SKRIPSI
Oleh
MUHAMMAD TAKBIR
NIM 105730543615
SKRIPSI
Oleh
MUHAMMAD TAKBIR
NIM 105730543615
MOTTO
❖ Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan
❖ Ilmu itu bukan yang dihafal, tetapi yang dapat memberi manfaat
(imam muslim)
❖ Cita-cita, usaha, dan doa yang tulus akan menuntun kita menuju
kesuksesan.
PERSEMBAHAN
Muhammadiyah Makassar
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat taufiq dan hidayah-Nya
percaya bahwa jika ada kesulitan maka didalamnya terdapat dua kemudahan.
Melalui kerja yang maksimal dengan segenap kemampuan, pikiran, waktu dan
tenaga serta berbagai hambatan, cobaan, dan godaan, akhirnya skripsi ini dapat
skripsi ini, tetapi lepas dari semuanya itu mengingat penulis juga masih dalam
tahap belajar, tentunya tak luput dari berbagai kekurangan dan ketidak-
orang tua tercinta Ayahanda dan Almarhuma Ibunda tersayang atas segala
skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Muhammadiyah Makassar.
dengan baik.
ujian skripsi
Muhammadiyah Makassar.
Akuntansi Angkatan 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
9. Terimakasih Teruntuk orangtua Ibnu hajar, Hara dan calon istri Annisa
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak
Muhammadiyah Makassar.
Makassar,
MUHAMMAD TAKBIR
ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kualitatif. Data kuantitatif
adalah data yang dapat dihitung atau data yang berupa angka-angka, dalam hal
ini data yang merupakan anggaran dan realisasi biaya overhead. Teknik
pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan
dan penelitian pustaka. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Varians Biaya Bahan Langsung, Varians Tenaga Kerja Langsung,
Penyimpangan Biaya Overhead Pabrik.
Berdasarkan hasil analisis data perbandingan antara anggaran statis dan
anggaran fleksibel, anggaran yang lebih menguntungkan sebagai alat bantu
pengendalian biaya produksi apabila diterapkan di perusahaan adalah anggaran
fleksibe, karena biaya yang dikeluarkan lebih efisien dibanding dengan anggaran
statis. Dari hasil perhitungan varians harga beli bahan baku dalam produksi Gula
tidak terdapat selisih, baik yang menguntungkan maupun merugikan. Berbeda
dengan varians efisiensi bahan baku terdapat selisih, baik yang menguntungkan
maupun merugikan. Untuk realisasi pada biaya overhead pabrik mengalami
kerugian karena lebih besar biaya yang direalisasikan daripada dianggarkan.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa anggaran
fleksibel lebih menguntungkan dari anggaran statis maka dari itu masalah varians
efisiensi overhead yang menyebabkan varians overhead tidak efisien yaitu
sebaikny adalam menyusun anggaran biaya produksi untuk periode yang akan
datang elbih memperhatikan prediksi pemakaian biaya-biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan. Untuk mengatasi masalah varians biaya tenaga kerja langsung
yang tidak efisien bisa dilakukan dengan training karyawan dan buruh agar
memerhatikan masalah gaji buruh dan memberlakukan sistem kontrak yang jelas
agar masalah kenaikan gaji yang pengaruhnya sangat siginifikan bisa teratasi di
masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
SAMPUL………………………………………………………………………….….i
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………...ii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO…………………………………....iii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………...iv
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………….v
HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………………….vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………………vii
ABSTRAK…………………………………………………………………………..ix
ABSRACT…………………………………………………………………………..x
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..xii
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...4
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………..4
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………...4
A. Pengertian Anggaran………………………………………………,…6
B. Karakteristik Anggaran………..………………………………………8
C. Manfaat Anggaran…………………………………………………....10
H. Kebijakan Akuntansi…………………………………………………22
I. Analisis Varians………………………………………………………24
J. Kerangka Pikir………………………………………………………..26
K. Hipotesis………………………………………………………………26
A. Jenis penelitian………………………………………………………28
B. Sumber Data…………………………………………………………28
C. Metode Pengumpulan Data………………………………………...29
C. Hasil Penelitian………………………………………………………52
D. Pembahasan…………………………………………………………75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………..79
B. Saran ………………………………………………………………...80
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….....81
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Data Realisasi Produksi Pabrik Gula Camming Tahun 2018
Tabel 4.11 Anggaran Biaya Produksi Setelah Pemisahan Biaya Semi Variabel
Tabel 4.13 Besarnya Biaya Variabel Perton Dan Biaya Tetap Dalam Memproduksi
Gula (Menutut Anggaran Fleksibel)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
digunakan oleh maneger tingkat atas sebai suatau alat untuk melaksanakan
anggaran merupakan rencana kegiatan yang terdiri dari sejumlah target yang
akan dicapai oleh para manejer dalam melaksanakan serangkaian kegiatan
satu anggaran yang paling penting dalam perusahaan yaitu biaya produksi
yang didalamnya terdapat biaya produksi. Biaya produksi ini terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, dimana biaya-
tujuan dan program kerja disusun. Ada beberapa kegunaan dari anggaran
taksiran tingkat aktivitas, dapat dipakai setelah adanya data untuk menghitung
berguna daripada anggaran yang statis tetap pada satu jumlah terlepas dari
menjadi dua kelompok yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Anggaran ini
dengan lebih tetap dan akurat. Anggaran ini mengaitkan volume aktivitas
yang diharapkan dan pengeluaran diizinkan untuk jumlah yang aktual dan
anggaran fleksibel ini juga berguna untuk perencanaan selama periode lebih
ketahui bahwa PT. Pabrik Gula Camming dalam menyajikan data anggaran
B. Rumusan Masalah
muncul yaitu apakah anggaran fleksibel dapat dijadikan sebagai alat bantu
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat di gunakan oleh manajemen keuangan
b. Bagi Penulis
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Anggaran
bentuk angka dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi semua aktivitas
perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu dimasa yang akan datang.
Oleh sebab itu rencana yang disusun dinyatakan bentuk unit moneter, maka
dalam bentuk unit moneter, maka anggaran seringkali di sebut juga rencana
kuangan. Dalam anggaran, satuan kegiatan dan satuan uang menepati posisi
penting dalam arti segala kegiatan akan dikuantifikasikan dalam satuan uang,
sehingga bisa diukur pencapain efesiensi dan efektivitas dari kegiatan yang
dilakukan.
untuk membantu manajer untuk membuat perbandingan lebih valid. Hal ini
diizinkan untuk jumlah aktual unit yang diproduksi dan dijual. Anggaran
beban operasi. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak akan menambah
anggaran yaitu :
1) Perencanaan
perusahaan.
2) Koordinasi
Anggaran dapat mempermudah koordinasi antara bagian bagian dalam
perusahaan
3) Motivasi
4) Pengendalian
dalam perusahaan
informasi, baik yang bersifat terkendali maupun yang bersifat tak terkendali
untuk dijadikan bahan taksiran. Hal ini disebabkan karena data dan informasi
perencanaan anggaran.
B. Karakteristik Anggaran
perusaahaan.
5) Usaha anggaran diperiksa dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi
diukur kinerjanya.
perencanaan belaka.
C. Manfaat Anggaran
waktu atau periode tertentu pada masa yang akan datang. Dalam
karena dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka anggaran sering kali
dengan lebih efesien dan tingkat keuntungan akan lebih besar apabila
dilakukan.
pegawai.
f. Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan dan dana yang dapat
divisi perusahaan.
Rumus :
BAF = ( Vs x X ) + BF
BF = Biaya tetap
atau static bugget adalah anggaran yang dibuat berdasarkan satu titik
1) Disusun untuk suatu rentangan aktivitas dan bukan untuk satu tingkat
aktivitas saja.
pabrik, dan biaya overhead pabrik itu sendiri meliputi overhead pabrik
baris beban baik sebagai akun beban baik sebagai akun beban fleksibel
atau satu yang tetap dalam berbagai tinggat pendapatan. Jika tetap, tidak
tingkat aktivitas mula-mula. Jika volume produksi secara relatif tetap dari
waktu ke waktu, maka anggaran statis akan berfungsi dengan baik. Jika
biaya dikendaliakan.
akan datang”.
Dari beberapa definisi di atas kita dapat menyimpulkan bahwa
tingkat efisiensi.
yaitu :
suatu produk atau barang. Biaya-biaya ini meliputi biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, biaya operasional barang atau pabrik, dan lain
karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit
dibebankan pada periode yang sama, yaitu pada saat terjadi. Biaya ini
melalui penggunaan tenaga kerja dan fasilitas pabrik. Hal ini sangat
tersebut.
biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi.
c) Biaya overhead pabrik: Adalah semua biaya selain dari bahan baku
dipakai dalam system produksi adalah sumber daya alam, sumber daya
tersedia
untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada
meliputi
tenaga kerja tidak langsung, biaya depresiasi dan amortisasi aktia tetap,
biaya reparasi dan pemeliharaa mesin, biaya listrik dan air pabrik, biaya
dianggarakan.
G. Pengertian Pengendalian
baik.
diantaranya yaitu menjaga aset, menjaga catatan dan detail yang cukup
yang ada.
penyimpangan rencana.
rencana.
yang akan terjadi, baik pada waktu sekarang maupun masa yang akan
datang.
tujuan.
H. Kebijakan Akuntansi
yang paling sesuai dengan kondisi yang ada untuk menyajikan secara
umum dan karena itu telah diadopsi untuk membuat laporan keuangan.
hasil operasi.
yang material.
1) Pertimbangan sehat
3) Materialitas
keputusan.
yang tidak tepat atau salah digunakan untuk suatu komponen neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas, atau laporan lainnya terbias dari
J. Kerangka Pikir
PABRIK GULA
CAMMING
TEBU RAKYAT
ANGGRAN KEUANGAN
REALISASI ANGGARAN
ANGGARAN ANGGARAN
STATIS FLEKSIBEL
PENGENDALIAN
K. Hipotesis
bantu pengendalian biaya produksi pada PT. Pabrik Gula Camming Kab.
Bone.
TABEL 2.1
Penelitian Terdahulu
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kuantitatif. Data kuantitatfi adalah data yang dapat dihitung atau data yang
berupa angka-angka, dalam hal ini data yang merupakan anggaran dan
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
satu bulan pengumpulan data dan satu bulan pengolahan data yang
berlangsung.
B. Sumber Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
landasan teori yang akan digunakan dalam membahas masalah yang diteliti.
gejala tersebut.
terlebih dahulu tentang gambaran PT. Pabrik Gula Camming Kab. Bone
Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Pabrik Gula Camming Kab. Bone”
sebagai berikut:
melimpah ha ini merupakan salah satu sisi sejarah yang mempunyai pengaruh
satu sektor yang tidak sedikit bagi perekonomian Indonesia. Sebagai salah
ketahun. Selain tanggung jawab tersebut, tanggung jawab lain yang harus
selatan adalah pabrik gula camming. Yang didirkan pada tahun 1981, Studi
tanggal 18 mei 1981. Pada tahun 1981 Prol Camming di bangun berdasarkan
pada tahun 1985 PTP XX (persero) berkerjasama dengan The Triveni E.W
Dibentuk PTP XXXII (persero). pada tahun 1996 ibentuk PTP Nusantara XIV
areal. Pabrik gula camming memiliki kapasitas produksi terpasang 3000 TCD.
Dari total luas lahan seluas HGB :173,00 Ha dan HGU : 9.837,04 Ha. Pada
2009 pabrik ini hanya mampu memproduksi 8.504 ton dan pada tahun 2010
diperkirakan baru akan mencapai 9.000 ton. Adanya potensi ini tentu akan
aspek seperti aspek sosial, ekonomi maupun budaya. Daerah ini memiliki
yang perlu untuk terus dikembangka berada pada sektor pertanian, industri
lahan dan tidak sedikit pengusaha swasta yang memiliki modal berminat
kemitraan yang diterapkan pabrik gula dengan petani tebu rakyat yaitu pola
kemitraan Inti Plasma, dimana pabrik gula bertindak sebagai inti dan petani
tebu rakyat sebagai Plasma. Pabrik gula sebagai pihak inti berperan dalam
lakukan yaitu petani pemilik, petani penggarap, petani, penyewa, buruh tani
dan buruh tebang angkut. Hubungan yang tercipta dari beberapa komponen
tersebut yaitu antara petani pemilik, petani penyewa dan buruh tani tersebut
dapat kita sebut dengan hubungan saling menguntungkan antara satu dan
ekonomi masyarakat sekitar pabrik. Selain itu, dengan adanya pabrik gula
a. Potensi Gula
sumber daya lahan dan persyaratan tumbuh tebu yang spesifik, areal
pertanian yang dapat dikelola untuk perkebunan tebu pada skala cukup
luas dengan aksesibilitas yang memadai menjadi sangat terbatas. Pulau
Jawa yang selama ini dianggap sebagai habitous utama tebu, sudah sulit
bagian timur.
sampai tingkat skala semi detil. Pada tingkat survei semi detil, areal sesuai
kawasan areal potensial yang siap dikembangkan untuk areal industri gula
relatif kecil. Selain itu, potensi lahan yang tersedia pada suatu hamparan
sangat luas sangat terbatas. Namun demikian, sumber daya lahan ini tentu
memiliki karakteristik fisik lingkungan yang memiliki daya tarik dan peluang
yang hingga saat ini cukup eksiber terhadap pergulaan Nasional. Industri gula
disekitarnya.
gla diwilahayh ini rata-rata 58.393 ton/tahun, dimana sektar 67% dihasilkan
b. Indsutri Gula
jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi
perekayasaan industri”.
sektor lanjutan dari sektor tersebut, maka akan mendukung laju pertumbuhan
masyarakat (daya beli). Selain itu pembangunan industri juga dapat untuk
hidup.
perekonomian kea rah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang
sebagai upaya untuk menwujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas
pembangunan industri.
dan PG Bone). Luas areal perkebunan tebu di wilayah ini mencapai antara
10% dan Bone 20%, dari total areal pada periode 10 tahun terakhir, luasan
sekitar 5.292 Ha, yang pada tahun 2005 luasnya meningkat 47% menjadi
1.782 Ha. Sedangkan pabrik gula di Sulawesi Selatan pada tahun 1999 untuk
Ha dan 3.310 Ha, yang kemudian pada tahun 2005 luasnya berturut-turut
menjadi 4.823, 3.214 dan 3.124 Ha. Penurunan areal perkebunan tebu di
meningkatkan produktivitas dan daya saing industry gula nasional, antara lain
1. Pengembangan lahan kering yang sesuai untuk usaha tani tebu, sebagai
kering
creation, dengan menerapkan prinsip bagi hasil yang adil antara petani dan
PG.
sweeteners.
B. Struktur Organisasi
1. Administratur
Gula.
digariskan Direksi.
RKAP.
di Bagian TUK/Umum.
4. Rc Keuangan
5. Kepala Hak/Umum
gaji, pensiunan, santunan social, upah tebang, IPL dan semua hak-
urusan Asuransi serta urusan dengan instansi yang terkait dalam hal
ketenagakerjaan.
6. Staf Keuangan
dan Direksi.
Material.
kehilangan.
dan Direksi.
berlaku.
kehilangan.
9. Staf Pengadaan
tersdia.
lain.
Tanaman.
yang ditentukan.
pekerjaan.
Pengolahan, Angkutan.
penggunaannya.
giling.
stasiun listrik.
c) Membantu kepala instalasi dalam menyusun RKAP.
instalasi.
masa giling.
Instalasi.
pekerjaan revisi alat dapat efektif dan efisien, melalui pembinaan dan
motivasi.
perusahaan.
Sipil Instalasi.
Sipil Instalasi
d) Membuat rencana kerja luar masa giling dan dalam masa giling st.
Stasiun Turbine?Diesel/Instrument.
k) Membina kerjasama yang baik dalam Masa Giling maupun Luar Masa
Giling.
Pengolahan.
Pabrikasi.
pencapaian goal dan objektif suatu organisasi saat ini. Akuntan puncak di
kepada individu ini, termasuk para akuntan biaya, akuntan keuangan dan
pajak dan auditor internal. Peran akuntan manajemen dalam suatu organisasi
Camming adalah:
yaitu penyajian laporan keuangan satu periode yang lalu. Misal, untuk
b. Jika terdapat aset lancar dan aset tidak lancar pada laporan posisi
pendek.
metode, yaitu metode first in first out (fifo) atau masuk pertama keluar
menghitung persediaan
pencacatan persediaan.
produksi, maka yang menjadi titk pokok dalam penelitian ini adalah anggaran
Tabel 4.1
Agustus 659,12
September 661,50
Oktober 641,12
November 697,66
Jumlah 2.659.40
Hak rakyat ini adalah bentuk kerja sama yang di lakukan oleh
prakteknya rakyat menanam tebu di lahan atau tanah milik pribadi kemudian
hasil panen di beli oleh PG Camming dengan harga yang telah disepakati.
PG camming dari bulan agustus sampai oktober tahun 2018 yang dapat di
Tabel 4.2
sebesar 1.902,50.
pengendalian biaya produksi maka terlebih dahulu akan di sajikan data biaya
bahan baku anggaran dan realisasi produksi tahun 2017 yang dapat
berikut ini :
Tabel 4.3
Data Anggaran
Tabel 4.3 yakni biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh perusahaan
Tabel 4.4
Anggaran Biaya
Jumlah 768.000.000
Sumber: PT . Pabrik Gula Camming
= 800 jam.
yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah 8 jam, jumlah hari kerja selama satu
bulan 25 hari dan jam tenaga kerja yang dibutuhkan selama tiga bulan adalah
600 jam.
Tabel 4.5
Jumlah 6.629.602.200
penunjang.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah upah yang diberikan kepada
karyawan pabrik yang secara ini antara lain upah fisik tidak berhubungan
5. Biaya listrik adalah biaya yang digunakan untuk membayar listrik dari
kegiatan perusahaan.
3. Realisasi Biaya Produksi
Tabel 4.6
Data Realisasi
langsung dalam kegiatan produksi Gula tahun 2018 maka biaya bahan baku
target produksinya hal ini terjadi karena realisasi bahan baku bertambah dan
sebagai berikut:
Tabel 4.7
Data Realisasi
Jumlah 720.000.000
Jam kerja langsung selama masa produksi (7.5 jam x 25 hari x 4 bulan)
= 750 jam
Berdasarkan biaya overhead pabrik yang terealisasi selama satu tahun adalah
berikut ini:
Tabel 4.8
untuk realisasi pabrik ini mengalami kenaikan. Dari data diatas jenis biaya
overhead pabrik yang mengalami kerugian yaitu. Dari data diatas jenis biaya
overhead biaya bahan penolong, biaya operasional, biaya angkut, biaya listrik,
teknisi. Sedangkan pada biaya angkut dan biaya tenaga kerja tidak langsung
dari realisasinya.
menilai aktivitas aktual dengan lebih baik, anggaran harus dibuat fleksibel.
biaya, terutama overhead untuk beberapa level aktivitas dalam range yang
pengawasan dari setiap biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam
proses produksi demikan halnya dengan PT. Pabrik Gula Camming di Bone
menerapkan anggaran statis oleh PT. Pabrik Gula Camming di Bone adalah
anggaran produksi menurut PT. Pabrik Gula Camming akan di sajikan pada
I Biaya
Langsung
Biaya produksi 1.462.670.000 1.224.240.000 238.430.000
Il Biaya Tak
Langsung
Biaya overhead
pabrik
Biaya bahan 800.000.000 900.000.000 (100.000.000)
penolong
Biaya Tenaga 700.648.000 700.000.000 684.000
kerja Tidak
Langsung
Biaya 926.744.000 984.200.000 (54.456.000)
Operasional
Biaya Angkut 900.848.200 900.450.000 398.200
selama satu periode ini. Hal ini terlihat dari varians (selisih) yang bernilai
Rp. 88.204.900; diketahui bahwa biaya produksi pada PT. Pabrik Gula
Camming di Bone ini mengalami kerugian pada biaya overhead pabrik. Untuk
biaya material bahan baku mengalami bahan baku mengalami kendala dalam
keuntungan yang diperoleh kecil. Sedangkan untuk biaya overhead pabrik ini
mengalami kerugian karena terdapat biaya yang inefiensi dengan selisih yang
cukup besar yaitu pada biaya operasional, biaya pemeliharaan, biaya listrik
dan biaya umum yang realisasinya lebih besar dari biaya yang di anggarkan.
b. Anggaran Fleksibel
sebagai berikut:
1. Menetukan relevan range, yang dapat diharapkan pada range ini aktivitas
menentukan pola perilaku biaya (biaya variable, biaya tetap dan biaya semi
variable)
akan disajikan analisis penyusunan anggaran fleksibel pada PT. Pabrik Gula
1. Menetukan relevan range, yang dapat diharapkan range ini aktivitas ini
antara 15.049,08 ton sampai 16.264,5 ton untuk tahun 2017 atau berkisar
2. Menganalisis biaya yang akan dikeluarkan pada range relevan ini, dengan
menentukan pola prilaku biaya (biaya variable, biaya tetap dan biaya semi
variabel).
relevan maka disajikan terlebih dahulu klasifikasi anggaran dan realisasi biaya
Klasifikasi Anggaran
pada biaya variabel saja karena variabel ini selalu mengikuti perubahan
volume produksi, sehingga biaya variabel yang terdapat dalam biaya semi
Tabel 4.11
pemisahan antara biaya tetap dan biaya variabel. Ternyata dapat dilihat
bahwa besarnya biaya variabel Rp 6.414.158.700; sedangkan biaya tetap
disajikan realisasi biaya produksi antara biaya tetap dan biaya variabel yang
Tabel 4.12
3. Biaya Overhead - - -
Pabrik
- Baiaya 900.000.000 900.000.000
Bahan
Penolong
- Baiya 700.000.000 700.000.000
Tenaga
Kerja
Langsung
- Biaya 984.200.000 984.200.000
Operasional
- Biaya 900.450.000 900.450.000
Angkut
- Biaya Listrik 1.550.000.000 1.550.000.000
antara biaya tetap dan biaya variabel ternyata besarnya biaya variabel Rp
total biaya produksi setelah dilakukan pemisahan biaya semi variabel adalah
sebesar Rp 8.979.939.000;.
fleksibel terlebih dahulu akan disajikan biaya produksi variabel per unit
sebagai berikut:
Besarnya biaya bahan baku langsung per ton dapat dihitung sebagai
berikut:
1.462.670.000
Biaya bahan baku langsung per ton =
2.659.40
= Rp 550.000
Dari jumlah anggaran biaya bahan baku Gula tahun 2018 yaitu
dapat diperoleh besarnya biaya bahan baku untuk per ton produksi adalah
sebesar Rp 550.000;
sebagai berikut:
768.000.000
Biaya tenaga langsung per ton =
2.659,40
=Rp 289.087,76
Dari jumlah anggaran biaya tenaga kerja langsung tahun 2018 sebesar
diperoleh biaya tenaga kerja langsung semi variabel per ton produksi adalah
Rp 289.087,76;
berikut:
800.000.000
Biaya bahan penolong = = Rp 3.014.318,01
2.659,40
926.744.000
Biaya operasional = = Rp 348.478,60
2.659,40
900.848.200
Biaya angkut = = Rp 338.741,14
2.659,40
1.500.488.000
Biaya listrik = = Rp 564.220,50
2.659,40
terdiri dari biaya bahan penolong, biaya operasional, biaya angkut dan biaya
listrik yaitu sama halnya dengan perhitungan pada biaya bahan baku dengan
biaya tenaga kerja langsung dimana anggaran yang ditetapkan di bagi dengan
target produksi.\
Besarnya Biaya
Tabel 4.14
2.448,48 2.659.40
2.506.626.846,01 berdasarkan biaya per ton dari anggran biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, jadi tingkat aktivitaas yang di
anggran fleksibel dalam produksi Gula khususnya pada PT. Pabrik Gula
= -25.000.000
= -105.460.000
= -105.460.000 – -25.000.000
= -80.460.000 (unfavourable)
=0
= - 48.000.000
= 0 + (- 48.000.000)
= - 48.000.000 (unfavorabel)
terlebih dahulu akan disajikan perhitungan tariff biaya overhead pabrik yaitu:
4.128.076.200
Tarif overhead tetap (anggaran) = = 1.552.258,48
2.659,40
2.501.532.000
Tarif overhead tetap = = 940.637,74
2.659,40
4.334.650.000
Tarif overhead variabel (realisasi) = = 1.629.935,93
2.659.40
2.701.040.000
Tarif overhead tetap = = 1.015.657,66
2.659.40
= 114.536.790 (favourable)
= 124.644.811 (unfavourable)
= 114.536.790 + (-124.644.811)
= -10.108.021 (unfavourable)
Hasil Perhitungan
Ket: F = menguntungkan
UF = Merugikan
pada analisis varians terjadi selisih yang unfavourable dari segi anggaran dan
dari segi realisasinya. Hal ini terjadi anggaran lebih kecil daripada realisasinya
seperti yang telah ditetapkan. Seperti pada biaya bahan baku,dapat dilihat
D. Pembahasan
anggran fleksibel dapat dijadikan sebagai alat pengendali biaya produksi, dan
dari rumusan masalah pada bab sebelumnya maka dapat dijelaskan bahwa
pengendalian biaya produksi pada PT. Pabrik Gula Camming Kab. Bone.
yaitu 92,07% sampai 100% dan range relevan 2.448,48 samapai 2.659.40 ton
produksi Gula maka dapat diperoleh anggran statis pada tahun 2018 sebesar
perusahaan.
fleksibel maka, diperoleh hasil yaitu untuk perhitungan varian bahan baku
pada varians pada varians harga beli bahan baku dalam memproduksi Gula
(foufavorable). Hal ini disebabkan hal ini di sebabkan menurunya jam kerja
dengan anggaran pada PT. Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone. Hal ini
bantu pengendali biaya produksi pada PT. Pabrik Gula Camming Kabupaten
Bone.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
daripada anggaran.
2. Dari hasil perhitungan varians harga beli bahan baku dalam produksi Gula
Berbeda dengan varians efisiensi bahan baku terdapat selisih yang efisien
tenaga kerja langsung dalam produksi Gula yaitu pada varians upah tenaga
B. Saran
menyusun anggaran biaya produksi untuk periode yang akan datang lebih
perusahaan.
2. Solusi untuk mengatasi varians biaya tenaga kerja langsung yang tidak
efisien bisa dilakukan dengan melakukan training karyawan dan buruh dan
memberlakukan sistem kontrak yang jelas agar masalah kenaikan gaji yng
Ahmad Dunia Firdaus dan Wasila, 2009, Akuntansi Biaya, edisi kedua, Penerbit:
Salemba Empat, Jakarta
Anthony, Robert N. and Vijay 1999, Management Control System, IRWIN Inc,
U.S.A.
Cashin, James A. dan Polimeni, Ralp, S., 1986. Akuntansi Biaya, (Terjemahan :
Gunawan Hutauruk), Penerbit : Erlangga, Jakarta
Charles T. Horngren dan George Foster, 1994, Akuntansi Biaya Suatu Pendekatan
Manajerial, edisi keenam, jilid satu, Penerbit : Erlangga, Jakarta
Halim, Abdul, 2001, Dasar-dasar Akuntansi Biaya, edisi keempat, cetakan ketiga,
BPFE, Gadjah Mada, Yogyakarta
Yamin Sofyan dkk, 2011, Regresi dan Korelasi Dalam Genggaman Anda, edisi
pertama, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta
LAMPIRAN