari (2017) firm size tidak berpengaruh terhadap

leverage.

Growth dapat dinyatakan sebagai kenaikan atau perubahan pada

karakteristik keuangan perusahaan, yang tercermin dari persentase perubahan

dalam total penjualan perusahaan, total pendapatan, total aset, kapitalisasi pasar,

earning per share, atau dividend per share dibandingkan dengan jumlah tahun dasar

(Kharismar dan Stella 2014). Growth menjadi ukuran dimana perusahaan yang

bertumbuh akan membutuhkan dana yang lebih besar. Hasil penelitian Reksono et

al. (2021), dan Ghozali et al. (2020) menyatakan bahwa growth berpengaruh

negatif terhadap leverage. Edward (2017) dan Nasimi iet al. (2018) menyatakan

bahwa growth berpengaruh positif terhadap leverage. Namun, menurut Chen et al.

(2021), Fernandes dan Sumiati (2019), serta Anggraini dan Deitiana (2014) growth

tidak berpengaruh terhadap leverage.

Business risk atau risiko bisnis merupakan risiko dimana perusahaan tidak

mampu dalam menghadapi biaya operasional yang ditimbulkan dalam kegiatan

operasi bisnisnya. Hasil penelitian dari Viandgo (2013) menyatakan bahwa

business risk berpengaruh positif terhadap leverage, sedangkan menurut Widodo

dan Juardi (2020), business risk bepengaruh negatif terhadap leverage. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2021) menyimpulkan bahwa leverage

tidak dipengaruhi oleh business risk. Hal serupa juga dinyatakan dalam penelitian

Deitiana dan Komalasari (2017) yang menyatakan bahwa business risk tidak

berpengaruh terhadap leverage. Menurut Arilyn dan Beny (2019) debt capital tidak

berpengaruh terhadap leverage.


8

Perbedaan pada hasil penelitian yang diperoleh membuat penelitian

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi leverage semakin menarik untuk

diteliti. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dilakukan penelitian mengenai

profitability, tangibility, firm size, growth dan business risk terhadap leverage pada

perusahaan sektor industri consumer goods yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

periode 2010 – 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah leverage

dipengaruhi oleh profitability, tangibility, firm size, growth dan business risk.

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang berada

dalam sektor industri consumer goods. Industri consumer goods dipilih karena

merupakan salah satu industri yang paling dekat dengan masyarakat dimana

produk-produk yang dihasilkan dapat dengan mudah dijangkau oleh masyarakat

untuk memenuhi kebutuhan pokok serta menjamin keberlangsungan hidup sehari-

hari. Subsektor dalam industri consumer goods meliputi industri makanan dan

minuman, farmasi, kosmestik, dan keperluan rumah tangga. Pemilihan sektor

consumer goods sebagai objek penelitian juga didukung oleh data debt-to-equity

ratio dari 9 sektor industri yang terdapat dalam tabel dan grafik dibawah ini.

Tabel 1. 1
Debt to Equity Ratio (DER) Per Sektor Periode 2010 – 2020

Debt to Equity Ratio


Sektor
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Agriculture 1,26 1,29 8.24 2 1.37 1.71 1.65 10.24 -0.22 0.75 2.05
Mining 1,21 1,49 1.79 -8.28 -0.49 0.49 0.72 2.01 1.12 -1.91 2.79
Basic Industry
1,52 1,09 1.10 3.87 0.78 1.8 2.4 2.52 1.66 1.55 1.28
and Chemicals
9

Miscellaneous 3,85 2,15 -2.37 1.46 1.65 1.74 1.61 35.54 -5.09 0.35 1.74

Consumer
1,29 -2.7 1.71 0.59 -31.34 -2.11 0.91 0.82 1.07 0.66 0.93
Goods
Property and
1,06 0,93 1.06 1.08 1.04 1.02 0.88 0.96 1.05 1.09 1.05
Real Estate
Infrastructure
and -0,04 1,15 1.55 3.07 0.71 1.23 2.49 1.36 0.71 0.73 0.8
Transportation

Finance 5,15 4,64 4.73 4.57 4.43 4.33 3.68 3.6 -0.65 3.54 3.38

Trade and
4,63 0,86 3.24 1.2 0.57 1.2 1.35 1.29 1.03 0.4 1.06
Investment

Sumber: IDX, Bursa Efek Indonesia (data processed)

Agriculture

40 Mining
30 Basic Industry and
Chemicals
20
Micellanous Industry
10
Consumer Goods
0 Industry
Property, Real Estate &
-10 Building
Infrastructure, Utilities,
-20 & Transportation
Finance
-30
Trade, Service, &
-40 Investment
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: IDX, Bursa Efek Indonesia (data processed)

Gambar 1. 1 Grafik Debt to Equity Ratio (DER) Per Sektor


Tahun 2010 – 2020
10

Consumer Goods Industry


5
0
2010 2012 2014 2016 2018 2020
-5
-10
-15
-20
-25
-30
-35

Sumber: IDX, Bursa Efek Indonesia (data processed)


Gambar 1. 2 Grafik Debt to Equity Ratio (DER) Sektor
Consumer Goods Tahun 2010 – 2020

Berdasarkan gambar 1.1 dan gambar 1.2 mengenai debt to equity ratio,

sektor industri consumer goods menunjukkan adanya penurunan yang signifikan

dari tahun 2013 – 2014 dimana nilai debt to equity ratio mencapai -31,34. Jika

dibandingkan dengan pergerakan sektor lainnya, sektor consumer goods

merupakan sektor industri satu-satunya yang mengalami penurunan yang cukup

drastis di tahun 2014 hingga pada tahun berikutnya mulai mengalami peningkatan

hingga mencapai nilai positif di tahun 2016, dan mengalami sedikit fluktuasi hingga

tahun 2020. Nilai debt to equity ratio (DER) yang rendah menunjukkan bahwa

perusahaan cenderung menggunakan sedikit hutang, melainkan lebih banyak

menggunakan ekuitas sebagai sumber dananya (Erviana 2021). Sebaliknya,

semakin tinggi nilai debt to equity ratio (DER) mengindikasikan bahwa perusahaan

cenderung menggunakan lebih banyak leverage (Zutter dan Smart 2019, 147).
11

Earning Per Share (EPS) Sektoral Tahun 2010 - 2020


7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
-1000

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Sumber: IDX, Bursa Efek Indonesia (data processed)

Gambar 1. 3 Earning per Share (EPS) Sektoral Tahun 2010 – 2020

Berdasarkan gambar 1.3 mengenai nilai earning per share (EPS) pada 9

sektor industri selama tahun 2010 – 2020. Dapat dilihat bahwa sektor consumer

goods cenderung bergerak fluktuatif. Tinggi atau rendahnya nilai earning per share

(EPS) bergantung pada tingkat laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan.

Peningkatan earning perusahaan diikuti dengan meningkatnya arus kas di masa

yang akan datang sehingga menyebabkan harga saham meningkat (Zutter dan

Smart 2019, 54). Hal ini membuat investor menanamkan modalnya karena adanya

keyakinan terhadap prospek perusahaan.

Selain itu, informasi earning per share (EPS) juga berguna bagi para

kreditur untuk menilai struktur modal perusahaan, karena nilai earning per share

(EPS) menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan yang

menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi hutang


12

perusahaan. Dengan demikian, nilai earning per share (EPS) yang tinggi pada

perusahaan sektor consumer goods menunjukkan adanya kemudahan dalam

memperoleh pendanaan eksternal.

Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2010 - 2020


275
270
265
260
255
250
245
240
235
230
225
220
Jumlah Penduduk (Juta jiwa)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Badan Pusat Statistik (data processed)

Gambar 1. 4 Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2010 – 2020

Berdasarkan gambar 1.4, dapat dilihat bahwa jumlah kependudukan di

Indonesia dari tahun 2010 – 2020 terus mengalami peningkatan hingga mencapai

jumlah tertinggi di tahun 2020 sebesar 270,2 juta jiwa. Semakin tingginya jumlah

kependudukan, maka tingkat kebutuhan masyarakat akan konsumsi turut

meningkat sehingga berpengaruh terhadap peningkatan jumlah permintaan pada

produk-produk hasil perusahaan sektor consumer goods. Hal tersebut selaras


13

dengan adanya peningkatan pada penjualan produk-produk pada perusahaan sektor

consumer goods yang dapat dilihat pada gambar berikut:

Total Sales Sektor Consumer Goods Tahun


2010 - 2020
2020 407.174
2019 409.605
2018 374.668
2017 343.456
2016 323.649
2015 294.004
2014 277.671
2013 221.602
2012 206.888
2011 177.141
2010 154.300

- 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000 450.000

Sumber: IDX, Bursa Efek Indonesia (data processed)

Gambar 1. 5 Total Sales Sektor Consumer Goods Tahun 2010 – 2020


(Milyaran Rupiah)

Gambar 1.5 menunjukkan data historis total penjualan perusahaan sektor

consumer goods selama 11 tahun, yaitu 2010 – 2020. Dapat dilihat bahwa terjadi

kenaikan penjualan meskipun di tahun 2020 terjadi penurunan akibat dari adanya

pandemi Covid-19 yang menekan seluruh kinerja industri pada bulan Maret 2020.

Namun hal ini menunjukkan bahwa seiring bertambahnya jumlah penduduk maka

tingkat kebutuhan konsumsi pun akan semakin meningkat sehingga perusahaan-

perusahaan manufaktur harus dapat meningkatkan kegiatan produksinya guna

memenuhi permintaan masyarakat. Ketika terjadi peningkatan produksi, maka

perusahaan akan membutuhkan lebih banyak dana untuk mengolah bahan mentah
14

menjadi barang jadi, dimana dana tersebut dapat diperoleh melalui dana internal

dari hasil penjualan perusahaan ataupun dengan menggunakan dana di luar

perusahaan ketika dana internal tidak mencukupi.

Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDB


Nasional Tahun 2010 - 2020
60

50

40

30

20

10

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Badan Pusat Statistik (data processed)

Gambar 1. 6 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDB Nasional


Tahun 2010 – 2020 (%)

Gambar 1.6 menunjukkan bahwa berdasarkan kelompok pengeluaran,

konsumsi rumah tangga menjadi penopang dalam perekonomian Indonesia, dengan

nilai konsumsi rumah tangga tertinggi di tahun 2020 sebesar 57,65%. Pengeluaran

konsumsi rumah tangga merupakan pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumah

tangga untuk tujuan konsumsi. Tingginya konsumsi masyarakat dapat memberikan


15

laba bagi perusahaan, sehingga dengan laba yang cukup maka perusahaan dapat

terlebih dahulu menggunakan pendanaan internalnya sebelum menggunakan

pendanaan eksternal. Dengan demikian, perusahaan sektor consumer goods dengan

rasio hutang yang terlalu tinggi dapat menjaga komposisi struktur modal dengan

mengurangi penggunaan hutangnya.

Disamping itu, sektor consumer goods yang termasuk dalam industri

manufaktur dianggap sebagai salah satu sektor esensial dan diangkat oleh

Kementrian Perindustrian dalam program Roadmap Making Indonesia 4.0 pada

bulan April 2018, dimana dalam program ini terdapat 7 sektor industri yang menjadi

fokus dalam memperkuat struktur perindustrian Indonesia di era industri 4.0.

Industri-industri tersebut meliputi industri makanan dan minuman, tekstil dan

garmen, otomotif, elektronik, kimia, alat kesehatan, dan farmasi. Diangkatnya 7

sektor industri ini karena kontribusinya dalam memberikan 70% dari total PDB

manufaktur, 65% ekspor manufaktur, dan 60% tenaga kerja industri Indonesia.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Chen et al (2021) yang berjudul “Determinants of Leverage in

Emerging Markets: Empirical Evidence”. Terdapat perbedaan antara penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya dari segi periode dan objek penelitian. Penelitian

sebelumnya meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi leverage pada

UMKM Manufaktur di Argentina dengan periode penelitian 2016 – 2018,

sedangkan pada penelitian ini, meneliti tentang faktor – faktor yang mempengaruhi

leverage pada perusahaan sektor industri consumer goods dengan periode

penelitian dari 2010 – 2020. Berdasarkan uraian di atas beserta banyaknya


16

penelitian terdahulu yang membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

leverage maka penelitian ini diberikan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI LEVERAGE PADA PERUSAHAAN SEKTOR

CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2010 - 2020”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apakah profitability memiliki pengaruh terhadap leverage perusahaan

sektor industri consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2010 – 2020?

2. Apakah tangibility memiliki pengaruh terhadap leverage perusahaan sektor

industri consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2010 – 2020?

3. Apakah firm size memiliki pengaruh terhadap leverage perusahaan sektor

industri consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2010 – 2020?

4. Apakah growth memiliki pengaruh terhadap leverage perusahaan sektor

industri consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2010 – 2020?
17

5. Apakah business risk memiliki pengaruh terhadap leverage perusahaan

sektor industri consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2010 – 2020?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Peneltian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah profitability memiliki pengaruh terhadap

leverage pada perusahaan sektor industri consumer goods yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2020.

2. Untuk mengetahui apakah Apakah tangibility memiliki pengaruh

terhadap leverage pada perusahaan sektor industri consumer goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2020.

3. Untuk mengetahui apakah firm size memiliki pengaruh terhadap

leverage pada perusahaan sektor industri consumer goods yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2020.

4. Untuk mengetahui apakah growth memiliki pengaruh terhadap leverage

pada perusahaan sektor industri consumer goods yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2010 – 2020.


18

5. Untuk mengetahui apakah business risk memiliki pengaruh terhadap

leverage pada perusahaan sektor industri consumer goods yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2020.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat kepada

beberapa pihak sebagai berikut:

1. Bagi investor

Sebagai referensi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan investasi pada saham perusahaan dengan memahami konsep

keterkaitan leverage perusahaan dengan kontribusi yang dihasilkan

untuk memakmurkan kesejahteraan para pemegang saham.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber acuan bagi perusahaan

terkait determinan faktor yang mempengaruhi leverage untuk

keberlangsungan hidup perusahaan melalui pengelolaan struktur modal

yang optimal.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi sebagai referensi

tambahan dalam bidang manajemen keuangan dan menjadi bahan

referensi bagi peneliti selanjutnya.


19

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman pembaca, maka penelitian ini

menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan membahas tentang latar belakang penelitian,

masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika

penulisan agar penelitian ini lebih terstruktur.

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Bab ini menjelaskan tentang kerangka teoritis yang menjadi dasar

untuk penelitian ini dan bab ini juga berisi tentang penelitian

terhadulu, model penelitian, beserta pengembangan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang bentuk penelitian, objek penelitian,

definisi operasional variabel, pengukuran variabel, teknik

pengumpulan data dan metode analisis data.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini meliputi prosedur pemilihan sampel, hasil analisis statistik

deskriptif, analisis pemilihan model data panel, analisis kualitas


20

data, analisis uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan uji

hipotesis.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian yang

dilakukan dan dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya,

menjelaskan keterbatasan – keterbatasan yang terdapat dalam

penelitian ini dan rekomendasi peneliti bagi penelitian selanjutnya.


BAB II

KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis mencerminkan keyakinan bagaimana fenomena, variabel

atau konsep tertentu dapat berhubungan satu sama lain dan didukung dengan

adanya penjelasan atau teori-teori terkait (Sekaran dan Bougie 2019, 84). Kerangka

teoritis terdiri dari pengenalan definisi dari konsep atau variabel, pengembangan

model konseptual, dan teori-teori pendukung yang menjelaskan hubungan antar

variabel dalam suatu penelitian. Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan

proporsi yang disusun secara sistematis (Sugiyono 2018, 81). Berikut adalah teori-

teori yang disajikan dalam bab ini:

2.1.1 Trade-off Theory

Trade-off theory atau disebut juga balancing theory menjelaskan bahwa

setiap perusahaan dapat menentukan target rasio hutang (leverage) yang optimal

(Anggraini dan Deitiana 2014). Trade-off theory menyatakan bahwa perusahaan

melakukan pertukaran (trade-off) antara manfaat pajak dari pendanaan berupa

hutang terhadap masalah yang disebabkan oleh potensi kebangkrutan (Brigham dan

Houston 2019, 498). Keuntungan dari penggunaan hutang ini berupa tax shield,

dimana berkurangnya beban pajak perusahaan karena perusahaan membayar bunga

21
22

kepada debitur. Berkurangnya beban pajak perusahaan membuat earning after tax

(EAT) meningkat dan akan didistribusikan kepada para pemegang saham, sehingga

semakin tinggi hutang maka nilai perusahaan pun akan turut meningkat (Wibowo

2016).

Perusahaan akan memaksimalkan penggunaan hutang sebelum mencapai

titik kebangkrutan. Semakin besar hutang digunakan, maka akan semakin besar

perlindungan pajak bagi perusahaan, namun semakin besar pula biaya

kebangkrutan yang akan ditimbulkan. Oleh sebab itu, penggunaan hutang akan

meningkatkan nilai perusahaan namun hanya sampai titik tertentu (Umdiana dan

Claudia 2020).

2.1.2 Pecking Order Theory

Dalam teori ini disebutkan bahwa perusahaan memiliki urutan preferensi

dalam pendanaan yang digunakan. Menurut Zutter dan Smart (2019, 626) pecking

order theory adalah pendanaan dengan urutan hierarki yang dimulai dari sumber

internal berupa laba ditahan, kemudian hutang, dan diakhiri dengan pendanaan

eksternal yaitu penerbitan saham baru. Dalam pecking order theory disebutkan

bahwa perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi biasanya

memiliki tingkat hutang yang rendah, karena perusahaan yang berprofitabilitas

tinggi umumnya memiliki sumber dana internal yang besar, sehingga perusahaan

tidak memerlukan hutang yang banyak (Arilyn 2015).


23

Perusahaan yang profitable akan menggunakan keuntungan yang

diperolehnya sebagai sumber pendanaan internal sebelum nantinya menggunakan

pendanaan eksternal untuk kegiatan operasional perusahaan. Teori ini

menyimpulkan bahwa tingkat utang yang optimal bukanlah hal yang

diperhitungkan oleh manajer keuangan (Fernandes dan Sumiati 2019). Pecking

order theory juga menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan

internal dibandingkan pendanaan eksternal. Ketika perusahaan menggunakan

pendanaan eksternal, maka perusahaan akan memilih sekuritas yang paling aman

terlebih dahulu seperti hutang, sekuritas konvertibel, dan ekuitas sebagai pilihan

akhir (Kharismar dan Stella 2014).

2.1.3 Leverage

Menurut Zutter dan Smart (2019, 600) leverage berkenaan dengan efek

yang ditimbulkan dari penggunaan biaya tetap yang bertujuan untuk memperbesar

return kepada pemegang saham, tingkat leverage yang tinggi mencerminkan return

yang tinggi begitupun dengan risiko yang diperoleh. Nilai pemegang saham akan

meningkat seiring dengan adanya peningkatan nilai perusahaan yang dicirikan

dengan tingkat return yang tinggi (Khanifah et al. 2020). Tingginya risiko

perusahaan dalam menggunakan leverage akan berakibat pada financial risk, atau

bahkan kebangkrutan apabila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya

dalam membayar pinjaman yang dilakukan (Ghozali et al. 2020).


24

Perusahaan yang melakukan manufaktur sendiri umumnya

menginvestasikan banyak dana terhadap pabrik-pabrik yang dimiliki oleh

perusahaan. Pabrik-pabrik ini menghasilkan biaya baik saat beroperasi maupun

tidak, sehingga perusahaan yang memproduksi produknya sendiri cenderung

memiliki tingkat leverage yang lebih tinggi. Menurut Reksono et al. (2021)

leverage mengacu pada ukuran yang menandakan adanya pemakaian hutang dalam

rangka membiayai aset perusahaan. Leverage berkaitan dengan sejauh mana

perusahaan menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan (Berk dan DeMarzo

2017, 73).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa leverage merupakan

penggunaan dana dari sumber eksternal yang memiliki biaya tetap dan digunakan

dalam rangka meningkatkan return terhadap pemilik saham.

2.1.4 Profitability

Profitability atau profitabilitas menurut Rochayati (2020) adalah

kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan dengan menggunakan

total aset yang dimiliki oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tingkat

profitabilitas menjadi ukuran dalam menunjukkan kemampuan dalam mendanai

kegiatan operasional suatu perusahaan. Menurut Zutter dan Smart (2019, 695)

profitabilitas adalah hubungan antara biaya dengan pendapatan yang hasilkan dari

penggunaan aset, baik current asset maupun fixed asset dalam kegiatan produktif

perusahaan. Menurut Cahyani dan Handayani (2017) profitabilitas mengacu pada


25

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan,

aset dan modal tertentu.

Perusahaan dengan laba yang tinggi cenderung menggunakan pendanaan

internal semaksimal mungkin dan hanya menggunakan hutang dalam jumlah yang

lebih kecil. Hal ini sesuai dengan pecking order theory, dimana perusahaan lebih

memilih sumber dana internal seperti laba ditahan untuk mendanai kegiatan

investasi perusahaan dibandingkan sumber dana eksternal, karena perusahaan dapat

menghasilkan sumber dana internal yang besar dan cukup untuk membiayai

perusahaan (Yuliana dan Yuyetta 2017)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu pada tingkat aset,

penjualan, dan modal yang dimiliki.

2.1.5 Tangibility

Tangibility atau struktur aset menurut Wibowo dan Tamam (2017) adalah

aset fisik yang memiliki bentuk dan ukuran yang digunakan untuk menjalankan

kegiatan operasi bisnis perusahaan. Zutter dan Smart (2019, 390) menyatakan

bahwa aset tetap meliputi property seperti tanah, pabrikan, dan peralatan. Menurut

Hendra dan Safitri (2022) tangibility adalah komposisi aset perusahaan yang

menunjukkan seberapa besar aset perusahaan dapat dijadikan sebagai jaminan

pinjaman.
26

Aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan memiliki nilai likuiditas yang

dapat dijual sehingga perusahaan dengan tangibility yang tinggi dapat meminjam

dalam jumlah yang lebih besar (Angelya dan Arilyn 2017). Tangibility yang tinggi

mencerminkan semakin banyak collateral asset yang dapat diserahkan kepada

pihak kreditur. Dari penjelasan di atas, dapat dismpulkan bahwa tangibility

mengacu pada aset fisik perusahaan yang digunakan untuk operasi perusahaan

sekaligus mencerminkan jumlah jaminan (collateral) yang ditawarkan kepada

kreditur dalam memperoleh pinjaman.

2.1.6 Firm Size

Ketika perusahaan membutuhkan pendanaan eksternal dalam operasi

bisnisnya, maka firm size atau ukuran perusahaan turut mempengaruhi jumlah dana

yang akan diperoleh perusahaan. Menurut Cahyani dan Handayani (2017) ukuran

perusahaan menggambarkan skala besar atau kecilnya suatu perusahaan yang dapat

dilihat dari total aset yang dimiliki perusahaan. Menurut Wibowo dan Himawan

(2016) ukuran perusahaan merupakan besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan,

sehingga perusahaan memiliki kekuatan lebih dalam memperoleh pendanaan

eksternal melalui pasar modal karena perusahaan yang besar memiliki nilai jaminan

yang besar. Menurut Stevianus dan Yap (2017) ukuran perusahaan adalah besar

kecilnya perusahaan yang tercermin dari total ekuitas, total penjualan, dan total

aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.


27

Seiring bertumbuhnya perusahaan maka kebutuhan akan dana juga semakin

meningkat. Menurut trade off theory, semakin besar ukuran perusahaan maka

semakin besar juga leverage yang dimiliki, dan semakin besar ukuran perusahaan

maka perusahaan akan mendapatkan akses terhadap kredit dalam biaya yang lebih

rendah, mengurangi asimetri informasi, dan risiko kesulitan keuangan (Chen et al.

2021).

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa firm size adalah skala

yang menggambarkan besar atau kecilnya suatu perusahaan yang dapat dilihat dari

total aktiva, total ekuitas, dan total penjualan yang dimiliki, sekaligus

mencerminkan kekuatan lebih besar dalam memperoleh pendanaan.

2.1.7 Growth

Menurut Amelia dan Anhar (2019) growth adalah perubahan yang terjadi

pada total aset perusahaan selama satu periode, sedangkan menurut Stevianus dan

Yap (2017) growth adalah pertumbuhan perusahaan yang ditandai dengan

bertambahnya kapitalisasi pasar, penjualan, maupun aset perusahaan. Perusahaan

yang sedang bertumbuh, akan lebih memilih pinjaman sebagai pendanaannya agar

dapat mengembangkan bisnisnya (Kaliman dan Wibowo 2017). Menurut Firnanti

(2011) growth merupakan kondisi pertumbuhan perusahaan yang dapat

mempengaruhi kepercayaan kreditur dan kesediaan pihak investor untuk

memberikan pendanaan melalui hutang jangka panjang.


28

Pecking order theory menunjukkan adanya hubungan positif antara growth

dan leverage (Chen et al. 2021). Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang

tinggi memerlukan dana yang besar dan cenderung menggunakan hutang sebagai

sumber pendanaan dibandingkan dengan pendanaan internal. Dengan hal ini, maka

perusahaan dengan pertumbuhan yang meningkat akan menggunakan hutang

semaksimal mungkin untuk mengembangkan bisnis perusahaan melalu investasi-

investasi baru (Reksono et al. 2021).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa growth adalah peluang yang

dimiliki perusahaan untuk berekspansi dan berkembang dalam industri yang

tercermin dari adanya peningkatan kapitalisasi pasar, total aset, atau total penjualan

perusahaan.

2.1.8 Business Risk

Menurut Zutter dan Smart (2019, 619) risiko bisnis atau business risk adalah

risiko yang tercermin dari adanya fluktuasi dalam arus kas perusahaan sebelum

adanya pertimbangan dari pendanaan hutang. Brigham dan Houston (2019, 479)

mendefisinisikan risiko bisnis sebagai salah satu penentu struktur modal yang

mencerminkan jumlah risiko yang melekat pada operasi perusahaan meskipun tidak

menggunakan pendanaan dari hutang. Risiko bisnis adalah risiko dari perusahaan

saat tidak mampu menutupi biaya operasionalnya dan dipengaruhi oleh stabilitas

pendapatan dan biaya (Ratri dan Christianti 2017).


29

Perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi, umumnya memiliki

kemungkinan yang rendah untuk melakukan pinjaman. Semakin kecil risiko bisnis

dalam perusahaan menyebabkan struktur modal menjadi lebih optimal, dan

sebaliknya semakin besar risiko bisnis maka tingkat optimalisasi struktur modal

akan berkurang (Hendra dan Rowena 2021).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa business risk adalah

kondisi dimana perusahaan tidak mampu menanggung biaya operasionalnya

sehubungan dengan adanya fluktuasi pada arus kas perusahaan sekalipun

perusahaan tidak menggunakan pembiayaan dari hutang.

2.2 Penelitian Terdahulu

Dibawah ini adalah hasil penelitian terdahulu yang dirangkum dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2. 1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Judul Sumber Hasil Penelitian

1. Determinants of Chen et al. 1. Profitability berpengaruh negatif

Leverage in Emerging (2021) terhadap leverage

Markets: Empirical 2. Firm Size dan tangibility

Evidence berpengaruh positif terhadap

leverage
30

3. Growth dan business risk tidak

berpengaruh terhadap leverage

2. Pengaruh Profitabilitas, Rochayati 1. Profitability tidak berpengaruh

Likuiditas, dan (2020) terhadap leverage

Pertumbuhan Penjualan

Terhadap Leverage

Pada Perushaan

Manufaktur Sektor

Industri Barang

Konsumsi di Bursa

Efek Jakarta

3. Tangibility, Liquidity, Fernandes 1. Tangibility dan growth

Dan Growth dan berpengaruh negatif terhadap

Oppurtunity Sebagai Sumiati leverage

Faktor Penentu (2019)

Leverage Perusahaan

4. Profitabilitas, dan Qusibah 1. Profitability dan firm size

Ukuran Perusahaan dan Yusra berpengaruh negatif terhadap

Sebagai Faktor Penentu (2019) leverage

Leverage di Indonesia

5. Analisis Faktor-Faktor Reksono et 1. Tangibility dan growth

yang Memengaruhi al. (2021) berpengaruh negatif terhadap

Leverage dan leverage

Profitabilitas 2. Firm size tidak berpengaruh

Perusahaan terhadap leverage


31

6. Analisis Empiris Faktor Christivera 1. Tangibility tidak berpengaruh

Determinan Struktur et al. terhadap leverage

Modal Perusahaan (2019) 2. Firm size berpengaruh negatif

Infrastruktur Indonesia terhadap leverage

7. Faktor-Faktor Yang Edward 1. Tangibility berpengaruh negatif

Mempengaruhi (2017) terhadap leverage

Leverage Pada 2. Growth dan firm size

Perusahaan Sektor berpengaruh positif terhadap

Industri Agrikultur leverage

Yang Terdaftar di BEI

Periode 2007 – 2015

8. Determinan Leverage Widodo 1. Profitability, growth, dan

Optimal di Bursa Efek dan Juardi business risk berpengaruh negatif

Indonesia (2020) terhadap leverage

2. Tangibility dan firm size

berpengaruh positif terhadap

leverage

9. Leverage Determinants Ghozali et 1. Profitability, growth, dan

of Manufacturing al. (2020) business risk berpengaruh negatif

Firms: Evidence from terhadap leverage

Indonesia 2. Firm size berpengaruh positif

terhadap leverage

10. The Determination of Deitiana 1. Profitability berpengaruh negatif

Capital Structure in dan terhadap leverage

Indonesia Stock
32

Exchange: An Analysis Komalasari 2. Tanfibility, firm size, growth, dan

from Basic and (2017) business risk tidak berpengaruh

Chemical Industry terhadap leverage

11. Pengaruh Tangibility, Wibowo 1. Profitability berpengaruh negatif

Profitability, Liquidity, dan terhadap leverage

Firm Size, dan Non- Tamam 2. Tangibility tidak berpengaruh

Debt Tax Shield (2017) terhadap leverage

Terhadap Capital 3. Firm Size berpengaruh positif

Structure Pada Sektor terhadap leverage

Pertanian

12. Pengaruh Likuiditas Zulkarnain 1. Profitability berpengaruh positif

dan Profitabilitas (2020) terhadap Struktur Modal

Terhadap Struktur

Modal

13. The Influence of Arilyn dan 1. Profitability berpengaruh negatif

Growth, Asset Benny terhadap debt capital

Tangibility, Cost of (2019) 2. Tangibility, growth, dan business

Debt, Profitability, and risk tidak berpengaruh terhadap

Business Risk on Debt debt capital

Capital

14. Faktor-Faktor Yang Anggraini 1. Firm size berpengaruh negatif

Mempengaruhi dan terhadap leverage

Leverage Pada PT Deitiana 2. Profitability, tangibility, growth,

Astra Internasional dan (2014) dan business risk tidak

Anak Perusahaanya berpengaruh terhadap leverage


33

15. The Determinants of Farrukh 1. Profitability berpengaruh negatif

Capital Structure: A dan Asad terhadap leverage

Study on Cement (2017) 2. Growth berpengaruh positif

Sector of Pakistan terhadap leverage

3. Tangibility dan firm size tidak

berpengaruh terhadap leverage

16. Faktor-Faktor Yang Angelya 1. Profitability dan tangibility

Mempengaruhi dan Arilyn berpengaruh negatif terhadap

Struktur Modal Pada (2017) leverage

Perusahaan Industri 2. Growth tidak berpengaruh

Makanan dan Minuman terhadap leverage

Yang Terdaftar di BEI

17. The Effects of Arilyn 1. Profitability dan tangibility

Profitability, Liquidity, (2020) berpengaruh negatif terhadap

Tangibility, Firm Size, struktur modal

and Asset Turnover on 2. Firm size tidak berpengaruh

Capital Structure in terhadap struktur modal

Chemical Industry

Listed on Indonesia

Stock Exchange From

2014 – 2018.

