Anda di halaman 1dari 78

SKRIPSI

DETERMINAN KEBERHASILAN TURNAROUND PADA PERUSAHAAN


PERBANKAN YANG MENGALAMI FINANCIAL DISTRESS

OLEH

RELISNA ISMAWATI BR NAINGGOLAN


170521091

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

DETERMINAN KEBERHASILAN TURNAROUND PADA PERUSAHAAN


PERBANKAN YANG MENGALAMI FINANCIAL DISTRESS

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor yang mempengaruhi keberhasilan


perusahaan turnaround yang mengalami financial distress. Faktor-faktor dalam
penelitian ini adalah profitabilitas, severty, free assets, dan size. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website
resmi Bursa Efek Indonesia Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan
menggunakan teknik analisis regresi logistik. Populasi penelitian ini adalah 114
perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Indonesia Bursa Efek 2016-2018.
Perusahaan perbankan yang diukur menggunakan Altman Z-score. Berdasarkan
kriteria purposive sampling, 38 perusahaan dipilih sebagai sampel penelitian ini.
Untuk menemukan hasilnya, peneliti melakukan uji fit, Uji hosmer danlemeshow,
uji wald, uji overall model fit, koefisien determinasi menggunakan software
Eviews . Secara parsial, hasil uji wald dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
severty dan free assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan
perusahaan dengan kondisi financial distress untuk melakukan turnaround
perusahaan, sedangkan profitabilitas dan size berpengaruh positif dan tidak
signifikan pada perusahaan turnaround pada perusahaan dengan kondisi financial
distres. Secara serempak, hasil uji overall model fit dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa profitabilitas, severty, free assets, dan size berpengaruh
signifikan terhadap keberhasilan turnaround.

Kata Kunci: turnaround, financial distress, profitability, severty, free assets,


size, dan Alman Zscore.

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT

DETERMINANT OF TURNAROUND SUCCESS IN BANKING


COMPANIES THAT HAVE FINANCIAL DISTRESS

This study discusses the factors that increase the success of companies that require
financial difficulties. The factors in this study are profitability, number, free
assets, and size. The data used in this study are secondary data obtained from the
official website of the Indonesia Stock Exchange. This research is a quantitative
study using logistic regression analysis techniques. The population of this study is
114 banking sector companies reported on the Indonesia Stock Exchange 2016-
2018. The banking company that lent the Altman Z-score. Based on purposive
sampling criteria, 38 companies were selected as the sample of this study. To find
the results, researchers conducted a fit test, hosmer andlemeshow test, wald test,
overall model fit test, coefficient of determination using Eviews software.
companies with financial distress to turnaround companies, while profitability and
size have a positive and not significant effect on turnaround companies in
companies with financial distress. Overall, the results of the overall model test in
accordance in this study showed that profit, amount, free assets, and size had a
significant effect on achieving turnaround.

Keywords: turnaround, financial distress, profitability, severty, free assets


size, and Alman Zscore

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas

berkat dan karunia-Nya yang selalu menyertai Peneliti dalam menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Determinan Keberhasilan Turnaround pada Perusahaan

Perbankan yang Mengalami Financial Distress”, guna memenuhi salah satu

syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

Peneliti telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dan dorongan dari

kedua orangtua tercinta, ayah Isabella Nainggolan dan ibu Resti Mariani

Siahaan, S.Pd serta seluruh keluarga yang selama ini mendukung perkuliahan

hingga penelitian skripsi ini selesai. Dalam kesempatan ini, peneliti

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE, M.Si, dan Doli Muhammad Jafar

Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan, dukungan, arahan kepada peneliti untuk

penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dr. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan

waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
telah meluangkan waktu membantu dan memberikan saran demi

kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara untuk segala jasa-jasanya selama perkuliahan.

7. Kepada abangku Rado Maurentino Nainggolan, Ronny Pesta Sartu

Nainggolan, kakaku Riris Sondang Lestari Nainggolan, serta untuk edaku dan

keponakanku Eliefelle Ronatio Nainggolan dan Elseo Nainggolan.

8. Kepada teman istimewaku Roberto Stefiano Tarigan serta sahabat terbaikku

Keke, Ira, Mia, Maria, Vetty, Liasta, dan Teman Seperjuangan angkatan 2017

Manajemen ekstensi serta yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan, doa, dan semangat kepada penulis.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini belum sempurna,

untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

penyempurnaan skripsi dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Oktober 2019


Peneliti,

Relisna Ismawati Br Nainggolan


170521091

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ............................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
DAFTAR TABEL.................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................ 9
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 11
2.1 Landasan Teori ........................................................... 11
2.1.1 Pengertian Turnaround ................................... 11
2.1.2 Strategi dan Proses Turnaround...................... 12
2.1.3 Jenis Turnaround ............................................ 13
2.1.4 Siklus Turnaround .......................................... 14
2.1.5 Penentuan Keberhasilan Turnaround
dilihat dari Z-Score ......................................... 14
2.2 Pengertian Financial Distress..................................... 16
2.2.1 Pengukuran Financial Distress ....................... 17
2.2.2 Penyebab Kesulitan Keuangan ....................... 18
2.2.3 Respon terhadap Financial Distress ................ 20
2.3 Penelitian Terdahulu ................................................... 21
2.4 Kerangka Konseptual .................................................. 23
2.5 Hubungan antar variabel ............................................ 24
2.5.1 Hubungan Pengaruh Profitability terhadap
keberhasilan Turnaround ................................ 24
2.5.2 Hubungan Pengaruh Severty terhadap
keberhasilan Turnaround ................................ 25
2.5.3 Hubungan Pengaruh free assets terhadap
keberhasilan Turnaround ................................ 25
2.5.4 Hubungan Pengaruh size terhadap
keberhasilan Turnaround ................................ 26
2.6 Hipotesis ..................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN .................................................. 28
3.1 Jenis Penelitian ........................................................... 28
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 28
3.3 Batasan Operasional ................................................... 28
3.4 Definisi Operasional ................................................... 29

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.5 Populasi dan Sampel ................................................... 30
3.5.1 Populasi ........................................................... 30
3.5.2 Sampel............................................................. 31
3.6 Jenis Data dan Sumber Data ....................................... 32
3.7 Metode Pengumpulan Data......................................... 32
3.8 Teknik Analisis Data .................................................. 34
3.8.1 Statistik Deskriptif .......................................... 35
3.8.2 Analisis Regresi Logistik ................................ 35
3.8.3 Menilai Kelayakan Regresi
(Hosmer dan Lemeshow Test) ........................ 36
3.8.4 Koefisien Determinan (R2) ............................. 36
3.9 Pengujian Hipotesis .................................................... 36
3.9.1 Uji Wald .......................................................... 37
3.9.2 Uji Overall model Fit ...................................... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................... 39
4.1 Gambaran umum objek penelitian .............................. 39
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ........................................ 40
4.3 Analisis Regresi Logistik ............................................ 43
4.3.1 Hosmer and Lemeshow Test ........................... 43
4.3.2 Koefisien Determinan (R2) ............................. 44
4.4 Pengujian Hipotesis .................................................... 44
4.4.1 Uji Wald .......................................................... 44
4.4.2 Uji Overall Model Fit Test .............................. 45
4.5 Pembahasan ................................................................ 47
4.5.1 Pengaruh Profitability terhadap turnaround ... 47
4.5.2 Pengaruh Severty terhadap turnaround ........... 48
4.5.3 Pengaruh free assets terhadap turnaround ...... 49
4.5.4 Pengaruh Size terhadap turnaround ................ 50
4.5.5 Pengaruh Profitability, severty, free assets
dan size terhadap keberhasilan turnaround..... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 52
5.1 Kesimpulan ................................................................. 52
5.2 Saran ........................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 54
DAFTAR LAMPIRAN. ........................................................................ 56

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


1.1 Perusahaan perbankan yang memiliki laba rugi (net income)
negatif .......................................................................................... 2
1.2 Perkembangan realisasi investasi sector perbankan
di tahun 2016-2018 ...................................................................... 4
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 23
3.1 Operasional variabel .................................................................... 30
3.2 Pengelompokan sampel ............................................................... 32
4.1 Pengelompokan sampel terrecovery dan non recovery ............... 39
4.2 Hasil analisis statistic deskriptif .................................................. 40
4.3 Hasil analisis statistic deskriptif hasil z-score ............................. 42
4.4 Uji Hosmer and Lemeshow’s ...................................................... 43
4.5 Koefisien Determinan (R2) .......................................................... 44
4.6 Uji Wald ...................................................................................... 44
4.7 Uji Overall model fit ................................................................... 46

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

No. Tabel Judul Halaman


2.1 Gambar penyelesaian financial distress ...................................... 20
2.2 Gambar kerangka konseptual ...................................................... 28

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman


1. Daftar Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI
Tahun 2016 – 2018 ...................................................... 57
2. Daftar Perusahaan Perbankan yang memiliki laba bersih
(net income) Tahun 2016 - 2018 ................................................. 58
3. Hasil data sebelum transformasi.................................................. 59
4. Hasil data kategori nilai z-score .................................................. 62
5. Hasil uji hosmer dan lemeshow’s ................................................ 63
6. Hasil uji wald X1......................................................................... 63
7. Hasil uji wald X2 ........................................................................ 63
8. Hasil uji wald X3......................................................................... 64
9. Hasil uji wald X4......................................................................... 65

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan kondisi ekonomi sering mempengaruhi kinerja keuangan,

untuk perusahaan kecil, menengah dan besar. Manajemen yang belum siap

untuk perubahan kondisi ekonomi akan menghadapi kemungkinan penurunan

kinerja keuangan dan pengalaman terburuk kebangkrutan. Persaingan pasar

yang tinggi tentu akan mempersulit perusahaan untuk mempertahankan

eksistensinya. Perusahaan dituntut untuk mengembangkan inovasi,

meningkatkan kinerja secara keseluruhan, dan memperluas bisnis agar tetap

dalam persaingan. Tingkat kemampuan suatu perusahaan sangat ditentukan

oleh kinerja perusahaan itu sendiri.

Dalam hal ini, perusahaan yang tidak mampu bersaing pada akhirnya

akan diusir dari pasar dan akan mengalami kebangkrutan. Dampak dari

ketidakmampuan bersaingan tentunya akan terjadi, dimana akan ada kondisi

beberapa perusahaan yang akan mengalami masalah keungan. Masalah

keuangan disebut sebagai financial distress ini akan menjadi isu yang menarik

bagi perusahaan agar tidak terjatuh pada kondisi tersebut atau apabila sudah

terjatuh, kemudian mampu untuk menata kembali perusahaan sehingga berada

pada kondisi yang baik.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan-perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia didapatkan data sebagai berikut :

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2

Tabel 1.1
Perusahaan perbankan yang memiliki Laba Rugi (Net Income) negatif di BEI
tahun 2016-2018

No Nama Kode Tahun (million IDR)


2016 2017 2018
1 Bank Artos Indonesia, Tbk ARTO -33.331 -8737 -23.288
2 Bank JTrust Indonesia, Tbk BCIC -718.722 121534 -401.101
3 Bank Pembangunan Daerah Banten BEKS -405.123 -76.285 -100.131
4 Bank Of India Indonesia, Tbk BSWD -505.002 -127.085 9.880
5 Bank QNB Indonesia, Tbk BKSW -650.333 -789.803 14.568
6 Bank Agris, Tbk AGRS 3.389 -8.319 -31.492
Sumber : www.idx.co.id

Menurut Whitaker (2010) mendefinisikan financial distress sebagai

kondisi perusahaan yang mengalami laba bersih (net income) negatif selama

beberapa tahun secara berturut-turut dan juga ditandai dengan arus kas yang lebih

kecil daripada hutang jangka panjang. Tabel 1.1 Dari periode tahun 2016 sampai

dengan 2018 dari 38 perusahaan perbankan, ada 6 perusahaan perbankan yang

memiliki laba rugi negatif di dua tahun berturut-turut, kemudian ditahun

berikutnya menjadi positif yaitu perusahaan perbankan Bank of India Indonesia

Tbk dan Bank QNB Indonesia Tbk. Perusahaan perbankan tersebut menunjukkan

keberhasilan dalam memperbaiki kinerjanya atau keluar dari kondisi financial

distress dengan melakukan turnaround dimana Bank Of India Indonesia

mengalami peningkatan pendapatan yang cukup tinggi ditahun 2018 dan Bank

QNB Indonesia Tbk berhasil turnaround dikarenakan adanya peningkatan kas

ditahun 2018 sehingga mampu membalikan posisi laba bersih (net income) yang

sebelumnya negatif menjadi positif. Sedangkan Bank Artos Indonesia Tbk, Bank

Jtrust Indonesia Tbk, Bank Pembangunan Daerah Banten, dan Bank Agris Tbk

masih dalam kondisi financial distress akan tetapi ditahun berikut nya dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

diprediksi kembalikan apakah net income ke empat perusahaan tersebut sudah

membaik atau negatif, hal ini dikarenakan beban opersional yang setiap tahunnya

mengalami kenaikan ditambah dengan total hutang yang semakin meningkat pula.

