Anda di halaman 1dari 115

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE


GOVERNANCE TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
TERBUKA DI BURSA EFEK
INDONESIA

OLEH

LIDYA THERESIA BANGUN


100502070

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE


TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
TERBUKA DI BURSA EFEK
INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai


pengaruh Good Corporate Governance (komisaris independen, komite audit, dan
kepemilikan institusional) terhadap profitabilitas dengan indikator Return on Asset
dan Return on Equity perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2010-2012. Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yaitu,
Leverage dan Ukuran Perusahaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif
dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data diperoleh dari hasil
publikasi Bursa Efek Indonesia mengenai data perusahaan, laporan kinerja
perusahaan, laporan keuangan dan tahunan, serta buku-buku referensi, internet,
dan literatur ilmiah yang berhubungan dengan penelitian. Metode pengumpulan
data dilakukan dengan strategi arsip (archival), yaitu data dikumpulkan dari
catatan atau basis data yang sudah ada. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis statistik deskriptif dan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara simultan variabel komisaris independen, komite audit,
dan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas (ROA dan ROE) perusahaan. Secara parsial, variabel komisaris
independen dan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap ROA dan ROE perusahaan, sementara komite audit berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap ROA dan ROE perusahaan pertambangan terbuka di
Bursa Efek Indonesia.

Kata kunci: Good Corporate Governance, komisaris independen, komite audit,


kepemilikan institusional, Return on Asset, Return on Equity

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

ANALYSIS OF THE EFFECT OF GOOD CORPORATE


GOVERNANCE ON THE FIRM PROFITABILITY
OF PUBLIC MINING COMPANIES LISTED
IN INDONESIAN STOCK
EXCHANGE

The purpose of this study is to obtain the empirical evidence about the effect
of Good Corporate Governance (board of directors, audit committee, and
institutional ownership) on the firm profitability using indicators, Return on Asset
and Return on Equity of public mining companies listed in Indonesian Stock
Exchange from 2010 to 2012. This study also used several control variables are
Leverage and firm size. The type of this study is associative research and the type
of data is quantitative. Those are obtained from the data published by Indonesian
Stock Exchange about companies profile, company performance report, financial
statement and annual report, reference books, internet, and scientific literature
related to this study. Collecting data is undertaken by using archival strategy, data
is collected from existing records and data basis. The analysis methods used is
descriptive statistics and multiple linear regression analysis. The result of this
study shows that board of directors, audit committee, and institutional ownership
variable simultaneously have a significant positive effect on the firm profitability
(ROA and ROE). Partially, board of directors and institutional ownership do not
affect profitability (ROA and ROE) significantly while audit committee has a
negative effect on the firm profitability (ROA and ROE) of public mining
companies listed in Indonesian Stock Exchange.

Keywords: Good Corporate Governance, board of directors, audit committee,


institutional ownership, Return on Asset, Return on Equity

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa menyertai

dengan kasih setia dan berkat-Nya, terkhusus dalam perkuliahan, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Good Corporate

Governance terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan

Terbuka di Bursa Efek Indonesia”

Skripsi ini merupakan persembahan terindah buat orang tua tercinta Irwan

Petrus Bangun dan Lasniroha Sagala yang senantiasa mendoakan, mencukupi

segala kebutuhan dana, nasehat-nasehat yang berharga, serta kasih sayang yang

selalu menyertai perjalanan hidup penulis.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua

pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME dan Dra. Marhayanie, M.Si, selaku ketua dan

sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Dra. Friska Sipayung, M.Si,

selaku ketua dan sekretaris Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


4. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachrudin, SE, MBA, Ak., selaku Dosen Pembimbing

penulis yang telah memberikan koreksi dan masukan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Ibu Dra.Nisrul Irawati, MBA, selaku dosen Pembaca Penilai penulis yang

banyak membantu dan membimbing dan menyelesaikan skripsi ini.

6. Kakak dan adik-adikku tersayang (Citra Maria Bangun, Fransiska Nirmala

Bangun, Erika Valentine Bangun, Christa Bella Bangun, dan Meilan Sagala),

serta pamanku Rudy Markus Sagala yang telah memberikan dukungan moril

dan doa, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

7. Sahabat-sahabat terbaikku Nona Siswanto, Lidya Vie, Ristha, dan Masta.

Sahabat Onara (Abet hth, Afriani Desy, Agelina, Annie Maria, dan Ariyanti),

8. Saudara-saudari dalam KMK St.Ignatius Loyola, UKM KMK St. Albertus

Magnus, dan Selsiloam, dan teman-teman S1 Manajemen stambuk 2010 yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang tidak berhenti mendoakan,

memberi semangat, dan menghibur selama ini.

Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan

mungkin skripsi ini banyak memiliki kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua

pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membaca.

Medan, Agustus 2014

Lidya Theresia Bangun

NIM : 100502070

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK …………………………………………………………… i
ABSTRACT …………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… viii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… ix

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah......................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 9


2.1 Good Corporate Governance ........................................................ 9
2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance ............................ 9
2.1.2 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ...................... 11
2.1.3 Manfaat Good Corporate Governance ................................ 12
2.1.4 Tujuan Penerapan Good Corporate Governance ................ 13
2.1.5 Implementasi Good Corporate Governance ........................ 15
2.1.5.1 Komisaris Independen ............................................. 15
2.1.5.2 Komite Audit ........................................................... 16
2.1.5.3 Kepemilikan Institusional ........................................ 16
2.2 Profitabilitas ................................................................................... 17
2.2.1 Pengertian Profitabilitas ....................................................... 17
2.2.2 Rasio Profitabilitas ............................................................... 18
2.2.2.1 Return On Asset (ROA) ........................................... 19
2.2.2.2 Return on Equity (ROE) .......................................... 19
2.2.3 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas ............................. 19
2.3 Leverage ......................................................................................... 20
2.4 Ukuran (Size) Perusahaan .............................................................. 21
2.5 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 22
2.6 Kerangka Konseptual ..................................................................... 25
2.7 Hipotesis ........................................................................................ 27

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 28


3.1 Jenis Penelitian............................................................................... 28
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 28
3.3 Batasan Operasional ....................................................................... 28
3.4 Definisi Operasional ...................................................................... 29
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 32

Universitas Sumatera Utara


3.6 Jenis Data ....................................................................................... 33
3.7 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 34
3.8 Teknik Analisis Data...................................................................... 34
3.8.1 Analisis Deskriptif ............................................................... 34
3.8.2 Analisis Statistik Regresi Linear Berganda ......................... 34
3.8.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................ 35
3.8.4 Pengujian Hipotesis ............................................................. 38
3.8.4.1 Uji Serempak (Uji-F) ROA ..................................... 39
3.8.4.2 Uji Serempak (Uji-F) ROE ...................................... 40
3.8.4.3 Uji Parsial (Uji-t) ROA ........................................... 41
3.8.4.4 Uji Parsial (Uji-t) ROE ............................................ 42
3.9 Koefisien Determinasi (R2) ........................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………… 45


4.1 Gambaran Umum Perusahaan Pertambangan di Indonesia ……… 45
4.2 Hasil Penelitian…………………………………………………… 54
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ……………………………….. 54
4.2.2 Analisis Statistik…………………………………………… 56
4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik ……………………………………. 56
4.2.2.2 Analisis Regresi Linear Berganda ……………………. 69
4.2.2.3 Pengujian Hipotesis…………………………………… 70
4.3 Pembahasan………………………………………………………. 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………… 86


5.1 Kesimpulan……………………………………………………….. 86
5.2 Saran……………………………………………………………… 88

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 90

LAMPIRAN ............................................................................................... 92

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman


1.1 Pemeringkatan Realisasi Investasi Dalam Negeri
Periode 2010-September
2013..................................................................................... 4
1.2 Pemeringkatan Realisasi Investasi Luar Negeri
Periode 2010-2013................. ............................................. 4
1.3 Kinerja Keuangan dan GCG Beberapa Perusahaan
Tambang .............................................................................. 6
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu.......................................... 22
3.1 Daftar Sampel Perusahaan ................................................... 32
3.2 Hubungan Antar Variabel.................................................... 44
4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ............................... 54
4.2 Uji Kolmogorov-Smirnov ROA ........................................... 60
4.3 Uji Kolmogorov-Smirnov ROE ........................................... 60
4.4 Glejser Test ROA ................................................................ 61
4.5 Glejser Test ROE................................................................. 61
4.6 Hasil Runs Test ROA........................................................... 63
4.7 Hasil Runs Test ROE ........................................................... 63
4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ROA......................................... 64
4.9 Hasil Uji Multikolinearitas ROE ......................................... 65
4.10 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda (ROA) ................. 66
4.11 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda (ROE) .................. 68
4.12 Hasil Uji-F ROA.................................................................. 70
4.13 Hasil Uji-F ROE .................................................................. 71
4.14 Hasil Uji-t ROA................................................................... 73
4.15 Hasil Uji-t ROE ................................................................... 74
4.16 Variables Entered/Removed (ROA) .................................... 76
4.17 Variables Entered/Removed (ROE) .................................... 76
4.18 Hubungan Antarvariabel ..................................................... 77
4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi ROA ................................ 77
4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi ROE ................................ 78
4.21 Jumlah Kepemilikan Institusional
pada Beberapa Perusahaan Pertambangan
dan Perusahaaan Manufaktur Tahun 2012 .......................... 81

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman


2.1 Kerangka Konseptual ……………………………………. 27
4.1 Histogram Variabel Dependen (ROA) ..........................… 57
4.2 Histogram Variabel Dependen (ROE) ............................. 57
4.3 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ROA… 58
4.4 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ROE.... 59

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman


1 Daftar Perusahaan Pertambangan Terbuka yang
Menjadi Sampel di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2012 ……………………………………………….. 89
2 Data Profitabilitas dan GCG Perusahaan
Pertambangan Terbuka di Bursa Efek Indonesia
Periode 2008-2012 .................………………………….... 78
3 Data Hasil Pengolahan SPSS ……………………………. 80

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE


TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
TERBUKA DI BURSA EFEK
INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai


pengaruh Good Corporate Governance (komisaris independen, komite audit, dan
kepemilikan institusional) terhadap profitabilitas dengan indikator Return on Asset
dan Return on Equity perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2010-2012. Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yaitu,
Leverage dan Ukuran Perusahaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif
dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data diperoleh dari hasil
publikasi Bursa Efek Indonesia mengenai data perusahaan, laporan kinerja
perusahaan, laporan keuangan dan tahunan, serta buku-buku referensi, internet,
dan literatur ilmiah yang berhubungan dengan penelitian. Metode pengumpulan
data dilakukan dengan strategi arsip (archival), yaitu data dikumpulkan dari
catatan atau basis data yang sudah ada. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis statistik deskriptif dan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara simultan variabel komisaris independen, komite audit,
dan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas (ROA dan ROE) perusahaan. Secara parsial, variabel komisaris
independen dan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap ROA dan ROE perusahaan, sementara komite audit berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap ROA dan ROE perusahaan pertambangan terbuka di
Bursa Efek Indonesia.

Kata kunci: Good Corporate Governance, komisaris independen, komite audit,


kepemilikan institusional, Return on Asset, Return on Equity

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

ANALYSIS OF THE EFFECT OF GOOD CORPORATE


GOVERNANCE ON THE FIRM PROFITABILITY
OF PUBLIC MINING COMPANIES LISTED
IN INDONESIAN STOCK
EXCHANGE

The purpose of this study is to obtain the empirical evidence about the effect
of Good Corporate Governance (board of directors, audit committee, and
institutional ownership) on the firm profitability using indicators, Return on Asset
and Return on Equity of public mining companies listed in Indonesian Stock
Exchange from 2010 to 2012. This study also used several control variables are
Leverage and firm size. The type of this study is associative research and the type
of data is quantitative. Those are obtained from the data published by Indonesian
Stock Exchange about companies profile, company performance report, financial
statement and annual report, reference books, internet, and scientific literature
related to this study. Collecting data is undertaken by using archival strategy, data
is collected from existing records and data basis. The analysis methods used is
descriptive statistics and multiple linear regression analysis. The result of this
study shows that board of directors, audit committee, and institutional ownership
variable simultaneously have a significant positive effect on the firm profitability
(ROA and ROE). Partially, board of directors and institutional ownership do not
affect profitability (ROA and ROE) significantly while audit committee has a
negative effect on the firm profitability (ROA and ROE) of public mining
companies listed in Indonesian Stock Exchange.

Keywords: Good Corporate Governance, board of directors, audit committee,


institutional ownership, Return on Asset, Return on Equity

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini, dalam era globalisasi dan pasar terbuka, perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan lingkungan organisasi yang kondusif agar dapat

meningkatkan kepercayaan investor terhadap berbagai sektor bisnis yang ada di

Indonesia. Kepercayaan investor ini diperoleh dengan meyakinkan investor bahwa

dana yang diberikan investor tersebut digunakan secara tepat dan seefisien

mungkin serta memastikan manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan

perusahaan.

Salah satu tujuan penting perusahaan adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham melalui peningkatan nilai

perusahaan (Bringham dan Houston, 2001). Peningkatan nilai perusahaan dapat

dicapai dengan menciptakan keunggulan bersaing secara berkesinambungan

sehingga nantinya dapat mencapai laba yang ditargetkan. Laba tersebut akan

dibagikan kepada investor/pemegang saham sehingga tujuan tadi tercapai. Salah

satu cara yang dapat perusahaan pakai untuk mencapai tujuan tersebut adalah

dengan menerapkan Good Corporate Governance (GCG). (Steger dan amann,

2008: 24)

Good Corporate Governance (GCG) atau lebih dikenal dengan tata kelola

perusahaan yang baik merupakan alternatif terbaik yang dapat perusahaan lakukan

untuk menciptakan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan kinerja

perusahaan, mengurangi risiko terhadap keputusan dewan yang mungkin hanya

Universitas Sumatera Utara


menguntungkan diri sendiri, dan yang utama penerapan GCG dapat meningkatkan

kepercayaan investor. GCG penting untuk memperbaiki citra perusahaan,

khususnya bagi perusahaan publik di Indonesia yang dikenal praktik korupsinya

masih sangat tinggi. Tingginya tingkat korupsi yang terjadi ini merupakan

indikasi bahwa penerapan GCG masih lemah di Indonesia. Ini membuktikan

bahwa pengabaian terhadap GCG tidak hanya berakibat negatif pada kinerja

perusahaan tetapi juga perekonomian nasional.

Good corporate governance (GCG) secara definitif merupakan sistem

yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah

(value added) untuk semua stakeholder. Ada dua hal yang ditekankan dalam

konsep ini, pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh

informasi dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya dan kedua, kewajiban

perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat

waktu, dan transparans terhadap semua informasi kinerja perusahaan,

kepemilikan, dan stakeholder (Steger dan Amann, 2008: 4).

Dalam Good Corporate Governance (GCG) terkandung empat prinsip

positif bagi pengelolaan perusahaan, yaitu: transparansi (transparency),

akuntanbilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), dan

kewajaran (fairness). Dengan prinsip yang terkandung tersebut membuat GCG

menjadi salah satu faktor penting bagi investor dalam hal berinvestasi di suatu

perusahaan. Prinsip-prinsip dasar dari GCG pada dasarnya memiliki tujuan untuk

memberikan kemajuan terhadap kinerja perusahaan, salah satunya adalah

profitabilitas. Investor maupun calon investor senantiasa akan menganalisa

Universitas Sumatera Utara


laporan keuangan perusahaan sebelum melakukan investasi, terutama melihat

profitabilitas perusahaan. (Sutedi, 2012: 4)

Secara umum, profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan

perusahaan untuk memperoleh laba dalam periode tertentu. Profitabilitas dapat

diukur (Sinuraya, 1999:30) melalui kemampuan perusahaan mempertahankan

kebijakan dividen yang stabil sementara pada saat yang sama dapat

mempertahankan kenaikan kekayaan pemilik (pemegang saham) dalam

perusahaan.

Profitabilitas dapat dianalisis dengan beberapa metode perhitungan rasio,

yakni Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA dapat dihitung

dengan membandingkan laba bersih dan total aset. Semakin tinggi rasio ini,

berarti berarti perusahaan semakin efektif menggunakan aktiva yang dimilikinya

untuk menghasilkan laba (Van Horne dan Wachowicz, 2005: 224). ROE dapat

dihitung dengan membandingkan laba bersih dan ekuitas pemegang saham. ROE

yang tinggi sering kali mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang

investasi yang baik dan manajemen yang efektif. Akan tetapi, jika perusahaan

telah memilih untuk menerapkan tingkat upah yang tinggi berdasarkan standar

industri, ROE yang tinggi hanyalah merupakan hasil dari asumsi risiko keuangan

yang berlebihan. (Van Horne dan Wachowicz, 2005:226).

