SKRIPSI
PENGARUH KARAKTERISTIK DEWAN KOMISARIS
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE 2015-2017
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN
DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPARTEMEN A`KUNTANSI
DIAJUKAN OLEH :
PUTRI ATHAGHINA PURNAMASARI
NIM: 041511333216
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT
atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini akhirnya dapat
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa ilmu dan peradaban bagi seluruh
umatnya.
Proses penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari adanya dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dian Agustina, SE.,M.Si., Ak., CMA., CA selaku Dekan Fakultas
4. Dr. Hamidah, SE., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai harapan dan tujuan.
5. Alfiyatul Qomariyah S.Ak., M.BA., Ph.D. selaku Dosen Wali penulis yang
selalu memberikan nasehat dan motivasi, baik dibidang akademik maupun non
akademik.
iv
dan Sgit Kurianto, SE., M.S.Ak, CA, SAS, AAPB selaku Dosen penguji.
7. Bapak dan Ibu pengajar Prodi Akntansi Fakultas Ekonmi dan Bisnis
8. Keluarga penulis, Bapak Surarto Algadri, Ibu Supartini, Ika Setyarani Irianti,
dan Luthfiani atas segala kasih sayang kesabaran, dukungan serta semangat
tinggi.
perkuliahan Adina, Linda, Fara, Novita, Yeni, Fanny, Joshefien, dan teman-
selama ini.
sempurna, maka diharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dapat
dikemudian hari. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
pembaca
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari karakteristik dewan komisaris
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pada penelitian ini, karakteristik dewan komisaris
diproksikan dengan variabel ukuran dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris,
proporsi komisaris independen, gender dalam dewan komisaris, serta latar belakang
pendidikan dewan komisaris. Variabel kontrol yang digunakan di penelitian ini adalah
leverage dan ukuran perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel dari perusahaan
semua sektor selain sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2015-2017. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda. Hasil yang ditemukan menunjukkan bahwa ukuran dan frekuensi rapat
dewan komisaris memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan, sedangkan independensi dewan komisaris memiliki pengaruh negative
signifikan terhadap kinerja keuangan, dan gender serta latar belakang pendidikan dewan
komisaris tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
vi
ABSTRACT
This study aimed to axamine the effect of characteristics of commissioners board on firm
performance. In this study, board characteristic proxed by board size, meeting frequency,
board independence board’s gender and education variables. The control variables used
in this study are firm size and, leverage. This study used a sample of non finance
companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2015-2017. The analysis technique
used in this study is multiple linier regression analysis. Regression result showed that
board size and meeting frequency had a positive significant effect on firm performance,
while independence board had a negative significant effect on firm performance, board’s
gender and education had no significant effect on firm size.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………. ii
KATA PENGANTAR……………………………………………….......... iv
ABSTRAK………………………………………………………………… vi
ABSTRACK……………………………………………………………… vii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
viii
Perusahaan …………………………………………………….. 29
ix
4.4 Pembahasan………………………………………………………… 61
5.1 Simpulan…………………………………………………………… 67
5.3 Saran……………………………………………………………….. 68
LAMPIRAN……………………………………………………………….. 73
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
Asia pada tahun 1997-1998 (Johnson et al., 2000). Alasan terjadinya krisis di
Indonesia salah satunya adalah pengawasan yang lemah terhadap apa yang
dewan komisaris (Herwidayatmo, 2000). Pada saat itu ketentuan mengenai harus
modal masuk lebih kecil bila dibandingkan dengan aliran modal yang keluar yang
mengakibatkan harga saham menurun dan nilai tukar terdepresiasi. Karena itu
Good Corporate governance merupakan salah satu syarat utama dari manajemen
saham dan manajer, sebagai pemilik dan pengelola perusahaan, dimana kedua
pihak tersebut memiliki kepentingan yang berbeda dan terjadi agency conflict
dan faktor lainnya (Yermack, 1996). Sehingga dengan tata kelola perusahaan yang
monitoring oleh dewan komisaris terhadap para direksi dan juga manajer
dapat mengurangi tingkat kecurangan oleh pihak manajer dan dapat meningkatkan
kinerja perusahaan (Chtourou et al., 2001). Peran penting dari dewan komisaris
serta hasil peneltian yang saling bertolak belakang, mendorong peneliti untuk
perusahaan.
wajib dibuat oleh setiap perusahaan publik (Sam'ani, 2008). Penyusunan laporan
keuangan bertujuan untuk memberi informasi yang relevan kepada para pengguna
al., 2011).
tersebut tidak setara dengan kekurangan yang disebabkan oleh banyaknya anggota
singkat mengenai kinerja manajemen dan bias terhadap pengambilan risiko. Hal
yang sama diungkapkan pula oleh Andres et al (2005), bahwa ukuran dewan
perusahaan.
tinggi performa perusahaan (Ntim & Osei, 2011). Pertemuan rapat ini dapat
menjadi wadah dimana antar anggota dewan komisaris sebagai proses aktivitas
saran sesuai dengan kebaikan perusahaan. Dewan komisaris independen ini dipilih
untuk mewakili para pemegang saham lainnya (Baysinger & Butler, 1985).
