Anda di halaman 1dari 89

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN


SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

ESTER TAMPUBOLON
130502176

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN


SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja
keuangan (Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, dan Return on
Asset) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Penelitian ini bersifat asosiatif dan jenis data yang digunakan
adalah data kuantitatif yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang
telah diaudit di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2016. Jumlah populasi
penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Jumlah populasi perusahaan tersebut adalah sebanyak 80
perusahaan. Berdasarkan kriteria tertentu jumlah perusahaan yang memenuhi
kriteria sampel adalah sebanyak 27 perusahaan. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis regresi linier berganda data panel dengan pendekatan
Fixed Effect Model. Hasil penelitian secara serempak menunjukkan pengaruh
yang signifikan antara Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning
Per Share (EPS), Return on Asset (ROA) terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER),
Earning Per Share (EPS), Return on Asset (ROA) memilki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham periode 2012-2016. Sedangkan Current Ratio
(CR) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap return saham perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016.

Kata kunci: Kinerja Keuangan,Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning


per Share, Return on Asset, Return Saham, Perusahaan
Manufaktur, Fixed Effect Model.

i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

ANALYSIS OF THE IMPACT OF FINANCIAL PERFORMANCE TO


STOCK RETURNS ON MANUFACTURING COMPANIES
LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to examine and analyze the impact of Current
Ratio (CR), Debt to Ratio (DER), Earnings per Share (EPS), Return on Asset
(ROA) to stock returns of manufacturing companies, which listed on the
Indonesia Stock Exchange. This is an associative and data used in this is
quantitative data, which taken from the company's financial statements which
audited in Indonesia Stock Exchange. The population in this sresearch is all
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The
amount of population was 80 companies. Based on certain criteria, there are 27
companies samples. The technique of multiple linear regression panel data is used
approach using Fixed Effect Model. The results of the study simultaneously
showed a significant effect between Current Ratio (CR), Capital Debt Ratio
(DER), Earnings per Share (EPS), Asset Return Rate (ROA) to stock returns of
manufacturing companies. Partial test in hypothesis results shows that Capital
Debt to Equity Ratio (DER), Earnings per Share (EPS), Return on Asset (ROA)
have a significant effect on stock returns during 2012-2016. While the Current
Ratio (CR) has an insignificant effect on the stock returns of manufacturing
companies on the Indonesia Stock Exchange during period 2012-2016.

Keywords: Financial Performance,Current Ratio, Debt to Equity Ratio,


Earning per Share, Return on Asset, Stock Return, Manufacturing
Company, Fixed Effect Model.

ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih setia dan anugerahNya

kepada peneliti sehingga dapat menylesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul

“Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” untuk

memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini peneliti persembahkan untuk Ayahanda, Amir Syahbana

Tampubolon, S.H. dan Ibunda, Rumondang Br. Siahaan, S.E. Terima Kasih

telah membesarkan, mendidik, dan memberikan dukungan moral dan materil serta

kasih sayang dan doa yang tidak ternilai mulai dari peneliti belajar hingga dapat

menyelesaikan pendidikan di Program Studi S1 Manajemen.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapakan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi

S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi serta saran kepada peneliti

dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji I dan

Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan

saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

iii
Universitas Sumatera Utara
5. Terima kasih kepada Abang, dan adik-adik tersanyang, Amos Tampubolon,

Andreas Tampubolon, dan Gabriel Tampubolon yang selalu mendoakan

dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan

memberikan pengajaran kepada Peneliti selama menempuh masa studi di

Program Studi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Pegawai Administrasi Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan kepada Peneliti

selama menempuh masa studi di S1 Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh rekan-rekan yang tidak mungkin peneliti tuliskan satu-persatu atas

dukungannya yang sangat baik.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih dan semoga tugas akhir ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Agustus 2018


Peneliti

Ester Tampubolon
130502176

iv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ........................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................ 9
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 11
2.1 Saham......................................................................... 11
2.2 Return Saham ............................................................. 14
2.3 Kinerja Keuangan ....................................................... 15
2.4 Rasio Keuangan .......................................................... 17
2.4.1 Current Ratio .................................................. 19
2.4.2 Debt to Equity Ratio ........................................ 20
2.4.3 Earning Per Share........................................... 21
2.4.4 Return on Asset ............................................... 23
2.5 Penelitian Terdahulu ................................................... 24
2.6 Kerangka Konseptual.................................................. 27
2.7 Hipotesis Penelitian .................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN .................................................. 32
3.1 Jenis Penelitian ........................................................... 32
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 32
3.3 Batasan Operasional ................................................... 32
3.4 Definisi Operasional ................................................... 33
3.4.1 Variabel Independen ....................................... 33
3.4.2 Variabel Dependen .......................................... 34
3.5 Populasi dan Sampel ................................................... 36
3.5.1 Populasi .......................................................... 36
3.5.2 Sampel ............................................................ 37
3.6 Jenis Data ................................................................... 38
3.7 Metode Pengumpulan Data ........................................ 38
3.8 Teknis Analisis Data ................................................... 39
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................. 39
3.8.2 Analisis Regeresi Data Panel ........................... 39
3.9 Uji Asumsi Klasik ...................................................... 41
3.9.1 Uji Normalitas ................................................. 41

v
Universitas Sumatera Utara
3.9.2 Uji Multikolinearitas ....................................... 42
3.9.3 Uji Normalitas ................................................. 42
3.9.4 Uji Multikolinearitas ....................................... 42
3.10 Pengujian Hipotesis .................................................... 42
3.10.1 Uji Signifikan Serempak (Uji F) ...................... 42
3.10.3 Uji Signifikan Parsial (t-test) ........................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................. 45
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ..................................... 45
4.2 Hasil Penelitian .......................................................... 54
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................. 54
4.2.2 Pemilihan Model Data Panel ........................... 56
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ........................................... 58
4.2.4 Pengujian Hipotesis ......................................... 60
4.2.5 Analisis Koefisien Determinasi ....................... 62
4.3 Pembahasan ............................................................... 63
4.2.1 Pengaruh Current Ratio Terhadap Return Saham 63
4.2.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Return
Saham ............................................................. 64
4.3.3 Pengaruh Earning Per Share Terhadap Return
Saham ............................................................. 64
4.4.4 Pengujian Hipotesis ......................................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 66
5.1 Kesimpulan ................................................................ 66
5.2 Saran .......................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 68
LAMPIRAN ........................................................................................ 69

vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman


1.1 Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode tahun 2012 2016 ................................... 3
1.2 Total Hutang dan Total Ekuitas dari Beberapa Perusahaan
Manufaktur Periode 2012-2016 ................................................. 7
2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 26
3.1 Sampel Penelitian ...................................................................... 35
3.2 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian........................................ 37
3.3 Daftar Perusahaan Manufaktur yang menjadi sampel penelitian... 37
4.1 Statistik Deskriptif Dari CR, DER, EPS, ROA dan Return Saham 54
4.2 Hasil dari Uji Chow.............................. ....................................... 56
4.3 Hasil Uji Hausman............................................................. ........... 57
4.4 Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi............................. 59
4.5 Uji Heteroskedastisitas... ........................................................... 59
4.6 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson ............................. 60
4.7 Nilai statistik dari Koefisien Determinasi,Uji F, dan Uji t .......... 61

vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman


2.1 Kerangka Konseptual ................................................................ 30
4.1 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian ..................................... 56

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman


1. Data Sampel Perusahaan ............................................................. 69
2. Data Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning per Share,
Return on Asset dan Return Saham ............................................ 70
3. Stastistik Deskriptif dari CR, DER, EPS, ROA dan Return
Saham ........................................................................................ 73
4. Gambar Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera ......................... 73
5. Hasil dari Uji Chow .................................................................... 74
6. Hasil dari Uji Hausman........................................ ........................ 74
7. Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi............................ 75
8. Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson .............................. 75
9. Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 75
10. Nilai statistik dari Koefisien Determinasi,Uji F, dan Uji t ........... 75

ix
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Investasi adalah suatu tindakan penanaman modal berupa barang yang

memiliki nilai ekonomi terhadap suatu perusahaan tertentu dengan tujuan

mendapatkan keuntungan di masa depan. Pihak yang melakukan investasi disebut

dnegan investor. Biasanya investor akan melakukan investasi kepada perusahaan

kecil atau baru demi membantu mereka berkembangan menjadi perusahaan yang

lebih besar, investasi yang dilakukan ini akan membuat investor mempunyai hak

atas penghasilan perusahaan tersebut, oleh karena itu semakin besar perusahaan

yang dibantunya, investor akan semakin untung.Perusahaan manufaktur

merupakan suatu perusahaan yang aktivitasnya mengelola bahan mentah atau

bahan baku sehingga menjadi barang jadi lalu menjualnya kepada konsumen.

Umumnya kegiatan seperti ini sering disebut dengan proses produksi.

Perusahaan manufaktur dalam setiap pekerjaan atau kegiatan operasional

yang dilakukannya tentu memiliki acuan dan standar dasar yang digunakan oleh

para karyawan yang bekerja, biasanya acuan standar tersebut disebut dengan SOP

(Standar Operasional Prosedur). Perusahaan Manufaktur yang tidak begitu besar

dan sederhana proses produksinya, menggunakan sistem akuntasi yang sederhana

berdasarkan pada sistem persediaan periodik, pencatatan persediaan yang

digunakan dalam proses produksi, penentuan barang yang masih dalam proses,

dan barang yang telah terjual, didasarkan pada perhitungan fisik periodik yang

1
Universitas Sumatera Utara
2

biasanya dilakukan pada akhir tahun. Tanpa adanya perusahaan

manufaktur tentunya di pasaran tidak ada semua barang yang anda butuhkan.

Perusahaan manufaktur harus memenuhi karakteristik yang dimiliki

perusahaan tersebut. Karakteristik tersebut diantaranya mengelola bahan baku

atau bahan mentah untuk dibuat menjadi produk jadi. Perusahaan yang

menyediakan bahan mentah untuk membuat sebuah produk. Selain itu konsumen

tidak ikut campur dalam semua proses produksi dan perusahaan tersebut harus

menghasilkan produk yang jadi atau memiliki wujud. Inilah yang membedakan

perusahaan manufaktur dengan perusahaan jasa, kalau perusahaan jasa produk

tidak berwujud. Fungsi selanjutnya adalah fungsi administrasi dan fungsi

keuangan.Misalnya perusahaan tekstil yang membuat kain, perusahaan garmen,

kebutuhan rumah tangga, perusahaan otomotif, perusahaan elektronik, perusahaan

kerajinan. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan.

Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang

kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham.

Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai

perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan

tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja

penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara

yang satu dengan yang lainnya.

Dilihat dari pada industri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2012-2016 terlihat adanya penurunan dan kenaikan terhadap

Universitas Sumatera Utara


3

return saham.

Tabel 1.1
Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode tahun 2012-2016
Return Saham
No Perusahaan
2012 2013 2014 2015 2016
1 Arwana Citra Mulia Tbk. -0.11 0.23 2.38 -0.17 0.06
2 Asahimas Flat Glass Tbk. -0.06 0.27 0.13 0.02 -0.23
3 Gudang Garam Tbk. 0.22 1.07 0.12 0.33 -0.02
4 Kimia Farma Tbk. 0.05 0.28 0.04 0.64 0.24
5 Unilever Indonesia Tbk. 0.16 0.4 0.35 0.28 0.02
Sumber: www.yahoofinance.com (Data Diolah)

Berdasarkan data pada Tabel 1.1 dapat dilihat beberapa perusahaan

manufaktur mengalami kenaikan dan penurunan terhadap return saham. Pada

tahun 2012 Arwana Citra Mulia Tbk. ini memperoleh return saham sebesar -0.11,

dan naik di tahun 2013 sebesar 0.23 dan sebesar 2.38 di tahun 2014. Pada tahun

2015 mengalami penurunan kembali sebesar -0.17 sedangkan pada tahun 2016

mengalami kenaikan return saham sebesar 0.06. Asahimas Flat Glass Tbk. pada

tahun 2012 memperoleh return saham sebesar -0.006 begitu juga pada tahun 2013

mengalami kenaikan sebesar 0.27, sedangkan tahun 2014-2016 mengalami

penurunan sebesar 0.13,0.02,-0.23 terhadap return saham. Gudang Garam Tbk.

pada tahun 2012 memperoleh return saham sebesar 0.22, naik di tahun 2013

sebesar 1.07 sedangkan pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0.12 lalu

naik kembali pada tahun 2014 sebesar 0,33 akan tetapi pada tahun 2016

mengalami penurunan kembali sebesar -0.02, pada return saham. Kimia Farma

pada tahun 2012 dengan return saham sebesar 0.05 kemudian pada tahun 2013

mengalami kenaikan sebesar 0.28 akan tetapi 2014 mengalami penurunan drastis

sebesar 0.04 terhadap return saham. Sedangkan pada tahun 2015 mengalami

Universitas Sumatera Utara


4

kenaikan kembali sebesar 0.64 dan mengalami penurunan sebesar 0.24 pada tahun

2016. Unilever Indonesia Tbk. pada tahun 2012 dengan return saham sebesar 0.16

pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0.4, dan naik kembali di tahun

2014 sebesar 0.35 dan di tahun 2015-2016 mengalami penurunan 0.28, sehingga

yang paling terkecil 0.02.

Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling banyak

dikenal oleh masyarakat. Saham berupa surat bukti kepemilikan atas aset-aset yang

menerbitkan saham tersebut. Perusahaan yang telah menerbitkan saham nya pada

pada pasar modal dapat dikatakan sebagai perusahaan yang Go Publik. Pasar modal

yang ada di Indonesia, yaitu BEI (Bursa Efek Indonesia) bertindak sebagai

penghubung antara investor dengan perusahaan. Laporan keuangan menjadi salah

satu sumber informasi akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan

perusahaan. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009) mengemukakan

bahwa “Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian

besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan sangat penting untuk

dilakukan oleh para investor mengingat resiko dan jumlah dana yang akan

diinvestasikan cukup signifikan bagi investor tersebut. Analisis terhadap kinerja

keuangan perusahaan menjadi suatu kewajiban bagi para investor sebelum mereka

mengambil keputusan dalam berinvestasi, apakah saham akan dibeli, dijual atau

tetap dipertahankan. Minimnya informasi akuntansi bagi calon investor, tentu akan

menghasilkan keputusan yang tidak tepat. Karena kemungkinan calon investor

Universitas Sumatera Utara


5

belum memahami pengaruh informasi akuntansi khususnya rasio-rasio keuangan

dengan return yang diharapkan. Sehingga seorang investor harus

mempertimbangkan lebih jauh dan memahami laporan keuangan terhadap kondisi

perusahaan di masa datang. Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal

yang paling banyak dikenal oleh masyarakat. Saham berupa surat bukti kepemilikan

atas aset-aset yang menerbitkan saham tersebut. Perusahaan yang telah menerbitkan

saham nya pada pasar modal dapat di katakan sebagai perusahaan yang go publik.

Pasar modal yang ada di Indonesia, yaitu BEI (Bursa Efek Indonesia) bertindak

sebagai penghubung antara investor dengan perusahaan.

Menurut Harahap (2004), kinerja keuangan perusahaan merupakan salah

satu faktor yang dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham.

Bagi sebuah perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah

suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor.

Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan cerminan dari kinerja

keuangan perusahaan. Informasi keuangan tersebut mempunyai fungsi sebagai

sarana informasi, alat pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik

perusahaan, penggambaran terhadap indikator keberhasilan perusahaan dan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan dijadikan sebagai salah satu alat pengambilan

keputusan yang andal dan bermanfaat, sebuah laporan keuangan haruslah

memiliki kandungan informasi yang bernilai tinggi bagi penggunanya (Wintoro,

2002 dalam Raharjo, 2005). Informasi tersebut setidaknya harus memungkinkan

investor dapat melakukan proses penilaian (valuation) saham yang mencerminkan

Universitas Sumatera Utara


6

hubungan antara risiko dan hasil pengembalian yang sesuai dengan preferensi

masing-masing jenis saham. Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki

kandungan informasi bila publikasi dari laporan keuangan tersebut menimbulkan

reaksi pasar. Bahasa teknis pasar modal istilah reaksi pasar ini mengacu pada

perilaku investor dan perilaku pasar lainnya untuk melakukan transaksi (menjual

atau membeli saham) sebagai tanggapan atas keputusan penting emiten yang

disampaikan ke pasar. Reaksi pasar ini akan ditunjukkan dengan adanya

perubahan dari harga sekuritas yang bersangkutan (Husnan, 2002).

Pengguna informasi keuangan yang disediakan perusahaan biasanya

analisis atau investor akan menghitung rasio-rasio keuangannya yang mencakup

rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas perusahaan untuk dasar

pertimbangan dalam keputusan investasi. Nilai perusahaan dapat dilihat dari

kemampuan perusahaan membayar dividen. Ada saatnya dividen tersebut tidak

dibagikan oleh perusahaan karena perusahaan merasa perlu untuk

menginvestasikan kembali laba yang diperolehnya.

Ada saatnya dividen tersebut tidak dibagikan oleh perusahaan karena

perusahaan merasa perlu untuk menginvestasikan kembali laba yang

diperolehnya. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung

tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi dan jika dividen dibayarkan kepada

pemegang saham kecil maka harga saham perusahaan yang membagikannya

tersebut juga rendah. Kartika (2005) menyatakan kebijakan dividen sebagai

variabel pemoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan, hal ini

dikarenakan kebijakan dividen menjadi pusat perhatian banyak pihak seperti

Universitas Sumatera Utara


7

pemegang saham, kreditor, maupun pihak eksternal lain yang memiliki

kepentingan dari informasi yang dikeluarkan perusahaan.

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat Tabel kinerja keuangan beberapa perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016

Tabel 1.2
Total Hutang dan Total Ekuitas dari Beberapa Perusahaan
Manufaktur Periode 2012-2016
Debt to Equity Earning Per Return on
Perusahaan Tahun Current Ratio
Ratio Share Asset
2012 7645 6341 9097 3725
2013 8244 2679 5332 1176
ARNA 2014 5223 4466 6569 3687
2015 5486 5462 10534 4046
2016 6234 6377 12332 1655
2012 2449 4675 10982 18928
2013 3668 3798 7364 14673
AMFG 2014 1081 2110 8327 12738
2015 3330 7847 2838 17383
2016 2730 9874 2383 18378
2012 6948 6379 2518 3200
2013 6220 9455 4003 3276
GGRM 2014 2981 7122 7070 8923
2015 4015 5409 1809 8274
2016 4400 2982 3899 8728
2012 7168 19029 18288 84728
2013 28999 83892 32938 12381
KAEF 2014 27377 83489 83329 38493
2015 37888 99299 37489 48939
2016 19929 12678 78238 84983
2012 58958 73894 43803 85941
2013 57989 23844 48034 98359
UNVR 2014 34885 47893 31984 90135
2015 87954 38759 48055 87578
2016 98539 85790 80538 78753
Sumber:www.idx.co.id(Data Diolah)

Dari data tersebut, beberapa perusahaan lebih banyak menggunakan Debt

to Equity Ratio sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan, seperti data dari tabel

Universitas Sumatera Utara


8

diatas yaitu Gudang Garam Tbk. dan Kimia Farma Tbk. Hal ini akan

meminimalisir besarnya biaya modal dari hutang yang akan membebani

perusahaan pada masa mendatang. Akan tetapi, apabila jumlah Earning Per Share

perusahaan tidak cukup untuk mendanai kegiatan perusahaan, maka kebijakan

pendanaan dari hutang dapat menjadi alternatif bagi perusahaan, seperti data pada

tabel diatas beberapa perusahaan yang menggunakan hutang sebagai sumber

pendanaan utamanya yaitu Arwana Citra Mulia Tbk. (AALI) dan Asahimas Flat

Glass Tbk.

Penggunaan Current Ratio dengan Debt to Equity Ratio yakni bunga pada

dasarnya akan menimbulkan dampak positif berupa penghematan dalam

pembayaran pajak, karena bunga dapat diperhitungkan sebagai biaya. Disisi lain

penggunaan Return on Asset yang terlalu besar dapat menimbulkan risiko

kebangkrutan apabila perusahaan tidak mampu membayar hutang di kemudian hari.

Oleh karena itu, perusahaan harus memikirkan risiko dalam setiap

pengambilan keputusan. Hal yang berbeda terjadi pada perusahaan Unilever

Indonesia Tbk. Komposisi Debt to Equity Ratio dan Earning Per Share tidak

beraturan karena pada tahun 2012 jumlah hutang lebih besar dibandingkan jumlah

ekuitas. Sebaliknya, pada tahun 2013 sampai dengan 2016 jumlah ekuitasnya jauh

lebih besar dibandingkan jumlah hutangnya. Perusahan ini menerapkan kebijakan

pendanaan untuk menyusun struktur modalnya dengan berbagai pertimbangan

yang berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan dan tujuan utamanya yaitu

memaksimalkan nilai perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


9

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan

masalah apakah kinerja keuangan yang terdiri atas :

1. Current Ratio berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Earning Per Share berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Return on Asset berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui

dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang terdiri atas Current Ratio, Debt

to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Asset terhadap return saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi calon investor

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan ketika melakukan

investasi pada perusahaan manufaktur di bursa saham, karena return saham

suatu perusahaan berhubungan dengan nilai perusahaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara


10

2. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan, khususnya bagi manajer keuangan hasil penelitian ini

diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan

komposisi pendanaan yang baik, khususnya mengenai return saham sehingga

tujuan perusahaan tercapai secara efektif dan efisien.

3. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan

teori mengenai kinerja keuangan terhadap return saham.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan

khususnya mengenai kinerja keuangan dan pengaruhnya terhadap return

saham.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Saham

Saham merupakan suatu nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen

finansial yang mengacu pada kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan

menerbitkan saham memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan

pendapatan jangka panjang untuk menjual kepentingan dalam bisnis saham (efek

ekuitas) dengan imbalan uang tunai. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda atau

pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah

pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan

ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan

tersebut. Menurut Darmaji dan Fakhrudin ( 2006 : 178 ). Saham dapat dibedakan

menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

1. Jenis-jenis saham berdasarkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.

Kapitalisasi Pasar adalah harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang

beredar di pasar. Suatu saham yang berkapitalisasi besar biasanya lebih likuid

atau mudah diperjualbelikan di bursa. Berdasarkan kapitalisasinya, jenis-jenis

saham dikategorikan menjadi :

a. Saham Unggulan atau Papan Atas (Blue Chip - big cap)

Saham yang termasuk kategori ini adalah saham berkapitalisasi pasar

diatas Rp. 40 triliun. Selain berkapitalisasi besar saham-saham ini juga

tergolong blue chip, yaitu saham perusahaan besar dengan kinerja dan

11

Universitas Sumatera Utara


12

fundamental yang baik, dikelola dengan professional, bergerak pada

bidang industri yang dibutuhkan banyak orang, dapat mencetak untung

besar dan rutin membagikan dividen. Saham ini fundamentalnya kuat dan

tidak mudah digoreng oleh bandar karena kapitalisasi pasarnya besar dan

jenis saham ini juga layak dimiliki untuk investasi jangka panjang

dibandingkan dengan saham lain.

b. Saham Lapis Kedua (Second Layer – medium cap)

Saham-saham perusahaan yang lebih kecil dari saham blue chip.

Kapitalisasi pasarnya antara Rp. 1 triliun sampai Rp. 40 triliun.

Pergerakan harga saham lapis kedua biasanya berfluktuatif dan

fundamental perusahaan cukup baik, tetapi masih dalam tahap prospek

berkembang. Beberapa saham lapis kedua juga tidak begitu likuid dan

rentan terhadap aksi goreng-menggoreng di bursa.

c. Saham Lapis Ketiga (Third Layer – small cap)

Saham-saham jenis ini memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang

amat kecil, yaitu dibawah Rp. 1 triliun. Jenis saham ini juga sering

dikenal sebagai saham tidur dan sedikit orang yang memilikinya.

2. Jenis-jenis saham berdasarkan likuiditas saham.

Mudah atau tidaknya Anda membeli atau menjual saham ditentukan oleh

likuiditas saham tersebut. Berdasarkan likuiditasnya, karakter saham dapat

dikategorikan menjadi :

a. Saham berlikuiditas tinggi

Jenis saham dengan tingkat likuiditas yang tinggi akan mempermudah

Universitas Sumatera Utara


13

investor untuk membeli dan menjual saham tersebut. Umumnya saham-

saham yang termasuk dalam kategori ini adalah saham-saham yang

memiliki kapitalisasi pasar yang besar (big cap) dan fundamental yang

bagus, tetapi tidak semua saham yang fundamentalnya bagus memiliki

likuiditas yang tinggi.

b. Saham musiman (cyclical stock)

Saham jenis ini akan bergerak aktif apabila ada peristiwa tertentu yang

mempengaruhi kondisi bisnis emiten tersebut, baik itu peristiwa politik,

ekonomi, hari raya keagamaan, liburan sekolah.

c. Saham tidur

Saham ini tingkat likuiditasnya sangat rendah. Umumnya saham ini akan

bergerak apabila ada aksi korporasi (corporate action) atau berita yang

terkait dengan eksistensi emitennya. Informasi yang ada mengenai

perusahaan tersebut biasanya hanya berupa rumor, tapi pergerakan harga

sahamnya dapat sangat drastis. Saham ini sering kali menjadi sasaran

empuk bagi para Bandar dalam aksi goreng-menggoreng.

3. Jenis-jenis saham berdasarkan kepemilikannya.

a. Saham Biasa (Common Stock)

Sebagian besar saham yang beredar di bursa adalah saham umum.

Pemilik saham ini akan menerima dividen jika perusahaan memperoleh

laba dan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setuju mengenai

adanya pembagian dividen tersebut. Jika suatu saat perusahaan

dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham biasa ini akan menerima

Universitas Sumatera Utara


14

hak atas sisa aset perusahaan paling akhir setelah semua kewajiban atau

hutang pada pihak lain sudah dilunasi.

b. Saham Preferen (Preferred Stock)

Jenis saham ini memberikan dividen kepada pemegang sahamnya secara

pasti. Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para

pemegang saham preferen ini ini akan menerima hak atas sisa aset

perusahaan sebelum pemegang saham biasa. Umumnya besarnya dividen

yang dibagikan kepada pemegang saham peferen ini sudah ditetapkan.