Riset The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) tahun

2002, menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan GCG adalah

kepatuhan terhadap peraturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi GCG

merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama

Universitas Sumatera Utara


menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi GCG berhubungan dengan

peningkatan citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan GCG akan

mengalami perbaikan citra, dan peningkatan nilai perusahaan.

Perusahaan tambang merupakan salah satu industri yang paling diminati

investor untuk menginvestasikan modalnya. Data dari Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan sektor pertambangan masih menjadi

sektor yang sangat diminati oleh para pemilik modal, baik dari dalam negeri

maupun luar negeri hingga tahun 2013. Hal ini dapat dilihat dari pemeringkatan

realisasi investasi berdasarkan sektor industri yang disajikan pada Tabel 1.1:

Tabel 1.1
Pemeringkatan Realisasi Investasi Dalam Negeri
Periode 2010-September 2013 (Rp Miliar)
No Sektor Industri Realisasi Investasi
1 Makanan 48.421,42
2 Transportasi, Gudang, dan Komunikasi 41.445,53
3 Listrik, Gas, dan Air 38.236,21
4 Pertambangan 31.750,02
5 Tanaman Pangan dan Perkebunan 31.458,20
catatan: di luar investasi migas, perbankan, dan lembaga keuangan nonbank.
sumber: www.bkpm.go.id (data diolah)

Tabel 1.2
Pemeringkatan Realisasi Investasi Luar Negeri
Periode 2010-2013 (US$ Juta)
No Sektor Industri Realisasi Investasi
1 Pertambangan 14.891,57
2 Transportasi, Gudang, dan Komunikasi 13.129,08
3 Kimia dan Farmasi 8.172,86
4 Logam, Mesin, dan Elektronik 8.142,00
5 Listrik, Gas, dan Air 7.029,87
catatan: di luar investasi migas, perbankan, dan lembaga keuangan nonbank.
sumber: www.bkpm.go.id (data diolah)

Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 menunjukkan 5 (lima) industri dengan penanaman

modal terbesar, baik dalam maupun luar negeri dari tahun 2010 sampai 2013. Dari

Universitas Sumatera Utara


tabel realisasi investasi dalam negeri dapat dilihat bahwa sektor pertambangan

berada di posisi keempat dengan total investasi sebesar Rp 31.750,02 miliar,

sementara dari tabel realisasi investasi luar negeri, sektor pertambangan berada di

posisi pertama dengan total investasi sebesar US$ 14.891,57 juta. Hal ini

menandakan bahwa sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang paling

diminati para pemilik modal dalam kurun waktu kurang lebih empat tahun

terakhir, khususnya para pemilik modal asing.

Dari tabel tersebut kita ketahui bahwa industri ini memerlukan investasi

yang besar sehingga diperlukan pengelolaan yang baik yang dapat meningkatkan

nilai maupun kinerja perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan mudah untuk

menarik investor menanamkan modalnya di perusahaan. Pada periode 2010

sampai 2012 terdapat beberapa perusahaan dalam industri ini yang mengalami

fluktuasi kinerja yang diproksikan dengan menggunakan indikator rasio keuangan

Return on Asset (ROA). Berikut adalah tabel yang menunjukkan kinerja dan GCG

pada beberapa perusahaan tambang.

Tabel 1.3
Kinerja Keuangan dan Mekanisme Good Corporate Governance
Beberapa Perusahaan Pertambangan Terbuka
Periode 2010-2012

Universitas Sumatera Utara


Good Corporate Governance (GCG)
ROA Komisaris Komite Kepemilikan
No. Nama Perusahaan Tahun
(%) Independen Audit Institusional
(%) (Orang) (%)
1. Bumi Resources Tbk. 2010 3,55 25 4 5,16
2011 2,88 25 3 29,18
2012 -9,59 25 3 29,18
2. Darma Henwa Tbk. 2010 0,13 50 3 47,33
2011 -5,92 50 3 47,33
2012 -9,43 33 3 39,29
3. Delta Dunia Makmur 2010 -2,08 20 3 40,05
Tbk. 2011 -0,81 23 3 40,05
2012 -1,32 36 3 39,96
4. Medco Energi 2010 3,65 22 5 50,88
Internasional Tbk. 2011 3,62 18 5 58,19
2012 0,23 18 5 57,50
5. MYOH Technology 2010 11,49 28 3 83,39
Tbk. 2011 -0,78 22 3 69,48
2012 2,80 25 3 78,14
6. Cita Mineral 2010 6,99 50 3 96,53
Investindo 2011 14,89 33 3 96,53
2012 12,00 33 3 96,53
Sumber: www.idx.co.id (Data Diolah)

Tabel 1.3 memperlihatkan bagaimana profitabilitas dan pengelolaan

perusahaan (GCG) beberapa perusahaan tambang. Pada tabel tersebut kita lihat

bahwa profitabilitas yang diproksikan oleh ROA mengalami fluktuasi baik

penurunan maupun peningkatan. Misalnya pada perusahaan Bumi Resources

Tbk., terdapat penurunan ROA dari tahun 2010 sampai tahun 2012, yaitu sebesar

3,55% pada tahun 2010, 2,88% pada tahun 2011, dan -9,59 pada tahun 2012.

Padahal bila kita lihat dari jumlah keanggotaan komite audit sudah dapat

dikatakan baik, sesuai dengan Surat Edaran BEJ SE-008/BEJ/12-2001. Dalam

Surat Edaran tersebut dinyatakan bahwa keanggotaan komite audit terdiri dari

sekurang-kurangnya tiga orang termasuk ketua komite.

Universitas Sumatera Utara


Pada perusahaan MYOH Technology Tbk., pada tahun 2010 sampai 2011

terjadi penurunan ROA yang drastis, yaitu dari 0,13% menjadi -5,92. Hal ini

dipengaruhi oleh penurunan komisaris independen dari 28% menjadi 22%, yang

berarti bahwa pengawasan di perusahaan berkurang. Dan juga penurunan dari

kepemilikan institusional dari 83,39% menjadi 69,48%, yang berarti bahwa

institusi yang menanamkan investasi di perusahaan berkurang persentasinya.

Fenomena yang terjadi di perusahaan ini sesuai dengan teori yang telah

dikemukakan sebalumnya tentang GCG yang mempengaruhi profitabilitas

perusahaan.

Profitabilitas yang buruk pada perusahaan tambang ini juga menarik untuk

diperhatikan mengingat bahwa perusahaan pada industri tambang mengeruk

kekayaan alam Indonesia yang telah tersedia. Hal ini mungkin disebabkan karena

masih lemahnya partisipasi pelaku industri pertambangan dalam

mentransparansikan pembayaran setoran penerimaannya kepada negara. Di mana

salah satu hasil laporan menyatakan bahwa Pemerintah mencatat penerimaan

pajak penghasilan Rp 2,93 trilyun lebih dari apa yang dilaporkan dibayar oleh

perusahaan pertambangan. Penyebab perbedaan ini yang terbesar adalah berasal

dari dua perusahaan batubara besar di Indonesia yang merupakan anak usaha

Bumi Resources. (Yayasan Transparansi Sumberdaya Ekstraktif, www.pwyp-

indonesia .org)

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dibuktikan apakah penerapan GCG

dapat meningkatkan profitabilitas keuangan. Sehingga penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul, “Pengaruh Mekanisme Good Corporate

Universitas Sumatera Utara


Governance terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Tambang di Bursa

Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti

merumuskan masalah, yaitu: “apakah ada pengaruh antara mekanisme Good

Corporate Governance (GCG) terhadap profitabilitas dalam penelitian ini dibatasi

pada ROA dan ROE?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang hendak diteliti, maka adapun tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris apakah

ada pengaruh mekanisme Good Corporate Governance (GCG) terhadap

Profitabilitas (ROA dan ROE).

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini menambah pengetahuan peneliti mengenai pengaruh penerapan

GCG terhadap profitabilitas serta sebagai sarana pengaplikasian ilmu yang

telah diperoleh selama masa perkuliahan, khususnya dalam hal penelitian.

2. Bagi Perusahaan-perusahaan di Indonesia

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi para pemangku

kepentingan mengenai mekanisme Good Corporate Governance (GCG) dan

Universitas Sumatera Utara


seberapa besar pengaruhnya terhadap profitabilitas sehingga mampu

meningkatkan nilai perusahaannya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan untuk mengembangkan

penelitian yang berkenaan dengan pengaruh penerapan GCG terhadap

profitabilitas suatu perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Good Corporate Governance (GCG)


2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance (GCG)

Dalam Keputusan Menteri BUMN (KEP-117/M-MBU/2002) tentang

Good Corporate Governance, ditetapkan, yang dimaksud dengan Corporate

Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN

untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna

mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap

memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan

perundangan dan nilai-nilai etika. Organ adalah Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS), komisaris dan Direksi untuk Perusahaan Perseroan (PERSERO), dan

Pemilik Modal, Dewan Pengawas dan Direksi untuk Perusahaan Umum

(PERUM) dan Perusahaan Jawatan (PERJAN). BUMN wajib menerapkan GCG

secara konsisten dan atau menjadikan GCG sebagai landasan operasionalnya.

Menurut The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang

dimaksud dengan Corporate Governance adalah serangkaian mekanisme yang

mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan agar operasional perusahaan

berjalan sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan (stakeholders).

Pengertian Good Corporate Governance (GCG) merupakan struktur, sistem, dan

proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan sebgai upaya untuk memberi

nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan

Universitas Sumatera Utara


tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan moral, etika,

budaya dan aturan berlaku lainnya.

Definisi menurut Cadbury mengatakan bahwa Good Corporate

Governance adalah mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar tercapai

keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan perusahaan. Adapun Center for

European Policy Study (CEPS), memformlasikan GCG adalah seluruh sistem

yang dibentuk mulai dari hak (right), proses dan pengendalian baik yang ada di

dalam maupun di luar manajemen perusahaan, dengan catatan bahwa hak di sini

adalah hak dari seluruh stakeholders dan bukan hanya terbatas kepada satu

stakeholder saja. Noensi, seorang pakar GCG dari Indo Consult, mendefinisikan

GCG adalah menjalankan dan mengembangkan perusahaan dengan bersih, patuh

pada hukum yang berlaku dan peduli terhadap lingkungan yang dilandasi nilai-

nilai sosial budaya yang tinggi. (Sutedi, 2012:1)

Sementara itu, OECD (Organization for Economic Co-Operation and

Development) memberikan pengertian GCG sebagai suatu bentuk hubungan

antara manajemen suatu perusahaan, board of directors, pemegang saham, dan

stakeholder lainnya. Hubungan ini meliputi berbagai aturan dan insentif

terbentuknya struktur dan tujuan perusahaan yang pasti, dan cara mencapai tujuan

serta pengawasan kinerja perusahaan. Corporate Governance yang efektif

menciptakan sistem yang dapat menjaga keseimbangan dalam pengendalian

perusahaan, sehingga dapat ditekan seminimal mungkin peluang-peluang

terjadinya korupsi, penyalahgunaan wewenang masing-masing organ perusahaan,

menciptakan insentif bagi manajer untuk memaksimalkan produktivitas

Universitas Sumatera Utara


penggunaan aset dan sumber daya lainnya, sehingga dicapai hasil uasaha yang

maksimal. (Sutedi, 2012:30)

2.1.2 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Sutedi (2012:4), unsur-unsur GCG secara umum adalah sebagai

berikut:

1. Fairness (keadilan), menjamin perlindungan hak para pemegang saham dan

menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor.

2. Transparancy (transparansi), mewajibkan adanya suatu informasi yang

terbuka, tepat waktu, serta jelas dan dapat diperbandingkan, yang

menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan, dan kepemilikan

perusahaan.

3. Accountability (akuntabilitas), menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta

mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen

dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh Dewan Komisaris.

4. Responsibility (pertanggungjawaban), memastikan dipatuhinya peraturan-

peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cermin dipatuhinya nilai-nilai

sosial.

Sementara dalam Keputusan Menteri BUMN (KEP-117/M-MBU/2002)

tentang Good Corporate Governance, prinsip-prinsip GCG adalah:

1. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan

keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan

relevan mengenai perusahaan;

Universitas Sumatera Utara


2. Kemandirian, yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara

profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak

manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

3. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban

Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;

pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan

terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip

korporasi yang sehat;

4. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-

hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2.1.3 Manfaat Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), penerapan

GCG dalam rangka pemenuhan kepatuhan, atau karena kebutuhan, maupun

memanfaatkan pembelajaran yang ada, dapat memberikan manfaat bagi

perusahaan antara lain:

a. Mempertahankan going concern perusahaan

b. Meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan pasar

c. Mengurangi agency cost dan cost of capital

d. Meningkatkan kinerja, efisiensi dan pelayanan kepada stakeholders

e. Melindungi organ dari intervensi politik dan tuntutan hukum, dan

f. Membantu terwujudnya good corporate citizen

Universitas Sumatera Utara


Penerapan GCG juga memberikan manfaat kepada organ dan anggota

perusahaan dalam mendukung pencapaian kinerja perusahaan, pemenuhan

akuntabilitas, mengurangi agency cost, menjaga independensi dan

profesionalisme organ dan anggota perusahaan, memenuhi kepatuhan, mengelola

risiko dan hal-hal yang berdampak pada kesinambungan perusahaan, serta

mewujudkan hubungan kerja yang beretika, adil dan bermartabat. (IICG: 2013)

Bagi mitra bisnis dan para pihak yang berkepentingan lainnya

(stakeholders), mendapatkan manfaat dari perusahaan yang telah menerapkan

GCG yaitu jaminan produk dan layanan yang berkualitas, komitmen dalam

praktik bisnis yang beretika dan memenuhi tingkat kepatuhan yang baik,

komitmen dalam ketepatan dan kewajaran pemenuhan perjanjian bisnis/kerja dan

proses pengadaan, keterbukaan informasi dan menerima keluhan serta saran dan

masukan dari stakeholders.

Komitmen para pengelola terhadap penerapan GCG dan bisnis yang

beretika dapat memberikan kontribusi bagi terciptanya dunia bisnis yang

terpercaya dan bermartabat sehingga mampu mendorong pertumbuhan industri

secara khusus dan perekonomian nasional.

2.1.4 Tujuan Penerapan Good Corporate Governance (GCG)

Secara umum, penerapan prinsip GCG secara konkret, memiliki tujuan

terhadap perusahaan sebagai berikut (Surya, 2008:68):

1. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing;

2. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah;

Universitas Sumatera Utara


3. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja ekonomi

perusahaan;

4. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari stakeholder terhadap

perusahaan;

5. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.

Dari berbagai tujuan tersebut, pemenuhan kepentingan seluruh stakeholder

secara seimbang berdasarkan peran dan fungsinya masing-masing dalam suatu

perusahaan, merupakan tujuan utama yang hendak dicapai.

Sementara tujuan GCG menurut Keputusan Menteri nomor 11 tahun 2002

tentang Good Corporate Governance, yaitu:

1. Penerapan GCG pada BUMN, bertujuan untuk; memaksimalkan nilai BUMN

dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat

dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing

yang kuat, baik secara nasional maupun internasional;

2. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, transparan dan efisien,

serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ;

3. Mendorong agar Organ dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan

dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap perundang-

undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial

BUMN terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar

BUMN;

4. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional;

5. Meningkatkan iklim investasi nasional;

Universitas Sumatera Utara


6. Mensukseskan program privatisasi.

2.1.5 Implementasi Good Corporate Governance

2.1.5.1 Komisaris Independen

Komisaris independen adalah komisaris yang bukan merupakan anggota

manajemen, pemegang saham mayoritas, pejabat atau dengan cara lain yang

berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas

dari suatu perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan. Di Indonesia,

dewan komisaris merupakan dewan yang bersifat pasif dan tidak dapat

menjalankan fungsi pengawasannya secara efektif terhadap direksi. Atau

sebaliknya, peran komisaris yang terlalu kuat dalam perusahaan, sehingga sering

kali melakukan intervensi terhadap kebijakan direksi. Fenomena ini menjadi

masalah pada perusahaan terbatas biasa, namun akan berbeda halnya bila

perusahaan tersebut telah go public. Sikap pasif ini atau sikap yang

mengintervensi setiap kebijakan yang diambil direksi tersebut pada akhirnya akan

dapat merugikan kepentingan pemegang saham (minoritas) serta para stakeholder

lainnya. (Sutedi, 2012:134-135)

Keberadaan komisaris independen diharapkan dapat bersikap netral

terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh direksi. Peraturan BEJ mewajibkan

perusahaan yang sahamnya tercatat di BEJ untuk memiliki komisaris independen

sekurang-kurangnya 30% dari jajaran anggota dewan komisaris yang dapat dipilih

dahulu melalui RUPS sebelum pencatatan dan mulai efektif bertindak sebagai

komisaris independen setelah saham perusahaan tersebut tercatat.

