AULYA AMANDA
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
SKRIPSI
AULYA AMANDA
A031191034
kepada
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
v
PRAKATA
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan yang maha esa
atas segala rahmat, hidayah, serta karunianya yang tiada henti diberikan kepada
Moderasi (Studi Empiris pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2017-2021)” ini merupakan tugas akhir untuk memperoleh gelar
proses penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan
1. Kedua orang tua peneliti, yaitu Sahabuddin dan Umi, saudara peneliti, yaitu
2. Prof. Dr. Hj. Kartini, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen pembimbing I dan Dr.
3. Prof. Dr. Syarifuddin, SE., Ak., M.Soc, Sc, CA selaku dosen penguji I dan Drs.
4. Dr. Darmawati, SE., M.Si., Ak., CA., AseanCPA selaku dosen penasehat
vi
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
atas ilmu pengetahuan dan pengalaman yang telah diberikan selama peneliti
6. Bapak dan Ibu pegawai serta staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
7. Sahabat-sahabat terdekat peneliti dalam grup DSPS yaitu Akbar, Ina, Noer,
dan teman-teman lain. Terima kasih atas pertemanan dan bantuannya kepada
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk skripsi
ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada
Aulya Amanda
vii
ABSTRAK
This research aims to analyze the effect of fraud pentagon on fraudulent financial
statements. The research method used is quantitative research. The sample
selection used a purposive sampling technique with a total sample of 16
companies. The object of this research is a state-owned company. The data in this
study are secondary data obtained from the website of the Indonesia Stock
Exchange and the website of each sample company. This study used multiple
linear regression analysis and moderated regression analysis. The results showed
that rationalization had a positive and significant effect on fraudulent financial
reporting. Meanwhile, pressure, opportunity, ability, and arrogance have no
significant effect on fraudulent financial statements. Managerial ownership can
moderate the effect of pressure, opportunity, and rationalization on fraudulent
financial reporting. However, managerial ownership cannot moderate the effect of
ability and arrogance on fraudulent financial reporting.
viii
DAFTAR ISI
ix
2.4.1 Hubungan Tekanan (Pressure) terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan.......................................................... 25
2.4.2 Hubungan Peluang (Opportunity) terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan.......................................................... 26
2.4.3 Hubungan Rasionalisasi (Rationalization) terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan ..................................... 27
2.4.4 Hubungan Kemampuan (Capability) terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan ..................................... 28
2.4.5 Hubungan Arogansi (Arrogance) terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan.......................................................... 29
2.4.6 Hubungan Moderasi Kepemilikan Manajerial terhadap
Tekanan dan Kecurangan Laporan Keuangan .............. 30
2.4.7 Hubungan Moderasi Kepemilikan Manajerial terhadap
Peluang dan Kecurangan Laporan Keuangan ............... 31
2.4.8 Hubungan Moderasi Kepemilikan Manajerial terhadap
Rasionalisasi dan Kecurangan Laporan Keuangan ....... 32
2.4.9 Hubungan Moderasi Kepemilkan Manajerial terhadap
Kemampuan dan Kecurangan Laporan Keuangan ........ 33
2.4.10 Hubungan Moderasi Kepemilikan Manajerial terhadap
Arogansi dan Kecurangan Laporan Keuangan .............. 34
x
4.1 Gambaran Objek Penelitian .......................................................... 46
4.2. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................ 46
4.3. Uji Asumsi Klasik........................................................................... 49
4.4 Uji Hipotesis .................................................................................. 52
4.5 Pembahasan Hasil Analisis Data.................................................. 58
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
istilah Initial Public Offering (IPO), mereka selalu ingin keuangannya dalam kondisi
yang baik dan terlihat bagus di mata publik. Namun, tindakan tersebut dapat
dua karakteristik mendasar dari laporan keuangan yaitu relevan dan reliable.
keuangan secara akurat. Kecurangan (fraud) dapat terjadi apabila individu atau
keuangan. ACFE (2016) menjelaskan bahwa ada tiga skema yang dilakukan oleh
banyak pihak yang bekerja sama untuk menyembunyikan tindakan satu sama lain
hilangnya aset perusahaan yang disengaja oleh pihak yang memiliki wewenang
1
2
dalam fraud tree adalah penyalahgunaan kas dan penyalahgunaan aset lainnya.
dihasilkan tidak akurat dan berkualitas rendah. Oleh sebab itu, penelitian ini dibuat
untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi alasan dibalik terjadinya fraud pada
pada tahun 2019 mengenai kecurangan atau fraud terbanyak yang terjadi di
untuk korupsi. Kemudian penyalahgunaan aset sebesar 28,9%, dan diikuti oleh
permasalahan dan isu penting yang sedang dihadapi dan menjadi fokus
rata kerugian per kasus adalah sebesar Rp7.248.879.668. Jumlah kerugian ini
laporan keuangan akan menjadi fokus dari penelitian ini karena laporan keuangan
adalah bagian yang sangat penting dari perusahaan karena menyajikan semua
bisnis. Oleh karena itu, perusahaan harus menyajikan laporan keuangan yang
Perlu diketahui bahwa fraud dalam laporan keuangan masih kerap kali
terjadi, seperti yang terjadi pada beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) seperti PT Garuda Indonesia Tbk dan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero).
ditemukan bahwa perusahaan sedang merugi sebesar US$175 juta atau sebesar
sejumlah Rp7,7 triliun pada laporan keuangan dari PT. Asuransi Jiwasraya
(Persero). Diungkapkan oleh ketua BPK bahwa laba sebesar Rp2,4 triliun
pencadangan sebesar Rp7,7 triliun yang berujung pada pemberian opini tidak
wajar pada laporan keuangannya. Laporan keuangan dari PT. Asuransi Jiwasraya
(Persero) semu sejak tahun 2006 karena laba yang didapatkan merupakan hasil
2020).
diabaikan karena apabila tidak ada penanganan secara serius, maka akan
(fraud triangle) sampai segi lima kecurangan (fraud pentagon). Cressey (1953)
menjelaskan bahwa tiga faktor utama dalam teori segitiga kecurangan adalah
hanya tiga elemen yaitu tekanan, peluang, dan rasionalisasi yang mempengaruhi
Konsep ini dikenal dengan segi empat kecurangan (fraud diamond) yang telah
akan menggunakan fraud pentagon yang terdiri dari lima elemen. Kelima elemen
perilaku tidak etis mereka. Rasionalisasi merupakan perilaku yang dilakukan oleh
pelaku yang melakukan fraud untuk mencari pembenaran atas tindakannya. Wolfe
karena memberi kesan kepada orang-orang bahwa mereka tidak harus mengikuti
direksi, dan banyaknya jumlah foto CEO tidak memiliki pengaruh terhadap
laporan keuangan.
Lastanti (2020) yang menguji tekanan dengan proksi financial stability menemukan
dengan penelitian Anggraini dan Arifin (2022) yang menguji financial stability,
namun mendapatkan hasil yang berbeda yaitu tidak memiliki pengaruh. Sehingga,
penelitian ini akan menguji tekanan dengan proksi financial stability. Selain itu,
2022) dan Anggraini & Arifin (2022) dengan proksi ineffective monitoring.
dan Agustina, 2017; Handayani et al., 2021). Namun, yang menjadi pembeda
antara penelitian ini dan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian ini
keuangan, tetapi penelitian ini memakai proksi F-Score karena dianggap sebagai
teknik penilaian risiko yang paling akurat untuk mengukur kecurangan laporan
manufaktur (Apriliana dan Agustina, 2017), property dan real estate (Fahira et al.,
2021), dan konstruksi (Rianto et al., 2021). Perusahaan BUMN bisa mencakup
sektor lainnya. Selain itu, penelitian ini menggunakan teori keagenan (agency
theory) karena pemilik perusahaan sebagai prinsipal dapat menekan agen untuk
Pihak agen dalam penelitian ini adalah manajemen. Pihak manajemen bisa
kemampuan dalam mengelola manajemen dan hal ini memberikan peluang bagi
agen dalam melakukan kecurangan karena agen memiliki akses informasi yang
lebih banyak dibandingkan dengan prinsipal, hal yang dapat dilakukan agen dalam
8
hal ini adalah merekayasa informasi yang terdapat di laporan keuangan sehingga
terdapat perbedaan informasi antara prinsipal dan agen. Selain itu, sikap arogansi
yang dimiliki agen akan membuat agen melakukan segala cara agar dapat
penelitian ini:
keuangan?
keuangan?
laporan keuangan?
keuangan?
keuangan?
keuangan?
9
untuk:
keuangan.
keuangan.
laporan keuangan.
laporan keuangan.
keuangan.
laporan keuangan.
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Investor
rumusan hipotesis.
waktu, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data,
saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mengenai korelasi nyata antara prinsipal yaitu pemegang saham dan agen yaitu
perjanjian kontrak tunduk pada pemegang saham dan bertanggung jawab atas
bahwa agen kemungkinan besar bertindak atas nama kepentingan mereka karena
keagenan untuk melibatkan moral hazard dan adverse selection. Ketika agen
stakeholder tidak mengetahui dengan baik dasar dari keputusan informasi agen
(pemberi kerja) yang merupakan pemilik perusahaan dengan orang lain yaitu agen
(penerima kerja). Hubungan keagenan ini terjadi jika salah satu pihak pemilik
keagenan dalam penelitian ini yang menjadi prinsipal yaitu pemilik perusahaan,
12
13
arogansi. Agen memiliki kemampuan dalam mengelola perusahaan dan hal ini
banyak dan hal yang dapat dilakukan agen dalam hal ini adalah melakukan
akan terdapat perbedaan informasi yang dimiliki oleh agen dengan prinsipal dan
dengan sikap arogansi yang dimiliki agen akan membuat agen melakukan segala
cara agar dapat mempertahankan posisi yang dimiliki dan secara rasional
lain.
pihak prinsipal yaitu pemegang saham. Sehingga, bagi pihak manajemen, hal ini
tidak benar kepada pihak prinsipal. Tekanan merupakan suatu tujuan dan motivasi
alasan yang rasional atas tindakan kecurangan laporan keuangan yang telah
didefinisikan oleh Albrecht et al. (2012) sebagai mekanisme yang dilakukan oleh
14
dilakukan oleh pelaku untuk mencari pembenaran atas tindakannya. Karakter ini
sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang diderita oleh investor dan kreditur.
Menurut Lastanti (2020) bahwa kecurangan dapat terjadi apabila individu atau
informasi yang komprehensif, netral dan bebas dari kesalahan, serta menyajikan
laporan keuangan. ACFE (2016) menjelaskan bahwa ada tiga skema yang
keuangan.
Menurut ACFE (2016) bahwa ada dua alasan mengapa individu atau
lain:
1. Menampilkan laba yang lebih tinggi dari laba sebenarnya. Hal ini dilakukan
kecurangan yang disebut fraud triangle. Dalam fraud triangle, Cressey (1953)
tahun 2004, yang menjelaskan adanya faktor yang dapat mempengaruhi extortion
capability (kemampuan), sehingga teori ini dikenal dengan fraud diamond. Setelah
itu, Horwath menyempurnakan teori fraud triangle dan fraud diamond. Pada tahun
2011, Horwath menambah faktor arrogance (arogansi) yang dikenal dengan fraud
pentagon.
dipahami. Menurut teori fraud triangle, semua penipuan memiliki tiga karakteristik
yaitu tekanan, kesempatan yang dirasakan, dan rasionalisasi. Ketiga elemen ini
selalu ada, terlepas dari apakah tindakan tidak jujur itu melibatkan penipuan yang
melanggar aturan atau rekayasa oleh satu pihak untuk mendapatkan keuntungan
menjadi tiga kelompok berbeda, yang masing-masing disebut sebagai "fraud tree”.
1. Korupsi
Korupsi adalah fraud yang biasanya melibatkan banyak pihak yang bekerja
penipuan yang sulit. Dalam fraud tree, korupsi dapat terjadi dalam berbagai
gratifikasi ilegal.
17
untuk keuntungan pribadi. Dua jenis penyalahgunaan aset dalam fraud tree
yang ditunjukkan oleh ACFE (2016), ada dua ringkasan fraud. Pertama,
lebihkan atau menilai terlalu tinggi laba bersih. Kedua, fraud yang
pajak.
dengan segitiga penipuan (fraud triangle) oleh Cressey pada tahun 1953 dan fraud
diamond oleh Wolfe dan Hermanson pada tahun 2004, kemudian fraud pentagon
segitiga penipuan, dan teori fraud diamond adalah penyempurnaan dari teori
diungkapkan oleh perusahaan. Kecurangan ini dapat dilakukan oleh pihak internal
perusahaan karena mereka memiliki akses informasi yang lebih mudah atas
laporan keuangan.
18
dilakukan oleh pimpinan yang memiliki jabatan tinggi diakibatkan karena mereka
akibatnya dari tindakan ini mengakibatkan kerugian untuk pihak tertentu. Oleh
karena itu, dalam teori ini ditambahkan faktor arogansi yang menjadi dorongan
1. Tekanan (Pressure)
Tekanan dapat muncul dari berbagai kondisi seperti kondisi financial dan
nonfinancial. Tekanan sering muncul karena pencapaian yang harus dipenuhi dari
supaya tetap stabil (Situngkir dan Triyanto, 2020). Ada empat jenis kondisi umum
stabil. Terdapat faktor resiko seperti manipulasi laba oleh perusahaan ketika
perusahaan.
19
berlebih pada manajemen untuk mencapai target yang telah ditetapkan tersebut.
Terdapat faktor resiko seperti adanya manipulasi terhadap laba yang mungkin
dilakukan oleh manajemen dengan tujuan agar target yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
timbulnya tekanan untuk memberikan laporan keuangan yang tidak benar kepada
pihak prinsipal. Tekanan merupakan suatu tujuan dan motivasi yang hendak diraih
2. Peluang (Opportunity)
tindakan kecurangan adalah salah satunya. Adanya peluang ini diakibatkan oleh
menjadi tiga kelompok: sifat industri (nature of industry), pemantauan yang tidak
20
dengan dampak yang jauh lebih besar, terkait dengan sifat industri. Salah satu
cenderung memiliki penilaian persediaan yang salah saji, dan risikonya juga akan
efektif yang dilakukan oleh perusahaan dalam melihat kinerja perusahaan. Faktor
keuangan dan pengendalian internal dewan direksi dan komite audit. Struktur
organisasi (organization structure) adalah struktur yang kompleks dan tidak stabil,
direksi.
3. Rasionalisasi ( Rationalization)
tidak etis mereka (Albrecht et al., 2012). Rasionalisasi merupakan tindakan yang
dilakukan oleh pelaku untuk mencari pembenaran atas tindakannya. Karakter ini
pihak lainnya.
21
4. Kemampuan (Capability)
bahwa tanpa keberadaan dari orang yang memiliki kemampuan dalam mengenali
5. Arogansi (Arrogance)
Arogansi merupakan sikap serakah atau ketamakan yang dimiliki oleh pelaku
sifat superioritas karena memberi kesan kepada orang-orang bahwa mereka tidak
foto CEO dalam laporan keuangan dapat menunjukkan tingkat arogansi yang
segala daya untuk menjaga posisi dan statusnya. Hal ini timbul akibat keyakinan
pada dirinya dikarenakan tingkat posisi yang dimiliki. Sikap arogan ini biasanya
22
dimiliki oleh orang-orang dalam suatu perusahaan dengan jabatan yang tinggi
oleh pihak manajemen merupakan salah satu cara dalam mengurangi adanya
agency cost. Karena adanya kepemilikan saham oleh manajemen maka pihak
pemegang saham. Dengan adanya saham yang dimiliki oleh pihak manajemen
dimiliki pihak manajemen baik dalam jumlah besar maupun kecil memperlihatkan
saham.
perusahaan dihitung oleh persentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen.
oleh pihak manajemen dari semua jumlah saham perusahaan yang beredar.
informasi yang tidak seimbang antara insider dan outsider melalui pengungkapan
perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Berikut ini
kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1.
Peluang (X2)
Kemampuan (X4)
Arogansi (X5)
Keuangan
(1976). Adanya keagenan karena pihak prinsipal (pemegang saham) dan agen
yaitu pemegang saham. Sehingga, bagi pihak manajemen, hal ini memungkinkan
timbulnya tekanan untuk memberikan laporan keuangan yang tidak benar kepada
pihak prinsipal. Tekanan merupakan suatu tujuan dan motivasi yang hendak diraih
keuangan.
akan melakukan manipulasi agar laporan keuangan terlihat baik ketika laba
perusahaan ada di bawah rata-rata industri. Begitu pula saat laba perusahaan ada
di atas rata-rata industri, manajemen tetap akan memanipulasi labanya. Hal ini
bertujuan untuk menjaga laba perusahaan agar terlihat tetap stabil pada laporan
juga sejalan dengan penelitian Anggraini dan Arifin (2022) bahwa tekanan
mendapat tekanan.
Keuangan
peluang. Pengawasan yang tidak efektif (ineffective monitoring) dalam SAS NO.99
Laporan Keuangan
Keuangan
Hal itu menyebabkan munculnya konflik kepentingan antara pihak agen dan
selalu menginginkan laporan keuangan yang disajikan harus terlihat baik dimata
pribadinya. Wolfe dan Hermanson (2004) berpendapat bahwa fraud tidak mungkin
direksi baru menunjukkan adanya indikasi bahwa telah terjadi kecurangan dalam
Keuangan
seorang manajer menjadi arogan. Menurut Horwath (2011) arogansi adalah sifat
pemimpin yang baik adalah orang yang ingin bekerjasama dan mengambil peran
dengan proksi jumlah banyaknya gambar CEO yang ditampilkan secara mencolok
manajemen merupakan salah satu cara dalam mengurangi adanya agency cost.
al. (2021).
31
dengan pihak pemegang saham Yusup et al. (2021). Oleh karena itu, kepemilikan
laporan keuangan
sebagai salah satu mekanisme tata kelola perusahaan dan alat pemantauan yang
32
manajemen.
laporan keuangan
1976).
pembenaran atas tindakannya. Karakter ini adalah hal yang menyebabkan individu
rasional atas tindakan kecurangan laporan keuangan yang telah dilakukan tanpa
laporan keuangan
pihak agen dan prinsipal, menyebabkan manajer yang memiliki kemampuan dapat
perusahaan.
CEO, dewan direksi, dan kepala divisi sangat rentan terhadap praktik penipuan
yang tinggi dianggap mampu menjadi pengawas dan pemantau dalam mencegah
laporan keuangan
kontrak antara pihak pemilik sumber daya (prinsipal) dengan agen untuk mengurus
sumber daya tersebut. Hubungan keagenan ini timbul saat pihak prinsipal
untuk membuat keputusan. Ketika pendelegasian tugas tidak diawasi dengan baik
kesan kepada orang-orang bahwa mereka tidak harus mengikuti kebijakan dan
istimewa.
oleh pihak manajemen merupakan salah satu cara dalam mengurangi adanya
agency cost. Yusup et al. (2021) berkesimpulan bahwa kepemilikan saham oleh
laporan keuangan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yang dimulai dengan perumusan hipotesis dan implikasinya serta berlanjut sampai
Indonesia tahun 2017 sampai dengan tahun 2021. Data yang digunakan adalah
data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung melalui website resmi BEI
menggunakan pendekatan kuantitatif. Teori utama dalam penelitian ini adalah teori
efek Indonesia. Data sekunder dikumpulkan dari situs resmi Bursa Efek Indonesia
perusahaan BUMN yang tercatat di BEI. Durasi studi ini akan menjadi tiga bulan,
35
36
ingin diteliti (Sekaran, 2017:53). Populasi penelitian ini terdiri dari laporan
keuangan tahunan (annual report) BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
antara tahun 2017 dan 2021. Strategi purposive sampling, atau pengambilan
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, digunakan dalam penelitian ini untuk
● Semua data untuk tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 yang
No Kriteria Tahun
2017-2021
1 Perusahaan BUMN selama tahun 2017 hingga 20
2021 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2 Perusahaan BUMN yang tidak menerbitkan (0)
laporan keuangan selama tahun 2017 hingga
2021
3 Perusahaan BUMN yang tidak menyajikan (4)
data-data yang berkaitan dengan variabel
penelitian selama tahun 2017 hingga 2021
Total sampel perusahaan BUMN 16
Total sampel penelitian (16×5) 80
yang digunakan dalam penelitian ini. Istilah "data sekunder" mengacu pada
pada informasi laporan keuangan tahunan BUMN yang terdaftar di BEI antara
tahun 2017 sampai dengan tahun 2021. Data yang digunakan dalam penelitian ini
Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah data sekunder, yang
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017 sampai dengan tahun 2021. Teknik
dokumentasi meliputi pengumpulan data dari catatan atau dokumen yang sudah
www.idx.co.id.
sebagai variabel dependen dalam penelitian ini. Sejalan dengan Skousen et al.
(2009), variabel kualitas akrual dan kinerja keuangan dalam model fraud score
Keterangan:
Penjelasan:
tekanan dengan proksi financial stability, dilihat pada perubahan aset tahun
yaitu:
sesuatu yang aman. Penelitian ini menggunakan proksi monitoring yang tidak
akan diberikan jika kantor akuntan publik berubah antara tahun 2017 dan 2021,
nilai “0” akan diberikan jika tidak ada perubahan pada kantor akuntan publik.
Pergantian direksi diukur menggunakan dummy. Nilai “1” akan diberikan jika terjadi
pergantian direksi selama periode 2017–2021. Nilai "0" akan diberikan jika dewan
karena memberi kesan kepada orang-orang bahwa mereka tidak harus mengikuti
40
memiliki hak istimewa. Dalam studi ini, frekuensi foto CEO berfungsi sebagai
pemegang saham. Dengan adanya saham yang dimiliki oleh pihak manajemen
diukur menggunakan variabel dummy. Nilai “1” akan diberikan jika terdapat
kepemilikan saham oleh manajemen selama periode 2017–2021. Nilai "0" akan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
informasi yang diperlukan untuk analisis. Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis
data yang meliputi mean, median, dan standar deviasi dari nilai terendah dan
41
tertinggi. Untuk memahami variabel yang digunakan dalam penelitian ini, statistik
arogansi.
Menurut Janie (2012:13) uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas,
berganda yang digunakan akan diuji untuk mengetahui apakah menyimpang dari
dependen atau independen model regresi statistik untuk menentukan apakah data
secara teratur. Dapat dikatakan bahwa residual berdistribusi normal jika nilai sig
lebih besar dari 0,05, dan dikatakan tidak berdistribusi normal jika nilai sig lebih
Uji yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel dalam model regresi
ini tidak dapat digunakan jika persamaan regresi memiliki masalah autokorelasi,
persyaratan ini harus dipenuhi. Uji Durbin Watson digunakan dalam prosedur
42
pengujian penelitian ini untuk memeriksa autokorelasi. Dalam uji Durbin Watson,
c. Apabila DW> (4-dL) atau DW lebih besar dari (4-dL) maka autokorelasi
negatif.
d. Apabila dU<DW <dL atau DW terletak diantara dU dan dL, maka tidak
menarik kesimpulan.
Uji Run adalah uji selanjutnya jika hasil Durbin-Watson tidak mengarah pada
kesimpulan yang jelas. Statistik non-parametrik termasuk uji Run, yang dapat
autokorelasi pada data jika nilai sig lebih besar dari 0,05.
untuk melihat apakah model regresi dapat membuktikan adanya hubungan antara
arogansi. Uji ini dapat menentukan apakah ada atau tidak ada multikolinearitas.
Syarat berikut ini dapat digunakan untuk menentukan apakah ada atau tidak ada
multikolinearitas:
a. Multikolinearitas ada jika nilai tolerance kurang dari 0,10 dan VIF lebih besar
dari 10.
b. Multikolinearitas tidak terjadi jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dn VIF
(ZPRED) dan residual (SRESID) adalah sebagai berikut: Pertama, jika terdapat
pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola yang cukup teratur, maka
terjadi heteroskedastisitas. Tidak ada heteroskedastisitas jika tidak ada pola yang
terlihat dan titik-titik pada sumbu Y tersebar di atas dan di bawah angka 0.
Persamaan:
Dimana :
Persamaan:
Dimana :
3.7.5.1 Uji F
dari model regresi dilihat pada nilai signifikansi F pada hasil uji regresi . Model
regresi layak digunakan apabila nilai probability lebih besar dari 5%. Sebaliknya,
model regresi tidak layak digunakan apabila nilai probability lebih kecil dari 5%.
dalam menjelaskan variasi dari variabel dependen. Nilai dari koefisien determinasi
45
yaitu antara nol dan satu. Jika nilainya kecil maka kemampuan variabel
jika nilainya mendekati satu maka berarti variabel independen memberikan hampir
peneltian ini. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah setiap variabel
b. jika nilai signifikansi lebih besar dari 5% berarti variabel independen tidak
variabel moderasi jika nilai sig kurang dari 0,05. Apabila nilai sig lebih besar dari
0,05, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak dapat
tahunan yang dipublikasikan pada situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id serta pada
situs web perusahaan. Daftar perusahaan yang digunakan sebagai sampel adalah
sebagai berikut.
gambaran dari suatu kumpulan data yang terdiri dari nilai mean, median, dan
standar deviasi dari nilai terendah dan tertinggi. Variabel independen yang
46
47
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Kecurangan LK 80 -1,38 1,74 ,0146 ,47128
Tekanan 80 -,33 1,42 ,1390 ,26644
Peluang 80 ,20 ,67 ,3974 ,09599
Rasionalisasi 80 0 1 ,23 ,420
Kemampuan 80 0 1 ,81 ,393
Arogansi 80 1 14 5,51 2,639
Kep_Manajerial 80 0 1 ,80 ,403
Valid N (listwise) 80
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS
f-score adalah -1,38 yang diperoleh oleh PT. Garuda Indonesia Tbk. pada
tahun 2020. Sedangkan nilai maksimum variabel ini adalah 1,74 yang
diperoleh oleh PT. Aneka Tambang Tbk. pada tahun 2018. Berdasarkan nilai
statistik deskriptif di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari variabel
tekanan (X1) yang diukur dengan proksi financial stability adalah -0,33 yang
48
diperoleh oleh PT. Garuda Indonesia Tbk. pada tahun 2021. Sedangkan nilai
maksimum variabel ini adalah 1,42 yang diperoleh oleh PT. Garuda Indonesia
Tbk. pada tahun 2020. Berdasarkan nilai statistik deskriptif di atas dapat dilihat
bahwa nilai rata-rata dari variabel tekanan adalah sebesar 0,1390 dan standar
peluang (X2) yang diukur dengan proksi ineffective monitoring adalah 0,20
yang diperoleh oleh PT. Semen Baturaja Tbk. pada tahun 2017 yang artinya
variabel ini adalah 0,67. Berdasarkan nilai statistik deskriptif di atas dapat
dilihat bahwa nilai rata-rata dari variabel peluang adalah sebesar 0,3974 dan
ini adalah 1. Berdasarkan nilai statistik deskriptif di atas dapat dilihat bahwa
nilai rata-rata dari variabel rasionalisasi adalah sebesar 0,23 dan standar
ini adalah 1. Berdasarkan nilai statistik deskriptif di atas dapat dilihat bahwa
nilai rata-rata dari variabel kemampuan adalah sebesar 0,81 dan standar
arogansi (X5) yang diukur dengan proksi frekuensi foto CEO pada laporan
Negara Tbk. pada tahun 2020. Sedangkan nilai maksimum variabel ini adalah
14 yang diperoleh oleh PT. Indofarma Tbk. pada tahun 2020. Berdasarkan
nilai statistik deskriptif di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari variabel
arogansi adalah sebesar 5,51 dan standar deviasinya adalah sebesar 2,639.
adalah 1. Berdasarkan nilai statistik deskriptif di atas dapat dilihat bahwa nilai
dependen atau independen model regresi statistik untuk menentukan apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini digunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. Dapat dikatakan bahwa nilai residual berdistribusi normal jika nilai sig
lebih besar dari 0,05, dan dikatakan tidak berdistribusi normal jika nilai sig lebih
Unstandardized
Residual
N 80
Normal Parameters a,b Mean .0000000
Std. Deviation .24171577
Most Extreme Differences Absolute .077
Positive .072
Negative -.077
Test Statistic .077
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa nilai residual dalam model regresi ini
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel dalam model regresi
Model Summaryb
Model R R Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square Square the Estimate Watson
1 .130 a .017 -.064 .48609 2.163
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS
karena DW terletak diantara dU dan (4-dU) artinya dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat autokorelasi.
51
untuk melihat apakah model regresi dapat membuktikan adanya hubungan antara
variabel-variabel independen. Uji ini dapat menentukan apakah ada atau tidak ada
Coefficientsa
masing-masing variabel memiliki nilai nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan VIF
kurang dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa multikolinearitas tidak terjadi.
heteroskedastisitas karena tidak ada pola yang terlihat dan titik-titik pada sumbu Y
Uji F digunakan untuk menguji apakah model regresi layak digunakan. Uji
ini dilakukan dengan melihat nilai signifikansi F pada hasil uji regresi. Nilai
hasil uji signifikansi mendapatkan nilai signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi
jauh lebih kecil dari α (0,05) maka model regresi dalam penelitian ini layak
digunakan.
53
ANOVAa
dalam menjelaskan variasi dari variabel dependen. Nilai dari koefisien determinasi
yaitu antara nol dan satu. Jika nilainya kecil maka kemampuan variabel
jika nilainya mendekati satu maka berarti variabel independen memberikan hampir
Model Summary
adjusted R square sebesar 0,458. Hal ini memiliki arti bahwa 45.8% variasi variabel
4.4.1.3 Uji t
yang digunakan yaitu 5%. Hasil pengujian ditampilkan dalam tabel di bawah ini.
Coefficientsa
bahwa apabila semua variabel independen dianggap konstan maka nilai variabel
0,021 dan nilai signifikansi sebesar 0,765. Nilai koefisien regresi tekanan sebesar
laporan keuangan akan meningkat sebesar 0,021. Karena nilai sig 0,765>0,05
0,214 dan nilai signifikansi sebesar 0,057. Nilai koefisien regresi peluang sebesar
laporan keuangan akan meningkat sebesar 0,214. Karena nilai sig 0,057>0,05
0,709 dan nilai signifikansi sebesar 0,017. Nilai koefisien regresi rasionalisasi
kecurangan laporan keuangan akan meningkat sebesar 0,709. Karena nilai sig
0,228 dan nilai signifikansi sebesar 0,235. Nilai koefisien regresi kemampuan
kecurangan laporan keuangan akan meningkat sebesar 0,228. Karena nilai sig
keuangan.
0,003 dan nilai signifikansi sebesar 0,707. Nilai koefisien regresi arogansi sebesar
laporan keuangan akan meningkat sebesar 0,003. Karena nilai sig 0,707>0,05
signifikansi 0,007. Karena nilai signifikansi jauh lebih kecil dari α (0,05) maka
ANOVAa
adjusted R square sebesar 0,537. Hal ini memiliki arti bahwa 53.7% variasi variabel
sedangkan 46,3% sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor atau variabel lain di luar
penelitian.