Total hutang lebih besar dari total aset. Maka dari itu dapat dilihat bahwa setiap

tahunnya laba bersih (net income) perusahaan tersebut selalu negatif. Itu artinya

perusahaan tersebut gagal dalam melakukan turnaround. Berdasarkan

pengamatan, perusahaan-perusahaan perbankan di BEI seringkali mengalami laba

rugi negatif untuk beberapa waktu dan kemudian dapat menghasilkan laba rugi

positif di beberapa waktu kemudian. Artinya, beberapa perusahaan perbankan di

BEI pernah mengalami masalah financial distress dan kemudia dapat keluar dari

masalah tersebut..

Penurunan kinerja keuangan atau financial distress dapat dialami oleh

perusahaan besar maupun kecil dari berbagai sektor industri. Dalam siklus hidup

perusahaan, penurunan kinerja keuangan dapat terjadi karena faktor internal

maupun eksternal. Perusahaan perbankan yang mengalami kondisi tersebut akan

menjalankan proses turnaround untuk dapat memperbaiki kinerja keuangannya

(Smith dan Graves, 2005). Turnaround juga dapat didefinisikan sebagai

pembalikan arah perusahaan dari penurunan kinerja. Turnaround yang sukses

adalah sebuah proses yang kompleks meliputi kombinasi dari faktor lingkungan,

sumber daya internal, strategi perusahaan yang relevan pada berbagai tahap

penurunan kinerja, yang menghasilkan peningkatan kinerja keuangan. Perusahaan

memerlukan strategi yang memang efektif untuk dapat mencapai recovery atau

keberhasilan turnaround (Anderson, 2011).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

Tabel 1.2
Perkembangan Realisasi Investasi sektor Perbankan
ditahun 2016-2018
Tahun PMDN(Triliun) PMA (Milliar)
2016 81,7 7,8
2017 119,6 13,0
2018 177,5 14,1
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal

Tabel 1.2 PMDN dan PMA adalah hal yang penting dan berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tingginya investasi sektor

perbankan menunjukan bahwa investor masih optimis sehingga sektor ini akan

akan menjadi salah satu salah satu fokus utama pemerintah untuk berinvestasi di

Indonesia. Dari tahun 2016 hingga 2018 PMDN sektor perbankan mengalami

pertumbuhan yang pesat, hal ini menunjukan bahwa ketertarikan investor dalam

negeri terhadap perbankan di Indonesia mendapat sorotan yang positif, hal ini

dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, semakin tinggi PMDN suatu negara

maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi nya. Dan disamping itu investor

asing juga tertarik untuk menanamkan modal nya di Indonesia dikarenakan

kondisi perbankan di Indonesia cenderung stabil dibandingkan negara lain.

Pertumbuhan disektor perbankan menjadi pusat perhatian, dimana tinggi rendah

nya PMDA dan PMA akan menentukan kondisi sektor perbankan apakah

mengalami financial distress atau bahkan berhasil melakukan turnaround.

Berdasarkan hal yang disampaikan diatas kemudian dapat dinyatakan

bahwa kemampuan turnaround perusahaan-perusahaan yang mengalami financial

distress merupakan isu yang sangat penting saat ini. Faktor-faktor apa saja yang

mampu menopang perusahaan dalam meningkatkan kinerja keuangan dan dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

ke luar dari masa krisis menjadi sangat penting untuk diketahui sebagai acuan

untuk mempersiapkan diri atas ancaman krisis ataupun membenahi perusahaan

pada masa krisis.

Penelitian mengenai financial distress dan turnaround mempunyai

keterkaitan yang erat karena keberhasilan turnaround ditentukan dari respon

perusahaan dalam mengatasi masalah yang membawa perusahaan pada kondisi

financial distress. Perusahaan dengan kondisi distress, mengindikasikan bahwa

kinerja operasi perusahaan mengalami penurunan, sehingga laba yang dihasilkan

juga kurang optimal. Semakin rendah produktifitas seluruh aset perusahaan dalam

menghasilkan laba, maka akan semakin sulit bagi perusahaan untuk mencapai

turnaround (Lestari, 2013)

Ada beberapa perdebatan mengenai pengaruh determinan keberhasilan

turnaround. Faktor penentunya yaitu profitability berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keberhasilan turnaround pada penelitian Arogyaswammy et

al. (1995), Wulandari, Gunawan (2016), (Marbun dan Situmeang, 2016). Dan

tidak berpengaruh terhadap keberhasilan turnaround pada penelitian Theodorus

dan Artini (2018).

Faktor selanjutnya yaitu ∆severity berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keberhasilan turnaround. Semakin besar tingkat penurunan kinerja,

maka semakin sulit bagi perusahaan untuk mencapai turnaround. Pada penelitian

terdahulu yaitu Wulandari, Gunawan (2016), Robin dan Pearce (1992),

Arogyaswammy et al. (1995), Marbun dan Situmeang (2014). Namun penelitian

lain yang dilakukan oleh Makgeta (2010) menunjukkan bahwa tingkat severity

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan turnaround.

Faktor lainnya yaitu free asset. Penelitian dari Smith dan Graves (2005),

Candrawati (2008), Marbun dan Situmeang (2014) dan Elidawati, et al. (2015).

menunjukkan bahwa free assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keberhasilan turnaround perusahaan. Sedangkan penelitian Makgeta (2010)

menunjukkan bahwa free assets berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

keberhasilan turnaround.

Faktor penentu keberhasilan turnaround selanjutnya yaitu size dinyatakan

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kebehasilan turnaround pada

penelitian Marbun dan Situmeang (2014), Lestari dan Triani (2013), Candrawati

(2008), Arogyaswammy et al. (1995), Chenchehene and Mensah (2014). Namun

size berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan turnaround

pada penelitian Elidawati, et al. (2015), Makgeta (2010), Ciorogariu dan Goumas

(2011)..

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa masih terdapat perbedaan

hasil penelitian (research gap) mengenai faktor-faktor yang berpengaruh

(determinan) terhadap turnover terhadap keberhasilan turnaround pada

perusahaan yang mengalami kondisi financial distress.

Dinegera seperti Indonesia, perbankan memegang peranan penting dalam

kehidupan masyarakat, karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan untuk

kredit investasi kecil, menengah, dan besar, tetapi juga mampu mempengaruhi

siklus usaha dalam perekonomian secara keseluruhan Perbankan merupakan

perusahaan yang dalam kegiatannya berhubungan langsung dengan masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

Kegiatan perbankan begitu dipengaruhi oleh kepercayaan nasabah atau

masyarakat luas. Apabila dalam tubuh bank terjadi gejolak maka akan muncul

reaksi keras dari masyarakat. Bank dianggap sebagai penggerak roda

perekonomian suatu negara. Fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangat vital,

misalnya dalam penciptaan dari peredaraan uang untuk menunjang kegiatan

usaha, tempat menyimpan uang, melakukan pembayaran atau penagihan dan

masih banyak jasa keuangan lainnya. Maka dari itu perbankan harus benar – benar

menjaga kestabilan sebagai lembaga keuangan yang sangat vital. Tingkat

pertumbuhan yang tinggi pada sektor perbankan Indonesia menunjukkan

pertumbuhan ekonomi negara yang tinggi juga dan sebaliknya, apabila tingkat

pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun maka hal tersebut akan sangat

berpengaruh pada sektor perbankan Indonesia.

Penelitian ini memfokuskan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Pemilihan objek penelitian ini dikarenakan penelitian ini

memilih perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai

objek penelitian karena beberapa alasan. Pertama bank merupakan cerminan

kepercayaan investor pada stabilitas sistem keuangan dan sistem perbankan suatu

negara. Kedua, sudah banyak bank yang go public sehingga memudahkan dalam

melihat posisi keuangan dan kinerja suatu bank serta meningkatnya harga saham

perbankan di Indonesia menunjukkan harapan besar investor pada pertumbuhan

ekonomi negara tersebut. Ketiga, karena sektor perbankan sering disorot oleh

pemerintah dalam program rekstrukturisasi perbankan dalam rangka memperbaiki

perekonomian nasional akibat dampak dari krisis moneter pada tahun 1997 dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

krisis keuangan global pada tahun 2008. Serta perbankan adalah sub sektor yang

sangat sensitif dengan perkembangan ekonomi, gampang berubah, serta

perbankan merupakan lembaga keuangan vital yang dianggap sebagai penggerak

roda perekonomian suatu negara yang dapat mempengaruhi sektor yang lainnya.

Dianggap sebagai pengerak roda perekonomi, itu artinya tidak terlepas dari besar

nya resiko yang akan diterima perbankan tersebut, untuk itu perbankan perlu

menjaga kestabilan.

Maka dari itu, menelusuri faktor-faktor yang dapat membantu perusahaan

dalam usaha keluar dari masalah financial distress sehingga berhasil turnaround,

merupakan topik yang menjadi sangat penting untuk diteliti dalam masalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah profitability, severty, free assets, dan size secara serempak

berpengaruh terhadap keberhasilan turnaround pada perusahaan perbankan

yang mengalami financial distress ?

2. Apakah profitability berpengaruh terhadap keberhasilan turnaround pada

perusahaan perbankan yang mengalami financial distress ?

3. Apakah severty berpengaruh terhadap berhasilan turanround pada perusahaan

perbankan yang mengalami financial distress ?

4. Apakah free asset berpengaruh terhadap berhasilan turanround pada

perusahaan perbankan yang mengalami financial distress ?

5. Apakah size berpengaruh terhadap berhasilan turanround pada perusahaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

perbankan yang mengalami financial distress ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dijabarkan, Tujuan penulisan skripsi

ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh serempak profitability, severty, free assets, dan

size terhadap keberhasilan turnaround pada perusahaan perbankan yang

mengalami financial distress,

2. Untuk menganalisis pengaruh profitability terhadap berhasilan turanround

pada perusahaan perbankan yang mengalami financial distress.

3. Untuk menganalisis severty terhadap berhasilan turanround pada perusahaan

perbankan yang mengalami financial distress.

4. Untuk menganalisis pengaruh free assets terhadap turnaround pada

perusahaan perbankan yang mengalami financial distress.

5. Untuk menganalisis pengaruh size terhadap turnaround pada perusahaan

perbankan yang mengalami financial distress.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang berkepentingan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Internal Bank

Membantu mengevaluasi hasil operasi perbankan dalam menilai tingkat

kinerja, sehingga dapat menjadi peringatan dini atau dapat memprediksi jika

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

sewaktu waktu bank mengalami tanda – tanda financial distress serta dapat

mengunakan strategi turnaround untuk mencegahan nya.

2. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini merupakan salah satu referensi yang bermanfaat untuk

riset perbankan selanjutnya untuk menambah pengetahuan tentang

determinan keberhasilan turnaround pada perusahaan perbankan yang

mengalami financial distress dan dapat mendukung penelitian selanjutnya

dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan turnaround dan financial

distress pada perbankan.

3. Bagi Pembaca

Penelitian ini harapannya menjadi tambahan teori ataupun referensi serta

menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Turnaround

Turnaround adalah suatu proses pembalikan arah kondisi perusahaan dari

kecenderungan menurun, stagnan, atau nyaris bangkrut menjadi menanjak dan

bangkit kembali dengan performance yang lebih baik. Menurut Supardi dan

Mastuti (2010), turnaround diambil ketika manajemen mengalami kegagalan

dalam membesarkan perusahaan sehingga prospek perusahaan menjadi tidak jelas

dan mengalami krisis berkepanjangan, sehingga pemilik dan manajemen berusaha

keras memutar arah organisasi.

Turnaround yang sukses adalah sebuah proses kompleks yang terdiri dari

kombinasi proses faktor dari lingkungan, sumber daya internal, strategi

perusahaan yang relevan pada berbagai tahap penurunan kinerja yang

menghasilkan peningkatan kinerja keuangan (recovery) (dalaml Desai, 2005).

Menurut Smith and Graves (2009), perusahaan dinyatakan berhasil melakukan

recovery apabila perusahaan tersebut mengalami kondisi financial distress selama

dua tahun berturut-turut dan diikuti kondisi non distress pada dua tahun

berikutnya dalam periode penelitian. Perusahaan dianggap gagal melakukan

recovery apabila perusahaan mengalami kondisi financial distress sepanjang

periode penelitian. Strategi pemilihan (recovery strategies) dapat diklasifikasikan

ke dalam dua kelompok:

1. Strategi yang berorientasi pada efisiensi (efficiency-oriented strategy) Strategi

11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12

pemulihan ini digunakan apabila penurunan kinerja terjadi akibat operasi

yang tidak efisien. Strategi ini dapat berupa aktivitas pemotongan biaya dan

pengurangan asset.

2. Strategi yang berorientasi pada usaha (entrepreneurial-oriented strategy)

Strategi pemulihan ini digunakan apabila strategi yang digunakan perusahaan

tidak lagi relevan sehingga perusahaan harus melakukan perubahan agar

strategi yang digunakan akan lebih sesuai dengan keadaan pasar.

2.1.2 Strategi dan Proses Turnaround

Strategi turnaround merupakan strategi yang dilakukan oleh perusahaan

untuk mengembalikan perusahaan dari kondisi penurunan prestasi ke kondisi

berlaba (David, 2009). Namun demikian belum ada kesepakatan tentang definisi

penurunan prestasi dan kondisi turnaround.

Dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Liou dan Smith (2007)

menyatakan bahwa strategi keberhasilan turnaround pertama sekali diungkapkan

oleh Schendel, Patton, dan Riggs pada tahun 1976 yang mengkonsentrasikan

analisis penyebab penurunan kinerja perusahaan, mengelompokkan penyebab-

penyebab tersebut kepada apa yang membuat terjadinya penurunan tersebut.

Mereka membangun suatu model turnaround dengan menekankan pentingnya

mengidentifikasi dan menilai penyebab kegagalan operasi dan komponen

strategis, dan menekankan bahwa usaha turnaround yang paling sering dilakukan

adalah dengan melakukan pertukaran pada manajemen tingkat atas. Setelah itu

Hofer (1980), melanjutkan studi tentang strategi turnaround dengan menekankan

pentingnya memperhatikan tingkat, pola, dan kerangka waktu dari suatu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

penurunan kinerja pada penelitian turnaround. Hofer menyatakan dalam

kesimpulannya bahwa tipe dari respon perusahaan harus sesuai dengan penyebab

awal dari penurunan kinerja perusahaan, dan menyatakan bahwa severitas dari

penurunan kinerja perusahaan akan dapat dikendalikan ketika pemotongan biaya

dapat dilakukan pada aktivitas operasi, dan lebih jauh lagi pada penurunan aset.

Model yang paling baru yang pernah diteliti, adalah model proses

turnaround yang dibentuk oleh Smith dan Graves (2009). Mereka berpendapat

bahwa proses turnaround terdiri dari 2 bagian yaitu decline stemming strategy dan

recovery strategy. Decline stemming strategy adalah strategi dengan tujuan untuk

menstabilisasi kondisi keuangan perusahaan dengan menghilangkan

ketidakefisienan dan menstabilkan keadaan internal perusahaan. Ketika kondisi

keuangan perusahaan stabil, maka perusahaan harus mengambil keputusan akan

strategi perbaikan (recovery strategy) yang akan dipilihnya antara melanjutkan

untuk berfokus pada profitabilitas dengan ukuran perusahaan yang berkurang atau

untuk mengembangkan pertumbuhan perusahaan. Tingkat kesuksesan dalam

pengaplikasian decline stemming strategies dipengaruhi oleh beberapa faktor,

tingkat kinerja keuangan perusahaan (severity of the finance performance), ukuran

perusahaan (size) dan aset bebas yang tersedia (free resources available)

2.1.3 Jenis Turnaround

Hofer (1980) dalam jurnal nya mengelompokan strategi turnaround ke

dalam dua kelompok yaitu : (Artini, 2018)

1. Strategik turnaround adalah turnaround yang dilakukan dengan merubah hal

yang bersifat strategis dalam perusahaan, misalnya pengurangan lini produk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

pengurangan unit bisnis, perubahan pasar sasaran dan perubahan atau

penggantian manajemen, perubahan teknologi.

2. Operasi turnaround dengan memfokuskan tindakan pada tingkat fungsional

seperti pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia.

2.1.4 Siklus Turnaround

Menurut Desai (2009) ada 4 tahap kondisi selama siklus penurunan kinerja

keuangan perusahaan dan turnaround, yaitu :

1. Tahap pertama perusahaan berada dalam puncak kinerja keuangan dari 2

tahun sebelumnya.

2. Tahap kedua, kinerja keuangan perusahaan berada dalam titik terendah

setelah megalami penurunan kinerja dan berada dalam kondisi financial

distress.

3. Tahap ketiga, perusahaan dalam tahap efisiensi sumber daya setelah

mengalami retrenchment.

4. Tahap keempat, perusahaan berada dalam kondisi sukses dalam turnaround

(terecovery) atau malah gagal (tidak terecovery).

2.1.5 Penentu keberhasilan Turnaround dilihat dari Z- score

Nyoman, et al. berpendapat, bahwa beberapa faktor internal yang dapat

mempengaruhi keberhasilan turnaround yaitu :

1. Profitability adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama

periode tertentu (Houuston, 2010). Profitabilitas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada masa yang akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

datang dan merupakan indikator keberhasilan operasi perusahaan. Sehingga

perusahaan dengan profitabilitas tinggi menunjukkan bahwa perusahaan

berpotensi memilki profitabilitas yang tinggi di masa mendatang.

Profitabilitas perusahaan diukur dengan menggunakan rasio EBIT yang

mencerminkan laba perusahaan sebelum bunga dan pajak. Rasio ini

mencerminkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan seluruh investasi yang

telah dilakukan perusahaan. Profitabilitas perusahaan dapat diukur dengan

model berikut :

2. Severty adalah elemen dari tingkat ketahanan perusahaan terhadap distress

dan merupakan salah satu faktor situasi yang mempengaruhi keberhasilan

turnaround (dalam jurnal nya Francis dan Desai, 2005). ΔSeverity of financial

performance atau ΔSeverity dapat diukur dengan menggunakan model berikut

3. Free Assets adalah sumber daya bebas yang belum digunakan dan dapat

digunakan sebagai proksi ukuran kemampuan perusahaan untuk menjamin

pinjaman. Pengukuran sumber daya yang masih bebas yaitu jumlah aset yang

melebihi jumlah total hutang, dibandingkan total aset dan dapat dirumuskan

dalam model berikut:

4. Size adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah

perusahaan dalam proses turnaround. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

total asetnya, omset penjualannya ataupun jumlah karyawan suatu perusahaan

(Imanduddin, 2017). Ukuran perusahaan dapat diukur dengan model berikut:

2.2 Pengertian Financial Distress

Financial distress didefinisikan sebagai tahap penurunan kondisi

keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi.

Financial distress adalah suatu kondisi dimana perusahaan sedang mengalami

kondisi kesulitan keuangan akan tetapi belum sampai pada titik kebangkrutan dan

masih berpotensi untuk sehat kembali. Financial distress biasanya terjadi karena

kesulitan arus kas, besarnya jumlah hutang, dan kerugian dalam kegiatan

operasional perusahaan selama beberapa tahun. (Platt, 2009)

Kebangkrutan adalah sebagai suatu kegagalan yang terjadi dalam

perusahaan tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed) Kegagalan dalam arti ekonomis

bahwa pendapatan perusahaan tidak mampu lagi menutup biayanya, yang

berarti bahwa tingkat labanya lebih kecil daripada biaya modalnya. Definisi

yang berkaitan adalah bahwa nilai sekarang dari arus kas perusahaan itu lebih

kecil dari kewajibannya.

2. Kegagalan Keuangan (Financial distressed) Insolvensi memiliki dua bentuk

yakni, default teknis yang terjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah

satu atau lebih kondisi didalam ketentuan hutangnya, seperti rasio aktiva

lancar dengan hutang lancar yang ditetapkan, serta kegagalan keuangan atau

ketidakmampuan teknik (technical insolvency) yang terjadi apabila

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya pada waktu yang telah

ditentukan walaupun harta totalnya melebihi utangnya (Gunawan, 2016)

Indikator yang menunjukkan apakah suatu perusahaan mengalami financial

distress antara lain ditandai dengan adanya pemberhentian tenaga kerja atau

hilangnya pembayaran dividen, serta arus kas yang lebih kecil daripada hutang

jangka panjang, atau jika selama 2 tahun mengalami laba bersih operasi negatif

dan selama lebih dari 1 tahun tidak melakukan pembayaran dividen (Kristijadi,

2011), sedangkan Wahyujati (2010) mendefinisikan financial distress jika

perusahaan mengalami net income negatif selama 3 tahun.

2.2.1 Pengukuran Financial Distress

Financial distress dapat diukur dengan berbagai model dan metode. Salah

satu bentuk pengukuran yang sering dan banyak dipakai dalam meneliti financial

distress adalah model financial distress dari Altman. Altman menggunakan

multiple discriminate analysis (MDA). Analisis diskriminan adalalah teknik

statistik yang mengidentifikasi rasio – rasio keuangan yang dianggap paling

penting dalam mempengaruhi nilai dari suatu peristiwa dan kemudian

dikembangkan kedalam suatu model sehingga lebih mudah untuk mengambil

kesimpulan (dalam Husein & Pambekti, 2014). Altman melakukan penelitian

terhadap 66 perusahaan manufaktur dan 45 perusahaan perbankan go public di

Amerika. Altman menemukan formula yang dapat digunakan untuk mendeteksi

kebangkrutan perusahaan dengan istilah yang sangat terkenal yaitu Z-score. Z-

score adalah suatu skor yang diperoleh dari rasio – rasio keuangan seperti

likuiditas, profitabilitas, leverage dan solvency. Kemudian hasil – hasil dari rasio

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

ini dikalikan dengan bobot tertentu. Formula Z-score Altman (1968) adalah:

Z-score = 1.2X1 + 1.4X2 + 3.3X3 + 0.6X4 + 1.0X5

Dimana :

X1 = Working Capital/Total Assets

X2 = Retained Earnings/Total Assets

X3 = Earnings Before Interest and Taxes/Total Assets

X4 = Market Value of Equity/Book Value of Total Liabilities

X5 = Sales/Total Assets

Kriteria penilaian dari nilai Z-score:

1. Jika nilai Z-score > 2.99 maka perusahaan dianggap tidak mengalami

financial distress dan berada didalam zona aman (blue area).

2. Jika nilai Z-score berada direntang 1.81 s.d. 2.99, maka perusahaan

dinyatakan dalam zona grey area.

3. Jika nilai Z-score < 1.81 maka perusahaan tersebut dianggap tidak aman dan

diprediksi akan mengalami kebangkrutan (red area).

2.2.2 Penyebab Kesulitan Keuangan

Kegagalan bisnis yang khususnya terjadi pada sektor usaha kecil yaitu

(Hanafi, 2010) :

1. Struktur permodalan yang kurang :

a. Kekurangan modal untuk membeli barang modal dan peralatan

b. Kekurangan modal untuk memanfaatkan barang persediaan yang

dijual dengan potongan kuantitas, atau jenis potongan lainnya.

2. Menggunakan peralatan dan metode bisnis yang ketinggalan jaman :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

a. Gagal menerapkan pengendalian persediaan

b. Tidak dapat melakukan pengendalian kredit

c. Kurang memadainya catatan akuntansi

3. Ketiadaan perencanaan bisnis :

a. Ketidakmampuan mendeteksi dan memahami perubahan pasar

b. Ketidakmampuan memahami perubahan kondisi ekonomi

c. Tidak menyiapkan rencana untuk situasi darurat atau diluar dugaan

d. Ketidakmampuan mengantisipasi dan merencanakan kebutuhan

keuangan

4. Kualifikasi pribadi :

a. Kurangnya pengetahuan bisnis

b. Tidak ingin bekerja terlalu keras

c. Tidak ingin mendelegasikan tugas dan wewenang

d. Ketidakmampuan memelihara hubungan baik dengan konsumen

Selain faktor internal perusahaan, kondisi financial distress dapat juga

dialami karena terjadinya kelesuan operasi industri atau kondisi ekonomi suatu

negara (Whitaker, 2010).

2.2.3 Respon terhadap Financial Distress

Jalan keluar dari financial distress antara lain yaitu restrukturisasi dan

likuidasi. Program restrukturisasi mensyaratkan debitur membuat perencanaan

restrukturisasi usaha dan restorasi kesehatan keuangan perusahaan. Likuidasi

merupakan program penyelesaian financial distress yang lebih ekstrim karena

dengan program ini debitur dipaksa menghentikan operasinya. Aset perusahaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

dijual dan hasil penjualannya dibayarkan kepada kreditor berdasarkan

ketentuan skala prioritas. Di Amerika, dua pilihan penyelesaian financial

distress tersebut ditetapkan oleh putusan pengadilan. Sebagian besar

perusahaan 51 persen yang mengalami financial distress di Amerika

melakukan restrukturisasi (Salvatore, 2011)

Tidak melakukan Melakukan restrukturasi


restrukturisasi keuangan

Melaksanakan Melakukan atas


putusan pengadilan prakarsa sendiri

Melakukan reorganisasi Merger dengan


dan berhasil bangkit Likuditas
perusahaan lain
kembali
Sumber: Stephen A Ross, Rudolph W. Westerfield and Jeffrey Jaffe “Corporate Finance” Irwin
Mc Graw – Hill 1999 dalam Suraso (2006)

Dari Bagan 2.1 dari tersebut di atas, tampak bahwa perusahaan-perusahaan

yang menghadapi financial distress atas putusan pengadilan yang pada akhirnya

dilikuidasi sedikit sekali, yaitu hanya sekitar 5,3% (10% dari 53% perusahaan

yang melaksanakan restrukturisasi atas putusan pengadilan) (Toss, Westerfield &

Jaffe dalam Suroso. 2006). Likuidasi dipilih jika nilai likuidasi lebih besar

dibandingkan dengan nilai perusahaan jika diteruskan. Reorganisasi dipilih jika

perusahaan masih menunjukkan prospek yang baik sehingga nilai perusahaan

yang diteruskan lebih besar daripada nilai perusahaan jika dilikuidasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

2.3 Penelitian Terdahulu


Tabel 2.2
Peneliti Terdahulu
Nama
Teknik
dan
No Judul analsis Hasil Penelitian Variabel
tahun
data
peneliti

1 Hendra Financial Regresi Severitas, Ukuran Variabel


Agustinu Distress dan Logistik Perusahaan, Free Dependen :
H. corporate Assets, Assets - Severitas
Marbun, turnaround Retrenchment, - Ukuran
Chandra Expenses perusahaa
Situmean Retrenchment, dan n
g (2010) CEO Turnover secara - Free
bersama-sama Assets
berpengaruh terhadap - Assets
kemampuan Retrenchm
perusahaan yang ent
mengalami financial - CEO
distress dalam Turnaover
melakukan
turnaround. Variabel
Independen :
Turnaround

2 ST. Ibrah Analisis Analisis Pada tahun 2008 ada Variabel


Mustafa prediksi statistik dan satu perusahaan Dependen :
Kamal kebangkruta analisis perbankan yang - Working
(2012) n pada logistik berada pada grey area capital/
perusahaan atau sekitar 5% dan Total Asset
pebankan go 95% diprediksi akan - Retained
public di BEI bangkrut. Dilihat Earning to
(dengan bahwa perbankan ada total asset
menggunaka beberapa yang mulai - (EBIT) to
n model kebangkrutan Tota asset.
Altman Z- Memperbaiki kondisi - Market
score) keuangan dengan Value of
melihat bahwa pada equity to
tahun 2009 berada book value
dalam keadaan sehat, of total
45% diprediksi akan lliabilities
mengalami - Sales to
kebangkrutan yang total assets
berkurang dibanding Variabel
dengan tahun Independen :
sebelumnya, dan 15% Turnaround
berada pada grey
area. sebanyak 40%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

Lanjutan Tabel 2.1


Nama
Teknik
dan Hasil
No Judul analsis Variabel
tahun Penelitian
data
peneliti
3 Dr.Hj.Pudji Determinan Analisis Variabel kecenderungan Variabel
Astuty,SE, Keberhasilan Logistik tingkat kinerja keuangan, Dependen :
MM dan Turnaround free asset, dan ukuran - ∆severty
Septi Setia pada perusahaan berpengaruh - Free assets
Ningsih Perusahaan positif terhadap - Size
(2014) yang probabilitas recovery, - Downsizing
Mengalami tetapi yang berpengaruh
Financial signifikan dengan
Distress (Studi tingkat signifikansi 5%, Variabel
Kasus pada hanya variabel Independen :
Perusahaan kecenderungan tingkat Turnaround
Manufaktur kinerja keuangan dan
yang Terdaftar ukuran perusahaan,
di Bursa Efek sedangkan free asset
Indonesia tidak berpengaruh
Tahun 2007- signifikan. Sedangkan
2012) variabel pengurangan
aset memiliki hubungan
negatif dan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap probabilitas
recovery

4 Rizki Dwi Determinan Regresi ∆Severity,free assets, Variabel


Lestari, Ni keberhasilan Logistik CEO turnover secara Dependen :
Nyoman turnaround parsial tidak - Severity
Alit Triani pada berpengaruh terhadap - Free assets
(2014) perusahaan keberhasilan turnaround. - CEO
yang Turnover
mengalami Variabel
financial Independen :
distress Turnaround

5 Elidawati, Faktor-faktor Analisis Secara simultan seluruh Variabel


Azhar yang logistik variabeindependen yang Dependen :
Maksum, mempengaruhi terdiri dari ukuran - Severty
M. Lian keberhasilan perusahaan, - Firm
Dalimunthe turnaround profitabilitas, size
(2015) pada kecenderungan tingkat - Free
perusahaan kesehatan perusahaan assets
yang (∆severity), "firm assets,
mengalami assets retrenchment dan Variabel
financial expense-. retrenchment Independen :
distress di berpengaruh, namun Turnaround
Bursa Efek secara parsial tidak
Indonesia semua variabel
independen tersebut
berpengaruh terhadap
kemampuan perusahaan
yang mengalami
financial. distress dalam
mencapai keberhasilan
turnaround .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

Lanjutan Tabel 2.1


Nama
dan Teknik
No Tahun Judul Analisis Hasil Penelitian Variabel
penelitia data
n
6 Nur Analisis Regresi Severty, free assets, Variabel
Wulandari Determinan Logistik assets retrenchment Dependen :
, Barbara keberhasilan dan ukuran - Severty,
Gunawan turaround perusahaan tidak - free
(2016) pada berpengaruh terhadap assets,
perusahaan keberhasilan - assets
yang turnaround pada - Ukuran
mengalami perusahaan yang perusahaa
kondisi mengalami financial n
financial distress. - Profitabilita
distress. rasio profitabilitas, s
rasio likuiditas, - Likuditas
variabel growth - expenses
opportunity
berpengaruh terhadap retrenchment
keberhasilan
turnaround pada Variabel
perusahaan yang Independen :
mengalami financial Turnaround
distress.
rasio profitabilitas,
rasio likuiditas,

7 Stevano Studi Regresi Capital, Assets Variabel


Theodoru Financial Logistik berimplikasi positif Dependen :
s, Luh Distress dan tidak signifikan - Capital
Gede Sri pada dalam memprediksi - Assets
Artini perusahaan probabilitas
(2018) perbankan di perusahaan Variabel
BEI. perbankan yang Independen :
mengalami financial Profitabilitas
distress.Management
berimplikasi positif dan
signifikan dalam
memprediksi
probabilitas
perusahaan
perbankan yang
mengalami financial
distress.

2. 4 Kerangka Konseptual

Untuk mengetahui determinan keberhasilan turnaround pada perusahaan

perbankan yang mengalami financial distress, peneliti menentukan variabel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

dependen (X): Profitabilility, severty, free assets, dan size. Dan sebagai variabel

independen (Y) adalah turnaround.

Model kerangka konseptual ini diasumsikan tidak terdapat hubungan jalur

sehingga setiap variabel independen berhubungan secara langsung dengan

variabel dependen.

Berdasarkan pemikiran tersebut maka kerangka konseptual dapat dibuat

secara sistematis sebagai berikut:

Profitability

Severty
Turnaround
\
Free Assets

Size

Gambar 2.2
Kerangka Konseptual

2.5 Hubungan Antar Variabel

2.5.1 Hubungan pengaruh Profitability terhadap keberhasilan Turnaround

Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu. Menurut

Robbin dan Pearce (1992) dalam jurnalnya, perusahaan dengan kondisi financial

distress, mengindikasikan bahwa kinerja operasi perusahaan mengalami

penurunan, sehingga laba yang dihasilkan juga kurang optimal. Semakin rendah

produktifitas seluruh aset perusahaan dalam menghasilkan laba, maka akan

semakin sulit bagi perusahaan untuk mencapai keberhasilan turnaround.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

2.5.2 Hubungan pengaruh Severty terhadap keberhasilan Turnaround

Severity dari financial distress merupakan bagaimana tingkat

kecenderungan kekuatan masalah financial distress di perusahaan. Severity akan

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melakukan pemulihan keadaan

perusahaan untuk keluar dari kondisi financial distress. Semakin besar

kecenderungan perusahaan tidak dapat keluar dari masa penurunan kinerja atau

tidak dapat memotong masa penurunannya akan semakin membuat severty dari

financial distress yang dialami akan semakin buruk. Sehingga, dapat dikatakan

bahwa semakin tinggi kecenderungan (Severitas) kerasnya masalah keuangan atau

financial distress perusahaan akan berpengaruh negatif dengan kemampuan

keberhasilan turnaround perusahaan tersebut.

2.5.3 Hubungan Free Assets terhadap keberhasilan Turnaround

Besaran jumlah free assets yang dimiliki oleh perusahaan merupakan salah

satu hal yang sangat menentukan apakah sebuah perusahaan mampu melalui masa

turnaround. Dimana free assets merupakan besarnya aset diluar kewajiban,

perusahaan yang memiliki jumlah yang cukup atas free assets, akan lebih mudah

untuk menghindari kebangkrutan dikarenakan, free assets akan meningkatkan

kemampuan mereka dalam memperoleh tambahan dana yang dibutuhkan untuk

membantu perusahaan keluar dari masalah penurunan kinerja keuangan atau

menentukan turnaround. Free assets yang dimiliki perusahaan akan sangat

penting untuk memberikan keyakinan kepada kreditor bahwa ada jumlah aset

yang tersedia untuk dapat membayar pinjamannya. Sehingga dapat dinyatakan

bahwa semakin besar tingat free assets yang dimiliki perusahaan akan semakin

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

tinggi kemampuan perusahaan dalam keberhasilan turnaround.

2.5.4 Hubungan Size terhadap keberhasilan Turnaround

Ukuran perusahaan merupakan faktor yang dapat mengidentifikasi

kemampuan perusahaan dalam melakukan turnaround setelah melalui masa

financial distress. Pada dasarnya, perusahan berukuran kecil akan lebih mampu

untuk dapat keluar dari kondisi financial distress. Hal ini dikarenakan perusahaan

kecil akan lebih mampu untuk dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan

yang terjadi dibandingkan dengan perusahaan besar. Namun, disisi lain,

perusahaan perusahaan pada dasarnya merupakan perusahaan yang lebih siap

untuk menghadapi masalah keuangan Perusahaan besar memiliki lebih banyak

instrumen yang dapat digunakan untuk menyelematkan perusahaan dari keadaan

financial distress. Instrumen tersebut misalkan kemampuan perusahaan yang lebih

mudah dalam mendapatkan dana yang digunakan sebagai tindakan penyelamatan

perusahaan untuk meningkatkan modal perusahaan. Sehingga, pada dasarnya

kemampuan turnaround cenderung lebih sukses di perusahaan besar dibandingkan

dengan perusahaan kecil.

2.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah yang

diajukan. Hipotesis disebut sebagai kesimpulan karena hipotesis ini merupakan

kesimpulan dari kegiatan kajian teoretik yang telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya pelaksanaan penelitian. (Syamsul, 2011)

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang diuraikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Profitability, severty, free assets, size, secara serempak berpengaruh dan

signifikan terhadap keberhasilan turnaround.

2. Profitability berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan

turnaround.

3. Severity berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan turnaround.

4. Free assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan

turnaround.

5. Size berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan

turnaround.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penelitian adalah jenis penelitian

konklusif kausal yaitu jenis penelitian yang digunakan oleh penelitian adalah

penelitian asosiatif dengan analisa kualititatif, yaitu dengan maksud untuk

mencari pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen

(Ghozali, 2013)

Sumber data dalam penulisan skripsi ini adalah dari berbagai sumber

buku, jurnal dan penelitian terdahulu yang mendukung penelitian. Sedangkan

untuk sumber data yang akan diolah dalam analisis penelitian adalah situs resmi

Bursa Efek Indonesia

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengakses internet yaitu sebagai situs

resmi Bursa Efek Indonesia dan dilakukan pada bulan april sampai peneliti selesai

dalam mengerjakan skripsi tersebut.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian yang akan diteliti yaitu tentang

Profitabilility, Severty, Free Assets, dan Size pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel diperlukan untuk menjelaskan variabel yang

28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29

sudah diidentifikasikan sebagai upaya dalam penelitian. Adapun definisi

operasional variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel Bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel

lain. Pada penelitian yang menjadi variabel bebas (X) adalah Profitability

Severty, Free assets, dan size (Nyoman, 2014)

a. Profitability (X1) adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba selama periode tertentu (Brigham dan Houston, 2001). Profitabilitas

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba pada masa yang akan datang dan merupakan indikator keberhasilan

operasi perusahaan. Sehingga perusahaan dengan profitabilitas tinggi

menunjukkan bahwa perusahaan berpotensi memiliki profitabilitas yang

tinggi di masa mendatang.

b. Severty (X2) adalah seberapa besar tingkat penurunan kinerja perusahaan

yang dicerminkan oleh rasio keuangan. Semakin tinggi tingkat penurunan

kinerja perusahaan, maka semakin kecil keberhasilan turnaround

perusahaan. Kecenderungan tingkat kinerja keuangan yang

mempengaruhi situasi turnaround, yang diukur dengan peningkatan Z

score.

c. Free Assets (X3) adalah aset yang dimiliki perusahaan dan tidak

digunakan sebagai jaminan atas kewajiban (liabilities) perusahaan.

(Rahardjo, 2011)

d. Size (X4) adalah Ukuran besar kecilnya perusahaan, diukur dengan

natural log dari sales (omset penjualan).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

2. Variabel terikat variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y)

adalah turnaround.

Tabel 3. 1
Operasional Variabel
Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala Ukur
Profitability kemampuan perusahaan Rasio
(X1) dalam menghasilkan laba
selama periode tertentu.
Severty (X2) tingkat penurunan kinerja Rasio
perusahaan yang dicerminkan
oleh rasio keuangan. Semakin
tinggi tingkat penurunan
kinerja perusahaan, maka
semakin kecil keberhasilan
turnaround perusahaan..
Free Assets Nilai Total aset setelah Rasio
(X3) dikurangi Total liability
dibandingkan dengan jumlah
total aset, yang mencerminkan
tersedianya free assset.
Size (X4) Ukuran besar kecilnya Rasio
perusahaan, diukur dengan
natural log dari Sales (omset
penjualan)
Turnaround Menentukan perusahaan yang Variabel yang diukur dengan Nominal
(Y) mengalami financial distress memberi angka 1 pada
dan berhasil dalam turnaround perusahaan yang berhasil
akan dilakukan dengan turnaround dan angka 0 pada
menggunakan metode Altman perusahaan yang non
Z-Score. Adapun rumusnya turnaround.
yaitu :
1,2(WC/TA)+1,4(RE/TA) + 3.3(
EBIT/TA)+ 0.6(MVE/TL) +
1.0(S/TA)

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang ajan diteliti.

Populasi sebagai kumpulan atau agregasi dari seluruh elemen – elemen atau

individu yang merupakan sumber informasi dalam suatu penelitian (Syamsul,

2011). Populasi dalam penelitian ini adalah bank-bank yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode waktu selama 3 tahun dari tahun 2016 hingga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

tahun 2018 berjumlah 38 perusahaan perbankan.

3.5.2 Sampel

Sampel merupakan bagian atau wakil populasi yang memiliki karakteristik

sama dengan populasinya, diambil sebagai sumber data penelitian. Penentuan

sampel pada penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling. Metode

purposive sampling merupakan sebuah metode yang digunakan untuk menentukan

sampel pada sebuah penelitian dengan beberapa kriteria yang berkaitan dengan

penggunaan penelitian. (Syamsul, 2011)

Berdasarkan buku prosedur penelitian oleh Arikunto (2010) menjelaskan

bahwa ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan sampel

berdasarkan tujuan tertentu, yaitu:

1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau

karakteristik tertentu, yang merupakan ciri pokok populasi.

2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang

paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.

3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat didalam studi

pendahuluan.

Kriteria pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Merupakan perusahaan perbankan go public yang terdaftar di pada Bursa

Efek Indonesia dan menerbitkan laporan keuangan secara terus menerus dari

tahun 2016-2018

2. Mengunakan Rupiah sebagai alat tukar dalam bertransaksi.

3. Perusahaan perbankan yang menerbitkan Annual Report dari tahun 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

sampai dengan 2018 yang tersedia di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 3.2
Pengelompokan Sampel
No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan sub sektor perbankan periode 2016- 46
2018
2 Bank yang tidak mengunakan rupiah sebagai alat (0)
tukar dalam bertransaksi
3 Bank yang mengalami delisting dan relisting, New (3)
listing selama masa periode 2016-2018
4 Bank yang tidak menerbitkan annual report (0)
tahun 2016-2018
5 Bank yang termasuk dalam LQ45 (5)
Jumlah Sampel yang akan diteliti 38

Berdasarkan Tabel 3.2 dengan demikian jumlah sampel yang akan diteliti

sebanyak 38 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.6 Jenis Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari

sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan (Syamsul, 2011).

Sumber data dalam penulisan skripsi ini adalah dari berbagai sumber buku,

jurnal dan penelitian terdahulu yang mendukung penelitian. Sedangkan untuk

sumber data yang akan diolah dalam analisis penelitian adalah situs web resmi

Bursa Efek Indonesia.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Data ini diperoleh dari data historis perusahaan perbankan, studi literatur,

laporan penelitian, dan laporan keuangan yang diterbitkan bank maupun internet

yang telah diaudit selama dua tahun 2016-2018. Metode yang dilakukan untuk

mendapatkan data yang diinginkan dengan membuka website dari objek yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

diteliti, sehingga dapat diperoleh laporan keuangan, gambaran umum bank serta

perkembangannya yang kemudian digunakan penelitian. Situs yang digunakan

adalah situs resmi Bursa Efek Indonesia.

Selain itu, dilakukan juga studi pustaka yaitu pengumpulan data dengan

cara mempelajari dan memahami buku-buku yang mempunyai hubungan dengan

turnaround dan financial distress dengan mengunakan metode Altman Z-score

seperti dari literatur, jurnal-jurnal, media massa dan hasil penelitian yang

diperoleh dari berbagai sumber, baik dari perpustakaan dan sumber lain.

Altman menemukan lima jenis ratio keuangan yang dapat dikombinasikan

untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang tidak

bangkrut. Z-Score Altman untuk perusahaan perbankan yang telah go public

ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (Munawir, 2002)

Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5

Dimana :

X1 = Working Capital to Total Assets

X2 = Retained Earning to Total Assets

X3 = Earning Before Interest and Taxes (EBIT) to Total Assets

X4 = Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities

X5 = Sales to Total Assets (Penjualan/Total Aset)

Peneliti ini digunakan altman untuk perusahaan financial distress

menunjukan kelima variabel tersebut sebagai berikut :

1. Z-Score > 2,99 dikategorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat sehingga

tidak mengalami kesulitan keuangan. (blue area)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

2. 1,81 < Z-Score < 2,99 berada di daerah abu-abu sehingga dikategorikan

sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan, namun kemungkinan

terselamatkan dan kemungkinan bangkrut sama besarnya tergantung dari

keputusan kebijaksanaan manajemen perusahaan sebagai pengambil

keputusan. (Grey area).

3. Z-Score < 1,81 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan

keuangan yang sangat besar dan beresiko tinggi sehingga kemungkinan

bangkrutnya sangat besar (red area). (Munawir, 2002)

Dalam penelitian ini perusahaan dikategorikan menjadi 2, kategori 1 sebagai

perusahaan yang berhasil turnaround dan kategori 0 untuk perusahaan non

turnaround. Perusahaan yang berhasil turnaround adalah perusahaan yang

mengalami Z-score kategori financial distress minimal 2 tahun berturut – turut

dan diikuti dengan Z-score kategori non financial distress minimal 2 tahun

berturutturut. Sedangkan perusahaan non turnaround adalah perusahaan yang

mengalami Z-score kategori financial distress selama tahun 2016-2018.

3.8 Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam penelitian akan dianalisis

menggunakan metode statistik induktif atau uji hipotesis dengan menggunakan

analisis regresi logistik.

3.8.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel

yang terdapat dalam penelitian ini. Statistik deskriptif yang digunakan pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

penelitian ini terdiri dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean dan standar

deviasi yang di olah dengan mengunakan Eviews.

3.8.2 Analisis Regresi Logistik

Analisis regresi logistik umumnya digunakan ketika asumsi multivariate

normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan

campuran antara variabel metrik dan variabel non-metrik. Dengan demikian, uji

normalitas pada variabel independen nya tidak diperlukan. Model regresi logistik

digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel independen yang diteliti

mempengaruhi keberhasilan proses turnaround perusahaan yang mengalami

financial distress.

Model regresi logistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(Basuki, 2017)

Keterangan :

p = probabilitas variabel dependen (Financial Distress)

e = logaritma natural

b1..b6 = koefisien regresi Xi

X1 = Profitability

X2 = Severty

X3 = Free Assets

X4 = Size

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

3.8.3. Menilai Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow Test)

Langkah yang harus dilakukan dalam analisis regresi logistik karena tidak

mensyaratkan data yang berdistribusi normal, yaitu melakukan Uji Hosmer and

lemeshow goodness of fit test. Hosmer and lemeshow menguji hipotesis nol bahwa

data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model

dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai hosmer and lemeshow

goodness of fit < 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan

signifikan antara model dengan nilai observasinya, sehingga model ini tidak baik

karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai hosmer and

lemeshow goodness of fit < 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak yang

artinya model dapat memprediksi nilai observasinya atau dengan kata lain model

dapat diterima dengan data observasinya (Ghozali, 2013).

3.8.4 Koefisien Determinan (R2)

Untuk melihat seberapa besar tingkat pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial digunakan koefisien determinasi.

Koefisien Determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi sebagai ukuran

untuk mengetahui kemampuan dari masing-masing variabel yang digunakan.

Dalam penelitian ini uji yang digunakan adalah nagelkerke’s R Square karena

menurut Ghozali (2013), nilai nagelkerke R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai

pada multiple regression.

3.9 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

yang signifikan antara variabel independen kepada variabel dependen. Dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

pengujian hipotesis ini, penulis menetapkan dengan menggunakan uji signifikan,

dengan penetapan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol

(Ho) adalah suatu hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Sedangkan

hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan bahwa variabel-

variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

3.9.1 Pengujian Variabel Secara Parsial ( Uji Wald)

Uji Wald adalah uji statistik parametrik dinamai oleh Abraham Wald

dengan berbagai macam kegunaan. Setiap kali hubungan dalam atau antara item

data dapat dinyatakan sebagai model statistik dengan parameter yang

diperkirakan dari sampel uji. Uji Wald dapat digunakan untuk menguji nilai

sebenarnya parameter berdasarkan estimasi sampel. Menurut Widarjono (2010),

dalam regresi logistic uji Wald digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial dengan cara

membandingkan nilai statistik Wald dengan nilai pembanding Chi Square pada

derajat bebas (db) = 1 pada α 5 persen, atau dengan membandingkan nilai

signifikansi (p-value) dengan alpha sebesar α persen dimana p-value yang lebih

kecil dari alpha menunjukkan bahwa hipotesis diterima atau terdapat pengaruh

yang signifikan dari variable bebas terhadap variable terikat secara parsial.

Hipotesa untuk pengujian tersebut sebagai berikut :

H0 : Variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.

H1 : Variabel independen mempengaruhi variabel dependen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

3.9.2 Uji Overall Model Fit

Uji statistika ini untuk mengetahui apakah semua variabel independen di

dalam regresi logistik secara serentak atau simultan mempengaruhi variabel

dependen sebagaimana uji F di dalam regresi linier. Uji overall model fit

didasarkan pada nilai statistika -2LL atau nilai LR. Uji serentak koefisien model

logistik dihitung dari perbedaan nilai -2LL antara model dengan hanya terdiri dari

konstanta dan model yang diestimasi terdiri dari konstanta dan variabel

independen (Widarjono, 2010).

Pengujian dilakukan dengan membandingkan selisih nilai -2 log likehood

(disebut chi-square hitung) dimana apabila nilai chi square hitung lebih besar dari

chi square tabel atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha maka dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat.

Hipotesis:

H0: Variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki hubungan yang

signifikan terhadap variabel dependennya.

H1: Variabel independen secara bersama-sama memiliki hubungan yang

signifikan terhadap variabel dependennya.

Kriteria penerimaan atau penolakan H0:

1. Jika probabilitas LR stat >0,05 maka H0 diterima.

2. Jika probabilitas LR stat <0,05 maka H0 ditolak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

periode tahun 2016 – 2018 yang berjumlah 43 perusahaan, dari 43 perusahaan

tersebut yang konsisten listing di BEI pada tahun 2016 – 2018 sebanyak 38

perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian. Untuk mendapatkan

jumlah perusahaan yang termasuk perusahaan terecovery dan non recovery

digunakan perhitungan analisis diskriminan Altman pada laporan keuangan tahun

2016 - 2018. Dengan batasan nilai Z-score kurang dari atau sama dengan 2,05

(pertengahan grey area) digolongkan perusahaan yang kinerjanya mengalami

financial distress, dan Z-score lebih dari 2.05 digolongkan perusahaan yang

kinerjanya non financial distress.

Dari nilai Z-score selama tahun 2016 dan 2017, perusahaan yang

kinerjanya mengalami financial distress paling sedikit 2 tahun berturut-turut dan

diikuti berturut – turut kinerja non financial distress paling sedikit 2 tahun,

diperoleh sebanyak 3 perusahaan termasuk kategori terecovery dan 38 perusahaan

termasuk kategori non recovery yaitu yang kinerjanya selama tahun 2016 – 2018

mengalami financial distress

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar 83 persen perusahaan

perbankan yang mengalami kondisi keuangan yang menurun atau memburuk

seperti terlihat pada Tabel 4.1 berikut ini :

39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40

Tabel 4.1
Pengelompkan sampel yang terrecovery dan non recovery
No Sampel Jumlah Persentase
1 Perusahaan Non recovery 32 84
2 Perusahaan recovery 6 16
Total 38 100
Sumber : Lampiran 2

Tabel 4.1 menunjukan bahwa dari 38 perusahaan perbankan yang masuk

dalam kategori sampel didapat 6 perusahaan perbankan yang berhasil terecovery

yaitu dengan kode saham AGRO, ARTO, BACA, BBKP, BBYB, dan BVIC. Hal

ini berarti perusahaan tersebut berhasil melakukan turnaround.

4.2 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan untuk setiap variabel

independen dalam model penelitian. Data yang dianalisis adalah data variabel

tahun 2016-2018 dimana pada variabel severty, peneliti harus mengunakan 2

tahun sebelum tahun penelitian yaitu tahun 2014-2015, dari kurun waktu tahun

2014-2015 menjadi acuan untuk mengetahui apakah bank tersebut berhasil

turnaround atau tidak ditahun berikutnya, sehingga mulai diambil tindakan

manajemen. Analisis ini meliputi nilai minimum, maksimum, mean dan standar

deviasi pada tahun 2016-2018 dengan menggunakan program Eviews yang dapat

dilihat pada Tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Profitability Severty Free Assets Size
Mean 0.029602 0.081161 0.218871 16.42123
Median 0.014000 0.053000 0.176000 16.28310
Maximum 0.857000 4.454000 0.834000 29.00000
Minimum 0.001000 -2.829000 0.032000 4.256067
Std. Dev. 0.090235 0.893473 0.159848 3.385565
Sumber : Lampiran 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

Tabel 4.2 dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Jumlah seluruh sampel pada penelitian ini adalah 38 perusahaan perbankan

dengan periode pengamanatan 3 tahun pengamatan penelitian yaitu sebanyak

114 sampel penelitian.

