Anda di halaman 1dari 89

EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN UNTUK

KEBERLANJUTAN PERUSAHAAN PADA


PT. BINA TRY JAYA PERKASA

SKRIPSI

Oleh
MUSBAUDING
105730518715

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020

i
EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN UNTUK

KEBERLANJUTAN PERUSAHAAN PADA

PT. BINA TRY JAYA PERKASA

SKRIPSI

Oleh
MUSBAUDING
105730518715

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Ekonomi Strata Satu (S-1)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020

ii
MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila

kamu telah selesai ( dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-

sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya

kamu berharap..” ( QS. Al-Insyirah,6-8)

“Memulai dengan penuh keyakinan

Menjalankan dengan penuh keikhlasan

Menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan.”

“Man jaddah wajaddah, selama kita bersungguh-sungguh,

maka kita akan memetik buah yang manis.

Segala keputusan hanya di tangan kita sendiri, kita mampu untuk itu.”

(B.J Habibie)

Persembahan.
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya dan

Orang-orang yang selalu memberikan inspirasi buat saya.

iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah puji syukur senantiasa teriring dalam setiap hela napas atas

kehadirat dan lindungan Allah SWT. Shalawat dan salam tercurah atas Nabi

Muhammad SAW, suri tauladan manusia sepanjang masa beserta keluarganya

dan para sahabat setianya. Berkat Rahmat dan Kasih-Nya sehinnga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ” EFEKTIVITAS SISTEM

PENGENDALIAN INTERN UNTUK KEBERLANJUTAN PERUSAHAAN PADA

PT. BINA TRY JAYA PERKASA”.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

tulus kepada Ayahanda Umar dan Ibunda Niswah tercinta selaku orang tua

penulis yang telah memelihara dan mendidik ananda serta senantiasa

mendoakan, sehingga akhirnya ananda dapat menyelesaikan studi pada fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dan tak lupa pula

penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE.,MM selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,Ak.CA.CSP selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. H. Ansyarif Khalid, SE.,M.Si.Ak.CA selaku dosen pembimbing

1 dan Bapak Abd. Salam, SE,M.Si.Ak.CA selaku dosen pembimbing 2,

vii
viii

atas kesediaan tenaga, waktu dan pikirannya, serta nasihat dan arahan

demi kelancaran dalam menyelesaikan skripsi in

5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar untuk ilmu bermanfaat yang telah diajarkan

dan seluruh staf Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar atas bantuannya.

6. Bapak William selaku direktur PT. Bina Try Jaya Perkasa Makassar

beserta para staffnya atas segala bantuan dan kerjasamanya yang baik

selama penulis melaksanakan penelitian.

7. Teman-teman kelas akuntansi lima angkatan 2015 yang telah menjadi

teman yang baik dan membantu penulis dalam belajar selama kuliah.

8. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini.

Terlalu banyak orang yang berjasa dan mempunyai andil kepada

penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah

Makassar, sehingga tidak akan termuat bila tercantum namanya satu

persatu, kepada mereka semua tanpa terkecuali penulis ucapkan terima

kasih yang teramat dalam dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan pahala yang

berlimpah dan tak terbatas. Amin.

Makassar, Januari 2020

musbauding

viii
ABSTRAK

Musbauding, 2019. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Untuk Keberlanjutan


Perusahaan pada PT. Bina Try Jaya Perkasa Makassar. Skripsi program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing
oleh Bapak H. Ansyarif Khalid dan Bapak Abd. Salam HB.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kefektifan dan kesesuaian
penerapan sistem pengendalian intern untuk berlanjutan perusahaan pada PT.
Bina Try Jaya Perkasa dengan teori yang ada. Penelitian lini dilaksanakan di PT.
Bina Try Jaya Perkasa. Metode penelitian ini adalah menggunakan metode
analisis pendekatan kualitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah
data primer dan data sekunder. Data dikumpulkan melalui observasi dan
wawancara. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
penerapan sistem pengendalian intern pada PT. Bina Try Jaya Perkasa
Makassar sudah dilaksanakan secara efektif dan sesuai dengan teori yang ada.

Kata Kunci : Efektivitas Sistem Pengendalian Intern

ix
ABSTRACT

Musbauding, 2019. Effectiveness of the Internal Control System for Corporate


Sustainability at PT. Bina Try Jaya Perkasa Makassar. Thesis of Accounting
Study Program, Faculty of Economics, Muhammadiyah University Makassar.
Supervised by Mr. H. Ansyarif Khalid and Mr. Abd. Salam HB.
This study aims to determine the effectiveness and suitability of the
application of internal control systems for the company's continuity at PT. Bina
Try Jaya Mighty with existing theories. Line research conducted at PT. Bina Try
Jaya Perkasa. This research method is to use a qualitative approach analysis
method. The type of data used in this study are primary data and secondary data.
Data collected through observation and interviews. Based on the results of
research conducted showed that the application of internal control systems at PT.
Bina Try Jaya Perkasa Makassar has been implemented effectively and in
accordance with existing theories.

Keywords: Effectiveness of the Internal Control System

x
DAFTAR ISI

SAMPUL ..................................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. ii
MOTTO ...................................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... v
SURAT PERNYATAAN.............................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................. ix
ABSTRACT................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 3
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 5


A. Sistem Pengendalian Intern................................................... 5
B. Penelitian terdahulu.............................................................. 22
C. Kerangka Konsep................................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 29


A. Jenis Penelitian.................................................................... 29
B. Metode Pengumpulan Data.................................................. 29
C. Sumber Data ....................................................................... 30
D. Definisi Operasional............................................................. 30
E. Metode Analisis ................................................................... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN......................................... 32


A. Sejarah Singkat Perusahaan................................................ 32
B. Struktur Organisasi Perusahaan .......................................... 34
C. Gambaran Tugas dan Tanggung Jawab .............................. 36

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 39


A. Deskripsi Penelitian.............................................................. 39

xi
xii

B. Standar Operasional Prosedur ............................................. 41


C. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal ......................... 46
D. Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Intern .................... 57
E. Laporan Keuangan................................................................ 59
F. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 66


A. Kesimpulan ........................................................................... 66
B. Saran .................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 68
LAMPIRAN...................................................................................................

xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia usaha saat ini berkembang sangat pesat baik sektor

industri, perdagangan, maupun jasa. Perusahaan-perusahaan kecil akan

tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan besar dengan aktivitas dan

permasalahan yang semakin kompleks. Pada perusahaan kecil pemilik atau

pemimpin perusahaan dapat mengawasi secara langsung kegiatan perusahaan

dengan dibantu beberapa orang saja, sedangkan perusahaan yang telah

berkembang besar maka pemimpin perusahaan harus dapat menyesuaikan

keadaan tersebut, karena dalam keadaan demikian seorang pemimpin

tidak akan lagi mampu mengawasi semua kegiatan perusahaan yang

dipimpinnya secara langsung. Hal tersebut disebabkan semakin luasnya lingkup

pengawasan yang harus dilaksanakannya dan juga karena adanya

keterbatasan kemampuan seorang pemimpin perusahaan. Hal ini yang

mengharuskan seorang pemimpin perusahaan memilik sistem dan prosedur

kegiatan operasi yang tertata dan terencana secara baik untuk mendelegasikan

sebagian wewenang pada bawahannya disertai batas-batas wewenang dan

kewajiban yang ditanggungkan kepada bawahannya.

Struktur organisasi perusahaan merupakan fondasi utama bagi

perusahaan merupakan fungsi bagian yang tersusun dalam suatu hubungan

yang menunjukkan tingkatan fungsi, tugas, wewenang dan tanggungjawab

dalam manajemen perusahaan. Struktur organisasi menggambarkan dengan

pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan

bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi dibatasi.

1
2

Pendirian suatu organisasi dalam hal ini perusahaan tidak terlepas dari

pencapaian suatu tujuan yang diinginkan. Dengan prinsip ekonomi, PT. Bina

Try Jaya Perkasa dalam aktivitasnya menciptakan manfaat selalu berusaha

agar dengan pengorbanan tertentu dapat menghasilkan manfaat yang maksimal

dengan konsep efektif dan efisien. Efisiensi penggunaan dana secara langsung

akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari

investasi tersebut atau rentabilitas. Dalam hal ini pimpinan perusahaan

membutuhkan suatu alat untuk mengawasi jalannya tugas yang dipercayakan

kepada bawahan serta untuk mengetahui kemajuan yang akan dicapai

perusahaan. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang lebih dikenal dengan

sistem pengendalian intern.

Sistem Pengendalian Internal adalah suatu sistem usaha atau

sistem sosial yang dilakukan perusahaan yang terdiri dari struktur organisasi,

metode dan ukuran-ukuran untuk menjaga dan mengarahkan jalan perusahaan

agar bergerak sesuai dengan tujuan dan program perusahaan dan mendorong

efisiensi serta dipatuhinya kebijakan manajemen. Sistem pengendalian internal

yang baik sangat bermanfaat bagi rnanajemen, karena dapat menyediakan data

yang andal serta digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Pengendalian internal yang memadai diperlukan untuk mengkoordinasi dan

mengawasi jalannya aktivitas perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk

menghindari terjadinya hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan

seperti penyelewengan, kecurangan, pemborosan, dan pencurian baik dari

pihak internal maupun pihak ekstemal perusahaan dalam menilai

perusahaan serta untuk mengevaluasi dan mengambil tindakan perbaikan dalam

mengantisipasi kelemahan perusahaan.


3

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mencoba membahas dan

menganalisa efektivitas sistem pengendalian intern yang dilakukan oleh PT. Bina

Try Jaya Perkasa dalam keberlanjutan perusahaan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang penelitian di

atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

"Sejauh mana Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pada PT. Bina

Try Jaya Perkasa dalam Keberlanjutan Perusahaan.”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

"Untuk mengetahui Efektivitas Sistem Pengendalian Intem Pada

PT. Bina Try Jaya Perkasa dalam Keberlanjutan Perusahaan.”

D. Manfaat Penelitian

Adapun mantaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

mantaat dan pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan atau yang

berkepentingan.

Adapun mantaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Penulis

a) Untuk mengembangkan dan membandingkan ilmu pengetahuan

yang diperoleh penulis selama dibangku kuliah dengan kenyataan

yang sebenarnya terjadi di tempat kerja. Terutama tentang sistem

pengendalian intern terhadap rentabilitas usaha.

b) Untuk melatih keterampilan penulis sebagai bekal menghadapi


4

dunia kerja secara nyata.

2. Bagi Perusahaan

Memberikan sumbangan pemikiran yang bermantaat serta

memberikan masukan
, yang positit dan intormasi sebagai bahan

evaluasi untuk perkembangan dan kemajuan perusahaan khususnya

dalam sistem pengendalian intern terhadap rentabilitas usaha.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian internal ini sangat penting dalam pelaksanaan

kegiatan operasional perusahaan, karena dengan adanya sistem pengendalian

internal, makakecurangan yang mungkin dilakukan karyawan dapat diminimalisir.

Menurut Mulyadi (2014:163). Sistem pengendalian internal meliputi struktur

organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga

kekayaan organisasi. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Pengendalian internal harus dilaksanakan seefektif mungkin dalam

suatu perusahaan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kesalahan,

kecurangan, pencurian dan penyelewengan. Di perusahaan kecil, pengendalian

masih dapat di lakukan langsung oleh pemimpin perusahaan. Namun semakin

besar perusahaan, dimana ruang gerak dan tugas-tugasyang harus dilakukan

semakin kompleks, menyebabkan pemimpin perusahaan tidakmungkin lagi

melakukan pengendalian langsung, maka dibutuhkan suatu pengendalianinternal

yang dapat memberikan keyakinan kepada pemimpin bahwa tujuan perusahaan

telahtercapai. Menurut Hery (2015:159), Pengendalian internal adalah

seperangkat kebijakan danprosedur untuk melindungi asset atau kekayaan

perusahaan dari segala bentuk tindaka npenyalahgunaan, menjamin tersedianya

informasi akuntansi perusahaan yang akurat, sertamemastikan bahwa semua

ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang serta kebijakanmanajemen telah

dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan

perusahaan.

5
6

1. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Sistem Pengendalian intern merupakan jawaban manajemen untuk

menangkal risiko yang diketahui, atau dengan kata lain untuk mencapai suatu

tujuan pengendalian (control objective). Terdapat hubungan langsung antara

tujuan entitas dan pengendalian intern yang diimplementasikannyauntuk

mencapai tujuan entitas. Sekali tujuan entitas ditetapkan, manajemen dapat

menentukan potensi risiko yang dapat menghambat pertumbuhan tadi. Dengan

informasi ini, manajemen dapat menyusun jawaban yang tepat, termasuk

menyusun pengendalian intern.Tuanakotta (2013 : 127) menyatakan tujuan

pengendalian intern secara garis besar dapat dibagi ke dalam empat kelompok,

sebagai berikut:

a. Strategis, sasaran-sasaran utama (high-level goals) yang mendukung

misi entitas.

b. Pelaporan keuangan (pengendalian internal atas laporan keuangan).

c. Operasi (pengendalian operasional atau operational controls).

d. Kepatuhan terhadap hukum dan ketentuan perundang-undangan”

Sedangkan menurut Elder yang dialihbahasakan oleh Desti Fitriani,

(2011 : 316), manajemen biasanya memiliki tiga tujuan umum dalam merancang

sistem pengendalian intern, yaitu:

a. Keandalan laporan keuangan

b. Efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi

c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.

Penjelasan dari ketiga tujuan umum pengendalian intern tersebut adalah

sebagai berikut:
7

a. Keandalan laporan keuangan

Manajemen bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan bagi

para investor, kreditor, dan para pengguna lainnya. Manajemen memiliki

tanggung jawab hukum maupun profesional untuk meyakinkan bahwa

informasi disajikan dengan wajar sesuai dengan ketentuan dalam

pelaporan, misalnya GAAP. Tujuan pengendalian intern yang efektif

terhadap laporan keuangan adalah untuk memenuhi tanggung jawab

pelaporan keuangan ini.

b. Efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi

Pengendalian dalam suatu perusahaan akan mendorong penggunaan

sumber daya perusahaan secara efisien dan efektif untuk

mengoptimalkan sasaran yang dituju perusahaan. Sebuah tujuan penting

atas pengendalian tersebut adalah akurasi informasi keuangan dan

nonkeuangan mengenai kegiatan operasi perusahaan yang akan

digunakan dalam pengambilan keputusan oleh para pengguna laporan.

c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturanPerusahaan publik,

perusahaan nonpublik, maupun organisasi nirlaba diharuskan untuk

memenuhi beragam ketentuan hukum dan peraturan. Beberapa peraturan

ada yangterkait dengan akuntansi secara tidak langsung, misalnya

perlindungan terhadap lingkungan dan hukum hak-hak sipil. Sedangkan

yang terkait dengan akuntansi, misalnya peraturan pajak penghasilan dan

kecurangan.

2. Komponen Pengendalian Internal

Pengendalian intern akan sangat efektif bila pengendalian tersebut

menyatu dengan infrastruktur dan merupakan bagian penting bagi suatu


8

organisasi perusahaan. Pengendalian intern yang menyatu dapat mendorong

peningkatan kualitas, serta menghindari biaya yang tidak seharusnya.Menurut

COSO (2013:4) dalam Internal Control-Integrated framework (ICF) komponen

pengendalian intern sebagai berikut:

a. Control Environment

b. Risk Assessment

c. Control Activities

d. Information and Communication

e. Monitoring Activities.

Berikut adalah uraian dari kelima komponen pengendalian intern yang

dikemukakan di atas:

a. Lingkungan Pengendalian (Contorl Environment)

Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian

dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personal

organisasi tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan

landasan untuk semua komponen pengendalian intern yang membentuk

disiplin dan struktur.COSO (2013:4) menjelaskan mengenai komponen

lingkungan pengendalian (Control Environment) sebagai berikut :

“The control environment is the set of standards, processes, and


structures that provide the basic for carrying out internal across the
organization. The board of directors and senior management
establish the tone at the top regarding the the importance of internal
control including expected standards of conduct. Management
reinforces expectations at the various level of the organization. The
control environment comprises the integrity and ethical values of the
organization: the parameters enabling the board of directors to carry
out its governance ovrsight responsibility; and the rigor around
performance measures, incentives, and rewards to drive
accountability for performance. The resulting control environment
has a pervasive impact on the overall system of internal control.”

Berdasarkan rumusan COSO di atas, bahwa lingkungan


9

pengendalian didefinisikan sebagai seperangkat standar, proses, dan

struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan pengendalian

internal di seluruh organisasi. Lingkungan pengendalian terdiri dari :

1) Integritas dan nilai etika organisasi;

2) Parameter-parameter pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi

dalam mengelola organisasinya;

3) Struktur organisasi, tugas, wewenang dan tanggung jawab;

4) Proses untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan

individu yang kompeten; dan

5) Ketegasan mengenai tolak ukur kinerja, insetif, dan penghargaan

untuk mendorong akuntabilitas kinerja.

Lingkungan pengendalian yang dihasilkan memiliki dampak yang

luas pada sistem secara keseluruhan pengendalian internal. Selanjutnya,

COSO (2013:7) menyatakan, bahwa terdapat 5 (Lima) prinsip yang harus

ditegakan atau dijalankan dalam organisasi untuk mendukung lingkungan

pengendalian, yaitu:

1) Organisasi yang terdiri dari dewan direksi, manajemen, dan personil

lainnya menunjukan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.

2) Dewan direksi menunjukan independensi dari manajemen dan dalam

mengawasi pengembangan dan kinerja pengendalian internal.

3) Manajemen dengan pengawasan dewan direksi menetapkan struktur,

jalur-jalur pelaporan, wewenang-wewenang dan tanggung jawab

dalam mengejar tujuan.

4) Organisasi menunjukan komitmen untuk menarik, mengembangkan

dan mempertahankan individu yang kompeten sejalan dengan tujuan.


10

5) Organisasi meyakinkan individu bertanggung jawab atas tugas dan

tanggung jawab pengendalian internal mereka dalam mengejar

tujuan”.

Menurut Randal J. Elder dkk. yang dialih bahasakan oleh Desti

Fitriani (2011 : 322), terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi lingkungan

pengendalian yaitu:

1) Integritas dan nilai etika

Integritas dan nilai etika merupakan produk dari standar etika dan

sikap sebuah entitas, sebagaimana dengan seberapa baik hal

tersebut dikomunikasikan dan diterapkan dalam praktiknya. Integritas

dan nilai-nilai etika mencakup tindakan manajemen untuk

menghilangkan atau mengurangi insentif dan godaan yang dapat

mendorong personel untuk terlibat dalam perilaku yang tidak jujur,

ilegal, atau tidak etis. Selain itu, itegritas dan nilai etika juga

mencakup komunikasi mengenai nilai yang dianut entitas dan standar

perilaku pada setiap personel melalui pernyataan kebijakan, kode etik,

dan melalui contoh.

2) Komitmen terhadap kompetensi

Kompetensi merupakan pengetahuan dan keterampilan yang

dibutuhkan yang bertujuan mencapai tugas-tugas yang

mendefinisikan tugas setiap orang. Komitmen terhadap kompetensi

mencakup pertimbangan manajemen terhadap tingkat kompetensi

untuk pekerjaan tertentu dan bagaimana tingkat kompetensi tersebut

diterjemahkan ke dalam pengetahuan dan keterampilan yang

diperlukan.
11

3) Partisipasi dewan direksi dan komisaris atau komite audit

Keberadaan dewan direksi dan komisaris sangat penting bagi tata

kelola perusahaan yang baik karena tanggung jawab utama mereka

adalah untuk meyakinkan bahwa manajemen melakukan

pengendalian intern dan proses pelaporan keuangan yang tepat.

4) Filosofi manajemen dan gaya operasi

Manajemen, melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukannya memberikan

sinyal yang sangat jelas kepada karyawan mengenai signifikansi

pengendalian intern. Filosofi dan gaya manajemen merupakan

pendekatan manajemen dalam menghadapi risiko bisnis, sikap dalam

menghadapi akurasi data akuntansi, dan perhatiannya terhadap

kesesuaian anggaran dan realisasi operasi.

5) Struktur organisasi

Struktur organisasi suatu entitas medefinisikan jalur tanggung jawab

dan otoritas yang ada. Struktur organisasi merupakan kerangka

menyeluruh untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

aktivitas yang dilakukan oleh manajemen.

6) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

Aspek pengendalian intern yang paling penting adalah personel. Jika

karyawan kompeten dan dapat dipercaya, pengendalian lainnya dapat

ditiadakan, dan laporan keuangan yang andal masih dapat dihasilkan.

Orang yang tidak kompeten dan tidak jujur dapat membuat sistem

menjadi kacau meskipun terdapat berbagai pengendalian yang

diterapkan. Karena pentingnya personel yang kompeten dan dapat

dipercaya dalam memberikan pengendalian yang efektif, metode yang


12

digunakan dalam merekrut, mengevaluasi, melatih, mempromosikan,

dan memberikan kompensasi merupakan bagianyang penting dalam

pengendalian intern”.

b. Penilaian Risiko (Risk Assesment)

COSO (2013:4) menjelaskan mengenai komponen penilaian risiki

(risk assesment) sebagai berikut:

“Risk is defined as the possibility that event will occur and


adversely affect the achievement of objectives. Risk assesment
involves a dynamic and iterative process for identifying and
assesing risk to the achievement of objectives, risk to the
achievement of these objectives from acrouss the entity are
considered relative to established risk tolerances. Thus, risk
assesment from the basis for determining how risks will be
managed. A precondition to risk assessment is the establishment
of objectives, linked at different levels of the entity. Management
specifies objectives within categories relating to operations,
reporting, and compliance with sufficient clarity to be able to
identify and analyze risks to those objectives. Management also
considers the suitability of the objectives for the entity. Risk
assessment also requires management to consider the impact of
possible changes in the external environment and within its own
business model that may render internal control ineffective.”
Berdasarkan rumusan COSO, bahwa penilaian risiko melibatkan

proses yang dinamis dan interaktif untuk mengidentifikasi dan menilai

risiko terhadap pencapaian tujuan. Risiko itu sendiri dipahami sebagai

suatu kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan terjadi dan

mempengaruhi pencapaian tujuan entitas, dan risiko terhadap

pencapaian seluruh tujuan dari entitas di anggap relatif terhadap toleransi

risiko yang ditetepkan. Oleh karena itu, penilaian risiko harus dikelola oleh

organisasi.

Selanjutnya, COSO (2013:7) menjelaskan mengenai prinsip-

prinsip yang mendukung penilaian risiko sebagai berikut :

1) “Organisasi menentukan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk


13

memungkinkan identifikasi dan penialain risiko yang berkaitan dengan

tujuan.

2) Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di

seluruh entitas dan analis risiko sebagai dasar untuk menetukan

bagaimana risiko harus dikelola.

3) Organisasi memepertimbangkan potensi penipuan dalam menilai

risiko terhadap pencapaian tujuan.

4) Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan

dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal”.

Selanjutnya, Amin Widjaja (2013:18) menyebutkan bahwa

penilaian risiko manajemen harus mencakup pertimbangan khusus

terhadap risiko yang dapat timbul dari perubahan keadaan, seperti:

1) Perubahan dalam lingkungan operasi.

2) Personil yang baru.

3) Sistem informasi yang baru atau berubah.

4) Pertumbuhan yang cepat.

5) Teknologi baru

6) Lini, produk, atau aktivitas yang baru.

7) Restrukturisasi korporat.

8) Operasi luar negeri.

9) Pengumuman/pernyataan akuntansi.

Mengadopsi prinsi-prinsip akuntansi yang baru atau prinsip-prinsip

akuntansi yang berubah dapat mempengaruhi risiko yang tersangkut

dalam penyiapan laporan keuangan.


14

c. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

COSO (2013:5) menjelaskan mengenai aktivitas pengendalian

(control activities) sebagai berikut:

“Control activities are the actions established through policies and


procedures that help ensure that management’s directives to
mitigate risks to the achievement of objectives are carried out.
Control activities are performed at all levels of the entity, at various
stages within business processes, and over the technology
environment. They may be preventive or detective in nature and
may encompass a range of manual and automated activities such
as authorizations and approvals, verifications, reconciliations, and
business performance reviews. Segregation of duties is typically
built into the selection and development of control activities.
Where segregation of duties is not practical, management selects
and develops alternative control activities.”

Berdasarkan rumusan COSO, bahwa aktivitas pengendalian

adalah tindakan-tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan-kebijakan

dan prosedur-prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan

manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan

dilakukan. Aktivitas pengendalian dilakukan pada semua tingkat entitas,

pada berbagai tahap dalam proses bisnis, dan atas lingkungan teknologi.

Aktivitas pengendalian memiliki berbagai macam tujuan dan

diterapkan dalam berbagai tindakan dan fungsi organisasi. Aktivitas

pengendalian meliputi kegiatan yang berbeda seperti otoritas, verifikasi,

rekonsiliasi, analisis, presentasi kerja, menjaga keamanan harta

perusahaan dan pemisahan fungsi.

COSO (2013:7) menegaskan mengenai prinsip-prinsip dalam

organisasi yang mendukung aktivitas pengendalian, yaitu sebagai berikut:

1) Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang

berkontribusi terhadap mitigasi risiko pencapaian sasaran pada

tingkat yang dapat diterima.


15

2) Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian

umum atas teknologi untuk mendukung tercapainya tujuan.

3) Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan-

kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur-

prosedur yang menempatkan kebijakan-kebijakan ke dalam tindakan.

Menurut Azhar Susanto (2013:99) jenis pengendalian aktivitas

diantaranya yaitu:

1) Prosedur otorisasi

2) Mengamankan asset dan catatannya

3) Pemisahan fungsi

4) Catatan dan dokumentasi yang memadai”.

d. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

COSO (2013:5) menjelaskan mengenai komponen informasi dan

komunikasi (Information and Communication) dalam pengendalian

internal sebagai berikut:

“Information is necessary for the entity to carry out internal control


responsibilities to support the achievement of its objectives.
Management obtains or generates and uses relevant and quality
information from both internal and external sources to support the
functioning of other components of internal control.
Communications is the countinual, interative process of providing,
sharing, and obtaining necessary information. Internal
communication is the means by which information is disseminated
throughout the organization, flowing up, down, and across the
entity. It enables responsibilities must be taken seriously. External
communication is twofold: it enables inbound communication of
relevanexternal information, and it provides information to external
parties in response to requirements and expectations.”

Sebagaimana yang dinyatakan oleh COSO di atas, bahwa

informasi sangat penting bagi setiap entitas untuk melaksanakan

tanggung jawab pengendalian internal guna mendukung pencapaian


16

tujuan-tujuannya. Informasi yang diperlukan manajemen adalah informasi

yang relevan dan berkualitas baik yang berasal dari sumber internal

maupun eksternal dan informasi digunakan untuk mendukung fungsi

komponen-komponen lain dari pengendalian internal. Informasi diperoleh

ataupun dihasilkan melalui proses komunikasi antar pihak internal

maupun eksternal yang dilakukan secara terus-menerus, berulang, dan

berbagi. Kebanyakan organisasi membangun suatu sistem informasi

untuk memenuhi kebutuhan informasi yang andal, relevan, dan tepat

waktu.

COSO (2013:7) selanjutnya menegaskan mengenai prinsip-prisnip

dalam organisasi yang mendukung komponen informasi dan komunikasi

yaitu sebagai berikut:

1) Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan

informasi yang berkualitas dan yang relevan untuk mendukung fungsi

pengendalian internal.

2) Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk

tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal dalam rangka

mendukung fungsi pengendalian internal.

3) Organisasi berkomunikasi dengan pihak eksternal mengenai hal-hal

yang mempengaruhi fungsi pengendalian internal”.

Khusus berkenaan dengan informasi akuntansi, menurut Arens

dan Loebbecke yang diadaptasi oleh Jusuf (2003:127), indikator-indikator

dan informasi dan komunikasi terdiri dari :

1) Eksistensi, yang menunjukan apakah angka-angka yang dimasukan

dalam laporan keuangan memang seharusnya dimasukkan.


17

2) Kelengkapan, merupakan angka-angka transaksi yang seharusnya

dimasukkan dan diikut sertakan secara lengkap serta

mempertimbangkan materialitas dan biaya.

3) Akurasi, yakni mengacu kepada jumlah yang dimasukkan dengan

jumlah yang benar.

4) Klasifikasi, bahwa transaksi yang dicantumkan dalam jurnal telah

diklasifikasikan dengan tepat.

5) Tepat waktu, dimana pencatatan transaksi dicatat pada tanggal yang

tepat.

6) Posting, pengikhtisaran, di mana transaksi yang tercatat secara tepat

dimasukan dalam berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar”.

e. Aktivitas Pemantauan (Monitoring Activities)

COSO (2013:5) menjelaskan mengenai aktivitas pemantauan

(monitoring activities) dalam pengendalian internal sebagai berikut:

“Ongoing evaluations, separate evaluations, or same combination


of the two are used to ascertain whether each of the five
components of internal control, including controls to effect the
principles within each components, is presents and functioning.
Ongoing evaluations, built into business processes at different
levels of the entity, provide timely information. Separate
evaluations, conducted periodically, will vary in scope and fre-
quency depending on assessment of risk, effectiveness of ongoing
evaluations, and other management considerations. Finding are
evaluated against criteria established by regulators, recognized
standars-setting bodies or management and the board of
directoras as appropriate.”

Memperhatikan rumusan yang dikemukakan oleh COSO di atas,

bahwa aktivitas pemantauan merupakan kegiatan evaluasi dengan

beberapa bentuk apakah yang sifatnya berkelanjutan, terpisah ataupun

kombinasi keduanya yang digunakan untuk memastikan apakah masing-

masing dari lima komponen pengendalian internal mempengaruhi prinsip-


18

prinsip dalam setiap komponen, ada dan berfungsi. Evaluasi terpisah

dilakukan secara periodik, akan bervariasi dalam lingkup dan frekuensi

tergantung pada penilaian risiko, efektivitas evaluasi yang sedang

berlangsung, dan pertimbangan manajemen lainnya. Temuan-temuan

dievaluasi terhadap kriteria yang ditetapkan oleh pembuat kebijakan,

lembaga-lembaga pembuat standar yang diakui atau manajemen dan

dewan direksi, dan kekurangan-kekurangan yang dikomunikasikan

kepada manajemen dan dewan direksi.

Kegiatan pemantauan meliputi proses penilaian kualitas kinerja

pengendalian intern sepanjang waktu, dan memastikan apakah

semuanya dijalankan seperti yang diinginkan serta apakah telah

disesuaikan dengan perubahan keadaan. Pemantauan seharusnya

dilaksanakan oleh personal yang semestinya melakukan pekerjaan

tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian

pada waktu yang tepat, guna menetukan apakah pengendalian intern

beroperasi sebagaimana yang diharapkan dan untuk menentukan apakah

pengendalian intern beroperasi sebagaimana yang diharapkan dan untuk

menentukan apakah pengendalian intern tersebut telah disesuaikan

dengan perubahan keadaan yang selalu dinamis.

Menurut Arens dan Loebbecke sebagaimana diadaptasi oleh

Jusuf (2013:54) menyebutkan bahwa, aktivitas pemantauan berkaitan

dengan hal-hal sebagai berikut:

1) Frekuensi penilaian aktivitas, merupakan tingkat keseringan dari

kegiatan penilaian aktivitas.

2) Fungsi internal audit, yakni efektif atau tidaknya fungsi dari internal
19

audit yang ditandai dengan adanya dukungan kompetensi, integritas

dan objektivitas.

3) Saran dari akuntan, dimana tanggung jawab untuk menentukan

kebijakan akuntansi yang sehat dan terlaksananya struktur

pengendalian intern dengan baik serta tersajinya laporan keuangan

yang wajar terletak pada manajemen bukannya auditor. Namun

demikian, auditor berkewajiban memberikan saran-sarannya.

4) Rekonsiliasi laporan, merupakan rekonsiliasi secara periodik antara

fisik aktiva dengan catatan-catatan atau perkiraan-perkiraan buku

besar.

5) Stock opname, merupakan pemeriksaan secara tiba-tiba dengan

maksud untuk melindungi atau mengamankan aktiva dan catatan.

6) Rancangan struktur pengendalian intern, merupakan penelaahan

yang hati-hati dan berkesinambungan atas keempat prosedur yang

lain, yaitu: pemisahan tugas yang cukup otorisasi yang pantas atas

transaksi dan aktivitas, dokumen dan catatan yang memadai, serta

pengendalian fisik atas aktiva dan catatan”.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pemantauan

dilakukan untuk memberikan keyakinan apakah pengendalian intern

telah dilakukan secara memadai atau tidak. Dari hasil pemantauan

tersebut dapat ditemukan kelemahan dan kekurangan pengendalian

sehingga dapat diusulkan pengendalian yang lebih baik lagi.

3. Keterbatasan Sistem Pengendalian Intern

Sebaik-baiknya desain dan operasi pengendalian intern, pengendalian


20

intern hanya memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan

komisaris berkaitan dengan usaha untuk mencapai tujuan pengendalian intern

organisasi. Kemungkinan pencapaian tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan

bawaan yang melekat dalam pengendalian intern. Hal ini mencakup kenyataan

bahwa pertimbangan manusia dalam mengambil keputusan dapat salah dan

bahwa pengendalian intern dapat rusak karena kegagalan yang bersifat

manusiawi tersebut seperti kekeliruan atau kesalahan yang bersifat sederhana.

Disamping itu, pengendalian intern dapat tidak efektif karena adanya kolusi di

antara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan pengendalian

intern.

Faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya

pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari

pengendalian tersebut. Meskipun hubungan manfaat-biaya merupakan kriteria

utama yang harus diertimbangkan dalam pendesainan pengendalian intern,

pengukuran secara tepat biaya dan manfaat pada umumnya tidak mungkin

dilakukan. Oleh karena itu, manajemen melakukan estimasi kualiatif dan

kuantitatif serta pertimbangan dalam menilai hubungan biaya-manfaat tersebut.

COSO (2013:9) menjelaskan mengenai keterbatasan-keterbatasan

pengendalian internal sebagaiman yang dirumuskan dalam Internal Control

Integrated Framework sebagai berikut:

“The Framework recognizes the while internal control provides


reasonable assurance of achieving the entity’s objectives, limitations do
exist. Internal control cannot prevent bad judgment or decisions, or
external events that can cause an organization to fail to achieve its
operational goals. In other words, even an effective system of internal
control can experience a failure. Limitations may results from the:
a. Suitability of objectives established as a precondition to internal
control.
b. Reality that human judgment in decision making can be faulty and
subject to bias.
21

c. Breakdowns that can occur because of human failures such as


simple errors.
d. Ability of management to override internal control.
e. Abilty of management, other personnel and/or third parties to
circumvent controls through collusion.
f. External events beyond the organization’s control”.

Berdasarkan uraian COSO, bahwa pengendalian internal tidak b isa

mencegah penilaian buruk atau keputusan, atau kejadian eksternal yang dapat

menyebabkan sebuah organisasi gagal untuk mencapai tujuan operasionalnya

Dengan kata lain, bahkan sistem pengendalian intern yang efektif dapat

mengalami kegagalan.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa keterbatasan-keterbatasan yang ada

mungkin terjadi sebagai hasil dari penetapan tujuan-tujuan yang menjadi

prasyarat untuk pengendalian internal tidak tepat, penilaian manusia dalam

pengambilan keputusan yang dapat salah dan bias, faktor kesalahan/kegagalan

manusia sebagai pelaksana, kemampuan manajemen untuk mengesampingkan

pengendalian internal, kemampuan manajemen, personel lainnya, ataupun pihak

ketiga untuk menghindari kolusi, dan juga peristiwa-peristiwa eksternal yang

berada di luar kendali organisasi.

Sedangkan menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010 : 238),

pengendalian intern memiliki keterbatasan yang melekat, yaitu:

a. Pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah

b. Pengendalian intern dapat rusak karena kegagalan yang sifatnya

manusiawi seperti kekeliruan sederhana

c. Adanya kolusi antara personel sehingga pengendalian tidak efektif

d. Biaya pengendalian intern tidak boleh melebihi manfaat yang

diharapkan dari pengendalian tersebut”.


22

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian Terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka

penyusunan penelitian ini. Kegunaan untuk mengetahui hasil yang telah

dilakukan oleh peneliti terdahulu, sekaligus sebagai perbandingan dan gambaran

untuk mendukung kegiatan penelitian berikutnya :

Judul dan Tujuan Penelitian dan


No Hasil penelitian
penelitian Metode Penelitian
1 Analisis sistem Tujuan Penelitian : Penerapan
pengendalian Untuk mengetahui system system
internal dalam pengendalian Internal dalam pengendalian
sistem akuntansi system akuntansi pembelian. internal pada
pembelian (Studi Metode penelitian : sistem akuntansi
pada Koperasi Penelitian ini menggunakan pembelian di
Pegawai Republik pendekatan kualitatif dengan KPRI UB masih
Indonesia analisis jenis penelitian kurang baik,
Universitas Briwijaya deskriptfi karena di dalam
Malang). organisasi
Peneliti : perangkapan
Nindita Niken tugas di bagian
Palupi, 2015 gudang dengan
bagian
penerimaan.

2 Pengaruh Tujuan Penelitian : Hasil penelitian


Pengendalian intern Untuk mengetahui pengaruh ini, lima
Terhadap pengendalian intern terhadap komponen
kecendrungan kecenderungan kecurangan pengendalian
kecurangan akuntansi. intern
Akuntansi. Metode penelitian : berpengaruh
Peneliti : Jenis Penelitianyang di secara simultan
Okky Faisal Adam, gunakan dalam penelitian ini terhadap
2015 adalah penelitian deskriptif kecenderungan
verifikatif bersifat kausalitas. kecurangan
akuntansi
sedangkan secara
parsial lima
komponen
pengendalian
internal
berpengaruh
signifikan dengan
arah negative ,
kecuali komponen
penilaian risiko
23

berpengaruh tidak
signifikan dengan
arah negative.

3 Analisis Efektifitas Tujuan Penelitian : Sistem


Sistem 1. Untuk mengetahui system Pengendalian
Pengendalian Intern Pengendalian Intern pada Intern mempunyai
terhadap PT. Kemilaumas karya hubungan yang
peningkatan Abadi Bandung. positif dan
Profitabilitas pada 2. Untuk mengetahui apakah berpengaruh
PT. Kemilaumas system Pengendalian secara signifikan
Karya Abadi Intern efektif terhadap terhadap
Bandung. peningkatan Profitabilitas profitabilitas
Peneliti : pada PT. Kemilaumas perusahaan.
Maulana Yusup, karya Abadi Bandung. Penerapan Sistem
2011 Metode Penelitian : Pengendalian
1. Metode pengumpulan Intern PT.
data adalah observasi Kemilaumas
dan wawancara. karya Abadi
2. Penyebaran kuesioner. Bandung sudah
sangat efektif dan
sesuai teori yang
ada.
4 Pengaruh sistem Tujuan Penelitian : Hasil scoring
pengendalian intern Untuk mengetahui pengaruh menunjukkan
terhadap kualitas pengendalian internal bahwa secara
laporan keuangan terhadap kecenderungan total system
Peneliti : kecurangan akuntansi pengendalian
Oka Reza Aditya, Metode Penelitian : intern pada kantor
2017 Penulis menggunakan cabanga
metode penelitian deskriptif Pelayanan
dan assosiatif. Serta penulis Pendapatan
memperoleh data dengan daerah kabupaten
menggunakan kuesioner Sukabumi II
tertutup yang telah di beri Pelabuhan Ratu
skor, dimana data tersebut berada dalam
nantinya akan di hitung skor 2084
secara statistic. termasuk kategori
sangat baik, ini
berada pada
rentang kriteria
klasifikasi antara
1948, 80-2320,00
atau sebesar
89,83%.
5 Pengaruh sistem Tujuan Penelitian : Internal
pengendalian Untuk mengetahui sistem berpengaruh
internal Terhadap pengendalian internal dan positif dan
Kulaitas laporan kualitas laporan keuangan signifikan
Keuangan pada serta untuk menganalisis terhadap kualitas
24

Bank Bjb Syariah pengaruh system laporan


Cirebon. pengendalian internal keuangan. Hasil
Peneliti : terhdap kualitas laporan ini dibuktikan
Sri Rokhlinasari, keuangan di Bank BJB dengan hasil
2016 syariah Cirebon. pengujian
Metode Penelitian : hipotesis.
Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif. Penelitian
kuantitatif yaitu suatu
pendekatan penelitian
yangbersifat objektif,
mencakup pengumpulan dan
analisis data kuantitatif serta
menggunakan metode
pengujian statistic. Selain itu,
menggunakan pendekatan
survey yang menggunakan
kuesioner sebagai alat
pengumpulan data.
6 Pengaruh Sistem Tujuan Penelitian : Pengaruh system
pengendalian intern Untuk mengetahui dan pengendalian
terhadap kinerja menganallisa apakah system intern terhadap
perusahaan pada pengendalian intern kinerja
PT. Mnc sky Vision berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada
cabang Gorontalo. perusahaan pada PT. Mnc PT. Mnc sky
Penelitian : sky Vision cabang Gorontalo. Vision cabang
Zulkarnain Usman, Metode Penelitian : Gorontalo.
2015 Penelitian ini menggunakan Di peroleh
teknik analisis data regresi sebesar 40.2%
linear sederhana.

7
Pengaruh Tujuan Penelitian : Berdasarkan hasil
pengendalian intern analisis dan
Untuk mengetahui pengaruh
terhadap kinerja pembahasan
pengendalian intern terhadap
karyawan studi pada yang di peroleh,
kinerja Karyawan studi pada
PT. Bank panin Tbk. maka dapat
PT. Bank Panin tbk cabang
Cabang kendari. disimpulkan
kendari.
bahwa variable
Peneliti :
Metode Penelitian : pengendalian
Putri Seyla intern
Metode analisis yang di
Taradipa, 2016 berpengaruh
gunakan dalam penelitian ini
adalah metode analisis signifikan
deskriptif inferensial. Dengan terhadap kinerja
metode analisis regresi karyawan. Artinya
sederhana dengan semakin baik
menggunakan uji hipotesis. pelaksanaan
pengendalian
intern, maka akan
semakin baik pula
kinerja karyawan.
25

8 Pengaruh Sistem Tujuan Penelitian : Variable


informasi akuntansi 1. Untuk menguji adanya pemantauan tidak
dan system pengaruh system berpengaruh
pengendalian informasi akuntansi terhadap kinerja
internal terhadap terhadap kinerja karyawan, hal ini
kinerja karyawan karyawan pada KSPPS di buktikan
(studi kasus pada Bina Insan Mandiri. dengan uji
Kspps bina insan 2. Untuk menguji adanya statistic. Besarnya
mandiri). pengaruh system pengaruh
Peneliti : pengendalian internal pemantauan
Ika Listianan, 2017 yang terdiri dari: adalah sebesar
lingkungan pengendalian, 0,283 atau
penilaian resiko, 0,283%.
informasi dan
komunikasi, aktivitas
pengendalian,
pemantauan terhadap
kinerja karyawan pada
KSPPS Bina Insan
Mandiri.
Metode Penelitian :
Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian
ini dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif yang
berupa skor atas jawaban
yang di berikan oleh
responden terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang
ada dalam kuisioner.

9 Pengaruh Sistem Tujuan Penelitian : Berdasarkan hasil


Pengendalian intern perhitungan
Untuk mengetahui seberapa
penjualan terhadap koefisien korelasi,
memadai sistem
efektivitas penjualan hasilnya
pengendalian Intern
: Studi Kasus PT. menunjukkan
penjualan yang dilakukan
Inti (Persero) adanya pengaruh
perusahaan, keadaan
Bandung. dari sistem
efektiitas penjualan
pengendalian
Peneliti : perusahaan, seberapa besar
intern penjualan
pengaruh sistem
Andhika terhadap
pengendalian intern
Ariadharma, 2015 efektiivitas
penjualan pada PT. INTI
penjualan pada
terhadap efektivitas
PT. INTI
penjualan yang dihasilkan.
(Persero), dengan
Metode Penelitian : pengaruh sebesar
Metode yang digunakan 69,22%
dalam penelitian ini adalah sedangkan
26

deskriptif analitis, dengan sisanya sebesar


demikian deskriptif analisis 30,78%
bertujuan untuk membuat merupakan
deskriptif, gambaran atau pengaruh dari
lukisan secara sistematis, faktor lain yang
fakktual, dan akurat tidak di teliti.
mengenai fakta-fakta, sifat-
sifat serta hubungan antara
fenomena yang diselidiki
secara terperinci untuk
menghasilkan rekomendasi
untuk keperluan masa akan
dating

10. Analisi pelaksanaan Tujuan Penelitian : Terdapat tiga


sistem pengendalian point
1. Untuk menganalisis dan
Internal pada permasalahan
memahami bagaimana
Prosedur yang
pelaksanaan sistem
Penerimaan dan menyebabkan
pengendalian internal
penggeluaran ketidaksesuaian
pada prosedur
Barang di PT. sistem
penerimaan dan
Unisem Batam. pengendalian
pengeluaran barang di
internal. Pertama,
Peneliti : PT. UNISEM Batam
ketidaksesuaian
2. Untuk menganalisis
Rusda Irawati, 2017 antara kebijakan
apakah pelaksanaan
dengan praktik
sistem pengendalian
sumber daya
internal pada prosedur
manusia, kedua
penerimaan dan
tidak adanya
pengeluaran barang
pemisahan tugas
sudah cukup efektif di PT.
yang pasti pada
Unisem Batam.
bagian receiving.
Metode Penelitian :
Ketiga ialah
Penelitian ini mnggunakan
ditemukannya
metode deskripti kualitatif
ketidaksesuaian
dimana tidak menggunakan
yang dilakukan
angka tetapi berdasarkan
bagian store
fakta-fakta yang didapat dari
dalam mengimput
PT. UNISEM Batam.
data lokasi
barang,
memberikan part
number pada
barang, dan
,menempatkan
barangg sesuai
lokasi yang telah
ditentukan.
27

C. Kerangka Konsep

Hakikat pengendalian intern merupakan fungsi yang secara langsung

untuk mengendalikan perusahaan. Pengendalian internal di terapkan untuk

menjaga perusahaan dalam mencapai misi serta untuk meminimalkan hambatan

selama proses berlangsung. Menurut Mulyadi (2014:163), Sistem pengendalian

internal sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan,

karena dengan adanya sistem pengendalian internal, makakecurangan yang

mungkin dilakukan karyawan dapat diminimalisir. Hery (2015:159)

mengemukakan bahwa Pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan

prosedur untuk melindungi asset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk

tindakanpenyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan

yang akurat, sertamemastikan bahwa semua ketentuan (peraturan)

hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan

sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan. Azhar Susanto,

mengemukakan bahwa pengendalian intern adalah suatu proses yang di

pengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan karyawan yang di rancang untuk

memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan dapat

dicapai melalui efisiensi dan efektifitas operasi, penyajian laporan keuangan yang

dapat dipercaya dan ketaatan terhadap undang-undang dan aturan yang berlaku.

Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan pengendalian intern adalah

semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam

perusahaan dengan maksud untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa

ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningktakan

efisiensi usaha dan mendorong di taatinya kebijakan perusahaan yang telah

ditetapkan. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka paradigma penelitian


28

sebagai berikut :

PT. Bina Try Jaya Perkasa

Sistem Pengendalian Intern

Hasil

Gambar 2.1 : Kerangka Konsep


29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif.

Karakteristiknya adalah dilakukan pada kondisi yang alamiah langsung ke

sumber data dan peneliti adalah sumber instrument kunci, data yang terkumpul

berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.

Menurut Nazir (2014:43), tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.Penelitian

deskriptif berfokus pada penjelasan sistematis tentang fakta yang diperoleh saat

penelitian dilakukan.

B. Metode Pengumpulan Data

Dalam mendapatkan data yang ada kaitannya dengan pembahasan ini

penulis telah menggunakan 2 metode sebagai berikut :

1. Kuesioner (Angket)

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dan informasi dengan menggunakan

daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai masalah yang

akan diteliti.

2. Library Research (Penelitian Kepustakaan)

Yaitu cara yang di gunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan yang

bersifat tertulis yang berhubungan dengan materi pembahasan ini. Library

Research ini dilakukan dengan cara membaca literature (buku wajib), bahan

kuliah, bulletin dan bacaan lainnya sebagai dasar penunjangan Pembahasan

29
30

terhadap masalah yang di bahas.

3. Fiel Research (Penelitian Lapangan)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengunjungi obyek yang akan

di teliti guna mengumpulkan data-data yang diperlukan.

C. Sumber Data

1. Data Primer, adalah yang dikumpulkan dari responden secara langsung.

Data primer merupakan data yang belum pernah dipublikasikan dan mencari

data primer di gunakan cara dengan mengadakan pengamatan langsung di

dalam perusahaan untuk mengetahui cara kerja maupun proses produksi

yang sedang berjalan.

2. Data sekunder, adalah data yang dikumpulkan melalui perusahaan. Untuk

mendapatkan data sekunder digunakan :

a) Literature, yakni atau buku yang tersedia diperpustakaan yang sesuai

dengan masalah yang dihadapi. Sedangkan sumber datanya berasal dari

PT. Bina Try Jaya Perkasa.

b) Dokumen-dokumen perusahaan yang ada hubungannya dengan

penyesuaian penulisan ini.

D. Defenisi Operasional

Sistem pengendalian intern adalah suatu sistem usaha atau system

sosial yang dilakukan perusahaan yang terdiri dari struktur organisasi, metode

dan ukuran-ukuran untuk menjaga dan mengarahkan jalan perusahaan agar

bergerak sesuai dengan tujuan dan program perusahaan dan mendorong

efisiensi serta di patuhinya kebijakan manajemen.


31

E. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Data

yang diperoleh dianalisis secara umum tentang efektivitas sistem pengendalian

intern untuk keberlanjutan perusahaan pada PT. Bina Try Jaya Perkasa. Dalam

pengumpulan data, cara yang digunakan oleh penulis adalah dengan

mengumpulakan data dari responden pada perusahaan yang diteliti. Dalam

melakukan penelitian ini, penulis menyebarkan kuesioner kepada responden di

lingkungan PT. Bina Try Jaya Perkasa sebanyak 22 responden. Perhitungan

atau kuesioner dilaksanakan dengan menggunakan rumus Champion, yaitu

dengan menghitung jumlah jawaban “Ya” kemudian dilaksanakan perhitungan

dengan cara sebagai berikut :

ℎ " "
= 100%

Penulis menyediakan jawaban secara “close ended quesioner” atau

kuesioner secara tertutup, yaitu responden hanya memberi tiga alternatif

jawaban yang telah ditentukan sebelumnya oleh penulis yaitu “Ya”, “Tidak” atau

“Tidak Relevan”. Sebagai ukuran tingkat kesesuaian dengan kriteria-kriteria

tertentu sehingga responden cukup memilih salah satu jawaban yang dianggap

paling cocok menurut responden dari ketiga alternatif jawaban tersebut.

Kepentingan hasil perhitungan persentase, penulis akan menggunakan

ketentuan menurut (Munawaroh, 2011), mengenai efektivitas pengendalian

internal sebagai berikut :

a. 0%-25%, pengendalian intern tidak efektif

b. 26%-50%, pengendalian intern kurang efektif

c. 51%-75%, pengendalian intern cukup efektif

d. 76%-100%, pengendalian intern sangat efektif


32

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Sejak berdirinya 10 tahun lalu PT. Bina Try Jaya Perkasa telah

memasarkan produksinya di daerah-daerah, seperti: Maros, Pangkep, Takalar,

Bulukumba, Pinrang dan Makassar. Didalam produksinya tersebut bukan saja

pakan udang tetapi juga memproduksi pakan ternak, sehingga dalam volume

penjualan dalam setiap tahunnya selalu meningkat.

Tujuan promosi bersumber pada tujuan komunikasi pemasaran. Tujuan

ini dijabarkan dari tujuan pemasaran yang lebih mendasar, yang direncanakan

untuk produk tertentu.

Tujuan khusus yang ditentukan untuk promosi penjualan akan beraneka

ragam, tergantung dari jenis target pasar. Bagi konsumen tujuan tersebut

mencakup usaha mendorong konsumen antara lain untuk lebih banyak

menggunakan produk, untuk membeli produk dalam unit yang lebih besar,

mencoba merek yang dipromosikan dan untuk menarik pembeli merek lain yang

bersaing dengan merek produk yang sedang dipromosikan.

Bagi pengecer tujuan promosi adalah untuk membujuk pengecer untuk

menjual barang produk baru dan menimbun lebih banyak persediaan barang,

menggiatkan pembeli ketika sedang tidak musim, membujuk agar barang-barang

yang dipromosikan, mengimbangi promosi para pesaing, membuat para

pengecer agar setia terhadap merek yang dipromosikan, dan memperoleh jalur

pengecer baru.

Bagi wiraniaga, tujuannya adalah berusaha untuk memberi dukungan

atas produk atau model baru untuk merangsang mereka mencari pelanggan-

32
33

pelanggan baru.

Perusahaan industri pakan ternak PT. Bina Try Jaya Perkasa adalah

merupakan salah satu perusahaan industri yang mengolah pakan ternak yang

berlokasi dijalan Tarakan Makassar sedangkan pabrikanya di Kawasan Industri

Makassar. Dimana kegiatannya adalah memproduksi berbagai macam pakan

ternak.

Awal mulanya, usaha ini berbentuk perusahaan perseorangan yang di

dirikan pada tahun 1988 di Makassar oleh bapak William sebagai pemilik dan

bertindak sebagai pemimpin perusahaan tersebut. Berdasarkan surat

permohonan tanggal 22 Mei 1988, No.220.12/713.I/1988 maka oleh Departemen

Perindustrian mengeluarkan surat izin mendirikan perusahaan dalam bentuk

perseroan terbatas, dengan No.7/IP.27/89 tanggal 20 Desember 1989, sejak

itulah perusahaan ini berprodukasi di Makassar.

Melihat kemajuan ini maka pemilik perusahaan memberi nama PT. Bina

Try Jaya Perkasa, karena dalam mengembangkan usahanya yang diawali

dengan perusahaan perseorangan dan berubah menjadi perseroan terbatas

maka sekarang perusahaan ini telah mempekerjakan 13 orang tenaga kerja.

Seperti kita ketahui bahwa perusahaan ini memproduksi berbagai macam

pakan ternak, tetapi yang kami fokuskan pada pembahasan ini hanya pada

pakan udang, dimana perkembangan produksi setiap tahunnya mengalami

volume penjualan yang cukup meningkat.

Sesuai akte pendirian perusahaan pada awal beroperasinya perusahaan

ini mempunyai modal awal sebesar Rp 2.000.000 (dua juta rupiah) dan seluruh

modalnya dimiliki bapak William.

Pada tahap pertama, perusahaan ini memasarkan produknya dalam


34

wilayah makassar karena banyak permintaan dari daerah maka perusahaan ini

memperluas wilayah penjualannya kebeberapa daerah seperti: Takalar,

Jeneponto, Bulukumba, Maros, Pangkep dan Pinrang. Berkat usaha yang gigih

dan ditunjang oleh pengalaman memproduksi pakan udang yang baik, sehingga

produknya tetap disenangi oleh konsumen, terutama oleh golongan bawah,

menengah sampai atas.

Perluasan ini dimulai sejak tahun 1989 dengan menaikkan kapasitas

produksinya. Dan saat ini perusahaan tetap berjalan dengan baik dan sementara

berencana untuk memperluas produkasinya dengan menambah daerah

pemasaran diseluruh wilayah sulawesi selatan dengan melemparkan berbagai

macam promosi terhadap produk yang diproduksinya dan juga masyarakat dapat

mengetahui mengenai produk yang dihasilkan oleh PT. Bina Try Jaya Perkasa

Makassar.

Adapun promosi yang dilakukan oleh PT. Bina Try Jaya Perkasa ini

adalah :

1. Memberikan bonus pada pembelian dengan jumlah tertentu

2. Mengadakan promosi face to face

3. Menyebarkan selebaran pada setiap kios dan took-toko.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi menggambarkan batas-batas tugas dan kewajiban.

Batas tugas dan kewajiban serta tanggung jawab. Hal ini dimaksudkan untuk

mencegah terjadinya penyelewengan-penyelewengan pada perusahaan

perdagangan dan supplier. Direktur merupakan pimpinan perusahaan yang

secara langsung memimpin kegiatan-kegiatan perusahaan dan menentukan

kebijaksanaan perusahaan baik yang intern maupun yang bersifat ekstern.


35

Dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan organisasi perusahaan atau

lembaga apapun, struktur organisasi memegang peranan penting dan tidak boleh

diabaikan. Oleh karena itu setiap perusahaan tidak boleh mempunyai kesamaan

antara yang satu dibandingkan dengan yang lain baik dalam hal besar dan

luasnya usaha, jumlah karyawan, kualitas karyawan dan jenis usaha yang

diperlukan oleh masing-masing perusahaan yang sesuai untuk setiap

perusahaan juga tidaklah sama.

Walaupun perusahaan ini sudah beroperasi beberapa tahun tetatpi

rupanya prinsip-prinsip organisasi yang merupakan satu syarat suksenya

perusahaan seperti dikemukakan diatas belum diperhatikan secara serius.

Prinsip organisasi yang kurang diperhatikan yang dimaksud adalah

pembatasan tugas dan tanggung jawab serta kepada siapa bawahan harus

mendengar perintah.

Tidaklah kelihatan suatu kontrak yang baik, misalnya dalam hal

penugasan/ pengawasan terhadap penjualan yang dipercayakan kepada bagian

administrasi, dikatakan demikian sebab bagian administrasi hanya melaporkan

hasil penjualan satu hari setelah produk terjual. Agar lebih jelas, maka dibawah

ini disajikan struktur organisasi yang dimiliki PT. Bina Try Jaya Perkasa, sebagai

berikut:
36

Struktur Organisasi PT.Bina Try Jaya Perkasa Makassar

Direktur

Sekretaris

Keuangan Adm & Pembukuan Penjualan Produksi

Seksi Adm Seksi Pembukuan Buruh-Buruh

Gambar 4.1: Struktur Organisasi PT.Bina Try Jaya Perkasa Makassar


Sumber Data : PT. Bina Try Jaya Perkasa di Makassar (2019)

C. Job Description

Selanjutnya, mengenai tugas, kewajiban dan tanggung jawab masing-

masing personil PT. Bina Try Jaya Perkasa Makassar, adalah sebagai berikut:

1. Direktur mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Memimpin dan mengkoordinir terhadap bagian keuangan dan bagian

administrasi dan pembukuan.

b. Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan kerja, serta menyediakan

budget secara periodic.

c. Menerima dan mempelajari laporan-laporan yang disampaikan oleh

bagian yang dipimpin.

2. Sekretaris mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Membantu kegiatan pimpinan.


37

b. Menyiapkan segala fasilitas rapat.

c. Menerima dan mengirim surat serta mengarsipkannya.

3. Kepala bagian Keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut :

a. Memimpin mengkoordinir seksi yang dibawahinya.

b. Membantu pimpinan dalam penentuan kebijaksanaan yang berhubungan

dengan keuangan.

c. Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan.

d. Melakukan penyetoran saldo kas tiap saat.

4. Kepala bagian Administrasi dan pembukuan mempunyai tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut :

a. Memipin dan mengkoordinir seksi administrasi dan seksi pembukuan.

b. Membantu pimpinan dalam menentukan pelaksanaan tugas dalam bidang

administrasi dan pembukuan.

c. Mengadakan kebutuhan-kebutuhan pokok usaha, sesuai dengan

kebutuhan perusahaan.

d. Mengawasi saldo kas dan mempersiapkan serta melaporkan jumlah

penerimaan dan pengeluaran kepada pimpinan.

5. Seksi Administrasi mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Membuat surat-surat untuk ditandatangani pimpinan, baik yang sifatnya

intern maupun ekstern bagi perusahaan.

b. Menyimpan arsip surat-surat masuk dan keluar.

c. Membuat laporan kegiatan personil setiap hari kerja.

6. Seksi Pembukuan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Membuat rekapitulasi penghasilan penjualan setiap hari.


38

b. Membuat rekapitulasi penerimaan yang telah habis setiap hari untuk

mengetahui jumlah rata-rata penerimaan yang harus diproduk per bulan.

c. Membuat laporan kas harian untuk penerimaan dan pengeluaran untuk

disahkan kepala bagian pembukuan, yang selanjutnya akan disampaikan

atau dilaporkan kepada pimpinan.

7. Bagian Penjualan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab kepada direktur.

b. Menjual barang dagangan.

c. Membuat rekapitulasi ramalan penjualan dimasa yang akan dating.

8. Bagian Produksi mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Mengadakan perencanaan produksi yang disesuaikan dengan

permintaan.

b. Mencatat semua pemakaian bahan baku/penolong dan mencatat semua

hasil produksi pabrik yang kemudian diteruskan kepada bagian

administrasi.

c. Mengatur pembagian tugas dari masing-masing kelompok kerja.


39

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Pengendalian intern menurut Hery (2013:159) adalah seperangkat

kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari

segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi

akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan

(peraturan) hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi

atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan.

Tahap awal yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian adalah

mengunjungi PT. Bina Try Jaya Perkasa Makassar untuk melakukan wawancara

serta menyebar koesioner pada pihak-pihak yang bertanggung jawab secara

langsung terhadap SOP penerimaan, pengawasan dan pemeriksaan dokumen -

dokumen laporan yang masuk dan dokumen-dokumen lainnya. Penulis

berkesempatan mewawancarai staf akuntansi, supervisor, administrasi, security,

dan beberapa distributor yang ikut terlibat di dalamnya. Dimana staff akuntansi

selalu sigap dalam menghadapi tenggat waktu pada saat pelaporan akhir tahun,

dan sistem yang dimiliki telah memadai sesuai dengan Standar Operasional

Prosedur (SOP), dari hasil pertanyaan wawancara mengenai kendala saat

menghadapi tenggat waktu.

Dari wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner yang telah

dilakukan, penulis kemudian memasukkan hasil jawaban kedalam rumus yang

telah ditentukan yang akan di bahas pada pembahasan berikutnya untuk

menjelaskan seperti apa efektivitas pelaksanaan sistem pengendalian intern

39
40

tersebut untuk keberlanjutan perusahaan pada PT. Bina Try Jaya Perkasa.

Perusahaan industri pakan ternak PT. Bina Try Jaya Perkasa merupakan

salah satu perusahaan industri yang mengolah pakan ternak yang berlokasi

dijalan Tarakan Makassar sedangkan pabrikanya di Kawasan Industri Makassar.

Dimana kegiatannya adalah memproduksi berbagai macam pakan ternak.

Perusahaan ini memasarkan produknya dalam wilayah makassar karena banyak

permintaan dari daerah maka perusahaan ini memperluas wilayah penjualannya

kebeberapa daerah seperti: Takalar, Jeneponto, Bulukumba, Maros, Pangkep

dan Pinrang.

Rencana pelaksanaan dan pengendalian setiap promosi harus didukung.

Rencana pelaksanaan harus pula mempertimbangkan waktu persiapan (lead

time) dan waktu penjualan (sell of time), waktu persiapan adalah waktu yang

diperlukan untuk menetapkan program sampai program dilancarkan. Program

tersebut mencakup perencanaan awal, rencana modifikasi kemasan, bahan-

bahan yang akan diposkan dan dibagi-bagikan ke rumah, persiapan iklan, bahan-

bahan yang akan dijual, daftar wiraniaga, rencana alokasi penyalur, pembeli atau

pencetakan premi khusus atau pengemasan barang khusus, produksi awal dari

persediaan dan penahanan dipusat-pusat distribusi agar dapat mengeluarkan

produk itu pada suatu waktu tertentu, dan akhirnya di distribusi kepada para

pengecer. Waktu penjualan dimulai pada saat barang dikeluarkan dan berakhir

apabila kurang lebih 95% barang dagangan tersebut sudah ditangan konsumen

yang mungkin membutuhkan waktu satu sampai beberapa bulan.

Laporan bulanan berisi data penyaluran disrtibutor ke para pengecer,

nota-nota pembelian harus lengkap mulai dari pembelian ke produsen maupun

penjualan ke konsumen. Data yang selalu dalam pengawasan yaitu jumlah


41

produk yang di order oleh masing-masing kios resmi, stok awal pada bulan

berjalan, total penjualan atau penyaluran dan stok pada akhir periode laporan.

B. Standar Operasional Prosedur pada PT. Bina Try Jaya Perkasa

1. Proses Pembelian Bahan Baku

a. Mendapatkan permintaan pembelian dari departemen produksi.

b. Bagian produksi mengisi nama pemasok, alamat, telepon, dan contact

person (berupa rekomendasi)

c. Memverifikasi apakah pemasok apakah itu merupakan pemasok utama

atau bukan. Kalau bukan, maka akan dilakukan komparasi harga antar

pemasok yang lain.

d. Memasukkan nomor catalog, deskripsi barang, harga per unit, dan total

unit dan harga di dalam Surat Permintaan Pembelian.

e. Memastikan bahwa barang yang diminta tidak ada di dalam gudang.

f. Menyatakan jastifikasi untuk pembelian barang.

g. Membubuhkan tanda tangan dan nama serta tanggal pada form

permintaan pembelian.

h. Agen pembelian akan menentukan apakah item tersebut dapat dibeli

dengan regular Purchase Order atau tidak.

2. Proses Pengeluaran Bahan Baku Produksi dari Gudang

a. Kepala Bagian Produksi membuat jadwal produksi harian berupa Daftar

Kegiatan Produksi Harian dan Lembar Penggunaan Bahan Baku.

b. Dokumen-dokumen tersebut diajukan kepada Manajer Produksi untuk

disetujui.
42

c. Dari bagian produksi, DKPH dan LPBB ini kemudian diberikan kepada

Bagian Gudang dan Persediaan.

d. Kepala Bagian Gudang dan Persediaan memeriksa dokumen tersebut

dan membuat Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang

(BPPBG).

e. Staf Gudang dan Persediaan ini mengirimkan bahan baku kepada bagian

produksi, dan meminta tanda tangan penerima di Bukti Terima Barang.

f. Staf Gudang dan Persediaan mencatat bahan baku yang keluar dari

gudang dalam Kartu Persediaan Barang (KPB) sesuai dengan rincian

barangnya tersebut.

3. Proses Pemasukkan Barang Jadi ke Gudang

a. Bagian finishing produksi membuat Laporan Produk Jadi dan

menyerahkannya kepada Kepala Bagian Produksi untuk diotorisasi.

b. Bagian finishing produk menyerahkan produk jadi yang telah dikemas dan

Salinan laporannya yang sudah diotorisasi kepada Kepala Bagian

Gudang dan Persediaan.

c. Laporan asli yang sudah diotorisasi diarsipkan di bagian produksi.

d. Kepala Bagian Gudang dan Persediaan mengecek kuantitas dan

spesifikasi produk yang terdapat di Laporan Produk Jadi dengan kondisi

fisiknya. Dan juga dilakukan penghitungan oleh Staf Bagian Gudang dan

Persediaan di bawah pengawasan Kepala Bagian Gudang dan

Persediaan.

e. Penghitungan barang ini dilakukan dua kali, dimana penghitungan

pertama dan kedua dilakukan oleh orang yang berbeda (pemeriksaan


43

independen secara intern dengan dokumen Kartu Penghitungan

Persediaan)

f. Staf Bagian Gudang dan Persediaan memasukkan produk jadi ke gudang

dan mencatat di Kartu Persediaan Barang apabila telah sesuai dengan

dokumennya.

g. Pengaturan barang ditempatkan berdasarkan tipe barang dan disusun

berdasarkan tanggal Penerimaan.

4. Penghitungan Persediaan

Sistem penghitungan fisik persediaan dilakukan oleh perusahaan untuk

menghitung secara fisik persediaan yang disimpan di gudang, dimana hasilnya

nanti digunakan untuk meminta pertanggungjawaban bagian gudang dan

persediaan mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan, dan catatan persediaan

yang dibuat.

a. Penghitungan dilakukan oleh orang-orang yang tidak ditugasi untuk

menyimpan persediaan (memperhatikan pemisahan tugas).

b. Tiap staf di bagian gudang mendapat tugas yang jelas mengenai jenis

persediaan yang menjadi tanggung jawabnya.

c. Harus dilakukan penghitungan kedua oleh staf gudang yang lain setelah

pemeriksaan pertama dilakukan. (pemeriksaan independen secara

intern).

d. Pemeriksaan dilakukan setiap hari, khususnya dilakukan setiap ada

barang persediaan yang masuk dan keluar dari gudang, yang kemudian

dicatat dalam Kartu Penghitungan Persediaan (KP Persediaan).


44

e. Harus ditunjuk pengawas yang bertugas untuk menentukan (pada akhir

penghitungan) bahwa semua jenis persediaan diberi kartu dan tidak ada

satu jenis persediaan pun yang diberi lebih dari satu kartu.

5. Aktivitas Departemen Produksi

a. Dokumen yang dibuat dan yang terkait dalam proses produksi harus

diberikan kepada yang berhak menerimanya dan harus diotorisasi oleh

pihak yang berwenang.

b. Yang menandatangani dokumen harus bertanggung jawab penuh

terhadap isi dan informasi dokumen tersebut.

c. Arsip dokumen harus disimpan dengan baik dalam bentuk hardcopy

ataupun softcopy.

d. Dokumen yang keluar dari departemen produksi (menuju pihak eksternal

dari perusahaan) harus diberi stempel perusahaan di sebelah

tandatangan dari pihak yang mengotorisasi.

6. Proses Produksi

a. Mendapatkan Laporan Hasil Pengujian Produk yang akan diproduksi dari

Departemen Research and Development yang telah disetujui dalam rapat

direksi, dimana rancangan ini diserahkan ke Bagian Produksi.

Manajer Produksi membuat Bukti Terima Dokumen dan ditandatangani

pula oleh Staf Research and Development yang memberikan Laporan

Hasil Pengujian Produk tersebut.

b. Rencana dan Jadwal Produksi

1) Kepala Bagian Produksi mempersiapkan jadwal produksi dan form

mengenai data untuk permintaan produksi (dengan otorisasi tertentu)

mengenai jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi


45

sebanyak 2 rangkap. (Form tentang kegiatan produksi : Daftar

Kegiatan Produksi Harian dan Lembar Penggunaan Bahan Baku).

2) Manager Produksi memeriksa dan menandatangani Daftar Kegiatan

Produksi Harian (DKPH) dan Lembar Penggunaan Bahan Baku

(LPBB).

3) Rangkap pertama dari masing-masing formulir tersebut diserahkan ke

Bagian Gudang, dan rangkap kedua asli disimpan Bagian Produksi.

4) Kepala Bagian Gudang mendata seluruh komponen bahan baku yang

dibutuhkan dan menyesuaikan jumlah kuantitas bahan baku yang

tersedia dengan yang dibutuhkan (memeriksa permintaan kebutuhan

produksi dengan persediaan yang tercatat dalam Kartu Persediaan).

c. Persiapan produksi.

1) Staf Produksi memastikan kuantitas bahan baku yang diterima dari

gudang sesuai dengan yang ada pada LPBB dibandingkan dengan

Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang (BPPBG) yang

dibuat oleh Kepala Bagian Gudang.

2) Kepala Bagian Produksi memastikan persiapan bahan baku telah

sesuai dengan jenis produk yang akan diproduksi.

3) Menempatkan bahan baku ke dalam mesin proses bahan baku

dengan kuantitas yang disesuaikan kapasitas masing-masing mesin.

d. Inspeksi Produk

1) Tiap-tiap produk diperiksa apakah kualitasnya sudah memenuhi

standar yang ditetapkan oleh bagian quality control sesuai dengan

prosedur pemeriksaan barang.

2) Produk yang tidak memenuhi standar disisihkan dan ditempatkan


46

pada rejected product area dan tidak dihitung sebagai produk jadi.

3) Untuk produk yang sudah memenuhi standar diserahkan langsung

pada bagian packing akhir.

e. Produk Jadi

1) Menghitung jumlah barang jadi yang sudah dikemas.

2) Barang jadi yang sudah didata tersebut dimasukkan bagian ke dalam

gudang dengan melampirkan Laporan Produk Jadi, yang telah

mendapat persetujuan Kepala Bagian Produksi dan sesuai prosedur

pelaksana.

3) Di gudang dilakukan perhitungan kembali kuantitas produk jadi untuk

disesuaikan dengan yang tertera pada LPJ dan dilakukan

penghitungan oleh Staf Bagian Gudang dan Persediaan di bawah

pengawasan Kepala Bagian Gudang dan Persediaan.

4) Penghitungan barang ini dilakukan dua kali, dimana perhitungan

pertama dan kedua dilakukan oleh orang yang berbeda (pemeriksaan

independen secara intern).

5) Menyampaikan dan melaporkan kegiatan produksi yang terjadi

selama berkala kepada jajaran manajemen yang lain.

C. Pelaksanaan Sistem pengendalian Intern Pada PT. Bina Try Jaya

Perkasa

Sistem Pengendalian intern sangat penting bagi setiap perusahaan untuk

mengkoordinasi dan mengawasi jalannya aktivitas perusahaan. Hal ini

dimaksudkan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang dapat menimbulkan

kerugian perusahaan seperti penyelewengan, kecurangan, pemborosan, dan

pencurian baik dari pihak internal maupun pihak eksternal, perusahaan dalam
47

menilai perusahaan serta untuk mengevaluasi dan mengambil tindakan

perbaikan dalam mengantisipasi kelemahan perusahaan. PT. Bina Try Jaya

Perkasa menerapkan pengendalian intern yang meliputi unsur-unsur sebagai

berikut:

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan dasar yang utama di dalam

lingungan perusahan sehingga tercermin sikap dan tindakan manajemen

mengenai pengendalian perusahaan. Lingkungan pengendalian erat

hubungannya dengan pelaksanaan oprasional, yaitu para pegawai yang

melaksanakan kegiatan perusahaan. Sehingga secara langsung akan

menentukan corak organisasi yang akan mempengaruhi kesadaran

mengendalikan para pegawai yang terdiri dari:

a. Falsafah Manajemen dan Gaya Operasi

Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar (basic beliefts) yang menjadi

parameter bagi perusahaan dan karyawannya, sedangkan gaya operesi

mencerminkan ide manejer tentang bagaimana operasi suatu kesatuan

usaha harus dilaksanakan. Tujuan utama manajemen adalah

meningkatkan laba perusahaan dan mengembangkan perusahaan.

Filosofi manajemen PT. Bina Try Jaya Perkasa yaitu berkembang

perlahan tapi pasti. Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya pelanggan

dan jenis produk tahunnya. Pimpinan selalu memperhatikan pencapaian

target pelayanan dengan membandingkan anggaran dan realisasinya.

Selain itu pimpinan juga selalu mengevaluasi hasil laporan dari

bawahannya. Pimpinan PT. Bina Try Jaya Perkasa sangat

memperhatikan staf dan pegawai/karyawan dalam pelaksanaan tugas


48

dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga staf dan para pegawai,

baik pegawai tetap maupun honorarium bekerja dengan sungguh-

sungguh untuk mempertanggungjawabkan pekerjaan kepada atasannya.

Falsafa manajemen dan gaya operasi ini dapat mengurang dan meredam

tindakan penyelewengan yang dilakukan oleh individu-individu di dalam

organisasi PT. Bina Try Jaya Perkasa

b. Struktur Organisasi.

Kesatuan struktur organisasi menyediakan kerangka kerja operasi

perusahaan untuk mencapai keseluruhan tujuan perusahaan yang telah

direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan diawasi. Penentuan

struktur organisasi yang memadai termasuk memikirkan lingkup

pelimpahan wewenang dan tanggung jawab serta garis komando yang

jelas. Struktur organisasi yang ditetapkan di PT. Bina Try Jaya Perkasa

disusun secara jelas dan sistematis, sehingga tidak ada tugas rangkap

yang dapat menimbulkan penyimpangan. Struktur organisasi tersebut

menggambarkan uraian tugas yang jelas, baik menyangkut wewenang,

tanggungjawab, fungsi maupun hubungan organisasi, sehingga terlihat

adanya pemisahan tugas dan fungsi yang cukup baik yang memudahkan

pekerjaan seseorang dan tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian

tujuan organisasi

c. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab

Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab telah diuraikan dalam

struktur organisasi sehingga setiap karyawan akan bekerja sesuai dengan

bagian dan tugasnya seperti yang tercantum dalam uraian tugas,

termasuk bagian yang terlibat dalam penerimaan, pengeluaran, otorisasi,


49

dan pemeriksaan kas. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab

tersebut biasanya melalui surat khusus yang mendelegasikan wewenang

kepada yang menerimanya.

d. Kebijakan Perusahaan

Pimpinan perusahaan memberikan perhatian kepada para bawahannya

dengan cara memberikan berbagai insentif yang memadai, memberikan

tunjangan-tunjangan bagi karyawan yang menduduki jabatan tertentu,

seperti tunjangan hari raya dan prestasi kerjanya. Para pengawai yang

ada pada PT. Bina Try Jaya Perkasa pada umumnya telah mematuhi

peraturan-peraturan yang ada di lingkungan kantor pemerintah dan

BUMN, walaupun masih ada beberapa karyawan yang melanggarnya,

misalnya terlambat masuk kerja.

2. Penilaian Resiko

Penilaian resiko bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan

mengelola resiko yang berhubungan dengan pengendalian intern. Resiko-

resiko yang ada disebakan oleh faktor-faktor intrn dan extern. Resiko dapat

timbul oleh keadaan sebagai berikut :

a. Perubahan Lingkungan PT. Bina Try Jaya Perkasa

Perubahan peraturan atau lingkungan opersai organisasi dapat

mengakibatkan perubahan dalam tekanan persaingan dan resiko yang

bebeda. PT. Bina Try Jaya Perkasa terus berusaha melakukan

penyempurnaan sistem pengendalian intern agar terhindar dari

manipulasi dan pencurian dengan dilakukannya evalusai dan perbaikan-

perbaikan atas pengendalian intern yang telah berjalan jika terdapat

kelemahan, termasuk kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan yang


50

ada, sehingga dapat meminimalkan atau mengantisipasi resiko yang

mungkin timbul.

b. Pegawai Baru

Dengan adanya pengawai baru yang masih mempunyai semangat kerja

yang tinggi akan memacu pengawai lainnya untuk bekerja dengan lebih

baik. Disamping itu, PT. Bina Try Jaya Perkasa merekrut pengawai yang

baik dan berkualitas serta melakukan / mengutus pendidikan dan

pelatihan untuk menanggulangi rasio tenaga kerja dengan kapasitas

pekerjaan.

c. Teknologi Baru

PT. Bina Try Jaya Perkasa telah menggunakan sistem koputarisasi dalam

membuat bukti-bukti transaksi, sehingga dapat meminimalkan

kecurangan yang mungkin terjadi dan menefesiankan atau menghemat

waktu kerja. Tetapi untuk system absensi perusahaan masih

menggunakan cara manual yang memungkinkan terjadinya

penyimpangan.

3. Aktivitas Pengendalian

Penerimaan kas pada PT. Bina Try Jaya Perkasa diperoleh dari

penjualan yang diberikan dengan memperoleh imbalan langsung secara tunai

dari pelanggan atau masyarakat. Pengendalian kas melalui bagian

penerimaan dengan membuat dan menggandakan bukti-bukti penerimaan,

merekam dalam file computer dan menyimpan arsip beserta uangnya,

kemudian membuat laporan kepada bangian keuangan setiap hari. Bagian

keuangan sebelumnya memaraf bukti penerimaan/penyetoran yang dibuat


51

oleh kasir, mencocokan terlebih dahulu antara jumlah uang yang diterima

dengan bukti-bukti yang telah diterima. Kasir melaporkan kepada bagian

akuntasi untuk dicatat. Sedangkan dalam pengeluaran untuk keperluan

operasional, kasir mengeluarkan uang setelah mendapat persetujuan dan

diparaf oleh bangian keuangan kemudian melaporkannya kepada bangian

akuntasi. Bagian akuntasi membuat laporan kas yang diperiksa setiap

harinya oleh kepala bangian keuangan. Akibat transaksi penerimaan dan

pengeluaran kas sering terjadi penyelewengan/penyalagunaan untuk hal-hal

yang tidak semestinya, maka PT. Bina Try Jaya Perkasa memerlukan

pengendalian intern yang diharapkan dapat menciptakan pengelolaan kas

yang efektif. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pengendalian intern yang

telah dilaksanakan harus senantiasa dievaluasi dan ditinjau ulang. Aktivitas

pengendalian (Control Activitas) terdiri dari kebijakan dan prosedur yang

dirasakan bahwa diperlukan tindakan untuk meredam resiko dalam upaya

pencapaian keseluruhan tujuan secara umum. Unsur-unsur aktivitas sebagai

berikut:

a. Pelaksanaan review.

b. Pengendalian fisik.

c. Pemisahan tugas.

4. Informasi dan Komunikasi

Untuk mencapai pengendalin intern yang efektif, maka informasi dan

komunikasi harus berjalan dengan baik. Diantaranya dengan pencatatan

informasi yang baik, panduan kebijakan yang tercantum pada peraturan PT.

Bina Try Jaya Perkasa dan laporan keuangan yang disusun secara priodik.

Unsur-unsur dari informasi dan komunikasi adalah sebagai berikut:


52

a. Menyusun dan mencatat semua transaksi yang sah

Bagian akuntansi telah menyusun dan mencatat semua transaksi yang

sah misaln ya transaksi yang memiliki bukti-bukti pendukung yang telah

diotorisasi serta sesuai dengan waktu terjadinya transaksi yang dicatat.

Kemudian hasil pekerjaannya diperiksa oleh kepala bagian akuntansi dan

keuangan. Sehingga menghasilkan informasi yang memadai dan tepat

waktu. Informasi tersebut membantu melaksanakan pengendalian intern

diperusahaan dan proses pengambilan keputusan oleh direktur.

b. Pengklasifikasian transaksi keuangan

Bagian akuntansi selalu mencantumkan tanggal, bulan dan tahun pada

saat transaksi dan mengklasifikasikan transaksi tersebut. Dengan

demikian yang diberikan oleh bagian akuntansi tersebut mudah

dimengerti oleh yang membutuhkannya

c. Komunikasi

Komunikasi di dalam berorganisasi baik secara lisan yang berupa

tindakan yang dilakukan oleh manajemen maupun tulisan yang berupa

laporan pertanggung jawaban telah berlangsung dengan baik, sehingga

dapat mempermudah pengendalian intern di PT. Bina Try Jaya Perkasa.

Kasir selalu meminta persetujuan dari bagian keuangan dalam

mengeluarkan uang. Kemudian bagian keuangan memeriksa bukti-bukti

transaksi dengan uang yang ada dan membuat laporan kepada bagan

Kepala Akuntansi dan Keuangan.Selanjutnya Kepala Bagian Akuntansi

dan keuangan membuat laporan dan mempertanggung jawabkan kepada

Direktur.
53

5. Pemantauan

Pemantauan PT. Bina Try Jaya Perkasa dilaksanakan oleh bagian-

bagian yang terkait. Misalnya pemantauan untuk kegiatan penerimaan dan

pengeluaran serta pencatatan kas dilaksanakan oleh Kepala Bagian

Akuntansi dan Keuangan. Pemantauan secara umum pada PT. Bina Try

Jaya Perkasa yang dilakukan oleh piminan terhadap bagian-bagian yang ada

di dalam perusahaan.Kemudian hasil dari pemantauan tersebut di evaluasi

dan di ambil tindakan koreksi bila terjadi penyimpanan.

Adapun siklus penjualan pada PT. Bina Try Jaya Perkasa adalah sebagai

berikut :

1. Pelanggan melakukan pemesanan barang dengan membuat daftar

pesanan rangkap 2 Rangkap pertama diberikan ke bagian penjualan.

Rangkap kedua disimpan untuk melakukan pembayaran DP.

2. Pelanggan melakukan pembayaran DP, kemudian bukti pembayaran DP

diserahkan kepada bagian keuangan.

3. Bagian penjualan membuat surat jalan rangkap dua Rangkap pertama

diserahkan kebagian keuangan. Rangkap kedua disimpan untuk

diserahkan kepada bagian pengiriman.

4. Bagian penjualan menyerahkan daftar nama barang yang dipesan dan

surat jalan ke bagian pengiriman.

5. Pelanggan melakukan pelunasan pembayaran atas barang yang telah

dipesan dan menyerahkan ke bagian keuangan.

6. Bagian pengiriman melakukan pengiriman barang dan membuat daftar

barang yang dikirim serta dokumen resi masing-masing rangkap dua.

Rangkap pertama dokumen resi disimpan sebagai bukti pengiriman.


54

Rangkap kedua dokumen resi dan rangkap pertama daftar barang yang

telah dikirim diserahkan kepada pelanggan. Rangkap kedua daftar barang

yang telah dikirim diserahkan kebagian penjualan.

7. Bagian penjualan menerima daftar barang yang telah dikirim dan

menyerahkan kepimpinan.

8. Bagian keuangan melakukan pengecekan surat jalan dan seluruh bukti

pembayaran, kemudian membuat laporan keuangan dan diserahkan

kepada pimpinan.

9. Pimpinan menerima laporan keuangan dan laporan penjualan. Setelah itu

pimpinan melakukan pengecekan atau memvalidasi laporan penjualan

dan laporan keuangan sehingga menghasilkan laporan penjualan dan

laporan keuangan tervalidasi.

Berdasarkan penjelasan diatas mengenai siklus penjualan pada PT. Bina

Try Jaya Perkasa dari awal pelanggan melakukan pemesanan barang, hingga

pada tahap pimpinan menerima laporan keuangan dan penjualan. Untuk

memperjelas siklus penjualan PT. Bina Try Jaya Perkasa juga dapat dilihat dari

flowchart penjualan dibawah ini :


55

Flow Chart Sistem pengendalian internal penjualan

Bagian Pengiriman Pimpinan

11
1
14

1.Daftar barang 2.Surat


yang dipesan jalan

Laporan Penjualan

1
5
Melakukan
pengiriman
barang
Laporan Keuangan

2
2 1.Dokumen
1.Daftar barang yang
telah dikirim Resi

Memvalidasi
laporan
keuangan dan
laporan
penjualan

13 12 11
Laporan Keuangan Laporan penjualan
tervalidasi tervalidasi

selesai
56

Flowchart Sistem Pengendalian Internal Penjualan


Pelanggan Bagian Penjualan Bagian Keuangan

B
Mulai 1.Daftar barang
yang dipesan A

Bukti
pembayaran
Melakukan DP
pemasaran
barang
Membuat
surat jalan

Mencatat
transaksi dalam
2
1.daftar barang kas masuk
yang dipesan

2
1.surat Jalan
Bukti kas masuk dan
bukti pembayaran DP
Melakukan
pemabyaran

C
A
1 Surat jalan
1.Daftar barang
D
Bukti yang dipesan
Bukti pelunasan
pembayaeran
pembayaran
DP
Bukti Pelunasan
1 Pembayaran

D B

2.Daftar barang Melakukan


telah dikirim pengecekan surat
dan bukti pelunasan
pembayaran
12
Bukti kas masuk dan bukti
pelunasan pembayaran
Membuat
laporan
penjualan
C

Bukti kas masuk


2.Dokumen
1.Daftar barang dan bukti
Resi Laporan
yang telah dikirm pembayaran DP
penjualan

14 Membuat
laporan
keuangan

15 laporan
keuangan
57

D. Analisis Efektif Sistem Pengendalian Intern

Berdasarkan analisis dari hasil wawancara mengenai sistem

pengendalian intern pada PT. Bina Try Jaya Perkasa. penulis telah melakukan

pengumpulan data dari 22 responden dengan cara menyebarkan kuesioner di

lingkungan PT. Bina Try Jaya Perkasa. Berikut hasil keseluruhan jawaban

kuisioner.

Tabel IV.1
Hasil Keseluruhan Jawaban Kuisioner
Analisis Sistem Pengendalian Intern untuk keberlanjutan perusahaan

22 REPONDEN

Unsur Pengendalian Jumlah Jumlah Poin


Ya Tidak
Intern Pertanyaan Pertanyaan

Linkungan Pengendalian 7 154 151 3

Penaksiran Resiko 8 176 150 26

Aktivitas Pengendalian 10 220 199 21

Informasi dan Komunikasi 4 88 88 0

Pemantauan 5 110 105 5

Total 34 748 693 55

Jumlah keseluruhan jawaban “Ya” sebanyak 693 butir jawaban,

sedangkan jawaban “Tidak” sebanyak 55 butir. Dengan jumlah jawaban

seluruh responden sebanyak 748.

693
100% = 100% = 92,65%
ℎ 748

151
Lingkungan Pengendalian 100% = 98,05%
154
58

150
Penaksiran risiko 100% = 85,23%
176
191
Aktivitas penendalian 100% = 90,45%
220
88
informasi dan komunikasi 100% = 100%
88

105
Pemantauan 100% = 95,45%
110

Kriteria penilaian hasil jawaban sebagai berikut.

0%-25% Pengendalian intern tidak efektif

26%-50% Pengendalian intern kurang efektif

51%-75% Pengendalian intern cukup efektif

76%-100% Pengendalian intern sangat efektif

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya mengenai

efektivitas sistem pengendalian intern dalam keberlanjutan perusahaan pada PT.

Bina Try Jaya Perkasa, maka penulis berpendapat bahwa PT Bina Tri Jaya

Perkasa telah menerapkan sistem pengendalian intern secara efektif dengan

persentase keefektifan sebesar 92,65 persen. Hasil tersebut berasal dari

pengolahan data kuisioner. dimana dalam kuisioner tersebut berisi pertanyaan-

pertanyaan yang mengacu pada penerapan sistem pengendalian intern pada PT

Bina Tri Jaya Perkasa, di mana unsur lingkungan pengendalian sebanyak 7 butir

pertanyaan, unsur penilaian risiko sebanyak 8 butir pertanyaan, unsur aktivitas

pengendalian sebanyak 10 butir pertanyaan, unsur informasi dan komunikasi

sebanyak 4 butir pertanyaan, dan unsur pemantauan sebanyak 5 butir

pertanyaan.
59

E. Laporan Keuangan Perusahaan

Setiap jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun, perusahaan perlu

memperhitungkan hasil usaha perusahaan yang dituangkan dalam bentuk

laporan rugi laba. Dalam menganalisis tingkat kemampuan PT. Bina Try Jaya

Perkasa di Makassar, dalam mengelola keuangannya selama tiga tahun terakhir

ini, maka penulis menganalisis rasio-rasio keuangan perusahaan mulai tahun

2016 sampai tahun 2018 dalam laporan laba rugi. Untuk lebih memudahkan

penulisan ini, maka diperlihatkan salinan laporan perhitungan laba rugi selama

tiga tahun terakhir, yang terlihat pada tabel berikut.


60

LAPORAN LABA RUGI PT. BINA TRY JAYA PERKASA MAKASSAR


PER 31 DESEMBER 2016

Penjualan ……………………………………………… Rp.68.000.000,-

Pers. Brg. Dagangan, 1 jan 04 Rp.3.500.000,-

Pembelian …………… Rp.37.600.000,-

Pot. Pembelian ……… Rp. 1.400.000,-

Pemb. Bersih ………… Rp.36.200.000,-

Ongkos Angkut ……… Rp. 8.800.000,- Rp.45.000.000,-

Total Pers. Untuk Dijual ……………… Rp.48.500.000,-

Pers Brg Dagangan, 31-12-04 ………… Rp. 2.500.000,-

Hrg Pokok Brg Terjual ………………………………… Rp.46.000.000,-

Laba Kotor …………………………………………. Rp.40.000.000,-

By Adm Penjualan dan By Umum …………………… Rp.29.500.000,-

Laba Usaha ………………………………………… Rp.10.500.000,-

Bunga (10% Obligasi) …………………………...... Rp. 2.000.000,-

Laba Sebelum Pajak ………………………………. Rp. 8.500.000,-

Pajak …………………………………………………. Rp. 1.275.000,-

Laba Setelah Pajak …………………………………. Rp. 7.225.000,-

Sumber Data : PT. Bina Try Jaya Perkasa di Makassar (2019)


61

LAPORAN LABA RUGI PT. BINA TRY JAYA PERKASA MAKASSAR


PER 31 DESEMBER 2017

Penjualan ……………………………………………… Rp.97.000.000,-

Pers. Brg. Dagangan, 1 jan 04 Rp.2.500.000,-

Pembelian …………… Rp.45.500.000,-

Pot. Pembelian ……… Rp. 1.300.000,-

Pemb. Bersih ………… Rp.44.200.000,-

Ongkos Angkut ……… Rp. 7.800.000,- Rp.52.000.000,-

Total Pers. Untuk Dijual ……………… Rp.54.500.000,-

Pers Brg Dagangan, 31-12-04 ………… Rp. 1.500.000,-

Hrg Pokok Brg Terjual ………………………………… Rp.53.000.000,-

Laba Kotor …………………………………………. Rp.44.000.000,-

By Adm Penjualan dan By Umum …………………… Rp.31.500.000,-

Laba Usaha ………………………………………… Rp.12.500.000,-

Bunga (10% Obligasi) …………………………...... Rp. 1.800.000,-

Laba Sebelum Pajak ………………………………. Rp. 10.700.000,-

Pajak …………………………………………………. Rp. 1.155.000,-

Laba Setelah Pajak …………………………………. Rp. 9.545.000,-

Sumber Data : PT. Bina Try Jaya Perkasa di Makassar (2019)


62

LAPORAN LABA RUGI PT. BINA TRY JAYA PERKASA MAKASSAR


PER 31 DESEMBER 2018

Penjualan …………………………………………… Rp.117.500.000,-

Pers. Brg. Dagangan, 1 jan 04 Rp.1.500.000,-

Pembelian …………… Rp.52.000.000,-

Pot. Pembelian ……… Rp. 1.750.000,-

Pemb. Bersih ………… Rp.50.250.000,-

Ongkos Angkut ……… Rp. 11.250.000,- Rp.61.500.000,-

Total Pers. Untuk Dijual ……………… Rp.63.000.000,-

Pers Brg Dagangan, 31-12-04 ………… Rp. 2.000.000,-

Hrg Pokok Brg Terjual ………………………………… Rp.61.000.000,-

Laba Kotor …………………………………………. Rp.56.500.000,-

By Adm Penjualan dan By Umum …………………… Rp.31.500.000,-

Laba Usaha ………………………………………… Rp.25.000.000,-

Bunga (10% Obligasi) …………………………...... Rp. 1.620.000,-

Laba Sebelum Pajak ………………………………. Rp. 23.380.000,-

Pajak …………………………………………………. Rp. 3.507.000,-

Laba Setelah Pajak …………………………………. Rp. 19.873.000,-

Sumber Data : PT. Bina Try Jaya Perkasa di Makassar (2019)


63

F. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data dari hasil persentase jawaban dari kelima unsur-unsur

sistem pengendalian internal. dimana unsur lingkungan pengendalian

menghasilkan 98,05% menjawab “Ya” yang berarti unsur lingkungan

pengendalian telah efektif, Persentase pada unsur lingkungan pengendalian

setara dengan suasana yang diciptakan dalam lingkungan kerja pada PT. Bina

Try Jaya Perkasa. Dalam menata pekerjaan karyawannya PT. Bina Try Jaya

Perkasa menetapkan standar operasional prosedur (SOP) pada setiap divisi,

dimana setiap divisi harus melakukan tugas mereka masing - masing sesuai

dengan SOP yang telah ditetapkan.

Presentase jawaban pada unsur penilaian risiko sebanyak 85,23%

menjawab “Ya”, hal ini menandakan bahwa PT. Bina Try Jaya Perkasa telah

menerapkan unsur penaksiran resiko secara efektif. Koesioner yang telah

dibagikan terkait unsur penaksiran resiko berisi upaya perusahaan dalam

meminimalisir resiko yang mungkin terjadi, jadi, dengan melihat hasil presentase

menandakan bahwa perusahaan telah berupaya sebaik mungkin untuk

meminimalisir resiko yang mungkin saja terjadi.

Hasil presentase unsur aktivitas pengendalian memperoleh 90,45%

jawaban “Ya” yang juga berarti telah efektif, sesuai dengan kebijakan yang

tertulis tentang kedisiplinan dan kejujuran dalam bekerja pada PT. Bina Try Jaya

Perkasa, serta ketika terdapat laporan mengenai adanya penyimpangan oleh

karyawan akan langsung ditindak lanjut.

Hasil Presentase jawaban pada unsur informasi dan komunikasi

memperoleh 100% jawaban “Ya”. Pada unsur informasi dan komunikasi di

PT. Bina Try Jaya Perkasa dapat dilihat bahwa pengendalian berjalan dengan
64

efektif. Pada bagian akuntansi telah menyusun dan mencatat semua transaksi

yang sah misalnya transaksi yang memiliki bukti-bukti pendukung yang telah

diotorisasi serta sesuai dengan waktu terjadinya transaksi yang dicatat.

Kemudian hasil pekerjaannya diperiksa oleh kepala bagian akuntansi dan

keuangan. Sehingga menghasilkan informasi yang memadai dan tepat waktu.

Hasil Presentase jawaban terkait unsur pemantauan sebanyak 95,45%

jawaban “Ya”. Hal ini menunjukkan bahwa pada unsur pemantauan pengendalian

berjalan efektif. Pada pemantauan PT. Bina Try Jaya Perkasa dilaksanakan oleh

bagian-bagian yang terkait. Misalnya pemantauan untuk kegiatan penerimaan

dan pengeluaran serta pencatatan kas dilaksanakan oleh Kepala Bagian

Akuntansi dan Keuangan. Pemantauan secara umum pada PT. Bina Try Jaya

Perkasa yang dilakukan oleh piminan terhadap bagian-bagian yang ada di dalam

perusahaan. Kemudian hasil dari pemantauan tersebut di evaluasi dan di ambil

tindakan koreksi bila terjadi penyimpanan.

Sesuai kategori penilaian mengenai hasil perhitungan efektivitas

pengendalian intern yang telah ditetapkan diatas maka tingkat efektivitas

pengendalian internal pada PT. Bina Try Jaya Perkasa berada pada kategori

sudah efektif dengan hasil perhitungan sebesar 92,65%. Hasil perhitungan ini

menunjukkan bahwa pelaksanaan pengendalian internal di dalam perusahaan

sudah berjalan efektif, masing-masing unsur-unsur pengendalian internal telah

berjalan dengan efektif. Dalam hal ini juga dapat dilihat pada laporan keuangan

PT. Bina Try Jaya Perkasa dari periode tahun 2016-2018 mengalami

peningkatan.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Maulana Yusup (2011), Okky Faisal Adam (2015), Oka Reza Aditya (2017), Sri
65

Rokhlinasari (2016), Putri Seyla Taradipa (2016), Andhika Ariadharma, 2015,

tetapi tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nindita Niken

Palupi (2015), Zulkarnain Usman (2015), Ika Listianan (2017), Rusda Irawati

(2017). Karena ketidaksesuaian sistem pengendalian internal.


66

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dari data yang diperoleh melalui

observasi, wawancara, dokumentasi, kepustakaan, dan kuisioner yang diajukan

oleh penulis kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini, maka

penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut.

Penerapan Sistem Pengendalian Intern PT. Bina Try Jaya Perkasa

Makassar sudah efektif dan sesuai teori yang ada. Hal ini dapat dilihat dari

persentase pencapaian hasil jawaban kuisioner sebesar 92,65 persen yang

meliputi penjabaran penerapan unsur-unsur sistem pengendalian intern berikut

ini.

1. Lingkungan Pengendalian sebesar 98,05 %

2. Penaksiran Risiko sebesar 85,23 %

3. Aktivitas Pengendalian sebesar 90,45 %

4. Informasi, Komunikasi, dan Akuntansi 100%

5. Pemantauan sebesar 95,45%

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka

penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. untuk meminimalkan resiko yang terjadi diperusahaan yang diakibatkan oleh

resiko dari dalam perusahaan, pihak manajemen hendaknya mengoptimalkan

program pelatihan bagi karyawannya, sehingga perubahan-perubahan yang

66
67

datangnya dari luar bisa diantisipasi dengan segera.

2. Sistem Pengendalian intern pada PT. Bina Try Jaya Perkasa Makassar yang

telah efektif sebaiknya tetap dipertahankan dan lebih ditingkatkan.


68

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Regresi: Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta: BPFE

Arfiyani, Indri. 2003. Pengaruh Efektivitas Pengendalian Intern Piutang terhadap


Rentabilitas pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia. Skripsi,
Universitas Negeri Semarang

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta

Azhar Susanto dan La Midjan, 2007.Sistem Informasi Akuntansi I, Lingga Jaya,


Jakarta.

COSO. (2013). Internal Control - Integrated Framework. Diakses pada 13 Juni


2017, https://www.coso.org/

Hery.2015. AnalisisLaporan Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: Center For


Academic Publishing Services.

Ikatan Akuntan Indonesia, Kompartemen Akuntan Publik. 2001. Standar


Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001. Jakarta: PT. Salemba
Empat.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis


Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE

Iriyadi. 2004. Evaluasi Atas Prosedur Pemeriksaan Operasional Dalam


Meningkatkan Efektivitas pengendalian Intern Penjualan. Jurnal Ilmiah
Ranggagading Vol.4 No.1 : 75-96.

Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi

Marjuki, Achmad Arief. 2006. Evaluasi Efektivitas Sistem Pengendalian Intern


Penjualan Kredit Pada PT. Repex International Branch Semarang.
Universitas Diponegoro Semarang (Tidak Dipublikasikan).

Mudjarad Kuncoro. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi.Jakarta :


Erlangga.

Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi. Cetakan Keempat. Jakarta : Salemba Empat.

Triandi, dan Siregar, J. D. 2008. “Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Penjualan


Terhadap Peningkatan Efektivitas Penjualan”. Jurnal Ilmiah
Ranggading. 7(2):130-137

Tuanakotta, 2013. Audit Berbasis ISA (international Standard on


Auditing).Jakarta : Salemba Empat.

68
L
A
M
P
I
R
A
N
KUESIONER
TABEL 1
EFEKTIFITAS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Tidak
No Pertanyaan Ya Tidak
Relevan

Lingkungan Pengendalian

1 Apakah perusahaan membuat standar perilaku dan


kebijakan yang harus dipatuhi karyawan?

2 Karyawan ditempatkan sesuai dengan pengetahuan dan


keterampilannya

3 Dewan komisaris/ komite audit mengawasi setiap aktivitas


manajemen

4 Terdapat dewan komisaris/ komite audit yang independen

5 Adanya Struktur organisasi dan job deskripsi yang jelas

6 Apakah karyawan mampu menyesuaikan diri sesuai


dengan bidang pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan?

7 Apakah karyawan dapat bertanggung jawab dalam setiap


tugas yang diberikan oleh perusahaan ?

Tidak
No Pertanyaan Ya Tidak
Relevan

Penaksiran Resiko

Auditor mengetahui proses penilaian risiko yang


1
dilakukan manajemen

SPI sudah memiliki cara dan teknik untuk mengendalikan


2
resiko dan berjalan efektif

Penerapan pengendalian dan evaluasi terus menerus


3
memberikan dampak positif bagi perusahaan

Kebijakan dan prosedur dapat membantu menyakinkan


4 bahwa tindakan yang diperlukan dalam menghadapi
resiko yang akan mempengaruhi pencapaian perusahaan
Perusahaan memiliki tujuan organisasi yang jelas untuk
5
memungkinkan identifikasi terjadinya risiko

Perusahaan mampu mengindetifikasi risiko terhadap


6
pencapaian tujuan di seluruh entitas
Perusahaan mampu mengidentifikasi perubahan yang
7 signifikan yang dapat mempengaruhi sistem pengendalian
internal
Perusahaan mampu mempertimbangkan potensi penipuan
8
dalam menilai resiko

Tidak
No Pertanyaan Ya Tidak
relevan

Aktivitas Pengendalian

1 Adanya pemisahan tugas sesuai dengan tanggung


jawabnya

2 Terdapat otorisasi yang jelas atas transaksi dan


aktivitas
3 Dokumen bernomor urut tercetak
4 Apakah di dalam pabrik ada CCTV termasuk di
gudang?

5 Adanya pemeriksaan kembali barang yang keluar


masuk di pos satpam

6 Pengendalian yang ada didokumentasikan dalam


prosedur uraian, flowchart, atau form lainnya.

Pemisahaan antara fungsi akuntansi,


7 penyimpanan asset operasional dalam
struktur audit internal berjalan efektif
Pemisahan tanggung jawab antara satu
8 auditor dengan auditor lainnya telah berjalan
baik
Perusahaan memiliki prosedur otorisasi yang jelas
9 bagi karyawan untuk melakukan aktivitas tertentu
dalam suatu transaksi
Perusahaan menerapkan prosedur tertentu untuk
10 memberikan keaman secara fisik yang berkaitan
dengan aset.
Tidak
No Pertanyaan Ya Tidak
relevan

Informasi dan Komunilasi

1 Transaksi dikelola dengan komputerisasi dan


dicatat di buku besar

2 Informasi diolah dengan cepat dan tepat waktu

3 Melakukan Identifikasi kelas kelas transaksi

4 Kebijakan dalam struktur pengendalian


disampaikan detail dan jelas

Tidak
No Pertanyaan Ya Tidak
relevan

Pemantauan

1 Melakukan penilaian secara berkala

2 Audit internal melakukan pengawasan yang


efektif

3 Pemantauan dilakukan oleh pihak institusi


internal independen yang khusus melakukan
pengawasan.
4 Fungsi pemantauan telah berjalan baik

5 Sistem dokumentasi yang berbentuk formal


atas prosedur pemantauan telah berjalan baik.
RIWAYAT HIDUP

MUSBAUDING lahir di Sinjai, 17 November 1996. Anak keempat dari

4 bersaudara dari pasangan suami istri Bapak Umar dan Ibu Niswa.

Penulis mulai menempuh pendidikan formal dan terdaftar sebagai siswa

di SD Neg. 29 Maroanging Kec. Sinjai Timur Kab. Sinjai dan

lulus pada tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah

Pertama yaitu SMP. NEG. 2 Sinjai Timur dan tamat pada tahun 2011. Kemudian melanjutkan

pendidikan pada MAN 2 Sinjai dan tamat pada tahun 2014. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan

pendidikan dan terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta pada Program

Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis

menyelesaikan Program Studi Strata satu (S1) dengan meraih Gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada

tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai