SKRIPSI
Disusun oleh :
Npm : 118020165
FAKULTAS EKONOMI
CIREBON
2022
(Terakreditasi BAN-PT)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya. Tidak lupa sholawat serta salam semoga tetap terurah limpahkan kepada Nabi
Muhammma SAW, juga kepada sahabatnya, penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang
dengan baik. Peneliti proposal skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan tugas Skripsi Manajemen Sumber Daya Manusia dalam bidang Studi Ekonomi
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan
bahasany maupun dri segi lainnya. oleh karena itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarna
apabila masih banyaj kesalahan. Adapun saran dan kritik kepada penulis sehingga penulis dapat
Peneliti berharap semoga jasa dan dukungan dari semua yang banyak membantu penulis
dapat diterima dan mendaptkan balasana dari Allah SWT. Penulisan proposal skripsi ini tak akan
sempurna tanpa bantuan dari beberapa pihak. Peneliti menghanturkan ucapan terimakasih kepada
yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Mukarton Siswoyo, Drs., SE., M.Si. Seaku Rektor Universitas swadaya
2. Bapak Dr. H. Acep Komara, Drs., SE., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
4. Ibu Siska Ernawati Fatimah, SE., MM. Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas
5. Ibu Lisa Harry Sulistiyowati, SE., MM. Selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas
6. Bapak Muh Alwi, S.Pt., MM. Selaku Sekertaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Cirebon. Peneliti menyadari bahwa laporan ini
masih adanya kritikan dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan dari proposal skripsi akhir
kata peneliti berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
NPM: 118020165
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................................7
DAFTAR TABEL......................................................................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................9
2.1.1. Kompetensi.......................................................................................................................20
2.4. Hipotesis...................................................................................................................................41
Tabel 1. 4 Data Keterlambatan Masuk Kerja Pegawai Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Tabel 1. 5 Daftar Rekapitulasi Absensi Pegawai KSOP Kelas II Cirebon Periode tahun 2021/2022
.................................................................................................................................................................. 15
PENDAHULUAN
Dalam menjalankan pekerjaannya setiap karyawan tentu memiliki kompetensi yang dapat
diandalkan. Kompetensi menjadi bekal dan modal bagi karyawan untuk bekerja secara
profesional. Kompetensi ini harus terus diasah dan ditingkatkan bagi karyawan sehingga
Kinerja karyawan merupakan ukuran bagaimana sumber daya manusia yang ada di suatu
perusahaan sudah berperan atau tidak terhadap kemajuan organisasi. Potensi sumber daya
manusia yang berkinerja baik menjadi penentu keberhasilan perusahaan. Untuk mencapai kinerja
terbaik tentu perlunya pengelolaan sumber daya manusia yang terarah melalui berbagai
kebijakan yang dapat menyesuaikan kepentingan bersama antara karyawan dan perusahaan.
Selain itu kinerja karyawan akan baik dengan adanya kesadaran dan kesungguhan karyawan
Sebuah organisasi atau perusahaan tentunya memiliki visi, misi dan tujuan perusahaan
yang mempunyai target untuk dicapai setiap harinya. Mencapai tujuan tersebut tentu saja
membutuhkan sumber daya manusia (SDM) untuk menunjang pekerjaan dan menyelesaikan
tujuan perusahaan tersebut. Karyawan yang bekerja di dalam perusahaan tersebut harus memiliki
keterikatan bekerja didalah perusahaan. Keterikatan kerja atau work engagement adalah salah
Tabel 1. 1
Data Penilaian Perilaku Kerja Pegawai
Tahun 2020
ASPEK DIVISI
Data penilaian perilaku kerja diatas menunjukan bahwa perilaku kerja perdivisi
dengan nilai rata-rata 5 aspek yang masuk dalam kategori baik, dengan angka rata-rata 76-90.