Universitas Sumatera Utara


2.1.5.2 Komite Audit

Komite audit adalah organ tambahan yang diperlukan dalam pelaksanaan

prinsip GCG. Komite audit ini dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan

pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi

direksi dalam melaksanakan pengelolaan perusahaan serta melaksanakan tugas

penting berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan. Komite audit ini memiliki

kewenangan dan fasilitas untuk mengakses data perusahaan.

Komite audit merupakan organ yang dibentuk dan berada di bawah dewan

komisaris. Keberadaan komite audit dalam suatu perseroan terbatas untuk

membantu pemberdayaan (empowerment) dewan komisaris. Oleh karena itu,

pertanggungjawaban komite audit kepada dewan komisaris. (Sutedi, 2012:142)

2.1.5.3. Kepemilikan Institusional

Kebanyakan pemegang saham perorangan kurang mempedulikan hak-hak

mereka seperti menggunakan hak suara dan mengawasi kegiatan board of director

dan manajemen perusahaan, ini dikarenakan jumlah saham yang mereka miliki

relatif kecil, hal ini berbeda dengan institusional ownership yang memiliki jumlah

saham yang relatif besar. Oleh karena itu, peran institusional ownership dalam

perwujudan CG semakin meningkat karena dapat mengurangi agency problem

dengan cara melakukan pengawasan yang lebih efektif. (Bathala et al. dalam

Hutagalung, 2012: 39)

Universitas Sumatera Utara


2.2 Profitabilitas

2.2.1 Pengertian Profitabilitas

Menurut Kasmir (2008:196), profitabilitas merupakan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode waktu tertentu, sebab untuk

dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan

yang menguntungkan/profitable. Oleh karena itulah, para pemilik maupun pihak

manajemen akan berusaha meningkatkan keuntungan ini karena mereka

menyadari betul pentingnya keuntungan ini bagi masa depan perusahaan. Dari

kemampuan ini dapat juga digambarkan bagaimana efektivitas manajemen

perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya.

Sumber daya yang ada dalam perusahaan seperti kegiatan penjualan, kas,

modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya diberdayakan

sedemikian rupa untuk menghasilkan laba (profit) bagi perusahaan. Sehingga

dapat dikatakan bahwa profitabilitas itu merupakan perbandingan antara laba

dengan modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.

Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba merupakan bagian dari

kinerja perusahaan. Menurut Brigham dalam bukunya “Managerial Finance”

menyebutkan, profitability is the result of a large number of policies and

decision. Profitabilitas menjadi sebuah indikator dalam kinerja keuangan

perusahaan jangka panjang. Dan kinerja keuangan ini nantinya dapat dilihat

melalui analisis laporan keuangan.

Profitabilitas suatu perusahaan juga menjadi dasar dalam pembagian

dividen perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan

Universitas Sumatera Utara


mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang ditanamkannya dalam

perusahaan. Profitabilitas yang tinggi dapat menarik hati para investor untuk

menanamkan sejumlah dana untuk memperluas usaha, sebaliknya profitabilitas

yang rendah menyebabkan para investor bisa saja menarik dananya dari

perusahaan.

Profitabilitas yang tinggi juga akan menunjukkan apakah perusahaan

tersebut memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang. Karena itu,

perusahaan berusaha meningkatkan profitabilitasnya agar kelangsungan hidup

perusahaannya terjamin. Sehingga berdasarkan gambaran di atas, dapat kita

simpulkan bahwa profitabilitas berbicara tentang tingkat kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dengan menggunakan sumber-

sumber yang dimiliki oleh perusahaan baik yang berhubungan dengan penjualan,

jumlah aktiva, maupun modal sendiri.

2.2.2 Rasio Profitabilitas

Oleh karena profitabilitas dipandang sebagai salah satu dasar penilaian

kondisi perusahaan, maka dibutuhkan alat analisis untuk dapat menilainya. Rasio

profitabilitas merupakan alat analisis untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas

manajemen dalam mengelola perusahaannya. Hasil pengukuran ini dijadikan alat

untuk mengevaluasi kinerja manajemen, apakah telah berjalan secara efektif atau

tidak. Jika pada akhirnya didapati kegagalan dalam mencapai target, maka harus

diselidiki di mana letak kesalahannya untuk dijadikan acuan dalam merencanakan

pencapaian laba di masa yang akan datang. Efektivitas manajemen ini mencakup

Universitas Sumatera Utara


kegiatan fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumberdaya

manusia, dan operasional.

Ada beberapa rasio yang digunakan untuk menghitung profitabilitas

menurut Kasmir (2008), yaitu:

2.2.2.1 Return On Asset (ROA)

Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.

Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih

cepat berputar dan meraih laba.

2.2.2.2 Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) ini mengukur kemampuan perusahaan

menyediakan pendapatan bagi para pemilik saham atas modal yang mereka

investasikan di dalam perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas suatu usaha.

Secara umum, semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tingginya pula

tingkat penghasilan yang diperoleh para pemegang saham.

2.2.3 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi

pihak luar perusahaan (Kasmir, 2008 :197), antara lain:

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu

periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang.

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

Universitas Sumatera Utara


5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik

modal pinjaman maupun modal sendiri.

6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal sendiri.

7. dan tujuan lainnya.

Manfaat yang diperoleh adalah :

1. mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu

periode

2. mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang

3. mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu

4. mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri

5. mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik

modal pinjaman maupun modal sendiri

6. manfaat lainnya.

2.3 Leverage

Leverage keuangan dapat didefinisikan sebagai penggunaan potensial

biaya keuangan tetap untuk meningkatkan pengaruh perubahan dalam laba

sebelum bunga dan pajak (EBIT) terhadap laba per lembar saham perusahaan

(Warsono, 2003: 217). Leverage (Sadalia, 2010 : 128) digunakan untuk

menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana

yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi

pemilik perusahaan. Dengan memperbesar tingkat leverage berarti bahwa tingkat

ketidakpastian dari return yang diperoleh akan semakin tinggi pula tetapi pada

Universitas Sumatera Utara


saat yang sama hal tersebut juga dapat memperbesar return yang diperoleh.

Semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi serta

semakin besar tingkat return atau penghasilan yang diharapkan.

Salah satu rasio yang digunakan dalam menghitung leverage perusahaan

adalah Debt to Equity Ratio (DER) (Kasmir, 2008). Debt to Equity Ratio

merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini

dicari dengan cara membandingkan seluruh hutang perusahaan dengan seluruh

ekuitasnya. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan

peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini

berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang digunakan sebagai

jaminan utang. Bagi bank (kreditur) semakin besar rasio ini, akan semakin tidak

menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan

yang mungkin terjadi di perusahaan.

Namun bagi perusahaan, semakin besar rasio ini akan semakin baik.

Sebaliknya dengan rasio yang rendah, maka menunjukkan semakin tinggi tingkat

pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi

peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini

juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan

perusahaan.

2.4 Ukuran (Size) Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan, dan

kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar

maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini

Universitas Sumatera Utara


digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa

besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal

yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang,

dan semakin besar kapitalisasi pasar semakin besar pula perusahaan dikenal dalam

masyarakat. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan

total aktiva karena nilai aktiva relatif stabil dibandingkan dengan nilai penjualan

dan kapitalisasi pasar.

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

N Peneliti Judul Variabel Metode


Hasil Penelitian
o. (tahun) Penelitian Penelitian Penelitian

1. Renny Implementation Variabel Path Penerapan GCG


Nur’ainy et of Good Independen: Analysis mempengaruhi secara
al. (2013) Corporate Penerapan GCG langsung kinerja
Governance and perusahaan, dan juga
Its Impact on Variabel kinerja perusahaan
Corporate Perantara: Firm dipengaruhi oleh
Performance: size ukuran perusahaan.
The Mediation
Role of Firm
Variabel
Size (Empirical
Dependen:
Study from
Kinerja
Indonesia)
Perusahaan
(EVA)

2. Duc Vo Corporate Variabel Regresi Komisaris wanita,


dan Thuy Governance Independen: dualitas CEO, dan
Phan And Firm Corporate tingkat pendidikan
(2013) Performance: Governance komisais berpengaruh
Empirical (ukuran positif terhadap
Evidence From komisaris, ROA. Sementara
Vietnam komisaris wanita, ukuran komisaris
dualitas CEO, berhubungan negatif,
tingkat serta kepemilikan
pendidikan komisaris tidak
komisaris, berhubungan.
kepemilikan
komisaris)
Variabel
Dependen: kinerja

Universitas Sumatera Utara


perusahaan
(ROA)
3. Diah Pengaruh Variabel Teknis Hasil penelitian
Nurriza et Penerapan Good Independen: regresi menunjukkan
al. (2012) Corporate Penerapan GCG linear penerapan GCG
Governance sederhana memberikan
terhadap Kinerja Variabel dan uji-t pengaruh signifikan
Keuangan Dependen: pada kinerja
Perusahaan Kinerja keuangan keuangan yang
dengan rasio diukur dengan rasio
likuiditas, likuiditas, leverage,
leverage, aktivitas, dan pasar.
profitabilitas, Tetapi pada rasio
aktivitas, dan profitabilitas, GCG
pasar. tidak memberikan
pengaruh signifikan.
4. Elvi Analisis Variabel Regresi Pengaruh mekanisme
Rahmayant Pengaruh Independen: berganda corporate
i (2012) Mekanisme corporate governance terhadap
Corporate governance manajemen laba
Governance (kepemilikan bahwa institutional
Terhadap institusional, ownership dan
Earnings ukuran dewan ukuran perusahaan
Management komisaris, berpengaruh
Dan Kinerja kualitas auditor, signifikan negatif.
Perusahaan ukuran Tetapi ukuran dewan
(Studi Empiris perusahaan) komisaris dan
Perusahaan Variabel kualitas auditor tidak
Manufaktur Dependen: berpengaruh terhadap
Yang Terdaftar manajemen laba manajemen laba.
Di Bursa Efek yang diukur Pengaruh mekanisme
Indonesia dengan absolute corporate
Periode 2006- discretionary governance terhadap
2011) accrualsdan manajemen laba
kinerja bahwa institutional
perusahaan ownership dan
(reported ukuran perusahaan
performance and berpengaruh
unmanaged signifikan negatif.
performance) Tetapi ukuran dewan
komisaris dan
kualitas auditor tidak
berpengaruh terhadap
manajemen laba.
5. Dian Pengaruh Good Variabel Regresi Tidak terdapat
Prasinta Corporate Independen: Good Berganda hubungan positif
(2012) Governance Corporate antara Good
Terhadap Governance (skor Corporate
Kinerja CGPI) Governance dengan
Keuangan Variabel return on assets,
Dependen: namun terdapat
Kinerja Keuangan hubungan positif
(return on assets antara Good
(ROA), return on Corporate
equity (ROE) dan Governance dengan

Universitas Sumatera Utara


Tobin’s Q) return on equity, dan
tidak terdapat
hubungan positif
antara Good
Corporate
Governance dengan
tobin’s Q.
6. Maringan Pengaruh Variabel Regresi Produktivitas
Hutagalun Corporate Independen: CG Berganda dipengaruhi oleh
g (2012) Governance dan (insider Corporate
Market ownership, Governance,
Competition institutional khususnya untuk
Terhadap ownership, pengukuran insider
Produktivitas number of ownership dan
Perusahaan director, non institutional
executive ownership yang
director) dan berhubungan positif,
Market dan non executive
Competition berhubungan negatif.
Variabel
Dependen:
Produktivitas
7. Dani Pengaruh Variabel Pengujian GCG tidak
Riandi dan Penerapan Good Independen: hipotesis berpengaruh secara
Hasan Corporate Good Corporate dilakukan Parsial terhadap
Sakti Governance Governance dengan ROA, tetapi
Siregar terhadap Return (GCG) metode berpengaruh terhadap
(2011) On Asset, Net statistik NPM dan EPS secara
Profit Margin, Variabel melalui parsial. ROA tidak
dan Earning Per Dependen: Return analisis dapat dijelaskan oleh
Share Pada on Assets (ROA), regresi GCG, sementara
Perusahaan Net Profit Margin sederhana. NPM dan EPS dapat
yang Terdaftar (NPM), dan dijelaskan.
di Corporate Earning Per
Governance Share (EPS)
Perception
Index
8. Okky Pengaruh Variabel Analisis Mekanisme CG
Andriyan Mekanisme Independen: regresi secara simultan
dan Corporate Corporate berganda berpengaruh terhadap
Supatmi Governance Governance rasio NPL, KPMM,
(2010) Terhadap (kepemilikan dan ROA. Secara
Kinerja manajerial, parsial, kepemilikan
Keuangan Bank proporsi outside manajerial dan
Perkreditan directors, dan proporsi outside
Rakyat jumlah board of directors
directors (BOD)) menunjukkan
Variabel kontrol: pengaruh negatif
ukuran BPR dan terhadap rasio NPL
umur BPR dan ROA, sedangkan
Variabel jumlah BOD
Dependen: kinerja berpengaruh negatif
keuangan (rasio terhadap rasio LDR.
NPL, KPMM,
LDR, dan ROA)

Universitas Sumatera Utara


9. Endang Pengaruh Variabel Teknis Hasil penelitian yang
Kemalasari Penerapan Good Independen: GCG regresi dilakukan
(2009) Corporate (dewan komisaris, linear menunjukan bahwa
Governance kepemilikan berganda. secara simultan dan
terhadap Kinerja institusional, dan parsial GCG (dewan
Perusahaan komite audit) komisaris,
Perbankan yang kepemilikan
Terdaftar di Variabel institusional, dan
Bursa Efek Dependen: komite audit) tidak
Indonesia Kinerja keuangan berpengaruh terhadap
(ROA, NPM, kinerja keuangan
ROE, dan BOPO) (ROA, NPM, ROE,
dan BOPO), bahkan
komite audit
mempunyai pengaruh
yang negatif terhadap
NPM serta
kepemilikan
institusional terhadap
ROE.
10 Rob Empirical Variabel Regresi Corporate
. Bauery, Evidence on Independen: Berganda Governance
Nadja Corporate Corporate berpengaruh negatif
Gäunsterz, Governance in Governance terhadap NPM dan
dan Roger Europe Variabel ROE
Otten (The Effect on Dependen: kinerja
(2003) Stock Returns, keuangan (NPM
Firm Value and dan ROE)
Performance)

2.6 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang penelitian dan tinjauan pustaka, dapat

diketahui bahwa GCG merupakan suatu sistem yang mengatur bagaimana

organisasi dioperasikan dan dijalankan dengan baik karena GCG sebagai sarana

interaksi yang mengatur antar struktur dan mekanisme yang menjamin adanya

kontrol, namun tetap mendorong efisiensi dan kinerja perusahaan. Sebuah

perusahaan akan mengalami peningkatan kinerja jika menerapkan GCG.

Dengan adanya Good Corporate Governance di mana digambarkan

dengan komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan institusional,

diharapkan dapat meningkatkan nilai dan laba perusahaan. Proporsi komisaris

Universitas Sumatera Utara


independen memegang peranan penting dalam implementasi Good Corporate

Governance karena merupakan inti dari Good Corporate Governance yang

bertugas untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan. Dewan komisaris juga

bertanggung jawab atas kualitas laporan yang disajikan.

Komite audit yang bertanggung jawab mengawasi laporan keuangan

menciptakan kedisiplinan dan pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan

terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan. Kepemilikan

institusional yang tinggi menunjukkan semakin meningkat pengawasan pihak

eksternal terhadap perusahaan. Jadi semakin besar persentase proporsi komisaris

independen dan kepemilikan institusional serta dengan adanya komite audit, maka

akan lebih meningkatkan pengawasan terhadap operasional perusahaan, yang pada

akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan (Kemalasari, 2009: 53). Bentuk

kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Good Corporate Governance


(GCG):
 Komisaris Independen (X1) Profitabilitas:
 Komite Audit (X2)  Return on Asset (Y1)

 Kepemilikan Institusional  Return on Equity (Y2)

(X3)

Variabel Kontrol:
• Leverage (Debt to Equity
Ratio-DER)
• Ukuran Perusahaan (SIZE)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara


2.7 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah

diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

“Penerapan Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas dalam penelitian ini dibatasi pada ROA dan ROE

pada perusahaan tambang di Bursa Efek Indonesia.”

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksplanatif asosiatif, karena

penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara GCG terhadap profitabilitas perusahaan. Penelitian eksplanatif asosiatif

adalah penelitian di mana hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam

hipotesis penelitian, yang akan diuji kebenarannya (Sugiyono, 2007:11).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melaui media internet dengan

situs www.idx.co.id.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 sampai dengan bulan

Agustus 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas

(independent variabel), variabel kontol, dan variabel terikat (dependent

variabel). Variabel bebasnya adalah Good Corporate Governance (GCG)

yang diproksikan dengan komisaris independen, komite audit, kepemilikan

institusional. Variabel bebas terdiri dari Return on Asset (ROA) dan Return

on Invesment (ROE). Sementara yang dijadikan variabel kontrol adalah

Universitas Sumatera Utara


Leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) dan ukuran

perusahaan.

b. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

c. Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan

keuangan dan laporan tahunan pada tahun 2010-2012 yang dipublikasikan

melalui website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan situs resmi

perusahaan yang bersangkutan.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Variabel bebas (X) adalah variabel yang nilainya tidak bergantung pada

variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas atau independent variable

dari penelitian ini dan sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Elvi

Rahmayanti (2012) dan Maringan Hutagalung (2012) adalah Good

Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan:

1. Komisaris Independen

Secara sederhana, komisaris independen adalah komisaris yang bukan merupakan

anggota manajemen yang tidak berhubungan dengan suatu perusahaan yang

mengawasi pengelolaan perusahaan. Keberadaan komisaris independen

diharapkan dapat bersikap netral terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh

direksi. Komisaris independen diukur dari persentase komisaris independen

terhadap jumlah keseluruhan anggota dewan komisaris (A. Khan et al., 2013):

Universitas Sumatera Utara


∑ Komisaris Independen
Komisaris Independen =
∑ Anggota dewan komisaris

2. Komite Audit

Komite audit adalah organ tambahan yang dibentuk oleh komisaris independen

untuk melakukan pemeriksaan atau penelitian terhadap pelaksanaan fungsi direksi

dalam melaksanakan pengelolaan perusahaan serta melaksanakan tugas penting

berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan. Komite audit ini memiliki

kewenangan dan fasilitas untuk mengakses data perusahaan. Komite audit diukur

dengan melihat jumlah anggota komite audit (Siallagan dan Machfoedz, 2006):

Komite Audit = � anggota komite audit

3. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merepresentasikan kepemilikan perusahaan (dalam

penelitian ini sektor tambang) oleh institusi-institusi. Penggunaan kepemilikan

institusional sebagai salah satu komponen GCG telah digunakan dalam berbagai

penelitian seperti pada penelitian Hutagalung (2012) dan Kemalasari (2009). Nilai

dari kepemilikan institusional didapat dari persentase kepemilikan institusi atau

perusahaan lain pada suatu perusahaan sampel yang tertulis dalam Laporan

Tahunan perusahaan.

b. Variabel Terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi dan nilainya

tergantung pada variabel lain. Variabel terikat atau dependent variable yang

digunakan adalah rasio profitabilitas perusahaan dengan diwakilkan dengan

Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).

Universitas Sumatera Utara


1. Return on Asset (ROA)

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur
dari nilai aktiva. Rasio ini dihitung sebagai berikut:
Laba bersih
ROA = (Horne, 2004)
Total Aset
2. Return on Equity (ROE)

Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal

pemilik. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini dihitung sebagai berikut:

Laba bersih
ROE = (Horne, 2004)
Total Ekuitas
c. Variabel kontrol adalah variabel yang digunakan untuk melengkapi atau

mengkontrol hubungan kausalnya supaya lebih baik untuk didapatkan model

empiris yang lebih lengkap dan lebih baik (Jogiyanto, 2004: 157). Dalam

penelitian ini digunakan variabel kontrol yaitu leverage yang diproksikan

dengan Debt to Equity Ratio (DER) dan ukuran perusahaan (SIZE). Debt

Equity Ratio (DER) menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik

dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini

semakin baik. Rasio ini dihitung sebagai berikut:

Total Debt
DER = (Horne, 2004)
Total Equity
Sementara ukuran perusahaan adalah besar (ukuran) yang dinyatakan dalam

total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Penelitian ini menggunakan

total aktiva sebagai ukuran perusahaan. Total aktiva yang besar akan

meningkatkan efisiensi perusahaan dan memberikan prospek pertumbuhan

di masa depan.

Universitas Sumatera Utara


SIZE = Ln (total asset)

3.5 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2007: 72), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan tambang yang terdaftar (listing)

di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012, yaitu sebanyak 31

perusahaan. Sementara yang menjadi populasi sasaran adalah perusahaan yang

memenuhi kriteria:

1) Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

periode Januari 2010-Desember 2012 dan tidak mengalami delisting selama

periode penelitian.

2) Tersedianya data laporan keuangan lengkap dan laporan GCG serta kinerja

perusahaan yang mendukung penelitian selama tahun 2010-2012.

Berdasarkan kriteria, didapat polpulasi sasaran sebanyak 20 perusahaan dan

secara keseluruhan dijadikan sebagai sampel (sampel jenuh). (Sugiyono, 2007:

78)

Tabel 3.1
Daftar Perusahaan dan Kode

No. Emiten Kode


1. ATPK Resources ATPK
2. Bayan Resources BYAN
3. Benakat Petroleum Energy BIPI
4. Bumi Resources BUMI
5. Cita Mineral Investindo CITA
6. Citatah Industri Marmer CTTH

Universitas Sumatera Utara


7. Darma Henwa DEWA
8. Elnusa ELSA
9. Energy Mega Perkasa ENRG
10. Garda Tujuh Buana GTB
11. Harum Energy HRUM
12. Indo Tambangraya Megah ITMG
13. Medco Energy International MEDC
14. Mitra Investindo MITI
15. MYOH Technology MYOH
16. J Resources Asia Pasifik PSAB
17. Tambang Batubara Bukit Asam PTBA
18. Petrosea PTRO
19. Radiant Utama Interisco RUIS
20. Vale Indonesia INCO

3.6 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

kuantitatif yang berasal dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia tentang data

emiten, buku-buku referensi, majalah, internet, dan literatur ilmiah lainnya yang

berkaitan dengan topik bahasan penelitian.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan

mengumpulkan data pendukung dari literatur, jurnal, dan buku-buku referensi

untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data

sekunder yang relevan dari laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek

Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


3.8 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan

metode analisis statistik sebagai berikut:

3.8.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang

dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif

sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.

3.8.2 Metode Analisis Statistik

Penelitian ini menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear

berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan GCG (komisaris

independen, komite audit, kepemilikan institusional) terhadap ROA dan ROE

pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun

persamaan regresi yang digunakan, yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + c1Z1 + c2Z2 + e

Keterangan:

Y = Variabel terikat rasio profitabilitas (Y1 = ROA dan Y2 = ROE)


a = Konstanta
X1 = Komisaris Independen
X2 = Komite Audit
X3 = Kepemilikan Institusional
Z1 = Debt to Equity Ratio (DER)
Z2 = Ukuran Perusahaan (SIZE)
b1 = Koefisien regresi variabel X1
b2 = Koefisien regresi variabel X2
b3 = Koefisien regresi variabel X3
C1 = Koefisien regresi variabel Z1
C2 = Koefisien regresi variabel Z2
e = Standard error

Universitas Sumatera Utara


3.8.3 Uji Asumsi Klasik

Penulis menggunakan bantuan program software SPSS 16.0 for Windows

(Statistic Product & Service Solution) dalam penelitian ini. Sebelum melakukan

analisis regresi, agar didapat perkiraan yang efisien dan tidak bisa dilakukan

pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan

hasil penelitian yang BLUE (Best, Linier, Unbiased, Estimation). Adapun syarat

Asumsi Klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut

dianalisis adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah inferensi. Jika terdapat normalitas, maka

residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Yaitu perbedaan antara

nilai prediksi dengan skor yang sesungguhnya atau error akan terdistribusi secara

simetri di sekitar nilai means sama dengan nol. Jadi salah satu cara mendeteksi

normalitas adalah lewat pengamatan nilai residual. Walaupun normalitas suatu

variabel tidak selalu diperlikan dalam analisis, akan tetapi hasil uji statistik akan

lebih baik jika semua variabel berdistribusi normal (Ghozali, 2006:27). Uji ini

juga dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain:

a. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov

Alat uji ini digunakan untuk memastikan apakah data di sepanjang garis

diagonal berdistribusi normal. Hipotesisnya sebagai berikut:

H0 = data residual berdistribusi normal

Ha = data residual tidak berdistribusi normal

Universitas Sumatera Utara


Dengan menggunakan tingkat signifikan (�) 5%. Jika nilai Asymp.Sig (2

tailed) > taraf nyata (α), maka H0 diterima artinya data residual berdistribusi

normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig (2 tailed) < taraf nyata (α), maka H0

diterima artinya data residual tidak berdistribusi normal. (Ghozali, 2006: 31)

b. Pendekatan Histogram

Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan kurva normal. Kurva

normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satu diantaranya adalah

mean, modus, dan median pada tempat yang sama. Ukuran kemiringan puncak

kurva ke kiri atau ke kanan dikenal dengan nama “kemiringan kurva” atau

“kemencengan kurva” (skewness). Kemencengan suatu kurva distribusi data dapat

bertanda positif (arah kanan) dan bertanda negatif (arah kiri).

c. Pendekatan Grafik

PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x) melawan

nilai-nilai yang didapat dari sampel (sumbu y). Apabila plot dari keduanya

berbentuk linier (didekati garis lurus), maka hal ini merupakan indikasi bahwa

residual menyebar normal. Bila pola-pola titik yang terletak selain di ujung-ujung

plot masih berbentuk linier, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari

garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah menyebar normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan meguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model

Universitas Sumatera Utara


regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi

Heteroskedastisitas (Ghozali, 2006: 105). Uji ini dapat dilakukan dengan metode

informal yakni metode grafik dan metode formal seperti Park Test, Glejser Test,

Spearman’s Rank Correlation Test, Golfeld-Quandt Test, Breusch-Pagan-Godfrey

Test, White’s General Heteroscedasticity Test dan Koenker-Basset Test.

3. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear

berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala autokorelasi dideteksi dengan

menggunakan Runs Test. (Ghozali, 2006: 96)

4. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2006: 91). Pengujian terhadap ada

tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan

Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:

a. Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinieritas


b. Bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinieritas
c. Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas
d. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas.

Universitas Sumatera Utara


3.8.4 Pengujian Hipotesis
3.8.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) Variabel Dependen ROA

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

a. H0:b1=�2 =�3 =0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersamaan dari komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan

institusional terhadap Return on Asset (ROA).

b. Ha: minimal satu �� ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersamaan dari komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan

institusional terhadap Return on Asset (ROA).

c. Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig.F > 0,05 maka

H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari

variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai sig. F

< 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara

bersamaan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

Fhitung dan nilai Ftabel. Dimana kriterianya, yaitu:

a. H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

b. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

3.8.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) Variabel Dependen ROE

Universitas Sumatera Utara


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

d. H0:b1=�2 =�3 =0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersamaan dari komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan

institusional terhadap Return on Equity (ROE).

e. Ha: minimal satu �� ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersamaan dari komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan

institusional terhadap Return on Equity (ROE).

f. Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig.F > 0,05 maka

H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari

variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai sig. F

< 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara

bersamaan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

Fhitung dan nilai Ftabel. Dimana kriterianya, yaitu:

c. H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

d. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

3.8.4.3 Uji Signifikansi Parsial (uji-t) Variabel Dependen ROA

Universitas Sumatera Utara


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel

independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

a. Komisaris Independen

H0 : b1 = 0, artinya komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

Return on Asset (ROA) pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

H0 : b1 ≠ 0, artinya komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap Return

on Asset (ROA) pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

b. Komite Audit

H0 : b2 = 0, artinya komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on

Asset (ROA) pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

H0 : b2 ≠ 0, artinya komite audit berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset

(ROA) pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

c. Kepemilikan Institusional

H0 : b3 = 0, artinya kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan

terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan sektor pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


H0 : b3 ≠ 0, artinya kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap

Return on Asset (ROA) pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

3.8.4.4 Uji Signifikansi Parsial (uji-t) Variabel Dependen ROE

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel

independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

a. Komisaris Independen

H0 : b1 = 0, artinya komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

Return on Equity (ROE) pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

H0 : b1 ≠ 0, artinya komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap Return

on Equity (ROE) pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

b. Komite Audit

H0 : b2 = 0, artinya komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on

Equity (ROE) pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

H0 : b2 ≠ 0, artinya komite audit berpengaruh signifikan terhadap Return on

Equity (ROE) pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

c. Kepemilikan Institusional

Universitas Sumatera Utara


H0 : b3 = 0, artinya kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan

terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan sektor pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H0 : b3 ≠ 0, artinya kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap

Return on Equity (ROE) pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

3.9 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan besarnya

variasi variabel terikat (dependent variable) yang dipengaruhi oleh variasi

variabel bebas (independent variable). Pengukuran besarnya persentase kebenaran

dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple

R2 (koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan

oleh variabel bebas). Apabila nilai R2 suatu regresi (mendekati satu), maka

semakin baik regresi tersebut dan semakin mendekati nol, maka variabel

independen secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen.

Adjusted R Square ini digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh faktor-

faktor yang ditimbulkan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada Tabel 3.2

berikut ini:

Tabel 3.2
Hubungan Antar Variabel

Universitas Sumatera Utara


Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat
0,2 – 0,39 Tidak Erat
0,4 – 0,59 Cukup Erat
0,6 – 0,79 Erat
0,8 – 0,99 Sangat Erat
Sumber: (Situmorang dan Lufti, 2012:155)

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan Tambang Di Indonesia

1. PT Indo Tambangraya Megah (ITMG)

PT Indo Tambangraya Megah didirikan dengan akta notaris nomor 13 pada

tanggal 2 September 1987 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia. Bidang usaha perusahaan adalah bidang pertambangan dengan

melakukan investasi pada anak-anak perusahaan dan jasa pemasaran untuk pihak

yang memiliki hubungan istimewa. Anak-anak perusahaan yang dimilikinya

bergerak dalam industri pertambangan batubara. Perusahaan melakukan

penawaran umum perdana sebanyak 225.985.000 lembar saham yang merupakan

20% dari 1.129.925.000 lembar saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada

tanggal 18 Desember 2007. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Jakarta.

2. PT Petrosea (PTRO)

PT Petrosea didirikan dengan akta notaris nomor 75 pada tanggal 21

Februari 1972 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Bidang

usaha perusahaan adalah rekayasa, konstruksi, pertambangan, dan jasa lainnya.

Perusahaan melakukan penawaran umum perdana sebanyak 4.500.000 lembar

saham dengan nilai nominal Rp 1.000,00 per saham pada tanggal 21 Mei 1990.

Kantor pusat perusahaan berlokasi di Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


3. PT Bukit Asam (PTBA)

PT Bukit Asam didirikan pada tanggal 2 Maret 1981 dengan akta notaris

nomor 5 pada tanggal 6 Maret 1984 dan nomor 51 tanggal 29 Mei 1985 dari

notaris yang sama serta disahkan oleh Menteri Kehakiman. Perusahaan dan anak-

anak perusahaan bergerak dalam bidang industri tambang batubara, meliputi

kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian,

pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga khusus batubara

baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit listrik

tenaga uap baik untuk keperluan sendiri ataupun pihak lain dan memberikan jasa-

jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada hubungannya dengan industri

pertambangan batubara beserta hasil olahannya.

Perusahaan melakukan penawaran saham perdana pada tanggal 11

Desember 2002 dengan jumlah saham yang ditawarkan adalah 346.500.000

lembar saham yang terdiri dari 315.000.000 saham milik negara Republik

Indonesia dan 31.500.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 500 persaham.

Kantor pusat perusahaan berada di Jakarta.

4. PT Medco Energi Internasional (MEDC)

PT Medco Energi Internasional didirikan dengan akta notaris nomor 19

tertanggal 9 Juni 1980 yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia. Bidang usaha perusahaan adalah eksplorasi dan produksi minyak dan

gas bumi, dan aktivitas energi lainnya, seperti usaha pengeboran darat dan lepas

pantai, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana sebanyak 22.000.000

Universitas Sumatera Utara


lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000,00 per saham. Kantor pusat

perusahaan berlokasi di Jakarta.

5. PT Radiant Utama Interinsco (RUIS)

PT. Radiant Utama Interinsco didirikan berdasarkan akta notaris nomor 41

tanggal 22 Agustus 1984 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia. Bidang usaha perusahaan adalah jasa teknik instalasi dan rekayasa

bidang minyak, gas bumi dan energi, jasa sertifikasi mutu, jasa survei bidang

minyak, gas bumi dan energi, perdagangan besar (distributor) peralatan dan

material bidang minyak dan gas bumi, jasa penyewaan peralatan pertambangan

minyak dan gas bumi, jasa perbaikan dan perawatan instalasi pertambangan

minyak dan gas bumi.

Perusahaan melakukan penawaran umum kepada masyarakat atas

170.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,00 persaham dan harga

penawaran Rp 250,00 persaham. Kantor pusat perusahaan berada di Jakarta.

6. PT Cita Mineral Investindo (CITA)

Perusahaan didirikan pada tanggal 27 Juni 1992 dengan nama PT Cipta

Panelutama berdasarkan akta notaris nomor 333 pada tanggal 27 Juni 1992 dan

telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Pada tanggal 2 Mei

2007, perusahaan melakukan perubahan nama menjadi PT Cita Mineral

Investindo. Ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama adalah investasi

pertambangan. Perusahaan melakukan penawaran umum perdana sahamnya pada

tanggal 27 Februari 2002 sebanyak 60.000.000 saham yang disertai penerbitan

waran seri I sebanyak 18.000.000 waran, dengan nilai nominal Rp 100,00

Universitas Sumatera Utara


persaham dengan harga penawaran sebesar Rp 200,00 persaham. Kantor pusat

perusahaan berlokasi di Jakarta.

7. PT International Nickel Indonesia (INCO)

PT International Nickel Indonesia didirikan pada tanggal 25 Juli 1968

dengan akta notaris nomor 49 pada tanggal 25 Juli 1968 dan disetujui oleh

Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Kegiatan utama perusahaan adalah

melakukan eksplorasi dan penambangan, pengolahan, penyimpanan,

pengangkutan, dan pemasaran nikel beserta produk mineral terkait lainnya.

Perusahaan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana pada tahun 1990

sebanyak 49.700.000 lembar saham atau 20% dari 248,4 juta lembar saham yang

ditempatkan dan disetor penuh. Saham yang ditawarkan kepada masyarakat dalam

penawaran umum perdana tersebut dicatatkan di Bursa Efek Jakarta (sekarang

Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 16 Mei 1990. Kantor pusat perusahaan berada

di Jakarta.

8. PT Citatah (CTTH)

PT Citatah didirikan pada tanggal 26 September 1974 dengan akta nomor 77

pada tanggal 26 September 1974. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia. Ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama

meliputi usaha produksi dan penjualan marmer, kerajinan tangan marmer, dan

kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan. Perusahaan melakukan penawaran umum

atas 126.000.000 lembar saham seri A perusahaan dengan nilai nominal Rp

100,00 perlembar saham kepada masyarakat pada tanggal 10 Juni 1996 dan

Universitas Sumatera Utara


seluruh saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3

Juli 1996. Kantor pusat perusahaan berada di Cikampek, Karawang.

9. PT Mitra Investindo (MITI)

PT Mitra Investindo didirikan berdasarkan akta nomor 280 pada tanggal 16

September 1993 dengan nama PT Minsuco International Finance. Akta Pendirian

Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia.

Kegiatan usaha perusahaan adalah bidang pertambangan, perindustrian, pertanian,

pembangunan (pemborongan), perdagangan dan jasa.

Perusahaan melakukan penawaran umum atas 58.800.000 lembar saham

dengan nilai nominal sebesar Rp 500,00 perlembar kepada masyarakat pada

tanggal 20 Juni 1997. Kantor pusat perusahaan berada di Jakarta.

10. PT Bayan Resources Tbk. (BYAN)

PT Bayan Resources Tbk. didirikan pada tanggal 7 Oktober 2004

berdasarkan Akta Notaris No. 12 yang dibuat dihadapan notaris Yani Indrawaty

Wibawa, S.H.. aktivitas utama perusahaan adalah perdagangan dan jasa. Akta

Pendirian Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM

Republik Indonesia. Kegiatan usaha perusahaan adalah bidang pertambangan,

perdagangan, dan jasa.

Perusahaan melakukan penawaran umum atas 833.333.500 lembar saham

kepada masyarakat pada tanggal 12 Agustus 2008. Kantor pusat perusahaan

berada di Jakarta.

11. Benakat Petroleum Energy (BIPI)

Universitas Sumatera Utara


PT. Benakat Petroleum Energy Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan

akta notaris Elvie Sahdalena, S.H, M.H., No. 4 tanggal 19 April 2007. Akta

pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia dalam Surat Keputusan No. W8-01763. HT.01.01- TH.2007 yang

ditetapkan tanggal 25 Juni 2007. Kegiatan usaha perusahaan adalah bergerak di

bidang pembangunan, perdagangan, pertambangan, perindustrian, dan jasa..

Perusahaan melakukan penawaran umum atas 11.500.000.000 saham

dengan nilai nominal Rp 100 (nilai Rupiah penuh) per saham kepada masyarakat

pada tahun 2010. Kantor pusat perusahaan berada di Jakarta.

12. ATPK Resources

PT ATPK Resources Tbk (d/h PT Anugrah Tambak Perkasindo, Tbk)

didirikan tanggal 12 Januari 1988 berdasarkan Akta No.27 Notaris Linda

Herawati, SH yang kemudian diubah dengan Akta No. 11 tanggal 4 Juli 1988.

Akta pendirian perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia. Kegiatan usaha perusahaan adalah bergerak dalam usaha perkebunan,

pertambangan batubara, power dan energi serta menjalankan tugas di bidang

perdagangan, distribusi dan jasa lainnya. Kantor pusat perusahaan berada di

Jakarta.

13. Bumi Resources (BUMI)

PT Bumi Resources Tbk. didirikan pada tanggal 26 Juni 1973 berdasarkan

Akta Notaris No. 130 yang dibuat dihadapan notaris Djoko Soepadmo, S.H.. Akta

Pendirian Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Universitas Sumatera Utara


Indonesia. Kegiatan usaha perusahaan adalah bidang eksplorasi dan eksploitasi

batubara dan eksplorasi minyak.

Perusahaan melakukan penawaran umum atas 10.000.000 lembar saham

kepada masyarakat pada tanggal 18 Juli 1990. Kantor pusat perusahaan berada di

Jakarta.

14. Darma Henwa (DEWA)

PT Darma Henwa Tbk. didirikan pada tanggal 8 Oktober 1991 berdasarkan

Akta Notaris No. 54 yang dibuat dihadapan notaris Henny Shidki, S.H.. Akta

Pendirian Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia. Kegiatan usaha perusahaan adalah bidang jasa kontraktor

pertambangan umum, serta pemeliharaan dan perawatan peralatan pertambangan.

Perusahaan melakukan penawaran umum atas 3.150.000.000 lembar saham

kepada masyarakat pada tanggal 26 September 2007. Kantor pusat perusahaan

berada di Jakarta.

15. Elnusa (ELSA)

PT Elnusa Tbk. didirikan pada tanggal 25 Januari 1969 berdasarkan Akta

Notaris No.10 yang dibuat dihadapan notaris Tan Thong Kie, S.H.. Akta

Pendirian Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia. Kegiatan usaha perusahaan adalah jasa dan perdagangan penunjang

hulu migas, jasa dan perdagangan hilir migas, jasa pengolahan dan penyimpanan

data migas, pengelolaan aset lapangan migas dan jasa telekomunikasi.

Universitas Sumatera Utara


Perusahaan melakukan penawaran umum atas 1.460.000.000 lembar saham

kepada masyarakat pada tanggal 6 Februari 2008. Kantor pusat perusahaan berada

di Jakarta.

16. Energi Mega Perkasa (ENRG)

PT Energi Mega Perkasa Tbk. didirikan pada tanggal 16 Oktober 2001

berdasarkan Akta Notaris No.16 yang dibuat dihadapan notaris H. Rakhmat

Syamsul Rizal, S.H.. Akta Pendirian Perusahaan tersebut telah disahkan oleh

Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Kegiatan usaha perusahaan adalah

eksplorasi dan perdagangan minyak dan gas.

Perusahaan melakukan penawaran umum atas 4.909.368.195 lembar saham

kepada masyarakat pada tanggal 25 Januari 2006. Kantor pusat perusahaan berada

di Jakarta.

17. Garda Tujuh Buana (GTB)

PT Garda Tujuh Buana Tbk. didirikan pada tanggal 10 Juni 1996

berdasarkan Akta Notaris No.48 yang dibuat dihadapan notaris Agus Madjid,

S.H.. Akta Pendirian Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman

Republik Indonesia. Kegiatan usaha perusahaan adalah pertambangan batubara,

pembangunan di bidangn pertambangan, pemasaran dan perdagangan, serta usaha

industri khususnya batubara dan tambang lainnya. Kantor pusat perusahaan

berada di Jakarta.

18. Harum Energy (HRUM)

PT harum Energy didirikan pada tanggal 12 Oktober 1995 berdasarkan Akta

Notaris No.79 yang dibuat dihadapan notaris Eliwaty Tjitra, S.H.. Akta Pendirian

Universitas Sumatera Utara


Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia.

Kegiatan usaha perusahaan adalah pertambangan, perdagangan, dan jasa.

Perusahaan melakukan penawaran umum atas 500.000.000 lembar saham

kepada masyarakat pada tanggal 25 Januari 2006. Kantor pusat perusahaan berada

di Jakarta.

19. Samindo Resources (MYOH)

PT Samindo Resources, Tbk. didirikan pada tanggal 15 Maret 2000

berdasarkan Akta Notaris No.37 yang dibuat dihadapan notaris Ester Mercia

Sulaiman, S.H.. Akta Pendirian Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia. Kegiatan usaha perusahaan adalah investasi di

bidang pertambangan dan jasa.

Perusahaan melakukan penawaran umum atas 150.000.000 lembar saham

kepada masyarakat pada tanggal 30 Juni 2000. Kantor pusat perusahaan berada di

Malang.

20. J Resources Asia Pasifik (PSAB)

PT J Resources Asia Pasifik Tbk. didirikan pada tanggal 14 Januari 2002

berdasarkan Akta Notaris No.36 yang dibuat dihadapan notaris O. Hartati, S.H..

Akta Pendirian Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman

Republik Indonesia. Kegiatan usaha perusahaan adalah di bidang pertambangan,

industri, pembangunan, perdagangan, transportasi, pertanian, perbengkelan dan

jasa.

Universitas Sumatera Utara


Perusahaan melakukan penawaran umum atas 30.000.000 lembar saham

kepada masyarakat pada tanggal 22 April 2003. Kantor pusat perusahaan berada

di Jakarta.

4.2 Hasil Penelitian


4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu analisis di mana data yang

dikumpulkan dan digolongkan lalu dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif

sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai suatu topik. Statistik

deskriptif variabel penelitian dari sampel perusahaan selama periode pengamatan

2010 sampai dengan 2012 disajikan dalam Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 60 -.223 .583 .07418 .137352

ROE 60 -1.799 .745 .08155 .350951

DER 60 -4.406 17.754 1.54460 2.526997

UkuranPerusahaan 60 23.151 32.105 2.86753E1 2.033464

KomisarisIndependen 60 .220 .500 .36467 .071057

KomiteAudit 60 3 6 3.33 .705

K.Institusional 60 .052 .986 .60923 .212284

Valid N (listwise) 60
sumber: hasil olahan SPSS, 2014

Tabel 4.1 menunjukkan hasil output menggunakan SPSS mengenai

statistik deskriptif variabel penelitian tahun 2010-2012 dengan jumlah sampel

keseluruhan sebanyak 60 (20 perusahaan selama 3 tahun). Dari tabel tersebut

dapat dijelaskan statistik deskriptif masing-masing variabel bahwa :

Universitas Sumatera Utara


a. Variabel ROA memiliki nilai maksimum sebesar 0,583 kali artinya dari 60

sampel, perusahaan mendapat pengembalian maksimum sebesar 0,583 kali

dari total aset yang dimilikinya. Nilai minimum -0,223 artinya dari 60

sampel, perusahaan tidak mendapat pengembalian dari aset yang dimilikinya

karena mengalami kerugian. Nilai mean sebesar 0,07418. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan yang menjadi

sampel dalam penelitian ini memiliki nilai ROA yang positif.

b. Variabel ROE memiliki nilai maksimum sebesar 0,745 kali artinya dari 60

sampel, pemilik saham mendapat keuntungan maksimum sebesar 0,745 kali

dari dana yang telah mereka tanamkan. Nilai minimum ROE adalah -1,799

kali artinya dari 60 sampel, pemilik saham mengalami kerugian maksimal

sebesar -1,799 kali dari modal yang telah ditanamkan. Nilai mean sebesar

0,08155. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan

yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai ROE yang positif.

c. Variabel komisaris independen memiliki nilai maksimum sebesar 0,5 artinya

dari 60 sampel, perusahaan memiliki proporsi maksimum komisaris

independennya sebesar 0,5 dari keseluruhan dewan komisaris yang dimiliki

perusahaan. Nilai minimum sebesar 0,22 artinya dari 60 sampel, perusahaan

memiliki proporsi minimum komisaris independennya sebesar 0,22 dari

keseluruhan dewan komisaris yang dimiliki perusahaan. Nilai mean sebesar

0,36467. Hal ini menunjukkan dari 60 sampel rata-rata proporsi yang dimiliki

perusahaan adalah sebesar 0,36467.

Universitas Sumatera Utara


d. Variabel komite audit memiliki nilai maksimum sebesar 6 orang artinya dari

60 sampel, perusahaan memiliki komite audit maksimum sebanyak 6 orang.

Nilai minimum sebesar 3 artinya dari 60 sampel, perusahaan memiliki komite

audit minimum sebanyak 3 orang. Nilai mean sebesar 3,33 artinya rata-rata

komite audit yang dimiliki perusahaan adalah 3,33 orang atau sebanyak 4

orang.

e. Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai maksimum sebesar 0,986

atau 98,6%. Hal ini berarti dari 60 sampel, persentase kepemilikan saham

oleh institusi yang terbesar adalah 98,6%. Nilai minimum kepemilikan

institusional adalah 0,052 atau 5,2%. Hal ini berarti dari 60 sampel,

persentase kepemilikan saham oleh institusi yang terkecil adalah 5,2%. Nilai

mean kepemilikan institusional adalah 0,60923 atau 60,923%. Hal ini berarti

dari 60 sampel, rata-rata kepemilikan saham oleh institusi pada perusahaan

pertambangan adalah sebesar 60,923%.

4.2.2 Analisis Statistik


4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dimiliki oleh

analisis regresi linier berganda. Uji asumsi klasik terdiri dari:

1. Uji Normalitas

Universitas Sumatera Utara


Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah sebuah

data berdistribusi normal atau mendekati normal. Pendekatan yang digunakan

untuk uji

normalitas

adalah

pendekatan

histogram,

grafik, dan

kolomogorov-smirnov.

sumber: data olahan SPSS, 2014

Gambar 4.1
Histogram Variabel Dependen ROA

Universitas Sumatera Utara


sumber: data olahan SPSS, 2014

Gambar 4.2
Histogram Variabel Dependen ROE
Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 menunjukkan bahwa kurva histogram nilai

perusahaan memiliki kemiringan seimbang, baik ke kiri maupun ke kanan, atau

tidak menceng ke kiri maupun ke kanan, dan bentuknya seperti lonceng. Hal ini

menandakan bahwa data berdistribusi normal.

Sumber: data olahan SPSS, 2014

Gambar 4.3
Normal P-Plot of Regression Standarized Residual ROA

Gambar 4.3 merupakan kurva P-Plot variabel dependen ROA. Pada scatter

plot terlihat titik-titik data berada di sepanjang garis diagonal dan mengikuti arah

Universitas Sumatera Utara


garis diagonal tersebut. Hal ini berarti data pada variabel dependen yang

digunakan, yaitu variabel ROA, berdistribusi normal.

Sumber: data olahan SPSS, 2014

Gambar 4.4
Normal P-Plot of Regression Standarized Residual ROE

Gambar 4.3 merupakan kurva P-Plot variabel dependen ROE. Pada scatter

plot terlihat titik-titik data berada di sepanjang garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal tersebut. Hal ini berarti data pada variabel dependen yang

digunakan, yaitu variabel ROE, berdistribusi normal.

Uji normalitas dengan menggunakan pendekatan histogram dan grafik

sering kali menimbulkan perbedaan persepsi dari para pengamat karena sifatnya

yang subjektif. Untuk meningkatkan akurasi pengujian normalitas data pada

Universitas Sumatera Utara


penelitian ini, maka digunakan uji statistik nonparametrik, yakni pendekatan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 60
a
Normal Parameters Mean .0000000

Std. Deviation .11948496

Most Extreme Differences Absolute .121

Positive .121

Negative -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .934

Asymp. Sig. (2-tailed) .347

a. Test distribution is Normal.

kolmogorov-smirnov. Jika diperoleh nilai Asymp. Sig (2-tailed) > tingkat

signifikan (α), dalam penelitian ini α sebesar 0,05, maka dapat dikatakan variabel

residual berdistribusi normal.

Tabel 4.2
Uji Kolmogorov-Smirnov ROA

sumber: data olahan SPSS, 2014

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.3
Uji Kolmogorov-Smirnov ROE

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 60
a
Normal Parameters Mean .0000000

Std. Deviation .26236232

Most Extreme Differences Absolute .095

Positive .073

Negative -.095

Kolmogorov-Smirnov Z .737

Asymp. Sig. (2-tailed) .650

a. Test distribution is Normal.


sumber: data olahan SPSS, 2014

Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 menunjukkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar

0,347 dan 0,650. Angka ini lebih besar dibandingkan nilai signifikannya (0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa variabel residual berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regresi pasti muncul residu, yakni variabel lain yang

terlibat, tetapi tidak dimuat dalam model, sehingga variabel tersebut diasumsikan

bersifat acak. Jika data residu tidak bersifat acak, maka dapat dikatakan data

terkena heteroskedastisitas. Uji ini juga bertujuan untuk menguji apakah sebuah

grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika

variansnya sama, maka dapat dikatakan terdapat homokedastisitas, namun jika

Universitas Sumatera Utara


sebaliknya, maka dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Data yang baik adalah data

yang tidak mengalami heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode Glejser Test.

Tabel 4.4
Glejser Test ROA

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .209 .185 1.132 .263

DER -.010 .005 -.289 -1.995 .051


UkuranPerusahaan .000 .005 -.019 -.140 .889
KomisarisIndependen .029 .164 .025 .180 .858
KomiteAudit -.018 .015 -.153 -1.171 .247
K.Institusional -.063 .054 -.160 -1.174 .245
a. Dependent Variable: absut_ROA

sumber: hasil olahan SPSS, 2014


Tabel 4.5
Glejser Test ROE

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .495 .377 1.314 .195

DER .008 .010 .122 .840 .404


UkuranPerusahaan -.006 .011 -.075 -.559 .579
KomisarisIndependen .251 .333 .105 .753 .455
KomiteAudit -.062 .032 -.259 -1.976 .053
K.Institusional -.023 .110 -.029 -.214 .832
a. Dependent Variable: absut_ROE

sumber: hasil olahan SPSS, 2014

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 menunjukkan hasil pengujian Glejser Test. Jika

variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen

absolut Ut, maka hal ini mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas. Namun

hasil pengujian menunjukkan probabilitas signifikansi variabel independen berada

di atas tingkat kepercayaan 5%. Hal ini berarti model regresi tidak mengalami

persoalan heteroskedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi

linear berganda terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Uji autokorelasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Runs Test.

Tabel 4.6
Hasil Runs Test ROA
Runs Test

Unstandardized
Residual
a
Test Value -.01233

Cases < Test Value 30

Cases >= Test Value 30

Total Cases 60

Number of Runs 32

Z .260

Asymp. Sig. (2-tailed) .795

a. Median
sumber: hasil olahan SPSS, 2014

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.7
Hasil Runs Test ROE

Runs Test

Unstandardized
Residual
a
Test Value .05465

Cases < Test Value 30

Cases >= Test Value 30

Total Cases 60

Number of Runs 32

Z .260

Asymp. Sig. (2-tailed) .795

a. Median
sumber: hasil olahan SPSS, 2014

Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 menunjukkan hasil pengujian Runs Test. Data

pada kedua tabel menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,795. Angka

ini nilainya lebih besar dibandingkan nilai signifikan 0,05, maka dapat dikatakan

bahwa residual bersifat random atau tidak terjadi autokorelasi antarnilai residual.

4. Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka

dikatakan terdapat masalah multikolinearitas.

Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinearitas ROA

Universitas Sumatera Utara


a
Coefficients

Standardize
Unstandardized d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) -.643 .280 -2.291 .026

DER -.016 .007 -.289 -2.157 .035 .783 1.277

UkuranPerusahaan .025 .008 .367 2.987 .004 .928 1.077

KomisarisIndependen .163 .248 .084 .657 .514 .850 1.177

KomiteAudit -.027 .023 -.140 -1.162 .250 .966 1.036

K.Institusional .101 .082 .156 1.238 .221 .880 1.137

a. Dependent Variable: ROA


sumber: hasil olahan SPSS, 2014

Tabel 4.9

a
Coefficients

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1(Constant) -.996 .616 -1.617 .112

DER -.089 .016 -.644 -5.600 .000 .783 1.277

UkuranPerusahaan .043 .018 .252 2.383 .021 .928 1.077

KomisarisIndependen .092 .545 .019 .170 .866 .850 1.177

KomiteAudit -.023 .052 -.046 -.442 .660 .966 1.036

K.Institusional .021 .179 .012 .115 .909 .880 1.137

Universitas Sumatera Utara


a. Dependent Variable: ROE
Hasil Uji Multikolinearitas ROE
a
Coefficients

sumber: hasil olahan SPSS, 2014

Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji multikolinearitas. Gejala

multikolinearitas dapat dideteksi melalui nilai tolerance dan VIF. Nilai cut off

yang umum digunakan untuk memprediksi terjadinya multikolinearitas adalah

tolerance < 0,1 sedangkan variance inflation factor (VIF) > 5. Tabel

menunjukkan bahwa tidak satupun variabel independen yang memiliki nilai

tolerance yang kurang dari 0,1 dan VIF yang lebih dari 5. Maka dapat

disimpulkan bahwa tidak satupun variabel memiliki persoalan multikolinearitas.

4.2.2.2 Analisis Regresi Linear Berganda

a. Analisis Regresi Linear Berganda Variabel Dependen ROA

Tabel 4.10 menyajikan hasil estimasi regresi melalui pengolahan data

dengan menggunakan aplikasi SPSS:

Tabel 4.10
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Universitas Sumatera Utara


Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1(Constant) -.643 .280 -2.291 .026

DER -.016 .007 -.289 -2.157 .035

UkuranPerusahaan .025 .008 .367 2.987 .004

KomisarisIndependen .163 .248 .084 .657 .514

KomiteAudit -.027 .023 -.140 -1.162 .250

K.Institusional .101 .082 .156 1.238 .221

a. Dependent Variable: ROA


sumber: hasil olahan SPSS, 2014

Hasil pengolahan data seperti ditunjukkan pada Tabel 4.10 menghasilkan

suatu persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = -0,643 + 0,163 X1 – 0,027 X2 + 0,101 X3 – 0,016 Z1 + 0,025 Z2 + e

Dimana:
Y = Return on Asset
a = Konstanta
X1 = Komisaris Independen
X2 = Komite Audit
X3 = Kepemilikan Institusional
Z1 = Debt to Equity Ratio (DER)
Z2 = Ukuran Perusahaan (SIZE)
e = Standard error

Interpretasi:

a. Konstanta sebesar -0,643 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel

bebas (komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan institusional),

maka ROA perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar

-0,643 kali.

Universitas Sumatera Utara


b. Koefisien regresi variabel komisaris independen adalah sebesar 0,163. Hal ini

berarti bahwa setiap kenaikan proporsi komisaris independen sebesar 1%,

dengan asumsi variabel komite audit dan kepemilikian institusional dianggap

konstan, akan meningkatkan ROA perusahaan pertambangan sebesar 0,294

kali.

c. Koefisien regresi variabel komite audit adalah sebesar -0,027. Hal ini berarti

bahwa setiap kenaikan jumlah komite audit perusahaan sebanyak 1 orang,

dengan asumsi variabel komisaris independen dan kepemilikian institusional

dianggap konstan, akan menurunkan ROA perusahaan pertambangan sebesar

0,027 kali.

d. Koefisien regresi kepemilikan institusional adalah sebesar 0,101. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan institusional sebesar 1%,

dengan asumsi variabel komisaris independen dan komite audit dianggap

konstan, maka akan meningkatkan ROA perusahaan pertambangan sebesar

0,101 kali.

b. Analisis Regresi Linear Berganda Variabel Dependen ROE

Tabel 4.11 menyajikan hasil estimasi regresi melalui pengolahan data

dengan menggunakan aplikasi SPSS:

Tabel 4.11
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Universitas Sumatera Utara


a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1(Constant) -.996 .616 -1.617 .112

DER -.089 .016 -.644 -5.600 .000

UkuranPerusahaan .043 .018 .252 2.383 .021

KomisarisIndependen .092 .545 .019 .170 .866

KomiteAudit -.023 .052 -.046 -.442 .660

K.Institusional .021 .179 .012 .115 .909


sumb
a. Dependent Variable: ROE
er:
hasil olahan SPSS, 2014

Hasil pengolahan data seperti ditunjukkan pada Tabel 4.11 menghasilkan

suatu persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = -0,996 + 0,092 X1 – 0,023 X2 + 0,021 X3 – 0,089 Z1 + 0,043 Z2 + e

Dimana:
Y = Return on Equity
a = Konstanta
X1 = Komisaris Independen
X2 = Komite Audit
X3 = Kepemilikan Institusional
Z1 = Debt to Equity Ratio (DER)
Z2 = Ukuran Perusahaan (SIZE)
e = Standard error

Interpretasi:

Universitas Sumatera Utara


e. Konstanta sebesar -0,996 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel

bebas (komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan institusional),

maka ROE perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar

-0,996 kali.

f. Koefisien regresi variabel komisaris independen adalah sebesar 0,092. Hal ini

berarti bahwa setiap kenaikan proporsi komisaris independen sebesar 1%,

dengan asumsi variabel komite audit dan kepemilikian institusional dianggap

konstan, akan meningkatkan ROE perusahaan pertambangan sebesar 0,092

kali.

g. Koefisien regresi variabel komite audit adalah sebesar -0,023. Hal ini berarti

bahwa setiap kenaikan jumlah komite audit perusahaan sebanyak 1 orang,

dengan asumsi variabel komisaris independen dan kepemilikian institusional

dianggap konstan, akan menurunkan ROE perusahaan pertambangan sebesar

0,023 kali.

h. Koefisien regresi kepemilikan institusional adalah sebesar 0,021. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan institusional sebesar 1%,

dengan asumsi variabel komisaris independen dan komite audit dianggap

konstan, maka akan meningkatkan ROE perusahaan pertambangan sebesar

0,021 kali.

4.2.2.3 Pengujian Hipotesis

Universitas Sumatera Utara


1. Uji Signifikansi Simultan (Uji- F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen

secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika

nilai sig. F > 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan

secara bersamaan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Sebaliknya, jika nilai sig. F < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang

signifikan secara bersamaan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

Fhitung dan nilai Ftabel. Dimana kriterianya, yaitu:

e. H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

f. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

Tabel 4.12
Hasil Uji-F ROA
b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression .271 5 .054 3.471 .009

Residual .842 54 .016

Total 1.113 59

a. Predictors: (Constant), K.Institusional, KomisarisIndependen, KomiteAudit,


UkuranPerusahaan, DER

b. Dependent Variable: ROA


sumber: hasil olahan SPSS, 2014

Tabel 4.12 menunjukkan hasil uji-F dengan menggunakan aplikasi SPSS.

Berdasarkan pengolahan data, diperoleh nilai Sig sebesar 0.009. Angka ini

Universitas Sumatera Utara


memiliki nilai lebih kecil dibandingkan tingkat signifikannya, yakni 0,05, maka

dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini mengindikasikan

secara bersama-sama semua variabel independen yakni komisaris independen,

komite audit, dan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel dependen, yakni Return on Asset (ROA).

Hasil pengujian menurut tabel menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi

(α)= 0.05 diperoleh Ftabel ( 3,56) = 2,758. Fhitung > Ftabel = 3,471 > 2,758 ; maka Ha

diterima, artinya secara serempak variabel komisaris independen, komite audit,

dan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas perusahaan (ROA).

Tabel 4.13
Hasil Uji-F ROE
b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 3.206 5 .641 8.525 .000

Residual 4.061 54 .075

Total 7.267 59

a. Predictors: (Constant), K.Institusional, KomisarisIndependen, KomiteAudit,


UkuranPerusahaan, DER

b. Dependent Variable: ROE

sumber: hasil olahan SPSS, 2014

Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji-F dengan menggunakan aplikasi SPSS.

Berdasarkan pengolahan data, diperoleh nilai Sig sebesar 0.000. Angka ini

Universitas Sumatera Utara


memiliki nilai lebih kecil dibandingkan tingkat signifikannya, yakni 0,05, maka

a
Coefficients
dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini mengindikasikan

secara bersama-sama semua variabel independen yakni komisaris independen,

komite audit, dan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel dependen, yakni Return on Equity (ROE).

Hasil pengujian menurut tabel menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi

(α)= 0.05 diperoleh Ftabel ( 3,56) = 2,758. Fhitung > Ftabel = 8,525 > 2,758 ; maka Ha

diterima, artinya secara serempak variabel komisaris independen, komite audit,

dan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas perusahaan (ROE).

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji- t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel independen

secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. > 0,05 maka H0

diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen

terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai sig. < 0,05 maka Ha diterima,

artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel

dependen. Nilai thitung juga dapat dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria

pengambilan keputusannya yaitu:

1. H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

2. Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%

Universitas Sumatera Utara


Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1(Constant) -.643 .280 -2.291 .026

DER -.016 .007 -.289 -2.157 .035

UkuranPerusahaan .025 .008 .367 2.987 .004

KomisarisIndependen .163 .248 .084 .657 .514

KomiteAudit -.027 .023 -.140 -1.162 .250

K.Institusional .101 .082 .156 1.238 .221

a. Dependent Variable: ROA


Tabel 4.14
Hasil Uji-t ROA
sumber: hasil olahan SPSS, 2014

Tabel 4.14 menunjukkan hasil uji-t dengan menggunakan aplikasi SPSS.

Interpretasinya adalah sebagai berikut:

1. Variabel Komisaris Independen

Nilai thitung komisaris independen adalah 0,657 dan nilai ttabel adalah 1,671

sehingga thitung < ttabel (0,657 < 1,671). Hal ini berarti bahwa variabel komisaris

independen berpengaruh positif dan tidak signifikan (0,514 > 0,05) secara parsial

terhadap ROA perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia.

2. Variabel Komite Audit

Nilai thitung komite audit adalah -1,162 (selanjutnya dimutlakkan) dan nilai ttabel

bernilai 1,671 sehingga thitung < ttabel (1,162 < 1,671). Hal ini berarti bahwa variabel

komite audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan (0,250 > 0,05) secara

parsial terhadap ROA perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


3. Variabel Kepemilikan Institusional

Nilai thitung kepemililkan institusional adalah 1,238 dan nilai ttabel bernilai 1,671

sehingga thitung < ttabel (1,238 < 1,671). Hal ini berarti bahwa variabel kepemilikan

institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan (0,221 > 0,05) secara parsial

terhadap ROA perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 4.15
Hasil Uji-t ROE
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1(Constant) -.996 .616 -1.617 .112

DER -.089 .016 -.644 -5.600 .000

UkuranPerusahaan .043 .018 .252 2.383 .021

KomisarisIndependen .092 .545 .019 .170 .866

KomiteAudit -.023 .052 -.046 -.442 .660

K.Institusional .021 .179 .012 .115 .909

a. Dependent Variable: ROE


sumber: hasil olahan SPSS, 2014

Tabel 4.15 menunjukkan hasil uji-t dengan menggunakan aplikasi SPSS.

Interpretasinya adalah sebagai berikut:

1. Variabel Komisaris Independen

Nilai thitung komisaris independen adalah 0,170 dan nilai ttabel adalah 1,671

sehingga thitung < ttabel (0,170 < 1,671). Hal ini berarti bahwa variabel komisaris

independen berpengaruh positif dan tidak signifikan (0,866 > 0,05) secara parsial

terhadap ROE perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


2. Variabel Komite Audit

Nilai thitung komite audit adalah -0,442 (selanjutnya dimutlakkan) dan nilai ttabel

bernilai 1,671 sehingga thitung < ttabel (0,442 < 1,671). Hal ini berarti bahwa variabel

komite audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan (0,660 > 0,05) secara

parsial terhadap ROE perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia.

3. Variabel Kepemilikan Institusional

Nilai thitung kepemililkan institusional adalah 0,115 dan nilai ttabel bernilai 1,671

sehingga thitung < ttabel (0,115 < 1,671). Hal ini berarti bahwa variabel kepemilikan

institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan (0,909 > 0,05) secara parsial

terhadap ROE perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia.

3. Koefisien Determinasi (Uji Goodness of Fit)

Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi dapat dilihat

melalui nilai koefisien determinasi multiple R2 (koefisien determinan mengukur

proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel independen). Apabila

nilai R2 suatu regresi (mendekati satu), maka semakin baik regresi tersebut dan

semakin mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan tidak bisa

menjelaskan variabel dependen. Adjusted R Square ini digunakan untuk melihat

berapa besar pengaruh faktor- faktor yang ditimbulkan oleh variabel-variabel

independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.16

Universitas Sumatera Utara


b
Variables Entered/Removed

Variables
Model Variables Entered Removed Method

1 K.Institusional,
KomisarisIndependen,
. Enter
KomiteAudit,
a
UkuranPerusahaan, DER
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: ROA

sumber: hasil olahan SPSS, 2014

Tabel 4.17
b
Variables Entered/Removed

Variables
Model Variables Entered Removed Method

1 K.Institusional,
KomisarisIndependen,
. Enter
KomiteAudit,
a
UkuranPerusahaan, DER
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: ROE

sumber: hasil olahan SPSS, 2014

Tabel 4.16 dan 4.17 menunjukkan bahwa kolom Variables Removed

kosong. Hal ini berarti variabel komisaris independen, komite audit, dan

kepemilikan institusional tidak ada yang dikeluarkan dari persamaan. Setelah

diketahui bahwa seluruh variabel dimasukkan dalam analisis persamaan,

selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis koefisien korelasi dan koefisien

determinasi. Tabel 4.18 menunjukkan tipe hubungan antarvariabel:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.18
Hubungan Antarvariabel
Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat
0,2 – 0,39 Tidak Erat
0,4 – 0,59 Cukup Erat
0,6 – 0,79 Erat
0,8 – 0,99 Sangat Erat
Sumber: (Situmorang dan Lufti, 2012:155)

Tabel 4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi ROA
b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .493 .243 .173 .124894
a. Predictors: (Constant), K.Institusional, KomisarisIndependen, KomiteAudit,
UkuranPerusahaan, DER
b. Dependent Variable: ROA

sumber: hasil olahan SPSS, 2014

Tabel 4.19 menunjukkan nilai R sebesar 0,493 atau 49,3%. Hal ini berarti

bahwa hubungan antara variabel dependen (ROA) dengan variabel

independennya (komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan

institusional) adalah cukup erat. Tabel 4.19 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R

Square dalam penelitian ini sebesar 0,173 yang berarti 17,3% ROA dapat

dijelaskan oleh ketiga variabel independen, yakni komisaris independen, komite

audit, dan kepemilikan institusional, sedangkan sisanya 82,7% dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Standard Error of Estimated digunakan untuk mengukur variabel dari nilai

yang diprediksi. Standard Error of Estimated disebut juga standar deviasi.

Universitas Sumatera Utara


Standard Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 0,124894. Standar

deviasi yang semakin kecil mengindikasikan bahwa model semakin baik.

Tabel 4.20
Hasil Uji Koefisien Determinasi ROE
b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .664 .441 .389 .274240
a. Predictors: (Constant), K.Institusional, KomisarisIndependen, KomiteAudit,
UkuranPerusahaan, DER
b. Dependent Variable: ROE

sumber: hasil olahan SPSS, 2014

Tabel 4.20 menunjukkan nilai R sebesar 0,664 atau 66,4%. Hal ini berarti

bahwa hubungan antara variabel dependen (ROE) dengan variabel

independennya (komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan

institusional) adalah erat. Tabel 4.20 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square

dalam penelitian ini sebesar 0,389 yang berarti 38,9% ROE dapat dijelaskan oleh

ketiga variabel independen, yakni komisaris independen, komite audit, dan

kepemilikan institusional, sedangkan sisanya 61,1% dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Standard Error of Estimated digunakan untuk mengukur variabel dari nilai

yang diprediksi. Standard Error of Estimated disebut juga standar deviasi.

Standard Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 0,274240. Standar

deviasi yang semakin kecil mengindikasikan bahwa model semakin baik.

4.3 Pembahasan

Universitas Sumatera Utara


a. Pembahasan dengan Variabel Dependen ROA

Secara parsial, komisaris independen berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap ROA perusahaan. Hal ini berarti peningkatan jumlah

komisaris independen tidak mempengaruhi peningkatan ROA secara signifikan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kemalasari (2009) yang

mengatakan bahwa komisaris independen berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap ROA perusahaan.

Keberadaan komisaris independen diharapkan dapat bersikap netral

terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh direksi. Di Indonesia, dewan

komisaris merupakan dewan yang bersifat pasif dan tidak dapat menjalankan

fungsi pengawasannya secara efektif terhadap direksi. Sikap pasif ini atau sikap

yang mengintervensi setiap kebijakan yang diambil direksi tersebut pada akhirnya

akan dapat merugikan kepentingan pemegang saham (minoritas) serta para

stakeholder lainnya. Besarnya proporsi dewan komisaris independen membuat

produktivitas perusahaan menurun. Hal ini dikarenakan jika jumlah komisaris

semakin besar maka komunikasi antara komisaris dan direksi akan semakin rumit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap ROA perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kemalasari (2009) yang menyimpulkan bahwa komite audit

berpengaruh negatif terhadap ROA perusahaan.

Komite audit merupakan organ yang dibentuk dan berada di bawah dewan

komisaris. Keberadaan komite audit dalam suatu perseroan terbatas untuk

membantu pemberdayaan (empowerment) dewan komisaris (Sutedi, 2012:142).

Universitas Sumatera Utara


Sesuai dengan tugas dari komite audit yang hanya sebagai pengawas, maka

jumlah dari komite audit yang diperlukan tidak perlu besar. Berdasarkan Surat

Edaran BEJ SE-008/BEJ/12-2001 yang menyatakan bahwa keanggotaan komite

audit terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang termasuk ketua. Jadi ketika

jumlah komite audit semakin banyak, dapat mengurangi efisiensi kerja serta dapat

menimbulkan potensi sulit mengambil keputusan, karena semakin banyak orang

maka peluang terjadinya pertentangan semakin besar.

Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA perusahaan. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hutagalung (2012), yang menyatakan

bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap ROA perusahaan.

Institusi sebagai lembaga formal secara teori dinilai sebagai badan yang dapat

menengahi konflik keagenan antara pemegang saham individual dengan

manajemen perusahaan. Namun dalam perusahaan pertambangan terbuka di Bursa

Efek Indonesia justru terjadi sebaliknya.

Perusahaan pertambangan termasuk dalam kelompok industri dengan

jumlah pemegang saham institusional yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat

pada Tabel 4.21 sebagai berikut:

Tabel 4.21
Jumlah Kepemilikan Institusional

Universitas Sumatera Utara


pada Beberapa Perusahaan Pertambangan
dan Perusahaaan Manufaktur
Tahun 2012
Perusahaan Pertambangan Perusahaan Manufaktur
No. K. Institusional K. Institusional
Nama Perusahaan Nama Perusahaan
(%) (%)
1. ATPK Resources 73.1 Kalbe Farma 55.37
2. Cita Mineral Investindo 96.53 Astra Otopart 50.11
3. Elnusa 71.58 Gajah Tunggal 59.01
4. Indomobil Sukses
Harum Energy 70.47 70.4
Internasional
5. Indo Tambangraya
50.88 Tiga Pilar Sejahtera 25.62
Megah
6. Mitra Investindo 83.39 Indofood 80
7. J Resources Asia Akasha Wira
94.597 91.94
Pasifik Internasional
8. Tambang Batubara
98.55 Sekar Laut 96.04
Bukit Asam
9. Radiant Utama
77.19 Siantar Top 56.76
Interisco
10. Vale Indonesia 79.51 Mayora 33.07
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)

Pada Tabel 4.21 dapat kita lihat bahwa jumlah kepemilikan oleh institusi

pada perusahaan pertambangan lebih besar dari perusahaan manufaktur. Pada

beberapa perusahaan manufaktur terdapat pula persentase yang tinggi kepemilikan

oleh institusi, namun hal ini juga disertai dengan semakin banyaknya institusi

yang memiliki saham perusahaan tersebut. Artinya persentase kepemilikan terbagi

pada beberapa institusi sehingga rata-rata institusi hanya memiliki persentase di

bawah 50%. Misalnya, pada perusahaan Sekar Laut yang Jumlah Kepemilikan

Institusinya mencapai 96.04% dimiliki oleh lima institusi yaitu, Omnistar Inv. H.

Ltd (26.78%), PT Alamiah Sari (26.16%), Shadforth A. Ltd (13.39%), Malvina

Inv. Ltd (17.22%), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (12.58%).

Sementara pada perusahaan pertambangan, misalnya perusahaan J Resources Asia

Pasifik, persentase kepemilikan sebesar 94.597% hanya dimiliki oleh satu institusi

yaitu J Resources Mining Limited. Begitu pula pada perusahaan Petrosea yang

Universitas Sumatera Utara


jumlah kepemilikan institusionalmya 69.80%, dimiliki oleh PT Indika Energy

Tbk.

Jumlah Kepemilikan Institusional pada perusahaan pertambangan

menyebabkan pemegang saham institusional memiliki suara yang cukup besar

dalam penentuan kebijakan perusahaan. Kontrol kuat yang dilakukan oleh

pemegang saham institusional ini justru dapat membuat manajemen perusahaan

menjadi kaku dan lesu karena keterbatasan hak dalam pengambilan keputusan.

Hal ini dapat menurunkan kinerja manajemen dalam perusahaan pertambangan

yang pada akhirnya berujung pada menurunnya kinerja perusahaan.

b. Pembahasan dengan Variabel Dependen ROE

Secara parsial, komisaris independen berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap ROE perusahaan. Hal ini berarti peningkatan jumlah

komisaris independen tidak mempengaruhi peningkatan ROE secara signifikan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasinta (2012) yang

mengatakan bahwa komisaris independen berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap ROE perusahaan.

Keberadaan komisaris independen diharapkan dapat bersikap netral

terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh direksi. Di Indonesia, dewan

komisaris merupakan dewan yang bersifat pasif dan tidak dapat menjalankan

fungsi pengawasannya secara efektif terhadap direksi. Sikap pasif ini atau sikap

yang mengintervensi setiap kebijakan yang diambil direksi tersebut pada akhirnya

akan dapat merugikan kepentingan pemegang saham (minoritas) serta para

stakeholder lainnya. Besarnya proporsi dewan komisaris independen membuat

Universitas Sumatera Utara


produktivitas perusahaan menurun. Hal ini dikarenakan jika jumlah komisaris

semakin besar maka komunikasi antara komisaris dan direksi akan semakin rumit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap ROE perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kemalasari (2009) yang menyimpulkan bahwa komite audit

berpengaruh negatif terhadap ROE perusahaan.

Komite audit merupakan organ yang dibentuk dan berada di bawah dewan

komisaris. Keberadaan komite audit dalam suatu perseroan terbatas untuk

membantu pemberdayaan (empowerment) dewan komisaris (Sutedi, 2012:142).

Sesuai dengan tugas dari komite audit yang hanya sebagai pengawas, maka

jumlah dari komite audit yang diperlukan tidak perlu besar. Berdasarkan Surat

Edaran BEJ SE-008/BEJ/12-2001 yang menyatakan bahwa keanggotaan komite

audit terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang termasuk ketua. Jadi ketika

jumlah komite audit semakin banyak, dapat mengurangi efisiensi kerja serta dapat

menimbulkan potensi sulit mengambil keputusan, karena semakin banyak orang

maka peluang terjadinya pertentangan semakin besar.

Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROE perusahaan. Hal ini

bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Kemalasari (2009), yang

menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap ROE

perusahaan. Institusi sebagai lembaga formal secara teori dinilai sebagai badan

yang dapat menengahi konflik keagenan antara pemegang saham individual

Universitas Sumatera Utara


dengan manajemen perusahaan. Namun dalam perusahaan pertambangan terbuka

di Bursa Efek Indonesia justru terjadi sebaliknya.

Perusahaan pertambangan termasuk dalam kelompok industri dengan

jumlah pemegang saham institusional yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat

pada Tabel 4.21 sebagai berikut:

Tabel 4.21
Jumlah Kepemilikan Institusional
pada Beberapa Perusahaan Pertambangan
dan Perusahaaan Manufaktur
Tahun 2012
Perusahaan Pertambangan Perusahaan Manufaktur
No. K. Institusional K. Institusional
Nama Perusahaan Nama Perusahaan
(%) (%)
1. ATPK Resources 73.1 Kalbe Farma 55.37
2. Cita Mineral Investindo 96.53 Astra Otopart 50.11
3. Elnusa 71.58 Gajah Tunggal 59.01
4. Indomobil Sukses
Harum Energy 70.47 70.4
Internasional
5. Indo Tambangraya
50.88 Tiga Pilar Sejahtera 25.62
Megah
6. Mitra Investindo 83.39 Indofood 80
7. J Resources Asia Akasha Wira
94.597 91.94
Pasifik Internasional
8. Petrosea 69.80 Sekar Laut 96.04
9. Radiant Utama
77.19 Siantar Top 56.76
Interisco
10. Vale Indonesia 79.51 Mayora 33.07
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)

Pada Tabel 4.21 dapat kita lihat bahwa jumlah kepemilikan oleh institusi

pada perusahaan pertambangan lebih besar dari perusahaan manufaktur. Pada

beberapa perusahaan manufaktur terdapat pula persentase yang tinggi kepemilikan

oleh institusi, namun hal ini juga disertai dengan semakin banyaknya institusi

yang memiliki saham perusahaan tersebut. Artinya persentase kepemilikan terbagi

pada beberapa institusi sehingga rata-rata institusi hanya memiliki persentase di

bawah 50%. Misalnya, pada perusahaan Sekar Laut yang Jumlah Kepemilikan

Universitas Sumatera Utara


Institusinya mencapai 96.04% dimiliki oleh lima institusi yaitu, Omnistar Inv. H.

Ltd (26.78%), PT Alamiah Sari (26.16%), Shadforth A. Ltd (13.39%), Malvina

Inv. Ltd (17.22%), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (12.58%).

Sementara pada perusahaan pertambangan, misalnya perusahaan J Resources Asia

Pasifik, persentase kepemilikan sebesar 94.597% hanya dimiliki oleh satu institusi

yaitu J Resources Mining Limited. Begitu pula pada perusahaan Petrosea yang

jumlah kepemilikan institusionalmya 69.80%, dimiliki oleh PT Indika Energy

Tbk.

Jumlah Kepemilikan Institusional pada perusahaan pertambangan

menyebabkan pemegang saham institusional memiliki suara yang cukup besar

dalam penentuan kebijakan perusahaan. Kontrol kuat yang dilakukan oleh

pemegang saham institusional ini justru dapat membuat manajemen perusahaan

menjadi kaku dan lesu karena keterbatasan hak dalam pengambilan keputusan.

Hal ini dapat menurunkan kinerja manajemen dalam perusahaan pertambangan

yang pada akhirnya berujung pada menurunnya kinerja perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan Variabel Dependen ROA

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan

institusional secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA

perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial,

komisaris Independen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA,

komite audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA, serta

kepemilikan institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA

perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia.

Hubungan yang tidak signifikan antara makanisme GCG ini terhadap

profitabilitas disebabkan karena Pedoman Umum yang disusun oleh Komite

Nasional Kebijakan Governance tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat,

namun dapat menjadi rujukan bagi dunia usaha dalam menerapkan Good

Corporate Governance. Saat ini Bapepam-LK sebagai otoritas pasar modal tidak

mewajibkan emiten dan perusahaan publik untuk menerapkan pedoman ini,namun

beberapa substansi dari pedoman ini diadopsi ke dalam peraturan Bapepam- LK

seperti kewajiban pembentukan komite auditdan keberadaan dewan komisaris

independen dalam perusahaan. Bagi perusahaan yang tidak mematuhi peraturan

tersebut, maka dikenakan sanksi.

Universitas Sumatera Utara


Dalam Peraturan Bapepam-LK, Emiten atau Perusahaan Publik wajib

memiliki sekurang-kurangnya satu orang komisaris independen sedangkan Bursa

Efek Indonesia mewajibkan sekurang-kurangnya 30% dari Dewan Komisaris

adalah Komisaris Independen. Pengaturan mengenai jumlah Komite Audit bagi

Emiten dan Perusahaan Publik diatur dalam peraturan Bapepam-LK No.IX.I.5 dan

berdasarkan Surat Edaran BEJ SE-008/BEJ/12-2001tentang Pembentukan dan

Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Dalam peraturan tersebut Emiten dan

Perusahaan Publik diwajibkan membentuk Komite Audit yang berjumlah

sekurang-kurangnya tiga orang dimana salah satunya merupakan Komisaris

Independen Perusahaan dan bertindak sebagai ketua Komite Audit.

5.1.2 Kesimpulan Variabel Dependen ROE

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan

institusional secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE

perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial,

komisaris Independen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROE,

komite audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROE, serta

kepemilikan institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROE

perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia.

Hubungan yang tidak signifikan antara makanisme GCG ini terhadap

profitabilitas disebabkan karena Pedoman Umum yang disusun oleh Komite

Nasional Kebijakan Governance tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat,

Universitas Sumatera Utara


namun dapat menjadi rujukan bagi dunia usaha dalam menerapkan Good

Corporate Governance. Saat ini Bapepam-LK sebagai otoritas pasar modal tidak

mewajibkan emiten dan perusahaan publik untuk menerapkan pedoman ini,namun

beberapa substansi dari pedoman ini diadopsi ke dalam peraturan Bapepam- LK

seperti kewajiban pembentukan komite auditdan keberadaan dewan komisaris

independen dalam perusahaan. Bagi perusahaan yang tidak mematuhi peraturan

tersebut, maka dikenakan sanksi.

Dalam Peraturan Bapepam-LK, Emiten atau Perusahaan Publik wajib

memiliki sekurang-kurangnya satu orang komisaris independen sedangkan Bursa

Efek Indonesia mewajibkan sekurang-kurangnya 30% dari Dewan Komisaris

adalah Komisaris Independen. Pengaturan mengenai jumlah Komite Audit bagi

Emiten dan Perusahaan Publik diatur dalam peraturan Bapepam-LK No.IX.I.5 dan

berdasarkan Surat Edaran BEJ SE-008/BEJ/12-2001tentang Pembentukan dan

Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Dalam peraturan tersebut Emiten dan

Perusahaan Publik diwajibkan membentuk Komite Audit yang berjumlah

sekurang-kurangnya tiga orang dimana salah satunya merupakan Komisaris

Independen Perusahaan dan bertindak sebagai ketua Komite Audit.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah

sebagai berikut:

1. Peneliti selanjutnya yang ingin membuat penelitian yang berkaitan dengan

profitabilitas perusahaan diharapkan menggunakan atau menambahkan

Universitas Sumatera Utara


variabel lain untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas

perusahaan karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga variabel

independen, yakni komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan

institusional mampu menjelaskan profitabilitas perusahaan dengan indikator

ROA hanya sebesar 17,3% dan profitabilitas dengan indikator ROE sebesar

38,9%.

2. Penelitian ini terbatas hanya pada sektor pertambangan, sehingga ada

kemungkinan bahwa hasil penelitian akan berbeda jika sektor industri yang

diteliti berbeda. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian

antarsektor industri guna mendapatkan akurasi hasil penelitian yang lebih

baik.

3. Banyak indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan variabel

independen dan dependen dalam penelitian ini. Oleh karena itu, untuk

penelitian selanjutnya diperlukan uji awal untuk menentukan indikator yang

paling kuat dalam menjelaskan variabel-variabel, lalu kemudian digunakan

dalam penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Brealey, Richard A, Stewart C. Myers, dan Alan J. Marcus, 2008. Dasar-Dasar


Manajemen Keuangan Perusahaan, Erlangga, Jakarta.

Brigham, Eugene dan Joel Houston, 2001. Manajemen Keuangan, Jakarta,


Erlangga.

Horne, James dan John Wachowicz, 2004. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan,


Jakarta, Salemba Empat.

Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-


Pengalaman, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Kasmir, 2003. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

Nusantara II, PTP., 2010. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Good Corporate


Governance, PTPN-II, Tanjung Morawa.

Santoso, Singgih, 2005. Menggunakan SPSS Untuk Statistik Multivariat, PT.


Elexmedia Komputindo, Jakarta.

Steger, Ulrich dan Wolfgang Amann, 2008. Corporate Governance: How to Add
Value, England, Wiley.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis, IKAPI, Bandung.

Surya, Indra dan Ivan Yustiavandana, 2008. Penerapan Good Corporate


Governance, Kencana, Jakarta.

Sutedi, Adrian, 2012. Good Corporate Governance, Sinar Grafika, Jakarta.

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti, 2012. Analisis Data untuk Riset
Manajemen dan Bisnis, USU Press, Medan.

JURNAL DAN TESIS

Andriyan, Okky dan Supatmi, 2010. “Pengaruh Mekanisme Corporate


Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat”,
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Volume 7 Nomor 2 hal 187-
204.

Universitas Sumatera Utara


Bauery, Rob, et al., 2003. “Empirical Evidence on Corporate Governance in
Europe (The Effect on Stock Returns, Firm Value and Performance)”,
Forthcoming in the Journal of Asset Management, hal 1-24.

Hutagalung, Maringan, 2012. “Pengaruh Corporate Governance dan Market


Competition Terhadap Produktivitas Perusahaan”, Skripsi, Universitas
Indonesia, Depok.

Kemalasari, Endang, 2009. “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance


terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”, Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Nur’ainy, Renny, et al., 2013. “Implementation of Good Corporate Governance


and Its Impact on Corporate Performance: The Mediation Role of Firm
Size (Empirical Study from Indonesia)”, Global Business and Management
Research: An International Journal, Volume 5 Nomor 2 & 3 hal 91-104.

Nurriza, Diah, et al..2012. “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance


terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”. Universitas Trunojoyo,
Madura, hal 1-14.

Prasinta, Dian, 2012. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja


Keuangan”, Accounting Analysis Journal, Volume 2 hal 1-7.

Rahmayanti, Elvi, 2012. “Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance


Terhadap Earnings Management Dan Kinerja Perusahaan (Studi Empiris
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2006-2011)”, Universitas Indonesia, Depok.

Riandi, Dani dan Hasan Sakti Siregar, 2011. “Pengaruh Penerapan Good
Corporate Governance terhadap Return On Asset, Net Profit Margin, dan
Earning Per Share Pada Perusahaan yang Terdaftar di Corporate
Governance Perception Index, Jurnal Ekonom, Volume 14 Nomor 3 hal
127-133.

Vo, Duc dan Thuy Phan, 2013. “Corporate Governance And Firm Performance:
Empirical Evidence From Vietnam”, Open University, hal 1-19.

SITUS

http://www.idx.com, diakses pada tanggal 4 November 2013

http://www.bkpm.go.id, diakses pada tanggal 3 Maret 2014


http://www.iicg.or.id, diakses pada tanggal 27 November 2013

http://www.pwyp-indonesia.org, diakses pada tanggal 20 Maret 2014

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

Daftar Perusahaan Pertambangan Terbuka yang Menjadi Sampel dan


Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012
Kode
No Nama Perusahaan (PT) Tanggal Listing
Perusahaan
1 Indo Tambangraya Megah ITMG 18 Desember 2007
2 Petrosea PTRO 21 Mei 1990
3 ATPK Resources ATPK 13 Mei 1998
4 Tambang Batubara Bukit Asam PTBA 23 Desember 2002
5 Medco Energi Internasional MEDC 12 Oktober 1994
6 Radiant Utama Interinsco RUIS 12 Juli 2006
7 J Resources Asia Pasifik PSAB 22 April 2003
8 Cita Mineral Investindo CITA 20 Maret 2002
9 International Nickel Indonesia INCO 16 Mei 1990
10 Citatah CTTH 7 Maret 1996
11 Mitra Investindo MITI 16 Juli 1997
12 Bayan Resources BYAN 12 Agustus 2008
13 Benakat Petroleum Energy BIPI 25 September 2001
14 Bumi Resources BUMI 18 Juli 1990
15 Darma Henwa DEWA 26 September 2007
16 Elnusa ELSA 6 Februari 2008
17 Energi Mega Perkasa ENRG 25 Januari 2006
18 Garda Tujuh Buana GTB 14 Agustus 1999
19 Harum Energy HRUM 25 Januari 2006
20 Samindo Resources MYOH 30 Juni 2000

Lampiran 2

Data Profitabilitas Perusahaan Pertambangan Terbuka di Bursa Efek


Indonesia dengan Pendekatan Return on Asset (ROA)
dan Return on Equity (ROE) Periode 2010-2012
Kode ROA ROE
No.
Perusahaan 2010 2011 2012 2010 2011 2012
1 ATPK -0.175 -0.223 -0.111 -0.296 -0.643 -0.382
2 BYAN 0.089 0.134 0.029 0.245 0.296 0.078
3 BIPI -0.021 -0.016 0.0020 -0.029 -0.02 0.002
4 BUMI 0.035 0.029 -0.096 0.192 0.191 -1.799
5 CITA 0.07 0.149 0.12 0.157 0.279 0.208
6 CTTH 0.064 0.0040 0.011 0.17 0.012 0.035
7 DEWA 0.001 -0.059 -0.094 0.002 -0.077 -0.151
8 ELSA 0.017 -0.01 0.03 0.033 -0.022 0.063

Universitas Sumatera Utara


9 ENRG -0.005 0.012 0.013 -0.011 0.036 0.04
10 GTB 0.002 0.159 0.583 0.003 0.226 0.745
11 HRUM 0.234 0.325 0.244 0.357 0.498 0.376
12 ITMG 0.187 0.231 0.286 0.283 0.435 0.426
13 MEDC 0.036 -0.008 0.002 0.106 -0.013 0.007
14 MITI 0.061 -0.135 0.148 0.199 -0.536 0.233
15 MYOH 0.115 0.268 0.028 -0.391 0.378 0.133
16 PSAB -0.098 0.14 0.153 -0.315 0.331 0.308
17 PTBA 0.23 0.003 0.178 0.316 0.015 0.267
18 PTRO 0.19 0.231 0.093 0.35 0.435 0.262
19 RUIS 0.022 -0.008 0.025 0.06 -0.013 0.122
20 INCO 0.2 0.138 0.027 0.26 0.189 0.036

Data GCG Perusahaan Pertambangan Terbuka di Bursa Efek Indonesia


dengan Indikador Komisaris Independen, Komite Audit, dan
Kepemilikan Institusional Periode 2010-2012
Kode Komisaris Kepemilikan
No. Tahun Komite Audit
Perusahaan Independen Institusional
2010 0.33 3 75.21
1 ATPK 2011 0.33 3 77.27
2012 0.33 3 73.1
2010 0.4 3 30
2 BYAN 2011 0.4 3 34.27
2012 0.4 3 34.27
2010 0.3 3 56.95
3 BIPI 2011 0.3 3 41.49
2012 0.3 3 41.49
2010 0.25 4 5.16
4 BUMI 2011 0.25 3 29.18
2012 0.25 3 29.18
2010 0.5 3 96.53
5 CITA 2011 0.33 3 96.53
2012 0.33 3 96.53
2010 0.33 3 61.45
6 CTTH 2011 0.33 3 52.22
2012 0.33 3 52.22
2010 0.5 3 47.33
7 DEWA 2011 0.5 3 47.33
2012 0.33 3 39.29
2010 0.4 5 79.34
8 ELSA 2011 0.4 6 73.51
2012 0.4 5 71.58

Universitas Sumatera Utara


2010 0.4 3 41.03
9 ENRG 2011 0.4 3 33.11
2012 0.5 3 33.52
2010 0.33 3 56.61
10 GTB 2011 0.33 3 56.61
2012 0.33 3 59.65
2010 0.4 3 79.81
11 HRUM 2011 0.4 3 70.34
2012 0.4 3 70.47
2010 0.33 4 65
12 ITMG 2011 0.33 4 65
2012 0.33 4 65
2010 0.33 5 50.88
13 MEDC 2011 0.33 5 58.19
2012 0.33 5 57.5
2010 0.5 3 32.43
14 MITI 2011 0.5 3 31.75
2012 0.5 3 31.75
2010 0.5 3 83.39
15 MYOH 2011 0.33 3 69.48
2012 0.33 3 78.14
2010 0.33 4 48.67
16 PSAB 2011 0.33 4 48.67
2012 0.33 4 94.597
2010 0.4 3 65.017
17 PTBA 2011 0.33 3 65.017
2012 0.33 3 65.017
2010 0.5 3 98.55
18 PTRO 2011 0.42 3 98.55
2012 0.42 3 69.80
2010 0.33 3 77.19
19 RUIS 2011 0.33 3 77.19
2012 0.33 3 77.19
2010 0.33 3 79.86
20 INCO 2011 0.22 3 79.51
2012 0.3 3 79.51

Lampiran 3

Universitas Sumatera Utara


Data Hasil Pengolahan SPSS

1. Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Universitas Sumatera Utara


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Universitas Sumatera Utara


Unstandardized
Residual
N 60
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .11948496
Most Extreme Differences Absolute .121
Positive .121
Negative -.072
Kolmogorov-Smirnov Z .934
Asymp. Sig. (2-tailed) .347
a. Test distribution is Normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 60
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .26236232
Most Extreme Differences Absolute .095
Positive .073
Negative -.095
Kolmogorov-Smirnov Z .737
Asymp. Sig. (2-tailed) .650
a. Test distribution is Normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .209 .185 1.132 .263

DER -.010 .005 -.289 -1.995 .051


UkuranPerusahaan .000 .005 -.019 -.140 .889
KomisarisIndependen .029 .164 .025 .180 .858
KomiteAudit -.018 .015 -.153 -1.171 .247
kepInsti -.063 .054 -.160 -1.174 .245
a. Dependent Variable: absut_ROA

a
Coefficients

Universitas Sumatera Utara


Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .495 .377 1.314 .195

DER .008 .010 .122 .840 .404


UkuranPerusahaan -.006 .011 -.075 -.559 .579
KomisarisIndependen .251 .333 .105 .753 .455
KomiteAudit -.062 .032 -.259 -1.976 .053
kepInsti -.023 .110 -.029 -.214 .832
a. Dependent Variable: absut_ROE

c. Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual
a
Test Value -.01233
Cases < Test Value 30
Cases >= Test Value 30
Total Cases 60
Number of Runs 32
Z .260
Asymp. Sig. (2-tailed) .795
a. Median

Runs Test

Unstandardized Residual
a
Test Value .05465
Cases < Test Value 30
Cases >= Test Value 30
Total Cases 60
Number of Runs 32
Z .260
Asymp. Sig. (2-tailed) .795
a. Median

d. Uji Multikolinearitas
a
Coefficients

Universitas Sumatera Utara


Standardiz
Unstandardized ed Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) -.643 .280 -2.291 .026

DER -.016 .007 -.289 -2.157 .035 .783 1.277

UkuranPerusahaan .025 .008 .367 2.987 .004 .928 1.077

KomisarisIndependen .163 .248 .084 .657 .514 .850 1.177

KomiteAudit -.027 .023 -.140 -1.162 .250 .966 1.036

kepInsti .101 .082 .156 1.238 .221 .880 1.137

a. Dependent Variable: ROA

a
Coefficients

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1(Constant) -.996 .616 -1.617 .112

DER -.089 .016 -.644 -5.600 .000 .783 1.277

UkuranPerusahaan .043 .018 .252 2.383 .021 .928 1.077

KomisarisIndependen .092 .545 .019 .170 .866 .850 1.177

KomiteAudit -.023 .052 -.046 -.442 .660 .966 1.036

kepInsti .021 .179 .012 .115 .909 .880 1.137

a. Dependent Variable: ROE

2. Analisis Statistik Deskriptif

Universitas Sumatera Utara


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 60 -.223 .583 .07418 .137352

ROE 60 -1.799 .745 .08155 .350951

DER 60 -4.406 17.754 1.54460 2.526997

UkuranPerusahaan 60 23.151 32.105 2.86753E1 2.033464

KomisarisIndependen 60 .220 .500 .36467 .071057

KomiteAudit 60 3 6 3.33 .705

kepInsti 60 .052 .986 .60923 .212284

Valid N (listwise) 60

3. Analisis Regresi Linear Berganda


a. Uji-F
b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression .271 5 .054 3.471 .009

Residual .842 54 .016

Total 1.113 59

a. Predictors: (Constant), kepInsti, KomisarisIndependen, KomiteAudit,


UkuranPerusahaan, DER

b. Dependent Variable: ROA

b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 3.206 5 .641 8.525 .000

Residual 4.061 54 .075

Total 7.267 59

a. Predictors: (Constant), kepInsti, KomisarisIndependen, KomiteAudit,


UkuranPerusahaan, DER

b. Dependent Variable: ROE

Universitas Sumatera Utara


b. Uji-t

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1(Constant) -.643 .280 -2.291 .026

DER -.016 .007 -.289 -2.157 .035

UkuranPerusahaan .025 .008 .367 2.987 .004

KomisarisIndependen .163 .248 .084 .657 .514

KomiteAudit -.027 .023 -.140 -1.162 .250

kepInsti .101 .082 .156 1.238 .221

a. Dependent Variable: ROA

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1(Constant) -.996 .616 -1.617 .112

DER -.089 .016 -.644 -5.600 .000


UkuranPerusahaan .043 .018 .252 2.383 .021
KomisarisIndependen .092 .545 .019 .170 .866
KomiteAudit -.023 .052 -.046 -.442 .660
kepInsti .021 .179 .012 .115 .909
a. Dependent Variable: ROE

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai