SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
Disusun Oleh:
Winda Yuliana
B.211.15.0205
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2019
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“YAKINLAH. Ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran (yang kau
jalani), yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa
sakit”
(Ali bin Abi Thalib R.A)
“Jadi diri sendiri, cari jati diri dan dapetin hidup yang mandiri. Optimis, karena
hidup terus mengalir dan kehidupan terus berputar. Sesekali liat belakang untuk
melanjutkan perjalanan yang tiada berujung”
kepada :
1. Ibu Sulisetyowati dan Bapak
Sutarno Kucinta
3. Abang tersayang
sahabatku
vii
ABSTRAK
viii
Abstract
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran, serta fasilitas yang membantu hingga
akhir dari penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis
yang selama ini telah memberikan doa dan dukungan selama penyusunan
skripsi.
3. Bapak Yohanes Suhardjo, SE, M.Si, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
USM.
4. Ibu Dr. Ardiani Ika S, SE, MM, Ak, CA, CPA selaku Ketua Program Studi S1
5. Ibu Rr. Dian Indriana Trilestari, SE, Msi, Akt, CA selaku Dosen Pembimbing
laporan ini.
waktunya selama ini dan suport kalian, semoga Allah SWT memberikan jalan
pihak yang membantu, meskipun dalam skripsi ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan.
PENULIS
xi
DAFTAR ISI
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
terutama bagi perusahaan yang telah go public dimana laporan keuangan menjadi
sumber informasi yang penting bagi investor yang akan menanamkan modalnya di
pasar modal. Di Indonesia sendiri perusahaan yang aktif di bursa saham dalam hal
(Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) selaku regulator di pasar
modal Indonesia.
Pada era Globalisasi yang semakin maju ini maka akan semakin banyak
maju dan mengakibatkan persaingan yang semakin ketat antar perusahaan satu
dengan perusahaan lain. Oleh sebab itu beberapa dari perusahaan pasti akan
perusahaannya. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menjual saham yang
dimiliki oleh perusahaan. Laporan keuangan menjadi salah satu faktor penting bagi
1
2
tersebut.
tersebut akan dikenakan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan yang telah
disertai laporan akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan, dan wajib
lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan
laporan keuangan yang telah diaudit dalam 60 sampai 90 hari setelah penutupan
tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik pada poin
kepada BAPEPAM-LK paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir.
menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal, karena laporan keuangan
pada saat proses audit yang tentunya akan membuat Audit Delay semakin lama
delay sebagai lama waktu penyelesaian audit yang dilaksanakan oleh auditor
dilihat dari perbedaan tanggal tutup tahun buku laporan keuangan (biasanya 31
Desember) sampai dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan auditan.
Semakin lama waktu bagi auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka
4
akan semakin lama juga audit delay. Namun sebaliknya jika semakin pendek
proses audit, maka akan semakin pendek periode audit delay. Menurut Hartanti
dan Rasmini (2016) dalam (Muliantari dan Latrini 2017), Audit Delay adalah
rentang waktu antara tanggal penutupan tahun buku dan tanggal laporan audit.
keuangan yang telah diaudit secara lebih cepat apabila memiliki profitabilitas yang
baik yang menunjukkan prestasi perusahaan. Hal ini merupakan berita baik yang
dapat memberikan signal yang positif kepada para pemangku kepentingan dalam
untuk menghasilkan. Hasil penelitian Faricha dan Adrini (2017) dalam (Muliantari
diaudit secara lebih cepat apabila memiliki profitabilitas yang baik yang
menunjukkan prestasi perusahaan. Hal ini merupakan berita baik yang dapat
ditunjukkan (Yohaniar dan Asyik 2017), (Apriyana & Rahmawati 2017) yang
jawab untuk perusahaan memiliki profitabilitas tinggi maupun yang rendah untuk
2017) Kesulitan keuangan (financial distress) merupakan salah satu berita buruk
keuangan perusahaan dan apabila hal ini dibiarkan berlarut- larut maka akan
bahwa financial distress berpengaruh positif pada audit delay. Semakin tinggi nilai
kesulitan keuangan. Pihak manajemen akan berusaha mengurangi berita buruk ini
signifikan dalam komposisi aset dan kewajiban dalam neraca, arus kas negatif,
equity ratio. Dalam penelitian Apriyana dan Rahmawati (2017) bahwa solvabilitas
diaudit
perusahaan mampu mengelola hutangnya dengan baik dan efesien. Hal tersebut
dalam menjalankan operasinya. Ukuran perusahan dapat dilihat dari total aset atau
kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan berskala besar memiliki citra
yang baik di mata publik dan biasanya dimonitor dengan ketat oleh pihak yang
Indah Ayu Muliantari dan Made Yenni Lantrini (2017) variabel yang digunakan
profitabilitas dan financial Distress terhadap audit delay. Penelitian ini pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode
masuk dalam JII merupakan saham-saham yang paling besar kapitalisasi pasarnya,
dan paling likuid. Tetapi tidak menutup kemungkinan perusahaan yang terdaftar
laporan keuangan akan berdampak buruk, nantinya para investor tidak lagi
mempercayai sistem syariah yang ada di Indonesia. Hal ini akan berdampak
menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal, karena laporan keuangan
kondisi kesehatan perusahaan. Informasi laba perusahaan menjadi salah satu dasar
delay?
audit delay?
9
delay?
delay.
delay.
a. Bagi Akademis
Delay.
mengenai pengauditan, secara khusus terkait wawasan tentang audit delay. Dan
b. Bagi Perusahaan
TINJAUAN PUSTAKA
Theory terdapat suatu informasi yang memberikan isyarat atau signal mengenai
laporan keuangan yang telah diaudit. Manfaat teori ini adalah akurasi dan
informasi tersebut sebagai signal good news atau bad news. Signal yang
perusahaan. Oleh karena itu, signal perusahaan merupakan hal yang penting
2.1.2 Auditing
keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan
yang dilakukan oleh pihak independen terhadap laporan keuangan yang telah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam segala hal yang bersifat
dalam suatu laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku yang
terdiri dari tiga paragraf pembuka, paragraf ruang lingkup, dan paragraf opini
13
(Elder et al., 2011) dalam (Putri dan Asyik 2015). Auditor yang berkualitas
berupa opini karena opini auditor sangat berguna bagi para pemakai laporan
investor.
keuangan. Lingkungan auditing terdiri dari 3 bab : (1) Auditing dan Profesi
Akuntan Publik (2) Teori Konsep Dasar, dan Standar Auditing (3) Audit
yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal
Audit delay atau disebut juga audit report lag, lamanya audit delay
anggaran waktu yang merupakan suatu pedoman audit tetapi tidak absolut.
Salah satu akibat langsung jika anggaran waktu tidak terealisasi adalah
2.1.4 Profitabilitas
Ardini 2017).
laba. Menurut Lestari (2010) dalam Faricha dan Ardini (2017) berpendapat
baik (good news). Oleh karena itu perusahaan yang mampu menghasilkan
15
profitabilitas yang tinggi tidak akan menunda dalam penyampaian berita baik
saat memperoleh laba di dalam hubungan total aktiva maupun modal sendiri.
menyampaikan informasi yang berisi tentang berita baik (good news) karena
khususnya investor dan kreditor, bagi investor laba merupakan salah satu
faktor penentu perubahan nilai efek (sekuritas). Bagi kreditor, laba dan arus
yang ditandai penurunan tajam dalam kinerja dan nilai perusahaan (Outecheva,
2007) dalam (Krisnanda dan Ratnadi 2017). Praptika dan Rasmini (2016)
kondisi keuangan perusahaan dan apabila hal ini dibiarkan berlarut larut maka
distress yang terjadi pada perusahaan dapat meningkatkan risiko audit pada
berdampak pada bertambahnya audit delay. Dengan kata lain financial distress
beroperasi.
2.1.6 Solvabilitas
berita buruk tersebut (Ukago, 2005) dalam Faricha dan Ardini (2017).
merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aset pada suatu
hatian dari auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit (Putri, 2015)
manfaat yang dapat dipetik, baik rasio rendah maupun rasio tinggi. Menurut
marjin keamanan.
