Anda di halaman 1dari 73

SKRIPSI

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA


PADA PT. BUDI MAKASSAR JAYA ABADI
DI KABUPATEN GOWA

NURMAWAN
105720 2992 11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015

i
SKRIPSI

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA


PADA PT. BUDI MAKASSAR JAYA ABADI
DI KABUPATEN GOWA

NURMAWAN
105720 2992 11

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen
Universitas Muhammadiyah Makassar

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015

i
ABSTRAK

Nurmawan. 105720299211. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Pada


PT. Budi Makassar Jaya Abadi. Jurusan manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Moh. Aris Pasigai,SE. MM
dan Abd. Salam HB, SE, M.Si. CA Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efisiensi penggunaan modal kerja dalam menghasilkan laba pada tahun 2012 - 2014 .
Penelitian ini menggunakan data skunder yang terdiri dari laporan keuangan
tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 yang terdir dari Neraca dan Laporan
Perhitungan Laba Rugi pada persahaan PT.Budi Makssara Jaya Abadi Kabupaten
Gowa. Metode penelitian yang digunakan adalah rasio rentabilitas yang terdiri dari
rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri yaitu untuk memprediksi
efisiensi penggunaan modal keja dalam menghasilkan laba
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil perhitungan rasio rentabilitas selama
tahun 2012 – 2014 untuk analisis rasio rentabilitas diperoleh hasil perhitungan : rasio
laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva tahun 2012 adalah 1,5 % (cukup efisien),
tahun 2013 adalah 3,9 % (cukup efisien) dan untuk tahun 2014 adalah 1,8 % (cukup
efisien); rentabilitas modal sendiri tahun 2012 adalah 21,3 % (cukup efisien),tahun 2013
adalah 31,3 % (cukup efisien) dan untuk tahun 2014 adalah 24,7 % (cukup efisien).
Pengelolaan modal kerja dan unsur-unsurnya kurang efisien, hal ini disebabkan karena
beban pokok penjualan yang terlalu tinggi.

Kata Kunci : Modal Kerja , Efisiensi , Laba

iii
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang tiada akan pernah habis kupanjatkan atas segala nikmat

dan karunia yang masih dicurahkan oleh Allah semesta alam, tempatku meminta

dan tempatku memohon, yang penuh cinta dan penuh kasih sayang, Allah SWT,

Shalawat dan salam terkirim pula kepada Kekasih Allah, Nabi Muhammad SAW,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dalam bentuk

sederhana.

Dalam proses penyusunan penyusunan skripsi ini penulis banyak dibantu

oleh banyak pihak yang ikut berpartisipasi dan membantu penulis hingga

terselesaikannya penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penghargaan yang tulus

dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada kedua orang

tua tercinta, Ibunda dan Ayahanda yang telah mengasuh, mendidik serta

menyekolahkan penulis, serta adik-adikku yang tersayang, yang menjadi

motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan studi ini. Ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya penulis tujukan kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

iii
2. Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar,

Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, SE, M.A

3. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE, MM, Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE, MM, selaku Pembimbing I dan Abd. Salam

HB, SE.,M.Si selaku Pembimbing II atas arahan dan bimbingan selama

penulisan skripsi ini hingga selesai.

5. Seluruh Staf Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Manajemen.

6. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2011 yang telah memberikan dorongan

bantuan kepada penulis sampai penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga penyusunan skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi siapa saja yang membutuhkan dalam pengembangan

wawasan. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan pengorbanan yang

telah kalian berikan kepada penulis. Amin

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, 29 Desember 2014

Penulis,

Nurmawan

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1


A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
E. Batasan Masalah ................................................................................... 6

BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................ 7


A. Landasan Teori...................................................................................... 7
B. Peneliti Terdahulu ................................................................................. 24
C. Kerangka Pemikiran.............................................................................. 26

BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................... 27


A. Lokasi Penelitian ................................................................................... 27
B. Jenis penelitian dan sifat penelitian ...................................................... 27
C. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 27
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 29
E. Teknik Analisis Data............................................................................ 29

vi
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................ 32
A. Sejarah Singkat Perusahaan .................................................................. 32
B. Struktur Organisasi dan Personalia ....................................................... 33
C. Uraian Tugas ......................................................................................... 35

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 38


A. Analisis penggunaan modal kerja ......................................................... 38
B. Laporan keuangan perusahaan .............................................................. 46
C. Analisis rentabilitas ............................................................................... 52

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 61


A. Simpulan ............................................................................................... 61
B. Saran ..................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 63

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar. 2.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 26


Gambar. 4.1 Struktur Organisasi PT. Budi Makassar Jaya Abadi ...................... 34

ix
DAFTAR TABEL

Tabel. 5.1 Neraca PT. Budi Makassar Jaya Abadi Tahun 2012 ....................... 39
Tabel. 5.2 Neraca PT. Budi Makassar Jaya Abadi Tahun 2012 ....................... 40
Tabel. 5.3 Neraca PT. Budi Makassar Jaya Abadi Tahun 2012 ....................... 41
Tabel. 5.4 laporan perubahan Neraca tahun 2012-2013 ................................... 43
Tabel. 5.5 laporan perubahan Neraca tahun 2013-2014 ................................... 44
Tabel. 5.6 laporan sumber dan penggunaan modal kerja tahun 2012-2013...... 45
Tabel. 5.7 laporan sumber dan penggunaan modal kerja tahun 2013-2014...... 45
Tabel. 5.8 laporan laba/rugi PT. Budi Makassar Jaya Abadi Tahun 2012........ 48
Tabel. 5.9 laporan laba/rugi PT. Budi Makassar Jaya Abadi Tahun 2013........ 49
Tabel. 5.10 laporan laba/rugi PT. Budi Makassar Jaya Abadi Tahun 2014........ 50
Tabel. 5.11 perkembangan rasio rentabilitas....................................................... 56
Tabel. 5.12 Standar Pengukuran Efisiensi Penggunaan Modal Kerja ................ 58
Tabel. 5.13 Standar Pengukuran Efisiensi Penggunaan Modal Kerja ................ 58
Tabel. 5.14 Standar Pengukuran Efisiensi Penggunaan Modal Kerja ................ 59
Tabel. 5.15 perbandingan modal kerja dan laba ................................................. 60

viii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan pada umumnya bertujuan untuk menghasilkan laba secara

optimal dari pemanfaatan potensi yang dimilikinya dengan baik, terutama

berkaitan dengan pengelolaan modal kerja. Hal ini dikarenakan modal kerja

merupakan faktor utama penggerak operasional perusahaan, dimana lebih dari

separuh dari jumlah aktiva perusahaan adalah aktiva lancar yang merupakan

unsur modal kerja. Pengelolaan dan penggunaan modal kerja secara efesien

merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang pencapaian laba bersih secara

optimal. Pengelolaan modal kerja meliputi masing-masing pos aktiva lancar dan

hutang lancar sedemikian rupa, sehingga jumlah net working capital yang

diinginkan tetap dapat dipertahankan.

Bagi suatu perusahaan, makin besar jumlah produksi yang dapat dijual,

berarti semakin besar kemungkinan untuk memperoleh laba yang semakin tinggi,

sehingga dengan demikian setiap pimpinan perusahaan selalu mempunyai

harapan untuk dapat mengembangkan dan meluaskan perusahaannya. Hal ini

dapat dimaklumi mengingat bahwa setiap perusahaan baik perusahaan Negara

maupun swasta yang ingin eksis dalam persaingan bisnis, setidaknya dapat

memperhatikan perkembangan dari perusahaannya. Perkembangan-

1
2

perkembangan tersebut merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh

perusahaan.

Modal kerja merupakan salah satu aspek penting dalam pembelanjaan

perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan “tingkat modal

kerja yang memuaskan”, maka kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar

kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo dan bahkan mungkin dilikuidir

(Syamsuddin, 2004 :201). Aktiva lancar haruslah cukup besar untuk dapat

menutup hutang sedemikian rupa, sehingga menggambarkan adanya tingkat

keamanan yang memuaskan. Pos-pos utama dalam aktiva lancar adalah kas, surat-

surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan. Masing-masing pos

tersebut haruslah dikelola secara baik dan efisien untuk dapat mempertahankan

likuiditas perusahaan dan pada saat yang sama jumlah dari masing-masing pos

tersebut tidak terlalu besar. Pos-pos utama dalam hutang lancar meliputi hutang

usaha, hutang surat-surat berharga, dan biaya-biaya yang masih harus dibayar.

Masing-masing pos hutang lancar tersebut harus dikelola dengan baik untuk

menjamin bahwa sumber-sumber modal jangka pendek tersebut diperoleh dan

dipergunakan dengan cara sebaik mungkin.

Kebutuhan modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat

penting dalam perusahaan, karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat

memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya. Seorang manajer

keuangan dituntut untuk memperhatikan sumber dana dalam memenuhi modal

kerja sehingga manajer dihadapkan berbagai pilihan sumber dana baik sumber
3

dana berjangka pendek maupun berjangka panjang. Sumber dana tersebut

digunakan sebagai sumber pembelanjaan serta pengelolaan perusahaan dalam

setiap aktivitas perusahaan agar dapat lebih efisien dan siap menghadapi

persaingan perusahaan pada masa yang akan datang.

Pada dasarnya modal kerja berbeda dengan aktiva tetap, hanya pada waktu

yang diperlukan untuk memperbaharui aktiva tersebut atau dengan kata lain,

aktiva tetap akan memerlukan waktu lebih dari satu periode atau satu tahun.

Sedangkan investasi modal kerja biasanya akan berputar kurang dari satu periode

normal operasi perusahaan. Siklus operasi perusahaan terdiri atas tiga kegiatan

pokok, yaitu : pengadaan bahan, proses produksi, dan distribusi (penjualan).

Aliran kas di dalam kegiatan ini sering tidak sinkron, dimana pengeluaran

kas dilakukan jauh-jauh sebelum penerimaan kas, disamping itu juga penjualan

dan biaya yang harus dikeluarkan sering tidak pasti. Oleh karena itu perusahaan

perlu menjaga modal kerja yang cukup. Semakin lama periode antara saat

pengeluaran kas sampai dengan penerimaan kembali, maka kebutuhan modal

kerja akan semakin besar. Oleh karena itu perusahaan perlu menjaga modal kerja

yang cukup.

