Anda di halaman 1dari 69

SKRIPSI

PERENCANAAN LABA DENGAN PENDEKATAN


COST VOLUME PROFIT ANALYSIS PADA
CV ADITYA PRATAMA

HASANUDDIN ISMAR

10573 04287 13

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017
SKRIPSI

PERENCANAAN LABA DENGAN PENDEKATAN


COST VOLUME PROFIT ANALYSIS PADA
CV ADITYA PRATAMA

HASANUDDIN ISMAR

10573 04287 13

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Dalam Ilmu Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017
ABSTRAK

HASANUDDIN ISMAR “Perencanaan Laba Dengan Pendekatan Cost Volume


Profit Analysis Pada CV Aditya Pratama”, Pembimbing I Ansyarif Khalid,
Pembimbing II Muchriana Muchran.

Kelangsungan hidup perusahaan ditentukan juga oleh proses manajemen


perusahaan. Manajemen yang baik dapat membantu perusahaan mencapai tujuan
yang diharapkan dengan cara yang efektif dan efisien. Manajemen harus
memperkirakan hal-hal yang akan dilakukan untuk kemajuan perusahaan tersebut
dalam penjualan produk yang dilakukan dengan menganalisis biaya, produk yang
dijual dan laba yang akan didapatkan. Analisis cost volume profit merupakan alat
analisis bagi manajemen tentang hubungan antara biaya, volume penjualan, dan
laba. Dengan melakukan analisis CVP dapat diketahui hubungan antara perubahan
volume penjualan dan perubahan terhadap harga jual dan jumlah biaya. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui perhitungan analisis cost-volume-profit
selama tahun 2016 pada CV Aditya Pratama. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan analisis cost
volume profit dapat membantu CV Aditya Pratama untuk membuat keputusan
pengeluaran biaya tetap dan biaya variabel. Untuk menganalisis cost-volume-
profit dapat menggunakan analisa break even point, analisa contribution margin
dan contribution margin ratio, analisa margin of safety, dan operating laverage
serta analisa perencanaan laba. Dengan analisa tersebut kita dapat menghitung
jumlah biaya, produk, dan laba yang dicapai. Penulis menyarankan agar
manajemen perusahaan harus lebih meningkatkan penjualan dan menggunakan
analisa cost-volume-profit untuk memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan,
produk yang akan dijual, dan laba yang diharapkan selama satu periode.

Kata kunci: cost volume profit, perencanaan laba

v
ABSTRACT

HASANUDDIN ISMAR "Profit Planning With Cost Volume Analysis Approach


In CV Aditya Pratama", Counselor I Ansyarif Khalid, Muchriana Muchran II
Supervisor.

The company's survival is also determined by the company's management


process. Good management can help companies achieve their expected goals in an
effective and efficient way. Management should estimate the things that will be
done for the company's progress in product sales conducted by analyzing costs,
products sold and profits to be earned. Cost volume profit analysis is an analysis
tool for management about the relationship between cost, sales volume, and profit.
By conducting CVP analysis can be seen the relationship between changes in
sales volume and changes to the selling price and the amount of costs. The
purpose of this study is to determine the calculation of cost-volume-profit analysis
during 2016 at CV Aditya Pratama. The research method used is descriptive
quantitative method. The result of the research shows that cost volume profit
analysis can help CV Aditya Pratama to make fixed expenditure decision and
variable cost. To analyze cost-volume-profit can use break even point analysis,
contribution margin ratio analysis, margin of safety analysis, and operating
laverage and earnings planning analysis. With the analysis we can calculate the
amount of cost, product, and profit achieved. The authors suggest that company
management should further increase sales and use cost-volume-profit analysis to
estimate the cost to be incurred, the product to be sold, and the expected profit
over a period.

Keywords: cost volume profit, profit planning

v
vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi


sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
”Perencanaan Laba Dengan Pendekatan Cost Volume Profit Analysis Pada CV
Aditya Pratama”.

Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar


pada skripsi ini. Oleh karna itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Skripsi ini mungkin tidak akan terselesiakan tanpa adanya dukungan dan bantuan
semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Adapun ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. H. Ansyarif Halid, S.E, M.Si.Ak.CA selaku pembimbing I yang

dengan penuh ketulusan hati meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

membimbing, mengarahkan, dan memberi motivasi kepada penulis agar dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Ibu Muchriana Muchran, S.E, M.Si.Ak.CA selaku pembimbig II yang dengan

penuh kesabaran telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

membimbing dan mengajarkan kepada penulis dalam setiap tahap

penyelesaian penyusunan skripsi ini sehingga dapat selesai sesuai harapan.

iv
3. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E, M.M selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar ( UNISMUH Makassar ) periode 2016-2020 yang

telah memberikan andil dalam melanjutkan pembangunan Universitas

Muhammadiyah makassar dan memberikan berbagai fasilitas guna kelacaran

studi kami.

4. Bapak Ismail Rasulong, S.E, M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Makassar periode 2017-2021 yang turut

melanjutkan peningkatan kualitas lulusan Universitas Muhammadiyah

Makassar terkhusus Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

5. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Makassar periode 2013-2017 atas dedikasinya

selama ini guna menunjang tercapainya mutu pembelajaran dan kualitas

lulusan Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Bapak Ismail Badollahi, S.E, M.Si.Ak.CA Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhamadiyah Makassar atas saran dan nasehat yang

diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah memberikan ilmu, perhatian serta nasihat kehidupan

yang berguna kepada semua mahasiswanya tak terkecuali penulis.

8. Seluruh staf Keuangan, Jurusan, Akademik, dan Kemahasiswaan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang memberikan

pelayanan terbaik selama ini.

v
9. Bapak Ilham Iskandar selaku Direktur dan Pemilik CV. Aditya Pratama yang

telah memberikan kesempatan dan tempat untuk mengadakan penelitian

mengenai penulisan skripsi ini.

10. Seluruh karyawan dan staf CV. Aditya Pratama yang dengan sabar melayani

pertanyaan penulis untuk terselesaikannya penulisan skripsi ini.

11. Kedua orang tua, terlebih khusus kepada Alm. Ibu saya, Alm. Maryam

Hasanuddin, beliau orang pertama yang mengajari dan mendidik saya

sehingga saya dapat berdiri sekarang hingga memakai seragam wisuda

nantinya meskipun tanpa kehadiran beliau. ”Derai air mata dan

pengorbananmu takkan tergantikan”, terimah kasih ibu.

12. Teman-teman Ak. 1-13 dan Ak. 2-13, meskipun tidak semua memberikan

kontribusi tapi kita sama-sama berjuang untuk mencapai satu tujuan.

13. Erwin Sulkifli, S.E dan Mariyan Burhan, S.E, mereka berdua bukan suami

istri tapi kompak dan konsisten memberi dukungan dan masukan, terima

kasih banyak.

Terima kasih yang tak terhingga kepada mereka karena telah membantu

sehingga penulis bisa sampai pada tahap penyusunan skripsi ini.

Makassar, September 2017

Penulis

vi
DAFTRA ISI

HALAMAN JUDUL... .................................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................................... ii
ABSTRAK .................. .................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1


A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................... 6


A. Perencanaan Laba......................................................................................... 6
1. Prosedur Penetapan Sasaran Laba............................................................ 7
2. Manfaat Perencanaan Laba ...................................................................... 8
3. Keterbatasan Perencanan Laba ................................................................ 8
B. Konsep Biaya ............................................................................................... 9
C. Klasifikasi Biaya .......................................................................................... 10
D. Perilaku Biaya .............................................................................................. 13
1. Biaya Variabel.......................................................................................... 13
2. Biaya Tetap .............................................................................................. 14
3. Biaya Semi Variabel ................................................................................ 15
E. Cost Volume Profit....................................................................................... 16
1. Break Even Point...................................................................................... 18
2. Margin Iof Safety...................................................................................... 21

ix
vii
3. Degree of Operating Leverage................................................................. 22
4. Shut Down Point ...................................................................................... 24
F. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 24
G. Kerangka Pikir ............................................................................................. 30
H. Hipotesis....................................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN................................................................................. 33


A. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 33
B. Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 33
C. Teknik Pengumpulan Data........................................................................... 34
D. Metode Analisis ........................................................................................... 35

BAB IV GAMABARAN UMUM PERUSAHAAN ..................................................... 37


A. Sejarah Perusahaan....................................................................................... 37
B. Visi dan Misi Perusahaan............................................................................. 37
C. Struktur Organisasi ...................................................................................... 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 40


A. Sistem Akuntansi pada CV Aditya Pratama................................................ 40
B. Data perencanaan laba ................................................................................ 40

1. Biaya Tetap ............................................................................................. 40


2. Biaya Variabel......................................................................................... 41
3. Data Penjualan Produk ............................................................................ 42
4. Harga Per Unit......................................................................................... 42

C. Analisis perencanaan laba ........................................................................... 43

1. Analisis Margin Kontribusi..................................................................... 43


2. Analisis Break Even Point ...................................................................... 44
3. Analisis Margin of Safety........................................................................ 45
4. Analisis Operating Leverage .................................................................. 46

ix
viii
D. Perencanan Laba Perusahaan ...................................................................... 47

1. Analisis Margin Kontribusi..................................................................... 47


2. Analisis Break Even Point ...................................................................... 48
3. Analisis Margin of Safety........................................................................ 49
4. Analisis Operating Leverage .................................................................. 49

E. Penyajian Laporan Berdasarkan Hasil Perencanaan Laba........................... 50

1. Laba Rugi ................................................................................................ 50


2. Neraca...................................................................................................... 51

F. Manfaat Perencanaan Laba ......................................................................... 52

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 53


A. Simpulan...................................................................................................... 53
B. Saran............................................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 55

ix
DAFTAR TABEL

No. Tabel Keterangan Halaman

V.1 Biaya tetap periode Januari-Desember 2016


CV Aditya Pratama ....................................................................... 40
V.2 Biaya Variabel Periode Januari - Desember 2016
CV Aditya Pratama ....................................................................... 41
V.3 Data penjualan produk .................................................................. 42
V.4 Harga Perunit ................................................................................ 42
V.5 Margin Kontribusi 2016 CV Aditya Pratama ............................... 43

x
xi
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Keterangan Halaman

II.1 Kerangka Pikir .............................................................................. 30


III.1 Struktur Organisasi ....................................................................... 38
V.1 Neraca ......................................................................................... 50
V.2 Laporan Laba Rugi........................................................................ 51

x
xi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan bertujuan untuk mencapai laba maksimal dengan

menggunakan sumber-sumber ekonomi yang sifatnya terbatas. Oleh karena

itu, untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan memerlukan pimpinan

yang mempunyai kapabilitas. Secara umum dalam menjalankan tugas seorang

pimpinan perusahaan mempunyai tiga fungsi utama yaitu: perencanaan dan

pengkoordinasian, pelaksanaan, serta pengawasan.

Dibidang keuangan, perencanaan ini adalah perencanaan laba (profit

planning) yang merupakan pengungkapaan secara sistematis dan formal dari

laba yang ingin dicapai perusahaan dimasa yang akan datang. Besar kecilnya

laba perusahaan akan menjadi ukuran sukses tidaknya manajemen dalam

mengelola perusahaan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

laba adalah harga jual, biaya dan volume penjualan. Ketiga faktor tersebut

saling berkaitan, dan memegang peranan yang sangat penting dalam

mengambil keputusan serta perumusan kebijakan perusahaan dimasa yang

akan datang. Pengaruh perubahan salah satu faktor tersebut terhadap laba

yang akan dicapai tidak tampak dalam suatu program budget, karena budget

biasanya hanya merencanakan laba untuk suatu kapasitas kegiatan tertentu.

Perencanaan yang akan membantu dalam penaksiran tingkat laba yang

akan didapat perusahaan, sehingga laba akan lebih optimal. Untuk mencapai

laba yang optimal (dalam perencanaan laba maupun realisasi), manajer-

1
2

manajer dapat menggunakan langkah-langkah berikut: menekan biaya

operasional serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat harga jual

dan volume penjualan yang ada, menentukan tingkat harga jual sedemikian

rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki dan yang terakhir meningkatkan

volume penjualan pada volume yang sesuai dengan tingkat laba yang

diinginkan. Perlu diingat bahwa ketiga langkah tersebut tidak dapat dilakukan

secara terpisah sebab ketiganya mempunyai hubungan yang saling berkaitan

dalam mengambil keputusan dan perumusan kebijakan perusahaan masa yang

akan datang.

Bisnis percetakan saat ini sedang menjamur dimana-mana, hampir

disetiap sudut kota terdapat usaha percetakan. Usaha percetakan tersebut

mulai dari sekala rumah tangga hingga menengah ke atas. Setiap bisnis

percetakan tersebut tentunya memerlukan bahan baku. Ada berberapa

perusahaan yang menyediakan bahan baku percetakan yang ada di kota

Makassar salah satunya adalah CV ADITYA PRATAMA.

Mengingat ketatnya persaingan bisnis ini, maka konsekuensi yang

harus di terima oleh para pengusaha adalah bagaimana mengolah secara

maksimal sumber daya yang dimiliki agar diperoleh laba yang direncanakan

atau laba yang optimal. Untuk menunjang pertumbuhan tersebut maka

dibutuhkan perencanaan laba yang matang agar dapat membantu manajemen

dalam penaksiran tingkat laba yang akan dicapai oleh perusahaan.

Dalam akuntansi, terdapat beberapa metode akuntansi untuk

melakukan perencanaan laba, salah satunya adalah cost volume profit


3

analysis. Banyak manfaat analisis CVP yang dapat dipergunakan oleh

perusahaan untuk menentukan pengambilan keputusan yang terbaik. Dengan

analisis CVP, dapat memperlihatkan efek perubahan volume pada biaya

perusahaan, pendapatan, dan laba.

Selain itu, dapat menentukan titik impas perusahaan dan target

penjualan untuk memenuhi target laba tertentu yang telah ditetapkan oleh

manajemen sebelumnya. Dengan mengetahui titik impas dan target penjualan

yang harus dicapai untuk memenuhi target laba tertentu, maka kegiatan yang

dilakukan untuk menunjang keputusan ini seperti kegiatan produksi dan

pemasaran dapat dilakukan secara lebih terarah untuk mencapai tujuan

perusahaan. Juga memberikan manfaat untuk dapat mengetahui posisi

perusahaan, analisa CVP menyediakan data mengenai Margin of Safety yang

menggambarkan selisih antara target penjualan dengan titik impas, serta MOS

Ratio yang menunjukkan seberapa jauh target penjualan boleh turun tanpa

mengakibatkan adanya kerugian bagi perusahaan.

Maka dari itulah penting bagi seorang manajer untuk mengetahui

perencanaan laba, magin of safety dan break even point perusahaan yang

dipimpinnya. Dengan mengetahuinya manajer perusahaan dapat menargetkan

atau merencanakan jumlah penjualan produk agar memperoleh keuntungan

tertentu. Selain itu juga dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh

penurunan penjualan yang wajar agar perusahaan tidak menderita kerugian

dan juga untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya dan volume

penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.


4

Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin mengkaji sejauh mana

efektifitas penggunaan cost volume profit analysis ini dalam membantu

perusahaan untuk melakukan perencanaan laba, baik itu dalam jangka pendek

maupun jangka panjang dengan mengadakan penelitian yang berjudul: “

Perencanaan Laba Dengan Pendekatan Cost Volume Profit Analysis pada

CV ADITYA PRATAMA”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana perhitungan Cost

Volume Profit Analysis dalam perencanaan laba CV ADITYA PRATAMA”

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, penelitian ini mempunyai tujuan yaitu:

Untuk mengetahui perhitungan Cost Volume Profit Analysis dalam

perencanaan laba CV. ADITYA PRATAMA.

D. Manfaat Penelitian

Penulisan hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi berbagai kalangan yaitu, sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran

mengenai analisis CVP agar dapat membantu manajemen dan pihak-pihak

yang terkait dalam memaksimalkan perencanaan laba perusahaan dan

sebagai salah satu masukan guna perkembangan dan kemajuan perusahaan

di masa yang akan datang.


5

2. Bagi Akademisi

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi

untuk penelitian selanjutnya ataupun untuk pengembangan perencanaan

laba menggunakan cost volume profit analysis pada industri distributor

bahan percetakan.

3. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti tentang

perencanaan laba menggunakan cost volume profit analysis.

.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan Laba

Berhasil tidaknya suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan

kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa

mendatang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu,

tugas manajemen untuk merencanakan masa depan perusahaan sehingga

semua kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang telah

diperkirakan dan direncanakan bagaimana cara mengatasinya.

Sedangkan ukuran yang digunakan untuk suksesnya manajemen suatu

perusahaan adalah tingkat laba yang diperoleh perusahaan. Dimana laba

mempengaruhi tiga faktor yang saling berkaitan, yaitu harga jual, biaya dan

volume penjualan. Perencanaan laba merupakan suatu manajemen kerja yang

telah diperhitungkan dengan cermat. Perenacanaan laba ditujukan pada

sasaran akhir organisasi dan berlaku sebagai pedoman untuk mengendalikan

arah kegiatan pasti.

Menurut Welsh, Hilton Gordon (1996:3) dalam Dahlia HB (2011)

mengemukakan bahwa: “Perencanaan laba merupakan suatu proses

mengembangkan tujuan perusahaan dan memilih kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan di masa mendatang untuk mencapai tujuan tersebut”, dan menurut

Carter (2009:4) Perencanaan laba (profit planning) adalah pengembangan

dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan

6
7

Berdasarkan definisi diatas yang di jelaskan oleh Wels Hilton Gordon

dalam buku Perencanaan dan Pengendalian Laba (1996:3) dalam Dahlia HB

(2011) yang disimpulkan bahwa perencanaan laba mencakup hal sebagai

berikut :

a. Penentuan tujuan perusahaan dan mengembangkan kondisis kondisi

lingkungan agar tujuan tersebut akan dicapai.

b. Memilih tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

c. Menentukan langkah-langkah untuk menerjemahkan rencana kegiatan

yang sebenarnya.

d. Melakukan perencanaan kembali untuk memperbaiki kekurangan yang

terjadi.

1. Prosedur Penetapan Sasaran Laba

Menurut Amin Wijaja Tunggal AK, CPA, MBA, (2014:182)

dalam Saparida Satriani (2015), ada tiga prosedur yang dapat diikuti oleh

manajemen perusahaan Dalam menetapkan sasaran laba antara lain

sebagai berikut:

a. A priori. Manajemen menentukan tingkat pengembalian tertentu

yang akan dicapai dalam jangka panjang dan kemudian membuat

rencana untuk mencapai tingkat tersebut.

b. A posteriori. Manajemen membuat rencana dan kemudian

menetapkan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh rencana

tersebut.
8

c. Pregmatic. Manajemen menggunakan suatu standar target

keuntungan yang telah diuji secara empiris dan didukung oleh

pengalaman.

2. Manfaat Perencanaan Laba

Beberapa manfaat dan keunggulan dari perencanaan laba adalah

sebagai berikut (Carter, 2009:7) :

a. Perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin

terhadap identifikasi dan penyelesaian masalah.

b. Perencanaan laba menyediakan arahan ke semua tingkat manajemen.

c. Perencanaan laba meningkatkan koordinasi.

d. Perencanaan laba merupakan suatu cara untuk memperoleh ide dan

kerja sama dari semua tingkatan manajemen.

e. Perencanaan laba merupakan suatu tolok ukur untuk mengevaluasi

kinerja aktual dan meningkatkan kemampuan dari setiap individu.

Hal ini mendorong untuk merencanakan bekerja secara efisien.

3. Keterbatasan Perencanaan Laba

Keterbatasan perencanaan laba adalah sebagai berikut (Carter,

2009:7):

a. Perkiraan bukanlah ilmu pasti.

b. Perencanaan laba dapat memfokuskan perhatian manajemen pada

tujuan yang tidak selalu sesuai dengan tujuan keseluruhan organisasi.


9

c. Perencanaan laba harus memperoleh komitmen dari manajemen

puncak dan kerja dari semua anggota manajemen.

d. Penggunaan perencanaan laba secara berlebih sebagai alat evaluasi

dapat menyebabkan perilaku disfungsional.

e. Perencanaan laba tidak menghilangkan atau menggantikan peran

administrasi.

f. Penyusunan perencanaan laba memakan waktu.

B. Konsep Biaya

Dalam melaksanakan tanggungjawab perencanaan dan pengendalian,

manajemen membutuhkan pemahaman akan arti biaya dan terminologi yang

berkaitan dengan biaya. Pembebanan biaya atas produk, jasa, pelanggan dan

objek lain yang merupakan kepentingan manajemen adalah salah satu tujuan

dasar sistem informasi akuntasi manajemen.

Peningkatan keakuratan pembebanan biaya menghasilkan informasi

yang lebih bermutu tinggi yang kemudian dapat digunakan untuk membuat

keputusan yang lebih baik. Memperbaiki penentuan biaya telah menjadi

pengembangan utama dalam bidang manajemen biaya. Sebelum

membicarakan proses penentuan biaya, baiknya kita mengenal definisi biaya

(cost).

Biaya (cost) dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu : aktiva atau

asset dan beban atau expense. Biaya akan dicatat sebagai aktiva atau aset

apabila memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Sedangkan


10

biaya akan dikategorikan sebagai beban atau expense jika memberikan

manfaat pada periode akuntansi berjalan.

Menurut Bastian dan Nurlela (2010:7) mendefinisikan biaya sebagai

pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah

terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”,

Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2009:47) mendefinisikan “biaya

adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa

datang bagi organisasi”.

Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber non-kas dapat ditukar

dengan barang atau jasa yang diinginkan. Sebagai contoh, menukar peralatan

dengan bahan yang digunakan untuk produksi. Dalam usaha menghasilkan

manfaat saat ini dan dimasa depan, manajemen suatu organisasi harus

melakukan berbagai usaha untuk meminimumkan atau mengefisienkan biaya

yang sangat dibutuhkan dalam mencapai tingkat keuntungan tertentu.

Mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu

memiliki arti bahwa perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien, dimana

biaya tidak harus ditekan, tetapi juga harus dikelola secara strategis.
11

C. Klasifikasi Biaya

Pada umumnya pengklasifikasian biaya dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan atau tujuan pemakai informasi biaya. Oleh karena itu,

biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk tujuan pelaporan eksternal, maka biaya di klasifikasikan

berdasarkan fungsi perusahaan yaitu, produksi,pemasaran dan umum.

Untuk tujuan,klasifikasi biaya adalah sebagai berikut:

a. Biaya produksi, kebanyakan perusahaan manufaktur membagi biaya

manufaktur kedalam tiga kategori besar:

1) Biaya bahan langsung adalah bahan yang menjadi bagian tak

terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik

dan mudah ke produk tersebut, misalnya biaya kain untuk

menghasilkan baju.

2) Biaya tenaga kerja langsung yang dapat ditelusuri dengan

mudah ke produk jadi (misalnya tenaga kerja di bagian

perakitan).

3) Biaya overhead pabrik, seluruh biaya manufaktur yang tidak

termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung.

Biaya overhead pabrik termasuk bahan tidak langsung, tenaga

kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan peralatan

produksi, listrik dan penerangan, pajak properti, penyusutan,

asuransi fasilitas-fasilitas produksi, dll.


12

b. Biaya non-produksi. Umumnya, biaya non-produksi dipilah menjadi

dua, yaitu:

1) Biaya penjualan dan marketing, semua biaya yang diperlukan

untuk menangani pesanan konsumen dan atau mendapatkan

pelayanan serta untuk menyampaikan produk kepada

pelanggan.

2) Biaya administrasi, merupakan biaya yang terjadi dikantor yang

bersifat umum. Biaya tersebut meliputi biaya eksekutif,

organisasional, dan klerikal yang berkaitan dengan manajemen

umum organisasi.

2. Untuk tujuan penentuan biaya produk dan biaya periode, yaitu :

a. Biaya produk, yaitu semua biaya yang terkait dengan pemerolehan

atau pembuatan suatu produk.

b. Biaya periode, adalah semua biaya yang terjadi karena berlakunya

waktu. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh volume produksi.

3. Untuk pengambilan keputusan biaya diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Biaya relevan, yaitu biaya yang berbeda diantara setiap alternatif

masa yang akan datang.

b. Biaya tidak relevan, yaitu biaya yang tidak berbeda antara setiap

alternatif atau biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan

keputusan.

4. Untuk tujuan pengeluaran biaya, biaya diklasifikasikan berdasarkan:

a. Capital expenditure
13

b. Revenue expenditure

5. Untuk tujuan perencanaan, biaya diklasifikasikan berdasarkan perilaku

biaya, yaitu:

a. Biaya variabel, adalah biaya yang berubah secara proporsional

dengan perubahan aktivitas.

b. Biaya tetap, adalah biaya yang selalu tetap secara keseluruhan

tanpa terpengaruh oleh tingkat aktivitas.

D. Perilaku Biaya

Pengertian perilaku biaya adalah perubahan biaya yang terjadi akibat

perubahan dari aktivitas bisnis. Perilaku biaya mengacu pada bagaimana

biaya berubah atau tidak berubah sebagai akibat dari perubahan volume

kegiatan atau aktivitas perusahaan. Jadi biaya diklasifikasikan berdasarkan

pada bagaimana perubahan biaya terhadap volume kegiatan atau aktivitas

perusahaan tersebut. Umumnya biaya ini diklasifikasikan atas biaya variabel

(variabel cost), biaya tetap (fixed cost), dan biaya campuran (mixed

cost/semivariabel cost)

1. Biaya Variabel

Pengertian biaya variabel menurut Carter (2009:69): “Biaya

variable adalah biaya yang totalnya meningkat secara proporsional

terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional

terhadap penurunan dalam aktivitas”.


14

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya variable

merupakan biaya yang berubah-ubah setara dengan volume kegiatan atau

output, contohnya: biaya bahan baku, komisi penjualan, dan biaya tenaga

kerja langsung.

Jadi semakin besar volume kegiatan, maka semakin besar pula total

biaya variabel. Sedangkan biaya variabel per unit konstan dengan adanya

perubahan volume kegiatan. Besarnya volume kegiatan tidak akan

berpengaruh terhadap biaya variabel per unit.

2. Biaya Tetap

Pengertian biaya tetap menurut Carter (2009:68): “Biaya tetap

adalah biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas bisnis

meningkat atau menurun”.

Pengertian di atas menunjukkan bahwa total biaya tetap tidak

berubah karena adanya perubahan volume aktivitas dalam rentang

kegiatan tertentu (relevant range), sedangkan biaya tetap per unit akan

berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Relevant range

adalah suatu kisaran tingkat aktivitas dimana relatif perilaku biaya variabel

dan biaya tetap dianggap valid.

Perubahan biaya tetap per unit berbanding terbalik dengan

perubahan volume aktivitas. Semakin tinggi volume aktivitas maka

semakin rendah biaya tetap per unit, sebaliknya semakin rendah volume

aktivitas, semakin tinggi biaya per unit. Jadi adanya perubahan biaya tetap

per unit akibat perubahan aktivitas tidak berarti bahwa biaya tetap per unit
15

harus diberlakukan sebagai biaya variabel, karena peningkatan volume

aktivitas dalam rentang relevan akan menurunkan biaya total per unit

tetapi total biaya tetap tidak akan berubah.

3. Biaya Semi Variabel

Pengertian biaya semivariabel menurut Carter (2009:70): “Biaya

semivariabel adalah biaya yang memperlihatkan baik karakteristik dari

biaya variable maupun biaya tetap.

Mixed cost atau semivariable cost merupakan biaya yang di

dalamnya terdiri dari elemen-elemen biaya tetap dan biaya variabel. Biaya

ini mencakup suatu jumlah yang sebagian tetap dalam rentang kegiatan

yang relevan dan sebagian lagi berubah karena adanya perubahan volume

kegiatan. Contoh jenis biaya semivariabel yaitu biaya listrik, air, gas,

bensin, batu bara,beberapa perlengkapan, asuransi jiwa kelompok

karyawan, pemeliharaan, biaya pensiun, pajak penghasilan, biaya

perjalanan dinas, dan biaya representasi.

Menurut Carter (2009:71), terdapat dua alasan mengapa

karakteristik semivariabel dimiliki oleh beberapa jenis pengeluaran:

a. Pengaturan minimum mungkin diperlukan, atau kuantitas minimum

dari perlengkapan atau jasa mungkin perlu digunakan untuk

memelihara kesiapan beroperasi. Diluar tingkat biaya minimum ini,

yang biasanya bersifat tetap, tambahan biaya bervariasi terhadap

volume.
16

b. Klasifikasi akuntansi, baik berdasarkan objek pengeluaran maupun

fungsi, umumnya mengelompokan biaya tetap dan biaya variabel

bersama-sama. Misalnya saja, biaya mesin uap yang diguanakan untuk

memanaskan ruangan, yang bergantung pada cuaca, dan biaya mesin

uap yang digunakan untuk proses produksi, yang bergantung pada

volume produksi, mungkin dibebankan keakun yang sama, sehingga

mengakibatkan tercampurnya biaya tetap dan variabel dalam akun

yang sama.

E. Cost Volume Profit

Pengertian Cost volume profit analysis (CVP) Menurut Blocher et al

(2009:387) yaitu “Cost volume profit analysis merupakan metode untuk

menganalisis bagaimana keputusan operasi dan keputusan pemasaran

mempengaruhi laba bersih, berdasarkan pemahaman tentang hubungan antara

biaya variabel, biaya tetap, harga jual per unit, dan tingkat output”.

Menurut Garrison dkk (2006 : 322) mengungkapkan bahwa:

“Analisis cost-volume-profit merupakan alat bantu untuk memahami

hubungan timbal balik antara biaya, volume, dan laba dalam organisasi

dengan memfokuskan pada interaksi antara lima elemen yaitu :

1. Harga produk

2. Volume atau tingkat aktivitas

3. Biaya variabel per unit

4. Total biaya tetap


17

5. Bauran produk yang dijual

Analisis CVP dapat menjadi alat yang berharga untuk

mengidentifikasi luas dan besarnya masalah ekonomi yang dihadapi oleh

perusahaan dan membantu menunjukkan secara tepat jawaban yang

diperlukan. Analisis CVP juga dapat ditujukan pada banyak isu lainnya,

seperti: jumlah unit yang harus dijual agar mencapai titk impas yaitu titk

dimana pendapatan dan biaya setara atau dengan kata lain perusahaan tidak

mendapatkan laba/rugi; dampak pengurangan biaya tetap pada titik impas;

dan dampak peningkatan harga pada laba. Sebagai tambahan, analisis CVP

memungkinkan manajer untuk melakukan analisis sensitivitas dengan

menguji pengaruh berbagai tingkat harga atau biaya pada laba.

Adapun asumsi-asumsi dasar itu adalah :

a. Konsep tentang variabilitas cost dapat diterima, karena itu biaya harus

realistis diklasifikasikan sebagai variabel dan tetap

b. Range yang relevan pada semua tahap analisis harus ditentukan

c. Harga jual per unit tidak berubah jika terjadi perubahan volume

d. Hanya dijual satu jenis produk

e. Jika analisis digunakan untuk berbagai produk atau kombinasi produk,

salesmix-nya harus tetap atau konstan

f. Kebijaksanaan manajemen terhadap operasi perusahaan tidak berubah

secara material dalam jangka pendek

g. Tingkat harga umum stabil dalam jangka pendek


18

h. Singkronisasi antara penjualan dan produksi, yang berarti tingkat inventori

harus konstan atau nol

i. Efisiensi dan produktifitas tidak mengalami perubahan-perubahan,

khususnya dalam jangka pendek.

Analisis volume biaya-profit menggunakan asumsi-asumsi dasar yang

sama seperti dalam analisis impas. Asumsi yang mendasari analisis CVP

adalah:

Perilaku biaya dan pendapatan adalah linier sepanjang rentang yang

relevan dari aktivitas. (Asumsi ini menghalangi konsep diskon volume di

kedua bahan yang dibeli atau penjualan.) Biaya dapat diklasifikasikan secara

akurat baik sebagai tetap atau variabel. Perubahan aktivitas adalah satu-

satunya faktor yang mempengaruhi biaya. Semua unit yang diproduksi dijual

(tidak ada persediaan akhir barang jadi). Ketika sebuah perusahaan menjual

lebih dari satu jenis produk, bauran penjualan (rasio masing-masing produk

terhadap total penjualan) akan tetap konstan.

1. Break Even Point

Cost volume profit analysis seringkali diartikan sebagai analisis break

even point. Hal ini sangat disayangkan karena analisis break even point

hanyalah satu elemen dalam cost volume profit analysis, walaupun

merupakan elemen yang penting.

Dalam rangka memproduksi atau menghasilkan suatu produk, baik

barang maupun jasa, perusahaan terkadang perlu terlebih dulu merencanakan

berapa besar laba yang ingin diperoleh. Agar perolehan laba mudah
19

ditentukan, salah satu caranya adalah perusahaan harus mengetahui terlebih

dahulu titik impasnya.

Dr. Kasmir (2013:333) berpendapat bahwa analisis titik impas adalah:

“Suatu keadaan di mana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak

memperoleh pendapatan (laba) dan tidak pula menderita kerugian. Artinya,

dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama dengan jumlah

biaya yang dikeluarkan. Lebih lanjut analisis ini digunakan untuk menetukan

berapa unit yang harus dijual agar kita memperoleh keuntungan, baik dalam

volume penjualan dalam unit maupun dalam rupiah”.

Secara umum analisis titik impas digunakan sebagai alat Untuk

mengambil keputusan dalam perencanaan keuangan, penjualan, dan produksi.

Menurut Dr. Kasmir (2013:335), adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai

dari penggunaan analisis titik impas, yaitu:

1. Mendesain spesifikasi produk. Analisis titik impas memberikan

perbandingan antara biaya dengan harga untuk berbagai desain sebelum

spesifikasi produk ditetapkan.

2. Menentukan harga jual per satuan. Di samping pertimbangan biaya yang

akan dikeluarkan, harga jual juga terkait dengan pihak pesaing yang

memiliki produk yang sejenis.

3. Menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak

mengalami kerugian. Maksudnya adalah agar perusahaan mampu

menentukan batas jumlah produksi dalam kondisi tidak rugi dan tidak

laba dari kapasitas produksi yang dimilikinya.


20

4. Memaksimalkan jumlah produksi. Maksudnya adalah agar jangan sampai

ada kapasitas produksi yang menganggur. Kemudian perusahaan juga

mampu menjaga agar berproduksi secara efisien.

5. Merencanakan laba yang diinginkan. Besarnya laba dapat kita ukur dari

batas minimal produk atau dari total rupiah yang diproduksi. Kemudian

mampu merencanakan atau menentukan jumlah keuntungan setiap unit

produksi yang dijual.

Analisis titik impas juga memiliki beberapa kelemahan yang pasti ada

dan tidak dapat dihindari. Berikut beberapa kelemahan analisistitik impas

menurut Dr. Kasmir (2013:336) yaitu:

1. Perlu asumsi Analisis titik impas membutuhkan banyak asumsi, terutama

mengenai hubungan antara biaya dengan pendapatan. Padahal terkadang

asumsi yang digunakan sudah tidak sesuai dengan realita yang terjadi ke

depan.

2. Bersifat statis Analisis ini hanya digunakan pada titik tertentu, bukan

pada suatu periode tertentu.

3. Tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir. Analisis titik impas

hanya baik digunakan jika ada penentuan kegiatan lanjutan yang dapat

dilakukan.

4. Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik Jika aliran kas telah

ditentukan melebihi aliran kas yang harus dikeluarkan, proyek dapat

diterima dan hal-hal lainnya dianggap sama.


21

5. Hubungan penjualan dan biaya Hubungan penjualan dan biaya adalah

dalam hal biaya, jika penjualan dilakukan dalam kapasitas penuh, tetapi

memerlukan tambahan penjualan, akan ada tambahan biaya tenaga kerja

atau upah yang mengakibatkan naiknya biaya variabel dan jika

diperlukan tambahan peralatan atau pabrik. Maka, biaya tetap juga akan

meningkat.

6. Kurang mempertimbangkan risikorisiko yang terjadi selama masa

penjualan Selama masa penjualan begitu banyak risiko yang mungkin

dihadapi, misalnya kenaikan harga bahan baku, yang akan berpengaruh

terhadap harga jual dan pada akhirnya akan berpengaruh kepada jumlah

penjualan secara keseluruhan, baik unit maupun rupiah.

7. Pengukuran kemungkinan penjualan Jika hendak membuat grafik pulang

pokok yang didasarkan kepada harga penjualan yang konstan, untuk

melihat kemungkinan laba pada berbagai tingkat harga harus dibuatkan

semua seri grafik untuk tiap tingkat harga

2. Margin of Safety

Analisis margin of safety menunjukkan berapa banyak penjualan yang

boleh turun dari jumlah penjualan tertentu dimana perusahaan belum

menderita rugi atau dalam keadaan Break Even. Dengan kata lain angka

margin of safety memberikan petunjuk jumlah maksimum penurunan angka

volume penjualan yang direncanakan yang tidak mengakibatkan kerugian.

margin of safety merupakan elemen untuk mengukur keamanan perusahaan.


22

Menurut Garrison dkk (2006 : 338) dalam bukunya Akuntansi

Manajemen mengemukakkan bahwa :

“Margin of safety sebagai kelebihan dari penjualan yang dianggarkan (aktual)

di atas titik impas volume penjualan. Margin keamanan menjelaskan jumlah

di mana penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin

tinggi rasio margin keamanan, semakin rendah resiko untuk tidak balik

modal”.

Dan menurut Darsono (2009 : 332) dalam bukunya Penganggaran

Perusahaan mengungkapkan bahwa :

“Margin of safety yang besar menunjukkan bahwa kondisi perusahaan tidak

dalam bahaya, dan sebaliknya jika margin of safety kecil mendekati nol

persen menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi bahaya yaitu akan

mengalami titik impas. Jika margin of safety negatif berarti perusahaan dalam

kondisi bahaya, yaitu mengalami kerugian”.

Margin of safety dapat membantu manajer untuk mengetahui besarnya

resiko yang terkandung dalam suatu rencana penjualan. Perusahaan yang

mempunyai margin of safety yang besar dikatakan lebih baik karena rentang

penurunan penjualan yang dapat ditolerir adalah lebih besar sehingga

kemungkinan menderita kerugian rendah. Namun sebaliknya jika margin of

safety rendah, kemungkinan perusahaan untuk menderita kerugian besar.

Dalam hal ini, manajer dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan

volume penjualan atau menurunkan biayanya. Langkah ini akan membantu

untuk menurunkan timbulnya resiko kerugian.


23

3. Degree of Operating Leverage

Pada manajemen keuangan perusahaan pada umumnya dikenal dua

macam leverage, yaitu operating leverage dan financial leverage. Operating

leverage dapat digambarkan secara mudah dengan menggunakan laporan rugi

laba. Leverage ini membandingkan pengaruh pedapatan (penjualan) terhadap

perubahan keuntungan operasional (operating income).

Operating leverage menurut Hanafi (2004:329) bisa diartikan sebagai

seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Beban

tetap operasional biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi dan

pemasaran yang bersifat tetap (misalnya gaji karyawan). Sebagai

kebalikannya adalah beban (biaya) variabel operasional. Contoh biaya

variabel operasional adalah biaya tenaga kerja yang dibayar berdasarkan

produk yang dihasilkan (misalnya karyawan harian perusahaan tembakau,

dibayar Rp.1000,00 untuk setiap kilogram tembakau yang dikeringkannya).

Komposisi biaya tetap/variabel yang berbeda mempunyai implikasi yang

berbeda terhadap risiko dan keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan.

Perusahaan yang menggunakan biaya tetap dalam proporsi yang tinggi

(relatif terhadap biaya variabel) dikatakan menggunakan operating leverage

yang tinggi. Dengan kata lain, degree of operating leverage (DOL) untuk

perusahaan tersebut tinggi. Perubahan penjualan yang kecil akan

mengakibatkan perubahan pendapatan yang tinggi (lebih sensitive). Jika

perusahaan mempunyai degree of operating leverage (DOL) yang tinggi,

tingkat penjualan yang tinggi akan


24

menghasilkan pendapatan yang tinggi. Tetapi sebaliknya, jika tingkat

penjualan turun secara signifikan, perusahaan tersebut akan mengalami

kerugian. Dengan demikian DOL diibaratkan seperti pisau dengan dua mata

bisa membawa manfaat, sebaliknya bisa juga merugikan.

Adapun kegunaan dari operating leverage adalah leverage operasi

dapat mengukur perubahan pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan

operasi perusahaan. Dilihat dari kegunaan operating leverage, dapat

disimpulkan bahwa perusahaan dapat mengetahui perubahan laba operasi

sebagai akibat perubahan penjualan, sehingga perusahaan dapat mengetahui

keuntungan operasi perusahaan.

4. Shut Down Point

Shut Down Point memberikan informasi pada tingkat penjualan

berapa suatu usaha secara ekonomis sebaiknya ditutup karena pendapatan

penjualannya hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tunai saja. Apabila

ditinjau dari sudut biaya, pengambilan keputusan untuk menutup usaha

dilakukan dengan mempertimbangkan pendapatan penjualan dengan biaya

tunai (cash cost out atau out of pocket cost atau biaya keluar dari saku). Suatu

usaha harus dihentikan apabila pendapatan yang diperoleh tidak dapat

menutup biaya tunainya.

F. Penelitian Terdahulu

Ahmad Nurhanif Alimuddin (2016), melakukan penelitian tentang

“Analisis Perencanaan Laba Pada Pabrik Trafo PT ABC Di Makassar”. Hasil


25

penelitian ini menemukan bahwa proyeksi besarnya kenaikan biaya untuk

tahun 2016 sebesar 10 % dan harga jual sebesar 10% maka penjualan trafo

JPROC 100 kVa per unit sebesar Rp.7.137.467,- dan produk trafo LISDES

100 kVa per unitsebesar Rp.8.397.020,-, besarnya titik impas sebesar 122,68

unit atau sebesar Rp.5.092.750.390,-. Sedangkan dari hasil analisis margin of

safety yang di proyeksikan untuk tahun 2016 yaitu sebesar 400,12 unitatau

sebesar Rp.16.610.232.547,-

Dahlia HB (2011), melakukan penelitian tentang “Analisis Biaya-

Volume-Laba Sebagai Alat Bantu Dalam Perencanaan Laba PT Pabrik Gula

Takalar”. Hasil penelitian menunjukkan komposisi pendapatan penjualan PT

Pabrik Gula Takalar tidak mampu menutupi biaya tetap karena perusahaan

dalam keadaan rugi tiap tahunnya. Analisis break even point menunjukkan

catatan penjualan yang ditoreh PT Pabrik Gula masih dibawah batas

minimum sehingga tidak bisa mencapai Break EvenPoint. Analisis margin of

safety PT Pabrik Gula di Takalar menunjukkan tingkat keamanan dan

mengalami fluktuasi yang tergolong tidak aman. Selain itu, terdapat

pemanfaatan analisis cost-volume-profit untuk perencanaan laba yang terdiri

atas analisis target laba dan analisis sensivitas. Analisis ini digunakan untuk

mengetahui tingkat penjualan yangharus dicapai PT. Pabrik GulaTakalar

untuk meraih target laba serta bagaimana biaya tetap, biaya variabel, harga

jual, dan kuantitas penjualan dapat mempengaruhi pencapaian laba PT Pabrik

Gula Takalar selama dua tahun ke depan. Hal ini dapat digunakan manajemen

PT Pabrik Gula Takalar untuk menentukan kebijakan terbaik yang harus


26

dilakukan PT Pabrik Gula Takalar untuk tidak mengalami rugi atau menekan

tingkat kerugian seperti yang diramalkan pada tahun 2011 dan 2012.

Nelly Wiharjo (2011), melakukan penelitian tentang “Analisis

Hubungan Cost-Volume-Profit (CVP) Untuk Perencanaan Laba Pada Hotel

Losari Beach”. Penelitian data menggunakan metode regresi kuadrat terkecil

(least-squares regression method) dengan bantuan program Microsoft Excel

2007 untuk melakukan pemisahan biaya semivariabel menjadi biaya tetap dan

biaya variabel. Berdasarkan hasil perhitungan analisis cost-volume-profit

(CVP), menunjukkan bahwa Hotel Losari Beach Makassar telah melakukan

perencanaan laba dengan baik dilihat dari tingkat laba yang dihasilkan dan

tingkat margin of safety (penjualan minimal perusahaan agar tidak menderita

kerugian) yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Feryaningsih (2012), melakukan penelitian tentang “Analisis Biaya

Volume Laba Dalam Pengambilan Keputusan Penjualan Kecap Pada PT

Sumber Baru Perkasa Wibawa Di Makassar”. Metode yang digunakan adalah

metode analisis pengelompokkan biaya, analisis trend linear, analisis

penentuan titik impas, analisis target volume penjualan dan analisis margin of

safety. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa dari hasil analisis

perhitungan volume penjualan pada titik impas khususnya dalam 5 tahun

terakhir (tahun 2008 s/d tahun 2010) yang menunjukkan bahwa volume

penjualan kecap pada titik impas dari tahun ke tahun meningkat, sehingga

dengan analisis titik impas maka perusahaan dalam menentukan tingkat

penjualan agar tidak memperoleh laba dengan tidak rugi. Kemudian dari hasil
27

analisis biaya volume laba sebagai alat perencanaan laba yang menunjukkan

bahwa dengan penerapan biaya volume laba maka akan dapat memudahkan

perusahaan dalam penjualan kecap.

M. Fatqurrodji Arizal (2014), melakukan penelitian tentang “Analisis

Cost Volume Profit Sebagai Dasar Perencanaan Penetapan Harga Jual dan

Perencanaan Laba yang Diharapkan. (Study Pada Perusahaan Sumber Agung

Kec. Sukun Kota Malang Periode 2013). Metode yang digunakan adalah

metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus.Berdasarkan analisis yang

dilakukan, pada tahun 2013 total biaya tetap Rp. 407.219.093,15, dan total

biaya variabel sebesar Rp. 1.558.782.963,00. Dasar yang digunakan untuk

perencanaan harga jual dan laba yang diharapkan pada tahun 2014 adalah

tingkat kenaikan nilai harga jual dan laba dari tahun 2011-2013.Perencanaan

harga jual per kilogram tahun 2014 sebesar Rp. 19.000 pada kopi bubuk, Rp.

28.000 pada kopi ovenan dan laba yang diharapkan sebesar Rp.

434.564.198,86. Upaya laba optimal dilakukan dengan menerapkan Analisis

Cost Volume Profit yang menginformasikan hubungan antara biaya, volume,

dan laba. Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk mencapai laba yang

diharapkan volume penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan adalah

sebesar Rp. 2.451.866.903,27 atau 114.405,99 kg yang terdiri dari 83.500,09

kg kopi bubuk, 30.905,90 kg kopi ovenan.

Atika Pelawiten (2014), melakukan penelitian tentang “Analisis Cost

Volume Profit Untuk Perencanaan Laba Pada UD Gladys Bakery”. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Hasil


28

penelitian menunjukan analisis cost volume profit dapat membantu UD.

Gladys Bakery untuk membuat keputusan pengeluaran biaya tetap dan biaya

variabel. Untuk menganalisis cost-volume-profit dapat menggunakan analisa

break even point, analisa contribution margin dan contribution margin ratio,

analisa margin of safety, dan operating laverage serta analisa perencanaan

laba. Dengan analisa tersebut kita dapat menghitung jumlah biaya, produk,

dan laba yang dicapai. Penulis menyarankan agar manajemen perusahaan

harus lebih meningkatkan penjualan dan menggunakan analisa cost-volume-

profit untuk memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan, produk yang akan

dijual, dan laba yang diharapkan selama satu periode.

R. Radikha Widya Dirhotsaha (2013), melakukan penelitian tentang

“Penerapan Cost, Volume, Profit Analysis Sebagai Alat Bantu Dalam

Perencanaan Laba (Studi Pada PT Industri Kemasan Semen Gresik)”. Jenis

penelitian ini yaitu deskriptif dengan pendekatan studi kasus, alat

pengumpulan data menggunakan dokumentasi pada data keuangan PT

Industri Kemasan Semen Gresik. Hasil penelitian ini menunjukkan

pemisahan biaya semivariabel ke dalam biaya tetap sebesar Rp

33.648.601.360,75 dan biaya variabel sebesar Rp128.655.610.037,21,

Contribution Margin Ratio total sebesar 37,50%. Perhitungan BE)

menunjukkan, BEP mix produknya sebesar 93.008.971 unit atau sebesar Rp

89.737.016.655,23. Dalam perencanaan penjualan dan laba PT. Industri

Kemasan Semen Gresik merencanakan kenaikan laba pada tahun 2012

sebesar 25%. Untuk mencapai target kenaikan laba perusahaan maka PT


29

Indistri Kemasan Semen Gresik harus menaikkan penjualan sebesar

243.428.190 unit atau sebesar Rp 234.864.212.910,05 masing-masing untuk

produk sewn sebesar 234.764 unit produk woven sebesar 29.700.309 unit dan

untuk produk pasted sebesar 243.428.189 unit. Berdasarkan perhitungan

perencanaan penjualan dan laba tahun 2012 pada PT Industri Kemasan

Semen Gresik margin of safety diperoleh sebesar 61,80 %.

Nabiyurahmah (2015), melakukan penelitian tentang “Perencanaan

Pencapaian Laba Dengan Cost VolumeProfit Analysis Pada CV Bening Jati

Anugrah”. Penelitian ini menggunakan metode analisis CVP dengan data

keuangan perusahaan selama tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kondisi penjualan perusahaan berfluktuasi dengan penjualan tertinggi

pada bulan Agustus dan penjualan terendah pada bulan Juli. CV Bening Jati

Anugrah menginginkan peningkatan laba sebesar 15% pada tahun 2015.

Dengan demikian, perusahaan mengetahui bauran kuantitas yang harus terjual

yaitu sebanyak 81 122unit. Hasil analisis tren menunjukkan peramalan biaya

dan penjualan menurun dan laba meningkat pada periode berikutnya.

Gilang Mifta Fariz (2013), melakukan penelitian tentang “Analisis

Cost-Volume-Profit (CVP) Sebagai Alat Bantu Evaluasi Pencapaian Laba

Pada Hotel Grasia Semarang”. Berdasarkan hasil perhitungan analisis cost-

volume-profit (CVP), menunjukkan bahwa Hotel Grasia Semarang telah

melakukan evaluasi pencapaian laba dengan baik walaupun jumlah laba yang

terealisasi lebih besar dibandingkan dengan jumlah laba yang direncanakan

karena diakibatkan biaya variable yang tinggi.


30

Tri Yohana Wati (2017), melakukan penelitian tentang “Analisis

Penerapan CVP (Cost Volume Profit) Untuk Perencanaan Laba Pada UD

TIDAR KEDIRI. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

metode desktiptif. Metode ini mengambarkan pengaruh antar variabel,

dimana variabel bebas lebih dari satu mempengaruhi variabel terikat. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa, perencanaan laba menggunakan analisis

CVP (Cost Volume Profit) memberikan gambaran bagus terhadap target laba.

Rasio margin kontribusi bernilai positif yang berarti akan menguntungkan

perusahaan. Pada asumsi kenaikan laba 10% dari tahun 2015 dapat ditentukan

jumlah peningkatan penjualan yang harus dilakukan perusahaan sehingga

target laba tersebut dapat tercapai.

G. Kerangka Pikir

Gambar II.1.Kerangka Pikir

CV Aditya Pratama

Laporan Keuangan

Cost Volume Profit Analysis

Perencanaan Laba
CV ADITYA PRATAMA
31

Uraian Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sintesis dari tinjauan teori yang

mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan

tuntunan dalam memecahkan masalah penelitian. Cost volume profit analysis

merupakan metode dasar untuk menganalisa bagaimana hubungan antara 3

faktor yaitu harga jual produk, biaya produksi, dan volume penjualan.

Ketiganya dapat diperoleh pada laporan laba/rugi intern yang dapat

menampilkan biaya variabel, tetap, dan semivariabel. Untuk menganalisis

data-data tersebut digunakan metode analisis break even poimt.

Dari hasil analisis data itulah yang digunakan oleh pihak manajemen

dalam melakukan perencanaan laba. Berdasarkan perolehan estimasi biaya

yang harus dikeluarkan perusahaan, target penjualan dan target laba yang

memungkinkan.

H. Hipotesis

Dari pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka hipotesis yang dapat

dikemukakan bahwa diduga “Perhitungan menurut Coost Volume Profit

sudah dapat digunakan dalam perencanaan laba pada CV Aditya Pratama”.


33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada distributor

bahan percetakan di Makassar. Objek penelitian adalah penggunaan cost

volume profit analysis dalam perencanaan laba. Adapun tempat penelitian ini

adalah CV ADITYA PRATAMA yang berlokasi di Jalan Veteran Selatan No.

290 Kec. Mamajang Kel. Bonto Lebang Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Adapun waktu yang di butuhkan dalam penelitian ini kurang lebih 2 bulan,

mulai bulan Maret 2017 sampai dengan April 2017.

B. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah :

1. Data Kualitatif yaitu data yang berupa gambaran umum perusahaan,

struktur organisasi perusahaan, visi dan misi, produk yang dihasilkan, dan

sebagainya.

2. Data Kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka yang diperoleh

berupa harga jual, kuantitas produk yang dijual, biaya-biaya yang terjadi

dan sebagainya.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

33
34

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil

penelitian dan wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam

pembahasan proposal ini, seperti : strategi penjualan, target laba, kebijakan

harga, dan lain sebagainya.

2. Data Sekunder, yaitu data yang didapatkan dengan pengumpulan dokumen

perusahaan seperti : sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan

uraian tugas, visi dan misi, produk yang dihasilkan, harga jual produk,

volume penjualan, biaya produksi.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,

adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang

dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku / literatur-

literatur, dokumen-dokumen, laporan-laporan dan catatan perkuliahan

yang berhubungan dengan penulisan.

2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu suatu bentuk pengumpulan

data yang penulis lakukan dengan mengadakan observasi dan interview

dengan cara:

a. Observasi yaitu melakukan kunjungan atau pengamatan secara

langsung pada perusahaan CV ADITYA PRATAMA untuk

mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan proposal ini.


35

b. Interview yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan tanya

jawab secara langsung dengan pimpinan perusahaan dan bagian

produksi yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

D. Metode Analisis

Metode analisis dalam penelitian ini yaitu analisa break even point,

analisa contribution margin dan contribution margin ratio, analisa margin of

safety, dan total operating laverage serta analisa perencanaan laba.

a. Analisis BEP (Break even point) yang menerangkan suatu teknik analisis

untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel,

keuntungan dan volume penjualan. Menurut Blocher, dkk (2010:514) titik

impas dapat dihitung dengan menggunakan:

1. Titik impas dalam penjualan (Q = penjualan dalam unit)

P x Q = (v x Q) + F + N

2. Titik impas dalam satuan rupiah

Y=
( )/

b. Analisis Margin of Safety (Tingkat keamanan) yang menguraikan tentang

perencanaan penjualan agar dapat menghindari resiko kerugian.

Menurut Darsono (2009:332) margin of safety dapat dihitung dengan cara:

Total penjualan aktual − penjualan dititik impas


Total penjualan aktual
36

c. Operating Leverage adalah ukuran yang menunjukkan besarnya perubahan

laba akibat perubahan penjualan pada periode tertentu. TOL dapat dihitung

dengan menggunakan rumus berikut ini:

Tingkat pengungkit operasi = margin kontribusi / laba

d. Margin kontribusi untuk menghitung perbedaan antara harga jual per unit

dan biaya variabel per unit. Rumus perhitungan contribution margin:

Contribution margin (nilai uang) = Penjualan – Biaya Variabel

CM (unit) = Harga jual per unit – Biaya variabel per unit


Contribusi margin ratio =
37

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

CV Aditya Pratama merupakan suatu usaha penyedia bahan baku

percetakan yang berdiri sejak mei 2014. Memiliki tenaga kerja sebanyak

enam orang berlatar pendidikan SMA sampai dengan tingkat strata satu.

didirikan di Makassar berdasarkan akta Nomor : 02 pada tanggal 02-05-2014

(dua Mei duaribu empatbelas) dihadapan Notaris H. Syahbur Baso

Lukkasa, SH. Notaris di Makassar.

CV Aditya Pratama memiliki struktur organisasi yang masih

sederhana. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang direktur utama sekaligus

pemilik perusahaan yang memiliki tugas dan wewenang menetapkan

kebijakan seluruh aktivitas perusahaan serta membuat keputusan. Dalam

menjalankan perusahaanya, direktur utama dibantu oleh kepala administrasi

dan keuangan yang memiliki tugas dan wewenang dalam pencatatan serta

pengecekan keuangan perusahaan baik secara harian, mingguan, maupun

bulanan sehingga menghasilkan pelaporan yang baik.

B. Visi Misi Dan Tujuan

1. Visi dari CV Aditya Pratama yaitu menjadi perusahaan yang dapat

memenuhi permintaan pelanggan dengan produk yang berkualitas dan

senantiasa meningkatkan produktivitas demi kemajuan perusahaan.

37
38

2. Misi CV Aditya Pratama yaitu :

a. Kepuasan pelanggan.

b. Menjaga kepercayaan dan loyalitas pelangan.

c. Menyediakan jasa pengiriman produk yang cepat dan tepat.

d. Menciptakan lapangan kerja serta mensejahterakan karyawan dan

lingkungan sekitar perusahaan.

C. Struktur Organisasi

Gambar III.1.Struktur Organisasi

DIREKTUR

ADMINISTRASI & KEPALA GUDANG DRIVER


KEUANGAN

Tugas dan tanggungjawab dari masing-masing bagian dalam struktur

organisasi adalah sebagai berikut :

1. Direktur

a. Menetapkan arah kebijaksanaan dari perusahaan secara keseluruhan.

b. Mengatur, menentukan, dan memonitor pelaksanaan tugas dari

masing-masing bagian.

c. Mengambil keputusan dari setiap bagian.


39

2. Administrasi dan Keuangan

a. Membuat perencanaan keuangan, mulai dari perencanaan

peminjaman, penerimaan, pengeluaran, dan pembayaran.

b. Menyusun laporan keuangan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.

c. Mengelola uang kas, mulai dari membuka rekening, menentukan

setoran, mengatur kas, menangani pembayaran atas kewajiban dan

membuat catatan transaksi kas.

d. Mengelola kredit dengan mengatur tagihan-tagihan.

3. Kepala gudang

a. Membuat perencanaan pengadaan barang dan distribusinya.

b. Melakukan pengecekan pada barang yang diterima sesuai SOP.

c. Memastikan ketersediaan barang sesuai dengan kebutuhan.

d. Memastikan aktivitas keluar masuk barang berjalan lancar.

4. Driver

a. Melakukan pengantaran barang ke costumer serta semua yang

berhubungan dengan kegiatan perusahaan.


40

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sistem akuntansi pada CV Aditya Pratama

CV Aditya Pratama menerapkan sistem akuntansi yang baik dengan


mencatat setiap transaksi yang terjadi setiap harinya. Baik itu transaksi masuk
dan transaksi keluar. Serta transaksi konsumen yang mengambil barang
dengan berhutang terlebih dahulu harus dicatat dengan baik agar bisa
menghitung berapa jumlah uang masuk dan keluar dalam setiap harinya.
Pencatatan dilakukan secara komputerisasi dan manual dalam bentuk nota
atau tanda terima. Selanjutnya dibuatkan jurnal, neraca saldo, dan laporan
keuangan. Laporan CV Aditya Pratama dapat di lihat pada Gambar. V.1 dan
Gambar. V.2.

B. Data Perencanaan Laba

1. Biaya Tetap

Tabel V.1. Biaya Tetap Periode Januari-Desember 2016


CV Aditya Pratama

Biaya Tetap
Bulan Biaya Tenaga Kerja Total Biaya Tetap
Jan Rp 12.600.000 Rp 12.600.000
Feb Rp 12.600.000 Rp 12.600.000
Mar Rp 12.600.000 Rp 12.600.000
Apr Rp 12.600.000 Rp 12.600.000
May Rp 12.600.000 Rp 12.600.000
Jun Rp 12.600.000 Rp 12.600.000
Jul Rp 12.600.000 Rp 12.600.000
Aug Rp 12.600.000 Rp 12.600.000
Sep Rp 12.600.000 Rp 12.600.000
Oct Rp 12.600.000 Rp 12.600.000
Nov Rp 12.600.000 Rp 12.600.000
Dec Rp 12.600.000 Rp 12.600.000
Total biaya tetap keseluruhan Rp 151.200.000
Sumber: CV Aditya Pratama 2016

40
41

Tabel diatas menunjukkan total biaya tetap yang digunakan

perusahaan untuk pemesanan vinyl selama tahun 2016. Dengan total

Rp. 151.200.000.

Selanjutnya biaya variabel CV Aditya Pratama, semua biaya yang

berhubungan dengan produksi atau pembelian barang siap jual. Harga

pembelian barang perunit Rp. 1.142.000 dengan total barang yang dibeli

selama periode 2016 adalah 9.040 unit dapat dilihat pada Tabel. V.2

2. Biaya Variabel

Tabel V.2. Biaya Variabel Periode Januari - Desember 2016


CV Aditya Pratama

Biaya Variabel
Biaya
Biaya Biaya Variabel Per
Bulan Biaya Ekspedisi Bongkar
Pembelian Bahan Bulan
Muat Barang
Jan Rp 319.710.176 Rp 9.517.500 Rp 150.000 Rp 329.377.676
Feb Rp 378.595.069 Rp 9.319.000 Rp 450.000 Rp 388.364.069
Mar Rp 495.743.876 Rp 9.814.650 Rp 150.000 Rp 505.708.526
Apr Rp 493.545.682 Rp 15.120.800 Rp 420.000 Rp 509.086.482
May Rp 707.620.737 Rp 13.616.850 Rp 480.000 Rp 721.717.587
Jun Rp 801.571.321 Rp 10.357.600 Rp 170.000 Rp 812.098.921
Jul Rp 639.906.859 Rp 12.295.350 Rp 330.000 Rp 652.532.209
Aug Rp 1.137.285.534 Rp 12.589.540 Rp 455.000 Rp 1.150.330.074
Sep Rp 1.024.922.533 Rp 13.083.300 Rp 650.000 Rp 1.038.655.833
Oct Rp 1.319.598.801 Rp 12.374.200 Rp 890.000 Rp 1.332.863.001
Nov Rp 1.529.316.351 Rp 10.417.150 Rp 490.000 Rp 1.540.223.501
Dec Rp 1.475.681.495 Rp 16.837.425 Rp 300.000 Rp 1.492.818.920
Total Biaya Variabel Keseluruhan Rp 10.473.776.799
Sumber: CV Aditya Pratama 2016
Tabel diatas menunjukkan total biaya variabel yang digunakan

perusahaan untuk pemesanan vinyl selama tahun 2016. Dengan total biaya

variabel yaitu Rp. 10.473.776.799.


42

3. Data Penjualan Produk

Tabel V.3. Data Penjualan Produk

Bulan Unit Perbulan Harga Jual Penjualan


jan 280 Rp. 1.321.600 Rp. 369.990.340
feb 332 Rp. 1.321.600 Rp. 438.135.940
mar 434 Rp. 1.321.600 Rp. 573.708.500
apr 432 Rp. 1.321.600 Rp. 571.164.600
may 620 Rp. 1.321.600 Rp. 818.906.800
jun 702 Rp. 1.321.600 Rp. 927.632.800
jul 560 Rp. 1.321.600 Rp. 740.543.700
aug 996 Rp. 1.321.600 Rp. 1.316.144.100
sep 897 Rp. 1.321.600 Rp. 1.186.110.000
oct 1156 Rp. 1.321.600 Rp. 1.527.129.400
nov 1339 Rp. 1.321.600 Rp. 1.769.828.800
dec 1292 Rp. 1.321.600 Rp. 1.707.758.900
total 9040 unit Rp. 1.321.600 Rp. 11.947.053.880

Sumber: CV Aditya Pratama 2016

Tabel diatas menunjukan jumlah penjualan vinyl CV Aditya

Pratama pada selama tahun 2016, dimana penjualan tertinggi ada di bulan

November dan terendah ada di bulan Januari.

4. Harga Per Unit

Vynil 3,2 x 70 dengan total ukuran 224 M2 dibanderol dengan


harga pembelian permeter kubik Rp.5.098 dan penjualan permeter kubik
Rp. 5900.

Tabel V.4. Harga Per Unit

Harga Beli Per Unit Harga Jual Per Unit

Vynil 3,2 x 70 Rp. 1.142.000/ unit Rp. 1.321.600/unit


43

C. Analisis Perencanaan Laba

Analisa Biaya – Volume – Laba adalah suatu metode analisis untuk

melihat hubungan antara besarnya biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan

dan besarnya volume penjualan serta laba yang diperoleh pada suatu periode

tertentu.Dasar-dasar analisis cost-volume-profit yang akan dibahas merupakan

rangkaian analisis yang akan menjelaskan hubungan antara biaya, volume,

dan, laba.

1. Analisis Margin Kontribusi

Margin kontribusi dapat disusun dengan membebankan semua biaya

variabel terhadap pendapatan penjualannya dan laporan laba operasi biaya

variabel dengan mengurangi margin kontribusi dengan biaya tetap yang

terjadi. Hasil perhitungan marjin kontribusi dan laporan laba operasi biaya

variabel secara total dapat dilihat pada Tabel. V.5.

Tabel V.5. Tabel Margin Kontribusi 2016 CV Aditya Pratama


Total Per Unit
Penjualan
Rp. 11.947.053.880 Rp. 1.321.600
(Rp. 1.321.600 X 9.040 Unit)
Biaya Variabel
(Rp. 10.473.776.799) (Rp. 1.158.604)
(Rp. 1.158.604 X 9.040 Unit)
Margin Kontribusi Rp 1.473.277.081 Rp. 162.996
Biaya Tetap (Rp 151.200.000)
Laba Bersih Rp 1.322.077.081
Sumber : Data diolah
44

Dari perhitungan tabel V.5, margin kontribusi sebesar Rp. 1.473.277.081

dapat digunakan untuk menutup biaya tetap dan selisihnya merupakan

laba. Sedangkan persentase margin kontribusi terhadap penjualan total

disebut juga rasio margin kontribusi berguna untuk menunjukkan

bagaimana margin kontribusi dipengaruhi oleh perubahan volume

penjualan dalam jumlah rupiah, perhitungan margin kontribusi tersebut

sebagau berikut:


Contribution margin ratio =

Contribution margin ratio = Rp. 162.996 / Rp. 1.321.600

= 0,12 atau 12%

Dari rasio margin kontribusi 12% tersebut berarti bahwa unsur biaya tetap

sebesar 12% dari total biaya, sedangkan sisanya 86% merupakan

komponen biaya variabel.

2. Analisis Break Even Point

Selanjutnya dilakukan analisis yang bertujuan untuk mengetahui pada

tingkat volume dan penjualan berapakah yang di perlukan untuk mencapai

kondisi impas (BEP). Untuk mengetahui jumlah penjualan impas maka dapat

dilakukan perhitungan berikut:

PxQ =(vxQ)+F+N

Rp. 1.321.600Q = (Rp. 1.158.604 x Q ) + Rp. 151.200.000 + 0


45

1.321.600Q = Rp. 1.158.604Q + Rp. 151.200.000

162.996Q = Rp. 151.200.000

Q = Rp. 151.200.000 / 162.996

Q = 927,63

BEP dalam rupiah dapat dihitung:

Y =
( )/

. . .
Y =
( . . . . . . )/ . . .

. . .
Y =
. . / . . .

. . .
Y =
,

Y = Rp. 1.225.979.081

Titik impas (break even point) tahun 2016 perusahaan tercapai pada

saat unit yang dijual sudah mencapai 927,63 unit dengan total penjualan

Rp. 1.225.979.080,5 dan pada saat penjualan tersebut perusahaan tidak

memperoleh laba. Karena total laba bersih yang didapat pada tahun

tersebut adalah Rp. 1.322.077.081

3. Analisis Margin of Safety

Manajemen perlu melakukan perhitungan marjin pengaman dalam

melakukan perencanaan laba karena berguna dalam mengevaluasi ketetapan

penjualan. Margin pengaman merupakan jumlah unit terjual atau diharapkan

untuk terjual ataupun pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk


46

dihasilkan yang melebihi volume impas, margin pengaman dihasilkan dari

jumlah penjualan total dikurangi dengan penjualan impas. Margin pengaman

yang baik adalah margin pengaman yang mempunyai tingkat dan rasio yang

tinggi. Margin pengaman dapat dipandang sebagai ukuran kasar risiko yang

menunjukkan seberapa banyak penjualan dapat turun dari tingkat yang

ditetapkan sebelum perusahaan mengalami kerugian.

Margin of Safety = Pendapatan Yang Dianggarkan – Pendapatan Impas

= Rp 11.947.053.880 – Rp. 1.225.979.081

= Rp 10.721.074.799

Dengan persentasi sebagai berikut:

Rp. 10.721.074.799 / 11.947.053.880 = 89 %

Artinya, jika volume penjualan turun sampai 89% atau Rp.

10.721.074.799 dari volume yang diharapkan, maka penjualan akan

mencapai titik impas. Dengan kata lain penurunan penjualan yang masih

dapat ditolerir agar perusahaan tidak mendapatkan rugi setinggi-tingginya

sebesar 89% Rp. 10.721.074.799. Dengan demikian, maka Margin of

safety merupakan jarak antara titik impas dengan volume penjualan yang

diharapkan.

4. Analisis Operating Leverage

DOL menyatakan tingkat perubahan pada margin produk yang disebabkan

perubahan volume penjualan. Dengan DOL perusahaaan dapat mengetahui

produk mana yang memiliki sensitifitas terhadap jumlah penjualan per

produk. Semakin besar tingkat DOL maka semakin besar pula pengaruh
47

perubahan aktifitas penjualan terhadap margin produk yang pada akhirnya

akan mempengaruhi perolehan laba.

Operating leverage = margin kontribusi / laba

. . . .
Operating leverage = = 1,11
. . . .

D. Perencanaan Laba Perusahaan

Suatu perencanaan bisa terealisir apabila manajemen berhasil dalam

menjalankan perusahaan yang diukur dengan besarnya laba (profitability).

Perencanaan laba perusahaan yang dibuat perusahaan dengan melihat

penjualan actual tahun sebelumnya. Untuk tahun kedepan diharapkan

kenaikan penjualan sampai akhir Desember adalah sebesar 15 % menjadi Rp.

13.739.111.962. Dengan perkiraan kenaikan biaya tetap dan biaya variabel 3

%. Biaya tetap per tahun menjadi Rp. 155.736.000 dan biaya variabel per unit

menjadi Rp. 1.081.695 dan perkiraan kenaikan harga jual menjadi Rp

1.377.600 Untuk perencanaan laba dapat dihitung sebagai berikut.

1. Analisis Margin Kontribusi

Total Per Unit


Penjualan
(Rp. 1.377.600 x 9.973 unit) Rp13.739.111.962 Rp1.377.600
Biaya variabel
( Rp. 1.081.695 x 9.973 unit ) (Rp10.787.990.103) (Rp1.081.695)
Margin kontribusi Rp2.951.121.859 Rp295.905
Biaya tetap (Rp155.736.000)
Laba Bersih Rp2.795.385.859
48


Contribution margin ratio =

Contribution margin ratio = Rp. 295.905 / Rp. 1.377.600

= 0,21 atau 21%

Margin kontribusi pada tahun 2017 adalah sebesar Rp. 2.951.121.859

dan per unitnya Rp. 295.905. Dengan total laba bersih tahun 2017 Rp.

2.795.385.859.

Dengan kenaikan harga jual maka target penjualan untuk mencapai

kenaikan 15% penjualan adalah 9.973 unit dri sebelumnya 9.040 unit.

2. Analisis Break Even Point

Analisis Break Even Point untuk tahun 2017 dapat dihitung sebagai

berikut.

BEP dalam unit penjualan dapat dihitung:

PxQ =(vxQ)+F+N

Rp. 1.377.600 x Q = (Rp. 1.081.695 x Q ) + Rp. 155.736.000 + 0

1.377.600Q = Rp. 1.081.695Q + Rp. 155.736.000

295.905Q = Rp. 155.736.000

Q = Rp. 155.736.000 / 295.905

Q = 526,30 unit

BEP dalam rupiah dapat dihitung:

Y =
( )/
49

. . .
Y=
( . . . . . . )/ . . .

. . .
Y=
. . / . . .

. . .
Y =
,

Y = Rp. 725.061.688

3. Margin of Safety

Margin of Safety = pendapatan yang dianggarkan – pendapatan impas

= Rp. 13.739.111.962 – Rp. 725.061.688

= Rp. 13.014.050.274

Dengan persentasi sebagai berikut:

Rp. 13.014.050.274 / Rp. 13.739.111.962 = 94 %

4. Analisis Operating Leverage

Operating Leverage = margin kontribusi / laba

. . . .
Operating Leverage = = 1,05
. . . .
50

E. Penyajian Laporan Berdasarkan Hasil Perencanaan Laba

1. Laba Rugi

Laporan ini mengenai kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba

atau keuntungan didalam laporan ini akan disajikan seluruh pendapatan

dan beban-beban atau pengeluaran suatu perusahaan dalam satu periode

akuntansi. Apabila pendapatan lebih besar dari pengeluaran perusahaan

maka dapat dikatakan perusahaan mengalami laba dan sebaliknya apabila

pengeluaran lebih besar dari pendapatan maka perusahaan mengalami rugi.

Contoh laporan laba-rugi CV. Aditya Pratama tahun 2016 sebagai berikut:

Gambar V.1. Laporan Laba Rugi

CV. ADITYA PRATAMA


LAPORAN LABA RUGI
PER 31 DESEMBER 2016
Pendapatan
Penjualan Rp11.947.053.880
Pembelian Rp10.323.498.434
Laba Kotor Rp1.623.555.446

Beban
Beban Angkut Pembelian Rp4.935.000
Beban Pengiriman Rp145.343.365
Beban Perlengkapan Rp3.545.000
Beban Penyusutan Kendaraan Rp1.445.000
Beban Gaji Karyawan Rp151.200.000
Beban Tunjangan Hari Raya Rp12.600.000
Beban Listrik, Telkom Rp16.948.036
Beban Lain Lain Rp8.217.631
Total Beban Rp344.234.032

Laba Bersih Rp1.279.321.414

Sumber : Data diolah


51

2. Neraca

Neraca berisi tentang harta. utang dan modal perusahaan yang

disusun dengan sistematis dalam suatu periode akuntansi. Berikut contoh

neraca CV. Aditya Pratama periode 2016.

Gambar V.2. Neraca

NERACA
CV. ADITYA PRATAMA
31 DESEMBER 2016
Aktiva

Aktiva Lancar
Kas Rp1.605.901.414
Perlengkapan Rp96.545.000
Jumlah Aktiva Lancar Rp1.702.446.414

Aktiva Tetap

Kendaraan Rp138.720.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp(1.445.000)
Jumlah Aktiva Tetap Rp137.275.000
Total Aktiva Rp1.839 .721.414

Passiva

Utang Usaha Rp-


Modal Akhir Rp1.839.721.414
Total Passiva Rp1.839.721.414

Sumber : Data diolah


52

F. Manfaat Perencanaan Laba

Beberapa manfaat dan keunggulan dari perencanaan laba adalah

sebagai berikut (Carter, 2009:7) :

1. Perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin terhadap

identifikasi dan penyelesaian masalah.

2. Perencanaan laba menyediakan arahan ke semua tingkat manajemen.

3. Perencanaan laba meningkatkan koordinasi.

4. Perencanaan laba merupakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerja

sama dari semua tingkatan manajemen.

5. Perencanaan laba merupakan suatu tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja

aktual dan meningkatkan kemampuan dari setiap individu. Hal ini

mendorong untuk merencanakan bekerja secara efisien.


53

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari penelitian yang sudah dilakukan mengenai Perencanaan Laba

Dengan Pendekatan Cost Volume Profit Analysis pada CV. ADITYA

PRATAMA, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan menganalisis biaya,volume, dan penjualan pada CV Aditya

Pratama dapat membantu manajemen perusahaan untuk membuat

keputusan pengeluaran biaya tetap dan biaya variabel. Manajemen juga

bisa mengetahui berapa banyak produk yang dijual untuk mencapai laba

yang diharapkan.

2. Untuk menanalisis cost-volume-profit dapat menggunakan analisa break

even point, analisa contribution margin dan contribution margin ratio,

analisa margin of safety, dan total operating laverage serta analisa

perencanaan laba. Dengan analisa diatas kita dapat menghitung jumlah

biaya, produk, dan laba yang dicapai.

B. Saran

Untuk mendukung Perencanaan Laba Dengan Pendekatan Cost

Volume Profit Analysis pada CV. ADITYA PRATAMA diharapkan

53
54

Untuk menggunakan analisis cost-volume-profit harus lebih

memperhatikan biaya variabel dan biaya tetap yang dikeluarkan. Biaya harus

diminimalisir untuk mencegah pengeluaran yang banyak.

1. Perusahaan harus lebih meningkatkan jumlah produk yang dijual.

2. Perusahaan bisa menggunakan analisis cost-volume-profit untuk

memperkirakan laba yang ingin dicapai.


55

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Nurhanif Alimuddin. 2016. Analisis Perencanaan Laba Pada Pabrik Trafo
PT ABC Di Makassar.

Atika Pelawiten. 2014. Analisis Cost Volume Profit Untuk Perencanaan Laba
Pada UD Gladys Bakery.

Blocher, Edward J, Cheng, Kung H, Lin, Thomas W. 2009. Cost Management:


Strategic Emphasis; Manajemen Biaya: Penekanan Strategis, Buku satu,
edisi tiga Alih bahasa oleh Susty Ambarrini, Penerbit Salemba
Empat,Jakarta.

Blocher, Stout, Cokins, 2010. Manajemen Biaya. Penekanan Strategi. Edisi 5,


buku 1. Salemba Empat, Jakarta.

Bustami, Bastian dan Nurlela. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi Kedua. Jakarta: Mitra
Kencana Media.

Carter, William K. 2009. Cost Accounting; Akuntansi Biaya, Buku satu, edisi
empat belas, Alih Bahasa: Krista Dkk, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Dahlia Hb. 2011. Analisis Biaya-Volume-Laba Sebagai Alat Bantu Dalam


Perencanaan Laba Pt Pabrik Gula Takalar.

Darsono. 2009. Manajemen Keuangan : Kajian Pengambilan Keputusan Bisnis


Berbasis Analisis Keuangan. Jakarta : Nusantara Consulting.

Feryaningsih. 2012. Analisis Biaya Volume Laba Dalam Pengambilan Keputusan


Penjualan Kecap Pada PT Sumber Baru Perkasa Wibawa Di Makassar

Garison, Ray H., Eric W. Norren, Peter C. Brewer. 2000. Akuntansi Manajemen
:Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Gilang Mifta Fariz. 2013. Analisis Cost-Volume-Profit (CVP) Sebagai Alat Bantu
Evaluasi Pencapaian Laba Pada Hotel Grasia Semarang

Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M, 2009. Management Accounting;


Akuntansi Manajerial, Buku Satu, Edisi Delapan, Alih Bahasa: Deny
Kwary Dkk, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”, Cetakan ke enam, PT Raja Grafindo


Persada, Jakarta, 2013.

M. Fatqurrodji Arizal. (2014). Analisis Cost Volume Profit Sebagai Dasar


Perencanaan Penetapan Harga Jual dan Perencanaan Laba yang
Diharapkan.
56

Nabiyurahmah. 2015. Perencanaan Pencapaian Laba Dengan Cost VolumeProfit


Analysis Pada CV Bening Jati Anugrah

Nelly Wiharjo. 2011. Analisis Hubungan Cost-Volume-Profit (CVP) Untuk


Perencanaan Laba Pada Hotel Losari Beach.

R. Radikha Widya Dirhotsaha. 2013. Penerapan Cost, Volume, Profit Analysis


Sebagai Alat Bantu Dalam Perencanaan Laba

Saparida Satriani. 2015. Analisis Cost-Volume-Profit Sebagai Alat Perencanaan


Laba Jangka Pendek Pada CV Mentari Dempo Indah Pangkalpinang.

Tri Yohana Wati. 2017. Analisis Penerapan CVP (Cost Volume Profit) Untuk
Perencanaan Laba Pada UD Tidar Kediri.

Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, edisi ketiga, cetakan pertama,


jilid satu, Penerbit : Bayu Media, Malang

Anda mungkin juga menyukai