Yang menyatakan bahwa aspek orientasi pelayanan, pada umumnya dapat menyelesaikan tugas
dengan cukup baik dan sikap sopan serta memuaskan baik untuk pelayanan internal maupun
eksternal organisasi
Perilaku kerja pegawai yang selalu menaati nilai-nilai aspek orientasi pelayanan, integritas,
komitmen, disiplin dan kerjasama dengan menunjukan perilaku kerjasama sangat baik, akan
menjadikan kantor yang lebih unggul dengan kinerja yang lebuh baik seperti moto pada profil
kantor menyebutkan bahwa ‘‘Keselamatan dan Pelayaran Prima, Prioritas Kinerja Kami” artinya
perusahaan harus meningkatkan perilaku kinerja pegawai karena sangat penting untuk
mendatangkan klien dalam penggunaan jasa pelayanan dibidang keselamatan dan keamanan
Berikut adalah data pendidikan karyawan dimana masi banyak pegawai yang merupakan
lulusan SLTA.
Tabel 1. 2
Data Pendidikan Pegawai 2021
No Pendidikan Jumlah
1 S1 26
2 S2 3
3 D3 3
4 SLTA 28
5 SLTP 1
Total 61
Kurangnya pengetahuan, keterampilan kerja serta sikap adalah salah satu masalah yang
dihadapi perusahaan, dari data pendidikan terakhir tersebut menyatakan bahwa pegawai di KSOP
banyak latar belakang pendidikan SLTA, dari hasil penelitian di TU adanya pegawai yang
kurangnya kompetensi pegawai dalam menggunakan teknologi dibagian system imput surat
masuk dan surat keluar sering mengalami kesalahan input dan tertumpuknya surat karena
pegawai tersebut rendahnya kompetensi dan skil dalam menggunakan komputer. Dan terdapat
juga pegawai yang bekerja melebihi jobdesk yang sudah ditentukan, pegawai yang bekerja tidak
sesuai bidangnya atau melebihi standar kompetensi yang dimiliki. Dikarenakan beberapa
pegawai memiliki keterbatasan wawasan dan skill pada beberapa pegawai sehinga
Hasil data penilaian tersebut menyatakan bahwa belum optimalnya kinerja pegawai di
KSOP Kelas II Cirebon, masih rendahnya kompetensi pegawai sehingga terlambatnya dalam
pegawai satu persatu dan bila perlu dikembangkan lagi dengan mengikuti pelatihan yang
disediakan, Karena dengan pegawai yang memiliki kompetensi dan keterampilan yang sesuai
Hasil wawancara yang telah dilakukan ditemukan masih kurangnya rasa dedikasi
karyawan seperti sangat antusias, penuh inspirasi, kabanggaan dan menyukai tantangan dalam
melaksanakan tugas, namun yang dirasakan karyawan justru sebaliknya. Karyawan juga merasa
jenuh dan bosan terhadap pekerjaan semangat ini menunjukan karyawan tidak memenuhipada
salah satu aspek keterikatan kerja yaitu semangat (vigor). Semangat merupakan tingkat energy
yang tinggi, daya tahan secara fisik dan mental, kesediaan untuk berusaha, ketekunan, atau
Periode 2019-2021
Sangat
91-100 15 22.1 17 25,7 15 24.6
Baik
51-60 Kurang 0 0 0 0 0 0
Tabel 1. 4
Data Keterlambatan Masuk Kerja Pegawai Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan (KSOP) Kelas II Cirebon
Periode Tahun 2021
Terlambat
Bulan Jumlah Pegawai
Pegawai Presentase
Januari 61 10 16%
Februari 61 8 13%
Maret 61 9 14%
April 61 14 22%
Mei 61 4 6%
Juni 61 5 8%
Juli 61 1 1%
Agustus 61 7 11%
September 61 9 14%
Oktober 61 11 18%
November 61 6 9%
Desember 61 5 8%
WFH
Tanpa
Jumla (Wor
keteran
h Jumla Ijin/ Juml Juml k Juml
Bulan Sakit gan
pegaw h cuti ah ah From ah
/mangki
ai Hom
r
e)
Januari 61 5 8% 4 6% 3 4% 20 32%
Februari 61 5 8% 4 6% 6 9% 20 32%
Maret 61 2 3% 5 8% 5 8% 20 32%
April 61 4 6% 2 3% 6 9% 20 32%
Mei 61 4 6% 3 4% 3 4% 20 32%
September 61 5 8% 3 4% 6 9% 20 32%
Oktober 61 5 8% 4 6% 3 4% 20 32%
November 61 4 6% 4 6% 6 9% 20 32%
Desember 61 2 3% 2 3% 5 8% 20 32%
Penelitian ini mengambil objek di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas
II Cirebon. Yang terletak di Kota Cirebon Jl. Donggala No.3, Panjunan, Kec. Lemahwungkuk,
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, faktor kompetensi dan keterikatan kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat disusun beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
3. Apakah Kompetensi dan Keterikatan Kerja ser simultan berpengaruh terhadap kinerja
identifikasi masalah.
3. Untuk menganalisa pengaruh Kompetensi dan Keterikatan Kerja ser simultan terhadap kinerja
karyawan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Cirebon.
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti berharap dapat memberikan pemikiran yang
bermanfaat bagi perushaan, bagi masyarakat khususnya dilingkungan perguruan tinggi maupun
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan atau masukan khususnya bagi Manajemen
b. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan petunjuk mengembangkan penelitian
selanjutnya, agar penelitian selanjutnya bisa memperbaiki kesalahan dan dapat melakukan
Kantor yang menjadi objek penelitian ini adaalah Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Kelas II Cirebon. Adapun penelitian yang diakukan ini mengenai Pengaruh
Kompetensi dan Keterikatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Kantor Kesyahbandaran dan
Tabel 1. 6
Jadwal Penelitian
Pendaftar
an Judul
Verifikasi
Judul
Pembekal
an
Proposal
Penyusun
an
Proposal
Pendaftar
an
Seminar
Proposal
Seminar
Proposal
BAB II
Dalam kajian pustaka ini akan dibahas tentang berbagai macam pengertian, pendekatan,
pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan variable yang akan dibahas yaitu kompetensi,
2.1.1. Kompetensi
Menurut George Klemp (1980) dalam buku Edison (2018 : 141) mengemukakan bahwa :
Menurut Spencer dan Spencer (1993) dalam buku Sutrisno (2020 : 203) mengemukakan
bahwa :
Menurut Mathis dan Jackson ( 2001 : 214 ) dalam buku Burso (2018 : 25)
mengemukakan bahwa :
setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai
Dimensi Kompetensi menurut Edison (2016) dalam buku Edison (2018 : 143) adalah sebagai
berikut :
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Keahlian (skill)
3. Sikap (attitude)
Ad. 1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh
seseorang.
Ad. 2 Keahlian
Ad. 3 Sikap
Sikap merupakan suatu ekspresi perasaan seseorang yang mereflesikan kesukaannya atau
berikut :
1. Motives
2. Traits
3. Self concept
4. Knowledge
5. Skills
Ad. 1 Motif
Ad.2 Traits
Traits adalah watak yang membuat seseorang merespons sesuatu dengan cara tertentu.
Ad. 4 Knowledge
Ad. 5 Skills
Skills adalah kemampuan untuk melaksakan suatu tugas tertentu baik secara fisik
Menurut Hart (2009 : 368) dalam buku Busro (2018 : 30) adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
3. Kemampuan
Ad. 1 Pengetahuan
Ad. 2 Keterampilan
Keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan
Ad. 3 Kemampuan
Kemampuan adalah kecakapan atau kapasitas mengenai suatu keahlian yang merupakan
bawaan sejak lahir untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
2.1.1.3. Indikator Kompetensi
Menurut Ediaon (2016) dalam buku Edison (2018 : 147) menjelaskan beberapa indikator
Menurut Spancer and Spancer (1933) dalam buku Sutrisno (2020 : 206) terdapat
yang memberi tantangan pada dirinya dan bertanggung jawab penuh untuk
SIM SDM.
Menurut Hart (2009 : 368) dalam buku Busro (2018 : 30) terdapat indicator sebagai
berikut:
1. Pemikiran analisi.
2. Pengambilan keputusan.
Menurut Mujiasih. E & Ratnaningsih, (2012) dalam jurnal Perkasa (2021 : 91)
mengemukakan bahwa :
‘‘Keterikatan kerja dalam pekerjaan dikonsepsikan sebagai anggota organisasi
yang melaksanakan peran kerjanya, bekerja dan mengekspresikan dirinya secara fisik,
Menurut Robertson (2007) dalam jurnal Aidina (2017 : 138 ) mengemukakan bahwa :
atau organisasi pada saat perusahaan diterpa kesulitan. Selian itu karyawan yang terikat
akan bekerja secara aktif dalam sebuah organisasi dan mencoba berfikir untuk melakukan
hal yang lebih baik. Hal ini dikarenakan karyawan yang memiliki keterikatan kerja
pekerjaan.”
Menurut Bakker et al (2007). dalam jurnal Goei (2016 : 37) mengemukakan bahwa :
‘‘Keterikatan kerja membuat karyawan terlibat baik secara fisik, emosional, dan kognitif
terhadap pekerjaannya”
Menurut Schaufeli, W. B. dan Bakker ( 2010) dalam jurnal Perkasa (2021 : 93) terdapat
.1. Vigor
2. Dedication
3. Absorption
Adapun mengenai penjelasan diatas sebagai berikut :
Ad. 1 Vigor
Vigor dicirikan dengan energi tingkat tinggi dan fleksibilitas mental saat bekerja,
keinginan untuk menginvestasikan upaya dalam pekerjaan, dan tetap teguh meski menghadapi
berbagai kesulitan
Ad. 2 Dedication
Dedication adalah sebuah pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan
Ad. 3 Absorption
Absorption adalah keadaan terjun total (total immersion) pada pekerja yang
dikarakteristikan oleh cepatnya waktu berlalu dan sulitnya memisahkan seseorang dari
pekerjannya.
Menurut Bakker (2011) dalam jurnal Aidina (2017 : 138) terdapat 3 dimensi keterikatan
kerja yaitu :
1. Job demands
2. Job resources
3. Personal resources
Job resources diartikan sebagai aspek fisik, sosial, psikologis maupun organisasi yang
merupakan sumber kerja karyawan dari luar dirinya dari pekerjaan untuk meraih tujuan.
Personal resources diartikan sebagai evaluasi diri positif yang terkait dengan ketahanan
mental individu serta mengacu pula pada perasaan individu terhadap kemampuan dirinya untuk
Menurut Bakker & Demerouti (dalam Sweetman dan Luthans, 2010) dalam jurnal Goei
2. Tuntutan pekerjaan
Menurut Schaufeli & Bakker (2010) dalam jurnal Perkasa (2021 : 92) terdapat indicator
Menurut Bakker (2011) dalam jurnal Aidina (2017 : 139) terdapat indikator keterikatan
kerja yaitu :
sumber kerja karyawan dari luar dirinya dari pekerjaan untuk meraih tujuan.
lingkungannya.
Menurut Bakker & Demerouti (dalam Sweetman dan Luthans, 2010) dalam jurnal Goei
Menurut Robbins (2001) dalam buku Bintoro (2017 : 105) mengemukakan bahwa :
Menurut Mathis dan Jakson (2001) dalam buku Nurmansyah (2021 : 1) mengemukakan
bahwa :
‘‘Menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak
Menurut Michael Armstrong (2006 : 1) dalam buku Edison (2018 : 188) mengemukakan
bahwa :
‘‘Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama periode
sebelumnya”
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan oleh beberapa para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu tingkat pencapaian hasil kerja (kualitas maupun
kerja, yaitu :
1. Kualitas
2. Kuantitas
4. Kerja sama
Ad.1 Kualitas
Kualitas terhadap hasil yang dicapai, dan ini merupakan elemen penting, karena kualitas
Ad.2 Kuantitas.
Jumlah yang dinyatakan dan dihasilkan seperti jumlah pekerjaan, aktivitas yang sudah
diselesaikan.
Ad.3 Waktu.
Penyelesaian pekerjaan dengan pasti dengan tepat waktu. Berlaku juga terhadap layanan
Ad.4 Kerjasama
Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin tidak bisa dikerjakan oleh satu orang saja, maka
dari itu harus diselesaikan dengan dua orang atau lebih sehingga dapat saling membantu dalam
penyelesaian tugasnya.
Menurut Gary Dessler (2011 : 338) dalam buku Nurmansyah (2021 : 4) menyatakan
bahwa :
3. Perencanaan.
5. Pemecah masalah.
Ad.1 Kompetensi.
Kapasitas pegawai atas pekerjaan yang telah diberikan oleh organisasi atau perusahaan
Menciptakan tujuan yang jelas untuk dirinya sendiri berdasarkian tujuan dari pusat
manajemen.
Menjelaskan tentang tanggung jawab karyawan atas pekerjaan yang sudah ditentukan
Tentang bagaimana memilih solusi alternatif pada saat terjadi permasalahan agar masalah
Menjaga hubungan yang harmonis dan saling membagi informasi agar terjalin kerjasama yang
positif.
Tentang bagaimana memberikan perlakuan dengan cara yang baik, positif dan juga
Memberikan informasi dengan cara yang efektif secara langsung maupun tertulis untuk
memastikan pemahaman.
Menurut Bintoro (2017) dalam buku Bintoro (2017 : 109) menyatakan bahwa :
1. Fasilitas kantor.
2. Lingkungan kerja.
3. Prioritas kerja.
4. Supportive kerja.
Sarana bagi seorang karyawan untuk melakukan kegiatan atau aktivitas kerjanya secara baik.
Apabila perusahaan memberikan fasilitas yang baik maka kinerja karyawan juga akan baik,
begitupun sebaliknya apabila fasilitas kantor yang masih kurang bisa menyebabkan kinerja juga
Lingkungan kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan di dalam perusahaan karena sangat
berpengaruh besar terhadap kenyamanan, agar kinerja kinerja karyawan tidak menurun.
Sebagai atasan yang baik mampu mendengarkan dan menghargai karyawan untu menyampaikan
ide-ide baru pada saat sedang ada kegiatan meeting ataupun acara lainnya.
Menurut Edison (2017) dalam buku Edison (2017 : 193) menyatakan bahwa :
1. Target kerja.
2. Mempertahankan kepuasan.
5. Kerjasama tim.
Menurut Gary Dessler (2011 : 338) dalam buku Nurmansyah (2021: 4) Indikator kinerja,
yaitu :
yang baru.
Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan diatas, berikut ini adalah penelitian
memberikan contoh-contoh hasil peneliti terdahulu sebagai bahan perbandingan hasil penelitian
mengenai variabel terkait. Adapun hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
Kompetensi sumber daya manusia pada kinerja karyawan mempunyai implikasi praktis
dalam perencanaan sumber daya manusia, hal ini dapat dilihat dari gambaran bahwa interpretasi
pengetahuan dan kemampuan cenderung lebih nyata dan relatif berada di permasalahan salah
satu karakteristik yang dimiliki karyawan. Hubungan kompetensi dengan kinerja karyawan
adalah untuk experts dan support yang meliputi: pengetahuan seseorang, sikap dan nilai ukur,
Keterikatan kerja di dalam suatu organisasi atau perusahaan sangat berpengaruh penting
bagi organisasi. Karena keterikatan kerja sendiri adalah komitmen emosional karyawan pada
organisasi dan tujuannya. Komitmen emosional ini berarti karyawan benar-benar peduli tentang
pekerjaan dan perusahaan mereka. Mereka tidak bekerja hanya untuk gaji, atau hanya untuk
perusahaan. Kompetensi dan Keterikatan Kerja yang ada didalam perusahaan berjalan dengan
baik maka, akan menghasilkan sumber daya manusia yang sangat berkualitas. Jika didalam
perusahaan menerapkan kompetensi yang baik maka akan memacu karyawan untuk
meningkatkan hasil kinerja yang bisa berpengaruh positif terhadap perusahaan itu sendiri.
terhadap perusahaan. Karyawan yang memiliki keterikatan kerja dalam pekerjaannya biasanya
menyangut tentang emosional pada diri karyawan seperti lingkungan kerja, rekan kerja, beban
keterikatan kerja, suatu karyawan bisa dikatakan memiliki kinerja yang baik untuk perusahaan
yaitu jika karyawan memiliki kompetensi dan komitmen emosional karyawan maka bisa
dikatakan karyawan sudah memiliki keterikatan kerja, jika perusahaan memiliki kepekaan
terhadapn kehidupan karyawannya agar diperhatikan dengan baik sehingga mengirangi resiko
karyawan ingin meninggalkan perusahaan dan jika karyawan sudah merasakan kompetensi
kerjanya di perhatikan dengan baik dan memiliki keterikatan kerja maka karyawan dengan
sendirinya melakukan timbal baik seperti meluangkan waktu, peningkatan kinerja maupun
Kompetensi (X1) dan Keterikatan Kerja (X2) terhadap variabel dependen, yaitu Kinerja
Karyawan (Y).
Kompetensi
rX1.Y
(X1)
Kinerja Karyawan
(Y)
rX1 X2.Y
Keterikatan Kerja
rX2.Y
(X2)
Keterangan gambar:
X1 : Variabel Independen (Kompetensi)
Karyawan
2.4. Hipotesis
berikut :
METODE PENELITIAN
1.
2.
3.
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian assosiatif yang bersifat kuantitas,
dengan menggunakan cara wawancara melalui kuesioner. Adapun penelitian ini menggunakan
metode penelitian terapan yang berarti penelitian ini dikerjakan dengan maksud menerapkan,
Adapun metode penelitian yang dipakai yaitu metode penelitian kuantitatif karena analisis
data yang digunakan bersifat statistik atau kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif digunakan
sebagai pembuktian dari rumusan masalah dan hipotesis yang ditetapkan. Pendekatan kuantitatif
berdasarkan pada pilsafat potivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, teknik pengumpulan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
menggunakan analisis Validitas, Realibitas, Distribusi, Asumsi Klasik, regresi liniear berganda
dan Sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan pengaruh Kompetensi (X1),
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (sugiyono, 2017:63). Dalam penelitian ini jenis variabel yang digunakan yaitu :
1. Variabel Independen: variabel ini sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen (terikat) (Sugiyono, 2017:64). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel
2. Variabel Dependen: sering disebut variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017:64).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kinerja Karyawan (Y).
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
variabel dependen. Berikut merupakan penjelasan dari masing masing variabel daam penelitian
ini.
Variabel Independen : variabel ini sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen (terikat) (Sugiyono, 2017:64). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas
Variabel Dependen : sering disebut variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017:64). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kinerja Karyawan (Y).
Pengukuran variabel yang diteliti yaitu menggunakan skala likert. Skala likert adalah
skala yang digunakan untuk menguku sikap, pendapat dan persepsi kelompok atau seseorang
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2017 : 136). Dengan penggunaan skala likert, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi variabel indikator. Kemudian indikator tersebut dijadikan
seebagai titik tolak untuk menyusun butir-butir instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan.
Penyusunan skala likert menggunakan alternatif pilhan jawaban dari 1 sampai dengan 5,
responden.
Nilai 4: Untuk jawaban setuju artinya pertanyaan dianggap sesuai dengan keadaan
Nilai 3: Untuk jawaban cukup setuju artinya dianggap cukup sesuai dengan keadaan
Nilai 2: Untuk jawaban kurang setuju artinya kurang setuju dengan pertanyaan karena
Nilai 1: Untuk jawaban kurang setuju artinya kurang setuju dengan pertanyaan karena
Tabel 3. 1
Instrumen Skala Likert
NO
Alternatif Jawaban Skor
.
2. Setuju (S) 4
Tabel 3. 2
Oprasional Variabel
2. Memiliki
kemampuan dalam
mengidentifikasi
masalah.
3. Memiliki
kemampuan
mencari solusi atas
permasalahan yang
di hadapi.
1. Memiliki
inisiatifdalam
membantu break
kerja
2. Memiliki
keramahan dan
3. Sikap kesopanan
dalam
melaksanakan
pekerjaan.
3. Serius
menanggapi
keluhan-keluhan
pelanggan.
‘‘Menyatakan 1. Menunjukkan
bahwa kinerja pada pengathuan
dasarnya adalah secara efektif.
apa yang dilakukan
atau tidak 2. Dapat
1. Kompetensi
dilakukan oleh memahami
seorang karyawan tentang
dalam mengemban tanggung jawab
tugasnhya” pekerjaannya.
Menurut Mathis
dan Jakson (2001) 1. Menangani
dalam buku tanggung jawab
Nurmansyah secara efektif.
(2021 : 1)) 2. Kualitas atau
Kuantitas 2. Penggunaan
waktu secara
produktif.
1. Menetapkan
tujuan yang
jelas.
2. Menentukan
3. Perencanaan
sumber daya
manusia yang
dibutuhkan.
1. Menjaga
hubungan yang
harmonis.
6. Tim kerja dan
Kerjasama 2. Dapat berbagi
informasi yang
positif.
1. Memberikan
penawaran hal
7. Keterampilan positif.
antar pribadi
2. Menunjukkan
rasa hormat.
8. Komunikasi 1. Menyampaikan
Langsung dan informasi secara
Tertulis efektif.
3.3.1. Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
wilayah. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor
3.3.2. Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.”
Dalam menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan sampling jenuh seperti yang
“Teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
apabila jenuh populasi relatif kecil, dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel”.
Jumlah populasi yang ada yaitu 61 karyawan. Jadi, sampel yang akan diambil adalah 61 pegawai
Kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Sugiyono, 2017 : 187).
1.
2.
3.
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
Wawancara digunakan sebagai langkah awal apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Wawancara dilakukan dengan
responden
dijawabnya”.
pertanyaan atau pernyataan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan indikator variabel yang
ditentukan yang kemudian diberikan kepada responden untuk diisi. Pernyataan maupun
pertanyaan tersebut masing-masing diberi opsi 1-5 dengan menggunakan skala likert.
3.5.
Penelitian ini akan menggunakan uji validitas, karena alat ukur yang digunakan berbentuk
kuisioner. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada
kuisioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan (Umar, 2014: 166). Jadi
dapat disimpulkan pengujian validitas dapat berguna untuk suatu data valid atau tidaknya yang
nantinya jika data diketahui valid maka data dinyatakan layak untuk dikelola.
Untuk menghitung korelasi antara pernyataan dengan skor total dapat menggunakan
n Σ XY Σ X Y
r
n . Σ X 2
Σ X
2
n . Σ Y 2
Σ Y
2
Sumber : Umar (2014: 166)
Keterangan:
r = nilai korelasi
n = jumlah responden
1. Jika r hitung >r tabel maka peernyataan tersebut dikatakan valid (layak untuk penelitian).
2. Jika r hitung <r tabel maka pernyataan tersebut dikatakan tidak valid (tidak layak untuk penelitian).
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuisioner
dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama (Umar, 2014:169).
Untuk mencari reliabilitas yang sekornya bukan 0-10,tetapi merupakan rentangan antara
beberapa nilai,misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk skala 1-3,1-5 atau 1-7 dan seterusnya
[ ][ ]
2
k ❑
r 11= 1− ∑2Sb
k −1 st
Kriteria :
1. Apabila nilai Cronbach’s Alpha > dari 0.7, maka suatu konstruk dapat dikatakan reliabel.
2. Apabila nilai Cronbach’s Alpha < dari 0.7, maka suatu konstruk dikatakan tidak reliabel.
3.
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.5.1.
3.5.2. Uji Asumsi Klasik
Berguna untuk menguji kelayakan penggunaan model regresi dan kelayakan variabel
bebas. Tujuan pengujian asumsi klasik yaitu agar dapat menghasilkan nilai paramater yang baik
Menurut Umar (2014 : 181) mengatakan bahwa: “Uji normalitas merupakan uji yang
digunakan untuk mengatahui apakah variabel dependen, indpenden atau keduanya berdistribusi
Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Salah satu cara
termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihar grafik histogram. Mengetahui
apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran
data melalu sebuah grafik. Berikut ini contoh grafik plot yang menunjukkan model regresi
berdistribusi normal:
Sumber: Umar (2014:182)
Gambar 3. 1
Grafik Plot Distribusi Normal
Pada prinsipnya normalitas dapat dideksi dengan melihat penyebaran data (titi) pada
sumbu diagonal dan grafik (Ghozali, 2018 : 163). Dasar pengambilan keputusan dari normalitas
adalah :x
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis regresi atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau
grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
3.
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.5.1.
3.5.2.
3.5.3. Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih dan
1.
2.
3.
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.5.1.
3.5.2.
3.5.3.
3.5.3.1. Analisis Regresi Linear Berganda
Keterikatan Kerja(X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y). Analisis linier berganda akan dilakukan
Y = a + b1 X1 + b2 X2
Keterangan :
a = Konstanta regresi
X1 = Variabel Kompetensi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variable variable dependen. Nilai koefisien determinasi adalah anatara nol
dan satu ( Sugiono, 2018 : 97). Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R 2 negatif, maka
nilai adjusted R2 diianggap bernilai nol (Gujarati: 2003) dalam (Sugiono 2018: 97-98)
Tabel 3. 3
Pedoman Interorestasi Koefisien Korelasi
Hasil uji t dapat dilihat pada output coefficients dari hasil analisis regresi berganda.
Menurut Sugiyono (2017:243), untuk menguji koefisien korelasi product moment dapat
r √n−2
t=
√ 1−r 2
Keterangan:
t = distribusi t
n = sampel
Adapun kriteria pengambilan keputusan dalam uji t ini adalah sebagai berikut:
Hipotesis 1 (H1):
1. Ho ditolak jika thitung > ttabel, berarti Ha diterima, artinya Budaya Organisasi (X1)
2. Ho diterima jika thitung < ttabel, berarti Ha ditolak, artinya Budaya Organisasi (X1) tidak
Hipotesis 2 (H2):
1. Ho ditolak jika thitung > ttabel, berarti Ha diterima, artinya Etos Kerja (X2) berpengaruh
2. Ho diterima jika thitung < ttabel, berarti Ha ditolak, artinya Etos Kerja (X2) tidak berpengaruh
Sebagai penjelas mengenai uji t di atas, berikut ini peneliti sajikan gambar mengenai
Gambar 3. 2
Contoh Daerah Peneriman dan Penolakan Uji t
Daerah Daerah
penolakan H0 Daerah penolakan H0
penerimaan H0
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan atau ada tidaknya pengaruh variabel
bebas secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel terikatnya. Menurut Sugiyono
(2017:253) “Bila Fhitung ≥ Ftabel maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan,
Hasil uji F dapat dilihat pada output ANOVA dari hasil analisis regresi berganda. Untuk
mengetahui apakah koefisien korelasi ganda dapat digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji
R2 /k
Fh =
(1−R 2)/( n – k −1)
Sumber: Sugiyono (2017:252)
Keterangan:
Adapun kriteria pengambilan keputusan dalam uji F ini adalah sebagai berikut:
Hipotesis 3 (H3):
1. Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel, berarti Ha diterima, artinya Budaya Organisasi (X1) dan Etos
2. Ho diterima jika Fhitung < Ftabel, berarti Ha ditolak, artinya Budaya Organisasi (X1) dan Etos
Sebagai penjelas mengenai uji F di atas, berikut ini gambar mengenai penerimaan dan penolakan
hipotesis:
Gambar 3. 3
Contoh Penerimaan dan Penolakan Uji F
Daerah Daerah
penerimaan H0 penolakan H0
Ftabel Fhitung
Sumber: Sugiyono (2017:239)