2.2 Return Saham

Return saham adalah pengembalian saham beserta hasilnya dari pihak

broker atau perusahaan kepada investor yang telah melakukan investasi pada

perusahaan tersebut akibat suatu hal. Bisa saja return saham dilakukan karena

telah habis masa kontrak kerja sama dan tidak dilakukan perpanjangan atau

masalah lainnya, seperti terjadinya likuidasi pada perusahaan. Dalam dunia pasar

saham, seorang investor yang melakukan investasi dengan membeli saham tetu

telah yakin betul dengan segala risiko dan segala ketidakpastian yang akan

didapatkan di masa mendatang. Sebab, permainan bursa saham sedikit banyak

memang mengandalkan keberuntungan, meskipun ada cara cara teknis yang dapat

digunakan oleh investor untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Return saham

sendiri dibagi menjadi dua jenis. Hal tersebut seperti yang telah diungkapkan oleh

salah seorang ekonom yang bernama Jogiyanto lewat salah satu bukunya tentang

pengertian return saham yang diterbitkan pada tahun 1998. Jenis return yang

pertama adalah return ekspektasi, dan jenis return yang kedua adalah return

Universitas Sumatera Utara


15

realisasi.Return ekspektasi atau dalam bahasa ekonominya disebut sebagai

expected return merupakan return yang sangat diharapkan untuk masa yang akan

datang, namun sifatnya masih belum pasti. Sedangkan return realisasi atau

realized return adalah pengembalian yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan

data sejarah. Return ini sangat penting untuk mengukur kinerja perusahaan serta

sebagai dasar penentuan return dan juga risiko di masa yang akan datang.

Menurut Jones (2000:124) mengemukakan bahwa Return Saham adalah : “

return is yield dan capital gain (lost)”. (1) Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan

secara periodik kepada pemegang saham (dalam bentuk dividen), (2) Capital

Gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga

saham pada saat penjualan. Return yang diterima oleh investor di pasar modal

dibedakan menjadi dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital

gain/capital loss (keuntungan selisih harga). Current income adalah keuntungan

yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen.

Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga

dapat diuangkan secara cepat. Misalnya dividen saham yaitu dibayarkan dalam

bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham

yang diterimanya, sedangkan Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi)

yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih

tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya.

2.3 Kinerja Keuangan

Menurut Jumingan (2006:239) menyatakan bahwa kinerja keuangan

adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik

Universitas Sumatera Utara


16

menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya

diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Kinerja

keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu

perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran

tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat

analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan

keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode

tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam

menghadapi perubahan lingkungan (Fahmi, 2011:2). Kinerja keuangan

perusahaan berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian kinerja. Pengukuran

kinerja (performing measurement) adalah kualifikasi dan efisiensi serta efektivitas

perusahaan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Adapun

penilaian kinerja menurut Srimindarti (2006:34) adalah penentuan efektivitas

operasional, organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria

yang telah ditetapkan sebelumnya secara periodik.

Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan di

atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Analisis

kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap review data,

menghitung, mengukur, menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap keuangan

perusahaan pada suatu periode tertentu.

Menurut Munawir (2012:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran

kinerja keuangan perusahaan adalah:

Universitas Sumatera Utara


17

1. Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera

diselesaikan pada saat ditagih.

2. Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan

tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut dengan

profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu.

4. Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan

mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-

hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada

waktunya.

2.4 Rasio Keuangan

Rasio Keuangan atau Financial Ratio merupakan alat analisis keuangan

perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data

keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi,

laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan

(mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.

Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk

membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek

pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi

Universitas Sumatera Utara


18

akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan

hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu

laporan keuangan.Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan

yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan

kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan

peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan

pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat

memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan

suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah

cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang

dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan

dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur,

analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.

Metode Pendekatan Analisis Rasio Keuangan ada 2 yaitu:

1. Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach). Yaitu cara

mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan

yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan.

Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan berada

di atas, berada pada rata-rata, atau berada dibawah rata-rata industri.

2. Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis) Yaitu cara mengevaluasi

dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu

periode ke periode lainnya. Dengan membandingkan antara rasio-rasio yang

dicapai saat ini dengan rasio-rasio dimasa lalu yang dapat memperlihatkan

Universitas Sumatera Utara


19

apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan

perusahaan terlihat pada kecenderungan (trend) dari tahun ke tahunnya, dan

dengan melihat perkembangan ini perusahaan akan dapat membuat rencana

untuk masa depannya.

2.4.1 Current Ratio

Rasio lancar (curent ratio) adalah jenis dari rasio likuiditas. Rasio

likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas merupakan suatu

indikator mengenai kemampuan perusahaan membayar seluruh kewajiban

fianansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva

lancar yang tersedia. Untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dapat menjaga

tingkat likuiditasnya, maka analisa terhadap rasio-rasio likuiditas dapat

digunakan. Dengan menggunakan analisa ini perusahaan bisa melakukan

pembenahan terhadap tingkat likuiditasnya untuk masa depan.

Menurut Munawir (2005:72), rasio yang paling umum digunakan untuk

menganalisis posisi modal kerja perusahaan adalah current ratio yaitu

perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini

menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar yang segera dapat dijadikan uang ada

sekian kalinya dari hutang jangka pendek. Current ratio 200% dianggap sudah

memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya ratio

tergantung pada beberapa faktor. Current ratio 200% hanya merupakan kebiasaan

dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitiaan atau analisa

yang lebih lanjut. Dalam menganalisis atau menghitung current ratio, perlu

Universitas Sumatera Utara


20

diperhatikan kemungkinan adanya manipulasi data yang disajikan oleh

perusahaan atau dikenal dengan adanya window dressing, yaitu dengan cara

mengurangi jumlah hutang lancar yang mungkin diimbangi dengan mengurangi

jumlah aktiva lancar dalam jumlah yang sama (lebih-lebih adanya pengurangan

hutang lancar yang tidak diimbangi dengan penurunan jumlah aktiva lancar).

Rumus rasio lancar (current ratio).

2.4.2 Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Rasio

Hutang terhadap Ekuitas atau Rasio Hutang Modal adalah suatu rasio keuangan

yang menunjukan proporsi relatif antara Ekuitas dan Hutang yang digunakan

untuk membiayai aset perusahaan. Rasio Debt to Equity Ratio ini juga dikenal

sebagai Rasio Leverage (rasio pengungkit) yaitu rasio yang digunakan untuk

mengukur seberapa baik struktur investasi suatu perusahaan. Debt to Equity Ratio

atau DER adalah rasio keuangan utama dan digunakan untuk menilai posisi

keuangan suatu perusahaan. Rasio ini juga merupakan ukuran kemampuan

perusahaan untuk melunasi kewajibannya. Rasio Debt to Equity Ratio ini

merupakan rasio penting untuk diperhatikan pada saat memeriksa kesehatan

keuangan perusahaan. Jika rasionya meningkat, ini artinya perusahaan dibiayai

oleh kreditor (pemberi hutang) dan bukan dari sumber keuangannya sendiri yang

mungkin merupakan trend yang cukup berbahaya. Pemberi pinjaman dan Investor

biasanya memilih Debt to Equity Ratio yang rendah karena kepentingan mereka

lebih terlindungi jika terjadi penurunan bisnis pada perusahaan yang

bersangkutan. Dengan demikian, perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio

Universitas Sumatera Utara


21

atau Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang tinggi mungkin tidak dapat menarik

tambahan modal dengan pinjaman dari pihak lain. Pada umumnya, Debt to Equity

Ratio atau Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang optimal pada suatu perusahaan

adalah sekitar 1 kali, dimana Jumlah Hutang adalah sama dengan Jumlah Ekuitas.

Namun rasio ini berbeda antara satu jenis industri dengan jenis industri lainnya

karena tergantung pada proporsi aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Semakin

banyak aktiva atau aset tidak lancar (seperti pada industri padat modal), semakin

banyak ekuitas yang dibutuhkan untuk membiayai investasi jangka

panjang.Banyak kebanyakan perusahaan, Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to

Equity Ratio) yang dapat diterima adalah berkisar diantara 1,5 kali hingga 2 kali.

Bagi perusahaan besar yang sudah go publik (perusahaan terbuka), Debt to Equity

Ratio bisa mencapai 2 kali atau lebih dan masih dianggap “bisa diterima”. Namun

bagi perusahan kecil menengah, angka tersebut tidak dapat diterima. Secara

umum, Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan

mungkin tidak dapat menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi kewajiban

hutangnya. Akan tetapi, Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang rendah juga dapat

menandakan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peningkatan profit/labanya

secara maksimal.

2.4.3 Earning Per Share

Earning Per Share (EPS) merupakan komponen penting pertama yang harus

diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan

menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua

pemegang saham perusahaan. EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa

Universitas Sumatera Utara


22

besar keuntungan(return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar

saham (Tjiptono dan Hendry, 2001 : 139). Pada umumnya manajemen perusahaan,

pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik pada Earning

Per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh

untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospekearning perusahaan.

di masa depan. Para calon pemegang saham tertarik dengan Earning Per Share

yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu

perusahaan (Lukman Syamsudin, 1992 : 66). Secara singkat dapat peneliti

simpulkan bahwa semakin tinggi nilai EPS tentu saja akan menyenangkan

pemegang saham, karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang

saham. Besarnya Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan. bisa diketahui dari

informasi laporan keuangan perusahaan langsung atau dapat dihitung berdasarkan

laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Earning per share atau laba per

lembar saham adalah suatu analisis yang penting di dalam laporan keuangan

perusahaan. Earning Per Share memberikan informasi kepada para pihak luar

(ekstern) seberapa jauh kemampuan perusahaam menghasilkan laba untuk tiap

lembar yang beredar. Menurut Larson ( 2000:579 ) laba per lembar saham ( ESP )

adalah “Earning Per Share, also called net income per share, is the amount of

income earned per each share of company’s outstanding common stock.”

Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan

perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih

perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat

dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham

Universitas Sumatera Utara


23

(EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam

mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.

2.4.4 Return on Asset

Return on Assets atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan

Tingkat Pengembalian Aset adalah rasio profitabilitas yang menunjukan

persentase keuntungan (laba bersih) yang diperoleh perusahaan sehubungan

dengan keseluruhan sumber daya atau rata-rata jumlah aset. Dengan kata lain,

Return on Assets atau sering disingkat dengan ROA adalah rasio yang mengukur

seberapa efisien suatu perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan

laba selama suatu periode. ROA dinyatakan dalam persentase (%).Dapat

dikatakan bahwa satu-satunya tujuan aset perusahaan adalah menghasilkan

pendapatan dan tentunya juga menghasilkan keuntungan atau laba bagi

perusahaan itu sendiri. Rasio ROA atau Return on Assets ini dapat membantu

manajemen dan investor untuk melihat seberapa baik suatu perusahaan mampu

mengkonversi investasinya pada aset menjadi keuntungan atau laba (profit).

Tingkat Pengembalian Aset atau Return on Assets ini sebenarnya juga dapat

dianggap sebagai imbal hasil investasi (return on investment) bagi suatu

perusahaan karena pada umumnya aset modal (capital assets) seringkali

merupakan investasi terbesar bagi kebanyakan perusahaan. Dengan kata lain, uang

atau modal diinvestasikan menjadi aset modal dan tingkat pengembaliannya atau

imbal hasilnya diukur dalam bentuk laba atau keuntungan (profit) yang

diperolehnya.

Universitas Sumatera Utara


24

2.5 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2005)

Menguji pengaruh variabel keuangan terhadap return saham. Variabel yang

digunakan adalah CR, ROA, TATO, DTE. Metode analisa adalah regresi.

Hasil dari penelitian ini adalah CR, ROA memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap return saham.

2. Ratna Prihantini (2009)

Menguji pengaruh variabel keuangan terhadap return saham. Variabel yang

digunakan adalah inflasi, nilai tukar, ROA, DER, dan CR. Metode analisa

adalah regresi. Hasil dari penelitian ini adalah inflasi berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap return saham, nilai tukar berpengaruh negatif, dan

signifikan terhadap return saham, ROA berpengaruh positif dan signifikan

terhadap return saham, DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

return saham dan CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap return

saham

3. Subalno (2009)

Menguji pengaruh faktor fundamental dan kondisi ekonomi terhadap return.