57
Model Summary
4.4.2.3 Uji t
Coefficientsa
0,765. Karena nilai sig 0,765>0,05 maka variabel tekanan tidak berpengaruh
Keuangan perusahaan yang tidak stabil tidak memicu pihak manajemen untuk
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggraini dan Arifin (2022)
laporan keuangan. Berbeda dengan peneltian Novita (2019) dan Apriliana dan
Hasil uji t untuk variabel peluang nilai signifikansi sebesar 0,057. Karena
Good Corporate Governance (GCG) sebagai salah satu upaya dalam mencegah
Handayani et al., (2021) dan Rezeki (2022) bahwa peluang tidak memiliki
ini tidak sejalan dengan penelitian Agustina dan Pratomo (2019) yang
laporan keuangan.
(2020) Novita (2019). Sedangkan Aprilia (2017) dan Handayani et al., (2021)
laporan keuangan.
sebesar 0,235. Karena nilai sig 0,235>0,05 maka variabel kemampuan tidak
ditolak.
2017). Pengawasan yang efektif yang dilakukan oleh dewan komisaris terhadap
kinerja direksi mengakibatkan jika adanya pergantian direksi maka tidak akan
(Lastanti, 2020).
direksi tidak bekerja secara maksimal maka akan diganti dengan direksi yang
(Sugiharto, 2022). Pergantian direksi dengan merekrut direksi baru yang lebih
kompeten adalah satu cara untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu,
sebelumnya telah pensiun atau meninggal dunia (Agusputri dan Sofie, 2019).
hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Anggraini dan Arifin
(2022) dan Fahira et al., (2021). Sedangkan Novita (2019) mendapatkan hasil
yang berbeda.
0,707. Karena nilai sig 0,707>0,05 maka variabel arogansi tidak berpengaruh
keuangan perusahaan. Menurut Agusputri dan Sofie (2019) foto CEO dalam
laporan keuangan memiliki tujuan agar CEO perusahaan dapat dikenal. Selain itu,
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan sepanjang tahun. Oleh karena itu,
yang dilakukan oleh Anggraini dan Arifin (2022)dan Lastanti (2020). Namun, hasil
penelitian tidak sejalan dengan penelitian Santoso (2019) dan Pusphita dan Yasa
(2018).
63
demikian, H6 diterima.
proses pelaporan keuangan, hal ini karena ketika pihak manajemen mempunyai
saham maka mereka akan bertindak serupa dengan pemegang saham dan akan
sesuai kondisi riil perusahaan (Utomo et al., 2019). Ketika kondisi keuangan
perusahaan tidak stabil, tidak akan menjadi tekanan bagi pihak manajemen untuk
perusahaan di masa mendatang (Mintara dan Hapsari, 2021). Oleh karena itu,
keuangan.
64
demikian, H7 diterima.
jika pengawasan tidak dilakukan secara efektif sehingga memberi peluang bagi
manajerial mampu meningkatkan kualitas dari proses pelaporan keuangan, hal ini
karena ketika pihak manajemen mempunyai saham maka mereka akan bertindak
serupa dengan pemegang saham dan akan memastikan bahwa laporan keuangan
perusahaan disajikan secara wajar dan sesuai kondisi riil perusahaan (Utomo et
al., 2019). Hal ini dapat mencegah pihak agen atau manajer dalam melakukan
demikian, H8 diterima.
65
meningkatkan kualitas dari proses pelaporan keuangan, hal ini karena ketika pihak
disajikan secara wajar dan sesuai kondisi riil perusahaan. Manajer akan lebih
diambil akan mempengaruhi perusahaan dan pemegang saham yang tidak lain
demikian, H9 ditolak.
susunan direksi atau merekrut direksi baru yang dianggap lebih kompeten
laporan keuangan.
pada laporan keuangannya. Foto CEO dalam laporan keuangan memiliki tujuan
agar CEO perusahaan dapat dikenal. Selain itu, banyaknya foto CEO yang
perusahaan sepanjang tahun. Oleh karena itu, jumlah foto CEO tidak
menunjukkan arogansi CEO (Agusputri dan Sofie, 2019). Oleh karena itu, dapat
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
laporan keuangan.
Setiap variabel dalam penelitian ini hanya menggunakan satu proksi untuk
5.3 Saran
67
68
variabel.
Dewi, K., dan Anisykurlillah, I. 2021. Analysis of the Effect of Fraud Pentagon
Factors on Fraudulent Financial Statement with Audit Committee as
Moderating Variable. Accounting Analysis Journal, 10(1), 39–46.
69
70
Marks, J. 2012. The Mind Behind The Fraudsters Crime: Key Behavioral And
Environmental Elements. Crowe Howarth LLP (Presentation).
Utomo, S. D., Machmuddah, Z., & Pamungkas, I. D. 2019. The effect of auditor
switching and managerial ownership on fraudulent financial
72
LAMPIRAN
74
Lampiran 1: Biodata
BIODATA
Identitas Diri
Pendidikan Formal
Aulya Amanda
Lampiran 2: Peta Teori
PETA TEORI
75
76
3 Novita, N. (2019). Tujuan dari ● H1: Semakin besar tekanan Variabel Penelitian Hasilnya menunjukkan
Teori Fraud penelitian ini maka semakin besar pula Variabel Dependen: bahwa hanya elemen
Pentagon dan adalah untuk peluang perusahaan melakukan Kecurangan Laporan Tekanan dan
mengetahui kecurangan laporan keuangan Keuangan Rasionalisasi yang dapat
77
Deteksi Kecurangan apakah prediktor ● H2: Semakin besar peluang Variabel Independen: menentukan
Laporan Keuangan teori fraud maka semakin besar pula X1: Tekanan kemungkinan
pentagon, yaitu: peluang perusahaan melakukan X2: Peluang kecurangan laporan
tekanan,peluang, kecurangan laporan keuangan X3: Rasionalisasi keuangan. Proksi
rasionalisasi, ● H3: Semakin kuat rasionalisasi X4: Kemampuan Kemampuan
kemampuan dan maka semakin besar pula X5: Arogansi dan Arogansi yang
arogansi mampu peluang perusahaan melakukan Teknik Analisis: diusulkan dalam
menjelaskan kecurangan laporan keuangan Menggunakan model regresi penelitian ini tidak
probabilitas ● H4: Semakin tinggi kemampuan linear terbukti menjelaskan
terjadinya pimpinan maka semakin besar berganda. peluang untuk
kecurangan pula peluang perusahaan kecurangan laporan
laporan melakukan kecurangan laporan keuangan.
keuangan di keuangan
indonesia. ● H5: Semakin besar arogansi
pimpinan perusahaan maka
semakin besar pula peluang
perusahaan melakukan
kecurangan laporan keuangan
4 Rezeki, F. G. Tujuan penelitian ● H1: Tekanan berpengaruh dalam Variabel Penelitian Hasil penelitian ini
(2022). Analisis ini adalah memprediksi kecurangan laporan Variabel Dependen: mengindikasikan bahwa
Pengaruh Fraud determinasi keuangan Kecurangan Laporan tekanan, arogansi
Pentagon Model pengaruh fraud ● H2: Peluang berpengaruh dalam Keuangan berpengaruh dalam
dalam Memprediksi pentagon Model memprediksi kecurangan laporan Variabel Independen: memprediksi
Keterjadian untuk keuangan X1: Tekanan kecurangan laporan
Fraudulent memprediksi ● H3: Rasionalisasi berpengaruh X2: Peluang keuangan (Fraudulent
Financial Statement kecurangan dalam memprediksi kecurangan X3: Rasionalisasi Financial Statement).
(Studi Empiris pada laporan laporan keuangan X4: Kemampuan Sementara,
Perusahaan keuangan di ● H4: Kemampuan berpengaruh X5: Arogansi rasionalisasi, peluang,
Manufaktur yang Perusahaan dalam memprediksi kecurangan dan kemampuan tidak
Terdaftar di Bursa Manufaktur yang laporan keuangan Teknik Analisis: memiliki pengaruh dalam
Efek Indonesia terdaftar di BEI memprediksi terjadinya
78
Periode 2016- periode 2016- H5: Arogansi berpengaruh dalam Menggunakan model regresi kecurangan laporan
2018. 2018 memprediksi kecurangan laporan linear keuangan.
keuangan berganda.
5 Fahira, H. N., Tujuan penelitian ● H1: Tekanan berpengaruh dalam Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Purnomo, M., & ini adalah untuk memprediksi kecurangan laporan Variabel Dependen: menunjukkan bahwa
Rasmini, M. (2021). menunjukkan keuangan Kecurangan Laporan variabel tekanan dan
Pengaruh Fraud dan ● H2: Peluang berpengaruh dalam Keuangan peluang berpengaruh
Pentagon Terhadap mengeksplorasi memprediksi kecurangan laporan Variabel Independen: positif terhadap
Fraudulent bagaimana fraud keuangan X1: Tekanan fraudulent financial
Financial Statement pentagon ● H3: Rasionalisasi berpengaruh X2: Peluang statement. Sementara,
mempengaruhi dalam memprediksi kecurangan X3: Rasionalisasi rasionalisasi,
kecurangan laporan keuangan X4: Kemampuan kemampuan, dan
laporan ● H4: Kemampuan berpengaruh X5: Arogansi arogansi tidak
keuangan dalam memprediksi kecurangan Teknik Analisis: berpengaruh pada
laporan keuangan Menggunakan model regresi fraudulent financial
● H5: Arogansi berpengaruh dalam linear statement.
memprediksi kecurangan laporan berganda.
keuangan
6 Apriliana, S., & Tujuan dari ● H1: Financial Target Variabel Penelitian Hasil pengujian
Agustina, L. (2017). penelitian ini berpengaruh positif terhadap Variabel Dependen: menunjukkan bahwa
The Analysis of adalah untuk kecurangan pelaporan keuangan Kecurangan Laporan stabilitas keuangan,
Fraudulent menganalisis ● H2: Financial Stability Keuangan kualitas auditor
Financial Reporting prediksi berpengaruh positif terhadap Variabel Independen: eksternal, dan jumlah
Determinant kecurangan kecurangan pelaporan keuangan X1: Financial Target foto CEO dalam laporan
through Fraud pelaporan ● H3: Likuiditas berpengaruh X2: Financial Stability tahunan perusahaan
Pentagon keuangan positif terhadap kecurangan X3: Likuiditas berpengaruh positif
Approach. dengan pelaporan keuangan X4: Kepemilikan Institusional terhadap prediksi
perspektif fraud ● H4: Kepemilikan Institusional X5: Pengawasan efektif kecurangan pelaporan
pentagon. berpengaruh positif terhadap X6: Kualitas Auditor keuangan, sedangkan
kecurangan pelaporan keuangan X7: Perubahan Auditor target keuangan,
● H5: Pengawasan efektif likuiditas, kepemilikan
79
7 Handayani, S., & Penelitian ini ● H1: pengaruh tekanan terhadap Variabel Penelitian Hasil penelitian telah
Waskito, B. I. bertujuan kecurangan pelaporan keuangan Variabel Dependen: menunjukkan bahwa
(2021). The untuk ● H2: pengaruh peluang terhadap Kecurangan Laporan tekanan dan arogansi
Moderating Effect mengetahui kecurangan pelaporan keuangan Keuangan berpengaruh positif
Of Audit Committee pengaruh ● H3: pengaruh rasionalisasi Variabel Independen: terhadap financial
On The Prevention tekanan, terhadap kecurangan pelaporan X1: Tekanan statement fraud pada
Of Financial peluang, keuangan X2: Peluang perusahaan sektor
Statement Fraud rasionalisasi, ● H4: pengaruh kemampuan X3: Rasionalisasi konstruksi yang terdaftar
With Pentagon kemampuan, terhadap kecurangan pelaporan X4: Kemampuan di BEI, sedangkan
Fraud Analysis. dan arogansi keuangan X5: Arogansi peluang, rasionalisasi,
80
terhadap ● H5: pengaruh arogansi terhadap Z: Komite Audit dan kemampuan tidak
pencegahan kecurangan pelaporan keuangan berpengaruh terhadap
Financial ● H6: komite audit dalam Teknik Analisis: financial statement fraud
Statement memoderasi tekanan terhadap Menggunakan model regresi pada perusahaan sektor
Fraud dengan kecurangan pelaporan keuangan linear konstruksi yang terdaftar
komite audit ● H7: komite audit dalam berganda dan MRA di BEI. Penelitian juga
sebagai memoderasi peluang terhadap (Moderate Regression menunjukkan bahwa
variabel kecurangan pelaporan keuangan Analysis) komite audit tidak
Moderasi ● H8: komite audit dalam memperlemah pengaruh
pada memoderasi rasionalisasi tekanan, peluang,
perusahaan terhadap kecurangan pelaporan rasionalisasi,
konstruksi keuangan kemampuan, dan
yang terdaftar ● H9: komite audit dalam arogansi terhadap
di Bursa Efek memoderasi kemampuan pencegahan financial
Indonesia terhadap kecurangan pelaporan statement fraud.
(BEI)tahun keuangan
2017-2019 ● H10: komite audit dalam
memoderasi arogansi terhadap
kecurangan pelaporan keuangan
8 Rianto et.al.,(2021). Tujuan dari H1: Financial targets berpengaruh Variabel Penelitian Hasil penelitian
Diamond Fraud penelitian ini positif terhadap kecurangan laporan Variabel Dependen: menunjukkan bahwa
Analysis in adalah untuk keuangan Kecurangan Laporan nature of industry,
Detecting Financial mengetahui H2: Nature of Industry berpengaruh Keuangan berpengaruh positif dan
Statement Fraud seberapa besar positif terhadap kecurangan laporan Variabel Independen: signifikan terhadap
with the Audit pengaruh Fraud keuangan. X1: Financial Target kecurangan laporan
Committee as Diamond dalam H3: Rationalization berpengaruh X2: Nature of Industry keuangan. Financial
Moderating Variable mendeteksi positif terhadap kecurangan laporan X3: Rationalization targets, total accruals
(Empirical Study on Financial keuangan. X4: Capability dan director changes
Sub Construction Statement Fraud X5: Komite Audit tidak berpengaruh
Companies listed dengan variabel terhadap kecurangan
81
on the IDX for the komite audit H4: Capability berpengaruh positif Teknik Analisis: laporan keuangan.
2016-2020 period) sebagai variabel terhadap kecurangan laporan Menggunakan model Variabel komite audit
pemoderasi pada keuangan. Descriptive Statistical dapat memoderasi
perusahaan H5: Komite audit memperlemah Analysis dan MRA (Moderate financial targets dan
sektor konstruksi pengaruh Financial targets terhadap Regression Analysis) rationalization terhadap
tahun 2016- kecurangan laporan keuangan. kecurangan laporan
2020, baik H6: Komite Audit memperlemah keuangan namun tidak
secara parsial pengaruh Nature of Industry dapat memoderasi
maupun terhadap kecurangan laporan nature of industry dan
simultan. keuangan director changes
H7: Komite Audit memperlemah terhadap kecurangan
pengaruh Rationalization terhadap laporan keuangan
kecurangan laporan keuangan
H8: Komite audit memperlemah
pengaruh Director Changes
terhadap kecurangan laporan
keuangan.
83
84
91
DATA RASIONALISASI (PERUBAHAN AUDITOR)
Kode
No Perusahaan 2017 2018 2019 2020 2021
1 GIAA 0 1 1 0 0
2 JSMR 0 0 0 0 0
3 PGAS 0 0 0 0 0
4 KAEF 0 0 1 1 0
5 INAF 0 0 0 0 0
6 KRAS 0 0 1 0 0
7 SMGR 0 0 1 0 0
8 SMBR 0 0 1 1 0
9 PTPP 1 1 0 1 0
10 ADHI 0 1 0 0 0
11 WSKT 1 1 0 0 1
12 WIKA 1 1 0 0 0
13 TINS 0 0 0 0 0
14 PTBA 0 0 1 0 0
15 ANTM 0 0 0 0 0
16 TLKM 0 0 0 0 0
Kode
No Perusahaan 2017 2018 2019 2020 2021
1 GIAA 1 1 1 1 1
2 JSMR 1 1 0 1 1
3 PGAS 1 1 1 1 1
4 KAEF 1 0 1 0 1
5 INAF 1 1 1 0 1
6 KRAS 1 1 1 0 0
7 SMGR 1 1 1 0 1
8 SMBR 1 1 0 1 0
9 PTPP 0 1 0 1 1
10 ADHI 1 1 0 1 1
11 WSKT 1 1 1 1 1
12 WIKA 1 1 1 1 1
13 TINS 1 0 1 1 1
14 PTBA 1 1 1 1 1
15 ANTM 1 0 1 0 1
16 TLKM 1 1 1 1 1
92
93
Kode
No Perusahaan 2017 2018 2019 2020 2021
1 GIAA 5 7 3 5 5
2 JSMR 7 10 9 4 4
3 PGAS 6 3 3 1 3
4 KAEF 5 12 5 5 4
5 INAF 6 4 4 14 10
6 KRAS 5 5 3 6 11
7 SMGR 3 3 4 4 3
8 SMBR 7 12 8 6 4
9 PTPP 4 4 3 3 5
10 ADHI 4 4 3 4 3
11 WSKT 6 3 7 4 6
12 WIKA 5 8 8 6 6
13 TINS 3 8 4 7 3
14 PTBA 11 7 6 4 4
15 ANTM 13 7 3 3 4
16 TLKM 6 7 4 8 5
Kode
No Perusahaan 2017 2018 2019 2020 2021
1 GIAA 1 1 0 1 1
2 JSMR 1 1 1 1 1
3 PGAS 1 0 0 1 0
4 KAEF 1 1 0 0 0
5 INAF 0 0 1 0 0
6 KRAS 0 1 1 1 1
7 SMGR 1 1 0 0 1
8 SMBR 1 1 1 1 1
9 PTPP 1 1 1 1 1
10 ADHI 1 1 1 1 1
11 WSKT 1 1 1 1 1
12 WIKA 1 1 1 1 1
13 TINS 1 1 1 0 0
14 PTBA 1 1 1 1 1
15 ANTM 1 1 1 1 1
16 TLKM 1 1 1 1 1
Lampiran 4: Output SPSS
Statistik Deskriptif
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Kecurangan LK 80 -1,38 1,74 ,0146 ,47128
Tekanan 80 -,33 1,42 ,1390 ,26644
Peluang 80 ,20 ,67 ,3974 ,09599
Rasionalisasi 80 0 1 ,23 ,420
Kemampuan 80 0 1 ,81 ,393
Arogansi 80 1 14 5,51 2,639
Kep_Manajerial 80 0 1 ,80 ,403
Valid N (listwise) 80
Uji Normalitas
Unstandardize
d Residual
N 80
Normal Parameters a,b Mean .0000000
Std. Deviation .24171577
Most Extreme Differences Absolute .077
Positive .072
Negative -.077
Test Statistic .077
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square Square the Estimate Watson
1 .130 a .017 -.064 .48609 2.163
94
95
Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Uji Heteroskedastisitas
Uji Hipotesis
ANOVAa
Model Summary
Coefficientsa
ANOVAa
Model Summary
Coefficientsa