Anda di halaman 1dari 78

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR


KEPEMILIKAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN
PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR
SARJANA AKUNTANSI

Oleh:

FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


NIM. 041711535018

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

THE EFFECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE AND


OWNERSHIP STRUCTURE ON CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY DISCLOSURE
THESIS
SUBMITTED IN PARTIAL FULFILLMENT OF THE
REQUIREMENTS FOR THE DEGREE OF
BACHELOR OF ACCOUNTING

By:

FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


NIM. 041711535018

ACCOUNTING STUDY PROGRAM

FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS


AIRLANGGA UNIVERSITY
SURABAYA
2021

ii

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HALAMAN PENGESAHAN

iii

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

iv

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT
atas rahmat dan hidayah yang diberikan sehingga tugas akhir skripsi yang berjudul
“Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap
Pengungkapan Corporate Social Responsibility” dapat terselesaikan dengan baik,
sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Penulis memiliki harapan, bahwasanya
kelak penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan bagi setiap orang yang
memiliki kepentingan berkaitan dengan topik bahasan ataupun peneliti dimasa yang
akan datang. Dalam proses penulisan penelitian ini, penulis menyadari bahwasanya
terdapat beberapa pihak yang secara langsung maupun tidak memberikan baik
dukungan, bimbingan, saran maupun nasehat. Maka dari itu dengan banyak rasa
syukur dan ucapan terima kasih, penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., M.T.,Ak.,CMA. selaku Rektor


Universitas Airlangga.
2. Prof. Dr. Hj. Dian Agustia, SE., M.Si., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Airlangga.
3. Dr. Wiwik Supratiwi, Dra., MBA., Ak selaku ketua Departemen Akuntansi
Universitas Airlangga.
4. Yani Permatasari, S.Ak., MBA., Ak., CA selaku dosen pembimbing yang
telah berkenan meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, nasehat,
arahan, dan saran kepada penulis dan membimbing penulis dengan sabar
selama proses penulisan skripsi hingga skripsi terselesaikan dengan baik
5. Izzato Millati S.IP., M.IP. selaku Koordinator Program Studi S1 Akuntansi
PSDKU Universitas Airlangga dan dosen wali yang telah berkenan
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, dan saran
kepada penulis selama masa perkuliahan
6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
khususnya departemen akuntansi yang telah memberikan ilmu selama ini.
7. Ayah, Ibu, kakak dan adik keponakan yang senantiasa memberi dukungan
dan doa setiap saat.

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

8. Teman-teman Bhinneka Tunggal Ika (Nofel, Dian, Bari, Raka, Bintang,


Tama, Fanani, Reno) yang selalu saling mengingatkan untuk segera
menyelesaikan skripsi

Dengan segala kekurangan, keterbatasan ilmu dan minimnya pengalaman


dari penulis sendiri. Maka dari itu, adanya saran dan kritik yang membangun
dari semua pihak dirasa sangat membantu dan memaksimalkan proses penulisan
penelitian ini. Penelitian diharapkan dapat menambah literatur terkait topik dan
juga menambah pengetahuan bagi seluruh pembaca.

Surabaya, 10 Mei 2021

Firgiawan Aldrida Zaen

vi

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR


KEPEMILIKAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY

Firgiawan Aldrida Zaen

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh sebuah bukti empiris melalui
beberapa pengujian statistik dan sekaligus melakukan analisis terkait hasil yang
diperoleh mengenai topik yang dibahas yaitu pengaruh dari Good Corporate
Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility. Proksi yang digunakan dari dua variabel independen adalah ukuran
Dewan Komisaris, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan
saham Manajerial dan Kepemilikan saham Institusional. Sedangkan pengukuran
variabel dependen pengungkapan CSR menggunakan guideline dari GRI
Standards. Sampel data dalam penelitian yaitu perusahaan sektor manufaktur yang
terdaftar pada BEI periode tahun 2017-2019. Selain itu, metode yang digunakan
saat pemilihan sampel yaitu dengan membuat beberapa kriteria tertentu (purposive
sampling) sehingga mendapat sampel data akhir sebanyak 294 perusahaan. Teknik
analisis yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan regresi linier berganda hingga
mendapatkan hasil bahwa ukuran Dewan Komisaris, Dewan Komisaris
Independen, Kepemilikan oleh Manajerial dan Kepemilikan oleh Institusional
berpengaruh positif signifikan terhadap Pengungkapan CSR. Sedangkan proksi
Komite Audit tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan CSR. Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi referensi sekaligus pemahaman mengenai pengaruh good
corporate governance dan struktur kepemilikan terhadap pengungkapan CSR.
Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat menjadi referensi bagi manajemen maupun
stakeholders perusahaan dalam mengevaluasi kebijakan pengungkapan informasi
lingkungan perusahaan
Kata Kunci: GCG, Struktur Kepemilikan, Pengungkapan CSR, GRI

vii

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR


KEPEMILIKAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY

Firgiawan Aldrida Zaen

ABSTRACT
The purpose of this study is to obtain empirical evidence through several statistical
tests and at the same time conduct analysis related to the results obtained on the
topic discussed, namely the influence of Good Corporate Governance and
Ownership Structure on Corporate Social Responsibility Disclosure. The proxies
used from the two independent variables are the size of the Board of
Commissioners, the Independent Board of Commissioners, the Audit Committee,
Managerial Share Ownership and Institutional Share Ownership. Meanwhile, csr
disclosure dependent variable measurement using guidelines from GRI Standards.
The data sample in the study is a manufacturing sector company registered with
IDX for the period 2017-2019. In addition, the method used when sampling is to
create certain criteria (purposive sampling) so that it gets the final data sample as
many as 294 companies. The analysis techniques used are descriptive statistics and
multiple linear regressions to obtain the results that the size of the Board of
Commissioners, Independent Board of Commissioners, Ownership by Managerial
and Institutional Ownership have a significant positive effect on CSR Disclosure.
Meanwhile, the Audit Committee's proxy has no effect on CSR Disclosure. This
research is expected to be a reference as well as an understanding of the influence
of good corporate governance and ownership structure on CSR disclosure. In
addition, the results of this study can be a reference for management and
stakeholders of the company in evaluating the company's environmental
information disclosure policy.
Keywords: GCG, Ownership Structure, CSR Disclosure, GRI

viii

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii


HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI..................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 7
2.1 Landasan Teori ........................................................................................ 7
2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 14
2.3 Pengembangan Hipotesis ....................................................................... 15
2.4 Kerangka Konseptual............................................................................. 19
3. METODE PENELITIAN ............................................................................... 20
3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................ 20
3.2 Identifikasi Variabel .............................................................................. 20
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .................................... 20
3.4 Jenis dan Sumber Data........................................................................... 24
3.5 Populasi dan Sampel .............................................................................. 24
3.6 Teknis Analisis Data .............................................................................. 25
3.7 Pengujian Hipotesis ............................................................................... 25
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 28
4.1 Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian .................................... 28
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................................... 28
4.3 Pengujian Hipotesis ............................................................................... 30
4.4 Pembahasan ........................................................................................... 35

ix

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 40


5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 40
5.2 Saran ....................................................................................................... 41
5.3 Keterbatasan .......................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 42

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Sampel Perusahaan…………………25

Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif……………………………29

Tabel 4.2 Hasil Uji Regresi………………………………………..31

Tabel 4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi.……………………….33

Tabel 4.4 Hasil Uji F………………………………………………34

xi

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………………………….……...19

xii

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Olah Data……………………………………….47

Lampiran 2 Indikator GRI Standards………..…………………….49

Lampiran 3 Tabulasi Data…………………………...………….....54

Lampiran 4 Surat Keterangan Tes Plagiarisme…………………....64

xiii

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 1

PENDAHULUAN
Pengungkapan Corporate Social Responsibility merupakan sarana
pengungkapan informasi terkait beberapa aspek dalam perusahaan seperti aspek
sumber daya manusia, produk dan layanan, pelatihan dan pengembangan,
kesehatan keselamatan kerja dan segala aktivitas perusahaan yang memiliki
dampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan dimana
perusahaan berdiri (Ashfaq dan Rui, 2018). Pengertian CSR dalam The World
Business Council for Sustainable Development yaitu sebuah konsep yang
menunjukkan bahwa suatu perusahaan harus memiliki komitmen bisnis untuk
berkontribusi pada keberlanjutan ekonomi, peningkatan kualitas karyawan dan
peningkatan keamanan sekaligus kesejahteraan lingkungan sekitar yang perusahaan
(Alazzani dkk. 2019). Hal tersebut sangat penting bagi perusahaan karena
bagaimanapun perusahaan juga harus mempertimbangkan tujuan non keuangan
untuk lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat akibat adanya aktivitas
perusahaan (Ezhilarasi dan Kabra, 2017)

Bagi perusahaan, pengungkapan CSR merupakan alat untuk


mengkomunikasikan aktivitas perusahaan kepada pemangku kepentingan
(stakeholders) perusahaan. Tujuan dari melakukan pengungkapan corporate social
responsibility tersebut adalah untuk meminimalisir adanya permasalahan asimetri
informasi dalam sebuah korporasi (Fernandes dkk. 2018). Selain itu, dengan
melakukan pengungkapan CSR perusahaan akan mendapat manfaat seperti
memperbaiki kinerja perusahaan, meningkatkan akses modal, citra perusahaan,
loyalitas pelanggan dan produktivitas perusahaan (Said dkk. 2015).

Edison (2017) penerapan CSR beberapa perusahaan di Indonesia masih


belum begitu diperhatikan, sehingga hal ini dapat memicu terjadinya permasalahan
lingkungan. Berdasarkan data BPS tahun 2015 terdapat 11.998 jenis pencemaran
udara, 1.301 pencemaran jenis tanah, dan 8.786 pencemaran air. Sektor manufaktur
merupakan penyumbang terbesar penyebab terjadinya kerusakan lingkungan di
Indonesia dimana industri ini menyumbang 34% dalam aspek pencemaran air, 18%

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

dalam aspek pencemaran udara, dan 30% dalam hal pencemaran pengelolaan
limbah (Mareta dan Fitriyah, 2017). Maka dari itu, praktik pengungkapan CSR
berperan penting dalam meminimalisir adanya permasalahan lingkungan dan sosial
yang timbul akibat aktivitas operasi perusahaan (Kirana, 2013).

Pengungkapan corporate social responsibility tidak terlepas dari adanya


mekanisme Good Corporate Governance (Nugraheni dan Khasanah, 2018). Secara
umum GCG diartikan sebagai sebuah aturan yang menjembatani kepentingan
pemegang saham, pemerintah, manajemen, karyawan dan seluruh stakeholders
perusahaan mengenai hak dan kewajiban masing-masing (FCGI, 2001). Salah satu
tujuan GCG yang tertuang dalam Pedoman GCG Indonesia adalah mendorong
setiap perusahaan agar bertanggung jawab pada kehidupan disekitar perusahaan
tersebut didirikan. Di dalam penerapannya, GCG tidak terlepas dari lima prinsip
fundamental agar dapat berjalan efektif yaitu Transparansi, Akuntabilitas,
Tanggung jawab, Independen dan Keadilan. Untuk hal terkait CSR, prinsip
Tanggung jawab (Responsibility) adalah prinsip yang paling dekat atau relevan
dengan pengungkapan informasi CSR, hal ini dikarenakan prinsip ini memberikan
tekanan lebih kepada stakeholders perusahaan (Agustia, 2012). Hal ini sejalan
dengan isi dari Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 Pasal 66 ayat 2 bahwasanya
terdapat kewajiban lain yang harus dilakukan oleh perusahaan selain
menyampaikan laporan keuangan, yaitu kewajiban untuk mengungkapkan
informasi terkait tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sosial. Akan
tetapi, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ASEAN Corporate Governance
Association (ACGA) terhadap kualitas penerapan tata kelola perusahaan di 12 pasar
kawasan Asia-Pasifik pada tahun 2018 menunjukkan hasil yang kurang
memuaskan, hal ini dikarenakan Indonesia berada di peringkat terbawah. Hal ini
menunjukkan bahwasanya penerapan GCG di Indonesia masih jauh dibawah
harapan sehingga perlu lebih optimalkan agar dapat bersaing dengan negara-negara
lain (Marwiyah, 2019).

Di Indonesia GCG diterapkan dengan metode dua tingkat (two-tier), terdiri


dari Dewan Direksi dan Dewan Komisaris. Keduanya memiliki peran dan

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

kewajiban yang berbeda. Tanggung jawab Dewan direksi adalah mengatur dan
mengelola operasional perusahaan. Sedangkan Dewan Komisaris lebih kepada
melakukan pengawasan kepada dewan direksi dan sekaligus memberikan saran dan
masukan (Nugraheni dan Khasanah, 2018). Hal ini juga tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 40 tahun 2007 Pasal 66 bahwasanya dewan direksi merupakan
pihak yang bertanggung jawab atas penyampaian laporan tahunan dan laporan
tanggung jawab sosial perusahaan. Maksud dari laporan tanggung jawab sosial
adalah komitmen perusahaan untuk senantiasa berkontribusi dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan, yang menekankan pada peningkatan kualitas dan
kesejahteraan lingkungan sekitar. Kemudian, dalam Peraturan Pemerintah Nomor
47 tahun 2012 dijelaskan bahwasanya dalam menyampaikan informasi terkait
tanggung jawab sosial perusahaan, dewan direksi harus berpedoman pada rencana
kerja tahunan perusahaan dan telah mendapat persetujuan dewan komisaris. Selain
itu, bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang sumber daya alam memiliki
kewajiban untuk melakukan pengungkapan informasi tentang aktivitas tanggung
jawab sosialnya, hal ini tertuang dalam pasal 74.

Pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) tidak terlepas dari fungsi


dewan komisaris dan struktur kepemilikan saham dalam perusahaan (Khan dkk.
2012). Menurut Jahid dkk. (2020) ukuran dewan komisaris yang besar memiliki
pengaruh positif terhadap reputasi sebuah entitas. Perusahaan yang memiliki
komposisi dewan komisaris besar dianggap akan memiliki kombinasi keterampilan
dan pengalaman dewan komisaris yang dapat mendorong permintaan akan
pengungkapan CSR. Selain itu, meningkatnya pengungkapan CSR juga
dikarenakan dewan komisaris independen bersedia memberikan kompensasi
kepada eksekutif dalam bentuk inisiatif CSR (Trireksani dan Djajadikerta, 2016).
Struktur kepemilikan adalah pemisah antara pemilik dengan manajemen sebuah
perusahaan. Selain menyerahkan modal ke perusahaan, seorang pemilik juga harus
memiliki sikap komitmen dan tanggung jawab terhadap kelangsungan perusahaan
tersebut. Sedangkan, seorang manajer merupakan pihak yang diberi kewenangan
khusus oleh pemilik untuk mengelola dan mengalokasikan modal yang diberikan
sekaligus menjamin terselenggaranya aktivitas bisnis perusahaan (Edison, 2017).

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

Dengan kepemilikan manajerial yang tinggi, sebuah perusahaan akan senantiasa


berusaha untuk mengungkapkan informasi terkait lingkungan dan sosialnya secara
luas, dengan harapan pengungkapan informasi tersebut akan meningkatkan reputasi
perusahaan dimata masyarakat (Bassam dkk. 2019). Kemudian, perusahaan yang
kepemilikan sahamnya juga dimiliki oleh investor institusi, proses pengawasan
terhadap kinerja manajemen akan lebih optimal. Karena sebagai pemilik yang
berasal dari lingkungan eksternal perusahaan, investor institusi menaruh harapan
agar hak mereka terpenuhi sesuai ekspektasi (Habbash, 2016).

Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui


seberapa besar pengaruh dari struktur good corporate governance dan struktur
kepemilikan saham terhadap pengungkapan CSR. Subjek penelitian ini adalah
perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur yang sudah tercatat pada Bursa
Efek Indonesia tahun 2017-2019. Tahun penelitian dipilih dengan alasan karena
standar terbaru dari GRI terbaru yaitu GRI Standards terbit di tahun 2016 dan mulai
diperkenalkan di Indonesia tahun 2017 yang sebelumnya menggunakan GRI G4.
Beberapa penelitian terdahulu telah meneliti mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan pengungkapan CSR. Seperti yang dilakukan Fernandes dkk.
(2018) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa number of independent board dan
board size berpengaruh secara positif terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial (Environmental disclosure) pada perusahaan terdaftar Sao Paulo Stock
Exchange. Penelitian Ashfaq dan Rui (2018) menunjukkan adanya pengaruh positif
audit committee terhadap Environmental disclosure. Penelitian Ezhilarasi dan
Kabra (2017) pada perusahaan terdaftar Securities and Exchange Board India
(SEBI) menunjukkan institutional ownership berpengaruh positif terhadap CSR
disclosure level. Selain itu, penelitian oleh Suprapti dkk. (2019) menemukan hasil
bahwa board ownership juga berpengaruh terhadap CSR disclosure. Namun hasil
tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningrum
dkk. (2020); Jahid dkk. (2020); Habbash (2016); Bassam dkk. (2019); bahwasanya
board size, audit committee, independent director, institutional ownership dan
board ownership tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat CSR disclosure. Dari
beberapa penelitian tersebut dapat diketahui bahwasanya hasil yang diperoleh dari

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5

setiap peneliti masih terdapat perbedaan. Berdasarkan perbedaan hasil penelitian


tersebut, maka penelitian ini ingin menguji apakah variabel struktur kepemilikan
dan GCG memiliki hubungan atau pengaruh terhadap variabel pengungkapan CSR
sebuah entitas. Kepemilikan saham jajaran manajemen, kepemilikan saham
institusi, komite audit, komisaris independen dan dewan komisaris dipilih sebagai
proksi untuk variabel independen. Ukuran dewan direksi tidak digunakan dengan
alasan bahwa direksi adalah pihak yang bertanggung jawab secara langsung
mengenai penyampaian informasi CSR perusahaan, hal ini tertuang dalam UU No.
40 Tahun 2007 pasal 66. Sedangkan pengukuran untuk variabel dependen
pengungkapan CSR dengan indikator GRI Standards. Metode kuantitatif
digunakan dalam penelitian guna mendapatkan bukti empiris melalui pengujian
hipotesis. Populasi dan sampel yang digunakan yaitu seluruh perusahaan sektor
manufaktur yang sudah tercatat pada Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019.
Selain itu, metode yang digunakan saat pengambilan sampel yaitu dengan membuat
beberapa kriteria tertentu (purposive sampling) sehingga mendapat sampel data
akhir sebanyak 294 perusahaan. Kemudian, dalam proses menguji dan menganalisis
data dalam penelitian, menggunakan analisis statistik deskriptif untuk
mendeskripsikan hasil data yang diolah dan regresi linier berganda untuk
mengetahui hasil dari pengujian hipotesis apakah berpengaruh atau tidak.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwasanya terdapat pengaruh signifikan


dari proksi Kepemilikan saham jajaran manajemen, kepemilikan saham institusi,
komisaris independen dan dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR.
Sedangkan untuk proksi komite audit menunjukkan pengaruh negatif. Dengan hasil
yang diperoleh, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi sekaligus
pemahaman mengenai pengaruh good corporate governance dan struktur
kepemilikan terhadap pengungkapan CSR. Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat
menjadi referensi bagi manajemen maupun stakeholders perusahaan dalam
mengevaluasi kebijakan pengungkapan informasi lingkungan perusahaan.

Sistematika penulisan pada penelitian ini terdiri dari 5 bab. Bab 1


menjelaskan latar belakang permasalahan dan fenomena yang berkaitan dengan

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6

topik penelitian. Selain itu, dalam bab ini juga mengulas akan kesenjangan
penelitian yang bersumber pada perbedaan hasil dari beberapa peneliti, tujuan dari
penelitian, kontribusi penelitian kepada pembaca, ringkasan hasil penelitian, dan
metode penelitian yang digunakan. Kemudian, bab 2 menjelaskan mengenai
tinjauan pustaka yang terdiri atas teori yang dipakai, penelitian terdahulu,
pengembangan hipotesis hingga kerangka konseptual yang digunakan. Kemudian,
pada bab 3 menjelaskan metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif
dengan model regresi linier berganda. Selain itu pada bab ini juga menjelaskan
prosedur pemilihan sampel, tahun penelitian, sumber data, definisi operasional
variabel, pengukuran variabel, jenis data dan teknik yang digunakan. Bab 4 berisi
hasil penelitian yang bersumber pada hasil pengujian baik itu hasil dari uji statistik
deskripsi maupun hasil dari pengujian hipotesis yaitu uji regresi linier berganda
yang diolah dengan program SPSS 25. Selain itu, bab ini juga berisis pembahasan
atau interpretasi dari hasil pengujian. Kemudian yang terakhir bab 5 yang berisi
kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis masing-masing variabel dan berisi saran
untuk beberapa pihak yang dapat menggunakan hasil penelitian sebagai referensi.

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Teori Keagenan
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori ini sebagai teori yang
menggambarkan bahwasanya terdapat hubungan khusus akibat adanya proses
pendelegasian kewenangan diberikan oleh seorang atau lebih (principal) kepada
kepada seorang (agent) dalam hal pengelolaan dan pengambilan keputusan
perusahaan. Pemilik perusahaan (principal) mempekerjakan manajer (agent) untuk
mengelola sebuah perusahaan. Selain itu, seorang manajer juga memiliki kewajiban
untuk menyediakan dan menyampaikan laporan keuangan kepada pemilik
perusahaan.

Eisenhardt (1989) menyebutkan bahwasanya teori agensi ini memiliki


landasan berfikir yang bersumber pada tiga sifat bawaan manusia itu sendiri. Sifat
manusia yang dimaksud antara lain (self interest) yang memiliki arti bahwa manusia
sebagai makhluk sosial tidak dapat terlepas dari perilaku yang mengutamakan
kepentingan pribadinya seperti contoh perilaku oportunis. Kemudian yang kedua
yaitu (bounded rationality) yang diartikan bahwa daya pikir terhadap masa yang
mendatang setiap manusia terbatas. Terakhir adalah (risk averse) yaitu kondisi
dimana setiap manusia terkadang selalu menghindari resiko. Berdasarkan tiga hal
tersebut, kemungkinan besar seorang manajer akan memiliki kecenderungan untuk
mengutamakan kepentingan pribadi.

Adanya konflik keagenan antara dua pihak biasanya disebabkan karena


perbedaan kepentingan. Hal tersebut terjadi dikarenakan tindakan seorang agent
tidak sesuai dengan tujuan prinsipal, sehingga hal tersebut menimbulkan adanya
biaya keagenan. Biaya keagenan dikategorikan menjadi 3 jenis pengeluaran yang
dilakukan oleh perusahaan yaitu yang pertama adalah (monitoring cost) atau biaya
pada umumnya dikeluarkan prinsipal untuk mengawasi dan mengontrol tindakan
seorang agen. Kedua adalah (bonding cost), biaya yang digunakan oleh agen dalam

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

merumuskan suatu prosedur kerja yang bertujuan untuk menjelaskan bahwasanya


agen telah bekerja sesuai dengan kepentingan prinsipal, dan ketiga adalah biaya
kerugian residual (residual loss) atau biaya yang biasanya muncul saat
kesejahteraan seorang prinsipal dirasa menurun, hal ini sering disebabkan karena
adanya perbedaan keputusan antara kedua pihak tersebut (Jensen dan Meckling,
1976).

Selain itu munculnya konflik antara agen dan prinsipal disebabkan karena
adanya kesenjangan informasi antara dua pihak tersebut. Agen dianggap memiliki
akses yang lebih baik mengenai informasi internal perusahaan secara komprehensif
daripada prinsipal (Ezhilarasi dan Kabra, 2017). Kemudian, akibat dari adanya
kesenjangan tersebut maka akan muncul permasalahan yang dinamakan asimetri
informasi. Asimetri informasi yang terjadi pada perusahaan dapat menimbulkan
perilaku oportunis manajer yang mengutamakan kepentingan pribadinya tanpa
persetujuan dari prinsipal (Naciti, 2019).

Penerapan good corporate governance yang baik diperlukan untuk


menumbuhkan rasa kepercayaan seorang pemilik kepada perilaku manajemen
dalam perusahaan. Dengan menerapkan good corporate governance, perusahaan
juga akan dapat mengurangi biaya agensi melalui mekanisme pengawasan.
Sehingga segala kepentingan dalam perusahaan dapat terpenuhi dengan baik
(Rustiarni, 2015). Selain itu, manajer yang memiliki akses informasi internal yang
luas juga dapat mengurangi biaya agensi dengan cara menyediakan informasi yang
adil dan kredibel kepada pemangku kepentingan (Ezhilarasi dan Kabra, 2017).

2.1.2 Teori Stakeholders


Teori stakeholders merupakan teori yang menggambarkan tentang tanggung
jawab perusahaan dan kepada siapa saja perusahaan harus bertanggung jawab
(Reed dan Freeman, 1983). Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa sebuah entitas
harus bertanggung jawab kepada semua pemangku kepentingan karena alasan
moral. Alasan yang mendukung teori ini adalah bahwa untuk mendapatkan
kesuksesan dan bertahan dalam jangka panjang sebuah perusahaan harus
mendapatkan dukungan dari seluruh stakeholders (Ashfaq dan Rui, 2018).

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9

Stakeholders dalam perusahaan merupakan pihak-pihak yang memiliki


kepentingan meliputi karyawan, supplier, masyarakat, konsumen, pemegang
saham, pemerintah dan lain-lain (Swarte, 2017).

Tujuan dari teori ini adalah untuk menciptakan kesadaran perusahaan akan
tanggung jawabnya terhadap tiap stakeholders. Karena, perusahaan sebagai sebuah
entitas tidak hanya melakukan aktivitas operasional untuk memenuhi kepentingan
internal, tetapi juga harus memberikan kontribusi kepada masyarakat lingkungan
sekitar (Nugraheni dan Khasanah, 2018). Teori stakeholder sangat berkaitan dengan
pengungkapan CSR. Pengungkapan CSR dapat digunakan perusahaan untuk
menyelaraskan persepsi stakeholders agar perusahaan mendapatkan dukungan dan
persetujuan dari mereka (Ashfaq dan Rui, 2018). Langkah ini juga dapat
memberikan motivasi kepada manajemen perusahaan dalam upaya pengungkapan
tanggung jawab sosialnya kepada para stakeholders. Selain itu, langkah ini dapat
memastikan bahwa kegiatan operasional perusahaan telah berjalan sesuai
ekspektasi dari mereka. Sehingga adanya pelaporan tanggung jawab sosial
perusahaan akan dapat mampu meminimalisir terjadinya konflik antara perusahaan
dan pemangku kepentingan (stakeholders).

2.1.3 Pengungkapan Corporate Social Responsibility


Pengungkapan Corporate Social Responsibility merupakan sarana
pengungkapan informasi terkait beberapa aspek dalam perusahaan seperti aspek
sumber daya manusia, produk dan layanan, pelatihan dan pengembangan,
kesehatan keselamatan kerja dan segala aktivitas perusahaan yang memiliki
dampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan dimana
perusahaan berdiri (Ashfaq dan Rui, 2018). Pengungkapan CSR ini bertujuan untuk
menyelaraskan persepsi masyarakat terhadap aktivitas sosial perusahaan bahwa
perusahaan telah bertindak sesuai dengan harapan mereka. Secara umum, tindakan
pengungkapan tanggung jawab sosial ini dapat dipertanggungjawabkan dalam
laporan tahunan perusahaan atau dalam bentuk iklan yang berorientasi masyarakat
(Maunders dkk. 1996).

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10

Pengungkapan merupakan proses pemberian informasi bagi pihak yang


memiliki kepentingan terhadap informasi tersebut. Tujuan dari sebuah
pengungkapan terbagi menjadi dua kategori yaitu pengungkapan informasi yang
berorientasi pada pemberian informasi yang layak kepada pengguna laporan
keuangan dan pengungkapan yang ditujukan sebagai perlindungan terhadap
investor (Chariri dan Ghazali, 2007). Badan otoritas pasar modal membagi jenis
pengungkapan sebagai berikut:

1. Pengungkapan wajib, merupakan jenis pengungkapan yang telah


ditetapkan oleh pihak yang berwenang yaitu badan yang memiliki
otoritas dalam pasar efek dan perusahaan wajib untuk
mengungkapkannya. Contoh: Laporan keuangan dan Laporan tahunan
2. Pengungkapan sukarela, merupakan jenis pengungkapan yang
dikeluarkan perusahaan atas inisiatifnya sendiri tanpa diwajibkan oleh
peraturan.

Pengungkapan CSR yang termasuk pengungkapan sosial merupakan


informasi yang bersifat sukarela. Pelaporan tanggung jawab sosial dapat mengacu
pada indikator yang terdapat dalam Global Reporting Initiative (Giannarakis dkk.
2019). GRI merupakan organisasi internasional yang membantu bisnis atau
organisasi lain untuk bertanggung jawab atas dampak mereka perbuat. GRI
menyediakan standar yang dapat digunakan dalam penyusunan laporan
keberlanjutan untuk membantu organisasi baik perusahaan maupun pemerintahan
dalam mengungkapkan kegiatan bisnis terhadap isu-isu seperti lingkungan,
perubahan iklim, hak asasi manusia dan korupsi (GRI, 2021).

2.1.4 Good Corporate Governance


Secara umum GCG diartikan sebagai sebuah aturan yang menjembatani
kepentingan pemegang saham, pemerintah, manajemen, karyawan dan seluruh
stakeholders perusahaan mengenai hak dan kewajiban masing-masing (FCGI,
2001). Definisi lainya menurut Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/2011
GCG adalah sebuah prinsip fundamental yang menjadi dasar dalam proses
pengelolaan entitas yang dilandasi oleh peraturan perundang-undangan dan etika

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11

yang baik dalam berusaha. Salah satu tujuan dari GCG yang tertuang pada Pedoman
GCG Indonesia adalah untuk mendorong perusahaan agar bertanggung jawab pada
masyarakat dan lingkungan sekitar. Adapun prinsip-prinsip dalam GCG yaitu:

1. Transparansi, merupakan prinsip yang berkaitan dengan keterbukaan


perusahaan dalam melaksanakan proses perumusan kebijakan hingga
pengambilan keputusan. Keterbukaan yang dimaksud adalah bagaimana
proses transparansi pengungkapan informasi yang dilakukan perusahaan.
2. Akuntabilitas, merupakan prinsip yang menjelaskan kejelasan dari setiap
fungsi organisasi, pada saat pelaksanaan maupun saat proses
pertanggungjawaban agar pengelolaan sebuah perusahaan terselenggara
dengan baik dan efektif.
3. Pertanggungjawaban, merupakan fungsi terkait kesesuaian pengelolaan
perusahaan dengan peraturan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat
dalam berusaha.
4. Kemandirian, merupakan prinsip yang menekankan bahwasanya sebuah
perusahaan harus dikelola secara profesional tanpa adanya pengaruh dari
pihak lain yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku dan prinsip
korporasi yang sehat.
5. Keadilan, merupakan prinsip yang menekankan terkait kewajiban
perusahaan dalam menegakkan keadilan dan kesetaraan hak bagi seluruh
elemen perusahaan atas perjanjian dan peraturan yang berlaku.

GCG mempunyai suatu aturan main atau prosedur antara pihak yang
melakukan pengawasan terhadap kebijakan dan pihak yang mengambil keputusan
kebijakan yang disebut mekanisme corporate governance. Mekanisme GCG
merupakan syarat terselenggaranya suatu entitas. Selain itu, menurut pandangan
teori agensi bahwasanya apabila pengendalian internal suatu perusahaan berjalan
efektif maka bisa dikatakan mekanisme GCG perusahaan tersebut sangat baik.
Sehingga dengan pengendalian internal yang efektif maka perusahaan akan dapat
mengontrol biaya agensi yang dikeluarkan (Rustiarni, 2015). Mekanisme GCG

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12

yang digunakan pada penelitian ini adalah ukuran dewan komisaris, dewan
komisaris independen dan komite audit.
2.1.4.1 Dewan Komisaris
Berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas, dewan
komisaris merupakan organ perseroan yang bertugas dalam melakukan pengawasan
terhadap kinerja seorang dewan direksi dan selain itu seorang komisaris juga
memiliki tugas dalam memberikan saran dan nasehat pada dewan direksi.
Sedangkan tugas dari seorang dewan direksi adalah mengatur dan menjalankan
segala aktivitas perusahaan bertanggung jawab atas pengelolaan tersebut.
Komposisi dari dewan komisaris diukur berdasarkan total jumlah anggota pada
perusahaan tersebut. Selain itu, aturan dalam penentuan dari jumlah anggota dewan
komisaris yaitu berdasarkan pada Anggaran Dasar masing-masing perseroan.

2.1.4.2 Dewan Komisaris Independen


Pengertian komisaris independen menurut Peraturan Menteri BUMN No.
PER-01/MBU/2011 ialah anggota dari dewan komisaris sebuah perseroan yang
ditunjuk dari lingkup eksternal perusahaan dan tidak mempunyai relasi khusus baik
secara kekeluargaan ataupun secara kepengurusan dengan komisaris lainnya.
Kemudian dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Pasal 120 ayat (2) dijelaskan
bahwa komisaris independen diangkat atas dasar keputusan dalam RUPS dengan
kriteria dari pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama dan anggota
Direksi dan/atau komisaris lainya. Seorang komisaris independen harus memiliki
prinsip akuntabilitas yang tinggi dalam hal pengawasan, karena semakin tinggi
tingkat pengawasan maka akan semakin tinggi kualitas informasi yang
diungkapkan perusahaan (Swarte, 2017).

2.1.4.3 Komite Audit


Komite Audit adalah organ perusahaan yang bertanggung jawab atas
integritas dari laporan keuangan perusahaan melalui proses pengawasan (Habbash,
2016). Menurut Peraturan OJK No. 55/POJK.04/2015 Komite Audit diartikan
sebagai organ perusahaan yang dibentuk untuk bertanggung jawab dan membantu
tugas dari seorang dewan komisaris dalam suatu entitas. Menurut (FCGI, 2001)

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13

wewenang seorang komite audit adalah untuk menyelidiki semua aktivitas


perusahaan, mencari informasi dari tiap karyawan perusahaan, mengusahakan
saran profesional dan saran hukum apabila diperlukan. Selain itu, seorang komite
audit juga diwajibkan untuk memiliki pengetahuan tentang keuangan dan
akuntansi. Karena, dalam setiap RUPS komite audit memiliki tugas untuk
menjawab pertanyaan seputar perusahaan dari para pemegang saham.

2.1.5 Struktur Kepemilikan


Sugiarto (2009) mengartikan struktur kepemilikan sebagai perbandingan
saham oleh pihak internal dengan saham yang dimiliki investor diluar perusahaan.
Lebih jelasnya struktur kepemilikan saham yaitu proporsi antara kepemilikan
institusi dengan kepemilikan oleh manajemen perusahaan. Menurut Edison (2017)
struktur kepemilikan diartikan sebagai pemisah antara manajemen dan pemilik
perusahaan. Pemilik perusahaan juga mempunyai tanggung jawab dan komitmen
terhadap kelangsungan entitas. Opini ini sejalan dengan pandangan teori agensi
bahwasanya pengelola perusahaan yaitu dalam ini adalah jajaran manajemen juga
memiliki tanggung jawab kepada principal yang dalam hal ini yaitu pemegang
saham yang menyertakan modalnya ke dalam perusahaan.

Tingkat pengungkapan CSR salah satunya dapat dipengaruhi oleh adanya


perbedaan proporsi saham yang dimiliki oleh beberapa investor (Bassam dkk 2019).
Berdasarkan proporsinya, kepemilikan saham terbagi menjadi dua jenis yaitu
kepemilikan saham institusional dan kepemilikan saham manajerial. Kedua jenis
kepemilikan saham ini dianggap dapat mengendalikan masalah keagenan dalam
perusahaan. Hal ini dikarenakan kedua mekanisme ini dianggap dapat
mempengaruhi keputusan manajemen berkaitan dengan pengungkapan informasi
perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976).

2.1.5.1 Kepemilikan Manajerial


Swarte (2017) mendefinisikan kepemilikan saham manajerial sebagai
saham yang dimiliki jajaran manajemen perusahaan yang masih aktif dalam
pengelolaan perusahaan. Adanya kepemilikan saham oleh manajer dirasa dapat
membantu mengurangi konflik keagenan dalam perusahaan. Konflik keagenan

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14

biasanya muncul karena agen bertindak sebagai pemilik sehingga mereka akan
cenderung untuk mengutamakan kepentingan pribadinya (Jensen dan Meckling,
1976). Penelitian yang dilakukan Swarte (2017) mengatakan bahwasanya
manajemen adalah pihak yang bertanggung jawab atas semua informasi dalam
laporan tahunan. Sehingga, dengan besarnya proporsi saham oleh manajemen, akan
meningkatkan motivasi manajemen untuk melaksanakan tanggung jawabnya dalam
mengungkapkan informasi perusahaan.

2.1.5.2 Kepemilikan Institusional


Alim dan Destriana (2016) mendefinisikan kepemilikan saham institusional
sebagai saham oleh investor institusi dari lingkup eksternal perusahaan. Institusi
yang termasuk dalam kepemilikan ini antara lain lembaga pemerintah, perusahaan
yang bergerak di bidang finansial, institusi berbadan hukum, perusahaan asing,
dana perwalian dan institusi lainya. Keberadaan saham institusi diharapkan dapat
meningkatkan proses pengawasan terhadap kinerja manajemen perusahaan dan
juga diharapkan dapat meningkatkan memenuhi kesejahteraan stakeholders.
Tingginya investor institusi di perusahaan dirasa akan meningkatkan fungsi
pengawasan terhadap jajaran manajemen, sehingga hal tersebut dapat
mempengaruhi pada keberlangsungan perusahaan (Habbash, 2016). Selain itu,
adanya keikutsertaan investor institusi dalam dalam keputusan strategis
perusahaan, juga akan berpengaruh dalam meminimalisir munculnya konflik
vertikal antara shareholders dan jajaran pengurus perusahaan (Jensen dan
Meckling, 1976).

2.2 Penelitian Terdahulu


Dari literatur penelitian terdahulu terdapat beberapa temuan mengenai
faktor apa saja yang dianggap dapat mempengaruhi luas pengungkapan CSR salah
satunya GCG dan struktur kepemilikan. Kilincarslan dkk. (2020) meneliti pengaruh
struktur GCG terhadap pengungkapan lingkungan dengan populasi perusahaan di
Timur Tengah dan Afrika periode 2010-2017. Hasil penelitian tersebut menunjukan
bahwa keberagaman dewan, ukuran dewan komisaris, dualitas CEO memiliki
pengaruh terhadap Environment Disclosure. Penelitian oleh Fernandes dkk. (2018)

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15

mengenai pengaruh dewan yang diproksikan dengan ukuran dewan, keberagaman


gender, tingkat pendidikan, jumlah dewan independen dan dualitas CEO terhadap
pengungkapan lingkungan. Dalam penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa
jumlah dewan independen berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.
Dewan independen dirasa dapat memperbaiki pengawasan terhadap administrasi
perusahaan dan dapat mendorong tingkat pengungkapan lingkungan perusahaan.
Sampel dari perusahaan ini yaitu perusahaan yang terdaftar dalam Sao Paulo Stock
Exchange. Penelitian oleh Ashfaq dan Rui (2018) tentang hubungan antara,
corporate social, corporate governance structure dan environment disclosure pada
perusahaan tercatat dalam Pakistan Stock Exchange menemukan hasil bahwa
institutional ownership, audit committee, dan keberagaman dewan mempunyai
pengaruh terhadap level of Environment Disclosure. Penelitian yang dilakukan
Edison (2017) memperoleh hasil bahwa kepemilikan saham institusi dan
kepemilikan oleh jajaran manajemen mempunyai pengaruh signifikan pada
pengungkapan corporate social responsibility. Penelitian dilakukan pada
perusahaan sektor utama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2014
dengan menggunakan metode uji regresi linier berganda. Penelitian oleh Siregar
(2017) memperoleh hasil bahwasanya dewan komisaris independen, komite audit,
kepemilikan publik, kepemilikan asing dan kepemilikan institusional mempunyai
pengaruh terhadap pengungkapan CSR.

2.3 Pengembangan Hipotesis


2.3.1 Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan CSR
Berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas, dewan
komisaris merupakan organ perseroan yang memiliki tugas untuk melakukan
pengawasan baik secara umum maupun khusus dan memberi saran dan nasehat
kepada dewan direksi. Sedangkan tugas dari seorang dewan direksi adalah
mengatur dan menjalankan segala aktivitas perusahaan bertanggung jawab atas
pengelolaan tersebut. Menurut Suprapti dkk. (2019) fungsi dewan komisaris dalam
perusahaan adalah memonitoring kinerja perusahaan dan memberikan saran dan
nasehat kepada manajemen selaku pihak yang diberi kewenangan untuk mengatur

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16

dan mengelola perusahaan. Dengan demikian, secara tidak langsung jumlah dewan
komisaris memiliki pengaruh terhadap tingkat kinerja perusahaan. Selain itu,
menurut pandangan teori agensi bahwa pengawasan terhadap kinerja manajemen
akan semakin efektif jika proporsi dewan komisaris semakin besar, hal tersebut juga
dapat meminimalisir perilaku oportunis oleh pihak manajemen perusahaan
(Agustia, 2012). Penelitian oleh Jahid dkk. (2020) menyatakan bahwasanya
terdapat pengaruh positif ukuran dewan komisaris terhadap luas environment
disclosure. Tingginya jumlah dewan komisaris dalam perusahaan, dapat
meningkatkan luas environment disclosure. Hal ini dikarenakan dewan komisaris
memiliki banyak rekomendasi dan saran yang dapat digunakan manajemen dalam
proses pengungkapan lingkungan. Kemudian, seorang dewan komisaris dirasa
dapat mensinergikan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, yang diperlukan
manajer dalam proses pengungkapan lingkungan perusahaan agar berjalan dengan
efektif (Trireksani dan Djajadikerta, 2016). Berdasarkan opini tersebut, maka
disusun hipotesis:

H1: Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR

2.3.2 Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen Terhadap


Pengungkapan CSR
Pengertian komisaris independen menurut Peraturan Menteri BUMN No.
PER-01/MBU/2011 ialah anggota dari dewan komisaris sebuah perseroan yang
ditunjuk dari lingkup eksternal perusahaan dan tidak mempunyai relasi khusus baik
secara kekeluargaan ataupun secara kepengurusan dengan komisaris lainnya.
Menurut Habbash (2016) seorang dewan komisaris independen berperan penting
dalam hal mengawasi dan memberi masukan kepada manajer dalam memenuhi
kepentingan stakeholders. Keberadaan dewan komisaris independen juga dapat
memberi inspirasi para manajer untuk mengoptimalkan transparansi dan kualitas
pengungkapan informasi perusahaan. Selain itu menurut pandangan teori agensi,
salah satu elemen penting dalam GCG yang dapat membantu menyelesaikan
masalah keagenan adalah dewan komisaris independen. Penelitian yang dilakukan
Agyemang dkk. (2020) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara jumlah

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17

komisaris independen dengan level of environment disclosure. Hal ini disebabkan


karena komisaris independen memiliki peran besar untuk mengawasi setiap
perilaku manajemen yang dirasa dapat merugikan perusahaan. Selain itu, tingginya
proporsi dewan komisaris independen dalam struktur organisasi perusahaan dirasa
dapat mendorong manajemen untuk melakukan pengungkapan informasi terkait
lingkungan yang luas dan sekaligus memastikan bahwa kebijakan yang dibuat
manajemen terkait pengungkapan lingkungan telah sesuai dengan kepentingan
stakeholders (Hermawan dan Gunardi, 2019). Berdasarkan opini tersebut, maka
disusun hipotesis:

H2: Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR

2.3.3 Pengaruh Komite Audit terhadap Pengungkapan CSR


Kedudukan komite audit dalam perusahaan merupakan bukti bahwasanya
sebuah entitas telah menerapkan prinsip corporate governance dengan baik.
Komite audit memiliki fungsi sebagai mediator antara dewan direksi dan dewan
komisaris, pengawasan terhadap pengendalian internal dan berhubungan dengan
auditor eksternal (Mak dkk. 2006). Adanya pemahaman terkait pengendalian
internal perusahaan sangat diperlukan untuk memudahkan dalam mendeteksi
adanya berbagai kecurangan dan perilaku oportunis manajemen yang dapat
merugikan finansial perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Sehingga ketika
peran komite audit dalam pengawasan fungsi pengendalian internal telah dijalankan
dengan optimal, maka kualitas laporan perusahaan akan lengkap dan berintegritas.
Sesuai dengan pandangan teori agensi bahwasanya keberadaan komite audit dalam
perusahaan dapat mengurangi adanya asimetri informasi (Habbash, 2016).
Penelitian oleh Ashfaq dan Rui (2018) menemukan hasil bahwa terdapat hubungan
positif antara komite audit dan pengungkapan informasi lingkungan perusahaan.
Hal ini dikarenakan seorang komite audit memiliki pengaruh untuk mendorong
penerapan prinsip responsibility GCG agar perusahaan melakukan pengungkapan
informasi lingkungan, melalui pengawasan terhadap pengendalian internal
perusahaan. Berdasarkan opini tersebut, maka disusun hipotesis:

H3: Komite Audit berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18

2.3.4 Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Pengungkapan CSR


Swarte (2017) mendefinisikan kepemilikan saham manajerial ialah sebuah
saham yang dimiliki jajaran manajemen perusahaan yang masih aktif dalam
pengelolaan perusahaan. Manajer sebagai informan terbaik dalam perusahaan lebih
mengetahui kondisi perusahaan dan memiliki pengaruh dalam perumusan strategi
dan investasi perusahaan, selain itu keberadaan seorang top manager dalam
perusahaan dapat menjamin dukungan dari stakeholders karena kemampuan yang
dimilikinya dalam mengalokasikan sumber daya (Edison, 2017). Adanya saham
yang dimiliki oleh manajemen diharapkan dapat menyatukan kepentingan
stakeholders dengan para manajemen dan dapat mengurangi biaya agensi
perusahaan (Purwanty dkk 2017). Selain itu, menurut pandangan teori agensi
bahwa adanya saham yang dimiliki manajemen perusahaan akan dapat
menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham (Adel dkk. 2019).
Penelitian yang dilakukan Suprapti dkk. (2019) memperoleh hasil bahwa saham
yang dimiliki jajaran manajer berpengaruh pada proses pengungkapan informasi
lingkungan perusahaan. Tingginya saham yang dimiliki manajemen dapat
meningkatkan pengungkapan CSR perusahaan. Hal ini dikarena, kepemilikan
saham oleh manajer dapat menciptakan rasa kepemilikan akan perusahaan tersebut,
sehingga semaksimal mungkin manajer akan berusaha untuk mengungkapkan
informasi lingkungan perusahaan agar citra perusahaan meningkat yang nantinya
juga akan berdampak baik pada kinerja perusahaan. Berdasarkan opini tersebut,
maka disusun hipotesis:

H4: Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dalam pengungkapan CSR

2.3.5 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Pengungkapan CSR


Habbash (2016) mendefinisikan kepemilikan saham oleh
institusional sebagai sekelompok investor dari luar perusahaan yang memiliki
pengalaman dan sumber daya yang cukup untuk diinvestasikan ke perusahaan.
Dengan modal pengalaman yang baik dan sumber daya yang dimiliki diharapkan
pengawasan terhadap kinerja dan kebijakan yang dibuat oleh manajemen akan
berjalan efektif. Menurut teori keagenan bahwasanya dengan adanya saham yang

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19

dimiliki investor institusi, maka pengawasan terhadap operasional perusahaan akan


berjalan efektif, sehingga perilaku oportunis dari manajer dan biaya agensi yang
dikeluarkan oleh perusahaan akan dapat mudah dikendalikan (Suprapti dkk. 2019).
Sehingga, dengan adanya investor institusi dalam perusahaan yang tinggi akan
dapat mendorong perusahaan untuk mengungkapan informasi terkait lingkungan
(Suprapti dkk. 2019). Penelitian Nurleni dkk. (2018) memperoleh hasil bahwasanya
terdapat pengaruh positif pada kepemilikan saham institusional terhadap
pengungkapan CSR. Hal ini dikarenakan, tingginya saham yang dimiliki investor
institusi dapat meningkatkan proses pengawasan kinerja manajemen dan sekaligus
dapat menghalangi adanya tindakan oportunis dari para manajer. Selain itu, dengan
pengawasan yang optimal dari para investor institusi akan dapat mendorong
manajemen untuk meningkatkan pengungkapan informasi terkait lingkungan
dengan efektif (Rivandi, 2020). Berdasarkan opini tersebut, maka disusun hipotesis:
H5: Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap pengungkapan
CSR

2.4 Kerangka Konseptual


Berdasarkan penjelasan tentang teori yang terkait dan pengembangan
hipotesis yang dibuat penulis pada bagian sebelumnya, maka kerangka konseptual
yang disusun pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Dewan Komisaris Independen

Komite Audit Pengungkapan CSR

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Institusional

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini
ialah pendekatan yang bersifat kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan
pendekatan yang yang memiliki tujuan untuk memperoleh bukti empiris sekaligus
menganalisis dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dengan melakukan
penelitian terhadap suatu populasi tertentu yang pengumpulan dan analisis data
bersifat kuantitatif atau statistik. Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji
suatu variabel yang dianggap memiliki suatu hubungan sebab akibat atau terdapat
variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhi (Anshori & Iswati, 2017).

3.2 Identifikasi Variabel


3.2.1 Variabel Independen
Variabel independen diartikan sebagai variabel yang dapat mempengaruhi
dan membantu menjelaskan sebab adanya perubahan pada variabel dependen pada
sebuah penelitian (Sugiyono, 2016). Good Corporate Governance serta Struktur
Kepemilikan merupakan variabel independen dalam penelitian ini yang masing-
masing diukur dengan Ukuran dewan komisaris, Dewan Komisaris Independen,
Komite audit, kepemilikan saham Institusional dan Kepemilikan saham Manajerial.

3.2.2 Variabel Dependen


Sugiyono (2016) mendefinisikan variabel ini sebagai variabel yang
dipengaruhi dan diprediksi oleh adanya variabel lain dalam penelitian yaitu variabel
independen. Pengungkapan Corporate Social Responsibility merupakan objek yang
dijadikan variabel dependen pada penelitian ini.

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Penelitian ini tersusun dari dua variabel yang saling mempengaruhi dan
dipengaruhi yaitu variabel independen dan dependen. Struktur Kepemilikan saham

20

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21

dan tata letak perusahaan (GCG) merupakan variabel independen dalam penelitian
ini yang masing-masing diukur dengan komite audit, kepemilikan saham
institusional, dewan komisaris, kepemilikan saham manajerial dan komisaris
independen. Sedangkan Pengungkapan Corporate Social Responsibility merupakan
objek yang dijadikan variabel dependen dalam penelitian. Pengertian sekaligus
pengukuran tiap variabel akan diuraikan sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris
Berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas,
dewan komisaris merupakan organ perseroan yang memiliki tugas untuk
melakukan pengawasan baik secara umum maupun khusus dan memberi
saran dan nasehat kepada dewan direksi. Sedangkan tugas dari seorang
dewan direksi adalah mengatur dan menjalankan segala aktivitas
perusahaan bertanggung jawab atas pengelolaan tersebut. Pada
penelitian ini pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel
dewan komisaris adalah dengan menjumlahkan seluruh anggota dewan
komisaris yang masih aktif pada perusahaan (Said dkk. 2015). Rumus
perhitungan yang digunakan yaitu:
Dewan komisaris = Jumlah anggota aktif dewan komisaris
2. Komisaris Independen
Definisi komisaris independen menurut Peraturan Menteri BUMN No.
PER-01/MBU/2011 ialah anggota dari dewan komisaris sebuah
perseroan yang ditunjuk dari lingkup eksternal perusahaan dan tidak
mempunyai relasi khusus baik secara kekeluargaan ataupun secara
kepengurusan dengan komisaris lainnya. Dalam penelitian ini
pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel dewan komisaris
independen adalah dengan menggunakan rasio total komisaris
independen dengan total seluruh anggota komisaris pada perusahaan
tersebut (Said dkk. 2015). Rumus perhitungan yang digunakan yaitu:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛
𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22

3. Komite Audit
Kedudukan komite audit dalam perusahaan merupakan bukti
bahwasanya sebuah entitas telah menerapkan prinsip corporate
governance dengan baik. Komite audit memiliki fungsi sebagai
mediator antara dewan direksi dan dewan komisaris, pengawasan
terhadap pengendalian internal dan berhubungan dengan auditor
eksternal (Mak dkk. 2006). Dalam penelitian ini pengukuran yang
digunakan adalah dengan menjumlahkan total anggota komite audit
pada perusahaan tersebut (Said dkk. 2015). Pengukurannya dengan
rumus:
Komite Audit = Jumlah anggota komite audit
4. Kepemilikan Institusional
Alim dan Destriana (2016) mendefinisikan kepemilikan saham
institusional sebagai saham oleh investor institusi dari lingkup eksternal
perusahaan. Institusi yang termasuk dalam kepemilikan ini antara lain
lembaga pemerintah, perusahaan yang bergerak di bidang finansial,
institusi berbadan hukum, perusahaan asing, dana perwalian dan
institusi lainya. Pengukuran yang digunakan adalah dengan
membandingkan saham milik investor institusi dengan saham yang
beredar (Rivandi, 2020). Pengukurannya dengan rumus:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

5. Kepemilikan Manajerial
Swarte (2017) mendefinisikan kepemilikan saham manajerial sebagai
saham yang dimiliki jajaran manajemen perusahaan yang masih aktif
dalam pengelolaan perusahaan. Dalam penelitian ini pengukuran yang
digunakan adalah membandingkan saham milik jajaran manajemen
dengan jumlah saham yang beredar (Adel dkk. 2019). Pengukurannya
dengan rumus:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23

6. Pengungkapan Corporate Social Responsibility


Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) merupakan
upaya yang dilakukan perusahaan untuk menyediakan informasi
mengenai aspek sumber daya manusia, produk dan layanan, pelatihan
dan pengembangan, kesehatan dan keselamatan kerja karyawan yang
terlibat dalam aktivitas perusahaan (Ashfaq dan Rui, 2018). Pengukuran
pengungkapan Corporate Social Responsibility menggunakan CSRD
yang berpedoman pada GRI Standards. GRI Standards terbit tahun
2016 dan diluncurkan pada tahun 2017 serta mulai berjalan efektif tahun
2018. Namun beberapa perusahaan sudah menerapkan sejak standar ini
masuk di Indonesia yaitu sejak tahun 2017 (Anugrah, 2020). GRI
Standards akan menjadi dasar penilaian seberapa luas pengungkapan
CSR. Indikator GRI Standards terdiri dari 89 items, hal ini dijelaskan
pada dokumen Transition to the GRI Standards yang dikeluarkan oleh
website resmi GRI yang berisi perubahan dari GRI G4 ke GRI
Standards. Dari perubahan tersebut hanya ada 2 indikator spesifik yang
tidak dilanjutkan (discontinued) dari GRI G4 dan total ada 42 revisi.
Sehingga secara umum perubahan tersebut tidak begitu berpengaruh
signifikan bagi perusahaan yang telah menggunakan GRI G4 sebagi
pedoman pengungkapan CSR (CSR.id, 2017). Kategori sebagai berikut:
1. Kategori ekonomi (9 item)
2. Kategori lingkungan (32)
3. Kategori sosial (48 item) yang terdiri dari beberapa sub kategori
sebagai berikut:
a. Praktik ketenagakerjaan (16 item)
b. Hak Asasi Manusia (12)
c. Masyarakat (11 item)
d. Tanggung Jawab atas produk (9 item)
Skor dari setiap item akan dijumlahkan untuk mendapatkan nilai dari
tiap perusahaan. Rumus yang digunakan dalam perhitungan CSRD
(Habbash, 2016):

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24

∑ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛


𝐶𝑆𝑅𝐷 =
∑ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑛 𝐶𝑆𝑅

3.4 Jenis dan Sumber Data


Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif yang menekankan pada
analisis data yang bersifat kuantitatif (numerik). Laporan Tahunan dari perusahaan
sektor manufaktur yang sudah tercatat di BEI adalah data yang digunakan dalam
penelitian ini. Sehingga dapat dikatakan bahwasanya data pada penelitian ini
merupakan data sekunder yang diperoleh dengan metode dokumentasi. Menurut
Anshori dan Iswati (2017) data sekunder adalah data didapatkan secara tidak
langsung dari sumber yang sudah ada, kemudian data disimpan, diolah dengan
suatu program hingga ditampilkan dengan format tertentu. Data dalam penelitian
didapatkan melalui website resmi Bursa Efek Indonesia dan website resmi
perusahaan terkait.

3.5 Populasi dan Sampel


Anshori dan Iswati (2017) mendefinisikan populasi sebagai suatu subjek
penelitian yang memiliki karakteristik tertentu sehingga dapat diambil suatu
kesimpulan. Populasi pada penelitian ini yaitu perusahaan sektor manufaktur yang
sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019. Metode yang digunakan
saat pemilihan sampel yaitu dengan membuat beberapa kriteria tertentu (purposive
sampling) hingga mendapatkan sampel data akhir. Kriteria perusahaan yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia


tahun 2017-2019
2. Perusahaan sektor manufaktur yang menerbitkan annual report tahun
2017-2019
3. Perusahaan dengan data lengkap penelitian

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25

Tabel 3.1
Kriteria Pengambilan Sampel Perusahaan
No Kriteria Total
1 Perusahaan sektor manufaktur yang tercatat selama 2017-2019 540
2 Perusahaan tidak menerbitkan annual report tahun 2017-2019 (55)
3 Perusahaan dengan data tidak lengkap (191)
4 Total sampel penelitian 294

Sumber: Olahan data, 2020

3.6 Teknis Analisis Data


3.6.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah teknik analisis yang digunakan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan (Anshori & Iswati,
2017). Pengukuran statistik deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan suatu
data yaitu standar deviasi, nilai minimum, nilai maksimum dan nilai rata-rata
(Ghozali, 2016)

3.7 Pengujian Hipotesis


Analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis) digunakan
sebagai pengujian terhadap hipotesis penelitian. Tahapan-tahapan untuk melakukan
pengujian ini yaitu:
3.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh dari dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen.
Rumus yang digunakan dalam analisis regresi adalah sebagai berikut:

CSRD= α + β1(DK) + β2(DKI) + β3(KA) + β4(KM) + β5(KI) + e

Keterangan:

CSRD: Corporate Social Responsibility Disclosure (Pengungkapan CSR)

α: Konstanta

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26

β: Koefisien regresi

DK: Dewan Komisaris

DKI: Dewan Komisaris Independen

KA: Komite Audit

KM: Kepemilikan Manajerial

KI: Kepemilikan Institusi

e: Error

3.7.2 Uji Koefisien Determinan (R2)


Merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengkaji kemampuan dari
model regresi yang digunakan dalam mendeskripsikan variabel dependen dalam
penelitian. Nilai dari koefisien determinasi ini berada di antara nol dan satu. Model
regresi dianggap memiliki keterbatasan dalam memprediksi dan mendeskripsikan
variabel dependen apabila nilai koefisien berada mendekati nol. Sedangkan model
regresi dikatakan mampu memprediksi dan mendeskripsikan apabila nilai dari
koefisien mendekati angka satu. Tingginya rendahnya kemampuan variabel
independen dalam mempengaruhi variabel dependen dapat dilihat pada hasil
adjusted R square. (Ghozali, 2018, p. 97).

3.7.3 Uji F
Merupakan proses pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh secara bersamaan atau simultan antara dua atau lebih variabel
bebas dalam model regresi terhadap variabel terikatnya (Ghozali, 2016). Ukuran
tingkat signifikansi dalam penelitian ini adalah α =10%. Suatu variabel berpengaruh
simultan apabila nilai signifikansi dari koefisien regresi ≤ 0,1. Sebaliknya tidak
berpengaruh simultan apabila nilai signifikansi dari koefisien regresi ≥ 0,1.

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27

3.7.4 Uji t
Uji t adalah proses pengujian statistik untuk mengetahui seberapa besar
tingkat pengaruh dari setiap variabel independen atau secara parsial terhadap
variabel dependen. Suatu variabel hipotesis dianggap memiliki pengaruh secara
signifikan apabila nilai signifikansi dari P-value ≥ 0,1. Begitupun sebaliknya suatu
variabel hipotesis dianggap tidak berpengaruh signifikan apabila nilai signifikansi
P-value ≤ 0,1 (Ghozali, 2018, p. 98).

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan membuktikan pengaruh good
corporate governance dan struktur kepemilikan terhadap pengungkapan CSR.
Subjek penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur yang sudah tercatat
dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2017 hingga 2019. Perusahaan manufaktur
dikelompokkan dalam tiga sub sektor yaitu sektor industri dasar dan kimia, sektor
aneka industri dan sektor industri barang konsumsi. Purposive sampling merupakan
metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menentukan beberapa kriteria
tertentu, sehingga memperoleh sampel akhir sebesar 294 observasi. Variabel-
variabel yang digunakan meliputi good corporate governance, struktur
kepemilikan, pengungkapan CSR yang sekaligus merupakan objek dari penelitian
ini.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian


4.2.1 Statistik Deskriptif
Teknik analisis statistik deskriptif adalah teknik analisis yang digunakan
untuk menggambarkan atau menjelaskan data penelitian yang telah dikumpulkan
(Anshori & Iswati, 2017). Pengukuran statistik deskriptif yang digunakan untuk
menggambarkan suatu data yaitu standar deviasi, nilai minimum, nilai maksimum
dan nilai rata-rata (Ghozali, 2016).

28

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29

Tabel 4.1
Hasil Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Dewan Komisaris 294 2 12 4 1.739
DK. Independen 294 0.166667 0.8 0.404188 0.09649728
Komite Audit 294 1 5 3.02 0.36
K. Manajerial 294 0.000001 0.894444 0.12083 0.206099327
K. Institusional 294 0.011401 1.000.000 0.675091 0.252594147
CSRD 294 0.022472 0.539326 0.175762 0.107313745
Valid N (listwise) 294

Sumber: Data Olahan SPSS 2020

Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat diambil informasi sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan rata-rata nilai proksi dewan komisaris pada sampel yang
digunakan sebesar 4,00 dan nilai standar deviasi sebesar 1,739. Nilai
terendah Dewan Komisaris yaitu 2 yang terdapat pada beberapa perusahaan.
Sedangkan nilai tertinggi Dewan Komisaris sebesar yaitu 12 terdapat pada
perusahaan Astra International Tbk tahun 2017.
2. Secara keseluruhan rata-rata nilai proksi Komisaris Independen pada
sampel perusahaan yang digunakan sebesar 0,40418754 dan nilai standar
deviasi sebesar 0,096497280. Nilai terendah Dewan Komisaris Independen
yaitu 0,166667 pada perusahaan Asia Pacific Fibers Tbk. Sedangkan nilai
tertinggi Dewan Komisaris Independen yaitu sebesar 0,800000 pada
beberapa perusahaan.
3. Secara keseluruhan rata-rata nilai proksi Komite Audit pada sampel
perusahaan yang digunakan sebesar 3.02 dan nilai standar deviasi sebesar
0,360. Nilai terendah Komite Audit yaitu 1 pada perusahaan Sinergi Inti
Plastindo Tbk. Sedangkan nilai tertinggi Komite Audit yaitu sebesar 5 pada
beberapa perusahaan.

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30

4. Secara keseluruhan rata-rata nilai proksi Kepemilikan Manajerial pada


sampel perusahaan yang digunakan sebesar 0,12082970 dan nilai standar
deviasi sebesar 0,206099327. Nilai terendah Kepemilikan Manajerial yaitu
0,000001 pada beberapa perusahaan. Sedangkan nilai tertinggi Kepemilikan
Manajerial yaitu sebesar 0,894444 pada perusahaan Beton Jaya Manunggal
Tbk tahun 2017-2019.
5. Secara keseluruhan rata-rata nilai proksi Kepemilikan Institusional pada
sampel perusahaan yang digunakan adalah sebesar 0,67509069 dan nilai
standar deviasi sebesar 0,252594147. Nilai terendah Kepemilikan
Institusional yaitu 0,011401 pada perusahaan Intan Wijaya Internasional
Tbk. Sedangkan nilai tertinggi Kepemilikan Institusional yaitu sebesar
1.00000 pada beberapa perusahaan.
6. Secara keseluruhan rata-rata nilai Pengungkapan Corporate Social
Responsibility pada sampel perusahaan yang digunakan adalah sebesar
0,17576244 dan nilai standar deviasi sebesar 0,107313745. Nilai terendah
Pengungkapan Corporate Social Responsibility yaitu 0,022472 pada
beberapa perusahaan. Sedangkan nilai tertinggi Pengungkapan Corporate
Social Responsibility yaitu sebesar 0,539326 pada perusahaan Semen
Indonesia Tbk tahun 2019.

4.3 Pengujian Hipotesis


4.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh dari dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil
pengujian hipotesis sebagai berikut:

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31

Tabel 4.2
Hasil Uji Regresi
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Error Beta T Sig.
1 (Constant) -0.085 0.058 -1.459 0.146
D. Komisaris 0.025 0.003 0.399 7.060 0.000*
Kom. Independen 0.162 0.059 0.145 2.725 0.007*
Komite Audit -0.001 0.016 -0.004 -0.074 0.941
Kep. Manajerial 0.112 0.044 0.214 2.565 0.011**
Kep. Institusional 0.129 0.035 0.304 3.676 0.000*

Sumber:Data Olahan SPSS 2020


* = Signifikan pada level (α) 1%
** = Signifikan pada level (α) 5%
*** = Signifikan pada level (α) 10%
Dari hasil uji regresi pada tabel 4.2, dapat diketahui bahwasanya rumus
persamaan yang dapat digunakan adalah:

CSRD= - 0,085 + 0,025 (DK) + 0,162 (DKI) - 0,001 (KA) + 0,112 (KM) + 0,129
(KI) + e

Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier berganda pada tabel 4.5 maka
dapat diketahui bahwa:

1. Nilai konstanta adalah sebesar – 0,085 yang menunjukan bahwa


nilai tersebut merupakan nilai murni apabila tidak ada variabel
lainya. Dengan asumsi lain ketika variabel komite audit, kepemilikan
manajerial, dewan komisaris, kepemilikan institusional dan dewan
komisaris independen bernilai nol atau tidak ada, maka nilai dari
pengungkapan csr adalah 0,085.
2. Variabel independen, dewan komisaris dalam model regresi
memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,025. Sehingga

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32

apabila nilai dewan komisaris meningkat 1 satuan maka nilai


Pengungkapan CSR akan naik sebesar 0,025. Berdasarkan tabel
diatas, dapat diketahui bahwasanya variabel dewan komisaris
berpengaruh positif signifikan terhadap Pengungkapan CSR. Karena
nilai signifikan dari dewan komisaris adalah sebesar 0,000 atau ≤ 0,1
3. Variabel independen, komisaris independen dalam model regresi
memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,162. Sehingga
apabila nilai dewan komisaris meningkat 1 satuan maka nilai
Pengungkapan CSR akan naik sebesar 0,162. Berdasarkan tabel
diatas, dapat diketahui bahwasanya variabel komisaris independen
berpengaruh positif signifikan terhadap Pengungkapan CSR. Karena
nilai signifikan dari komisaris independen adalah sebesar 0,007 atau
≤ 0,1.
4. Variabel independen, komite audit dalam model regresi memiliki
nilai koefisien regresi negatif sebesar - 0,001. Sehingga apabila nilai
dewan komisaris meningkat 1 satuan maka nilai Pengungkapan CSR
akan turun sebesar 0,001. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui
bahwasanya variabel komite audit berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap Pengungkapan CSR. Karena nilai signifikan dari
komite audit adalah sebesar 0,941 atau ≥ 0,1
5. Variabel independen, kepemilikan manajerial dalam model regresi
memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,112. Sehingga
apabila nilai dewan komisaris meningkat 1 satuan maka nilai
Pengungkapan CSR akan naik sebesar 0,112. Berdasarkan tabel
diatas, dapat diketahui bahwasanya variabel kepemilikan manajerial
berpengaruh positif signifikan terhadap Pengungkapan CSR. Karena
nilai signifikan dari kepemilikan manajerial adalah sebesar 0,011
atau ≤ 0,1
6. Variabel independen, kepemilikan institusional dalam model regresi
memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,129. Sehingga
apabila nilai dewan komisaris meningkat 1 satuan maka nilai

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33

Pengungkapan CSR juga akan naik sebesar 0,129. Berdasarkan tabel


diatas, dapat diketahui bahwasanya variabel kepemilikan
institusional berpengaruh positif signifikan terhadap Pengungkapan
CSR. Karena nilai signifikan dari kepemilikan institusional adalah
sebesar 0,000 atau ≤ 0,1, maka dapat disimpulkan bahwa

4.3.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)


Pengujian koefisien determinan merupakan pengujian yang bertujuan untuk
mengkaji kemampuan dari model regresi yang digunakan dalam mendeskripsikan
variabel dependen dalam penelitian. Nilai dari koefisien determinasi ini berada di
antara nol dan satu. Model regresi dianggap memiliki keterbatasan dalam
memprediksi dan mendeskripsikan variabel dependen apabila nilai koefisien berada
mendekati nol. Sedangkan model regresi dikatakan mampu memprediksi dan
mendeskripsikan variabel dependen jika nilai dari koefisien mendekati angka satu.
Berdasarkan Tabel 4.3 nilai koefisien dari hasil pengujian koefisien determinasi
yang ditunjukkan oleh Adjusted R Square adalah sebesar 0,190 atau 19%. Sehingga
dapat diartikan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
Pengungkapan CSR atau CSRD adalah sebesar 19% sedangkan sisanya sebesar
81% merupakan kontribusi dari faktor lain diluar penelitian.

Tabel 4.3
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Durbin-Watson
Square Estimate
1 .452a 0.204 0.19 0.096572175 1.603

Sumber: Data Olahan SPSS 2020

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34

4.3.3 Uji F
Merupakan proses pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh secara bersamaan atau simultan antara dua atau lebih variabel
bebas dalam model regresi terhadap variabel terikatnya (Ghozali, 2016). Hasil
pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai F adalah 14,761 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000. Maka dengan hasil tersebut, model regresi yang
digunakan dianggap mempunyai pengaruh simultan atau bersamaan terhadap
variabel terikatnya.

Hasil Uji F
Tabel 4.4
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
1 Regression 0.688 5 0.138 14.761 .000b
Residual 2.686 288 0.009
Total 3.374 293

Sumber: Olahan data SPSS 2020

4.3.4 Uji t
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh
secara parsial (Ghozali, 2018, p. 98). Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.2,
berdasarkan tabel tersebut dapat diambil informasi bahwasanya:

1. Nilai t variabel dewan komisaris adalah sebesar 7,060 dengan tingkat


signifikansi 0,000. Hal tersebut berarti, variabel dewan komisaris
berpengaruh positif signifikan terhadap Pengungkapan CSR. Maka H1
diterima dan H0 ditolak.
2. Nilai t variabel dewan komisaris independen adalah sebesar 2,725
dengan tingkat signifikansi 0,007. Hal tersebut berarti, variabel
komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap
Pengungkapan CSR. Maka H2 diterima dan H0 ditolak.

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35

3. Nilai t variabel komite audit adalah sebesar – 0,074 dengan tingkat


signifikansi 0,941. Hal tersebut berarti, variabel komite audit
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Pengungkapan CSR.
Maka H3 ditolak dan H0 diterima.
4. Nilai t variabel kepemilikan manajerial adalah sebesar 2,565 dengan
tingkat signifikansi 0,011. Hal tersebut berarti, variabel kepemilikan
manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap Pengungkapan CSR.
Maka H4 diterima dan H0 ditolak.
5. Nilai t variabel kepemilikan institusional adalah sebesar 3,676 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Hal tersebut berarti, variabel kepemilikan
institusional berpengaruh positif signifikan terhadap Pengungkapan
CSR. Maka H5 diterima dan H0 ditolak.

4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan CSR
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat diketahui bahwa variabel
independen dewan komisaris mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
pengungkapan CSR. Hal ini menunjukkan bahwasanya dewan komisaris dalam
suatu perusahaan dapat meningkatkan luas pengungkapan CSR. Fungsi dewan
komisaris dalam sebuah perusahaan adalah sebagai pihak yang memonitoring
kinerja perusahaan dan memberikan saran dan nasehat untuk kepada manajemen
selaku pihak yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola
perusahaan (Suprapti dkk, 2019). Hasil penelitian ini menguatkan penelitian Jahid
dkk. (2020); Jayanti dan Husaini (2018) bahwasanya jumlah dewan komisaris
memiliki hubungan positif dengan pengungkapan lingkungan. Tingginya proporsi
dewan komisaris dalam perusahaan, maka akan semakin banyak rekomendasi atau
masukan yang diberikan oleh dewan komisaris kepada manajemen. Selain itu,
adanya dewan komisaris dalam suatu entitas dirasa dapat membagikan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki, sehingga dapat digunakan manajer dalam proses
pengungkapan lingkungan perusahaan agar berjalan dengan efektif (Trireksani dan
Djajadikerta, 2016). Hal ini sesuai dengan teori agensi bahwa pengawasan terhadap

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36

kinerja manajemen akan semakin efektif jika proporsi dewan komisaris semakin
besar, hal tersebut juga dapat meminimalisir perilaku oportunis oleh pihak
manajemen perusahaan (Agustia, 2012).

4.4.2 Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Pengungkapan CSR


Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat diketahui bahwa variabel
independen dewan komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap
pengungkapan CSR. Hal tersebut menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris
independen dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan pengungkapan CSR.
Keberadaan seorang komisaris independen memegang peran penting dalam
melaksanakan pengawasan terhadap kinerja perusahaan sekaligus dapat memberi
saran dan masukan kepada manajer dalam memenuhi kepentingan stakeholders.
Adanya dewan komisaris independen juga dapat memberikan inspirasi kepada para
manajer untuk mengoptimalkan transparansi dan kualitas pengungkapan informasi
perusahaan (Habbash, 2016). Hasil penelitian ini menguatkan penelitian Agyemang
dkk. (2020) bahwasanya dewan komisaris independen memiliki hubungan positif
dengan pengungkapan CSR. Dewan komisaris independen memiliki peran besar
dalam mengawasi setiap kepentingan manajemen yang dirasa dapat merugikan
perusahaan. Tingginya proporsi dewan komisaris independen dalam perusahaan,
juga akan mendorong manajemen untuk mengungkapkan informasi terkait
lingkungan yang lebih luas dan sekaligus memastikan bahwa kebijakan yang dibuat
manajemen terkait pengungkapan lingkungan telah sesuai dengan kepentingan
stakeholders (Hermawan dan Gunardi, 2019). Selain itu keberadaan komisaris
independen dirasa dapat meminimalisir biaya agensi yang dikeluarkan perusahaan
dan dapat mengatasi permasalahan asimetris informasi di perusahaan. Hal ini
dikarenakan komisaris independen memiliki keahlian sebagai penghubung bisnis
ke lingkungan eksternal yang dapat menyelaraskan kepentingan stakeholders
(Giannarakis dkk. 2019). Penjelasan diatas sesuai dengan pandangan teori keagenan
bahwasanya seorang komisaris independen adalah elemen penting dari good
corporate governance yang dapat mengendalikan dan menyelesaikan masalah
keagenan di dalam perusahaan (Habbash, 2016).

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37

4.4.3 Pengaruh Komite Audit terhadap Pengungkapan CSR


Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat diketahui bahwa variabel
independen komite audit berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
pengungkapan CSR. Hal tersebut menunjukkan bahwa proporsi komite audit dalam
suatu perusahaan tidak dapat meningkatkan luas pengungkapan CSR. Hasil
penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Ashfaq and Rui
(2018) yang mengatakan bahwasanya komite audit memiliki pengaruh terhadap
pengungkapan aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan. Akan tetapi, hasil
penelitian ini menguatkan penelitian Barung (2018); Jahid dkk. (2020) bahwasanya
adanya komite audit dalam perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap
pengungkapan informasi sosial perusahaan. Hal ini karena keberadaan seorang
komite audit dalam perusahaan adalah untuk bertanggung jawab mengenai audit
terhadap penyusunan laporan keuangan, kinerja operasional dan pengendalian
internal perusahaan serta seleksi terhadap auditor eksternal, bukan berfokus pada
kebijakan profit keberlanjutan perusahaan. Selain itu, pembentukan komite audit
dalam perusahaan terkadang dilakukan hanya sebagai pemenuhan persyaratan dari
peraturan pemerintah tanpa mempertimbangkan kompetensinya. Hal ini terlihat
pada beberapa perusahaan publik yang sebagian besar diangkat hanya berdasarkan
kedekatan dengan dewan komisaris perusahaan (Hermawan dan Gunardi, 2019).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan prinsip dari teori agensi bahwasanya
tanggung jawab komite audit terhadap dewan komisaris dan fungsinya sebagai
pengawasan terhadap kinerja manajemen perusahaan tidak memberikan jaminan
pada efektivitas kinerja operasional perusahaan seperti dalam proses pengungkapan
informasi lingkungan (Lestari, 2020).

4.4.4 Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Pengungkapan CSR


Dari hasil pengujian hipotesis yang diperoleh, diketahui bahwasanya
variabel independen kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap variabel dependen pengungkapan CSR. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan dapat
meningkatkan luas pengungkapan CSR. Kepemilikan manajerial didefinisikan

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38

sebagai kepemilikan saham oleh jajaran manajemen yang secara aktif masih ikut
dapat pengambilan keputusan dalam perusahaan (Swarte, 2017). Adanya saham
yang dimiliki oleh manajemen diharapkan dapat mengatasi permasalahan biaya
agensi perusahaan dengan menyelaraskan setiap kepentingan antara pemegang
saham (Purwanty dkk. 2017). Hasil penelitian ini menguatkan penelitian Suprapti
dkk. (2019) bahwa tingginya saham yang dimiliki manajerial pada perusahaan,
akan menciptakan rasa kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar dimana
perusahaan beroperasi. Hal ini dikarenakan, kepemilikan saham manajer akan
menciptakan rasa kepemilikan terhadap perusahaan tersebut. Sehingga semaksimal
mungkin manajer akan berusaha untuk mengungkapkan informasi lingkungan
perusahaan agar citra perusahaan meningkat yang nantinya akan berdampak baik
pada kinerja perusahaan. Selain itu, adanya saham yang dimiliki oleh jajaran
manajemen diharapkan dapat mengurangi tindakan manipulasi laba oleh
manajemen dan juga membuat manajemen lebih bijak dalam hal pengambilan
keputusan strategis perusahaan (Listyaningsih dkk. 2018). Hal ini sejalan dengan
pandangan teori agensi bahwa, adanya saham yang dimiliki manajemen perusahaan
akan dapat menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham. Karena
manajer yang memiliki saham perusahaan akan ikut andil berkontribusi dalam
perumusan kebijakan pengungkapan CSR yang nantinya akan meningkatkan
legitimasi dan mempermudah aliran modal masuk ke perusahaan (Adel dkk. 2019).

4.4.5 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Pengungkapan CSR


Dari hasil pengujian hipotesis yang diperoleh, diketahui bahwasanya
variabel independen kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap variabel dependen pengungkapan CSR. Hal tersebut
menunjukkan bahwasanya adanya kepemilikan saham oleh investor institusi dalam
perusahaan dapat meningkatkan luas pengungkapan CSR. Habbash (2016)
mendefinisikan kepemilikan saham oleh institusional sebagai sekelompok investor
dari luar perusahaan yang memiliki pengalaman dan sumber daya yang cukup untuk
diinvestasikan ke perusahaan. Dengan modal pengalaman yang baik dan sumber
daya yang dimiliki diharapkan pengawasan terhadap kinerja dan kebijakan yang

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39

dibuat oleh manajemen akan berjalan efektif. Adanya kepemilikan saham oleh
investor institusi juga dapat meningkatkan proses pengawasan terhadap manajemen
yang telah diberikan wewenang untuk mengelola perusahaan. Hasil penelitian ini
menguatkan penelitian Nurleni dkk. (2018) bahwasanya tingginya saham yang
dimiliki oleh investor institusi dapat meningkatkan pengawasan terhadap kinerja
manajemen dan dapat menghalangi adanya tindakan oportunis dari para manajer.
Sehingga, dengan meningkatnya pengawasan dari para investor institusi akan
mendorong manajemen untuk melakukan pengungkapan informasi terkait
lingkungan (Rivandi, 2020). Hal tersebut sesuai dengan teori keagenan bahwasanya
dengan adanya saham yang dimiliki investor institusi, maka pengawasan terhadap
operasional perusahaan akan berjalan efektif, sehingga perilaku oportunis dari
manajer dan biaya agensi yang dikeluarkan oleh perusahaan akan dapat mudah
dikendalikan (Suprapti dkk. 2019).

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dari bab sebelumnya mengenai hasil yang diperoleh
dan pembahasannya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel dewan komisaris mempunyai


pengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. Maka dalam hal
ini berarti, tingginya proporsi dewan komisaris dalam perusahaan, maka
akan semakin banyak rekomendasi atau masukan yang didapatkan
manajemen dari dewan komisaris sehingga dapat digunakan dalam proses
pengungkapan lingkungan perusahaan agar berjalan dengan efektif (Jahid
dkk. 2020).
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komisaris independen
berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. Maka dalam
hal ini berarti, tingginya komisaris independen dalam perusahaan, akan
memberikan dorongan kepada manajemen untuk mengungkapkan informasi
terkait lingkungan lebih luas sekaligus memastikan bahwa kebijakan yang
dibuat manajemen terkait pengungkapan lingkungan telah sesuai dengan
kepentingan stakeholders (Hermawan dan Gunardi, 2019).
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komite audit berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap pengungkapan CSR. Hal ini dikarenakan
keberadaan komite audit dalam perusahaan adalah untuk bertanggung jawab
mengenai audit terhadap penyusunan laporan keuangan, kinerja operasional
dan pengendalian internal, bukan berfokus pada profit keberlanjutan
perusahaan (Jahid dkk. 2020)
4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial
berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. Artinya,
semakin besar kepemilikan saham manajerial pada perusahaan, maka akan
meningkatkan rasa kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar
dimana perusahaan beroperasi. Hal ini karena, kepemilikan saham oleh

40

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41

manajer dapat menciptakan rasa kepemilikan terhadap perusahaan tersebut,


sehingga manajer akan berusaha untuk mengungkapkan informasi
lingkungan perusahaan agar citra perusahaan meningkat (Suprapti dkk.
2019)
5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional
berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. Hal ini berarti,
tingginya saham yang dimiliki oleh investor institusi dapat meningkatkan
pengawasan terhadap kinerja manajemen (Nurleni dkk. 2018). Sehingga
dengan pengawasan yang optimal akan dapat mendorong manajemen untuk
meningkatkan pengungkapan informasi terkait lingkungan dengan efektif
(Rivandi, 2020).

5.2 Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambah jumlah sampel baik
dari rentang tahun pengambilan sampel maupun cakupan wilayah dari
sampel agar hasil penelitian lebih akurat dan relevan. Selain itu, penelitian
selanjutnya juga dapat mencari referensi media lain terkait informasi
pengungkapan lingkungan perusahaan bukan hanya dari annual report.
2. Bagi perusahaan, penelitian dapat digunakan sebagai referensi dalam
penyusunan kebijakan pengungkapan corporate social responsibility dan
juga dalam penerapan good corporate governance perusahaan.

5.3 Keterbatasan
Keterbatasan yang dialami dalam penelitian ini salah satunya adalah
hasil dari pengujian koefisien determinasi terbilang masih rendah hal ini
terlihat dari nilai adjusted R square sebesar 0,190 atau 19%. Maka dapat
disimpulkan bahwasanya kemampuan dari model regresi yang digunakan
dalam mendeskripsikan variabel dependen masih terbilang rendah. Sehingga
terdapat faktor lain diluar variabel penelitian sebesar 81%.

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

Adel, C., Hussain, M. M., Mohamed, E. K. A., & Basuony, M. A. K. (2019). Is


corporate governance relevant to the quality of corporate social
responsibility disclosure in large European companies? International
Journal of Accounting & Information Management, Vol 27 No. 2(Emerald
Publishing Limited), 301-332. doi:10.1108/IJAIM-10-2017-0118
Agustia, D. (2012). PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN DEWAN
KOMISARIS TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DAN REAKSI PASAR. Jurnal Ekonomi dan Keuangan.
Agyemang, A. O., Chengpeng, Z., Yusheng, K., & Shaibu, A. (2020). Impact of
board characteristics on environmental disclosures for listed mining
companies in China. Environmental Science and Pollution
Research(Springer ). doi:https://doi.org/10.1007/s11356-020-08599-2
Alazzani, A., Wan-Hussin, W. N., & Jones, M. (2019). Muslim CEO, women on
boards and corporate responsibility reporting: some evidence from
Malaysia. Journal of Islamic Accounting and Business Research, Vol. 10
No. 2(Emerald Publishing Limited).
Alim, M., & Destriana, U. (2016). PENGARUH KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, KOMITE AUDIT DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN. Jurnal Manajemen Bisnis, 5, 18-
23.
Anugrah, Y. R. (2020). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(Csr) Terhadap Earnings Response Coefficient (Erc) Dengan Kesempatan
Bertumbuh Sebagai Variabel Moderasi. Airlangga, Surabaya.
Anshori, M., & Iswati. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Airlangga
University Press.
Ashfaq, K., & Rui, Z. (2018). Revisiting the relationship between corporate
governance and corporate social and environmental disclosure practices in

42

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43

Pakistan. SOCIAL RESPONSIBILITY JOURNAL, VOL. 15 NO. 1(Emerald


Publishing Limited).
Barung, M. (2018). PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
KUALITAS PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT. urnal
Akuntansi & Keuangan Daerah, 13 No. 2.
Bassam, M., Qa’dan, A., & Suwaidan, M. S. (2019). Board composition, ownership
structure and corporate social responsibility disclosure: the case of Jordan.
SOCIAL RESPONSIBILITY JOURNAL(Emerald Publishing Limited).
Chariri, A., & Ghazali, I. (2007). Teori Akuntansi Semarang: Universitas
Diponegoro.
CSR.id. (2017). Peluncuran GRI Standards 2018: Membaca Arah Akuntabilitas
Masa Depan. Berita Ruang Wawasan.
Edison, A. (2017). STRUKTUR KEPEMILIKAN ASING, KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL
PENGARUHNYA TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) Jurnal Bisnis dan
Manajemen, 11.
Eisenhardt, K. (1989). Agency Theory: An Assesment and Review. Academy of
Management Review, 14, 57-74.
Ezhilarasi, & Kabra, K. C. (2017). The Impact of Corporate Governance Attributes
on Environmental Disclosures: Evidence from India. Indian Journal of
Corporate Governance(Institute of Public Enterprise SAGE Publications).
FCGI. (2001). Forum for Corporate Governance in Indonesia. Peranan Dewan
Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance.
Retrieved from http://www.fcgi.or.id/corporategovernance/articles.html
Fernandes, S. M., Bornia, A. C., & Nakamura, L. R. (2018). The influence of boards
of directors on environmental disclosure. Management Decision, Vol. 57
No. 9(Emerald Publishing Limited).
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Giannarakis, G., Andronikidis, A., & Sariannidis, N. (2019). Determinants of
environmental disclosure: investigating new and conventional corporate
governance characteristics. Springer Nature 2019(Springer
Science+Business Media).
GRI. (2021). Sustainability Reporting Guideline, Global Reporting Initiative.
Retrieved from www.globalreporting.org
Habbash, M. (2016). Corporate governance and corporate social responsibility
disclosure: evidence from Saudi Arabia. SOCIAL RESPONSIBILITY
JOURNAL, 12 NO. 4(Emerald Group Publishing Limited).
Hermawan, A., & Gunardi, A. (2019). MOTIVATION FOR DISCLOSURE OF
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: EVIDENCE FROM
BANKING INDUSTRY IN INDONESIA. ENTREPRENEURSHIP AND
SUSTAINABILITY ISSUES, 6 Number 3.
Jahid, M. A., Rashid, M. H. U., Haryono, S., Hossain, S. Z., & Jatmiko, B. (2020).
Impact of Corporate Governance Mechanisms on Corporate Social
Responsibility Disclosure of Publicly-Listed Banks in Bangladesh. Journal
of Asian Finance, Economics and Business, 7 No 6
Jayanti, K. R., & Husaini, A. (2018). PENGARUH GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), 15.
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior,
agency costs, and ownership structure. Journal of Financial Economics,,
3(4), 305–365.
Khan, A., Siddiqui, J., & Muttakin, M. B. (2012). Corporate Governance and
Corporate Social Responsibility Disclosures: Evidence from an Emerging
Economy. J Bus Ethics(Springer Science+Business Media).
doi:10.1007/s10551-012-1336-0

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45

Kilincarslan, E., Elmagrhi, M. H., & Li, Z. (2020). Impact of governance structures
on environmental disclosures in the Middle East and Africa. CORPORATE
GOVERNANCE, 20 NO. 4 2020(Emerald Publishing Limited), 739.
doi:10.1108/CG-08-2019-0250
Kirana, I. (2013). Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang
Lingkungan Dalam Menunjang Perolehan Program Penilaian Peringkat
Kinerja Perusahaan (PROPER) PT. Surya Kertas. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, 2 No.2.
Lestari, R. D. (2020). Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas
terhadap Sustainability Report Disclosure pada Perusahaan di Bursa Efek
Indonesia. Airlangga, Surabaya.
Listyaningsih, E., Dewi, R., & Baiti, N. (2018). The Effect Of Good Corporate
Governance On Corporate Social Responsibility Disclosure On Jakarta
Islamic Index. Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship, Vol.
4 No. 3. doi:10.17358/IJBE.4.3.273
Louvisa, D. E., Tarigan, L., & Sembiring, C. F. (2017). PENGARUH
PROFITABILTAS DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN. fundamental management journal, 2.
Mak, Y. T., Tan, S. M., & Bradbury, M. E. (2006). Board Characteristics, Audit
Committee Characteristics and Abnormal Accruals. Pacific Accounting
Review, 18 No. 2.
Mareta, A., & Fitriyah, F. K. (2017). PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN
DAN KEPEMILIKAN ASING TERHADAP NILAI PERUSAHAAN.
Sustainable Business Practice.
Marwiyah, S. (2019). Potret Penerapan GCG di Indonesia, Wawancara dengan
Ketua KNKG Mas Achmad Daniri. Upperline Media Korporasi Indonesia.
Maunders, K., Owen, D., & Gray, R. (1996). Corporate Social Reporting: Emerging
Trends in Accountability and Social Contract. Accounting, Auditing and
Accountability.
Naciti, V. (2019). Corporate governance and board of directors: The effect of a
board composition on firm sustainability performance. Journal of Cleaner

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46

Production(Elsevier Ltd).
doi:https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2019.117727
Nugraheni, P., & Khasanah, E. N. (2018). Implementation of the AAOIFI index on
CSR disclosure in Indonesian Islamic banks. Journal of Financial
Reporting and Accounting, Vol. 17 No. 3(Emerald Publishing Limited).
Nurleni, N., Bandang, A., Darmawati, & Amiruddin. (2018). The effect of
managerial and institutional ownership on corporate social responsibility
disclosure. International Journal of Law and Management, Vol. 60 No. 4.
doi:10.1108/IJLMA-03-2017-0078
Primadhyta, S. (2017). OJK: Praktik GCG Perusahaan Indonesia Masih Tertinggal.
CNN Indonesia.
Purwanty, N., Yuliandari, W. S., & Triyanto, D. N. (2017). PENGARUH
STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (STUDI PADA PERUSAHAAN NON-KEUANGAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA e-Proceeding of
Management, 4, 2619.
Reed, D. L., & Freeman, R. E. (1983). Stockholders And Stakeholders: A New
Perspective On Corporate Governance. Californian Management Review,
25 No. 2, 88-106.
Rivandi, M. (2020). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan High Profile di BEI.
Jurnal Ilmu Akuntansi, Volume 13 (2), 205 – 220.
Rustiarni, N. W. (2015). PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM
PADA PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY.
Jurnal Bisnis dan Manajemen.
Said, R., Zainuddin, Y. H., & Haron, H. (2015). The relationship between corporate
social responsibility disclosure and corporate governance characteristics in
Malaysian public listed companies. SOCIAL RESPONSIBILITY JOURNAL,
VOL. 5 NO. 2(Emerald Group Publishing Limited,).
Santoso, S. (2010). Statistik Multivariat. Jakarta: PT Gramedia.

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47

Shien, e. a. (2006). Financial Accounting Theory 3th editon: Pearson Prentice Hall.
Siregar, R. M. M. (2017). PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE
DAN KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK TERHADAP TINGKAT
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Jurnal
Profita, Ed. 6.
Sugiarto. (2009). Struktur Modal ,Struktur Kepemilikan Perusahaan,
Permasalahan Keagenan dan Informasi Asimetri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprapti, E., Fajari, F. A., & Anwar, A. S. H. (2019). Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Environmental Disclosure. Jurnal Ilmu Akuntansi,
Volume 12 (2), 215 – 226.
Swarte, W. (2017). PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN TATA
KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN
MANAJEMEN RISIKO. Jurnal Ekonomi dan Keuangan.
doi:10.24034/j25485024.y2019.v3.i4.4205
Trireksani, T., & Djajadikerta, H. G. (2016). Corporate Governance and
Environmental Disclosure in the Indonesian Mining Industry. Australasian
Accounting Business and Finance Journal and Authors, 10.
doi:10.14453/aabfj.v10i1.3
Wahyuningrum, I. F. S., Yanto, H., Oktavilia, S., Setyadharma, A., Yulianto, A., &
Triasi, A. (2020). Effect of Company Characteristics and Corporate
Governance on the Quantity of Environmental Disclosure. Earth and
Environmental Science(IOP Publishing). doi:10.1088/1755-
1315/448/1/012084

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48

LAMPIRAN 1
HASIL OLAH DATA

Hasil Statistik Deskriptif

Hasil Regresi Linier Berganda

Hasil Koefisen Determinasi

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49

Hasil Uji F

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50

LAMPIRAN 2
INDIKATOR GRI STANDARDS
KATEGORI EKONOMI
Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan
GRI 201
didistribusikan
Implikasi finansial serta risiko dan peluang
GRI 201
lain akibat dari perubahan iklim
Kinerja Ekonomi
Kewajiban program pensiun manfaat pasti
GRI 201
dan program pensiun lainya
Bantuan finansial yang diterima dari
GRI 201
pemerintah
Rasio standar upah karyawan entry-level
GRI 202 berdasarkan jenis kelamin terhadap upah
Keberadaan Pasar minimum regional
Proporsi manajemen senior yang berasal dari
GRI 202
masyarakat lokal
GRI 203 Investasi infrastruktur dan dukungan layanan
Dampak Ekonomi
Dampak ekonomi tidak langsung yang
Tidak Langsung GRI 203
signifikan
Praktik Pengadaan GRI 204 Proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal
KATEGORI LINGKUNGAN
Material yang digunakan berdasarkan berat
GRI 301
atau volume
Bahan/Material Material input dari daur ulang yang
GRI 301
digunakan
GRI 301 Produk reclaimed dan material kemasannya
GRI 302 Konsumsi energi dalam organisasi
GRI 302 Konsumsi energi di luar organisasi
GRI 302 Intensitas energi
Energi
GRI 302 Pengurangan konsumsi energi
Pengurangan pada energi yang dibutuhkan
GRI 302
untuk produk dan jasa
Interaksi dengan air sebagai sumber daya
GRI 303
bersama
Air Manajemen dampak yang berkaitan dengan
GRI 303
pembuangan air
GRI 303 Pengambilan air
Lokasi operasi yang dimiliki, disewa,
dikelola, atau berdekatan dengan, kawasan
Keragaman Hayati GRI 304 lindung dan kawasan dengan nilai
keanekaragaman hayati tinggi di luar
kawasan lindung

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51

Dampak signifikan dari kegiatan, produk, dan


GRI 304
jasa pada keanekaragaman hayati
GRI 304 Habitat yang dilindungi atau direstorasi
Spesies Daftar Merah IUCN dan spesies
GRI 304 daftar konservasi nasional dengan habitat
dalam wilayah yang terkena efek operasi
GRI 305 Emisi GRK (Cakupan 1) langsung
Emisi energi GRK (Cakupan 2) tidak
GRI 305
langsung
Emisi GRK (Cakupan 3) tidak langsung
GRI 305
lainnya
Emisi GRI 305 Intensitas emisi GRK
GRI 305 Pengurangan emisi GRK
GRI 305 Emisi zat perusak ozon (ODS)
Nitrogen oksida (NOX), sulfur oksida (SOX),
GRI 305
dan emisi udara signifikan lainnya
GRI 306 Pelepasan air berdasarkan kualitas dan tujuan
Limbah berdasarkan jenis dan metode
GRI 306
pembuangan
Efluen dan Limbah GRI 306 Tumpahan yang signifikan
GRI 306 Pengangkutan limbah berbahaya
Badan air yang dipengaruhi oleh pelepasan
GRI 306
dan/atau limpahan air
Kepatuhan Ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan
GRI 307
Lingkungan peraturan tentang lingkungan hidup
Seleksi pemasok baru dengan menggunakan
GRI 308
Asesmen Pemasok kriteria lingkungan
atas Lingkungan Dampak lingkungan negatif dalam rantai
GRI 308
pasokan dan tindakan yang telah diambil
GRI
Manajemen Pendekatan manajemen dan komponennya
103-2
KATEGORI SOSIAL
Perekrutan karyawan baru dan pergantian
GRI 401
karyawan
Tunjangan yang diberikan kepada karyawan
Kepegawaian
GRI 401 purnawaktu yang tidak diberikan kepada
karyawan sementara atau paruh waktu
GRI 401 Cuti melahirkan
Periode pemberitahuan minimum terkait
Relasi Manajemen GRI 402
perubahan operasional
Sistem manajemen keselamatan dan
K3 GRI 403
kesehatan kerja

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52

Identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan


GRI 403
investigasi insiden
GRI 403 Layanan kesehatan kerja
Partisipasi, konsultasi, dan komunikasi
GRI 403 pekerja tentang keselamatan dan kesehatan
kerja
Rata-rata jam pelatihan per tahun per
GRI 404
karyawan
Program untuk meningkatkan keterampilan
Pelatihan dan GRI 404 karyawan dan program bantuan peralihan
Pendidikan
Persentase karyawan yang menerima tinjauan
GRI 404 rutin terhadap kinerja dan pengembangan
karier
Keanekaragaman badan tata kelola dan
GRI 405
Keberagaman dan karyawan
Kesetaraan Peluang Rasio gaji pokok dan remunerasi perempuan
GRI 405
dibandingkan laki-laki
Seleksi pemasok baru dengan menggunakan
GRI 414
Asesmen Sosial kriteria sosial
Pemasok Dampak sosial negatif dalam rantai pasokan
GRI 414
dan tindakan yang telah diambil
GRI
Manajemen Pendekatan manajemen dan komponennya
103-2
Operasi-operasi yang telah melewati tinjauan
GRI 412
hak asasi manusia atau penilaian dampak
Pelatihan karyawan mengenai kebijakan atau
GRI 412
prosedur hak asasi manusia
Hak Asasi Manusia
Perjanjian dan kontrak investasi signifikan
yang memasukkan klausul-klausul hak asasi
GRI 412
manusia atau yang telah melalui penyaringan
hak asasi manusia
Insiden diskriminasi dan tindakan perbaikan
Non Diskriminasi GRI 406
yang dilakukan
Operasi dan pemasok di mana hak atas
Kebebasan
GRI 407 kebebasan berserikat dan perundingan
Berserikat
kolektif mungkin berisiko
Operasi dan pemasok yang berisiko
Pekerja Anak GRI 408
signifikan terhadap insiden pekerja anak
Operasi dan pemasok yang berisiko
Pekerja Paksa GRI 409 signifikan terhadap insiden kerja paksa atau
wajib kerja
Praktik Petugas keamanan yang dilatih mengenai
GRI 410
Pengamanan kebijakan atau prosedur hak asasi manusia

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53

Insiden pelanggaran yang melibatkan hak-


Hak Adat GRI 411
hak masyarakat adat
Seleksi pemasok baru dengan menggunakan
GRI 414
Asesmen Sosial kriteria sosial
Pemasok Dampak sosial negatif dalam rantai pasokan
GRI 414
dan tindakan yang telah diambil
GRI
Manajemen Pendekatan manajemen dan komponennya
103-2
Operasi dengan keterlibatan masyarakat
GRI 413 lokal, penilaian dampak, dan program
pengembangan
Masyarakat Lokal
Operasi yang secara aktual dan yang
GRI 413 berpotensi memiliki dampak negatif
signifikan terhadap masyarakat lokal
Operasi-operasi yang dinilai memiliki risiko
GRI 205
terkait korupsi
Komunikasi dan pelatihan tentang kebijakan
Anti Korupsi GRI 205
dan prosedur anti-korupsi
Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan
GRI 205
yang diambil
Kebijakan Publik GRI 415 Kontribusi politik
Langkah-langkah hukum untuk perilaku anti-
Anti Persaingan GRI 206
persaingan, praktik anti-trust dan monopoli
Kepatuhan Ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan
GRI 419
Sosioekonomi peraturan di bidang sosial dan ekonomi
Seleksi pemasok baru dengan menggunakan
GRI 414
Asesmen Sosial kriteria sosial
Pemasok Dampak sosial negatif dalam rantai pasokan
GRI 414
dan tindakan yang telah diambil
GRI
Manajemen Pendekatan manajemen dan komponennya
103-2
Penilaian dampak kesehatan dan keselamatan
GRI 416
Kesehatan dan dari berbagai kategori produk dan jasa
Keselamatan Insiden ketidakpatuhan sehubungan dengan
Pelanggan GRI 416 dampak kesehatan dan keselamatan dari
produk dan jasa
Persyaratan untuk pelabelan dan informasi
GRI 417
produk dan jasa
Pemasaran dan Insiden ketidakpatuhan terkait informasi dan
GRI 417
Pelabelan pelabelan produk dan jasa
Insiden ketidakpatuhan terkait komunikasi
GRI 417
pemasaran

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54

GRI 102 Kegiatan, merek, produk, dan jasa


Penungkapan Pendekatan untuk keterlibatan pemangku
umum GRI 102 kepentingan dan Topik utama dan hal-hal
yang diajukan
Pengaduan yang berdasar mengenai
Privasi Pelanggan GRI 418 pelanggaran terhadap privasi pelanggan dan
hilangnya data pelanggan
Kepatuhan Ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan
GRI 419
Sosioekonomi peraturan di bidang sosial dan ekonomi

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55

LAMPIRAN 3
TABULASI DATA

No Ticker Tahun DK DKI KA KM KI CSRD


1 SMBR 2017 5 0.2 3 0.000043 0.928076 0.348315
2 SMGR 2017 7 0.285714 4 0.000001 1 0.438202
3 WSBP 2017 4 0.5 2 0.000983 0.751698 0.224719
4 WTON 2017 7 0.4 3 0.001807 0.609872 0.348315
5 ARNA 2017 4 0.5 4 0.373224 0.546057 0.067416
6 IKAI 2017 2 0.5 4 0.016426 0.688346 0.191011
7 MARK 2017 2 0.5 3 0.035565 0.788221 0.044944
8 MLIA 2017 5 0.4 3 0.082671 0.672476 0.146067
9 ALKA 2017 3 0.333333 3 0.000118 0.933896 0.191011
10 ALMI 2017 4 0.5 3 0.016753 0.764842 0.101124
11 BTON 2017 2 0.5 3 0.894444 0.019636 0.157303
12 CTBN 2017 6 0.333333 3 0.000027 1 0.314607
13 GDST 2017 2 0.5 3 0.873290 0.106856 0.134831
14 INAI 2017 4 0.5 3 0.007064 0.672667 0.123596
15 ISSP 2017 5 0.4 3 0.000070 0.791741 0.134831
16 KRAS 2017 6 0.333333 3 0.000060 0.8 0.303371
17 LION 2017 3 0.33333 3 0.002489 0.576976 0.078652
18 LMSH 2017 3 0.333333 3 0.206489 0.322156 0.123596
19 NIKL 2017 3 0.333333 3 0.000115 0.851953 0.168539
20 PICO 2017 3 0.333333 2 0.000818 0.940115 0.078652
21 TBMS 2017 5 0.4 3 0.000571 0.862291 0.179775
22 AGII 2017 6 0.333333 3 0.044600 0.655401 0.202247
23 BRPT 2017 3 0.333333 3 0.711875 0.019084 0.157303
24 DPNS 2017 3 0.333333 3 0.000034 0.6 0.146067
25 INCI 2017 4 0.25 3 0.335813 0.02195 0.101124
26 MDKI 2017 5 0.4 3 0.078256 0.726242 0.123596

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56

27 SRSN 2017 8 0.375 3 0.345134 0.37311 0.179775


28 TPIA 2017 7 0.428571 3 0.000919 0.844158 0.292135
29 UNIC 2017 6 0.333333 3 0.000830 0.748213 0.146067
30 AKPI 2017 6 0.333333 3 0.045695 0.7 0.157303
31 APLI 2017 3 0.333333 3 0.267275 0.588039 0.089888
32 BRNA 2017 5 0.4 3 0.072409 0.8 0.202247
33 IMPC 2017 2 0.5 3 0.017001 0.922685 0.303371
34 PBID 2017 2 0.5 3 0.115450 0.746667 0.044944
35 TRST 2017 4 0.5 3 0.062686 0.577695 0.033708
36 YPAS 2017 3 0.333333 3 0.003517 0.894686 0.179775
37 CPIN 2017 3 0.333333 5 0.000032 1 0.202247
38 JPFA 2017 6 0.5 3 0.015264 0.856996 0.47191
39 MAIN 2017 5 0.6 5 0.001610 0.572392 0.202247
40 SULI 2017 4 0.5 3 0.256825 0.328545 0.213483
41 ALDO 2017 3 0.333333 3 0.145744 0.584056 0.213483
42 FASW 2017 4 0.25 3 0.137870 0.862129 0.258427
43 KDSI 2017 5 0.4 3 0.048189 0.8 0.168539
44 AMIN 2017 2 0.5 3 0.038888 0.567778 0.044944
45 KRAH 2017 4 0.5 3 0.000010 0.831495 0.044944
46 ASII 2017 12 0.333333 4 0.000399 1 0.337079
47 BOLT 2017 2 0.5 3 0.101818 0.261818 0.044944
48 GJTL 2017 9 0.2 3 0.011277 0.594999 0.191011
49 INDS 2017 3 0.333333 3 0.004352 0.881083 0.123596
50 MASA 2017 5 0.4 3 0.192780 0.317762 0.280899
51 NIPS 2017 3 0.333333 3 0.023745 0.199687 0.191011
52 PRAS 2017 3 0.333333 3 0.049563 0.540685 0.033708
53 SMSM 2017 2 0.5 3 0.079805 0.838696 0.146067
54 ARGO 2017 6 0.5 3 0.024163 0.548411 0.134831
55 HDTX 2017 3 0.333333 3 0.031678 1 0.146067
56 PBRX 2017 3 0.333333 3 0.034003 0.730036 0.101124

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57

57 POLY 2017 6 0.166667 3 0.013536 0.631152 0.044944


58 SRIL 2017 3 0.333333 3 0.000358 0.560713 0.213483
59 SSTM 2017 5 0.4 3 0.365991 0.409938 0.044944
60 TFCO 2017 3 0.333333 3 0.116843 0.672516 0.078652
61 TRIS 2017 3 0.333333 3 0.006992 0.668202 0.168539
62 IKBI 2017 3 0.333333 3 0.000950 0.921966 0.033708
63 JECC 2017 3 0.7 3 0.024348 0.9 0.235955
64 SCCO 2017 3 0.333333 3 0.047856 0.711515 0.134831
65 VOKS 2017 6 0.5 3 0.204314 0.637672 0.213483
66 PTSN 2017 3 0.33 3 0.700026 0.2 0.247191
67 ALTO 2017 2 0.5 3 0.022355 0.75818 0.022472
68 CEKA 2017 4 0.5 3 0.007563 0.92012 0.044944
69 HOKI 2017 3 0.333333 3 0.036977 0.66869 0.123596
70 INDF 2017 8 0.375 3 0.000157 0.5 0.438202
71 MYOR 2017 5 0.4 3 0.252203 0.59071 0.348315
72 PSDN 2017 6 0.333333 3 0.045822 0.70012 0.044944
73 SKLT 2017 3 0.333333 3 0.007680 1 0.247191
74 STTP 2017 3 0.333333 3 0.000874 0.6 0.11236
75 ULTJ 2017 3 0.333333 3 0.338437 0.368596 0.224719
76 GGRM 2017 4 0.5 3 0.006728 0.755469 0.202247
77 WIIM 2017 3 0.333333 3 0.567154 0.076708 0.292135
78 KAEF 2017 4 0.25 3 0.000765 1 0.359551
79 KLBF 2017 6 0.333333 3 0.000093 1 0.280899
80 PEHA 2017 3 0.333333 3 0.091931 0.567740 0.314607
81 PYFA 2017 4 0.5 4 0.230800 0.5385 0.123596
82 KINO 2017 4 0.5 3 0.105949 0.879125 0.247191
83 MBTO 2017 3 0.333333 2 0.000826 0.677503 0.134831
84 TCID 2017 6 0.5 3 0.001422 0.862834 0.292135
85 UNVR 2017 5 0.8 3 0.000001 1 0.393258
86 CINT 2017 2 0.5 3 0.002701 0.7 0.157303

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58

87 KICI 2017 3 0.333333 3 0.002268 0.83355 0.022472


88 LMPI 2017 2 0.5 3 0.682754 0.241724 0.033708
89 WOOD 2017 4 0.5 3 0.008919 0.792864 0.022472
90 HRTA 2017 3 0.333333 3 0.029850 0.730149 0.157303
91 SMBR 2018 5 0.4 3 0.000013 1 0.348315
92 SMGR 2018 7 0.285714 4 0.000001 1 0.438202
93 WSBP 2018 5 0.6 3 0.000510 0.6 0.348315
94 WTON 2018 7 0.428571 3 0.001896 0.665128 0.348315
95 AMFG 2018 6 0.333333 3 0.000184 0.848292 0.314607
96 ARNA 2018 4 0.5 3 0.373224 0.546995 0.101124
97 CAKK 2018 2 0.5 3 0.454666 0.296019 0.11236
98 MARK 2018 2 0.5 3 0.046304 0.788221 0.05618
99 MLIA 2018 5 0.4 3 0.082671 0.672476 0.146067
100 ALKA 2018 3 0.333333 3 0.000118 0.930686 0.157303
101 ALMI 2018 3 0.333333 3 0.016753 0.764842 0.235955
102 BTON 2018 2 0.5 3 0.894444 0.013061 0.123596
103 CTBN 2018 6 0.333333 3 0.000027 1 0.258427
104 GDST 2018 3 0.333333 3 0.869494 0.106454 0.101124
105 INAI 2018 3 0.333333 3 0.008830 0.625982 0.089888
106 ISSP 2018 5 0.4 3 0.000028 0.751006 0.213483
107 KRAS 2018 6 0.333333 3 0.000015 0.8 0.404494
108 LION 2018 3 0.333333 3 0.002566 0.71105 0.078652
109 LMSH 2018 3 0.333333 3 0.206489 0.322156 0.067416
110 NIKL 2018 3 0.333333 3 0.000115 0.84482 0.224719
111 PICO 2018 3 0.333333 3 0.000391 0.940115 0.078652
112 TBMS 2018 5 0.4 3 0.000544 0.862291 0.202247
113 AGII 2018 6 0.333333 3 0.056738 0.919855 0.157303
114 BRPT 2018 3 0.333333 3 0.732031 0.242288 0.280899
115 DPNS 2018 2 0.5 3 0.001996 0.66673 0.258427
116 INCI 2018 3 0.333333 3 0.336148 0.021334 0.202247

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59

117 MDKI 2018 5 0.4 3 0.099532 0.844495 0.191011


118 MOLI 2018 7 0.285714 3 0.289823 0.593189 0.101124
119 SRSN 2018 8 0.375 3 0.290304 0.422541 0.134831
120 TPIA 2018 7 0.428571 3 0.001394 0.848877 0.303371
121 UNIC 2018 6 0.333333 3 0.00083 0.689369 0.179775
122 AKPI 2018 6 0.333333 3 0.045695 0.700259 0.179775
123 APLI 2018 2 0.5 3 0.277459 0.590496 0.123596
124 BRNA 2018 5 0.4 3 0.071689 0.103017 0.168539
125 IMPC 2018 2 0.5 2 0.017141 0.898125 0.202247
126 PBID 2018 2 0.5 2 0.114663 0.769197 0.134831
127 TRST 2018 3 0.333333 3 0.062686 0.577695 0.022472
128 YPAS 2018 3 0.333333 3 0.003517 0.894686 0.101124
129 CPIN 2018 3 0.333333 3 0.000004 1 0.179775
130 JPFA 2018 6 0.5 3 0.014318 0.833899 0.348315
131 MAIN 2018 5 0.6 5 0.003105 0.837409 0.146067
132 SULI 2018 4 0.5 3 0.256825 0.33605 0.191011
133 ALDO 2018 3 0.333333 3 0.143216 0.584056 0.179775
134 FASW 2018 3 0.7 3 0.084503 0.8708 0.325843
135 KDSI 2018 3 0.333333 3 0.044093 0.794779 0.179775
136 AMIN 2018 2 0.5 3 0.038888 0.629426 0.089888
137 GMFI 2018 3 0.333333 3 0.000070 0.769146 0.292135
138 KRAH 2018 3 0.7 3 0.000004 0.362319 0.033708
139 ASII 2018 10 0.3 4 0.000496 1 0.213483
140 BOLT 2018 3 0.333333 3 0.224000 0.576 0.11236
141 GJTL 2018 10 0.3 3 0.012359 0.594999 0.146067
142 INDS 2018 3 0.333333 3 0.004352 0.903131 0.078652
143 MASA 2018 5 0.4 3 0.211339 0.684388 0.235955
144 PRAS 2018 3 0.333333 3 0.049563 0.540685 0.033708
145 SMSM 2018 2 0.5 3 0.079848 0.836688 0.179775
146 ARGO 2018 5 0.4 3 0.005595 0.560698 0.101124

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60

147 HDTX 2018 3 0.333333 3 0.03153 0.954021 0.134831


148 PBRX 2018 3 0.333333 3 0.038347 0.748745 0.05618
149 POLY 2018 6 0.333333 3 0.013536 0.631152 0.033708
150 SRIL 2018 3 0.333333 3 0.010677 0.590296 0.224719
151 SSTM 2018 5 0.4 3 0.365991 0.409938 0.044944
152 TFCO 2018 4 0.5 3 0.116888 0.672516 0.078652
153 TRIS 2018 3 0.333333 3 0.006992 0.89683 0.213483
154 ZONE 2018 3 0.333333 3 0.752823 0.15 0.05618
155 IKBI 2018 3 0.333333 3 0.00095 0.921966 0.033708
156 JECC 2018 4 0.5 3 0.024669 0.901477 0.269663
157 SCCO 2018 3 0.333333 3 0.047856 0.838993 0.202247
158 VOKS 2018 6 0.333333 3 0.206702 0.401027 0.134831
159 PTSN 2018 3 0.333333 3 0.700026 0.252483 0.314607
160 ALTO 2018 2 0.5 3 0.022355 0.390486 538
161 CEKA 2018 3 0.333333 3 0.007563 0.920119 0.146067
162 FOOD 2018 3 0.333333 3 0.000015 0.769229 0.078652
163 GOOD 2018 3 0.333333 3 0.102707 0.389551 0.11236
164 HOKI 2018 3 0.333333 3 0.015040 0.854346 0.101124
165 INDF 2018 8 0.375 3 0.000166 0.500671 0.314607
166 MYOR 2018 5 0.4 3 0.252199 0.590708 0.292135
167 PCAR 2018 2 0.5 2 0.001125 0.829201 0.067416
168 PSDN 2018 6 0.333333 3 0.045822 0.700129 0.05618
169 SKLT 2018 3 0.333333 3 0.008624 1 0.213483
170 STTP 2018 2 0.5 3 0.032629 0.567634 0.05618
171 ULTJ 2018 3 0.333333 3 0.345085 0.362949 0.11236
172 GGRM 2018 4 0.5 3 0.006729 0.755469 0.202247
173 WIIM 2018 3 0.333333 3 0.563950 0.081925 0.280899
174 KAEF 2018 5 0.4 4 0.000013 0.944761 0.292135
175 KLBF 2018 7 0.428571 3 0.000809 0.942914 0.213483
176 PEHA 2018 4 0.5 3 0.091776 0.566078 0.157303

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61

177 PYFA 2018 4 0.5 4 0.299561 0.538461 0.123596


178 TSPC 2018 5 0.6 3 0.000451 0.852339 0.022472
179 KINO 2018 4 0.5 3 0.107536 0.874133 0.269663
180 MBTO 2018 3 0.333333 2 0.000827 0.677503 0.044944
181 TCID 2018 5 0.4 3 0.001258 0.738253 0.213483
182 UNVR 2018 6 0.8 3 0.000001 1 0.41573
183 CINT 2018 2 0.5 3 0.002707 0.718991 0.179775
184 KICI 2018 3 0.333333 3 0.002269 0.880818 0.033708
185 LMPI 2018 2 0.5 3 0.682755 0.235211 0.033708
186 WOOD 2018 4 0.5 3 0.008920 0.792864 0.089888
187 HRTA 2018 3 0.333333 3 0.029851 0.730149 0.168539
188 SMBR 2019 5 0.4 3 0.000013 1 0.337079
189 SMGR 2019 7 0.285714 4 0.000001 1 0.539326
190 WSBP 2019 5 0.6 3 0.000510 0.6 0.348315
191 WTON 2019 6 0.5 3 0.000378 0.609872 0.370787
192 ARNA 2019 4 0.5 3 0.373224 0.547812 0.067416
193 CAKK 2019 2 0.5 3 0.454666 0.341508 0.101124
194 MARK 2019 2 0.5 3 0.049840 0.788221 0.05618
195 MLIA 2019 5 0.4 3 0.000267 0.672476 0.123596
196 ALKA 2019 3 0.333333 3 0.000118 0.930686 0.123596
197 ALMI 2019 3 0.333333 3 0.016656 0.754488 0.179775
198 BTON 2019 2 0.5 3 0.894444 0.013061 0.089888
199 CTBN 2019 6 0.333333 3 0.000014 1 0.258427
200 GDST 2019 3 0.333333 3 0.869494 0.106454 0.134831
201 GGRP 2019 9 0.333333 3 0.450601 0.138868 0.247191
202 INAI 2019 3 0.333333 3 0.106585 0.672667 0.235955
203 ISSP 2019 5 0.4 3 0.000028 0.756540 0.179775
204 KRAS 2019 6 0.333333 3 0.000254 0.889515 0.337079
205 LION 2019 3 0.333333 3 0.002567 0.711050 0.078652
206 LMSH 2019 3 0.333333 3 0.206490 0.322156 0.089888

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62

207 NIKL 2019 3 0.333333 3 0.000115 0.854060 0.146067


208 PICO 2019 3 0.333333 3 0.000391 0.763612 0.05618
209 PURE 2019 3 0.333333 3 0.00432 0.780231 0.123596
210 TBMS 2019 5 0.4 3 0.000544 0.862291 0.247191
211 AGII 2019 6 0.333333 3 0.059445 0.911165 0.213483
212 BRPT 2019 4 0.5 3 0.718228 0.283528 0.247191
213 DPNS 2019 2 0.5 3 0.666730 0.059056 0.247191
214 INCI 2019 3 0.333333 3 0.337302 0.011401 0.269663
215 MDKI 2019 5 0.4 3 0.100620 0.844142 0.292135
216 MOLI 2019 6 0.333333 3 0.218719 0.598759 0.033708
217 SRSN 2019 6 0.333333 3 0.279283 1 0.213483
218 TPIA 2019 7 0.428571 3 0.000014 0.857374 0.235955
219 UNIC 2019 6 0.333333 3 0.000831 0.689459 0.123596
220 AKPI 2019 6 0.333333 3 0.045695 0.700259 0.157303
221 APLI 2019 2 0.5 3 0.284980 0.588039 0.101124
222 BRNA 2019 5 0.4 3 0.050959 0.794852 0.202247
223 ESIP 2019 2 0.5 1 0.149375 0.55375 0.033708
224 IMPC 2019 2 0.5 2 0.016857 0.898125 0.247191
225 PBID 2019 3 0.333333 3 0.083605 0.760663 0.078652
226 SMKL 2019 3 0.333333 3 0.01565 0.808824 0.033708
227 TRST 2019 3 0.333333 3 0.062686 0.577695 0.05618
228 YPAS 2019 3 0.333333 3 0.003517 0.894686 0.247191
229 JPFA 2019 6 0.5 3 0.014283 0.925948 0.382022
230 SIPD 2019 3 0.333333 3 0.001396 0.944661 0.393258
231 IFII 2019 3 0.333333 3 0.127497 0.866266 0.101124
232 SULI 2019 4 0.5 3 0.256938 0.400855 0.258427
233 ALDO 2019 3 0.333333 3 0.097417 0.778071 0.11236
234 KDSI 2019 3 0.333333 3 0.044093 0.799286 0.168539
235 SWAT 2019 2 0.5 3 0.007800 0.772208 0.022472
236 AMIN 2019 2 0.5 3 0.038889 0.629426 0.078652

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63

237 ARKA 2019 3 0.333333 3 0.000625 0.749380 0.067416


238 GMFI 2019 4 0.5 3 0.00002 1 0.438202
239 ASII 2019 10 0.3 4 0.000606 1 0.247191
240 BOLT 2019 3 0.333333 3 0.224 0.576 0.11236
241 GJTL 2019 7 0.428571 3 0.011255 0.594999 0.157303
242 INDS 2019 3 0.333333 3 0.004089 0.935329 0.067416
243 PRAS 2019 3 0.333333 3 0.049563 0.540685 0.033708
244 SMSM 2019 2 0.5 3 0.079805 0.836111 0.146067
245 ARGO 2019 5 0.4 3 0.005596 0.560698 0.05618
246 HDTX 2019 3 0.333333 3 0.029629 1 0.078652
247 PBRX 2019 3 0.333333 3 0.041902 0.917481 0.101124
248 POLU 2019 5 0.4 3 0.000053 0.799947 0.134831
249 POLY 2019 6 0.333333 3 0.013537 0.631152 0.033708
250 SRIL 2019 3 0.333333 3 0.010678 0.590296 0.179775
251 SSTM 2019 4 0.5 3 0.365991 0.634009 0.044944
252 TFCO 2019 4 0.5 3 0.116905 0.504662 0.157303
253 TRIS 2019 3 0.333333 3 0.002403 1 0.258427
254 ZONE 2019 2 0.5 3 0.523082 0.341746 0.258427
255 IKBI 2019 3 0.33333 3 0.000951 0.921966 0.146067
256 JECC 2019 4 0.5 3 0.024669 0.901477 0.213483
257 SCCO 2019 3 0.333333 3 0.047856 0.842404 0.191011
258 VOKS 2019 7 0.428571 3 0.142905 0.581161 0.247191
259 PTSN 2019 3 0.333333 3 0.700026 0.261299 0.292135
260 SLIS 2019 2 0.5 3 0.0375 0.712525 0.292135
261 AISA 2019 4 0.5 3 0.000093 0.623704 0.258427
262 ALTO 2019 2 0.5 3 0.022355 0.405545 0.022472
263 CLEO 2019 3 0.333333 3 0.009953 0.8125 0.168539
264 DMND 2019 4 0.5 3 0.502 0.141091 0.258427
265 FOOD 2019 3 0.333333 3 0.000002 0.769319 0.078652
266 GOOD 2019 5 0.4 3 0.102100 0.433573 0.11236

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64

267 HOKI 2019 3 0.333333 3 0.015017 0.848608 0.224719


268 IKAN 2019 2 0.5 3 0.44128 0.55872 0.044944
269 INDF 2019 8 0.375 3 0.000157 0.500671 0.337079
270 KEJU 2019 2 0.5 3 0.66 0.133533 0.146067
271 MYOR 2019 5 0.4 3 0.252283 0.590708 0.202247
272 PCAR 2019 2 0.5 3 0.002654 0.813891 0.05618
273 PSDN 2019 6 0.333333 3 0.045822 0.7 0.033708
274 PSGO 2019 3 0.333333 3 0.084881 0.883257 0.146067
275 SKLT 2019 3 0.333333 3 0.008624 1 0.157303
276 STTP 2019 2 0.5 3 0.032584 0.730924 0.168539
277 ULTJ 2019 4 0.5 3 0.360142 0.363814 0.11236
278 GGRM 2019 4 0.5 3 0.006729 0.755469 0.202247
279 ITIC 2019 2 0.5 3 0.638511 0.231165 0.134831
280 WIIM 2019 3 0.333333 3 0.380269 0.050975 0.303371
281 INAF 2019 3 0.333333 2 0.000008 1 0.438202
282 KLBF 2019 6 0.5 3 0.003027 0.940731 0.337079
283 PEHA 2019 4 0.5 3 0.092397 0.56774 0.382022
284 PYFA 2019 4 0.5 4 0.299561 0.538461 0.078652
285 TSPC 2019 5 0.4 3 0.000459 0.852339 0.022472
286 KINO 2019 4 0.5 3 0.099779 0.88345 0.258427
287 MBTO 2019 3 0.333333 2 0.000826 0.677503 0.179775
288 TCID 2019 5 0.4 3 0.001258 0.849631 0.292135
289 UNVR 2019 5 0.8 3 0.000001 1 0.516854
290 CINT 2019 2 0.5 3 0.002699 0.787865 0.348315
291 KICI 2019 3 0.333333 3 0.002269 0.893471 0.05618
292 LMPI 2019 2 0.5 3 0.682755 0.241426 0.078652
293 WOOD 2019 3 0.333333 3 0.00005 1 0.089888
294 HRTA 2019 3 0.333333 3 0.004195 1 0.213483

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65

LAMPIRAN 4

LEMBAR PLAGIARISM

SKRIPSI PENGARUH GOOD CORPORATE... FIRGIAWAN ALDRIDA ZAEN

Anda mungkin juga menyukai