Anda di halaman 1dari 112

UNIVBRSITAS INDONESIA

PENGARUH PENGUNGKAPAN NON FINANCIAL MEASURES DAN


FINANCIAL MEASURES TERHAD AP COST OF EQUITY
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Dr BURSA EFEK TNDONESTA TAHUN 2013 -2014)

TESTS

KADEK DIAN WIDIARI


1406s90066

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
JAKARTA
DESEMBER 2015

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH PENGUNGKAPAN NON FINANCIAL MEASURES DAN


FINANCIAL MEASURES TERHAD AP COST OF EQUITY
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESTA TAHUN 2013-2014)

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Magister Akuntansi

KADEK DIAN WIDIARI


1406590066

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
JAKARTA
DESEMBER 2015

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


I{ALAMAN PERNYATAAN ORISINAI,ITAS

Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama Kadek Dian Widiari

NPM 1406590066

Tanda tangan

Tanggal 28 Desember 2015

l1
Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.
Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh
Pengungkapan Non Financial Measures dan Financial Measures terhadap Cost of
Equity (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2013-2014)”. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk mencapai gelar Magister Akuntansi Program Studi Magister
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, dari hati yang paling dalam saya
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1) Dr. Gede Harja Wasistha, CMA selaku Ketua Program Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.
2) Ibu Rafika Yuniasih, MSM selaku Sekretaris Program Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.
3) Dr. Ludovicus Sensi Wondabio, CPA selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dengan sabar.
4) Dr. Lianny Leo, CPA., selaku dosen penguji yang memberikan saran dan
kritik yang bermanfaat untuk menyempurnakan penelitian ini.
5) Bapak Agustinus Nicholas Tobing, MA., CIA., CFE., CRMA., Ak, selaku
dosen penguji yang memberikan masukan dalam pembahasan penelitian ini.
6) Bapak Made Oka Andika (Bapak), Ibu Putu Sucitrawati (Ibu), Putu Ayu Wati,
Amd. Keb., S.S.T (Kakak), dan Komang Dewi Puspita (Adik) yang senantiasa
memberikan dukungan doa dan kasih sayang yang tak terhingga serta materi
selama menempuh perkuliahan dan kehidupan di Jakarta.
7) Bapak Dewa Gede Nuaba, S.E., yang selalu mendukung dan mendoakan
disetiap waktu dan kesempatan sampai dengan saat ini.
8) Sahabat seperjuangan merantau selama kuliah di Magister Akuntansi
Universitas Indonesia, Hip Hip Hura yang terdiri dari Uni Tania, Yola, Niki,

iv

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


Dedek Tia, Najla dan Popo, yang selalu mendukung dan menghibur dikala
semangat mengerjakan tesis pasang surut.
9) Saudara seperjuangan merantau di Jakarta, Dewi Pinatih, Gek Indira, Sri
Astini, dan Dewa Ayu Esti.
10) Teman-teman MAKSI-PPAk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Indonesia kelas A14-1P, A14-2P, ATS14-1P yang selalu mendukung dan
membantu disetiap pengerjaan tesis ini. Terima kasih sudah berbagi ilmu dan
pengalaman selama kuliah.
11) Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
saya dari awal hingga akhir perkuliahan.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini bermanfaat.

Jakarta, Desember 2015

Kadek Dian Widiari

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPE,NTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama Kadek Dian Widiari


NPM 1406s90066
Program Studi Magister Akuntansi
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jenis karya Tesis

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengaruh Pengungkapan l{on Financial Measures dan Financial
Measures terhadap Cost of Equity (studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2014)
beserta perangkat yang ada fiika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Dernikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal :28 Desember 2015
Yang menyatakan

V1
Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.
ABSTRAK

Nama : Kadek Dian Widiari


Program Studi : Magister Akuntansi
Judul : Pengaruh Pengungkapan Non Financial Measures dan
Financial Measures terhadap Cost of Equity (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun
2013-2014)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan


terhadap terhadap total pengungkapan, pengungkapan non financial measures dan
pengungkapan financial measures dan untuk mengetahui pengaruh tingkat
pengungkapan informasi non financial measures dan financial measures terhadap
cost of equity perusahaan publik. Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang
dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2013-2014. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan,
umur perusahaan, persentase kepemilikan publik, tingkat pertumbuhan
perusahaan, tingkat utang yang dimiliki perusahaan, dan tingkat profitabilitas
perusahaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa karakteristik perusahaan
berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan secara keseluruhan/total disclosure,
non financial measures dan financial measures dan pengungkapan total
disclosure, non financial measures dan financial measures memiliki kolerasi
negatif terhadap cost of equity.

Kata kunci:
Cost of equity; financial measures; non financial measures; pengungkapan;
pengungkapan sukarela; pengungkapan wajib.

vii Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


ABSTRACT

Name : Kadek Dian Widiari


Study Program : Master of Accounting
Title : Non Financial and Financial Measures Disclosure on Cost of
Equity (Empirical Study on Manufacture Companies Listed on
Indonesia Stock Exchange during 2013-2014)

The aims of this study are to determine whether there are significant differences
between company characteristic on company total disclosure and whether there
are significant differences between non financial measures disclosure and
financial measures disclosure on cost of equity. This research is an empirical
study and conducted on manufacture companies listed on Indonesia Stock
Exchange during the years of 2013-2014. Independent variable of this study are
company size, company age, percentage of public ownership, company growth,
company leverage, and company profitability. This study concludes that the
company characteristic show a significant effect on company total disclosure and
company disclosure show a negative coleration on company cost of equity.

Keywords:
Cost of equity; disclosure; financial measures; mandatory disclosure; non
financial measures; voluntary disclosure.

viii Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ........................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR RUMUS ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
1. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
1.5. Sistematika Penulisan .................................................................................. 7
2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................... 9
2.1. Teori Keagenan ............................................................................................ 9
2.2. Teori Signaling........................................................................................... 11
2.3. Teori dan Prinsip Pengungkapan ............................................................... 12
2.4. Pengungkapan Non Keuangan (Non Financial Measures) ....................... 13
2.4.1. Informasi Non Keuangan sebagai Indikator Keberhasilan
Jangka Panjang................................................................................. 13
2.4.2. Tren Pengungkapan Informasi Non Keuangan dalam
Laporan Tahunan ............................................................................. 15
2.4.3. Global Reporting Initiative dan Disclosure Index ........................... 20
2.5. Pengukuran Cost of Equity......................................................................... 21
2.6. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 22
2.6.1. Penelitian Terdahulu Terkait Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Tingkat Pengungkapan .................................................... 22
2.6.2. Penelitian Terdahulu Terkait Pengaruh Tingkat Pengungkapan
Terhadap Cost of Equity................................................................... 25
2.7. Kerangka Konseptual................................................................................. 26
2.7.1. Model Penelitian 1: Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Tingkat Pengungkapan TDISC, NFM dan FM pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2013-2014 ........................................................................................ 26
2.7.2. Model Penelitian 2: Hubungan Tingkat Pengungkapan
TDISC, NFM dan FM Terhadap Penilaian Cost of Equity............... 27
2.8. Hipotesis Penelitian.................................................................................... 28
2.8.1. Hipotesis Model Penelitian 1 ........................................................... 28
2.8.1.1. Model Penelitian 1 yang di Dekomposisi ........................... 31
ix Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


2.8.2. Hipotesis Model Penelitian 2 ........................................................... 31
2.8.2.1. Model Penelitian 2 yang di Dekomposisi ........................... 32
3. METODE PENELITIAN ............................................................................... 33
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 33
3.2. Metode Penelitian ...................................................................................... 34
3.3. Definisi Operasional Variabel.................................................................... 34
3.3.1. Variabel Dependen........................................................................... 34
3.3.1.1. Tingkat Pengungkapan TDISC, NFM dan FM ................... 35
3.3.1.2. Biaya Modal/Cost of Equity................................................ 36
3.3.2. Variabel Independen ........................................................................ 36
3.3.3. Ringkasan Operasional Variabel Penelitian..................................... 37
3.3.4. Uji Hipotesis dan Analisis Data ....................................................... 38
3.3.5. Prosedur Pengolahan Data ............................................................... 39
3.3.5.1. Pemeriksaan Awal Data ..................................................... 39
3.3.5.2. Penanganan Data Outlier ................................................... 40
3.3.5.3. Pengujian Normalitas Data ................................................ 40
3.3.5.4. Penanganan Masalah Multikolinearitas Data ..................... 40
3.3.5.5. Pengujian Autokolerasi ...................................................... 41
3.3.5.6. Pengujian Heterokedastisitas ............................................. 41
3.3.5.7. Pemodelan Data Panel ....................................................... 41
3.3.5.8. Bentuk Model Regresi Data Panel ..................................... 42
3.3.5.9. Pemilihan Model ................................................................. 44
4. PEMBAHASAN .............................................................................................. 46
4.1. Pemeriksaan Data....................................................................................... 46
4.1.1. Penanganan Data Outlier ................................................................. 46
4.1.2. Pengujian Normalitas....................................................................... 46
4.2. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ..................................................... 46
4.3. Hasil Pengujian Kolerasi dan Hipotesis Model Penelitian 1 ..................... 50
4.3.1. Hasil Pengujian Kolerasi Model Penelitian 1 .................................. 50
4.3.2. Penanganan Masalah Multikolinearitas ........................................... 51
4.3.3. Hasil Pengujian Hipotesis Model Penelitian 1................................. 51
4.3.3.1. Hasil Analisis Regresi Model Penelitian 1 ........................ 51
4.4. Hasil Pengujian Kolerasi dan Hipotesis Model Penelitian 2 ..................... 56
4.4.1. Hasil Pengujian Kolerasi Model Penelitian 2 .................................. 56
4.4.2. Penanganan Masalah Multikolinearitas ........................................... 56
4.4.3. Hasil Pengujian Hipotesis Model Penelitian 2................................. 56
4.4.3.1. Model 2.1: Hubungan Tingkat Pengungkapan Total
Disclosure (TDISC) Terhadap Cost of Equity..................... 57
4.3.3.2. Model 2.2: Hubungan Tingkat Pengungkapan NFM
dan FM Terhadap Cost of Equity ........................................ 58
5. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 61
5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 61
5.2. Saran .......................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 64
LAMPIRAN......................................................................................................... 71

x Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Classification of Important Non-financial ...................................... 18


Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Model Penelitian 1........................................ 27
Gambar 2.3. Kerangka Konseptual Model Penelitian 2........................................ 27

xi Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. 12 Non Financial Value Drivers.......................................................... 14


Tabel 2.2. Top Four Benefit .................................................................................. 15
Tabel 2.3. Result of the Annual Report on Annual Reports Award, Run by
Enterprise.com in Vilvoorde, Belgium, Since 1996.............................. 17
Tabel 3.1. Pemilihan Sampel ................................................................................ 34
Tabel 3.2. Operasional Variabel ........................................................................... 38
Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Penelitian .............................................................. 47
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Regresi Model Penelitian 1 ....................................... 52
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Regresi Model Penelitian 1....................................... 55
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Regresi Model 2.1 ..................................................... 57
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Regresi Model 2.2 ..................................................... 59
Tabel 4.8. Ringkasan Hasil Pengujian Regresi Model Penelitian 2...................... 60

xii Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


DAFTAR RUMUS

Rumus 2.1 Capital Asset Pricing Model (CAPM)................................................ 21


Rumus 2.2 Model 1.1............................................................................................ 31
Rumus 2.3 Model 1.2............................................................................................ 31
Rumus 2.4 Model 1.3............................................................................................ 31
Rumus 2.5 Model 2.1............................................................................................ 32
Rumus 2.6 Model 2.2............................................................................................ 32
Rumus 3.1 Perhitungan Index Disclosure TDISC ................................................ 35
Rumus 3.2 Perhitungan Index Disclosure NFM .................................................. 35
Rumus 3.3 Perhitungan Index Disclosure FM ..................................................... 35
Rumus 3.4 Perhitungan Cost of Equity ................................................................. 36
Rumus 3.5 Model Data Panel Umum .................................................................. 42
Rumus 3.6 Model Data Common Effect ............................................................... 43
Rumus 3.7 Model Data Fixed Effect .................................................................... 43

xiii Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel Perusahaan Manufaktur 2013................ 71


Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel Perusahaan Manufaktur 2013................ 71
Lampiran 2. Daftar Perusahaan Sampel Perusahaan Manufaktur 2014................ 76
Lampiran 3. Indeks Pengungkapan Mandatory dan Voluntary Kriteria
Pengungkapan Mandatory ............................................................... 81
Lampiran 4. Indeks Pengungkapan Mandatory dan Voluntary Kriteria
Pengungkapan Mandatory ............................................................... 86
Lampiran 5. Hasil Pengujian Statistik Penelitian ................................................. 91

xiv Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) melalui Securities
Exchange Act of 1934 yang diamademen pada tahun 2012 menyatakan laporan
tahunan adalah dokumen yang digunakan oleh sebagian besar perusahaan publik
untuk mengungkapkan informasi perusahaan kepada pemegang saham mereka.
Laporan ini berupa state of the company report, termasuk surat pembuka dari
Chief Executive Officer (CEO), data keuangan, hasil usaha, informasi segmen
pasar, rencana produk baru, kegiatan anak perusahaan, serta kegiatan penelitian
dan pengembangan di masa mendatang. Perusahaan diwajibkan mengirimkan
laporan tahunan kepada pemegang saham mereka ketika mereka mengadakan
pertemuan tahunan, selain dibagikan kepada para pemegang saham, laporan
tahunan juga dipublikasikan pada website perusahaan.
Belakangan ini laporan tahunan yang merupakan hasil utama dari kinerja
sebuah perusahaan dalam satu periode operasi mendapat sorotan karena
ketidakpuasan para pengguna terhadap penyajian dan pengungkapannya. Selama
ini hanya komponen keuangan saja yang mendominasi dalam laporan tahunan dan
hal ini tidak memenuhi kebutuhan para pengguna laporan (Rochdiyani, 2008).
Adaya krisis kepercayaan dan menurunnya rasa aman dalam berinvestasi menjadi
alasan utama. Untuk menciptakan rasa aman para pengguna laporan, perusahaan
diharapkan dapat memberikan informasi yang detail, jelas, wajar, tepat waktu dan
transparan serta dapat menggambarkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya.
Untuk meyakinkan publik, pemerintah pada hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
melalui Peraturan Nomor X.K.6 lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor
Kep-431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau
Perusahaan Publik, mewajibkan semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) untuk menerbitkan laporan tahunan sebagai wujud
pertanggungjawaban manajemen kepada publik dan pengguna laporan keuangan
lainnya. Pada peraturan tersebut perusahaan yang tercatat di pasar bursa
diwajibkan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat non keuangan (non
1 Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


2

financial measures/NFM) dan informasi keuangan (financial measures/FM).


Kedua jenis informasi tersebut umumnya akan digunakan oleh pengguna laporan
seperti investor, kreditor, dan pemangku kepentingan lainnya dalam menganalisis
dan menilai kinerja sebuah perusahaan serta menjadi dasar yang digunakan dalam
pengambilan keputusan. Pada praktiknya setiap perusahaan memiliki latar
belakang dan fokus berbeda sehingga mempengaruhi kuantitas dan kualitas
pengungkapan informasi yang ada pada laporan tahunan perusahaan tersebut. Hal
ini tentu akan mempersulit pengguna dari laporan tahunan milik perusahaan untuk
menilai dan membandingkan secara akurat kinerja perusahaan satu dengan yang
lainnya (Stanga, 1976).
Para pengguna laporan tahunan tentu tidak hanya memperhatikan kualitas
dari informasi yang bersifat keuangan namun juga yang bersifat non keuangan.
Kemajuan pengungkapan informasi pada laporan tahunan didukung dengan teori
triple bottom-line of business (3-P) dari Elkington (1997) yang menyatakan bahwa
“apabila suatu korporasi ingin tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan
maka korporasi itu harus peduli dan bertanggung jawab terhadap alam semesta
(planet), masyarakat (people) dan pertumbuhan keuntungan bisnis itu sendiri
(profits).”
Pengungkapan yang bersifat non keuangan, American Accounting
Association Financial Accounting Standard Committee (AAA FASC) (2002)
percaya bahwa nonfinancial performance measures harus dinilai dengan kriteria
yang sama seperti financial performance measures, yaitu karakteristik relevansi,
keandalan, dan daya banding yang dianut pada Statement of Financial Accounting
Concepts No. 2, Qualitative Characteristics of Accounting Information.
Mendukung pernyataan ini Global Reporting Initiatives (GRI) (1999) menerbitkan
pedoman Laporan Keberlanjutan (Sustainability Reporting) yang digagas untuk
menyajikan pelaporan informasi sosial, lingkungan dan keuangan secara terpadu
dalam satu paket pelaporan korporasi.
Laporan Keberlanjutan diterbitkan oleh perusahaan untuk mengungkapkan
kinerja perusahaan, tidak hanya dalam aspek ekonomi, namun juga dalam aspek
lingkungan dan sosial. Laporan Keberlanjutan ini diterbitkan dalam upaya
memberikan informasi kepada pemangku kepentingan mengenai pembangunan

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


3

berkelanjutan perusahaan serta dalam upaya perusahaan untuk menjadi


perusahaan yang akuntabel dan tranparan bagi seluruh pemangku kepentingan
untuk tujuan kinerja perusahaan menuju pembangunan aspek-aspek ekonomi,
lingkungan dan dan sosial yang berkelanjutan (GRI, 1999).
Beberapa literatur akuntansi mengungkapkan bahwa semakin tinggi
kualitas informasi yang diungkapkan dapat mengurangi asimetri informasi dari
pengguna laporan tahunan (Lang dan Lundholm, 1993; Santoso, 2012; Latif,
2012). Mekanisme perdagangan di pasar modal setiap pihak yang berpartisipasi
saling berinteraksi baik untuk membeli maupun menjual efek yang dimiliki,
aktifitas ini dipengaruhi oleh informasi yang diperoleh oleh para investor. Adanya
asimetri informasi dapat meningkatkan biaya yang digunakan perusahaan untuk
memberikan informasi kepada para pengguna informasi perusahaan. Dengan
adanya pengungkapan yang semakin luas, tentu akan menekan asimetri informasi
sehingga dapat mengurangi biaya riil yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana (Komalasari dan Baridwan, 2001).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Botosan (1997) dan Wondabio
(2010), tingginya kualitas informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan
sebuah perusahaan memiliki hubungan negatif dengan biaya ekuitas (selanjutnya
disebut dengan cost of equity/COE). Hal ini juga didukung oleh beberapa
penelitian berikutnya yang menyimpulkan bahwa peningkatan kualitas
pengungkapan juga terbukti dapat meningkatkan likuiditas perusahaan (Lang dan
Lundhom, 1993; Botosan dan Haris, 2000; Armadi dan Anggareni, 2010; Astria
dan Khairani, 2013).
Pada kajian-kajian tersebut tidak spesifik membagi antara jenis
pengungkapan berdasarkan pengungkapan yang bersifat keuangan dan non
keuangan, padahal pada beberapa kajian menyatakan bahwa informasi keuangan
dan non keuangan memiliki pengaruh yang berbeda, seperti pada kajian AAA
FASC (2002) menyebutkan bahwa kualitas pengungkapan yang bersifat non
keuangan juga dapat meningkatkan relevansi informasi keuangan dan
pengungkapan yang bersifat non keuangan dapat dijadikan salah satu bahan
pertimbangan untuk memprediksi future financial variables bagi para analis dan
pelaku pasar lainnya, serta kajian Said et al. (2003) mengungkapkan bahwa

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


4

informasi keuangan dan non keuangan secara bersama-sama memberikan


pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan dan harga saham di pasar bursa.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpukan bahwa pengungkapan
non keuangan sangat bermanfaat bagi para pengguna laporan. Ini disebabkan
karena adanya keterbatasan dalam pengungkapan informasi keuangan, risiko
internal perusahaan dan kepentingan pihak-pihak tertentu yang mempengaruhi
pengungkapan keuangan. Pengungkapan informasi yang bersifat keuangan tidak
secara komprehensif menggambarkan kinerja perusahaan, informasi-informasi
seperti misalnya kepuasan pelanggan, tingkat pencemaran lingkungan, pemanasan
global, pengolahan limbah, kebijakan-kebijakan perusahaan seperti kebijakan hak
asasi manusia, dan struktur organisasi perusahaan tidak dapat diungkapkan dalam
pengungkapan yang bersifat keuangan. Pengungkapan yang bersifat non keuangan
diharapkan dapat menjelaskan secara lebih baik dan menyeluruh masalah-masalah
terkait di atas sesuai dengan keadaan perusahaan sebenarnya kepada para
pengguna laporan.
Selain penelitian Botosan (1997) tentang hubungan tingkat pengungkapan
terhadap cost of equity, penelitian yang dilakukan oleh Francis et al. (2008) juga
melakukan penelitian mengenai hubungan antara pengungkapan sukarela terhadap
kualitas informasi dan cost of capital. Hasil penelitian mereka menemukan bahwa
terdapat hubungan positif antara kualitas informasi akrual dengan tingkat
pengungkapan sukarela serta terdapat hubungan negatif antara tingkat
pengungkapan sukarela dan cost of equity, yaitu semakin luas pengungkapan yang
bersifat sukarela maka cost of equity juga akan semakin rendah. Selain dibedakan
menjadi pengungkapan secara wajib dan sukarela, pengungkapan juga dapat
dibedakan menjadi non keuangan dan keuangan. Serta dalam penelitian
sebelumnya masih menggunakan peraturan lama yang dikeluarkan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tahun 1996. Selain itu, jarang
ditemukan kajian akademis yang memadai mengenai pengungkapan yang
menggunakan pedoman Global Reporting Initiative, terutama dengan sampel
perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kelangkaan literatur ini yang mendorong
dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini dirancang untuk meneliti secara empiris
pengaruh karakteristik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan non keuangan

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


5

dan keuangan serta mengevaluasi hubungan pengungkapan non keuangan dan


keuangan bersama-sama terhadap cost of equity bagi perusahaan publik pada
tahun 2013 dan 2014.
Alasan dilakukannya penelitian ini adalah pertama, kebanyakan penelitian
terdahulu lebih banyak membahas mengenai tingkat pengungkapan yang bersifat
sukarela (contohnya corporate social responsibility) tanpa mengkaji lebih jauh
tentang dampak dan pengaruh tingkat pengungkapan terhadap perusahaan serta
adanya peningkatan peranan intangible asset dalam perusahaan yang semakin
besar, menjadikan faktor pendorong informasi non keuangan harus diungkapkan
sebagai pelengkap informasi keuangan menjadi lebih relevan (Eccles et al., 2001).
Kedua, penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya penentuan kriteria
pengungkapan belum menggunakan peraturan OJK sebagai pengungkapan wajib
dan pedoman GRI sebagai pengungkapan sukarela. Ketiga, penelitian-penelitian
sebelumnya menghasilkan hasil yang tidak konsisten antara satu dan lainnya
sehingga penelitian ini kembali dilakukan untuk mengetahui hasil penelitian akan
sejalan dengan penelitian sebelumnya atau tidak. Keempat, kebanyakan penelitian
terdahulu hanya meneliti pengaruh pengungkapan pada industri
telecommunication atau oil and gas, atau hanya menyangkut topik tertentu seperti
good corporate governance dan kepuasan pelanggan. Pada penelitian ini akan
diteliti pada perusahaan manufaktur, karena berdasarkan perhitungan Badan Pusat
Statistika (2014) perusahaan manufaktur merupakan industri penggerak
perekonomian Indonesia pada tahun 2012-2014 memberikan kontribusi terbesar
dalam Produk Domestik Bruto dibandingkan dengan sektor yang lainnya. Sektor
manufaktur menyumbang Rp707.481,7 miliyar pada tahun 2013 dan Rp741.835,7
miliyar pada tahun 2014.
Selain itu, perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengolah
sumber daya, menghasilkan dan mendistribusikannya ke masyarakat. Setiap
proses dari rantai produksi, proses, dan distribusi ini sangat berkaitan erat dengan
masyarakat dan lingkungan. Data pendukung lain yang digunakan pada penelitian
ini adalah data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2014)
mengenai konsumsi energi berdasarkan sektor. Data tersebut menunjukkan bahwa
sektor manufaktur memiliki jumlah konsumsi energi tertinggi dibandingkan

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


6

dengan sektor lainnya, pada tahun 2012 sebesar 336.939.536 Barrel Oil
Equivalent (BOE) dan pada tahun 2013 sebesar 355.314.465 Barrel Oil
Equivalent (BOE). Dengan adaya konsumsi energi yang besar ini perusahaan
yang berada pada sektor manufaktur diharapkan memberikan kontribusi yang
besar pula terhadap lingkungan dan masyarakat. Informasi ini menjadi salah satu
tekanan bagi perusahaan manufaktur untuk mengungkapkan informasi non
keuangan yang lebih banyak dibanding sektor yang lainnya.
Berdasarkan beberapa alasan di atas, maka penelitian ini bermaksud untuk
memperluas penelitian-penelitian empiris yang telah dilakukan sebelumnya
dengan mengkaji pengungkapan non keuangan dan keuangan dengan
menggunakan peraturan OJK sebagai otoritas tertinggi dan regulator bagi
perusahaan yang go public dan pedoman pengungkapan yang dikeluarkan oleh
Global Reporting Initiative (GRI). Penelitian ini juga memasukkan sebagian besar
variabel-variabel yang dipakai pada penelitian sebelumnya terkait dengan faktor-
faktor karakteristik perusahaan yang dapat menemukan luasnya tingkat
pengungkapan baik non keuangan dan keuangan dan memodifikasi beberapa
proxy yang digunakan pada penilaian.
1.2. Perumusan Masalah
Penelitian ini bermaksud untuk meneliti faktor-faktor karakteristik
perusahaan yang menentukan luasnya tingkat pengungkapan baik non keuangan
maupun keuangan serta pengaruhnya terhadap cost of equity. Untuk itu penelitian
ini mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
1) Apakah karakteristik perusahaan mempunyai pengaruh terhadap total
pengungkapan, pengungkapan non financial measures dan pengungkapan
financial measures pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2013-2014?
2) Apakah tingkat pengungkapan informasi non financial measures dan
financial measures berpengaruh terhadap cost of equity suatu perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2014?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


7

1) Untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan terhadap total


pengungkapan, pengungkapan non financial measures dan pengungkapan
financial measures pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2013-2014.
2) Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengungkapan informasi non
financial measures dan financial measures terhadap cost of equity
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2014.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Manfaat Akademis
Peneltian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai
pengaruh dari karakteristik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan informasi
non financial measures dan financial measures serta memberikan informasi
mengenai pengaruh pengungkapan non financial measures dan financial measures
terhadap cost of equity.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi Perusahaan Publik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi
perusahaan publik membuat suatu kebijakan pelaporan perusahan yang
dibutuhkan oleh para pengguna laporan di masa depan yang bersifat menyeluruh
dengan menggunakan informasi pengungkapan non financial measures dan
informasi financial measures.
b. Bagi Regulator (OJK)
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan masukan bagi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator dalam menyusun peraturan
mengenai pengungkapan wajib laporan tahunan bagi perusahaan publik yang
disempurnakan sesuai dengan perkembangan peraturan internasional. Peraturan
ini diharapkan mampu memberikan informasi selengkap-lengkapnya bagi para
pengguna untuk pemantauan kinerja perusahaan dalam jangka panjang

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


8

1.5. Sistematika Penulisan


Penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab yang saling berhubungan antara bab
satu dengan bab lainnya. Adapun sistematika penulisan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Bab 1: PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan latar belakang dari penelitian ini yang kemudian
mengerucut ke permasalahan penelitian, dilengkapi dengan tujuan penelitian dan
mafaat penelitian serta akan dijelaskan secara singkat mengenai sistematika
penulisan.
Bab 2: TINJAUAN PUSTAKA
Dikarenakan penelitian ini merupakan studi empiris maka pada bab ini
akan menjelaskan teori-teori yang merupakan landasan dari penelitian ini yang
diambil dari beberapa buku, jurnal, dan literatur lainnya, selain itu juga akan
menjelaskan mengenai hipotesis dari penelitian ini.
Bab 3: METODE PENELITIAN
Bab ini akan memaparkan desain penelitian, variabel-variabel pada
penelitian, definisi operasional variabel, metode yang digunakan pengumpulan
data, metode yang digunakan pada pengujian hipotesis serta beberapa
keterbatasan penelitian ini.
Bab 4: PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan tentang karakteristik hasil penelitian yang
memuat hasil perhitungan, deskripsi hasil penelitian serta pembahasan atas
masalah penelitian.
Bab 5: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan merangkum hasil penelitian menjadi sebuah kesimpulan hasil
dari penelitian dan menjawab pertanyaan pada masalah penelitian serta saran-
saran yang diberikan pada pihak-pihak tertentu.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Keagenan


Jensen dan Meckling (1976) melalui jurnal Theory of The Firm:
Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure mengasumsikan
teori keagenan sebagai sebuah perjanjian. Perjanjian satu atau lebih pihak
(principal) mempekerjakan dan memberi wewenang kepada orang lain (agent)
untuk memberikan jasa serta pengambilan keputusan. Dapat disimpulkan bahwa
teori agensi adalah hubungan di bawah perikatan antara pemilik perusahaan atau
pemegang saham (principal) dan manajer perusahaan (agent), pada perikatan ini
agent diberikan wewenang untuk mengelola usaha milik principal dan membuat
keputusan terbaik bagi perusahaan. Setiap individu yang terlibat sebuah perjanjian
bertujuan untuk memaksimalkan kepentingannya semua pihak.
Konsep Agency Theory menurut Scott (2006) adalah hubungan atas dasar
perjanjian antara principal dan agent, kondisi ini principal adalah pihak yang
memperkerjakan agent untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal.
dalam hubungan agent dan principal, apabila masing-masing individu bertindak
sendiri-sendiri untuk memaksimalkan kepentingan masing-masing, maka akan
timbul konflik. Oleh karena itu, masing-masing individu yang terlibat perjanjian
bertujuan untuk mengakomodasikan dan memaksimumkan kepentingan dari
berbagai pihak, karena mereka menyadari bahwa kepentingan masing-masing
pihak akan terpenuhi jika tujuan bersama juga terpenuhi. Menurut Eisenhardt
(1980), teori keagenan memiliki tiga buah asumsi. Pertama, asumsi tentang sifat
manusia, asumsi tentang manusia ini menyatakan bahwa manusia memiliki sifat
self interest, memiliki tingkat rasionalisasi yang terbatas (bounded rationality) dan
cenderung menghindari dan tidak menyukai risiko (risk aversion). Kedua, asumsi
tentang keorganisasian, asumsi ini menekankan pada konflik antara anggota
organisasi, efisien dan produktivitas, serta adanya asymmetric information antara
principal dan agent. Ketiga, asumsi tentang informasi yang mengasumsikan
bahwa informasi dipandang sebagai barang komoditi yang diperjual belikan.
dalam hubungan keagenan ada beberapa masalah yang bisa terjadi, menurut
9 Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


10

Messier et al. (2006) permasalahan itu bisa berupa informasi yang asimetris
(asymmetry information), salah satu pihak baik principal atau agent memiliki
lebih banyak informasi mengenai perusahaan dan posisi operasi suatu perusahaan
serta terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) akibat adanya
ketidaksamaan tujuan antara pihak-pihak yang terlibat.
Pada dasarnya perusahaan adalah kumpulan kontrak (nexus of contract)
antara berbagai pihak seperti kontrak antara pihak manajemen dengan pemilik
perusahaan, kontrak antara perusahaan dengan karyawan, kontrak antara
perusahaan dengan pemasok, antara perusahaan dengan kreditur, perusahaan
dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. Hubungan dalam kontrak
akan bermasalah jika terdapat informasi yang bersifat asimetri, baik yang berupa
adanya kegiatan tersembunyi (hidden control) dari masing-masing pihak maupun
informasi yang tersembunyi (hidden information) yang dimiliki oleh manajemen
yang bertindak sebagai agen. Tindakan yang disembunyikan akan memunculkan
beberapa hal berikut ini, yaitu: Adverse Selection, hal ini terjadi karena manajer
atau beberapa orang yang ada di perusahaan mengetahui lebih banyak tentang
keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor dari pihak luar.
Manajemen memilih-milih informasi yang akan dibagikan pada investor.
Berikutnya adalah Moral Hazard, yang terjadi karena kegiatan yang dilakukan
oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun
pemberi pinjaman, sehingga manajer dapat melakukan tindakan di luar
pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara
etika atau norma mungkin tidak layak untuk dilakukan. Serta adanya konflik
kepentingan, Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan adanya konflik
kepentingan dalam hubungan keagenan. Terjadinya konflik kepentingan antara
principal dan agent karena kemungkinan agent bertindak tidak sesuai dengan
kepentingan principal.
Untuk meminimalisir terjadinya berbagai masalah di atas, investor dapat
melakukan tindakan terkait meminimalisir konflik keagenan ini, maka akan
muncul agency cost yang terdiri dari Monitoring Cost (biaya pengawasan oleh
principal), Bonding Cost (biaya untuk menjamin agency bond oleh agent) dan
Residual Loss (kerugian principal karena agent salah mengambil keputusan).

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


11

Pada penelitian ini semua variabel berkaitan erat dengan teori keagenan ini.
Jumlah pengungkapan laporan tahunan dapat mengurangi adanya informasi
asimetri sedangkan proporsi kepemilikan publik berhubungan dengan fungsi
pengawasan.
2.2. Teori Signaling
Teori signaling pertama kali digagas karena adanya asimetri informasi
antara pihak manajemen dan pemangku kepentingan. Pihak manajemen memiliki
informasi penuh (well informed) sedangkan pihak investor atau pemangku
kepentingan lainnya memiliki informasi yang lebih sedikit (poorly informed)
(Scott, 2006).
Berdasarkan teori ini, jika pihak manajemen memiliki informasi yang baik
(good news) tentang perusahaan, maka pihak manajemen akan segera
mengumumkan informasi kepada pemegang saham atau pemangku kepentingan
agar harga saham perusahaan meningkat. Informasi yang baik (good news) ini
memberikan sebuah sinyal kepada para pemegang saham atau pemangku
kepentingan, namun ada beberapa sinyal-sinyal yang relevan dengan informasi
keuangan contohnya adalah pengungkapan langsung (direct disclosure)
menyatakan bagaimana pengungkapan secara langsung dapat memberikan sinyal
yang andal sehingga nilai pasar saham dapat mencerminkan nilai dari sebuah
perusahaan.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Leland dan Pyle (1977) dalam
Wondabio (2010), terbukti bahwa pada perusahaan yang go public, komposisi
ekuitas adalah sebuah sinyal bagi perusahaan. Dengan adanya hal ini maka, jika
manajemen memiliki informasi yang buruk (bad news) pihak manajemen akan
menahan informasi tersebut dengan tujuan menjaga harga saham dan jika
manajemen memiliki informasi yang baik (good news) akan segera
mengumumkannya kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan untuk
meningkatkan harga saham (Scott, 2006).
Pada penelitian ini digunakan teori signaling karena teori ini relevan
digunakan sebagai referensi dan erat hubungannya dengan tingkat pengungkapan
yang dilakukan oleh perusahaan. Variabel pada penelitian ini juga memiliki
hubungan yang erat dengan teori ini, yaitu: tingkat utang yang dimiliki oleh

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


12

perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan tingkat profitabilitas


perusahaan.
2.3. Teori dan Prinsip Pengungkapan
Sebuah perusahaan dalam menjalani operasionalnya menurut Murphy dan
Zimmerman (1993) dalam Wondabio (2010) menyatakan bahwa sebuah
perusahaan tentu dihadapkan dengan berbagai hal yang dapat meningkatkan nilai
perusahaan namun juga dapat menurunkan nilai perusahaan. Sebuah perusahaan
yang gagal akibat manajemen yang gagal menjalani perannya sebagai agent
jarang sekali diungkapkan secara memadai (cover up hypothesis).
Untuk mengurangi dampak dari tindakan cover up yang dilakukan oleh
pihak manajemen maka menurut makanisme pasar yang efisien, penerapan prinsip
full disclosure dapat meyakinkan pasar sehingga dapat memberikan dampak
positif terhadap harga saham atau meningkatnya volume penjualan. Jika semakin
lama semakin banyak analis yang yakin dan menggunakan informasi yang
diungkapkan oleh perusahaan dalam analisis keuangannya maka akan dapat
meningkatkan nilai perusahaan dan hal ini membuktikan bahwa membuktikan
secara empiris pengungkapan yang bersifat full disclosure dan memiliki kualitas
pada laporan tahunan terbukti dapat meningkatkan analysis following (Lang dan
Lundhom, 1993).
Informasi yang diungkapkan pada laporan tahunan pada umumnya
dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengungkapan yang bersifat wajib
(mandatory) dan pengungkapan yang bersifat sukarela (voluntary). Pengungkapan
wajib merupakan pengungkapan informasi yang wajib diungkapkan dalam
laporan tahunan yang diatur dalam sebuah regulasi, sedangkan pengungkapan
sekarela adalah pengungkapan informasi yang bersifat sukarela tanpa diharuskan
oleh sebuah regulasi yang berlaku (Scott, 2006). Pada penelitian ini
pengungkapan yang bersifat wajib (mandatory) sesuai dengan peraturan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) tentang laporan tahunan emiten sedangkan untuk
pengungkapan yang bersifat sukarela (voluntary) menggunakan pedoman
pengungkapan yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI).
Dengan adanya perkembangan dunia bisnis semakin berkembang juga
pengukuran dan pengungkapan yang ada dalam ilmu akuntansi. Ditambah dengan

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


13

tuntutan dari para pemangku kepentingan untuk menyajikan sebuah informasi


yang luas tidak hanya informasi keuangan tetapi juga informasi yang bersifat non
keuangan yang mengarah pada informasi yang lebih luas yang mampu mencakup
dimensi sosial dan ekonomi yang bersifat jangka panjang dan forward looking.
2.4. Pengungkuran Non Keuangan (Non Financial Measures)
Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin tajam baik persaingan dalam
produk, persaingan dalam kegiatan bisnis dan persaingan dalam informasi,
mendorong perusahaan untuk melakukan perubahan guna menghasilkan usaha
yang efisien. Menurut penelitian yang dilakukan Brooking Institute dalam Kaplan
dan Norton (2001), perbandingan antara nilai buku terhadap nilai pasar tangible
assets terus mengalami penurunan yang berawal dari 62% pada awal 1980-an
menjadi 38% pada 1990-an dan mencapai 10-15% pada akhir abad 20. Hal ini
terkait dengan intangible assets yang tidak selalu diukur dengan perhitungan dari
dimensi keuangan, sehingga diperlukan sistem pengukuran lain yang lebih bersifat
menyeluruh yaitu pengukuran keuangan dan pengukuran non keuangan.
2.4.1. Informasi Non Keuangan sebagai Indikator Keberhasilan Jangka
Panjang
Pengukuran yang bersifat keuangan banyak mendapat kritikan
dikarenakan pengukuran keuangan lebih bersifat historis, berdasarkan peristiwa
masa lalu, bersifat jangka pendek, tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya,
dan cenderung “backward looking,” serta dikatakan bahwa pengukuran yang
bersifat keuangan ini terbukti tidak berdampak pada kinerja masa yang akan
datang perusahaan, dengan dasar inilah sebagia besar perusahaan kini mulai
mengganti cara ukur yang sebelumnya menggunakan pengukuran financial secara
tradisional dengan menggunakan pendekatan non keuangan (Ittner dan Larcker,
2003).
Penelitian Ernst & Young Center for Business Innovation (Gadzar, 2007)
membuktikan bahwa hampir sepertiga dari keputusan penting (sekitar 35%) yang
diputuskan oleh manajemen perusahaan menggunakan indikator non keuangan
sebagai rumusannya. Didukung pula dengan survey IASB dengan Deloitte yang
berjudul In The Dark yang membuktikan bahwa sebagian besar (92%) dari para

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


14

executive yakin bahwa faktanya indikator keuangan tidak mampu menangkap


kinerja bisnis perusahaan yang sebenarnya (Deloitte, 2004).
Penerapan pengungkapan informasi non keuangan yang lebih forward
looking dapat digunakan dalam menilai kinerja perusahaan. Hal ini terbukti secara
empiris bahwa jika perusahaan dalam praktiknya menggunakan pengukuran
keuangan dan non keuangan akan berdampak pada peningkatan kinerja
perusahaan yang lebih baik, dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan
pengukuran keuangan saja dalam pengukuran kinerjanya (Said et al., 2003).
Survey yang dilakukan oleh Dempsey et al. (1997) terhadap para analis
keuangan mengenai klasifikasi pengukuran yang kemudian dikategorikan menjadi
keuangan dan non keuangan, dihasilkan bahwa sebuah pengukuran yang termasuk
“financial measures” adalah pengungkapan yang memenuhi kriteria yaitu (1)
mengukur naik turun nilai moneter dan (2) menggunakan indikator-indikator
keseluruhan dari kesuksesan financial perusahaan sebagai alat ukurnya. Pada
Tabel 2.1. akan dijelaskan hasil survey yang dilakukan oleh Research Institute
MORI dan Ernst and Young pada tahun 2005 berhasil mendefinisikan 12 non
financial value drivers.
Tabel 2.1. 12 Non Financial Value Drivers
Top Twelve measures – Nonfinancial value drivers
1. Leadership 7. Technology and process
2. Execution of corporate strategy 8. Human capital
3. Communication and transparency 9. Workplace organization and culture
4. Brand equity 10. Innovation
5. Reputation 11. Intellectual capital
6. Alliances and networks 12. Adaptability
Sumber: Gadzar (2007, hlm. 4).

Serta pada Tabel 2.2. pada halaman 15 (lima belas) akan menjelaskan
mengenai 4 (empat) manfaat yang dapat diperoleh oleh perusahaan pada
operasionalnya dengan menerapkan pengukuran non keuangan.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


15

Tabel 2.2. Top Four Benefit


Top Four Benefit
1. Enhances a company’s 3. It is important for business
reputation management decision
2. Stakeholders are increasingly 4. Make it easier for investors to
interested understand how we; the
company is performing
Sumber: Gadzar (2007, hlm. 4).
2.4.2. Tren Pengungkapan Informasi Non Keuangan pada Laporan
Tahunan
Para pengguna laporan tahunan perusahaan seperti para analis keuangan,
investor, kreditor, investor dan pemangku kepentingan lainnya sampai saat ini
masih menggunakan informasi keuangan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan terkait dengan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Padahal
disisi lain dari terdapat banyak pendapat yang mengatakan bahwa tingkat
relevansi dari penggunaan informasi keuangan pada laporan keuangan telah
mengalami penurunan (AICPA, 1994; Eccles et al., 2001; Kaplan dan Norton,
2001).
Pada penelitian DiPiazza dan Eccles (2002) dijelaskan bahwa setelah
terjadi beberapa skandal keuangan yang melibatkan beberapa perusahaan besar
Amerika seperti Enron, Worldcom, Adelphia, Xerox dan perusahaan lainnya,
untuk mengembalikan kepercayaan publik yang mulai tidak mempercayai
informasi keuangan yang sarat akan manipulasi, maka para regulator dalam pasar
modal perlu melakukan perubahan sudut pandang dalam pelaporan yang
dilakukan oleh perusahaan di masa depan (The Future of Corperation Reporting)
yang mampu menyajikan informasi yang relevan dan akurat agar kepercayaan
publik dapat dipulihkan kembali.
Kepercayaan publik sangat penting dimiliki oleh perusahaan, apalagi
untuk perusahaan yang melakukan public offering, terdapat tiga prinsip yang
harus dipertahankan oleh perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan publik,
yaitu: (i) keterbukaan (spirit of transparency), (ii) pertanggungjawaban (culture of
accountability) dan (iii) integritas (people of integrity). Tiga prinsip ini dapat
meningkatkan kepercayaan publik jika didukung dengan sebuah sistem pelaporan
Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


16

yang menyeluruh baik yang bersifat keuangan dan non keuangan melalui value
platform, seperti inovasi, pelanggan, sumber daya manusia, brand, reputasi
perusahaan dan supply chain (DiPiazza dan Eccles, 2002).
Banyak pihak mulai meragukan pelaporan yang menggunakan informasi
keuangan mulai dari nilai pelaporan yang dianggap mulai menurun sampai dengan
tidak ternilai sehingga banyak organisasi yang menuntut perusahaan untuk
melakukan pelaporan yang lebih luas dengan melaporkan informasi non keuangan
(AICPA, 1994; Ecless et al., 2001; Maines et al., 2002). FASB (2001)
menunjukkan reaksinya dengan menerbitkan laporan “Improving Business
Reporting; Insights into Enhancing Voluntary Disclosure” terkait dengan
pengungkapan sukarela perusahaan untuk meningkatkan kualitas pelaporan
perusahaan. Serta dibentuk komite yang mengkaji beberapa penelitian-penelitian
tentang informasi non keuangan, kajian ini menyimpulkan bahwa untuk mencapai
kriteria yang disyaratkan dalam Statement of Financial Concept (SFAC) No. 2
yaitu Qualitative Characteristics of Accounting Information yaitu relevance,
reliability dan comparability diperlukan adanya pengungkapan keuangan dan non
keuangan (AAA FASC, 2002).
Pada Tabel 2.3. di halaman 17, Enterprise Belgia melakukan survey pada
tahun 2000 dan 2005 (Gadzar, 2007) mengenai peringkat laporan tahunan terbaik
perusahaan di dunia (World Ranking Annual Report on Annual Report), terdapat
hasil yang menunjukkan bahwa peraih top twenty perusahaan yang memiliki
laporan tahunan terbaik pada tahun 2000 didominasi oleh perusahaan dari
Amerika Serikat, namun 5 tahun berikutnya yaitu pada tahun 2005 keadaan
berbalik tidak ada satupun perusahaan Amerika Serikat yang masuk dalam top
twenty tersebut. Perusahaan-perusahaan yang mendapat predikat The Top Twenty
of Annual Report The Top Twenty of Annual Report pada tahun 2005 adalah
perusahaan-perusahaan Eropa. Ini dikarenakan perusahaan-perusahaan yang
terdapat di kawasan Eropa, Australia, Asia dan Afrika lebih banyak
mengungkapkan informasi non keuangan kepada pemangku kepentingan dan
dinilai sebagai informasi yang relevan bagi pemangku kepentingan (Gadzar,
2007).

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


17

Tabel 2.3. Results of the Annual Report on Annual Reports Award, Run by
Enterprise.com in Vilvoorde, Belgium, Since 1996.
2000 Top Twenty 2005 Top Twenty

1. Ford Motor USA 1. CIBC Canada


2. Alcoa USA 2. TELUS Canada
3. McDonald’s USA 3. SCA Sweden
4. SAS Sweden 4. Trelleborg Sweden
5. United Technologies USA 5. WPP UK
6. Bank of Montreal Canada 6. James Hardie Australia
7. Sara Lee USA 7. Adidas Salomon Germany
8. Anheuser Busch USA 8. Danone France
9. Volvo Sweden 9. TNT Netherlands
10. Merck USA 10. CLP Hongkong
11. Eli Lily USA 11. Stora Enso Finland
12. Knight Rider USA 12. Phillips Netherland
13. IBM USA 13. Woolworth Australia
14. Coca Cola USA 14. Electrolux Sweden
15. Danone France 15. Sasol South Africa
16. Royal Bank of Canada Canada 16. Novartis Switzerland
17. Quaker Oats USA 17. SAS Sweden
18. Johnson and Johnson USA 18. Wienerberger Austria
19. Ahold Netherland 19. Securitas Sweden
20. Electrolux Sweden 20. BMO Financial Canada
Sumber: Gadzar (2007, hlm. 19).

Penegasan terhadap pentingnya pengungkapan non keuangan juga terlihat


dari hasil pertemuan para CEO dari 6 (enam) International Audit Network (BDO
International, E&Y, PwC, KPMG, Deloitte, dan GT). Pertemuan pada November
2006 di Eropa ini berkaitan dengan Global Capital Market and Global Economy
(Serving Global Capital Market and the Global Economy, A View from CEO of
The International Audit Network, November 2006). Beberapa hal yang menjadi
fokus utama pada pertemuan ini adalah yang terkait dengan profesi akuntan yang
harus segera diatasi, yaitu:
a. Fokus pelaporan akuntansi yang berubah dari jangka pendek ke jangka
panjang (focus on long run) dan pengungkapan yang bersifat non keuangan
(forward looking information).
b. Permintaan atas informasi real time yang transparan

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


18

c. Adanya perubahan metode yang digunakan dalam audit untuk mendeteksi


fraud pada laporan keuangan.
Dapat disimpulkan bahwa peranan pengungkapan informasi non keuangan
sangat penting bagi pemangku kepentingan hal ini karena adanya beberapa hal
yang tidak dapat dijelaskan dalam bentuk keuangan seperti masalah lingkungan,
sosial kemasyarakatan, kepuasan pelanggan, dan budaya korporasi perusahaan.
Gadzar (2007) menyatakan bahwa informasi non keuangan tergantung kepada
kepentingan dari pihak-pihak yang menggunakannya. Ada beberapa kondisi yang
mempengaruhi penilaian informasi non keuangan dalam pelaporan perusahaan,
yaitu:
a. Prioritas Setiap Perusahaan
Perusahaan dalam melakukan pelaporan informasi non keuangannya
tergantung kepada prioritas manajemen perusahaan. Informasi yang terkait
dengan competitive value, management value, human resources value dan ethical
value menjadi informasi yang biasanya diungkapkan dalam pengungkapan non
keuangan. Pada Gambar 2.1. akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pelaporan
informasi non keuangan:
Ethical value Competitive value

 Embedding CSR  Brand equity


 Balancing priorities  Customer base
 Managing issues  Market metrics

 Efficiency  Strategy focus


 Commitment  Governance
 Talent  Forecasting

Human resource value Management value

Gambar 2.1. Classification of Important Non-financial


Sumber: Gadzar (2007, hlm. 6).
b. Prioritas Regional atau Negara Perusahaan Berada
Terkait dengan hasil survey Enterprise mengenai peringkat laporan
tahunan terbaik perusahaan di dunia (World Ranking Annual Report on Annual
Report) menunjukkan bahwa pengungkapan informasi non keuangan juga
Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


19

berdasarkan prioritas dari negara tempat perusahaan berada. Penelitian Alison


Thomas dalam Gadzar (2007) juga menyimpulkan hal yang sama yaitu
pengungkapan informasi non keuangan bergantung pada prioritas negara atau
regional tempat perusahaan berada. Contohnya di Jerman para pemangku
kepentingan fokus kepada pengendalian yang dimiliki oleh perusahaan,
sedangkan negara-negara Skandinavia informasi non keuangannya lebih
menekankan pada aspek lingkungan dan perusahaan di Amerika Serikat dan
Jepang lebih banyak menekankan kepada aspek etika bisnis dan profesi serta
tanggung jawab sosial seperti Corporate Social Respondibility (CSR).
c. Kesadaran Perusahaan untuk Melaksanakan Pengungkapan
Informasi Non Keuangan
Perusahaan sadar akan pentingnya informasi yang bersifat non keuangan
sehingga perusahaan memasukkan informasi non keuangan dalam manajemen
mereka. Menurut Swiss Bank Credit Suisse pada laporan tahunan 2001,
dinyatakan hal berikut:
“……Credit Suisse Group’s market value is driven by its financials, and also by
intangible values that cannot be captured in figures – such as the strength of its
brand, its good reputation, the intellectual capital for its employees and the
loyalty of its clients. The market acknowledges these values and prices the into
sales forecast and share valuation, though it does not yet do in the standardized
basis….” (Gadzar, 2007).
Dengan adanya pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Swiss Bank
Credit Suisse melakukan pengungkapan selain pengungkapan yang terkait dengan
keuangan. Hal ini selanjutnya diikuti oleh beberapa perusahaan seperti Danish
Pharmaceuticals, Novo Nordisk, British Petroleum dan perusahaan-perusahaan
lainnya. Hal ini karena perusahaan-perusahaan ini mulai sadar bahwa pelaporan
yang bersifat non keuangan juga mampu dijadikan competitive advantage.
Berawal dari penekanan pentingnya informasi non keuangan dalam pelaporan
perusahaan seperti pelaporan corporate social responsibility, tingkat pencemaran
lingkungan, reputation, quality, human right, brand value, market position dan
pengukuran non keuangan lainnya.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


20

2.4.3. Global Reporting Initiative (GRI) dan Disclosure Index


Global Reporting Initiatives (GRI) merupakan sebuah organisasi
independen internasional yang terkonsentrasi pada kegiatan bisnis, pemerintah
dan organisasi lainnya untuk memahami dan mengkomunikasikan dampak bisnis
pada isu-isu keberlanjutan seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, korupsi
dan lainnya. Visi dari GRI adalah untuk menciptakan masa depan yang peduli
akan keberlanjutan yang terintegrasi dan dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan setiap organisasi/perusahaan. Misi dari GRI adalah untuk
memberdayakan para pembuat keputusan, melalui standar keberlanjutan dan
jaringan multi-stakeholder, untuk mengambil keputusan ekonomi yang
berkelanjutan. Pada bisnis masa depan, para stakeholder akan menuntut adanya
transparansi serta menjunjung tinggi kepentingan umum mendorong setiap
keputusan organisasi/perusahaan. GRI yang berdiri sejak tahun 1997 di Boston,
Amerika Serikat, mengeluarkan standar untuk laporan keberlanjutan atau
sustainability report. Standar GRI yang sekarang sudah memasuki generasi
keempat, GRI G4 Sustainability Reporting Guideline menjadi standar yang cukup
popular digunakan di Indonesia maupun di negara-negara lain. Organisasi GRI
juga termasuk yang paling mapan dan bukan hanya telah menghasilkan standar
yang sudah berevolusi menjadi semakin baik tapi juga menyiapkan ujian
professional.
Pada tahun 2000 GRI meluncurkan versi pertama dari pedoman laporan
keberlanjutan, mewakili kerangka global pertama untuk pelaporan keberlanjutan
yang komprehensif. Pada tahun 2006 permintaan terhadap pedoman pelaporan
keberlanjutan terus berkembang. Dengan adanya hal ini maka, GRI meluncurkan
generasi ketiga dari pedoman pelaporan keberlanjutan yaitu G3. Lebih dari 3000
analis bisnis, masyarakat dan gerakan buruh berpartisipasi dalam pengembangan
GRI G3 ini. Pada tahun 2013 GRI melakukan konfrensi GRI global yang keempat
yang berjudul “Informasi-Integrasi-Inovasi” yang dihadiri 1600 delegasi dari 69
negara. Bersamaan dengan konfrensi ini GRI merilis pedoman pelaporan
keberlanjutan G4. Pada G4 ada beberapa hal yang ditawarkan seperti prinsip
pelaporan, standar pengungkapan dan pedoman pelaksanaan penyusunan laporan
keberlanjutan oleh organisasi dari berbagai ukuran dan sektor.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


21

Penelitian ini menggunakan pedoman GRI G4 sebagai standar


pengungkapan sukarela (voluntary) untuk mengetahui besarnya pengungkapan
informasi keuangan dan non keuangan yang bersifat sukarela. Pada pedoman GRI
G4 ini terdapat 91 pengungkapan yang bersifat keuangan dan non keuangan dan
kemudian dibagi dengan kategori Ekonomi, Lingkungan dan Sosial dengan sub-
kategori Praktik Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang layak, Hak Asasi Manusia,
Masyarakat, dan Tanggung Jawab Produk.
2.5. Pengukuran Cost of Equity (COE)
Penelitian ini menggunakan perhitungan cost of equity dengan
menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM). CAPM dapat mengestimasi
return suatu sekuritas di bidang keuangan. CAPM pertama kali dikembangkan
secara terpisah dalam bentuk standar oleh Sharpe (1964), Lintner (1965) dan
Mossin (1966), sehingga pada ilmu keuangan model ini sering disebut dengan
CAPM Sharpe-Lintner-Mossin (Hartono, 2015). Rumus CAPM adalah sebagai
berikut:
(2.1)

Keterangan:
Rft adalah return asset bebas risiko pada periode t
Βjt adalah beta saham j pada periode t
Rmt adalah return pada portofolio pasar pada periode t
CAPM banyak digunakan untuk menghitung cost of equity. Pada beberapa
penelitian terdahulu disimpulkan bahwa semakin luas dan berkualitas
pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan, maka akan berdampak pada
semakin rendahnya cost of equity yang dimiliki oleh perusahaan (Mardiyah, 2001;
Juniarti dan Yunita, 2003). Pada penelitian kali ini risk free rate yang digunakan
dalam perhitungan CAPM akan di-proxy dengan data bulanan tingkat bunga
tahunan obligasi pemerintah (government bond) Indonesia yang datanya tersedia
di website resmi Bank Indonesia (Suku Bunga Obligasi Pemerintah Republik
Indonesia) dan Bursa Efek Indonesia (Indonesian Government Securities Yield
Curve). Sedangkan untuk βft yang merupakan risiko sistematis saham yang diukur
dengan market model berdasarkan observasi mingguan. Untuk perhitungan market
risk premium tahunan (Rmt – Rft) diperoleh dari Damodaran.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


22

Variabel kontrol pada penelitian ini yaitu (i) variabel Standard Deviasi
Return (BETA_SDRT) bulanan sebagai proxy risiko dikarenakan BETA sudah
digunakan dalam perhitungan cost of equity hal ini dilakukan untuk menghindari
measurement bias, (ii) variabel PBV sebagai proxy terhadap growth perusahaan,
(iii) variabel tingkat utang (leverage) dan (iv) variabel total aset yang di-log
(SIZE) sebagai proksi ukuran perusahaan.
2.6. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dan terkait dengan penelitian
ini adalah penelitian yang terkait dengan karakteristik perusahaan terhadap tingkat
pengungkapan dan penelitian yang terkait dengan pengaruh pengungkapan yang
bersifat keuangan dan non keuangan dengan cost of equity. Berikut adalah
beberapa penelitian tersebut:
2.6.1. Penelitian Terdahulu Terkait Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Tingkat Pengungkapan
Penelitian yang dilakukan oleh Singhvi dan Desai (1971) mengenai
kualitas pengungkapan. Disimpulkan bahwa variabel yang mempengaruhi kualitas
pengungkapan yaitu besarnya aktiva perusahaan, jumlah pemegang saham, status
pendaftaran perusahaan (listing atau tidak), ukuran kantor akuntan publik yang
mengaudit, rate of return perusahaan, dan margin laba.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Stanga (1976) pada 80 sampel
perusahaan listing yang termasuk dalam kategori perusahaan Fortune 1000
tentang tingkat pengungkapan disimpulkan bahwa jenis industri mempengaruhi
kualitas pengungkapan.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Buzby (1975) dalam
Wondabio (2010), Buzby (1975) menemukan bahwa status listing perusahaan
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kualitas pengungkapan
yang dilakukan oleh perusahaan. Serta penelitian yang dilakukan oleh Buzby
(1975) ini mendukung penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Singhvi dan Desai (1971) bahwa besarnya aktiva berpengaruh signifikan
terhadap luasnya pengungkapan. Sedangkan pada penelitian Stanga (1976),
menyatakan bahwa besarnya aktiva perusahaan tidak berpengaruh terhadap
kualitas pengungkapan.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


23

Dengan tambahan variabel tingkat utang pada penelitian Chow dan Boren
(1987) tentang pengungkapan voluntary pada perusahaan di Mexico menemukan
bahwa tingkat utang dan besarnya aktiva perusahaan dapat berpengaruh signifikan
terhadap luasnya tingkat pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan.
Penelitian Cooke pada tahun 1989 dan tahun 1992 dengan sampel
perusahaan yang ada di Jepang dan Swedia mengenai luas pengungkapan
voluntary membuktikan bahwa besarnya aktiva, status pendaftaran perusahaan
(listing atau tidak) berpengaruh signifikan terhadap luasnya tingkat pengungkapan
voluntary. Serta disimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan yang melakukan
multiple listing terbukti mengungkapkan lebih banyak informasi dibandingkan
dengan perusahaan yang single listing.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Lang dan Lundhom (1993) terhadap
faktor yang mempengaruhi daftar-daftar pengungkapan yang dibuat oleh para
analis keuangan menyimpulkan bahwa beberapa variabel yang mempengaruhi
tingkat pengungkapan adalah ukuran dari perusahaan yang dinilai dengan ukuran
aset perusahaan (assets size), kinerja perusahaan yang dinilai dengan return
saham, earning yang diperoleh oleh perusahaan serta penerbitan sekuritas
perusahaan.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Wallace et al. (1994) dengan sampel
penelitian perusahaan-perusahaan yang berada di Spanyol menyimpulkan bahwa
tingkat pengungkapan dipengaruhi oleh besarnya perusahaan yang diukur dengan
besarnya aktiva perusahaan dan status listing dari perusahaan, selain itu pada
penelitian ini juga menyimpulkan bahwa tingkat pengungkapan memiliki
hubungan negatif dengan tingkat likuiditas perusahaan, dengan kata lain, semakin
tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan maka perusahaan tersebut cenderung
akan mengungkapkan lebih sedikit informasi dibanding perusahaan yang
likuiditasnya rendah. Penelitian Wallace et al. (1994) ini mendukung penelitian-
penelitian terkait dengan pengaruh karakteristik perusahaan terhadap tingkat
pengungkapan sebelumnya.
Meek et al. (1995) melakukan penelitian terhadap perusahaan
multinasional yang berada di kawasan Amerika Serikat (US), Inggris dan daratan
Eropa mengenai faktor-faktor penentu luasnya tingkat pengungkapan voluntary

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


24

dari informasi strategic perusahaan, financial dan non financial menemukan


bahwa besarnya perusahaan, negara asal (country/region), listing status dan tipe
industri, merupakan faktor signifikan yang mempengaruhi tingkat pengungkapan
voluntary.
Penelitian dari Alsaeed (2001) menemukan bahwa variabel umur
perusahaan, utang, kepemilikan, profit margin, ROE, likuiditas, ukuran KAP, dan
tipe industri tidak signifikan pengaruhnya terhadap pengungkapan sedangkan
ukuran perusahaan secara signifikan berhubungan positif dengan tingkat
pengungkapan.
Penelitian-penelitian Indonesia terhadap laporan tahunan perusahaan yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti penelitian Marwata (2001)
mendukung penelitian-penelitian sebelumnya bahwa ukuran perusahaan yaitu
variabel size, tingkat leverage, profit margin, tingkat likuiditas penerbitan
sekuritas dan stock return berpengaruh signifikan terhadap luas tingkat
pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan.
Selanjutnya penelitian Simanjuntak dan Widiastuti (2004) tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada
perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia menemukan bahwa
profitabilitas, proporsi kepemilikan publik dan profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap tingkat pengungkapan. Penelitian yang dilakukan oleh
Wondabio (2010) dihasilkan bahwa ukuran perusahaan, kepemilikan asing, dan
tingkat utang tidak berpengaruh terhadap pengungkapan non financial perusahaan
sedangkan usia perusahaan, siklus hidup produk, tingkat kompetensi industri,
strategi yang dijalankan perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan index
corporate governance terbukti berpengaruh terhadap pengungkapan non financial
yang dilakukan oleh perusahaan.
Penelitian Utama (2012) yang meneliti mengenai pengaruh faktor
eksternal dalam tingkat pengungkapan perusahaan dan hubungan antara struktur
kepemilikan (blockholder) pada pengungkapan perusahaan, penelitian ini
menyimpulkan bahwa praktik tata kelola perusahaan, kompetisi, dan ukuran
memiliki pengaruh positif pada tingkat pengungkapan perusahaan. Ketika
kepemilikan blockholder dibagi menjadi tiga kelompok: low ownership (kurang

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


25

dari atau sama 20%), medium ownership (antara 20,1% dan 50%,) dan high
ownership (lebih besar dari 50%), disimpulkan bahwa perusahaan dengan medium
ownership memiliki tingkat pengungkapan lebih rendah dari low ownership,
sementara perusahaan dengan high ownership memiliki tingkat pengungkapan
yang lebih tinggi. Sehingga kepemilikan blockholder berkisar antara 20,1%
sampai 50% cenderung menghasilkan efek keselarasan dan kepemilikan
blockholder lebih besar dari 50% cenderung menghasilkan efek entrenchment.
Serta menunjukkan bahwa leverage tidak signifikan berdampak pada
pengungkapan perusahaan.
Dari penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
hasil yang berbeda-beda antara satu penelitian dengan penelitian lainnya
mengenai pengaruh satu variabel terhadap tingkat pengungkapan.
2.6.2. Penelitian Terdahulu Terkait Pengaruh Tingkat Pengungkapan
Perusahaan Terhadap Cost of Equity
Acuan utama dari berbagai penelitian yang terkait dengan pengaruh
tingkat pengungkapan terhadap cost of equity adalah penelitian yang dilakukan
oleh Botosan (1997). Penelitian yang dilakukan terhadap annual report
perusahaan selama tahun 1990 dengan sampel 122 perusahaan manufaktur
menghasilkan bahwa tingkat pengungkapan memiliki hubungan negatif terhadap
cost of equity. Penelitian lain juga dilakukan oleh Francis et al. (2008). Penelitian
yang menguji hubungan antara pengungkapan yang bersifat voluntary dengan cost
of capital perusahaan ini menyimpulkan bahwa terdapat hubugan positif antara
kualitas informasi dengan tingkat pengungkapan yang berifat voluntary serta
didapatkan hasil bahwa semakin luast tingkat pengungkapan yang bersifat
voluntary maka akan semakin rendah cost of equity perusahaan sampel.
Penelitian di Indonesia yang meneliti mengenai pengaruh tingkat
pengungkapan terhadap cost of equity yang mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh Botosan (1997) dilakukan oleh Komalasari (2000), Madiyah
(2001), Murni (2003) dan Wondabio (2010) yang menghasilkan hasil penelitian
yang sama dengan hasil penelitian Botosan (1997) yaitu semakin luas
pengungkapan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan maka semakin rendah cost
of equity perusahaan tersebut.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


26

2.7. Kerangka Konseptual


Semakin luas pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan dapat
mengurangi asimetri informasi yang terjadi pada perusahaan, karena semakin
banyak informasi yang diungkapkan pada laporan tahunan akan menghasilkan
sebuah laporan tahunan yang dapat memberikan banyak informasi kepada
pengguna laporan dapat mengurangi risiko sebuah informasi namun hal ini akan
diikuti dengan biaya pengungkapan informasi yang tentu tidak murah dan harus
mempertimbangkan cost dan benefit bagi perusahaan (Elliot dan Jacobson, 1994).
Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dirancang untuk meneliti
pengaruh total disclosure, non financial measures, dan financial measures
terhadap cost of equity. Pada penelitian-penelitian sebelumnya sebagian besar
membahas mengenai bagaimana pengaruh pengungkapan yang hanya dibagi
menjadi mandatory dan voluntary, tanpa membaginya menjadi yang bersifat
keuangan dan non keuangan. Selanjutnya, penjelasan mengenai variabel dan
hubungan antar variabel yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat dengan
menggunakan model penelitian berikut ini:
2.7.1. Model Penelitian 1: Pengaruh Karakteristik Perusahaaan Terhadap
Tingkat Pengungkapan Total Disclosure (TDISC), Non Financial
Measures (NFM) dan Financial Measures (FM) pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2013-2014
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, pada penelitian ini digunakan
6 variabel yaitu umur perusahaan (age), tingkat profitabilitas perusahaan
(profitability), kepemilikan publik (public ownership), ukuran perusahaan (size),
tingkat utang (leverage), dan tingkat perumbuhan perusahaan (growth). Model
penelitian ini dapat dilihat Gambar 2.2. pada halaman 27 (dua puluh tujuh) berikut
ini:

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


27

Age

Profitability

Public Ownership TDISC, NFM dan FM

Size Model 1.1 TDISC

Leverage Model 1.2 NFM


Growth
Model 1.3 FM

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Model Penelitian 1

Model penelitian 1 akan didekomposisi menjadi model penelitian 1.1 yaitu


model penelitian untuk TDISC, model penelitian 1.2 yaitu model penelitian NFM,
dan model penelitian 1.3 yang menjelaskan model penelitian untuk penelitian
terkait FM.
2.7.2. Model Penelitian 2: Hubungan Tingkat Pengungkapan TDISC, NFM
dan FM Terhadap Penilaian Cost of Equity (COE)
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu disimpulkan bahwa kualitas
tingkat pengungkapan memiliki hubungan negatif dengan cost of equity (Botosan,
1997; Fancis, Nanda dan Ohlson, 2005). Pada model penelitian 2 akan diteliti
pengaruh TDISC, NFM dan FM terhadap COE perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2013-2014. Gambar Model Penelitian 2 adalah sebagai
berikut:

TDISC, NFM dan FM COE

Model 2.1 – TDISC

Model 2.2– NFM dan FM

Gambar 2.3. Kerangka Konseptual Model Penelitian 2

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


28

Pada model penelitian 2 ini akan dibagi menjadi 2 (dua) model yaitu
model penelitian 2.1 yaitu menguji pengaruh TDISC terhadap COE dan model
penelitian 2.2 yaitu menguji pengaruh NFM dan FM terhadap COE.
2.8. Hipotesis Penelitian
Pada kerangka konseptual penelitian di atas tergambar hubungan antara
variabel-variabel independen dengan variabel dependen pada penelitian ini baik
dalam model penelitian 1 dan model penelitian 2. Pada pengujian model
penelitian 1 dan model penelitian 2 ini dibangun hipotesis penelitian sebagai
berikut:
2.8.1. Hipotesis Model Penelitian 1
Pada model penelitian 1 akan diuji pengaruh karakteristik perusahaan
terhadap tingkat pengungkapan TDISC, NFM dan FM pada perusahaan yang
terdaftar d Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2014.
Variabel-variabel independen yang digunakan pada penelitian ini yang
diprediksi akan mempengaruhi besaran tingkat pengungkapan disusun
berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya. Variabel independen yang
digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Ukuran perusahaan (size)
b. Umur perusahaan (age)
c. Kepemilikan publik (public ownership)
d. Tingkat pertumbuhan perusahaan (price to book value)
e. Tingkat rasio utang (leverage)
f. Profitabilitas perusahaan
Penelitian ini memasukkan variabel baru yang belum digunakan pada
penelitian-penelitian sebelumnya yaitu persentase kepemilikan saham publik
(public ownership) dan tingkat profitabilitas (profitability). Pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Wondabio (2010) yang menjadi variabel
independennya adalah persentase kepemilikan asing (foreign ownership). Variabel
ini diprediksi dapat berpengaruh terhadap luasnya tingkat pengungkapan TDISC,
NFM dan FM perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 –
2014.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


29

Berikut adalah penjelasan mengenai variabel independen yang digunakan


pada penelitian ini serta landasan teori dari penelitian sebelumnya serta hipotesis
penelitian dari masing-maisng variabel:
a. Ukuran Perusahaan (Size)
Ukuran perusahaan dan tingkat pengungkapan memiliki hubungan yang
positif. Dapat dilihat dari semakin besar ukuran suatu perusahaan tentu informasi
yang ada di dalamnya juga semakin banyak dan kompleks, sehingga diharapkan
semakin besar perusahaan dapat mengungkapkan semakin banyak informasi.
Perusahaan dengan ukuran yang besar tentu lebih mampu menanggung biaya
informasi yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan ukuran kecil.
Selain itu perusahaan dengan ukuran besar tentu memiliki banyak investor,
sehingga mendapat perhatian khusus dari otoritas pengawasan dan pemerintah,
sehingga informasi yang diungkapkan tentu akan semakin luas dan berkualitas
dibanding dengan perusahaan kecil (Singhvi dan Desai, 1971; Buzby, 1975;
Alsaeed, 2006; Marwata, 2001; Wondabio, 2010). Dari penjelasan di atas dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan
informasi TDISC, NFM dan FM.
b. Umur Perusahaan (Age)
Variabel umur perusahaan berdasarkan penelitian sebelumnya
dipertimbangkan memiliki hubungan positif dengan tingkat pengungkapan yang
dilakukan oleh perusahaan. Semakin berumur perusahaan tentu pengalaman
dalam pengungkapan akan lebih banyak dibandingkan perusahaan yang belum
lama berdiri. Serta semakin lama perusahaan berdiri, maka manajemen
perusahaan sangat mengetahui keinginan dari pengguna informasi, informasi
seperti apa saja yang dibutuhkan oleh para pengguna (Alsaeed, 2001). Dari
penjelasan di atas dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H2: Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan
informasi TDISC, NFM dan FM.
c. Kepemilikan Publik (Public Ownership)
Sama halnya dengan variabel-variabel independen sebelumnya,
kepemilikan publik diprediksi memiliki hubungan positif dengan tingkat

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


30

pengungkapan. Hal ini dikarenakan semakin banyak persentase kepemilikan


publik dari sebuah perusahaan maka tanggung jawab perusahaan untuk
menyajikan informasi untuk investor publik akan semakin besar. Dari penjelasan
di atas dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H3: Kepemilikan publik berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan
informasi TDISC, NFM dan FM.
d. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan (Growth)
Variabel independen tingkat pertumbuhan perusahaan pada penelitian ini
menggunakan proxy PBV (price per book value). PBV menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk membentuk nilai perusahaan terhadap modal yang
diinvestasikan oleh para pemegang saham. Semakin besar rasio ini maka sebuah
perusahaan dikatakan berhasil dalam membentuk nilai bagi pemegang saham
(Utami dan Santosa, 1998). Dengan adanya behavior manajer yang akan
memberikan sinyal ke pasar bahwa perusahaan mereka memiliki nilai yang lebih
tinggi dibandingkan perusahaan yang lainnya maka perusahaan harus melakukan
pengungkapan yang lebih luas dan berkualitas. Dari penjelasan di atas dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut:
H4: Tingat rasio pertumbuhan perusahaan (PBV) berpengaruh positif terhadap luas
pengungkapan TDISC, NFM dan FM.
e. Tingkat Rasio Utang
Tingkat rasio utang (leverage) digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan memenuhi seluruh kewajiban yang dimiliki. Semakin tinggi tingkat
rasio utang yang dimiliki perusahaan maka akan semakin sulit perusahaan tersebut
melunasi kewaijbannya. Karena adanya hal ini, para investor, analis, pemberi
utang tentu memerlukan informasi yang terkait dengan kondisi ini. Perusahaan
yang mempunyai struktur permodalan yang mengandalkan utang sebagai sumber
pendanaan mempunyai biaya keagenan yang lebih besar, jadi semakin tinggi
tingkat utang yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin besar juga kewajiban
perusahaan untuk memberikan informasi kepada pemberi utang (Gunawan, 2000).
Dari penjelasan di atas dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H5: Tingkat rasio utang (leverage) berpengaruh positif terhadap luas
pengungkapan informasi TDISC, NFM dan FM.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


31

f. Profitabilitas Perusahaan (Profitability)


Pada penelitian ini proxy yang digunakan untuk menilai tingkat
profitabilitas perusahaan adalah Return on Assets (ROA). ROA merupakan salah
satu rasio pada kategori rasio profitabilitas. Dengan rasio ini dapat diketahui
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Semakin besar rasio ini
diprediksikan bahwa pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan juga akan
semakin luas dan berkualitas. Berdasarkan penelitian Simanjuntak dan Widiastuti
(2004) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia menemukan bahwa profitabilitas sebagai salah satu variabel independen
pada penelitian berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan. Dari
penjelasan di atas dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H6: Profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan
informasi TDISC, NFM dan FM.
2.8.1.1. Model Penelitian 1 yang Didekomposisi
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dekomposisi dari model penelitian –
1 ini adalah sebagai berikut:
a. Model 1.1: Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap total pengungkapan
(TDISC).

(2.2)

b. Model 1.2: Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan NFM.

(2.3)

c. Model 1.3: Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan FM


baik secara mandatory maupun voluntary.

(2.4)

2.8.2. Hipotesis Model Penelitian 2


Pengujian hipotesis dari model 2 untuk menguji pengaruh pengungkapan
TDISC, NFM dan FM terhadap COE peruasahaan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2014. Untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan
Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


32

stakeholder perusahaan, maka perusahaan harus menjaga kualitas pengungkapan


pada laporan tahunannya. Berdasarkan penelitian sebelumnya didapatkan hasil
bahwa tingkat pengungkapan informasi (level of disclosure) dari suatu perusahaan
berhubungan negatif dengan cost of equity (COE) dari suatu perusahaan (Botosan,
1997; Sangupta, 1998; Lambert, Leuz dan Verrecchia, 2005; Francis et al., 2008).
Dengan refrensi penelitian sebelumnya dapat dibentuk hipotesis berikut ini:
H1: Tingkat pengungkapan informasi (TDISC) dari suatu perusahaan berkolerasi
negatif terhadap COE perusahaan.
H2: Tingkat pengungkapan informasi NFM dan FM dari suatu perusahaan
berkolerasi negatif terhadap COE perusahaan.
2.8.2.1. Model Penelitian 2 yang Didekomposisi
Untuk membuktikan hipotesis yang dibentuk di atas, maka model yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Model 2.1 Pengaruh Pengungkapan TDISC Terhadap COE

(2.5)

b. Model 2.2 Pengaruh Pengungkapan NFM dan FM sebagai Variabel Control


Terhadap COE

(2.6)

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 sampai dengan 2014 dengan kriteria
berikut:
a. Perusahaan yang berada pada sektor manufaktur sesuai dengan ICMD
(Indonesia Capital Market Directory) dan menerbitkan laporan tahunan 2013
sampai dengan 2014 dan beroperasi penuh selama tahun 2013 dan 2014.
b. Perusahaan tidak pernah melakukan delisting, tidak menghentikan aktivitas
operasinya, tidak melakukan penggabungan usaha dan tidak berubah status
sektor industrinya selama tahun 2013 sampai dengan 2014.
c. Tersedianya data yang digunakan pada penelitian ini.
Data penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari: (i)
website Bursa Efek Indonesia untuk memperoleh data berupa IDX Fact Book
2014 dan 2015, harga saham, index saham, laporan keuangan auditan serta
laporan tahunan perusahaan publik, (ii) ICMD (Indonesian Capital Market
Directory) ringkasan data keuangan perusahaan publik dan informasi pasar
lainnya, (iii) website perusahaan untuk laporan tahunan dan laporan keuangan
auditan, (iv) website Yahoo Finance dan website Bloomberg Business untuk data
harga saham individual dan IHSG (sebagai pelengkap dan pembanding), (v)
Website Damodaran untuk data market risk premium di Indonesia.
Berdasarkan sumber data dan kriteria di atas maka jumlah sampel
perusahaan pada penelitian ini pada Tabel 3.1. pada halaman 34 (tiga puluh
empat) sebagai berikut:

33 Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


34

Tabel 3.1. Pemilihan Sampel


Kriteria Jumlah
Jumlah Perusahaan
2013 140
2014 142
Jumlah 282
Perusahaan yang delisting (2013-2014) (3)
Jumlah sampel penelitian 279

3.2. Metode Penelitian


Pada penelitian empiris, ada tiga macam tipe data yang tersedia untuk
analisis empiris, yaitu: time series, cross section dan pooled (kombinasi time
series dan cross section). Data yang digunakan pada penelitian ini mempunyai
beberapa kelebihan yaitu: (i) mampu menyediakan data dengan kuantitas yang
banyak sehingga dapat memperbesar degree of freedom yang dihasilkan. (ii)
penggabungan informasi dari time series dan cross section diharapkan dapat
meminimalisir masalah yang timbul akibat commited variable yang dilakukan dan
(iii) data panel lebih mampu menganalisis perilaku model dari model yang
sederhana sampai dengan model yang lebih kompleks (Gujarati, 2012). Pada
penelitian ini menggunakan unbalanced panel karena adanya laporan tahunan
untuk beberapa emiten yang tidak lengkap untuk observasi tahun 2013-2014.
3.3. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah sebuah penjelasan mengenai kajian
secara teoritis atas masing-masing variabel yang digunakan pada sebuah
penelitian. Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.3.1. Variabel Dependen
Berdasarkan model-model penelitian yang telah dijelaskan pada BAB 2,
terdapat 2 (dua) variabel dependen yaitu tingkat pengungkapan TDISC, NFM dan
FM dan Biaya modal/cost of equity (COE). Berikut ini adalah penjelasan variabel-
variabel dependen pada penelitian ini:

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


35

3.3.1.1. Tingkat Pengungkapan TDISC, NFM dan FM


Tingkat pengungkapan TDISC, NFM dan FM akan diukur dengan scoring
menggunakan daftar item pengungkapan (kriteria pengungkapan) menurut aturan
OJK. Penelitian ini juga hanya akan menggunakan perusahaan yang terdaftar
sebagai klasifikasi industri yang termasuk dalam divisi Manufacturing yaitu
dengan simbol angka 3 (Basic industry), 4 (Miscellaneous), dan 5 (Consumer
Goods). Item pengungkapan yang digunakan adalah penggabungan dari item
pengungkapan yang bersifat wajib (mandatory) yang diatur pada peraturan OJK
yang kemudian digabungkan dengan item pengungkapan yang bersifat sukarela
(voluntary) yang diatur pada peraturan Global Reporting Initiative.
Peraturan OJK yang digunakan sebagai acuan untuk menetapkan
pengungkapan mandatory adalah sesuai dengan peraturan melalui Peraturan
Nomor X.K.6 lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor Kep-431/BL/2012
tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik,
sedangkan acuan yang digunakan untuk menetapkan pengungkapan voluntary
adalah sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiavite.
Peraturan yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiavite dengan seri G3.1
tersebut diterapkan untuk laporan tahunan tahun 2013 dan Global Reporting
Initiavite dengan seri G4 diterapkan untuk laporan tahunan 2014.
Pada scoring tingkat pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan
dilakukan dengan content analysis pada laporan tahunan perusahaan dengan
memberikan nilai 1 apabila diungkapkan dan nilai 0 jika tidak diungkapkan
(dummy variable). Berikut adalah rumus perhitungan index disclosure TDISC,
NFM, dan FM:
(3.1)

(3.2)

(3.3)

Keterangan:
TDISCij : Total Disclosure Index perusahaan j
NFMij : Non Financial Measures Index perusahaan j

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


36

FMij : Financial Measures Index perusahaan j


nj : Jumlah item untuk perusahaan j
Xi : Dummy variable: 1= jika item i diungkapkan; 0= jika item i tidak
diungkapkan
Pengungkapan TDISC terbagi menjadi pengungkapan NFM dan FM,
sehingga memiliki bobot TDISC adalah sebesar 100% (0≤ TDISCij≤ 1) dan bobot
untuk pengungkapan NFM dan FM masing-masing sebesar 50% (0≤ NFMij≤ 0.5
dan 0≤ FMij≤ 0.5).
3.3.1.2. Biaya Modal/Cost of Equity (COE)
Pada perhitungan COE pada penelitian ini menggunakan Single Factor
(SF) Model dengan menerapkan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan
rumus:
(3.4)

Keterangan:
Rft = Return Asset bebas risiko untuk periode t. Pada penelitian ini tingkat Rf
yang digunakan adalah rata-rata tingkat return atas obligasi pemerintahan
jangka panjang.
Bit = Beta saham i untuk periode t, yang dihitung dengan menggunakan teori
persamaan market model.
MRP= MRP adalah market risk premium yang diproksikan dari data risiko
investasi untuk Indonesia menurut Damodaran tahun 2013-2014.
3.3.2. Variabel Independen
Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel independen yang digunakan,
berikut adalah variabel independen pada penelitian ini berdasarkan model
penelitian yang disebutkan di atas yaitu:
a. Ukuran perusahaan (size)
b. Umur perusahaan (age)
c. Kepemilikan publik (public ownership)
d. Tingkat pertumbuhan perusahaan (price to book value)
e. Tingkat rasio utang (leverage)
f. Profitabilitas perusahaan
Penjelasan masing-masing variabel independen dapat dilihat di bawah ini:

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


37

a. Ukuran perusahaan (SIZE)


Indikator untuk mengukur besarnya ukuran perusahaan digunakan proxy
total asset yang di log natural dari tiap perusahaan.
b. Umur perusahaan (AGE)
Indikator untuk mengukur umur perusahaan adalah tahun pelaporan
dikurangkan dengan tahun sejak perusahaan berdiri.
c. Kepemilikan publik (OWN)
Indikator untuk kepemilikan publik adalah persentase kepemilikan saham
oleh masyarakat (public).
d. Tingkat pertumbuhan perusahaan (PBV)
Tingkat pertumbuhan perusahaan menggunakan proxy price per book
value (PBV).
e. Tingkat rasio utang (LEV)
Indikator untuk mengukur tingkat rasio utang adalah dengan menggunakan
rasio utang terhadap aset perusahaan.
f. Profitabilitas perusahaan (PROF)
Pada penelitian ini proxy yang digunakan untuk menilai tingkat
profitabilitas perusahaan adalah Return on Assets (ROA). ROA merupakan salah
satu rasio pada kategori rasio profitabilitas. Dengan rasio ini dapat diketahui
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.
3.3.3. Ringkasan Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel pada penelitian ini, jika dituangkan dalam bentuk tabel,
menjadi Tabel 3.2. mengenai Operasional Variabel pada halaman 38 (tiga puluh
delapan) sebagai berikut:

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


38

Tabel 3.2. Operasional Variabel


Nama Variabel Keterangan Skala
TDISC Tingkat pengungkapan total, diukur dengan scoring Rasio
menggunakan daftar item pengungkapan.
NFM Jumlah pengungkapan non keuangan baik yang Rasio
bersifat mandatory dan voluntary. Diukur dengan
scoring menggunakan daftar item pengungkapan.
FM Jumlah pengungkapan keuangan baik yang bersifat Rasio
mandatory maupun voluntary. Diukur dengan scoring
menggunakan daftar item pengungkapan.
SIZE Ukuran perusahaan yang dihitung dengan logaritma Rasio
natural dari total aset perusahaan
AGE Umur masing-masing perusahaan yang dihitung Ordinal
dengan tahun kini dikurangkan dengan tahun sejak
perusahaan berdiri
OWN Persentase kepemilikan oleh masyarakat (public) Rasio
PBV Rasio antara harga saham yang dibandingkan dengan Rasio
nilai buku perusahaan
LEV Rasio hutang perusahaan terhadap total aset Rasio
perusahaan
COE Biaya modal perusahaan dengan perhitungan Single Rasio
Factor Model (CAPM).
PROF Tingkat profitabilitas perusahaan menggunakan rasio Rasio
Return on Asset (ROA)
BETA Beta koreksi dengan menggunakan teori market model Rasio
dengan rumus: Ri= a+ β x Rm
BETA_SDRT Standar deviasi return bulanan sebagai proxy risiko Rasio
untuk menghindari measurement bias karena variabel
beta pasar (BETA) sudah digunakannya dalam
perhitungan cost of equity

3.3.4. Uji Hipotesis dan Analisis Data


Hipotesis akan diuji dengan analisis regresi dengan model seperti pada
halaman 39 (tiga puluh sembilan) sebagai berikut:

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


39

a. Model penelitian 1: Model Penelitian Pengaruh Karakteristik Perusahaan


terhadap Tingkat Pengungkapan NFM dan FM
Model penelitian 1 dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:
1) Model 1.1: Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap total pengungkapan
yang bersifat NFM dan FM
Model penelitian ini adalah model penelitian seperti yang dijelaskan pada
Rumus 2.2. pada halaman 31 (tiga puluh satu).
2) Model 1.2: Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan NFM.
Model penelitian ini adalah model penelitian seperti yang dijelaskan pada
Rumus 2.3. pada halaman 31 (tiga puluh satu).
3) Model 1.3: Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan FM.
Model penelitian ini adalah model penelitian seperti yang dijelaskan pada
Rumus 2.4. pada halaman 31 (tiga puluh satu).
b. Model Penelitian 2: Model penelitian hubungan tingkat pengungkapan TDISC,
NFM dan FM terhadap Cost of Equity
Model penelitian 2 dibagi menjadi 2 (dua) model yaitu:
1) Model 2.1 Pengaruh Pengungkapan TDISC terhadap COE
Model penelitian ini adalah model penelitian seperti yang dijelaskan pada
Rumus 2.5. pada halaman 32 (tiga puluh dua).
2) Model 2.2 Pengaruh Pengungkapan NFM dan FM sebagai Variabel Control
terhadap COE
3.3.5. Prosedur Pengolahan Data
3.3.5.1. Pemeriksaan Awal Data
Pada penelitian ini data diolah dengan bantuan software Microsoft Excel
2007, IBM SPSS Statistic 22 dan Eviews 8. Seluruh data pada penelitian ini
diambil dari laporan tahunan perusahaan. Ada beberapa data perusahaan tertentu
yang tidak lengkap, dilengkapi dengan data pada sumber lain seperti website
perusahaan. Setelah proses input data, dilanjutkan dengan proses verifikasi dan
koreksi dengan membandingkan data dengan sumbernya kembali guna
meminimalisir adanya salah input data ataupun measurement error.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


40

3.3.5.2. Penanganan Data Outlier


Pada penelitian ini data observasi yang merupakan outlier tidak langsung
dibuang namun diberikan perlakuan dengan menggunakan metode Winsorization
(Koch dan Xun, 2004; Black et al., 2006; Wondabio, 2010). Metode
Winsorization digunakan dengan menetapkan nilai maksimum dalam sebuah
variabel sebesar 3 kali simpangan baku di atas atau di bawah nilai tengah
(median) seluruh observasi. Jadi, bila terdapat satu atau lebih obeservasi yang
memiliki nilai lebih besar (lebih kecil) dari nilai tengah ditambah (dikurang)
dengan 3 simpangan baku, maka atas observasi tersebut nilainya diganti dengan
nilai baru sebesar nilai tengah ditambah (dikurang) 3 simpangan baku. Prosedur
Winsorization ini diberlakukan untuk semua variabel bebas pada penelitian ini.
3.3.5.3. Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas data pada penelitian ini dianggap sudah terpenuhi, hal ini
dilihat dari jumlah obeservasi sebesar 279 yang melampaui standar central limit
theorem (n>30). Uji asumsi klasik lainnya tidak dilakukan pada penelitian ini
mengingat metode analisis statistik yang dipakai pada penelitian ini adalah data
panel. Namun, pada penelitian ini tetap dilakukan pengujian multikolinearitas
karena dalam model pada penelitian ini banyak menggunakan faktor interaksi
(Nachrowi dan Usman, 2006; Wondabio, 2010).
3.3.5.4. Penanganan Masalah Multikolinearitas Data
Pada sebuah penelitian akan terjadi masalah multikolinearitas akibat
tingginya kolerasi yang dimiliki oleh variabel bebas. Pada penelitian yang
menggunakan analisis regresi berganda, masalah ini akan menyulitkan interpretasi
hasil, karena tidak dapat teridentifikasinya variabel bebas mana yang mempunyai
pengaruh terhadap variabel terikat. Jika hal ini terjadi, maka akan dipilih satu
variabel yang memiliki t-stat paling besar.
Pada penelitian ini, bila ada masalah multikolinearitas yang muncul akibat
dari faktor interaksi akan diselesaikan dengan centering (Cronbach, 1987).
Metode ini mirip dengan perhitungan standard deviation (simpangan baku), setiap
nilai observasi data variabel asal dikurangi dengan nilai rata-rata (mean) dari
observasi secara keseluruhan. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


41

Variance Inflation Factor (VIF) dari hasil regresi, nilai VIF yang baik harus lebih
kecil dari 15 (Nachrowi dan Usman, 2006).
3.3.5.5. Pengujian Autokolerasi
Autokorelasi muncul karena residual yang tidak bebas antar satu observasi
ke observasi lainnya (Kuncoro, 2011). Hal ini disebabkan karena error pada
individu cenderung mempengaruhi individu yang sama pada periode berikutnya.
Masalah autokorelasi sering terjadi pada data time series (runtut waktu). Deteksi
autokorelasi pada data panel dapat melalui uji Durbin-Watson. Nilai uji Durbin-
Watson dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson untuk mengetahui
keberadaan korelasi positif atau negatif (Gujarati, 2012). Keputusan mengenai
keberadaan autokorelasi sebagi berikut:
1. Jika d < dl, berarti terdapat autokorelasi positif
2. Jika d > (4 – dl), berarti terdapat autokorelasi negatif
3. Jika du < d < (4 – dl), berarti tidak terdapat autokorelasi
4. Jika dl < d < du atau (4 – du), berarti tidak dapat disimpulkan
3.3.5.6. Pengujian Heterokedastisitas
Heterokedastisitas timbul apabila nilai residual dari model tidak memiliki
varian yang konstan. Artinya, setiap observasi mempunyai reliabilitas yang
berbeda-beda akibat perubahan kondisi yang melatarbelakangi tidak terangkum
dalam model. Gejala ini sering terjadi pada data cross section (Gujarati, 2012),
sehingga sangat dimungkinkan terjadi heterokedastisitas pada data panel.
Implikasi terjadi autokorelasi dan heterokedastisitas pada data panel dapat
diperbaiki dengan model Cross-section SUR. Apabila model data panel
mengalami heterokedastisitas tanpa autokorelasi dapat diatasi dengan model
Cross-section Weight.
3.3.5.7. Pemodelan Data Panel
Pemodelan menggunakan data panel sesungguhnya merupakan perluasan
dari regresi, bahkan untuk beberapa bentuk atau keadaan, modelnya persis sama
dengan regresi biasa. Oleh karena itu, nama dari model ini umumnya disebut
dengan Regresi Data Panel. Menurut Green dalam Nachrowi dan Usman (2006)
Regresi Data Panel mempunyai kelebihan adanya fleksibilitas yang lebih tinggi

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


42

bagi peneliti dalam memodelkan perbedaan perilaku antara individu (unit


penelitian)
Penelitian ini menggunakan teknik Genelarized Least Square (GLS). Pada
teknik ordinary least square membutuhkan asumsi-asumsi agar menghasilkan
estimator yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimation). Dua asumsi penting
adalah tidak terdapatnya error yang heteroskedastisitas dan otokolerasi dalam
model. Hal ini tentu akan sulit dihindari dalam Model Regresi Data Panel, sebab
model regresi menggunakan data cross section cenderung untuk mempunyai error
yang heterokedastisitas dan regresi menggunakan data time series cenderung
untuk mempunyai error otokorelasi. Jika keduanya digabungkan tentunya regresi
data panel mempunyai kedua sifat error tersebut, dan ditambah dengan error yang
merupakan interaksi antara cross section dan time series.
Model Data Panel secara umum dapat dituliskan dengan:
(3.5)

Keterangan:
: variabel terikat pada individu ke-i waktu ke t (i=1,2,3,…..,n; t:1,2,3,…..t)
: variabel bebas pada individu ke-I waktu ke t (i=1,2,3,…..,n; t:1,2,3,…..t)
: vector slop regresi (β1, β2, β3, …, βk) yang sekaligus menunjukkan k
variabel bebas yang digunakan pada model.
: konstanta regresi untuk masing-masing individu (i=1,2,3,……,n)
: error individu ke-i untuk waktu t.
3.3.5.8. Bentuk Model Regresi Data Panel
Terdapat 3 (tiga) bentuk pada analisis data panel, yaitu Common Effects,
Fixed Effect dan Random Effect, ketiga-tiganya digunakan dalam kondisi yang
berbeda-beda (Nachrowi dan Usman, 2006).
a. Common Effect
Model ini sama persis dengan model regresi, data yang digunakan
merupakan kombinasi data cross section dan time series yang disebut pool data,
yang kemudian model dibentuk menggunakan OLS sebagaimana dilakukan dalam
regresi. Pada kondisi ini, data yang digunakan tidak dibedakan atas individu dan

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


43

waktu, atau mengasumsikan perilaku setiap individu sama dalam berbagai kurun
waktu (Gujarati, 2012). Model Regresi Common Effect adalah:
; i= 1,2,3,……, n dan t=1,2,3,…..,t (3.6)

Keterangan:
: variabel terikat pada individu ke-i waktu ke t (i=1,2,3,…..,n; t:1,2,3,…..t)
: variabel bebas pada individu ke-i waktu ke t (i=1,2,3,…..,n; t:1,2,3,…..t)
: vector slop regresi (β1, β2, β3, …, βk)
: konstanta regresi
: error individu ke-i untuk waktu t.
Perhatikan persamaan regresi di atas, nilai intersep regresi untuk semua
individu sama. Hal ini menunjukkan bahwa pada model ini efek individu bernilai
konstan sepanjang periode t.
b. Fixed Effect
Bila pada Model Common Effect, perbedaan (efek) dari individu diabaikan
(intersep) konstan, maka pada model ini efek tersebut diperhitungkan. Pada model
ini perbedaan antar individu diakomodasi dalam intersep model (Gujarati, 2012).
Secara umum model dapat dituliskan dengan:
; i= 1,2,3,……, n dan t=1,2,3,…..,t (3.7)

Keterangan:
: variabel terikat pada individu ke-i waktu ke t (i=1,2,3,…..,n; t:1,2,3,…..t)
: variabel bebas pada individu ke-i waktu ke t (i=1,2,3,…..,n; t:1,2,3,…..t)
: vector slop regresi (β1, β2, β3, …, βk) yang sekaligus menunjukkan k
variabel bebas yang digunakan pada model.
: konstanta (intersep) regresi untuk masing-masing individu
(i=1,2,3,……,n)
: error individu ke-i untuk waktu t.

Perbedaan intersep antar individu dimungkinkan dengan membenuk


dummy variable untuk setiap individu. Teknik ini biasa disebut dengan Least
Square Dummy Variable (LSDV).
c. Random Effect

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


44

Pada model Fixed Effect disebutkan bahwa ada perbedaan intersep antar
individu dengan nilai yang tetap (fixed). Sedangkan pada Random Effect,
perbedaan tersebut tidak bersifat tetap, melainkan bersifat random atau stokastik
(Gujarati, 2012).
Jika setiap individu mempunyai nilai intersep sebesar α suatu nilai
(random), maka secara umum, model regresi yang didapat mempunyai nilai
intersep sebesar α suatu nilai (random). Suatu nilai yang random sesungguhnya
merupakan error secara individu (ui). Dengan demikian, Model Random Effects
akan mempunyai intersep yang konstan antar individu, tetapi mempunyai dua
jenis error, yaitu error secara menyeluruh (eit) dan error individu (ui).
Untuk Model Random Effect ini, teknik estimasi menggunakan OLS tidak
dapat digunakan, karena estimator yang didapat tidak efisien. Hal ini dikarenakan
korelasi antara error baik cross section maupun time series tidak dapat dihindari.
Metode yang paling baik untuk mengestimasi koefisien Model Random
Effect adalah Generalized Least Square (GLS), yang merupakan hasil
transformasi variabel, sehingga model Homoskedastik dan tidak ada korelasi cross
sectional.
3.3.5.9. Pemilihan Model
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa dalam melakukan analisis
menggunakan data panel terdapat tiga jenis model, yaitu Model Common Effect,
Fixed Effect, dan Random Effect. Pertanyaannya kemudian, model manakah yang
paling cocok dengan data yang sedang diteliti. Ada beberapa saran yang diajukan
para ahli (Nachrowi dan Usman, 2006), yaitu:
a. Jika periode waktu lebih besar dari jumlah individu (T>N), maka disarankan
untuk menggunakan Fixed Effect. Hal ini didasarkan pada pertimbangan
bahwa nilai estimasi parameter Fixed Effect relative berbeda kecil (tidak
signifikan) dengan model lainnya, terutama Model Random Effect.
Mengingat teknik penghitungan koefisien Model Fixed Effect lebih sederhana
dan mudah, maka model inilah yang menjadi pilihan. Akan tetapi, dengan
perkembangan software yang sangat pesat, sehingga sangat memudahkan
perhitungan terhadap koefisien dengan model serumit apapun.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


45

b. Jika periode waktu lebih kecil dibanding jumlah individu (t<n), maka hasil
estimasi terhadap koefisien Model Fixed Effect akan berbeda besar
(signifikan) dengan Model Random Effect. Sebagaimana telah dijelaskan di
atas bahwa pada Model Fixed Effect perbedaan antar individu mempunyai
nilai yang tetap, hal tersebut ditunjukkan oleh nilai konstan atau intersep
masing-masing individu (αi) yang tetap. Sedangkan Model Fixed Effect
mengganggap perbedaan antar individu random (α + ui). Keputusan memilih
model tentunya harus dilandasi oleh keyakinan apakah perbedaan antar
individu bersifat tetap (fixed) atau acak (random).

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


BAB 4
PEMBAHASAN

4.1. Pemeriksaan Data


Proses input data yang digunakan pada variabel diambil langsung dari
laporan tahunan milik perusahaan. Ada beberapa data perusahaan tertentu yang
tidak lengkap, dilengkapi dengan data pada sumber lain seperti website
perusahaan. Setelah proses input data, dilanjutkan dengan proses verifikasi dan
koreksi dengan membandingkan data dengan sumbernya kembali guna
meminimalisir adanya salah input data ataupun measurement error.
4.1.1. Penanganan Data Outlier
Penelitian ini data observasi yang merupakan outlier tidak langsung
dibuang namun diberikan perlakuan dengan menggunakan metode Winsorization
(Koch dan Xun, 2004; Black et al., 2006; Wondabio, 2010). Metode
Winsorization digunakan dengan menetapkan nilai maksimum pada sebuah
variabel sebesar 3 kali simpangan baku di atas atau di bawah nilai tengah
(median) seluruh observasi. Jadi, bila terdapat satu atau lebih obeservasi yang
memiliki nilai lebih besar (lebih kecil) dari nilai tengah ditambah (dikurang)
dengan 3 simpangan baku, maka atas observasi tersebut nilainya diganti dengan
nilai baru sebesar nilai tengah ditambah (dikurang) 3 simpangan baku. Prosedur
Winsorization ini diberlakukan untuk semua variabel bebas pada penelitian ini.
4.1.2. Pengujian Normalitas
Uji normalitas data pada penelitian ini dianggap sudah terpenuhi, hal ini
dilihat dari jumlah obeservasi sebesar 279 yang melampaui standar central limit
theorem (n>30). Uji asumsi klasik lainnya tidak dilakukan pada penelitian ini
mengingat metode analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah data
panel. Namun, pada penelitian ini tetap dilakukan pengujian multikolinearitas
karena dalam model pada penelitian ini banyak menggunakan faktor interaksi.
4.2. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Sebelum melakukan pengujian hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat pada penelitian ini, dilakukan analisis deskriptif secara umum dari

46 Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


47

seluruh variabel yang digunakan pada penelitian ini. Berikut adalah analisis
deskriptif dari variabel-variabel pada penelitian ini:

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


TDISC 279 .32 .65 .4616 .07696
NFM 279 .01 .34 .1349 .06767
FM 279 .09 .49 .3270 .06753
SIZE 279 1.58 19.28 11.6206 0.18674
AGE 279 4 96 36.60 16.773
OWN 279 .80 67.06 23.8459 14.37037
PBV 279 -4.32 53.59 2.5385 5.96707
PROF 279 .02 .55 .1828 .07597
LEV 279 .63 .76 .6935 .02111
BETA 279 .00 2.41 .9718 .55043
BETA_SDRT 279 .06 1.96 .9499 .41379
COE 279 .11 .45 .3959 .03480
Valid N (listwise) 279

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa secara rata-rata total disclosure
(TDISC) pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan sampel yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia masih rendah yaitu sebesar 46,16%, hal ini berarti
pengungkapan yang dilakukan oleh perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia masih jauh dari yang seharusnya yaitu 100%. Pada variabel total
disclosure juga dapat dilihat bahwa perusahaan sampel memiliki sebaran tingkat
pengungkapan yang tidak berbeda, dengan persentase pengungkapan minimum
adalah 32% sedangkan persentase pengungkapan maksimum adalah 65%. Hal ini
berarti perusahaan sampel yang digunakan yaitu perusahaan manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia memiliki kemiripan kebijakan perusahaan dalam
hal pengungkapan.
Variabel pengungkapan non financial measure (NFM) dan financial
measure (FM) sebagai dekomposisi dari variabel total disclosure ternyata
menunjukkan kondisi yang hampir sama dengan total disclosure. Hal ini

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


48

ditunjukkan oleh nilai rata-rata pengungkapan NFM dan FM untuk perusahaan


sampel yang terdafatr di BEI yang masing-masing sebesar 13,49% dan 32,7%
dengan range skor yang sama yaitu 0-50%, sedangkan rata-rata TDISC adalah
46,16% dengan range skor 0-100%.
Bukan hanya nilai rata-rata, ternyata nilai proporsi standar deviasi NFM
dan TDISC relatif sama. Ini menunjukkan bahwa perbedaan tingkat pengungkapan
NFM antar perusahaan sampel relatif sama dengan tingkat pengungkapan TDISC.
Akan tetapi, variasi tingkat pengungkapan FM ternyata lebih tinggi dibanding
kedua variabel tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
antara perusahaan sampel pada pengungkapan FM.
Rata-rata variabel SIZE sebesar 11,6206 dengan range cenderung sempit,
sebab mempunyai nilai minimum 1,58 dan nilai maksimum 19,28. Hal ini wajar
karena nilai total asset yang digunakan merupakan nilai logaritma. Oleh karena
itu, standar deviasi relatif juga rendah, terutama jika dibandingkan dengan nilai
rata-ratanya.
Perusahaan yang menjadi sampel ternyata mempunyai usia yang cukup
relatif, dari perusahaan yang berusia 4 tahun hingga perusahaan yang berusia 96
tahun. Dengan melihat variabel ini, maka sampel telah mewakili perusahaan yang
relatif muda, dan perusahaan yang sudah tua. Dengan perbedaan usia tersebut,
tentunya perusahaan sampel akan memiliki karakteristik yang berbeda-beda,
terutama dalam pengungkapannya.
Dengan nilai rata-rata 36,6 tahun, maka terlihat adanya kecenderungan
nilai rata-rata tidak berada di sekitar nilai tengah range, melainkan cenderung
kearah minimal. Kondisi ini memberikan dugaan sebagian besar emiten
mempunyai nilai AGE yang rendah (mendekati nilai minimum). Sekalipun
demikian, kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel yang tercatat di
BEI memiliki rata-rata usia yang sudah matang (mature) di atas 25 tahun.
Rentang usia yang lebar seperti disebutkan di atas menyebabkan standar
deviasi menjadi tinggi. Dibandingkan dengan variabel-variabel lain, standar
deviasi variabel AGE ternyata memang paling tinggi. Akan tetapi perlu diingat
bahwa variabel ini mempunyai satuan tahun, dengan nilai maksimal tinggi
(dibandingkan dengan variabel lain yang maksimum 100%). Oleh karena itu,

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


49

setelah dibuat proporsi standar deviasi terhadap nilai maksimum, maka terlihat
bahwa variasi variabel AGE justru tergolong rendah.
Perusahaan yang menjadi sampel ternyata memiliki persentase
kepemilikan publik yang berbeda-beda, dengan persentase maksimum 67,06%
dan minimum 0,8%. Dengan rata-rata sebesar 23,85%, nilai rata-rata yang
cenderung mendekati nilai minimum dibandingkan nilai maksimum. Ini
menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan sampel mempunyai kepemilikan
publik yang rendah.
Variabel PBV mempunyai rata-rata sebesar 2,54 dengan nilai minimum
sebesar -4,32 dan nilai maksimum sebesar 53,59. Berdasarkan nilai tersebut
terlihat bahwa sebagian besar perusahaan sampel mempunyia rata-rata PBV yang
terletak mendekati nilai minimal. Sekalipun standar deviasi menunjukkan angka
yang relatif besar dibandingkan variabel lain, namun ketika dibuat proporsi
terhadap nilai maksimum, variasi ternyata tidak berbeda dengan variabel lain.
Bariasi ini tentu akan sangat dibutuhkan dalam melakukan analisis terhadap
pengungkapan.
Variabel LEV mempunyai nilai rata-rata yang terletak sekitar antara nilai
minimum dan maksimum. Kondisi ini mengindikasikan jumlah perusahaan yang
terletak di atas dan di bawah nilai rata-rata, relatif berjumlah sama. Kondisi ini
juga diperkuat dengan nilai standar deviasi yang relatif rendah. Variasi kondisi
tingkat utang perusahaan sampel menunjukkan bahwa terdapat perusahaan sampel
yang mengalami kondisi financial distress. Bervariasinya kondisi perusahaan ini
tentu akan sangat penting untuk meninjau tingkat pengungkapan.
Variabel BETA mempunyai rata-rata 0,9718 yang berarti rata-rata
perusahaan sampel memiliki risiko sistematis sebesar 97,18% dari risiko pasar.
Nilai rata-rata ini cenderung berada di antara nilai minimum dan maksimum. Hal
ini dapat menunjukkan bahwa fluktuasi data variabel ini relatif kecil, sehingga
standar deviasi variabel inipun relatif kecil. Kondisi di atas juga dapat dimaknai
bahwa perusahaan sampel mempunyai BETA lebih rendah dari rata-rata, dan lebih
tinggi dari rata-rata, berjumlah relatif sama. Kondisi ini tentu akan berguna pada
analisis lebih lanjut.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


50

Sedangkan rata-rata vaiabel BETASDRT yang merupakan standar deviasi


dari return bulanan mempunyai nilai sebesar 0.9499. Nilai rata-rata ini cenderung
berada di antara nilai minimum dan maksimum. Hal ini dapat menunjukkan
bahwa fluktuasi data variabel ini relatif kecil, sehingga standar deviasi variabel
inipun relatif kecil. Kondisi di atas juga dapat dimaknai bahwa perusahaan sampel
mempunyai BETASDRT lebih rendah dari rata-rata, dan lebih tinggi dari rata-rata,
berjumlah relatif sama.
Variabel COE perusahan sampel mempunyai nilai rata-rata sebesar
39,59% jika dihitung dengan menggunakan metode single factor (SF). Jika dilihat
dari nilai minimum danmaksimum maka nilai rata-rata kedua variabel COE ini
cenderung berada ditengah antara nilai minimum dan maksimum. Sebagai
variabel yang nantinya akan menjadi variabel terikat yang akan dipengaruhi oleh
pengungkapan, kondisi rata-rata yang terletak antara nilai minimum dan
maksimum sangat dibutuhkan, sebab diharapkan perusaahaan sampel yang
digunakan dapat mewakili populasi yang ada.
4.3. Hasil Pengujian Kolerasi dan Hipotesis Model Penelitian 1
4.3.1. Hasil Pengujian Kolerasi Model Penelitian 1
Tabel korelasi variabel-variabel untuk masing-masing variabel model
penelitian 1 dapat dilihat pada lampiran 5. Penjelasan kolerasi antara variabel
penelitian dijelaskan pada butir-butir berikut ini:
a. Variabel independen ukuran perusahaan (SIZE) memiliki kolerasi positif
signifikan terhadap variabel dependen TDISC, NFM dan FM. Hal ini
menunjukkan semakin besar ukuran perusahaan, maka akan semakin besar
pula tingkat pengungkapan
b. Sama halnya dengan variabel SIZE, tingkat pertumbuhan perusahaan (PBV)
memiliki kolerasi positif signifikan terhadap variabel denpenden TDSIC, NFM
dan FM. Hubungan searah ini menunjukkan semakin tinggi tingkat
pertumbuhan perusahaan, akan semakin besar pula tingkat pengungkapannya.
c. Kepemilikan publik (OWN) juga memiliki kolerasi positif signifikan terhadap
variabel TDISC, NFM dan FM. Kondisi ini pun menunjukkan hubungan
searah, semakin tinggi kepemilikan publik maka akan semakin tinggi pula
tingkat pengungkapan.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


51

d. Semakin tua umur perusahaan, maka akan semakin tinggi pula tingkat
pengungkapannya. Hubungan variabel independen umur perusahaan (AGE)
juga memiliki kolerasi positif signifikan terhadap variabel dependen TDISC,
NFM dan FM.
e. Variabel tingkat utang (LEV) memiliki kolerasi positif signifikan terhadap
variabel dependen TDISC, NFM dan FM. Pada variabel ini terjadi hubungan
searah, semakin tinggi utang perusahaan sampel, maka akan semakin tinggi
pula tingkat pengungkapannya.
f. Variabel profitabilitas (PROF) memiliki kolerasi positif signifikan terhadap
variabel dependen TDISC, NFM dan FM. Pada variabel ini terjadi hubungan
searah, semakin tinggi profitabilitas perusahaan sampel, maka akan semakin
tinggi pula tingkat pengungkapannya.
4.3.2. Penanganan Masalah Multikolinearitas
Berdasarkan hasil pengujian terhadap model penelitian 1, secara individu
semua variabel bebas tersebut tidak mempunyai masalah kolinearitas yang tinggi,
karena nilai Variance Inflation Factor (VIF) sangat rendah. Hasil pengujian
multikolinearitas dapat dilihat pada lampiran 5.

4.3.3. Hasil Pengujian Hipotesis Model Penelitian 1

Tujuan pengujian hipotesis dari Model Penelitian 1 adalah untuk menguji


pengaruh karakteristik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan secara total
(TDISC) dan setelah didekomposisi menjadi pengungkapan NFM dan FM.
Karakteristik perusahaan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Ukuran perusahaan (SIZE)
b. Usia perusahaan (AGE)
c. Kepemilikan publik (OWN)
d. Tingkat pertumbuhan (PBV)
e. Tingkat utang (LEV)
f. Tingkat profitabilitas (PROF)

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


52

4.3.3.2. Hasil Analisis Regresi Model Penelitian 1


Hasil analisis regresi Model Penelitian 1 dapat dilihat pada Tabel 4.2.
berikut ini:
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Regresi Model Penelitian 1

Model 1.11) Model 1.21) Model 1.31)


Variabel Bebas
TDISC NFM FM
-0.23043 -0.07354 -0.13500
C
-3.24626 -1.85882 -3.99294
0.01374 0.00475 0.01148
SIZE
2.38707 *** 0.82732 3.06042 ****
0.00336 0.00182 0.00322
AGE
2.68773 **** 1.03995 3.25081 ****
-0.01913 0.01177 -0.00488
OWN
-0.24477 0.25517 -1.02113
0.00961 0.00707 0.02327
PBV
2.78726 **** 3.12640 **** 1.53879
0.04592 -0.04256 0.05581
LEV
0.25595 -0.42391 0.48679
0.62439 0.33067 0.33059
PROF
10.15391 **** 9.39805 **** 8.40656 ****
N 279 279 279
R-squared 0.376516 0.135412 0.166417
Adjustd R-squared 0.365154 0.124131 0.154511
F-statistic 61.66413 17.31978 21.25431
Prob(F-statistic) 0.00000 0.00000 0.00000
Catatan: ****) Signifikansi 1% dan ***) Signifikansi 5%
1)
Pengujian model penelitian dengan random effect model

a Model 1.1: Hasil Analisis Regresi Pengaruh Karakteristik Perusahaan


Terhadap Total Pengungkapan (TDISC)
Hasil output regresi Model 1.1 dapat dilihat pada di atas. Tabel tersebut
menunjukkan nilai koefisien determinasi untuk TDISC adalah sebesar 0,3651
yang berarti semua variabel independen hanya mampu menjelaskan variasi dari
variabel dependen sebesar 36,51%, sedangkan sisanya dijelaskan variabel lain
yang tidak diperhitungkan di dalam model regresi tersebut di atas.
Ukuran perusahaan (SIZE) terbukti mempunyai pengaruh positif signifikan
terhadap variabel dependen tingkat pengungkapan secara total (TDISC). Semakin
besar ukuran perusahaan terbukti berpengaruh positif terhadap tingkat
pengungkapan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan
semakin tinggi tingkat pengungkapan informasi bagi pemangku kepentingan

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


53

karena perusahaan besar cenderung memiliki jumlah pemangku kepentingan yang


lebih banyak. Pada penelitian ini hal tersebut terbukti.
Usia perusahaan (AGE) terbukti mempunyai pengaruh positif signifikan
terhadap tingkat pengungkapan secara total (TDISC). Hal ini menunjukkan
semakin dewasa perusahaan terbukti semakin banyak informasi yang diungkapkan
yang bersifat mandatory dan voluntary.
Kepemilikan publik (OWN) tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap
tingkat pengungkapan total (TDISC). Hal ini tidak sejalan dengan hipotesis bahwa
semakin besar proporsi kepemilikan publik di suatu perusahaan akan berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan suatu perusahaan. Semakin luas kepemilikan
saham oleh publik, tidak dapat mendorong perusahaan untuk memperluas
pengungkapan karena adanya tekanan kebutuhan informasi yang lebih banyak.
Pertumbuhan perusahaan (PBV) terbukti mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap tingkat pengungkapan secara total (TDISC). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang tinggi
terbukti akan lebih banyak mengungkapkan dibandingkan dengan perusahaan
yang tingka pertumbuhannya rendah.
Tingkat utang (LEV) tidak terbukti mempunyai pengaruh signifikan
terhadap tingkat pengungkapan secara total (TDISC). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki persentase tingkat utang yang
tinggi belum tentu akan melakukan lebih banyak mengungkapkan.
Profitabilitas perusahaan (PROF) terbukti mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap tingkat pengungkapan secara total (TDISC). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas yang tinggi
terbukti akan lebih banyak mengungkapkan.
b. Model 1.2: Hasil Analisis Regresi Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Pengungkapan NFM
Hasil output regresi Model 1.2 pada Tabel 4.2. menjelaskan hasil analisis
regresi untuk pengungkapan NFM. Ukuran perusahaan (SIZE) terbukti tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen tingkat
pengungkapan secara total (NFM). Semakin besar ukuran perusahaan tidak
terbukti berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan NFM. Hal ini menunjukkan

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


54

bahwa semakin besar ukuran perusahaan tidak menentukan tinggi atau rendahnya
tingkat pengungkapan informasi bagi pemangku kepentingan karena perusahaan
besar cenderung memiliki jumlah pemangku kepentingan yang lebih banyak.
Usia perusahaan (AGE) tidak terbukti mempunyai pengaruh signifikan
terhadap tingkat pengungkapan NFM. Hal ini menunjukkan semakin dewasa
perusahaan tidak terbukti semakin banyak informasi NFM. Umur merupakan
variabel yang baik untuk menganalisis pengungkapan, karena untuk variabel
TDISC dan variabel NFM, ternyata menunjukkan pengaruh yang signifikan.
Kepemilikan publik (OWN) terbukti tidak berpengaruh signifikan baik
terhadap tingkat pengungkapan non keuangan. Hal ini tidak sejalan dengan
hipotesis bahwa semakin besar proporsi kepemilikan publik suatu perusahaan.
Semakin luas kepemilikan saham oleh publik, seharusnya dapat mendorong
perusahaan untuk memperluas pengungkapan karena adanya tekanan kebutuhan
informasi yang lebih banyak.
Pertumbuhan perusahaan (PBV) terbukti mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap tingkat pengungkapan non keuangan (NFM). Hal ini sejalan
dengan hipotesis bahwa semakin tumbuh suatu perusahaan semakin tinggi tingkat
pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan. Pola ini sama dengan
pengungkapan secara total (TDISC). Dengan demikian PBV merupakan variabel
yang lebih baik untuk menganalisis pola pengungkapan dibandingkan variabel
SIZE
Tingkat utang (LEV) tidak terbukti mempunyai pengaruh signifikan
terhadap tingkat pengungkapan non keuangan (NFM). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki persentase tingkat utang yang
tinggi terbukti akan lebih banyak mengungkapkan.
Profitabilitas perusahaan (PROF) terbukti mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap tingkat pengungkapan non keuangan (NFM). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas yang tinggi
terbukti akan lebih banyak mengungkapkan.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


55

c. Model 1.3: Hasil Analisis Regresi Pengaruh Karakteristik Perusahaan


Terhadap Pengungkapan FM
Seperti halnya pengujian NFM maka penelitian ini juga
mmepertimbangkan untuk meneliti pengaruh karakteristik perusahaan terhadap
tingkat pengungkapan FM. Hasil output regresi Model 1.3 dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Berdasarkan Tabel 4.2. tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel
indpenden yang secara signifikan berpengaruh positif terhadap tingkat
pengungkapan FM adalah ukuran perusahan (SIZE), umur perusahaan (AGE),
profitabilitas perusahaan (PROF).
Variabel independen lainnya seperti kepemilikan publik (OWN), tingkat
pertumbuhan perusahaan (PBV), dan tingka utang (LEV) tidak terbukti signifikan
berpengaruh secara statistik terhadap pengungkapan FM,
Hal ini berarti bahwa tingkat pengungkapan FM suatu perusahaan tidak
dipengaruhi oleh besaran persentase kepemilikan publik yang dimiliki
perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan tingkat utang yang dimiliki oleh
perusahaan. Ringkasan hasil pengujian regresi untuk masing-masing model dapat
dilihat pada Tabel 4.3. berikut ini:
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Regresi Model Penelitian 1

Variabel Model 1.1 Model 1.2 Model 1.3


Hipotesis Prediksi
Independen TDISC NFM FM
Signifikan Tidak Sign Signifikan
H1 SIZE (+)
(+) (-) (+)
Signifikan Tidak Sign Signifikan
H2 AGE (+)
(+) (-) (+)
Tidak Sign Tidak Sign Tidak Sign
H3 OWN (+)
(-) (-) (-)
Signifikan Signifikan Tidak Sign
H4 PBV (+)
(+) (+) (-)
Tidak Sign Tidak Sign Tidak Sign
H5 LEV (+)
(-) (-) (-)
Signifikan Signifikan Signifikan
H6 PROF (+)
(+) (+) (+)

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


56

4.4. Hasil Pengujian Kolerasi dan Hipotesis Variabel Model Penelitian 2


4.4.1. Hasil Pengujian Kolerasi Model Penelitian 2
Tabel kolerasi variabel-variabel untuk masing-masing variabel Model
Penelitian 2 dapat dilihat pada Lampiran 5. Penjelasan kolerasi antar variabel
penelitian dijelaskan dalam butir berikut ini:
a. Ukuran perusahaan ternyata mempunyai kolerasi positif yang signifikan
terhadap COE. Dengan demikian, semakin besar ukuran perusahaan, COE
peusahaan juga akan semakin tinggi.
b. Berbeda halnya dengan ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan (PBV)
ternyata memiliki kolerasi negatif tetapi tidak signifikan terhadap COE.
Hubungan ini menunjukkan, semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan,
maka COE belum tentu rendah.
c. Tingkat utang (leverage) perusahaan ternyata juga tidak mempunyai kolerasi
dengan COE. Hal ini dapat dinyatakan bahwa tingkat utang suatu perusahaan,
tidak terbukti mempunyai hubungan dengan besarnya COE.
d. Berbeda dengan variabel PBV dan LEV yang mempunyai hubungan negatif,
variabel BETA ternyata mempunyai hubungan positif yang signifikan terhadap
COE. Ini menunjukkan bahwa suatu perusahaan yang mempunyai risiko
tinggi, maka akan mempunyai COE yang tinggi pula.
e. Sedangkan dengan pengungkapan, yaitu: variabel TDISC, NFM dan FM, baik
sebelum atau setelah didekomposisi menjadi pengungkapan mandatory dan
voluntary, mempunyai kolerasi negatif dengan COE. Ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi pengungkapan, maka COE perusahaan akan semakin rendah.
4.4.2. Penanganan Masalah Multikolinearitas
Hasil pengujian multikolinearitas terhadap model penelitian 2,
menunjukkan bahwa secara individu semua variabel bebas tersebut tidak
mempunyai masalah kolinearitas yang tinggi, karena nilai Variance Inflation
Factor (VIF) sangat rendah. Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada
Lampiran 5.
4.4.3. Hasil Pengujian Hipotesis Model Penelitian 2
Pengujian hipotesis Model Penelitian 2 adalah untuk menilai apakah
pengungkapan NFM dan FM mempunyai pengaruh terhadap Cost of Equity

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


57

(COE) suatu perusahaan. Penelitian dalam model ini menggunakan variabel


control BETASDRT, PBV, LEV dan SIZE. Pada saat melakukan pengujian
digunakan model perhitungan COE berdasarkan Model CAPM. Berikut hasil
analisis regresi untuk masing-masing pengembangan Model Penelitian 2:
4.4.3.1. Model 2.1: Hubungan Tingkat Pengungkapan Total Disclosure
(TDISC) Terhadap COE
Model Penelitian 2 menguji hubungan tingkat pengungkapan Total
Disclosure (TDISC) terhadap COE. Persamaan model 2.1 dapat dilihat pada
Rumus 2.5. pada halaman 32 (tiga puluh dua).
Berikut adalah tabel Model 2.1 hasil pengujian tingkat pengungkapan
TDISC terhadap COE:
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Regresi Model 2.1
Model 2.1
Variabel Bebas
COE
0.098067
C
(5.64536)
0.000341
BETASDRT
(-0.35417)
-0.000320
PBV
(-0.35417)
-0.001416
LEV
(-0.23646)
0.012481
SIZE
(9.83145)
-0.16429
TDISC
(-12.17585)
N 279
R-squared 0.167358
Adjustd R-squared 0.163273
Sum squared resid 1.970081
F-statistic 40.94322
Prob(F-statistic) 0.00000

Tabel tersebut di atas menyajikan model regresi berganda model COE. Uji
F dari model tersebut menunjukkan hasil yang signifikan. Model COE memiliki
nilai F yang signifikan sebesar 40,94322, F kritis adalah sebesar 2,40459. Dimana
F hitung ≥ F kritis, maka H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen
yaitu BETA, PBV, LEV, dan SIZE secara simultan (bersama-sama) mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu COE. Koefisien determinasi
(adjusted R2) untuk COE adalah sebesar 0.163273. Berarti semua variabel
Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


58

independen hanya mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen sebesar


16,33% untuk model COE, sedangkan sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak
diperhitungkan ke pada model ini.
Tabel 4.4. di atas membuktikan bahwa variabel BETA dan variabel size
terbukti berpengaruh signifikan seara statistik terhadap COE suatu perusahaan
baik yang dihitung dengan model COE. Sedangkan variabel PBV dan LEV tidak
berpengaruh signifikan secara statistik terhadap COE.
Variabel independen TDISC terbukti secara signifikan berpengaruh negatif
terhadap COE baik dengan Model COE. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
semakin luas tingkat pengungkapan dapat mengurangi tingkat COE suatu
perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya keuntungan yang dapat diambil
perusahaan akibat pengungkapan yang dilakukan.
4.4.3.2. Model 2.2: Hubungan Tingkat Pengungkapan NFM dan FM
Terhadap COE
Model 2.2 menguji tingkat pengungkapan NFM dan FM secara bersama-
sama terhadap COE. Persamaan model 2.2 dapat dilihat pada Rumus 2.6. pada
halaman 32 (tiga puluh dua). Hasil pengujian model 2.2 yang menguji hubungan
tingkat pengungkapan NFM dan FM terhadap COE dapat dilihat pada Tabel 4.5.
pada halaman 59 (lima puluh sembilan) berikut ini:

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


59

Tabel 4.5. Hasil Pengujian Regresi Model Penelitian 2.2


Model 2.2
Variabel Bebas
COE
0.080747
C
(4.85894)
0.044275
BETASDRT
(1.760833)
-0.000239
PBV
(-0.263868)
-0.002093
LEV
(-0.349061)
0.012331
SIZE
(9.29274)
-0.16463
NFM
(-7.73475)
-0.20283
FM
(-5.73463)
N 279
R-squared 0.169051
Adjustd R-squared 0.164153
Sum squared resid 1.966077
F-statistic 34.51751
Prob(F-statistic) 0.00000

a. Pembahasan Hasil Penelitian Model 2.2


Hasil penelitian Model 2.2 dapat dilihat pada Tabel 4.5. Uji F berdasarkan
Tabel 4.5 untuk Model COE signifikan dengan nilai 34.51751. F kritis adalah
sebesar 2,247075. F hitung ≥ F kritis, maka H0 ditolak. Model tersebut
menunjukkan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap
variabel dependen. Koefisien determinasi (adjusted R2) untuk COE adalah sebesar
0.164153, terlihat bahwa besarnya tidak berbeda jauh dengan pengujian
sebelumnya.
Hasil pengujian model ini membuktikan bahwa variabel BETASDRRT
(proksi risiko) dan variabel SIZE (proksi ukuran perusahaan) terbukti signifikan
secara statistik terhadap COE yang dihitung dengan COE. Sedangkan variabel
LEV (proksi tingkat utang) dan variabel PBV (proksi tingkat pertumbuhan
perusahaan) tidak terbukti berpengaruh signifika terhadap COE perusahaan.
Variabel NFM dan FM setelah didekomposisi menjadi voluntary dan mandatory
terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap COE. Sama dengan komponen

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


60

pengungkapan sebelumnya, ternyata dekomposisi NFM dan FM juga


menunjukkan adanya pengaruh terhadap COE.
Berikut adalah ikhtisar dari hasil pengujian yang dilakukan pada Model
Penelitian 2:
Tabel 4.6. Ikhtisar Hasil Pengujian Model Penelitian 2

Hipotesis Variabel Prediksi Model 2.1 Model 2.2


Independen
BETASDRT (-) Tidak Sign Tidak Sign
(-) (-)
PBV (-) Tidak Sign Tidak Sign
(-) (-)
LEV (-) Tidak Sign Tidak Sign
(-) (-)
SIZE (-) Tidak Sign Tidak Sign
(-) (-)
H1 TDISC (-) Signifikan
(+)
H2 NFM (-) Signifikan
(+)
H3 FM (-) Signifikan
(+)

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Penelitian ini memiliki (2) dua tujuan penelitian yaitu: 1) untuk
mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan terhadap total pengungkapan,
pengungkapan non keuangan dan pengungkapan keuangan pada perusahaan
publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2014; 2) untuk
mengetahui pengaruh tingkat pengungkapan informasi non keuangan dan
keuangan terhadap cost of equity perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2014.
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis sebagaimana dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat
Pengungkapan Total Disclosure, Non Financial Measures dan
Financial Measures
Hasil penelitian mengenai pengaruh karakteristik perusahaan terhadap
tingkat pengungkapan total disclosure, non financial measures dan financial
measures adalah sebagai berikut:
a. Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan tidak terbukti mempunyai pengaruh terhadap tingkat
pengungkapan non financial measures dan terbukti memiliki pengaruh terhadap
tingkat pengungkapan total disclosure dan financial measures. Hal ini sesuai
dengan hipotesis pada penelitian ini yaitu semakin besar ukuran perusahaan maka
akan semakin tinggi tingkat pengungkapan total disclosure dan financial
measures pada perusahaan tersebut, serta tidak mendukung hipotesis semakin
besar ukuran perusahaan maka semakin tinggi tingkat pengungkapan non
financial measures.
b. Umur perusahaan
Umur perusahaan tidak terbukti mempunyai pengaruh terhadap tingkat
pengungkapan non financial measures, dan terbukti berpengaruh terhadap total
disclosure dan financial measures. Hal ini sesuai dengan hipotesis pada penelitian
61 Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


62

ini yaitu semakin besar lama usia perusahaan maka akan semakin tinggi tingkat
pengungkapan non financial measures, total disclosure, financial measures pada
perusahaan tersebut, serta tidak mendukung hipotesis semakin besar ukuran
perusahaan maka semakin tinggi tingkat pengungkapan non financial measures.
c. Kepemilikan publik
Kepemilikan publik tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap tingkat
pengungkapan total disclosure, non financial measures dan financial measures.
Hal ini tidak mendukung hipotesis semakin besar persentase kepemilikan publik
maka semakin tinggi tingkat pengungkapan total disclosure, non financial
measures dan financial measures.
d. Tingkat pertumbuhan perusahaan
Tingkat pertumbuhan perusahaan terbukti mempunyai pengaruh terhadap
tingkat pengungkapan total disclosure dan non financial measures tidak terbukti
memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan financial measures. Hal ini
sesuai dengan hipotesis pada penelitian ini yaitu semakin besar tingkat
pertumbuhan perusahaan maka akan semakin tinggi tingkat pengungkapan total
disclosure dan non financial measures pada perusahaan tersebut, serta tidak
mendukung hipotesis semakin besar persetingkat pertumbuhan perusahaan maka
semakin tinggi tingkat pengungkapan financial measures.
e. Tingkat utang perusahaan
Tingkat utang perusahaan tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap
tingkat pengungkapan total disclosure, non financial measures dan financial
measures. Hal ini tidak mendukung hipotesis semakin besar tingkat utang
perusahaan, maka semakin tinggi tingkat pengungkapan total disclosure, non
financial measures dan financial measures.
f. Tingkat profitabilitas perusahaan
Tingkat profitabilitas terbukti mempunyai pengaruh terhadap tingkat
pengungkapan total disclosure, non financial measures dan financial measures.
Hal ini sesuai dengan hipotesis pada penelitian ini yaitu semakin besar tingkat
profitabilitas perusahaan maka akan semakin tinggi tingkat pengungkapan total
disclosure, non financial measures dan financial measures pada perusahaan
tersebut.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


63

5.1.2. Hubungan Tingkat Pengungkapan Total Disclosure, Non Financial


Measures dan Financial Measures Terhadap Cost of Equity
Hasil penelitian hubungan tingkat pengungkapan total disclosure, non
financial measures dan financial measures terhadap cost of equity adalah sebagai
berikut:
a. Luas pengungkapan total disclosure suatu perusahaan terbukti berpegaruh
negatif terhadap cost of equity. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis
yang dibangun bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan dapat
menurunkan cost of equity suatu perusahaan.
b. Luas pengungkapan non financial measures dan financial measures secara
statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap cost of equity. Hasil ini
mendukung hipotesis penelitian ini bahwa tingkat pengungkapan non financial
measures dan financial measures berpengaruh negatif terhadap cost of equity
perusahaan.
5.2. Saran
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan manfaat kepada perusahaan
publik dan otoritas tertinggi dalam pengawasan perusahaan publik yaitu Otoritas
Jasa Keuangan (OJK). Berikut adalah saran yang diberikan:
a. Bagi Perusahaan Publik
Perusahaan publik disarankan untuk melakukan pengungkapan yang
sesuai cost dan benefit yang diperoleh oleh perusahaan serta dalam pengambilan
keputusan tidak hanya menggunakan informasi keuangan namun juga
mempertimbangkan informasi non keuangan, serta perusahaan publik dapat
membuat kebijakan mengenai pelaporan perusahan yang dibutuhkan oleh para
pengguna laporan di masa depan yang bersifat menyeluruh..
b. Bagi Regulator (OJK)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator dalam penyusunan
peraturan mengenai pengungkapan wajib dalam laporan tahunan bagi perusahaan
publik disarankan menggunakan penelitian-penelitian mengenai pengaruh tingkat
pengungkapan sebagai salah satu referensi yang digunakan dalam membuat
peraturan mengenai laporan tahunan perusahaan yang disempurnakan dengan
perkembangan peraturan internasional.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


DAFTAR PUSTAKA

Alsaeed, Khalid. (2006, September). The Association Between Firm-Specific


Characteristics and Disclosure: The Case of Saudi Arabia. Journal of
America Academic of Business, Vol. 79, 128-134.

American Accounting Association Financial Accounting Standard Committee


(AAA FASC). (2002). Recommendation on disclosure of non-financial
performance measures. American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA) Publication.

American Accounting Association Financial Accounting Standard Committee


(AAA FASC). (2002). Statement of Financal Concept (SFAC) No. 2.
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) Publication.

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). (1994). Improving


Business Reporting – A Customer Focus. American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA) Publication.

Armadi, H dan Mariska Dewi Anggraeni. (2010). Pengaruh Pengungkapan


Sukarela pada Cost of Equity Capital dengan Asimetri Informasi sebagai
Intervening Variable. Trikonomika, Vol. 9, No. 1, 62-71.

Astria, Teti dan Siti Kahirani. (2013). Pengaruh Tingkat Pengungkapan Sukarela
dan Beta Pasar Terhadap Cost of Equity Capital (Studi Kasus Perusahaan
Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI). Skripsi. Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi STIE MDP.

Badan Pusat Statistika. (2014). Produk Domestik Bruto Indonesia 2012-2014.


November 10, 2015. www.bps.go.id/Subjek/view/id/11.

Black, Bernard S., Inessa Love and Andrei Rachinsky. (2006). Corporate
Governance Indices and Firms Market Values: Time Series Evidence from
Russia. Emerging Market Review, Vol. 7, 361-379.

64 Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


65

Botosan, Christine A. (1997, July). Disclosure Level and the Cost of Equity
Capital. The Accounting Review, Vol. 72, No. 3, p. 323.

Botosan, Christine A. and Mary S. Harris. (2000). Motivations for A Change in


Disclosure Frequency and its Consequences: An Examination of
Voluntary Quartery Segment Disclosure. Journal of Accounting Research,
Vol. 38, No. 2, 329-353.

Buzby, SephenCL. (1975). Company Size, Listed versus Unlisted Stocks and The
Extent of Financial Disclosure. Journal of Accounting Research, Vol. 13,
16-37.

Chow, C.W. and Adrian Wong Boren. (1987, July). Voluntary Financial
Disclosure by Mexican Corporation. Accounting Review, Vol. 62, 523-
541.

Cooke, T.E. (1989). Disclosure in Corporate Annual Reports of Swedish


Companies. Accounting and Business Research, Vol. 19, 113-124.

Cooke, T.E. (1992). The Impact of Size, Stock Market Listing and Industry Type
on Disclosure in the Annual Reports of Japanese Listed Corporation.
Accounting and Business Research. Vol. 22, No. 87, p.229.

Cronbach, Lee J. (1987). Statistical Test for Moderation Variables: Flaws in


Analyses Recently Proposed. Psychological Bulletin, p102.

Deloitte. (2004). In The Dark. Deloitte in Cooperation with the Economist


Intelligence Unit. London.

Dempsey, Stephen J., James F. Gatti, D. Jacque Grinnell and William L. Cats-
Baril. (1997). The Use of Strategic Performance Variables as Leading
Indicators in Financial Analyst Forecasts. Journal of Financial Statement
Analysis, Summer 1997, 1-24.

Djalal, Nachrowi dan Hardius Usman. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonomemtrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit
FEUI: Jakarta.
Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


66

DiPiazza Jr and Eccles Robert G. (2002). Building Public Trust, the Future of
Corporate Reporting. John Wiley and Sons. Inc: New York.

Eccles, R., R. Hertz, E. Keegan and Phillips D.M.H. (2001). The Value Reporting
Revolution. John Wiley and Sons: New York.

Elliot, Robert K, and Pieter D. Jacobson. (1994). Commentary Cost and Benefit of
Business Information Disclosure. American Accounting Association.
Accounting Horizon, Vol. 8, No. 4, 80-88.

Elkington, John. (1997). Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line of 21st
Century Business. Oxford. 402 pp.

Eisenhardt, Kathleen M. (1980). Agency Teory: An Assessment and Review.


Academy of Management Review, Vol. 14, No. 1, 57-74.

Francis, Jennifer, Dhananjay Nanda and Olsson. (2008). Voluntary Disclosure,


Earnings Quality, and Cost of Capital. Journal of Accounting Research,
Vol. 46, No.1, p.53.

Gadzar, Kaevan. (2007). Reporting Nonfinancials. John Willey and Sons: New
York.

Global Reporting Initiative (GRI). (1999). Sustainability Reporting Guideline.


Global Reporting Initiative Publication, GRI G4, p42.

Gujarati, Damodaran N. (2012). Basic Econometrics. Mc Graw Hill: New York.

Gunawan, Yuniati. (2000). Analisis Pengungkapan Informasi Laporan Tahunan


pada Perusahaan yang terdaftar di BEJ. Simposium Nasional Akuntansi 3,
79-99.

Hartono, Jogiyanto. (2015). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE UGM:
Yogjakarta.

Ittner, C.D., D.F. Larcker. (2003). Coming Up Short on Nonfinancial Performance


Measurement. Harvard Business Review, Vol.2.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


67

Indonesian Stock Exchange (IDX). (2014). Indonesian Capital Market Directory


2002-2014. Bursa Efek Indonesia: Jakarta.

Jensen, M.C. and W.H. Mecling. (1976). Theory of the Firm: Managerial
Behaviour. Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics 3, 305-360.

Juniarti dan Frency Yunita. (2003). Pengaruh Tingkat Disclosure Terhadap Biaya
Ekuitas. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia 5, 150-168.

Kaplan, Robert S. and David P. Norton. (2001). Commentary Transforming the


Balanced Scorecard from Performance Measurement to Strategic
Management. Accounting Horizon, Vol. 15, No. 1, 87-104.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2014). Konsumsi Energi


berdasarkan Sektor. November 12, 2015. www.esdm.go.id

Koch, Adam S. and Amy X. Sun. (2004). Dividend Changes and the Persistence
of Past Earning Changes. The Journal of Finance, Vol. 59, 1-24.

Komalasari, Puput Tri. (2000). Asimetri Informasi dan Cost of Equity Capital.
Simposium Nasional Akuntansi 4, 787-819.

Komalasari, Puput Tri dan Zaki Baridwan. (2001). Asimetri Informasi dan Cost of
Equity Capital. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 4, No. 1.

Lambert, Richard, Christina Leuz and Robert E Verrecchia. (2005). Accounting


Information, Disclosure, and the Cost of Capital. Journal of Economics,
Finance & Administrative Science. www.ssrn.com

Lang, Mark and Russel Lundholm. (1993). Cross Sectional Determinants of


Analyst Rating of Corporate Disclosure. Journal of Accounting Research,
Vol. 31, No. 2, 246-271.

Latif, Dwianto Mukhtar. (2012). Pengujian Kualitas Informasi dan Asimetri


Informasi Sebelum dan Sesudah Informasi IFRS di Uni Eropa. Tesis.
Jurusan Ilmu Akuntansi Universitas Gajah Mada.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


68

Maines, Laureen A, et al. (2002). Commentary on Recommendation on


Disclosure of Nonfinancial Performance Measures. Accounting Horizon,
Vol. 16, No. 4, 353-362.

Madiyah, Aida Ainul. (2001). Pengaruh Informasi Asimetri dan Disclosure


Terhadap Cost of Capital. Simposium Nasional Akuntansi 4, 787-819.

Marwata. (2001). Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas


Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di
Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 4, 155-172.

Meek, Gary K, Clare B. Roberts and Sidney J. Gray. (1995). Factors Influencing
Voluntary Annual Report Disclosure bu US. UK and Continental
European Multinational Corporation. Journal of International Business
Studies, Vol. 26, Iss 3, 355-573.

Messier et al. (2006). Auditing and Assurance Service a Systematic Approach, 4th
edition. Salemba Empat: Jakarta.

Murni, Siti Aisiah. (2003). Pengaruh Luas Ungkapan Sukarela dan Asimetri
Informasi Terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan Publik di
Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No. 2, 192-206.

Murphy, K.J. dan J.L. Zimmerman. (1993). Financial Performance Surrounding


CEO Turnover. Journal of Accounting and Economics, Vol. 16, 273-316.

Otoritas Jasa Keuangan. (2012). Peraturan No X.K.6 lampiran Keputusan Ketua


Bapepam-LK Nomor Kep-431/BL/2012 tentang Kewajiban Penyampaian
Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik. Ditetapkan tanggal
25 Juni 2012.

Rochdiyani, Oen. (2008). Analisis Pengaruh Faktor-faktor Keuangan dan Non


Keuangan Terhadap Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Tahunan
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


69

Said, Amal A, Hasan R. Hassab Elnaby and Benson Wier. (2003). An Empirical
Investigation f the Performance Consequences of Nonfinancial Measures.
Journal of Management Accounting Research, Vol. 15, 193-233.

Santoso, Ari Budi. (2012). Pengaruh Kualitas Pelaporan Keuangan Terhadap


Asimetri Informasi dengan Ukuran Perusahaan sebagai Pemoderasi pada
Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.1,
No. 4.

Scott, William R. (2006). Financial Accunting Theory 4th Edition. Prentice Hall:
New York.

Sangupta, Partha. (1998). Corporate Disclosure Quality and the Cost of Debt. The
Accounting Review, Vol 73, No. 4, 459-474.

Simanjuntak, Binsar H. dan Lusy Widiastuti. (2004). Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, Vol 7, 351-366.

Singhvi, Surendra S. and Harsha B. Desai. (1971). An Empirical Analysis of The


Quality of Corporate Financial Disclosure. The Accounting Review, 129-
138.

Stanga, K. (1976). Disclosure in Published Annual Report. Financial Report and


Financial Management, 42-52.

U.S. Securities and Exchange Commision (SEC). (2012). Securities Exchange Act
of 1934. Versi amademen tahun 2012.

Utama, Cynthia Afriani. (2012). Company Disclosure In Indonesia: Corporate


Governance Practice, Ownership Structure, Competition and Total Assets.
Asian Jurnal of Business and Accounting, Vol. 5, No. 1, 75-108.

Utami, Wiwik dan Santoso. (1998). Pengaruh Informasi Penghasilan Perusahaan


Terhadap Harga Saham. Jurnal Akuntansi Manajemen dan Ekonomi, Vol
1, No. 5.
Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


70

Wallace, Olusegum R.S., Naser Kamal and Areceli Mora. (1994). The
Relationship Between the Comprehensiveness of Corporate Annual Report
and Firm Characteristics in Spain. Accounting and Business Research.,
Vol. 25, No. 97, 41-53.

Wondabio, Sensi. (2010). Pengaruh Pengungkapan Non Financial Measures dan


Financial Measures terhadap Cost of Equity dan Value Relevance.
Disertasi. Program Doktor Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Indonesia.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel


Perusahaan Manufaktur Tahun 2013

No. Simbol Nama


1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk.
2 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk.
3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
4 AKKU PT. Alam Karya Unggul Tbk.
5 AKPI PT. Argha Karya Prima Industry Tbk.
6 ALDO PT. Alkindo Naratama Tbk.
7 ALKA PT. Alakasa Industrindo Tbk.
8 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk.
9 ALTO PT. Tri Banyan Tirta Tbk.
10 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk.
11 APLI PT. Asiaplast Industries Tbk.
12 ARGO PT. Argo Pantes Tbk.
13 ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk.
14 ASII PT. Astra Internasional Tbk.
15 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk.
16 BAJA PT. Saranacentral Bajatama Tbk.
17 BATA PT. Sepatu Bata Tbk.
18 BIMA PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk.
19 BRAM PT. Indo Korsa Tbk.
20 BRNA PT. Berlina Tbk.
21 BRPT PT. Barito Pacific Tbk.
22 BTON PT. Betonjaya Manunggal Tbk.
23 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk.
24 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
25 CNTX PT. Chitose Internasional Tbk.
26 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
27 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk.
28 DAVO PT. Davomas Abadi Tbk.
29 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk.
30 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk.

71 Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


72

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel


Lanjutan Perusahaan Manufaktur Tahun 2013 (Lanjutan)

No. Simbol Nama


31 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.
32 EKAD PT. Ekadharma International Tbk.
33 ERTX PT. Eratex Djaja Tbk.
34 ESTI PT. Ever Shine Textile Industry Tbk.
35 ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk.
36 FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk.
37 FPNI PT. Lotte Chemical Titan Tbk.
38 GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk.
39 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk.
40 GGRM PT. Gudang Garam Tbk.
41 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk.
42 HDTX PT. Panasia Indo Resource Tbk.
43 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk.
44 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
45 IGAR PT. Champion Pasific Indonesia Tbk.
46 IKAI PT. Interkeramik Alamsari Industri Tbk.
47 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk.
48 IMAS PT. Indomobil Sukses Makmur Tbk.
49 INAF PT. Indofarma (Persero) Tbk.
50 INAI PT. Metal And Alled Product Tbk.
51 INCI PT. Intanwijaya Internasional Tbk.
52 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
53 INDR PT. Indo-Rama Synthetics Tbk.
54 INDS PT. Indospring Tbk.
55 INKP PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
56 INRU PT. Toba Pulp Lestari Tbk.
57 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
58 IPOL PT. Indopoly wakarsa Industry Tbk.
59 ISSP PT. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk.
60 JECC PT. Jembo Cable Company Tbk.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


73

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel


Perusahaan Manufaktur Tahun 2013 (Lanjutan)

No. Simbol Nama


61 JKSW PT. Jakarta Kyoel Steel Works Tbk.
62 JPFA PT. JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.
63 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk.
64 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
65 KBLI PT. KMI Wire and Cable Tbk.
66 KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk.
67 KBRI PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
68 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk.
69 KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk.
70 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk.
71 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk.
72 KRAH PT. Grand Kartech Tbk.
73 KRAS PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.
74 LION PT. Lion Metal Works Tbk.
75 LMPI PT. Langgeng Makmur Industri Tbk.
76 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk.
77 LPIN PT. Multi Prima Sejahtera Tbk.
78 MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk.
79 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk.
80 MBTO PT. Cosmetics and Household Tbk.
81 MERK PT. Merck Tbk.
82 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
83 MLIA PT. Mulia Industrindo Tbk.
84 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.
85 MYOR PT. Mayora Indah Tbk.
86 MYTX PT. Apac Cira Centertex Tbk.
87 NIKL PT. Pelat Timah Nusantara Tbk.
88 NIPS PT. Nipress Tbk.
89 PBRX PT. Pan Brothers Tbk.
90 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


74

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel


Perusahaan Manufaktur Tahun 2013 (Lanjutan)

No. Simbol Nama


91 POLY PT. Asia Pacific Fibers Tbk.
92 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk.
93 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk.
94 PTSN PT. Sat Nusapersada Tbk.
95 PYFA PT. Pydam Farma Tbk.
96 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk.
97 RMBA PT. Bentoel Internasional Investama Tbk.
98 ROTI PT. Noppon Indosari Corpindo Tbk.
99 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
100 SCPI PT. MercK Sharp Dohme Pharma Tbk.
101 SIAP PT. Sekawan Intipratama Tbk.
102 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
103 SIMA PT. Siwani Makmur Tbk.
104 SIPD PT. Sierad Produce Tbk.
105 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk.
106 SKLT PT. Sekar Laut Tbk.
107 SMBR PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
108 SMCB PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
109 SMGR PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
110 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk.
111 SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk.
112 SPMA PT. Suparma Tbk.
113 SQBI PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.
114 SRIL PT. Sri Rejeki Isman Tbk.
115 SRSN PT. Indo Acidatama Tbk.
116 SSTM PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk.
117 STAR PT. Star Petrochem Tbk.
118 STTP PT. Siantar Top Tbk.
119 SULI PT. SLJ Global Tbk.
120 TBMS PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


75

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel


Perusahaan Manufaktur Tahun 2013 (Lanjutan)

No. Simbol Nama


121 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk.
122 TFCO PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk.
123 TIRT PT. Tirta Mahakam Resources Tbk.
124 TKIM PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
125 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk.
126 TPIA PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk.
127 TRIS PT. Trisula International Tbk.
128 TRST PT. Trias Sentosa Tbk.
129 TSPC PT. Tempo Scan Pasific Tbk.
130 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk.
131 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk.
132 UNIT PT. Nusantara Inti Corpora Tbk.
133 UNTX PT. Unitex Tbk.
134 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk.
135 VOKS PT. Voksel Electric Tbk.
136 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk.
137 YPAS PT. Yanaprima Hastapersada Tbk.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


76

Lampiran 2. Daftar Perusahaan Sampel


Perusahaan Manufaktur Tahun 2014

No. Simbol Nama


1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk.
2 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk.
3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
4 AKKU PT. Alam Karya Unggul Tbk.
5 AKPI PT. Argha Karya Prima Industry Tbk.
6 ALDO PT. Alkindo Naratama Tbk.
7 ALKA PT. Alakasa Industrindo Tbk.
8 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk.
9 ALTO PT. Tri Banyan Tirta Tbk.
10 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk.
11 APLI PT. Asiaplast Industries Tbk.
12 ARGO PT. Argo Pantes Tbk.
13 ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk.
14 ASII PT. Astra Internasional Tbk.
15 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk.
16 BAJA PT. Saranacentral Bajatama Tbk.
17 BATA PT. Sepatu Bata Tbk.
18 BIMA PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk.
19 BRAM PT. Indo Korsa Tbk.
20 BRNA PT. Berlina Tbk.
21 BRPT PT. Barito Pacific Tbk.
22 BTON PT. Betonjaya Manunggal Tbk.
23 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk.
24 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
25 CINT PT. Chitose Internasional Tbk.
26 CNTX PT. Century Textile Industry Tbk.
27 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
28 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk.
29 DAJK PT. Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk.
30 DAVO PT. Davomas Abadi Tbk.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


77

Lampiran 2. Daftar Perusahaan Sampel


Perusahaan Manufaktur Tahun 2014 (Lanjutan)

No. Simbol Nama


31 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk.
32 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
33 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.
34 EKAD PT. Ekadharma International Tbk.
35 ERTX PT. Eratex Djaja Tbk.
36 ESTI PT. Ever Shine Textile Industry Tbk.
37 ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk.
38 FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk.
39 FPNI PT. Lotte Chemical Titan Tbk.
40 GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk.
41 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk.
42 GGRM PT. Gudang Garam Tbk.
43 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk.
44 HDTX PT. Panasia Indo Resource Tbk.
45 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk.
46 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
47 IGAR PT. Champion Pasific Indonesia Tbk.
48 IKAI PT. Interkeramik Alamsari Industri Tbk.
49 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk.
50 IMAS PT. Indomobil Sukses Makmur Tbk.
51 IMPC PT. Impact Pratama Industri Tbk.
52 INAF PT. Indofarma (Persero) Tbk.
53 INAI PT. Metal And Alled Product Tbk.
54 INCI PT. Intanwijaya Internasional Tbk.
55 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
56 INDR PT. Indo-Rama Synthetics Tbk.
57 INDS PT. Indospring Tbk.
58 INKP PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
59 INRU PT. Toba Pulp Lestari Tbk.
60 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


78

Lampiran 2. Daftar Perusahaan Sampel


Perusahaan Manufaktur Tahun 2014 (Lanjutan)

No. Simbol Nama


61 IPOL PT. Indopoly wakarsa Industry Tbk.
62 ISSP PT. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk.
63 JECC PT. Jembo Cable Company Tbk.
64 JKSW PT. Jakarta Kyoel Steel Works Tbk.
65 JPFA PT. JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.
66 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk.
67 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
68 KBLI PT. KMI Wire and Cable Tbk.
69 KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk.
70 KBRI PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
71 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk.
72 KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk.
73 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk.
74 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk.
75 KRAH PT. Grand Kartech Tbk.
76 KRAS PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.
77 LION PT. Lion Metal Works Tbk.
78 LMPI PT. Langgeng Makmur Industri Tbk.
79 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk.
80 LPIN PT. Multi Prima Sejahtera Tbk.
81 MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk.
82 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk.
83 MBTO PT. Cosmetics and Household Tbk.
84 MERK PT. Merck Tbk.
85 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
86 MLIA PT. Mulia Industrindo Tbk.
87 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.
88 MYOR PT. Mayora Indah Tbk.
89 MYTX PT. Apac Cira Centertex Tbk.
90 NIKL PT. Pelat Timah Nusantara Tbk.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


79

Lampiran 2. Daftar Perusahaan Sampel


Perusahaan Manufaktur Tahun 2014 (Lanjutan)

No. Simbol Nama


91 NIPS PT. Nipress Tbk.
92 PBRX PT. Pan Brothers Tbk.
93 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk.
94 POLY PT. Asia Pacific Fibers Tbk.
95 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk.
96 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk.
97 PTSN PT. Sat Nusapersada Tbk.
98 PYFA PT. Pydam Farma Tbk.
99 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk.
100 RMBA PT. Bentoel Internasional Investama Tbk.
101 ROTI PT. Noppon Indosari Corpindo Tbk.
102 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
103 SCPI PT. MercK Sharp Dohme Pharma Tbk.
104 SIAP PT. Sekawan Intipratama Tbk.
105 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
106 SIMA PT. Siwani Makmur Tbk.
107 SIPD PT. Sierad Produce Tbk.
108 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk.
109 SKLT PT. Sekar Laut Tbk.
110 SMBR PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
111 SMCB PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
112 SMGR PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
113 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk.
114 SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk.
115 SPMA PT. Suparma Tbk.
116 SQBI PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.
117 SRIL PT. Sri Rejeki Isman Tbk.
118 SRSN PT. Indo Acidatama Tbk.
119 SSTM PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk.
120 STAR PT. Star Petrochem Tbk.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


80

Lampiran 2. Daftar Perusahaan Sampel


Perusahaan Manufaktur Tahun 2014 (Lanjutan)

No. Simbol Nama


121 STTP PT. Siantar Top Tbk.
122 SULI PT. SLJ Global Tbk.
123 TALF PT. Tunas Allfin Tbk.
124 TBMS PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk.
125 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk.
126 TFCO PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk.
127 TIRT PT. Tirta Mahakam Resources Tbk.
128 TKIM PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
129 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk.
130 TPIA PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk.
131 TRIS PT. Trisula International Tbk.
132 TRST PT. Trias Sentosa Tbk.
133 TSPC PT. Tempo Scan Pasific Tbk.
134 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk.
135 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk.
136 UNIT PT. Nusantara Inti Corpora Tbk.
137 UNTX PT. Unitex Tbk.
138 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk.
139 VOKS PT. Voksel Electric Tbk.
140 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk.
141 WTON PT. Wijaya Karya Beton Tbk.
142 YPAS PT. Yanaprima Hastapersada Tbk.

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


81

Lampiran 3. Indeks Pengungkapan Mandatory dan Voluntary


Kriteria Pengungkapan Mandatory
No Kriteria Pengungkapan Disclosure
1 Pendapatan Mandatory
2 Laba Bruto Mandatory
3 Jumlah laba(rugi) yangdapat diatribusikan kepada pemilik entitas Mandatory
induk dan kepentingan non pengendali
4 Total laba (rugi) komprehensif Mandatory
5 Jumlah laba (rugi) komprehensif yang dapat diatribusikan kepada Mandatory
pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali
6 Jumlah laba (rugi) per lembar saham Mandatory
7 Jumlah aset Mandatory
8 Jumlah liabilitas Mandatory
9 Jumlah ekuitas Mandatory
10 Rasio laba (rugi) terhadap jumlah aset Mandatory
11 Rasio laba (rugi) terhadap ekuitas Mandatory
12 Rasio laba (rugi) terhadap pendapatan Mandatory
13 Rasio lancar Mandatory
14 Rasio liabilitas terhadap ekuitas Mandatory
15 Rasio liabilitas terhadap jumlah aset Mandatory
16 Informasi dan rasio keuangan lainya yang relevan dengan Mandatory
perusahaan dan jenis industrinya
17 Jumlah saham yang beredar Mandatory
18 Kapitalisasi pasar Mandatory
19 Harga saham tertinggi, terendah dan penutupan Mandatory
20 Volume perdagangan Mandatory
21 Tanggal pelaksanaan aksi korporasi Mandatory
22 Rasio stock split, reverse stock, dividen saham, saham bonus, dan Mandatory
penurunan nilai saham
23 Jumlah saham beredar sebelum dan sesudah aksi korporasi Mandatory
24 Harga saham sebelum dan sesudah aksi korporasi Mandatory
25 Dalam hal perdagangan saham peprusahaan dihentikan sementara Mandatory
(suspension) dalam tahun buku, maka laporan tahunan wajib
memuat penjelasan mengenai alasan penghentian sementara
tersebut.
26 Dalam hal penghentian sementara, masih berlangsung hingga Mandatory
tanggal penerbitan laporan tahunan, maka Emiten atau Perusahaan
Publik wajib menjelaskan pula tindakan-tindakan yang dilakukan
perusahaan untuk menyelesaikan masalah tersebut
Penilaian terhadap kinerja Direksi mengenai pengelolaan
27
perusahaan Mandatory
Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh
28
direksi Mandatory
Perubahan komisi anggota Dewan Komisaris dan alasan
29
perubahannya Mandatory
Kinerja perusahaan, yang mencakup antara lain kebijakan strategis, Mandatory
30 perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan,
dan kendala-kendala yan dihadapi perusahaan

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


82

Lampiran 3. Indeks Pengungkapan Mandatory dan Voluntary


Kriteria Pengungkapan Mandatory (Lanjutan)

No Kriteria Pengungkapan Disclosure


31 Gambaran prospek usaha Mandatory
32 Penerapan tata kelola perusahaan Mandatory
33 Perubahan komposisi anggota Direksi dan alasan perubahannya Mandatory
Nama, alamat, nomor telepon, nomor faximile, alamat surat Mandatory
elektronil (email), dan laman (website) perusahaan dan/atau kantor
34
cabang atau kantor perwakilan, yang memungkinkan masyarakat
dapat memperoleh informasi mengenai perusahaan
35 Riwayat singkat perusahaan Mandatory
Kegiatan usaha perusahaan menurut Anggaran Dasar terakhir, Mandatory
36
serta jenis produk dan/atau jasa yang dihasilkan
Struktur organisasi perusahaan dalam bentuk bagan paling kurang Mandatory
37 sampai dengan struktur satu tingkat di bawah Direksi, disertai
dengan nama dan jabatan
38 Visi dan misi perusahaan Mandatory
39 Profil Dewan Komisaris Mandatory
40 Profil Direksi Mandatory
Dalam hal terdapat perubahan susunan Dewan Komisaris dan/atau Mandatory
Direksi yang terjadi setelah tahun buku terakhir sampai dengan
41 batas waktu penyampaian laporan tahunan, maka susunan yang
dicantumkan dalam laporan tahunan adalah susunan Dewan
Komisaris dan/atau Direksi yang terakhir dan sebelumnya
Jumlah karyawan dan deskripsi pengembangan kompetensinya Mandatory
42
dalam tahun buku
Uraian tentang nama pemegang saham dan persentase Mandatory
43
kepemilikannya pada akhir tahun buku
Informasi mengenai pemegang saham utama dan pengendali Mandatory
Emiten atau Perusahaan Publik, baik langsung maupun tidak
44
langsung, sampai pada pemilik individu, yang disajikan dalam
bentuk skema atau diagram
Nama entitas anak, perusahaan asosiasi, perusahaan ventura Mandatory
bersama dimana Emiten atau Perusahaan Publik memiliki
45
pengendalian bersama entitas, beserta persentase kepemilikan
saham, bidang usaha, dan status operasi perusahaan tersebut.
Kronologis pencatatan saham dan perubahan jumlah saham dari Mandatory
46 awal pencatatan hingga akhir tahun buku serta nama Bursa Efek
dimana saham perusahaan dicatatkan
47 Kronologi pencatatan Efek lainnya dan peringkat Efek Mandatory
48 Nama dan alamat perusahaan pemeringkat Efek Mandatory

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


83

Lampiran 3. Indeks Pengungkapan Mandatory dan Voluntary


Kriteria Pengungkapan Mandatory (Lanjutan)

No Kriteria Pengungkapan Disclosure


Nama dan alamat lembaga dan/atau profesi penunjang pasar Mandatory
modal. Terhadap profesi penunjang pasar modal yang memberikan
49 jasa secara berkala kepada Emiten atau Perusahaan Publik, wajib
diungkapkan informasi mengenai jasa yang diberikan, fee, dan
periode penugasan yang telah dilakukan
Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang Mandatory
50
berskala nasional maupun internasional dalam tahun buku
Tinjauan operasi per segmen operasi sesuai dengan jenis industri Mandatory
51 Emiten atau Perusahaan Publik (Produksi yang meliputi proses,
kapasitas, dan perkembangannya; pendapatan; profitabilitas)
Analisis kinerja keuangan komprehensif yang mencakup Mandatory
perbandingan kinerja keuangan (aset lancar, aset tidak lancar, total
52 aset; liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, dan total
liabilitas; ekuitas; pendapatam, beban, laba (rugi), pendapatan
komprehensif lain, dan total laba (rugi) komprehensif; arus kas)
Kemampuan membayar utang dengan menyajikan perhitungan Mandatory
53
rasio yang relevan
Tingkat kolektabilitas piutang perusahaan dengan menyajikan Mandatory
54
perhitungan rasio yang relevan
Struktur permodalan dan kebijakan manajemen atas struktur Mandatory
55
permodalan
Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang Mandatory
modal dengan penjelasan tentang tujuan dari ikatan tersebut,
sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan tersebut,
56
mata uang yang menjadi denominasi, dan langkah-langkah yang
direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata
uang asing yang terkait
Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan Mandatory
57
akuntan
Prospek usaha dari perusahaan dikaitkan dengan kondisi industri, Mandatory
58 ekonomi secara umum dan pasar internasional serta dapat disertai
data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya
Perbandingan antara target/proyeksi pada awal tahun buku dengan Mandatory
59 hasil yang dicapai (realisasi), mengenai pendapatan, laba, struktur
permodalan, atau lainnya yang dianggap penting bagi perusahaan.
Target/proyeksi yang ingin dicapai perusahaan paling lama untuk Mandatory
satu ahun mendatang, mengenai pendapatan, laba (rugi), struktur
60
modal, kebijakan dividen, atau lainnya yang dianggap penting bagi
perusahaan

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


84

Lampiran 3. Indeks Pengungkapan Mandatory dan Voluntary


Kriteria Pengungkapan Mandatory (Lanjutan)

No Kriteria Pengungkapan Disclosure


Aspek pemasaran atas produk dan jasa perusahaan, atara lain: Mandatory
61
Strategi Pemasaran dan Pangsa Pasar
Kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen per saham (kas Mandatory
62 dan/atau non kas) dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan
atau dibayarkan
63 Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum Mandatory
Informasi material, antara lain mengenai investasi, ekspansi, Mandatory
divestasi, penggabungan/peleburan usaha, akuisisi, restrukturisasi
64
utang/modal, transaksi afiliasi, dan transaksi yang mengandung
benturan kepentingan
Perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh Mandatory
65 signifikan terhadap perusahaan dan dampaknya terhadap laporan
keuangan
Perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap Mandatory
66
laporan keuangan
67 Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris Mandatory
Pengungkapan prosedur, dasar penetapan, dan besarnya remunerasi Mandatory
68
anggota Dewan Komisaris
Pengungkapan kebijakan perusahaan dan pelaksanaannya, tentang Mandatory
frekuensi rapat Dewan Komisaris, termasuk rapat gabungan
69
dengan Direksi, dan tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris
dalam rapat tersebut
Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing Mandatory
70
anggota Direksi
Pengungkapan prosedur, dasar penetapan, dan besarnya remunerasi Mandatory
71 anggota Direksi, serta hubungan antara remunerasi dengan kinerja
perusahaan
Pengungkapan kebijakan perusahaan dan pelaksanaannya, tentang Mandatory
frekuensi rapat Direksi, termasuk rapat gabungan dengan Dewan
72
Komisaris, dan tingkat kehadiran anggota Direksi dalam rapat
tersebut
Keputusan RUPS tahun sebelumnya dan realisasinya pada tahun Mandatory
73 buku, serta alasan dalam hal terdapat keputusan yang belum
direalisasikan
Pengungkapan kebijakan perusahaan tentang penilaian terhadap Mandatory
74
kinerja anggota Direksi
75 Nama Komite Audit Mandatory
76 Riwayat jabatan, pengalaman kerja, dan dasar hukum penunjukkan Mandatory
77 Riwayat pendidikan Mandatory
78 Periode jabatan anggota Komite Audit Mandatory

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


85

Lampiran 3. Indeks Pengungkapan Mandatory dan Voluntary


Kriteria Pengungkapan Mandatory (Lanjutan)

No Kriteria Pengungkapan Disclosure


Pengungkapan kebijakan perusahaan dan pelaksanaannya, tertang Mandatory
79 frekuensi rapat Komite Audit dan tingkat kehadiran anggota
Komite Audit dalam rapat tersebut
Uraian singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit pada tahun Mandatory
80 buku sesuai dengan yang dicantumkan dalam piagam (charter)
Komite Audit
Komite lain yang dimiliki Emiten atau Perusahaan Publi dalam Mandatory
rangka mendukung fungsi dan tugas Direksi dan/atau Dewan
81
Komisaris, seperti komite nominasi dan remunerasi

82 Uraian tugas dan fungsi sekretaris perusahaan Mandatory


83 Uraian mengenai unit audit internal Mandatory
Uraian mengenai sistem pengendalian internal (internal control) Mandatory
84
yang diterapkan oleh perusahaan
85 Sistem manajemen risiko yang diterapkan oleh perusahaan Mandatory
Perkara penting yang dihadapi oleh Emiten dan Perusahaan Publik, Mandatory
86 entitas anak, anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang sedang
menjabat
Informasi tentang sanksi administratif yang dikenakan kepada Mandatory
Emiten atau Perusahaan Pulik, anggota Dewan Komisaris dan
87
Direksi, oleh otoritas pasar modal dan otoritas lainnya

88 Informasi mengenai kode etik dan budaya perusahaan Mandatory


89 Uraian mengenai program kepemilikan saham oleh karyawan Mandatory
90 Uraian mengenai sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing) Mandatory
Bahasan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan meliputi Mandatory
kebijakan, jenis program, dan biaya yang dikeluarkan (lingkungan
91 hidup, praktik ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja,
pengembangan sosial dan kemasyarakatan, tanggung jawab
produk)
Emiten atau Perusahaan Publik dapat mengungkapkan informasi Mandatory
92 pada laporan tahunan

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


86

Lampiran 4. Indeks Pengungkapan Mandatory dan Voluntary


Kriteria Pengungkapan Voluntary

Kategori Kode Pengungkapan


Ekonomi G4-EC1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan
didistribusikan
G4-EC2 Implikasi finansial dan rasio serta peluang lainnya kepada
kegiatan organisasi karena perubahan iklim
G4-EC3 Cakupan kewajiban organisasi atas program imbalan pasti
G4-EC4 Bantuan finansial yang diterima dari pemerintah
G4-EC5 Rasio upah standar pegawai pemula (Entry Level) menurut
gender dibandingkan dengan upah minimum regional di
lokasi-lokasi operasional yang signifikan
G4-EC6 Perbandingan manajemen senior yang diperkerjakan dari
masyarakat lokal di lokasi operasi yang signifikan
G4-EC7 Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan
jasa yang diberikan
G4-EC8 Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk
besarnya dampak
G4-EC9 Perbandingan pembelian dari pemasok lokal di lokasi
operasional yang signifikan
G4-EN29 Nilai moneter denda signifikan dan jumlah total sanksi
non-moneter karena ketidakpatuhan terhadap undang-
undang dan peraturan lingkungan
G4-SO8 Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah total
sanksi non-moneter atas ketidakpatuhan terhadap undang-
undang dan peraturan
G4-PR9 Nilai moneter denda yang signifikan atas ketidakpatuhan
terhadap undang-undang dan peraturan terkait penyediaan
dan penggunaan produk dan jasa
Lingkungan G4-EN1 Bahan yang digunakan berdasarkan berat dan volume
G4-EN2 Persentase bahan yang digunakan yang merupakan bahan
input daur ulang
G4-EN3 Konsumsi energi dalam organisasi
G4-EN4 Konsumsi energi di luar organisasi
G4-EN5 Intensitas Energi
G4-EN6 Pengurangan konsumsi energi
G4-EN7 Pengurangan kebutuhan energi pada produk dan jasa
G4-EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber
G4-EN9 Sumber air yang secara signifikan dipengaruhi oleh
pengambilan air
G4-EN10 Persentase dan total volume air yang didaur ulang dan
digunakan kembali

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


87

Lampiran 4. Indeks Pengungkapan Mandatory dan Voluntary


Kriteria Pengungkapan Voluntary (Lanjutan)

Kategori Kode Pengungkapan


Lingkungan G4-EN11 Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki, disewa, dikelola
di dalam, atau yang berdekatan dengan, kawasan lindung
dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi di
luar kawasan lindung
G4-EN12 Uraian dampak signifikan kegiatan, produk, dan jasa
terhadap keanekaragaman hayati kawasan lindung dan
kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi di luar
kawasan lindung
G4-EN13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan
G4-EN14 Jumlah total spesies dalam IUCN Red List dan spesies
dalam daftar spesies yang dilindungi nasional dengan haitat
di tempat yang dipengaruhi operasional berdasarkan
tingkat risiko kepunahan
G4-EN15 Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung (cakupan 1)
G4-EN16 Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak langsung
(cakupan 2)
G4-EN17 Emisi gas rumah kaca (GRK( tidak langsung lainnya
(cakupan 3)
G4-EN18 Intensitas emisi rumah kaca (GRK)
G4-EN19 Pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK)
G4-EN20 Emisi Bahan Perusak Ozon (BPO)
G4-EN21 NOx, SOx, dan emisi udara signifikan lainnya
G4-EN22 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan tujuan
G4-EN23 Bobot total limbah berdasarkan jenis dan metode
pembuangan
G4-EN24 Jumlah dan volume total tumpahan signifikan
G4-EN25 Bobot limbah yang dianggap berbahaya menurut ketentuan
konvensi Basel 2 lampiran I, II, III dan VIII yang diangkut,
diimpor, diekspor, atau diolah, dan persentase limbah yang
diangkut untuk pengiriman internasional
G4-EN26 Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai keanekaragaman
hayati dari badan air dan habitat terkait yang secara
signifikan terkena dampak dari air buangan dan limpasan
dari organisasi
G4-EN27 Tingkat mitigasi dampak terhadap dampak lingkungan
produk dan jasa
G4-EN28 Persentase produk yang terjual dan kemasannya yang
direklamasi menurut kategori
G4-EN29 Dampak lingkungan signifikan dari pengangkutan produk
da barang lain serta bahan untuk operasional organisasi dan
pengangkutan tenaga kerja
G4-EN30 Total pengeluaran dan investasi berdasarkan jenis

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


88

Lampiran 4. Indeks Pengungkapan Mandatory dan Voluntary


Kriteria Pengungkapan Voluntary (Lanjutan)

Kategori Kode Pengungkapan


G4-EN31 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria
lingkungan
G4-EN32 Dampak lingkungan negatif sifnifikan aktual dan potensial
dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil
G4-EN33 Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang
diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme
pengaduan resmi
Sosial G4-LA1 Jumlah total dan tingkat perekrutan keryawan baru dan
turnover karyawan menurut kelompok umur, gender, dan
wilayah
G4-LA2 Tunjangan yang diberikan bagi karyawan purnawaktu yang
tidak diberikan bagi karyawan sementara atau paruh waktu,
berdasarkan lokasi operasi yang signifikan
G4-LA3 Tingkat kembali bekerja dan tingkat retensi setelah cuti
melahirkan, menurut gender
G4-LA4 Jangka waktu minimum pemberitahuan mengenai
perubahan operasional, termasuk apakah hal tersebut
tercantum dalam perjanjian bersama
G4-LA5 Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite
bersama formal manajemen-pekerja yang membantu
mengawasi dan memberikan saran program kesehtan dan
keselamatan kerja
G4-LA6 Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat kerja, hari hilang,
dan kemangkiran, serta jumlah total kematian akibat kerja,
menurut daerah dan gender
G4-LA7 Pekerja yang sering terkena atau berisiko tinggi terkena
penyakit yang terkait dengan pekerjaan mereka
G4-LA8 Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam
perjanjian formal dengan serikat pekerja
G4-LA9 Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan menurut
gender, dan menurut kategori karyawan
G4-LA10 Program untuk manajemen keterampilan dan pembelajaran
seumur hidup yang menddukung keberlanjutan kerja
karyawan dan membantu mengelola purna bakti
G4-LA11 Persentase keryawan yang menerima review kinerja dan
pengembangan karier secara reguler, menurut gender dan
kategori karyawan

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


89

Lampiran 4. Indeks Pengungkapan Mandatory dan Voluntary


Kriteria Pengungkapan Voluntary (Lanjutan)

Kategori Kode Pengungkapan


Hak Asasi G4-HR1 Jumlah total dan persentase perjanjian dan kontrak
Manusia investasi yang signifikan yang menyertakan klausul terkait
hak asasi manusia atau penapisan berdasarkan hak asasi
manusia
G4-HR2 Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau
prosedur hak asasi manusia terkait dengan aspek hak asasi
manusia yang relevan dengan operasi, termasuk persentase
karyawan yang dilatih
G4-HR3 Jumlah total insiden diskriminasi dan tindakan perbaikan
yang diambil
G4-HR4 Operasi dan pemasok teridentifikasi yang mungkin
melanggar atau berisiko tinggi melanggar hak untuk
melaksanakan kebebasan berserikat dan perjanjian kerja
bersama, dan tindakan yang diambil untuk mendukung
hak-hak tersebut
G4-HR5 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi
melakukan ekploitasi pekerja anak dn tindakan yang
diambil untuk berkontribusi dalam penghapusan pekerja
anak yang efektif
G4-HR6 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi
melakukan pekerja paksa atau wajib kerja dan tindakan
untuk berkontribusi dalam penghapusan segala bentuk
pekerja paksa atau wajib kerja
G4-HR7 Persentase petugas pengamanan yang dilatih dalam
kebijakan atau prosedur hak asasi manusia di organisasi
yang relevan dengan operasi
G4-HR8 Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak
masyarakat adat dan tindakan yang diambil
G4-HR9 Jumlah total dan persentase operasi yang telah melakukan
review atau asesmen dampak hak asasi manusia
G4- Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria
HR10 hak asasi manusia
G4- Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan
HR11 terhadap hak asasi manusia dalam rantai pasokan dan
tindakan yag diambil
G4- Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap hak asasi
HR12 manusia yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui
mekanisme pengaduan formal
Masyarakat G4-SO1 Persentase operasi dengan perlibatan masyarakat lokal,
Lokal asesmen dampak, dan program pengembangan yang
diterapkan

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


90

Lampiran 4. Indeks Pengungkapan Mandatory dan Voluntary


Kriteria Pengungkapan Voluntary (Lanjutan)

Kategori Kode Pengungkapan


G4-SO3 Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai terhadap
risiko terkait dengan korupsi dan risiko signifikan yang
teridentifikasi
G4-SO4 Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan
prosedur anti-korupsi
G4-SO5 Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil
G4-SO6 Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan
penerima/penerima manfaat
G4-SO7 Jumlah total tindakan hukum terkait anti persaingan, anti-
trust, serta praktik monopoli dan hasilnya
G4-SO9 Persentase negatif aktual dan potensial yang signifikan
terhadap masyarakat dalam rantai pasokan dan tindakan
yang diambil
G4-SO10 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan
terhadap masyarakat dalam rantai pasokan dan tindakan
yang diambil
G4-SO11 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat
yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui
mekanisme pengaduan resmi
Kesehatan G4-PR1 Persentase kategori produk dan jasa yang signifikan yang
dan dampaknya terhadap kesehatan dan keselamatan yang
Keselamatan dinilai untuk peningkatan
Pelanggan
G4-PR2 Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan
dan koda sukarela terkait dampak kesehatan dan
keselamatan dari produk dan jasa sepanjang daur hidup,
menurut jenis hasil
G4-PR3 Jenis informasi produk dan jasa yang diharuskan oleh
prosedur organisasi terkait dengan informasi dan pelabelan
produk dan jasa, serta ersentase kategori produk dan jasa
yang signifikan harus mengikuti persyaratan informasi
sejenis
G4-PR4 Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan
koda sukarela terkait dengan informasi dan pelabelan
produk dan jasa, menurut jenis hasil
G4-PR5 Hasil survey untuk mengukur kepuasan pelanggan
G4-PR6 Penilaian produk yang dilarang atau disengketakan
G4-PR7 Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan
koda sukarela tentang komunikasi pemasaran, termasuk
iklan, promosi, dan sponsor, menurut jenis hasil
G4-PR8 Jumlah total keluhan yang terbukti terkait dengan
pelanggan privasi pelanggan dan hilangnya data pelanggan

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


91

Lampiran 5. Hasil Pengujian Statistik Penelitian


Descriptive Statistic
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TDISC 279 .32 .65 .4616 .07696
NFM 279 .01 .34 .1349 .06767
FM 279 .09 .49 .3270 .06753
SIZE 279 1.58 19.28 11.6206 0.18674
AGE 279 4 96 36.60 16.773
OWN 279 .80 67.06 23.8459 14.37037
PBV 279 -4.32 53.59 2.5385 5.96707
PROF 279 .02 .55 .1828 .07597
LEV 279 .63 .76 .6935 .02111
BETA 279 .00 2.41 .9718 .55043
BETA_SDRT 279 .06 1.96 .9499 .41379
COE 279 .11 .45 .3959 .03480
Valid N (listwise) 279

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


92

Lampiran 5. Hasil Pengujian Statistik Penelitian


Multi Collinearity Model Penelitian 1

a
Coefficients

Correlations Collinearity Statistics

Model Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 SIZE .044 .010 .010 .874 1.145


AGE .044 .032 .032 .970 1.031
OWN .004 .001 .001 .995 1.005
PBV .025 .018 .018 .970 1.031
PROF .100 .087 .087 .879 1.137
LEV .037 .028 .028 .992 1.008
a. Dependent Variable: TDISC

a
Coefficients

Correlations Collinearity Statistics

Model Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 SIZE .037 .014 .048 .874 1.145


AGE .038 .025 .068 .970 1.031
OWN .036 .095 .066 .995 1.005
PBV .011 .084 .078 .970 1.031
PROF .116 .037 .029 .879 1.137
LEV .036 .032 .026 .992 1.008
a. Dependent Variable: NFM
a
Coefficients

Correlations Collinearity Statistics

Model Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 SIZE .075 .075 .012 .874 1.145


AGE .046 .033 .015 .970 1.031
OWN .034 .023 .011 .995 1.005
PBV .066 .063 .053 .970 1.031
PROF .076 .026 .052 .879 1.137
LEV .067 .062 .027 .992 1.008
a. Dependent Variable: FM

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


93

Lampiran 5. Hasil Pengujian Statistik Penelitian


Multi Collinearity Model Penelitian 2

a
Coefficients

Correlations Collinearity Statistics

Model Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 BETASDRT .046 .015 .012 .983 1.015


PBV .081 .037 .043 .916 1.092
LEV .007 .033 .056 .837 1.017
SIZE .073 .012 .081 .736 1.187
TDISC .063 .017 .012 .825 1.516
a. Dependent Variable: COE

a
Coefficients

Correlations Collinearity Statistics

Model Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 BETASDRT .047 .084 .032 .983 1.015


PBV .012 .053 .022 .916 1.092
LEV .065 .023 .065 .837 1.017
SIZE .072 .022 .089 .736 1.187
NFM .157 .023 .091 .973 1.763
FM .012 .021 .031 .671 1.615
a. Dependent Variable: COE

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


94

Lampiran 5. Hasil Pengujian Statistik Penelitian


Model Penelitian 1.3
Dependent Variable: FM?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 12/22/15 Time: 13.22
Sample: 2013 2014
Periods included: 2
Cross-sections included: 142
Total panel (unbalanced) observations: 279

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.13501 0.004511 -3.99294 0.0001


SIZE? 0.01148 0.006526 3.06042 0.0023
AGE? 0.00322 0.001226 3.25081 0.0341
OWN? -0.00488 0.004736 -1.02113 0.2241
PBV? 0.02327 0.001624 1.53879 0.1522
LEV? 0.05581 0.011811 0.48679 0.6114
PROF? 0.33059 0.099383 8.40656 0.0023

Effect Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.041633 0.3288
Idiosyncratic random 0.059461 0.6972

R-squared 0.166417 Mean dependent var 0.327015


Adjusted R-squared 0.154511 S.D. dependent var 0.067501
S.E. of regression 0.062334 Akaike info criterion -1.987154
Sum squared resid 4.421151 Schwarz criterion -1541411
Log likelihood 179.231 Hannan-Quinn criter. 1.716109
F-statistic 21.25431 Durbin-Watson stat 1.581171
Prob(F-statistic) 0.000000

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


95

Lampiran 5. Hasil Pengujian Statistik Penelitian


Model Penelitian 1.2

Dependent Variable: NFM?


Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 12/22/15 Time: 13:41
Sample: 2013 2014
Periods included: 2
Cross-sections included: 142
Total panel (unbalanced) observations: 279

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.07354 0.002525 -1.85882 0.0063


SIZE? 0.00475 0.001622 0.82732 0.0466
AGE? 0.00182 0.000175 1.03995 0.2926
OWN? 0.01177 0.004612 0.25517 0.7987
PBV? 0.00707 0.001211 3.12640 0.0001
LEV? -0.04256 0.034901 -0.42391 0.6153
PROF? 0.33067 0.034111 9.39805 0.0063

Effect Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.025415 0.0949
Idiosyncratic random 0.063514 0.9015

R-squared 0.135412 Mean dependent var 0.134915


Adjusted R-squared 0.124131 S.D. dependent var 0.067671
S.E. of regression 0.066153 Akaike info criterion -1.431462
Sum squared resid 4.565231 Schwarz criterion -1.109111
Log likelihood 143.154 Hannan-Quinn criter. 1.111922
F-statistic 17.31978 Durbin-Watson stat 1.951211
Prob(F-statistic) 0.000000

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.


Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.
96

Lampiran 5. Hasil Pengujian Statistik Penelitian


Model Penelitian 1.1
Dependent Variable: TDISC?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 12/22/15 Time: 13:51
Sample: 2013 2014
Periods included: 2
Cross-sections included: 142
Total panel (unbalanced) observations: 279

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.23043 0.004761 -3.24626 0.0000


SIZE? 0.01374 0.002253 2.38707 0.0005
AGE? 0.00336 0.007880 2.68773 0.0075
OWN? -0.01913 0.007816 -0.24477 0.8067
PBV? 0.00961 0.002322 2.78726 0.0114
LEV? 0.04592 0.061261 0.25595 0.7182
PROF? 0.62439 0.068334 10.15391 0.0298

Effect Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.04883 0.1922
Idiosyncratic random 0.10362 0.7671

R-squared 0.376516 Mean dependent var 0.461615


Adjusted R-squared 0.365154 S.D. dependent var 0.769601
S.E. of regression 0.451442 Akaike info criterion -1.744478
Sum squared resid 2.881771 Schwarz criterion -1.116128
Log likelihood 162.817 Hannan-Quinn criter. 1.953091
F-statistic 61.66413 Durbin-Watson stat 1.543221
Prob(F-statistic) 0.000000

Universitas Indonesia

Pengaruh penggunaan..., Kadek Dian Widiari, FEB UI, 2015.

Anda mungkin juga menyukai