Anda di halaman 1dari 124

SKRIPSI

PENGARUH PELATIHAN DAN ROTASI KERJA TERHADAP KINERJA


KARYAWAN PADA LPD DESA PAKRAMAN UBUNG

Oleh:

NAMA : KOMANG RICKY INDRAWIGUNA

NIM : 1602612010368

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2020
PENGARUH PELATIHAN DAN ROTASI KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA LPD DESA PAKRAMAN UBUNG

Oleh:

NAMA : KOMANG RICKY INDRAWIGUNA

NIM : 1602612010368

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2020

i
PENGARUH PELATIHAN DAN ROTASI KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA LPD DESA PAKRAMAN UBUNG

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna


memperoleh gelar Sarjana Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mahasaraswati Denpasar

Oleh :

NAMA : KOMANG RICKY INDRAWIGUNA

NIM : 1602612010368

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2020

ii
iii
4
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pengaruh

Pelatihan Dan Rotasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada LPD Desa

Pakraman Ubung”

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan

dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam

penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis berterima kasih kepada:

1) Bapak Dr. Drs. I Made Sukamerta, M.Pd., selaku Rektor Universitas

Mahasaraswati Denpasar.

2) Ibu Dr. Putu Kepramareni, SE., MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Mahasaraswati Denpasar.

3) Bapak Agus Wahyudi Salasa Gama, SE, MM, selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar

4) Ibu Ni Nyoman Suryani, SE., M.Si, sebagai Pembimbing I atas waktu,

bimbingan dan masukan dalam penyusunan skripsi.

5) Bapak Drs. I Dewa Made Adnyana, MM, sebagai Pembimbing II atas waktu,

bimbingan dan masukan dalam penyusunan skripsi

6) Keluarga tercinta atas semangat dan doanya yang diberikan dari awal sampai

selesainya skripsi ini.

7) Pacar tersayang calon istriku Ni Made Wiwik Ariani, S.Ak, atas selalu

memberikan waktu luang, semangat, motivasi, canda tawa dan senantiasa

mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.

vi
8) Sahabat seperjuangan atas kesediannya memberikan dukungan, masukan, dan

motivasi yang tiada hentinya untuk penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan

kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian skripsi ini diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.

Denpasar,13 Januari 2020

Penulis

vii
PENGARUH PELATIHAN DAN ROTASI KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA LPD DESA PAKRAMAN UBUNG

ABSTRAK

Pelatihan dan rotasi kerja memberikan peranan penting terhadap kemajuan


kemampuan para karyawan yang akan dikembangkan, serta memberikan semangat
dan membina karyawan agar mampu untuk bekerja mandiri dan membutuhkan
kepercayaan diri sehingga kinerja karyawan semakin meningkat. Kinerja karyawan
mencerminkan keberhasilan atau kegagalan dalam aktivitas manajemen sumber
daya manusia. Apabila kinerja buruk atau tidak sesuai dengan diharapkan
perusahaan, maka kemungkinan aktivitas manajemen sumber daya manusia
tersebut harus ditinjau ulang dengan melakukan penilaian terhadap kinerja
karyawan. Peningkatan kinerja karyawan dapat tercapai tentu bukan perkara
mudah, Hal ini diperlukan suatu penanganan yang serius, Pengaruh pelatihan dan
rotasi kerja memberikan peran penting. Peningkatan kinerja adalah suatu hasil kerja
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan dan kesungguhan serta waktu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pelatihan dan rotasi
kerja terhadap kinerja karyawan pada LPD Desa Pakraman Ubung. Jumlah
responden dalam penelitian ini sebanyak 35 orang. Pengumpulan data dengan
penyebaran kuesioner yang menggunakan skala likert dengan skor nilai 1 sampai
5. Teknik analisis data adalah teknik analisis regresi linear berganda dengan uji
SPSS (Statistical Package Social Science) versi 23.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh pengaruh
pelatihan (X1) dan rotasi kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) adalah positif,
artinya bila pelatihan dan rotasi kerja meningkat maka kinerja karyawan akan
meningkat dan begitu sebaliknya. Secara parsial variabel pelatihan (X1)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) dengan nilai sig
0,000 < 0,05. Variabel rotasi kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan (Y) dengan nilai sig 0,009 < 0,05. Dilihat dari nilai koefisien
korelasi (R) adalah 0,878 yang berarti hubungan variabel pelatihan, rotasi kerja dan
kinerja karyawan adalah sangat kuat karena berada pada kategori 0,800 – 1,000.
Dilihat dari nilai Adjusted R Square yaitu 0,756, berarti pengaruh pelatihan dan
rotasi kerja terhadap kinerja karyawan pada LPD Desa Pakraman Ubung sebesar
75,6% sedangkan sisanya 24,4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.

Kata Kunci:, Kinerja Karyawan, Pelatihan Dan Rotasi Kerja.

viii
DAFTAR ISI

Isi Halaman
HALAMAN COVER ................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................ iii
HALAMAN PENGUJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
ABSTRAK................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah..................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 9


2.1 Landasan Teori .................................................................. 9
2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) ......... 9
2.1.2 Pengertian Pelatihan ............................................... 14
2.1.3 Manfaat Pelatihan ................................................... 16
2.1.4 Tujuan Pelatihan ..................................................... 20
2.1.5 Jenis-Jenis Pelatihan .............................................. 22
2.1.6 Indikator Pelatihan.................................................. 22
2.1.7 Pengertian Rotasi Kerja .......................................... 24
2.1.8 Manfaat Dan Tujuan Rotasi Kerja ........................... 25
2.1.9 Cara-Cara Rotasi Kerja ........................................... 26
2.1.10 Sebab Dan Alasan Rotasi ........................................ 27
2.1.11 Ruang Lingkup Rotasi Kerja ................................... 30
2.1.12 Indikator Rotasi Kerja............................................. 31
2.1.13 Pengertian Kinerja Karyawan ................................. 33
2.1.14 Penilaian Kinerja .................................................... 36
2.1.15 Indikator Kinerja Karyawan.................................... 38
2.1.16 Hubungan Antar Variabel Pelatihan dan Rotasi
Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada LPD Desa
Pakraman Ubung .................................................... 39

ix
2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................... 40

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ....................... 45


3.1 Kerangka Berpikir.............................................................. 45
3.2 Hipotesis ............................................................................ 48

BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................... 49


4.1 Tempat Penelitian .............................................................. 49
4.2 Obyek Penelitian ................................................................ 49
4.3 Identifikasi Variabel........................................................... 50
4.4 Definisi Operasional Variabel ............................................ 50
4.5 Jenis Dan Sumber Data ...................................................... 51
4.5.1 Jenis Data ............................................................... 51
4.5.2 Sumber Data ........................................................... 52
4.6 Populasi Dan Sampel ......................................................... 52
4.7 Metode Pengumpulan Data ................................................ 53
4.8 Teknik Analisis Data.......................................................... 55
4.8.1 Pengujian Instrumen Penelitian ............................... 55
4.8.2 Uji Asumsi Klasik .................................................. 57
4.8.3 Analisis Deskriptif .................................................. 58
4.8.4 Analisis Kuantitatif ................................................. 59

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................ 63


5.1 Gambaran Umum Perusahaan ............................................ 63
5.1.1 Sejarah Singkat LPD Desa Pakraman Ubung .......... 63
5.1.2 Visi Dan Misi LPD Desa Pakraman Ubung ............ 64
5.1.3 Struktur Organisasi LPD Desa Pakraman Ubung .... 65
5.1.4 Tanggung Jawab Dan Tugas Pokok ........................ 67
5.2 Hasil Analisis dan Pembahasan .......................................... 71
5.2.1 Pengujian Instrumen Penelitian................................. 71
5.2.2 Karakteristik Responden ......................................... 76
5.2.3 Analisis Data ............................................................... 79
5.2.4 Analisis Deskriptif .................................................. 82
5.2.5 Analisis Kuantitatif ................................................. 83
5.2.6 Pengaruh Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja
Karyawan .................................................................... 87
5.2.7 Pengaruh Rotasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan .. 88

BAB VI PENUTUP ............................................................................... 89


6.1 Simpulan ........................................................................... 89
6.2 Saran ................................................................................. 89

x
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 91
LAMPIRAN .............................................................................................. 95

xi
DAFTAR TABEL

Isi Halaman

Tabel 1.1 Tingkat Absensi Karyawan Pada Bulan Januari S/D Desember
2018 ........................................................................................... 4

Tabel 1.2 Kinerja Keuangan LPD Desa Pakraman Ubung 2017 – 2018 ...... 5

Tabel 4.1 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Kolerasi .... 55

Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas Pada LPD Desa Pakraman Ubung ................... 72

Tabel 5.2 Hasil Uji Reliabilitas Pada LPD Desa Pakraman Ubung ............... 73

Tabel 5.3 Uji Normalitas ............................................................................. 74

Tabel 5.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas........................................................ 75

Tabel 5.5 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................... 76

Tabel 5.6 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Karyawan


LPD Desa Pakraman Ubung ....................................................... 77

Tabel 5.7 Distribusi Responden Menurut Umur Karyawan LPD Desa


Pakraman Ubung ........................................................................ 77

Tabel 5.8 Distribusi Responden Menurut Masa Kerja Karyawan LPD


Desa Pakraman Ubung ................................................................ 78

Tabel 5.9 Distribusi Responden Menurut Pendidikan LPD Desa Pakraman


Ubung ......................................................................................... 78

Tabel 5.10 Klasifikasi Rata-rata Deskripsi Data Penelitian ........................... 79

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Tanggapan 35 Responden Terhadap


7 Pernyataan Pelatihan (X1) ........................................................ 80

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Tanggapan 35 Responden Terhadap


3 Pernyataan Rotasi Kerja (X2) ................................................... 81

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Tanggapan 35 Responden Terhadap


5 Pernyataan Kinerja Karyawan (Y)............................................ 82

Tabel 5.14 Hasil Analisis Deskriptif ............................................................. 83

Tabel 5.15 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ......................................... 84

xii
DAFTAR GAMBAR

Isi Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Pelatihan Dan Rotasi Kerja


Terhadap Kinerja Karyawan LPD Desa Pakraman Ubung ........ 47

Gambar 5.1 Struktur Organisasi LPD Desa Pakraman Ubung ...................... 66

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Isi Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ............................................................................... 97


Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden ................................................. 99
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas .................................................................. 101
Lampiran 4 Hasil Pengujian Reliabilitas .................................................... 103
Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 105
Lampiran 6 Karakteristik Responden ......................................................... 107
Lampiran 7 Analisis Regresi Linear Berganda ........................................... 108

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pelatihan dan rotasi kerja memberikan peranan penting terhadap

kemajuan kemampuan para karyawan yang akan dikembangkan, serta

memberikan semangat dan membina karyawan agar mampu untuk bekerja

mandiri dan membutuhkan kepercayaan diri sehingga kinerja karyawan

semakin meningkat (Mangkuprawira, Tb. Sjafri, 2010: 135). Kinerja karyawan

mencerminkan keberhasilan atau kegagalan dalam aktivitas manajemen

sumber daya manusia.

Apabila kinerja buruk atau tidak sesuai dengan diharapkan perusahaan,

maka kemungkinan aktivitas manajemen sumber daya manusia tersebut harus

ditinjau ulang dengan melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan.

Peningkatan kinerja karyawan dapat tercapai tentu bukan perkara mudah, Hal

ini diperlukan suatu penanganan yang serius, Pengaruh pelatihan dan rotasi

kerja memberikan peran penting. Peningkatan kinerja adalah suatu hasil kerja

yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadannya yang didasarkan atas kecakapan dan kesungguhan serta waktu

(Hasibuan, 2008: 94). Pelatihan dan rotasi kerja sering kita dengar dalam dunia

kerja di perusahaan, organisasi, lembaga, atau bahkan dalam instansi

pendidikan.

1
2

Dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan rotasi kerja sangat penting bagi

tenaga kerja untuk bekerja lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan

yang dijabat atau akan dijabat kedepan. Secara deskripsi tertentu potensi para

pekerja mungkin sudah memenuhi syarat administrasi pada pekerjaanya, tapi

secara aktual para pekerja harus mengikuti atau mengimbangi perkembangan

sesuai dengan tugas yang dijabat atau yang akan dijabatnya.

Penggunaan tenaga kerja yang efektif dan terarah merupakan kunci

kearah peningkatan kinerja karyawan sehingga dibutuhkan suatu kebijakan

perusahaan untuk penggerak karyawan agar mau bekerja lebih produktif sesuai

rencana yang telah ditetapkan. Jadi sesudah karyawan direkrut, dipilih dan

dilantik selanjutnya dikembangkan agar lebih sesuai dengan pekerjaan dan

organisasi.

Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia adalah training and

development artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga kerja yang bersumber

daya manusia yang baik dan tepat sangat perlu pelatihan dan rotasi kerja

(Handoko: 2001:104). Hal ini sebagai upaya untuk mempersiapkan para tenaga

kerja untuk menghadapi tugas pekerjaan jabatan yang dianggap belum

menguasainya. Management thought yang dikemukakan Taylor, bahwa tenaga

kerja membutuhkan latihan kerja yang tepat. Teori ini sangat tepat untuk

rnenghindari kemungkinan terburuk dalam kemampuan dan tanggung jawab

bekerja, sehingga dalam menyelesaikan tugas jabatan lebih efektif dan efisien

sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Perusahaan atau organisasi memiliki berbagai macam instrumen dalam

mencapai tujuannya. Instrumen-instrumen tersebut seperti sumber daya alam


3

(bahan baku), sumber daya manusia (tenaga kerja), teknologi dan modal.

Namun instrumen yang paling penting sebenarnya adalah sumber daya

manusia, dimana manusia merupakan faktor penggerak terpenting dari roda

organisasi atau perusahaan. Perusahaan sangat membutuhkan sumber daya

manusia yang kompeten dan berkualitas. Istilah pelatihan ditunjukan pada

pegawai pelaksana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis,

sedangkan rotasi ditujukan pada pegawai tingkat manajerial untuk

meningkatkan kemampuan konseptual, kemampuan dalam pengambilan

keputusan dan memperluas human relation.

Menurut Flippo, Edwin B (2001), Jika suatu perusahaan tingkat

absensinya tinggi, maka kinerja karyawan menjadi rendah, sehingga target

perusahaan sulit tercapai. Tingginya tingkat absensi mengakibatkan banyak

kegiatan di perusahaan mengalami keterlambatan dan berpengaruh terhadap

kinerja karyawan secara keseluruhan. Hal ini tentu saja berdampak kurang baik

terhadap kinerja karyawan kelak dan juga berdampak pada tingkat

produktivitas perusahaan dalam melaksanakan tugas pada LPD Desa Pakraman

Ubung. Berdasarkan data dari LPD Desa Pakraman Ubung, diperoleh tingkat

absensi/mangkir karyawan dalam tahun terakhir, hal tersebut dapat dijelaskan

pada Tabel 1.1 sebagai berikut:


4

Tabel 1.1
Tingkat absensi karyawan pada bulan Januari s/d Desember 2018
Jumlah Karyawan Persentase
Bulan
Karyawan Yang Absen (%)
S I TK Total
1 2 4=2x3/100
3
Januari 35 4 2 3 9 3,15
Februari 35 4 2 2 8 2,80
Maret 35 4 2 5 11 3,85
April 35 5 1 2 8 2,80
Mei 35 3 5 3 11 3,85
Juni 35 3 4 4 11 3,85
Juli 35 3 2 3 8 2,80
Agustus 35 6 2 4 12 4,20
September 35 5 4 1 10 3,50
Oktober 35 2 5 4 11 3,85
November 35 3 4 1 8 2,80
Desember 35 5 3 2 10 3,50
Rata-rata 3,41
Sumber: LPD Desa Pakraman Ubung (2018)

Dari Tabel 1.1 disimpulkan bahwa Jumlah karyawan yang absen rata-

rata 3,41% pada tahun 2018. Data tersebut mengidentifikasikan tingkat

absensi pada LPD Desa Pakraman Ubung dari bulan Januari s/d Desember

adalah berfluktuasi. Absensi merupakan masalah karena absensi berarti

kerugian akibat terhambatnya penyelesaian pekerjaan dan penurunan kinerja.

Tingkat ketidakhadiran paling tinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu

sebanyak 12 orang. Menurut Mudiartha, dkk (2001:93) menyatakan rata-rata

absensi 2-3 persen per bulan masih bisa dinyatakan baik dan absensi lebih

dari 3 persen menunjukkan semangat kerja yang buruk di dalam suatu

perusahaan. Ketidakhadiran karyawan berpengaruh pada tinggi rendahnya


5

kinerja karyawan sehingga tingkat kehadiran karyawan masih perlu

ditingkatkan.

Tabel 1.2
Kinerja Keuangan LPD Desa Pakraman Ubung 2017 – 2018

Tahun Tahun
Pertumbuhan (%)
Indikator 2017 2018
(Dalam (Dalam
Ribuan) Ribuan)
Aset 352.359.785 392.273.905 11,3

Tabungan 128.993.389 130.308.329 1,0

Deposito 157.677.772 188.994.970 19,8

Kredit 293.335.506 299.335.505 2,0

Laba 13.554.371 11.565.911 -14.67

Sumber : LPD Desa Pakraman Ubung (2018)

Berdasarkan Tabel 1.2 yang dikutip dari LPD Desa Pakraman Ubung

(2018) menunjukkan persentase pertumbuhan laba LPD Desa Pakraman Ubung

pada tahun 2017-2018 mengalami penurunan. Melihat kondisi tersebut maka

perlu dilakukan upaya-upaya dalam memperbaiki kondisi perusahaan dan

meningkatkan kembali laba perusahaan, yakni seperti meningkatkan kinerja

karyawannya, strategi tersebut tidak terlepas dari pelaksanaan program pelatihan

dan rotasi kerja untuk mempertahankan kesinambungan dan perkembangan

perusahaan. Masalah yang peneliti temui pada LPD Desa Pakraman Ubung

yakni pelatihan yang dilakukan di LPD Desa pakraman belum sepenuhnya

diterapkan dengan baik karena menunjukkan indikasi adanya karyawan yang

merasakan kurang percaya diri dalam melaksanakan pekerjaannya. Dari data

yang peneliti peroleh (Hasil observasi dan wawancara, 2019), pelatihan yang

diberikan LPD Desa Pakraman Ubung dianggap masih kurang dikarenakan


6

masih banyak karyawan yang belum mengetahui manfaat dari pelatihan tersebut.

Hal tersebut diduga dapat berpengaruh terhadap kompetensi serta berdampak

pada menurunnya kinerja karyawan. Sedangkan pada rotasi kerja peneliti juga

menemukan masalah seperti sistem rotasi kerja pada LPD Desa Pakraman

Ubung belum diterapkan secara optimal, karyawan mendapatkan pekerjaan yang

sifatnya rutin dan hanya itu-itu saja (monoton) yang akan menimbulkan

kebosanan atau kejenuhan dengan posisi yang dijabatnya. Sehingga dapat

mengakibatkan turunnya semangat dan gairah kerja pada karyawan LPD Desa

Pakraman Ubung yang akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan secara

keseluruhan.

Kegiatan pelatihan dan rotasi kerja karyawan dilakukan melalui

kegiatan pengajaran, pendidikan dan pelatihan yang meliputi materi ilmu

pengetahuan, ketrampilan dan keahlian yang bertujuan untuk mempersiapkan

karyawan agar dapat menyesuaikan diri terhadap tugasnya. Penyesuaian diri

terhadap lingkungan kerja, menyelaraskan kemampuan diri terhadap

perkembangan teknologi dan perkembangan regulasi dalam dunia usaha

merupakan sasaran dari pelatihan dan rotasi kerja karyawan, sehingga

karyawan kompeten dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bagaimana pentingnya

pengaruh pelatihan dan rotasi kerja terhadap peningkatan kinerja karyawan

pada suatu perusahaan. Latar belakang permasalahan dan hasil penelitian

sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Pelatihan dan Rotasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada LPD

Desa Pakraman Ubung”.


7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah ada Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan pada LPD

Desa Pakraman Ubung?

2. Apakah ada Pengaruh Rotasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada LPD

Desa Pakraman Ubung?

3. Apakah ada Pengaruh Pelatihan dan Rotasi Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan pada LPD Desa Pakraman Ubung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan pada

LPD Desa Pakraman Ubung.

2. Untuk mengetahui Pengaruh Rotasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada

LPD Desa Pakraman Ubung.

3. Untuk mengetahui Pengaruh Pelatihan dan Rotasi Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan pada LPD Desa Pakraman Ubung.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis, diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman

penulis mengenai masalah yang akan diteliti terutama berkaitan dengan

Pelatihan dan Rotasi Kerja terhadap kinerja karyawan.


8

2. Bagi Perusahaan, Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan

berupa saran dan informasi kepada pihak Manajemen Perusahaan agar

memberi perhatian terhadap Pelatihan dan Rotasi Kerja terhadap kinerja

karyawan.

3. Bagi Program Studi Manajemen Sumber Daya Manusia, Penelitian ini

diharapkan mampu menjadi referensi tambahan bagi yang berminat dalam

permasalahan yang berhubungan dengan Pelatihan dan Rotasi Kerja

terhadap kinerja karyawan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Perusahaan sangat dituntut meningkatkan efisiensi dalam organisasi

untuk menjawab persaingan yang semakin ketat sekarang ini. Salah satu

antisipasi yang dilakukan adalah mengembangkan sumber daya manusia.

Penyebab pentingnya sumber daya manusia adalah bagaimanapun tingginya

suatu teknologi yang dipergunakan dalam operasional proses pengolahan,

faktor manusia tetap merupakan unsur penting dalam pengoperasian teknologi

tersebut.

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) dapat diartikan sebagi ilmu

mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja secara efektif dan efisien

sehinngga tercapai tujuan organisasi atau perusahaan. Manajemen Sumber

Daya Manusia (MSDM) dapat juga diartikan sebagai kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengadilan atas pengadaan tenaga kerja,

pengembangan, kompensasi, integrasi pemeliharaan dan pemutusan hubungan

kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan,

organisasi dan masyarakat (Flippo, Edwin B, 2012:2).

Perkembangan pemikiran tentang manajemen sumber daya manusia

(MSDM) tidak terlepas dari perkembangan pemikiran manajemen secara

umum.

9
10

Gerakan-gerakan pemikiran tentang manajemen sumber daya manusia secara

historis adalah:

1. Gerakan Manajemen Ilmiah (Pendekatan Mekanis)

Gerakan ini banyak didominasi oleh pemikiran Taylor, Frederick

Winslow. Pandangan-pandangan yang muncul berkaitan dengan sumber daya

manusia dalam era tersebut adalah SDM sebagai salah satu faktor produksi

yang dipacu untuk bekerja lebih produktif seperti mesin, bekerja sesuai dengan

spesialisasi yang ditentukan, yang tidak produktif harus diganti/dibuang,

pandangan ini mengakibatkan munculnya pengangguran, tidak adanya jaminan

dalam bekerja, bekurangnya rasa bangga terhadap pekerjaan dan tumbuhnya

serikat pekerja.

2. Gerakan Human Relation (Pendekatan Paternalis)

Era ini ditandai dengan adanya pemikiraan tentang peran SDM

terhadap kemajuan organisasi. Pandangan-pandangan yang muncul adalah

SDM harus dilindungi dan disayangi, tidak hanya dianggap sebagai faktor

produksi belaka tetapi sebagai pemilik perusahaan, dan disediakannya berbagai

fasilitas kebutuhan karyawan seperti tempat beribadah, tempat istirahat,

jaminan kesehatan, kantin dan perumahan sebagai bentuk perhatian perusahaan

terhadap tingkat kesejahteraan rakyat.

3. Gerakan Kontemporer (Pendekatan Sistem Sosial)

Diera ini pemikiran tentang pentingnya peran SDM dan perlunya

perhatian perusahaan terhadap kesejahteraan serta kepastian dalam bekerja

semakin berkembang. Pandangan-pandangan yang muncul adalah bahwa


11

pencapaian tujuan organisasi tidak lepas dari konstribusi SDM, munculnya

teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow yaitu sebagai landasan motivasi

individu menjadi pendorong adanya pemikiran tentang perlunya motivasi SDM

dengan melihat tingkat kebutuhan yang dimilikinya, adanya kecenderungan

baru yang berdampak positif terhadap perkembangan efektifitas organisasi,

yaitu meningkatnya kepentingan terhadap SDM.

Menurut Dessler (M.Yani, 2012:10) Manajemen Sumber Daya

Manusia adalah kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang untuk

menjalankan aspek “orang” atau sumber daya manusia dari posisi seseorang

manajemen, meliputi : perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan dan

penilaian.

Handoko (M.Yani, 2012:10) manajemen sumber daya manusia adalah

penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya

manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi.

Menurut (Hasibuan, 2001: 21), fungsi-fungsi Manajemen sumber daya

manusia meliputi :

1. Fungsi Manajerial, yang meliputi :

1) Perencanaan

Perencanaan (human resources planning) adalah merencanakan

tenaga kerja yang efektif serta efesien agar sesuai dengan kebutuhan

perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan

dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian. Program

kepegawaian meliputi pengorganisasian, pengarahan, pengadaan,


12

pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan,

kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan.

2) Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua

karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,

delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasinya, dalam bagan

organisasi.

3) Pengarahan

Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua

karyawan, agara mau berkerja sama dan bekerja efektif serta efesien

dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan

masyarakat.

4) Pengendalian

Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua

karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja

sesuai dengan rencana.

2. Fungsi Operasional, yang meliputi :

1) Pengadaan

Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi,

penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan

yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik

akan membantu terwujudnya tujuan.


13

2) Pengembangan

Pengembangan (development) adalah proses peningkatan

keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan

melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang

diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini

maupun masa depan.

3) Kompensasi

Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung

(direct) dan tidak langsung (indirect) uang atau barang kepada

karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.

4) Pengintegrasian

Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan

kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta

kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Dimana

perusahaan memperoleh laba, sedangkan karyawan dapat memenuhi

kebutuhan dari hasil pekerjaannya.

5) Pemeliharaan

Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau

meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan, agar

mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang

baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan

kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada

internal dan eksternal.


14

6) Pemberhentian

Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja

seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh

keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir,

pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini diatur oleh Undang-

undang No. 12 Tahun 1964.

2.1.2 Pengertian Pelatihan

Dalam kamus bahasa indonesia pelatihan diartikan sebagai pelajaran

untuk membiasakan atau memperoleh suatu keterampilan. Instruksi Presiden

No. 15 tahun 1974, pengertian pelatihan dirumuskan sebagai berikut: pelatihan

adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh

dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku, dalam

waktu yang relatif singkat dan dengan menggunakan metode yang lebih

mengutamakan praktik dari pada teori.

Menurut Mangkuprawira, Tb. Sjafri (M.Yani, 2012:82) pelatihan bagi

karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian

tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan

tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar. Sedangkan

pengembangan memiliki ruang lingkup lebih luas. Dapat berupaya

meningkatkan pengetahuan yang mungkin digunakan segera atau sering untuk

kepentingan dimasa depan.

Menurut Dessler (Suparno,2015:81) pelatihan memberikan karyawan

baru atau yang ada sekarang keterampilan yang mereka butuhkan untuk
15

menjalankan pekerjaan yang sekarang. Selain itu menurut S. Panggabean

(Suparno, 2015:81) mengungkapkan bahwa pelatihan lebih berorientasi pada

masa depan dan lebih peduli terhadap pendidikan, yaitu terhadap peningkatan

kemampuan seseorang untuk memahami dan menginterprestasi pengetahuan

bukan mengajarkan kemampuan teknisi.

Menurut Hamalik, Oemar (Suparno,2015:81) pelatihan juga diberikan

dalam bentuk pemberian bantuan. Bantuan dalam hal ini berupa pengarahan,

bimbingan, fasilitas, penyampaian informasi, latihan keterampilan,

pengorganisasian suatu lingkungan belajar, yang pada dasarnya peserta telah

memiliki potensi dan pengalaman, motivasi untuk meelaksanakan sendiri

kegiatan latihan dan memperbaiki dirinya sendiri sehingga dia mampu

membantu dirinya sendiri. Istilah pemberian bantuan bersifat humanistik

(manusiawi) dan tidak memperlakukan peserta sebagai mesin (mekanistik).

Bimbingan merupakan proses bantuan yang diberikan kepada individu,

Bimbingan bermanfaat bagi karyawan dalam membantu agar mereka siap

menerima pekerjaan atau penugasan yang memerlukan keterampilan baru,

sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan tercapailah kesejahteraan

hidup.

Simamora (Suparno,2015:82) mengartikan pelatihan sebagai

serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian,

pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang individu.

Berdasarkan beberapa pendapat yang disebutkan diatas pelatihan

merupakan serangkaian aktivitas individu dalam meningkatkan keahlian dan


16

pengetahuan secara sistematis sehingga mampu memiliki kinerja yang

profesional dibidangnya. Bagi karyawan baru program pelatihan adalah untuk

mengetahui depkrisi pekerjaan pada perusahaan, pada siapa bertanggung

jawab, mengatasi kecelakaan dan keselamatan kerja, sedangkan bagi karyawan

lama pelatihan meningkatkan kualitas kerja, mencegah penurunan

produktivitas kerja, persiapan untuk karyawan yang akan dipromosi.

2.1.3 Manfaat Pelatihan

Manfaat pendidikan dan pelatihan menurut (Panggabean,S. 2004:41) ditujukan

untuk karyawan, perusahaan, dan konsumen.

1. Manfaat Untuk Karyawan

1) Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan karyawan.

2) Meningkatkan moral karyawan, dengan keterampilan dan keahlian yang

sesuai dengan pekerjaannya mereka akan antusias untuk menyelesaikan

pekerjaannya dengan baik.

3) Memperbaiki kinerja karyawan yang bekerja secara tidak memuaskan,

karena kekurangan keterampilan dapat diminimalkan melalui program

pelatihan dan pengembangan.

4) Membantu karyawan dalam menghadapi perubahan-perubahan, baik

perubahan struktur organisasi, teknologi, maupun sumber daya

manusianya. Melalui pelatihan dan pengembangan karyawan

diharapkan dapat secara efektif menggunakan teknologi baru, manajer

di semua bidang harus secara konstan mengetahui kemajuan teknologi

yang membuat organisasi berfungsi secara lebih efektif.


17

5) Peningkatan karir karyawan, dengan pelatihan dan pengembangan

kesempatan untuk meningkatkan karir menjadi besar karena keahlian,

keterampilan dan prestasi kerja lebih baik.

6) Meningkatkan jumlah balas jasa yang dapat diterima karyawan. Dengan

pelatihan dan pengembangan, maka keterampilan semakin meningkat

dan prestasi kerja semakin baik dan gaji juga akan meningkat karena

kenaikan gaji didasarkan kinerja.

2. Manfaat Untuk Perusahaan

1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumber daya manusia;

dengan pelatihan dan pengembangan perusahaan melakukan upaya

bersama untuk secara benar mendapatkan sumber daya manusia yang

memenuhi kebutuhan perusahaan.

2) Penghematan; pelatihan dan pengembangan dapat mengurangi biaya

produksi karena pelatihan dan pengembangan dimaksudkan untuk

meningkatkan keterampilan karyawan (teknis, hubungan interpersonal,

dan konseptual). Jika karyawan lebih terampil, maka bekerja lebih cepat

selesai, penggunaan bahan baku lebih hemat, dan bisa menggunakan

mesin-mesin dengan lebih baik sehingga tidak cepat rusak.

3) Mengurangi tingkat kerusakan dan kecelakaan; dengan pelatihan dan

pengembangan dapat dikurangi kerusakan barang, produksi, mesin-

mesin, dan tingkat kecelakaan karyawan karena keterampilan karyawan

telah meningkat. Hal ini dapat mengurangi biaya yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan.


18

4) Memperkuat komitmen karyawan; organisasi yang gagal menyediakan

pelatihan dan pengembangan akan kehilangan yang berorientasi

pencapaian yang merasa frustasi karena mereka tidak ada kesempatan

untuk promosi dan akhirnya memilih keluar untuk mencari perusahaan

lain yang menyediakan pelatihan bagi kemajuan karir mereka.

3. Manfaat Untuk Konsumen

1) Konsumen akan memperoleh produk yang lebih baik dalam hal kualitas

dan kuantitas.

2) Meningkatkan pelayanan karena pemberian pelayanan yang baik

merupakan daya tarik yang sangat penting bagi rekanan perusahaan

yang bersangkutan. Ini berarti bahwa dengan adanya pelatihan dan

pengembangan akan member manfaat yang lebih baik bagi konsumen.

Mereka dapat memperoleh produk atau pelayanan yang lebih baik pada

waktunya.

Adapun menurut (Atmodiwirio, 2002: 43) beberapa manfaat pelatihan yang

kita rasakan baik untuk perkembangan individu maupun organisasi. Ada dua

sisi tentang manfaat pelatihan yang dapat kita temukan :

1. Dari Segi Individu

Untuk individu pelatihan apapun bentuknya akan mempunyai manfaat :

1) Menambah wawasan, pengetahuan tentang perkembangan

organisasi baik secara internal maupun eksternal.

2) Menambah wawasan tentang perkembangan lingkungan yang

sangat mempengaruhi kehidupan organisasi.

3) Menambah pengetahuan dibidang tugasnya.


19

4) Menambah keterampilan dalam meningkatkan pelaksanaan

tugasnya.

5) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi antara sesama

6) Meningkatkan kemampuan menangani emosi.

7) Meningkatkan pengalaman memimpin.

2. Segi Organisasi

Bagi organisasi manfaat pelatihan lebih terbatas dibandingkan dengan

individu :

1) Menyiapkan petugas untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi

dari jabatan yang sekarang.

2) Penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya.

3) Merupakan landasan untuk pengembangan selanjutnya.

4) Meningkatkan kemampuan berproduksi.

5) Meningkatkan kemampuan organisasi untuk menciptakan

kolaborasi.

Dari dua manfaat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat

pelatihan adalah untuk meningkatkan potensi manusia anggota suatu organisasi

khususnya pegawai/karyawan suatu perusahaan atau pemerintah, kita

mengenal istilah pendidikan, pelatihan dan pengembangan yang mempunyai

tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.


20

2.1.4 Tujuan Pelatihan

Walaupun terdapat perbedaan-perbedaan dalam melaksanakan

pelatihan, pada prinsipnya pelatihan mempunyai tujuan yang sama. Agar

tujuan tersebut tercapai, menurut Hasibuan (2001: 70-72), tujuan-tujuan dari

program pelatihan antara lain :

1. Produktivitas Kerja

Dengan pelatihan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas

dan kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill, human skill,

dan managerial skill karyawan semakin baik.

2. Efesiensi

Program pelatihan karyawan bertujuanuntuk meningkatkan efisiensi tenaga,

waktu, bahan baku, dan mengurangi ausnya mesin-mesin. Pemborosan

berkurang, biaya produksi relatif lebih kecil sehingga daya saing perusahaan

semakin besar.

3. Kerusakan

Program pelatihan karyawan bertujuan untuk mengurangi kerusakan

barang, produksi, dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan

terampil dalam melaksanakan pekerjaannya.

4. Kecelakaan

Program pelatihan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan

karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan

berkurang.

5. Pelayanan

Program pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik


21

dari karyawan kepada konsumen perusahaan, karena pemberi pelayanan

yang baik merupakan daya tarik yang sangat penting bagi rekanan-rekanan

perusahaan yang bersangkutan.

6. Moral

Dengan program pelatihan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian

dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka antusias

untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

7. Karir

Dengan program pelatihan, kesempatan untuk meningkatkan karir

karyawan semakin besar, karena keahlian, keterampilan dan prestasi

kerjanya lebih baik . Promosi inilah biasanya didasarkan kepada keahlian

dan prestasi kerja seseorang.

8. Konseptual

Dengan program pelatihan, manajer semakin cakap dan cepat dalam

mengambil keputusan yang lebih baik, karena technical skill dan

managerial skill-nya lebih baik.

9. Kepemimpinan

Dengan program pelatihan, balas jasa (gaji, upah insentif, dan benefits)

karyawan akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar.

10. Konsumen

Program pelatihan karyawan akan memberikan manfaat yang baik bagi

masyarakat/konsumen karena akan memperoleh barang atau pelayanan

yang lebih bermutu.


22

2.1.5 Jenis-Jenis Pelatihan

Menurut Mathis dan Jackson (M.Yani, 2012:83) pelatihan dapat

dirancang untuk memenuhi tujuan berbeda dan dapat diklasifikasikan kedalam

berbagai cara, yang meliputi:

1. Pelatihan yang dibutuhkan dan rutin: dilakukan untuk memenuhi berbagai

syarat hukum yang haruskan dan berlaku sebagai pelatihan untuk semua

karyawan (orientasi karyawan baru)

2. Pelatihan pekerjaan/teknis; memungkinkan para karyawan untuk melakukan

pekerajaan, tugas dan tangung jawab mereka dengan baik.

3. Pelatihan antar-pribadi dan pemecahan masalah: dimaksudkan untuk

mengatasi masalah operasional dan antar pribadi serta meningkatkan

hubungan dalam pekerjaan organisasional.

4. Pelatihan perkembangan dan inovatif: menyediakan fokus jangka panjang

untuk meningkatkan kapabilitas individual dan organisasional untuk masa

depan.

2.1.6 Indikator Pelatihan

Indikator-indikator pelatihan menurut (Mangkunegara, A.P. 2013:62)

1. Jenis Pelatihan

Berdasarkan analisis kebutuhan program pelatihan yang telah dilakukan, maka

diperlukan pelatihan peningkatkan kinerja pegawai dan etika kerja bagi tingkat

bawah dan menengah.


23

2. Tujuan Pelatihan

Tujuan pelatihan harus konkrit dan dapat diukur, oleh karena itu pelatihan yang

akan diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kerja agar

peseerta mampu mencapai kinerja secara maksimal dan meningkatkan

pemahaman peserta terhadap etika kerja yang harus diterapkan.

3. Materi.

Materi pelatihan dapat berupa: pengelolaan (manajemen) tata naskah,

psikologis kerja, komunikasi kerja, disiplin dan etika kerja, kepemimpinan

kerja dan pelaporan kerja.

4. Metode Yang Digunakan.

Metode yang digunakan adalah metode pelatihan dengan teknik partisipatif

yaitu diskusi kelompok, konfrensi, simulasi, bermain, peran (demonstrasi) dan

games, latihan dalam kelas, test, kerja tim dan study visit (studi banding).

5. Kualifikasi Peserta.

Peserta pelatihan adalah pegawai perusahaan yang memenuhi kualifikasi

persyaratan seperti karyawan tetap dan staff yang mendapat rekomendasi

pimpinan.

6. Kualifikasi pelatih

Pelatih/instruktur yang akan memberikan materi pelatihan harus memenuhi

kualifikasi persyaratan antara lain: mempunyai keahlian yang berhubungan

dengan materi pelatihan, mampu membangkitkan motivasi dan mampu

menggunakan metode partisipatif.


24

7. Waktu (Banyaknya Sesi)

Banyaknya sesi materi pelatihan terdiri dari 67 sesi materi dan 3 sesi

pembukaan dan penutupan pelatihan kerja. Dengan demikian jumlah sesi

pelatihan ada 70 sesi atau setara dengan 52,2 jam. Makin sering petugas

mendapat pelatihan, maka cenderung kemampuan dan keterampilan pegawai

semakin meningkat.

2.1.7. Pengertian Rotasi Kerja

Menurut (Robbins dan Judge, 2008: 272) rotasi kerja adalah perganti-

an periodik seorang karyawan dari satu tugas ke tugas lain. Ketika satu aktifitas

tidak lagi menantang, karyawan tersebut dipindah ke pekerjaan lain, biasanya

pada tingkat yang sama, yang mempunyai persyaratan-per-syaratan

keterampilan yang sama. Rotasi pekerjaan secara tidak langsung memberikan

manfaat bagi organisasi karena karyawan yang mempunyai banyak

keterampilan memberi manajemen lebih banyak dalam merencanakan

pekerjaan, menyesuaikan diri terhadap perubahan dan mengisi lowongan-

lowongan. Rotasi kerja menurut (Nurlatifah, 2009: 3) selain berfungsi bagi

pengembangan sumber daya manusia rotasi kerja diyakini dapat memberikan

banyak manfaat lain bagi organisasi, rotasi dapat mencegah timbulnya

kebosanan dan dapat juga mengurangi labour turnover (absennya pekerja)

karyawan. Manfaat tidak langsung, rotasi kerja bagi organisasi adalah ketika

karyawan yang memiliki ketrampilan lebih luas pada berbagai bidang

pekerjaan, sehingga lebih mudah dalam penjadwalan kerja, mengatur cuti

karyawan dan beradaptasi terhadap perubahan.


25

2.1.8 Manfaat dan Tujuan Rotasi Kerja

Menurut (Wahyudi, Bambang. 2002:181) mengemukakan beberapa

keuntungan yang dapat diambil dari rotasi yaitu antara lain :

1. Memberikan latar belakang umun tentang organisasi, dan karenanya

memberikan sudut pandang yang bersifat organisasional.

2. Mendorong kerjasama antar departemen/unit kerja karena para manajer

telah melihat bayak segi persoalan yang dihadapi organisasi.

3. Memperkenalkan sudut pandang yang segar secara periodik kepada

berbagai unit kerja.

4. Mendorong keluwesan organisasi melalui penciptaan Sumber Daya

Manusia.

5. Mampu melaksanakan penilaian prestasi secara komperatif dengan lebih

objektif

6. Memperoleh keunggulan dari on the job training dalam situasi.

Sedangkan tujuan dari rotasi adalah untuk menambah pengetahuan,

pengalaman, meningkatkan keterampilan, dan mengatasi kejenuhan, karena

mungkin terlalu lama dalam suatu pekerjaan yang ditugaskan kepada para

karyawan. Untuk lebih jelasnya penulis akan mengemukakan manfaat rotasi

karyawan menurut (Wahyudi, Bambang. 2002:172) adalah sebagai berikut:

1) Menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan jabatan yang ada

dalam organisasi, sehingga dapat menjamin terjadinya kondisi tenaga kerja

yang stabil (personal stability).

2) Membuka kesempatan untuk mengembangkan karier

3) Memperluas dan menambah pengetahuan.


26

4) Menghilangkan kejenuhan terhadap suatu jabatan.

5) Memberikan imbalan imbalan terhadap prestasi kerja

6) Membuka kesempatan untuk terjadinya persaingan dalam meningkatkan

prestasi kerja

7) Sebagai pelaksanaan sanksi terhadap pelanggaran

2.1.9 Cara-cara Rotasi Kerja

Ada dua cara rotasi yang dilakukan di dalam organisasi yaitu:

1. Cara tidak ilmiah

Rotasi dengan cara tidak ilmiah dilakukan dengan :

- Tidak didasarkan kepada norma/standar kriteria tertentu

- Berorientasi semata-mata pada masa kerja dan ijazah, bukan pada

prestasi atau faktor-faktor riil

- Berorientasi kepada banyaknya anggaran yang tersedia bukan

atas kebutuhan riil karyawan

- Berdasarkan spoil system (sistem kekeluargaan)

2. Cara ilmiah

Rotasi dengan cara ilmiah didasarkan atas metode ilmiah sebagai berikut:

- Berdasarkan Norma atau standar kriteria tertentu, seperti analisis

pekerjaan.

- Berorientasi kepada kebutuhan yang riil/nyata

- Berorientasi pada formasi riil kepegawaian

- Berorientasi pada tujuan yang beraneka ragam


27

- Berdasarkan objektifitas yang dapat dipertanggung jawabkan

2.1.10 Sebab dan alasan Rotasi

1. Permintaan sendiri

Rotasi atas permintaan sendiri adalah rotasi yang dilakukan atas

keinginan sendiri dari karyawan yang bersangkutan dan dengan mendapat

persetujuan pimpinan organisasi yang bersangkutan. Rotasi permintaan sendiri

ini pada umumnya hanya kepada jabatan yang peringkatnya sama baiknya,

artinya kekuasaan dan tanggung jawab maupun besarnya balas jasa tetap sama.

Cara karyawan itu mengajukan permohonan dengan mengemukakan alasan-

alasan kepada pimpinan organisasi yang bersangkutan.

Adapun alasan-alasan tersebut dikarenakan :

1) Kesehatan, fisik dan mental karyawan bisa kurang mendukung untuk

melaksanakan pekerjaan, misalnya karyawan yang minta dirotasikan dari

dinas luar/lapangan kedinas kantor/dalam

2) Keluarga, kepentingan karyawan akan hubungan keluarganya yang

memaksanya untuk bertugas satu daerah dengan keluarganya, misalnya

harus merawat orang tua yang sudah lanjut usia

3) Kerjasama, hubungan kerja dengan karyawan lain maupun dengan

atasannya dapat mempengaruhi prestasi kerja sehingga diperlukan suatu

penyesuaian ataupun perubahan posisi kerja, misalnya seorang karyawan

yang tidak dapat bekerja sama dengan karyawan lainnya karena terjadi

pertengkaran atau perkelahian.


28

2. Alih Tugas Produktif (ATP)

Alih Tugas Produktif (ATP) adalah rotasi karena kehendak pimpinan

perusahaan untuk meningkatkan produksi dengan menempatkan karyawan

yang bersangkutan ke jabatan atau pekerjaan yang sesuai dengan

kecakapannya. Alih tugas produktif ini didasarkan pada hasil penilaian prestasi

kerja karyawan yang berprestasi baik di promosikan, sedangkan karyawan

yang tidak berprestasidan tidak disiplin didemosikan. Alasan lain alih tugas

produktif (production transfer) didasarkan kepada kecakapan, kemampuan,

sikap dan disiplin karyawan.

1) Production transfer

Suatu bentuk mutasi horizontal yang ditunjukan untuk mengisi kekosongan

pekerjaan pada suatu posisi/jabatan/pekerjaan tertentu yang harus segera

diisi agar kontinuitas produksi dan peningkatannya dapat terjamin.

2) Replacement transfer

Suatu penggantian tenaga kerja dalam organisasi yang ditujukan untuk

mempertahankan tenaga kerja yang berpengalaman dengan cara mengganti

pekerjaan-pekerjaan yang masih baru. Replacement transfer biasanya

dilakukan apabila suatu organisasi harus melakukan penciutan tenaga kerja.

Dalam keadaan semacam ini ada kecenderungan untuk mengganti/

membuang tenaga kerja baru dan belum berpengalaman untuk

mempertahankan tenaga kerja yang lama.

3) Versality transfer

Versonality transfer merupakan suatu bentuk mutasi horizontal yang

bertujuan untuk menempatkan tenaga kerja yang memiliki kecakapan


29

tertentu pada jabatan-jabatan yang memang membutuhkan kecakapan

tersebut. Suatu versonality transfer dapat pula diartikan sebagai

pemindahan tenaga kerja yang bertujuan untuk meningkatkan kecakapan

yang dimilikinya.

4) Shift transfer

Suatu bentuk mutamutasi horizontal berupa pemindahan sekelompok

tenaga kerja yang melaksanakan suatu pekerjaan/jabatan yang sama.

Pemindahan tersebut terjadi karena jabatan/ pekerjaan tersebut harus

dilakukan oleh banyak tenaga kerja yang masing-masing tergabung dalam

kelompok-kelompok kerja.

5) Remedial transfer

Merupakan suatu bentuk mutasi horizontal yang bertujuan untuk

menempatkan seorang tenaga kerja pada jabatan/ posisi/ pekerjaan yang

sesuai dengan kondisi kerja yang bersangkutan.

6) Personil transfer

Suatu bentuk mutasi horizontal yang terjadi atas kehendak/keinginan tenaga

kerja yang bersangkutan,misalnya karena ia merasa tidak sesuai dengan

bawahannya, tidak sesuai dengan minat dan bakatnya, atau alasan-alasan

lain yang dapat diterima oleh pimpinan organisasi.

7) Production transfer

Suatu bentuk mutasi horizontal yang terjadi atas prakarsa organisasi sendiri.

Misalnya karena alasan untuk meningkatkan produktivitas, reorganisasi dan

alasan lainnya.
30

8) Temporary transper

Suatu bentuk mutasi horizontal yang dilakukan dengan memindahkan untuk

sementara waktu seorang tenaga kerja pada jabatan tertentu sampai pejabat

yang difinitif menempati posnya.

9) Permanent transfer

Sebagai kebalikan dari temporary transfer, dalam permanent transfer

pemindahan seorang tenaga kerja dilakukan untuk jangka waktu lama dan

bersifat difinitif.

2.1.11 Ruang Lingkup Rotasi Kerja

Ruang lingkup Rotasi Kerja menurut (Wahyudi, Bambang. 2002:179) dikenal

juga dengan istilah antara lain :

1. Mutasi Tempat (Tour of Area), merupakan pemindahan seorang tenaga

kerja dari satu tempat/daerah kerja ke tempat/daerah kerja yang lain tetapi

masih dalam jabatan/posisi/pekerjaan yang tingkat atau levelnya sama.

2. Mutasi Jabatan (Tour of Duty), merupakan pemindahan seorang tenaga

kerja dari suatu jabatan ke jabatan lain pada tingkat/level yang sama dan

dalam lokasi yang sama pula.

3. Rehabilitasi, merupakan suatu kebijksanaan organisasi untuk

menempatkan kembali seorang tenaga kerja pada posisi/jabatan/

pekerjaannya yang terdahulu, setelah tenaga kerja yang bersangkutan

menyelesaikan suatu tugas tertentu.


31

2.1.12 Indikator Rotasi Kerja

Pengukuran rotasi kerja berdasarkan tingkat kebutuhan pegawai dalam

organisasi. Pegawai hendaknya mengetahui dasar perpindahan posisi dalam

bekerja, karena jangan sampai Rotasi Kerja akan membuat pegawai tidak

nyaman dan akan menimbulkan masalah-masalah dalam bekerja.

Menurut (Wahyudi, Bambang. 2002:109) “rotasi kerja merupakan

suatu mutase personal yang dilakukkan secara horizontal tanpa menimbulkan

perubahan dalam hal gaji ataupun pangkat atau golongan dengan tujuan untuk

menambah pengetahuan dan pengalaman serta untuk menghindari

kejenuhan.”Adapun indikator yang di gunakan untuk mengukur rotasi

perkerjaan menurut (Edwan, 2013) yaitu sebagai berikut:

1. Kemampuan karyawan

2. Pengetahuan karyawan

3. Kebosanan / kejenuhan karyawan

Menjelaskan bahwa dalam rotasi kerja terdapat beberapa faktor yang dapat

digunakan dalam mengukur variabel tersebut, maka indikator rotasi kerja yaitu:

1. Kemampuan Karyawan

Menurut (Schermerhorn, Hunt, dan Osborn, 2009:379) kemampuan

didefinisikan sebagai “ Ability is the capacity to perform the various task

needed for a given job”. Berarti kemampuan merupakan kapasitas seseorang

di dalam mengerjakan berbagai macam tugas dalam pekerjaannya.

Sedangkan menurut (Hasibuan, 2003:94), kemampuan karyawan ialah


32

suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas- tugas

yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,pengalaman

dan kesungguhan serta waktu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan para pegawai itu sendiri

khususnya untuk mengerjakan berbagai tugas sesuai dengan kewajibannya.

2. Pengetahuan Karyawan

Menurut (Schermerhorn, Hunt, dan Osborn, 2009:541) pengetahuan

(knowledge) adalah suatu jenis kemampuan yang dimiliki karyawan yang

didapatkan dari proses belajar serta bisa juga dari pengalaman. Dimana

setiap karyawan memiliki pengetahuan yang berbeda, begitu juga pekerjaan

yang dilaksanakan membutuhkan pengetahuan yang berbeda pula,sehingga

karyawan berusaha untuk mempertemukan pengetahuan yang dimiliki

dengan tuntutan kebutuhan pekerjaan tersebut.

3. Kejenuhan Karyawan

Menurut Herbert, freudenberger dalam (Sutjipto, 2005:2-4) “kejenuhan

kerja (burn-out) merupakan suatu bentuk kelelahan yang disebabkan karena

seseorang bekerja terlalu intens, berdedikasi dan berkomitmen, bekerja

terlalu banyak dan terlalu lama, serta memandang kebutuhan dan keinginan

mereka sebagai hal yang kedua”. Karyawan yang mengalami kejenuhan

kerja akan merasakan energi dan minat yang berkurang terhadap pekerjaan

mereka.mereka pun merasakan kecemasan emosional , apatis , depresi ,

terganggu dan bosan serta selalu merasakan kegagalan di setiap aspek

terhadap lingkungan pekerjaan,rekan kerja dan bereaksi negatif terhadap

masukkan dari orang lain.


33

2.1.13 Pengertian Kinerja Karyawan

(Handoko, 2002) mengistilahkan kinerja (performance) dengan

prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai

prestasi kerja karyawan. Berikut ini adalah beberapa pengertian kinerja oleh

beberapa pakar yang dikutip oleh (Guritno dan Waridin, 2005) yaitu:

Menurut (Winardi,1992) kinerja merupakan konsep yang bersifat

universal yang merupakan efektivitas operasional suatu organisasi, bagian

organisasi dan bagian karyawannya berdasar standar dan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya, karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh

manusia, maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam

memainkan peran yang mereka lakukan dalam suatu organisasi untuk

memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan

dan hasil yang diinginkan.

Menurut (Gomes, 2000) kinerja merupakan catatan terhadap hasil

produksi dari sebuah pekerjaan tertentu atau aktivitas tertentu dalam periode

waktu tertentu.

(Dessler,1997) menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah

memberikan umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi orang

tersebut untuk menghilangkan kemerosotan kinerja atau berkinerja lebih tinggi

lagi. Menurut Dessler, penilaian kerja terdiri dari tiga langkah, pertama

mendifinisikan pekerjaan berarti memastikan bahwa atasan dan bawahan

sepakat dengan tugas-tugasnya dan standar jabatan. Kedua, menilai kinerja

berarti membandingkan kinerja aktual atasan dengan standar-standar yang


34

telah ditetapkan, dan ini mencakup beberapa jenis tingkat penilaian. Ketiga,

sesi umpan balik berarti kinerja dan kemajuan atasan dibahas dan rencana-

rencana dibuat untuk perkembangan apa saja yang dituntut.

(Hariandja, Marihot Tua Efendi, 2002) berpendapat bahwa kinerja

merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang

ditampilkan sesuai peranannya dalam organisasi. Kinerja juga berarti hasil

yang dicapai seseorangbaik kualitas maupun kuantitas sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya. Selain itu kinerja seseorang dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan, inisiatif, pengalaman kerja, dan motivasi karyawan. Hasil

kerja seseorang akan memberikan umpan balik bagi orang itu sendiri untuk

selalu aktif melakukan pekerjaannya secara baik dan diharapkan akan

menghasilkan mutu pekerjaan yang baik pula. Pendidikan mempengaruhi

kinerja seseorang karena dapat memberikan wawasan yang lebih luas untuk

berinisiatif dan berinovasi dan selanjutnya berpengaruh terhadap kinerjanya.

(Sopiah, 2008) menyatakan lingkungan juga bisa mempengaruhi

kinerja seseorang. Situasi lingkungan yang kondusif, misalnya dukungan dari

atasan,teman kerja, sarana dan prasarana yang memadai akan menciptakan

kenyamanan tersendiri dan akan memacu kinerja yang baik. Sebaliknya,

suasana kerja yang tidak nyaman karena sarana dan prasarana yang tidak

memadai, tidak adanya dukungan dari atasan, dan banyak terjadi konflik akan

memberi dampak negative yang mengakibatkan kemerosotan pada kinerja

seseorang.
35

Sedangkan kinerja karyawan menurut (Simamora, 2004) adalah tingkat

hasil kerja karyawan dalam pencapaian persyaratan pekerjaan yang diberikan.

Deskripsi dari kinerja menyangkut tiga komponen penting yaitu:

1. Tujuan

Tujuan ini akan memberikan arah dan mempengaruhi bagaimana seharusnya

perilaku kerja yang diharapkan organisasi terhadap setiap personal.

2. Ukuran

Ukuran dibutuhkan untuk mengetahui apakah seorang personal telah mencapai

kinerja yang diharapkan, untuk itu kuantitatif dan kualitatif standar kinerja

untuk setiap tugas dan jabatan personal memegang peranan penting.

3. Penilaian

Penilaian kinerja reguler yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan

kinerja setiap personal. Tindakan ini akan membuat personal untuk senantiasa

berorientasi terhadap tujuan dan berperilaku kerja sesuai dan searah dengan

tujuan yang hendak dicapai.

Menurut (Swietenia, Rita. 2009) manfaat kinerja pegawai antara lain

adalah untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi, untuk

menentukan target atau sasaran yang nyata, lalu untuk pertukaran informasi

antara tenaga kerja dan manajemen yang berhubungan terhadap masalah-

masalah yang berkaitan.


36

2.1.14 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja (performance appraisal) memainkan peranan yang

sangat penting dalam peningkatan motivasi di tempat kerja. Karyawan

menginginkan dan memerlukan balikan berkenan dengan prestasi mereka dan

penilaian menyediakan kesempatan untuk memberikan balikan kepada mereka.

Jika kinerja tidak sesuai dengan standar, maka penilaian memberikan

kesempatan untuk meninjau kemajuan karyawan dan untuk menyusun rencana

peningkatan kinerja. Penilaian kinerja merupakan upaya membandingkan

prestasi aktual karyawan dengan prestasi kerja dengan yang diharapkan darinya

(Dessler, 2000). Dalam penilaian kinerja karyawan tidak hanya menilai hasil

fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan yang menyangkut

berbagai bidang seperti kemampuan kerja, kerajinan, kedisiplinan, hubungan

kerja atau hal-hal khusus sesuai dengan bidang dan level pekerjaan yang

dijabatnya.

Menurut (Dessler, 2000) ada lima faktor dalam penilaian kinerja yang

populer, yaitu:

1. Prestasi pekerjaan, meliputi: akurasi, ketelitian, keterampilan, dan

penerimaan keluaran

2. Kuantitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi

3. Kepemimpinan yang diperlukan, meliputi: membutuhkan saran, arahan atau

perbaikan

4. Kedisiplinan, meliputi: kehadiran, sanksi, warkat, regulasi, dapat

dipercaya/diandalkan dan ketepatan waktu


37

5. Komunikasi, meliputi: hubungan antar karyawan maupun dengan

pimpinan,media komunikasi.

Menurut (Handoko, 2002) pengukuran kinerja adalah usaha untuk

merencanakan dan mengontrol proses pengelolaan pekerjaan sehingga dapat

dilaksanakan sesuai tujuan yang telah ditetapkan, penilaian prestasi kerja juga

merupakan proses mengevaluasi dan menilai prestasi kerja karyawan diwaktu

yang lalu atau untuk memprediksi prestasi kerja di waktu yang akan datang

dalam suatu organisasi.

Kinerja karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja karyawan selama

periode tertentu. Pemikiran tersebut dibandingkan dengan target/sasaran yang

telah disepakati bersama. Tentunya dalam penilaian tetap mempertimbangkan

berbagai keadaan dan perkembangan yang mempengaruhi kinerja tersebut.

(Handoko, 2000) menyebutkan bahwa penilaian kinerja terdiri dari 3 kriteria,

yaitu:

1. Penilaian berdasarkan hasil yaitu penilaian yang didasarkan adanya target-

target dan ukurannya spesifik serta dapat diukur.

2. Penilaian berdasarkan perilaku yaitu penilaian perilaku-perilaku yang

berkaitan dengan pekerjaan.

3. Penilaian berdasarkan judgement yaitu penilaian yang berdasarkan kualitas

pekerjaan, kuantitas pekerjaan, koordinasi, pengetahuan pekerjaan dan

ketrampilan, kreativitas, semangat kerja, kepribadian, keramahan, intregitas

pribadi serta kesadaran dan dapat dipercaya dalam menyelesaikan tugas.


38

2.1.15 Indikator Kinerja Karyawan

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam

indikator, yaitu (Robbins, 2006:260):

1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas

pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan

dan kemampuan karyawan.

2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah

seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

3. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu

yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi

(tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud

menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

5. Kehadiran. Merupakan tingkat kehadiran karyawan dalam perusahaan dapat

menentukan kinerja karyawan. Karyawan bekerja sesuai dengan aturan-

aturan yang berlaku dengan tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan.

Karyawan yang taat pada hukum atau aturan dapat diartikan sebagai seorang

karyawan yang selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, tidak

mangkir, mematuhi semua peraturan organisasi, mengerjakan pekerjaan dan

tugas-tugas dengan baik dengan penuh rasa tanggung jawab. Berdasarkan

UU Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003, Jika pekerja tidak masuk tanpa

keterangan atau mangkir, maka berlaku prinsip no work no pay, yaitu

pekerja tidak diupah karena tidak bekerja. Prinsip ini ditegaskan dalam
39

Pasal 93 ayat (1) bahwa upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak

melakukan pekerjaan. Upah yang tidak diberikan tentu saja termasuk

tunjangan kehadiran, misalnya uang makan dan uang transportasi.

2.1.16 Hubungan Antar Variabel Pelatihan dan Rotasi Kerja terhadap

Kinerja Karyawan pada LPD DESA PAKRAMAN UBUNG

1. Hubungan Variabel Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan

Pelatihan yang baik juga membawa manfaat antara lain yang

dikemukakan oleh Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright yaitu: meningkatkan

pengetahuan para karyawan atas budaya dan para pesaing luar, membantu

para karyawan yang mempunyai keahlian untuk bekerja dengan teknologi

baru, membantu para karyawan untuk memahami bagaimana bekerja secara

efektif dalam tim untuk menghasilkan jasa dan produk yang berkualitas,

memastikan bahwa budaya perusahaan menekankan pada inovasi,

kreativitas dan pembelajaran, menjamin keselamatan dengan memberikan

cara-cara baru bagi para karyawan untuk memberikan kontribusi bagi

perusahaan pada saat pekerjaan dan kepentingan mereka berubah atau pada

saat keahlian mereka menjadi absolut, mempersiapkan para karyawan untuk

dapat menerima dan bekerja secara lebih efektif satu sama lainnya, terutama

dengan kaum minoritas dan para wanita. (Noe et al. 2008, p.266).

Salah satu cara manajemen untuk meningkatkan kinerja Karyawan,

memotivasi dan meningkatkan kepuasan kerja para karyawan adalah

melalui pelatihan (Mathis dan Jackson, 2000). Secara sederhana pelatihan

merupakan salah satu cara yang diterima karyawan untuk meningkatkan


40

keahlian mereka. Sedangkan Rotasi Kerja memiliki ruang lingkup lebih

luas. Dapat berupaya meningkatkan pengetahuan yang mungkin digunakan

segera atau sering untuk kepentingan dimasa depan.

2. Hubungan Variabel Rotasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Menurut (Santoso dan Riyardi, 2012:27) dengan rotasi kerja, para

karyawan dapat memulai dengan tugas dan fungsi dan tempat pekerjaan

yang baru. Di sinilah para karyawan mulai belajar, baik dalam tugas dan

fungsi yang baru di dalam pekerjaannya, maupun siap dalam menghadapi

berbagai persoalan dan kesulitan dalam pekerjaannya, yang berbeda dengan

tugas di tempat pekerjaan sebelumnya.

Menurut Wijonarko menegaskan pentingnya menganggap karyawan

sebagai aset. Dengan memperlakukan karyawan sebagai aset, otomatis ada

peningkatan Individual Capacity dan Organizational Competitiveness,

selain itu Peningkatan Kinerja dan Employee Engagement dipastikan

didapat. (Wijonarko,2012, para.3)

2.2. Penelitian Terdahulu

Salah satu faktor yang mendukung penelitian ini adalah penelitian-

penelitian sebelumnya dengan tema pembahasan yang sama. Diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Ningrum, Widhayu. (2013), Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Surabaya, judul penelitian “Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap

Kinerja Karyawan Pertamina-Perto China East Java“. Teknik yang

digunakan yaitu uji T, uji F, regresi linier berganda, dan uji asumsi klasik,
41

Jenis penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dari karyawan Joint

Operating Body Pertamina-Petro China East Java Yang berjumlah 166

orang, sedangkan jumlah sampel pada penelitian ini adalah 62 responden.

Dimana peneliti menggunakan persamaan linier berganda sebagai berikut

: Y = 10,902 + 0,245X1 + 0,255X2 . Hasil penelitian :

1) Dari hasil uji F Uji F menunjukkan bahwa nilai Fhitung 31.571 > Ftabel

2,23 atau F hitung mempunyai tingkat Sig 0.000 < 0,05, sehingga hasil

penelitian membuktikan Pendidikan Karyawan dan Pelatihan Karyawan

secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kinerja

Karyawan Joint Operating Body Pertamina- Petro China East Java, Hal

ini memiliki makna bahwa keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi

oleh kinerja pegawai. Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh

seorang karyawan dalam melakukan tugas sesuai tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Faktor yang mempengaruhi kinerja adalah tingkat

pendidikan dan pelatihan.

2) Hasil penelitian membuktikan bahwa:

Hasil uji t pada variabel pendidikan menunjukkan thitung 2,067 > ttabel

1,663 sedangkan sig 0,043 < 0,05, jadi variabel pendidikan karyawan

berpengaruh signifikan terhadap terhadap kinerja karyawan Joint

Operating Body Pertamina-Petro China East Java. Hal ini memiliki

makna bahwa semakin tinggi Pendidikan yang diberikan perusahaan

kepada karyawan maka semakin tinggi pula kinerja karyawan.

Pendidikan dilakukan di Joint Operating Body Pertamina- Petro China


42

East Java yaitu menyesuaikan tingkat pendidikan terakhir yang dimiliki

karyawan sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki dan

menyesuaikan pendidikan formal yang dimiliki karyawan sesuai dengan

bidang pekerjaan yang dihadapi karyawan.

Hasil uji t variabel pelatihan kerja menunjukkan thitung 7,557 > ttabel

1,663 sedangkan Sig 0,000 < 0,05, jadi variabel pelatihan karyawan

berpengaruh signifikan terhadap terhadap Kinerja Karyawan Joint

Operating Body Pertamina-Petro China East Java. Hal ini memiliki

makna bahwa semakin sering pelatihan dilakukan maka semakin tinggi

pula kinerja karyawan. Hal ini dijelaskan bahwa pelatihan yang

diadakan oleh perusahaan biasanya adanya masalah dari perusahaan

tersebut untuk meningkatkan kualitas kerja dan meningkatkan kinerja

kerja.

2. Tajarussalim(2013), Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pangairan Irsab,

judul penelitian “Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Pada

Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu”. Adapun sampel dan populasi dalam

penelitian ini adalah pegawai Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu, yang

berjumlah 33 orang, pengambilan sampel dan populasi menggunakan teknik

total sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dan jumlah populasi yang

sama.

Teknik yang digunakan yaitu uji T, uji F, regresi linier berganda, dan uji

asumsi klasik, dimana peneliti menggunakan persamaan regresi berganda

sebagai berikut: Y = 1,875 +0,63X1 + 0,125 X2 + 0,313X3 Persamaan

regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a = 1,875 merupakan nilai


43

konstanta, jika nilai variabel X1, X2, dan X3 adalah nol,maka kinerja

karyawan (Y) sebesar 1,875 b1 = 0,63 menunjukkan bahwa variable metode

pelatihan (X1) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Dengan kata

lain jika kepuasan terhadap metode pelatihan naik satuan maka kinerja

pegawai akan bertambah sebesar 0,63 satuan skala. b2 = 0,125

menunjukkan bahwa variabel isi pelatihan (X2) berpengaruh positif

terhadap kinerja pegawai. Dengan kata lain jika kepuasan terhadap isi

pelatihan ditingkatkan sebesar 1 satuan maka kinerja pegawai akan

bertambah sebesar 0,125 satuan skala. b3 = 0,313 menunjukkan bahwa

variabel kemampuan instruktur pelatihan (X3) berpengaruh positif terhadap

kinerja pegawai. Dengan kata lain jika kepuasan terhadap kemampuan

instruktur pelatihan ditingkatkan sebesar 1 satuan maka kinerja pegawai

akan bertambah sebesar 0,313 satuan skala.

3. Sari, Gulfa. (2018), Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas Islam

Negeri Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh, judul penelitian “Pengaruh

Rotasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di Perpustakaan Uin Ar-Raniry

Banda Aceh”. Peneliti melakukan penelitian dengan mencari nilai validitas,

reabilitas, pengujian regresi linear sederhana dan pembuktian hipotesis

untuk mendapatkan jawaban hasil penelitian yang valid, reliabel dan benar.

Adapun sampel dan populasi dalam penelitian ini adalah karyawan UPT.

Perpustakaan UIN Ar-Raniry, yang berjumlah 24 karyawan, pengambilan

sampel dan populasi menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel dan jumlah populasi yang sama.


44

Berdasarkan hasil penelitian diatas, terdapat pengaruh yang signifikan

antara rotasi kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian yaitu sebagai

berikut :

1) Rotasi kerja yang dilakukan pada UPT. Perpustakaan UIN Ar-Raniry

memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini terbukti dari hasil

analisis regresi Hasil penelitian menunjukkan data nilai

korelasi/hubungan (R) yaitu sebesar 0,667, berdasarkan tabel

interprestasi terletak antara 0,60 – 0,799, artinya pengaruh rotasi kerja

terhadap kinerja karyawan UPT. Perpustakaan UIN Ar-Raniry

digolongkan kuat atau tinggi.

2) Analisi regresi menunjukkan konstanta sebesar 3.158 menyatakan

bahwa jika tidak ada nilai Trust (variabel X) maka nilai variabel Y

sebesar 3.158. koefisien regresi X sebesar 0.697 menyatakan bahwa

setiap penambahan 1 nilai Trust (variabel X), maka nilai variabel Y

bertambah sebesar 0,697.

3) Hasil nilai Fhitung besarnya 17,620 lebih besar dari Ftabel besarnya

4,30, karena Fhitung> Ftabel, maka hipotesis alternatif diterima dan

hipotesis nol ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan hipotesis

terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variabel X (rotasi kerja)

terhadap variabel Y ( kinerja karyawan).


BAB III

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Pemikiran

Dalam suatu organisasi,sumber daya manusia adalah salah satu aset

potensial yang dimiliki oleh organisasi yang memiliki kemampuan seperti

berpikir,berkomunikasi,bertindak,dan bermoral untuk melaksanakan kegiatan

yang bersifat teknis maupun manajerial. Untuk meningkatkan kinerja

karyawan diperlukan dukungan pegawai yang cakap dan kompeten

dibidangnya. Proses belajar harus menjadi budaya organisasi sehingga

ketereampilan para karyawan dapat dipelihara,bahkan dapat ditingkatkan.

Pelatihan merupakan unsur yang mutlak dimiliki oleh individu sumber daya

manusia yang berkualitas. Dengan pemberian pelatihan tersebut dapat

mengantar pengembangan sumber daya manusia. Indikator pelatihan yang

dipergunakan adalah jenis pelatihan, tujuan pelatihan, materi, metode yang

digunakan, kualifikasi peserta, kualifikasi pelatih, waktu (banyaknya sesi)

(Mangkunegara, A.P. 2013:62).

Salah satu elemen pendukung dalam sistem manajemen pada suatu

organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan selain dengan pelatihan

adalah rotasi kerja. Dalam hal ini,rotasi kerja merupakan salah satu indikator

yang dapat mendukung baik atau tidaknya kinerja karyawan pada suatu

organisasi, rotasi pekerjaan secara tidak langsung memberikan manfaat bagi

organisasi karena karyawan yang mempunyai banyak keterampilan memberi

manajemen lebih banyak dalam merencanakan pekerjaan, menyesuaikan diri -

45
46

terhadap perubahan dan dapat juga mengurangi labour turnover (absennya

pekerja) karyawan, maka kinerja karyawan akan tetap terkendali dan berjalan

sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan atau organisasi. Adapun

indikator rotasi kerja yang dipergunakan adalah kemampuan karyawan,

pengetahuan karyawan, kebosanan / kejenuhan karyawan (Edwan ,2013).

Berbagai hambatan pasti akan ditemui oleh para individu dalam

organisasi untuk dapat bekerja dengan baik sehingga kinerja mereka dapat

diterima dengan baik oleh organisasi.Ada tiga faktor utama yang berpengaruh

pada kinerja yaitu individu (kemampuan bekerja), usaha kerja (keinginan untuk

bekerja), dan dukungan organisasional (kesempatan untuk bekerja). Jadi

menciptakan kinerja karyawan yang baik tidaklah mudah karena kinerja

karyawan dapat tercipta apabila variabel-variabel yang mempengaruhinya

seperti pelatihan dan rotasi kerja dapat di akomodasikan dengan baik dan

diterima oleh semua karyawan di dalam suatu organisasi. Adapun indikator

kinerja karyawan yang dipergunakan adalah Kualitas, Kuantitas, Ketepatan

waktu, Efektivitas, Kehadiran (Robbins, 2006:260).

Dalam variabel kerangka pemikiran tersebut terdapat anak panah yang

menunjukkan pengaruh variabel bebas/independen terhadap variabel

terikat/dependen. Maka dapat dibuat secara skematis kerangka konseptual

dalam penelitian ini yang dapat ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut:.
47

Gambar 3.1

Kerangka Pemikiran

Pengaruh Pelatihan dan Rotasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan LPD

Desa Pakraman Ubung

Pelatihan (X1)
- Jenis Pelatihan
- Tujuan Pelatihan
- Materi
- Metode Yang Digunakan
- Kualifikasi Peserta
- Kualifikasi Pelatih
- Waktu (Banyaknya Sesi)

(Mangkunegara, A.P.
Kinerja Karyawan (Y)
2013:62)
- Kualitas
- Kuantitas
- Ketepatan Waktu
- Efektivitas
Rotasi Kerja (X2) - Kehadiran
(Robbins, 2006:260)
- Kemampuan Karyawan
- Pengetahuan Karyawan
- Kebosaan / Kejenuhan
Karyawan

( Edwan,2013)

Sumber : Hasil pemikiran peneliti


Keterangan:
Pengaruh Secara Simultan

Pengaruh Secara Parsial


48

3.2.Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah

diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

H1 = Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

pada LPD Desa Pakraman Ubung.

H2 = Rotasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan pada LPD Desa Pakraman Ubung.

H3 = Pelatihan dan Rotasi Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan pada LPD Desa Pakraman Ubung.


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada LPD Desa Pakraman Ubung yang berlokasi

di Jalan Cokroaminoto No. 239 Denpasar Utara.

4.2. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian adalah pelatihan, rotasi kerja,

dan kinerja karyawan pada LPD Desa Pakraman Ubung Tahun 2019.

4.3. Identifikasi Variabel

Berdasarkan pokok permasalahan dan hipotesis yang telah

dirumuskan, maka variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini

adalah:

1. Variabel bebas atau independent variabel (X) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perusahaan atau timbulnya variabel bebas

(Sugiyono,2010:59). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas

adalah pelatihan (X1), dan rotasi kerja (X2).

2. Variabel terikat atau dependent variabel (Y) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

2010:59). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan pada

LPD Desa Pakraman Ubung.

49
50

4.4. Definisi Operasional Variabel

1. Pelatihan merupakan kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk

meningkatkan keterampilan, dan sikap yang diperlukan perusahaan dalam

mencapai tujuan karyawannya sesuai dengan keinginan dari perusahan.

Adapun indikator yang digunakan adalah

1) Jenis Pelatihan

2) Tujuan Pelatihan

3) Materi

4) Metode yang Digunakan

5) Kualifikasi Peserta

6) Kualifikasi Pelatih

7) Waktu (Banyaknya Sesi)

2. Rotasi Kerja merupakan kegiatan dari perusahaan yang bertujuan untuk

perganti-an periodik seorang karyawan dari satu tugas ke tugas lain. Ketika

satu aktifitas tidak lagi menantang, karyawan tersebut dipindah ke pekerjaan

lain, biasanya pada tingkat yang sama, yang mempunyai persyaratan-per-

syaratan keterampilan yang sama. Rotasi pekerjaan secara tidak langsung

memberikan manfaat bagi organisasi karena karyawan yang mempunyai

banyak keterampilan memberi manajemen lebih banyak dalam

merencanakan pekerjaan, menyesuaikan diri terhadap perubahan dan

mengisi lowongan-lowongan.selain berfungsi bagi pengembangan sumber

daya manusia rotasi kerja diyakini dapat memberikan banyak manfaat lain

bagi organisasi, rotasi dapat mencegah timbulnya kebosanan dan dapat juga
51

mengurangi labour turnover (absennya pekerja) karyawan. Adapun

indikator rotasi kerja yang dipergunakan adalah :

1) Kemampuan karyawan

2) Pengetahuan karyawan

3) Kebosanan / kejenuhan karyawan

3. Kinerja Karyawan merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang

dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Yang diukur

dari kelima indikator kinerja karyawan :

1) Kualitas Kerja

2) Kuantitas Kerja

3) Ketepatan Waktu

4) Efektivitas

5) Kehadiran

4.5. Jenis dan Sumber Data

4.5.1. Jenis Data

1. Data Kuantitatif

Adalah data berbentuk angka-angka atau data kualitatif yang

diangkakan (Sugiyono, 2010: 39). Data kuantitatif yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data jumlah karyawan, data jumlah

kuesioner dari karyawan LPD Desa Pakraman Ubung.

2. Data Kualitatif

Adalah data yang tidak berbentuk angka-angka namun berupa

penjelasan atau uraian seperti sejarah berdirinya perusahaan, struktur

organisasi yang ada pada LPD Desa Pakraman Ubung.


52

4.5.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini terdapat dua data, yaitu

data primer dan data sekunder sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer data yang diperoleh langsung dari organisasi yang menjadi

objek penelitian. Dalam data ini menggunakan penyebaran kuisioner

dengan melakukan penelitian secara langsung ke lokasi penelitian

sesuai dengan masalah yang diteliti terhadap karyawan LPD Desa

Pakraman Ubung. Alat bantu ini digunakan untuk mendapatkan

jawaban dari para responden yang telah ditetapkan

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber yang digunakan sebagai

pendukung informasi yang di butuhkan dalam penelitian dengan

melakukan pengumpulan data diperoleh secara tidak langsung. Peneliti

memperoleh data dari studi kepustakaan.

4.6. Populasi dan Sampel

Menurut (Sugiyono, 2008:115) populasi wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Sebelum memulai penelitian, seorang peneliti harus

mengidentifikasi populasi dalam penelitiannya, maka yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang berkerja di LPD Desa

Pakraman Ubung adalah sebanyak 35 orang.


53

(Sugiyono, 2016:81) menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel

menurut (Arikunto, 2010:95) apabila populasi penelitian berjumlah kurang

dari 100, maka populasi digunakan sebagai sampel. Sedangkan jika lebih dari

100 maka sampel dapat diambil 10%-15%. Jumlah karyawan pada LPD Desa

Pakraman Ubung 35 karyawan. Untuk pengambilan sampel yang digunakan

dengan cara total sampling atau sampel jenuh atau juga disebut dengan

sampel sensus, adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil

seluruh populasi.

4.7. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini membutuhkan data dan informasi sebagai bukti

pendukung penelitian. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data

sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dan mencatat

data-data pendukung (Sugiyono, 2007:130) seperti : respon karyawan

terhadap pengaruh pelatihan dan rotasi kerja terhadap kinerja karyawan

pada LPD Desa Pakraman Ubung.

2. Metode Wawancara

Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan mengadakan tatap

muka dan tanya jawab (Sugiono,2007:130). Wawancara dalam penelitian

ini ialah tanya jawab langsung dengan pemimpin atau dengan karyawan

pada LPD Desa Pakraman Ubung yang berkompeten terhadap masalah yang
54

diteliti dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data ini juga digunakan

untuk melengkapi apabila ada jawaban responden terhadap kuesioner yang

diberikan kurang jelas.

3. Metode Kuesioner

Metode angket atau kuesioner digunakan sebagai cara untuk memperoleh

data atau informasi dari responden dengan menjawab sejumlah pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya dan untuk tiap-tiap pertanyaan telah

ditentukan skor nilainya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabkan (Sugiyono, 2009:

199). Metode angket dalam penelitian ini terdiri dari daftar butir-butir

pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan dipergunakan untuk

mengumpulkan data yang berkaitan tentang pengaruh pelatihan dan rotasi

kerja terhadap kinerja karyawan pada LPD Desa Pakraman Ubung.

Kuesioner yang dipergunakan adalah mempergunakan sistem kuisioner

tertutup,artinya responden diberikan alternatif jawaban untuk memilih satu

dari lima jawaban. seperti yang disajikan pada gambar tabel 4.1 :
55

Tabel 4.1

No Skala Skor

1 Sangat setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Cukup Setuju(CS) 3

4 Tidak Setuju (ST) 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

(STS)

Sumber: Siregar, Sofyan 2013 (diolah)

4. Dokumentasi

Menurut (Sugiyono, 2013:240) studi dokumentasi yaitu metode

pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang diteliti dari

dokumen-dokumen, catatan-catatan, serta laporan-laporan yang ada pada

LPD Desa Pakraman Ubung seperti: sejarah perusahaan, struktur

organisasi serta uraian tugas dan tanggung jawab karyawan pada LPD Desa

Pakraman Ubung.

4.8. Teknik Analisis Data

4.8.1 Pengujian Instrumen Penelitan

Menurut Arikunto (2010:164), Instrumen penelitian adalah alat

bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan


56

dipermudah olehnya. Secara umum terdapat dua jenis Instrumen yaitu

instrumen yang disusun sendiri oleh peneliti dan instrumen yang sudah

terstandar (Arikunto, 2010:164). Agar suatu instrumen dapat memperoleh

hasil yang diandalkan, maka instrumen harus memenuhi kriteria validitas

dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas ini dipergunakan untuk menunjukan sejauh

mana validitasnya data yang akan diukur. Dalam suatu penelitian ilmiah

alat pengumpul data yang digunakan harus memenuhi persyaratan.

Menurut (Sugiyono, 2009:173) tentang validitas adalah : “Valid berarti

instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur”. Jadi suatu penelitian dikatakan valid apabila terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada objek yang diteliti.

Maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik

dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test

(kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti

untuk diukur. Adapun rumus yang digunakan peneliti untuk uji validitas

adalah menggunakan teknik analisis Korelasi Pearson.

2. Uji Reliabilitas

Uji ini dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil

suatu pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Apakah

responden dapat mengungkapkan data-data yang ada pada variabel-

variabel penelitian. Perhitungan reliabilitas menggunakan teknik analisa


57

Alpha Cronbach dengan α dinilai reliabel jika lebih besar dari 0,60

(Ghozali, 2007:129).

Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan

reliable dan berhasil mengukur variabel-variabel yang kita ukur jika

koefisien reliabilitasnya lebih dari sama dengan 0,60 Dasar pengambilan

keputusan: Jika ri positif, serta r ≥ 0,60 maka varabel tersebut reliabel.

Jika ri negatif, serta r < 0,60 maka varabel tersebut tidak reliabel.

4.8.2 Uji Asumsi Klasik

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis

regresi linear berganda. Sebelum model regresi digunakan untuk menguji

hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik.

Tujuan ini untuk mengetahui keberartian hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen sehingga hasil analisis dapat

diinterpretasikan dengan lebih akurat, efisien, dan terbatas dari

kelemahan-kelemahan yang terjadi karena masih adanya gejala-gejala

asumsi klasik. Menurut (Gozhali, 2010: 176) uji asumsi klasik yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas yaitu suatu pengujian untuk mengetahui apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

norma atau tidak (Gozhali, 2011: 181). Penguji normalitas distribusi

data sampel dilakukan dengan menggunakan statistik kolmogorov-

Smirnov. Data sampel dikatakan berdistribusi normal jika koefisien

Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari α = 5%.


58

2) Uji Heterokedastisitas

Uji ini untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Gozhali, 2011:197). Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedstisitas. Untuk

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Glejser.

Metode ini dilakukan degan meregresi nilai absolut residual (AbUt)

terhadap variabel bebas. Jika tidak ada satupun variabel bebas yang

berpengaruh signifikan pada absolut residual, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui menguji apakah

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF). Nilai cut off umum dipakai untuk

menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai VIF lebih besar dari

1 dan lebih kecil dari 10.

4.8.3 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan tabel frekuensi

untuk melihat penyebaran data dalam suatu variabel. Analisis deskriptif

ini berguna untuk melihat gambar baik rata-rata maupun penyebaran dari

hasil yang telah diperoleh oleh angket. Termasuk dalam analisis


59

deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik,

diagram, pengukuran tendensi sentral (modus, median dan mean),

perhitungan penyebaran data (perhitungan rata-rata dan standard deviasi)

dan perhitungan presentase (Sugiyono, 2007:66). Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik

responden dan variabel-variabel penelitian.

4.8.4 Analisis Kuantitatif

Analisis Kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang

bersifat bilangan atau yang berupa angka-angka. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penarikan data primer pada

variabel kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan disiplin kerja

karyawan, dimana data yang diperoleh adalah bersifat kualitatif. Data

tersebut dikuantitatifkan dengan memberikan skor pada masing-masing

jawaban responden.

Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian setelah dilakukan tabulasi

data, maka selanjutnya dianalisis dengan analisis statistik sebagai

berikut:

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui arah

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah masing-

masing variabel bebas positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai

dari variabel terikat apabila nilai variabel bebas mengalami kenaikan atau

penurunan, adapun model regresi linear berganda adalah sebagai berikut:


60

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan :

Y = Variabel terikat (Kinerja Karyawan)

a = Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi

X1 = Variabel bebas (Pelatihan)

X2 = Variabel bebas (Rotasi Kerja)

e = Standar eror

2. Analisis Kolerasi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui derajat keeratan hubungan

antara Pelatihan dan Rotasi Kerja terhadap kinerja karyawan (Sugiyono,

2009: 272).

Tabel 4.1

Pedoman untuk memberikan

Interprestasi koefisien kolerasi

Interval Korelasi Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2010: 183)


61

Untuk mengetahui hubungan pelatihan dan rotasi kerja terhadap kinerja

karyawan diproses dengan program SPSS versi 23.0. Hasil SPSS berupa

model summaryb data R correlation.

3. Analisis Determinasi Berganda

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui variasi/perubahan kinerja

karyawan yang mampu dijelaskan oleh variabel pelatihan dan rotasi kerja

secara bersama-sama yang dinyatakan dalam bentuk persentase (Sugiyono,

2007:283).

4. Uji Parsial (Uji t)

Menurut (Sugiyono, 2009 : 292), analisis ini bertujuan untuk membuktikan

apakah korelasi yang diperoleh antara pelatihan dan rotasi kerja terhadap

kinerja karyawan memang benar atau didapat secara kebetulan digunakan.

Adapun langkah – langkah pengujian t-test adalah sebagai berikut :

1) Merumuskan hipotesis

Ho : βi = 0 (berarti tidak ada pengaruh signifikan X, terhadap Y)

Hi : βi > 0 (berarti ada pengaruh signifikan X, terhadap Y)

2) Ketentuan pengujian adalah level of signifikant adalah sebesar 5%

dari taraf degree of freedom adalah n-2.

3) Menghitung besarnya t hitung, yang diperoleh dari hasil regresi dengan

program SPSS. Versi 23.0.

4) Kriteria pengujian

Untuk menentukan Ho diterima atau ditolak maka digunakan

kreteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

Hi diterima apabila t hitung ≤ ttabel


62

Ho ditolak apabila t hitung > ttabel

5. Uji Simultan (Uji F)

Analisis ini digunakan untuk menguji keberartian korelasi antara dua

variabel bebas terhadap suatu variabel terikat secara bersama-sama

(Sugiyono, 2009: 285)

Formulasi Uji F diuji dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah-langkah pengujian

1) Hipotesis

Ho : βi = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama

antara Xi terhadap Y.

Hi : paling sedikit salah satu dari βi ≠ yang berarti ada pengaruf signifikan

Xi terhadap Y.

2) Menentukan taraf nyata = 5%; df = (k-1); (n-k) untuk menentukan F-

Tabel.

3) Menentukan besarnya Fhitung, yang diperoleh hasil regresi dengan pola

SPSS 23.0.

4) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak

Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Pelatihan dan Rotasi Kerja

terhadap Kinerja Karyawan pada LPD Desa Pakraman Ubung” ini, Teknis analisis

data dilakuan dengan bantuan program Statistical Package for Social Science

(SPSS) release version 23.0 for Windows.


BAB V

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Perusahaan

5.1.1 Sejarah Singkat LPD Desa Pakraman Ubung

Pembentukan LPD didasari oleh adanya warisan budaya berupa desa

pakraman yang merupakan suatu bentuk/wadah sistem pemerintahan tingkat

desa yang terdiri dari ikatan kekeluargaan. Prof. Dr. I B Mantra (Alm) sebagai

tokoh yang sangat memperhatikan kelangsungan adat dan budaya serta

perekonomian masyarakat Bali telah menciptakan gagasan ide untuk

mengembangkan pola sekaa simpan pinjam menjadi sebuah lembaga yang

dapat mendorong pembangunan perekonomian masyarakat sekaligus

dapat melestarikan adat dan budaya yaitu LPD (Lembaga Perkreditan

Desa).

LPD Desa Pakraman Ubung adalah salah satu Lembaga Pekreditan

Desa di denpasar, LPD ini berdiri tgl 7 maret tahun 1990, LPD ini beralamat di

Jalan Cokroaminoto No. 239 Denpasar. Dengan visi dan misi mesejahterakan

anggotanya tentunya perusahaan harus memperkejakan karyawan yang

berkompeten dibidangnya guna untuk mencapai tujuan perusahaan. Berdirinya

LPD Desa Pakraman Ubung berdasarkan S.K. Gubernur Kdh. Propinsi Bali

No. 58 tahun 1990, Ketua LPD Desa Pekraman Ubung I Putu Jendra, SE

menyatakan, dua puluh sembilan tahun dari sejak berdirinya LPD Desa

Pakraman Ubung yang diawali di tahun 1990 dengan modal awal keseluruhan

Rp. 4.600.000,- itupun dalam bentuk rangsangan dari Pemda Provinsi sebesar

Rp. 2.000.000,- dan dari Kota Denpasar Rp. 2.600.000,- sekarang telah

63
64

memiliki modal Rp. 8.019.527.238 dan aset mencapai Rp. 392.273.905.431,

Sedangkan jumlah penabung mencapai 7.690 orang dengan nilai

Rp.130.308.329.009, simpanan berjangka mencapai nilai Rp.188.994.970.000

dari 931 orang deposan. Dari aset tersebut Jendra menyatakan keuntungan dari

LPD tahun 2018 mencapai Rp. 11.565.911.082. Keuntungan ini diupayakan

dapat menopang kegiatan sosial kemasyarakatan.

5.1.2 Visi Dan Misi LPD Desa Pakraman Ubung

1. Visi

Menjadi lembaga keuangan yang dipercaya oleh masyarakat untuk

mensukseskan pembangunan di dessa yang berlandaskan Tri Hita Karana.

2. Misi

1) Menyediakan jasa pelayanan keuangan yang berkualitas dan

berkesinambungan kepada Krama Desa Pakraman Ubung.

2) Meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan dengan mendorong

pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah agar dapat menunjang

pembangunan desa.

3) Meningkatkan dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan

pembangunan Desa Pakraman Ubung serta sebagai sumber pendapatan

desa.

4) Meningkatkan daya saing melalui inovasi produk dan peningkatan

efisiensi untuk dapat menyediakan jasa layanan yang berkualitas dan

harga yang kompetitif.

5) Meningkatkan kepedulian LPD terhadap lingkungan desa terutama

kepentingan sosial, budaya, dan agama.


65

6) Mewujudkan pemerataan kesempatan berusaha dan peluang kerja bagi

krama desa adat.

5.1.3 Struktur Organisasi LPD Desa Pekraman Ubung

Untuk dapat menjalankan dan mengelola perusahaan dengan baik,

maka sangat dibutuhkan adanya struktur organisasi perusahaan. Struktur

organisasi perusahaan ini dapat menggambarkan secara menyeluruh hubungan

fungsional dari suatu bahan usaha serta tingkatan tanggung jawab dan

wewenang dari setiap pelaksanaan masing-masing fungsi. Dalam hal ini

jelaslah bahwa struktur organisasi penting bagi suatu perusahaan.

Bentuk organisasi LPD Desa Pekraman Ubung adalah organisasi

garis/lini dan staff, dimana pelimpahan wewenang dalam organisasi ini

berlangsung secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga pimpinan

dibawahnya. Untuk membantu kelancaran dalam mengelola organisasi tersebut

seorang pimpinan mendapat bantuan dari para staf dibawahnya. Tugas para staf

disini adalah untuk membantu memberikan pemikiran nasehat atau saran-

saran, data, informasi, dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan

pertimbangan untuk menetapkan suatu keputusan atau kebijaksanaan. Adapun

struktur organisasi LPD Desa Pakraman Ubung dapat dilihat pada Gambar 5.1

berikut:
Gambar 5.1
Struktur Organisasi LPD Desa Pakraman Ubung

Sumber: LPD Desa Pakraman Ubung

9066
67

5.1.4 Tanggung Jawab Dan Tugas Pokok

1. Desa pakraman

Tanggung jawab Desa pakraman adalah bertanggung jawab terhadap

kelancaran operasional Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Tugas Desa

pakraman adalah :

1) Mengesahkan pertanggungjawaban kegiatan LPD.

2) Mengesahkan rencana kerja tahunan LPD.

3) Mengesahkan pembagian laba.

4) Mengesahkan penggunaan dana sosial.

2. Pengawas Intern

Badan pengawas bertanggung jawab langsung kepada Bendesa Adat. Tugas

pengawas intern, yaitu :

1) Melaksanakan pengawasan atas kegiatan LPD.

2) Memberikan saran, pertimbangan dan ikut menyelesaikan

permasalahan yang ada.

3) Memberikan petunjuk kepada pengurus.

4) Mensosialisasikan keberadaan LPD.

5) Mengevaluasi kinerja pengurus secara berkala.

6) Menyusun dan menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada

Paruman desa.

3. Kepala LPD

1) Mengkoordinir pengelolaan LPD.

2) Bertanggung jawab atas perkembangan pengelolaan LPD dan

bertanggung jawab mewakili LPD baik di dalam maupun di luar


68

pengadilan.

3) Mengadakan perjanjian-perjanjian kepada nasabah/pihak ketiga.

4) menyusun rancangan kerja (RK) dan ancangan anggaran pendapatan

dan belanja (RAPB).

4. Kepala Bagian Tata Usaha

1) Menyelenggarakan administrasi umum.

2) Tata usaha bertanggung jawab kepada kepala LPD terhadap tugas yang

dibebankan.

5. Kepala Bagian Bendahara (kasir)

1) Melaksanakan transaksi keuangan.

2) Membuat berita acara uang kas.

3) Menyimpan dan menarik dana yang ditempatkan di PT.BPD Bali.

6. Bagian Kredit

1) Membantu pengurus dalam mengkoordinir kegiatan yang berhubungan

dengan perkreditan.

2) Penyusunan rencana kebutuhan kredit, penggunaan, dan pengawasan

kredit.

3) Melaksanakan pelayanan administrasi yang berhubungan dengan

pengajuan kredit yang akan diminta dan kredit yang akan diberikan.

4) Menerima hasil analisis dari bagian analisa kredit dan

mengesahkannya.

5) Mengkoordinir tagihan produk piutang LPD kepada karma desa.

7. Bagian Dana

Bagian Dana, bertanggung jawab langsung atas semua tugas-tugas kepada


69

kepala bagian kasir.Tugas bagian tabungan ,yaitu :

1) Membuat/membukukan setiap transaksi tabungan.

2) Mengirim bukti-bukti transaksi simpanan kepada bagian pembukuan.

3) Mencocokkan buku tabungan.

4) Mensosialisasikan produk LPD kepada karma desa.

5) Menerima bayaran angsuran, bunga dan lain-lain dari debitur.

6) Membuat penerimaan pembayaran rekening telpon, listrik, PDAM dan

lain-lain

7) Membuat berita acara uang kas setiap penutupan kas

8. Bagian Pembukuan

Bagian pembukuan bertanggung jawab langsung terhadap semua tugas-

tugas kepada bagian kasir. Tugas Bagian Pembukuan, yaitu:

1) Mengelola seluruh dokumen LPD Desa Pakraman Ubung.

2) Mengajukan gagasan kerja dan rancangan biaya pendapatan serta

Rencana Anggaran Belanja.

3) Mengajukan neraca keuangan serta pertanggungjawaban proses tugas.

4) Mengadakan pembukuan keuangan serta inventaris dengan cara teratur.

9. Analisis Kredit ,Administrasi Kredit, Pembinaan Kredit

Tanggung jawab dari analisa kredit, Administrasi Kredit, Pembinaan Kredit

adalah bertanggung jawab langsung kepada bagian kredit atas tugas yang

diberikan.Tugasnya yaitu:

1) Menerima permohonan kredit.

2) Membuat analisa kredit.

3) Mengajukan hasil analisa pada kredit.


70

4) Membuat daftar realisasi kredit dengan persetujuan kepala.

5) Membuat daftar potongan kredit.

6) Melakukan monitoring terhadap nasabah kredit

7) Melaksanakan tugas tagihan kredit.

8) Mengkoordinir pegawai dibagian kredit untuk mencari dan melakukan

langkah-langkah kogkrit dalam upaya menyelesaikan kredit bermasalah

dengan membentuk tim penanggulangan kredit bermasalah dengan

menggunakan metode rescheduling, reconditioning, atau dengan

menjual jaminan nasabah.

10. Administrasi Umum

Tanggung jawab administrasi umum adalah bertanggung jawab langsung

kepada tata usaha atas tugas yang diberikan. Tugas administrasi umum

yaitu:

1) Menyiapkan pelayanan/pencatatan administrasi umum.

2) Mengerjakan urusan umum/koresponden surat menyurat, agenda

ekspedisi, perlengkapan dan lain-lain.

3) Menerima kritik dan saran baik dari karyawan LPD melalui tata usaha.

11. Petugas Lapangan

Tanggung jawab petugas lapangan bagian adalah bertanggung jawab

kepada bagian dana dan kredit atas tugas yang diberikan.Tugas lapangan

yaitu:

1) Menulis sejumlah uang yang ditabungkan di buku tabungan.

2) Memeriksa jumlah uang yang ditabung di dalam buku tabungan dan

membuat paraf serta cap pada tabungan.


71

3) Mencatat sejumlah uang yang ditabungkan ke dalam buku penerimaan

dan rekapitulasi tabungan.

4) Melakukan monitoring / penagihan atas kredit nasabah.

12. Satpam

1) Tugas satpam adalah memelihara keamanan LPD setiap hari.

2) Tanggung jawab satpam adalah bertanggung jawab langsung kepada

kepala LPD melalui administrasi umum.

13. Cleaning Servis

Cleaning servis bertanggung jawab langsung kepada administrasi umum.

Tugas cleaning servis, yaitu :

1) Membuka dan menutup kantor.

2) Menjaga kebersihan kantor.

3) Mengantar surat-surat.

5.2 Hasil Analisis dan Pembahasan

5.2.1 Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas dan Reliabilitas instrumen

Sebelum menganalisis data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas terhadap data yang diperoleh dari instrumen penelitian. Jika

instrumen penelitian secara statistik dinyatakan valid dan reliabel berarti

instrumen layak digunakan sehingga mampu mengukur variabel sebagaimana

mestinya.

1) Uji Validitas

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan kuesioner

mengungkapkan suatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas


72

dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing

butir pernyataan dengan skor total. Apabila koefisien korelasi positif dan

lebih besar dari 0,3 maka indikator dikatakan valid (Sugiono, 2017).

Tabel 5.1
Hasil Uji Validitas Pada LPD Desa Pakraman Ubung
Nilai Koefisien
Pernyataaan Keterangan
Korelasi
Pelatihan (X1)
X1.1 0,798 Valid
X1.2 0,933 Valid
X1.3 0,937 Valid
X1.4 0,933 Valid
X1.5 0,950 Valid
X1.6 0,752 Valid
X1.7 0,737 Valid
Rotasi Kerja (X2)
X2.1 0,738 Valid
X2.2 0,836 Valid
X2.3 0,813 Valid
Kinerja Karyawan (Y)
Y1 0,625 Valid
Y2 0,626 Valid
Y3 0,656 Valid
Y4 0,703 Valid
Y5 0,700 Valid
Sumber: Lampiran 3, data diolah (2019)

Berdasarkan hasil pengujian validitas pada Tabel 5.1 diperoleh

nilai koefisien lebih besar dari 0,3 dari masing-masing instrumen

penelitian yang berarti instrumen penelitian dari variabel pelatihan,

rotasi kerja dan kinerja karyawan adalah valid.

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan teknik

cronbach’s alpha (Nunnafy dalam Ghozali 2009:41) menyatakan


73

pengujian dengan menggunakan teknik statistic cronbach’s alpha

instrumen dikatakan reliabel untuk mengukur variabel bila memiliki nilai

alpha lebih besar dari 0,60.

Tabel 5.2
Hasil Uji Reliabilitas Pada LPD Desa Pakraman Ubung

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Pelatihan (X1) 0,946 Reliabel

Rotasi Kerja (X2) 0,707 Reliabel

Kinerja Karyawan (Y) 0,690 Reliabel


Sumber: Lampiran 4, data diolah (2019)

Hasil uji reliabilitas pada penelitian ini dapat diliat pada Tabel 5.2.

Berdasarkan Tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha

masing-masing variabel yakni pelatihan, rotasi kerja dan kinerja

karyawan memiliki cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 maka masing-

masing variabel sudah reliabel.

2. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas

dilakukan dengan one sample komogrov-smirnov dengan menggunakan

taraf signifikan 5% atau 0,05 di mana dikatakan berdistribusi normal

apabila nilai signifikan lebih besar dari 5% atau 0,05 (Nugroho, 2005) dari

analisis diperoleh hasil seperti Tabel 5.3 berikut.


74

Tabel 5.3
Uji Normalitas
One Sample Komogrov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual

N 35

Mean 0,0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 0,28229857

Absolute 0,084

Most Extreme Differences Positive 0,064

Negative -0,084

Kolmogorov-Smirnov Z 0,500

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,964

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


Sumber: Lampiran 5, data diolah (2019)

Hasil Tabel 5.3 di atas menunjukan Asymp. Sig. (2-tailed) adalah

0,964 lebih besar dari 0,05, dengan demikian dapat dikatakan bahwa

variabel tersebut berdistribusi normal.

2) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance. Model yang baik adalah

yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,

2009:108). Cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat

di ketahui dengan menggunakan uji statistik Glejser. Model regresi tidak

mengandung adanya heteroskedastisitas bila nilai signifikansi variabel

bebasnya terhadap nilai absolute residual statistic di atas 0,05.


75

Tabel 5.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Beta
Error

(Constant) 0,073 0,285 0,257 0,799

Pelatihan (X1) -0,042 0,050 -0,163 -0,841 0,407

Rotasi Kerja (X2) 0,070 0,068 0,201 1,035 0,309

a. Dependent Variable: abs_res


Sumber: Lampiran 5, data diolah (2019)

Hasil uji Glejser pada Tabel 5.4 diperoleh nilai signifikansi, semua

variabel bebas bernilai Sig. lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti model

regresi tersebut tidak mengandung gejala heteroskedastisitas.

3) Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model

regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (independent) (Ghozali,

2012:105). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar

variabel bebas. Pengujian multikolinearitas dilihat dari besaran VIF

(variance inflation factor) dan tolerance. Tolerance mengukur variabel

bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi

nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =

1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan tidak

adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≥ 0,01 atau sama dengan

nilai VIF ≤ 10.


76

Tabel 5.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
Pelatihan (X1) 0,800 1,250
Rotasi Kerja (X2) 0,800 1,250
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Sumber: Lampiran 5, data diolah (2019)

Hasil perhitungan pada Tabel 5.5 nilai tolerance menunjukan tidak

ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,01. Hasil

perhitungan nilai varians infation factor (VIF) juga menunjukan hasil yang

sama tidak ada satu variabel yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi

dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas pada variabel bebas

dalam model regresi.

5.2.2 Karakteristik Responden

Data karakteristik responden merupakan data responden yang

dikumpulkan untuk mengetahui profil responden penelitian. Dari hasil

penelitian yang dilakukan terhadap 35 karyawan LPD Desa Pakraman Ubung,

dapat diketahui gambar karakteristik responden meliputi empat aspek yaitu

jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan serta masa kerja responden. Adapun

karakteristik yang terkumpul melalui pengumpulan kuesioner sebagai berikut.

1. Jenis Kelamin Responden

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin karyawan LPD

Desa Pakraman Ubung dibagi menjadi 2 kategori. Kedua kategori

tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.6


77

Tabel 5.6
Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Karyawan LPD Desa
Pakraman Ubung
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

Laki-laki 15 42,9

Perempuan 20 57,1

Total 35 100
Sumber: Lampiran 6, data diolah (2019)

Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukan dari 35 responden terdiri dari 15

orang (42,9%) berjenis kelamin laki-laki dan 20 orang (57,1%) berjenis

kelamin perempuan.

2. Umur Responden

Karakteristik responden berdasarkan umur responden dapat dilihat

pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7
Distribusi Responden Menurut Umur Karyawan LPD Desa Pakraman
Ubung
Umur Jumlah (Orang) Persentase (%)

<25 Tahun 9 25,7

26-35 Tahun 15 42,9

36-45 Tahun 8 22,9

>46 Tahun 3 8,6

Total 35 100
Sumber: Lampiran 6, data diolah (2019)

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dilihat ternyata responden umur 26-35

tahun merupakan responden terbanyak yaitu 15 orang (42,9%)

dibandingkan dengan kelompok umur dibawah 25 tahun yaitu sebanyak 9

orang (25,7%). Umur responden 36-45 tahun sebanyak 8 orang (22,9%) dan

umur di atas 46 tahun sebanyak 3 orang (8,6%).


78

3. Masa Kerja Responden

Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada

Tabel 5.8.

Tabel 5.8
Distribusi Responden Menurut Masa kerja Karyawan LPD Desa
Pakraman Ubung
Masa Kerja Jumlah (Orang) Persentase (%)
<3 Tahun 4 11,4
3-6 Tahun 25 71,4
> 7 Tahun 6 17,1
Total 35 100
Sumber: Lampiran 6, data diolah (2019)

Berdasarkan Tabel 5.8 dapat dilihat bahwa masa kerja 3-6 tahun

merupakan responden terbanyak yaitu sebanyak 25 orang (71,4%)

dibandingkan masa kerja di atas 7 tahun yaitu sebanyak 6 orang (17,1%)

dan masa kerja di bawah 3 tahun sebanyak 4 orang (11,4%).

4. Pendidikan Responden

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat

dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9
Distribusi Responden Menurut Pendidikan Karyawan LPD Desa
Pakraman Ubung
Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
SMA/SMK 12 34,3
DIPLOMA 8 22,9
S1 11 31,4
S2 4 11,4
Total 35 100
Sumber: Lampiran 6, data diolah (2019)

Berdasarkan Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa sebagian besar pendidikan

responden adalah kelompok SMA/SMK yaitu sebanyak 12 orang (34,3%)


79

dibandingkan kelompok S1 yaitu sebanyak 11 (31,4%) sedangkan Diploma

sebanyak 8 orang (22,9%) dan kelompok S2 sebanyak 4 orang (11,4%).

5.2.3 Analisis Data

Teknik pengumpulan data melalui kuesioner yang digunakan terdiri

atas pernyataan yang dibuat berdasarkan masing-masing variabel, yaitu 7

kuesioner variabel pelatihan, 3 kuesioner variabel rotasi kerja dan 5 kuesioner

variabel kinerja karyawan. Setiap jawaban mempunyai skor nilai sebagai

berikut:

1. Jawaban (SS) sangat setuju, mendapat skor 5

2. Jawaban (S) setuju, mendapat skor 4

3. Jawaban (CS) cukup setuju, mendapat skor 3

4. Jawaban (TS) tidak setuju, mendapat skor 2

5. Jawaban (STS) sangat tidak setuju, mendapat skor 1

Untuk mendapatkan penilaian kualitatif digunakan rata-rata skor rata-

rata jawaban responden dengan kriteria (Umar, 2003) pada Tabel 5.10

Tabel 5.10
Klasifikasi Rata-rata Deskripsi Data Penelitian

1,00-1,80 Sangat Tidak Setuju

1,81-2,60 Tidak Setuju

2,61-3,40 Cukup Setuju

3,41-4,20 Setuju

4,21-5,00 Sangat Setuju


Sumber: Umar (2003:143)

Berikut adalah deskripsi data masing-masing variabel yang diperoleh

pada penelitian ini.


80

1. Pelatihan

Deskripsi data tanggapan responden terhadap pelatihan yang

disebarkan kepada 35 orang responden dengan 7 pernyataan yang

menyangkut indikator pelatihan pada LPD Desa Pakraman Ubung seperti

pada Tabel 5.11 berikut:

Tabel 5.11
Distribusi Frekuensi Tanggapan 35 Responden Terhadap 7
Pernyataan Pelatihan (X1)
Jawaban Responden
Jumlah Rata
Variabel Jumlah Katego
Item Sts Ts Cs S Ss Respon -
Penelitian Skor ri
(1) (2) (3) (4) (5) den Rata

X1.1 0 1 9 18 7 35 136 3,89 Baik

X1.2 0 0 9 14 12 35 143 4,09 Baik

X1.3 0 0 9 15 11 35 142 4,06 Baik


Pelatihan
X1.4 0 0 9 14 12 35 143 4,09 Baik
(X1)
X1.5 0 0 9 13 13 35 144 4,11 Baik

X1.6 0 1 6 21 7 35 139 3,97 Baik

X1.7 0 1 6 20 8 35 140 4,00 Baik

Rata-Rata Skor Variabel Pelatihan 141 4,03 Baik

Sumber: Lampiran 2, data diolah (2019)

Berdasarkan Tabel 5.11 menunjukkan bahwa rata-rata skor dari 7

pernyataan mengenai pelatihan yaitu sebesar 4,03 yang berarti baik.

Berdasarkan hal tersebut juga menunjukan bahwa rata-rata skor terendah

nampak pada indikator jenis pelatihan (X1.1) rata-rata sebesar 3,89

sedangkan rata-rata skor tertinggi ada pada indikator kualifikasi peserta

(X1.5) yakni sebesar 4,11.

2. Rotasi Kerja

Deskripsi data tanggapan responden terhadap rotasi kerja yang

disebarkan kepada 35 orang responden dengan 3 pernyataan yang


81

menyangkut indikator rotasi kerja pada LPD Desa Pakraman Ubung seperti

pada Tabel 5.12 berikut:

Tabel 5.12
Distribusi Frekuensi Tanggapan 35 Responden Terhadap 3
Pernyataan Rotasi Kerja (X2)
Jawaban Responden
Jumlah
Variabel Jumlah Rata- Kateg
Item Sts Ts Cs S Ss Respon
Penelitian Skor Rata ori
(1) (2) (3) (4) (5) den

Sangat
X2.1 0 0 2 14 19 35 157 4,49
Baik

Rotasi Kerja Sangat


X2.2 0 1 1 8 25 35 162 4,63
(X2) Baik

Sangat
X2.3 0 0 1 18 16 35 155 4,43
Baik

Sangat
Rata-Rata Skor Variabel Rotasi Kerja 158 4,51
Baik

Sumber: Lampiran 2, data diolah (2019)

Berdasarkan Tabel 5.12 menunjukkan bahwa rata-rata skor dari 3

pernyataan mengenai rotasi kerja yaitu sebesar 4,51 yang berarti sangat

baik. Berdasarkan hal tersebut juga menunjukan bahwa rata-rata skor

terendah nampak pada indikator kebosanan / kejenuhan karyawan (X2.3)

rata-rata sebesar 4,43 sedangkan rata-rata skor tertinggi ada pada indikator

pengetahuan karyawan (X2.2) yakni sebesar 4,63.

3. Kinerja Karyawan

Deskripsi data tanggapan responden terhadap kinerja karyawan yang

disebarkan kepada 35 orang responden dengan 5 pernyataan yang

menyangkut indikator kinerja karyawan pada LPD Desa Pakraman Ubung

seperti pada Tabel 5.13 berikut:


82

Tabel 5.13
Distribusi Frekuensi Tanggapan 35 Responden Terhadap 5
Pernyataan Kinerja Karyawan (Y)
Jawaban Responden
Jumlah
Variabel Jumlah Rata- Kateg
Item Sts Ts Cs S Ss Respon
Penelitian Skor Rata ori
(1) (2) (3) (4) (5) den

Sangat
Y.1 0 1 4 10 20 35 154 4,40
Baik

Y.2 1 1 3 15 15 35 147 4,20 Baik


Kinerja
Sangat
Karyawan Y.3 0 0 2 19 14 35 152 4,34
Baik
(Y)
Sangat
Y.4 0 2 3 12 18 35 151 4,31
Baik

Y.5 0 6 5 11 13 35 136 3,89 Baik

Sangat
Rata-Rata Skor Variabel Kinerja Karyawan 148 4,23
Baik

Sumber: Lampiran 2, data diolah (2019)

Berdasarkan Tabel 5.13 menunjukkan bahwa rata-rata skor dari 5

pernyataan mengenai kinerja karyawan yaitu sebesar 4,23 yang berarti

sangat baik. Berdasarkan hal tersebut juga menunjukan bahwa rata-rata skor

terendah nampak pada indikator kehadiran (Y.5) rata-rata sebesar 3,89

sedangkan rata-rata skor tertinggi ada pada indikator kualitas (Y.1) yakni

sebesar 4,40.

5.2.4 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui informasi tentang

karakteristik variabel penelitian antara lain minimum, maksimum, mean dan

standar deviasi. Standar deviasi merupakan perbedaan nilai data dengan nilai

rata-ratanya. Dari hasil penyebaran kuesioner dengan 35 orang responden

diperoleh hasil tabulasi jawaban sebagai berikut :


83

Tabel 5.14
Hasil Analisis Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation

Pelatihan (X1) 35 16 30 24,31 3,998


Rotasi Kerja (X2) 35 9 15 13,54 1,482
Kinerja Karyawan (Y) 35 11 20 16,74 2,356
Valid N (listwise) 35
Sumber : Lampiran 5, data diolah (2019)
Berdasarkan atas Tabel 5.14 hasil analisis deskriptif di atas dapat

peneliti uraikan sebagai berikut :

1. Variabel pelatihan dengan nilai N adalah sampel dalam penelitian ini yaitu

35 dengan nilai maximum 30 nilai minimum 16, nilai rata – rata adalah

24,31 dan nilai standar deviasi sebesar 3,998.

2. Variabel rotasi kerja dengan nilai N adalah sampel dalam penelitian ini yaitu

35 dengan nilai maximum 15 nilai minimum 9, nilai rata – rata adalah 13,54

dan nilai standar deviasi sebesar 1,482.

3. Variabel kinerja karyawan dengan nilai N adalah sampel dalam penelitian

ini yaitu 35 dengan nilai maximum 20, nilai minimum 11, nilai rata – rata

adalah 16,74 dan nilai standar deviasi yaitu 2,356.

5.2.5 Analisis Kuantitatif

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil analisis regresi linier berganda yang diperoleh dari pengelolaan

data dapat dilihat pada Tabel 5.15. Pengaruh variabel pelatihan dan rotasi

kerja terhadap kinerja karyawan dapat diketahui dengan analisis regresi

linier berganda sebagai berikut:


84

Tabel 5.15
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients

B Std. Beta
Error

(Constant) 0,168 0,472 0,356 0,724

Pelatihan (X1) 0,643 0,084 0,728 7,687 0,000

Rotasi Kerja (X2) 0,312 0,113 0,262 2,767 0,009


R Korelasi = 0,878

R Square = 0,770
Adj R Square = 0,756
F-Hitung = 53,637

Sig F = 0,000
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Sumber: Lampiran 7, data diolah (2019)

Dari hasil Tabel 5.15 diperoleh nilai a = 0,168, nilai b1 = 0,643 dan

nilai b2 = 0,312 maka persamaan regresi berganda menjadi:

Y = 0,168 + 0,643 X1 + 0,312 X2

Berdasarkan hasil persamaan ini, dapat dijelaskan pada pengaruh

pelatihan (X1) dan rotasi kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) yaitu

sebagai berikut:

1) a = 0,168 berarti apabila pelatihan (X1) dan rotasi kerja (X2) tidak

mengalami perubahan (sama dengan 0) atau constant maka besarnya

kinerja karyawan (Y) adalah 0,168. Artinya kinerja karyawan akan

berubah (meningkat atau menurun) jika pelatihan dan rotasi dilakukan

dengan baik atau buruk tetapi tidak akan berubah jika pelatihan dan rotasi

tidak mengalami peningkatan maupun penurunan.


85

2) b1 = 0,643 berarti semakin baik pelatihan (X1) akan diikuti peningkatan

kinerja karyawan (Y) sebesar 0,643 apabila variabel lain diasumsikan

tetap. Artinya kinerja karyawan akan meningkat jika pelatihan

dilaksanakan dengan baik dan tepat.

3) b2 = 0,312 berarti semakin baik rotasi kerja (X2) akan diikuti peningkatan

kinerja karyawan (Y) sebesar 0,312 apabila variabel lain diasumsikan

tetap. Artinya kinerja karyawan akan meningkat jika rotasi kerja

dilaksanakan dengan baik dan tepat.

Berdasarkan hasil persamaan regresi linier berganda di atas dapat

disimpulkan bahwa pengaruh variabel pelatihan (X1) dan rotasi kerja

(X2) terhadap variabel kinerja karyawan (Y) adalah positif.

2. Analisis Korelasi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuat atau lemahnya

hubungan antara pelatihan (X1) dan rotasi kerja (X2) dengan kinerja

karyawan (Y).

Berdasarkan Tabel 5.15 dapat diuraikan bahwa nilai koefisien

korelasi (R) adalah 0,878 yang berarti hubungan variabel pelatihan, rotasi

kerja dan kinerja karyawan adalah sangat kuat karena berada pada kategori

0,800 – 1,000.

3. Analisis Determinasi Berganda

Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara pelatihan dan rotasi

kerja terhadap kinerja karyawan pada LPD Desa Pakraman Ubung maka

digunakan analisis determinasi.


86

Pada Tabel 5.15 di atas, besarnya Adjusted R Square adalah 0,756.

Ini berarti pengaruh pelatihan dan rotasi kerja terhadap kinerja karyawan

pada LPD Desa Pakraman Ubung sebesar 75,6% sedangkan sisanya 24,4%

dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.

4. Uji Parsial (Uji t)

Pengujian statistik t-test digunakan untuk menguji secara parsial

pengaruh pelatihan dan rotasi kerja terhadap kinerja karyawan.

1) Variabel Pelatihan

Dilihat dari Tabel 5.15 di atas, variabel pelatihan ( X1 ) dengan

Unstandardized Coefficients B menunjukan arah positif sebesar 0,643

dengan nilai sig 0,000 < 0,05, sehingga H o ditolak dan Ha diterima.

Maka pelatihan (X1) berpengaruh positif dan signifikan (nyata)

terhadap kinerja karyawan (Y) pada LPD Desa Pakraman Ubung.

Dengan demikian hipotesis teruji kebenarannya.

2) Variabel Rotasi Kerja

Variabel rotasi kerja (X2) dengan Unstandardized Coefficients B

menunjukan arah positif sebesar 0,312 dengan nilai sig 0,009 < 0,05,

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Maka rotasi kerja (X2)

berpengaruh positif dan signifikan (nyata) terhadap kinerja karyawan

(Y) pada LPD Desa Pakraman Ubung. Dengan demikian hipotesis

teruji kebenarannya.

5. Uji Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara

serempak terhadap variabel terikat, adapun kriteria pengambilan


87

keputusan yang digunakan adalah jika tingkat signifikansi < 0,05 maka

variabel bebas secara simultan atau secara bersama berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat.

Berdasarkan Tabel 5.15 di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 53,637

dengan nilai Sig F = 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima, ini berarti bahwa secara simultan pelatihan (X1) dan rotasi kerja

(X2) berpengaruh positif dan signifikan (nyata) terhadap kinerja karyawan

(Y) pada LPD Desa Pakraman Ubung. Dengan demikian hipotesis teruji

kebenarannya. Maka uji model bisa dilanjutkan.

5.2.6 Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan

Variabel pelatihan dibentuk oleh tujuh indikator yaitu jenis pelatihan,

tujuan pelatihan, materi, metode yang digunakan, kualifikasi peserta,

kualifikasi pelatih dan waktu (banyaknya sesi). Hasil analisis data secara

statistik membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

variabel pelatihan terhadap kinerja karyawan yang ditunjukan dari nilai

Unstandardized Coefficients B sebesar 0,643 dan signifikansi sebesar 0,000 <

0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis teruji

kebenarannya. Ini berarti bahwa pelatihan (X1) berpengaruh positif dan

signifikan (nyata) terhadap kinerja karyawan (Y) pada LPD Desa Pakraman

Ubung.

Hasil penelitian ini searah dengan kajian yang dilakukan oleh Ningrum,

Widhayu (2013) dengan judul “Pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap

kinerja karyawan Pertamina-Perto China East Java”. Hasil penelitiannya


88

menunjukan bahwa pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan.

5.2.7 Pengaruh Rotasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Variabel rotasi kerja dibentuk oleh tiga indikator yaitu kemampuan

karyawan, pengetahuan karyawan dan kebosanan / kejenuhan karyawan. Hasil

analisis data secara statistik membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara variabel rotasi kerja terhadap kinerja karyawan yang

ditunjukan dari nilai Unstandardized Coefficients B sebesar 0,312 dan

signifikansi sebesar 0,009 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan

demikian hipotesis teruji kebenarannya. Ini berarti bahwa rotasi kerja (X2)

berpengaruh positif dan signifikan (nyata) terhadap kinerja karyawan (Y) pada

LPD Desa Pakraman Ubung.

Hasil penelitian ini searah dengan kajian yang dilakukan oleh Sari,

Gulfa (2018) yang berjudul “Pengaruh rotasi kerja terhadap kinerja karyawan

di perpustakaan Uin Ar-Raniry Banda Aceh”. Hasil penelitiannya menunjukan

bahwa rotasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh

pelatihan dan rotasi kerja terhadap kinerja karyawan pada LPD Desa Pakraman

Ubung dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

pada LPD Desa Pakraman Ubung. Semakin baik pelatihan yang diberikan

akan meningkatkan kinerja karyawan.

2. Rotasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

pada LPD Desa Pakraman Ubung. Semakin baik rotasi kerja yang

diterapkan maka dapat menimbulkan peningkatan kinerja karyawan.

3. Pelatihan dan rotasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan pada LPD Desa Pakraman Ubung.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Dari variabel pelatihan pernyataan “Peningkatan Ketrampilan pada

Karyawan dengan Pelatihan yang diberikan sesuai dengan Pekerjaan

Karyawan.” memiliki nilai rata-rata terendah. Dengan adanya hasil

penelitian tersebut diharapkan manajemen LPD Desa Pakraman Ubung

memperhatikan jenis pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan

89
90

agar pelatihan tersebut dapat menunjang karyawan dalam menjalankan

tugasnya

2. Dari variabel rotasi kerja pernyataan “Dengan adanya rotasi kerja

menghilangkan kejenuhan dalam bekerja bagi karyawan pada LPD Desa

Pakraman Ubung.” memiliki nilai rata-rata terendah. Dengan adanya hasil

penelitian tersebut diharapkan manajemen LPD Desa Pakraman Ubung

memperhatikan sistem rotasi yang diterapkan dan menjalankan rotasi

dengan baik agar karyawan mendapatkan suasana kerja yang baru dan tidak

jenuh dalam bekerja.

3. Dari variabel kinerja karyawan pernyataan “Karyawan selalu taat pada

hukum dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan.” memiliki nilai rata-

rata terendah. Dengan adanya hasil penelitian tersebut diharapkan

manajemen LPD Desa Pakraman Ubung memperhatikan karyawannya agar

meningkatkan kedisplinan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Atmodiwirio. 2002. Manajemen Pelatihan. Jakarta: PT Pustaka Buletin


Produktivitas Ed2.

Dessler. 1997. Management Sumber Daya Manusia. Terjemahan. Benyamin


Molan. Jakarta: Edisi Bahasa Indonesia. PT Prenhallind.
__________. 2000. Human Resource Management 8th Edition. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.

__________. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Dalam


Eko, Widodo Suparno (Ed)Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dessler, M.Yani. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Edisi


Kesepuluh, Jilid Satu. Indeks.

Edwan. 2013. “Pengaruh Job rotation Terhadap Motivation dan Dampaknya pada
Kinerja Karyawan Pada PT. Mashill Internasional Finance”. Skripsi.
Jakarta: Universitas Bina Nusantara.

Flippo, Edwin B. 2001. Manajemen Personalia. Jakarta: Edisi keenam, Jakarta :


Erlanga.

__________. 2012. Manajemen Personalia. Jakarta: Edisi Indonesia, Erlanga.


Ghozali. 2007. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
__________. 2009. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS“.
Dalam Nunnafy (Ed). Semarang: UNDIP.
__________. 2009b. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS“.
Semarang: UNDIP.

__________. 2010. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20.
Semarang: Badan Penerbit – Universitas Diponegoro.

__________. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS 20,
Edisi kw-5. Semarang. UNDIP.
__________. 2012. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
20”. Semarang: UNDIP.

91
92

Gomes. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Keempat. Yogyakarta:


Penerbit Andi.

Guritno dan Waridin. 2005. “Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku


Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja”.
JRBI. Vol 1. No 1. (Hal 63-74).

Hamalik, Oemar. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Dalam


Eko, Widodo Suparno (Ed)Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Handoko. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia. Edisi II,
Cetakan Keempat Belas, Yogyakarta: Penerbit BPFE.

__________. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jogyakarta: BPFE.


__________. 2002. Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE.

Handoko. M.Yani. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Mitra


Wacana Media
Hariandja, Marihot Tua Efendi, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:
Grasindo.

Hasibuan. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarat: Bumi Aksara.

__________. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Herbert, Freudenberger. 2005. Apakah Anda Mengalami Burnout?. Dalam Sutjipto


(Ed) Jurnal Pendidikan Penabur.No.01/Thn.I (hal 2-4).
Mangkunegara, A.P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mangkuprawira, Tb. Sjafri. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik.


Ghalia Indonesia .

__________. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Dalam H.


M.Yani (Ed). Bogor: Ghalia.
Mathis dan Jackson. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba
Empat.

__________. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Dalam M.Yani (Ed).


Jakarta: Salemba Empat.
Mudiartha, Dkk. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Denpasar: UPT
Penerbit Universitas Udayana.
93

Ningrum, Widhayu. 2013. “Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja


Karyawan Pertamina-Perto China East Java. Skripsi. Surabaya:
Fakultas Ekonomi Universitas Negri Surabaya.

Nugroho. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistic Penelitian Dengan SPSS.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Nurlatifah. 2009. “Pengaruh Rotasi Kerja Terhadap Kinerja Pustakawan di


Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta”.Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Adab (Program Studi Ilmu
PerpustakaanJurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi) Universitas
Islam NegeriSunan Kalijaga Yogyakarta.
Noe, et al. 2008. Human Resources Management: Gaining a Competitive
Advantage, 4th edition, New York: McGraw-Hill/Irwin, p.266

Panggabean, S. 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia.

__________. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Dalam


Eko, Widodo Suparno (Ed)Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Pemerintah Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Undang-


Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Lembaran
RI Tahun 2003 No. 13. Jakarta: Sekretariat Negara.
Robbins. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta: PT Indeks
Kelompok Gramedia.

Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Sari, Gulfa. 2018. “Pengaruh Rotasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di
Perpustakaan Uin Ar-Raniry Banda Aceh”. Skripsi. Aceh: Fakultas
Adab Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Darussalam-Banda Aceh.
Santoso dan Riyardi. 2012. “Rotasi, Mutasi Dan Promosi Karyawan Di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Klaten”. Program Pasca Sarjana Magister
Manajemen Universitas Muhammadiyah Surakarta” Jurnal Ekonomi
Manajemen Sumber Daya Vol.13, No.1, Juni 2012 (Hal 27)

Schermerhorn, Hunt, dan Osborn. 2009. Organiizational Beaviour, John Willey


and Son Inc Pp 379
Simamora. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, Yogyakarta,
STIE YPKN.

__________. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Dalam


Eko, Widodo Suparno (Ed)Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Siregar, Sofyan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.


94

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
__________. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta.
__________. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
__________. 2010. Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta.
__________.2010b. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
__________. 2011. Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta
__________.2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
__________. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

__________. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta:Andi.
Swietenia, Rita. 2009. “Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi dan
Karakteristik Pekerjaan Terhadap Disiplin Kerja Serta Implikasinya
Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Pertanahan Kota
Semarang). Jurnal Ekonomi – Manajemen – Akuntansi, No. 26, Th.
XVI, (pp. 96-116).
Tajarussalim. 2013. “Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu”. Skripsi. Riau: Fakultas
Ekonomi Universitas Pasir Pangairan Riau.

Taylor, Frederick Winslow. 1974. Scientific Management. New York: Harper.


Umar. 2003. “Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka

Wahyudi, Bambang. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Sulita.


Wijonarko. 2012. “Anggap Karyawan Aset Kunci Sukses Perusahaan”. Dalam
Kabar Bisnis, 27 September 2012 Jakarta.

Winardi .1992. Manajemen Perilaku Organisasi. Bandung: PT Bina Aksara.


LAMPIRAN

95
96

Lampiran 1

KUISIONER PENELITIAN

Nama Peneliti : Komang Ricky Indrawiguna

Kepada Yth :
Karyawan pada LPD Desa Pakraman Ubung
di-
Tempat

Dalam rangka proses studi pada Program Sarjana (S1) di Universitas


Mahasaraswati Denpasar, saya melaksanakan penelitian pada LPD Desa Pakraman
Ubung untuk mengetahui pengaruh Pelatihan dan Rotasi Kerja terhadap kinerja
karyawan. Saya mohon kepada Bapak/Ibu/Saudara/i selaku responden berkenan
untuk memberikan pendapat berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang ada
dalam kuisioner ini. Penelitian ini murni untuk kepentingan ilmiah semata-mata.
Atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

I. Pernyataan untuk Identitas Responden


1.1 Nama : ......................................................................
1.2 Umur : ......................................................................
1.3 Jenis kelamin : Laki-Laki Perempuan
1.4 Pendidikan terakhir : .....................................................................
1.5 Masa kerja : .....................................................................
II. Daftar Pernyataan
Bacalah pernyataan berikut dengan seksama, kemudian memberi tanggapan
yang sesuai dengan memberi tanda (√) pada kolom jawaban yang telah
disediakan. Adapun makna tanda tersebut adalah sebagai berikut:
Skor Uraian
1 Sangat Tidak Setuju (STS)
2 Tidak Setuju (TS)
3 Cukup Setuju (CS)
4 Setuju (S)
5 Sangat Setuju (SS)
97

Pelatihan (X1)
JAWABAN
NO PERNYATAAN
STS TS CS S SS
Peningkatan Ketrampilan pada Karyawan dengan
1 Pelatihan yang diberikan sesuai dengan Pekerjaan
Karyawan
Karyawan mendapat pengalaman dan
ketrampilan dari pelatihan yang diberikan dan
2
sebagai upaya yang berkelanjutan dan
berlangsung seumur hidup
Karyawan mendapatkan Materi Pelatihan yang
3 sesuai untuk memenuhi perubahan kebutuhan
perusahaan
Metode penyampaian yang diberikan kepada
4 Karyawan saat pelatihan sangat menarik,
sehingga mudah untuk mengingatnya.
Seluruh Karyawan Mendapatkan kesempatan
5
untuk mendapatkan pelatihan dari perusahaan
Karyawan mendapatkan pelatih yang
6 berkompeten didalam materi pelatihan yang
diberikan
Secara keseluruhan, Karyawan puas dengan
7
jumlah pelatihan yang terima di tempat kerja

Rotasi Kerja (X2)


JAWABAN
NO PERNYATAAN STS TS CS S SS
Rotasi Kerja di LPD Desa Pakraman Ubung
1 menjadikan karyawan ditempatkan pada
pekerjaan yang sesuai kemampuan yang dimiliki
Rotasi kerja pada Karyawan LPD Desa Pakraman
2 Ubung membuat karyawan mendapatkan
wawasan yang baru dalam bekerja
Dengan adanya rotasi kerja menghilangkan
3 kejenuhan dalam bekerja bagi karyawan pada
LPD Desa Pakraman Ubung
98

Kinerja Karyawan (Y)

NO PERNYATAAN JAWABAN
STS TS CS S SS
Karyawan memiliki keterampilan dan
1
kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan.
Tingkat pencapaian volume kerja yang karyawan
2
hasilkan telah sesuai dengan harapan perusahaan.
Karyawan menyelesaikan seluruh pekerjaan pada
3
waktu yang telah direncanakan.
Karyawan menyelesaikan seluruh pekerjaan
4 dengan menggunakan fasilitas yang ada tanpa
melakukan kesalahan dalam bekerja.
Karyawan selalu taat pada hukum dan peraturan
5
yang berlaku dalam perusahaan.
99

Lampiran 2

Tabulasi Jawaban Responden

PELATIHAN (X1)
RES.
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1
1 5 5 5 5 5 5 5 5.00
2 3 3 3 3 3 3 3 3.00
3 4 4 4 4 4 4 4 4.00
4 4 4 4 4 4 4 5 4.17
5 4 4 4 4 4 4 4 4.00
6 5 5 4 5 5 4 4 4.50
7 5 5 5 5 5 5 5 5.00
8 4 4 4 4 4 3 3 3.67
9 5 5 5 5 5 5 5 5.00
10 4 4 4 4 4 4 4 4.00
11 3 3 3 3 3 3 3 3.00
12 4 4 4 4 4 5 5 4.33
13 4 4 4 4 4 4 4 4.00
14 4 5 4 5 5 4 4 4.50
15 2 3 3 3 3 4 4 3.33
16 3 3 3 3 3 2 2 2.67
17 3 3 3 3 3 3 3 3.00
18 4 4 4 4 4 3 3 3.67
19 3 3 3 3 3 3 3 3.00
20 4 5 5 5 5 4 4 4.67
21 3 4 5 4 5 5 5 4.67
22 4 4 4 4 4 4 4 4.00
23 4 5 5 5 5 4 4 4.67
24 3 3 3 3 3 5 5 3.67
25 3 3 3 3 3 4 4 3.33
26 4 4 4 4 4 4 4 4.00
27 5 5 5 5 5 5 5 5.00
28 5 5 5 5 5 4 4 4.67
29 4 4 4 4 4 4 4 4.00
30 4 5 5 5 5 4 4 4.67
31 4 4 4 4 4 4 4 4.00
32 3 3 3 3 3 4 4 3.33
33 5 5 5 5 5 4 4 4.67
34 4 4 4 4 4 4 4 4.00
35 4 5 5 5 5 4 4 4.67
100

Lampiran 2 (Lanjutan)

Tabulasi Jawaban Responden

RES. ROTASI KERJA (X2) KINERJA KARYAWAN (Y)


X2.1 X2.2 X2.3 X2 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y
1 5 5 4 4.67 5 5 5 5 5 5.00
2 5 5 5 5.00 4 2 4 4 4 3.50
3 4 4 5 4.33 4 4 4 4 4 4.00
4 5 5 5 5.00 5 5 4 5 2 4.00
5 4 5 4 4.33 5 4 4 5 5 4.50
6 4 5 4 4.33 5 4 5 5 4 4.50
7 5 5 5 5.00 5 5 5 5 5 5.00
8 4 5 5 4.67 4 4 4 4 4 4.00
9 5 5 5 5.00 5 5 5 5 5 5.00
10 5 5 5 5.00 5 5 5 5 3 4.50
11 5 3 4 4.00 3 5 4 3 2 3.50
12 5 5 4 4.67 5 5 4 4 5 4.50
13 4 4 4 4.00 4 4 4 4 4 4.00
14 5 4 4 4.33 4 5 4 4 4 4.25
15 4 4 4 4.00 5 1 4 4 4 3.25
16 5 5 5 5.00 2 5 3 2 5 3.75
17 4 2 3 3.00 3 3 4 2 2 2.75
18 5 5 5 5.00 5 4 4 5 3 4.00
19 4 4 4 4.00 3 4 3 3 3 3.25
20 5 5 5 5.00 4 5 5 4 5 4.75
21 4 5 5 4.67 5 4 5 5 2 4.00
22 4 5 4 4.33 5 4 4 5 5 4.50
23 5 5 4 4.67 5 5 4 5 4 4.50
24 5 5 5 5.00 4 4 4 4 2 3.50
25 3 4 4 3.67 5 3 4 5 2 3.50
26 4 4 4 4.00 4 4 5 4 3 4.00
27 5 5 5 5.00 5 4 5 5 5 4.75
28 5 5 5 5.00 4 5 4 4 5 4.50
29 5 5 4 4.67 5 5 5 5 4 4.75
30 4 5 4 4.33 5 4 5 5 5 4.75
31 4 5 5 4.67 5 4 5 5 4 4.50
32 3 4 4 3.67 3 3 4 3 3 3.25
33 5 5 5 5.00 4 5 4 4 5 4.50
34 5 5 4 4.67 5 5 5 5 4 4.75
35 4 5 4 4.33 5 4 5 5 5 4.75
101

Lampiran 3

Hasil Uji Validitas Variabel Pelatihan (X1)

Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 Pelatihan
(X1)

Pearson 1 .861** .772** .861** .802** .433** .427* .798**


Correlation
X1.1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .009 .011 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35
** ** ** ** ** **
Pearson .861 1 .927 1.000 .977 .484 .466 .933**
Correlation
X1.2
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .005 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35
** ** ** ** ** **
Pearson .772 .927 1 .927 .955 .547 .529 .937**
Correlation
X1.3
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .001 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35
** ** ** ** ** **
Pearson .861 1.000 .927 1 .977 .484 .466 .933**
Correlation
X1.4
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .005 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35
** ** ** ** ** **
Pearson .802 .977 .955 .977 1 .529 .508 .950**
Correlation
X1.5
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .002 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35
** ** ** ** ** **
Pearson .433 .484 .547 .484 .529 1 .973 .752**
Correlation
X1.6
Sig. (2-tailed) .009 .003 .001 .003 .001 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35
* ** ** ** ** **
Pearson .427 .466 .529 .466 .508 .973 1 .737**
Correlation
X1.7
Sig. (2-tailed) .011 .005 .001 .005 .002 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35
** ** ** ** ** ** **
Pearson .798 .933 .937 .933 .950 .752 .737 1
Pelatihan Correlation
(X1) Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
102

Hasil Uji Validitas Variabel Rotasi Kerja (X2)

Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 Rotasi Kerja
(X2)
Pearson Correlation 1 .370* .406* .738**
X2.1 Sig. (2-tailed) .029 .015 .000
N 35 35 35 35
Pearson Correlation .370* 1 .579** .836**
X2.2 Sig. (2-tailed) .029 .000 .000
N 35 35 35 35
Pearson Correlation .406* .579** 1 .813**
X2.3 Sig. (2-tailed) .015 .000 .000
N 35 35 35 35
Pearson Correlation .738** .836** .813** 1
Rotasi Kerja (X2) Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 35 35 35 35
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Correlations
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Kinerja Karyawan
(Y)
Pearson 1 .047 .625** .945** .216 .625**
Correlation
Y.1 .790 .000 .000 .212 .000
Sig. (2-tailed)
N 35 35 35 35 35 35
Pearson .047 1 .192 .175 .251 .626**
Correlation
Y.2 .790 .269 .316 .146 .000
Sig. (2-tailed)
N 35 35 35 35 35 35
Pearson .625** .192 1 .644** .197 .656**
Correlation
Y.3 .000 .269 .000 .257 .000
Sig. (2-tailed)
N 35 35 35 35 35 35
Pearson .945** .175 .644** 1 .223 .703**
Correlation
Y.4 .000 .316 .000 .198 .000
Sig. (2-tailed)
N 35 35 35 35 35 35
Pearson .216 .251 .197 .223 1 .700**
Correlation
Y.5 .212 .146 .257 .198 .000
Sig. (2-tailed)
N 35 35 35 35 35 35
Pearson .625** .626** .656** .703** .700** 1
Kinerja Karyawan Correlation
(Y) Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
103

Lampiran 4

Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Pelatihan (X1)

Case Processing Summary


N %
Valid 35 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 35 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.946 7

Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Rotasi Kerja (X2)

Case Processing Summary


N %
Valid 35 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 35 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.707 3
104

Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Case Processing Summary


N %
Valid 35 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 35 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.690 5
105

Lampiran 5

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 35
Mean .0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .28229857
Absolute .084
Most Extreme Differences Positive .064
Negative -.084
Kolmogorov-Smirnov Z .500
Asymp. Sig. (2-tailed) .964
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) .168 .472 .356 .724
Pelatihan .643 .084 .728 7.687 .000 .800 1.250
1 (X1)
Rotasi Kerja .312 .113 .262 2.767 .009 .800 1.250
(X2)
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
106

Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .073 .285 .257 .799
1 Pelatihan (X1) -.042 .050 -.163 -.841 .407
Rotasi Kerja (X2) .070 .068 .201 1.035 .309
a. Dependent Variable: abs_res

Analisis Deskrptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pelatihan (X1) 35 16 30 24.31 3.998
Rotasi Kerja (X2) 35 9 15 13.54 1.482
Kinerja Karyawan (Y) 35 11 20 16.74 2.356
Valid N (listwise) 35
107

Lampiran 6

Karakteristik Responden

Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-laki 15 42.9 42.9 42.9
Valid Perempuan 20 57.1 57.1 100.0
Total 35 100.0 100.0

Tingkat Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
<25 Tahun 9 25.7 25.7 25.7
26-35 Tahun 15 42.9 42.9 68.6
Valid 36-45 Tahun 8 22.9 22.9 91.4
>46 Tahun 3 8.6 8.6 100.0
Total 35 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
SMA/SMK 12 34.3 34.3 34.3
DIPLOMA 8 22.9 22.9 57.1
Valid S1 11 31.4 31.4 88.6
S2 4 11.4 11.4 100.0
Total 35 100.0 100.0

Masa Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
<3 Tahun 5 14.3 14.3 14.3
3-7 Tahun 14 40.0 40.0 54.3
Valid 8-12 Tahun 13 37.1 37.1 91.4
>12 Tahun 3 8.6 8.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
108

Lampiran 7

Analisis Regresi Linier Berganda

Variables Entered/Removeda
Model Variables Variables Method
Entered Removed
Rotasi Kerja . Enter
1 (X2), Pelatihan
(X1)b
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
b. All requested variables entered.

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .168 .472 .356 .724
1 Pelatihan (X1) .643 .084 .728 7.687 .000
Rotasi Kerja (X2) .312 .113 .262 2.767 .009
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)

Analisis Korelasi Berganda Dan Analisis Determinasi

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 .878a .770 .756 .29099
a. Predictors: (Constant), Rotasi Kerja (X2), Pelatihan (X1)
109

Uji F

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 9.083 2 4.542 53.637 .000b
1 Residual 2.710 32 .085
Total 11.793 34
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
b. Predictors: (Constant), Rotasi Kerja (X2), Pelatihan (X1)

Uji t

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .168 .472 .356 .724
1 Pelatihan (X1) .643 .084 .728 7.687 .000
Rotasi Kerja (X2) .312 .113 .262 2.767 .009
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)

Anda mungkin juga menyukai