Analisis terhadap sumber dan penggunaan modal kerja penting bagi

manajer keuangan, sebab analisis tersebut digunakan untuk mengetahui

bagaimana dana digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut dibelanjai.

Suatu laporan yang menggambarkan darimana datangnya dana dan untuk apa

dana itu digunakan disebut sebagai laporan sumber-sumber dan penggunaan dana
4

suatu perusahaan sangat penting bagi Bank dalam menilai permintaan kredit yang

diajukan ke Bank. Sebab dengan adanya analisa terhadap laporan tersebut maka

dapat diketahui bagaimana perusahaan tersebut mengelola dan menggunakan

dana yang dimilikinya (Riyanto, 2001 : 345).

Perkembangan perusahaan ekspor bahan pangan di Kab. Gowa cukup

baik. Persaingan yang ketat terjadi antar perusahaan sejenis, sehingga menuntut

perusahaan selalu meningkatkan kualitas dan membenahi manajemen khususnya

penyediaan modal kerja perusahaan agar bisa bertahan dan bersaing dengan

perusahaan lainnya.

Perusahaan ekspor bahan pangan PT. Budi Makassar Jaya Abadi tentunya

memerlukan evaluasi efisiensi sumber dan penggunaan modal kerja untuk

meningkatkan penjualan dan profitabilitasnya. Bagi perusahaan ekspor yang ada

di Kabupaten Gowa, analisis sumber dan penggunaan modal kerja untuk

mencapai efisiensi sumber dan penggunaan modal kerja pada perusahaan. Dengan

kemampuan pihak perusahaan dalam menciptakan efisiensi diharapkan

perusahaan mampu memenangkan persaingan usaha maupun meningkatkan laba

usahanya. Seluruh kebutuhan modal kerja, selain didanai dari modal sendiri juga

berasal dari dana pinjaman Bank.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas dan mengingat pentingnya

mengefaluasi efisiensi dan penggunaan modal kerja dalam upayanya mencapai

tujuan perusahaan, maka penulis mengmbil judul : “Analisis Sumber dan

Penggunaan Modal Kerja Pada PT Budi Makassar Jaya Abadi.”


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan

masalah yang dapat dikemukakan adalah:

Apakah penggunaan modal kerja sudah efisien dalam menghasilkan laba

perusahaan pada PT. Budi Makassar Jaya Abadi selama periode 2012- 2014 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis berdasarkan pada permasalahan

yang dirumuskan, yaitu :

Untuk mengetahui penggunaan modal kerja sudah efisien dalam

menghasilkan laba perusahaan pada PT. Budi Makassar Jaya Abadi selama

periode 2012- 2014.

D. Mamfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Peneliti dapat lebih memahami dan dapat memberikan mamfaat tambahan

khususnya mengenai bagaimana sumber dan penggunaan modal kerja.

2. Bagi perguruan tinggi

Penelitian ini di harapkan berguna sebagai penambah pengetahuan sekaligus

guna mempraktekkan pengetahuan yang telah diperoleh peneliti selama

mengikuti perkuliahan.
6

3. Bagi peneliti berikutnya

Dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan

dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya pada topik yang relevan serta

berguna dalam menambah pengetahuan dimasa yang akan datang.

E. Batasan Penelitian

Untuk menghindari agar pembahasan tidak sampai keluar dari pokok

permasalahan yang ada, maka batasan masalah yang akan disajikan adalah data

periode tahun 2012-2014 yang meliputi neraca dan laporan laba rugi.
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Modal Kerja

Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya tidak

akan terlepas dari kebutuhan modal kerja. Keberadaan modal kerja dalam

dunia usaha memegang peranan yang sangat penting. Misalnya untuk

membayar gaji, pembelian bahan baku, dan melunasi pinjaman–pinjaman

jangka pendeknya.

Modal kerja yang dikeluarkan diharapkan akan kembali ke

perusahaan dalam jangka pendek melalui hasil penjualan produksinya dengan

jumlah yang lebih besar. Uang yang diterima dari hasil penjualan produk

tersebut akan dikeluarkan kembali untuk membiayai kegiatan operasional

selanjutnya. Dengan demikian dana tersebut akan terus–menerus berputar

selama perusahaan tersebut melaksanakan kegiatanya. Dengan penggunaaan

modal kerja yang tepat, kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan

dengan lancar dan menghasilkan laba, sehingga menjamin likuiditas

perusahaan.

Menurut Eguene F. Brigham dan Joel F. Houston yang diterjemahkan oleh

Dodo Suharto dan Herman Wibowo (2001:150) memberikan pengertian

bahwa “modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek

1
7
8

yaitu kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan dan piutang usaha.

Modal kerja bersih (net working capital) adalah aktiva lancar dikurangi utang

lancar.” Sehingga dapat disimpulkan semua dana yang tertanam dalam aktiva

lancar merupakan modal kerja kotor, setelah dikurangi utang lancar maka

dana tersebut dianggap sebagai modal kerja bersih.

Konsep lain yang dikemukakan oleh William H. Husband dan James

C. Dockerey yang dikutip oleh Suyadi Prawirosentono (2002:131) adalah

Konsep Umum dari modal kerja (The gross concept of working) menyatakan

bahwa working capital (modal kerja) merupakan seluruh jumlah aktiva lancar

(Current assets) yang terdapat dalam neraca suatu perusahaan. Konsep neto

dari modal kerja (The net concept of working) adalah selisih antara current

assets dengan pasiva lancar (Current liabilities). Artinya modal kerja itu

terbagi menjadi dua yaitu modal kerja kotor dan modal kerja bersih.

Menurut Sutrisno (2001:43) mendefinisikan modal kerja adalah dana

yang diperlukan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan

perusahaan sehari-hari. Sedangkan Bambang Riyanto (2001:20)

mendefinisikan modal kerja menjadi tiga hal pokok yaitu:

a. Jumlah modal kerja adalah fleksibel

b. Susunan modal kerja adalah relatif variable

c. Modal kerja mengalami proses perputaran dalam jangka waktu pendek.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa modal kerja merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan suatu


9

perusahaan yang bersifat fleksibel dan disusun secara relatif variabel serta

mengalami proses perputaran dalam jangka waktu yang pendek.

Menurut Munawir (2004:114) ada tiga macam konsep modal kerja

yang biasa digunakan untuk analisis, yaitu:

a. Konsep kuantitatif adalah menitik beratkan pada kuantum yang diperlukan

untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang

bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk

tujuan operasi jangka pendek.

b. Konsep kualitatif adalah menitik beratkan pada kualitas modal kerja dalam

konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap

utang jangka pendek (net working capital) yaitu jumlah aktiva lancar yang

berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik

perusahaan.

c. Konsep fungsional adalah menitik beratkan fungsi dana yang dimiliki

dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok

perusahaan.

Menurut Manulang (2005:20) tentang peranan dan fungsi modal kerja

dalam perusahaan industri yaitu :

a. Menjamin kontinuitas operasional perusahaan.

b. Membantu manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan.

c. Menunjukan tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek.


10

d. Semua kegiatan di luar dan di dalam perusahaan sangat bergantung pada

yang ada pada perusahaan.

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

tersedianya modal kerja dalam suatu perusahaan sangatlah berperan untuk

membantu perusahaan dalam membiayai semua aktivitas-aktivitas

operasionalnya sehari-hari sehingga tujuan perusahaan pun dapat tercapai.

2. Jenis–jenis Modal Kerja

Bagi setiap perusahaan, baik itu perusahaan kecil yang dikelola oleh

perorangan maupun perusahaan besar yang berbentuk badan usaha, akan

memiliki modal kerja dalam beberapa jenis.

Menurut Riyanto (2001:61), jenis-jenis modal kerja dapat digolongkan

sebagai berikut :

a. Modal keerja permanen (Permanen Working Capital)

Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat

menjalankan fungsinya atau dengan kata lain, modal kerja permanen ini

dapat dibedakan dalam :

1) Modal kerja primer (Primary Working Capital)

Yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan

untuk menjamin kontinuitas usahanya.


11

2) Modal kerja normal (Normal Working Capital)

Yaitu jumlah modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan

luas produksi normal. Pengertian normal itu dalam arti yang dinamis.

b. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan

keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara:

1) Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja

yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi musim.

2) Modal Kerja Siklus (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang

jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan kondisi konjungtur.

3) Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja

yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak

diketahui sebelumnya.

3. Pentingnya Modal Kerja

Menurut S.Munawir (2000:116) “Tersedianya modal kerja yang segera

dapat digunakan dalam operasi tergantung pada tipe atau sifat dari aktiva

lancar yang dimiliki seperti : kas, efek, piutang, dan persediaan”. Tetapi

modal kerja harus cukup membiayai pengeluaran-pengeluaran dalam

melaksanakan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, karena dengan

modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan. Disamping

memungkinkan untuk beroperasi secara ekonomis perusahaan juga dapat


12

beroperasi secara efisien, sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan

keuangan.

4. Fungsi Modal Kerja

Tunggal (1995:91) mengemukakan beberapa fungsi modal kerja antara

lain sebagai berikut:

a. Modal kerja itu menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan

karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang yang

diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan.

b. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar

semua utang lancarnya tepat pada waktunya dan untuk memanfaatkan

potongan tunai; dengan menggunakan potongan tunai maka jumlah yang

akan dibayarkan untuk pembelian barang menjadi berkurang.

c. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk memelihara

“credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank

dan para kreditor akan kelayakan perusahaan untuk memelihara kredit.

Selain itu, memungkinkan perusahaan untuk menghadapi situasi darurat

seperti: pemogokan, banjir.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja

Modal kerja yang cukup merupakan hal yang sangat penting bagi

suatu perusahaan. S.Munawir (2000:117) mengemukakan bahwa ada

beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya modal kerja antara lain :
13

a. Sifat atau tipe dari perusahaan

Kebutuhan modal kerja dari jenis perusahaan yang berbeda tentunya tidak

akan sama, seperti halnya perusahaan jasa relatif akan lebih rendah bila

dibandingkan dengan perusahaan industri. Hal ini terjadi karena

perusahaan jasa dalam membiayai kegiatan operasional sehari-harinya

dipenuhi dari penghasilan pada saat itu. Sedangkan pada perusahaan

industri relatif lebih besar dalam menginvestasikan modalnya terhadap

aktiva lancar, karena perusahaan harus mempertahankan kelangsungan

usahanya terutama dalam hal kelancaran kegiatan operasionalnya sehari-

hari.

b. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau memperoleh barang

yang akan dijual serta harga persatuan barang tersebut.

Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan

waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual

maupun dasar yang akan diproduksi sampai barang tersebut dijual. Makin

panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh

barang tersebut makin besar pula modal yang diperlukan.

c. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan

Syarat pembelian bahan dagangan atau bahan dasar yang akan digunakan

untuk memproduksi barang akan mempengaruhi jumlah modal kerja yang

dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan.


14

d. Syarat penjualan Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan

kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besar juga modal kerja

yang harus diinvestasikan dalam sector piutang.

e. Tingkat perputaran persediaan

Tingkat perputaran persediaan, menunjukan berapa kali persediaan

tersebut diganti dalam arti dibeli dan dijual kembali. Semakin tinggi

tingkat perputaran persediaan maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan

semakin rendah.

6. Unsur-Unsur Modal Kerja

Didalam laporan neraca, aktiva lancar disajikan berdasarkan urutan

tingkat likuidasinya dimana yang masuk dalam kelompok aktiva lancar

adalah:

a. Kas, atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasional

perusahaan.

b. Investasi jangka pendek adalah investasi yang sifatnya sementara dengan

maksud untuk memanfaatkan uang kas sementara yang belum dibutuhkan

dalam ketegori operasional perusahaan. Syarat utama agar dapat

dimasukan dalam ketegori investasi jangka pendek adalah bahwa investasi

tersebut harus bersifat marketable artinya ketika perusahaan

membutuhkan uang, investasi itu harus dapat segera dijual dengan harga

yang pasti.
15

c. Piutang wesel, tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan

dalam surat wesel atau perjanjian yang diatur dalam undang-undang, maka

wesel ini lebih mempunyai kekuatan hukum dan lebih terjamin

pelunasannya.

d. Piutang dagang, tagihan kepada pihak lain sebagai akibat adanya

penjualan barang degangan secara kredit.

e. Persediaan, yaitu semua barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal

neraca masih digunakan atau belum laku dijual.

f. Piutang penghasilan adalah penghasilan yang sudah menjadi hak

perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasa atau prestasinya,

tetapi belum diterima pembayarannya.

a. Persekot atau biaya yang dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk

mendapatkan jasa atau prestasi dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut

belum menjadi biaya.

Unsur kedua dari modal kerja adalah utang lancar, mengenai utang

lancar S.Munawir (2000:18) mengatakan bahwa :

“Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan

perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam

jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva

lancar yang dimiliki oleh perusahaan”.


16

Utang lancar meliputi antara lain :

Utang dagang, yang timbul akibat adanya pembelian barang dagangan secara

kredit.

a. Utang pajak, baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun

pajak pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas Negara.

b. Biaya yang masih harus dibayar adalah biaya-biaya yang sudah terjadi

tetapi belum dilakukan pembayarannya.

c. Utang jangka panjang yang segera jatuh tempo adalah sebagian utang

jangka panjang yang sudah menjadi utang jangka pendek, karena harus

segera dibayar.

d. Penghasilan yang diterima dimuka adalah penerimaan uang dari jasa atau

barang yang belum direalisir.

7. Manajemen Modal Kerja

Menurut Bruton A. Kolb (dalam Agnes Sawir, 2005:133)

mendefinisikan manajemen modal kerja sebagai berikut: “working capital

managemnt encompasses the administration and control of current assets,

utilization of short-term financing via various current liability sources and

control of the amount of net working capital”. Sedangkan menurut J. Fred

Weston dan Eugene F. Brigham mengemukakan “manajemen modal kerja

mengacu pada semua aspek penatalaksanaan aktiva lancar dan utang lancar”.
17

Dua definisi di atas menunjukan bahwa manajemen modal kerja adalah

kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan

kewajiban jangka pendek perusahaan. Adapun sasaran yang ingin di capai dari

manajemen modal kerja adalah :

a. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga

tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari

biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.

b. Meminimalkan-dalam jangka panjang-biaya modal yang digunakan untuk

membiayai aktiva lancar.

c. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana

dari sumber utang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban

keuangannya ketika jatuh tempo.

Dari ketiga sasaran di atas, sasaran ketiga mengindikasikan bahwa

perusahaan harus mempertahankan likuiditas yang cukup. Modal kerja yang

harus tersedia dalam perusahaan harus cukup jumlahnya dalam arti harus

dapat membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-

hari. Menurut Agnes Sawir (2005:133) Modal kerja yang cukup akan

memberikan keuntungan bagi perusahaan, antara lain :

a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai

dari aktiva lancar.

b. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membayar semua kewajiban-

kewajiban tepat pada waktunya.


18

c. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan

memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi kesulitan

keuangan yang mungkin terjadi.

d. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang

cukup untuk melayani para konsumennya.

e. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih

menguntungkan kepada para langganannya.

f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat ebroperasi dengan lebih

efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang

dibutuhkan.

Mengingat besarnya manfaat yang diberikan dari kecukupan modal kerja,

maka dapat disimpulkan berdasarkan pernyataan di atas bahwa modal kerja

yang baik adalah modal kerja yang cukup.

8. Sumber Modal Kerja

Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja suatu perusahaan, perlu di

telaah sumber-sumbernya. Sumber modal kerja bagi perusahaan yang baru

berdiri, belumlah menjadi masalah yang sulit, sebab kebutuhan akan modal

kerja juga besar. Kebutuhan modal kerja yang semakin meningkat tidak akan

mampu terpenuhi oleh modal sendiri, maka perlu dicari jalan keluarnya. Yaitu

dengan melakukan pinjaman kepada pihak luar. Untuk memperoleh modal

yang tepat dari pihak luar, perusahaan harus memperhatikan jangka waktu,
19

resiko, dan biaya yang harus dikeluarkan sebagai kompensasi dari modal yang

diinvestasikan dalam perusahaan.

Menurut S.Munawir (2000:120) pada umum nya sumber modal kerja

suatu perusahaan dapat berasal dari :

a. Hasil operasi perusahaan, adalah jumlah net income yang terlibat dalam

perhitungan laporan laba rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi,

jumlah ini menunjukan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi

perusahaan.

b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga, yang mengakibatkan

terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat

berharga menjadi uang kas. Keuntungan dari penjualan modal kerja ini

mengakibatkan bertambahnya modal kerja, sebaliknya apabila dalam

penjualan tersebut terjadi kerugian maka akan menyebabkan berkurangnya

modal kerja.

c. Penjualan aktiva tidak lancar, dimana dari hasil penjualan aktiva yang

sudah tidak terpakai lagi oleh perusahaan akan mengakibatkan

bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan tersebut. Apabila dari

hasil penjualan aktiva tetap atau aktiva tidak lancar lainnya ini tidak

segera digunakan untuk mengganti aktiva yang bersangkutan sehingga

melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan.

d. Penjualan saham atau obligasi yang harus disesuaikan dari perusahaan.

Penjualan obligasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan hanya


20

akan menimbulkan beban bunga bagi perusahaan juga akan menimbulkan

jumlah aktiva lancar yang besar sehingga melebihi jumlah modal kerja

yang dibutuhkan.

Dari uraian tentang sumber modal kerja tersebut dapat dinyatakan

bahwa modal kerja akan bertambah apabila :

a. Adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal dari laba maupun dari

pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik

perusahaan.

b. Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan

bertambahnya aktiva lancar karena adanya pejualan aktiva tetap maupun

melalui proses depresiasi.

c. Ada penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi,

hipotek atau hutang jangka panjang lainnya yang di imbangi dengan

bertambahnya aktiva lancar.

9. Penggunaan Modal Kerja

Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan mengakibatkan

perubahan bentuk atau penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki

perusahaan. Penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan

turunnya modal kerja menurut S.Munawir (2000:127) adalah sebagai berikut :

a. Pembayaran biaya atau ongkos operasi perusahaan, meliputi pembayaran

upah, gaji, pembelian supplies kantor dan pembayaran biaya lainnya.


21

b. Kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat

berharga atau efek, maupun kerugian insidentil lainnya. Adanya kerugian

baik yang rutin dan insidentil akhirnya akan mengakibatkan berkurangnya

modal perusahaan.

c. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-

tujuan tertentu dalam jangka panjang, dana pelunasan obligasi, dana

pensiun pegawai, atau pun dana lain-lainnya. Adanya penambahan atau

pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva tidak lancar

lain nya yang mengakibatkan berkurangn nya aktiva lancar atau timbulnya

hutang lancar yang berakibat kurangnya modal kerja.

d. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang.

e. Pengambilan uang barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk

kepentingan pribadinya.

10. Penentuan besar modal kerja

Keputusan suatu perusahaan dalam menentukan besarnya modal kerja

dalam pemenuhan kebutuhan tidak selalu tetap jumlahnya. Artinya bahwa

untuk setiap periode berbeda tergantung dari berbagai faktor yang

berpengaruh terhadap aktivitas perusahaan. Pendapat Sundjaja dan Barlian

(2003: 189) besarnya modal

kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan tergantung pada beberapa hal, yaitu:
22

a. Besar kecilnya skala usaha perusahaan

Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan

kecil. Hal ini terjadi karena beberapa alasan. Perusahaan besar mempunyai

keuntungan akibat lebih luasnya sumber pembiayaan yang tersedia

dibangdingkan dengan perusahaan kecil yang sangat tergantung pada

beberapa sumber saja. Pada perusahaan kecil, tidak tertagihnya beberapa

piutang para langganan dapat sangat mempengaruhi unsur-unsur modal

kerja lainnya seperti kas dan persediaan.

b. Aktivitas perusahaan

Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan

barang dagangan sedangkan perusahaan yang menjual persediaannya

secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat

perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan. Demikian pula

dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi

atau memperoleh barang yang akan dijual.

c. Volume penjualan

Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang

mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Bila penjualan meningkat maka

kebutuhan modal kerja pun akan meningkat demikian pula sebaliknya.

d. Perkembangan teknologi

Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi

akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatisasi yang


23

mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan

bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai,

selain itu akan membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi

dalam jumlah yang banyak pula bila tidak diimbangi dengan pertambahan

penjualan yang besar.

e. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas

Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibtkan

jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk

mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan

persediaan barang yang lebih

besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi

yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena

perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup.

Pendapat lain (Riyanto, 1995: 64), besar kecilnya kebutuhan modal

kerja terutama tergantung kepada dua faktor, yaitu periode perputaran atau

periode terikatnya modal kerja dan pengeluaran kas rata-rata setiap harinya.

Dengan jumlah pengeluaran setiap harinya yang tetap, tetapi dengan makin

lamanya periode perputarannya, maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan

adalah makin besar. Menurut Ahmad (1997: 6) faktor yang menentukan

jumlah modal kerja adalah:


24

a. Besar kecilnya kegiatan usaha atau perusahaan (produksi dan penjualan),

dimana semakin besar kegiatan perusahaan semakin besar modal kerja

yang diperlukan, apabila hal lainnya tetap.

b. Kebijaksanaan tentang penjualan (kredit atau tunai), yaitu

persediaan, saldo ke kasminimal dan pembelian bahan tunai atau kredit.

c. Faktor lainnya, yang meliputi faktor-faktor ekonomi, peraturan

pemerintah yang berkaitan dengan uang ketat atau kredit ketat, tingkat

bungan yang berlaku, peredaran uang, tersedianya bahan-bahan di pasar,

dan kebijakan perusahaan.

B. Penelitian terdahulu

Judul : “analisis hubungan modal kerja terhadap rentabilitas

pada pt goodyer tbk”.

Nama : Phartono (2005)

Hasil penelitian : dengan periode pengamatan sejak tahun 2000-2004.

Variabel yang digunakan terdiri dari variable x yang diukur

dengan aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar (current 6

assets – current liabelities). Variabel ini digunakan sebagai

indikator untuk meliht modal kerja, dan variable y yang diukur

dengan ROE (Earning After Equity) yang di gunakan untuk

melihat kemampuan memperoleh laba. Dari hasil perhitungan

koefisien korelasi menunjukkan hubungan antara modal kerja


25

dengan kemampuan memperoleh laba adalah lemah dan

negatif, sedangkan dari hasil uji t menunjukkan bahwa modal

kerja berpengaruh terhadap rentabilitas tetapi hubungannya

lemah dan tidak signifikan.

Judul : “ analisis modal kerja dan pengaruhnya terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur BEI ”.

Nama : Siswantini (2006)

Hasil penelitian : dengan periode pengamatan selama 1 tahun yaitu tahun 2003.

Sampel yang digunakan adalah 40 perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI. Metode analisis yang digunakan adalah uji t

dan uji f. Hasil penelitian secara simultan bahwa perputaran

kas, perputaran piutang, perputaran persedian secara bersama-

sama berpengaruh terhadap profitabilitas. Sedangkan secara

parsial bahwa perputaran kas berpengaruh negative terhadap

profitabilitas, perputaran piutang berpengaruh positif terhaadaf

profitabilitas, dan perputaran persediaan berpengaruh positif

terhadap profitabilitas.
26

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan diatas, maka

kerangka pemikiran yang mendasari penelitian tentang “Analisi Sumber dan

Pengguna Modal Kerja pada PT. Budi Makassar Jaya Abadi” Ini dapat di

gambarkan sebagai berikut :

Gambar: 2.1

Pt. Budi Makassar


Jaya Abadi

Sumber modal Penggunaan


kerja modal kerja

Hasil Analisis

Rekomendasi

Sumber: hasil olahan penelitian


27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada perusahaan PT. Budi Makassar Jaya Abadi.

yang berlokasi di Jl. Poros Gowa Kabupaten Gowa Sulawesi selatan. Waktu

penelitian diperkirakan selesai kurang lebih 1 bulan, terhitung sejak tanggal 04

april sampai 25 april 2015.

B. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan

pada bagian terdahulu maka jenis penelitian yang digunakan adalah Jenis

penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menekankan pada pemehaman

mengenai masalah berdasarkan realitas atau natural seting yang holistis kompleks

dan rinci (indriantoro dan supomo, 1999:12) Sedangkan sifat penelitian adalah

deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu

yang diteliti, kemudian menganalisis untuk memberikan alternatif penyelesaian

dari masalah yang diteliti.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data subyek dan dokumenter. Data

27
28

subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau

karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek

penelitian. Sedangkan data dokumenter adalah jenis data penelitian yang

antara lain berupa faktur, jurnal, surat-surat, notulen, hasil rapat, memo atau

dalam bentuk laporan program (Indriantoro, 2002 : 145). Data dokumenter

pada penelitian ini yaitu berupa:

a. Data kuantitatif berupa Neraca dan Laporan laba rugi perusahaan tahun

2012-2014.

b. Data Kualitatif berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan,

aktivitas perusahaan, proses produksi dan pemasaran.

2. Sumber data

Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer yaitu data yang dikumpulkan dan disajikan oleh perusahaan

yang bersangkutan yaitu bagian akuntansi dan pimpinan perusahaan PT.

Budi Makassar Jaya Abadi yaitu berupa Neraca dan Laporan laba rugi,

sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, aktivitas perusahaan,

proses produksi dan pemasaran.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh

pihak lain). Data sekunder dalam penelitian ini adalah neraca, laporan

laba rugi, dan ketetapan atau keputusan yang ditetapkan perusahaan.


29

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Merupakan metode pengumpulan data dengan bertanya langsung dengan

pihak-pihak intern perusahaan.

2. Dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat dan atau

memfotocopy dari arsip maupun dokumentasi perusahaan yang relevan

dengan masalah yang diteliti dan kemudian mempelajarinya.

3. Observasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui hasil pengamatan secara

langsung pada obyek penelitian terutama mengenai disiplin kerja yang

diterapkan pada PT. Budi Makassar Jaya Abadi.

E. Teknik Analisis Data

Agar data yang terkumpul nanti dapat berguna dalam upaya memecahkan

permasalahan yang diteliti, maka perlu dilakukan analisis atas data. Tujuan

analisis data adalah untuk mengolah data agar mudah dipahami dan dapat

diinterpretasikan serta mencerminkan hubungan antara masalah yang diteliti.

Maka analisis data yang digunakan adalah Analisis Rasio Rentabilitas analis ini

digunakan untuk menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau

modal yang menghasilkan laba yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

diinterpretasikan serta mencerminkan hubungan antara masalah yang diteliti.


30

Maka analisis data yang digunakan adalah Analisis Rasio Rentabilitas analis ini

digunakan untuk menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau

modal yang menghasilkan laba yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana :

L = Jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu

M = modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut

1. Analisis rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba

yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal

sendiri yang menghasilkan laba yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

2. Analisis rentabilitas ekonomis adalah salah satu bentuk dari rentabilitas yang

dimaksud untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan

dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan pada operasi perusahaan

untuk menghasilkan keuntungan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :


32

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas PT.Budi Makassar Jaya Abadi

PT. Budi Makassar Jaya Abadi didirikan pada tahun 1987.

perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha perdagangan hasil bumi salah

satunya jagung yang diekspor keberbagai Negara diberbagai belahan dunia.

Lokasi usaha PT. Budi Makassar Jaya Abadi berada di Jl. Poros Gowa-

Takalar kabupaten gowa kecamatan pallangga Sulawesi selatan. PT. Budi

Makassar Jaya Abadi mempunyai luas lahan 7.867 dimana luas lahan

tersebut berdiri bangunan kantor, tempat penampungan berton-ton

jagung,beras, dan gaplek. Disamping lokasi yang ada di kabupaten gowa

perusahaan ini juga memiliki lokasi usaha yang berada di kabupaten maros

Sulawesi selatan dan berpusat di bandar lampung.

PT.Budi Makassar Jaya Abadi telah berkembang dari sebuah

perusahaan perdagangan menjadi rumah perdagangan internasional yang

berdiri kokoh. Setelah pengembangan dan pembangunan selama bertahun-

tahun, kelompok kami yang terdiri-dari tim manajemen dan staf produksi

profesional dan berpengalaman menjamin pelayanan yang sangat efisien,

produk bermutu tinggi dan tentu saja harga yang kompetitif.

1. Visi PT.Budi Makassar Jaya Abadi

Menjadi rekan bisnis dalam industri perikanan yang paling berharga

serta senantiasa mampu bersaing dan tumbuh berkembang dengan sehat.

32
33

2. Misi PT.Budi Makassar Jaya Abadi

Misi PT.Budi Makassar Jaya Abadi adalah sebagai berikut :

a. Memperluas usaha dan jaringan penjualan ekspor

b. Menghasilkan laba yang pantas untuk mendukung pengembangan

perusahaan.

c. Meningkatkan mutu produk yang lebih baik dan efisien

d. Menjalin kemitraan dan kerjasama dengan pemasok dan penyalur yang

saling menguntungkan

e. Memberikan perhatian yang tulus kepada masyarakat melalui

penciptaan lapangan kerja, dukungan pembinaan sosial dan lingkungan.

B. Struktur Organisasi dan Personalia

Untuk menjalankan perusahaan pada umumnya diperlukan struktur

organisasi yang nantinya terdapat pembagian tanggungjawab fungsional

kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-

kegiatan perusahaan, sehingga nantinya tercipta suatu kerjasama yang baik

dalam pencapaian tujuan organisasi. Tanpa adanya struktur organisasi yang

baik maka tujuan perusahaan akan sulit dicapai. Struktur organisasi

perusahaan ini adalah sebagai berikut :


34

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Budi Makassar Jaya Abadi

DIREKTUR

SEKERTARIS G.MANEJER

MANEJER CABANG

PERDAGANGA KEUANGAN TRANSPORTASI


N
1. PEMBELIAN 1. AKUNTANSI 1. UNIT PENGIRIMAN
2. PENJUALAN 2. KASIR
3. ADMINISTR
ASI

Sumber data: PT. Budi Makassar Jaya Abadi di Kab. Gowa (2015)
35

C. Uraian Tugas

PT. Budi Makassar Jaya Abadi memiliki pembagian tugas, wewenang,

dan tanggung jawab sesuai dengan bagiannya masing-masing.

1. Direktur

Tugas dari direktur adalah memberikan saran-saran dan masukan yang

berarti kepada manajer dan mengawasi jalannya aktifitas perusahaan

secara keseluruhan.

2. Manajer

Bertanggung jawab kepada direktur, membina hubungan kerja yang baik

dengan koordinasi optimum dan berkelanjutan baik keatas maupun

kebawah, memecahkan masalah-masalah yang timbul pada tugas-tugas

operasi yang diselesaikan dengan tuntas, memimpin dan mengawasi

seluruh tugas operasional yang dilaksanakan oleh departemen

3. Manajer Cabang

a. Mewakili Direksi Pusat menjalankan perusahaan dicabang itu

b. Memberikan laporan kemajuan cabang kepada Direksi Pusat termasuk

keuangannya

c. Menjalankan program perusahaan untuk cabang itu / mengejar target

4. Sekretaris

Bertanggungjawab kepada direktur, memberikan pelayanan

kesekretariatan kepada para personil perusahaan maupun kepada pihak-

pihak luar yang memiliki kepentingan secara keseluruhan.


36

5. Bagian Perdagangan

Pada bagian ini, ada dua bagian lagi, yaitu :

a. Bagian Pembelian :

1) Trading : pembelian karung, dan tali untuk mengeskpor jagung

2) bertugas untuk menentukan segala keperluan-keperluan yang

dibutuhkan oleh kantor dan disamping itu ada juga yang

ditugaskan untuk membeli jagung lokal yang akan diekspor.

b. Bagian Penjualan

Bertanggungjawab dalam melakukan penjualan-penjualan terutama

Penjualan jagung lokal.

1) Lokal : bertugas melakukan penjualan jagung lokal didalam

negeri

2) Internasional : melakukan penjualan ikan diluar negeri yang

disebut ekspor yang pembayarannya dilakukan dengan Letter of

Credit pada bank-bank yang sudah ditentukan

6. Bagian Keuangan

Adalah bagian-bagian yang bertugas dan mengawasi setiap bagian-

bagian yang berhubungan dengan bagian penjualan dan bagian

pembelian. Bagian umum ini adalah bagian yang sangat penting dan

berpengaruh. Bagian umum ini memiliki 3 bagian, yaitu :

a. Akuntan : menginput, membuat laporan harian, membuat neraca dan

membuat buku besar.

b. Kasir : bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran


37

keuangan, bertanggung jawab atas administrasi keuangan

c. Administrasi : bertugas untuk memeriksa segala bukti-bukti transaksi

yang sudah dibeli dan kemudian pembayaran dilakukan dengan Giro

jika jumlah hutang terlalu banyak dan sebaliknya jika hutang tidak

terlalu banyak pembayaran dilakukan secara tunai.

7. Bagian Transportasi

Bertugas untuk mengirimkan pesanan konsumen, baik didalam kota

maupun diluar kota.


38

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Penggunaan Modal Kerja

Menganalisa penggunaan modal kerja, sebaiknya diketahui laporan keuangan

untuk dua periode, seperti yang akan dikemukakan pada sub bab selanjutnya.

Penggunaan modal kerja sangat penting diketahui oleh manejer, agar modal kerja

yang ada efisien penggunaanya. Untuk menghitung penggunaan modal kerja,

maka terlebih dahulu dikemukakan neraca perusahaan selama tiga tahun terakhir.

Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, dan

modal sendiri dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Biasanya pada saat

buku tutup, yakin pada akhir bulan, akhir triwulan, atau akhir tahun seperti pada

perusahaan ini. Dengan menghubungkan elemen-elemen dari aktiva satu dengan

lainnya, atau membandingkan pos-pos dari aktiva dan passiva pada suatu saat

tertentu, dapat diketahui tentang gambaran mengenai posisi atau keadaan

financial suatu perusahaan. Untuk memeperoleh gambaran perkembangan

financial suatu perusahaan khususnya posisi tingkat likuiditas dan profitabilitas,

perlulah diadakan interprestasi terhadap data financial perusahaan yang

bersangkutan. Maka untuk mengetahui perbandingan rasio keuangan maka

diperhatikan neraca pada table 5.1 hingga table 5.2 sebagai berikut:

38
39

Tabel. 5.1

NERACA PT BUDI MAKASSAR JAYA ABADI


PER 31 DESEMBER 2012

AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas Rp 11,039,548.06
Bank Rp 102,701,906.00
Piutang Dagang Rp 564,063,000.00
Piutang Lain-Lain Rp 3,863,732,000.00
Persediaan Barang Dagangan Rp 12,339,205,241.35
Pajak Dibayar Dimuka Rp 76,770,000.00
Biaya Ditangguhkan -
Jumlah Aktiva Lancar Rp 16,957,511,695.41

Aktiva Tetap
Tanah Rp 278,894,100.00
Bangunan Rp 650,000,000.00
Kendaraan Rp 1,042,314,000.00
Inventaris Kantor Rp 118,949,005.00
Inventaris Gudang Rp 1,449,409,420.00
Rp 3,539,566,525.00
Dikurangi : Akumulasi Penyusutan Rp 2,226,760,530.00
Jumlah Aktiva Tetap Rp 1,312,805,995.00

TOTAL AKTIVA Rp 18,270,317,690.41

PASSIVA
Kewajiban Lancar
Hutang Pajak Rp 79,435,880.00
Hutang Lain-Lain Rp 13,563,418,774.00
Hutang afiliasi Rp -
Jumlah Kewajiban Lancar Rp 13,642,854,654.00

Modal Sendiri Rp 1,000,000,000.00

Laba Ditahan
Laba S/D Tahun 2012 Rp 3,414,029,200.67
Laba (Rugi) Tahun Berjalan Rp 213,433,835.74
Jumlah Laba (Rugi) Ditahan Rp 3,627,463,036.41

TOTAL KEWAJIBAN & MODAL SENDIRI Rp 18,270,317,690.41


Sumber data: PT. Budi Makassar Jaya Abadi di Kab. Gowa (2015)
40

Tabel. 5.2

NERACA PT BUDI MAKASSAR JAYA ABADI


PER 31 DESEMBER 2013

AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas Rp 23,903,763.06
Bank Rp 150,081,940.11
Piutang Dagang Rp 3,936,612,400.00
Piutang Lain-Lain Rp -
Persediaan Barang Dagangan Rp 5,167,331,676.82
Pajak Dibayar Dimuka Rp 78,360,000.00
Biaya Ditangguhkan Rp. -
Jumlah Aktiva Lancar Rp 9,356,289,779.99

Aktiva Tetap
Tanah Rp 278,894,100.00
Bangunan Rp 650,000,000.00
Kendaraan Rp 1,042,314,000.00
Inventaris Kantor Rp 127,632,005.00
Inventaris Gudang Rp 1,454,809,420.00
Rp 3,553,649,525.00
Dikurangi : Akumulasi Penyusutan Rp 2,466,190,670.00
Jumlah Aktiva Tetap Rp 1,087,458,855.00

TOTAL AKTIVA Rp 10,443,748,634.99

PASSIVA
Kewajiban Lancar
Hutang Pajak Rp 103,799,150.00
Hutang lain-lain Rp 4,210,875,173.77
Hutang dagang Rp 1,188,632,500.00
Jumlah Kewajiban Lancar Rp 5,503,306,823.77

Modal Sendiri Rp 1,000,000,000.00

Laba Ditahan
Laba S/D Tahun 2013 Rp 3,627,463,036.41
Laba (Rugi) Tahun Berjalan Rp 312,978,774.81
Jumlah Laba (Rugi) Ditahan Rp 3,940,441,811.22

TOTAL KEWAJIBAN & MODAL SENDIRI Rp 10,443,748,634.99

Sumber data: PT. Budi Makassar Jaya Abadi di Kab. Gowa (2015)
41

Tabel. 5.3

NERACA PT BUDI MAKASSAR JAYA ABADI


PER 31 DESEMBER 2014

AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas Rp 17,359,633.06
Bank Rp 188,149,167.17
Piutang Dagang Rp 1,442,256,146.00
Piutang Lain-Lain Rp 1,897,159,600.00
Persediaan Barang Dagangan Rp 12,696,926,727.75
Pajak Dibayar Dimuka Rp 85,325,000.00
Biaya Ditangguhkan -
Jumlah Aktiva Lancar Rp 16,327,176,273.98

Aktiva Tetap
Tanah Rp 278,894,100.00
Bangunan Rp 650,000,000.00
Kendaraan Rp 1,291,150,000.00
Inventaris Kantor Rp 149,679,005.00
Inventaris Gudang Rp 1,457,509,420.00
Rp 3,827,232,525.00
Dikurangi : Akumulasi Penyusutan Rp 2,739,818,685.00
Jumlah Aktiva Tetap Rp 1,087,413,840.00

TOTAL AKTIVA Rp 17,414,590,113.98

PASSIVA
Kewajiban Lancar
Hutang Pajak Rp 85,090,725.00
Hutang Lain-Lain Rp 1,914,732,774.00
Hutang Afiliasi Rp 10,271,695,750.00
Jumlah Kewajiban Lancar Rp 12,271,519,249.00

Modal Sendiri Rp 1,000,000,000.00

Laba Ditahan
Laba S/D Tahun 2014 Rp 3,895,891,811.22
Laba (Rugi) Tahun Berjalan Rp 247,179,053.76
Jumlah Laba (Rugi) Ditahan Rp 4,143,070,864.98

TOTAL KEWAJIBAN & MODAL SENDIRI Rp 17,414,590,113.98

Sumber data: Pt. Budi Makassar Jaya Abadi di Kab. Gowa (2015)
42

Dari tabel tersebut, dapat dikemukakan bahwa total assets yang dimiliki

perusahaan pada tahun 2012 sebesar Rp. 18,270,317,690.41 pada tahun 2013 total

assets menurun menjadi sebesar Rp. 10,443,748,634.99 ini berarti pada tahun 2012

sampai dengan 2013 total assets mengalami penurunan sebesar Rp. 7,826,569,050,42

dan pada tahun 2014 total assets meningkat menjadi sebesar Rp. 17,414,590,113.98

ini berarti pada tahun 2013 sampai dengan 2014 total assets meningkat menjadi

sebesar Rp. 6,970,841,478,99

Untuk melengkapi penulisan ini, maka dikemukakan perubahan neraca agar

memudahkan untuk menghitung penggunaan modal kerja. Adapun perubahan neraca

untuk tahun 2012 – 2014 dapat dilihat pada tabel 5.4 dan tabel 5.5 sebagai berikut.
43

Tabel 5.4

LAPORAN PERUBAHAN NERACA TAHUN 2012-2013

31-12-2012 31-12-2013 Perubahan


Uraian
(Rp) (Rp) D K
Aktiva :
Kas 11,039,548.06 23,903,763.06 12,864,215,00
Bank 102,701,906.00 150,081,940.11 47,380,034,11
Piutang Dagang 564,063,000.00 3,936,612,400.00 3,372,549,400,00
Piutang Lain-Lain 3,863,732,000.00 - 3,863,732,000.00
Persediaan Barang 12,339,205,241.35 5,167,331,676.82 7,171,873,564.53
Pajak Dibayar Dimuka 76,770,000.00 78,360,000.00 1,590,000,00
Tanah 278,894,100.00 278,894,100.00
Bangunan 650,000,000.00 650,000,000.00
Kendaraan 1,042,314,000.00 1,042,314,000.00
Inventaris Kantor 118,949,005.00 127,632,005.00 8,683,000,00
Invetaris Gudang 1,449,409,420.00 1,454,809,420.00 5,400,000,00
Penyusutan 2,226,760,530.00 2,466,190,670.00 239,430,140,00
Jumlah 18,270,317,690.41 10,443,748,634.99
Passiva :
Hutang Pajak 79,435,880.00 103,799,150.00 24,363,270.00
Hutang Lain-Lain 13,563,418,774.00 4,210,875,173.77 9,352,543,600,23
Hutang Dagang - 1,188,632,500.00 1,188,632,500.00
Hutang Afiliasi - -
Modal Sendiri 1,000,000,000.00 1,000,000,000.00
Laba 3,627,463,036.41 3,940,441,811.22 312,978,774.81
Jumlah 18,270,317,690.41 10,443,748,634.99 12,801,010,249,34 12,801,010,249,34

Sumber data: data hasil olahan penelitian (2015)


44

Tabel 5.5

LAPORAN PERUBAHAN NERACA TAHUN 2013-2014

31-12-2013 31-12-2014 Perubahan


Uraian
(Rp) (Rp) D K
Aktiva :
Kas 23,903,763.06 17,359,633.06 6,544,130,00
Bank 150,081,940.11 188,149,167.17 38,067,227,06
Piutang Dagang 3,936,612,400.00 1,442,256,146.00 2,494,356,254,00
Piutang Lain-Lain - 1,897,159,600.00 1,897,159,600.00
Persediaan Barang 5,167,331,676.82 12,696,926,727.75 7,529,595,050,93
Pajak Dibayar Dimuka 78,360,000.00 85,325,000.00 6,965,000,00
Tanah 278,894,100.00 278,894,100.00
Bangunan 650,000,000.00 650,000,000.00
Kendaraan 1,042,314,000.00 1,291,150,000.00 248,836,000,00
Inventaris Kantor 127,632,005.00 149,679,005.00 22,047,000,00
Invetaris Gudang 1,454,809,420.00 1,457,509,420.00 2,700,000,00
Penyusutan 2,466,190,670.00 2,739,818,685.00 273,628,015,00
Jumlah 10,443,748,634.99 17,414,590,113.98
Passiva : 103,799,150.00 85,090,725.00 18,708,425,00
Hutang Pajak 4,210,875,173.77 1,914,732,774.00 2,296,142,399,77
Hutang Lain-Lain 1,188,632,500.00 - 1,188,632,500.00
Hutang Dagang - 10,271,695,750.00 10,271,695,750.00
Hutang Afiliasi 1,000,000,000.00 1,000,000,000.00
Modal Sendiri 3,940,441,811.22 4,143,070,864.98 202,629,053,76
Laba
Jumlah 10,443,748,634.99 17,414,590,113.98 13,248,853,202,76 13,248,853,202,76

Sumber data: data hasil olahan penelitian (2015)

Berdasarkan Laporan Perubahan Neraca, Maka Dengan Mudah Dapat

Diketahui Laporan Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Yang Dapat Dilihat Pada

Tabel 5.6 Dan Tabel 5.7 Sebagai Berikut.


45

Tabel 5.6
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja
Periode 2012-2013 (dalam rupiah)

Sumber-Sumber Pengunaan
Dana Berasal Dari : Dana Digunakan :
Keuntungan 312,978,774.81 Inventaris Kantor 8,683,000.00
Penyusustan 239,430,140.00 Invetaris Gudang 5,400,000.00

Jumlah 552,408,914,81 Jumlah 14,083,000,00


Kenaikan Modal
538,325,914,81
Kerja
Jumlah 552,408,914,81 Jumlah 552,408,914,81

Sumber data: data hasil olahan penelitian (2015)

Bersarkan tabel 4.6 tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa modal kerja yang

dikelola perusahaan bersumber dari keuntungan perusahaan sebesar Rp.

312,978,774.81,- dan penyusutan sebsar Rp. 239,430,140.00,- sedangkan modal kerja

tersebut digunakan untuk pembelian inventaris kantor Rp. 8,683,000.00,- dan

pembelian inventaris gudang Rp. 5,400,000.00,- sehingga kenaikan modal kerja

sebesar Rp. 538,325,914,81


46

Tabel 5.7
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja
Periode 2013-2014 (dalam rupiah)

Sumber-Sumber Pengunaan
Dana Berasal Dari : Dana Digunakan :
Keuntungan 202,629,053,76 Kendaran 248,836,000,00
Penyusustan 273,628,015,00 Inventaris Kantor 22,047,000,00
Invetaris Gudang 2,700,000,00

Jumlah 476,257,068,76 Jumlah 273,583,000,00


Kenaikan Modal
202,674,068,76
Kerja
Jumlah 476,257,068,76 Jumlah 476,257,068,76

Sumber data: data hasil olahan penelitian (2015)

Bersarkan tabel 5.7 tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa modal kerja

yang dikelola perusahaan bersumber dari keuntungan perusahaan sebesar Rp.

202,629,053,76,- dan penyusutan sebsar Rp. 273,628,015,00,- sedangkan modal

kerja tersebut digunakan untuk pembelian kendaraan Rp. 248,836,000,00,-

pembelian inventaris kantor Rp. 22,047,000,00,- dan pembelian inventaris

gudang Rp. 2,700,000,00,- sehingga kenaikan modal kerja sebesar Rp.

202,674,068,76.

B. Laporan Laba Rugi

Setiap jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun, perusahaan perlu

memperhitungkan hasil usaha perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan

rugi laba. Dalam menganalisis tingkat kemampuan PT. Budi Makassar Jaya

Abadi, dalam mengelola keuangannya selama tiga tahun terakhir ini, maka
47

penulisis menganalisis rasio-rasio keuangan perusahaan mulai tahun 2012 sampai

tahun 2014 dalam laporan rugi laba.

Untuk melakukan semua itu maka sebaiknya diperhatikan laporan laba

rugi perusahaan untuk digunakan menghitung rasio-rasio keuangan dan

selanjutnya dapat dibandingkan prestasinya dari tahun 2012 hingga 2014. Dalam

analisis rasio ini, terdapat beberapa jenis rasio yang digunakan oleh penulis untuk

menentukan tingkat pengelolaan keuangan perusahaan selama ini.

Untuk lebih memudahkan penulisan ini, maka diperlihatkan salinan

laporan perhitungan rugi laba selama lima tahun terakhir, yang terlihat pada table

berikut.
48

Tabel 5.8

PT BUDIMAKASAR JAYAABADI
PER 31 DESEMBER 2012

PENJUALAN BERSIH Rp 85,685,936,374.76

HARGA POKOK PENJUALAN Rp 82,784,083,525.76

LABA KOTOR USAHA Rp 2,901,852,849.00

BEBAN USAHA
Biaya Penjualan Rp 1,446,704,393.00
Biaya Umum & Administrasi Rp 1,153,363,615.00

Jumlah Beban Usaha Rp 2,600,068,008.00

LABA (RUGI) BERSIH USAHA Rp 301,784,841.00

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN


Laba Selisi Kurs Rp (13,971,444.37)
Biaya Lain-Lain Rp (5,892,154.83)

Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain Rp (19,863,599.20)

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK Rp 281,921,241.80

Pajak Penghasilan Rp 78,937,880.00

LABA (RUGI) SETELAH PAJAK Rp 202,983,361.80

HAL-HAL DILUAR USAHA


Pendapatan Diluar Usaha
Pendapatan Bunga Rp 13,063,410.66
Pajak Atas Bunga Rp (2,612,936.72)
Jumlah Hal-Hal Diluar Usaha Rp 10,450,473.94

LABA RUGI SETELAH PAJAK DAN BUNGA Rp 213,433,835.74

Sumber data: PT. Budi Makassar Jaya Abadi di Kab. Gowa (2015)
49

Tabel 5.9

PT BUDIMAKASAR JAYAABADI
PER 31 DESEMBER 2013

PENJUALAN BERSIH Rp 109,996,154,200.00

HARGA POKOK PENJUALAN Rp 107,574,925,354.53

LABA KOTOR USAHA Rp 2,421,228,845.47

BEBAN USAHA
Biaya Penjualan Rp 677,917,518.00
Biaya Umum & Administrasi Rp 1,324,268,167.00

Jumlah Beban Usaha Rp 2,002,185,685.00

LABA (RUGI) BERSIH USAHA Rp 419,043,160.47

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN


Laba Selisi Kurs Rp (1,661,762.37)
Biaya Lain-Lain Rp (5,090,597.98)

Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain Rp (6,752,360.35)

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK Rp 412,290,800.12

Pajak Penghasilan Rp 103,072,500.00

LABA (RUGI) SETELAH PAJAK Rp 309,218,300.12

HAL-HAL DILUAR USAHA


Pendapatan Diluar Usaha
Pendapatan Bunga Rp 5,100,593.35
Pajak Atas Bunga Rp (1,340,118.66)
Jumlah Hal-Hal Diluar Usaha Rp 3,760,474.69

LABA RUGI SETELAH PAJAK DAN BUNGA Rp 312,978,774.81

Sumber data: PT. Budi Makassar Jaya Abadi di Kab. Gowa (2015)
50

Tabel 5.10

PT BUDIMAKASAR JAYAABADI
PER 31 DESEMBER 2014

PENJUALAN BERSIH Rp 96,251,701,159.50

HARGA POKOK PENJUALAN Rp 92,972,229,791.07

LABA KOTOR USAHA Rp 3,279,471,368.43

BEBAN USAHA
Biaya Penjualan Rp 1,685,021,177.00
Biaya Umum & Administrasi Rp 1,276,065,311.00

Jumlah Beban Usaha Rp 2,961,086,488.00

LABA (RUGI) BERSIH USAHA Rp 318,384,880.43

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN


Laba Selisi Kurs Rp 290,597.98
Biaya Lain-Lain Rp (4,357,981.47)

Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain Rp (4,067,383.49)

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK Rp 314,317,496.94

Pajak Penghasilan Rp 74,024,700.00

LABA (RUGI) SETELAH PAJAK Rp 240,292,796.94

HAL-HAL DILUAR USAHA


Pendapatan Diluar Usaha
Pendapatan Bunga Rp 8,607,821.00
Pajak Atas Bunga Rp (1,721,564.18)
Jumlah Hal-Hal Diluar Usaha Rp 6,886,256.82

LABA RUGI SETELAH PAJAK DAN BUNGA Rp 247,179,053.76

Sumber data: PT. Budi Makassar Jaya Abadi di Kab. Gowa (2015)
51

Dari data tersebut, dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2012 penjualan

perusahaan mencapai sebesar Rp. 85,685,936,374.76 harga pokok penjualan

sebesar Rp. 82,784,083,525.76 sehingga laba kotor perusahaan Rp.

2,901,852,849.00 dengan beban usaha yang dikeluarkan Rp. 2,600,068,008.00

dan laba usaha sebesar Rp. 301,784,841.00 beban lain-lain sebesar Rp.

19,863,599.20 sehingga laba sebelum pajak sebesar Rp. 281,921,241.80

sedangkan pajak perusahaan sebesar Rp. 78,937,880.00 jadi laba bersih setelah

pajak Rp. 202,983,361.80 hal-hal diluar usaha yaitu pendapatan bunga dan pajak

atas bunga sebesar Rp. 10,450,473.94 sehingga laba rugi setelah pajak dan bunga

sebesar Rp. 213,433,835.74

pada tahun 2013 penjualan perusahaan mencapai sebesar Rp.

109,996,154,200.00 harga pokok penjualan sebesar Rp. 107,574,925,354.53

sehingga laba kotor perusahaan Rp. 2,421,228,845.47 dengan biaya yang

dikeluarkan Rp. 2,002,185,685.00 dan laba usaha sebesar Rp. 419,043,160.47

beban lain-lain sebesar Rp. 6,752,360.35 sehingga laba sebelum pajak sebesar

Rp. 412,290,800.12 sedangkan pajak perusahaan sebesar Rp. 103,072,500.00

jadi laba bersih setelah pajak Rp. 309,218,300.12 sedangkan hal-hal diluar usaha

yaitu pendapatan bunga dan pajak atas bunga sebesar Rp. 3,760,474.69 sehingga

laba rugi setelah pajak dan bunga sebesar Rp. 312,978,774.81


52

pada tahun 2014 penjualan perusahaan mencapai sebesar Rp.

96,251,701,159.50 harga pokok penjualan sebesar Rp. 92,972,229,791.07

sehingga laba kotor perusahaan Rp. 3,279,471,368.43 dengan biaya yang

dikeluarkan Rp. 2,961,086,488.00 dan laba usaha sebesar Rp. 318,384,880.43

beban lain-lain sebesar Rp. 4,067,383.49 sehingga laba sebelum pajak sebesar

Rp. 314,317,496.94 sedangkan pajak perusahaan sebesar Rp. 74,024,700.00 jadi

laba bersih setelah pajak Rp. 240,292,796.94 sedangkan hal-hal diluar usaha

yaitu pendapatan bunga dan pajak atas bunga sebesar Rp. 6,886,256.82 sehingga

laba rugi setelah pajak dan bunga sebesar Rp. 247,179,053.76

C. Analisis Rentabilitas

Merupakan perbandingan antara jumlah laba modal yang menghasilkan

laba dan dapat dikemukakan beberapa rasio diantaranya sebagai berikut :

1. Rasio rentabilitas

Untuk rasio keuangan ini, penulis hanya menggunakan dua rasio, sebagai

berikut :

a. Rentabilitas ekonomis atau net earning power dengan rumus sebagai

berikut :

laba bersih sebelum pajak


rentabilitas ekonomis = X 100 %
jumlah modal perusahaan
53

Rp 281,921,241.80
Tahun 2012 = × 100% = 1,5%
Rp 18,270,317,690.41

Rp. 412,290,800.12
Tahun 2013 = × 100% = 3,9%
Rp 10,443,748,634.99

Rp. 314,317,496.94
Tahun 2014 = × 100% = 1,8%
Rp. 17,414,590,113.98

Hasil perhitungan tersebut dapat dinterprestasikan bahwa pada tahun

2012 Net Earning Power sebesar 1,5% artinya bahwa setiap Rp. 1 aktiva

dapat menghasilkan keuntungan Rp. 0,015,- sedangkan pada tahun 2013

Net Earning Power meningkat menjadi 3,9% yang berarti bahwa setiap

Rp. 1 aktiva akan dapat menghasilkan keuntungan Rp. 0,039,- dan pada

tahun 2014 Net Earning Power turun menjadi 1,8% yang berarti setiap

Rp. 1 aktiva akan dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,018,-

dapat dijelaskan pula bahwa makin besar laba yang diperoleh makin besar

pula nilai Net Earning Power, dengan keuntungan kenaikan jumlah aktiva

harus ditekan.

b. Analisis rentabilitas modal sendiri atau Rate of Return for the Owners

atau disebut juga Rate of Return on Net Work, menunjukkan kemampuan

dari modal sendiri yang dimililki perusahaan untuk menghasilkan laba

pada periode tertentu, rumusnya sebagai berikut :

laba bersih setelah pajak


rentabilitas modal sendiri = X 100 %
jumlah modal sendiri
54

Rp 213,433,835.74
Tahun 2012 = × 100% = 21,3%
Rp. 1,000,000,000.00

Rp 312,978,774.81
Tahun 2013 = × 100% = 31,3%
Rp. 1,000,000,000.00

Rp 247,179,053.76
Tahun 2014 = × 100% = 24,7%
Rp. 1,000,000,000.00

Berdasarkan perhitungan diatas dapat kita lihat bahwa kemampuan modal

sendiri dalam menghasilkan laba mengalami kenaikan dari tahun 2012

sampai tahun 2013. Pada tahun 2012 Rate of Return for the Owners

sebesar 21,3% yang berarti setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan

keuntungan Rp. 0,213,- dan pada tahun 2013 Rate of Return for the

Owners sebesar 31,3% yang berarti setiap Rp. 1 aktiva dapat

menghasilkan Rp. 0,313,- dan pada tahun berikutnya tepatnya tahun

2014 Rate of Return for the Owners mengalami penurunan sebesar 24,7%

yang berarti setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan Rp. 0,247,- dan dapat

dikatakan bahwa kemampuan perusahan untuk memperoleh laba dari

modal sendiri lebih besar dibandingkan dengan modal perusahaan.

2. Net working capital (modal kerja), merupakan perbandingan antara aktiva

lancar dengan hutang lancar atau secara rumus dapat dilihat sebagai berikut :

Net working capital = aktiva lancar – hutang lancar

Tahun 2012 = Rp. 16,957,511,695.41 – Rp. 13,642,854,654.00

= Rp. 3,314,657,041,41
55

Tahun 2013 = Rp 9,356,289,779.99 -- Rp 5,503,306,823.77

= Rp. 3,852,982,956,22

Tahun 2014 = Rp. 16,327,176,273.98 – Rp. 12,271,519,249.00

= Rp. 4,055,657,024,98

Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat dijelaskan bahwa modal

kerja perusahaan tahun 2012 sebesar Rp. 3,314,657,041,41 mengalami

peningkatan pada tahun 2013 sebesar Rp. 3,852,982,956,22 dan pada tahun

2014 kembali mengalami peningkatan sebesar Rp. 4,055,657,024,98.

3. Net working capital to total assets ratio, merupakan perbandingan antara

modal kerja dengan jumlah aktiva, atau secara rumus dapat dilihat sebagai

berikut :

𝑁𝑒𝑡 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 aktiva lancar − hutang lancar


= X 100 %
𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑎 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 jumlah aktiva

Rp. 16,957,511,695.41 – Rp. 13,642,854,654.00


tahun 2012 = X 100 %
Rp. 18,270,317,690.41

= 18,1 %

Rp. 9,356,289,779.99 – Rp. 5,503,306,823.77


tahun 2013 = X 100 %
Rp. 10,443,748,634.99

= 36,9 %

Rp. 16,327,176,273.98 – Rp. 12,271,519,249.00


tahun 2014 = X 100 %
Rp. 17,414,590,113.98
56

= 23,3 %

Berdasarkan perhitungan diatas jelas bahwa PT budi makasassar jaya

abadi pada tahun 2012 meningkat perbandingan antara modal kerja dengan

total aktivanya dan pada tahun 2012 sebesar 18,1 persen, tahun 2013

meningkat menjadi 36,9 persen, dan pada tahun 2014 menurun yaitu sebesar

23,3 persen. Ini menunjukan bahwa total aktiva terhadap modal kerjanya

meningkat ditahun 2012 sampai dengan tahun 2013 dan kembali mengalami

penurunan ditahun 2014.

Tabel 5.11
Perkembangan Rasio Rentabilitas

Perkembangan
Rasio 2012 2013 2014 Rata- rata
(%)
Net Earning
Power
1,5% 3,9% 1,8% 0,3%
(Rentabilitas
Ekonomis)
Rate of Return on
Net Work
21,3% 31,3% 24,7% 3,4%
(Rentabilitas
Modal Sendiri)
Net Working
Capital to Total
Assets Ratio 18,1% 36,9% 23,3% 5,2%
(Modal Kerja
Bersih)

Sumber data: data hasil olahan penelitian (2015)


57

Berdasarkan tabel tersebut maka dapat diperlihatkan bahwa, pada Net

Earning Power. Data tahun 2012 sebesar 1,5%, meningkat ditahun 2013 sebesar

3,9% dan mengalami penurunan di tahun 2014 sebesar 1,8% sehingga

perkembangan peningkataan Net Earning Power dalam tiga tahun terakhir

terhitung dari tahun 2012 – 2014, mengalami kenaikan sebesar 0,3%

Pada Rate of Return for the Owners. Data tahun 2012 sebesar 21,3%,

mengalami peningkatan ditahun 2013 sebesar 31,3% dan kembali mengalami

penurunan ditahun 2014 sebesar 24,7%, sehingga perkembangan Rate of Return

for the Owners dalam tiga tahun terakhir terhitung dari tahun 2012 – 2014,

mengalami kenaikan sebesar 3,4%.

Pada Net working capital to total assets ratio. Data tahun 2012 sebesar

18,1%, meningkat ditahun 2013 sebesar 36,9%, dan mengalami penurunan

ditahun 2014 sebesar 23,3%, sehingga perkembangan peningkata Net working

capital to total assets ratio dalam tiga tahun terakhir terhitung dari tahun 2012 –

2014, mengalami kenaikan rata-rata sebesar 5,2%.

Berdasarkan hasil analisis rasio rentabilitas selama periode 2012-2014

dapat dilihat bahwa PT. Budi Makassar jaya abadi menunjukan penggunaan

modal kerja dalam menghasilkan laba perusahaan pada rasio rentabilitas

ekonomis adalah cukup efisien dan rasio rentabilitas modal sediri adalah sangat

efisien Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


58

Tabel 5.12
Standar Pengukuran Efisiensi Penggunaan Modal Kerja

Rasio Interval Rasio Kriteria

Net Earning Power >10% Sangat efisien


(Rentabilitas Ekonomis) 6% - 9% Efisien
0% - 5% Cukup efisien
< 0% Kurang efisien
Rentabilitas modal sendiri > 21 % Sangat efisien
(Rate of return on net worth) 10 % - 20 % Efisien
1% - 9% Cukup efisien
<1% Kurang efisien

Tabel 5.13
Standar Pengukuran Efisiensi Penggunaan Modal Kerja

Net Earning Power


Tahun Rentabilitas Ekonomis Standar Kriteria

2011 1,5 % 0%-5% Cukup efisien

2012 3,9 % 0%-5% Cukup efisien

2013 1,8 % 0%-5% Cukup efisien

Sumber data: data hasil olahan penelitian (2015)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rasio laba bersih sebelum pajak

dengan total aktiva PT. Budi Makassar Jaya Abadi yang dicapai sejak tahun 2012-

2014 adalah 1,5 %; 3,9 % dan 1,8 %. Bila angka-angka tersebut dibandingkan

dengan standar pengukuran maka rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva

pada tahun 2011-2013 termasuk dalam kriteria cukup efisien. Dari rincian tersebut
59

dapat diketahui bahwa rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva yang

dicapai adalah rendah, hal ini disebabkan karena adanya kelebihan dana yang

tertanam dalam aktiva lancar dan dana tersebut tidak digunakan secara efisien selain

itu PT. Budi Makassar Jaya Abadi kurang mengontrol pengeluaran dan beban pokok

penjualan sehingga untuk mendapatkan laba yang lebih baik atau maksimal PT. Budi

Makassar Jaya Abadi dapat mengurngi biaya-biaya yang kurang perlu dan

memperbaharui manajemen modal kerja agar menjadi efisien.

Tabel 5.14
Standar Pengukuran Efisiensi Penggunaan Modal Kerja

Rentabilitas modal
Tahun Standar Kriteria
Sendiri
2011 21,3 % >21% sangat efisien

2012 31,3 % >21% sangat efisien

2013 24,7 % >21% sangat efisien


Sumber data: data hasil olahan penelitian (2015)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rentabilitas modal sendiri yang dicapai

PT. Budi Makassar Jaya Abadi sejak tahun 2012-2014 adalah 21,3 %; 31,3 % dan

24,7 %. Bila angka-angka tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran maka

rentabilitas modal sendiri pada tahun 2011-2013 termasuk dalam kriteria sangat

efisien.
60

Tabel 5.15
Perbandingan Modal Kerja dan Laba (dalam rupiah)

Jenis Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014


Modal kerja 3,314,657,041.41 3,852,982,956.22 4,055,657,024.98
Beban pokok penjualan 82,784,083,525.76 107,574,925,354.53 92,972,229,791.07
Beban usaha 2,600,068,008.00 2,002,185,685.00 2,961,086,488.00
Beban lain-lain 19,863,599.20 6,752,360.35 4,067,383.49
Laba 213,433,835.74 312,978,774.81 247,179,053.76
Jumlah 88,932,106,010.11 113,749,825,130.91 10,024,021,9741.30
Sumber data: data hasil olahan penelitian (2015)

Berdasarkan pada tabel 5.12 dapat dilihat perbandingan dimana pada

tahun 2012 modal kerja perusahaan sebesar Rp. 213,433,835.74 dengan laba

usaha sebesar Rp. 3,314,657,041.41 sedangkan pada tahun 2013 modal kerja

perusahaan sebesar Rp. 3,852,982,956.22 dengan laba usaha sebesar Rp.

312,978,774.81 sedangkan pada tahun 2014 modal kerja perusahaan sebesar Rp.

4,055,657,024.98 dengan laba usaha sebesar Rp. 247,179,053.76. Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan modal kerja ternyata tidak dapat meningkatkan

laba usaha, ini disebabkan karena beban pokok penjualan yang relatif tinggi

mengakibatkan laba usaha rendah meskipun modal kerja yang dimiliki

meningkat setiap tahunnya.


62

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berkaitan dengan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, maka akan

di kemukakan kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan analisis rasio rentabilitas PT. Budi Makassar Jaya Abadi

menunjukkan bahwa rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva

tahun 2012-2014 bila dibandingkan dengan standar pengukuran maka

pada tahun 2012-2014 adalah cukup efisien. Dan bila dilihat dari

rentabilitas modal sendiri tahun 2012-2014 yang dibandingkan dengan

standar pengukuran maka rentabilitas modal sendiri pada tahun 2012-

2014 adalah sangat efisien.

2. PT. Budi Makassar jaya abadi menunjukan pengelolaan modal kerja yang

cukup baik. Karena dapat mempertahankan suatu kondisi sumber lebih

besar dari penggunan modal kerja sehingga perusahaan mengalami

kenaikan modal kerja, walaupun jumlah laba tidak selalu meningkat

setiap tahunnya. Modal kerja perusahaan tahun 2012 sebesar Rp.

3,314,657,041.41 Dengan laba bersih sebesar Rp. 213,433,835.74 Tahun

2013 modal kerja meningkat menjadi sebesar Rp. 3,852,982,956.22

Dengan laba bersih sebesar Rp. 312,978,774.81 dan pada tahun 2014

61
62

modal kerja meningkat menjadi sebesar Rp. 4,055,657,024.98 Dengan

laba bersih sebesar Rp. 247,179,053.76.

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan yang dikemukakan diatas maka diajukan saran-saran

sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan laba usaha perusahaan, sebaiknya pihak pengelola

memperhatikan atau mengurangi hutang lain-lain dan meningkatkan

penjualan dengan jalan mencari lebih banyak langganan.

2. Diharapkan kepada pihak pengelola agar memperhatikan aktiva lancar

dan hutan lancar perusahaan, agar perusahaan tetap likuid.


DAFTAR PUSTAKA

Kamaruddin, Ahmad, Drs. 1997. Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja. Jakarta:


PT. Rineka Cipta.

Kurniawan. 2015. Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja & Analisis Sumber
Dan Penggunaan Kas. http://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/15/
konsep-dasar-analisis-laporan-keuangan, diakses 8 februari 2015

Manulang, 2005. Pengantar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi.

Martono, Agus Harjito. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan


Pertama, Yogyakarta: Ekonisia.

Munawir, S. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kesebelas. Yogyakarta:


Liberti.

Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.

Munawir, S. 2004. Analisis laporan Keuangan. Edisi keempat. Cetakan Ketiga Belas.
Yogyakarta: Liberty.

Puryandani, siti. 2014. Materi Alk Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja.
http://sitipuryandani.blogspot.com/2013/04/materi-alk-analisis-sumber- dan.
html, diakses 23 januari 2015.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat.


Yogyakarta: BPFE.

Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta :


Ekonosia.

Suyadi Prawiro Sentono, 2002. Pengantar Bisnis Modern, Studi Kasus Indonesia dan
Analisis Kuantitatif. Cetakan Pertama. Jakarta : Pt. Bumi Aksara

. 2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Jurusan Manajemen. Fakultas


Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Makassar.

63

Anda mungkin juga menyukai