18. Determinants of Nasimi et 1. Profitability dan firm size

Capital Structure in al. (2018) berpengaruh negatif terhadap

Pakistan leverage
34

2. Tangibility dan growth

berpengaruh positif terhadap

leverage

19. Faktor-Faktor Yang Firnanti 1. Profitability berpengaruh negatif

Mempengaruhi (2011) terhadap leverage

Struktur Modal 2. Growth berpengaruh positif

Perusahaan Manufaktur terhadap leverage

di Bursa Efek 3. Firm size dan business risk tidak

Indonesia berpengaruh terhadap leverage

20. Analisis Pengujian Viandgo 1. Profitability dan growth

Pengaruh Ukuran (2013) berpengaruh negatif terhadap

Perusahaan, leverage

Profitabilitas, Risiko 2. Business risk berpengaruh positif

Bisnis, dan Tingkat terhadap leverage

Pertumbuhan Terhadap 3. Firm size tidak berpengaruh

Leverage terhadap leverage

2.3 Model Penelitian

Variabel – variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu

leverage (Y), dan variabel independen meliputi profitability (X1), Tangibility

(X2), firm size (X3), growth (X4), dan business risk (X5). Sehingga model

penelitian yang digambarkan adalah sebagai berikut:


35

Profitability
X1

Tangibility
X2

Firm Size
Leverage
X3
Y
Growth
X4

Business Risk
X5

Gambar 2. 1 Model Penelitian

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Profitability Terhadap Leverage

Profitabilitas mengukur keefektifan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka akan semakin baik dan

semakin meningkatkan kemakmuran perusahaan (Ratri dan Christianti 2017).

Penelitian yang dilakukakn oleh Zulkarnain (2020) menyebutkan bahwa

profitabilitas berpengaruh positif terhadap leverage. Menurut Rochayati (2020)

profitabilitas tidak berpengaruh terhadap leverage. Namun, menurut Chen et al.

(2021) beserta Hendra dan Rowena (2021), terdapat hubungan negatif antara

profitabilitas dengan leverage. Perusahaan dengan laba yang tinggi akan

menggunakan hutang dalam jumlah yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
36

perusahaan cenderung mengutamakan kemampuannya sendiri dalam memenuhi

kebutuhan operasional perusahaan dan relatif tidak bergantung pada pihak di luar

perusahaan.

Hal yang serupa juga dinyatakan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Ghozali et al. (2020), Qusibah dan Yusra (2019), serta Farrukh dan Asad (2017)

bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap leverage. Hal ini sesuai dengan

pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat

keuntungan yang lebih besar akan lebih mengutamakan sumber dana internal

sehingga rasio hutang yang dimiliki semakin rendah karena perusahaan dengan

tingkat profitabilitas yang tinggi akan lebih memilih dana internal dalam bentuk

laba ditahan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Namun, dalam trade off-

theory disebutkan bahwa perusahaan yang lebih profitable memiliki komposisi

hutang yang lebih tinggi pada struktur modalnya. Hal ini karena perusahaan dengan

tingkat profitability yang tinggi menunjukkan varian laba yang lebih rendah

sehingga perusahaan dapat mentolerir tingkat hutang yang tinggi untuk

mendapatkan manfaat dari hutang yaitu penghematan pajak (Yuliana dan Yuyetta

2017). Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

𝐻𝑎1 = Profitability berpengaruh terhadap Leverage

2.4.2 Tangibility Terhadap Leverage

Tangibility merupakan aset berwujud yang dimiliki oleh perusahaan.

Tangible aset yang tinggi dapat mengurangi biaya kesulitan keuangan suatu
37

perusahaan karena aset tersebut dapat digunakan sebagai jaminan (collateral)

dalam melakukan pinjaman (Angelya dan Arilyn 2017). Tangibility memiliki

hubungan yang positif dengan leverage, sesuai dengan trade-off theory, bahwa

tingkat tangibility yang tinggi meningkatkan kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan hutang karena aset tetap perusahaan dapat dijadikan sebagai jaminan

sehingga menyebabkan tingginya tingkat kepercayaan kreditur dalam memberikan

pinjaman bagi perusahaan (Reksono et al. 2021). Hasil penelitian serupa juga

dilakukan oleh Widodo dan Juardi (2020) dan Nasimi et al. (2018) yang

menunjukkan adanya pengaruh positif antara tangibility dan leverage.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Acaravci (2014),

Kharismar dan Stella (2014) beserta Fernandes dan Sumiarti (2019) tangibility

memiliki pengaruh negatif terhadap leverage, dimana ketika tangibility semakin

tinggi, maka perusahaan tidak akan mengalami kekurangan dalam kebutuhan

modalnya, karena perusahaan dengan tangibility yang besar merupakan perusahaan

yang sudah dewasa dan menghasilkan laba yang relatif stabil. Berdasarkan uraian

tersebut maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

𝐻𝑎2 = Tangibility berpengaruh terhadap Leverage

2.4.3 Firm Size Terhadap Leverage

Firm size atau ukuran perusahaan menjadi cerminan kemampuan finansial

suatu perusahaan dalam periode tertentu. Semakin besar perusahaan, maka dana

yang digunakan untuk operasi perusahaan turut semakin besar, oleh sebab itu
38

perusahaan yang besar akan membutuhkan banyak sumber dana untuk membiayai

kebutuhan perusahaanya (Hendra dan Rowena 2021). Semakin besar perusahaan

maka semakin banyak informasi yang tersedia di pasar sehingga tingkat asimetri

informasi menjadi rendah dan membuat pihak eksternal khususnya kreditur lebih

mempercayai kinerja perusahaan dan membuat perusahaan memiliki akses yang

lebih mudah dalam memperoleh pinjaman (Yuliana dan Yuyetta 2017).

Dalam penelitiannya, Chen et al. (2021) menyimpulkan bahwa firm size

berpengaruh secara positif terhadap leverage. Menurut Ghozali et al. (2020)

terdapat pengaruh positif antara firm size terhadap leverage, dimana perusahaan

besar cenderung menggunakan lebih banyak hutang dibandingkan dengan

perusahaan kecil. Hal tersebut juga didukung oleh Ratri dan Christianti (2017)

bahwa perusahaan dengan skala yang besar memiliki kemudahan dalam

memperoleh pinjaman dari pihak eksternal untuk mendanai kegiatan perusahaan,

sehingga terdapat pengaruh positif antara firm size terhadap leverage.

Menurut Qusibah dan Yusra (2019), firm size berpengaruh negatif

terhadap leverage, karena perusahaan besar umumnya menghasilkan tingkat

penjualan sekaligus tingkat laba yang lebih besar. Sehingga kebutuhan dana yang

besar untuk kegiatan operasional perusahaan dapat terpenuhi dari penggunaan dana

internal perusahaan. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Reksono et al. (2021), Farrukh dan Asad (2017), Deitiana dan Komalasari (2017,

Viandgo (2013), serta Firnanti (2011) bahwa firm size tidak berpengaruh terhadap

leverage. Hasil serupa juga di dukung dalam penelitian Arilyn (2020) yang
39

menyimpulkan bahwa firm size tidak berpengaruh pada struktur modal.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

𝐻𝑎3 = Firm Size berpengaruh terhadap Leverage

2.4.4 Growth Terhadap Leverage

Semakin tinggi peluang pertumbuhan suatu perusahaan, menunjukkan

bahwa semakin besar dana yang dibutuhkan untuk melakukan ekspansi dalam

pasar. Hal tersebut menyebabkan perusahaan memerlukan dana yang besar

sedangkan pendanaan internal yang dimiliki perusahaan umumnya terbatas. Oleh

sebab itu perusahaan dengan growth rate yang tinggi akan meminjam dana dari

pihak eskternal untuk mendanai kegiatan perushaan (Ranitasari dan Maftukhah

2018).

Hal ini sesuai dengan pecking order theory dimana dinyatakan ketika

perusahaan menggunakan pendanaan eksternal, maka perusahaan akan

mengutamakan sekuritas yang lebih aman terlebih dahulu yaitu hutang daripada

penerbitan saham baru (Ranitasari dan Maftukhah 2018). Ketika perusahaan

menerbitkan hutang maka hal tersebut menjadi sinyal yang baik bagi investor

karena perusahaan yakin dan mampu menghasilkan laba yang besar di masa yang

akan datang. Penerbitan hutang tersebut menjadi sinyal positif karena hutang

menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk membayarnya (Edward 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh Nasimi et al. (2018), Edward (2017),

serta Farrukh dan Asad (2017) menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif antara
40

growth dengan leverage. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dan Yuyetta

(2017) beserta Ghozali et al. (2020) menyatakan bahwa growth berpengaruh negatif

terhadap leverage. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fernandes dan

Sumiati (2019) yang menyimpulkan bahwa growth tidak berpengaruh terhadap

leverage. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

𝐻𝑎4 = Growth berpengaruh terhadap Leverage

2.4.5 Business Risk Terhadap Leverage

Business risk menunjukkan adanya variabilitas pendapatan dan biaya.

Semakin tinggi variabilitas yang terjadi maka semakin tinggi kebangkrutan yang

timbul (Widodo dan Juardi 2020). Tingkat risiko bisnis perusahaan juga

mempengaruhi minat pemodal untuk menanamkan dana pada perusahaan sekaligus

mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh dana dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya. Ketika perusahaan memiliki tingkat risiko

bisnis yang tinggi maka perusahaan akan berusaha untuk menjaga proporsi

hutangnya demi keberlangsungan perusahaan (Meiliyani et al. 2019). Menurut

Ghozali et al. (2020) risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap leverage.

Menurut Anggraini dan Deitiana (2014) beserta Firnanti (2011), business

risk tidak berpengaruh terhadap leverage. Hal yang serupa juga dinyatakan oleh

Arilyn dan Beny (2019) yang menyimpulkan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh

terhadap debt capital. Meskipun tingkat risiko bisnis yang besar mengarah pada

kebangkrutan, namun tingkat risiko yang tinggi memungkinan kreditur maupun risk
41

seeker investor untuk menuntut return yang lebih tinggi. Selain itu, kreditur dapat

mengandalkan aset tetap perusahaan sebagai jaminan dari pinjaman yang diberikan.

Dengan demikian tingkat risiko bisnis perusahaan tidak dapat menunjukkan secara

pasti sumber pendanaan yang dipilih oleh perusahaan (Firnanti 2011). Namun

berbeda dengan hasil penelitian Viandgo (2013) yang menyatakan bahwa risiko

bisnis bepengaruh positif terhadap leverage. Berdasarkan uraian tersebut maka

dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

𝐻𝑎5 = Business Risk berpengaruh terhadap Leverage


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dibahas pada bab

pertama, maka penelitian ini merupakan bentuk dari penelitian kausal (causal

studies). Seperti yang dinyatakan dalam buku yang ditulis oleh Sekaran dan Bougie

(2019, 371) bahwa penelitian kausal mengacu pada pengujian hubungan sebab-

akibat diantara variabel. Penelitian kausal dilakukan untuk menggambarkan satu

atau lebih faktor yang dapat menyebabkan suatu masalah (Sekaran dan Bougie

2019, 57). Bentuk penelitian kausalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah

terdapat pengaruh dari variabel independen yaitu profitability (X1), tangibility

(X2), firm size (X3), growth (X4), dan business risk (X5) terhadap variabel

dependen, yaitu leverage (Y).

3.2 Objek Penelitian

3.2.1 Populasi

Menurut Sekaran dan Bougie (2019, 222) Populasi mengacu pada

keseluruhan kelompok atas orang-orang, peristiwa-peristiwa, atau hal-hal yang

menarik bagi peneliti sehingga dilakukan penelitian. Populasi bukan hanya jumlah

42
43

yang ada pada obyek atau subyek yang diteliti, namun juga meliputi seluruh

karakteristik yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut (Sugiyono 2018, 130).

Populasi yang terdapat dalam penelitian ini adalah perusahaan pada sektor industri

consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2020.

3.2.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang terbentuk dari beberapa

anggota terpilih dari populasi (Sekaran dan Bougie 2019, 222). Sampel yang dipilih

dari populasi harus bersifat representatif (Sugiyono 2018, 131). Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini melibatkan 31 perusahaan dalam sektor industri

consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2020.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pemilihan sampel yang

mengacu pada jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan atau memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti (Sekaran dan

Bougie 2019, 233).

Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2010 – 2020.

2. Seluruh perusahaan yang menyertakan Laporan Keuangan Tahunan

secara konsisten dan lengkap per 31 Desember periode 2010 – 2020.


44

3. Perusahaan yang menerbitkan Laporan Keuangan Tahunan dengan mata

uang Rupiah.

3.3 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Pada bagian ini akan dijelaskan terkait definisi umum dan cara perhitungan

dari setiap variabel meliputi variabel independen (X), yaitu profitability, tangibility,

firm size, growth, dan business risk serta variabel dependen (Y), yaitu leverage.

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama bagi

seorang peneliti, karena merupakan variabel utama yang akan diteliti (Sekaran dan

Bougie 2019, 85). Variabel ini dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya

variabel independen (Sugiyono 2018, 57). Dalam penelitian ini, leverage digunakan

sebagai variabel dependen.

3.3.1.1 Leverage

Leverage berkenaan dengan penggunaan aset dan sumber dana yang

menyebabkan biaya atau beban tetap bagi perusahan yang dapat diukur

menggunakan debt ratio dengan membandingkan total liabilitas dengan total aset

yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini, leverage diukur dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Chen et al. 2021).


45

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

3.3.2 Variabel Independen

Menurut Sekaran dan Bougie (2019, 86) variabel independen merupakan

variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik dengan pengaruh positif atau

negatif. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen menjadi sebab perubahan

yang terjadi terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, profitability,

tangibility, firm size, growth, dan business risk digunakan sebagai variabel

independen.

3.3.2.1 Profitability

Profitability merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

dalam periode tertentu pada tingkat aset, ekuitas, dan penjualan yang dimiliki

perusahaan. Dalam penelitian ini, profitability diukur dengan membandingkan

earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) dengan

total aset perusahaan (Chen et al. 2021):

𝐸𝐵𝐼𝑇𝐷𝐴
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

3.3.2.2 Tangibility

Tangibility merupakan aset fisik yang dapat digunakan sebagai jaminan

dalam memperoleh biaya dari sumber eksternal. Tangibility mengukur komposisi


46

antara aset tetap terhadap keseluruhan aset perusahaan. Dalam penelitian ini,

tangibility diukur dengan rumus sebagai berikut (Chen et al. 2021):

𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑖𝑏𝑙𝑒 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠


𝑇𝑎𝑛𝑔𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

3.3.2.3 Firm Size

Firm size merupakan skala atau besar kecilnya suatu perusahaan yang

tercermin dari besarnya ekuitas, penjualan, atau total aktiva perusahaan. Menurut

Chen et al. (2021) firm size diukur menggunakan nilai logaritma natural dari total

aset (natural logarithm of total asset), sehingga firm size dapat dirumuskan sebagai

berikut:

𝐹𝑖𝑟𝑚 𝑆𝑖𝑧𝑒 = 𝐿𝑛 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)

3.3.2.4 Growth

Growth adalah kesempatan yang dimiliki oleh perusahaan dalam

mengembangkan dirinya dalam pasar. Peluang pertumbuhan perusahaan tercermin

dari perubahan yang terjadi pada total aset yang dimiliki perusahaan di setiap tahun.

Dalam penelitian ini, growth diukur dengan rumus sebagai berikut (Chen et al.

2021):

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑖,𝑡 − 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑖,𝑡−1


𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑖,𝑡−1
47

3.3.2.5 Business Risk

Business risk menjadi risiko yang timbul dan melekat karena perusahaan

tidak dapat menanggung biaya operasionalnya. Risiko bisnis digambarkan dengan

adanya fluktuasi atau ketidakstabilan pada laba perusahaan. Dalam penelitian ini,

risiko bisnis dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Chen et al. 2021):

𝐵𝑢𝑠𝑖𝑛𝑒𝑠𝑠 𝑅𝑖𝑠𝑘 = 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑜𝑓 𝐸𝐵𝐼𝑇

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan data sekunder. Menurut Sekaran dan Bougie (2019, 49) data

sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh orang lain dan digunakan untuk

keperluan lain terlepas dari tujuan penelitian saat ini. Dalam penelitian ini, data

sekunder diperoleh melalui website Indonesia Stock Exchange (idx.co.id) dan

website IDN Financials (Idnfinancials.com). Data yang diperoleh berupa laporan

keuangan perusahaan yang berada pada sektor industri consumer goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2020.

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini diolah

menggunakan bantuan Eviews 10 untuk menggambarkan metode statistik untuk

pengujian hipotesis sebagai berikut:


48

3.5.1 Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2018, 19) gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat

dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, nilai maksimal, nilai minimal,

sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) disebut dengan

statistik deskriptif. Statistik deskriptif memberikan kemudahan dalam bentuk

ringkasan data tabel, grafik, atau numerik sehingga pembaca dapat lebih memahami

suatu kumpulan data (Anderson et al. 2020, 13).

3.5.2 Analisis Data Panel

Penelitian ini menggunakan analisis data panel. Menurut Basuki dan

Prawoto (2016, 251) data panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time

series) dan data silang (cross section). Pengunaan data panel dapat memberikan

peneliti jumlah pengamatan yang lebih besar, meningkatkan derajat kebebasan, data

memiliki variabilitas yang besar dan mampu mengurangi kolinearitas antar

variabel. Data panel dapat memberikan informasi yang lebih banyak dan dapat

memberikan penyelesaian yang lebih baik dalam inferensi perubahan dinamis

(Basuki dan Prawoto 2016, 251). Terdapat tiga pendekatan dalam mengestimasi

model regresi dengan data panel, yaitu:

1. Common Effect Model

Pendekatan model data panel yang paling sederhana karena hanya

menggabungkan data time series dan cross section terlepas dari dimensi

waktu maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa data perusahaan


49

sama dalam berbagai kurun waktu. Metode ini umumnya menggunakan

pendekatan Ordinary Least Square (OLS) untuk mengestimasi model data

panel.

2. Fixed Effect Model

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat

diakomodasi dari perbedaan intersepnya. Model ini menggunakan teknik

variable dummy untuk menangkap perbedaan intersep antar perusahaan.

Meskipun terjadi perbedaan intersep namun model ini tetap mengasumsikan

bahwa slope antar perusahaan tetap sama.

3. Random Effect Model

Pada pendekatan ini, perbedaan intersep diakomodasi oleh error terms

masing-masing perusahaan. Di samping itu, pendekatan ini mengestimasi

data panel dimana terdapat variabel gangguan yang saling berhubungan

antar waktu dan antar individu. Keuntungan utama dari pendekatan ini

adalah mampu menghilangkan heteroskedastisitas.

Terdapat tiga pengujian untuk memilih model yang paling tepat dalam

mengelola data panel, di antaranya sebagai berikut (Basuki dan Prawoto 2016, 253)

1. Uji Chow

Uji Chow bertujuan untuk menentukan apakah model fixed effect atau

common effect paling sesuai untuk digunakan dalam mengestimasi data


50

panel. Menurut Basuki (2016, 269) hipotesis yang digunakan dalam uji

Chow adalah sebagai berikut:

H0 : Common Effect Model.

Ha : Fixed Effect Model.

Berikut adalah kriteria dalam pengambilan keputusan dalam uji Chow:

a) Jika nilai probabilitas cross – section F > α, maka H0 tidak dapat

ditolak, yang berarti model yang paling sesuai adalah Common

Effect Model.

b) Jika nilai probabilitas cross – section F < α, maka H0 dapat

ditolak, yang berarti model yang paling sesuai adalah Fixed

Effect Model.

2. Uji Hausman

Uji Hausman adalah pengujian statistik dalam menentukan apakah

model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan

dalam regresi data panel. Menurut Basuki (2016, 268) hipotesis uji

Hausman dilakukan sebagai berikut:

H0 : Random Effect Model.

Ha : Fixed Effect Model.

Berikut adalah kriteria keputusan untuk uji Hausman:

a) Jika nilai probabilitas < α, maka H0 dapat ditolak, yang berarti

model yang paling tepat untuk digunakan adalah Fixed Effect

Model.
51

b) Jika nilai probabilitas > α, maka H0 tidak dapat ditolak, yang

berarti model yang paling tepat untuk digunakan adalah Random

Effect Model.

3. Uji Lagrange Multiplier

Pengujian yang dilakukan untuk metode terbaik dengan

membandingkan random effect model dan common effect model dalam

mengestimasi data panel (Basuki dan Prawoto 2016, 253). Uji Lagrange

Multiplier dilakukan jika uji Chow memilih common effect sedangkan

uji Hausman memilih random effect. Berikut adalah hipotesis yang

digunakan dalam uji Lagrange Multiplier:

H0 : Common Effect Model.

Ha : Random Effect Model.

Terdapat kriteria dalam pengambilan keputusan uji Lagrange

Multiplier, yaitu:

a) Jika nilai probability Breusch-Pagan > α, maka H0 tidak dapat

ditolak sehingga model yang tepat adalah Common Effect

Model.

b) Jika nilai probability Breusch-Pagan < α, maka H0 dapat ditolak

sehingga model yang tepat adalah Random Effect Model.


52

3.5.3 Uji Kualitas Data

3.5.3.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah

data berdistribusi normal atau berasal dari populasi yang terdistrubusi normal

(Basuki dan Prawoto 2016, 48). Umumnya data yang banyaknya lebih dari 30

angka dapat diasumsikan terdistribusi normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas

dilakukan dengan Jarque Bera test. Nilai statistik Jarque-Bera didasarkan pada

distribusi Chi-square dengan degree of freedom (df) = 2, yaitu sebesar 5.991.

Menurut Widarjono (2018, 50) terdapat kriteria yang menentukan apakah suatu data

berdistrubusi normal atau tidak berdistribusi normal, diantaranya:

a) Jika nilai J-B < nilai chi square (df = 2), dan jika nilai probability > α (0,05),

maka data berdistrubusi normal.

b) Jika nilai J-B > nilai chi square (df = 2), dan jika nilai probability < α (0,05),

maka data tidak berdistribusi normal.

3.5.3.2 Uji Outlier

Pengujian normalitas data yang menujukkan hasil data tidak terdistribusi

secara normal menunjukkan bahwa terdapat banyak outliers dalam data penelitian.

Menurut Anderson et al. (2018, 127) suatu kumpulan data umumnya akan memiliki

nilai yang sangat besar ataupun sangat kecil. Nilai ekstrem ini disebut dengan

outliers.
53

3.5.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik menjadi persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada

analisis regresi linier berganda yang berbasis ordinary least square (OLS) (Basuki

dan Prawoto 2016, 89). Uji ini dilakukan untuk memberikan kepastian agar

koefisien regresi tidak bias serta konsisten dan tepat dalam estimasi. Terdapat tiga

pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu:

3.5.4.1 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan pengujian untuk melihat apakah dalam

model regresi terdapat korelasi antara variabel independen. Model regresi yang

baik umumnya tidak terdapat korelasi antara variabel independen (Ghozali

2018, 107). Menurut Basuki dan Prawoto (2016, 52) multikolinearitas dapat

dilihat melalui kriteria pengujian sebagai berikut:

a) Jika nilai koefisien korelasi > 0,85 maka terdapat multikolinearitas dalam

mode regresi.

b) Jika nilai koefisien korelasi < 0,85 maka tidak terdapat multikolinearitas

dalam mode regresi.

3.5.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terdapat penyimpangan dari syarat-syarat asumsi klasik. Uji

heteroskedastisitas berfungsi dalam menentukan apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan


54

yang lain (Ghozali 2018, 137). Model regresi yang baik umumnya tidak terdapat

heteroskedastisitas. Dalam mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

dalam data penelitian, digunakan uji Park dengan kriteria keputusan dalam

pengujian menurut Gujarati dan Porter (2009, 379) sebagai berikut:

a) Jika nilai probabilitas > α, maka tidak terdapat heteroskedastisitas.

b) Jika nilai probabilitas < α, maka terdapat heteroskedastisitas.

3.5.4.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode saat ini dengan

kesahalan penganggu pada periode sebelumnya (Ghozali 2018, 111). Model regresi

yang baik adalah tidak terdapat autokorelasi. Metode pengujian yang umumnya

digunakan adalah uji Durbin-Watson. Menurut Basuki dan Prawoto (2016, 51)

terdapat kriteria keputusan dalam uji Durbin-Watson:

a) Jika d < dL atau > (4-dL), maka H0 ditolak, yang berarti terdapat

autokorelasi.

b) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka H0 diterima, yang berarti tidak

terdapat autokorelasi.

c) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak

menghasilkan kesimpulan yang pasti.


55

Selain uji Durbin-Watson, menurut Widarjono (2018, 143) uji Breusch-Godfrey

juga dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi. Berikut adalah

kriteria keputusan dalam uji Breusch-Godfrey:

a) Jika nilai probabilitas Chi-square > α, maka tidak terdapat autokorelasi

b) Jika nilai probabilitas Chi-square < α, maka terdapat autokorelasi

3.5.5 Analisis Data

3.5.5.1 Uji Goodness-of-Fit (Uji F)

Uji F bertujuan untuk menguji signifikasi dalam regresi dan menguji

apakah terdapat hubungan yang signifikan antara vaiabel dependen dengan semua

variabel independen (Anderson et al. 2018, 628). Uji F dapat dinyatakan dengan

menggunakan analisis varian (analysis of variance = ANOVA). Hipotesis untuk uji

F adalah sebagai berikut:

H0 : β = 0, yang berarti model tersebut tidak fit.

Ha : β ≠ 0, yang berarti model tersebut fit.

Berikut adalah kriteria keputusan dalam uji F:

a) Jika nilai F-statistik ≥ nilai F-tabel dan nilai probabilitas ≤ α, maka H0 dapat

ditolak.

b) Jika nilai F-statistik ≤ nilai F-tabel dan nilai probabilitas ≥ α, maka H0 tidak

dapat ditolak.
56

3.5.5.2 Analisis Koefisien Korelasi (R)

Koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui kekuatan dari hubungan

linier antara dua buah variabel yang akan diteliti (Anderson et al. 2018, 663).

Semakin tinggi nilai koefisien korelasi menunjukkan bahwa tingkat keeratan

hubungan antara dua variabel semakin tinggi. Koefisien korelasi menunjukkan

ukuran hubungan linear antara dua variabel dalam rentang nilai antara +1 dan -1

(Hair et al. 2020, 387). Koefisien korelasi dapat bernilai positif atau negatif

bergantung pada arah hubungan antara variabel. Nilai +1 menunjukkan adanya

korelasi sempurna yang positif antara dua variabel, Nilai -1 menunjukkan adanya

korelasi sempurna yang negatif antara dua variabel, sedangkan 0 menunjukkan

tidak adanya hubungan antara dua variabel (Hair et al. 2020, 387).

Tabel 3. 1
Interval Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


± (0.91 – 1.00) Sangat Kuat
± (0.71 – 0.90) Kuat
± (0.41 – 0.70) Moderat
± (0.21 – 0.40) Kecil
± (0.10 – 0.20) Sangat Kecil
± (0.00 – 0.10) Hampir tidak berhubungan
Sumber: Hair et al. (2020)
57

3.5.5.3 Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar antara

nol dan satu. Semakin kecil nilai koefisien korelasi menunjukkan kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen

semakin terbatas. Nilai koefisien yang mendekati satu menunjukkan bahwa variabel

independen mampu memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali 2018, 97).

3.5.6 Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis)

Menurut Anderson et al. (2018, 685) analisis regresi linier berganda adalah

model yang menjelaskan bagaimana variabel dependen berhubungan dengan dua

atau lebih variabel independen. Menurut Anderson et al. (2018, 685) persamaan

regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = β0 + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β 5X5 + e

Keterangan:

Y = Leverage

β0 = konstanta

β = koefisien regresi masing-masing variabel independen

X1 = Profitability

X2 = Tangibility
58

X3 = Firm Size

X4 = Growth

X5 = Business Risk

e = Error term

3.5.7 Uji Hipotesis (Uji-t)

Uji hipotesis adalah prosedur dalam menguji kebenaran hipotesis suatu

populasi dengan menggunakan data dari sampel populasi tersebut (Basuki dan

Prawoto 2016, 19). Dalam statistika, hipotesis yang akan diuji kebenarannya akan

dibadingkan dengan hipotesis yang salah yang akan ditolak. Hipotesis yang salah

disimbolkan dengan H0 (null hypothesis) dan hipotesis yang benar disimbolkan

dengan H𝑎 (alternative hypothesis).

Uji yang umumnya digunakan dalam menguji kebenaran suatu hipotesis

adalah uji t. Uji t adalah prosedur dimana hasil sampel digunakan untuk

memverifikasi kebenaran atau kesalahan dari H0 (Basuki dan Prawoto 2016, 19).

Hipotesis untuk t-test adalah sebagai berikut (Anderson et al. 2018):

H0 : 𝛽 = 0 (Tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen)

Ha : 𝛽 ≠ 0 (Terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen)

Menurut Anderson et al. (2018, 704), prosedur dasar untuk uji t adalah sebagai

berikut:

a) Pendekatan p-value: Tolak H0 jika p-value ≤ α.


59

b) Pendekatan nilai kritis: Tolak H0 jika t ≤ - t α/2 atau t ≥ t α/2

Nilai t α/2 didasarkan pada distribusi t dengan degree of freedom n – k – 1.


BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Prosedur Pemilihan Sampel

Perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan sektor consumer goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi kriteria-kriteria penelitian ini

dalam periode 2010 – 2020. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive

sampling dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:

Tabel 4. 1
Kriteria Pemilihan Sampel

Kriteria Sampel Total


1. Perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar 65
di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2020
2. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan (34)
keuangan tahunan secara konsisten dan lengkap
per 31 Desember selama tahun 2010 – 2020
3. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan 0
keuangan tahunan dengan mata uang Rupiah
Data outlier (18)
Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian 13
Jumlah periode penelitian 11
Total data objek penelitian 143
Sumber: Bursa Efek Indonesia

60
61

Berdasarkan kriteria-kriteria dalam Tabel 4.1, jumlah perusahaan yang menjadi

sampel penelitian adalah 13 perusahaan dengan 11 periode. Sehingga total data

objek penelitian ini berjumlah 143 data.

4.2 Deskripsi Objek Penelitian

Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian adalah 13 perusahaan dalam

sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Infonesia periode 2010 – 2020.

Berikut adalah nama-nama dari 13 perusahaan yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini:

Tabel 4. 2
Daftar Nama Perusahaan Sampel

No Kode Nama Perusahaan Sub Sektor


1 ADES PT. Akasha Wira Internasional Tbk. Makanan dan Minuman
2 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk. Makanan dan Minuman
3 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Makanan dan Minuman
PT. Delta Djakarta Tbkarya-Varia
4 DVLA Farmasi
Laboratoria Tbk.
5 IIKP PT. Inti Agri Resources Tbk. Makanan dan Minuman
6 INAF PT. Indofarma Tbk. Farmasi
7 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk. Peralatan Rumah Tangga
Kosmetik dan Rumah
8 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.
Tangga
9 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. Makanan dan Minuman
10 PYFA PT. Pyridam Farm Tbk. Farmasi
11 STTP PT. Siantar Top Tbk. Makanan dan Minuman
Kosmetik dan Rumah
12 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. Tangga
13 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. Farmasi
Sumber: Bursa Efek Indonesia
62

4.3 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis Statistik deskriptif bertujuan untuk menemukan deskripsi umum dari

suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum,

dan standar deviasi. Hasil pengolahan data statistik deskriptif dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4. 3
Hasil Statistik Deskriptif

N Mean Maximum Minimum Std. Dev


LEV 143 0.368038 0.843016 0.003574 0.180866
PROF 143 0.108065 0.284636 -0.049225 0.072677
TANG 143 0.338771 0.634074 0.082268 0.145238
FIRM 143 24.47227 29.83981 25.17694 1.101215
GROWTH 143 0.089856 0.820060 -0.208654 0.142469
BRISK 143 7.47E+14 1.94E+16 60811183 3.18E+15
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik

Berdasarkan Tabel 4.3, terdapat 143 data yang digunakan dalam penelitian

ini. Selain itu, dapat dijelaskan bahwa:

1. Variabel Leverage memiliki nilai rata-rata sebesar 0.368038, nilai

maksimum sebesar 0.843016, nilai minimum sebesar 0.003574, dan standar

deviasi sebesar 0.180866 selama periode 2010 – 2020.

2. Variabel Profitability memiliki nilai rata-rata sebesar 0.108065, nilai

maksimum sebesar 0.284636, nilai minimum sebesar -0.049225, dan

standar deviasi sebesar 0.072677 selama periode 2010 – 2020.


63

3. Variabel Tangibility memiliki nilai rata-rata sebesar 0.338771, nilai

maksimum sebesar 0.634074, nilai minimum sebesar 0.082268, dan standar

deviasi sebesar 0.145238 selama periode 2010 – 2020.

4. Variabel Firm Size memiliki nilai rata-rata sebesar 24.47227, nilai

maksimum sebesar 29.83981, nilai minimum sebesar 25.17694, dan standar

deviasi sebesar 1.101215 selama periode 2010 – 2020.

5. Variabel Growth memiliki nilai rata-rata sebesar 0.089856, nilai maksimum

sebesar 0.820060, nilai minimum sebesar -0.208654, dan standar deviasi

sebesar 0.142469 selama periode 2010 – 2020.

6. Variabel Business Risk memiliki nilai rata-rata sebesar 7.47E+14, nilai

maksimum sebesar 1.94E+16, nilai minimum sebesar 60811183, dan

standar deviasi sebesar 3.18E+15 selama periode 2010 – 2020.

4.4 Analisis Pemilihan Model Data Panel

4.4.1 Uji Chow

Dalam menentukan model yang tepat antara common effect model ataupun

fixed effect model, maka dilakukan uji Chow dengan hipotesis berikut:

H0: Menggunakan common effect model.

Ha : Menggunakan fixed effect model.


64

Tabel 4. 4
Hasil Uji Chow

Effects Test Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f Prob.


Cross-section F 32.334280 (12,125) 0.0000
Cross-section Chi-square 201.913746 12 0.0000
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, hasil uji Chow menunjukkan nilai

probabilitas cross-section F sebesar 0.0000 yang mana lebih kecil dibandingkan

dengan alpha 0.05 (0.0000 < 0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa menurut uji Chow, model yang paling sesuai

digunakan dalam penelitian ini adalah fixed effect model.

4.4.2 Uji Hausman

Setelah dilakukan uji Chow, maka diperlukan pengujian kembali untuk

menentukan dan memastikan model yang paling tepat dalam mengestimasi regresi

data panel. Oleh sebab itu, dilakukan uji Hausman untuk menentukan apakah fixed

effect model ataupun random effect model yang menjadi model paling baik untuk

digunakan dalam penelitian ini. Hipotesis yang digunakan dalam uji Hausman

adalah:

H0: Menggunakan random effect model.

Ha : Menggunakan fixed effect model.


65

Tabel 4. 5
Hasil Uji Hausman

Effect Test Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.


Cross-section random 10.148652 5 0.0711
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik

Berdasarkan tabel 4.5, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas cross-section

random adalah 0.0711 dimana nilai ini lebih besar dari alpha 0.05 (0.071 > 0.05).

maka hasil dari uji Hausman menolak Ha sehingga dapat disimpulkan bahwa model

data panel yang paling baik dalam penelitian ini adalah random effect model.

4.4.3 Uji Lagrange Multiplier

Hasil kedua uji yang dilakukan sebelumnya (uji Chow dan uji Hausman)

memberikan hasil yang tidak konsisten sehingga dilakukan pengujian yang ketiga,

yaitu uji Lagrange Multiplier (LM test). Uji Lagrange Multiplier dilakukan untuk

membandingkan antara random effect model dan common effect model.

H0: Menggunakan common effect model.

Ha : Menggunakan random effect model.

Tabel 4. 6
Hasil Uji Lagrange Multiplier

Cross-section
Breusch-Pagan 339.1239
(0.0000)
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik
66

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, hasil uji lagrange multiplier memiliki nilai

probabilitas Breusch-Pagan yang lebih kecil dari alpha (0.0000 < 0.05). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa uji ini menerima Ha dan memilih random effect model

sebagai model regresi data panel yang paling sesuai dalam penelitian ini.

4.5 Analisis Uji Kualitas Data

Untuk menentukan apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak,

maka dilakukan uji normalitas dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

Tabel 4. 7
Hasil Uji Normalitas Residual (Sebelum Outlier)
Skewness 3.589103
Kurtosis 28.60653
Jarque-Bera 10048.43
Probability 0.000000
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, nilai Jarque-Bera sebesar 10048.43 lebih besar

dibandingkan Chi-square (df = 2) yaitu 5.991. Hasil uji ini memiliki probabilitas

yang lebih kecil dari alpha (0.000000 < 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

H0 ditolak yang berarti data tidak berdistribusi normal. Oleh sebab itu dilakukan uji
67

outlier dengan tujuan mengeliminasi data dengan nilai yang ekstrem. Hasil

pengujian normalitas setelah uji outlier disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4. 8
Hasil Uji Normalitas Residual (Sesudah Outlier)

Skewness -0.352759
Kurtosis 2.966023
Jarque-Bera 2.966023
Probability 0.226953
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, nilai Jarque-Bera sebesar 2.966023 lebih kecil

dibandingkan Chi-square (df = 2) yaitu 5.991. Hasil uji ini juga memberikan nilai

probabilitas yang lebih besar dari alpha (2.966023 > 0.05). Selain itu, nilai

skewness mendekati angka nol yaitu sebesar -0.352759 dan kurtosis mendekati

angka 3 sebesar 2.966023. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 tidak dapat

ditolak yang berarti data berdistribusi normal.

4.6 Uji Asumsi Klasik

4.6.1 Uji Multikolinearitas

Model Penelitian yang baik adalah model penelitian yang tidak

mengandung masalah multikolinearitas antar variabel independen yang diteliti.

Menurut Basuki dan Prawoto (2016, 52), ketika koefisien korelasi memiliki nilai <

0.85 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam

model penelitian. Hasil uji multikolinearitas disajikan dalam tabel sebagai berikut:
68

Tabel 4. 9
Hasil Uji Multikolinearitas

PROF TANG FIRM GROWTH BRISK


PROF 1.000000 0.136252 0.375256 0.249161 0.229731
TANG 0.136252 1.000000 0.126830 0.063911 -0.062568
FIRM 0.375256 0.126830 1.000000 0.064602 0.259293
GROWTH 0.249161 0.063911 0.064602 1.000000 -0.053853
BRISK 0.229731 -0.062568 0.259293 -0.053853 1.000000

Berdasarkan tabel 4.9, hasil dari korelasi antar 5 variabel independen dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Variabel Profitability memiliki korelasi sebesar 0.136252 dengan variabel

Tangibility, artinya tidak terjadi multikolinearitas antara variabel

Profitability dengan variabel Tangibility. Variabel Profitability memiliki

korelasi sebesar 0.375256 dengan variabel Firm Size, artinya tidak terjadi

multikolinearitas antara variabel Profitability dengan variabel Firm Size.

Variabel Profitability memiliki korelasi sebesar 0.249161dengan variabel

Growth, artinya tidak terjadi multikolinearitas antara variabel Profitability

dengan variabel Growth. Variabel Profitability memiliki korelasi sebesar

0.229731 dengan variabel Business Risk, artinya tidak terjadi

multikolinearitas antara variabel Profitability dengan variabel Business

Risk.

2. Variabel Tangibility memiliki korelasi sebesar 0.126830 dengan variabel

Firm size, artinya tidak terjadi multikolinearitas antara variabel Tangibility

dengan Firm Size. Variabel Tangibility memiliki korelasi sebesar 0.063911


69

dengan variabel Growth, artinya tidak terjadi multikolinearitas antara

variabel Tangibility dengan Growth. Variabel Tangibility memiliki korelasi

sebesar -0.062568 dengan variabel Business Risk, artinya tidak terjadi

multikolinearitas antara variabel Tangibility dengan variabel Business Risk.

3. Variabel Firm Size memiliki korelasi sebesar 0.064602 dengan variabel

Growth, artinya tidak terjadi multikolinearitas antara variabel Firm Size

dengan Growth. Variabel Firm Size memiliki korelasi sebesar 0.259293

dengan variabel Business Risk, artinya tidak terjadi multikolinearitas antara

variabel Firm Size dengan variabel Business Risk.

4. Variabel Growth memiliki korelasi sebesar -0.053853 dengan variabel

Business Risk, artinya tidak terjadi multikolinearitas antara variabel Growth

dengan variabel Business Risk.

4.6.2 Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, digunakan uji Park untuk mendeteksi apakah terdapat

heteroskedastisitas dalam data penelitian. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada

tabel berikut:
70

Tabel 4. 10
Hasil Uji Park

Variable Prob.
PROF 0.4603
TANG 0.4656
FIRM 0.0699
GROWTH 0.2088
BRISK 0.2884
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, nilai probabilitas Profitability sebesar 0.463,

Tangibility sebesar 0.4656, Firm Size sebesar 0.0699, Growth sebesar 0.2088, dan

Business Risk sebesar 0.2884. Seluruh nilai probabilitas variabel independen yang

digunakan dalam penelitian bernilai lebih besar dibandingkan dengan alpha (0.05).

Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam data

penelitian.

4.6.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Uji Durbin-Watson. Hasil

uji Durbin-Watson dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 11
Hasil Uji Durbin-Watson

Durbin-Watson stat 1.675159


Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik

Berdasarkan tabel 4.11, nilai Durbin-Watson adalah 1.675159. Pengujian

ini menggunakan data observasi sebanyak 143 sampel dan 5 variabel independen.
71

Maka dapat diperoleh nilai dL = 1.6551 dan dU = 1.7996. Maka kesimpulan dari

hasil uji Durbin-Watson dapat digambarkan sebagai berikut:

Indecision Indecision
Ha diterima Ha ditolak Ha diterima

Autokorelasi Autokorelasi Negatif Autokorelasi


Positif Positif

0 1.6551 1.7996 Autokorelasi


2 Negatif 2.2004 2.3449 4
1.675159 Gambar 4. 1
Hasil Uji Durbin-Watson

Keterangan:
Alpha : 0.05
DW : 1.675159
n : 143
k :5
dU : 1.7996
dL : 1.6551
4-dU : 2.2004
4-dL : 2.3449

Berdasarkan gambar 4.1, hasil Durbin-Watson berada di area indecision

dengan nilai 1.675159. Hasil pengujian tersebut tidak dapat memberikan kepastian

terkait ada atau tidaknya masalah autokorelasi pada model penelitian. Oleh sebab

itu, dilakukan uji Breusch-Godfrey untuk memastikan apakah terdapat autokorelasi

pada data yang digunakan dalam penilitian. Hasil uji Breusch-Godfrey dapat dilihat

pada tabel berikut:


72

Tabel 4. 12
Hasil Uji Breusch-Godfrey

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:


F-statistic 1.243555 Prob. F(1,135) 0.2668
Obs*R-squared 1.296097 Prob. Chi-square(1) 0.2549
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai probabilitas Chi-square yaitu 0.2549

lebih besar dari alpha (0.05). Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat masalah autokorelasi dalam data penelitian.

4.7 Analisis Data

4.7.1 Uji Goodness-of-Fit

Hasil Uji Goodness-of-Fit dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 13
Hasil Uji Goodness-of-Fit

F-statistic 7.455058
Prob(F-statistic) 0.000003
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik

Keterangan:
df1 = (k-1) = 5-1= 4 F-tabel = 2.44
df2 = (n-k-1) = 143-5-1 = 137 F-statistik = 7.455058
n = jumlah data
k = variabel independen
73

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, diketahui nilai F-statistik memiliki nilai

7.455058 yang lebih besar dibandingkan F-tabel 2.44. Selain itu nilai probabilitas

0.000003 < dari alpha (0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa model fit

digunakan dalam penelitian.

4.7.2 Analisis Koefisien Korelasi (R)

Tabel 4. 14
Hasil Analisis Koefisien Korelasi (R)

R-squared 0.213887
R 0.462479
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik

Berdasarkan tabel 4.14, nilai koefisien korelasi (R) adalah 0.462479. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang moderat dengan arah positif antara

profitability, tangibility, firm size, growth dan business risk terhadap leverage

karena nilai korelasi yang terletak pada range 0.41 – 0.70.

4.7.3 Analisis Koefisien Determinasi (Adj R²)

Tabel 4. 15
Hasil Analisis Koefisien Determinasi (Adj R²)

R-squared 0.213887
Adjusted R-squared 0.185197
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik
74

Berdasarkan tabel 4.15, dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-squared yaitu

0.185197 atau 18.51% yang artinya variasi variabel independen (profitability,

tangibility, firm size, growth, dan business risk) dapat menjelaskan variabel

dependen (leverage) sebesar 18.51% dan sisanya 81.49% dijelaskan oleh variasi

variabel lain di luar model regresi.

4.8 Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression)

Tabel 4. 16
Hasil Uji Multiple Regression

Variable Coefficient
C -0.027053
PROF -0.670383
TANG 0.255641
FIRM 0.013427
GROWTH 0.160176
BRISK -0.003103
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.16, maka dapat diperoleh

persamaan regresi dalam penelitian ini sebagai berikut:

LEVERAGE = -0.027053 - 0.670383 PROFITABILITY + 0.255641

TANGIBILITY + 0.013427 FIRM SIZE + 0.160176 GROWTH - 0.003103

BUSINESS RISK + e

Persamaan regresi dapat diartikan sebagai berikut:


75

β0 = Jika variabel independen Profitability, Tangibility, Firm Size, Growth, dan

Business Risk bernilai nol, maka variabel dependen Leverage memiliki nilai

sebesar -0.027053.

β1 = Jika nilai variabel independen Profitability meningkat satu satuan, maka akan

menurunkan variabel dependen Leverage sebesar -0.670383 dengan asumsi

variabel independen lain bernilai tetap.

β2 = Jika nilai variabel independen Tangibility meningkat satu satuan, maka akan

menaikkan variabel dependen Leverage sebesar -0.255641 dengan asumsi

variabel independen lain bernilai tetap.

β3 = Jika nilai variabel independen Firm Size meningkat satu satuan, maka akan

menaikkan variabel dependen Leverage sebesar 0.013427 dengan asumsi

variabel independen lain bernilai tetap.

β4 = Jika nilai variabel independen Growth meningkat satu satuan, maka akan

menaikkan variabel dependen Leverage sebesar 0.160176 dengan asumsi

variabel independen lain bernilai tetap.

β5 = Jika nilai variabel independen Business Risk meningkat satu satuan, maka akan

menurunkan variabel dependen Leverage sebesar -0.003103 dengan asumsi

variabel independen lain bernilai tetap.


76

4.9 Analisis Uji Hipotesis (t-test)

4.9.1 Uji Hipotesis 1

H01: β₁ = 0 : Tidak terdapat pengaruh Profitability terhadap Leverage

pada perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2020.

Ha1 : β₁ ≠ 0 : Terdapat pengaruh Profitability terhadap Leverage pada

perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2010 – 2020.

Tabel 4. 17
Uji t Profitability

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C -0.027053 0.605388 -0.044687 0.9644
PROF -0.670383 0.181095 -3.701833 0.0003
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik

Hasil uji t-test untuk hipotesis profitability dan leverage dapat digambarkan

dalam kurva distribusi normal berikut:

- 1.97743 1.97743
-3.701833

Gambar 4. 2 Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis 1


Keterangan:
df = n-k-1 = 143-5-1 = 137 α/2 = 0.05/2 = 0.025
77

n = data t-Table = ± 1.97743


k = jumlah variabel independen t-Statistic = -3.701833
1 = konstanta

Berdasarkan hasil uji di atas, nilai t-statistik sebesar -3.701833 yang berada

di daerah hipotesis alternatif diterima, dimana t ≤ -tα/2 (-3.701833 ≤ -1.97743).

Selain itu, dapat dilihat pada tabel 4.17 bahwa nilai probabilitas sebesar 0.0003

dimana kurang dari nilai alpha (0.0003 < 0.05). Sehingga Ha diterima dan dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara profitability terhadap leverage

perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2010 – 2020.

Perusahaan dengan tingkat profitability yang tinggi menunjukkan adanya

kemampuan untuk membiayai kegiatan operasionalnya sendiri, karena perusahaan

memiliki dana internal yang cukup besar yang diakumulasikan sebagai laba ditahan

sehingga perusahaan hanya menggunakan hutang dalam jumlah yang sedikit. Hal

ini sejalan dengan pecking order theory, dimana semakin tinggi profitabilitas suatu

perusahaan, maka perolehan dana internalnya akan semakin meningkat dan

perusahan akan lebih mengutamakan pendanaan tersebut sehingga dapat

mengurangi penggunaan pendanaan eksternal berupa hutang (Ratri dan Christianti

2017).
78

4.9.2 Uji Hipotesis 2

H02: β2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh Tangibility terhadap Leverage pada

perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2010 - 2020.

Ha2 : β2 ≠ 0 : Terdapat pengaruh Tangibility terhadap Leverage pada

perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2010 - 2020.

Tabel 4. 18
Uji t Variabel Tangibility

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C -0.027053 0.605388 -0.044687 0.9644
TANG 0.255641 0.114362 2.235365 0.0270
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik

Hasil uji t-test untuk hipotesis tangibility dan leverage dapat digambarkan

dalam kurva distribusi normal berikut:

- 1.97743 1.97743 2.235365

Gambar 4. 3 Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis 2


79

Keterangan:
df = n-k-1 = 143-5-1 = 137 α/2 = 0.05/2 = 0.025
n = data t-Table = ± 1.97743
k = jumlah variabel independen t-Statistic = 2.235365
1 = konstanta

Berdasarkan hasil uji di atas, nilai t-statistik sebesar 2.235365 yang berada

di daerah hipotesis alternatif diterima dimana t ≥ tα/2 (2.235365 ≥ 1.97743). Selain

itu, dapat dilihat pada tabel 4.18 bahwa nilai probabilitas sebesar 0.0270 dimana

lebih kecil dari nilai alpha (0.0270 < 0.05). Sehingga Ha diterima dan dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara tangibility terhadap leverage

perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2010 – 2020

Perusahaan dengan tangibility yang tinggi dapat menarik kreditur

sehubungan dengan pemberian pinjaman, karena tangibility yang tinggi

menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aset-aset berweujud yang dapat

dijadikan jaminan (collateral) apabila perusahaan tidak mampu melunasi

hutangnya. Sejalan dengan trade-off theory, bahwa perusahaan dengan tingkat

tangibility yang tinggi seharusnya dapat menggunakan lebih banyak hutang karena

dianggap memiliki risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan perusahaan

dengan tingkat tangibility yang lebih rendah (Umdiana dan Claudia 2020).
80

4.9.3 Uji Hipotesis 3

H03: β3 = 0 : Tidak terdapat pengaruh Firm Size terhadap Leverage pada

perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2010 - 2020.

Ha3 : β3 ≠ 0 : Terdapat pengaruh Firm Size terhadap Leverage pada

perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2010 - 2020.

Tabel 4. 19
Uji t Variabel Firm Size

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C -0.027053 0.605388 -0.044687 0.9644
FIRM 0.013427 0.022233 0.603908 0.5469
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik

Hasil uji t-test untuk hipotesis Firm Size dan leverage dapat digambarkan

dalam kurva distribusi normal berikut:

- 1.97743 1.97743
0.603908

Gambar 4. 4 Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis 3


81

Keterangan:
df = n-k-1 = 143-5-1 = 137 α/2 = 0.05/2 = 0.025
n = data t-Table = ± 1.97743
k = jumlah variabel independen t-Statistic = 0.603908
1 = konstanta

Berdasarkan hasil uji di atas, nilai t-statistik sebesar 0.603908 yang berada

di daerah hipotesis penerimaan H0 dimana t ≤ tα/2 (0.603908 ≤ 1.97743). Selain

itu, dapat dilihat pada tabel 4.19 bahwa nilai probabilitas sebesar 0.5469 dimana

lebih besar dari nilai alpha (0.5469 > 0.05). Sehingga H0 tidak dapat ditolak dan

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara firm size terhadap leverage

perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2010 – 2020.

Ukuran perusahaan yang besar tidak menjamin kelangsungan hidup perusa-

haan maupun lancarnya kegiatan operasional perusahaan (Firnanti 2011). Dengan

demikian, perusahaan dengan ukuran yang besar tidak menjadi jaminan terhadap

minat investor ataupun kreditur untuk berinvestasi maupun meminjamkan dananya

kepada perusahaan, karena kreditur dan investor tidak hanya mempertimbangkan

ukuran perusahaan namun juga melihat faktor lainnya seperti prospek perusahan,

manajemen perusahaan, dan sebagainya (Ranitasari dan Maftukhah 2018).


82

4.9.4 Uji Hipotesis 4

H04: β4 = 0 : Tidak terdapat pengaruh Growth terhadap Leverage pada

perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2010 - 2020.

Ha4 : β4 ≠ 0 : Terdapat pengaruh Growth terhadap Leverage pada

perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2010 - 2020.

Tabel 4. 20
Uji t Variabel Growth

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C -0.027053 0.605388 -0.044687 0.9644
GROWTH 0.160176 0.053603 2.988216 0.0033
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik

Hasil uji t-test untuk hipotesis Growth dan leverage dapat

digambarkan dalam kurva distribusi normal berikut:

- 1.97743 1.97743
2.988216

Gambar 4. 5 Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis 4


83

Keterangan:
df = n-k-1 = 143-5-1 = 137 α/2 = 0.05/2 = 0.025
n = data t-Table = ± 1.97743
k = jumlah variabel independen t-Statistic = 2.988216
1 = konstanta

Berdasarkan hasil uji di atas, nilai t-statistik sebesar 2.988216 yang berada

di daerah hipotesis alternatif diterima dimana t ≥ tα/2 (2.988216 ≥ 1.97743). Selain

itu, dapat dilihat pada tabel 4.20 bahwa nilai probabilitas sebesar 0.0033 dimana

lebih kecil dari nilai alpha (0.0033 < 0.05). Sehingga Ha diterima dan dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara growth terhadap leverage

perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2010 – 2020.

Perusahaan dengan growth rate yang tinggi cenderung membutuhkan dana

yang besar untuk berekspansi sementara dana internal milik perusahaan terbatas,

sehingga perusahaan akan menggunakan pinjaman dari pihak eksternal untuk

membiayai operasional perusahaan. Kesempatan untuk bertumbuh atau melakukan

investasi tentunya meningkatkan kebutuhan akan dana. Hal ini menunjukkan bahwa

disamping dana internal yang tersedia diperlukan juga tambahan dana yang berasal

dari luar perusahaan termasuk hutang (Jusrizal 2017). Sesuai dengan pecking order

theory bahwa perusahaan akan mengutamakan dana internal terlebih dahulu, namun

apabila dana internal tidak mencukupi maka perusahaan akan menggunakan dana

eksternal berupa hutang (Ranitasari dan Maftukhah 2018).


84

4.9.5 Uji Hipotesis 5

H05: β5 = 0 : Tidak terdapat pengaruh Business Risk terhadap Leverage

pada perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2010 - 2020.

Ha5 : β5 ≠ 0 : Terdapat pengaruh Busines Risk terhadap Leverage pada

perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2010 - 2020.

Tabel 4. 21
Uji t Variabel Business Risk

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C -0.027053 0.605388 -0.044687 0.9644
BRISK -3.10E-18 2.48E-18 -1.250284 0.2133
Sumber: Hasil pengolahan data dengan program statistik

Hasil uji t-test untuk hipotesis Business Risk dan leverage dapat

digambarkan dalam kurva distribusi normal berikut:

- 1.97743 1.97743
-1.250284

Gambar 4. 6 Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis 5


85

Keterangan:
df = n-k-1 = 143-5-1 = 137 α/2 = 0.05/2 = 0.025
n = data t-Table = ± 1.97743
k = jumlah variabel independen t-Statistic = -1.250284
1 = konstanta

Berdasarkan hasil uji di atas, nilai t-statistik sebesar -1.250284 yang berada

di daerah hipotesis penerimaan H0 dimana t ≤ tα/2 (-1.250284 ≤ 1.97743). Selain

itu, dapat dilihat pada tabel 4.21 bahwa nilai probabilitas sebesar 0.2133 dimana

lebih besar dari nilai alpha (0.2133 > 0.05). Sehingga H0 tidak dapat ditolak dan

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara business risk terhadap

leverage perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2010 – 2020.

Meskipun tingginya risiko bisnis berkemungkinan pada kebangkrutan

perusahaan, namun tingginya risiko juga menarik investor ataupun kreditur yang

memiliki sifat risk taker untuk menuntut return yang lebih tinggi (Umdiana dan

Claudia 2020). Disamping tingginya potensi kebangkrutan, kreditur dapat

mengandalkan aset jaminan (collateral) milik perusahaan apabila perusahaan tidak

dapat melunasi kewajibannya, sehingga tinggi rendahnya risiko bisnis tidak

menjadi acuan perusahaan dalam memilih sumber pendanaan yang akan dipilih

(Firnanti 2011).
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan mengenai pengaruh

Profitability, Tangibility, Firm Size, Growth, dan Business Risk terhadap Leverage

pada perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2010 – 2020, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Profitability

Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa Ha diterima sehingga

terdapat pengaruh antara profitability terhadap leverage perusahaan sektor

consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 –

2020. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Chen et al. (2021), Qusibah dan Yusra (2019), Widodo dan Juardi (2020),

Ghozazli et al. (2020), Farrukh dan Asad (2017), Wibowo dan Tamam

(2017), serta Firnanti (2011).

2. Tangibility

Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa Ha diterima sehingga

terdapat pengaruh antara tangibility terhadap leverage perusahaan sektor

consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 –

86
87

2020. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Chen et al. (2021), Widodo dan Juardi (2020), dan Nasimi et al. (2018).

3. Firm Size

Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan bahwa H0 tidak dapat ditolak

sehingga tidak terdapat pengaruh antara firm size terhadap leverage

perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2010 – 2020. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Reksono et al. (2021), Arilyn (2020), Deitiana dan

Komalasari (2017), Farrukh dan Asad (2017), Viandgo (2013), serta

Firnanti (2011).

4. Growth

Hasil pengujian hipotesis 4 menunjukkan bahwa Ha diterima sehingga

terdapat pengaruh antara growth terhadap leverage perusahaan sektor

consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 –

2020. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Edward (2017), Nasimi et al. (2018), Farrukh dan Asad (2017).

5. Business Risk

Hasil pengujian hipotesis 5 menunjukkan bahwa H0 tidak dapat ditolak

sehingga tidak terdapat pengaruh antara business risk terhadap leverage

perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


88

periode 2010 – 2020. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Chen et al. (2021), Arilyn dan Beny (2019), Deitiana dan

Komalasari (2017), Anggraini dan Deitiana (2014), beserta Firnanti (2011).

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa kekurangan yang disebabkan oleh beberapa

keterbatasan berikut:

1. Sampel yang dijadikan dalam penelitian ini hanya berdasarkan pada

kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh peneliti, sehingga jumlah sampel pada

penelitian ini hanya berjumlah 143 sampel, dimana hanya terdapat 13

perusahaan terpilih dari keseluruhan perusahaan sektor consumer goods

yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.

2. Penelitian ini hanya menganalisis data penelitian selama 11 tahun dari tahun

2010 – 2020

3. Penelitian ini hanya menggunakan variabel profitability, tangibility, firm

size, growth, dan business risk dalam menentukan pengaruhnya terhadap

leverage sedangkan masih terdapat banyak variabel-variabel lain di luar

penelitian ini yang dapat mempengaruhi leverage.

5.3 Rekomendasi

Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, terdapat beberapa rekomendasi yang

dapat digunakan dalam penelitian-penelitian selanjutnya terkait dengan leverage

yaitu:
89

1. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian dapat diperluas dengan

menambahkan jumlah sampel perusahaan dari berbagai sektor industri di

luar sektor consumer goods.

2. Memperpanjang periode penelitian untuk meningkatkan hasil yang lebih

akurat.

3. Menggunakan variabel independen lain sebagai variabel tambahan yang

tidak digunakan dalam penelitian ini yang berkemungkinan dapat

mempengaruhi leverage.
DAFTAR REFERENSI

Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, Thomas A. Williams, Jeffrey D. Camm,


James J. Cochran, Michael J. Fry, and Jeffrey W. Ohlmann. 2020. Statistics
for Business & Economics. 13eth edition. United States of America: Cengage
Learning.
Angelya, Shelvy, and Erika Jimena Arilyn. 2017. “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Industri Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Manajemen Dan
Bisnis 19 (1a): 20–36. https://doi.org/10.54367/jmb.v13i2.76.
Arilyn, Erika Jimena. 2015. “Pengaruh Rasio Keuangan, Karakteristik
Perusahaan, Dan Tarif Pajak Terhadap Struktur Modal Perusahaan Otomotif
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 17
(2): 143–48.
Arilyn, Erika Jimena. 2016. “Pengaruh Managerial Ownership, Institutional
Ownership, Dan Rasio Keuangan Terhadap Struktur Modal Pada Sektor
Perdagangan Jasa Dan Investasi.” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 18 (1): 43–
52.
Arilyn, Erika Jimena. 2020. “The Effects of Profitability, Liquidity, Tangibility,
Firm Size, and Asset Turnover on Capital Structure in Chemical Industry
Listed on Indonesia Stock Exchange From 2014 to 2018.” Advances in
Economics, Business and Management Research 145 (Icebm 2019): 399–
404. https://doi.org/10.2991/aebmr.k.200626.068.
Arilyn, Erika Jimena, and Beny. 2019. “The Influence of Growth , Asset
Tangibility , Cost of Debt , Profitability and Business Risk On Debt Capital.”
Accounting and Finance Review 4 (4): 120–27.
Basuki, Agus Tri, and Nano Prawoto. 2016. Analisis Regresi Dalam Penelitian
Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: RajaGrafindo Persada
Berk, Jonathan, and DeMarzo, Peter. 2017. Corporate Finance (Global edition).
Boston: Pearson
Brigham, Eugene F., and Joel F. Houston. 2019. Fundamentals of Financial
Management. Cengage Learning. 15th edition. Vol. 15. United States of
America: Cengage Learning
Cahyani, Nilam, and Nur Handayani. 2017. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Size, Kepemilikan Institusional, Dan Tangibility Terhadap Struktur Modal.”
Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi 6 (2): 615–30.
Chen, Yarong, Luca Sensini, and Maria Vazquez. 2021. “Determinants of
Leverage in Emerging Markets: Empirical Evidence.” International Journal

90
91

of Economics and Financial Issues 11 (2): 40–46.


https://doi.org/10.32479/ijefi.10997.
Christivera, Alexandra, Desya Gunawan, and Donna Jovita Fendi. 2020. “Analisis
Empiris Faktor Determinan Struktur Modal Perusahaan Infrastruktur
Indonesia.” Jurnal Manajemen Dan Organisasi 10 (3): 147–58.
https://doi.org/10.29244/jmo.v10i3.30142.
Dahelna, Murni. 2017. “Pengaruh Likuiditas, Risiko Bisnis, Dan Profitabilitas
Terhadap Struktur Modal Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Riset Akutansi Dan Bisnis 17 (2).
Damodar N. Gujarati, and Dawn C. Porter. 2008. Basic Econometrics. 5th edition.
New York: Douglas Reiner
Deitiana, Tita, and Evanti Anggraini. 2014. “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Leverage Pada.” Siasat Bisnis 18 (1): 11–20.
Deitiana, Tita, and Mira Komalasari. 2017. “Governance and Sustainability of
Global Business Economics The Determination of Capital Structure in
Indonesian Stock Exchange: An Analysis from Basic and Chemical
Industry.” Governance and Sustainability of Global Business Economics
Global, 14–15. www.econ.upm.edu.my.
Edward, Joshua Hendra. 2017. “Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya Vol.6 No.2 (2017).” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya 6 (2): 748–60.
Erviana, Mila. 2021. “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Food
and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).” Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya 9 (2): 13.
Farrukh, Wafa, and Muzaffar Asad. 2017. “The Determinants of Capital
Structure : A Study on Cement Sector of Pakistan.” International Journal of
Management Sciences and Business Research 6 (2): 16–26.
Fernandes, Joni, and Sumiati. 2019. “Tangibility, Liquidity, Dan Growth
Opportunity Sebagai Faktor Penentu Leverage Perusahaan.” Jurnal Benefita
4 (2): 282–95.
Firnanti, Friska. 2011. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur
Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia.”
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 12 (1): 49.
https://doi.org/10.55916/jsar.v12i1.68.
Ghozali, Imam, Eka Handriani, and Hersungodo. 2020. “Lever Age Determinants
of Manufacturing Firms: Evidence from Indonesia.” International Journal of
Scientific and Technology Research 9 (4): 2734–44. www.ijstr.org.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
92

25. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro


Hair, Joe F., Michael Page, and Niek Brunsveld. 2020. Essentials Of Business
Research Methods. Essentials of Business Research Methods. 4th edition.
New York: Routledge
Hendra, and Janny Rowena. 2021. “Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi
Struktur Modal Pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara.” Jurnal Cafetaria
2 (2): 62–76. https://doi.org/10.51742/akuntansi.v2i2.360.
Himawan, Andreas, and Satriyo Wibowo. 2016. “Pengaruh Non-Debt Tax Shield,
Tangibilitas, Human Capital, Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan,
Pertumbuhan, Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Financial Leverage
Pada Sektor Komunikasi.” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 18 (2): 217–26.
http://www.tsm.ac.id/JBA.
Isaac, Lambe. 2014. “Corporate Capital Structure and Firm’s Market Value in
Nigeria.” Research Journal of Finance and Accounting 5 (12): 31.
Ismawati, Linna, Sulaeman Rahman Nidar, Nury Effendi, and Herwany Aldrin.
2018. “The Capital Structure’s Determinant In Firm Located In Indonesia”
15 (5): 167–73.
Joni, and Lina. 2010. “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Struktur Modal.” Jurnal
Paradigma Akuntansi 3 (4): 1660. https://doi.org/10.24912/jpa.v3i4.15276.
Jusrizal, and Aloysius H. 2017. “Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Struktur
Modal (Studi Empiris Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010, 2014).” Jurnal Profita 10
(3): 373–87.
Kaliman, Robert, and Satriyo Wibowo. 2017. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Risiko Bisnis, Growth, Profitabilitas, Likuiditas, Dan Sales Growth Terhadap
Struktur Modal Pada Sektor Farmasi Yang Terdaftar Di BEI.” Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Growth, Profitabilitas, Likuiditas, dan
Sales Growth Terhadap Struktur Modal Pada Sektor Farmasi Yang
Terdaftar Di BEI Vol. 19, N (3): 5.
Khanifah, Khanifah, Udin Udin, Nor Hadi, and Fitri Alfiana. 2020.
“Environmental Performance and Firm Value : Testing the Role of Firm
Reputation in Emerging Countries.” International Journal of Energy
Economics and Policy 10 (1): 96–103.
Kharismar, Emir, and Stella. 2014. “The Influence of Collateralized Assets,
Profitability, Income Tax, Non-Debt Tax Shield, Firm Size, and Growth on
Capital Structure.” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 16 (2): 114–22.
Meilyani, I Gusti Agung Ayu, Ni Made Suci, and Wayan Cipta. 2019. “Pengaruh
Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap
Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.” Prospek: Jurnal Manajemen Dan Bisnis 1 (2): 15.
93

https://doi.org/10.23887/pjmb.v1i2.23150.
Nasimi, Naim Rashid, Naim Assad Nasimi, and Waheed Islam. 2018.
“Determinants of Capital Structure in Iran.” Life Science Journal 9 (4):
4623–27.
Qusibah, Vio Loren, and Irdha Yusra. 2019. “Profitabilitas, Dan Ukuran
Perusahaan Sebagai Faktor Penentu Leverage Perusahaan Di Indonesia.”
Jurnal Pundi 3 (1). https://doi.org/10.31575/jp.v3i1.125.
Ranitasari, Rani, and Ida Maftukhah. 2018. “The Determinants of Capital
Structure on Property and Real Estate Company Period 2012-2016.”
Management Analysis Journal 7 (4). http://maj.unnes.ac.id.
Ratri, Anissa Mega, and Ari Christianti. 2017. “Pengaruh Size, Likuiditas, Risiko
Bisnis, Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Pada Sektor
Industri Properti.” Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis 12 (1): 13.
https://doi.org/10.21460/jrmb.2017.121.271.
Reksono, Matsaid Budi, Teddy Chandra, and Rini Yayuk Priyati. 2021. “Analisis
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Leverage Dan Profitabilitas Perusahaan.”
Neraca : Jurnal Akuntansi Terapan 3 (1): 13–28.
https://doi.org/10.31334/neraca.v3i1.1966.
Rochayati, Isnaeni. 2020. “Pengaruh Profitabilitas. Likuiditas, Dan Pertumbuhan
Penjualan Terhadap Leverage Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Barang Konsumsi Di Bursa Efek Jakarta.” Jurnal Ekonomi Dan Bisnis 23
(2): 1. https://doi.org/10.31941/jebi.v23i2.1213.
Safitri, Ramdana, and Hendra. 2022. “Faktor-Faktor Penentu Struktur Modal Pada
Perusahaan Sub Sektor Farmasi.” E-Jurnal Manajemen TSM 2 (2): 117–26.
http://jurnaltsm.id/index.php/EJMTSM.
Sani, Ahmad. 2018. “Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis Faktor-Faktor Penentu
Struktur Modal Perusahaan Real Estate Di Indonesia Jurnal Riset Akuntansi
Dan Bisnis.” Jurnal Riset Akutansi Dan Bisnis 18 (2): 112–26.

Sekaran, Uma, and Roger, Bougie. 2019. Research Methods For Business: A skill
Building Approach. 8th edition. United States of America: Wiley Global
Education
Stevianus, and Steven Yap. 2017. “Pengaruh Debt to Asset Ratio , Rasio Kas,
Size, Return on Asset, Growth Dan Kepemilikan Institusional Terhadap
Dividend Payout Ratio Pada Sektor Perbankan.” Jurnal Bisnis Dan
Akuntansi 19 (1): 117–28. https://doi.org/10.34208/jba.v19i1.70.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
94

Tamam, Dede Badru, and Satriyo Wibowo. 2017. “Pengaruh Tangibility,


Profitability, Liquidity, Firm Size Dan Non Debt Taxshield Terhadap Capital
Structure Pada Sektor Pertanian.” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 19 (1): 129–
35. https://doi.org/10.34208/jba.v19i1.71.
Umdiana, Nana, and Hashifah Claudia. 2020. “Analisis Struktur Modal
Berdasarkan Trade Off Theory.” Jurnal Akuntansi : Kajian Ilmiah Akuntansi
7 (1): 52–70. https://e-
jurnal.lppmunsera.org/index.php/Akuntansi/article/download/1930/pdf/.
Viandgo, Yuvita. 2013. “Analisis Pengujian Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Risiko Bisnis, Dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Leverage
Perusahaan.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen 2 (3): 6.
Wibowo, Satriyo. 2016. “Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunity Set,
Tangibilitas, Earnings Volatility, Dan Firm Size Terhadap Struktur Modal
Pada Perusahaan Industri Farmasi.” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 18 (2):
193–200.
Widarjono, Agus. 2018. Ekonometrika Pengantar Dan Aplikasinya Disertai
Panduan Eviews. Edisi 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Widodo, Purwanto, and Juardi Juardi. 2020. “Determinan Leverage Optimal Di
Bursa Efek Indonesia.” Majalah Ilmiah Bijak 17 (1): 94–107.
https://doi.org/10.31334/bijak.v17i1.829.
Yuliana, Lyna, and Etna Nur Afri Yuyetta. 2017. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Leverage Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015).”
Diponegoro Journal of Accounting 6 (3): 1–13.
Zulkarnain, Muhammad. 2020. “Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap
Struktur Modal.” Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi 22 (1): 49–54.
Zutter, Chad J., and Scott B Smart. 2019. Principles of Managerial Finance. 15th
edition. United States: Pearson Education Limited
LAMPIRAN

LAMPIRAN I

DAFTAR NAMA PERUSAHAAN SAMPEl (Sebelum Outlier)

No Kode Nama Perusahaan Sub Sektor


1 ADES PT. Akasha Wira Internasional Tbk. Makanan dan Minuman
2 AISA PT. Fks Food Sejahtera Tbk. Makanan dan Minuman
3 BTEK PT. Bumi Teknokultura Unggul Tbk. Makanan dan Minuman
4 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk. Makanan dan Minuman
5 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Makanan dan Minuman
6 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. Makanan dan Minuman
PT. Delta Djakarta Tbkarya-Varia
7 DVLA Farmasi
Laboratoria Tbk.
8 GGRM PT. Gudang Garam Tbk. Tembakau
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna
9 HMSP Tembakau
Tbk.
PT. Indofood CBP Sukses Makmur
10 ICBP Makanan dan Minuman
Tbk.
11 IIKP PT. Inti Agri Resources Tbk. Makanan dan Minuman
12 INAF PT. Indofarma Tbk. Farmasi
13 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Makanan dan Minuman
14 KAEF PT. Kimia Farma Tbk. Farmasi
15 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk. Peralatan Rumah Tangga
16 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. Farmasi
17 LMPI PT. Langgeng Makmur Industri Tbk. Peralatan Rumah Tangga
Kosmetik dan Rumah
18 MBTO PT. Martina Berto Tbk.
Tangga
19 MERK PT. Merck Tbk. Farmasi
Kosmetik dan Rumah
20 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.
Tangga
21 MYOR PT. Mayora Indah Tbk. Makanan dan Minuman
22 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. Makanan dan Minuman
23 PYFA PT. Pyiridam Farma Tbk. Farmasi
PT. Bentoel Internasional Investama
24 RMBA Tembakau
Tbk.
25 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. Makanan dan Minuman
26 SKLT PT. Sekar Laut Tbk. Makanan dan Minuman
27 STTP PT. Siantar Top Tbk. Makanan dan Minuman
Kosmetik dan Rumah
28 TCID PT. Mandom Indonesia tbk.
Tangga
29 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. Farmasi
PT. UltraJaya Milk Industry &
30 ULTJ Makanan dan Minuman
Trading Company
Kosmetik dan Rumah
31 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk.
Tangga
SumBer: Bursa Efek Indonesia

DAFTAR NAMA PERUSAHAAN SAMPEl (Sesudah Outlier)

No Kode Nama Perusahaan Sub Sektor


1 ADES PT. Akasha Wira Internasional Tbk. Makanan dan Minuman
2 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk. Makanan dan Minuman
3 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Makanan dan Minuman
PT. Delta Djakarta Tbkarya-Varia
4 DVLA Farmasi
Laboratoria Tbk.
5 IIKP PT. Inti Agri Resources Tbk. Makanan dan Minuman
6 INAF PT. Indofarma Tbk. Farmasi
7 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk. Peralatan Rumah Tangga
Kosmetik dan Rumah
8 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.
Tangga
9 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. Makanan dan Minuman
10 PYFA PT. Pyridam Farm Tbk. Farmasi
11 STTP PT. Siantar Top Tbk. Makanan dan Minuman
Kosmetik dan Rumah
12 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. Tangga
13 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. Farmasi
Sumber: Bursa Efek Indonesia

LAMPIRAN II

PERIODE PENELITIAN

Tahun Jumlah Tahun Emiten Jumlah Data


2010-2020 11 31 341
2011-2020 10 33 330
2012-2020 9 34 306
2013-2020 8 36 288
2014-2020 7 38 266
2015-2020 6 39 234
2016-2020 5 38 190
2017-2020 4 43 172
2018-2020 3 50 150
2019-2020 2 57 114
2020-2020 1 65 65
LAMPIRAN III
DATA SAMPEL PERUSAHAAN PERIODE 2010 – 2020
Tahun KODE LEV PROF TANG FIRM GROWTH BRISK
2010 ADES 0,692203 0,135682 0,310959 26,505530 0,820060 16750652540
2011 ADES 0,602130 0,218568 0,324552 26,479160 -0,026025 16340530606
2012 ADES 0,462541 0,284636 0,281559 26,687087 0,231123 28295584956
2013 ADES 0,399683 0,205929 0,320947 26,812456 0,133567 15479981654
2014 ADES 0,414103 0,154479 0,339263 26,947557 0,144652 14150620905
2015 ADES 0,497310 0,108162 0,435348 27,205186 0,293859 60811183
2016 ADES 0,499155 0,143785 0,487540 27,366377 0,174909 20291136193
2017 ADES 0,496557 0,129442 0,569107 27,456949 0,094800 3030659664
2018 ADES 0,453163 0,150972 0,507502 27,504636 0,048842 12080212250
2019 ADES 0,309394 0,200283 0,493021 27,435462 -0,066835 20927532296
2020 ADES 0,269384 0,215797 0,366739 27,588939 0,165881 29163912083
2010 BUDI 0,592126 0,110793 0,567999 28,307852 0,230675 13524124297
2011 BUDI 0,618030 0,131307 0,569895 28,383986 0,126315 31635250284
2012 BUDI 0,628584 0,082173 0,552790 28,463788 0,101568 65180395983
2013 BUDI 0,628549 0,118093 0,533728 28,499329 0,036123 48651774973
2014 BUDI 0,633049 0,102435 0,597882 28,538062 0,046935 16771865743
2015 BUDI 0,661584 0,069725 0,524297 28,814573 0,377954 7112080005
2016 BUDI 0,602640 0,095333 0,604330 28,706640 -0,182291 30061937695
2017 BUDI 0,593564 0,111001 0,634074 28,709246 -0,012491 12630341326
2018 BUDI 0,638523 0,095901 0,551570 28,852730 0,241719 7932323871
2019 BUDI 0,571527 0,134563 0,603036 28,729556 -0,208654 26761870348
2020 BUDI 0,553779 0,130613 0,573433 28,717226 -0,042928 24425589543
2010 CEKA 0,636962 0,071828 0,231859 27,469055 0,495718 33254557320
2011 CEKA 0,508042 0,201283 0,246421 27,436660 -0,031875 72787485589
2012 CEKA 0,549084 0,106894 0,197371 27,658337 0,248168 41068138244
2013 CEKA 0,506113 0,102044 0,201500 27,698331 0,040805 267727381
2014 CEKA 0,581395 0,090803 0,172534 27,881118 0,200558 4557945933
2015 CEKA 0,569335 0,126472 0,148741 28,026992 0,157050 49631150374
2016 CEKA 0,377319 0,238506 0,151460 27,985869 -0,040289 106782963627
2017 CEKA 0,351558 0,133009 0,152454 27,962220 -0,023372 111425535525
2018 CEKA 0,164513 0,137824 0,171113 27,787132 -0,160617 17069718700
2019 CEKA 0,187918 0,214003 0,140181 27,962538 0,191730 97439869694
2020 CEKA 0,195292 0,148098 0,130331 28,079976 0,124612 47444982599
2010 IIKP 0,003574 0,011176 0,392497 26,728692 -0,018168 4147089554
2011 IIKP 0,003868 -0,049225 0,410938 26,669676 -0,057309 16739896011
2012 IIKP 0,055825 -0,027785 0,387980 26,682312 0,012716 5291379266
2013 IIKP 0,051263 -0,033686 0,390315 26,625779 -0,054964 981122695
2014 IIKP 0,044266 -0,024609 0,350643 26,584037 -0,040884 2651657377
2015 IIKP 0,038731 -0,028702 0,337071 26,528410 -0,054108 175590723
2016 IIKP 0,232093 -0,038902 0,316040 26,622980 0,099186 7329991522
2017 IIKP 0,079753 -0,013903 0,312585 26,472418 -0,139776 11862008473
2018 IIKP 0,079663 -0,030190 0,305467 26,420663 -0,050438 3202258393
2019 IIKP 0,065126 -0,014939 0,217954 26,675161 0,289813 2316191297
2020 IIKP 0,073567 -0,023445 0,222945 26,561403 -0,107526 5238294105
2010 PSDN 0,533257 0,159563 0,283844 26,750607 0,172449 4795812812
2011 PSDN 0,510428 0,166417 0,284584 26,766769 0,016292 1207041587
2012 PSDN 0,399984 0,144761 0,414662 27,249191 0,619994 16361730126
2013 PSDN 0,387533 0,114202 0,404273 27,248050 -0,001141 12599272338
2014 PSDN 0,390309 0,023458 0,473605 27,154482 -0,089324 45951387276
2015 PSDN 0,477241 0,005935 0,463134 27,153628 -0,000853 8480877657
2016 PSDN 0,571296 0,041438 0,431568 27,206062 0,053833 17000887910
2017 PSDN 0,566550 0,132258 0,390601 27,261427 0,056926 46897482979
2018 PSDN 0,651839 0,025864 0,384694 27,270994 0,009613 51504631056
2019 PSDN 0,769528 0,068164 0,589489 27,361169 0,094366 25110008000
2020 PSDN 0,843016 0,013307 0,595166 27,363632 0,002467 28312547502
2010 STTP 0,311015 0,130895 0,491434 27,199121 0,183251 8145527755
2011 STTP 0,475735 0,162910 0,620276 27,563562 0,439710 46106047661
2012 STTP 0,536188 0,151620 0,521124 27,854037 0,337063 19395829800
2013 STTP 0,527823 0,180977 0,515215 28,016324 0,176197 51620174970
2014 STTP 0,519120 0,190338 0,507187 28,161769 0,156555 36775269568
2015 STTP 0,474460 0,186881 0,524204 28,283121 0,129022 22874734171
2016 STTP 0,499869 0,152688 0,473869 28,479637 0,217155 2244107881
2017 STTP 0,408832 0,182460 0,480598 28,482211 0,002577 39690631599
2018 STTP 0,374280 0,171870 0,416596 28,598457 0,123272 12896902869
2019 STTP 0,254569 0,245628 0,390247 28,689354 0,095156 183146372126
2020 STTP 0,224905 0,250957 0,446214 28,869104 0,196918 111678405730
2010 MRAT 0,126384 0,115085 0,176894 26,680016 0,056659 8388769881
2011 MRAT 0,151633 0,116115 0,176629 26,769439 0,093543 2596838190
2012 MRAT 0,152778 0,113533 0,175019 26,844602 0,078060 2609473921
2013 MRAT 0,140570 0,004310 0,186754 26,809094 -0,034885 29837781878
2014 MRAT 0,242299 0,042813 0,155024 26,938151 0,137755 25968430589
2015 MRAT 0,241534 0,028052 0,142025 26,932037 -0,006096 11181012109
2016 MRAT 0,235899 0,015725 0,134007 26,903359 -0,028270 5821859743
2017 MRAT 0,262636 0,022580 0,126340 26,932569 0,029640 2685387009
2018 MRAT 0,281143 0,029663 0,116713 26,961371 0,029221 3795806872
2019 MRAT 0,308057 0,037060 0,102996 27,001342 0,040781 2811670667
2020 MRAT 0,388315 0,041300 0,099974 27,050838 0,050741 2645410248
2010 TCID 0,094303 0,225465 0,378859 27,677178 0,052903 103718912060
2011 TCID 0,097671 0,226358 0,368150 27,754004 0,079854 9636220453
2012 TCID 0,130592 0,220525 0,348876 27,863380 0,115582 18121186260
2013 TCID 0,193022 0,203124 0,466904 28,013526 0,162004 16415742956
2014 TCID 0,328119 0,177957 0,495767 28,253574 0,271310 22510699629
2015 TCID 0,176373 0,155130 0,433551 28,364397 0,117197 18943586194
2016 TCID 0,183947 0,159185 0,428056 28,412683 0,049471 17913142378
2017 TCID 0,213176 0,147750 0,408434 28,490448 0,080869 8659938163
2018 TCID 0,193314 0,137011 0,408446 28,525125 0,035285 26771856008
2019 TCID 0,208549 0,143920 0,367789 28,567582 0,043371 21756629200
2020 TCID 0,193885 0,047024 0,355115 28,470340 -0,092664 148156986862
2010 KICI 0,256002 -0,018131 0,100175 25,176941 0,019760 5674317188
2011 KICI 0,264490 0,011179 0,091341 25,193980 0,017185 2121288413
2012 KICI 0,299074 0,043435 0,099408 25,276679 0,086215 2834088799
2013 KICI 0,247408 0,126721 0,088683 25,311246 0,035172 5870512376
2014 KICI 0,322669 0,078814 0,082268 25,331651 0,020614 4139894213
2015 KICI 0,302322 0,029072 0,366949 25,619850 0,334023 4282859175
2016 KICI 0,363348 0,030434 0,333846 25,663544 0,044662 2825971648
2017 KICI 0,387643 0,095178 0,301844 25,730027 0,068743 5407539717
2018 KICI 0,385746 0,019218 0,279332 25,760795 0,031246 6168376795
2019 KICI 0,428376 -0,004440 0,263332 25,752520 -0,008240 7788316734
2020 KICI 0,485621 0,032776 0,239196 25,779659 0,027511 2957278159
2010 TSPC 0,228340 0,178430 0,211943 28,909061 0,100056 98484640779
2011 TSPC 0,283372 0,179052 0,208484 29,078028 0,184082 108675504265
2012 TSPC 0,276243 0,182791 0,216021 29,164222 0,090018 91621883141
2013 TSPC 0,285691 0,157726 0,222607 29,318893 0,167273 50844385675
2014 TSPC 0,272290 0,139537 0,277097 29,355493 0,037278 44573173719
2015 TSPC 0,309892 0,131365 0,257221 29,469144 0,120361 44074377697
2016 TSPC 0,296172 0,126524 0,274339 29,515938 0,047906 10400934322
2017 TSPC 0,316466 0,104964 0,266874 29,637206 0,128928 33298931827
2018 TSPC 0,309674 0,109885 0,288613 29,694076 0,058518 36801696773
2019 TSPC 0,308349 0,116981 0,283086 29,756006 0,063888 81805340584
2020 TSPC 0,299563 0,143076 0,265681 29,839807 0,087413 193955487199
2010 INAF 0,575905 0,097888 0,132075 27,321717 0,008136 8631644441
2011 INAF 0,453590 0,094030 0,307636 27,739787 0,519027 24127073580
2012 INAF 0,453061 0,083241 0,285370 27,803813 0,066120 18517432275
2013 INAF 0,543616 -0,010376 0,284210 27,889154 0,089088 69382252894
2014 INAF 0,529749 0,055699 0,315727 27,853976 -0,034567 59090308681
2015 INAF 0,613545 0,047640 0,259780 28,058710 0,227199 48168570292
2016 INAF 0,583278 0,040111 0,308118 27,954287 -0,099155 10783919693
2017 INAF 0,655913 0,020223 0,318545 28,056207 0,107294 29984441924
2018 INAF 0,655668 0,040433 0,344414 27,997295 -0,057210 20005636721
2019 INAF 0,635145 0,050328 0,338962 27,955952 -0,040500 27224987001
2020 INAF 0,748837 0,048007 0,266692 28,169463 0,238017 16780132437
2010 PYFA 0,232255 0,112208 0,525184 25,334289 0,006500 588029394
2011 PYFA 0,301917 0,110351 0,466937 25,494235 0,173448 732606500
2012 PYFA 0,354392 0,122491 0,486963 25,634814 0,150939 2459371402
2013 PYFA 0,463786 0,117008 0,557076 25,888731 0,289066 2768706257
2014 PYFA 0,437308 0,121924 0,531510 25,873996 -0,014627 1261216844
2015 PYFA 0,367170 0,126051 0,526110 25,798137 -0,073053 1340404261
2016 PYFA 0,368448 0,117855 0,478591 25,841636 0,044459 206859928
2017 PYFA 0,317791 0,129621 0,475859 25,795711 -0,044887 1020058473

2018 PYFA 0,364218 0,116596 0,483155 25,954680 0,172302 2011535140


2019 PYFA 0,346253 0,118995 0,463335 25,974419 0,019935 1680171332
2020 PYFA 0,310373 0,174547 0,369965 26,155132 0,198071 9966129633
2010 DVLA 0,249977 0,204092 0,207825 27,473326 0,089964 79254685383
2011 DVLA 0,215852 0,199706 0,215318 27,556611 0,086852 21267839108
2012 DVLA 0,216941 0,209607 0,203124 27,703055 0,157710 24247233576
2013 DVLA 0,231377 0,167632 0,204239 27,805020 0,107345 19099785265
2014 DVLA 0,236687 0,105632 0,215140 27,847132 0,043011 51882809480
2015 DVLA 0,292645 0,120202 0,187655 27,950404 0,108793 35952048133
2016 DVLA 0,295022 0,159337 0,264208 28,057181 0,112686 55707200504
2017 DVLA 0,319697 0,127397 0,241326 28,126258 0,071518 38484351898
2018 DVLA 0,286756 0,148798 0,234577 28,151493 0,025557 23080317478
2019 DVLA 0,286280 0,190131 0,214717 28,235316 0,087436 69212030075
LAMPIRAN IV
OUTPUT PENGOLAHAN DATA DENGAN EVIEWS 10

OUTPUT UJI CHOW (LIKELIHOOD RATIO)

OUTPUT UJI HAUSMAN


OUTPUT UJI LAGRANGE MULTIPLIER (LM)
OUTPUT UJI NORMALITAS (SEBELUM OUTLIER)

OUTPUT UJI NORMALITAS (SESUDAH OUTLIER)


OUTPUT UJI STATISTIK DESKRIPTIF

OUTPUT UJI MULTIKOLINEARITAS


OUTPUT UJI HETEROSKEDASTISITAS: UJI PARK
OUTPUT UJI AUTOKORELASI DURBIN-WATSON
OUTPUT UJI AUTOKORELASI: BREUSCH GODFREY
OUTPUT REGRESI PANEL DATA (RANDOM EFFECT MODEL)
ANALISIS KOEFISIEN KORELASI (R),
ANALISIS KOEFISIEN DETERMINASI (R2),
UJI GOODNESS OF FIT, ANALISIS REGRESI BERGANDA, UJI t
LAMPIRAN V
DISTRIBUSI TABEL T
LAMPIRAN VI
TABEL DISTRIBUSI F
LAMPIRAN VII

TABEL DISTRIBUSI CHI-SQUARE

Anda mungkin juga menyukai