2. Variabel Profitability memiliki nilai minimum sebesar 0,001 pada Bank

Bukopin,Tbk tahun 2017 dan tahun 2018. Dan nilai maksimum sebesar 0,857

pada Bank Bukopin, Tbk tahun 2017. Nilai standart deviasi 0,090 yang jauh

lebih besar dibandingkan nilai mean sebesar 0,029 yang arti nya bahwa

penyimpanan data nya besar sehingga datanya tersebar.

3. Variabel Severty memiliki nilai minimum sebesar -2.829 pada Bank Bukopin,

Tbk pada tahun 2018. Dan nilai maksimum sebesar 4.454 pada Bank Dinar

Indonesia, Tbk pada tahun 2018. Nilai standart devisiasi sebesar 0.893 yang

jauh lebih besar dibandingkan nilai mean sebesar 0.081 yang artinya bahwa

penyimpanan data nya besar sehingga data nya tersebar.

4. Variabel Free Assets memiliki nilai minimum sebesar 0,032 pada Bank Pan

Indonesia. Tbk pada tahun 2018. Dan nilai maksimum sebesar 0,834 pada

bank Bank Artos Indonesia.Tbk pada tahun 2017. Nilai standar deviasi

sebesar 0,159 jauh lebih kecil dibandingkan nilai mean sebesar 0,218. Artinya

jika nilai standar deviasi nya lebih kecil dari nilai mean, hal ini menunjukkan

bahwa nilai mean dapat digunakan sebagai representasi dari keseluruhan data.

5. Variabel Size memiliki nilai minimum sebesar 4,256 pada Bank Mega Tbk.

Dan nilai maksimum sebesar 29,00 pada Bank Mitraniaga, Tbk pada tahun

2017. Nilai standar devisiasi sebesar 3,385 jauh lebih kecil dari nilai mean

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

sebesar 16,421. Artinya jika nilai standar deviasinya lebih kecil dari nilai

mean, hal ini menunjukkan bahwa nilai mean dapat digunakan sebagai

representasi dari keseluruhan data.

Tabel 4.3
Hasil Standar Deskriptif Z-score
Zscore Zscore
Zscore 2016 Kategori Kategori Kategori
2017 2018
Mean 1,115 Red Area 1,190 Red area 1,226 Red area
Median 0.867 Red Area 0,890 Red area 0.937 Red area
Maximum 6,332 Blue Area 4.035 Blue area 5,329 Blue area
Minimum 0.155 - 0,153 - 0.117 -
Std. Dev. 1,070 - 0,925 - 1,068 -
Sumber : Lampiran 5

Tabel 4.3 dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Jumlah seluruh sampel pada penelitian ini adalah 38 perusahaan perbankan

dengan periode pengamanatan 3 tahun pengamatan penelitian yaitu sebanyak

114 sampel penelitian.

2. Hasil Z-score tahun 2016 memiliki nilai minimum sebesar 0,155 pada Bank

Pembangunan Daerah Banten,Tbk. Dan nilai maksimum sebesar 6,332 pada

Bank Rakyat Indonesia Agroniaga,Tbk. Nilai standart deviasi 1,070 yang

jauh lebih kecil dibandingkan nilai mean sebesar 1,115.

3. Hasil Z-score tahun 2017 memiliki nilai minimum sebesar 0,153 pada Bank

Pembangunan Daerah Banten, Tbk. Dan nilai maksimum sebesar 4.035 pada

Bank Artos Indonesia. Nilai standart devisiasi sebesar 0.925 yang jauh lebih

kecil dibandingkan nilai mean sebesar 1,190.

4. Hasil Z-score 2018 memiliki nilai minimum sebesar 0,117 pada Bank

Pembangunan Banten, Tbk. Dan nilai maksimum sebesar 5,329 pada bank

Bank Dinar Indonesia,Tbk. Nilai standar deviasi sebesar 1,068 jauh lebih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

kecil dibandingkan nilai mean sebesar 1,226.

4.3 Analisis Regresi Logistik

Analisis regresi digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian.

Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

logistik yang digunakan untuk menguji apakah variabel independen yaitu

Profitability, Severty, Free Assets, size terhadap turnaround.

4.3.1 Menilai kelayakan model regresi (Hosmer and Lemeshow Test)

Uji ini berguna untuk mengetahui ada atau tidaknnya perbedaan yang

terjadi pada sebelum dan sesudah penambahan variabel dalam persamaan. Ada

beberapa cara untuk melakukan penilaian kelayakan model, salah satunya ialah

menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Dasar penentuan

hipotesisnya adalah dengan melihat nilai signifikansi dari Chi Square terhadap

kriteria pengujian α = 0.05 pada Hosmer and Lemeshow Test.

Tabel 4.4
Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

Quantile of Risk Dep=0 Dep=1 Total H-L


Low High Actual Expect Actual Expect Obs Value
1 2.E-05 0.0019 9 8.99139 0 0.00861 9 0.00862
2 0.0021 0.0057 9 8.96708 0 0.03292 9 0.03304
3 0.0061 0.0078 9 8.93743 0 0.06257 9 0.06301
4 0.0081 0.0100 10 9.91143 0 0.08857 10 0.08936
5 0.0110 0.0123 9 8.89595 0 0.10405 9 0.10526
6 0.0132 0.0161 9 8.87025 0 0.12975 9 0.13164
7 0.0176 0.0230 10 9.80281 0 0.19719 10 0.20115
8 0.0235 0.0353 8 8.73496 1 0.26504 9 2.09993
9 0.0392 0.1744 9 8.20224 0 0.79776 9 0.87536
10 0.2187 0.9979 2 2.68644 8 7.31356 10 0.23983
Total 84 84.0000 9 9.00000 93 3.84719
H-L Statistic 3.8472 Prob. Chi-Sq(8) 0.8706
Andrews Statistic 70.6346 Prob. Chi-Sq(10) 0.0000

susususu
Sumber : Lampiran 5
S
S

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

Tabel 4.4 hasil uji nilai profitabilitas chi square dari tes Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test ialah sebesar 0,870 > 0,05, hal ini berarti model

regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya dan model mampu

memprediksi nilai observasinya. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi

logistik dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel independen dan

variabel dependen.

4.3.2 Koefisien Determinan (R2)

Tabel 4.5
Hasil Uji Koefisien Determinan
Step McFadden R-squared
1 0.653378
Sumber : Lampiran 10

Tabel 4.5 menunjukan bahwa nilai McFadden R-squared sebesar 0.653378

yang berarti 65,3 persen variasi profitability, severty, free assets, dan size dapat

dijelaskan oleh variabel independen yaitu Turnaround.

4.4 Pengujian Hipotesis

4.4.1 Uji Wald

Tabel 4.6
Uji Wald

Variabel Chi-Square Prob Keterangan


Profitability 0.3593 Berpengaruh tidak signifikan
Severty 0.0090 Berpengaruh signifikan
Free Assets 0.0148 Berpengaruh signifikan
Size 0.9443 Berpengaruh tidak signifikan
Sumber : Lampiran 6

Tabel 4.6 didapat kesimpulan sebagai berikut :

1. Uji Wald pada variabel Profitability nilai Chi-Square Prob sebesar 0,3593 >

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

α 0,05 hal ini menujukan bahwa variabel profitability berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap turnaround dalam menentukan keberhasilan

turnaround yang terjadi pada perusahaan perbankan yang mengalami

financial distress, maka ditolak.

2. Pada variabel severty nilai Chi Square Prob sebesar 0,0090 < α 0,05 hal ini

menujukan bahwa variabel severty berpengaruh positif dan signifikan

terhadap turnaround dalam menentukan keberhasilan turnaround yang terjadi

pada perusahaan perbankan yang mengalami financial distress, maka

diterima.

3. Pada variabel Free Assets nilai Chu Square Prob sebesar 0,0148 < α 0,05 hal

ini menujukan bahwa variabel free assets berpengaruh positif dan signifikan

terhadap turnaround dalam menentukan keberhasilan turnaround yang terjadi

pada perusahaan perbankan yang mengalami financial distress, maka

diterima.

4. Dan pada variabel size nilai Chi Square Prob sebesar 0,9443 > α 0,05 , hal ini

menunjukan bahwa variabel size berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap turnaround dalam menentukan keberhasilan turnaround yang terjadi

pada perusahaan perbankan yang mengalami financial distress, maka

ditolak.

4.4.2 Uji Overall Model Fit Test

Uji Overall Model Fit digunakan untuk menilai apakah model yang

dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Uji ini didasarkan pada nilai

statistika -2LogLikehood. Log Likehood pada regresi logistik mirip dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

pengertian “Sum of square Error” pada model regresi, sehingga pada penelitian

ini dalam penentuan nilai Overall Model Fit peneliti menggunakan nilai Sum

Squared Resid yang terdapat pada hasil estimasi.

Tabel 4.7
Uji Overall Model Fit

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

Profitability 6.493793 7.084560 0.916612 0.3593


∆Severty 2.142323 0.820135 2.612159 0.0090
Free Assets 9.152152 3.753707 2.438164 0.0148
Size 0.017566 0.251496 0.069845 0.9443
C -6.505638 4.258527 -1.527673 0.1266

McFadden R-squared 0.653378 Mean dependent var 0.096774


S.D. dependent var 0.297252 S.E. of regression 0.181146
Akaike info criterion 0.327934 Sum squared resid 2.887622

Schwarz criterion 0.464096 Log likelihood -10.24895


Hannan-Quinn criter. 0.382912 Deviance 20.49790
Restr. Deviance 59.13624 Restr. log likelihood -29.56812
LR statistic 38.63834 Avg. log likelihood -0.110204
Prob(LR statistic) 0.000000

Obs with Dep=0 84 Total obs 93


Obs with Dep=1 9

Sumber : Lampiran 7

Tabel 4.7 nilai probabiliti LR statistik sebesar 0,0000 < α 0,05 hal ini

menunjukan bahwa variabel probability, ∆severty, free assets, dan size berpengaruh

secara serempak terhadap turnaround, maka diterima.

Tabel 4.7 hasil pengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikasi

0,05. Dari pengujian dengan regresi logistik diatas maka diperoleh persamaan

regresi logistik sebagai berikut :

Berdasarkan uji signifikansi yang dilihat dari Tabel 4.7 variabel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

profitability mempunyai koefisien regresi sebesar 6,493 dengan nilai probability

(Sig.) 0,389 > α (0,05). Artinya bahwa variabel profitability berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap keberhasilan turnaround.

Variabel severty mempunyai koefisien regresi sebesar 2,142 dengan nilai

probabilitas (Sig.) 0,009 < α (0,05). Artinya bahwa variabel severty berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keberhasilan turnaround.

Variabel free assets mempunyai koefisien regresi sebesar 9,152 dengan

nilai probabilitas (Sig.) 0.0148 < α (0,05). Artinya bahwa variabel free assets

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan turnaround.

Variabel Size mempunyai koefisien regresi sebesar 0,017 dengan nilai

probabilitas (Sig.) 0.9443 > α (0,05). Artinya bahwa variabel size berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan turnaround.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Pengaruh Profitability terhadap Turnaround

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah pada variabel Profitability

nilai Chi Square Prob sebesar 0.3593 > α 0,05 hal ini menunjukan variabel

probability berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap turnaround dalam

menentukan keberhasilan turnaround pada perusahaan perbankan yang

mengalami financial distress, maka ditolak.

Besarnya profitability yang diukur dengan EBITTA menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam menggunakan keseluruhan asetnya untuk

menghasilkan laba bersih sebelum bunga dan pajak. Profitability yang tinggi

menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tingkat produktifitas yang tinggi dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

memanfaatkan asetnya untuk mendapatkan laba.

Hasil penelitian sejalan dengan Theodorus dan Artini (2018). Yang

menyatakan bahwa prifitability berpengaruh posiif dan tidak signifikan. Namun

tidak sejalan dengan penelitian Syahida dan Ameer (2010) serta Elidawati,

Maksumr dan Dalimunthe (2015) yang menyatakan bahwa profitability

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan turnaround.

4.5.2 Pengaruh Severty terhadap Turnaround

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah variabel severty nilai Chi

Square Prob sebesar 0.0090 < α 0,05, hal ini menunjukan variabel severty

berpengaruh positif dan signifikan terhadap turnaround dalam menentukan

keberhasilan turnaround pada perusahaan perbankan yang mengalami financial

distress, maka diterima.

Hasil temuan ini menunjukkan kesesuaian tanda dengan hipotesis, hal

ini berarti bahwa SEV yang tinggi mengindikasikan probabilitas perusahaan akan

mengalami recovery lebih besar. Sebaliknya, perusahaan dengan SEV yang rendah

mengindikasikan probabilitas recovery semakin kecil karena SEV adalah

kecenderungan peningkatan Z-score tingkat kinerja keuangan yang diukur dengan

Z score dari analisis diskriman Altman (1984) yang mengandung unsur rasio

keuangan sebagai berikut :

Z-score = 1,2 WC/TA + 1,4 RE/TA + 3,3 EBIT/TA + 0,6 MVA/BVD + 1,0 S/TA

∆Severty =

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Smith & Graves (2005),

Francis & Desai (2005) dan Candrawati (2008) yang menyatakan bahwa variabel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

severity berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan turnaround.

Namun tidak sejalan dengan penelitian. Namun tidak sejalan dengan penelitian

Makgeta (2010) yang menyatakan bahwa variabel severty berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap keberhasilan turnaround.

4.4.3. Pengaruh Free Assets terhadap Turnaround

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah variabel free assets nilai Chi

Square Prob sebesar 0.0148 < α 0,05, hal ini menunjukan variabel free assets

berpengaruh terhadap turnaround dalam menentukan keberhasilan turnaround

pada perusahaan perbankan yang mengalami financial distress, maka diterima.

Free assets adalah aset perusahaan yang tidak dijaminkan kepada

kreditur. Aset bebas perusahaan akan membantu perusahaan dalam meredam

efek penurunan kinerja keuangan dan menyediakan sumber daya untuk

mengambil tindakan yang efektif. Sehingga perusahaan dengan lebih banyak

free assets mempunyai kemungkinan bertahan yang lebih baik selama masa

decline (Desai, 2016).

Hal ini sejalan dengan penelitain Elidawati, Maksum dan Dalimunthe

(2015), Astuty dan Ningsi (2014) serta penelitian Candrawati (2008) yang

menyatakan bahwa variabel free asstes berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keberhasilan turnaround. Namun tidak sejalan dengan penelitian

Makgeta (2010) yang menyatakan bahwa variabel free assets berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan turnaround.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

4.5.4 Pengaruh Size (Ukuran perusahaan) terhadap Turnaround

Hipotesis ke empat dalam penelitian ini adalah pada variable size (ukuran

perusahaan) nilai Chi Square Prob sebesar 0.9443 > α 0,05 hal ini menunjukan

variabel size (ukuran perusahaan) berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap turnaround dalam menentukan keberhasilan turnaround pada perusahaan

perbankan yang mengalami financial distress, maka ditolak.

Menurut Lestrari (2013) Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar

kecilnya satu perusahaan, yang diproksikan dengan Ln total aset menunjukkan

besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Sehingga, semakin besar ukuran ukuran

perusahaan maka semakin besar aset yang dimilikinya. Perusahaan besar

cenderung memiliki sumber daya yang lebih luas dan lebih banyak pilihan untuk

menentukan keberhasilan turnaround.

Hal ini sesuai dengan temuan penelitain Elidawati, Maksumr dan

Dalimunthe (2015) yang menyatakan bahwa variabel size (ukuran perusahaan)

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan turnaround

(Dalimunthe, 2015). Namun tidak sejalan dengan penelitian Pant (1991), Smith &

Graves (2005), Hambrick & D’Aveni (1988) dan Meyer & Zucker (1989) dalam

Francis & Desai (2005), serta Bruton et al (2003) yang menyatakan bahwa

variabel size berpenpengaruh positif dan signfikan terhadap keberhasilan

turnaround.

4.5.5 Pengaruh Profitability, Severty, Free Assets, dan Size terhadap


keberhasilan Turnaround

Hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah nilai probability LR Statistic

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

sebesar 0,0000 < dari nilai alpha 0,05, hal ini menunjukkan variabel profitability,

∆severty, free assets, dan size berpengaruh secara serempak terhadap financial

distress, maka diterima. Dikatakan serempak apabila LR Statistic nya lebih

kecil dari nilai alpha.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Lestari dan Triani (2014) yang

menyatakan bahwa profitability, severty, free assets, dan size berpengaruh

serempak dalam menetukan keberhasilan turnaround pada perusahaan perbankan

yang mengalami financial distress.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan bukti empiris mengenai prediksi

probabilitas recovery pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 20016-2018 dengan menggunakan variabel-variabel yang

diprediksi mempengaruhi recovery perusahaan yaitu profitability, kecenderungan

tingkat kinerja (SEV), ukuran perusahaan (SIZE), free assets (FREEAS). Hasil

analisis data pada bab 4 dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Variabel profitability, severty, free assets, dan size secara serempak

berpengaruh terhadap keberhasilan turnaround pada perusahaan perbankan

yang mengalami financial distress

2. Variabel profitability berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

keberhasilan turnaround pada perusahaan perbankan yang mengalami

financial distress.

3. Variabel Severity berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan

turnaround perusahaan yang mengalami financial distress.

4. Variabel Free Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keberhasilan turnaround perusahaan yang mengalami financial distress.

5. Variabel size berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan

turnaround perusahaan yang mengalami financial distress.

52
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
53

5.2 Saran

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

berikut adalah beberapa saran bagi peneliti selanjutnya yang dapat menjadi bahan

pertimbangan untuk melakukan penelitian dengan topik yang sama.

1. Bagi peneliti selanjutnya

Pertama, Penelitian ini hanya menggunakan faktor internal perusahaan,

sehingga pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambakan faktor

eksternal seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang mungkin juga

berpengaruh terhadap keberhasilan turnaround perusahaan, dengan

menambah faktor eksternal tersebut diharapkan akan lebih mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi keberhasilan turnaround secara lebih luas, dan

tidak hanya memandang dari faktor internal perusahaan saja. Kedua, hasil

pengumpulan sampel jumlah perusahaan dari hasil analisis diskriminasi

Altman menemukan sampel perusahaan yang recovery hanya 8 persen yang

jauh lebih kecil dari perusahaan yang non terecovery yaitu sebesar 92 persen.

Ketiga menambah periode penelitian diatas 3 tahun penelitian supaya optimal

dalam mengamati kondisi keuangan perusahaan sampel serta memperluas

sampel penelitian. Keempat mengunakan objek penelitian lain seperti

manufaktur, farmasi, dan lain sebagainya, agar penelitian mengenai

keberhasilan turnaround ini bervariasi. Dan kelima adalah tidak perlu

memasukan perbankan yang termasuk indeks LQ45 dikarenakan perbankan

yang termasuk indeks LQ45 adalah perbankan yang memiliki likuid yang

cepat sehingga terhindar dari financial distress.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

2. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh investor untuk pengambilam

keputusan investasi. Dimana investor dapat mengetahui perbankan yang

memiliki z-score tinggi, dimana perbankan yang berhasil turnaround adalah

perbankan yang kinerja keuangan nya membaik. Sehingga investor tidak

salah dalam menanamkan modal nya pada suatu perusahaan tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Anderson, G. (2011). Turnaround: Modeling probability of a turnaround. Swedia: Lund


University.

Artini, T. d. (2018). Corporate turnaround dan financial distress. Jurnal Manajemen ,


2712-2732.

Azizah. (2013).

Basuki. (2017). Analisis multivariat dan ekonometrika. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Candrawati, A. (2008). Analisis Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan


turnaround pada perusahaan yang mengalami financial distress. Universitas
Diponegoro: Tesis.

Dalimunthe, E. d. (2015). Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan turnaround


pada perusahaan yang memgalami financial distress. Prosiding SNaPP2015
Sosial, Ekonomi, dan Humaniora, (hal. 365-372). Medan.

David, F. (2009). Manajemen Strategi. Jakarta: Salemba Empat.

Desai. (2016). Kinerja Perusahaan. Yogyakarta: Wacana Media.

Ghozali. (2013). metodologi Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Gunawan, W. d. (2016). Analisis determinasi keberhasilan turnaround pada perusahaan


yang mengalami financial distress . Jurnal manajemen, 27-40.

Hanafi. (2010).

Houuston, B. d. (2010). Dasar dasar manajemen keuangan. Jakarta: Salemba empat.

Imanduddin, S. (2017). Prediksi financial distress bank umum di Indonesia: Analisis


Diskriminasi dan analisis regresi logistik. Jurnal bisnis dan manajemen, 27-40.

Lestari. (2013). Determinasi keberhasilan turnaround pada perusahaan yang mengalami


financial distress. Jurnal Ilmu Manajemen 1 , 114-115.

Marbun dan Situmeang. (2016). Analisis faktor faktor yang mempengaruhi kemampuan
corporate turnaround pada perusahaan yang mengalami financial distress .
Medan: Universitas Sumatera Utara.

Munawir, S. (2002). Pengukuran Altman Z-score. Munawir, 101-105.

Nyoman. (2014). Determinan keberhasilan turnaround pada perusahaan ysng


mengalami financial distress. Rizki Dwi Lestari dan Ni Nyoman Alit Triani, 130-
138.

55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56

Pearce, R. d. (1992). Turnaround strategy and Financial Distress. Asian Journal, 58-59.

Platt. (2009). Financial distress. Kentuhy: Louisville.

Rahardjo, B. (2011). Keuangan dan Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ross, S. A. (1999). Corporate Finance.

Salvatore, D. (2011). Ekonomi manajerial. Jakarta: Salemba Empat.

Syamsul. (2011). Metodologi Penelitian.

Syamsul, H. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif . Yogyakarta: Ekonisia.

Whitaker. (2010). Financial Distress. 48-52.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I
Daftar perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2016-2018

No NAMA BANK KODE

1 Bank Rakyat Indonesia Agroniag AGRO


2 Bank Artos Indonesia Tbk. ARTO
3 Bank MNC Internasional Tbk. BABP
4 Bank Capital Indonesia Tbk. BACA
5 Bank Harda Internasional Tbk. BBHI
6 Bank Bukopin Tbk. BBKP
7 Bank Mestika Dharma Tbk. BBMD
8 Bank Yudha Bhakti Tbk. BBYB
9 Bank JTrust Indonesia Tbk. BCIC
10 Bank Pembangunan Daerah Banten BEKS
11 Bank Sinarmas Tbk. BSIM
12 Bank Of India Indonesia Tbk. BSWD
13 Bank BTPN Tbk. BTPN
14 Bank Tabungan Pensiunan Nasion BTPS
15 Bank Victoria International Tb BVIC
16 Bank Dinar Indonesia Tbk. DNAR
17 Bank Artha Graha Internasional INPC
18 Bank China Construction Bank I MCOR
19 Bank Mega Tbk. MEGA
20 Bank Mitraniaga Tbk. NAGA
21 Bank OCBC NISP Tbk. NISP
22 Bank Nationalnobu Tbk. NOBU
23 Bank Pan Indonesia Tbk PNBS
24 Bank Panin Dubai Syariah Tbk. PNBN
25 Bank Woori Saudara Indonesia 1 SDRA
26 Bank Ganesha Tbk. BGTG
27 Bank Ina Perdana Tbk. BINA
28 Bank Pembangunan Daerah Jawa B BJBR
29 Bank Pembangunan Daerah Jawa T BJTM
30 Bank QNB Indonesia Tbk. BKSW
31 Bank Maspion Indonesia Tbk. BMAS
32 Bank Bumi Arta Tbk. BNBA
33 Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA
34 Bank Maybank Indonesia Tbk. BNII
35 Bank Permata Tbk. BNLI
36 Bank Danamon. Tbk BDMN
37 Bank Mayapada Indonesia.Tbk MAYA
38 Bank Agris. Tbk AGRS

57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58

Lampiran 2
Daftar perusahaan yang memiliki laba bersih (net income) negatif
tahun 2016-2018

Laba Bersih (Net Income)


No NAMA BANK KODE Turnarond
2014 2015 2016 2017 2018
1 Bank Rakyat Indonesia Agroniag AGRO 59,408 80,492 103,003 140,496 204,213 0
2 Bank Artos Indonesia Tbk. ARTO 1,132 -309 -33,331 -8,737 -23,288 1
3 Bank MNC Internasional Tbk. BABP -54,556 8,178 9,349 -685,193 57,021 0
4 Bank Capital Indonesia Tbk. BACA 74,901 90,823 93.457 86,140 106,500 0
5 Bank Harda Internasional Tbk. BBHI 12.449 -45.978 7.087 10.362 -123.143 0
6 Bank Bukopin Tbk. BBKP 673,000 964,000 176,000 136,000 190,000 0
7 Bank Mestika Dharma Tbk. BBMD 236,938 240,772 179,261 263,753 265,863 0
8 Bank Yudha Bhakti Tbk. BBYB 11,884 24,871 67,987 14,420 -136,988 0
9 Bank JTrust Indonesia Tbk. BCIC -663,747 -676,010 -718,722 121,534 -401,101 1
10 Bank Pembangunan Daerah Banten BEKS -120,360 -331,159 -405,123 -76,285 -100,131 1
11 Bank Sinarmas Tbk. BSIM 154,932 185,153 370,651 318,923 50,472 0
12 Bank Of India Indonesia Tbk. BSWD 106.168 -44.668 -505,002 -127,085 9,880 1
13 Bank BTPN Tbk. BTPN 1,885,127 1,752,609 1,875,846 1,421,940 2,257,884 0
14 Bank Tabungan Pensiunan Nasion BTPS 91,302 174,518 422,473 670,182 965,311 0
15 Bank Victoria International Tb BVIC 105,699 78,085 100.36 136,091 79,082 0
16 Bank Dinar Indonesia Tbk. DNAR 3,071 14,019 13,082 10,081 19,810 0
17 Bank Artha Graha Internasional INPC 112,376 71,294 72,843 68,101 53,621 0
18 Bank China Construction Bank I MCOR 52,901 67,378 22,178 49,899 89,860 0
19 Bank Mega Tbk. MEGA 568 1,053 1,158 1,300 1,599 0
20 Bank Mitraniaga Tbk. NAGA 6,207 11.099. 12,142 6,101 8,961 0
21 Bank OCBC NISP Tbk. NISP 1,332,182 1,500,838 1,789,900 2,175,824 2,638,064 0
22 Bank Nationalnobu Tbk. NOBU 15,825 18,206 30,312 34,985 44,748 0
23 Bank Pan Indonesia Tbk PNBS 70,939 53,578 19,541 -968,851 20,788 0
24 Bank Panin Dubai Syariah Tbk. PNBN 2,594 1,568 2,518 2,008 3,187 0
25 Bank Woori Saudara Indonesia 1 SDRA 138,073 265,230 309,816 438,725 537.971 0
26 Bank Ganesha Tbk. BGTG 2,992 5,451 39,193 51,140 5,600 0
27 Bank Ina Perdana Tbk. BINA 15,794 16,877 18,236 18,340 11,395 0
28 Bank Pembangunan Daerah Jawa B BJBR 1,107,796 1,380,964 1,153,225 1,211,405 1,552,396 0
29 Bank Pembangunan Daerah Jawa T BJTM 939,084 885,708 1,028,216 1,159,370 1,260,308 0
30 Bank QNB Indonesia Tbk. BKSW 121,525 156,046 -650,333 -789,803 14,568 1
31 Bank Maspion Indonesia Tbk. BMAS 25,173 40,190 68,158 69,497 71,014 0
32 Bank Bumi Arta Tbk. BNBA 51,828 56,951 78,760 89,548 92,898 0
33 Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA 105,289 856,135 1,874,879 2,977,738 3,482,428 0
34 Bank Maybank Indonesia Tbk. BNII 1,143,562 722,141 1,967,276 1,860,845 2,262,245 0
35 Bank Permata Tbk. BNLI 1,587,771 247,112 -6,483 748,433 901,252 0
36 Bank Danamon. Tbk BDMN 2,682 2,469 2,793 3,828 4,107 0
37 Bank Mayapada Indonesia.Tbk MAYA 405,077 658.227 1,566,748 689,657 437.412 0
38 Bank Agris. Tbk AGRS 4,451 3,905 3,389 -8,319 -31,492 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

Lampiran III
Hasil data sebelum transformasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

Lanjutan tabel Lampiran 3


2016 0.003 1,433 0.147 20,64638 1
BVIC 2017 0.004 -1,318 0.150 17,17677 0
2018 0.001 -0,079 0.144 17,22244 0
2016 0.008 -0,012 0.193 15 0
DNAR 2017 0.004 0,267 0.180 14,74575 0
2018 0.008 4,454 0.256 14,74541 1
2016 0.003 0,027 0.168 17,08203 0
INPC 2017 0.003 -0,013 0.162 17,13792 0
2018 0.003 0,208 0.176 17,07458 0
2016 0.006 0,056 0.195 16,32164 0
MCOR 2017 0.012 0,143 0.154 16,57481 0
2018 0.008 -0,661 0.157 16,58763 0
2016 0.021 0,18 0.174 4,256067 0
MEGA 2017 0.020 -0,046 0.311 4,410335 0
2018 0.023 0,353 0.289 11,33573 0
2016 0.007 -1,992 0.104 28 0
NAGA 2017 0.003 -1,191 0.091 29 0
2018 0.005 -0,013 0.091 28,53906 0
2016 0.016 0,127 0.142 18,74419 0
NISP 2017 0.018 0,143 0.137 18,607 0
2018 0.020 1,714 0.145 18,45132 1
2016 0.004 -0,67 0.149 16 0
NOBU 2017 0.004 0,95 0.5 16 1
2018 0.003 -1,684 0.611 16,2831 0
2016 0.016 0,476 0.136 16 0
PNBS 2017 0.013 -0,379 0.032 16 0
2018 0.021 0,364 0.191 15,98697 0
2016 0.003 1,6 0.172 12 0
PNBN 2017 0.111 0,125 0.17 12 0
2018 0.004 0,263 0.197 12,24146 0
2016 0.018 -0,159 0.195 16,93482 0
SDRA 2017 0.021 -0,129 0.226 17,11455 0
2018 0.024 0,053 0.222 17,20436 0
2016 0.012 -0,463 0.252 15 0
BGTG 2017 0.014 0,331 0.245 15 0
2018 0.002 0,167 0.251 15,31895 0
2016 0.010 0,423 0.205 15 0
BINA 2017 0.008 0,038 0.386 15 0
2018 0.005 0,147 0.314 15,16467 0
2016 0.014 -0,718 0.15 18 0
BJBR 2017 0.014 0,156 0.141 19 0
2018 0.017 0,017 0.135 18,6046 0
2016 0.033 0,101 0.168 18 0
BJTM 2017 0.031 -0,096 0.152 18 0
2018 0.027 -0,08 0.136 17,9537 0
2016 0.009 -0,015 0.143 17 0
BKSW 2017 0.013 0,099 0.162 17 0
2018 0.091 1,318 0.771 16,8353 1
2016 0.016 0,382 0.203 16 0
BMAS 2017 0.015 -0,138 0.192 16 0
2018 0.010 -0,161 0.18 15,71673 0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

Lanjutan tabel lampiran 3

2016 0.014 0,235 0.817 16 0


BNBA 2017 0.017 -0,326 0.194 16 0
2018 0.017 0,108 0.204 15,80301 0
2016 0.010 0,034 0.142 19 0
BNGA 2017 0.015 -0,135 0.139 19 0
2018 0.017 0,227 0.149 19,40194 0
2016 0.015 -0,888 0.115 19 0
BNII 2017 0.014 0,007 0.119 19 0
2018 0.017 0,223 0.141 18,99467 0
2016 0.052 0,144 0.116 19 0
BNLI 2017 0.006 0,4 0.145 19 0
2018 0.007 0,371 0.146 18,84525 0
2016 0.022 -0,086 0.208 12 0
BDMN 2017 0.027 0,729 0.219 12 0
2018 0.026 -0,681 0.224 12,13759 0
2016 0.017 -0,435 0.115 17,92374 0
MAYA 2017 0.012 -0,289 0.114 18,1296 0
2018 0.016 0,069 0.124 18,2811 0
2016 0.001 -0,103 0.141 15,21668 0
AGRS 2017 0.001 -0,082 0.144 15,01799 0
2018 0.007 0,426 0.128 15,10153 0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

Lampiran IV
Hasil data kategori nilai Zscore
Tahun
No NAMA BANK KODE
2014 2015 2016 2017 2018
1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga.Tbk AGRO Blue Area Grey Area Blue Area Grey Area Red Area
2 Bank Artos Indonesia Tbk. ARTO Red Area Red Area Grey Area Blue Area Grey Area
3 Bank MNC Internasional Tbk. BABP Red Area Red Area Red Area Blue Area Red Area
4 Bank Capital Indonesia Tbk. BACA Red Area Red Area Grey Area Grey Area Red Area
5 Bank Harda Internasional Tbk. BBHI Red Area Red Area Red Area Grey Area Red Area
6 Bank Bukopin Tbk. BBKP Red Area Red Area Grey Area Grey Area Grey Area
7 Bank Mestika Dharma Tbk. BBMD Red Area Red Area Red Area Red Area Grey Area
8 Bank Yudha Bhakti Tbk. BBYB Red Area Grey Area Grey Area Blue Area Blue Area
9 Bank JTrust Indonesia Tbk. BCIC Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
10 Bank Pembangunan Daerah Banten.Tbk BEKS Red Area Grey Area Red Area Red Area Red Area
11 Bank Sinarmas Tbk. BSIM Grey Area Red Area Red Area Red Area Red Area
12 Bank Of India Indonesia Tbk. BSWD Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
13 Bank BTPN Tbk. BTPN Blue Area Red Area Red Area Red Area Red Area
14 Bank Tabungan Pensiunan Nasional.Tbk BTPS Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
15 Bank Victoria International Tbk BVIC Red Area Red Area Grey Area Red Area Red Area
16 Bank Dinar Indonesia Tbk. DNAR Red Area Red Area Red Area Red Area Blue Area
17 Bank Artha Graha Internasional.Tbk INPC Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
18 Bank China Construction Bank Tbk MCOR Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
19 Bank Mega Tbk. MEGA Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
20 Bank Mitraniaga Tbk. NAGA Red Area Blue Area Red Area Red Area Red Area
21 Bank OCBC NISP Tbk. NISP Red Area Red Area Red Area Red Area Grey Area
22 Bank Nationalnobu Tbk. NOBU Blue Area Red Area Red Area Grey Area Red Area
23 Bank Pan Indonesia Tbk PNBS Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
24 Bank Panin Dubai Syariah Tbk. PNBN Grey Area Red Area Red Area Red Area Red Area
25 Bank Woori Saudara Indonesia 1.Tbk SDRA Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
26 Bank Ganesha Tbk. BGTG Blue Area Red Area Red Area Red Area Red Area
27 Bank Ina Perdana Tbk. BINA Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
28 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat.Tbk BJBR Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
29 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur.Tbk BJTM Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
30 Bank QNB Indonesia Tbk. BKSW Grey Area Red Area Red Area Red Area Grey Area
31 Bank Maspion Indonesia Tbk. BMAS Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
32 Bank Bumi Arta Tbk. BNBA Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
33 Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
34 Bank Maybank Indonesia Tbk. BNII Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
35 Bank Permata Tbk. BNLI Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
36 Bank Danamon. Tbk BDMN Grey Area Red Area Red Area Red Area Red Area
37 Bank Mayapada Indonesia.Tbk MAYA Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area
38 Bank Agris. Tbk AGRS Red Area Red Area Red Area Red Area Red Area

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

Lampiran V
Hasil Uji Hosmer dan lemeshow’s

Quantile of Risk Dep=0 Dep=1 Total H-L


Low High Actual Expect Actual Expect Obs Value

1 2.E-05 0.0019 9 8.99139 0 0.00861 9 0.00862


2 0.0021 0.0057 9 8.96708 0 0.03292 9 0.03304
3 0.0061 0.0078 9 8.93743 0 0.06257 9 0.06301
4 0.0081 0.0100 10 9.91143 0 0.08857 10 0.08936
5 0.0110 0.0123 9 8.89595 0 0.10405 9 0.10526
6 0.0132 0.0161 9 8.87025 0 0.12975 9 0.13164
7 0.0176 0.0230 10 9.80281 0 0.19719 10 0.20115
8 0.0235 0.0353 8 8.73496 1 0.26504 9 2.09993
9 0.0392 0.1744 9 8.20224 0 0.79776 9 0.87536
10 0.2187 0.9979 2 2.68644 8 7.31356 10 0.23983

Total 84 84.0000 9 9.00000 93 3.84719

H-L Statistic 3.8472 Prob. Chi-Sq(8) 0.8706


Andrews Statistic 70.6346 Prob. Chi-Sq(10) 0.0000

Lampiran VI
Hasil Uji wald X1

Test Statistic Value df Probability

t-statistic 0.916612 88 0.3619


F-statistic 0.840178 (1, 88) 0.3619
Chi-square 0.840178 1 0.3593

Null Hypothesis: C(1)=0


Null Hypothesis Summary:

Normalized Restriction (= 0) Value Std. Err.

C(1) 6.493793 7.084560

Restrictions are linear in coefficients.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

Lampiran VII
Hasil uji wald X2

Test Statistic Value df Probability

t-statistic 2.612159 88 0.0106


F-statistic 6.823377 (1, 88) 0.0106
Chi-square 6.823377 1 0.0090

Null Hypothesis: C(2)=0


Null Hypothesis Summary:

Normalized Restriction (= 0) Value Std. Err.

C(2) 2.142323 0.820135

Restrictions are linear in coefficients.

Lampiran VIII
Hasil uji wald X3

Test Statistic Value df Probability

t-statistic 2.438164 88 0.0168


F-statistic 5.944641 (1, 88) 0.0168
Chi-square 5.944641 1 0.0148

Null Hypothesis: C(3)=0


Null Hypothesis Summary:

Normalized Restriction (= 0) Value Std. Err.

C(3) 9.152152 3.753707

Restrictions are linear in coefficients.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

Lampiran IX
Hasil Uji wald X4

Test Statistic Value df Probability

t-statistic 0.069845 88 0.9445


F-statistic 0.004878 (1, 88) 0.9445
Chi-square 0.004878 1 0.9443

Null Hypothesis: C(4)=0


Null Hypothesis Summary:

Normalized Restriction (= 0) Value Std. Err.

C(4) 0.017566 0.251496

Restrictions are linear in coefficients.

Lampiran X
Hasil Uji Testologit

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

X1 6.493793 7.084560 0.916612 0.3593


X2 2.142323 0.820135 2.612159 0.0090
X3 9.152152 3.753707 2.438164 0.0148
X4 0.017566 0.251496 0.069845 0.9443
C -6.505638 4.258527 -1.527673 0.1266

McFadden R-squared 0.653378 Mean dependent var 0.096774


S.D. dependent var 0.297252 S.E. of regression 0.181146
Akaike info criterion 0.327934 Sum squared resid 2.887622
Schwarz criterion 0.464096 Log likelihood -10.24895
Hannan-Quinn criter. 0.382912 Deviance 20.49790
Restr. deviance 59.13624 Restr. log likelihood -29.56812
LR statistic 38.63834 Avg. log likelihood -0.110204
Prob(LR statistic) 0.000000

Obs with Dep=0 84 Total obs 93


Obs with Dep=1 9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai