Anda di halaman 1dari 97

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA

MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN YANG


TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh
ILHAM
105730520215

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020

1
PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA
MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh :

ILHAM
NIM 105730520215

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020

ii
PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini ku persembahkan untuk kedua orang tuaku, saudara-saudaraku


serta keluarga dan orang-orang yang kusayangi lainnya yang selalu
mendoakanku dan menyemangatiku dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

MOTTO HIDUP

”Mulai dari diri sendiri”

iii
iv
v
vi
ABSTRAK

ILHAM, 2019. Pengaruh Manajemen laba terhadap Biaya Modal Ekuitas


(pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Skripsi ini. Dibimbing oleh Agusdiwana Suarni dan pada Program
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah manajemen laba
berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas (pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas. Manajemen laba
diproksi dengan menggunakan model yang diukur berdasarkan akrual modal
kerja dengan penjualan, sedangkan biaya modal ekuitas diestimasi dengan
model Ohlson. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2016-2018. Sedangkan sampel
dipilih berdasarkan tehnik purposive sampling atau tehnik pengambilan dengan
kriteria tertentu. Jumlah sampel yang terpilih sebanyak 10 perusahan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2018. Data yang
diperoleh merupakan data sekunder dengan menggunakan metode dokumentasi
Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis regresi linear
sederhana.

Berdasarkan hasil pengujian, ditemukan bahwa manajemen laba


berpengaruh signifikan terhadap biaya modal ekuitas, hal ini dapat dibuktikan
dengan perolehan tingkat signifikan sebesar 0,04 yang lebih kecil dari tingkat
signifikan yang diharapkan yaitu 0,05.

Kata Kunci : Manajemen Laba, Biaya Modal Ekuitas, Akrul Modal Kerja
dengan Penjualan, Model Ohlson.

vii
ABSTRACK

ILHAM, 2019. Effect of earning Management on Equity Capital Cost (on


Manufacturing Company Listed on Indonesia Stock Exchange). This thesis.
Guided by Agusdiwana Suarni and on Accounting Program Faculty of
Economics and Business University of Muhammadiyah Makassar.

The formulation of the problem in this research is whether earnings management


affect the cost of equity capital (in manufacturing companies listed on the
Indonesia Stock Exchange). This study aims to determine the effect of earnings
management on the cost of equity capital. Profit management is proxyed using a
model measured on the accrual of working capital by sales, while the cost of
equity capital is estimated by the Ohlson model. The population in this study is a
manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange during 2016-
2018. While the sample is selected based on purposive sampling technique or
technique of taking with certain criteria. The number of samples selected are 10
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2018
period. The data obtained is secondary data using documentation method The
hypothesis of this study was tested by using simple linear regression analysis.
Based on the results of the test, found that earnings management
significantly influence the cost of equity capital, this can be proved by the
acquisition of a significant level of 0.04 is smaller than the expected significant
level of 0.05.

Keywords: Profit Management, Equity Capital Cost, Acrul Working Capital


with Sales, Ohlson Model.

viii
KATA PENGANTAR

‫الر ِحيم‬
‫الرحْ َم ِن ه‬ ِ ‫ِبس ِْم ه‬
‫َّللا ه‬
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang

Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayahNya

sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Manajemen Laba Terhadap

Biaya Modal Ekuitas pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Secara khusus ucapan sayang dan terimakasih penulis sampaikan

kepada kedua orang tua penulis bapak Dolomang dan ibu Murni yang tak pernah

berhenti memberikan doa, harapan, restu, semangat, cinta dan kasih sayang

yang begitu tulus. Dan saudara-saudaraku tercinta yang selalu mendukung dan

memberi perhatian penuh dan selalu memberikan semangat hingga penulis bisa

sampai ditahap ini.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang

secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis sejak awal proses

penyusunan skripsi dan mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan, serta

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd.Rahman Rahim, SE.,MM., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

ix
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE, M.Si.Ak.CA.CSP selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar

4. Ibu Dr. Hj. Ruliaty,M.M. selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu

untuk membimbing dan mengarahkan serta memberkan motivasi dalam

penyusunan dan penyelesaian tugas akhir ini

5. Ibu Agusdiwana Suarni,S.E.,M.Acc. selaku pembimbing II yang telah

berkenan meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan serta

memberikan motivasi dalam penyusunan dan penyelesaian tugas akhir ini

6. Bapak dan Ibu dosen, serta staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang banyak membantu dan memberikan ilmu

yang tak terhingga kepada penulis selama menempuh studi

7. Seluruh teman-teman jurusan Akuntansi angkatan 2015 khususnya Ak.15A

yang selalu belajar bersama, berbagi dan menciptakan kenangan selama

masa perkuliahan.

8. Terimakasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudahan-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

x
xi

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu‟alaikumWr.Wb

Makassar, 04 Oktober 2019

Penulis

ILHAM

xi
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

ABSTRACT ........................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ .xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4


A. Landasan Teori .................................................................................. 4
1. Laporan Keuangan ....................................................................... 4
2. Manajemen Laba ......................................................................... 10
3. Biaya Modal Ekuitas .................................................................... 16
4. Penelitian Relevan ........................................................................ 20
B. Kerangka Pikir .................................................................................... 30
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 31

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 32


A. Jenis Dan Tehnik Pengumpulan Dta ................................................. 32

xii
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................. 32
C. Depenisi operasional .......................................................................... 32
D. Populasi Dan Sampel ......................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 38
F. Teknik Analisa ..................................................................................... 39

AB IV HASIL PENELITIAN DAN HASIL ............................................................. 42


A. Sejarah Singkat .................................................................................. 42

B. Hasil Penelitian ................................................................................... 54


C. Pengujian hipotesis ............................................................................ 68
D. Pembahasan ...................................................................................... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan............................................................................................. 74
B. Saran ..................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRA

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 24

3.1 Defenisi Operasional...................................................................................... 35

3.2 Populasi Dan Sampel .................................................................................... 36

3.3 Pemilihan sampel penelitian.......................................................................... 37

3.4 Sampel Penelitian .......................................................................................... 38

4.1 Gambaran Manajemen Laba ......................................................................... 58

4.2 Gambaran Biaya Modal Ekuitas .................................................................... 64

4.3 Hasil uji regresi linear sederhana .................................................................. 67

4.4 Hasil uji Kplmogruv-smirnov .......................................................................... 69

4.5 Hasil uji koefisensi Determinan .................................................................... 70

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Kerangka Pikir ............................................................................................... 31

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Manajemen Laba

Lampiran 2 Perhitungan Biaya Modal ekuitas

Lampiran 3 Hasil uji regresi linear sederhana

Lampiran 4 laporan tahunan tiap perusahaan

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bursa efek atau modal adalah suatu tempat yang menyediakan

fasilitas untuk melakukan transaksi terkait jual beli sekuritas, baik obligasi

maupaun saham atau sekuritas lain, dengan masa berlaku lebih dari satu

tahun. Akibat dari penerbitan saham atau obligasi tersebut perusahaan harus

mengeluarkan biaya sebagai pengembalian atas pemberian dana yang

diberikan investor dan kreditor, biaya tersebut disebut dengan biaya modal.

Biaya modal atau cost of capital adalah rate of return minimum

suatu prusahaan yang diukur berdasarkan proporsi ekuitas dari seluruh

investasi agar dapat mempertahankan harga pasar sekuritasnya, biaya

modal mencerminkan tingkat pengembalian yang diminta investor atas suatu

efek bagi perusahaan, sehingga dapat diartikan bahwa biaya modal suatu

perusahaan adalah bagian yang harus dikeluarkan perusahaan untuk

memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.

Keputusan investor atau kreditor untuk melakukan investasi

maupunmemberikan kredit pada sebuah perusahaan, didasarkan pada

laporan keuangan perusahaan, dimana laporan keuangan perusahaan berisi

informasi yang dibutuhkan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan

keputusan investasi. Informasi keuangan terutama informasi laba sangat

rentan dimanipulasi, hal ini disebabkan karena adanya konflik kepentingan

antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) atau yang kita sebut

dengan (agency theory). Informasi laba untuk kepentingan manajer

sedemikian rupa dimanipulasi agar laporan keuangan perusahaan tampak

1
2

baik sehingga bisa membuat para investor dan kreditor baru tertarik untuk

melakukan investasi di perusahaan itu, sedangkan bagi para investor dan

kreditor lama akan merasa puas atas kinerja manajemen pada periode yang

bersangkutan. Tindakan tersebut dinamakan manajemen laba. Manajemen

laba merupakan intervesi manajemen dengan sengaja dalam proses

menyusun laporan keuangan eksternal sehingga dapat menaikkan atau

menurunkan laba akuntansi biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi.

Pada saat ini seringkali terjadi penyalagunaan laporan keuangan

yaitu dengan memberikan informasi yang berbeda kepada pihak-pihak yang

berkepentingan hal ini disebabkan adanya kepentingan dari manajemen

perusahaan.Manajemen laba merupakan pilihan metode akuntansi yang

secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa praktik

manajemen laba masih dilakukan hingga saat ini. Penelitian empiris yang

berusaha menguji secara langsung antara manajemen laba dan biaya modal

ekuitas adalah dimana manajemen laba berpengaruh signifikan terhadap

biaya modal ekuitas. Oleh karena hasil penelitian yang berbeda, peneliti ingin

menguji kembali mengenai pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal

ekuitas pada perusahaan manufaktur. Penelitian ini menguji investor di Bursa

Efek Indonesia sudah memperhitungkan besaran akrual dalam menentukan

tingkat imbal hasil saham, maka ia dapat mengantisipasi adanya praktik

manajemen laba yang dilakukan oleh emiten.

Dengan demikian berdasarkan latar belakang permasalahan diatas,

maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang kemudian akan

dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Manajemen laba

2
3

Terhadap Biaya Modal Ekuitas (pada Perusahaan Sector Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang rumusan masalah pada penelitian ini,

maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dan dirumuskan dalam

pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah manajemen laba berpengaruh

terhadap biaya modal ekuitas (pada perusahaan sektor manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia).?

C. Tujuan Penelitian

Sedangkan tujuan dari penelitian ini, bila dikaitkan dengan

perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya adalah untuk

mengetahui pengaruh terhadap manajemen laba dengan biaya modal ekuitas

(pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang akurat,

dan dapat memberikan manfaat oleh berbagai pihak sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan dibidang akuntansi, khususnya tentang manajemen laba

dan biaya modal ekuitas.

2. Manfaat Praktis

Dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan

dalam bidang ekonomi akuntansi mengenai pengaruh manajemen laba

terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Laporan Keuangan

a. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada umumnya merupakan hasil dari suatu

pencatatan transaksi-transaksi yang terjadi pada perusahaan selama

periode tertentu. Laporan keuangan yang dibuat dan disusun harus

sesuai dengan aturan standar yang berlaku. Setelah seluruh data

transaksi dicatat selanjutnya dianalisa sehingga dapat menjadi suatu

informasi untuk mengetahui kondisi keuangan dan posisi perusahaan

terkini. Laporan keuangan merupakan dasar untuk menentukan

langkah apa yang akan diambil oleh perusahaan untuk saat sekarang

ini dan kedepanya, dengan melihat berbagai persoalan yang timbul

baik kelemahan ataupun kelebihan yang dimiliki.

Menurut Harahap (2013:105)‟‟laporan keuangan menggambarkan

kondisi keuangan dan hasil suatu perusahaan pada saat tertentu atau

jangka waktu tertentu‟‟. Sedangkan menurut Fahmi (2012:2) „‟laporan

keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan kondisi

keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi terdebut dapat

dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut‟‟.

Berdasarkan beberapa pendapat pengertian di atas, menunjukkan

bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan

kondisi keuangan perusahaan dal priode tertentu sesuai dengan

prinsif akuntansi.

4
5

B. Komponen Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 (2015:3) adalah sebagai berikut: Laporan

keuangan yang lengkap biasanya meliputi :

1) Laporan Posisi Keuangan/Neraca (Statement of Financial

Position)

Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan suatu

perusahan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang

menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode

tersebut. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut: kas dan

setara kas; piutang usaha dan piutang lainnya; persediaan;

properti investasi; aset tetap; aset tidak berwujud; utang usaha

dan utang lainnya; aset dan kewajiban pajak; kewajiban

diestimasi; ekuitas.

2) Laporan laba rugi (Statement of Comprehensive Income)

Laporan laba rugi menyajikan hubungan antara penghasilan dan

beban dari entitas. Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja

atau sebagai dasar untuk pengukuran lain, seperti tingkat

pengembalian investasi atau laba per saham. Unsur-unsur laporan

keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran laba

adalah penghasilan dan beban. Laporan laba rugi minimal

mencakup pos-pos sebagai berikut: pendapatan; beban

keuangan; bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan

metode ekuitas; beban pajak; laba atau rugi neto.

5
6

3) Laporan perubahan ekuitas (Statement of Changes in Equity)

Dalam laporan ini menunjukkan Seluruh perubahan dalam ekuitas

untuk suatu periode, termasuk di dalamnya pos pendapatan dan

beban yang diakui secara langsung dalam ekuitasuntuk periode

tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi

kesalahan yang diakui dalam periode tersebut. Perubahan ekuitas

selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam

kapasitasnya sebagai pemilik termasuk jumlah investasi,

penghitungan dividen dan distribusi lain ke pemilik ekuitas selama

suatu periode.

4) Laporan arus kas (Statement of Cash Flow)

Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas

kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah

perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi,

investasi, dan pendanaan.

5) Catatan atas laporan keuangan

Yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan

informasi penjelasan lainnya. Catatan atas laporan keuangan

berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan

penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam

laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi

kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

6
7

C. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas

yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi

pengguna. Karakteristik kualitatif laporan keuangan dalam Kieso, et al

(2014) terdiri dari:

1. Fundamental Qualities

a. Relevan

Relevan adalah salah satu dari dua kualitas mendasar yang

membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan

keputusan.

b. Faithful Representation (Kejujuran Penyajian)

Faithful representation berarti bahwa angka dan deskripsi

sesuai dengan apa yang benar-benar ada atau terjadi. suatu

keharusan karena kebanyakan pengguna tidak memiliki waktu

maupun keahlian untuk mengevaluasi isi informasi faktual.

Unsur-unsur yang harus dipenuhi agar laporan keuangan

dikatakan faithful representation (ingredients of fundamental

quality) adalah :

1) Completeness (kelengkapan), semua informasi yang

diperlukan harus disajikan secara jujur. Sebuah kelalaian

dapat menyebabkan informasi yang palsu atau

menyesatkan dan dengan demikian tidak bermanfaat bagi

pengguna laporan keuangan.

7
8

2) Neutrality (netral), perusahaan tidak dapat memilih

informasi untuk mendukung satu set pihak yang

berkepentingan atas yang lain

3) Free from error (bebas dari kesalahan), Semua item

informasi harus bebas dari kesalahan, sehingga informasi

menjadi lebih akurat dari sebuah item keuangan.

2. Enhancing Qualities

Membedakan informasi yang lebih berguna dari informasi yang

kurang berguna. Terdiri dari :

a) Comparability (keterbandingan), Informasi yang diukur dan

dilaporkan dengan cara yang sama untuk perusahaan yang

berbeda dianggap sebanding.

b) Verifiability (keandalan), terjadi ketika suatu langkah

independen, dengan menggunakan metode yang sama,

memperoleh hasil yang sama.

c) Timeliness (ketepatan waktu), memiliki informasi yang tersedia

untuk para pengambil keputusan sebelum kehilangan

kemampuan untuk mempengaruhi keputusan. Memiliki

informasi yang relevan yang tersedia cepat dapat

meningkatkan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan,

dan kurangnya ketepatan waktu dapat menghilangkan

informasi kegunaannya.

d) Understandability (dapat dimengerti), kualitas informasi yang

cukup memungkinkan untuk para pengguna melihat makna

8
9

dari informasi yang disampaikan. Informasi harus dimengerti

antara pengguna dan pembuat keputusan.

b. Pengguna Laporan Keuangan

Pengguna laporan keuangan menurut Dwi Martani, dkk,

(2012:33) adalah:

1) Investor

Menilai entitas dan kemampuan entitas membayar deviden di

masa mendatang. Investor dapat memutuskan untuk membeli

atau menjual saham entitas.

2) Karyawan

Kemampuan memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan

kesempatan kerja.

3) Pemberian jaminan

Kemampuan membayar utang dan bunga yang akan

memengaruhi keputusan apakah akan memberikan pinjaman.

4) Pemasok dan kreditur lain

Kemampuan entitas membayar liabilitas pada saat jatuh tempo.

5) Pelanggan

Kemapuan entitas menjamin kelangsungan hidupnya.

6) Pemerintah

Menilai bagaimana alokasi sumber daya.

7) Masyarakat

Menilai tren dan perkembangan kemakmuran entitas.

9
10

3. Manajemen Laba

a. Pengertian Manajemen Laba

Menurut Anastasia Wenny Manggau (2016:105). Manajemen laba

merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh manajer dengan cara

memanipulasi data atau informasi akuntansi agar jumlah laba yang

dicatat dalam laporan keuangan sesuai dengan keinginan manjer,

baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan perusahaan.

Manajemen laba (Earnings management) dilakukan dengan

mempermainkan komponen-komponen akrual dalam laporan

keuangan, sebab akrual merupakan komponen yang mudah untuk

dipermainkan sesuai dengan keinginan orang yang melakukan

pencatatan transaksi dan menyusun laporan keuangan. Alasannya,

komponen akrual merupakan komponen yang tidak memerlukan bukti

kas secara fisik sehingga upaya mempermainkan besar kecilnya

komponen akrual tidak harus disertaidengan kas yang diterima atau

dikeluarkan perusahaan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen laba

merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh manajer melalui

pemilihan kebijakan akuntansi yang bertujuan untuk memaksimalkan

utilitas manajemen dan/atau meningkatkan nilai pasar perusahaan.

Terdapat dua cara pandang dalam memahami manajemen laba

yang dilakukan manajer perusahaan: pertama, bertujuan untuk

memaksimalkan utilitas manajemen (opportunistic behavior). Kedua,

bertujuan untuk memberikan keuntungan kepada semua pihak yang

terkait dalam kontrak (efficient contracting) dimana manajemen laba

10
11

memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan

perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga

untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak, apabila

manajemen laba bersifat oportunis, maka informasi laba tersebut

dapat menyebabkan pengambilan keputusan investasi yang salah

bagi investor.

b. Klasifikasi Manajemen Laba

Menurut Sastradipraja (2011:33) manajemen laba diklasifikasikan

dalam dua jenis, yaitu :

1. Cosmetic Earnings Management

Cosmetic Earnings Management, terjadi jika manajer

memanipulasi akrual yang tidak memiliki konsekuensi cash flow.

Teknik ini merupakan hasil dari kebebasan dalam aplikasi

akuntansi akrual yang mungkin terjadi. Akuntansi akrual yang

membutuhkan estimasi dan pertimbangan (judgements)

menyebabkan kebebasan manajer dalam menetapkan angka

akuntansi.

2. Real Earnings Management

Real Earnings Management, terjadi jika manajer

melakukan aktivitas dengan konsekuensi cash flows. Insentif

untuk melakukan earnings management mempengaruhi

keputusan investasi (investing) dan pendanaan (financing) oleh

manajer. real earnings management lebih bermasalah

dibandingkan cosmetic earnings management karena

11
12

mencerminkan keputusan usaha yang seringkali mengurangi

kekayaan pemegang saham.

c. Bentuk Manajemen Laba

Ada empat bentuk manajemen laba yaitu :

1. Taking a big bath. Tindakan ini dilakukan ketika keadaan buruk

yang tidak menguntungkan dan tidak bisa dihindari pada periode

berjalan, dengan cara mengakui biaya-biaya pada periode-periode

yang akan datang dan kerugian periode berjalan.

2. Meminimumkan laba (income minimation), dilakukan saat

perusahaan memperoleh profitabilitas yang tinggi dengan tujuan

agar tidak mendapat perhatian secara politis. Kebijakan yang

diambil bisa berupa pembebanan pengeluaran iklan, riset dan

pengembangan yang cepat dan sebagainya.

3. Memaksimumkan laba (income maximization), yaitu

memaksimalkan laba agar memperoleh bonus yang lebih besar.

4. Perataan laba (income smoothing), merupakan bentuk

manajemen laba yang dilakukan dengan cara menaikkan dan

menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan

sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak berisiko tinggi.

Badruzaman (2013) mengemukakan teknik-teknik untuk

melakukan manajemen laba, diantaranya sebagai berikut :

a. Earnings Management within Boundary of GAAP

1) Perubahan metode penyusutan.

2) Perubahan masa manfaat aset yang akan disusutkan.

3) Perubahan estimasi nilai sisa aset yang disusutkan.

12
13

4) Penentuan penyisihan piutang tidak tertagih.

5) Estimasi penurunan nilai investasi.

6) Menentukan perlunya penurunan nilai persediaan.

7) Estimasi beban akrual lingkungan.

8) Mengubah periode amortisasi intangible assets.

9) Menentukan apakah investasi mengakibatkan adanya

pengaruh signifikan terhadap investee

10) Menentukan permanen atau tidaknya suatu penilaian nilai

investasi jangka pendek.

b. Abusive Earnings Management

1. Mempercepat pengakuan pendapatan (revenue recognition)

yang seharusnya menjadi pendapatan periode berikutnya,

atau bahkan mengakui pendapatan fiktif.

2. Mencatat understated expenses.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

upaya-upaya yang dilakukan manajemen untuk melakukan

manajemen laba menghasilkan berbagai bentuk manajemen laba,

yaitu tindakan kepalang basah (taking a big bath), meminimumkan

laba (income minimization), memaksimumkan laba (income

maximization), dan perataan laba (income smoothing). Tindakan

tersebut dapat dilakukan oleh manajemen dengan cara memilih dan

menerapkan metode akuntansi yang dapat memberikan informasi

laba lebih baik dalam menyusun laporan keuangan maupun dengan

cara abusive earnings management untuk memperlihatkan kinerja

manajemen yang baik dalam menghasilkan laba bagi perusahaan.

13
14

d. Motivasi Manajemen Laba

Scott (2011) menjelaskan bahwa motivasi manajer

perusahaan dalam melakukan manajemen laba yaitu:

1. Bonus purpose (rencana bonus). Secara lebih spesifik, ini adalah

perluasan hipotesis rencana bonus (bonus plan hypothesis), yang

menyatakan bahwa manajer perusahaan yang menggunakan

rencana bonus akan memaksimalisasikan pendapatan masa kini

atau tahun berjalan mereka.

2. Debt covenant (kontrak utang jangka panjang). Motivasi ini sejalan

dengan hipotesis debt covenant dalam teori akuntansi positif yaitu

semakin dekat suatu perusahaan ke pelanggaran perjanjian utang

maka manajer akan cenderung memilih metode akuntansi yang

dapat “memindahkan” laba periode mendatang ke periode

berjalan sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan

mengalami pelanggaran kontrak.

3. Political motivation (motivasi politik). Perusahaan-perusahaan

besar dan industri strategis cenderung menurunkan laba untuk

mengurangi visibilitasnya, khususnya selama periode

kemakmuran tinggi. Tindakan ini dilakukan untuk memperoleh

kemudahan dan fasilitas dari pemerintah misalnya subsidi.

4. Taxation motivation (motivasi perpajakan). Perpajakan adalah

salah satu alasan utama mengapa perusahaan mengurangi laba

yang dilaporkan. Dengan mengurangi laba yang dilaporkan maka

perusahaan dapat meminimalkan besar pajak yang harus

dibayarkan kepada pemerintah.

14
15

5. Pergantian CEO. CEO yang akan habis masa penugasannya

atau pensiun akan melakukan strategi memaksimalkan laba untuk

meningkatkan bonusnya.

6. Initial Public Offering (penawaran saham perdana). Saat

perusahaan go public, informasi keuangan yang ada dalam

prospektus merupakan sumber informasi yang penting. Informasi

ini dapat dipakai sebagai sinyal kepada calon investor tentang nilai

perusahaan. Untuk mempengaruhi keputusan calon investor maka

manajer berusaha menaikkan laba yang dilaporkan.

Berdasarkan penjelasan motivasi manajemen laba tersebut,

dapat disimpulkan bahwa ketika pada suatu kondisi yang mana pihak

manajemen tidak berhasil mencapai target laba yang ditentukan

maupun laba yang dihasilkan melebihi dari target laba yang

ditentukan, maka manajemen termotivasi untuk melakukan

manajemen laba, motivasi manajer melakukan manajemen laba

dibagi menjadi dua tujuan, yang pertama ditujukan untuk

meningkatkan utilitas manajer itu sendiri, yaitu dalam hal

memaksimalkan perolehan bonus, yang kedua meningkatkan nilai

perusahaan seperti menghindari pelanggaran kontrak, meminimalkan

biaya politik, meminimalkan besarnya pajak serta memaksimalkan

nilai perusahaan pada saat penawaran saham perdana.

e. Pengukuran Manajemen Laba

Untuk mendeteksi adanya tindakan manajemen laba maka

pengukuran yang digunakan adalah aggregate accrual yaitu model

yang digunakan untuk mendeteksi aktivitas rekayasa dengan

15
16

menggunakan discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba.

Akrual diskresioner merupakan akrual yang masih dapat diubah atau

dipengaruhi oleh kebijakan yang dibuat manajemen atau manajemen

mempunyai beberapa fleksibilitas untuk mengendalikan jumlahnya.

Akrual non-diskresioner adalah akrual yang tidak dapat dipengaruhi

oleh kebijakan yang dibuat manajemen atau manajemen tidak

mempunyai fleksibilitas untuk mengendalikan jumlahnya yang mana

laba akrual diakui secara wajar sesuai dengan standar atau prinsip

akuntansi yang berlaku umum.

Oleh karena itu, akrual non-diskresioner merupakan akrual

yang wajar dan apabila dilanggar akan mempengaruhi kualitas

laporan keuangan (tidak wajar) maka akrual non-diskresioner ini tidak

relevan dalam objek penelitian ini. Dengan kata lain bentuk akrual

yang dianalisis dalam penelitian ini adalah bentuk akrual diskresioner

yang merupakan akrual tidak normal dan merupakan pilihan kebijakan

manajemen dalam pemilihan metode akuntansi.

5. Biaya Modal Ekuitas

a. Pengertian Biaya modal Ekuitas

Biaya modal ekuitas merupakan sebuah perhitungan tingkat

diskonto yang dikenakan pada saham perusahaan oleh pelaku

pasar atas dasar perkiraan arus kas masa depan perusahaan

untuk menentukan harga. Menurut Kharisma (2006) biaya modal

merupakan suatu konsep yang penting dalam analisis struktur

modal karena biaya modal itu timbul akibat adanya penggunaan

sumber-sumber modal memerlukan suatu kombinasi untuk

16
17

menghasilkan modal yang rendah dari masing-masing sumber

modal.

Biaya modal atau cost of capital adalah semua biaya yang

secara riil dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka mendapakan

sumber dana. Biaya modal atau cost of capital adalah rate of return

minimum suatu perusahaan yang diukur berdasarkan proporsi ekuitas

dari seluruh investasi agar dapat mempertahankan harga pasar

sekuritasnya dan penentuan biaya modal sendiri adalah yang paling

sulit dilakukan karena yang dijadikan sebagai dasar untuk penentuan

biaya modal adalah arus kas terutama deviden dan pertumbuhannya.

Dari uraian definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya

modal ekuitas (cost of equity capital) merupakan suatu tingkat

pengembalian minimum yang harus dihasilkan oleh perusahaan atas

penggunaan dana yang diinvestasikan dalam suatu proyek yang

berasal dari modal sendiri.

b. Komponen Biaya Modal

Biaya modal dihitung atas dasar sumber dana jangka

panjang yang tersedia bagi perusahaan. Ada empat sumber dana

jangka panjang yaitu:

1. Hutang jangka panjang

Biaya hutang jangka panjang adalah biaya hutang

sesudah pajak saat ini untuk mendapatkan dana jangka panjang

melalui pinjaman.

17
18

2. Saham preferen

Biaya saham preferen adalah dividen saham preferen

tahunan dibagi dengan hasil penjualan saham preferen.

3. Saham biasa

Biaya modal saham biasa yaitu biaya modal ekuitas

adalah besarnya rate yang digunakan oleh investor untuk

mendiskontokan dividen yang diharapkan diterima di masa yang

akan datang.

4. Laba ditahan

Laba ditahan adalah bagian dari laba tahunan yang

diinvestasikan kembali dalam usaha selain dibayarkan dalam kas

sebagai deviden

c. Pengukuran Biaya Modal Ekuitas

Pengukuran biaya modal saham biasa (biaya modal ekuitas),

dipengaruhi oleh model penilaian perusahaan yang digunakan. Ada

beberapa model penilaian perusahaan, antara lain:

1. Dividen Valuation Model (DVM)

DVM menyatakan bahwa harga saham merupakan nilai

sekarang dari seluruh dividen kas masa depan, dimana dividen

masa depan didiskontokan dari tingkat pengembalian yang

diisyaratkan terhadap suatu ekuitas, biaya modal ekuitas

merupakan penjumlahan dari dividen periode mendatang dibagi

dengan harga saham saat ini (D1/P0) dan tingkat pertumbuhan

dividen (g).

re

18
19

re = biaya modal ekuitas

D1 = dividen satu periode (t)

g = tingkat pertumbuhan dividen

P0 = harga saham

2. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Berdasarkan model CAPM, biaya modal saham biasa

adalah tingkat return yang diharapkan oleh investor sebagai

kompensasi atas resiko yang tidak dapat didiversifikasi yang

diukur dengan beta. Brigham dan Houston (2011) prosedur

menggunakan pendekatan CAPM adalah sebagai berikut :

a. Mengestimasi tingkat bebas risiko (rRF) yang umumnya

ditetapkan berdasarkan tingkat suku bunga obligasi atau

promes pemerintah.

b. Tentukan koefisien beta saham (bi) dan gunakan sebagai

indeks risiko saham.

c. Mengestimasi perkiraan premi risiko pasar, yang merupakan

perbedaan antara rata-rata pengembalian yang diminta oleh

investor atas saham dengan tingkat bebas risiko (rM . rRf).

d. Melakukan substitusi nilai-nilai ke persamaan CAPM untuk

mengestimasi tingkat pengembalian yang diminta atas saham.

rs rRF (rM–rRF)bi

3. Model Ohlson

Model Ohlson digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan

dengan mendasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah dengan

19
20

nilai tunai dari laba abnormal. Dalam model Ohlson, biaya modal

ekuitas dihitung berdasarkan tingkat diskonto yang dipakai

investor untuk menilaitunaikan future cah flow.


r

Keterangan:

Pt = harga saham pada periode t

Bt = nilai buku per lembar saham periode t

Xt+1 = laba per lembar saham pada periode t+1

r = biaya modal ekuita

6. Penelitian Relevan

Terkait penelitian yang akan dilakuka terdapat penelitian

sebelumnya dengan judul Pengaruh manajemen laba dan ukuran

perusahaan terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di bursa efek Indonesia yang dilakukan oleh Lisa Kurnia,

M Yasser Arafat (2015). Tujuan penelitian ini untuk pengujian hipotesis

dan menjelasakan hubungan antara variabel-variabel yang di teliti.Hasil

dari penelitian ini dimana pengujian hipotesis antara manajemen laba

terhadap biaya modal ekuitas, bahwa terdapat pengaruh antara

manajemen laba terhadap baiaya modal ekuitas. Namun arah yang

ditunjukan berpengaruh negatif terhadap modal ekuitas.

Selain itu penelitian dengan judul Pengaruh ukuran perusahaan,

profitabilitas, dan leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan

manufatur yang terdaftar di bursa efek indnesia (BEI) yang dilakukan oleh

Ketut gunawan. Nyoman Ari Surya Darmawan. Gusti Ayu Purnawanti

20
21

(2015). Tujuan penelitian ini Untuk menganalisis pengaruh ukuran

perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap manajemen laba pada

perusahaan manufatur yang terdaftar di bursa efek indnesia (BEI). Hasil

dari penelitian tersebut Secara parsial ukuran perusahaan profitabilitas,

dan leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

manajemen laba.

Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Putu Putri Suriyani,

Gede Adi Yuniarta, Ananta Wikrama T.A (2015) dengan judul Faktor-

faktor yang mempengaruhi manajemen laba ( studi empiris pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2008-2013). Penelitian ini

bertujuan Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan institusional, dewan

komisaris, presentasi saham publik, komite audit secara simultan dan

parsial terhadap manajemen laba. Hasilnya adalah Secara parsial tidak

terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional, dewan komisaris,

presentasi saham publik, komite audit terhadap manajemen laba.

Selain itu penelitian oleh Pria Juni Prasetya dan Gayatri (2016)

dengan judul pengaruh ukuan perusahaan terhadap manajemen laba

dengan pengungkapan corvorate social responsibility sebagai variabel

intervening Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran

perusahaan laba,pengaruh ukuran perusahaan dan pengungkapan CSR

pada manajemen laba melalui pengungkapan CSR.Hasil dari penelitian

dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan secara singnifikan

berpengaruh positif pada pengungkapan CSR.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Resky Zurriah,

SE,M.Si (2017) dengan judul pengaruh good corporate governance, arus

21
22

kas bebas, ukuran perusahaan dan leverage terhadap praktek

manajemen laba (studi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic

index.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh good corporate arus kas bebas ukuran perusahaan leverage

terhadap manajemen laba.Hasildari penelitian ini menunjukkan good

corvorate govemance arus kas bebas, ukuran perusahaan dan leverage

berpengaruh singnifikan terhadap manajemen laba.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Randi Try Rahmando

(2016) yang berjudul pengaruh asismetri informasi, ukuran perusahaan

dan leverage terhadap manajemen Laba (Pada Perusahaan Manufaktur

makanan dan minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia tahun

2009-2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah asismetri

informasi, ukuran perusahaan dan leverage dan apakah perusahaan

leverage secara parsial berpengaruh singnifikan terhadap terhadap

manajmen laba pada perusahaan manufaktur makanan dan minuman

tahun 2009-2013.Hasil dari hasil penelitian ini terdapat pengaruh

singnifikan terhadap manajemen laba dan variabel asismetri informasi

tidak dapat berpengaruh secarasingnifikan terhadap manajemen laba.

Selanjutnya penelitian oleh Heven Manoppo dan Fitrry Valdi Arif

(2016) dengan judul pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan dan

profitabilitas terhadap nilai perusahaan otomotif yang terdapat di bursa

efek Indonesia periode 2011-2014 tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui struktur modal, ukuran perusahaan dan profitibilitas, sturktur

modal terhadapnilai perusahaan, ukuran perusahaan terhadap nilai

perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di

22
23

BEI priode 2011-2014 dari hasil penelitian di temukan strurktur modal

ukuran perusahaan dan profitabilitas memiliki pengaruh yang singnifikan

dan tidak memiliki pengaruh yang singnifikan terhadap nilai perusahaan

otomotif.

Selain itu penelitian yang di lakukan oleh Rini Dwiyuna Ningsih

dan Nita Erika Ariani (2016) dengan judul pengaruh asimetri informasi,

pengungkapan modal intelektual, dan kualitas audi terhadap biaya modal

ekuitas (studi pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di bursa efek

Indonesia tahun 2012-2014 yang bertujuan mengungkapkan modal

intelektual dan kualitas audit hasil bahwa hanya kualiat audit yang

berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas, sedangkan asimetri informasi

dan pengungkapan modal tidak berpengaruh terhadap modal ekuitas

pada perusahaan LQ45.

Kemudian penelitian dengan judul pengaruh audit tenure,ukuran

auditor, spesialis audit dan audit capacity stress terhadap manajemen

laba(studi empiris pada perusahaan manufaktur yang listed di BEI tahun

2010-2015 yang dilakukan oleh Deddy Kurniawansyah (2016) dengan

tujuan untuk mengetahui apakah pengaruh audit tenure berpengaruh

terhadap manajemen laba dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa audit

tenure berpengaruh positif terhadap manajemen labapada perusahaan

manufaktur

Sementara itu penelitian yang di lakukan oleh Anastasia Wenny

Manggau dengan judul pengaruh asimetri informasi dan ukuran

perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan pertambangan

yang terdaftar di bursa efek indonesia dengan tujuan apakah asimetri

23
24

informasi berpengaruh terhadap manajemen laba mendapatkan hasil

bahwa variabel asismesti informasi berpengaruh positif terhadap

manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa

efek Indonesia.

TABEL 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

Metode
No Peneliti Judul Tujuan Kesimpulan
Analisis
1. Wiwik Pengaruh Regresi Untiuk Manajemen
UtamiT.A manajemen berganda mengetahui laba memiliki
(2015). laba dengan buktin pengaruh positif
terhadap resiko beta empiris terhadap baiaya
biaya modal dan ukuran. pengaruh modal ekuitas
ekuitas ( manajemen
studi pada laba
perusahaan terhadap
piblic sector biaya modal
manufaktur ekuitas
2. Yusuf Pengaruh Kuantitatif Untuk Variabel
Pratama manajemen pengaruh manajemen
Wijayanto( laba manajemen laba
2015) terhadap laba berpengaruh
biaya modal terhadap terhadap biaya
ekuitas biaya modal modal ekuitas.
pada ekuitas
perusahaan mengetahu
pertambang perusahaan
an yang pertambang
terdaftar di an yang
bursa efek terdaftar di
indnesia bursa efek
(BEI indnesia
(BEI)
3. Lisa Pengaru Metode Tujuan dari Pengujian
Kurnia, M manajemen kuantitatif penelitian hipotesis antara
Yasser laba dan dengan ini untuk manajemen
Arafah ukuran menggunak menguji laba terdapat
perusahaan an teknik- hipotesis baiaya modal
terhadap teknik dan ekuitas, bahwa
biaya modal statistik menjelaska pengaruh antara
ekuitas n hubungan manajemen
pada antara laba
perusahaan variabel- terdapatbiaya

24
25

manufaktur variabel modal ekuitas


yang yang diteliti namun arah
terdaftar di yang ditunjukan
BEI berpengaruh
negative
terhadap modal
ekuitas.

.
4. Pria Juni Pengaruh Menggunak Untuk Berdasarkan
Prassetya ukuran an data menganalisi hasil analis
dan perusahaan kuatitaif s pengaruh dapat
Gayatri(20 terhadap ukuran disimpulkan
16) manajemen perushaan, bahwa ukuran
laba profitabilitas perusahan
dengan , dan secara
pengungka leverage singnifikan
pan terhadap berpengaruh
corporate manajemen positif pada
social laba pada pengungkapan
responsibilit perusahaan CSR. .
y sebagai manufatur
variable yang
intervening terdaftar di
bursa efek
indnesia
(BEI)
5. Rini Pengaruh Menggunak Pengungka Hasil penelitia
Dwiyuna asimetri an analis pan modal bahwa asimetri
Ningsi dan informasi,pe regresi intelektual,d informasi,pengu
Nita Erika ngungkapa linear an kualitas ngkapan modal
Ariani n modal audit intelktual, den
(2016) intelektual,d kualitas audit
an kaualitas secara bersa-
audit sama tidak
terhadap berpengaruh
biaya modal terhadap biaya
ekuitas modal ekuitas
pada
perusahaan
LQ45
6. Heven Pengaruh Analisis Untuk Sturktur modal
Manompp struktur regresi mengetahui ukuran
o. modal, linear pengaruh perusahaan
dan Fitty ukuran brerganda dari struktur secara simultan
Valdi perusahaan dengan modal berpengaruh
Arie(2016) perusahaan menggunak ,ukuran singnifikan
dan an program perusahaan terhadap nilai
profitabilitas spss dan perusahaaan
terhadap profitabilitas hal ini

25
26

nilai terhadap mengindikasika


perusahaan nilai n bahwa
otomotif perusahaan manajemen
yang perusahaan dan
terdaftar di pihak terkait
BEI periode memandang
tahun 2011-
2914.

7. Randy Try Pengaruh Menggunad Apakah Hasil dari


Rahmannd struktur ata asimetri penelitian ini
o modal sekunder. informasi,uk dimana Variabel
(2016) ,ukuran uran asimetri ukuran
perusahaan perusahaan perusahaa dan
dan dan leverage
profitabilitas leverage berpengaruh
terhadap secara singnipikan dan
nilai simultan Variabel
perusahaan berpengaru asismesti
otomotif. h informasi tidak
singnifikan dapat
terhadap berpengaruhsec
manajemen ara singnifikan
laba terhadap
manajemen
laba
8. Anastasia Pengaruh Kuantitatif Apakah Bahwa variabel
Wenny asimetri asimetri asimetri
Manggau( informasi informasi informasi
2016) ukuran berpengaru berpengaruh
perusahaan h terhadap positif terhadap
dan masumanm mamamanajem
leverage anajmanaje en manajemen
terhadap men laba laba.
manajemen
laba(studi
pada
perusahaan
manufaktur
makanan
dan
minuman
yang
terdaftar di
BEI thn
2009-2013)
9. pengaruh Kuatitatif Untuk Audit tenure
Deddy audit mengetahui berpengaruh
Kurniawan tenure, apakah positif terhadap
syah(2016 ukuran pengaruh manajemen

26
27

). auditor audit tenure laba


spesialisasi berpengaru perusahaan.
audit dan h terhadap
audit manajemen
capacity laba
stess
terhadap
manajemen
laba
10. Reski Pengaruh Menggunak Apakah Good corvorate
Zurriah, good an metode terdapat governance
SE, corporate sebab pengaruh areus kas
M.Si(2017) governance akibat atau good bebas,ukuran
,arus kas kausal corporate perusahaan dan
bebas arus kas leverage
,ukuran bebas,ukur berpengaruh
perusahaan an singnifikan
da adap perusahaan terhadap
praktek dan manajemen
manajemen leverage laba
laba.n terhadap
leverage manajemen
terh laba.

C. Kerangka Pikir

Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh manajer

melalui pemilihan kebijakan akuntansi yang bertujuan untuk memaksimalkan

utilitas manajemen dan meningkatkan nilai pasar perusahaan, dalam

penelitian ini manajemen laba diukur berdasarkan rasio akrual modal kerja

dan penjualan. Kemudian, Biaya Modal Ekuitas merupakan sebuah

perhitungan tingkat diskonto yang dikenakan pada saham perusahaan oleh

pelaku pasar atas dasar perkiraan arus kas masa depan perusahaan untuk

menentukan harga.Berdasarkan uraian diatas maka Biaya modal ekuitas

diukur dengan menggunakan model ohlson yang menyatakan bahwa nilai

perusahaan didasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah dengan nilai tunai

dari laba abnormah.

27
28

Berdasarkan uraian-uraian diatas, untuk lebih jelasnya dapat

digambarkan sebagai berikut :

Manajemen Laba Biaya Modal Ekuitas


 Akrual modal kerja  Model Ohlson
 penjualan

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

C.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan, hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah “Manajemen laba berpengaruh signifikan

terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan sektor industri makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018 dimana

tingkat singnifikan lebih kecil dari 0,05 dengan demikian ditetapkan bahwa H o

ditolak dan H1 diterima‟‟.

28
BAB III.

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif. Menurut Danang Sunyoto (2016) penelitian kuantitatif adalah

analisis yang menggunakan rumur-rumus statistic yang disesuaikan judul

penelitian dan rumusan masalah, untuk perhitungan angka-angka dalam

rangka menganalisis data yang diperoleh. Analisis kuantitatif ini dapat

dilakukan perhitungan manual atau dengan computer program statistic

seperti program SPSS.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2018, sedangkan penelitian ini

dilakukan selama kurang lebih 2 bulan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2010:80) didefinisikan sebagai:

“wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pengertian populasi di atas dan judul yang diambil,

maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2016-2018.

29
30

Tabel 3.2
Populasi Penelitian

NO KODE Nama Perusahaan


1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
2 ALTO Tri Banyan TirtaTbk.
3 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk.
4 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
5 CLEO Sriguna PrimatirtaTbk.
6 DLTA Delta Djakarta Tbk.
7 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk.
8 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
9 INDF Indofood Sukses MakmurTbk.
10 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
11 MYOR Mayora Indah Tbk.
12 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk.
13 PSDN Prashida Aneka NiagaTbk.
14 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk.
15 SKBM Sekar Bumi Tbk.
16 SKLT Sekar Laut Tbk.
17 STTP Siantar Top Tbk.
18 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk.
Sumber: www.idx.ac.id (data diolah)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2007:62) bahwa: “Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Metode

yang digunakan pada penelitian ini dalam penentuan sampel adalah

dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel dipilih

secara sengaja dari populasi yang diteliti, dan dapat mewakili populasinya

yang tentunya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang

terdaftar di BEI tahun 2016-2018.

b. Perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang tidak

delisting pada tahun 2016-2018.

30
31

c. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap

selama tahun 2016-2018.

d. Perusahaan harus dalam keadaan profit atau laba pada tahun 2016-

2018.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dijelaskan pemilihan

sampel penelitian dalam tabel dibawah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Pemilihan sampel penelitian

No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan yang termasuk industri manufaktur sub 18
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
periode 2016-2018
2 Perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan (2)
miunuman yang delisting selama periode 2016-2018
3 Perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan (5)
minuman yang tidak mempublikasikan laporan
keuangannya periode 2016-2018
4 Laporan keuangan yang tidak lengkap selama periode (1)
penelitian 2016-2018
Jumlah sampel 10
Sumber: Olahan Penulis

Berdasarkan tabel 3.2, penelitian ini memilih 10 perusahaan dengan

menggunakan penentuan sampel Purposive Sampling untuk periode

2016-2018 yaitu 3 tahun x 10 perusahaan = 30 Sampel. Dimana 10

perusahaan tersebut dapat dijelaskan pada tabel dibawah yaitu sebagai

berikut:

31
32

Tabel 3.4

Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan


1 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
2 DLTA PT Delta Djakarta Tbk
3 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
4 INDF PT Indofood Sukses Makmur
5 MLBI PT Multi Bintang Indonesia
6 CLEO PT Sariguna
7 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo
8 SKBM PT Sekar Bumi Tbk
9 ALTO PT Tri Banyan Tirta Tbk
10 ULTJ PT Ultrajaya Milk
sumber: www.idx.co.id (data diolah

D. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi mengenai hal tersebut. Variabel diperlukan untuk menentukan

jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel terkait di dalam penelitian,

sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan

dengan benar. Variabel dalam penelitian ini adalah manajemen laba

yang merupakan variabel independen dan biaya modal ekuitas yang

merupakan variabel dependen.

1. Variabel Independen (X)

Variabel independen merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah manajemen laba.

32
33

Manajemen laba adalah campur tangan manajemen dalam

proses pelaporan keuangan dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya

sendiri, yang mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan, atau

meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan

manajemen tersebut.

Dalam penelitian ini manajemen laba diproksi dengan

menggunakan model yang diukur berdasarkan rasio akrual modal

kerja dengan penjualan. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

Manajemen Laba (ML) = Akrual Modal Kerja(t)

Penjualan (t)

Akrual Modal Kerja = ΔAL ⎼ ΔHL ⎼ Δkas

Keterangan :

ΔAL = Perubahan aktiva lancar pada periode t

ΔHL = Perubahan hutang lancar pada periode t

ΔKas= Perubahan kas dan ekuitas kas pada periode t

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas, atau variabel yang mempengaruhi

variabel lain. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah biaya modal ekuitas.

Biaya modal ekuitas diproksi dengan menggunakan model

Ohlson yang telah dimodifikasi model Utami (2005), alasan

menggunakan model yang sama dengan penelitian sebelumnya karena

ingin melihat apakah dengan menggunakan model yang sama akan

mendapatkan hasil yang sama dengan peneliti sebelumnya.

33
34

Rumus biaya modal ekuitas adalah sebagai berikut:


r

Keterangan:

Pt = harga saham pada periode t

Bt = nilai buku per lembar saham periode t

Xt+1 = laba per lembar saham pada periode t+1

r = biaya modal ekuitas

Tabel 3.1

Defenisi Operasional

Variable konsep variable indikator Skala

Variabel X : Manajemen laba merupakanAkrual modal Rasio

Manajemen pemilihan kebijakan akuntansi ikerja terhadap

Laba oleh manajer, atautindakan npenjualan

yang dapat mempengaruhi laba ,

yang bertujuan untuk mencapai i

beeberapa tujuan dalam

pelaporaan laba.

Variabel Y : Biaya modal dalam bentukTingkat diskonto Rasio

Biaya Modal modal sendiri merupakanyang digunakan

Ekuitas tingkat keuntungan yanguntuk

disyaratkan oleh pemilik danamenilaitunaikan

tersebut sebelum merekafuture cash flow

menyerahkan dananya ke

perusahaan.

34
35

E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan penelitian ini adalah data sekunder,

yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data

sekunder yang akan dianalisa indikator pengungkapan Sestainability Report

(indikator SR) pada masing-masing aspek berdasarkan standar GRI-G4

Guidelines yang dilaporkan pada Sustainability Report, serta pengumpulan

data dilakukan dengan cara menelusuri laporan tahunan yang terpilih

menjadi sampel.

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tehnik dokumentasi yang terdiri dari penelusuran manual dan penelusuran

computer. Penelusuran secara manual yang dilakukan dengan

mengumpulkan data yang suda disajikan kedalam format kertas hasil

cetakan antara lain berupa buku, majalah, jurnal atau sumber data lainnya.

Data yang memerlukan penelusuran komputer adalah data yang disajikan

kealam bentuk eletronik, penelusuran data dengan menggunakan komputer

yaitu melalui akses internet www.idx.co.id

F. Metode Analisa Data

Agar mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan

penelitian, maka diperlukan metode analisis data yang benar. Metode analisa

data pada penelitian ini adalah:

1. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui bagaimana

variable dependen/kriteria dapat diprediksikan melalui variabel

independen/prediktor secara individual. Dampak dari penggunaan

analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan

35
36

menurunnya variabel dependen dapat dilakukan dengan menaikkan atau

menurunkan keadaan variable independen, atau untuk meningkatkan

keadaan variabel dependen dapat dilakukan dengan menurunkan

variabel independen dan sebaliknya. Model regresi linier sederhana

untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + bx+e

Besarnya nilai koefisien a dan b dapat dicari dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut :

Keterangan :

Y = Nilai Biaya Modal Ekuitas

X = Nilai Manajemen Laba

a = Konstanta (nilai Y bila X = 0)

b = Koefisien regresi linier yang menunjukkan angka pengingkatan

atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada

variabel independen

n = Banyaknya sampel

e = Standard eror

2. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui tingkat

keeratan hubungan variabel independen (X) dengan variabel

dependen (Y). Formula yang dapat digunakan untuk melakukan

perhitungan koefisien korelasi, penulis menggunakan pearson

product moment corellation dengan rumus sebagai berikut:


r

36
37

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

X = Variabel bebas (Independent) / manajemen laba

Y = Variabel Terikat (dependent) / biaya modal ekuitas

n = Jumlah tahun yang dihitung

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel independen

dan variable dependen, yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu

berlaku untuk seluruh populasi, maka perlu diuji signifikansinya. Uji

signifikansi ini dapat dilakukan dengan menggunakan statistik t test,

persamaan t test adalah sebagai berikut :


t

Keterangan :

t = nilai uji t

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

37
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan

1) PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA)

Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (sebelumnya Cahaya Kalbar Tbk) (CEKA)

didirikan pada tanggal 03 Februari 1968 dengan nama CV Tjahaja Kalbar dan

mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Kantor pusat CEKA

terletak di Kawasan Industri Jababeka II, Jl. Industri Selatan 3 Blok GG No.1,

Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat – Indonesia, sedangkan lokasi pabrik

terletak di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat dan Pontianak,

Kalimantan Barat. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham

Wilmar Cahaya Indonesia Tbk, adalah PT Sentratama Niaga Indonesia

(pengendali) (87,02%).

Wilmar Cahaya Indonesia Tbk merupakan perusahaan dibawah Grup

Wilmar International Limited. Wilmar International Limited adalah sebuah

perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Singapura.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CEKA

meliputi bidang industri makanan berupa industri minyak nabati (minyak

kelapa sawit beserta produk-produk turunannya), biji tengkawang, minyak

tengkawang dan minyak nabati spesialitas untuk industri makanan &

minuman; bidang perdagangan lokal, ekspor, impor, dan berdagang hasil

bumi, hasil hutan, berdagang barang-barang keperluan sehari-hari. Saat ini

produk utama yang dihasilkan CEKA adalah Crude Palm Oil (CPO) dan

Palm Kernel serta turunannya. Pada 10 Juni 1996, CEKA memperoleh

38
39

pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham CEKA (IPO) kepada masyarakat sebanyak

34.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga

penawaran Rp1.100,- per saham. Saham-saham pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tanggal 09 Juli 1996.

2) PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA)

PT Delta Djakarta Tbk didirikan tanggal 15 Juni 1970 dan memulai

kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1933. Kantor pusat DLTA dan

pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur-Jawa Barat .

Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel

Brouwerij. Dalam perkembangannya, kepemilikan dari pabrik ini telah

mengalami beberapa kali perubahan sehingga berbentuk PT Delta Djakarta

pada tahun 1970. DLTA merupakan salah satu anggota dari San Miguel

Group, Filipina. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Delta

Djakarta Tbk, antara lain: San Minguel Malaysia (L) Pte. Ltd (pengendali)

(58,33%) dan Pemda DKI Jakarta (23,34%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DLTA

yaitu terutama untuk memproduksi dan menjual bir pilsener dan bir hitam

dengan merek “Anker”, “Carlsberg”, “San Miguel”, “San Mig Light” dan “Kuda

Putih”. DLTA juga memproduksi dan menjual produk minuman non-alkohol

dengan merek “Sodaku”. Pada tahun 1984, DLTA memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham DLTA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 347.400 dengan nilai

nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp2.950,- per

39
40

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tanggal 27 Februari 1984.

3) PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk didirikan pada tanggal 02

September 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1

Oktober 2009. ICBP merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi

Instan dan Divisi Penyedap Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), pemegang

saham pengendali. Kantor pusat Indofood CPB berlokasi di Sudriman Plaza,

Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76 – 78, Jakarta 12910,

Indonesia, sedangkan pabrik perusahaan dan anak usaha berlokasi di pulau

Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia. Induk usaha dari

Indofood CBP Sukse Makmur Tbk adalah INDF, dimana INDF memiliki

80,53% saham yang ditempatkan dan disetor penuh ICBP, sedangkan induk

usaha terakhir dari ICBP adalah First Pacific Company Limited (FP), Hong

Kong.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ICBP

terdiri dari, antara lain, produksi mi dan bumbu penyedap, produk makanan

dan kuliner, biskuit, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, kemasan,

perdagangan, transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen

serta penelitian dan pengembangan. Merek-merek yang dimiliki Indofood

CBP Sukses Makmur TBk, antara lain: untuk produk Mi Instan (Indomie,

Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop Bihun dan Mie Telur Cap 3 Ayam ),

Dairy (Indomilk, Enaak, Tiga Sapi, Kremer, Orchid Butter, Indoeskrim dan

Milkuat), penyedap makan (bumbu racik, Freiss, Sambal Indofood, Kecap

Indofood, Maggi, Kecap Enak Piring Lombok, Bumbu Spesial Indofood dan

40
41

Indofood Magic Lezat), Makanan Ringan (Chitato, Chiki, JetZ, Qtela, Cheetos

dan Lays), nutrisi dan makanan Khusus (Promina, Sun, Govit dan Provita).

Pada tanggal 24 September 2010, ICBP memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ICBP

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.166.191.000 dengan nilai nominal

Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp5.395,- per saham. Saham-

saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 07

Oktober 2010.

4) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

PT Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan pada tanggal 14 Agustus

dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat INDF berlokasi di Sudirman

Plaza, Indofood Tower, Lantai 21, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta

12910 – Indonesia. Sedangkan pabrik dan perkebunan INDF dan anak usaha

berlokasi diberbagai tempat dipulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi

dan Malaysia. Induk usaha dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah CAB

Holding Limited (meiliki 50,07% saham INDF), Seychelles, sedangkan induk

usaha terakhir dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah First Pacific

Company Limited (FP), Hong Kong. Saat ini,

Perusahaan ini memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek

Indonesia (BEI), antara lain: Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan

Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDF antara lain terdiri dari mendirikan

dan menjalankan industri makanan olahan, bumbu penyedap, minuman

ringan, kemasan, minyak goreng, penggilingan biji gandum dan tekstil

41
42

pembuatan karung terigu. Indofood telah memiliki produk-produk dengan

merek yang telah dikenal masyarakat, antara lain mi instan (Indomie,

Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop Bihun dan Mi Telur Cap 3 Ayam),

Dairy (Indomilk, Cap Enaak, Tiga Sapi, Indomilk Champ, Calci Skim, Orchid

Butter, dan Indoeskrim), Makanan Ringan (Chitato, Chiki, JetZ, Qtela,

Cheetos dan Lays), penyedap makan (Indofood, Piring Lombok, Indofood

racik dan Maggi), nutrisi & makanan khusus (Promina, SUN, Govit dan

Provita), minuman (Ichi Ocha, Tekita, Cafela, Club, 7Up, Tropicana Twister,

Fruitamin, dan Indofood Freiss), tepung terigu & pasta (Cakra Kembar,

Segitiga Biru, Kunci Biru, Lencana Merah, Chesa, La Fonte), minyak goreng

dan mentega (Bimoli dan Palmia). Pada tahun 1994, INDF memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham INDF (IPO) kepada masyarakat sebanyak 21.000.000

dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran

Rp6.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 1994.

5) Multi Bintang Indonesia (MLBI)

Sejarah panjang perusahaan dimulai dengan didirikannya N.V

Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen di Medan pada tahun 1921. Brewery

pertama berada di Surabaya dan secara resmi beroperasi secara komersial

pada 21 November 1931. Pada tahun 1936, tempat kedudukan perusahaan

dipindahkan dari Medan ke Surabaya dan Heineken menjadi pemegang

saham terbesar perusahaan dan berubah nama menjadi N.V Heinenken‟s

Nederlandsch-Indische Bierbrouweerrijen Maatschappij. Lalu pada tahun

42
43

1951, perusahaan kembali berubah nama menjadi Heineken‟s Indonesische

Bierbrouweirjen Maatschappij N.V.

Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan, brewery kedua

dibangun di Tangerang. Di tahun yang sama, perusahaan berganti nama

menjadi PT Perusahaan Bir Indonesia. Brewery kedua ini kemudian mulai

beroperasi pada tahun 1973. Pada 1 Januari 1981, perusahaan mengambil

alih PT Brasseries de I‟Indonesia yang memproduksi bir dan minuman ringan

di Medan. Untuk mencerminkan peningkatan usaha dan aktivitas akuisisi ini,

sejak tanggal 2 september 1981, nama perusahaan menjadi PT Multi Bintang

Indonesia dan tempat kedudukan kemuadian dipindahkan ke Jakarta.

Perusahaan juga mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada tahun 1997, kegiatan produksi di Surabaya dipindahkan ke

Sampang Agung, dimana dibangun fasilitas produksi baru. Di tahun 2010,

Asia Pacific Breweries Limited (APB) dari Singapura mengakuisisi saham

mayoritas dari Heineken International B.V (HIBV) di perusahaan. Namun, di

bulan September 2013, HIBV dari Belanda kembali menjadi pemegang

saham utama Perseroan, ketika mengakuisisi saham mayoritas perusahaan

hingga saat ini. Di tahun 2014, Multi Bintang sekali lagi menciptakan tonggak

sejarah dengan membangun fasilitas produksi baru yang dilengkapi teknologi

canggih untuk memproduksi minuman non-alkohol di Sampang Agung, Jawa

Timur. Dengan investasi sebesar Rp 210 miliar, fasilitas produksi ini dibangun

hanya dalam waktu 9 bulan dan secara resmi beroperasi pada Agustus 2014.

Dengan sejarah panjang di Indonesia, perusahaan pun identik dengan

salah satu produk unggulan yaitu Bir Bintang, sebuah merek ikonik dan telah

dikenal luas di Indonesia. Multi Bintang juga memproduksi dan memasarkan

43
44

bir premium internasional, Heineken®; kategori 0,0% alkohol, minuman

bebas alkohol Bintang Zero dan Bintang Radler 0,0%; dan inovasi terbaru

Bintang Radler, kombinasi unik Bir Bintang dengan jus lemon alami yang

memberikan kesegaran ganda, sekarang tersedia juga dalam varian berbeda,

Bintang Radler Grapefruit dengan jus grapefruit alami; minuman fine soda,

Fayrouz; minuman ringan Green Sands; dan merek cider nomor satu di

dunia, Strongbow. Saat ini, dengan didukung kuatnya aktivitas Brewery

perusahaan di Sampang Agung dan Tangerang, Multi Bintang telah

memantapkan pijakannya lewat anak perusahaan, PT Multi Bintang

Indonesia Niaga, dalam memasarkan dan menjual produk-produk

perusahaan di seluruh kota besar di Indonesia dan luar negeri. Anak

perusahaan ini beroperasi sebagai distributor utama dan memulai operasi

komersial pertama pada Januari 2005. Perusahaan mempunyai saham di PT

Multi Bintang Indonesia Niaga sebesar 99%.

6) PT. )Sariguna Primatirta(CLEO)

PT Sariguna Primatirta pertama kali beropeasi pada tanggal september

2003 dengan memproduksi Air Minum dalam kemasan (AMDK) dengan

merek anda pada tanggal 7Maret,diluncurkan produk Air Murni CLEO

sebagai salah satu produk andalan Tanobel dalam kemasan

cup250ml,1.200ml,6,L dan galong 19L setelah itu Tanobel melebarkan

sayap produksi Air Murni Cleo ke berbagai daera di seluru Indonesia saat

ini.Tanobel memiliki pabrik yang dilengkapi dengan proses terintegrasi

dari penyediaan bahan baku,pengemasa cup,botol dan galong hingga

produk jadi,dengan proses pengawasan kualitas yang ketak dan standar

produksi tinggi,PT Sariguna Primatirta pada Oktobel 2008 mendapat

44
45

pengakuan internasional berupa ISO 9001-2000 dan pada oktober 2008

mendapat ISO22000-20005.PT Sariguna Primatirta juga mendapatka

pengargaan sebagai berikut:REKOR Muri 2013,WOW Brand 2014 TOP

Brand 2014,TOP Brand 2015,Top Brand 2016,Top Brand2017.

7) PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI)

Nippon Indosari Corporindo Tbk merupakan salah satu perusahaan roti

dengan merek dagang Sari Roti terbesar di Indonesia. Perusaahan ini

didirikan 08 Maret 1995 dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan

mulai beroperasi komersial pada tahun 1996. Pada tahun 1995 sebagai

sebuah perusahaan penanaman modal asing dengan nama PTNippon

Indosari Corporation. Kantor pusat dan salah satu pabrik ROTI berkedudukan

di Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar blok A9, Desa Mekarwangi,

Cikarang Barat, Bekasi 17530 – Jawa Barat, dan pabrik lainnya berlokasi di

Kawasan Industri Jababeka Cikarang blok U dan W – Bekasi, Pasuruan,

Semarang, Makassar, Purwakarta, Palembang, Cikande dan

Medan.Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Nippon

Indosari Corpindo Tbk, antara lain: Indoritel Makmur Internasional Tbk

(DNET) (31,50%), Bonlight Investments., Ltd (25,03%) dan Pasco Shikishima

Corporation (8,50%).Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang

lingkup usaha utama ROTI bergerak di bidang pabrikasi, penjualan dan

distribusi roti (roti tawar, roti manis, roti berlapis, cake dan bread crumb)

dengan merek "Sari Roti".

Pendapatan utama ROTI berasal dari penjualan roti tawar dan roti manis.

Sehingga perseroan mulai meningkatkan kapasitas produk dengan

menambahkan dua lini produksi, yakni roti tawar dan roti manis sejak tahun

45
46

2001. Sejak tanggal 28 Juni 2010 perseroan telah melakukan Penawaran

Umum Perdana dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tak hanya itu PT Nippon Indosari Corporindo Tbk. juga telah berhasil

memperoleh beberapa penghargaan, di antaranya Top Brands sejak tahun

2009 hingga 2011, Top Brand for Kids sejak tahun 2009 hingga 2012

Marketing Awards 2010, Indonesia Original Brands 2010, Invetsor Award

2012, penghargaan lainnya. Beberapa produk sari Roti antara lain Roti Tawar

Spesial 6 Slices, Roti Tawar Keju, Sandwich isi Coklat, Sandwich Isi Krim

Peanut, Chiffon Cup Cake Strawberry, Chiffon Cup Cake Pandan, Chiffon

Cup Cake Coklat, Roti isi Mix Fruit, Roti Isi Krim Coklat vanilla, Roti Isi Krim

Keju, dan beberapa varian produk lainnya. Dengan tetap dijaga-nya

komitmen Sari Roti dalam proses produksi mulai dari tahap pemilihan bahan-

bahan yang berkualitas, tahap pemrosesan hingga pendistribusian yang

dilakukan secara profesional dengan bantuan tenaga-tenaga ahli di bidang-

nya membuat Sari Roti selalu menjadi makanan pilihan bagi keluarga

Indonesia.

8) PT. Sekar Bumi Tbk (SKBM)

PT. Sekar Bumi Tbk didirikan 12 April 1973 dan mulai beroperasi secara

komersial pada tahun 1974. Kantor pusat SKBM berlokasi di Plaza Asia,

Lantai 2, Jl. Jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta 12190 – Indonesia dan pabrik

berlokasi di Jalan Jenggolo 2 No. 17 Waru, Sidoarjo serta tambak di Bone

dan Mare, Sulawesi.Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham

Sekar Bumi Tbk, yaitu: TAEL Two Partners Ltd. (32,14%), PT Multi Karya

Sejati (pengendali) (9,84%), Berlutti Finance Limited (9,60%), Sapphira

Corporation Ltd (9,39%), Arrowman Ltd. (8,47%), Malvina Investment

46
47

(6,89%) dan BNI Divisi Penyelamatan & Penyelesaian Kredit Korporasi

(6,14%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

SKBM adalah dalam bidang usaha pengolahan hasil perikanan laut dan

darat, hasil bumi dan peternakan.

Sekar Bumi memiliki 2 divisi usaha, yaitu hasil laut beku nilai tambah

(udang, ikan, cumi-cumi, dan banyak lainnya) dan makanan olahan beku (dim

sum, udang berlapis tepung roti, bakso seafood, sosis, dan banyak lainnya).

Selain itu, melalui anak usahanya, Sekar Bumi memproduksi pakan ikan,

pakan udang, mete dan produk kacang lainnya. Produk-produk Sekar Bumi

dipasarkan dengan berbagai merek, diantaranya SKB, Bumifood dan

Mitraku.Tanggal 18 September 1995, SKBM memperoleh pernyataan efektif

dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

SKBM (IPO) kepada masyarakat. Saham-saham tersebut dicatatkan pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 Januari 1993. Kemudian sejak

tanggal 15 September 1999, saham PT Sekar Bumi Tbk (SKBM) dihapus dari

daftar Efek Jakarta oleh PT Bursa Efek Jakarta (sekarang PT Bursa Efek

Indonesia / BEI).Pada tanggal 24 September 2012, SKBM memperoleh

persetujuan pencatatan kembali (relisting) efeknya oleh PT Bursa Efek

Indonesia, terhitung sejak tanggal 28 September 2012.

9) PT.Tri Banyan Tirta (ALTO)

PT Tri banyan Tirta Tbk didirikan tanggal 03 Juni 1997 dan memulai

kegiantan usaha kemersialnya pada tahun 1997.kantor pusat ALTO terletak

di kp. Pasir Dalem RT.02 RW.09 Desa Babakan pari, Kecematan Cidahu

kabupaten sukabumi, jawa barat43158- Indonesia pemegang saham yang

memiliki 5% atau lebih saham Tri Banyan Tirta yaitu: PT Fikasa Bintang

47
48

Cemerlang( pengendali) (42,31%), PT Tirtamas Anggota

(pengendali(23,97%).TriMega sekuritas Indonesia Tbk (14,6%) berdasarkan

anggaran dasar perusahaan ,ruang lingkupnya ALTO adalah bergerak

dengan bidang industri air mineral (air minum) dalam kemasan

plastik,makanan minuman pengalengan/pembotolan serta industri bahan

kemasan,

Produksi air minuman dalam kemasan secara komersial dimulai pada

tanggal 3Juni 1997.Pada tanggal 28 Juni 2012 ALTO memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepa-LK untuk melakukan penawaranumum

perdana saham ALTO kepada masyarakat sebanyak 300.000.000 dengan

nilai nominal Rp100-per sahamdengan harga penawaran Rp 250-per saham

diserta Dengan Waran seri I yang diberikan secara Cuma-Cuma sebagai

insentif Sebnyak 150.000.000 dengan pelaksanaan sebesar Rp260-per

lembar.Setiap saham Waran bentuk membeli satu saham perusahaan

selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 11 Juli 2012 sampaidengan 07

Juli 2017.Saham –saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia(BEI) pada tanggal10 Juli 2012 .

10) PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk (ULTJ)

PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbkdidirikan tanggal

2 Nopember 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada awal tahun

1974. Kantor pusat dan pabrik Ultrajaya berlokasi di Jl. Raya Cimareme 131

Padalarang – 40552, Kab. Bandung Barat.Pemegang saham yang memiliki

5% atau lebih saham Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk, antara

lain: PT Prawirawidjaja Prakarsa (21,40%), Tuan Sabana Prawirawidjaja

(14,66%), PT Indolife Pensiontana (8,02%), PT AJ Central Asia Raya

48
49

(7,68%) dan UBS AG Singapore Non-Treaty Omnibus Acco (Kustodian)

(7,42%)

.Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

Ultrajaya bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman, dan

bidang perdagangan. Di bidang minuman Ultrajaya memproduksi rupa-rupa

jenis minuman seperti susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional dan

minuman kesehatan, yang diolah dengan teknologi UHT (Ultra High

Temperature) dan dikemas dalam kemasan karton aseptik. Di bidang

makanan Ultrajaya memproduksi susu kental manis, susu bubuk, dan

konsentrat buah-buahan tropis. Ultrajaya memasarkan hasil produksinya

dengan cara penjualan langsung (direct selling), melalui pasar modern

(modern trade). Penjualan langsung dilakukan ke toko-toko, P&D, kios-

kios,dan pasar tradisional lain dengan menggunakan armada milik sendiri.

Penjualan tidak langsung dilakukan melalui agen/ distributor yang tersebar di

seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Perusahaan juga melakukan

penjualan ekspor ke beberapa negara.Merek utama dari produk-produk

Ultrajaya, antara lain: susu cair (Ultra Milk, Ultra Mimi, Susu Sehat, Low Fat

Hi Cal), teh (Teh Kotak dan Teh Bunga), minuman kesehatan dan lainnya

(Sari Asam, Sari Kacang Ijo dan Coco Pandan Drink), susu bubuk

(Morinaga, diproduksi untuk PT Sanghiang Perkasa yang merupakan anak

usaha dari Kalbe Farma Tbk (KLBF)), susu kental manis (Cap Sapi) dan

konsentrat buah-buahan (Ultra).Pada tanggal 15 Mei 1990, ULTJ

memperoleh ijin Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk melakukan

Penawaran Umum Perdana Saham ULTJ (IPO) kepada masyarakat

sebanyak 6.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000,- per saham

49
50

dengan harga penawaran Rp 7.500,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 2 Juli 1990.

B. Hasil Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah beberapa perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Burse Efek Indonsia tahun 2016-2018.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh manajemen

laba terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia yang dilakukan pengujian secara empiris terhadap 10 buah

perusahaan.

Untuk lebih jelasnya, berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk

mengetahui apakah manajemen laba berpengaruh singnifikan terhadap biaya

modal ekuitas, yaitu :

a. Langkah 1 : Menghitung Manajemen Laba

Adapun rumus untuk menghitung Manajemen Laba adalah :

Manajemen Laba (ML) = Akarual Modal kerja (t)

Penjualan (t)

Untuk lebih jelasnya, berikut penulis akan menguraikan

perhitungan dengan menggunakan model yang diukur berdasarkan rasio

Akrual Modal Kerja dibagi dengan Penjualan untuk masa 3 (tiga) tahun,

yaitu 2016 sampai dengan tahun 2018, data tesebut dibawah ini di

peroleh dari lampiran 1yang dituangkan dalam bentuk tabel sebagai

berikut

50
51

Tabel4.1

Gambaran Manajemen Laba

Manajemen laba

No Nma Emite 2016 2017 2018

1 PT Wilmar cahaya Indonesia Tbk 0,46 0,19 0,12

2 PT Delta Djakarta Tbk 0,37 0,35 0,37

3 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 0,5 0,06 0,07

4 PT Indofood Sukses Tbk 0,10 0,10 0,11

5 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 0,43 0,06 0,06

6 PT Sariguna Primatirta Tbk 0,07 -0,01 0,08

7 PT Nippong Indosari Corporindo Tbk 0,11 0,13 0,10

8 PT sekar bumi Tbk 0,06 0,07 0,07

9 PT Tri Banyang Tirta Tbk 0,4 -0,04 -0.08

10 PT Ultra Jaya Milk Tbk 0,42 0,5 -0,06

Sumber : Laporan Keuangan Emiten dan ICMD, data diolah kembali

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di peroleh gambarang data

manajemen laba unutuk tahun 2016-2018 Manajemen laba yang bernilai positif

menunjukkan bahwa manajemen laba dilakukan dengan penaikkan laba

sedanfkan manajemen laba yang bernilai negatif menunjukkan manajemen laba

dilakaukan dengan menurunkan laba.Pada tahun 2016 manajemen laba

PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk sebesar 0,46 kemudian pada tahun 2017

sama sebesar 0,19 penurunan yang dihasilkan selama 2 tahun sebesar 0,07

atau sama dengan 7% kemudian pada tahun 2018 sebesar 0,12 sama dengan

tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 0,07atau sama dengan 7%,

51
52

Selain itu manajmen laba PT Delta Djakarta Tbk pada tahun 2016 manajemen

labanya sebesar 0,37 dan pada tahun 2017 sebesar 0,35 penurunan yang

dihasilkan sebesar0,02 atau 2% dan pada tahun 2018 sebesar 0,37 mengalami

kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar -0,02 atau sama dengan 2%.dan

PT Indofood CB sukses makmur Tbk pada tahun 2017 manajemen labanya

sebesar 0,5 dan tahun 2017 sebesar 0,06 kenaikan yang dihasilkan selama 2

tahun yaitu sebesar -0,01 atau sama dengan 1% dan pada tahun 2018

manajemen labanya sebesar 0,07 mengali peningkatan sebesar 0,01 atau sama

dengan 1%.

Kemudian PT Indofood sukses Tbk panajemen labanya pada tahun 2016

sebesar 0,10 dan pada tahun 2017 dari tahun sebelumya tidak mengalami

perubahan dan tahun 2018 sebesar 0,11 mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya yaitu -0,01 atau sama dengan 1%. Selanjutya pada PT Multi Bintang

Indonesia pada tahun 2016 manajemen labanaya sebesar 0,43 dan pada tahun

2017 sebesar 0,06 penurunan yang dialami selama 2 sebesar 0,37 atau sama

dengan 7% dan padatahun sebesar 0,06 tidak mengalami perubahan dari tahun

sebelumnya. Dan PT,Sariguna primatirta pada tahun 2016 manajemen labanya

sebesar 0,07 dan pada tahun 2017 sebesar 0,01 penurunan yang dialami selama

2 tahun sebesar 0,06 atau sama 6% dan pada tahun 2018 sebesar 0,0

peningkatan dari tahun sebelunya yaitu sebesar 0,01 atau sama dengan 1%.

Kemudian pada PT Nippon indosari corppindo pada tahun 2016 sebesar 0,11

dan pada tahun 2017 sebesar 0,13 peningkata yang selama 2 tahun sebesar

-0,02 atau sama dengan 2% dan pada tahun 2018 sebesar 0,10 penurunan

yang dialamai sebesar 0,03 atau sama dengan 3% dan pada PT Sekar bumi Tbk.

52
53

Pada tahun 2016 manajemen laba sebesar 0,06 dan pada tahun2017

sebesar 0,07 peningkata dari tahun sebelumya sebesar -0,01 atau sama dengan

1% dan pada tahun 2018 sebesar 0.07 tidak mengalami perubahan dari tahun

sebelumnya kemudian pada PT Tri banyang tirta Tbk pada tahun 2016 sebesar

0,4 dan pada tahun 2017 sebesar0,04 penurunan yang di alami dari tahun

sebelumya sebesar 0,36 atau sama dengan 3% pada tahun 2018 -0,08

penurunan yang di alami dari tahun sebelunya sebesar 0,12 atau sama dangan

1% dan pada PT Ultra jaya milk manajemen labanya pada tahu 2016 sebear 0,06

dan pada tahun 2017 sebesar 0,5 peningkatan yang dari tahun sebelunya

sebesar -0,44 atau sebesar 4% dan pada tahun 2018 sebesar 0,06 penurunan

yang di alami dari tahun sebelunya sebesar 0,44 atau sama dengan 4%.hal ini

dikarenakan perolehan nakrual modal kerja pada tahun 2016-2017 bernilai

negative sedangkan tahun 2018 bernilai positif.

b. Langkah 2 : Menghitung Biaya Modal Ekuitas

Adapun rumus untuk menghitung biaya modal ekuitas sebagi berikut :


r

Keterangan:

Pt = harga saham pada periode t

Bt = nilai buku per lembar saham periode t

Xt+1 = laba per lembar saham pada periode t+1

r = biaya modal ekuitas

Sebelum menghitung menggunakan rumus diatas pertama penulis

telah melakukan perhitungan dengan menjumlahkan nilai buku per

lembar saham periode t dengan laba perlembar saham pada periode t

yang kemudia di tambahkan dengan 1 selanjutnya dikurangi dengan

53
54

harga saham pada periode t, hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada

lampiran 2.

Setelah mengetahui hasil dari perhitungan yang telah dilakukan

tersebut maka untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan

perhitungan dengan menggunakan rumus yang tertera diatas untuk masa

3 (tiga) tahun yaitu 2016-2018 yang dituangkan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.2

Gambaran Biaya Modal Ekuitas

Manaje Ekuitas

men

No Nma Emite 2016 2017 2018

1 PT Wilmar cahaya Indonesia Tbk -0,93 -0,92 -0,88

2 PT Delta Djakarta Tbk -0,93 -0,93 -0,91

3 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk -0,96 -0,96 -0,96

4 PT Indofood Sukses Tbk -0,93 -0,23 -0,93

5 PT Multi Bintang Indonesia Tbk -0,96 -0,96 -0,91

6 PT Sariguna Primatirta Tbk -0,70 -0,38 -0,07

7 PT Nippong Indosari Corporindo Tbk -0,44 -0,85 -0,83

8 PT sekar bumi Tbk -0,06 -0,75 -0,75

9 PT Tri Banyang Tirta Tbk -0,05 --0,04 -0.44

10 PT Ultra Jaya Milk Tbk -0,94 -0,04 -0,44

Sumber : Laporan Keuangan Emiten dan ICMD, data diolah kembali

54
55

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh gambaran data biaya

modal ekuitas untuk tahun 2016-2018. Biaya modal ekuitas dengan nilai negatif

menunjukkan bahwa investor mendapatkan return negative atau dengan kata lain

menanggung kerugian atas investasi yang dilakukan, sedangkan biaya modal

ekuitas dengan nilai positif menunjukkan bahwa investor mendapat return positif

atau dengan kata lain mendapat keuntugan atas investasi yang dilakukan. Nilai

biaya modal ekuitas untuk PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk tahun 2016 sebesar

-0,68 dan tahun 2017 sebesar -0,92 kenaikan yang dialami selama 2 tahun ini

sebesar 0,24 atau sama dengan 2% dan tahun 2018 sebesar -0,88 penurunan

yang dialami dari tahun sebelumnya sebesar -0,04. Selanjutnya pada PT

Djakarta Tbk.

Pada tahun 2016 sebesar -0,93 dan tahun2017 sebesar -0,93 tidak

mengalami perubahan dari tahun sebelumnyadan tahun 2018 sebesar -0,91

penurunan dari tahun sebelumya sebesar -0,02 atau sama dengan 2%.. Dan

pada PT Indofood CBC Sukses Makmur Tbk pada tahun 2016 sebesar -0,96

dan pada tahun 2017 sebesar -0,96 dan tahun 2018 sebesar -0,96 tidak

mengalami perubahan selama 3 tahun terakhir. Selanjutnya PT Indopood Sukses

Makmur Tbk pada tahun 2016 sebesar -0,93 pada tahun 2017 sebesar -0,23

penurunan yang dialami selama 2 tahunn sebesar -0,7 atau sama dengan 7%

pada tahun 2018 sebesar -0,93 kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 0,7

atau 7%. Selanjutnya PT Multi Bintang Indonesia tahun 2016 sebesar -0,96 dan

tahun 2017 sebesar -0,95 penurunan yang dialami selama 2 tahun sebesar -0,01

atau sama 1% dan pada tahun 2018 sebesar -0,91 penuruna dari tahun

sebelumnya sebesar -0,04.

55
56

Selanjutya pada PT Sariguna Primatirta pada tahun 2016 sebesar -0,44

dan tahun2017 sebesar -0,85 peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,41

atau sama dengan 4% dan pada tahun 2018 sebesar -0,83 penurunan yang di

alami dari tahun sebelimnya sebesar -0,02 atau 2%. Selanjutnya PT Nippong

Indosari Corpindo pada tahun 2016 sebesar -0,44 dan pada tahun 2017 sebesar

-0,85peningkatan di alami 2 tahun sebesar 0,41 atau 4% dan tahun 2018

sebesar -0,83 penurunan dari tahun sebelumnya sebesar -0,02 atau 2%.

Selanjutnya PT Sekar Bumi Tbk pada tahun 2016 sebesar -0,06 dan tahun 2017

sebesar -0,75 peningkatan selama 2 tahun sebesar 0,69 atau 6% dan tahun

2018 sebesar 0,75 tidak ada perubahan dari tahun sebelumnya.

Dan pada PT Tri Banyang Tirta Tbk pada tahun 2016 sebesar -0,05 dan

tahun 2017 sebesar -0,19 peningkatan dialami selama 2 tahun sebesar 0,14 atau

1% dan tahun 2018 sebesar -0,56 peningkatan dari tahun sebelumnya ,sebesar

0,37 atau 3% . Selanjutnya pada PT Ultra Jaya Milk pada tahu 2016 sebesar -

0,95 dan tahun 2017 sebesar -0,04 penuruna dialami selama 2 tahun sebesar -

0,91 atau sama dengan 9%.Hal ini dikarenakan laba per lembar saham setiap

tahunya mengalami peningkatan yang cukup tinggi.

1. Regresi Linear Sederhana

Teknik regresi sederhana digunakan untuk menguji pengaruh antara

variabel independen Analis terhadap variabel dependen .Hasil uji regresi linear

sederhana antara manajemen laba dan pengaruhnya terhadap baiaya modal

ekuitas dapat dilihat pada tabel berikut:

56
57

Tabel 4.3 Hasil Uji Regresi Sederhana


Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) -
-61.796 8.572 .000
7.209
Manajemen
-.283 .340 -.156 -.338 .004
Laba
a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas
b. Sumber :SPSS 23.0 (2019)

a. Tabel Hasil Uji Regresi Linear Sederhan

Berdasrkan tabel di atas persamaan regresi linear sederhan yang dibaca

adalah nilai dalam kolom B,baris pertama menunjukkan konstanta (a) dan baris

selanjutnya menunjukkan koefisien variable indepen.

Berdasarkan table model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y=-61.796+0,283X

Nilai konstanta dengan koefisien regresi pada tabel dapat dojelaskan

sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar -61.796 menunjukkan bahwa jika variabel indefenden

(manajemen laba) tidak ada maka nilai variabel dependen (biaya modal

ekuitas) adalah sebesar -61.796

2. Koefisien variabel manajemen laba (X )sebesar0,283 berarti setiap

kenaikan manajemen laba sebesar 1(satu) maka biaya modal ekuitas

akan meningkat sebesar 0,283 dengan ketentuan variabel lain tidak

berubah (konstan).

57
58

b. Pengujian Hipotesis

1. Uji t

Digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable,

penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

devenden.Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variable indevenden yaitu.

Manajemen Laba terhadap variable dependen yaitu. Biaya Modal Ekuitas.

Berdasarkan analisis melalui SPSS statistic 23,0 yang dapat dilihat pada

table ,dapat disimpulkan bahwa Manajemen laba mempunyai nilai singnifikan=

0,004yang lebih kecil dari nilai dari=0,05 berarti hipotesis HO ditolak dan

hipotesis HI diterimah yang berarti manajemen laba berpengaruh singnifikan

terhadap baiaya modal ekuitas (pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia)

2.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi norma atau

tidak,salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat uji

statictic non parametik kolomogorov-smimov yang dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut.

Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardi
zed
Residual
N 30
Normal Mean .0000000
Parameters Std. Deviation 33.3416073
a,b
7
Most Absolute .239

58
59

Extreme Positive .239


Differences Negative -.165
Test Statistic .832
Asymp. Sig. (2-tailed) .249
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS 23,0 (2019)

Cara untuk menentukan data terdistribusi normal dengan uji

statistiknon parametik kolmogorov-smirnov adalah nilai singnifikansi harus

di atas 0,05 pengujian terhadap normalitas residual dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, mempunyai nilai Kolmogorov-

Smirnov sebesar 0,832 dengan nilai singnifikansi sebesar 0,249.Hal ini

berarti data resedual terdistribusi normal.

3. Uji Koefisiensi Determinan

Koefisien determinasi (R2) digunakan dalam mendeteksi seberapa

jauh hubungan dan kemampuan model dalam menjelaskan variasi

dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen sangat

terbatas.

Tabel 4.5 Hasil Uji koefiensi Determinan (R2)

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .156a .024 -011 33.93177

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba


b. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas
Sumber: Output Spss 23,0

59
60

Dari autput diatas diketahui nilai R Square sebesar 0,024. Nilai ini

mengandung arti bahwa Manajemen Laba (x) terhadap Biaya Modal Ekuitas (Y)

adalah sebesar0, 24% sedangkan0,76 % Biaya Modal Ekuitas dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak diteliti.

c. Pembahasan

Dari hasil penelititian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa manajemen

laba bukan satu-stunya faktor yang mempengaruhi biaya modal ekuitas,hal ini

bisa dilihat dari besarnya pengaruh manajemen laba terhadap baiaya modal

ekuitas yang ditunjukkan pada hasil uji koefisiaen determinasi yaitu di mana

pada PT Wilmar Cahaya Indonesia pengaruhnya sebesar 0,881 atau sama

dengan 88,1% sedangkan 11,9% dipengaruhi variabel lain yang tidak

diteliti.Selajutya PT Delta Djakarta pengaruh yang dihasilkan hanya sebesar

0,250 atau sama dengan 25,0% sedangkan 75,0% dipengaruhi variabel lain

yang tidak diteliti.Kemudian pengaruh yang dihasilkan oleh PT Indofood CBP

Sukses Makmur sebesar 0,750 atau sama dengan 75,0% dan 25,0%dipengaruhi

variabel lain yang tidak diteliti.

Sementara itu pada PT Indofood Sukses Makmur pengaruh yang

dihasilkan hanya sebesara 0,250 atau sama dengan 25,0% sedangkan 75,0%

dihasilkan variabel lain yang tidak diteliti.Selain itu pengaruh yang dihasilkan

oleh PT Multi Bintang Indonesia sebesar 0,725 atau sama dengan 72,5% dan

selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Selain itu pengaruh

yang dihasilkan oleh PT Nippon Indosari Corporindo hanya sebesar 0,253 atau

sama dengan 25,3% sedangkan 24,7% dipengaruhi variabel lain yang tidak

diteliti.Kemudian pengaruh yang dihasilkan oleh PT Sekar Bumi sebesar 0,234

atau sama dengan 23,4% dan selebihnya di pengaruhi variabel lain yang tidak

60
61

diteliti. Sementara itu pada PT Ultra Jaya Milk Industri sebesar 0,454 atau sama

dengan 45,4% sedangkan 44,6% dipengaruhi variabel lain yang tidak

diteliti.Kemudian pada PT Saraiguna Primatirta pengaruh yang dihasilkan cukup

tinggi yakni sebesar 0,980 atau sama dengan 98,0% sedangkan 2% dipengaruhi

variabel lain yang tidak diteliti. Sementara pada PT Tri Banyang Tirta hanaya

sebesar 0,354 atau sama dengan 35,4% sedangkan 64,6% dipengaruhi variabel

lain yang tidak diteliti.Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahawa

manajemen laba mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap biaya modal

ekuitas.

Hasil pengujian dengan uji t digunakan untuk menguji pengaruh

manajemen laba terhadap baiaya modal ekuitas menunjukkan bahwa

manajemen laba memiliki pengaruh yang signifikansi yang diperoleh yaitu 0,004

yang mana tingkat singnifikansi lebih kecil daro 0,005.Apabila pengujian

dilakukan dengan memisahkan tiap sampel maka dari 10 sampel terdapat 6

sampel yang menyatakan bahwa manjmen laba memiliki pengaruh singnifikansi

terhadap biaya modal ekuitas .Hal ini dibuktikan dari nilai singnifikan yang

diperoleh yaitu pada PT Wilma Cahaya Indonesia tingkat singnifikansi yang

dihasilkan sebesar 0,004 dimana tingkat singnifikassi lebih kecil dari 0,05%

kemudian koefisien regresi manajemen laba yang dihasilkan mempunyai nilai

positif sehingga dapat dikatan bahwa pengaruh positif, Selanjutnya PT Delta

Djakarta singnifikansi yang dihasilkan sebesar 0,667 dimana tingkat singnifikansi

lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa pada perusahaan ini

manajemen laba tidak memiliki pengaruh terhadap biaya modal ekuitas

Sementara pada PT Indofood Sukses Makmur nilai singnifikansi yang

dihasilkan sebesar 0,667dimana tingkat singnifikansi lebih tinggi dari

61
62

0,05%kemudian pada PT Nippon Indosari Corporindo nilai singnifikansi ebesar

0,665 dimana lebih tinggi dari nilai singnifikansi sehingga di simpulkan kedua

perusahaan ini manajemen laba juga tidak memiliki pengaruh terhadap biaya

modal ekuitas. Kemudian pada PT Sriguna Primatirta nilai singnifikansinya

sebesar 0,03 dimana tingkat singnifikansi lebih kecil dari 0,05% sehingga dapat

dikatakan bahwa manajemen laba berpengaru terhadap biaya modal ekuitas,

Keudian pada PT Tri Banyang Tirta nilai singnifikansin sebesar 0,02 lebih kecil

dari 0,05 dengan ini manejem laba berpengaruh terhadap biaya modal

ekuitas.Dan pada PT Sekar Bumi nilai singnifikansi sebesar 0,679 lebih besar

dari 0,05 kemudian pada PT Ultra Jaya Milk sebesar 529 dimana kedua

perusahaan ini nilaisingnifikan lebih besar dari 0,05 sehingga dapat di dikatakan

bahwa pada perusahaan ini manajemen laba tidak memiliki pengaruh terhadap

biaya modal ekuitas.

Selanjutnya PT Indofood CBP Sukses Makmur nilai singnifikansi yang

dihasilkan sebesar 0,03 dimana tingkat singnifikansi lebih kecil dari0,05%

kemudian pada PT Multi Bintang Indonesia tingkat singnifikansi yang dihasilkan

sebesar 0,04 dimana tingkat singnifikansi lebih kecil dari 0,05% sehingga dapat

dikatakan bahwa manajemen laba kedua perusahaan tersebut sama-sama

berpengaruh singnifikan terhadap biaya modal ekuitas.

Dengan demikian ditetapkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima,sehingga

diambil kesimpulan bahwa manajemen laba mempunyai pengaruh yang

singnifikan terhadap biaya modal ekuitas, penerimaan hipotesis ini menyatakan

bahwa semakin tinggi manajemen laba yang diukur berdasarkan rasio akrual

modal kerja terhadap penjualan maka akan semakin tinggi pela baiaya modal

ekuitas kerja terhadap penjualan maka akan semakin tinggi pula baiaya modal

ekuitasnya yang diukur menggunakan model Olsho,Hasil penelitian ini sejalan

62
63

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiwik Utami(2015) dan Yusuf

Pratama Wijanarto(2015), Yang hasil penelitianya menyatakan bahwa

manajemen laba berpengaruh singnifikan terhadap baiaya modal ekuitas.Hasil

penelitian ini mengindikasikan bahwa investor sudah mengantisipasi dengan

benar informasi yang terkait dengan manajemen laba.

63
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh manajemen laba

terhadap biaya modal ekuitas pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. Pengukuran manajemen laba dalam

penelitian ini berdasarkan rasio akrual modal kerja terhadap penjualan,

sedangkan biaya modal ekuitas diukur dengan menggunakan model Ohlson.

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan,

maka dapat disimpultan bahwa manajemen laba bukan satu-satunya faktor

yang mempengaruhi biaya modal ekuitas, hal ini ditunjukkan oleh angka hasil

pengujian koefisien determinan yang dapat dikatakan bahwa pengaruh

manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas sebesar 24,0% sedangkan

sisanya dipengaruhi faktor lain . Berdasrkan uji hipotesis dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara manajemen laba terhadap

biaya modal ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan peneliti maka penilis mencoba

memberikan masukan atau beberapa saran saran sebagai berikut :

1. Bagi para peneliti selanjutnya, untuk mengembangkan fokus penelitian

,bukan hanya pada pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal

ekuitas saja, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

64
65

2. Sampel perusahaan dan periode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini masih terlalu sedikit. Sebaiknya menambahkan jumlah

sampel dan periode penelitian agar memperkecil persentase kesalahan.

3. Bagi para investor yang akan menginvestasikan uangnya pada suatu

perusahaan agar lebih teliti dalam melihat informasi akrual yang

disajikan dalam laporan keuangan terkait dengan praktek manajemen

laba guna untuk mengurangi resiko kerugian yang akan ditanggung

65
DAFTAR PUSTAKA

Anastasia Wenny Manggau, (2016), Pengaryh Asimetri Informasi dan Ukuran


Perusahaan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Ekonomi
Dan Keuangan.

Anastasya Wenny Manggau, (2016), Pengaruh Asimetri Informasi dan


Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Pertabanagan
Yang Teradafatar di BEI, Jurnal Ekonomi dan Keuanagan, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman,Indonesia.

Badruzaman. (2013). Analisis penggunaan laporan keuangan. Bandung


Universitas Widyatama.

Brighan dan Houston. (2011). Dasar-dasar Manajemen keuangan. Edisi 10. Buku
1. Jakarta: Salemba Empat.

Deddy Kurniawansyah, (2016), Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Auditor


Spesialisah Audit dan Audit capacity Stess Terhadap Manajmen Laba.

Dwi Martani, dkk. (2012). Akuntansi Menegah Berbasis PSAK. Buku 1. Jakarta.
Salemba Empat.

Kharisma, Annas.‟‟Pengukuran Performansi PT Mitra Jayabadi dengan Metoda


Balanced Scorecard‟‟ (2006).

Harahap, Sofyan Syafri. 2011 teori akuntansi. Edisis Revisi. Jakarta:Rajawi Pers

Heven Manoppo dan Fitty Valdi Arie (2016). Pengaruh Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. Jurnal EMBA

Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:


Salemba Empat..

Ketut Gunawan, Nyoman Ari Surya Darmawan dan Gusti Ayu Purnamawati
(2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage
Terhadap manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI). E-journal S1 Ak Universitas Pendidikan
Ganesa.

Kieso et al. (2013). Financial Accounting : IFRS 2 nd edition New Jersy. John
Willey & Son..

Kodryah Anisah Fitri, (2017), Pengaruh Free cash flow dan leverange Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur di BEI, Universitas
Serang Rya.

66
67

Lisa Kurnia, M Yasser Arafah (2015) Pengaruh Manajemen Laba dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Biaya Modal Ekuitas pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.E-Juournal Akuntansi.

Pria Juli dan Gayatri, (2016), Pengaruh Ukuran Peusahaan Terhadap Manajmen
Laba Dengan Pengungkapan corporate social Responsibility Sebagai
Variabel Intervening, E-jurnal Akuntansi Universitas Udyana.

Putu Putri Suriyani, Gede Adi Yuniarta dan Ananta Wikrama T.A (2015). Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba ( Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2008-2013). E-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesa.

Randy Try Rahmando, (2016), Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran


Perusahaaan Dan leverage Terhadap Manajmen Laba( studi pada
perusahaan Yang terdaftar di BEI thn 2009-2013).jurnal Ilmia Universitas
Batanghari Jambi.

Resky Zurriah, SE,M.Si, (2017), Pengaruh good corporate governace, Arus Kas
Bebas, Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Praktek Manajemen
Laba ( studi pada perusahaan yang terdaptar di Jakarta Islamic Index,
Jurnal Akuntansi Dan Bisnis.

Rini Dwiyuna Ningsi dan Nita Erika Ariayani. (2016), Pengaruh Asimetri Informasi
Pengungkapan Modal Intelektual, dan Kualitas Audit Terhadap Biaya
Modal Ekuitas ( studi pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI thn
2012-2014), E-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi(JIMEKA).

Sadeli,Lili M, Haji. (2015). Dasar-dasar Akuntansi, Jakarta: Bumi Aksara

Sastradipraja, Usman. 2011. Buku Ajar Analisis dan Penggunaan Laporan


Keuangan. Bandung: Universitas Widiyatama.

Scoot, RW. (2011). Financial Accounting Theori. Prentice Hall Inc.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Wijayanti,R. (2016). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap


Kinerja Keuangan Perusahaan. Syariah Paper Accounting FEB UMS, 39-
51.

Wiwik Utami (2015). Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas
(Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur). Symposium Nasional
Akuntansi VII, hlm 100-116.

Yusuf Pratama Wijanarto, (2015), Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya


Mosal Ekuitas Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2009-2013.E-Juournal.Umiversitas Negeri Surabaya

67
LAMPIRAN

66
67

Lampiran 1

PERHITUNGAN MANAJEMEN LABA TAHUN 2016

(Dalam Jutaan Rupiah)

KODE  AKTIVA HUTANG  KAS AKRUAL MODAL PENJUALAN MANAJEMEN


LANCAR LANCAR KERJA LABA
CEKA 1,103, 504,209 1,425,964 1,929,150 4,115,541 0,468747608
DLTA 1,048,133 137,842 1,197,796 287,505 774,968 0,3709895118
ICBP 15,571 6,469 28,901 19,799 34,466 0,5744501828
INDF 28.985 19.219 82.174 72.408 66.750,3 0,108475916
MLBI 54,7271 1,006,909 1,892,511 1,432,899 3,263,311 0,439093607
ROTI 949,414 320,502 2,919,641 2,790.72 2,521,920 0,110658545
SKBM 519,27 24215 1,001,66 9.741 1,501,12 0,064891547
ULTJ 2,874,822 593,526 4,259,200 1,977,904 4,685,988 0,422089002
CLEO 86,448 147,482 463,291 402,26 523,933 0,076776992
ALTO 249,820 331,532 1,165,093 1,197,805 296,471,50 0,0040402028
2

PERHITUNGAN MANAJEMEN LABA TAHUN 2017

(Dalam Jutaan Rupiah)

KODE  AKTIVA HUTANG  KAS AKRUAL MODAL PENJUALAN MANAJEMEN


LANCAR LANCAR KERJA LABA
CEKA 988.480 444.383 1.392,636 848.539 4,257.738 0,19929338
DLTA 1.206.576 139.685 1,340.043 273.125 777.303 0,351374299
ICBP 15.573 6.872 31.619 2.299 35.606 0,064567769
INDF 32.616 21.673 87.838 76.859 70.186.6 0,109506657
MLBI 1.016.845 1.445.173 2.510.078 208.176 3.389.736 0,061411363
22
ROTI 2.319.937 1.027.176 4.559.573 3.266,82 2.491.100 0.131139657
SKBM 836.64 611.60 1.623.03 129.80 1.623.03 0,070486399
ULTJ 3.439.990 820.625 5.186.990 2.619.365 4.879.559 0,536803633
CLEO 144,179 116,843 660,918 633,582 614,677,561 0,001030755
ALTO 192.944 179.485 1.109.383 (12,349) 262.143 0,047107876

67
68

PERHITUNGAN MANAJEMEN LABA TAHUN 2018

(Dalam Jutaan Rupiah)

KODE  AKTIVA HUTANG  KAS AKRUAL PENJUALAN MANAJEMEN


LANCAR LANCAR MODAL KERJA LABA
CEKA 869,166 158,256 1,168,956 458,046 3,629,327 0,1262068698
DLTA 1.384.228 1.384.228 1.523.517 331.589 893.006 0,371317773
ICBP 14.121 7.235 34.367 2.749 38.413 0,071564314
INDF 33.272 31.904 88.673 87.269 73.384.7 0,11891983
MLBI 1.228 1.578 2.889 254 3.649 0,069608111
ROTI 1.876409 525.422 4.393.810 304.290 2.766.548 0,1099890554
SKBM 815.410 615.506 1.777.365 1.541.47 1.953.910 0,078891555
ULTJ 2.793 615.506 1777.365 340 1.953910 0,062134502
CLEO 198.544 121.861 833.939 757.256 851.104.026 0,0008897338
ALTO 195.406 211.752 1.106.5 5.281 60.441 0,087374464

68
69

PERHITUNGAN BIAYA MODAL EKUITAS TAHUN 2016-2018

(Dalam Ribuan Rupiah)

Harga Saham Nilai buku per Laba per lembar Biaya Modal
Kode Tahun Pada Lembar Saham periode t Ekuitas
Periode t (Pt) Saham periode t (Xt+1) Bt+Xt+1-
(Bt) pt
2016 5.090 1.264 317 (4.771) -0,937280943
DLTA 2017 4.590 1.804 319 (4.269) -0.9300653595
2018 5.500 1.603 442 (5.056) -0,9192727273
2016 7.925 1.586 309 (7.614) -0,9607570978
ICBP 2017 8.900 1.742 336 (8.562) -0,9620224719
2018 10.450 1.947 392 (10.056) -0,9622966507
. 2016 7.925 5.004 472 (7.447) -0,9396845426
INDF 2017 7.625 5.364 473 (1.788) -0,2344918033
2018 7.450 5.685 473 (6.971) -0,9357469799
2016 11.750 3.637 466 (11.280) -0,9600308936
MLBI 2017 13.675 38.948 627 (13.009) -0,9513017916
2018 16.000 554.122 881 (14.564) -0,910304875
2016 1.600 838 55.41 (706.59) -0,44161875
ROTI 2017 1.275 163 27.66 (1.084.34) -0,8504627451
2018 1.200 172 28.07 (999.93) -0,833275
2016 640 566 30,43 (43.57) -0,068078125
SKBM 2017 715 157 15.40 (542.6) -0,7588811189
2018 695 160 8,01 (526,99) -0,7582589928
2016 4,570 1.208 236 (4.332) -0,9479212254
ULTJ 2017 1.295 3.241 61 61.945 0,047834749
2018 1.350 413 60 (877) -0,6496296296
2016 396 84 31 (281) -0,7095959596
CLEO 2017 755 248 25 (482) -0,38410596
2018 284 133 6 (20) -0,0704225352
2016 330 336 (11) 17 0,05151515
ALTO 2017 388 285 28 (17) -0,1932989691
2018 400 159 14 (227) -0,5675
CEKA 2016 1.350 1.492 420 (928,58) -0,6878370337
2017 1.290 1.618 101 (1.187) -
092011550388
2018 1.375 1.641 156 (1.217) -0,8850909091

69
70

PT.WILMAR CAHAYA INDONESIA

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .939 .881 .762 6.27597

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 291.279 1 291.279 7.395 .224
Residual 39.388 1 39.388

Total 330.667 2

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas


b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 99.919 7.306 13.676 .046

Manajemen Laba -.672 .247 -.939 -2.719 .224


a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas

PT.DELTA DJAKARTA Tbk

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .500 .250 -.500 1.41421

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

70
71

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression .667 1 .667 .333 .667

Residual 2.000 1 2.000

Total 2.667 2

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas


b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 110.500 31.476 3.511 .177

Manajemen Laba -.500 .866 -.500 -.577 .667

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas

PT.INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk,

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .866 .750 .500 .81650

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 2.000 1 2.000 3.000 .333

Residual .667 1 .667

Total 2.667 2

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas


b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

71
72

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 952.190 5.300 179.671 .004

Manajemen Laba .143 .082 .866 1.732 .333

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas

PT,INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk,

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .500 .250 -.500 49.49747

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 816.667 1 816.667 .333 .667

Residual 2450.000 1 2450.000

Total 3266.667 2

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas


b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -292.000 627.077 -.466 .023

Manajemen Laba 35.000 60.622 .500 .577 .667

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas

72
73

PT MULTI BINTANG INDONESIA Tbk

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .851 .725 .450 1.96205

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 10.150 1 10.150 2.637 .351
Residual 3.850 1 3.850

Total 14.000 2

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas


b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 103.756 6.114 16.971 .037


Manajemen Laba -.169 .104 -.851 -1.624 .351

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas

PT NIPPON INDOSARI CORPORINDO Tbk

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .503 .253 -.495 28.26135

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

73
74

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 269.963 1 269.963 .338 .665

Residual 798.704 1 798.704

Total 1068.667 2

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas


b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -38.441 188.378 -.204 .072

Manajemen Laba .935 1.609 .503 .581 .665

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas

PT SEKAR BUMI Tbk

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .483 .234 -.533 10.57854

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 34.095 1 34.095 .305 .679

Residual 111.905 1 111.905

Total 146.000 2

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas


b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

74
75

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 25.459 75.506 .337 .093

Manajemen Laba .588 1.065 .483 .552 .679

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas

PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY AND TRANDING COMPANY Tbk

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .674 .454 -.091 24.86174

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 514.560 1 514.560 .832 .529

Residual 618.106 1 618.106

Total 1132.667 2

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas


b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 152.136 92.963 1.637 .349

Manajemen Laba -1.601 1.755 -.674 -.912 .529

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas

75
76

PT SARIGUNA PRIMATIRTA Tbk

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .990 .980 .959 3.73256

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 668.735 1 668.735 48.000 .091

Residual 13.932 1 13.932

Total 682.667 2

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas


b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 34.082 4.234 8.049 .079

Manajemen Laba .435 .063 .990 6.928 .091

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas

PT TRI BANYANG TIRTA Tbk

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .595 .354 -.292 230.26264

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

76
77

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 29067.115 1 29067.115 .548 .594

Residual 53020.885 1 53020.885

Total 82088.000 2

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas


b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 114.698 439.670 .261 .038

Manajemen Laba .515 .695 .595 .740 .594

a. Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas

77
78

78
79

RIWAYAT HIDUP

ILHAM lahir di Pangkep, Desa Bulu Tellue Kecamatan

Tondong Tallasa Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

pada tanggal 07 November 1997. Anak kedua dari dua

bersaudara, buah hati dari pasangan Ayahanda Dolomang

dengan Ibunda Murni. Penulis mulai memasuki jenjang

pendididkan sekolah dasar pada tahun 2004 di SD

Negeri 12 Malaka dan tamat pada tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 1 Tondong Tallasa dan tamat pada tahun 2011. Pada

tahun yang sama, penulis melanjutkan ke SMA Negeri 1 Tondong Tallasa

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, dan tamat pada tahun 2015. Setelah

menyelesaiakan jenjang pendidikan menengah pada tahun 2015, penulis

mendaftar di Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan diterima di Jurusan Akuntansi strata satu (S1).

Pada tahun 2019, penulis menyelesaikan studi dengan menyusun sebuah karya

ilmiah yang berjudul “Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal

Ekuitas pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia”.

79

Anda mungkin juga menyukai