Variabel fundamental yang digunakan adalah DER, ROA, TATO, dan CR

sedangkan variabel kondisi ekonomi yang digunakan adalah Nilai Tukar

Dan Tingkat Suku Bunga. Metode analisa adalah regresi berganda. Hasil

dari penelitian ini adalah secara parsial, selama tahun 2003 sampai dengan

tahun 2007 dapat diketahui bahwa variabel Return on Assets (ROA), SBI

dan Kurs bepengaruh terhadap return saham. Sedangkan variabel Current

Universitas Sumatera Utara


25

Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Total Assets Turn Over (TATO) tidak

terbukti berpengaruh terhadap return saham. Secara simultan, kemampuan

variabel bebas, Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return on

Assets (ROA), Total Assets Turn Over (TATO), SBI dan Kurs berpengaruh

terhadap return saham

4. Risca dan Necodemus (2013)

Hasil dari pengujian hepotesis dengan menggunakan analisis linier berganda

dengan empat variabel independen yaitu Current Ratio (CR), Total Assets

Turn Over (TATO), Deb To Equity Ratio (DER), dan Return on Assets

(ROA), serta satu variabel dependen (Return Saham) dapat disimpulkan

Current Ratio (CR), tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham,

Total Assets Turn Over (TATO), tidak berpengaruh signifikan terhadap

return saham, Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap

return saham, Return on Assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan

terhadap return saham. Current Ratio, Total Assets Turn Over, Debt To

Equity Ratio, dan Return on Assets secara simultan tidak berpengaruh

signifikan terhadap return saham.

5. Munifatur Rosyidah (2005) dengan judul “Analisis Pengaruh Variabel

Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return on Assets

(ROA), dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham”. Hasil yang

diperoleh adalah menunjukkan bahwa variabel EPS, PER, ROA, dan ROE

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Universitas Sumatera Utara


26

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Teknik
Hasil
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Analisis
Penelitian
Data
1. Fatma dan Analisis Pengaruh Dependen: Regresi Variabel
Khotimatul Variabel Return Saham Linier Fundamental
Khusna (2013) Fundamental Berganda (ROA, ROE,
Terhadap Return EPS)
Independen:
Saham berpengaruh
1. ROA signifikan
2. ROE terhadap
3. EPS return saham.

2. Ajeng Ika Pengaruh CR, Dependen Regresi NPM dan


Ariyanti (2015) TATO, NPM DAN Return Saham Linier ROA
ROA Terhadap Berganda berpengaruh
Return Saham signifikan
Independen:
terhadap
1. CR return saham,
2. TATO return saham.
3. NPM
3. Ayu Nurhayani Pengaruh Return Dependen: Regresi Variabel RoE
Aisah dan on Equity, Return Saham Linier berpengaruh
Kastawan Earning Per Berganda positif tidak
Mandala (2016) Share, Firm Size signifikan.
dan Operating Independen: EPS
Cashflow 1. ROE berpengaruh
Terhadap Return 2. EPS negatif dan
Saham 3. Firm Size signifikan
4. Operatig terhadap
cashflow return saham.

4. Gintingsih Analisis Pengaruh Dependen: Regresi Variabel ROA,


(2012) Return on Asset Return Saham Linier ROE, dan
(ROA), Return on Berganda DER
Equity (ROE), dan berpengaruh
Debt to Equity Independen: negatif
Ratio (DER) 1. ROA signifikan
terhadap harga 2. ROE terhadap
saham 3. DER return saham.
5. Aang dan Faridi Evaluasi Kinerja Dependen: Panel Data Variabel ROE
Z. (2013) Portofolio Saham Return Saham Regression berpengaruh
Menggunakan negatif
Rasio Keuangan terhadap
Independen: return saham.
1.ROE

Universitas Sumatera Utara


27

Lanjutan Tabel 2.1


Teknik
Hasil
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Analisis
Penelitian
Data
6. Faridah, Nining Pengaruh Kinerja Dependen: Regresi Faridah,
Ika Wahyuni, Keuangan Return Saham Linear Nining Ika
Indah Perusahaan Independe: Beganda Wahyuni,
Purnamawati Terhadap Return Indah
(2013) Saham Pada 1. ROA Purnamawati
Perusahaan Yang 2. ROE (2013)
Tergabung Dalam 3. DER
Indeks LQ-45

2.6 Kerangka Konseptual

Kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk melihat

suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan

pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan

suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis

dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik

buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja

dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara

optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan (Fahmi, 2011:2). Kinerja

Keuangan perusahaan berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian kerja.

Adapun penilaian kinerja menurut Srimindarti (2006:34) adalah penentuan

efektivitas operasional, organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan

kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya secara periodik.Pengukuran kinerja

digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan di atas kegiatan operasionalnya

agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan

proses pengkajian secara kritis terhadap review data, menghitung, mengukur,

menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan pada suatu

periode tertentu.

Universitas Sumatera Utara


28

Menurut Munawir (2012:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran

kinerja keuangan perusahaan adalah:

1. Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera

diselesaikan pada saat ditagih.

2. Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan

tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut dengan

profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu.

4. Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan

mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-

hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada

waktunya.

Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis. Berdasarkan

tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi (Jumingan, 2006:242):

1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis dengan

cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan

menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam

persentase (relatif).

2. Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk mengetahui

Universitas Sumatera Utara


29

tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

3. Analisis Persentase per-Komponen (common size), merupakan teknik analisis

untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap

keseluruhan atau total aktiva maupun utang.

4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis

untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua

periode waktu yang dibandingkan.

5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk

mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu

periode waktu tertentu.

6. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk

mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan

laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.

7. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk mengetahui

posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.

8. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat

penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Bagi investor, informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dapat

digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka

di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Apabila kinerja perusahaan

baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para

investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan

terjadi kenaikan harga saham. Atau dapat dikatakan bahwa harga saham

Universitas Sumatera Utara


30

merupakan fungsi dari nilai perusahaan.

Sedangkan bagi perusahaan, informasi kinerja keuangan perusahaan dapat

dimanfaatkan untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu

periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan

kegiatannya.

2. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka

pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu

bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

3. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa

yang akan datang.

4. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada

umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.

5. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

Berdasarkan teori-teori dan kajian-kajian penelitian terdahulu, maka

disusun kerangka konseptual mengenai analisis pengaruh kinerja keuangan

terhadap return saham seperti yang dijelaskan dalam gambar berikut ini.

Current Ratio

Debt to Equity
Ratio
Return Saham
Earning Per Share

Return on Asset

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara


31

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan ketangka konseptual tersebut, maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham.

2. Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return

Saham.

3. Earning Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return

Saham.

4. Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012:5).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh CR, DER, EPS, ROA,

terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia pada perusahaan

manufaktur yang diakses melalui media internet di situs www.idx.co.id. Waktu

pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan April 2018 sampai dengan Juni

2018.

3.3 Batasan Operasional

Batasan Operasional adalah penentuan batasan yang lebih menjelaskan

ciri-ciri spesifik yang lebih substansif dari suatu konsep. Alasan peneliti

menetapkan batasan operasional adalah untuk menghindari timbulnya salah tafsir

terhadap istilah-istilah dalam judul penelitian dan peneliti lebih fokus dalam

melakukan pengamatan. Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Variabel independen penelitian ini adalah CR, DER, EPS, ROA.

2. .Variabel dependen penelitian ini adalah Return Saham.

32

Universitas Sumatera Utara


33

3. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2016.

3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.4.1 Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang tidak terkait atau bebas, dalam

artian tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Current Ratio (X1)

Rasio ini digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan.

Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor

jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk melunasi liabilitasnya.

Semakin besar perbandingan aset lancar, semakin tinggi kemampuan

perusahaan menutupi liabilitas jangka pendeknya.

Current Asset
Current Ratio   100%
Current Liabilitie s

2. Debt to Equity Ratio (X2)

Merupakan kekayaan terhadap pendanaan hutang yang relatif digunakan

terhadap pendanaan ekuitas ( Van Horne dan Wachowich, 2005 : 235).

Berikut ini rumus yang dapat digunakan untuk menghitung DER:

Total Debt
Debt to Equity Ratio   100%
Total Equity

Universitas Sumatera Utara


34

3. Earning Per Share (X3)

Earning Per Share (EPS) merupakan besaran pendapatan yang diterima oleh

para pemegang saham dari setiap lembar saham biasa yang beredar dalam

periode waktu tertentu. Earning Per Share (EPS) dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

Net Income  Dividends on Pr effered Stock


EPS 
Average Outs tan ding Shares

4. Return on Assets (X5)

Dengan mengetahui Return on Assets (ROA), bisa dapat dinilai apakah

perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan

operasinya untuk menghasilkan keuntungan. Rumus dapat digunakan dengan

menggunakan rumus Return on Assets (ROA):

Net Income
ROA   100%
Total Asset

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen yaitu variabel yang mempunyai ketergantungan terhadap

variabel lain. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah return saham.

Return Saham (Y) merupakan dokumen sebagai bukti kepemilikan suatu

perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntungan, maka setiap pemegang

saham berhak atas bagian laba yang dibagikan atau dividen sesuai dengan proporsi

kepemilikannya. Menurut Jogiyanto (2000) return saham terdiri dari capital gain

dan dividend yield. Capital gain merupakan selisih laba (rugi) dari harga investasi

sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Dividend yield merupakan

presentasi penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari

Universitas Sumatera Utara


35

suatu investasi. Return merupakan hasil yang akan diperoleh dari investasi. Return

dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum

terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang.

Pt  Pt 1
Ri   100%
Pt 1

Ri = Return Saham

Pt = Harga Saham Sekarang

Pt-1 = Harga Saham Periode Lalu

Tabel 3.1
Difinisi Operasional Variabel
Skala
No. Variabel Difinisi Parameter
Ukur
1 Current Rasio yang
Ratio mengukur
(X1) kemampuan suatu Current Asset
x 100 % Rasio
perusahaan dalam Current Liabilities
memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
2 Debt to Rasio keuangan
Equity yang menunjukan
Ratio/ proporsi relatif
DER (X2) antara Ekuitas dan Total Debt
𝑥 100% Rasio
Hutang yang Total Equity
digunakan untuk
membiayai aset
perusahaan.
3 Earning Rasio yang
Per menunjukkan berapa
Share / besar
EPS (X3) keuntungan(return) Net Income − Dividends on Preffered Stock
yang diperoleh Rasio
Averages Outstanding Shares
investor atau
pemegang saham
per lembar saham (
4 Return Rasio profitabilitas
on Asset yang menunjukan
(X4) persentase
keuntungan (laba 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
bersih) yang 𝑋 100% Rasio
diperoleh 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
perusahaan
sehubungan dengan
keseluruhan

Universitas Sumatera Utara


36

Lanjutan Tabel 3.1


Skala
No. Variabel Difinisi Parameter
Ukur
sumber daya atau
rata-rata jumlah
aset.
5 Return Pengembalian
Saham saham beserta
(Y) hasilnya
dari pihak broker
atau perusahaan
kepada investor
yang telah Closing Stock Price Rasio
melakukan
investasi pada
perusahaan
tersebut akibat
suatu hal

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang tersiri dari atas subyek atau

obyek yang memiliki karakter dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh seorang

peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013).

Jumlah populasi berjumlah 80 perusahaan di perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.5.2 Sampel

Sampel merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau

objek penelitian. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

populasi sasaran. Teknik populasi sasaran pada penelitian ini didasarkan pada

beberapa kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian

(Erlina, 2011:82). Kriteria penentuan sampel sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 2012-2016.

Universitas Sumatera Utara


37

2. Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami delisting selama periode 2012-

2016.

3. Perusahaan manufaktur yang sudah menerbitkan laporan keuangannya secara

lengkap selama 2012-2016.

4. Perusahaan manufaktur yang tidak pernah mengalami kerugian selama 2012-

2016.

Tabel 3.2
Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
1 Jumlah Populasi 80
2 Perusahaan yang belum menerbitkan laporan (30)
keuangannya secara lengkap 2012-2016
3 Perusahaan yang pernah mengalami kerugian (23)
selama 2012-2016
Jumlah Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian 27

Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh 27 perusahaan yang akan menjadi

sampel penelitian yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3
Daftar Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 ALKA Alakasa Industrindo Tbk.
2 ALMI Alumindo light metal Industry Tbk.
3 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk.
4 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk.
5 BATA Sepatu Bata Tbk.
6 BRNA Berlina Tbk.
7 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk.
8 CEKA Cahaya Kalbar Tbk.
9 CTBN Citra Turbindo Tbk.
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
11 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
12 EKAD Ekadharma International Tbk.
13 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk.
14 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk.

Universitas Sumatera Utara


38

Lanjutan Tabel 3.3


15 IKKP Inti Keramik Alamasri Industri Tbk.
16 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
17 KIAS Keramika Indonesia Asosiasi Tbk.
18 MLIA Mulia Industrindo Tbk.
19 MAIN Malindo Feedmill Tbk.
20 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk.
21 SMCB Holcim Indonesia Tbk.
22 SMGR Semen Gresik Persero Tbk.
23 SIPD Siearad Produced Tbk.
24 SPMA Suparma Tbk.
25 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk.
26 TIRT Tirta Mahakam Resource Tbk.
27 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk.
26 TIRT Tirta Mahakam Resource Tbk.
27 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk.

3.6 Jenis Data

Dalam penelitian ini, penelit menggunakan data penelitian berupa data

sekunder yang diambil dari www.idx.co.id. Data yang diperoleh adalah data

kuantitatif, yaitu data yang berupa angka atau bilangan (sangadji, et al.,2010:191.

