TESIS
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
JAKARTA
JUNI 2015
TESIS
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
JAKARTA
JUNI 2015
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Akuntansi pada
Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Dr. Gede Harja Wasistha, CMA selaku Ketua Program Studi Magister
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia;
(2) Dr. Ludovicus Sensi W, CPA selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan tesis ini;
(3) Dewan Penguji tesis yang telah memberikan masukan dan koreksi agar
penulisan tesis ini menjadi lebih baik;
(4) pihak PT Pertamina (Persero) yang telah banyak membantu dalam usaha
memperoleh data yang saya perlukan;
(5) orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material
dan moral; dan
(6) sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan tesis ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
iv
Kata Kunci:
Metode ekuitas; PSAK 12; PSAK 66; pengaturan bersama; ventura bersama;
konsolidasi proporsional.
vi Universitas Indonesia
The objective of this study is to understand the accounting gap analysis on the
application of PSAK 66 when the joint arrangement is structured through a separate
vehicle, understand the transition provisions at the beginning of the earliest period of
the application of PSAK 66, and restated Consolidated Financial Statements as at
December 31, 2014. The method uses in this study is a case study, which focuses on
PSAK 66’s study of literature and Company's accounting manual. Further, this study
will involve a more detailed, systematic gap analysis of accounting, and the
transition provisions at the beginning of the earliest period of the application of
PSAK 66, and restated Pertamina’s Consolidated Financial Statements as at
December 31, 2014. The results show there were gaps in accounting for the
application of PSAK 66 when the joint arrangement is structured through a separate
vehicle, namely PT Nusantara Regas, PT Patra SK, PT Perta-Samtan Gas, dan PT
Perta Daya Gas but there is no tax accounting gap when changing from proportionate
consolidation to the equity method (one-line consolidation method). Restated
consolidated financial statements in accordance with PSAK 66 as of December 31,
2014, has lead to changes in financial ratios, i.e. the increase of the Company's
ability to generate earning after taxes, the decrease of the efficiency with which a
company is deploying its assets to generate sales, and the decrease of financing needs
from debt.
Keywords:
PSAK 12; PSAK 66; joint arrangement; joint venture; equity method; proportionate
consolidation.
ix Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
1 Universitas Indonesia
pendapatan, dan faktor perpajakan minyak dan gas bumi, serta faktor non keuangan
lain, seperti teknologi, sosial dan lingkungan, dan peraturan perundangan yang
berlaku. Pelaksanaan studi keekonomian proyek berdasarkan Production Sharing
Contract (PSC) yang disepakati antara Kontraktor dengan Pemerintah, pengaturan
kontraktual atau Joint Operating Agreement (JOA) antara para Kontraktor, Technical
Assistance Contract (TAC) atau kontrak bantuan teknik, Kontrak Enhanced Oil
Recovery, dan Badan Operasi Bersama (Joint Operating Body/JOB).
Pada periode tahun 2013, nilai investasi kegiatan eksplorasi di WK eksplorasi
sekitar US$1.38 miliar.
Sampai dengan akhir tahun 2013, terdapat nilai investasi Kontraktor KKS eksplorasi
sebesar US$7.20 miliar yang berpotensi tidak dapat dikembalikan kepada Kontraktor
KKS apabila tidak ditemukan cadangan yang dapat dikembangkan secara komersial.
Selain itu, terdapat investasi sebesar US$1,82 miliar untuk kegiatan eksplorasi pada
WK yang telah terminasi, sehingga terhadap nilai investasi tersebut tidak
dikembalikan kepada Kontraktor KKS. Kegagalan eksplorasi merupakan bagian dari
risiko investasi yang harus ditanggung oleh Kontraktor KKS dalam melakukan
kegiatan atau aktivitas di industri hulu migas (SKK Migas, 2013).
Sesuai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan eksplorasi di
industri hulu migas membutuhkan biaya investasi awal yang besar dan mengandung
risiko dan ketidakpastian yang tinggi. Perusahaan akan memilih perusahaan lain
secara selektif yang memiliki keunggulan di bidang permodalan dan teknologi
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
harus mencatat kepentingan aset bersih dalam perusahaan tersebut sebagai satu baris
dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif. Utang dan
liabilitas keuangan tidak dicatat dalam liabilitas investor. Metode one-line
consolidation atau metode ekuitas lebih berorientasi kreditur jika dibandingkan
dengan metode proportional consolidation (Kothovala, 2003).
Selanjutnya, Kothavala menemukan bahwa metode proportional
consolidation memiliki relevansi risiko yang lebih tinggi terhadap volatilitas harga,
yang mencerminkan spektrum yang lebih luas dari pengguna laporan keuangan.
Sedangkan metode ekuitas memiliki relevansi tinggi risiko terhadap peringkat
obligasi perusahaan (Kothovala, 2003).
Pertimbangan dalam menggunakan metode proportional consolidation
terletak pada asumsi yang tersedia dalam komponen laporan keuangan sehingga
memberikan tingkat prediksi profitabilitas yang lebih baik di masa depan, jika
dibandingkan dengan metode ekuitas (Graham et al., 2003).
Metode ekuitas atau one-line consolidation dapat melaporkan perusahaan
tanpa pinjaman (unlevered) dan perusahaan dengan pinjaman (levered) dalam
kelompok investasi yang sama. Selanjutnya, aset dan liabilitas serta pendapatan dan
biaya, dicatat dan disajikan lebih besar berdasarkan metode proportional
consolidation. Hal ini menjelaskan secara tidak langsung bahwa metode one-line
consolidation mencatat dan menyajikan aset dan liabilitas lebih kecil, sementara
saldo ekuitas dan laba rugi bersih adalah sama, baik menggunakan metode
proportional consolidation atau metode one-line consolidation (Graham et al.,
2003).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat nilai prediksi atas metode
proportional consolidation jika dibandingkan dengan metode one-line consolidation,
terhadap perusahaan patungan di Kanada. Analisis menunjukkan hubungan kuat
antara return on equity pemegang saham biasa dan rasio keuangan profit margin,
asset turnover, dan leverage ratio. Selain itu, terdapat hubungan kuat antara
komponen tahun berjalan dan tahun sebelumnya dari return on equity dan return
saham tahun berjalan. Korelasi terutama berkaitan dengan rasio profit margin,
sebagai akibat tidak dicatat dan disajikannya pendapatan perusahaan patungan ketika
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
a. dua atau lebih venturer terikat oleh suatu perjanjian kontraktual; dan
b. perjanjian kontraktual tersebut membentuk pengendalian bersama.
Berikut adalah bagan yang membedakan apakah suatu ventura bersama merupakan
kategori PBO, PBA, atau PBE:
Universitas Indonesia
Lebih lanjut, kriteria PBO, PBA, atau PBE dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
berkenaan dengan kepentingannya dalam pengaturan bersama, dan dalam kasus lain,
akan mengakibatkan entitas mengakui investasi.
IAS 31 menetapkan persyaratan akuntansi yang berbeda, bergantung pada
ada atau tidaknya entitas baru yang dibentuk. PBO dan PBA adalah perjanjian
bersama yang tidak mensyaratkan adanya pembentukan entitas baru atau struktur
keuangan baru yang terpisah dari para pihak. IAS 31 mensyaratkan para pihak dalam
pengaturan tersebut untuk mengakui aset, liabilitas, pendapatan, dan beban yang
timbul dari pengaturan. Ketika pengaturan dibentuk melalui entitas, IAS 31
mengklasifikasikannya sebagai PBE. Para pihak yang memiliki kepentingan dalam
PBE diberikan pilihan dalam pencatatan akuntansinya, yaitu konsolidasi
proporsional atau metode ekuitas. Adanya opsi metode konsolidasi proporsional dan
metode ekuitas akan menyebabkan transaksi serupa dicatat dengan metode yang
berbeda sehingga dapat menurunkan komparabilitas laporan keuangan. Oleh karena
itu pilihan metode konsolidasi proporsional dihapus. Meskipun demikian,
penghapusan konsolidasi proporsional tidak melarang entitas dalam pengaturan
bersama dari pengakuan aset dan liabilitas individu dan pendapatan serta biaya
terkait pada saat entitas memiliki hak dan kewajiban berdasarkan pengaturan
bersama.
IASB meyakini bahwa substansi ekonomi pengaturan bersama ditentukan
berdasarkan hak atas aset dan kewajiban terhadap liabilitas dalam menjalankan
aktivitas ekonomi yang tunduk pada pengaturan tersebut. Prinsip IFRS 11 adalah
akuntansi pengaturan bersama yang mengatur bahwa operator bersama yang
memiliki pengendalian bersama atas pengaturan, memiliki hak atas aset dan
kewajiban terhadap liabilitas terkait dengan pengaturan tersebut.
Berdasarkan pengamatan IASB, banyak responden yang menghubungkan
substansi ekonomi dengan ketentuan aktivitas relevan yang dilaksanakan melalui
pengaturan bersama, sangat berhubungan dengan aktivitas yang dilaksanakan oleh
entitas sendiri atau para pihak yang terlibat dalam mengoperasikan pengaturan
bersama. Para responden tersebut menjelaskan bahwa metode yang lebih
mencerminkan partisipasi dalam aktivitas relevan yang merupakan subjek
pengaturan bersama adalah konsolidasi proporsional.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
disetujui oleh para pihak dalam pengaturan kontraktual dan, jika relevan, fakta dan
keadaan lain.
PSAK 66 menjelaskan prinsip dasar perubahan penting dalam akuntansi
pengaturan bersama. Pertama, struktur dan bentuk hukum pengaturan bukan faktor
utama dalam mengklasifikasikan pengaturan bersama. Manajemen menentukan
klasifikasi pengaturan bersama dengan mempertimbangkan hak dan kewajibannya
yang timbul dari pengaturan tersebut. Kedua, PSAK 66 menghilangkan pilihan
akuntansi konsolidasi proporsional untuk Ventura Bersama.
Pengaturan bersama adalah pengaturan yang dua atau lebih pihak memiliki
pengendalian bersama. Pengendalian bersama merupakan persetujuan kontraktual
untuk berbagi pengendalian atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan
mengenai aktivitas relevan mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat dari seluruh
pihak yang berbagi pengendalian.
Karakteristik umum pengaturan bersama sebagai berikut:
a. Para pihak terikat oleh suatu pengaturan kontraktual.
b. Pengaturan kontraktual memberikan pengendalian bersama kepada dua atau lebih
pihak dalam pengaturan tersebut.
PSAK 66 mengatur mengenai dua jenis pengaturan bersama, yaitu:
a. Operasi Bersama (Joint Operation), dan
b. Ventura Bersama (Joint Venture).
Tabel berikut ini membandingkan persyaratan umum dalam pengaturan
kontraktual antara para pihak dalam operasi bersama dan persyaratan umum dalam
pengaturan kontraktual antara para pihak dalam ventura bersama. Contoh persyaratan
kontraktual yang disediakan dalam tabel berikut ini tidak mendalam.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
akan menerapkan setiap peraturan/prosedur dan lainnya. Bila salah satu pihak
memiliki hak melebihi hak pihak lainnya maka hal ini mengindikasikan tidak
terdapatnya pengendalian bersama.
b. Ketentuan dalam perjanjian pemegang saham. Jika terdapat pasal dalam
perjanjian pemegang saham atau perjanjian lain yang memberikan tambahan hak
kepada salah satu pihak, maka ini hal ini mengindikasikan tidak terdapatnya
pengendalian bersama.
c. Penyelesaian perselisihan antar pihak. Bila terdapat pengendalian bersama, maka
prosedur penyelesaian perselisihan harus netral dan tidak menguntungkan salah
satu pihak. Contohnya: penyelesaian perselisihan dengan menggunakan pihak
arbitrase independen (independent arbitrator).
d. Kebijakan terminasi/penghentian perjanjian. Mempertimbangkan bagaimana
penghentian perjanjian dilaksanakan dan apakah terdapat salah satu pihak yang
mendapat keuntungan. Bila salah satu pihak diuntungkan dalam kebijakan
terminasi maka hal ini mengindikasikan tidak terdapatnya pengendalian
bersama.
e. Transaksi setelah perjanjian, seperti pengalihan bagian partisipasi dalam
perjanjian kepada pihak lain.
f. Struktur organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan perjanjian;
mempertimbangkan tugas dan tanggung jawab dari pemegang saham, executive
board dan steering committees.
g. Ketentuan dalam pembagian hasil untuk setiap pihak yang terlibat dalam
perjanjian. Contoh dalam pengendalian bersama, setiap pihak mungkin akan
mendapatkan pembagian hasil sebesar 50:50 dalam aktiva bersih pengendalian
bersama. Namun, meskipun pembagian hasil atas aktiva bersih tidak merata
antara para pihak, hal ini tidak serta merta menjadi indikasi bahwa tidak ada
pengendalian bersama.
Seluruh dasar pertimbangan tersebut tidak wajib dipenuhi agar suatu perjanjian dapat
dikatakan memiliki indikasi pengendalian bersama.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
penurunan nilai dan mengakui setiap rugi penurunan nilai sebagai penyesuaian
terhadap saldo laba pada awal periode sajian paling awal. Setelah pengakuan
awal, entitas mencatat investasinya dalam ventura bersama menggunakan
metode ekuitas.
b. Ketentuan Transisi dari Metode Ekuitas ke Pencatatan untuk Aset dan Liabilitas.
Ketika berubah dari metode ekuitas ke pencatatan untuk aset dan liabilitas
berkenaan dengan kepentingannya dalam operasi bersama, entitas pada awal
periode sajian paling awal, menghentikan pengakuan investasi yang sebelumnya
dicatat menggunakan metode ekuitas dan item lain apapun yang menjadi bagian
investasi neto entitas dalam pengaturan sesuai dengan Pedoman Akuntansi
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, dan mengakui bagiannya
atas setiap aset dan liabilitas berkenaan dengan kepentingannya dalam operasi
bersama, termasuk goodwill apapun yang mungkin telah menjadi bagian dari
jumlah tercatat investasi.
Entitas menentukan kepentingannya atas aset dan liabilitas yang terkait dengan
operasi bersama berdasarkan hak dan kewajibannya dalam proporsi yang
ditentukan sesuai dengan pengaturan kontraktual. Entitas mengukur jumlah
tercatat awal aset dan liabilitas dengan memisahkan aset dan liabilitas dari
jumlah tercatat investasi pada awal periode sajian paling awal berdasarkan
informasi yang digunakan oleh entitas dalam menerapkan metode ekuitas.
Setiap perbedaan yang timbul dari investasi yang sebelumnya dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas bersama item lainnya yang merupakan bagian dari
investasi neto entitas dalam pengaturan sesuai dengan Pedoman Akuntansi
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, dan jumlah neto atas aset
dan liabilitas, mencakup goodwill apapun, diakui dengan:
i. Saling hapus goodwill apapun yang terkait investasi dengan perbedaan
apapun yang tersisa disesuaikan terhadap saldo laba pada awal periode sajian
paling awal, jika jumlah neto aset dan liabilitas, mencakup goodwill apapun,
yang diakui lebih tinggi daripada investasi (dan item lainnya yang menjadi
bagian dari investasi neto entitas) dihentikan pengakuannya.
Universitas Indonesia
ii. Menyesuaikan saldo laba pada awal sajian paling awal, jika jumlah neto aset
dan liabilitas, termasuk setiap goodwill, yang diakui lebih rendah daripada
investasi (dan item lainnya yang merupakan bagian dari investasi neto entitas)
dihentikan pengakuannya.
Entitas yang berubah dari metode ekuitas menjadi pencatatan untuk aset dan
liabilitas harus membuat rekonsiliasi antara investasi yang dihentikan
pengakuannya dan aset dan liabilitas yang diakui, bersama dengan perbedaan
apapun yang tersisa yang disesuaikan terhadap saldo laba, pada awal periode
sajian paling awal.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
atau liabilitas pajak tangguhan diakui. Pajak tangguhan tersebut dibebankan atau
dikreditkan dalam laba rugi.
Investor pada entitas asosiasi tidak mengendalikan entitas tersebut dan
biasanya tidak dalam posisi menentukan kebijakan dividennya. Oleh karena itu,
dalam kondisi tanpa kesepakatan yang menetapkan bahwa laba entitas asosiasi tidak
akan didistribusikan di masa depan yang dapat diperkirakan, investor mengakui
liabilitas pajak tangguhan yang ditimbulkan dari perbedaan temporer kena pajak
yang terkait dengan investasi pada entitas asosiasi. Dalam beberapa kasus, investor
mungkin tidak mampu menentukan jumlah pajak terutang jika entiutas memulihkan
biaya investasinya pada perusahaan asosiasi, tetapi dapat menentukan bahwa biaya
investasi tersebut setara atau melebihi suatu jumlah minimum. Dalam kasus tersebut,
liabilitas pajak tangguhan diukur pada jumlah ini.
Perjanjian antar para pihak untuk ventura bersama biasanya menyangkut
pembagian laba dan mengatur apakah keputusan atas masalah tersebut meminta
persetujuan dari semua venturer atau mayoritas venturer tertentu. Jika venturer dapat
mengendalikan pembagian laba dan kemungkinan besar bahwa laba tidak akan
didistribusikan di masa depan yang dapat diperkirakan, maka liabilitas pajak
tangguhan tidak diakui.
Entitas mengakui aset pajak tangguhan untuk semua perbedaan temporer
dapat dikurangkan yang timbul dari investasi pada entitas anak, cabang, dan entitas
asosiasi, serta bagian partisipasi dalam ventura bersama sepanjang dan hanya
sepanjang, kemungkinan besar terjadi:
a. Perbedaan temporer akan dibalik di masa depan yang dapat diperkirakan; dan
b. Laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang memadai sehingga perbedaan
temporer dapat dimanfatkan.
Dalam memutuskan apakah aset pajak tangguhan diakui atas perbedaan
temporer dapat dikurangkan terkait dengan investasi pada entitas anak, cabang dan
entitas asosiasi serta bagian pertisipasi dalam ventura bersama maka entitas
mempertimbangkan panduan yang diatur dalam pedoman akuntansi ini.
Universitas Indonesia
3.1 Pendahuluan
Bisnis hulu migas memiliki karakter padat modal, padat teknologi dan
berisiko tinggi. Biaya tersebut sebagian besar dikeluarkan sebelum terbukti adanya
sumber daya migas. Selain penghasil penerimaan negara, sektor migas juga
memasok energi dan menggerakkan roda perekonomian dengan menggandeng dan
mengembangkan sektor lain yang menunjang kegiatan hulu migas. Kegiatan ini
membutuhkan proses panjang dan menantang baik dari sisi teknis maupun nonteknis,
misalnya aspek hokum, keamanan dan sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu,
perusahaan migas seperti PT Pertamina (Persero) membutuhkan partner atau investor
untuk terikat dalam pengaturan kontraktual sehingga dapat membagi risiko dan
capital investment dalam eksplorasi dan produksi migas.
Industri migas terkena dampak signifikan atas penerapan IAS 31 Interests in
Joint Ventures dan IFRS 11 Joint Arrangement. Operator bersama mencatat
bagiannya dalam operasi bersama atas aset dan liabilitas serta pendapatan dan biaya
berkenaan dengan kepentingannya dalam operasi bersama. Sesuai dengan tingginya
risiko dan kompleksitas operasi migas, entitas yang merupakan pihak dalam
pengaturan bersama dapat membentuk badan hukum sendiri. Jika venturer bersama
atau operator bersama mempunyai tujuan untuk memberikan ruang cukup dalam
penambahan fasilitas pinjaman atau kredit, venturer bersama mencatat bagiannya
atas aset neto ventura bersama dengan menggunakan metode one-line consolidation
atau metode ekuitas (PwC, 2014).
penuh dengan sengketa, banyak perusahaan kecil saling berebut untuk menguasai
ladang-ladang tersebut, misalnya di Sumatera Utara.
Untuk meredamnya, Pemerintah menyerahkan penguasaan ladang-ladang itu
kepada Angkatan Darat, yang kemudian mendirikan PT Eksploitasi Tambang
Minyak Sumatera Utara. Perusahaan ini kemudian berubah nama menjadi PT
Perusahaan Minyak Nasional, disingkat PERMINA pada 10 Desember 1957. Pada
tahun 1960, PT PERMINA direstrukturisasi menjadi PN PERMINA sebagai tindak
lanjut dari kebijakan Pemerintah, bahwa pihak yang berhak melakukan eksplorasi
minyak dan gas di Indonesia adalah negara. Melalui satu Peraturan Pemerintah yang
dikeluarkan Presiden pada 20 Agustus 1968, PN PERMINA yang bergerak di bidang
produksi digabung dengan PN PERTAMIN yang bergerak di bidang pemasaran guna
menyatukan tenaga, modal dan sumber daya yang kala itu sangat terbatas.
Perusahaan gabungan tersebut dinamakan PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Nasional (Pertamina).
Untuk memperkokoh perusahaan yang masih muda ini, Pemerintah
menerbitkan Undang-Undang No. 8 tahun 1971, yang mengatur peran Pertamina
sebagai satusatunya perusahaan milik negara yang ditugaskan melaksanakan
pengusahaan migas mulai dari mengelola dan menghasilkan migas dari ladang-
ladang minyak di seluruh wilayah Indonesia, mengolahnya menjadi berbagai produk
dan menyediakan serta melayani kebutuhan bahan bakar minyak & gas di seluruh
Indonesia. Seiring dengan waktu, menghadapi dinamika perubahan di industri
minyak dan gas nasional maupun global, Pemerintah menerapkan Undang-Undang
No. 22/2001. Paska penerapan tersebut, Pertamina memiliki kedudukan yang sama
dengan perusahaan minyak lainnya. Penyelenggaraan kegiatan bisnis PSO tersebut
akan diserahkan kepada mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat, dan
transparan dengan penetapan harga sesuai yang berlaku di pasar.
Pada 17 September 2003, Pertamina berubah bentuk menjadi PT Pertamina
(Persero) berdasarkan PP No. 31/2003. UndangUndang tersebut antara lain juga
mengharuskan pemisahan antara kegiatan usaha migas di sisi hilir dan hulu. Pada 10
Desember 2005, sebagai bagian dari upaya menghadapi persaingan bisnis, PT
Pertamina (Persero) mengubah logo dari lambang kuda laut menjadi anak panah
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
pengangkutan gas bumi melalui pipa dari suatu tempat ke tempat lain untuk
tujuan komersial.
f. melaksanakan kegiatan penyimpanan yang meliputi kegiatan penerimaan,
pengumpulan, penampungan dan pengeluaran Minyak Bumi, Bahan Bakar
Minyak, Bahan Bakar Gas dan/atau di bawah permukaan tanah dan/atau
permukaan air untuk tujuan komersial.
g. melaksanakan kegiatan niaga yang meliputi kegiatan pembelian, penjualan,
ekspor, impor minyak bumi, Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas dan/atau
hasil/produk lainnya, penyaluran gas bumi melalui pipa termasuk niaga energi
listrik yang dihasilkan Perseroan.
h. melaksanakan kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi dan niaga energi
baru dan terbarukan (new and renewable energy) antara lain Gas Metana
Batubara (GMB), Batubara Tercairkan (Liquefied Coal), Batubara Tergaskan
(Gasified Coal), Shale Gas, Shale Oil, Bio Fuel, Energi Surya (Solar), Energi
Angin, dan Biomass.
Selain kegiatan usaha utama sebagaimana dimaksud, Perseroan dapat melakukan
kegiatan usaha penunjang dalam rangka:
a. optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan, antara lain:
i. Sumber Daya Manusia
ii. Aset bergerak dan tidak bergerak
iii. Pendayagunaan fasilitas
b. melaksanakan kegiatan usaha lain yang menunjang dan terkait dengan usaha
utama Perseroan.
Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi
pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan Perusahaan. Keenam tata nilai
perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut:
a. Clean. Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman
pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
b. Confident. Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor
dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
3.7.1 PT Patra SK
Dalam laporan keuangan periode 31 Desember 2010, Patra Niaga memiliki
penyertaan saham sebesar 35% dan SK Lubricants memiliki penyertaan saham
sebesar 65% di PT Patra SK.
Universitas Indonesia
No Topik Penjelasan
1 Article 4 - Board of • The ordinary and usual affairs of NewCo shall be managed
Directors of by a Board of Directors comprised of three (3) members
NewCO consisting of the President Director, the Vice-President
Director, and one (I) Director.
• The President Director shall be appointed from candidates
nominated by Patra Niaga for so long as Patra Niaga holds
at least ten percent (10%) of the Shares.
• Two (2) Directors shall be appointed from candidates
nominated by SKEA, for so long as SKEA holds at least
eighteen percent ( 18%) of the Shares, one of whom shall be
elected to be the Vice President Director and the Chief
Financial Officer of NewCo and one of whom shall be
elected to be the Chief Operation Officer of NewCo.
• One (1) Director shall be appointed from candidates
nominated by SKEA for so long as SKEA holds at least ten
percent (10%) of the Shares but less than eighteen percent
(18%) of the Shares, who shall be elected to be the Vice
President Director and the Chief Financial Officer of
NewCo.
• A resolution of the Board of Directors shall be validly passed
in the case of each of the following if assented to by all
Directors present or represented in the meeting: approving
any long and short term project plan and financial plan;
preparing the Business Plan and Budget and any amendment
thereto; approving the entering into, terminating, or
amending of any of the Project Agreements that NewCo;
approving the adoption or abolishment of or amendment to
the internal rules of NewCo; and approving the appointment
or replacement of outside legal counsel.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2013, kilang PSG telah memasuki tanggal operasi komersial. Periode pre-
commissioning dan commissioning, PSG telah melakukan pengiriman LPG sebesar
8.602 MT dan Kondensat ke PT Pertamina EP sebesar 48.074 bbl.
Dengan konten LPG saat ini dalam feed gas sebesar 3,22% mol C3 dan
1,45% mol C4 dibandingkan dengan desain awal (3,39% mol C3 dan 1,48% mol
C4), maka kapasitas maksimum kilang PSG hanya mampu memproduksi 675
MT/hari. Saat ini feed gas yang dapat diserap oleh kilang PSG mencapai 220230
mmscfd yang memproduksi LPG sebesar 607 MT/hari dan kondensat sebesar 1.980
bbl/hari yang berarti masih beroperasi pada 90% dari kapasitas desain.
Sejak dimulainya operasi komersial tanggal 1 Mei 2013 hingga 31 Desember
2013, kilang PSG telah memproduksi LPG sebesar 115.752 MT dan Kondensat
sebesar 395.628 bbl. Pengiriman LPG ke PT Pertamina (Persero) sebesar 115.273
MT dan Kondensat ke PT Pertamina EP sebesar 389.794 bbl.
PSG mengembangkan usaha pengolahan gas dengan membangun kilang
pengolahan gas di Sumatera Selatan. Lokasi kilang pengolahan gas terletak di
Prabumulih untuk Kilang Ekstraksi NGL dan di Sungai Gerong (Area Refinery Unit
III Pertamina) untuk Kilang Fraksinasi yang keduanya dihubungkan dengan pipa
NGL sepanjang 90 kilometer. Kapasitas kilang mampu mengolah gas sebesar 250
MMSCFD yang disuplai selama 15 tahun oleh PT Pertamina EP serta menghasilkan
LPG 710 MTon/hari.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
dan 2) dua direktur ditunjuk oleh PTTEP dengan salah satunya berkedudukan di
Belanda (article 5.1).
i. Tunduk kepada Anggaran Dasar, suatu dokumen harus secara valid dieksekusi
oleh Natuna 2 B.V. hanya jika ditandatangani oleh kedua direktur yang ditunjuk
oleh PHE OG dan kedua direktur yang ditunjuk oleh PTTEP (article 5.2).
j. Kuorum (jumlah minimum anggota yang harus hadir dalam rapat untuk
pengesahan keputusan) untuk rapat Dewan Direksi harus terdiri dari dua
direktur, yang terdiri dari satu direktur yang ditunjuk oleh PHE OG dan satu
direktur yang ditunjuk oleh PTTEP (article 5.3.5).
Dari tabel analisis di atas, kriteria ventura bersama dan pengendalian bersama
telah terpenuhi, sehingga pembelian 50% saham Natuna 2 B.V. oleh PHE OG
perlakuan akuntansi pengakuan, pengukuran, dan penyajian sesuai dengan PSAK 12.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Nusantara Regas (“NR”) pada tanggal 14 April 2010 di Jakarta dengan komposisi
kepemilikan saham Pertamina sebesar 60% dan PGN sebesar 40%. PLN hanya akan
menjadi konsumen utama Gas dari PT Nusantara Regas. Semula direncanakan
pembangunan Land Based LNG Receiving Terminal, namun setelah melakukan
kajian yang mendalam, khususnya soal target waktu penyelesaian, diambil
kesimpulan bahwa pembangunan Floating Storage & Regasification Unit (FSRU)
lebih menguntungkan dibandingkan dengan Land Based LNG Receiving Terminal.
Kegiatan Usaha
Liquefied Natural Gas (LNG) merupakan salah satu cara penyediaan Gas
sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Gas bumi hasil regasifikasi LNG (“Gas”) ini
merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan, bersih, tidak berbau, dan mudah
dikelola. Pemanfaatan LNG dapat membantu pemerintah untuk mengurangi subsidi
penyediaan listrik bagi masyarakat. Tujuan pendirian Perseroan ini adalah untuk
melaksanakan pengelolaan, pengoperasian, dan pengembangan fasilitas FSRU,
pembelian LNG, dan pemasaran Gas di fasilitas FSRU. Selain itu, Perseroan juga
memiliki potensi-potensi untuk melakukan pengembangan bisnis terkait lainnya
sehingga dapat mengoptimalkan profit dan nilai Perseroan di mata Pemegang Saham.
Selama ini, kebutuhan gas untuk Muara Karang, Priok, dan Muara Tawar
dipenuhi oleh PHE ONWJ dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk.
menggunakan gas dari sumur gas. Namun, pasokan gas bumi tersebut belum dapat
memenuhi kebutuhan PLN. Untuk itu, dibutuhkan pasokan gas bumi tambahan yang
berasal dari hasil regasifikasi LNG. Tugas utama NR adalah untuk memasok
kebutuhan Gas untuk ketiga lokasi pembangkitan tersebut di atas.
Gas dapat digunakan oleh pembangkit PLN untuk memikul beban dasar dan
beban puncak terjadi antara pukul 06.00 sampai dengan pukul 23.00 WIB untuk
sistem kelistrikan PLN Jakarta dan sekitarnya serta PLN Jawa-Madura-Bali.
Kenaikan beban dari off peak ke peak load terjadi dalam waktu sangat pendek,
sehingga dengan menggunakan Gas untuk bahan bakar Pusat Listrik Tenaga Gas
(PLTG) dan/ atau Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap pada ketiga pembangkit PLN
tersebut, kenaikan beban yang relatif sangat cepat dapat diatasi.
Universitas Indonesia
LNG merupakan gas bumi dalam bentuk cair dan memiliki perbandingan
volume antara cair dan gas sebesar 1:600. Sampai dengan tahun 2022, Perseroan
telah mendapatkan alokasi LNG sebanyak 11,03 juta ton dari Unit Pengolahan LNG
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur. Mengingat jarak antara Bontang
dengan FSRU sepanjang lebih dari 1.000 kilometer, berdasarkan rule of thumb, moda
transportasi gas bumi dalam bentuk LNG, dengan menggunakan kapal pengangkut
LNG lebih kompetitif dibandingkan dengan menggunakan pipa bawah laut.
Pengangkutan LNG dari Bontang menuju FSRU Nusantara Regas Satu
menggunakan kapal LNG ditempuh dalam waktu kurang lebih 3 hari. Dalam
sebulan, pengiriman kargo LNG dilakukan sebanyak 2-3 kali. Perseroan telah
menyewa kapal pengangkut LNG dengan kapasitas 125.000 m3 bernama Aquarius
milik PT Hanochem Shipping mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2022.
LNG disimpan dalam 6 (enam) tangki LNG berbentuk bulat dengan total
kapasitas tangki sebesar 125.000 m3 dan untuk memproses LNG menjadi gas
dilakukan dengan menggunakan fasilitas regasifikasi pada FSRU. Fasilitas
regasifikasi pada FSRU terdiri dari 3 modul berkapasitas masing-masing 250
MMSCFD, 2 unit operasi, 1 unit standby. FSRU merupakan modifikasi dari kapal
pengangkut LNG, dimiliki dan dioperasikan oleh Gollar LNG Energy Limited.
FSRU tersebut memiliki kemampuan regasifikasi LNG sampai dengan 500
MMSCFD. Fasilitas mooring dolphin dibuat sebagai tempat tambat FSRU untuk
menjaga FSRU berada pada posisi stabil, pada lokasi yang telah direncanakan.
Gas disalurkan melalui jaringan pipa bawah laut berdiameter 24 inch
sepanjang kurang lebih 15 kilometer dari FSRU menuju Onshore Receiving
Facitilies (ORF). Jaringan pipa bawah laut ini menghubungkan FSRU di Teluk
Jakarta dengan Muara Karang, di mana terdapat fasilitas penerima Gas.
Universitas Indonesia
Dasar NR dan Perjanjian Pemegang Saham Joint Venture LNG Receiving Terminal,
dengan hasil analisis dapat dilihat dalam tabel berikut:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan digunakan dengan cara yang
ditentukan oleh rapat tersebut.”
Hal ini juga diatur dalam Article 8 Appropriation of Profits of Newco (Joint
Venture Agreement), Ayat 8.1, berbunyi: “A meeting of the Board of Directors
may issue a proposal to the Annual General Meeting of Shareholders relating to
the appropriation of net earnings of NewCo as shown in its financial statements
as ratified by the Annual General Meeting of Shareholders. Any such proposal
may state the amount of undistributed earnings to be used as a reserve and the
amount of profits to be distributed as dividends to the Shareholders.”
6. Apakah jenis pengaturan bersama? Jenis pengaturan bersamanya adalah Joint
Venture Entity.
Berdasarkan analisis di atas, maka PT Pertamina Patra Niaga sebagai pihak
yang berpartisipasi dalam ventura bersama, tidak memiliki pengendalian bersama
atas output atau kapasitas (hak kepada seluruh manfaat ekonomi yang substansial
atas aset) yang dimiliki oleh Patra SK, maka dalam hal ini PT Pertamina Patra Niaga
mencatat kepentingannya dengan menggunakan metode ekuitas sesuai dengan PSAK
15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
hokum atau Anggaran Dasar ini akan dibagi menurut cara penggunaannya yang
ditentukan oleh Rapat tersebut.
e. Apakah para pihak mengakui bagiannya atas output atau kapasitas (hak kepada
seluruh manfaat ekonomi yang substansial atas aset) yang dimiliki dalam
separate vehicle)?
Tidak. Para pihak mengakui bagiannya atas aset neto sesuai Pasal 23
Penggunaan Laba, ayat (1) berbunyi: “Laba bersih Perseroan dalam satu tahun
buku seperti yang tercantum dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah
disahkan oleh Rapat Umum Pegang Saham Tahunan, setelah dikurangi
pengurangan untuk dana cadangan yang diwajibkan oleh hokum atau Anggaran
Dasar ini akan dibagi menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh Rapat
tersebut.”
f. Apakah jenis pengaturan bersama? Jenis pengaturan bersamanya adalah Joint
Venture Entity.
Berdasarkan analisis di atas, maka PT Pertamina Gas sebagai pihak yang
berpartisipasi dalam ventura bersama, tidak memiliki pengendalian bersama atas
output atau kapasitas (hak kepada seluruh manfaat ekonomi yang substansial atas
aset) yang dimiliki oleh PSG, maka dalam hal ini PT Pertamina Gas mencatat
kepentingannya dengan menggunakan metode ekuitas sesuai dengan PSAK 15:
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
berbunyi: “Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum
dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan oleh RUPS tahunan
dan merupakan saldo laba yang positif, dibagi menurut cara penggunaannya
yang ditentukan oleh RUPS tersebut.”
e. Apakah para pihak mengakui bagiannya atas output atau kapasitas (hak kepada
seluruh manfaat ekonomi yang substansial atas aset) yang dimiliki dalam
separate vehicle)?
Tidak. Para pihak berhak atas aset neto pengaturan bersama, sesuai Akta
Pendirian Perusahaan, Pasal 18 Penggunaan Laba dan Pembagian Dividen, ayat
(1) berbunyi: “Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum
dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan oleh RUPS tahunan
dan merupakan saldo laba yang positif, dibagi menurut cara penggunaannya
yang ditentukan oleh RUPS tersebut.”
f. Apakah jenis pengaturan bersama? Jenis pengaturan bersamanya adalah Joint
Venture Entity.
Berdasarkan analisis di atas, maka PT Pertamina Gas sebagai pihak yang
berpartisipasi dalam ventura bersama, tidak memiliki pengendalian bersama atas
output atau kapasitas (hak kepada seluruh manfaat ekonomi yang substansial atas
aset) yang dimiliki oleh PDG, maka dalam hal ini PT Pertamina Gas mencatat
kepentingannya dengan menggunakan metode ekuitas sesuai dengan PSAK 15:
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
identical terms (including price), and to provide that any cost arising from
export of oil and/or condensate will be borne by the corresponding Shareholder
taking such oil and/or condensate; and
3.2.2 in the event of over/under lifting of oil and/or condensate, this shall be
settled between the Shareholders and JOC in cash within ten (10) Business Days
after the Financial Quarterly Report is approved by SKK Miga”s.
f. Apakah jenis pengaturan bersama?
Jenis pengaturan bersamanya adalah Joint Operation.
yang mewakili 100% (seratus persen) (anonymous) bagian dari iumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetuiui oleh
100% (seratus persen) (anonymous), untuk mengambil keputusan atas aktivitas
relevan Perusahaan”, serta Pasal 6 Rapat Umum Pemegang Saham - Perjanjian
Pemegang Saham Joint Venture LNG Receiving Terminal No. 07/C00000/2010-
S0, 4 Februari 2010.
c. Apakah keputusan mengenai aktivitas relevan mensyaratkan persetujuan dengan
suara bulat dari para pihak yang mengendalikan secara kolektif?
Ya. Sesuai Pasal 10 Kuorum, Hak Suara dan Keputusan RUPS, ayat (1)
berbunyi: “Sepanjang tidak diatur lain dalam Anggaran Dasar ini, kuorum
kehadiran dan keputusan RUPS terhadap hal-hal yang harus diputuskan dalam
RUPS, dilakukan dengan mengikuti ketentuan dihadiri oleh pemegang saham
yang mewakili 100% (seratus persen) (anonymous) bagian dari iumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetuiui oleh
100% (seratus persen) (anonymous), untuk mengambil keputusan atas aktivitas
relevan Perusahaan”, serta Pasal 6 Rapat Umum Pemegang Saham - Perjanjian
Pemegang Saham Joint Venture LNG Receiving Terminal No. 07/C00000/2010-
S0, 4 Februari 2010.
d. Apakah perjanjian kontraktual menentukan bahwa para pihak memiliki hak atas
1) aset dan kewajiban atas liabilitas dalam aktivitas normal bisnis, atau 2) aset
neto atas PB tersebut?
Para pihak berhak atas aset neto pengaturan bersama, sesuai Akta Pendirian
Perusahaan, Pasal 18 Penggunaan Laba dan Pembagian Dividen, ayat (1)
berbunyi: “Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum
dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan oleh RUPS tahunan
dan merupakan saldo laba yang positif, dibagi menurut cara penggunaannya
yang ditentukan oleh RUPS tersebut”, serta Pasal 8 Penggunaan Laba
Perusahaan - Perjanjian Pemegang Saham Joint Venture LNG Receiving
Terminal No. 07/C00000/2010-S0, 4 Februari 2010.
Universitas Indonesia
e. Apakah para pihak mengakui bagiannya atas output atau kapasitas (hak kepada
seluruh manfaat ekonomi yang substansial atas aset) yang dimiliki dalam
separate vehicle)?
Tidak. Para pihak berhak atas aset neto pengaturan bersama, sesuai Akta
Pendirian Perusahaan, Pasal 18 Penggunaan Laba dan Pembagian Dividen, ayat
(1) berbunyi: “Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum
dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan oleh RUPS tahunan
dan merupakan saldo laba yang positif, dibagi menurut cara penggunaannya
yang ditentukan oleh RUPS tersebut.”
f. Apakah jenis pengaturan bersama? Jenis pengaturan bersamanya adalah Joint
Venture Entity.
Berdasarkan analisis di atas, maka Perusahaan sebagai pihak yang
berpartisipasi dalam ventura bersama, tidak memiliki pengendalian bersama atas
output atau kapasitas (hak kepada seluruh manfaat ekonomi yang substansial atas
aset) yang dimiliki oleh NR, maka dalam hal ini Perusahaan mencatat
kepentingannya dengan menggunakan metode ekuitas sesuai dengan PSAK 15:
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
Kesenjangan akuntansi atas penerapan PSAK 66 yang mengadopsi
pengaturan dalam IFRS 11 per 1 Januari 2013, yang berlaku efektif 1 Januari 2015,
adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Uraian ($000)
Piutang usaha 430
Persediaan 120
Aset Tetap 100
Utang usaha (140)
Utang jangka panjang (150)
360
Universitas Indonesia
Asumsi I:
Nilai tercatat investasi pada 01 Januari 2014 sebesar $300,000,-. Nilai investasi
tersebut sudah termasuk goodwill sebesar $100,000.
Dalam kasus ini, tidak ada goodwill yang diakui dalam periode transisi karena net
aset yang harus diakui ($360,000) melebihi nilai tercatat investasi ($300,000). Selisih
antara net aset yang harus diakui ($360,000) dan net aset dicatat sebelumnya
($200,000) dikreditkan ke Saldo Laba. Berikut jurnal yang dibukukan (tidak
termasuk dampak perpajakannya):
Asumsi II:
Nilai tercatat investasi pada 01 Januari 2014 sebesar $500,000,-. Nilai investasi
tersebut sudah termasuk goodwill sebesar $100,000. Dalam contoh ini, goodwill
diakui sebesar $100,00 dan net aset yang dicatat sebelumnya ($400,000) didebit ke
Saldo Laba. Berikut jurnal yang dibukukan (tidak termasuk dampak perpajakannya):
Universitas Indonesia
Contoh penerapan PSAK 46 atas Bagian Pertisipasi dalam Ventura Bersama sebagai
berikut:
Perusahaan memiliki kepentingan sebesar 40% pada PT DEF. Setiap tahun, PT ABC
memiliki kebijakan untuk mendistribusikan dividen, namun tanpa perjanjian
pemegang saham. Pada akhir periode pelaporan, jumlah tercatat investasi di PT DEF
adalah Rp1.500,- sedangkan dasar pengenaan pajaknya adalah Rp1.000. Tarif pajak
atas dividen 10% dan tarif pajak atas capital gain 40%. Berdasarkan kondisi di atas,
maka Perusahaan akan mengakui liabilitas pajak tangguhan dalam laporan keuangan
sebagai berikut:
a. Jika Perusahaan mampu mengendalikan waktu pembalikan perbedaan temporer
tersebut, dan kemungkinan besar tidak akan membaliknya di masa depan yang
dapat diperkirakan, maka liabilitas pajak tangguhan adalah nol.
b. Jika pembalikan perbedaan temporer di masa depan akan dilakukan melalui
dividen, maka liabilitas pajak tangguhan adalah Rp50 (Rp500 x 10%).
Dr Deferred Tax Expense 50
Cr Deferred Tax Liabilities 50
c. Jika pembalikan perbedaan temporer di masa depan akan dilakukan melalui
penjualan, maka liabilitas pajak tangguhan adalah Rp200 (Rp500 x 40%).
Dr Deferred Tax Expense 200
Cr Deferred Tax Liabilities 200
Universitas Indonesia
Jurnal Penyajian
Sebelum Penyajian Sesudah Penyajian
Kembali
Kembali Kembali
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 3,809,454,022 (170,739,545) 3,638,714,477
Dana yang dibatasi penggunaannya 241,576,438 - 241,576,438
Investasi jangka pendek 143,920,482 - 143,920,482
Piutang usaha 3,398,430,082 (9,619,383) 3,388,810,699
Piutang dari Pemerintah - bagian lancar 3,797,671,287 - 3,797,671,287
Piutang lain 911,814,706 (2,084,851) 909,729,855
Persediaan - bersih 7,044,630,358 (19,222,250) 7,025,408,108
Pajak dibayar di muka - bagian lancar 634,665,235 (12,067,849) 622,597,386
Biaya dibayar di muka 395,594,449 (5,266,113) 390,328,336
Jumlah Aset Lancar 20,377,757,059 (218,999,991) 20,158,757,068
ASET TIDAK LANCAR
Aset pajak tangguhan 838,330,188 (98,153) 838,232,035
Investasi jangka panjang 2,220,233,231 315,204,065 2,535,437,296
Aset tetap 10,140,691,652 (172,445,472) 9,968,246,180
Aset minyak dan gas bumi serta panas bumi 13,556,558,427 - 13,556,558,427
Pajak dibayar di muka - bagian tidak lancar 2,156,865,641 - 2,156,865,641
Aset lain-lain - bagian tidak lancar 1,037,484,704 40,458,760 1,077,943,464
Jumlah Aset Tidak Lancar 29,950,163,843 183,119,200 30,133,283,043
JUMLAH ASET 50,327,920,902 (35,880,791) 50,292,040,111
Universitas Indonesia
Jurnal Penyajian
Sebelum Penyajian Sesudah Penyajian
Kembali
Kembali Kembali
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman bank jangka pendek 4,976,251,060 - 4,976,251,060
Hutang usaha 3,506,677,242 (2,411,059) 3,504,266,183
Hutang kepada GoI yang jatuh tempo dalam 1 tahun 769,089,024 - 769,089,024
Hutang pajak 453,682,562 (5,712,661) 447,969,901
Beban yang masih harus dibayar 2,103,873,726 (5,243,234) 2,098,630,492
Liabilitas jangka panjang jatuh tempo dalam 1 tahun 795,852,865 (4,899,062) 790,953,803
Hutang obligasi jatuh tempo dalam 1 tahun - - -
Hutang lain-lain 625,379,128 2,677,556 628,056,684
Pendapatan ditangguhkan - kurang dari 1 tahun 191,272,301 - 191,272,301
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 13,422,077,908 (15,588,460) 13,406,489,448
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Hutang GoI - dikurangi bagian jatuh tempo 1 tahun 137,140,300 - 137,140,300
Kewajiban pajak tangguhan 2,410,453,081 (1,345,232) 2,409,107,849
Liabilitas jangka panjang - dikurangi bagian jatuh tempo 1 tahu 3,047,879,788 (9,871,107) 3,038,008,681
Hutang obligasi - dikurangi bagian jatuh tempo 1 tahun 8,685,073,815 - 8,685,073,815
Taksiran kewajiban imbalan kerja 2,559,119,645 1,657,085 2,560,776,730
Kewajiban biaya restorasi & reklamasi lingkungan hidup 1,805,656,064 (5,730,658) 1,799,925,406
Pendapatan ditangguhkan - lebih dari satu tahun 140,398,461 - 140,398,461
Liabilitas jangka panjang lain-lain 84,152,079 (3,789,052) 80,363,027
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 18,869,873,233 (19,078,964) 18,850,794,269
JUMLAH LIABILITAS 32,291,951,141 (34,667,424) 32,257,283,717
EKUITAS:
Modal saham 9,864,901,048 - 9,864,901,048
Tambahan modal saham 3,791,480 - 3,791,480
Penyesuaian terhadap akun ekuitas (2,647,666,264) - (2,647,666,264)
Bantuan GoI yang belum ditentukan statusnya 1,361,063 - 1,361,063
Saldo laba /(rugi)
- ditentukan penggunaannya 9,020,429,757 - 9,020,429,757
- tidak ditentukan penggunaannya 1,776,783,009 - 1,776,783,009
Komponen ekuitas lainnya:
- Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan/peru 37,484,872 - 37,484,872
- Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan (211,318,914) 667,712 (210,651,202)
- Lain-lain (12,737,128) (1,881,079) (14,618,207)
17,833,028,923 (1,213,367) 17,831,815,556
Kepentingan non-pengendali 202,940,838 - 202,940,838
JUMLAH EKUITAS 18,035,969,761 (1,213,367) 18,034,756,394
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 50,327,920,902 (35,880,791) 50,292,040,111
Universitas Indonesia
Jurnal
Sebelum Penyajian Penyajian Sesudah
Kembali Kembali Penyajian Kembali
1,534,795,395 - 1,534,795,395
LABA/(RUGI) TAHUN BERJALAN DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN
Laba/(rugi) tahun berjalan dari operasi yang dihentikan - -
LABA/(RUGI) TAHUN BERJALAN 1,534,795,395 - 1,534,795,395
Laba/(rugi) tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 1,504,662,563 - 1,504,662,563
Kepentingan nonpengendali 30,132,832 - 30,132,832
1,534,795,395 - 1,534,795,395
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA (SETELAH PAJAK)
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi:
Pengukuran kembali atas liabilitas imbalan pasti neto - - -
- - -
Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi:
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing (35,568,000) - (35,568,000)
Aset keuangan tersedia untuk dijual - - -
Lindung nilai arus kas - - -
Selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali - - -
Bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi 12,732,000 - 12,732,000
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan
asosiasi - - -
# Pendapatan komprehensif lainnya tahun berjalan setelah pajak (22,836,000) - (22,836,000)
# LABA/(RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 1,511,959,395 - 1,511,959,395
Universitas Indonesia
a.
Universitas Indonesia
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan
bahwa terdapat kesenjangan akuntansi atas penerapan PSAK 66 tentang Pengaturan
Bersama yang dibentuk melalui separate vehicle atas entitas PT Nusantara Regas, PT
Patra SK, PT Perta-Samtan Gas, PT Perta Daya Gas, dan Natuna 2 B.V, tetapi tidak
terdapat kesenjangan akuntansi atas entitas Natuna 2 B.V.
Perusahaan menerapkan PSAK 46 Pajak Penghasilan atas Partisipasi dalam
Ventura Bersama dan tidak terdapat kesenjangan perpajakan atas perubahan
kebijakan akuntansi dari Metode Konsolidasi Proporsional ke Metode Ekuitas.
Ketentuan transisi dari metode konsolidasi proporsional ke metode ekuitas
mensyaratkan Perusahaan untuk mengagregasikan (menggabungkan) sajian dalam
laporan keuangan sebelumnya ke periode sajian per 01 Januari 2014, yang
merupakan tanggal pertama periode tahun buku terdekat dari periode buku penerapan
pertama kali PSAK 66.
Pada saat penyajian kembali laporan keuangan konsolidasian Perusahaan
sesuai PSAK 66 pada tanggal 31 Desember 2014, perubahan rasio keuangan adalah
sebagai berikut:
i. kenaikan kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih
setelah dipotong pajak, yaitu dari 2.172% menjadi 2.199%.
ii. penurunan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam
menghasilkan volume penjualan, yaitu dari 35.441% menjadi 35.031%.
iii. penurunan kebutuhan dana perusahaan yang dibelanjai dari utang (financing),
yaitu dari 2.7631 menjadi 2.7619.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, Perusahaan disarankan untuk
merevisi kebijakan akuntansi bagian partisipasi dalam ventura bersama dan
pelaporan aset, liabilitas, penghasilan dan beban ventura bersama dalam laporan
86 Universitas Indonesia
keuangan venturer dan investor berdasarkan PSAK 66 yang berlaku efektif 1 Januari
2015.
Sehubungan dengan kompleksitas pengaturan bersama dalam bisnis hulu
(upstream) yang belum diatur dalam PSAK 66, misalnya pencatatan akuntansi atas
kepentingan dalam Participating Interest dengan pengendalian atas pengaturan yang
dilaksanakan secara kolektif (collective control) oleh sekelompok pihak dalam
pengaturan bersama, DSAK dapat memberikan panduan lebih lanjut dalam bentuk
Buletin Teknis untuk mengklasifikasikan suatu pengaturan ketika pengaturan
bersama dibentuk melalui separate vehicle.
Universitas Indonesia