Menurut Dewi et al. (2018) dan Putra (2015) semakin besar jumlah dewan
gender dan latar belakang pendidikan dewan komisaris. Diversitas gender dapat
pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Wanita dan laki-laki memiliki pola
bisnis. Menurut Dewi et al (2018) latar belakang pendidikan dari dewan komisaris
(2010) yang meneliti tentang pengaruh karakteristik dewan komisaris dan komite
sampel dari semua sektor industri yaitu jasa, keuangan, manufaktur yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia tahun 2007. Perbedaan dengan penelitian ini adalah
yang tercatat dalam BEI tahun 2015-2017 sehinga hasil dari penelitian ini dapat
Variabel latar belakang culture atau etnic dari penelitian Suhardjanto dan
ukuran dewan komisaris dimasukan dalam penelitian ini karena faktor variabel ini
perusahaan?
perusahaan?
keuangan perusahaan.
keuangan perusahaan.
perusahaan.
pembaca dapat mengenal lebih jauh teori corporate governance dan faktor-
BAB 1 : PENDAHULUAN
dan analisis. Tujuan dan manfaat dalam penelitian ini terdiri dari
yang relevan dari topik yang diteliti yang terdiri atas teori
akan dilakukan.
Dalam bab ini berisi inti dari karya tulis secara keseluruhan dan
menarik kesimpulan-kesimpulan.
dipecahkan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Agency theory merupakan dasarnya (Hanani et al, 2011). Dalam Agency Theory
ini beranggapan bahwa manajemen tidak dapat dipercaya untuk bertindak dengan
khususnya (Jensen & Meckling, 1976). Teori ini mengasumsikan bahwa semua
mengurangi dampak dari konflik kepentingan tersebut, maka timbul biaya agen
(Agency Cost).
keputusan kepada agent (Jensen & Meckling, 1976). Dalam hubungan tersebut
akan timbul agency cost agar mengurangi konflik kepentingan antara pemilik dan
10
11
saham.
pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak dan
kewajiban mereka masing-masing, dengan kata lain adalah suatu sistem yang
mengendalikan perusahaan.
keyakinan pada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang
telah diinvestasikan (Shleifer & Vishny, 1997). Memastikan bahwa manajer tidak
mengambil atau menginvestasikan dana dari pemegang saham pada project yang
merugikan.
menciptakan nilai tambah bagi semua stakeholders. Menurut Sutejo dan Aldridge
(2005) tujuan dari Good Corporate Governance ada lima macam yaitu:
12
saham
manajemen perusahaan
perusahaan.
Governance, yaitu:
1. Fairness (Keadilan)
2. Transparency (Transparansi)
13
3. Accountability (Akuntabilitas)
4. Responsibility (Pertanggungjawaban)
Kinerja adalah pencapaian suatu tujuan dari suatu kegiatan atau pekerjaan
tertentu untuk mencapai tujuan perusahaan yang diukur dengan standar. Penilaian
salah satu alat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Keberhasilan dari
perusahaan.
keuangan untuk menilai dan menganalisis kinerja perusahaan. Tidak ada satu
14
perusahaan secara umum dapat dilihat dari dua ukuran (Al-Tuwajiri et al., 2003),
yaitu:
Salah tolak ukur dari kinerja saham adalah return dari sebuah saham.
Karena itu investor sering mencari tingkat return saham yang maksimal
setelah pajak (Sudana, 2015). Rasio ini berfungsi untuk mengukur keefektifan dan
15
2.1.3.2. Tobin’s Q
dengan total kewajiban kemudian dibagi dengan total asset perusahaan. Jika niali
bernilai tinggi serta mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang. Jika
penelitian Kusumastuti et al. (2007) dan Hanani et al. (2011) yang dihitung
dengan rumus:
𝑀𝑉𝐸 +𝐷𝐸𝐵𝑇
Tobin’s Q =
𝑇𝐴
MVE = P X Qshares
16
CA : Aktiva lancar
diketuai oleh komisaris utama atau presiden komisaris. Dewan komisaris adalah
wakil para pemegang saham dalam entitas bisnis yang berbadan hukum Perseroan
bisnis dan isu-isu Perseroan dan bertanggung jawab untuk menentukan apakah
tidak boleh terlibat dalam tugas-tugas manajemen dan tidak boleh mewakili
17
perusahaan.
perlu.