Sifat data ini adalah pooling data, yaitu gabungan antara dua time series dan data

cross section.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Pola penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan

melalui studi pustaka yaitu mencari jurnal, penelitian terdahulu serta buku-buku

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Tahap kedua yaitu dengan studi

dokumentasi, yaitu mengumpulkan laporan keuangan masing-masing perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012 sampai

tahun 2016. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan

cara mendownload pada situs www.idx.co.id untuk memperoleh laporan

Universitas Sumatera Utara


39

keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebaigaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012:206).

3.8.2 Analisis Regresi Data Panel

Teknik analisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

data panel untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham.

Analisis data dilakukan dengan bantuan eviews 7. Model regresi data panel yang

digunakan untuk menguji hipotesis dengan model dasar sebagai berikut:

Yit  1X1it  2 X 2it  3 X 3it  4 X 4it  

Keterangan :

Y = Return Saham Tahunan

β0 = Konstanta

X1 = Current Ratio

X2 = Debt to Equity Ratio

X3 = Earning Per Share

X4 = Return on Asset

1   5 =Koefisien Regresi Variabel Bebas

 = Term of Error

Universitas Sumatera Utara


40

t = Waktu

i = Perusahaan

Untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat

beberapa pendekatan yang digunakan yaitu:

1. Common Effect Model (CEM) atau Pooled Least Square (PLS)

Pendekatan ini cukup sederhana. Tekniknya hampir sama seperti membuat

regresi dengan data cross section atau time series. Namun untuk data panel,

perlu mengkombinasikan data cross section dengan data time series terlebih

dahulu sebelum memulai regresi. Metode ini bisa digunakan Ordinary Least

Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data

panel.

2. Fixed Effect Model (FEM)

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa adanya variabel-variabel yang tidak

semuanya masuk dalam persamaan model memungkinkan adanya intersep

yang tidak konstan. Artinya intersep ini mungkin berubah untuk setiap

individu dan waktu.

3. Random Effect Model (REM)

Jika pada model efek tetap perbedaan antarindividu atau waktu decerminkan

lewat intersep, maka pada model ini perbedaan tersebut diakomodasi lewat

error. Teknik ini juga memperhitungkan bahwa gangguan mungkin

berkorelasi sepanjang time series dan cross section.

Adapun langkah-langkah untuk pemilihan model data panel adalah sebagai berikut:

1. Uji Chow (Pooled Least Square atau Fixed Effect Model)

Universitas Sumatera Utara


41

Dengan kriteria pengujian:

H0 = Pooled Least Square

H1 = Fixed Effect Model

Tolak H0 jika p-value < nilai signifikasi (0,05); maka H1 diterima.

2. Uji Hausman (Random Effect Model atau Fixed Effect Model)

3. Uji Lagrange Multiplier

Dengan kriteria pengujian:

H0 = Random Effect Model

H1 = Fixed Effect Model

Tolak H0 jika p-value < nilai signifikasi (0,05) maka H1 diterima.

3.9 Uji Asumsi Klasik

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing

variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk

melakukan pengujian variabel lainnya dengan mengansumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi mormal.Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik

menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak daat digunakan. Model regresi

yang baik adalah model yang memiliki residual normal. Jika residual normal

maka hasil penelitian bisa di generalisasikan (Ghozali,2013). Model yang paling

baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan

melalui analisis grafik dan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, data

berdistribusi normal jika menghasilkan nilai signifikan > α =5 %.

Universitas Sumatera Utara


42

3.9.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi

antara variabel independen dalam model regresi. Untuk mengetahuinya maka

dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF. Nilai umum yang digunakan adalah

tolerance>0,1 dan VIF < 10 , menunjukan tidak adanya gejala multikolinieritas

pada regresi ini.

3.9.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Sunyoto, 2011:91).

3.9.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain

(Ghozali, 2005:105). Jika varians tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan

gejala heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas .Uji ini dapat juga dilakukan dengan menggunakan uji Glejser.

3.10 Pengujian Hipotesis

3.10.1 Uji Signifikan Secara Serempak (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen mempunyai pengaruh secara serempak terhadap variabel dependen.

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


43

H0 : β1=β2=β3=β4=β5= 0, artinya kinerja keuangan yang terdiri dari Current Ratio,

Debt to Equity Ratio,Earning Per Share dan Return on Asset secara serempak

tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H1 : minimal 1 βi ≠ 0, artinya kinerja keuanganyang terdiri dari Current Ratio,

Debt to Equity Ratio, Earning Per Share dan Return on Asset secara serempak

berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Untuk menarik kesimpulan dari persamaan di atas dapat digunakan

pedoman sebagai berikut:

1. Jika Fhitung ≤ Ftabel atau signifikasi (α) ≥ 0.05, maka H0 diterima.

2. Jika Fhitung > Ftabel atau signifikasi (α) ≤ 0.05, maka H1 diterima.

3.10.2 Uji Signifikasi Parsial (t-test)

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh koefisien regresi

secara parsial (masing-masing) dari variabel independen terhadap variabel

dependen. Bentuk pengujiannya, yaitu:

1. H0 : βi = 0, artinya kinerja keuangan yang terdiri dari Current Ratio, Debt to

Equity Ratio,Earning Per Share dan Return on Asset secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. H1 : βi ≠ 0, artinya kinerja keuangan yang terdiri dari Current Ratio, Debt to

Equity Ratio, Earning Per Share dan Return on Asset secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur

Universitas Sumatera Utara


44

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu

a. Apabila Probabilitas > 5%, maka H0 diterima atau Ha ditolak

b. Apabila probabilitas < 5%, maka H0 ditolak atau Ha diterima.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 27 perusahaan. Profil

masing-masing perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

yang menjadi sampel penelitian adalah sebagi berikut:

1. Alakasa Industrindo Tbk. (ALKA)

Alakasa Industrindo Tbk (ALKA) didirikan tanggal 21 Pebruari 1972 dan

memulai operasi komersial sebagai perusahaan industri aluminium sejak

tahun 1973. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

ALKA adalah menjalankan usaha dalam bidang perdagangan umum,

perwakilan atau keagenan, pemborong (kontraktor), industri manufakturing

dan fabrikasi, pengolahan barang-barang dari logam dan aluminium,

percetakan dan pemukiman (real estate). Sejak tahun 2002, kegiatan utama

ALKA adalah melakukan investasi pada beberapa perusahaan yang bergerak

dalam bidang perdagangan (Alakasa Company Limited yang telah beroperasi

komersial sejak tahun), industri aluminium ekstrusi (PT Alakasa Extrusindo

beroperasi sejak tahun), industri karbon (PT Alakasa Karbon Industri masih

dalam pengembangan) dan industri refineri alumina.

2. Alumindo Light Metal Industry (ALMI)

Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI) didirikan pada tanggal 26 Juni

1978 dan mulai berproduksi secara komersial pada bulan Januari

1983.Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

45

Universitas Sumatera Utara


46

ALMI adalah menjalankan usaha industri aluminum sheet, aluminum foil dan

aluminum roll forming building decoration.

3. Arwana Citra Mulia Tbk. (ARNA)

Arwana Citramulia Tbk. didirikan dengan nama PT Arwana Citra Mulia

tanggal 22 Februari 1993 dan mulai beroperasi secara komersial sejak tanggal

1 Juli 1995. Kantor pusat ARNA terletak di Sentra Niaga Puri Indah Blok T2

No. 24, Kembangan, Jakarta Barat 11610, dan pabriknya berlokasi di

Jatiuwung, Tangerang, Banten. Ruang lingkup kegiatan ARNA terutama

bergerak dalam bidang industri keramik dan menjual hasil produksinya di

dalam negeri.

4. Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG)

Asahimas Flat Glass Tbk. beroperasi pada produksi kaca lembaran dan kaca

pengaman otomotif. Pabriknya berlokasi di Jakarta, Cikampek, dan Sidoarjo.

AMFG memiliki dua divisi operasi, yaitu divisi kaca lembaran dan divisi kaca

pengaman. Divisi kaca lembaran memproduksi kaca bening dan berwarna, kaca

berpola, kaca reflektif dan cermin, yang digunakan untuk dinding tirai kaca,

kaca jendela dan kaca tersuspensi dalam konstruksi bangunan.

5. Bata Tbk. (BATA)

Perusahaan Sepatu Bata Tbk. merupakan Bata adalah produsen dan riteler

produk alas kaki global untuk keluarga dan aksesoris fashion yang bermarkas

di Lausanne, Swiss. Perusahaan ini memiliki tiga unit perusahaan yaitu Bata

Eropa, yang berbasis di Italia, Bata Emerging Pasar (Asia, Pasifik, Afrika dan

Amerika Latin), yang berbasis di Singapura, dan Bata Protective (operasi

Universitas Sumatera Utara


47

B2B di seluruh dunia), yang berbasis di Belanda. Toko ritelnya ada di lebih

dari 70 negara dan fasilitas produksinya ada di 26 negara. Dalam sejarahnya

Bata telah menjual lebih dari 14 miliar pasang sepatu dan dianugerahi

Guinness World Record sebagai "Largest Shoe Retailer and Manufacturer".

Kini Bata mempekerjakan lebih dari 30.000 karyawan.

6. Berlina Tbk. (BRNA)

Berlina Tbk. didirikan 18 Agustus 1969 dan mulai beroperasi secara

komersial pada tahun 1970. Kantor pusat dan pabrik Berlina beralamat di Jl.

Jababeka Raya Blok E No. 12- 17, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang,

Bekasi 17520. Berlina juga memiliki pabrik yang berlokasi di Pasuruan dan

Sidoarjo (Jawa Timur), Tangerang (Banten) dan Hefei (Tiongkok). Kegiatan

utama BRNA adalah untuk melayani industri produk-produk kosmetika,

farmasi, makanan dan minuman, barang-barang industri lain sebagainya.

7. Beton Jaya Manunggal Tbk. (BTON)

Betonjaya Manunggal Tbk (BTON) didirikan 27 Februari 1995 dan mulai

melakukan kegiatan komersialnya pada bulan Mei 1996. Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BTON terutama

meliputi bidang industri besi dan baja. Kegiatan usaha utama BTON saat ini

adalah bergerak dalam bidang industri besi beton yang dipasarkan di dalam

negeri dengan fokus pada target pasar distributor, toko besi dan end user.

8. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA)

Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (sebelumnya Cahaya Kalbar Tbk) (CEKA)

didirikan 03 Februaru 1968 dengan nama CV Tjahaja Kalbar dan mulai

Universitas Sumatera Utara


48

beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CEKA meliputi bidang industri makanan

berupa industri minyak nabati (minyak kelapa sawit beserta produk-produk

turunannya), biji tengkawang, minyak tengkawang dan minyak nabati

spesialitas untuk industri makanan & minuman; bidang perdagangan lokal,

ekspor, impor, dan berdagang hasil bumi, hasil hutan, berdagang barang-

barang keperluan sehari-hari.

9. Citra Turbindo Tbk. (CTBN)

Citra Turbindo Tbk. beroperasi di bidang manufaktur dan penyediaan layanan

untuk barang tubular ladang minyak. Lebih dari 75% dari produk perusahaan

dikirim kepada perusahan minyak multinasional serta perusahaan minyak

negara yang terletak di seluruh dunia. Perusahaan berspesialisasi dalam pipa

milik dan koneksi premium benang. Pabrik CTBN mulai berproduksi pada

tahun 1984 sebagai sebuah perusahaan perintis di pulau Batam, terletak hanya

20 km selatan dari Singapura dan sekarang telah menjadi pusat logistik untuk

industri jasa minyak di seluruh Indonesia.

10. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN)

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang

menghasilkan pakan ternak, Day Old Chicks dan makanan olahan terbesar di

Indonesia. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1972 dengan pabrik pakan ternak

terbesar pertama di Jakarta untuk menghasilkan pakan ternak berkualitas.

Perusahaan ini memiliki visi memberi pangan bagi dunia yang berkembang.

Universitas Sumatera Utara


49

11. Duta Pertiwi Nusantara Tbk. (DPNS)

Perseroan bergerak pada bidang industri pengolahan perekat kayu lapis,

barang-barang kimia dan pertambangan berdomisili di Pontianak, lokasi

pabrik berada di tepi Sungai Kapuas dengan luas lokasi ± 3 hektar yang

didukung oleh ± 106 tenaga kerja trampil. Perseroan didirikan berdasarkan

akta No. 45 tanggal 18 Maret 1982. Masa konstruksi dilaksanakan sekitar 2

tahun yaitu tahun 1984 s/d tahun 1986. Perseroan mulai berproduksi secara

komersial pada awal tahun 1987 sampai sekarang.

12. Ekadharma International Tbk. (EKAD)

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1981 dengan nama PT. Ekadharma

Widya Grafika, kemudian mengalami beberapa perubahan nama yang pada

akhirnya menjadi PT. Ekadharma International Tbk. Perusahaan ini telah

menjadi perusahaan publik dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta

dan Bursa Efek Surabaya sejak tahun 1990. Sejak tahun 1983, Perusahaan

telah mulai mengembangkan bisnis di dunia industri pita perekat untuk

memenuhi permintaan pasar Indonesia.

13. Gunawan Dianjaya Steel Tbk. (GDST)

Gunawan Dianjaya Steel Tbk. didirikan tanggal 08 April 1989 dan memulai

kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1993. Kantor pusat dan pabrik

GDST berlokasi di Jl. Margomulyo No. 29A, Surabaya, Jawa Timur.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GDST

berusaha dalam bidang industri penggilingan pelat baja canai panas yang

biasa disebut hot rolled steel plate. Hasil utama produksi GDST adalah hot

Universitas Sumatera Utara


50

rolled steel plate.

14. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. (INTP)

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen semen di

Indonesia. Indocement merupakan produsen terbesar kedua di Indonesia.

Selain memproduksi semen, Indocement juga memproduksi beton siap-pakai,

serta mengelola tambang agregat dan tras. Indocement berdiri sejak 16

Januari 1985. Perusahaan ini merupakan hasil penggabungan enam

perusahaan semen yang memiliki delapan pabrik Pabrik pertama Indocement

sudah beroperasi sejak 4 Agustus 1975.

15. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP)

Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 1991 sebagai solusi untuk

semua kebutuhan akan kertas kemasan dan karton. Produk-produk buatan

perusahaan ini tidak hanya memenuhi pasaran domestik saja, melainkan telah

menembus pasaran internasional. Perusahaan ini telah mengekspor hingga ke

negara-negara di Asia, Amerika Utara dan Selatan, Australia, Afrika, dan

juga Eropa.

16. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA)

Japfa Comfeed Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dalam bidang agri-food terbesar dan ter-integritas di Indonesia. Unit

bisnis utama perusahaan ini yakni pembuatan pakan ternak, pembibitan ayam,

pengolahan unggas serta pembudidayaan pertanian.

17. Keramika Indonesia Asosiasi Tbk. (KIAS)

Keramika Indonesia Assosiasi Tbk didirikan tanggal 28 Nopember 1968 dan

Universitas Sumatera Utara


51

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tanggal 1968. Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KIAS meliputi Industri

dan distribusi produk keramik. Kegiatan usaha utama KIAS dan anak

usahanya bergerak di bidang produksi dan distribusi ubin lantai, ubin dinding

serta genteng dengan merek KIA, Impresso dan KIA Roof.

18. Mulia Industrindo Tbk. (MLIA)

Mulia Industrindo Tbk adalah perusahaan multinasional Indonesia yang

memproduksi berbagai macam bahan gelas. Perusahaan ini berdiri sejak 5

November tahun 1986 dan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal

17 Januari 1994. Perusahaan memiliki dua anak perusahaan operasi, yaitu

Muliaglass dan Muliakeramik Indahraya dan dua perusahaan kendaraan

finansial yaitu Muliaglass Finance Limited dan Muliakeramik Finance Limited.

19. Malindo Feedmil Tbk. (MAIN)

Malindo Feedmill Tbk. didirikan untuk pertama kalinya pada tahun 1997

sebagai anak cabang dari dua perusahaan asal Malaysia yakni Leong Hup

Holding Berhad dan Emivest Berhad. Perusahaan ini memproduksi dan

mendistribusikan pakan ternak, khususnya pakan ternak broiler dan

Commerciall Day Chicks (DOC). Disamping itu, perusahaan ini juga

berinvestasi pada anak perusahaan yang memproduksi dan memasarkan induk

produksi DOC, Commercial DOC dan ayam broiler.

20. Bentoel International Investama Tbk. (RMBA)

Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) didirikan 19 Januari 1979

dengan nama PT Rimba Niaga Idola dan mulai beroperasi secara komersial

Universitas Sumatera Utara


52

pada tahun 1989 (bergerak dalam bidang industri rotan).

21. Holcim Indonesia Tbk. (SMCB)

Holcim Indonesia Tbk (dahulu Semen Cibinong Tbk) (SMCB) didirikan 15

Juni 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1975.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMCB

terutama meliputi pengoperasian pabrik semen, beton dan aktivitas lain yang

berhubungan dengan industri semen, serta melakukan investasi pada

perusahaan lainnya. Pangsa pasar utama Holcim dan anak usahanya yang di

Indonesia berada di Pulau Jawa.

22. Semen Indonesia Tbk. (SMGR)

Semen Indonesia (Persero) Tbk (dahulu bernama Semen Gresik (Persero)

Tbk) (SMGR) didirikan 25 Maret 1953. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMGR meliputi berbagai kegiatan

industri. Jenis semen yang hasilkan oleh SMGR, antara lain: Semen Portland

(Tipe I, II, III dan V), Special Blended Cement, Portland Pozzolan Cement,

Portland Composite Cement, Super Masonry Cement dan Oil Well Cement

Class G HRC.

23. Sierad Produce Tbk. (SIPD)

Sierad Produce Tbk (SIPD) didirikan dengan PT Betara Darma Ekspor Impor

pada 06 September 1985 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun

1985. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SIPD

bergerak di bidang perdagangan umum, industri, kontraktor, pertanian dan

angkutan. Kegiatan utama SIPD saat ini adalah bidang peternakan ayam bibit

Universitas Sumatera Utara


53

induk untuk menghasilkan ayam niaga, industri pemotongan dan pengolahan

ayam terpadu dengan cold storage, industri pakan ternak dan industri

pengeringan jagung.

24. Sumalindo Lestari Jaya Tbk. (SPMA)

Sumalindo Lestari Jaya Tbk adalah sebuah perusahaan kayu yang berbasis di

Indonesia. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 14 April 1980. Kegiatan

utama Perusahaan terdiri dari pengolahan kayu, kegiatan penebangan, operasi

hutan tanaman industri, serta perdagangan ekspor, impor dan lokal.

25. Tifico Fiber Indonesia Tbk. (TFCO)

Tifico Fiber Indonesia Tbk (dahulu Teijin Indonesia Fiber Tbk) (TFCO)

didirikan dengan nama PT Teijin Indonesia Fiber Corporation pada tanggal

25 Oktober 1973 dan mulai beroperasi secara komersial sejak 1 Juli 1976.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TFCO

yang utama adalah memproduksi Biji Polyester (Polyester Chips), Serat

Polyester (Polyester Staple Fiber) dan Benang Polyester (Polyester Filament

Yarn) serta melakukan ekspor/impor bermacam-macam serat dan barang

lainnya. Hasil produksi dipasarkan di pasar lokal dan juga diekspor ke

beberapa negara di Asia, Amerika Serikat, Australia dan Eropa.

26. Tirta Mahakam Resources Tbk. (TIRT)

Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRT) didirikan tanggal 22 April 1981 dan

memulai produksi komersialnya di bulan Nopember 1983. Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, lingkup kegiatan TIRT bergerak dalam bidang

industri dan penjualan kayu lapis dan produk-produk kayu sejenis.

Universitas Sumatera Utara


54

27. Surya Toto Indonesia Tbk. (TOTO)

Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) didirikan tanggal 11 Juli 1977 dalam

rangka Penanaman Modal Asing dan memulai operasi komersil sejak

Februari 1979. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan TOTO meliputi kegiatan untuk memproduksi dan menjual produk

sanitary (kloset, wastafel, urinal, bidet, dan lain-lainnya), fittings (kran,

shower, dan lainnya) dan peralatan sistem dapur (sistem dapur, lemari

pakaian, vanity, dan sebagainya) serta kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan

dengan produk tersebut.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai

standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan

statistik deskriptif adalah CR, DER, EPS, ROA dan return saham. Berdasarkan

analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut.

Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Dari CR, DER, EPS, ROA dan Return Saham
Variable CR (X1) DER (X2) EPS (X3) ROA (X4) Return Saham (Y)
Min 45.0007 8.5298 0.19 0.1134 -86.7
Max 1516.46 1125.436 1707 26.0585 339
Mean 248.068 151.814 271.632 7.919 9.834
Std. Deviation 236.639 207.130 406.144 6.762 52.270
Sumber: Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebanyak 27 sampel data yang diambil dari Bursa Efek

Universitas Sumatera Utara


55

Indonesia yang diakses melalui situ www.idx.co.id. Berikut adalah analisis

deskriptif yang diperoleh dari tabel 4.1:

1. Current Ratio (CR) memiliki nilai rata-rata sebesar 248.068, nilai minimum

sebesar 45.0007 diperoleh Alakasa Industrindo Tbk.(ALKA) pada tahun

2014. Nilai maksimum dari CR adalah sebesar 1516.46 diperoleh Duta

Pertiwi Nusantara Tbk.(DPNS) pada tahun 2016. Standar deviasi dari rasio

lancar perusahaan 236.639.

2. Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai rata-rata sebesar 151.814, nilai

minimum sebesar adalah 8.5298 diperoleh Keramika Indonesia Asosiasi

Tbk.(KIAS) pada tahun 2012. Nilai maksimum dari DER adalah 1125.436

diperoleh Tirta Mahakam Resource Tbk.(TIRT) pada tahun 2013. Standar

deviasi dari rasio hutang modal adalah 207.13.

3. Earning Per Share (EPS) memiliki nilai rata-rata sebesar 271.632, nilai

minimum sebesar 0.19 diperoleh Sierad Produce Tbk.(SIPD) pada tahun

2014. Nilai maksimum dari EPS adalah 1707 diperoleh Alumindo Light

Metal Industry Tbk.(ALMI) pada tahun 2013. Standar deviasi dari laba per

saham adalah 406.144.

4. Return on Asset (ROA) memiliki nilai rata- rata sebesar 7.919, nilai

minimum sebesar 0.1134 yang diperoleh Tirta Mahakan Resources

Tbk.(TIRT) pada tahun 2015. Nilai maksimum dari ROA adalah 26.0585

diperoleh Duta Pertiwi Nusantara Tbk.(DPNS) pada tahun 2013. Standar

deviasi dari tingkat pengembalian aset adalah 6.762.

5. Return saham memiliki nilai rata-rata sebesar 9.834, nilai minimum dari

Universitas Sumatera Utara


56

return saham adalah -86.7 yang diperoleh . Nilai maksimum dari return

saham adalah 339 yang diperoleh . sementara nilai standar deviasi dari return

saham adalah 52.270.

4.2.2 Pemilihan Data Panel

1. Uji Chow

Untuk menentukan apakah model estimasi CEM atau FEM dalam

membentuk model regresi, maka digunakan uji Chow. Hipotesis yang diuji

sebagai berikut.

a. 𝐻0 : Model CEM lebih baik dibandingkan model FEM.

b. 𝐻1 : Model FEM lebih baik dibandingkan model CEM

Berikut hasil berdasarkan uji Hausman dengan menggunakan Eviews 7.

Tabel 4.2
Hasil dari Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: DPANEL
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 2.344665 (26,104) 0.0013


Cross-section Chi-square 62.278189 26 0.0001
Sumber: Lampiran 5

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut.

a. Jika nilai probabilitas cross-section Chi-square < 0,05, maka 𝐻0 ditolak

dan 𝐻1 diterima.

b. Jika nilai probabilitas cross-section Chi-square ≥ 0,05, maka 𝐻0 diterima

dan 𝐻1 ditolak.

Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.5, diketahui nilai probabilitas

Universitas Sumatera Utara


57

adalah 0,0001. Karena nilai probabilitas 0,0001 < 0,05, maka model estimasi

yang digunakan adalah model fixed effect model (FEM).

2. Uji Hausman

Untuk menentukan apakah model estimasi FEM atau REM dalam

membentuk model regresi, maka digunakan uji Hausman. Hipotesis yang

diuji sebagai berikut.

a. 𝐻0 : Model REM lebih baik dibandingkan model FEM.

b. 𝐻1 : Model FEM lebih baik dibandingkan model REM

Berikut hasil berdasarkan uji Hausman dengan menggunakan Eviews 7.

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut.

a. Jika nilai probabilitas cross-section random < 0,05, maka 𝐻0 ditolak dan

𝐻1 diterima.

Tabel 4.3
Hasil dari Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DPANEL
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 16.884090 4 0.0020


Sumber: Lampiran 6

b. Jika nilai probabilitas cross-section random ≥ 0,05, maka 𝐻0 diterima

dan 𝐻1 ditolak.

Berdasarkan hasil dari uji Hausman pada Tabel 4.6, diketahui nilai

probabilitas adalah 0,0020. Karena nilai probabilitas 0,0020 < 0,05, maka

model estimasi yang digunakan adalah model fixed effect model (FEM).

Universitas Sumatera Utara


58

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan

uji Jarque-Bera (J-B). Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang

digunakan 𝛼 = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka

probabilitas dari statistik J-B, dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Jika nilai probabilitas 𝑝 ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

2. Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.


20
Series: Residuals
Sample 1 135
16 Observations 135

Mean -3.15e-16
12 Median 0.182130
Maximum 2.350012
Minimum -2.673817
Std. Dev. 1.063280
8
Skewness -0.481323
Kurtosis 2.770176
4
Jarque-Bera 5.509727
Probability 0.063618
0
-2 -1 0 1 2
Sumber: Lampiran 7

Gambar 4.1
Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera

Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.1, diketahui nilai probabilitas dari

statistik J-B adalah 0,063618. Karena nilai probabilitas 𝑝, yakni 0,063618,

lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti

asumsi normalitas dipenuhi.

2. Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi

Universitas Sumatera Utara


59

antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Ghozali (2013)

menyatakan jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi,

yakni di atas 0,9, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

Hasil uji multikolinearitas disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.4
Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi
X1 X2 X3 X4
X1 1.000000 -0.122344 0.010505 0.144878
X2 -0.122344 1.000000 -0.039690 -0.135423
X3 0.010505 -0.039690 1.000000 0.361733
X4 0.144878 -0.135423 0.361733 1.000000
Sumber: Lampiran 8

Berdasarkan Tabel 4.2 hasil pengujian multikolinearitas, dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen. Hal

ini karena nilai korelasi antar variabel independen tidak lebih dari 0,9

(Ghozali, 2013:105).

3. Uji Heteroskedastisitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji White

(Gujarati, 2003, Gio dan Elly, 2015). Berikut hasil uji White.

Tabel 4.5
Uji Heteroskedastisitas (Uji White)
Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.752328 Prob. F(14,120) 0.0539


Obs*R-squared 22.91455 Prob. Chi-Square(14) 0.0617
Sumber: Lampiran 6

Hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4.3, menunjukkan nilai Prob Chi-

Square(14) adalah 0,0617 > 0,05, yang berarti tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Universitas Sumatera Utara


60

4. Uji Autokorelasi

Asumsi mengenai independensi terhadap residual (non-autokorelasi) dapat

diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Nilai statistik dari uji Durbin-

Watson berkisar di antara 0 dan 4. Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang

lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi.

Tabel 4.6
Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Log likelihood -199.3383 Hannan-Quinn criter. 3.070960
Durbin-Watson stat 1.713859
Sumber: Lampiran 9

Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,713859.

Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1

dan 3, yakni 1 < 1,713859 < 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi.

Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.

4.2.4 Pengujian Hipotesis

Pada pengujian hipotesis, akan dilakuakan pengujian signifikansi koefisien

regresi parsial secara menyeluruh atau serempak (uji F), uji signifikan koefisien

regresi parsial secara individu (uji t) dan analisis koefisien determinasi.

1. Uji Signifikansi Serempak (uji F)

Uji 𝐹 bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara simultan

terhadap variabel tak bebas. Berdasarkan model analisis terpilih model FEM

Tabel 4.7, diketahui nilai Prob. (F-statistics), yakni 0,000166 < 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas, yakni CR, DER, EPS, ROA

secara simultan, berpengaruh signifikan terhadap variabel return saham.

Universitas Sumatera Utara


61

Tabel 4.7
Nilai statistik dari Koefisien Determinasi, Uji F, dan Uji t
Dependent Variable: Y?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/25/18 Time: 21:23
Sample: 2012 2016
Included observations: 5
Cross-sections included: 27
Total pool (balanced) observations: 135

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X1? -0.001590 0.001160 -1.370997 0.1733


X2? -0.002337 0.000625 -3.737833 0.0003
X3? -0.001764 0.000636 -2.772476 0.0066
X4? 0.082393 0.018242 4.516604 0.0000
C 3.549051 0.335661 10.57333 0.0000

R-squared 0.430748 Mean dependent var 2.973107


Adjusted R-squared 0.266541 S.D. dependent var 1.118977
S.E. of regression 0.958317 Akaike info criterion 2.951099
Sum squared resid 95.51058 Schwarz criterion 3.618236
Log likelihood -168.1992 Hannan-Quinn criter. 3.222204
F-statistic 2.623201 Durbin-Watson stat 2.551246
Prob(F-statistic) 0.000166

Sumber: Lampiran 10

2. Persamaan Regresi Data Panel dan Uji Signifikansi Parsial (uji t)

Berdasarkan Tabel 4.7, diperoleh persamaan regresi data panel sebagai berikut.

𝑌 = 3,549 − 0,00159𝑋1 − 0,0023𝑋2 − 0,0017𝑋3 + 0,0823𝑋4

Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui:

a. Nilai koefisien dari variabel CR (X1) adalah -0,00159, yakni bernilai

negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan variabel CR berpengaruh

negatif terhadap variabel return saham. Diketahui nilai Prob dari variabel

CR adalah 0,1733, yakni > 0,05, maka variabel CR tidak berpengaruh

signifikan terhadap return saham.

b. Nilai koefisien dari variabel DER (X2) adalah -0,00233, yakni bernilai

negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan variabel DER berpengaruh

Universitas Sumatera Utara


62

negatif terhadap variabel return saham. Diketahui nilai Prob dari variabel

DER adalah 0,0003, yakni < 0,05, maka variabel DER berpengaruh

signifikan terhadap return saham.

c. Nilai koefisien dari variabel EPS (X3) adalah -0,00176, yakni bernilai

negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan variabel EPS berpengaruh

negatif terhadap variabel return saham. Diketahui nilai Prob dari variabel

EPS adalah 0,0066, yakni < 0,05, maka variabel EPS berpengaruh

signifikan terhadap return saham.

d. Nilai koefisien dari variabel ROA (X4) adalah 0,0823, yakni bernilai

positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan variabel ROA berpengaruh

positif terhadap variabel return saham. Diketahui nilai Prob dari variabel

ROA adalah 0,0000, yakni < 0,05, maka variabel ROA berpengaruh

signifikan terhadap return saham.

4.2.5 Analisis Koefisien Determinasi

Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui nilai koefisien determinasi (Adjusted R-

squared) sebesar 𝑅2 = 0,2665. Nilai tersebut dapat diartikan CR, DER, EPS,

ROA mampu mempengaruhi/menjelaskan return saham secara simultan atau

bersama-sama sebesar 26,65%, sisanya sebesar 73,35% dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Return Saham

Menurut Ariyanti (2016), Current Ratio tidak berpengaruh signifikan

Universitas Sumatera Utara


63

terhadap return saham. Kondisi ini mengandung arti bahwa Current Ratio (CR)

yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas

dan merupakan indikator awal mengenai ketidakmampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hasil penelitian ini menggambarkan

bahwa Current Ratio tidak menjadi tolak ukur bagi investor dalam melakukan

investasi pada sebuah perusahaan yang diinginkan. Menurut Kasmir (2015:135),

apabila rasio lancar (Current Ratio) rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan

kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio

tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi

karena aktiva tidak digunakan sebaik mungkin.

Ternyata nilai Current Ratio yang tinggi tidak mempengaruhi minat

investor dalam menanamkan modalnya, karena dengan tingginya nilai Current

Ratio berarti pengelolaan aktiva lancar kurang berjalan dengan baik, sehingga

banyak aktiva lancar yang menganggur dan tidak dioptimalkan oleh perusahaan

sehingga mengakibatkan menurunnya minat investor untuk menanamkan

modalnya. Menurunnya minat investor untuk berinvestasi akan memberi imbas

terhadap menurunnya tingkat harga saham sehingga berakibat pula pada

menurunnya tingkat return saham perusahaan.

4.3.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham

Perbandingan hutang terhadap ekuitas perusahaan sering digunakan para

analis dan para investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika

dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham.

Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.

Universitas Sumatera Utara


64

Debt Equity Ratio menunjukkan efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan

ekuitas pemilik dalam rangka mengantisipasi hutang jangka panjang dan jangka

pendek perusahaan. Makin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi jumlah dana dari

luar yang harus dijamin dengan jumlah modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini,

maka semakin rendah return saham suatu perusahaan. Hal ini sejalan dengan

penelitian Faridah dan Wahyuni (2015), yang menyatakan Debt to Ratio

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.

4.3.3 Pengaruh Earning per Share terhadap Return Saham

Menurut Gould (2008), Earning per share bisa berpengaruh negatif

terhadap return saham disebabkan oleh pada tahun sebelumnya investor sudah

menjual sahamnya dan tahun berikutnya investor membeli kembali saham yang

telah dijual, maka itu efek pada EPS pembilang akan dipengaruhi oleh laba

setelah pajak atau tabungan dari dana yang digunakan untuk membiayai saham

buy-back program. Program buy back ini menyebabkan EPS menurun namun

return saham tetap tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Ayu Nurhayani Aisah

dan Kastawan Mandala (2013) yang menyatakan bahwa Earning per Share

memberi dampak negatif dan signifikan terhadap return saham.

4.3.4 Pengaruh Return on Asset terhadap Return Saham

Menurut Kasmir (2015:202), semakin kecil (rendah) rasio ini semakin

kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini untuk mengukur

efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Perusahaan yang mampu

menghasilkan laba yang tinggi akan menarik minat investor untuk melakukan

Universitas Sumatera Utara


65

investasi di perusahaan tersebut, sehingga semakin banyak investor yang

melakukan investasi maka harga saham perusahaan akan meningkat dan

mangakibatkan return saham dari perusahaan tersebut ikut meningkat. Hal ini

berarti bahwa investor mempertimbangkan tingkat Return on Asset yang dicapai

oleh perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ajeng Ika Ariyanti

(2016), Return on Asset berpengaruh signifikan terhadap return saham. Return on

Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel return saham.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara serempak, current ratio, debt to equity ratio, earning per share, dan

return on asset berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012-

2016.

2. Secara parsial, current ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap return saham. Sedangkan debt to equity ratio dan earning per share

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham, dan return on

asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

periode 2012-2016.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mencoba memberikan saran maupun

masukan bagi pihak perusahaan, investor serta penelitian selanjutnya sebagai

berikut:

1. Bagi calon investor, diharapkan agar bisa lebih selektif lagi dalam memilih

perusahaan yang akan dijadikan tempat berinvestasi. Salah satu pertimbangan

yang bisa diambil dari penelitian ini yaitu memperhatikan DER dan EPS

perusahaan karena berpengaruh negatif dan berdampak signifikan terhadap

66

Universitas Sumatera Utara


67

return saham.

2. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menggunakan lebih banyak

variabel independen lainnya diluar variabel current ratio (CR), debt to equity

ratio (DER), earning per share (EPS), return on asset (ROA). Penelitian

selanjutnya juga disarankan untuk melakukan penelitian perusahaan dengan

karakteristik yang lebih beragam, dengan demikian hasil yang diperoleh bisa

mewakili untuk diambil kesimpulan dengan membandingkan dari setiap

sektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan penelitian

selanjutnya juga diharapkan dapat melakukan penelitian menggunakan time

series yang up to date/terbaru, sehingga hasilnya juga semakin akurat.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, A. I. (2015). Pengaruh. Jurnal Manajmen dan Bisnis, 1-13.


Aisah, A. N. (2016). Pengaruh Return on Equity,Earning Per Share. Jurnal
Manajemen dan Bisnis Umud, 1-30.
Basyith, D. F. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan.
Asian Journal Of Finance & Accounting, 1-20.
Ika, F. N. (2013). Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Return
Saham. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 1-6.
Kusna, F. K. (2013). Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga
Saham. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana, 173-196.
Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang.I
Gintingsih, G. U. (2012). Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA), Return on
Equity (ROE). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 1-14.
Gould, G. P. (2008). The Impact Of Share Buy Backs On Earning Per Share. The
Financial Journal Of Applied Finance Issue, 1:34.
Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Rajagrafindo.
Lufti, M. S. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada
Perusahaan Pertambangan. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, 130-
149.
Munawir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Rosyidah, M. S. (2012). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 1-17.
Santoso. S. (2010). Manajemen Keuangan Lanjutan. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Sugiyono. (2013). Teori dan Praktek Manajemen Keuangan. Yogyakarta: ANDI.
Hedinata, S. D. (2008). Manajemen Keuangan Based on Emprial. Jakarta:
Salemba Empat.
Hedinata, S. D. (2009). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Tandelilin. E. (2010). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius.
Weston. J. (2007). Managerial Finance. Florida: The Dryden Press.

68

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Daftar Sampel Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan Tanggal Listing
1 ALKA Alakasa Industrindo Tbk.. 12-Jul-1990
2 ALMI Alumindo Light Metal Industry 2-Jan-1997
3 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk. 17-Jul-2001
4 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk. 8-Nov-1995
5 BATA Sepatu Bata Tbk. 24-Mar-1982
6 BRNA Berlina Tbk. 6-Nov-1989
7 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk. 18-Jul-2001
8 CEKA Cahaya Kalbar Tbk. 9-Jul-1996
9 CTBN Citra Turbindo Tbk. 28-Nov-1989
10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 18-Mar-1991
11 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk. 8-Aug-1990
12 EKAD Ekadharma International Tbk. 14-Aug-1990
13 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk. 23-Dec-2009
14 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 5-Dec-1989
15 IKKP Inti Keramik Alamasri Industri Tbk. 4-Jun-1997
16 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk. 23-Oct-1989
17 KIAS Keramika Indonesia Asosiasi Tbk. 8-Dec-1994
18 MLIA Mulia Industrindo Tbk. 17-Jan-1994
19 MAIN Malindo Feedmill Tbk. 10-Feb-2006
20 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk. 5-Mar-1990
21 SMCB Holcim Indonesia Tbk. 10-Aug-1997
22 SMGR Semen Gresik Persero Tbk. 8-Jul-1991
23 SIPD Siearad Produced Tbk. 27-Dec-1996
24 SPMA Suparma Tbk. 16-Nov-1994
25 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk. 26-Feb-1980
26 TIRT Tirta Mahakam Resource Tbk. 13-Dec-1999
27 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk. 30-Oct-1990

69

Universitas Sumatera Utara


70

Lampiran 2
Data Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Return on Asset dan
Return Saham
Perusaha Tahun CR DER EPS ROA Return
an Saham
AALI 2012 68,4625 32,6137 1530,57 20,2923 -9,2
AALI 2013 45,0007 45,7284 1144,43 12,7167 27,41
AALI 2014 58,4685 56,7759 1590,4 14,128 -3,38
AALI 2015 79,8983 83,8855 393,15 3,2339 -34,63
AALI 2016 102,7537 37,6994 1135,85 8,7274 5,83
ADMF 2012 124,6553 405,5924 1419 5,5719 -22,83
ADMF 2013 124,1147 414,6876 1707 5,5081 -17,34
ADMF 2014 115,5757 636,6753 792 2,6466 -11,11
ADMF 2015 118,6491 536,2199 665 2,3963 -51,8
ADMF 2016 121,959 455,3948 1009 3,6514 94,52
ARNA 2012 116,6232 54,9846 85 25,4345 339
ARNA 2013 129,9329 49,3298 10,83 19,2323 100
ARNA 2014 160,7546 38,4635 35,35 20,7851 6
ARNA 2015 102,0687 59,9121 9,51 4,977 -42,5
ARNA 2016 134,8825 62,7714 12,32 5,9211 4
AMFG 2012 388,7013 26,7932 799 11,1256 26,71
AMFG 2013 417,7812 28,2051 780 9,5598 -15,66
AMFG 2014 568,436 27,2353 1069 11,7622 15
AMFG 2015 465,4344 25,9585 786 7,9935 -18,63
AMFG 2016 201,983 52,9449 600 0,2424 2,29
BATA 2012 212,4238 71,5204 5,344 12,0784 9
BATA 2013 169,2635 72,6044 34,13 6,5189 -82,3
BATA 2014 155,2257 82,0713 54,8 9,1944 4,2
BATA 2015 247,0996 45,3356 99,63 16,2865 -18,5
BATA 2016 257,0106 44,4378 32,49 5,2478 -12,2
BRNA 2012 97,3628 155,2377 72 5,545 -60,45
BRNA 2013 81,1658 274,8027 14 3,6791 -35
BRNA 2014 104,6676 272,5737 77 4,2705 54,94
BRNA 2015 114,1136 119,9242 17 0,3932 35,4
BRNA 2016 138,7378 103,1108 15 0,6064 50,68
BTON 2012 329,5892 28,2045 137,56 12,9726 108,9
BTON 2013 363,0844 26,5686 144,2 1,7228 -21,42
BTON 2014 505,5392 18,5245 41,87 3,4098 -1,81
BTON 2015 435,7603 22,8106 35,13 3,4534 -19,44
BTON 2016 421,9802 23,5187 8,3 2,9966 15,86
CEKA 2012 102,712 121,7708 196 8,1459 -10,7
CEKA 2013 163,2193 102,4755 219 6,0833 36,8
CEKA 2014 146,5631 138,8889 69 3,1929 29,3
CEKA 2015 153,4676 132,199 179 7,1711 -10

Universitas Sumatera Utara


71

Lanjutan Lampiran 2
CEKA 2016 218,9302 60,596 420 17,5107 100
CTBN 2012 178,9217 88,2347 420,42 12,7833 3,52
CTBN 2013 178,6975 81,6738 553,285 13,9571 2,27
CTBN 2014 180,0694 79,1985 394,99 9,8203 17,77
CTBN 2015 165,0098 72,2633 135,14 3,5291 -1,41
CTBN 2016 259,1877 35,4523 14,86 0,5817 -0,4
CPIN 2012 331,275 51,0265 164 21,7099 69,76
CPIN 2013 379,2315 56,9825 154 16,1017 -7,53
CPIN 2014 224,0682 89,381 107 8,3805 12
CPIN 2015 210,6176 96,5136 112 7,424 -31,21
CPIN 2016 212,9207 70,9725 16,398 9,194 18,84
DPNS 2012 859,2333 18,5997 64,13 11,1679 -45,77
DPNS 2013 1094,949 14,7931 174,82 26,0585 22
DPNS 2014 1272,478 13,9169 46,62 5,4032 -24,89
DPNS 2015 1335,001 13,7537 33,1 3,5919 9,6
DPNS 2016 1516,46 864,4535 34,08 3,3801 3,3
EKAD 2012 183,3868 42,6693 51 13,216 25
EKAD 2013 306,1462 44,548 56 11,4815 11,42
EKAD 2014 232,9603 53,683 58 9,9546 32
EKAD 2015 356,8782 33,4737 67 12,0711 -22,33
EKAD 2016 488,5572 18,666 126 12,9089 47,5
GDST 2012 231,3931 46,7947 6 4,0028 -16,27
GDST 2013 298,8831 34,7218 11 7,7118 -20
GDST 2014 140,5475 55,6237 1,7 1,0289 19,76
GDST 2015 121,6015 47,1804 6,73 4,6635 -42,71
GDST 2016 124,0375 51,1327 3,87 2,521 91,5
INTP 2012 602,7629 17,1815 1293,15 20,9332 31,67
INTP 2013 614,8066 15,796 1361,02 18,8381 -10,91
INTP 2014 493,393 17,527 1437,09 18,3261 25
INTP 2015 488,6574 15,8067 1183,48 15,7631 -10,7
INTP 2016 452,5028 15,3484 1051,73 12,8366 -31
INKP 2012 167,8139 220,7021 89,18 3,3276 -44,71
INKP 2013 146,4294 195,4506 467,63 19,3243 106
INKP 2014 138,1123 171,5783 286,92 1,9379 -25,35
INKP 2015 140,1719 168,3247 544,606 3,1647 -8,6
INKP 2016 159,8325 143,9822 501,51 2,9475 0
JPFA 2012 182,4546 130,122 94 9,8032 60,78
JPFA 2013 206,4559 184,4034 56 4,2945 -0,8
JPFA 2014 177,1465 204,2537 32 2,4866 -22,13
JPFA 2015 179,4274 180,8565 44 3,0565 -33,15
JPFA 2016 212,9759 105,3889 189 11,2805 129
KIAS 2012 586,0642 8,5298 5,07 21,343 133
KIAS 2013 529,1689 10,9023 2,79 1,9732 -11,42

Universitas Sumatera Utara


72

Lanjutan Lampiran 2
KIAS 2014 686,9054 9,2862 5,02 3,3861 -5,16
KIAS 2015 332,8828 17,1441 1,84 1,3586 -38,77
KIAS 2016 342,9131 16,8597 3,17 2,4732 -11
MLIA 2012 145,6239 429,9874 23 0,4629 -47,19
MLIA 2013 112,9503 51,24343 359 6,5932 80,85
MLIA 2014 111,3756 523,3772 101,19 1,8018 23,52
MLIA 2015 87,066 539,017 122,23 2,188 -1,9
MLIA 2016 85,948 378,8036 7,11 0,117 7
MAIN 2012 104,8622 42,34324 147 25,424 142,3
MAIN 2013 101,0654 155,1637 49 1,0654 33,68
MAIN 2014 107,621 226,727 34 0,5966 -33
MAIN 2015 133,346 155,8508 33 1,9712 -28,4
MAIN 2016 129,0115 113,3118 23 1,335 -14,75
RMBA 2012 164,2741 260,4908 44,66 4,6622 -26,5
RMBA 2013 117,8663 946,712 143,93 11,0919 -1,7
RMBA 2014 100,1663 833,7867 314,74 21,9588 -8,77
RMBA 2015 220,3075 502,127 226,32 12,9391 -2
RMBA 2016 240,1544 42,6862 86,19 15,4851 -5
SMCB 2012 140,4607 44,5526 176 11,1007 33
SMCB 2013 63,9185 69,7832 124 6,3935 -21,55
SMCB 2014 59,5184 100,4121 86 3,8366 -4
SMCB 2015 65,2385 104,9924 23 1,011 -54,4
SMCB 2016 45,9386 145,1821 21 0,8096 -9,5
SMGR 2012 170,5896 46,3215 170 3,8196 38,4
SMGR 2013 188,2386 41,7517 905 17,4172 -10,7
SMGR 2014 220,9541 37,2996 937 16,2173 14,48
SMGR 2015 159,6969 39,0379 762 11,8613 -29,62
SMGR 2016 127,2519 44,6534 762 10,254 -19,51
SIPD 2012 115,6501 158,3233 2,38 0,4567 -7,4
SIPD 2013 114,5849 145,5553 1,03 0,2655 0
SIPD 2014 142,9896 117,6302 0,19 0,128 6
SIPD 2015 109,4241 205,9985 295,13 16,1134 60,3
SIPD 2016 139,3148 124,6362 11,06 0,5083 -20
SPMA 2012 264,5833 113,5215 26,7 2,3973 20,8
SPMA 2013 120,0657 133,8981 16 1,3525 -27,5
SPMA 2014 365,3291 159,4873 33 2,3232 -6,1
SPMA 2015 93,0661 184,6685 29 1,9492 -47,7
SPMA 2016 246,3191 97,0531 53 3,7567 88,3
TFCO 2012 160,5149 27,1054 26 2,1081 24
TFCO 2013 160,7805 23,7186 26 2,5994 -19,3
TFCO 2014 184,4123 18,2732 13 1,3444 80
TFCO 2015 303,396 732,3434 3,9 0,5189 0
TFCO 2016 323,4633 10,5166 16,9 1,9322 13,3

Universitas Sumatera Utara


73

Lanjutan Lampiran 2
TIRT 2012 119,4365 545,4881 32 4,7403 9,37
TIRT 2013 98,0325 1125,436 136 19,0712 -25,71
TIRT 2014 110,4442 86,45353 20,65 2,9161 65,38
TIRT 2015 108,5128 737,1645 0,86 0,1134 -42
TIRT 2016 112,4963 543,49 28,65 3,5525 150
TOTO 2012 215,4356 69,5305 476 15,4956 -86,7
TOTO 2013 219,4985 68,6069 239 13,5472 15,7
TOTO 2014 210,8495 83,1771 299 14,3456 3,24
TOTO 2015 240,6744 63,5582 282 11,6922 74,8
TOTO 2016 218,9948 69,3998 16,33 6,5299 -28,3

Lampiran 3
Output Eviews 7
Statistik Deskriptif Dari CR, DER, EPS, ROA dan Return Saham

Variable CR (X1) DER (X2) EPS (X3) ROA (X4) Return Saham (Y)
Min 45.0007 8.5298 0.19 0.1134 -86.7
Max 1516.46 1125.436 1707 26.0585 339
Mean 248.068 151.814 271.632 7.919 9.834
Std. Deviation 236.639 207.130 406.144 6.762 52.270

Lampiran 4

20
Series: Residuals
Sample 1 135
16 Observations 135

Mean -3.15e-16
12 Median 0.182130
Maximum 2.350012
Minimum -2.673817
Std. Dev. 1.063280
8
Skewness -0.481323
Kurtosis 2.770176
4
Jarque-Bera 5.509727
Probability 0.063618
0
-2 -1 0 1 2

Gambar

Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera

Universitas Sumatera Utara


74

Lampiran 5

Hasil dari Uji Chow


Redundant Fixed Effects Tests
Pool: DPANEL
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 2.344665 (26,104) 0.0013


Cross-section Chi-square 62.278189 26 0.0001

Lampiran 6
Hasil dari Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DPANEL
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 16.884090 4 0.0020

Lampiran 7

Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi

X1 X2 X3 X4
X1 1.000000 -0.122344 0.010505 0.144878
X2 -0.122344 1.000000 -0.039690 -0.135423
X3 0.010505 -0.039690 1.000000 0.361733
X4 0.144878 -0.135423 0.361733 1.000000

Lampiran 8

Uji Heteroskedastisitas (Uji White)


Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.752328 Prob. F(14,120) 0.0539


Obs*R-squared 22.91455 Prob. Chi-Square(14) 0.0617

Lampiran 9

Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson


Log likelihood -199.3383 Hannan-Quinn criter. 3.070960
Durbin-Watson stat 1.713859

Universitas Sumatera Utara


75

Lampiran 10

Nilai statistik dari Koefisien Determinasi, Uji F, dan Uji t


Dependent Variable: Y?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/25/18 Time: 21:23
Sample: 2012 2016
Included observations: 5
Cross-sections included: 27
Total pool (balanced) observations: 135

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X1? -0.001590 0.001160 -1.370997 0.1733


X2? -0.002337 0.000625 -3.737833 0.0003
X3? -0.001764 0.000636 -2.772476 0.0066
X4? 0.082393 0.018242 4.516604 0.0000
C 3.549051 0.335661 10.57333 0.0000

R-squared 0.430748 Mean dependent var 2.973107


Adjusted R-squared 0.266541 S.D. dependent var 1.118977
S.E. of regression 0.958317 Akaike info criterion 2.951099
Sum squared resid 95.51058 Schwarz criterion 3.618236
Log likelihood -168.1992 Hannan-Quinn criter. 3.222204
F-statistic 2.623201 Durbin-Watson stat 2.551246
Prob(F-statistic) 0.000166

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai