PENGARUH LIKUIDITAS,UKURAN
PERUSAHAAN,TANGIBILITY ASSET DAN RISIKO
BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PADA TAHUN
2015 – 2017
DIAJUKAN OLEH:
NAMA : BERNADUS PETRUS
NPM : 125150014
i
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
FAKULTAS EKONOMI
JAKARTA
ii
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
FAKULTAS EKONOMI
JAKARTA
( )
Tanggal: Anggota Penguji:
( )
Tanggal: Anggota Penguji :
( )
iii
ABSTRAK
Tujuan dari skripsi ini adalah untuk meneliti dan menguji secara empiris
pengaruh likuiditas,ukuran perusahaan,tangibility asset dan risiko bisnis terhadap
struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2015-2017. Penelitian dilakukan menggunakan data panel
dengan fixed effect model menggunakan data 108 perusahaan manufaktur pada
periode tahun 2015-2017. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan
menggunakan metode purposive sampling. Pengujian yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari analisis statistic deskriptif, analisis regresi linear
berganda dan pengujian hipotesis meliputi koefisien determinasi,uji F,uji T.
Temuan menunjukkan bahwa likuiditas memiliki pengaruh tidak signifikan
negatif terhadap struktur modal,ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan
negatif terhadap struktur modal, tangibility asset memiliki pengaruh signifikan
positif terhadap struktur modal dan risiko bisnis memiliki pengaruh tidak
signifikan positif terhadap struktur modal. Keterbatasan penelitian ini adalah
pengujian dilakukan hanya pada empat variabel yang mempengaruhi struktur
modal.
Kata Kunci : Struktur modal, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Tangibility asset,
Risiko Bisnis, Perusahaan manufaktur, Indonesia
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah berkenan
memberikan segala hikmat, perlindungan, pimpinan, dan penyertaan-Nya yang
tidak ada batas sehingga dapat memberikan kesehatan, kekuatan, dan hikmat
kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“PENGARUH LIKUIDITAS,UKURAN PERUSAHAAN, TANGIBILITY ASSET
DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PADA TAHUN 2015 – 2017” dengan baik dan tepat pada
waktu yang telah ditentukan.
Penulis juga mempunyai kesadaran akan segala keterbatasan yang ada dan
ketidaksempurnaan dalam menyusun skripsi ini sehingga besar harapan penulis
jika ada diantara pembaca dapat membantu mengoreksi dan memberi saran demi
penyempurnaan pada masa yang akan datang maupun penelitian selanjutnya,
penulis ucapkan banyak terima kasih.
1. Malem Ukur Tarigan, Drs., AK., MM., CA selaku dosen pembimbing yang
telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
2. Bapak Dr. Sawidji Widoatmodjo, S.E., M.M., MBA. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Tarumanagara atas kesempatan yang diberikan untuk
menyusun skripsi ini.
3. Ibu Elsa Imelda, S.E..Ak., M.Si.selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi
Universitas Tarumanagara.
4. Bapak Hendro Lukman, S.E., M.M., Ak., CA., CPMA., CPA. (Aust)., CSRS.
Selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Tarumanagara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menyusun skripsi ini.
v
5. Seluruh pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara baik dosen
maupun asisten dosen yang telah membagi ilmu pengetahuan dan wawasan
kepada penulis selama menjalani perkuliahan di Universitas Tarumanagara.
6. Adik tercinta, Bjorn Patrick Ibrahim yang telah memberikan semangat,
dorongan, dan doa yang tiada hentinya selama penulisan skripsi ini.
7. Mama dan Papa yang selalu mendidik, dan memberikan dorongan, semangat
serta dukungan dalam doa untuk penulis.
8. Nico Hadi, Adrian Pranata,Angelina Gabriella,Maurien,Agnes Hana ,Monica,
Febe Surjat yang selalu memberikan semangat, dukungan, doa, dan perhatian
serta mendengar keluh kesah penulis selama penulisan skripsi ini.
9. Rekan satu bimbingan dengan Pak Malam Ukur Tarigan, Drs., AK., MM., CA
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah senantiasa
memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
Bernadus Petrus
vi
DAFTAR ISI
vii
C. KAITAN ANTAR VARIABEL ..................................................................... 13
1. Likuiditas dengan Struktur Modal ....................................................... 13
2. Ukuran Perusahaan dengan Struktur Modal ........................................ 14
3. Tangibility Asset dengan Struktur Modal ........................................... 14
4. Risiko Bisnis dengan Struktur Modal.................................................. 15
D. PENELITIAN YANG RELEVAN ................................................................. 16
E. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ............................................ 21
viii
4. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji T) ....................................... 53
F. PEMBAHASAN ............................................................................................. 58
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. PERMASALAHAN
1) Latar Belakang Masalah
Pada saat ini persaingan yang terjadi antar perusahaan semakin ketat,
disebabkan karena semakin banyak nya pesaing baru yang muncul. Maka dalam
upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat merupakan masalah
tersendiri bagi perusahaan yang ingin bersaing dalam ekonomi global. Untuk
dapat menghadapi persaingan yang semakin ketat perusahaan harus
merencanakan berbagai cara dan langkah-langkah strategi yang akurat sehingga
tujuan utama perusahaan dapat tercapai. Berbagai cara yang dimaksud misalnya
seperti pengembangan SDM melalui program pelatihan dan
pengembangan,menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang
terjangkau untuk masyarakat,menggunakan strategi pemasaran yang
tepat,melakukan ekspansi pasar dan berbagai cara lainnya.
Berbagai cara yang akan dilakukan perusahaan tersebut tentu nya
membutuhkan dana yang cukup besar untuk pembiayaan operasional
perusahaan. Perusahaan besar ataupun kecil tentu tidak lepas dari pentingnya
pendanaan, Keputusan untuk memilih sumber pendanaan merupakan salah satu
faktor penting yang digunakan perusahaan dalam pencapaian struktur modal
yang optimal, sehingga keputusan yang berkaitan dengan pendanaan merupakan
keputusan yang penting yang harus dipikirkan dengan seksama oleh manajer
keuangan
Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut maka dapat dilakukan
pendanaan internal dan eksternal. Sumber pendanaan internal artinya adalah
modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan
contohnya laba ditahan, sedangkan sumber pendanaan eksternal artinya adalah
1
dana yang berasal dari kreditur dan pemilik,peserta atau penanam saham
didalam perusahaan contoh nya uang pinjaman serta modal sendiri.
Komposisi tingkat pendanaan melalui hutang,ekuitas atau komposisi
keduanya adalah yang disebut struktur modal. Perusahaan pada umumnya akan
menggunakan sumber pendanaan internal terleih dahulu untuk memenuhi
kebutuhan dana perusahaan tetapi apabila dana nya tidak mencukupi maka
perusahaan akan menggunakan sumber pendanaan eksternal. Menurut Sartono
(2010) struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek
yang bersifat permanen,utang jangka panjang,saham preferen dan saham biasa.
Salah satu kesulitan yang akan dihadapi oleh manajer keuangan adalah
dalam pengambilan keputusan pendanaan, manajer harus mampu meminimalkan
biaya modal yang ditanggung oleh perusahaan. Manajer perusahaan dituntut
dapat memperhatikan keseimbangan antara aktiva dan pasiva,pemilihan susunan
aktiva akan menentukan struktur kekayaan perusahaan, sedangkan pemilihan
susunan pasiva akan menentukan struktur modal dan struktur finansial.
Perusahaan yang menggunakan pendanaan dengan utang bertujuan
untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Namun pendanaan menggunakan utang
mempunyai kelemahan yaitu dengan menggunakan -utang dalam jumlah besar
akan meningkatkan biaya utang. Apabila perusahaan mengalami keterpurukan
pada laba operasinya serta tidak dapat menutupi beban bunga, maka pemegang
saham harus ikut menutupi kekurangan tersebut yaitu seperti membayarkan
beban bunga dan angsuran hutang.
Beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah
likuiditas,ukuran perusahaan,tangibility asset dan risiko bisnis. Likuiditas
berguna untuk mengetahui kemampuan dalam membiayai dan memenuhi
kewajiban perusahaan saat ditagih atau jatuh tempo. Sesuai dengan pecking
order theory perusahaan yang likuiditasnya tinggi lebih memilih pendanaan
dengan dana internal,sehingga lunasnya utang akan menurunkan tingkat utang
perusahaan. Hal ini berarti bahwa likuiditas yang tinggi akan memperbesar
struktur modal perusahaan dari segi pendanaan internal. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dimitri (2013) menunjukkan bahwa likuiditas memiliki pengaruh
2
negatif tidak signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian
tersebut bertentangan dengan yang telah dilakukan oleh Pattweekongka dan
Napompech (2014) yang menyatakan bahwa likuiditas bepengaruh signifikan
terhadap struktur modal
Faktor kedua yang mempengaruhi struktur modal adalah ukuran
perusahaan, ukuran perusahaan menggambarkan seberapa besar kecilnya suatu
perusahaan. Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi struktur modal karena
semakin besar suatu perusahaan maka akan semakin banyak aktiva yang dimiliki
perusahaan,semakin besar suatu perusahaan cenderung akan menggunakan utang
yang lebih besar sehingga akan mempengaruhi struktur modal. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Nugroho (2014) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap struktur modal. Hasil
penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Krisnanda dan Wiksuana (2015) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan
Faktor ketiga yang mempengaruhi struktur modal adalah Tangibility
asset,tangibility asset merupakan salah satu variabel penting dalam menentukan
keputusan pendanaan, karena aktiva tetap yang dimiliki oleh suatu perusahaan
dapat dijadikan collateral bagi pihak kreditur dalam melakukan pinjaman (Joni
dan Lina, 2010). Perusahaan yang tidak mempunyai aktiva yang dapat
digunakan sebagai collateral oleh perusahaan dalam melakukan pinjaman, maka
perusahaan tersebut akan cenderung menggunakan hutang dalam jumlah besar.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chadha dan Sharma (2015) bahwa
tangibility asset memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal.
Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sheikh dan Wang (2011) yang menyatakan bahwa tangibility asset memiliki
pengaruh yang tidak signifikan negatif terhadap struktur modal perusahaan.
Faktor keempat yang mempengaruhi struktur modal adalah Risiko
Bisnis, menurut Brigham dan Houston (2006), risiko didefinisikan sebagai
kemungkinan terjadinya beberapa peristiwa yang tidak menguntungkan. Risiko
bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan
3
kegiatan bisnisnya. Risiko bisnis dapat meningkat ketika perusahaan
menggunakan hutang yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan pendanaannya.
Risiko timbul seiring dengan munculnya beban biaya atas pinjaman yang
dilakukan perusahaan. Semakin besar beban biaya yang harus ditanggung maka
semakin besar pula risiko yang dihadapi perusahaan. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Bhawa dan Dewi (2015) menunjukkan hasil bahwa risiko
memiliki pengaruh tidak signifikan dan positif terhadap struktur modal, tetapi
hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Winahyuningsih,Sumekar dan Prasetyo (2011) yang menyatakan bahwa risiko
bisnis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal..
Peneliti memilih topik ini dikarenakan terdapat beragam hasil dan
kesimpulan yang berbeda-beda dari penelitian yang telah dilakukan, sehingga
menimbulkan rasa ingin tahu peneliti mengenai faktor-faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap struktur modal. Maka penelitian ini dilakukan dengan judul
“PENGARUH LIKUIDITAS,UKURAN PERUSAHAAN,TANGIBILITY
ASSET DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PADA
TAHUN 2015-2017”
2) Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasi
berbagai masalah yang ada, yaitu:
1. Persaingan yang ketat mendorong perusahaan untuk mengembangkan
usahanya,sehingga perusahaan harus mampu bersaing dan terus berinovasi dalam
rangka untuk memenuhi kebutuhan konsumen
2. Pengambilan keputusan oleh manajer keuangan untuk pendanaan berperan
penting agar usahanya berjalan efektif dan efisien
3. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan belum menunjukan hasil yang
konsisten
4
3) Batasan masalah
Karena adanya keterbatasan waktu peneliti, tidak semua faktor yang dapat
mempengaruhi struktur modal dikaji dalam penelitian ini. Faktor yang dikaji
adalah likuiditas,tangibility asset,,ukuran perusahaan dan risiko bisnis. perusahaan
yang akan diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2015-2017.
4) Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah,maka pada penelitian
ini dapat didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2017
2. Apakah tangibility asset berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-
2017
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-
2017
4. Apakah risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-
2017
5
3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2015-2017
4. Untuk mengetahui pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-
2017
2) Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor, penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan
informasi mengenai pentingnya melihat faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal ,sehingga dapat berguna dalam meningkatkan kinerja perusahaan
dan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi
2. Bagi akademis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan buktu
empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dan dapat
digunakan sebagai referensi untuk peneliti yang selanjutnya
3. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan khususnya manajemen dalam menentukan kebijakan tentang
struktur modal perusahaan.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
7
4. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan
dividen yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan
investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancar
tersedia.
Teori ini secara ringkas menjelaskan tentang keputusan pendanaan yang
menyatakan perusahaan cenderung akan menggunakan pendanaan internal
terlebih dahulu dan ketika perusahaan tidak mempunyai dana internal maka
perusahaan akan menggunakan sumber dana eksternal berupa utang.
8
B. Definisi Konseptual Variabel
1. Struktur modal
Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan
karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap
posisi finansial perusahaan,terutama dengan adanya hutang yang sangat besar
akan memberikan beban kepada perusahaan. Horne dan Wachowicz (2008)
memberikan definisi lebih spesifik bahwa struktur modal adalah campuran dari
pembiayaan permanen jangka panjang dalam bentuk utang ,saham preferen dan
saham biasa. Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial
perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka
panjang dan modal sendiri yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan.
Margaretha dan Ramadhan (2010) struktur modal adalah suatu
keputusan keuangan yang memiliki keterkaitan dengan komposisi utang jangka
pendek,utang jangka panjang,saham preferen dan saham biasa yang akan
digunakan oleh perusahaan. Drake dan Fabozzi (2010, h. 156) mendefinisikan
bahwa struktur modal merupakan campuran dari beberapa sumber pendanaan
yaitu ekuitas baru, ekuitas yang berasal dari internal dan utang, Struktur modal
yang optimal adalah gabungan ekuitas yang dapat memaksimumkan nilai suatu
perusahaan dan dapat meminimalkan biaya modal yang dimiliki suatu perusahaan.
Struktur modal merupakan hasil atau akibat dari keputusan pendanaan yang
intinya memilih apakah menggunakan utang atau ekuitas untuk mendanai operasi
perusahaan, struktur modal modal yang optimal adalah struktur modal yang
meminimalkan biaya modal perusahaan dan dapat memaksimalkan nilai
perusahaan (Horne dan Wachowichz, 2008) struktur. Struktur modal yang optimal
dapat dianalisis dengan mengestimasi ekuitas dan tingkat bunga yang akan
dibayarkan oleh perusahaan dan mengestimasi nilai perusahaan.Struktur modal
dapat diukur dengan perbandingan atara total utang dengan total aset. Berdasarkan
penjelasan struktur modal diatas dapat disimpulkan bahwa struktur modal
merupakan keputusan pendanaan yang berkaitan dengan komposisi perimbangan
dari berbagai sumber pendanaan berupa utang jangka panjang dan ekuitas yang
digunakan untuk mendanai perusahaan.
9
2. Likuiditas
Likuiditas sering digunakan oleh perusahaan maupun investor untuk
mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
Likuiditas meruapakan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban
yang dimiliki oleh perusahaan (Sutrisno,2012). Likuiditas dapat diartikan sebagai
suatu indikator kemamampuan suatu perusahaan untuk melunasi kewajiban
perusahaan pada saat jatuh tempo dengan aktiva yang dimiliki perusahaan
(Martono & Agus,2010). Likuiditas tidak hanya berkaitan dengan keadaan
keseluruhan keuangan perusahaan,tetapi juga berikatian dengan kemampuannya
untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas, kemampuan likuiditas
untuk perusahaan adalah untuk tetap dapat melanjutkan kegiatan operasional
perusahaan walaupun pada saat perusahaan diwajibkan untuk melunasi
kewajibannya dan akan mengurangi dana operasionalnya.Perusahaan yang dapat
memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya maka menunjukan bahwa
perusahaan tersebut berada dalam kondisi yang likuid,perusahaan yang likuid
merupakan perusahaan yang memiliki nilai aktiva yang lebih besar dibandingkan
dengan hutang lancarnya. Semakin likuid suatu perusahaan berarti semakin tinggi
kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar kewajibannya. Apabila
perusahaan memiliki likuiditas yang tinggi berarti perusahaan tersebut memiliki
sumber pendanaan internal yang memadai sehingga perusahaan mampu
membayar kewajiban yang mereka miliki.Rasio likuiditas digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang perusahaan
yang telah jatuh tempo dan memenuhi kebutuhan yang tidak terduga dalam
bentuk kas (Kimmel et al, 2013). Rasio likuiditas dapat diukur dengan membagi
current assets dengan current liabilities
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukan besar kecil nya
perusahaan. Besar kecil nya ukuran perusahaan dapat diukur melalui total
asetnya,nilai penjualan maupun nilai equity suatu perusahaan dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu perusahaan yang berukuran
10
besar,perusahaan yang berukuran sedang dan perusahaan yang berukuran kecil.
Menurut Sujianto (2001) ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu
perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva jumlah penjualan, rata-rata total
penjualan aset, dan rata-rata total aktiva. Ukuran perusahaan dapat diartikan
sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai
perusahaan, ataupun hasil nilai total aktiva dari suatu perusahaan (Bambang
Riyanto, 2001). Saat menentukan struktur modal yang ada dalam suatu
perusahaan maka ukuran perusahaan akan menjadi salah satu faktor yang penting,
seberapa besar dan kecilnya suatu perusahaan akan menentukan seberapa besar
struktur modal yang diperlukan perusahaan tersebut, semakin besar perusahaan
maka semakin besar struktur modal dan kebutuhan yang diperlukan perusahaan
tersebut, perusahaan yang memiliki ukuran yang lebih besar memiliki akses yang
lebih banyak untuk mendapatkan sumber pendanaan dari berbagai sumber
(Marentek, 2015). Perusahaan yang berukuran besar akan cenderung lebih dipilih
oleh investor dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil karena
tingkat risiko yang dapat diperoleh investor kecil. Ukuran perusahaan diukur
dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan.
4. Tangibility Asset
Tangibility asset adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan
oleh perusahaan dalam kegiatan produksi atau jasa, tangibility asset terdiri dari
aktiva lancar berupa uang kas dan aktiva-aktiva lainnya. Perusahaan yang
mempunyai aset berwujud dalam jumlah besar juga dapat menggunakan hutang
dalam jumlah besar (Kariuki dan Kamau,2014). Perusahaan yang asetnya
memadai untuk digunakan sebagai jaminan cenderung akan cukup banyak
menggunakan utang. Umumnya aset merupakan hal umum yang dapat digunakan
oleh banyak perusahaan sebagai jaminan perusahaan apabila tidak dapat
menjalankan kewajibannya kepada kreditur. Menurut Munawir (2002) tangibility
asset adalah harta yang dimiliki perusahaan berupa,tanah untuk kegiatan operasi
perusahaan ,mesin ,bangunan kendaraan,perlengkapan dan lainnya dari aset yang
dimiliki perusahaan akan dijadikan sebagai faktor penentu leverage
11
Sedangkan menurut Rajan dan Zingales (1995) tangibility asset
merupakan aset berwujud yang memiliki nilai yang cukup besar, memiliki masa
manfaat yang lebih dari satu tahun,digunakan dalam kegiatan yang dilakukan
perusahaan. Jika aset berwujud suatu perusahaan tinggi maka aset tersebut dapat
digunakan sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman untuk memenuhi
kebutuhan dana perusahaan. Tangibility asset dapat diukur dengan perbandingan
antara net fixed asset dengan total assets. Berdasarkan definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa tangibility asset merupakan kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaan yang digunakan sebagai jaminan perusahaan terhadap kreditur.
5. Risiko bisnis
Risiko dibagi menjadi 2 yaitu risiko bisnis dan risiko keuangan, risiko
bisnis merupakan tingkat risiko terkait tentang pembiayaan aset perusahaan tanpa
menggunakan hutang jangka panjang (Budiyanto dan Puspida, 2013), Risiko
bisnis adalah kemungkinan ketidakmampuan suatu perusahaan untuk mendanai
kegiatan operasionalnya (Wardana dan Sudiarta, 2015). Dalam kegiatan
operasional yang dilakukan perusahaan risiko bisnis merupakan salah satu risiko
yang terkandung didalamnya, apabila semakin besar risiko binis maka semakin
rendah risiko hutang yang akan timbul dan semakin rendah risiko binis dalam
suatu perusahaan maka semakin besar risiko hutang yang akan timbul. Apabila
suatu perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk kegiatan
operasionalnya, maka kegiatan operasional perusahaan tersebut akan terganggu,
dengan terganggunya kegiatan operasional suatu perusahaan maka akan
mengakibatkan terganggunya perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Risiko
bisnis dapat diukur dengan membagi persentase perubahan EBIT dengan
persentase perubahan penjualan
12
keuangannya tepat pada waktu nya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan
liquid dan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan yang dimilikinya
tepat pada waktunya. Dalam kaitan ini likuiditas memiliki pengaruh terhadap
struktur modal dimana semakin tinggi likuiditas maka akan semakin baik
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga
akan mengurangi hutang yang dimiliki perusahaan. Menurut Pattweekongka dan
Napompech (2014) menyatakan bahwa likuiditas memiliki pengaruh terhadap
struktur modal perusahaan. Perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi
memiliki dana internal yang besar,sehingga perusahaan tersebut akan cenderung
tidak menggunakan pembiayaan dari hutang karena sumber pendanaan yang
berasal dari dalam perusahaan lebih diutamakan untuk memenuhi pembiayaan
investasinya dibandingkan dengan menggunakan sumber pendanaan yang berasal
dari luar perusahaan, perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi
akan menurunkan hutang penggunaan hutang perusahaan karena perusahaan
tersebut memiliki dana internal yang besar sehingga perusahaan tersebut mampu
membayar kewajiban yang mereka miliki sehingga total hutang perusahaan yang
dimiliki oleh suatu perusahaan menjadi lebih kecil. Ketika perusahaan memiliki
sedikit hutang maka akan berdampak terhadap besar kecilnya struktur modal yang
dimiliki perusahaan.