18
dan Andres at al (2005) ukuran dewan komisaris yang besar dapat meningkatkan
terlebih dahulu. Dengan semakin besarnya ukuran dewan komisaris, biaya yang
sebanyak 1 kali setiap 3 (tiga) bulan dan 1 kali setiap 4 (empat) bulan sekali
adalah jumlah pertemuan rapat yang dilakukan oleh dewan komisaris dalam satu
tahun. Pertemuan rapat dimanfaatkan pada umumnya oleh dewan komisaris untuk
maka akan semakin tinggi performa perusahaan (Ntim & Osei, 2011).
saham lainnya (Baysinger & Butler, 1985). Dari dua anggota minimal dalam
19
anggota lebih dari dua orang, maka minimal 30% dari total anggota komisaris
komisaris yang berasal dari luar perusahaan publik. Syarat yang harus dipenuhi
kinerja keuangan masih beragam. Menurut Dewi et al. (2018) dan Putra (2015)
hubungan positif. Hal yang sama juga dijelaskan pada penelitian Bohren et al.
20
keputusan atau sifat monitoring yang sama. Wanita memiliki sikap kehati-hatian
yang sangat tinggi, dan lebih teliti dibandingkan pria (Kusumastuti, Supatmi, &
Corporate Governance, 2007). Dari sifat tersebut membuat wanita secara teliti
Carter et al. (2007), menyatakan bahwa persebaran dewan yang diukur dengan
perusahaan.
pengetahuan dan latar belakang pendiidikan yang dimiliki dalam dewan komisaris.
Menurut Suhardjanto (2010) dan Dewi et al. (2016) latar belakang pendidikan
21
komisaris independen, latar belakang cultur atau etnis komisaris utama, latar
komite audit independen, dan jumlah rapat komite audit. Variabel control yang
dependen diukur dengan Cash Flow Return on Asset (CFROA). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa latar belakang etnis komisairs utama, jumlah rapat komite
audit dan leverage adalah variabel yang signifikan terhadap CFROA. Variabel
dewan komisaris, proporsi anggota komite audit independen, dan variabel kontrol
komite audit, latar belakang etnis komisaris utama, dan melakukan penelitian pada
22
yang menggunakan RET, ROA dan Tobins’Q sebagai pengukurnya. Hasil yang
ditunjukan oleh penelitian ini adalah variabel independen board size mempunyai
pengaruh negatif yang signifikan terhadap RET dan ROA dan berpengaruuh
terhadap ROA. Dewan komisaris dengan moderasi firm size berpengaruh yang
pendidikan komisaris.
ROA. Variabel ukuran dewan komisaris, dan latar belakang pendidikan dewan
23
penelitian ini dengan penelitian Dewi et al. (2018) adalah penggunaan pengukuran
satu tahun dan gender dalam dewan komisaris. Selain itu variabel kontrol ukuran
pendidikan. Variabel kontrol yang digunakan adalah ukuran dewan dan ukuran
Hasil dari penelitian ini adalah variabel keberadaan minoritas etnis Tionghoa
keberadaan wanita, proporsi outside director, usia anggota dewan, dan latar
perusahaan dan leverage. Dewan yang diteliti oleh Kusumastuti adalah dewan
Al-Matri et al. (2014) melakukan penelitian dengan judul The Effect on the
Oman. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah board
24
secretary role on the board, dan legal counsel. Variabel kontrol yang digunakan
digunakan adalah ROA dan ROE. Hasil dari penelitian ini adalah variabel CEO
penelitian Al-Matari et al. adalah seluruh perusahaan non keuangan yang terdaftar
pada Muscat Security Market (MSM) selama tahun 2011 dan 2012
Penelitian ini melakukan pengamatan terhadap board size, outside directors, CEO
duality, gender diversity, board skill, foreign directors. Variabel dependen yang
dengan tiga pengukuran, yaitu ROA dan ROE, sedangkan variabel kontrol yang
digunakan adalah firm debt, firm size, dan firm age.. Hasil yang ditunjukan oleh
penelitian ini adalah variabel outdise directors, board size, board skill, forign
publik yang terdaftar pda DSE dari tahun 2006 sanmapi tahun 2013.
25
empat pengukuran, yaitu dengan presentase wanita dalam dewan, variabel dummy
keberadaan wanita dalam dewan, index Blau, dan Index Shaun. Variabel control
yang digunakan adalah ukuran perusahaa, Return of Assets (ROA) dan tingkat
Governance and Firm Performance: Evidence frpom Sri Lanka. Penelitian ini
pengukuran EPS, ROA, dan ROE. Variabel kontrol yang digunakan adalah Firm
age, Firm size, dan Leverage. Berdasarkan hasil dari penelitian ini variabel
EPS. Variabel ukuran dewan dan adanya perbedaan antara CEO – Chairman
Directors dari perusahaan public yang terdaftar di Colombo Stock Exchange pada
tahun 2010-2012.
26
Tobin’s Q. Hasil dari penelitian ini adalah variabel gender dewan komisaris
berpengaruh negative pada Tobin’s Q. Hubungan antara gender dewan direksi dan
ini dengan penelitian Hanani et al. (2011) adalah penggunaan variabel dependen
gender dewan komisaris saja serta variabel kontrol yang dihilangkan adalah umur
perusahaan.
independence, dan board activity. Variabel control yang digunakan adalah firm
age, leverage, firm size, dan firm growth, sedangkan variabel dependen diukur
dengan Tobin’s Q, ROA, dan ROE. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ukuran dewan berpengaruh negative signifikan pada ROA, ROE dan Tobin’s Q.
negative pda ROE dan Tobin’s Q. Variabel Aktivitas dewan berpengaruh negative
pada ROA dan Tobin’s Q serta tidak berpengaruh pada ROE. Variabel terakhir
yatiu CEO duality berpengaruh negative pada ROA namun berpengaruh positif
27
Perusahaan
komisaris telah diatur oleh standar GCG dan OJK, namun tidak ada pedoman
yang secara rinci menentukan jumlah anggota dalam dewan komisaris yang
kelompok kecil bekerja lebih efektif, dan menyatakan bahwa ukuran dewan
optimum adalah sepuluh atau lebih sedikit. Dalam kelompok kecil yaitu dibawah
serupa dinyatakan oleh Sanda et al.(2005) serta Puspitasi dan Ernawati (2010).
Perusahaan
komisaris dilakukan dalam satu tahun. Semakin banyak dilakukan rapat yang
dilakukan oleh dewan komisaris, dapat dinilai bahwa kegiatan dewan komisaris
28
Vafeas (1999), semakin aktif atau semakin tinggi frekuensi pertemuan dewan
komisaris, maka akan meningkatkan keefektifan kinerja dewan. Hasil yang sama
juga dihasilkan oleh Ntim et al (2011) bahwa semakin tinggi frekuensi rapat
perusahaan
Perusahaan
terhadap kinerja perusahaan. Hasil dari penelitian oleh Putra (2015) bahwa
hubungan afiliasi atau bisnis dengan pihak manajemen perusahaan agal tetap
oleh penelitian Yawson (2016) dan Weir et al (2002) bahwa independensi dewan
29
Keuangan Perusahaan
latar belakang pendidikan, karena tidak ada aturan yang pasti tentang syarat
yang baik untuk manajemen. Penelitian Dewi et al. (2016) dan Siciliano (1996)
perusahaan
30
Dalam penelitian ini diduga bahwa ada pegnaruh ukuran, frekuensi rapat,
Gambar 2.1
KERANGKA KONSEPTUAL
Variabel Independen
Variabel Dependen
Ukuran Dewan Komisaris Kinerja Perusahaan:
- Tobins’ Q
Frekuensi Pertemuan
- ROA
Dewan Komisaris
Komisaris Independen
- Ukuran Perusahaan
Latar Belakang Pendidikan - Leverage
Komisaris
BAB 3
METODE PENELITIAN
yang diamati dapat diidentifikasikan dan hubungan antar variabel dapat diukur.
penelitian.
Variabel penelitian adalah suatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan (Anshori dan Iswati, 2000:57). Apabila terdapat dua
perubahan pada variabel lain maka variabel mempengaruhi dapat disebut variabel
variabel terikat atau variabel dependen (Anshori dan Iswati, 2009: 57) Adapun
31
32
model analisis).
perusahaan (LEVER).
dewan komisaris, baik anggota yang berasal dari internal perusahaan maupun dari
2018). Ukuran dewan komisaris dinyatakan dalam skala rasio dan dihitung dengan
cara:
33
komisaris yang dilakukan dalam jangka waktu 1 tahun. Aktivitas dewan komisaris
Diversitas gender dalam dewan komisaris dinyatakan dalam skala rasio dan
34
pendidikan dalam dewan komisaris dinyatakan dalam skala rasio dan diukr
dengan cara:
6. Kinerja Perusahaan
dan ROA.
(𝑀𝑉𝐸+𝐷𝐸𝐵𝑇)
Tobin’s Q = …………………………………………….3.6
𝑇𝐴
lain: log size nilai nilai pasar saham, jumlah karyawan, atau total asset yang
pengukuran variabel terhadap kinerja keuangan, maka dari itu ukuran perusahaan
digunakan sebagai variabel kontrol untuk mengurangi bias dalam penelitian dari
35
8. Leverage (LEVER)
Leverage (LEVER) adalah ukurn seberapa banayk dana yang berasal dari
sebagai variabel kontrol untuk mengurangi bias dalam penelitian Djoko et al.
(2010), Palaniappan (2017), dan Al-Matari et al. (2014). Rasio leverage yang
digunakan adalah debt ratio. Variabel dinyatakan dalam skala rasio dan diukur
dengan rumus:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝐿𝐸𝑉𝐸𝑅 = …………………………………… 3.9
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Data
tersebut berupa laporan keuangan dan laporan tahunan dari perusahaan yang
menjadi sampel penelitian periode 2015-2017 yang bersumber dari webside Bursa
keuangan dan laporan tahunan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan go public
36
perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode
2015 hingga 2017. Penentuan sampel yang dipilih adalah nonprobability sampling
dalam penelitian ini. Adapun kriteria sampel yang dignakan dalam penelitian ini
diawasi dan diatur dengan ketat oleh regulasi pemerinta sehingga kurang
bentuk rupiah.
financial report.
37
Tabel 3.1
Kerangka Sampel
dijadikan sampel pada tabel di atas terdapat 570 perusahaan yang memenuhi
tersebut, dilakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik (uji normalitas, uji
38
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
Keterangan:
Β0 : Konstanta
LEVER : Leverage
ε : Error
39
Kelolosan data dari uji asumsi klasik ini merupakan syarat dalam melakukan uji
hipotesis. Syarat agar data tersebut lolos untuk dilakukan uji hipotesis adalah data
distribusi normal. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian
normalitas yaitu uji Histogram, Uji Normal Probability (P plot), dan Kolmogorov
Smirnov atau Shapiro Wilk. Dalam penelitian ini digunakan 2 metode yaitu
digunakan sebagai penguji normalitas residual. Pada uji ini alfa (α) pengujian
lebih besar dari 5% maka data residual mengikuti distribusi normal, sebaliknya
jika hasil pengujian dibawah 5 %, maka data residual tidak terdistribusi normal
3.7.2.2. Multikolinieritas
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
40
Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
bebas dengan standar toleransi 0,8. Jika korelasi menunjukan nilai lebih kecil dari
3.7.2.3. Autokorelasi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji
Durbin Watson adalah cara untuk mendeteksi autokorelasi, dimana model regresi
41
linier berganda terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin Watson hitung terletak
dengan cara membandingkan nilai DW hitung (d) dengan nilai dL dan dU pada
table Durbin-Watson.
Tabel 3.2
3.7.2.4. Heterokedastisitas
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan yang lain. Jika
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
mengakibatkan nilai varian tidak lagi minimum. Hal tersebut akan mengakibatkan
standard error yang tidak dapat dipercaya sehingga hasil reggresi dari model
42
tidak dapat dipertanggung jawabkan (Widarjono, 2013). Model regresi yang baik
bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola maka disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan Uji parsial (uji-t). Uji
dependen.
1. Bila t hitung < -t table atau profitabilitas < tingkat signifikansi (Sig < 0,05),
dependen.
2. Bila t hitung > -t table atau profitabilitas > tingkat sigifikansi (Sig > 0,05)
dependen.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Subjek dari penelitian ini adalah semua perusahaan non keuangan yang
non keuangan yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria
yang ditetapkan dalam purposive sampling yang telah ditetapkan pada bab
sebelumnya. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak lima ratus tujuh puluh
(570) data perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI pada periode 2015-
2017. Objek dari penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan, ukuran
44
45
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Total perusahaan yang menjadi sampel adalah 570 data sampel perusahaan
untuk periode 2015-2017. Berdasarkan tabel 4.1 Return on Asset (ROA) memiliki
nilai minimum sebesar -0,1611 dan nilai tertinggi sebesar 0.2186. Nilai terendah
dimiliki oleh PT Sierad Produce Tbk dan nilai tertinggi dimiliki oleh PT
Intermedia Capital Tbk. Rata-rata yang dimiliki oleh seluruh perusahaan sampel
sebesar 0,0527 dan nilai tertinggi sebesar 6,8263. Nilai terendah dimiliki oleh PT
46
Cakra Mineral Tbk dan nilai tertinggi dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet
International Tbk. Rata-rata dari seluruh perusahaan sampel adalah 1,125480 dan
minimum sebesar 2 dan nilai tertinggi sebesar 22 yang berarti setiap perusahaan
sampel telah memenuhi persyaratan jumlah anggota dewan komisaris dari OJK
sebesar 2 anggota. Nilai terkecil dimiliki oleh 62 perusahaan sampel dan nilai
memiliki nilai minimum sebesar 1 dan nilai tertinggi sebesar 32. Nilai terkecil
dimiliki oleh PT Daryavaria Laboratoria Tbk dna nilai terbesar dimiliki oleh PT
rapat sesuai dengan peraturan OJK yaitu sebesar 9 kali dalam satu tahun, dan
memiliki nilai minimum sebesar 0,25 dan nilai tertinggi sebesar 1,00. Rata-rata
dari seluruh perusahaan sampel adalah 0,406479 angka ini menunjukkan bahwa
47
memiliki nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai tertinggi sebesar 1,00. Pada 341
perusahaan sampel tidak memiliki anggota wanita dan 3 dari sampel memiliki
seluruhnya Rata-rata dari seluruh perusahaan sampel adalah 0,581280 dan standar
sebesar 0,0076 dan nilai tertinggi sebesar 0,9476. Nilai terendah dimiliki oleh PT
Indoritel Makmur Internasional Tbk dan nilai tertinggi dimiliki oleh PT Weha
sebesar 10,3209 dan nilai tertinggi sebesar 14,0668. Nilai terendah dimiliki oleh
PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk dan nilai tertinggi dimiliki oleh PT Kalbe
Farma Tbk. Rata-rata dari seluruh perusahaan sampel adalah 12,415147 dan
48
pengujian hipotesis yang terbebas dari bias dalam model regresi linier berganda.
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri atas 4 (empat) uji, yaitu uji
berganda variabel bebas, variabel kontrol dan variabel terikat yang digunakan
metode yaitu menganalisis grafik dan Kolmogorov Smirnov. Berikut ini adalah
persebaran distribusi data yang merata disekitar pusat data. Pada metode
Normal P-P Plot suatu data dikatakan mengikuti distribusi normal jika
49
Gambar 4.1
Histogram ROA
Gambar 4.2
Histogram TobinsQ
50
Berdasarkan hasil otput spss diatas maka model ROA dan Tobins Q
sudah memenuhi syarat normalitas dengan data memiliki bentuk seperti bel,
Gambar 4.3
Gambar 4.4
51
Berdasarkan hasil output spss di atas maka model ROA dan Tobins
terdistribusi normal (Yamin dkk, 2011:11). Berikut ini adalah hasil pengujian
Kolmogorov Smirnov.
Tabel 4.2
Unstandardized
Residual
N 570
Mean 0E-7
a,b
Normal Parameters
Std. Deviation .05831395
Absolute .055
Negative -.055
Kolmogorov-Smirnov Z 1.316
52
Tabel 4.3
Unstandardized
Residual
N 570
Mean 0E-7
a,b
Normal Parameters
Std. Deviation .78929973
Absolute .042
Negative -.035
Kolmogorov-Smirnov Z 1.011
Berdasarka hasil output spss di atas maka model ROA dan Tobins Q
0,063 dan 0,259 sudah melebihi dari 5% maka data residual mengikuti distribusi
normal.
lainnya. Dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson untuk menguji
autokorelasi. Cara menggunakan uji ini adalah dengan menentukan nilai d 0,05
53
lalu mencari nilai batas bawah (dL) dan nilai batas atas (dU) dari table statistic
dan membandingkannya.
Tabel 4.4
b
Model Summary
a
1 .409 .168 .157 .0586760 1.986
Tabel 4.5
b
Model Summary
a
1 .274 .075 .064 .7942001 2.114
dU (2,11796) yang menandakan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Hasil uji Tobins
54
dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF lebih besar
dari 10, dan nilai tolerance dibawah 0,1 menunjukkan bahwa variabel independen
Tabel 4.6
a
Coefficients
55
Tabel 4.7
Berdasarkan hasil output spss diatas model ROA dan Tobins Q tidak
yang lebih besar dari 10, dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0,1.
regresi yang digunakan ada perbedaan variance dari residual setiap pengamatan
56
bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola maka disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Gambar 4.5
Gambar 4.6
57
Berdasarkan hasil uji spss diatas maka ROA dan Tobins Q tidak memiliki
masalah heterodastisitas karena data memiliki pencaran yang bersifat acak dan
Tabel 4.8
Hasil Regresi Model ROA
a
Coefficients
58
berkut:
dan nilai signifikansi 0,004. Hal ini menunjukkan bahwa jika BRDSIZE
meningkat satu satuan, maka ROA akan mengalami kenaikkan sebesar 0,004
0,062 menunjukkan bahwa jika BRDIND meningkat satu satuan, maka ROA
menunjukkan bahwa jika BRDWOM meningkat satu satuan, maka ROA akan
59
satu satuan, maka ROA akan mengalami penurunan sebesar 0,009 satuan
menunjukkan bahwa jika LEVER meningkat satu satuan, maka ROA akan
bahwa jika SIZE meningkat satu satuan, maka ROA akan mengalami
dianggap konstan.
60
Tabel 4.9
a
Coefficients
sebagai berkut:
61
62
bahwa jika SIZE meningkat satu satuan, maka LNTOBIN akan mengalami
dianggap konstan.
4.4 Pembahasan
Perusahaan
mereka akan memiliki pikiran sendiri lalu saling bertukar pikiran mereka.
63
Sanda et al. (2005) terdapat jumlah optimal dalam ukuran dewan komisaris agar
menghasilkan kinerja yang bagus. Jumlah optimal tersebut adalah 10, selebihnya
Puspitasari dan Ernawati (2010) juga menjelaskan hal yang sama yaitu
terdapat pengaruh positif terhadap ROA, ROE, dan Tobins’Q pada mulanya,
Keuangan Perusahaan
bahwa semakin sering rapat yang dilakukan dewan komisaris akan meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan, hipotesis kedua (H2) penelitian ini dapat didukung.
melakukan rapat, baik rapat internal dewan komisaris maupun rapat dengan
dewan direksi. Rapat yang dilakukan secara berkala cukup penting untuk
kepada direksi tentang jalannya perusahaan maupun rencana yang akan dilakukan
kedepannya.
64
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ntim et al (2011) dan Brick
dilakukan dalam satu tahun oleh dewan komisaris, akan meningkatkan performa
perusahaan.
Keuangan Perusahaan
Hal ini menunjukan bahwa semakin besar proporsi komisaris independen didalam
peraturan yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesa karena bersifat wajib. Hal ini
Yustiavandana, 2006)
65
sehingga mengurangi laba perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Fadillah
(2017).
Perusahaan
perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa tinggi atau rendahnya proporsi wanita di
wanita pada dewan tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan presentase
pria pada dewan karena wanita cenderung mengikuti fenomena groupthink yang
ada di dewan. Berdasarkan Palmer & Kandasaami (1997) wanita cenderung lebih
sedikit berbicara dari pada pria dalam suatu pembicaraan dalam kelompok.
66
perusahaan.
Puspitasari dan Ernawati (2010) juga menjelaskan hal yang sama yaitu
terdapat pengaruh positif terhadap ROA, ROE, dan Tobins’Q pada mulanya,
kemudian akan berpengaruh berlawanan setelah melewati titik tertentu. Hal yang
sama dijelaskan oleh Campbell & Minguez-Vera (2007) bahwa kinerja keuangan
berada di posisi terbaik ketika terjadi keseimbangan antara presentase pria dan
wanita.
Keuangan Perusahaan
dan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap LNTOBIN. Ini berarti bahwa
kinerja keuangan perusahaan, hipotesis kelima (H5) penelitian ini tidak dapat
didukung.
Hal ini dapat dikarenakan oleh penelitian ini menggunakan secara spesifik
pada latar belakang pendidikan ekonomi dan bisnis. Perusahaan tertentu akan
manufaktur. Selain itu, dalam menjalankan perusahaan dibutuhkan soft skill yang
sesuai dengan bidang perusahaan diluar hard skill yang diperolah selama di
bangku pendidikan.
67
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristina
dan Wiratmaja (2018) serta Suhardjanto dan Anggitarani (2010) yang menyatakan
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
perusahaan
jumlah dari anggota lebih dari sepuluh, maka sistem pengawasan tidak
68
69
cara melihat profil dewan komisaris yang terdapat pada laporan tahunan
5.3. Saran
70
71
DAFTAR PUSTAKA
Ammari, A., Kadria, M., & Ellouze, A. (2014). Board Structure and Firm
Performance: Evidence from French Firms Listed in SBF 120.
International Journal of Economics and Financial Issues Vol.4 No. 3 .
Andres, P. d., Azofra, V., & Lopez, F. (2005). Cororate Boards in OECD
Countries: Size, Composition, Functioning and Effectiveness. Volume 13
Number 2 .
Baysinger, B. D., & Butler, H. N. (1985). Corporate Governance and the Board of
Directors: Performance Effects of Changes in Board Composition.
Oxford University Press Journal of Law, Economics, & Organization Vol.
1 No 1 .
Bhagat, S., & Black, B. (2001). The Non-Correlation Between Board
Independence and Long Term Firm Performance. Journal of Corporation
Law 27(2) .
Bohren, O., & Strom, O. (2010). Governance and Politics: Regulating
Independence and Diversity in the Board Room. Journal of Business
Finance & Accounting Volume 37.
Carter, D. A., Simkins, B. J., & Simpson, W. G. (2003). Corporate Governance,
Board Diversity, and Firm Value. The Financial Review 38(1).
Chtourou, S. M., Bedard, J., & Courteau, L. (2001). Corporate Governance and
Earnings Management. http:/www.ssrn.com.
Desvaux, G., Devillard-Hoellinger, S., & P, B. (2007). Women matter: Gender
diversity, a Corporate Performance Driver. Mckinsey Company .
Dewi, A. S., Sari, D., & Abaharis, H. (2018). Pengaruh karakteristik Dewan
Komisaris Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Benefita 3(3) .
Fadillah, A. R. (2017). Analisis Pengaruh Dewan Komisaris Independen,
Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja
Perusahaan yang Terdaftar di LQ45. Jurnal Akuntansi Vol 12 Nomor 1.
Hanani, F., & Aryani, Y. A. (2011). Pengaruh Gender Dewan Komisaris, Gender
Dewan Direksi, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja
Perusahaan. Wahana Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi
Volume 14 No. 1 ISSN 1410-8224.
72
73
LAMPIRAN I
PENELITIAN TERDAHULU
74
1. Ukuran
perusahaan
2. Leverage
2 Pengaruh Dewan Variabel Dependen: Analisis Variabel Tidak Boardsize
Komisaris, RET, Tobin’s Q, dan regresi dependen: menggunakan memperngaruh
Proporsi ROA Tobins’Q dan varibel signifikan negatife pada
Komisaris Variabel Independen: ROA. moderasi. kinerja perusahaan dari
Variabel Variabel sisi RET.
Independen,
Independen: dependen RET Ukuran dewan
Terhadap Kinerja 1. Ukuran dewan Ukuran dewan tidak komisaris dengan
Perusahaan komisaris digunakan. moderasi ukuran
komisaris dan
2. Komisaris
(Brayen Prastika komisaris Menggunakan perusahaan memiliki
independen pengaruh positif tidak
Dwi Putra, Jurnal independen. variabel kontrol
Variabel Moderasi: ukuran signifikan terhadap
Manajemen Teori
Ukuran perusahaan perusahaan dan kinerja perusahaan
dan Terapan,
leverage. return saham, ROA, dan
2015) Variabel Kontrol: Tobins’Q
Komisaris independen
1. Proporsi
berpengaruh positif
kepemilikan
tidak dignifikan pada
saham
alat ukur kinerja
perusahaan return
saham, sedangkan pada
ROA dan Tobins’Q
memiliki pengaruh
positif signifikan.
3 Pengaruh Variabel Model Model analisis Sampel yang Komisaris independen
Karakteristik dependen:ROA regresi yang digunakan digunakan mempengaruhi kinerja
Dewan Komisaris berganda sama berbeda. keuangan perusahaan.
75
76
perusahaan
5 The Effect on the Variabel dependen: Analisis Model analisis Sampel yang CEO compensation
Relationship ROA Regresi yang digunakan digunakan memiliki pengaruh
Between Board of Variabel Independen: Linier sama perusahaan positif terhadap ROA.
Directors 1. Board size Bergand Variabel yang terdaftar Variabel lain tidak
2. Board dependen yang pada Oman berpengaruh signifikan
Characteristics on a
independence digunakan Stock terhadap kinerja
Firm Performance adalah ROA Exchange. perusahaan.
3. Board meeting
in Oman :
4. CEO Variabel Variabel
Empirical Study compensation independen independen:
(Al-matari et al, 5. Board changes yang digunakan CEO
Middle east 6. Secretary role adalah ukuran compensation,
Journal of on the Board dewan, board changes,
7. Legal counsel independensi secretary role,
Scientic Research,
Variabel Kontrol: dewan, jumlah legal counsel.
2014) pertemuan
1. Firm Size dewan
2. Leverage
77
Governance: The 5. Board skill interview gender diversity Gender diversity positif
International 6. Foreign Variabel signifikan pada kinerja
Journal of directors kontrol: Firm perusahaan.
Variabel Kontrol: debt dan firm
Business in
size
Society, 2018) 1. Firm debt
2. Firm size
3. Firm age
7 Gender Diversity Variabel Dependen: Regresi Menggunakan Variabel Percentage of woman in
in the Boardroom Tobin’s Q Linier variabel indpenden: board berpengaruh
and Firm Variabel Independen: Bergand dependen precence positif signifikan
Financial 1. Percentage of a Tobin’s Q woman, blau terhadap Tobin’s Q
woman in Mengunakan index, dan Pengaruh Tobin’s Q
Performance
Board variabel Shannon index kepada percentage of
(Campbell et al, independen Variabel woman adalah tidak
2. Precence of
Journal of percentage of kontrol: ROA signifikan.
woman
Business Ethics, 3. Blau index woman in board Pengaruh precence of
2008) diversity Menggunakanv woman terhdap Tobin’s
4. Shannon index variabel kontrol Q tidak berpengaruh
of diversity firm size dan signifan. Begitu pula
Variabel Kontrol: leverage sebaliknya.
1. Leverage
2. ROA
3. Firm size
8 Corporate Variabel Dependen: Regresi Model analisis Variabel Ukuran dewan dan
Governance and EPS, ROA, ROE linier yang digunakan dependen ROE perbedaan antara CEO -
Firm Variabel Independen: berganda Variabel dan EPS. chairman berpengaruh
Performance: 1. CEO duality dependen ROA Variabel positif signifikan
Variabel independen dengan ROA.
78
79
80
81
LAMPIRAN II
82
83
84
85
86
87
112
Lampiran III
Unstandardize
d Residual
N 570
Mean 0E-7
a,b
Normal Parameters
Std. Deviation .05831395
Absolute .055
Negative -.055
Kolmogorov-Smirnov Z 1.316
113
2. Multikolinieritas
a
Coefficients
Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
3. Heterokedastisitas
114
4. Auto Kolerasi
b
Model Summary
Model Durbin-Watson
1 1.986
Regression ROA
1. Uji Koeffisien determinasi ( R Square/R2)
b
Model Summary
a
1 .409 .168 .157 .0586760
2. Uji F (Simultan)
a
ANOVA
b
Regression .389 7 .056 16.158 .000
1 Residual 1.935 562 .003
115
3. Uji T (partial/Hipotesis)
a
Coefficients
116
LAMPIRAN V
Hasil TobinQ
1. Normalitas
Unstandardized
Residual
N 570
Mean 0E-7
a,b
Normal Parameters
Std. Deviation .78929973
Absolute .042
Negative -.035
Kolmogorov-Smirnov Z 1.011
117
2. Multikolinieritas
a
Coefficients
Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
3. Heterokedastisitas
118
4. Auto Kolerasi
b
Model Summary
Model Durbin-Watson
1 2.114
Regression TobinQ
1. Uji Koeffisien determinasi ( R Square/R2)
b
Model Summary
a
1 .274 .075 .064 .7942001
2. Uji F (Simultan)
a
ANOVA
119
3. Uji T (partial/Hipotesis)
a
Coefficients
120
121