13
kemampuan untuk mendapatkan dana yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan
kecil yang cenderung kurang menguntungkan dan rentan terhadap perubahan
kondisi ekonomi. apabila suatu perusahaan semakin besar maka semakin besar
kebutuhan dana yang dibutuhkannya dan perusahaan akan melakukan pinjaman
untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, dengan melakukan pinjaman maka
akan semakin tinggi hutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan diiringi dengan
semakin besar ukuran perusahaan yang dimana hal ini berupa nilai asetnya. Dalam
kaitan ini ukuran perusahaan memiliki pengaruh dengan struktur modal dimana
perusahaan yang berukuran besar akan lebih membutuhkan dana dalam jumlah
yang lebih besar dan akan lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman
dibandingkan perusahaan yang kecil. Hal ini didukung oleh Brendea (2014) yang
juga menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki ukuran yang besar dapat lebih
mudah untuk mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga karena jaminan yang
dimiliki seperti aset lebih besar dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil.
14
juga didukung oleh penelitian yang didukung oleh penelitian yang dilakukan
Tarus et al (2014)
15
D. Penelitian yang Relevan
Tabel 2.1
16
dependen: struktur modal,
Struktur modal sedangkan non-debt
tax shield dan
growth tidak
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap struktur
modal
3. Yunita dan Pengaruh Variabel Likuiditas
Aji (2018) likuiditas,tangibili independen: berpengaruh
ty,growth Likuiditas,tangi signifikan negatif
opportunity,risiko bility,growth terhadap struktur
bisnis dan ukuran opportunity,risik modal.
perusahaan o bisnis dan Tangibility,ukuran
terhadap struktur ukuran perusahaan dan
modal perusahaan Growth Opportunity
Variabel tidak berpengaruh
dependen: terhadap struktur
Struktur Modal modal. Risiko bisnis
berpengaruh
signifikan negatif
terhadap struktur
modal.
17
4. Antoni,Ch Faktor-Faktor Variabel Likuiditas
andra dan yang independen: berpengaruh negatif
Susanti mempengaruhi Likuiditas,profit terhadap struktur
(2016) Struktur Modal abilitas,Ukuran modal. Profitabilitas
perusahaan perusahaan,pert berpengaruh negatif
manufaktur di umbuhan asset. signifikan terhadap
Bursa Efek Variabel struktur modal.
Indonesia dependen: Ukuran perusahaan
Struktur modal berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap struktur
modal. Pertumbuhan
asset tidak
berpengaruh
terhadap struktur
modal
5. Friska Faktor-faktor Variabel Profitabilitas
Firnanti yang Independen: berpengaruh negatif
(2011) mempengaruhi Size,profitability signifikan terhadap
Struktur modal ,risk struktur modal.
perusahaan business,time Ukuran perusahaan
manufaktur di interest earned berpengaruh
BEI dan growth signifikan terhadap
Variabel struktur modal. Risk
dependen: business tidak
Struktur Modal mempunyai
pengaruh signifikan
terhadap struktur
modal.Time interest
earned dan growth
memiliki pengaruh
18
yang positif dan
signifikan terhadap
struktur modal.
6. Dimitri Analisis pengaruh Variabel Likuiditas,profitabili
Michael likuiditas,profitab independen: tas,ukuran,usia
(2013) ilitas,ukuran,usia profitabilitas,uk berpengaruh negatif
dan pertumbuhan uran,usia,pertum dan tidak signifikan
perusahaan buhan terhadap struktur
terhadap struktur perusahaan modal. Pertumbuhan
modal Variabel perusahaan
dependen : berpegaruh positif
struktur modal dan signifikan
terhadap struktur
modal.
7. Nugroho Analisis pengaruh Variabel Profitabilitas,pertum
Nur Cahyo profitabilitas,pert independen: buhan penjualan dan
(2014) umbuhan profitabilitas,per umur perusahaan
penjualan,ukuran tumbuhan berpengaruh positif
perusahaan dan penjualan,ukura signifikan terhadap
umur perusahaan n perusahaan struktur modal
terhadap struktur dan umur Ukuran perusahaan
modal perusahaan berpengaruh negatif
Variabel dan signifikan
dependen: terhadap struktur
struktur modal modal
19
evaluation from h,profitability,N risk,uniqueness,own
india DTS,business ership structure
risk,uniqueness, berpengaruh
ownership signifikan terhadap
structure,liquidit struktur modal.
y,dividend ,liquidity,dividend
payout,interest payout,interest
coverage coverage
ratio,CFCR,indi berpengaruh tidak
a inflation and signifikan terhadap
GDP growth struktur modal
rate
9. Bhawa Pengaruh ukuran Variabel Ukuran perusahaan
dan Dewi perusahaan,likuidi independen:ukur berpengaruh negatif
(2015) tas,profitabilitas an tidak signifikan
dan risiko bisnis perusahaan,likui terhadap struktur
terhadap struktur ditas,profitabilit modal. Likuiditas
modal perusahaan as dan risiko berpengaruh positif
bisnis signifikan terhadap
Variabel struktur modal.
dependen: Profitabilitas
struktur modal berpengaruh negatif
signifikan terhadap
struktur modal.
Risiko bisnis
berpengaruh positif
tidak signifikan
terhadap struktur
modal.
20
E. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya,kerangka
pemikiran dalam penelitian yang dilakukan untuk menguji pengaruh
likuiditas,ukuran perusahaan,tangibility asset,risiko bisnis terhadap struktur modal
maka dapat dirumuskan beberapa hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian
ini yaitu:
1. Likuiditas
Likuiditas merupakan suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban yang dimilikinya, apabila perusahaan tersebut semakin likuid maka
semakin tinggi kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi
kewajibannya. Dengan demikian perusahaan dapat menggunakan dana internal
untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan tanpa menggunakan sumber
dana dari luar perusahaan. Dengan kata lain perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan dananya dapat menggunakan dana internal yang dimiliki oleh
perusahaan terlebih dahulu sehingga tidak perlu menggunakan sumber dana
dari luar perusahaan. Berdasarkan teori yang telah dijelaskan yang
menyatakan bahwa sumber pendanaan yang utama adalah yang berasal dari
sumber internal perusahaan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan sebuah hipotesis
yaitu
H1: likuiditas memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal
2. Ukuran perusahaan
Besar kecilnya suatu perusahaan dapat dilihat dari berapa jumlah aset yang
dimiliki oleh suatu perusahaan, semakin banyak suatu aset yang dimiliki maka
semakin besar perusahaan tersebut, Perusahaan yang berukuran besar akan
membiayai kebutuhan aktivitas operasi perusahaannya dengan menggunakan
dana internal tetapi jika dana internal perusahaan tidak mencukupi maka
perusahaan akan mencari sumber pendanaan eksternal sumber dana eksternal
yang pada umunya mudah didapatkan oleh suatu perusahaan adalah hutang.
Apabila suatu perusahaan semakin besar maka kecenderungan untuk
21
menggunakan sumber pendanaan eksternal akan semakin besar karena
kebutuhan dana suatu perusahaan yang berukuran besar akan lebih banyak
dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil. Berdasarkan teori
yang telah dijelaskan perusahaan yang berukuran besar mempunyai risiko
kebangkrutan yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang
berukuran kecil karena perusahaan yang berukuran besar mempunyai
kemampuan untuk melunasi kewajiban yang lebih tinggi dibandingkan
perusahaan yang berukuran kecil sehingga dapat lebih mudah untuk
mendapatkan pinjaman tetapi hal ini berbeda dengan perusahaan yang
berukuran kecil, perusahaan yang berukuran kecil lebih mudah untuk
terlikuidasi ketika perusahaan tersebut berada pada kondisi financial distress
dan sangat rentan terhadap perubahan ekonomi dibandingkan perusahaan yang
berukuran besar. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan
sebuah hipotesis yaitu:
H2: ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur
modal perusahaan
3. Tangibility asset
Tangibility asset merupakan sebuah aset yang digunakan untuk membantu
perusahaan dalam kegiatan operasional agar dapat menghasilkan laba.
Tangibility asset terdiri dari aktiva lancar seperti uang kas dan aktiva-aktiva
lainnya. Perusahaan yang memiliki tangibility asset yang tinggi cenderung
menggunakan asetnya sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman ketika
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur. Berdasarkan
teori yang telah dijelaskan perusahaan dapat memenuhi kebutuhan sumber
dana dengan menggunakan aset yang dimiliki perusahaan sebagai jaminan
untuk mendapatkan dana atau pinjaman dari pihak eksternal. Berdasarkan
penjelasan diatas maka dapat dirumuskan sebuah hipotesis yaitu:
H3: Tangibility Asset memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur
modal perusahaan
22
4. Risiko bisnis
Perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang tinggi akan meningkatkan
risiko bisnis perusahaan dan bisa menyebabkan kebangkrutan terhadap
perusahaan. Perusahaan yang memiliki kegiatan operasional yang tinggi
mempunyai kesempatan yang lebih tinggi untuk bangkrut karena perusahaan
tidak memiliki penghasilan yang tidak pasti. Perusahaan yang mempunyai
risiko yang tinggi cenderung kurang dapat menggunakan hutang dalam jumlah
yang besar dan kreditur cenderung enggan untuk memberikan pinjaman
kepada perusahaan yang memiliki risiko yang tinggi jika suatu perusahaan
memiliki hutang yang semakin tinggi maka semakin tinggi risiko bisnis yang
ditanggung oleh perusahaan. Risiko yang harus dihindari oleh perusahaan ini
menyebabkan perusahaan tidak ingin mempunyai hutang. Berdasarkan teori
yang telah dijelaskan perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi
kreditur cenderung enggan untuk memberi pinjaman. Berdasarkan penjelasan
diatas maka dapat dirumuskan sebuah hipotesis yaitu:
H4: Risiko bisnis memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap struktur
modal perusahaan
Berdasarkan hipotesis yang tersusun di atas, maka model penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Likuiditas H1
H2
Ukuran Perusahaan
Struktur modal
H3
Tangibility Asset
H4
Risiko Bisnis
Gambar 2.1
Model Penelitian
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian dalam melaksanakan penelitian ini adalah kausal dan
bersifat kuantitatif, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
hubungan antara 2 variabel atau lebih yaitu variabel independent terhadap variabel
dependen. Sedangkan berdasarkan jenis datanya, penelitian ini dikategorikan
sebagai penelitian kuantitatif yaitu penellitian untuk menggambarkan keadaan
perusahaan yang dilakukan dengan analisis berdasarkan data yang didapatkan.
Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal perusahaan.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas,ukuran
perusahaan,tangibility asset dan risiko bisnis .
24
3. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan per 31 desember
pada periode 2015-2017 dan 2014 untuk perhitungan RISK
4. Perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya disajikan dalam mata uang
rupiah pada periode 2015-2017
Menurut Sugiyono (2010) menyatakan bahwa ukuran sampel yang baik untuk
digunakan dalam penelitian ialah yang berkisar antara 30 hingga 500 sampel,
karena akan dilakukan penyaringan data melalui sampling terlebih dahulu
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
Debt to Asset ratio (DAR) =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
25
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜(CR) = 𝑥 100%
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Tangibility asset adalah aset berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan
yang digunakan sebagai jaminan perusahaan kepada kreditur. Formula
pengukuran tangibility asset dapat ditampilkan sebagai berikut:
𝑁𝑒𝑡 𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
TANG =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
26
Tabel 3.1
Ringkasan Operasionalisasi Variabel
Variabel Rumus Skala
Struktur 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 Rasio
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝐴𝑅) =
Modal 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
D. Analisis Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan untuk mendapatkan
data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dan
penelitian lapangan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
penelitian kepustakaan memiliki tujuan agar memperoleh landasan teori yang
berkaitan dengan variabel-variabel yang akan akan diuji dalam penelitian ini
mulai dari variabel independen dan variabel dependen. Penelitian kepustakaan
dapat dilakukan dengan cara membaca jurnal-jurnal yang berkaitan dengan
penelitian yang berasal dari Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas
Tarumanagara, penelitian kepustakaan bertujuan untuk mendapatkan penjelasan
dan informasi mengenai penelitian yang akan dilakukan dan akan digunakan
sebagai acuan dan dasar analisis dalam melakukan penelitian.
Pengumpulan data selanjutnya dengan menggunakan penelitian lapangan
dilakukan dengan cara mengumpulkan objek-objek yang berhubungan dengan
penelitian yang akan dilakukan, objek tersebut dapat berupa laporan keuangan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-
27
2017. Data tersebut adalah data kuantitatif yang disajikan dalam bentuk angka dan
data yang akan diambil adalah data sekunder yang didapat dari laporan keuangan
perusahaan yang sudah diolah terlebih dahulu sebelumnya atau data historis. Data
laporan keuangan tersebut diambil dari website www.idx.co.id , data yang
diperoleh dari laporan keuangan perusahaan tersebut akan digunakan untuk
menghitung rasio keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini . Setelah data
yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul maka data tersebut akan diolah
terlebih dahulu agar dapat diuji, data-data tersebut diolah dengan cara menghitung
struktur modal perusahaan,menghitung likuiditas perusahaan,menghitung ukuran
perusahaan, menghitung tangibility asset perusahaan dan risiko bisnis perusahaan
dengan rumus yang sudah ditentukan sebelumnya.
Setelah data-data tersebut diolah dengan menggunakan rumus yang
telah ditentukan maka dapat dilakukan pengujian terhadap data-data tersebut. Data
yang digunakan dalam pengujian ini adalah data panel, dalam pengujian dengan
menggunakan data panel tidak memerlukan uji asumsi klasik Gujarati dan Porter
(2009).Menurut Ajija (2011) keunggulan menggunakan data panel adalah pertama
data panel mampu mengontrol dan memperhitungkan heterogenitas
individu,kedua data panel mendasarkan diri pada observasi cross section dan time
series yang lebih variatif,informatif, dan kolioneritas antar variabel yang semakin
berkurang dan peningkatan derajat kebebasan (degree of freedom). Data panel
digunakan untuk mempelajari model yang rumit dan data panel juga dapat
digunakan untuk meminimalkan bias sehingga tidak perlu dilakukannya pengujian
asumsi klasik. Dalam pengujian menggunakan data panel perlu dilakukan
beberapa uji untuk menentukan model yang akan digunakan yaitu uji Likelihood
dan uji Hausmen. Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah pengujian analisis regresi dan analisis statistik deskriptif, data-data tersebut
akan diuji dengan menggunakan program EVIEWS (Economic Views) versi 10.0
1. Analisis Statistik Deskriptif
Penelitian dengan menggunakan analisis statistic deskriptif dilakukan
untuk memperoleh karakteristik atau deskripsi mengenai data yang akan
digunakan dalam penelitian ini, karakteristik tersebut dapat dilihat dari
28
minimum,mean,maksimum dan standar deviasi. Nilai minimum adalah nilai
terendah yang diperoleh dari data sampel yang akan digunakan dalam pengujian,
nilai mean adalah nilai rata-rata yang diperoleh dari seluruh sampel yang akan
digunakan dalam pengujian, nilai maksimum adalah nilai tertinggi yang diperoleh
dari data sampel dan standar deviasi adalah suatu nilai yang menunjukan besarnya
variasi data yang terdapat dalam data sampel.
29
Y = a + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + 𝑏4 𝑋4 + e
Keterangan:
Y = Struktur Modal
α = Konstanta
b1 b2 b3 b4 b5 = Koefisien regresi
𝑋1 = Likuiditas
𝑋2 = Ukuran perusahaan
𝑋3 = tangibility asset
𝑋4 = Risiko bisnis
𝑒 = Error
3. Uji Likelihood
Uji Likelihood adalah pengujian yang digunakan untuk memilih antara
model common effect atau fixed effect. Berikut ini langkah-langkah dalam
melakukan uji likelihood
4. Uji Hausman
Merupakan pengujian statistik untuk memilih apakah model Fixed Effect
atau Random Effect yang paling tepat digunakan. Menurut Winarmo (2011)
30
terdapat tiga pendekatan metode data panel yaitu common constant,fixed effect
dan random effect. Pendekatan yang sering digunakan untuk melakukan pengujian
adalah pendekatan fixed effect atau random effect. Pengujian ini dilakukan dengan
melalui tahap-tahap sebagai berikut:
E. Pengujian Hipotesis
1. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model regresi berkaitan terhadap variabel dependen (Ghozali,
2013). Uji F dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
likuiditas,ukuran perusahaan,tangibility asset dan risiko bisnis terhadap struktur
modal. Hipotesis akan diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5
persen atau 0.05. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis akan didasarkan
pada nilai probabilitas signifikansi.
- Jika nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak, yang berarti semua
variabel independent secara bersamaan signifikan mempengaruhi variabel
dependen
31
- Jika nilai probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima, yang berarti
semua variabel independent secara bersamaan tidak signifikan mempengaruhi
variabel dependen
2. Uji T
Menurut Ghozali (2013), uji t digunakan untuk menunjukkan bagaimana
pengaruh variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi
variabel dependen. Dalam penelitian ini uji T digunakan untuk mengetahui
pengaruh likuiditas,ukuran perusahaan,tangibility asset dan risiko bisnis terhadap
struktur modal. Kriteria pengambilan keputusan uji t adalah sebagai berikut:
-Jika nilai signifikansi > 0.05 maka Ho diterima, yang berarti bahwa variabel
independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen
-Jika nilai signifikan < 0.05 maka Ho ditolak, yang berarti bahwa variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33
Tabel 4.1
Kriteria Pemilihan Sampel
34
Perusahaan manufaktur (28) (28) (28) (84)
yang menyajikan laporan
keuangan dalam mata
uang asing
Perusahaan manufaktur (1) (1) (1) (3)
yang tidak memiliki data
lengkap selama periode
2015-2017 dan 2014
untuk RISK
Jumlah perusahaan 108 108 108 324
manufaktur yang akan
diteliti
Jumlah perusahaan manufaktur yang akan diteliti dalam tabel 4.1 adalah sebanyak
108 perusahaan, daftar-daftar perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel
dari penelitian ini diuraikan pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Daftar Perusahaan
No. Kode Nama Perusahaan
Perusahaan
1 ADES PT Akasha Wira International Tbk
2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk
4 ALDO PT Alkindo Naratama Tbk
5 ALKA PT Alaska Industrindo Tbk
6 ALTO PT Tri Banyan Tirta Tbk
7 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk
8 APLI PT Asiaplast Industries Tbk
9 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk
35
10 ASII PT Astra International Tbk
11 AUTO PT Astra Auto Part Tbk
12 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk
13 BATA PT Sepatu Bata Tbk
14 BIMA PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk
15 BRNA PT Berlina Tbk
16 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk
17 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk
18 BAJA PT Saranacentral Bajatama Tbk
19 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk
20 CINT PT Chitose International Tbk
21 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
22 DLTA PT Delta Djakarta Tbk
23 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk
24 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk
25 EKAD PT Ekadharma International Tbk
26 ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk
27 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk
28 GGRM PT Gudang Garam Tbk
29 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk
30 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk
31 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
32 HDTX Panasia Indo Resources Tbk
33 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
34 IKAI PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk
35 IIKP PT Inti Agra Resources Tbk
36 IGAR PT Champion Pasific Indonesia Tbk
37 IMAS PT Indomobil Sukses International Tbk
38 INAI PT Indal Aluminium Industry Tbk
39 INCI PT Intan Wijaya International Tbk
36
40 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
41 INDS PT Indospring Tbk
42 INTP PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
43 ISSP PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk
44 IMPC PT Impack Pratama Industri Tbk
45 JECC PT Jembo Cable Company Tbk
46 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
47 JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk
48 JKSW PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
49 KAEF PT Kimia Farma Tbk
50 KBLI PT KMI Wire and Cable Tbk
51 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk
52 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk
53 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk
54 KLBF PT Kalbe Farma Tbk
55 KIAS PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
56 KBRI PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
57 KRAH PT Grand Kartech Tbk
58 LION PT Lion Metal Works Tbk
59 LPIN PT Multi Prima Sejahtera Tbk
60 LMPI PT Langgeng Makmur Industry Tbk
61 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk
62 MERK PT Merck Tbk
63 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk
64 MLIA PT Mulia Industrindo Tbk
65 MRAT PT Mustika Ratu Tbk
66 MYOR PT Mayora Indah Tbk
67 MYTX PT Asia Pacific Investama Tbk
68 MAINF PT Malindo Feedmill Tbk
69 MBTO PT Martina Berto Tbk
37
70 NIPS PT Nippres Tbk
71 PICO PT Pelangi Indah Canindo Tbk
72 PRAS PT Prima Alloy Steel Universal Tbk
73 PYFA PT Pyridam Farma Tbk
74 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
75 RICY PT Ricky Putra Globalindo Tbk
76 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk
77 RMBA PT Bentoel International Investama Tbk
78 SCCO PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk
79 SIMA PT Siwani Makmur Tbk
80 SIAP PT Sekawan Intipratama Tbk
81 SIDO PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
82 SKBM PT Sekar Bumi Tbk
83 SKLT PT Sekar Laut Tbk
84 SMBR PT Semen Baturaja Persero Tbk
85 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk
86 SMGR PT Semen Gresik Tbk
87 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk
88 SPMA PT Suparma Tbk
89 SRSN PT Indo Acitama Tbk
90 STAR PT Star Petrochem Tbk
91 STTP PT Siantar Top Tbk
92 SIPD PT Sierad Produce Tbk
93 SSTM PT Sunson Textile Manufacturer Tbk
94 SCPI PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
95 TALF PT Tunas Alfin Tbk
96 TCID PT Mandom Indonesia Tbk
97 TIRT PT Tirta Mahakam Resources Tbk
98 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk
99 TRIS PT Trisula International Tbk
38
100 TRST PT Trias Sentosa Tbk
101 TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk
102 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
103 UNIT PT Nusantara Inti Corpora Tbk
104 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
105 VOKS PT Voksel Electric Tbk
106 WTON PT Wijaya Karya Beton Tbk
107 WIIM PT Wismilak Inti Makmur Tbk
108 YPAS PT Yana Prima Hasta Persada Tbk
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data panel. Data panel
merupakan penggabungan antara data time series dan data cross section,
pengujian menggunakan data panel tidak memerlukan uji asumsi klasik. Uji yang
akan dilakukan dalam penelitian ini adalah uji statistic deskriptif, uji penentuan
model pengujian regresi dan uji analisis regresi, pengujian yang akan dilakukan
dalam penelitian ini menggunakan program aplikasi EVIEWS (Economic Views)
versi 10.0
39
1. Analisis Statistik Deskriptif
Dalam pengujian menggunakan uji statistik deskriptif akan memberikan informasi
mengenai gambaran penjelasan tentang data-data yang digunakan dalam
penelitian ini. Pengujian menggunakan uji statistik deksriptif akan menunjukan
mengenai nilai rata-rata (mean), nilai tertinggi (maksimum), nilai terendah
(minimum), dan standar deviasi. Nilai standar devasi menjelaskan mengenai
variasi daya yang digunakan dalam pengujian, apabila semakin tinggi nilai standar
deviasi maka akan semakin tinggi variasi data yang akan digunakan dalam
pengujian
Tabel 4.3
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Pada tabel 4.3 tersebut dapat dilihat bahwa dari 108 perusahaan yang
menjadi sampel penelitian dalam penelitian ini, memiliki nilai rata-rata struktur
modal sebesar 0.504340, nilai tertinggi struktur modalnya adalah sebesar
3.561600, nilai terendah struktur modal nya adalah sebesar 0.070700 dan nilai
standar deviasi struktur modal adalah sebesar 0.404005
Hasil pengujian untuk nilai likuiditas pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa,
dari 108 perusahaan yang menjadi sampel penelitian dalam penelitian ini,
memiliki rata-rata likuiditas sebesar 2.386252, nilai tertinggi likuiditasnya adalah
sebesar 15.16460, nilai terendah likuiditasnya adalah sebesar 0.033700 dan nilai
standar deviasi likuiditasnya adalah sebesar 2.135239
40
Hasil pengujian untuk nilai ukuran perusahaan pada tabel 4.3 dapat dilihat
bahwa, dari 108 perusahaan yang menjadi sampel penelitian dalam penelitian ini,
memiliki rata-rata ukuran perusahaan sebesar 28.15882, nilai tertinggi ukuran
perusahaannya adalah sebesar 33.32020, nilai terendah ukuran perusahaannya
adalah sebesar 22.08930 dan nilai standar deviasi ukuran perusahaannya adalah
sebesar 1.650930
Hasil pengujian untuk nilai tangibility asset pada tabel 4.3 dapat dilihat
bahwa, dari 108 perusahaan yang menjadi sampel penelitian dalam penelitian ini
memiliki rata-rata tangibility assetnya sebesar 0.388772, nilai tertinggi tangibility
asset adalah sebesar 2.349400, nilai terendah tangibility asset adalah
sebesar 0.012600 dan nilai standar deviasi tangibility asset adalah
sebesar 0.249722
Hasil pengujian untuk nilai risiko bisnis pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa,
dari 108 perusahaan yang menjadi sampel penelitian dalam penelitian ini,
memiliki rata-rata risiko bisnis sebesar 0.394696, nilai tertinggi risiko bisnis
adalah sebesar 51.10060, nilai terendah risiko bisnis adalah sebesar -22.88040 dan
nilai standar deviasi risiko bisnis adalah sebesar 4.709023
41
1. Pemilihan antara common effect model dengan fixed effect model
Model common effect model merupakah salah satu pendekatan model
yang paling sederhana. common effect model menggabungkan antara data time
series dengan data cross-section dan pada pendekatan common effect model
menggunakan ordinary least squares. Pada model common effect model tidak
melihat ataupun memperhatikan dimensi variabel maupun waktu sehingga dapat
diasumsikan bahwa pada model common effect model perilaku antara variabel
sama dalam jangka waktu tertentu, pada tabel 4.4 dibawah ini akan menyajikan
hasil pengolahan data dengan menggunakan uji common effect model
Tabel 4.4
Hasil uji Common Effect Model
Dependent Variable: DAR
Method: Panel Least Squares
Date: 12/04/18 Time: 12:20
Sample: 2015 2017
Periods included: 3
Cross-sections included: 108
Total panel (balanced) observations: 324
42
Setelah melakukan pengujian menggunakan common effect model, selanjutnya
akan dilakukan pengujian menggunakan uji fixed effect model. Dalam pengujian
menggunakan fixed effect model diasumsikan bahwa terdapatnya efek yang
berbeda-beda antara variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Perbedaan ini
dapat dilihat melalui perbedaan intercept time series dan cross section. Pada tabel
4.5 dibawah ini akan menyajikan hasil pengujian data dengan menggunakan uji
fixed effect model.
Tabel 4.5
Hasil Uji Fixed Effect Model
Effects Specification
43
Setelah melakukan pengujian menggunakan common effect model dan fixed effect
model maka untuk menentukan yang mana yang merupakan model yang terbaik
untuk penelitian ini, maka akan dilakukan uji Likelihood. Pengujian
menggunakan uji likelihood merupakan uji pertama yang dilakukan untuk
memilih model analisis data, uji likelihood bertujuan untuk memilih antara
penggunaan menggunakan common model atau fixed effect model sebagai model
pengujian regresi. Dalam penelitian ini menggunakan tingkat keyakinan sebesar
95% dan memiliki nilai signifikansi sebesar 5%. Berdasarkan hasil pengujian
likelihood yang telah dilakukan mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Likelihood
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: FIXED
Test cross-section fixed effects
Dari hasil diatas maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dari hasil tersebut
mengonfirmasi bahwa data penelitian ini lebih baik menggunakan fixed effect
model dibandingkan dengan common model . setelah pengujian menggunakan
likelihood maka akan dilanjutkan dengan pengujian menggunakan uji hausman.
2. Pemilihan antara fixed effect model dengan random effect model
Setelah melakukan pengujian pemilihan model yang terbaik antara
common effect model dengan fixed effect model, maka selanjutnya akan dilakukan
pemilihan model yang terbaik antara fixed effect model dan random effect model.
Pada pengujian menggunakan model random effect model mengasumsikan bahwa
setiap unit cross section yang ada mempunyai perbedaan intersep yang merupakan
variabel acak dengan mean, sehingga intersep dapat ditulis sebagai error
random yang memiliki mean nol dan varian. Pada tabel 4.7 dibawah ini
menyajikan hasil pengolahan data menggunakan uji random effect model
Tabel 4.7
Hasil Uji Random Effect Model
Dependent Variable: DAR
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 12/04/18 Time: 12:22
Sample: 2015 2017
Periods included: 3
Cross-sections included: 108
Total panel (balanced) observations: 324
Swamy and Arora estimator of component variances
45
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
Untuk mencari tahu model mana yang cocok untuk digunakan dalam
penelitian ini diantara fixed effect model dengan random effect model maka akan
dilakukannya uji hausman.Pengujian menggunakan uji hausman dilakukan untuk
memilih antara fixed effect model atau random effect model yang akan digunakan
sebagai model pengujian regresi. Dalam pengujian yang dilakukan dalam
46
penelitian ini menggunakan tingkat keyakinan sebesar 95% sehingga mempunyai
nilai signifikansi sebesar 5%. Apabila nilai probabilitas cross – section random <
0,05 berarti Ho ditolak yang artinya random effect model tidak baik untuk
digunakan sebagai model pengujian regresi atau dengan kata lain fixed effect
model lebih baik untuk digunakan sebagai model pengujian regresi. Tetapi jika
nilai probabilitas cross – section random > 0,05 maka Ho tidak ditolak yang
berarti random effect model lebih baik untuk digunakan sebagai model pengujian
regresi dibandingkan fixed effect model. Berdasarkan hasil pengujian random
effect yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut
Tabel 4.8
Hasil Uji Hausman
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
47
Dari hasil diatas maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dari hasil tersebut
mengonfirmasi bahwa data penelitian ini lebih baik menggunakan fixed effect
model dibandingkan dengan random effect model. Berdasarkan hasil pengujian
menggunakan uji likelihood dan uji hausman maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa model yang digunakan dalam pengujian model analisis regresi adalah fixed
effect model.
Y = a + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + 𝑏4 𝑋4 + e
Keterangan:
Y = Struktur Modal
α = Konstanta
b1 b2 b3 b4 b5 = Koefisien regresi
𝑋1 = Likuiditas
𝑋2 = Ukuran perusahaan
𝑋3 = tangibility asset
𝑋4 = Risiko bisnis
𝑒 = Error
48
Dari persamaan regresi yang telah disusun diatas maka dapat dilakukan
pengujian analisis regresi berganda dengan menggunakan aplikasi EVIEWS
(Economic Views) versi 10.0. persamaaan regresi dalam penelitian ini digunakan
untuk melihat bagaimana pengaruh likuiditas,ukuran perusahaan,tangibility asset
dan risiko bisnis terhadap struktur modal. Hasil dari pengujian analisis regresi
akan ditunjukan dalam tabel 4.9
Tabel 4.9
Hasil Uji Analisis Regresi Berganda dengan Fixed Effect Model
Effects Specification
49
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi yang terdapat pada tabel 4.9, maka
dapat dirumuskan model persamaan regresi sebagai berikut
Keterangan :
DAR = Struktur modal
CR = Likuiditas
SIZE = Ukuran perusahaan
TANG = Tangibility asset
RISK = Risiko bisnis
Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (𝑅 2)
Dependent Variable: DAR
Method: Panel Least Square
Periods: 3
Cross-sections included: 108
Total panel (balanced) observations: 324
51
Weighted Statistics
R-squared 0.882997
Adjusted R-squared 0.821736
Dari tabel 4.10 diatas, menunjukan hasil bahwa koefisien determinasi yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah 82,1736% (Adjusted R – Squared =
0.821736), atau dapat dikatakan bahwa model persamaan regresi yang digunakan
dalam pengujian di penelitian ini mempunyai kekuatan sebesar 82,1736%. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel-variabel independen dalam penelitian ini yaitu
likuiditas,ukuran perusahaan,tangibility asset dan risiko bisnis mempengaruhi
struktur modal sebesar 82,1736%,sedangkan 17,8264% struktur modal
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel independen yang tidak
digunakan di penelitian ini.
52
Tabel 4.11
Hasil Uji F
Effects Specification
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan pada tabel 4.11, maka dapat
diketahui bahwa nilai prob ( F-Statistic) adalah sebesar 0,000000 yang dimana
nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Sehingga dari hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa hasil dari pengujian R-Square adalah signifikan.
53
signifikan dan hipotesis awal dapat diterima tetapi apabila nilai suatu probabilitas
lebih besar dari 0,05 berarti dapat dikatakan tidak signifikan dan hipotesis awal
akan ditolak. Tampilan hasil pengujian menggunakan uji T dengan menggunakan
aplikasi EVIEWS 10.0 dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini
Tabel 4.12
Hasil Uji Signifikan Parameter Individual
Berdasarkan hasil uji T yang terdapat pada tabel 4.12, maka keempat variabel
tersebut akan dibahas satu per satu.
1. Pengaruh likuiditas terhadap struktur modal
Hipotesis awal yang telah ditetapkan oleh peneliti di bab II mengenai
pengaruh likuiditas terhadap struktur modal adalah
Ha1 : Likuiditas memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal
perusahaan
54
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dan telah disajikan ditabel diatas,
maka dapat diketahui bahwa nilai konstanta adalah sebesar 1.562876, sehingga
apabila nilai error dan likuiditas dianggap nol (0) maka nilai struktur modal
adalah sebesar 1.562876. nilai koefisien regresi likuiditas adalah sebesar -
0.005400, sehingga dapat dikatakan bahwa likuiditas memberikan pengaruh
negatif terhadap struktur modal sebesar 0.005400. Sehingga jika likuiditas naik
satu (1) satuan dengan nilai error sebesar nol (0) maka struktur modal akan
mengalami penurunan sebesar 0.005400
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi yang telah dilakukan
menunjukan bahwa nilai probabilitas variabel likuiditas yaitu sebesar 0.6955
maka dapat dikatakan bahwa hipotesis awal yang telah dirumuskan ditolak
dikarenakan nilai probabilitas likuiditas lebih besar dari 0,05 hasil ini menandakan
bahwa tidak terdapat pengaruh antara likuiditas terhadap struktur modal. Dan
untuk menentukan arah hubungan dari variabel likuiditas maka dapat dilihat dari
nilai coefficient sebesar -0.005400 yang berarti hubungan antara variabel
likuiditas dengan struktur modal memiliki hubungan yang negatif. Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan negatif
terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2015-2017
55
0.054175. Sehingga jika ukuran perusahaan naik satu (1) satuan dengan nilai error
sebesar nol (0) maka struktur modal akan mengalami penurunan sebesar 0.054175
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa nilai probabilitas ukuran perusahaan yaitu sebesar 0.0139
maka dapat dikatakan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan diterima karena
nilai probabilitas ukuran perusahaan lebih kecil dari 0,05 hasil ini menandakan
bahwa terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Dan
untuk menentukan arah hubungan dari variabel ukuran perusahaan maka dapat
dilihat dari nilai coefficient sebesar -0.054175 yang berarti hubungan antara
variabel ukuran perusahaan dengan struktur modal memiliki hubungan yang
negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan memiliki
pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2017
56
arah hubungan dari variabel tangibility asset maka dapat dilihat dari nilai
coefficient sebesar 1.231854 yang berarti hubungan antara variabel ukuran
perusahaan dengan struktur modal memiliki hubungan yang positif. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tangibility asset memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2015-2017
57
E. Pembahasan
Setelah melakukan seluruh pengujian yang dibutuhkan dalam penelitian ini
maka peneliti dapat mengetahui mengenai pengaruh likuiditas terhadap struktur
modal, pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal,pengaruh tangibility
asset terhadap struktur modal dan pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal.
1. Pengaruh likuiditas terhadap struktur modal perusahaan
Likuiditas merupakan suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban yang dimilikinya, apabila perusahaan tersebut semakin
likuid maka semakin tinggi kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi
kewajibannya. Berdasarkan hasil dari pengujian analisis regresi yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa likuiditas memiliki nilai probabilitas sebesar
0.6955 dengan nilai koefisiennya yang sebesar -0.005400, sehingga dapat
dikatakan bahwa hipotesis awal ditolak, maka dapat disimpulkan likuiditas
memiliki pengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-
2017. Hasil yang tidak signifikan ini berarti likuiditas tidak memiliki pengaruh
terhadap struktur modal. Hasil pengujian ini juga dapat dikaitkan dengan pecking
order theory dimana teori tersebut menyatakan bahwa sumber pendanaan yang
paling baik untuk perusahaan adalah sumber pendanaan yang berasal dari internal
perusahaan, apabila sumber pendanaan internal perusahaan sudah dapat
memenuhi kebutuhan dana perusahaan maka perusahaan tidak memerlukan lagi
sumber pendanaan yang berasal dari luar perusahaan, sehingga semakin likuid
suatu perusahaan maka akan semakin kecil struktur modal suatu perusahaan. Hal
ini dikarenakan perusahaan mampu memenuhi dan melunasi hutang-hutang yang
dimiliki oleh perusahaan, yang dimana struktur modal perusahaan akan semakin
kecil apabila perusahaan dapat melunasi hutang-hutangnya. Hasil pengujian ini
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dimitri (2013) bahwa
likuiditas memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap struktur modal
perusahaan,Hasil atas pengujian ini juga bertentangan dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Pattweekongka dan Napompech (2014) yang menyatakan
bahwa likuiditas bepengaruh signifikan terhadap struktur modal, perbedaan hasil
58
penelitian dikarenakan adanya perbedaan periode penelitian dimana penelitian
yang dilakukan oleh Pattweekongka dan Napompech dilakukan pada periode yang
berbeda yaitu pada tahun 2006-2010 tetapi dalam penelitian ini menggunakan
seluruh sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2015-2017
59
3. Pengaruh tangibility asset terhadap struktur modal perusahaan
Berdasarkan hasil dari pengujian analisis regresi yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa tangibility asset memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0000
dengan nilai koefisiennya yang sebesar 1.231854, sehingga dapat dikatakan
bahwa hipotesis awal dapat diterima, maka dapat disimpulkan tangibility asset
memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-
2017. Hal ini karena jumlah aktiva tetap yang dapat dijaminkan semakin tinggi,
maka perusahaan mendapatkan pinjaman semakin besar. Ketika perusahaan
memiliki aset tetap yang tinggi,membuat kreditur menilai kemampuan perusahaan
lebih baik dalam memenuhi kewajibannya.Semakin tinggi kemampuan
perusahaan, maka kreditur akan memberikan utang yang lebih besar. Sebaliknya,
jika asset tangibility kecil, maka kemampuan perusahaan dalam melunasi
utangnya rendah, sehingga utang yang akan diperoleh dari kreditur semakin
rendah. Jika tangibility asset suatu perusahaan tinggi maka jumlah aktiva tetap
mereka juga besar, jika tangibility asset suatu perusahaan tinggi berarti
menunjukan semakin tinggi kemampuan dari perusahaan tersebut untuk
mendapatkan pinjaman dengan menjaminkan aset tetap yang dimiliki perusahaan,
sehingga perusahaan dengan tangibility asset yang tinggi cenderung memenuhi
kebutuhan dana nya dengan sumber pinjaman dari pihak luar. Hasil pengujian ini
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chadha dan Sharma (2015)
bahwa tangibility asset memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur
modal. Hasil ini juga bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sheikh
dan Wang (2011) yang menyatakan bahwa tangibility asset memiliki pengaruh
yang tidak signifikan negatif terhadap struktur modal perusahaan.
60
memiliki pengaruh tidak signifikan positif terhadap struktur modal perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2015-2017. Risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal dimana risiko
bisnis adalah suatu ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya, adapun risiko-risiko bisnis yang dihadapi oleh perusahaan-
perusahaan manufaktur antara lain seperti risiko meningkatnya harga bahan bakar
minyak,risiko kelangkaan suatu bahan baku, risiko meningkatnya konsumsi
barang barang impor sehingga barang-barang produksi dalam negeri menjadi
tidak laku. Semua risiko tersebut dapat terjadi kapan saja walaupun perusahaan
telah membuat rencana untuk mengantisipasi terjadinya risiko-risiko tersebut.
Tetapi perusahaan tidak secara pasti mengetahui bagaimana dan seberapa besar
dampak dari terjadinya risiko-risiko tersebut. Hasil pengujian ini juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Bhawa dan Dewi (2015) yang
mendapatkan hasil bahwa risiko memiliki pengaruh tidak signifikan dan positif
terhadap struktur modal, tetapi hasil pengujian ini bertentangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Winahyuningsih,Sumekar dan Prasetyo (2011), penelitian
yang dilakukan oleh Winahyuningsih,Sumekar dan Prasetyo (2011) menyatakan
bahwa risiko bisnis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dikemukakan dan dilakukan dalam
bab IV, maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang
diberikan oleh variabel likuiditas,ukuran perusahaan,tangibility asset dan risiko
bisnis terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2017. Jumlah perusahaan yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 108 perusahaan. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling sehingga dalam
perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditetapkan oleh peneliti
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel,penggunaan
data panel tidak memerlukan uji asumsi klasik. Uji yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji analisis statistik deskriptif, uji penentuan model pengujian
regresi yaitu uji likelihood dan hausman dan uji analisis regresi berganda.
Program yang digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan pengujian adalah
EVIEWS (Economics Views) versi 10.0, berdasarkan hasil pengujian yang telah
dilakukan dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Likuiditas
Likuiditas memiliki pengaruh tidak signifikan negatif terhadap struktur
modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2015-2017. Arti dari likuiditas memiliki pengaruh negatif tidak signifikan
terhadap struktur modal ini adalah apabila perusahaan semakin likuid maka akan
semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dan melunasi kewajiban
dan hutang-hutang yang dimiliki perusahaan tersebut.
Apabila semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan maka dapat
menunjukkan bahwa dana yang yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari
internal perusahaan dapat memenuhi seluruh kebutuhan pendanaan perusahaan.
62
Sehingga struktur modal perusahaan akan mengalami penurunan karena
perusahaan sudah dapat memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan melalui
sumber internal perusahaan, ketika perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dana
operasionalnya melalui sumber pendanaan internal perusahaan maka perusahaan
tidak memerlukan pinjaman dari pihak luar atau sumber pendanaan eksternal
sehingga struktur modal perusahaan akan mengalami penurunan.
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap
struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2015-2017. Arti dari ukuran perusahaan yang memiliki
pengaruh signifikan negatif ini adalah ketika ukuran suatu perusahaan semakin
besar maka akan semakin besar juga jumlah aset dan jumlah sumber pendanaan
internal yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki aset yang tinggi
mampu memaksimalkan aset yang dimiliki dengan menempatkan kas yang
dimiliki sebagai sumber operasional utama sehingga dapat menekan angka
hutang yang dimilikinya. Sehingga struktur modal perusahaan akan mengalami
penurunan karena perusahaan tidak melakukan pinjaman berupa utang.
3. Tangibility Asset
Tangibility Asset memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur
modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2015-2017. Arti dari Tangibility Asset memiliki pengaruh positif dan
signifikan ini adalah karena perusahaan dengan tangibility asset yang tinggi
makajumlah aktiva tetap yang dapat dijaminkan oleh perusahaan tersebut
semakin tinggi, maka perusahaan mendapatkan pinjaman semakin besar. Ketika
perusahaan memiliki aset tetap yang tinggi,membuat kreditur menilai
kemampuan perusahaan lebih baik dalam memenuhi kewajibannya.
Semakin tinggi kemampuan perusahaan, maka kreditur akan memberikan
utang yang lebih besar, jika tangibility asset suatu perusahaan tinggi berarti
menunjukan semakin tinggi kemampuan dari perusahaan tersebut untuk
63
mendapatkan pinjaman dengan menjaminkan aset tetap yang dimiliki
perusahaan, sehingga perusahaan dengan tangibility asset yang tinggi cenderung
memenuhi kebutuhan dana nya dengan sumber pinjaman dari pihak luar,
sehingga struktur modal perusahaan tersebut akan mengalami peningkatan.
4. Risiko Bisnis
Risiko bisnis memiliki pengaruh tidak signifikan positif terhadap struktur
modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2015-2017. Arti dari pengaruh yang tidak signifikan positif ini adalah
karena risiko bisnis merupakan sebuah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan
dan sulit untuk dapat diprediksi seperti contohnya risiko meningkatnya harga
bahan bakar minyak,risiko kelangkaan suatu bahan baku, risiko meningkatnya
konsumsi barang barang impor, semua risiko tersebut dapat terjadi kapan saja
walaupun perusahaan telah membuat rencana untuk mengantisipasi terjadinya
risiko-risiko tersebut. Tetapi perusahaan tidak secara pasti mengetahui
bagaimana dan seberapa besar dampak dari terjadinya risiko-risiko tersebut.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti untuk penelitian selanjutnya yang
akan meneliti struktur modal adalah:
64
a. Menggunakan dan menambah jumlah variabel independen lain selain
yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini sehingga dapat lebih
mengetahui variabel mana yang dapat mempengaruhi struktur modal.
b. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada perusahaan dengan
industry yang berbeda dari penelitian ini selain manufaktur seperti
perusahaan jasa,bank,infrastruktur dan perusahaan properti, sehingga
dapat melihat pengaruh variabel independen pada perusahaan selain
perusahaan manufaktur
c. Penelitian selanjutnya dapat menambah periode pengamatan
penelitian, jika dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 tahun dari
tahun 2015-2016, maka diharapkan penelitian selanjutnya dapat
menggunakan periode yang lebih panjang dari 3 tahun
65
DAFTAR PUSTAKA
Ajija, S. R., Sari, D. W., Setianto, R. H., & Primanti, M.R. (2011). Cara Cerdas
Menguasai EViews. Jakarta: Salemba Empat.
Drake, P.P., & Fabozzi, F.J. (2010). The Basics of Finance. CanadaL John Wiley
& Sons, Inc.
66
Dimitri, Michael. (2013). Analisis Pengaruh Likuiditas,Profitabilitas,Ukuran,Usia
dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal. Jurnal
Manajemen, Vol. 1(1).
67
Margaretha, Farah dan Ramadhan, Aditya Rizky (2010). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Struktur modal pada Industri Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12.
Rajan, Raghuram G. and Luigi Zingales. (1995). What do we Know About Capital
Structure? Some evidence form International Data. Journal of
Finance.Vol. 50.
Smart, S. B., Megginson & Gitman. (2004). Corporate Finance. Ohio: South-
Western, Thomson Learning.
Tarus, T.K., Nehemiah, C., & Geoffrey, B. (2014). Do Profitability, Firm Size and
Liquidity Affect Capital Structure? Evidence from Kenyan Listed Firms.
European Journal of Business and Management, Vol.6(28).
68
Wardana, I. P. A. D., & Sudhiarta, G. M. (2015). Pengaruh Likuiditas, Ukuran
Perusahaan, Risiko Bisnis, dan Usia Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Pada Industri Pariwisata di Bursa Efek Indonesia tahun (2010-2013).
Jurnal Akuntansi, Vol. 4(6).
69
LAMPIRAN 1
DATA VARIABEL TAHUN 2015-2017
70
2015 0.7418 0.9014 28.4145 0.3619 25.3663
ALMI 2016 0.8125 0.8545 28.3979 0.3260 0.0292
2017 0.8406 0.9734 28.4966 0.2713 -0.0844
2015 0.1652 1.1785 26.4554 0.5544 0.4303
APLI 2016 0.0731 1.4952 26.4742 0.7371 0.5282
2017 0.4302 1.7166 26.7115 0.6550 -0.4501
2015 0.3638 1.1411 28.2303 0.6602 3.7074
BRNA 2016 0.3330 1.3874 28.3676 0.5730 0.2085
2017 0.5659 1.0990 28.3065 0.5733 0.1772
2015 0.1857 4.3576 25.9334 0.0719 0.0592
BTON 2016 0.1904 4.2198 25.9011 0.0670 0.0834
2017 0.1573 5.4749 25.9355 0.0600 0.2583
2015 0.8201 0.8577 27.5783 0.2630 -0.6607
BAJA 2016 0.7895 0.9665 27.6135 0.2245 -0.0920
2017 0.8183 0.9567 27.5760 0.2122 0.1042
2015 0.7057 0.9302 25.3240 0.1300 0.2050
BIMA 2016 0.3658 0.8866 25.2455 0.1235 0.6220
2017 1.9475 0.8599 25.2156 0.1230 1.0311
2015 0.3119 2.4710 27.4019 0.2952 2.1318
BATA 2016 0.3077 2.5701 27.4138 0.2728 2.8746
2017 0.3230 2.4640 27.4752 0.2559 -0.5629
2015 0.6616 1.0008 28.8146 0.5243 0.0910
BUDI 2016 0.6026 1.0014 28.7066 0.6043 0.0080
2017 0.5936 1.0074 28.7092 0.6341 0.1902
2015 0.5693 1.5347 28.0270 0.1487 -0.3951
CEKA 2016 0.3773 2.1893 27.9859 0.1515 0.2279
2017 0.3516 2.2244 27.9622 0.1525 -1.0031
2015 0.2150 3.4808 26.6708 0.4155 0.1392
CINT 2016 0.2233 3.1604 26.7131 0.4553 -1.0322
2017 0.2467 3.1900 26.8899 0.4926 0.2181
2015 0.4918 2.1062 30.8358 0.4513 0.1835
CPIN 2016 0.4151 2.1728 30.8176 0.4641 0.2157
2017 0.3597 2.3166 30.8306 0.4489 -0.0655
71
2015 0.1817 6.4237 27.6686 0.1014 0.2412
DLTA 2016 0.1548 7.6039 27.8115 0.0804 0.8990
2017 0.1463 8.6378 27.9243 0.0671 17.9334
2015 0.1209 13.3500 26.3382 0.0449 -0.3750
DPNS 2016 0.1110 15.1646 26.4141 0.0403 -0.1799
2017 0.1318 9.6215 26.4550 0.0357 -1.0159
2015 0.2926 3.5229 27.9504 0.1877 0.1863
DVLA 2016 0.2950 2.8549 28.0572 0.2642 0.4818
2017 0.3197 2.6621 28.1263 0.2413 0.0944
2015 0.2508 3.5688 26.6886 0.2479 1.4663
EKAD 2016 0.1573 4.8856 27.2779 0.5050 1.4054
2017 0.1681 4.5591 27.4038 0.4579 -0.2108
2015 1.0603 0.6329 27.9183 0.2267 0.6378
ETWA 2016 1.0057 0.4859 27.7785 0.2517 2.0138
2017 1.1088 0.1327 27.7395 0.2569 1.2127
2015 0.6503 1.0678 29.5760 0.7029 0.5437
FASW 2016 0.6320 1.0751 29.7808 0.7307 0.4633
2017 0.6491 0.7418 29.8685 0.6867 -0.0015
2015 0.4015 1.7704 31.7821 0.3166 0.2665
GGRM 2016 0.3715 1.9379 31.7734 0.3256 0.0501
2017 0.3681 1.9355 31.8321 0.3207 0.2141
2015 0.4398 1.7704 30.4938 0.4988 0.7814
GJTL 2016 0.3981 1.7305 30.5594 0.4883 0.7449
2017 0.6872 1.6299 30.5320 0.4893 -1.4008
2015 0.3206 1.2160 27.7999 0.6013 0.3040
GDST 2016 0.3383 1.2404 27.8602 0.5994 0.1778
2017 0.3432 1.1513 27.8833 0.6245 -0.0501
2015 0.1577 6.5674 31.2689 0.1652 0.0256
HMSP 2016 0.1960 5.2341 31.3807 0.1644 0.4813
2017 0.2093 5.2723 31.3955 0.1597 -0.0322
2015 0.7138 0.7534 29.2158 0.8414 -2.0690
HDTX 2016 0.7516 0.7525 29.1878 0.8209 -3.5352
2017 0.9173 0.2287 29.0260 0.9018 1.6327
72
2015 0.3830 2.3260 30.9105 0.2468 0.3283
ICBP 2016 0.3599 2.4068 30.9949 0.2462 0.3595
2017 0.3572 2.4283 31.0848 0.2568 0.1765
2015 0.1914 4.9610 26.6737 0.1732 0.2141
IGAR 2016 0.1495 5.8220 26.8088 0.1606 0.2818
2017 0.1385 6.5022 26.9636 0.1684 0.0003
2015 0.8197 1.0035 27.9164 0.1744 0.0530
INAI 2016 0.8073 1.0029 27.9230 0.1793 -0.0098
2017 0.7715 0.9925 27.8249 0.1870 0.0191
2015 0.0914 9.6773 25.8564 0.2860 0.2903
INCI 2016 0.0985 5.8150 26.3193 0.4772 -0.1504
2017 0.1166 5.1018 26.4396 0.4474 0.0938
2015 0.5304 1.7053 32.1510 0.2733 -2.9478
INDF 2016 0.4653 1.5081 32.0399 0.3128 0.9013
2017 0.4683 1.5027 32.1077 0.3387 0.0775
2015 0.2486 2.2313 28.5687 0.5667 -0.7927
INDS 2016 0.1652 3.0327 28.5382 0.5495 -2.4926
2017 0.1190 5.1254 28.5208 0.5088 0.0030
2015 0.1365 4.8866 30.9502 0.5005 0.5324
INTP 2016 0.1331 4.5250 31.0372 0.4857 0.6152
2017 0.1492 3.7031 30.9936 0.5190 1.9968
2015 0.5313 1.2857 29.3264 0.3439 -0.3112
ISSP 2016 0.5622 1.1594 29.4297 0.3284 0.1719
2017 0.5469 1.5053 29.4667 0.3508 -0.2941
2015 0.6043 0.9353 30.8443 0.1848 -0.1120
IMAS 2016 0.6452 0.9242 30.8749 0.1508 0.0078
2017 0.7042 0.8377 31.0770 0.1478 -0.2527
2015 0.1962 1.2615 28.0587 0.2598 0.0266
INAF 2016 0.3051 1.2108 27.9543 0.3081 -0.0899
2017 0.6598 1.0422 28.0503 0.3204 1.2970
2015 0.3452 2.2713 28.1470 0.2781 0.6947
IMPC 2016 0.4615 3.7723 28.4535 0.3075 -1.4026
2017 0.4383 3.6056 28.4616 0.3234 -0.9241
73
2015 0.8230 0.8085 26.6895 0.6273 1.1189
IKAI 2016 1.2334 0.2011 26.3031 0.8473 4.4273
2017 1.4587 0.0337 26.1606 0.5446 2.8189
2015 0.0848 13.3492 26.6184 0.0336 0.2097
JPRS 2016 0.1227 10.3962 26.5850 0.0320 1.9235
2017 0.1853 5.4587 26.6021 0.0290 -0.2439
2015 2.6605 2.5471 26.3041 0.1632 -0.5749
JKSW 2016 2.6170 1.9105 26.3334 0.1655 -0.2304
2017 2.7669 2.9736 26.2539 0.1775 0.2791
2015 0.7293 1.0501 27.9374 0.2916 -0.1451
JECC 2016 0.7037 1.1402 28.0930 0.2575 0.4458
2017 0.7161 1.0608 28.2875 0.2944 -0.4348
2015 0.6439 1.7943 30.4736 0.3968 0.2593
JPFA 2016 0.5131 2.1298 30.5886 0.3902 1.0140
2017 0.5355 2.3459 30.6798 0.3958 -0.4040
2015 0.4246 1.9302 28.8054 0.2107 -0.0173
KAEF 2016 0.5076 1.7137 29.1598 0.2183 0.0296
2017 0.5780 1.5455 29.4387 0.2769 0.2110
2015 0.3380 2.8476 28.0704 0.3558 0.1930
KBLI 2016 0.2939 3.4106 28.2577 0.2995 1.5722
2017 0.4071 1.9744 28.7342 0.3463 0.1142
2015 0.5469 1.0573 27.2070 0.4450 -0.1224
KBLM 2016 0.4983 1.3016 27.1833 0.3820 0.6628
2017 0.3593 1.2634 27.8423 0.5527 0.0439
2015 0.6781 1.1566 27.7941 0.3424 -0.5094
KDSI 2016 0.6325 1.2319 27.7640 0.3394 0.1735
2017 0.6345 1.1864 27.9149 0.3316 0.1186
2015 0.2014 3.6978 30.2482 0.2876 -0.0862
KLBF 2016 0.1814 4.1311 30.3540 0.2992 0.2491
2017 0.1638 4.5094 30.4414 0.3215 0.1857
2015 0.1464 3.2419 28.3845 0.6606 1.0583
KIAS 2016 0.1826 3.1334 28.2514 0.7106 -5.4983
2017 1.1928 3.1073 28.2006 0.6934 0.2058
74
2015 0.6420 0.8037 28.0067 0.7826 -0.7209
KBRI 2016 0.6683 0.3605 27.8651 0.8725 2.7028
2017 0.7498 0.3372 27.7891 0.9073 10.8725
2015 0.0710 5.7441 25.6199 0.3669 0.3603
KICI 2016 0.0812 5.3454 25.6635 0.3338 -0.2789
2017 0.3876 7.2947 25.7300 0.3018 0.7169
2015 0.6691 1.5133 27.0028 0.1391 -11.8646
KRAH 2016 0.7024 1.1250 27.1180 0.2625 -0.2317
2017 0.8059 1.0123 27.1940 0.2259 0.9779
2015 0.6405 0.7897 26.5042 0.2140 -3.4695
LPIN 2016 0.8920 0.7135 26.8925 0.2862 -1.6400
2017 0.1367 5.2065 26.3147 0.0209 -2.8083
2015 0.2889 3.8023 27.1837 0.1767 -0.3547
LION 2016 0.3138 3.5587 27.2539 0.1755 0.3738
2017 0.3367 3.2714 27.2482 0.1431 1.1715
2015 0.4941 1.2596 27.3992 0.3300 -0.0628
LMPI 2016 0.4963 1.5056 27.4208 0.3228 -0.1058
2017 0.5491 1.5875 27.4502 0.3141 29.2231
2015 0.1595 8.0889 25.6195 0.2078 0.0100
LMSH 2016 0.2795 2.7701 25.8160 0.3801 -0.3355
2017 0.1957 4.2819 25.8057 0.3466 0.1212
2015 0.2620 3.6522 27.1873 0.1727 -0.0999
MERK 2016 0.2168 4.2166 27.3352 0.1747 0.4084
2017 0.2734 3.0810 27.4650 0.2098 -0.0749
2015 0.6352 0.5842 28.3734 0.6026 1.3786
MLBI 2016 0.6393 0.6795 28.4530 0.5618 1.1369
2017 0.5757 0.8257 28.5513 0.5434 3.6372
2015 0.5420 2.3653 30.0596 0.3324 1.7105
MYOR 2016 0.5152 2.2502 30.1900 0.2987 0.0581
2017 0.5069 2.3860 30.3334 0.2674 0.1383
2015 0.0927 3.7026 26.9320 0.1420 1.1530
MRAT 2016 0.0788 3.9706 26.9034 0.1340 0.0218
2017 0.2626 3.5975 26.9326 0.1263 -17.1368
75
2015 1.2921 0.3606 28.2959 0.5934 2.1931
MYTX 2016 1.5711 0.4214 28.1133 0.5982 0.6232
2017 0.8991 0.4651 28.8719 0.6852 -2.0591
2015 0.6091 1.3335 22.1000 0.4599 -1.5117
MAIN 2016 0.5312 1.2901 22.0893 0.4993 2.0539
2017 0.5823 0.9086 29.0352 0.5007 -1.3592
2015 0.3308 3.1350 27.1985 0.2239 -2.4821
MBTO 2016 0.3789 3.0445 27.2885 0.2067 0.5410
2017 0.4713 2.0630 27.3834 0.1935 -0.4309
2015 0.5440 0.8707 29.5947 0.7747 3.9391
MLIA 2016 0.4717 0.8595 29.6753 0.7824 -2.4965
2017 0.6618 0.8697 29.2771 0.7506 0.0867
2015 0.6065 1.0473 28.0678 0.3832 -0.9192
NIPS 2016 0.5261 1.2182 28.2065 0.3833 0.9042
2017 0.5372 1.1731 28.2731 0.3610 -0.7722
2015 0.5921 1.5879 27.1298 0.2184 -0.6200
PICO 2016 0.5837 1.2480 27.1825 0.2021 -0.0016
2017 0.6117 1.5055 27.3028 0.1711 0.0475
2015 0.3672 1.9912 25.7981 0.5261 -0.0771
PYFA 2016 0.3684 2.1908 25.8416 0.4786 -2.7999
2017 0.3178 3.5228 25.7957 0.4759 0.4207
2015 0.3964 1.0050 28.0574 0.5612 -0.2730
PRAS 2016 0.4453 1.0071 28.0988 0.5619 0.0437
2017 0.5614 0.9571 28.0643 0.5599 -0.0020
2015 0.4772 1.2107 27.1536 0.4631 0.9378
PSDN 2016 0.5713 1.0598 27.2061 0.3857 -0.8991
2017 0.5666 1.1590 27.2614 0.3906 2.9028
2015 0.6661 1.1856 27.8118 0.2822 -0.0122
RICY 2016 0.6799 1.1487 27.8846 0.2580 0.0087
2017 0.6870 1.1885 27.9491 0.2351 0.0065
2015 0.5608 2.0534 28.6266 0.6730 0.4262
ROTI 2016 0.5058 2.9623 28.7025 0.6311 -0.0254
2017 0.3815 2.2586 29.1483 0.4372 5.9463
76
2015 0.9765 2.2034 30.1700 0.3420 0.2506
RMBA 2016 0.2991 2.4019 30.2316 0.3292 -1.3792
2017 0.3664 1.9209 30.2760 0.3542 -1.7395
2015 0.4798 1.6858 28.2038 0.1793 -0.1393
SCCO 2016 0.5019 1.6895 28.5271 0.1316 1.1145
2017 0.3204 1.7421 29.0209 0.4203 -0.0889
2015 0.0707 9.2765 28.6593 0.3440 0.5651
SIDO 2016 0.0769 8.3182 28.7255 0.3519 0.2001
2017 0.0831 7.8122 28.7810 0.3848 4.3882
2015 0.2829 5.2437 24.4142 0.1975 0.0532
SIMA 2016 0.2729 5.2437 25.1162 0.1819 0.0486
2017 0.6705 4.3212 25.1800 0.0770 -1.1134
2015 0.9129 1.0733 26.3508 0.0303 -0.9192
SIAP 2016 1.0045 0.3094 26.1557 0.0266 0.2741
2017 1.0504 0.1908 26.1492 0.0126 1.5275
2015 0.5499 1.1451 27.3625 0.5145 0.4832
SKBM 2016 0.6322 1.1072 27.6327 0.4353 -0.1643
2017 0.3696 1.6353 28.1153 0.2992 0.0028
2015 0.5968 1.1925 26.6558 0.3939 0.0523
SKLT 2016 0.4788 1.3153 27.0658 0.5274 -0.0249
2017 0.5166 1.2631 27.1789 0.4900 0.0274
2015 0.0977 7.5727 28.8154 0.2408 0.1567
SMBR 2016 0.2857 2.8683 29.1055 0.7966 -1.5291
2017 0.3256 1.6800 29.2525 0.7597 -4.8868
2015 3.5616 1.5970 30.0024 2.3494 0.0314
SMGR 2016 3.2395 1.2725 30.2449 2.2594 0.9418
2017 0.3783 1.5678 31.5221 0.6642 -1.3922
2015 0.3513 2.3938 28.4286 0.3220 0.2451
SMSM 2016 0.2992 2.8603 28.4441 0.2919 0.9680
2017 0.2518 3.7391 28.5244 0.2799 0.1357
2015 0.6360 0.9307 28.4128 0.6588 0.1268
SPMA 2016 0.4851 2.4630 28.4006 0.6625 0.1754
2017 0.4612 1.0224 28.4084 0.6405 0.0619
77
2015 0.4076 2.1671 27.0760 0.2188 -0.1589
SRSN 2016 0.4394 1.7426 27.2986 0.3069 0.6130
2017 0.3634 2.1317 27.2044 0.3244 0.8252
2015 0.3283 1.8089 27.3150 0.4339 -0.1361
STAR 2016 0.2900 1.9993 27.2602 0.4396 -0.0254
2017 0.2024 2.7704 27.1444 0.4726 0.0782
2015 0.4745 1.5789 28.2831 0.5242 0.1713
STTP 2016 0.4999 1.6510 28.4796 0.4739 -0.1681
2017 0.4088 2.6409 28.4822 0.4806 0.3607
2015 0.6732 1.0942 28.4405 0.3855 1.0627
SIPD 2016 0.5548 1.3931 28.5738 0.3255 -0.1385
2017 0.6467 1.0894 28.4374 0.4088 -10.0591
2015 0.3446 0.6524 30.4830 0.8329 0.9799
SMCB 2016 0.4174 0.4594 30.6148 0.8404 -2.3815
2017 0.6333 0.5436 30.6079 0.8152 11.3064
2015 0.6619 1.1377 27.3051 0.4761 2.3261
SSTM 2016 0.6080 1.2673 27.2320 0.4745 0.4637
2017 0.6492 1.7078 27.1296 0.4841 0.5360
2015 0.9332 1.2754 28.0436 0.1580 0.0986
SCPI 2016 0.8318 5.3388 27.9625 0.1680 0.1774
2017 0.7362 1.2944 27.9342 0.1803 0.1972
2015 0.1935 4.3764 26.7968 0.2729 0.4151
TALF 2016 0.1472 2.9229 27.5051 0.6196 -0.0269
2017 0.1683 2.7512 27.5490 0.6051 -0.1186
2015 0.1764 4.9911 28.3644 0.4336 51.1006
TCID 2016 0.1839 5.3245 28.4127 0.4281 -1.7068
2017 0.2132 4.9132 28.4904 0.4084 0.1203
2015 0.3886 2.4710 28.5228 0.3587 -0.0136
TOTO 2016 0.4097 2.1899 28.5794 0.3416 0.6213
2017 0.4007 2.2955 28.6701 0.2853 1.2285
2015 0.4268 1.8875 27.0765 0.2116 0.0153
TRIS 2016 0.4581 1.6417 27.1843 0.2078 -0.2577
2017 0.3463 1.9226 27.0240 0.2324 0.2038
78
2015 0.4171 1.3085 28.8422 0.6258 0.2421
TRST 2016 0.4128 1.2970 28.8221 0.6155 0.1342
2017 0.4073 1.2285 28.8349 0.5977 -0.1012
2015 0.3099 2.5376 29.4691 0.2572 -0.0466
TSPC 2016 0.2962 2.6521 29.5159 0.2743 0.0124
2017 0.3165 2.5214 29.6372 0.2669 0.0588
2015 0.4609 1.0851 27.3607 0.2599 -0.6314
TIRT 2016 0.5402 1.1250 27.4277 0.2962 -3.9242
2017 0.8559 1.1483 27.4794 0.2953 0.7262
2015 0.2097 3.7455 28.8951 0.3279 0.6826
ULTJ 2016 0.1769 4.8436 29.0754 0.2458 0.7937
2017 0.1886 4.1919 29.2772 0.2576 0.4842
2015 0.4724 0.5962 26.8557 0.7108 -0.2500
UNIT 2016 0.4363 0.6486 26.7938 0.7098 -0.0180
2017 0.4248 0.7390 26.7786 0.6747 0.4349
2015 0.6931 0.6540 30.3866 0.5290 -0.0498
UNVR 2016 0.7191 0.6056 30.4492 0.5691 0.2080
2017 0.7264 0.6337 30.5705 0.5512 0.6950
2015 0.6682 1.1681 28.0604 0.1864 0.2781
VOKS 2016 0.5989 1.3336 28.1428 0.1767 0.5227
2017 0.6142 1.3226 28.3778 0.1449 0.0250
2015 0.2972 2.8938 27.9257 0.2471 0.1570
WIIM 2016 0.2678 3.3942 27.9338 0.2441 0.2688
2017 0.2020 5.3559 27.8345 0.2553 0.3925
2015 0.7226 1.1852 23.6989 0.1624 -0.0355
WTON 2016 0.4658 1.3091 29.1705 0.4760 0.1697
2017 0.6112 1.0320 29.5866 0.3791 0.0418
2015 0.4613 0.8592 26.3552 0.5971 0.1351
YPAS 2016 0.4933 1.3879 26.3590 0.5481 -22.8804
2017 0.5813 0.8947 26.4388 0.4802 -1.0761
79
LAMPIRAN 2
80
Hasil Uji Hausman
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
81
LAMPIRAN 3
Effects Specification
82
Uji F
Effects Specification
Uji T
83
Uji Koefisien Determinasi
Weighted Statistics
R-squared 0.882997
Adjusted R-squared 0.821736
84