19
besar atau kecilnya suatu perusahaan yang dilihat dari besarnya jumlah total
aktiva perusahaan, jumlah penjualan dan masih banyak lagi. Perusahaan besar
tentunya memiliki sistem pengandalian internal yang baik, hal ini dapat
200 juta dimana tanah dan bangunan tidak termasuk di dalamnya dan
cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
yang diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain
dinyatakan dalam total aset, nilai pasar saham, dan lain-lain. Salah satu tolak
ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah total aset dari
memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi, sistem
informasi yang lebih canggih, dan dimonitor secara ketat oleh investor,
Penelitian Afinda Nur Faricha dan Lilis Ardini (2017) dengan judul
Property Real And Estate Yang Terdaftar Di BEI). Hasil pengujian secara
Ukuran KAP Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Properti Dan Real
properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2013-2015. Hal tersebut
ditunjukkan dengan nilai Fhitung > Ftabel (6,990 > 2,46). Disamping itu nilai
delay. Size tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Komite audit
adalah pada saat laporan keuangan telah selesai di audit dan dengan demikian
hal tersebut tidak akan mempengaruhi lama waktu dari audit delay tersebut.
Penelitian Kiki Prasilya Putri dan Nur Fadjrih Asyik (2015) dengan
hutang agar risiko kerugian perusahaan lebih kecil karena perusahaan juga
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Perusahaan yang memiliki tingkat
rendah maka laporan keuangannya akan mengandung bad news, dan akan
dan akan menunda pengauditan penelitian oleh Hartanti dan Rasmini (2016)
kewajiban dalam neraca, arus kas negatif, nilai perbandingan yang tinggi
merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aset pada suatu
hatian dari auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit (Putri, 2015)
kesehatan dari perusahaan. Proporsi hutang yang tinggi terhadap total aset
dalam melakukan audit serta waktu yang relatif lama, sehingga dapat
Ukuran Perusahaan
pengendalian yang kuat. Terkait hal tersebut maka perusahaan besar dituntut
dari perusahaan besar lebih kuat dibanding perusahaan kecil, kontrol internal
keuangannya lebih cepat. Dengan demikian maka waktu audit delay yang
lebih awal dari perusahaan kecil karena mereka memiliki pengendalian yang
kuat. Terkait hal tersebut maka perusahaan besar dituntut untuk melaporkan
berikut:
Audit Delay
Ukuran Perusahaan
signifikan dalam komposisi aset dan kewajiban dalam neraca, arus kas
negatif, nilai perbandingan yang tinggi antara hutang dengan asset. Bahwa
untuk variabel ukuran perusahaan ini adalah dengan total aset.Bukti empiris
yang menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar
yang lebih kecil. Mereka berargumen bahwa perusahaan yang memiliki aset
yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf
Ukuran Perusahaan
perbandingan antara total hutang dengan total aset pada suatu perusahaan.
terhadap laporan keuangan yang akan diaudit (Putri, 2015) dalam Yohaniar
dan Asyik (2017). Proporsi hutang yang tinggi terhadap total aset akan
dalam dalam melakukan audit serta waktu yang relatif lama, sehingga dapat
meningkatkan audit delay. Sehingga audit delay dapat menjadi lebih singkat
memperkuat pengaruh solvabilitas pada audit delay. Hal ini karena, besar
proses audit pada perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang tinggi atau
berdampak timbulnya resiko kerugian lebih besar, tetapi juga ada kesempatan
solvabilitas lebih rendah tentu mempunyai resiko kerugian lebih kecil pula.
berikut :
audit delay sebagai lama waktu penyelesaian audit yang dilaksanakan oleh
auditor dilihat dari perbedaan tanggal tutup tahun buku laporan keuangan
penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Perusahaan yang memiliki tingkat
rendah maka laporan keuangannya akan mengandung bad news, dan akan
penelitian oleh Hartanti dan Rasmini (2016) dalam Muliantari, dan Latrini
delay. Semakin tinggi nilai rasio financial distress maka perusahaan tersebut
perbandingan antara total hutang dengan total aset pada suatu perusahaan.
terhadap laporan keuangan yang akan diaudit (Putri, 2015) dalam Yohaniar
Menurut Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam Kartika (2009) dalam Putra
besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam
semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek audit delay dan
lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh
H1
Profitabilitas (X1)
H4
H2
Financial Distress
(X2) Audit Delay (Y)
H3
Solvabilitas (X3) H5 H6
Ukuran Perusahaan
(X4)
Gambar 2.1
Kerangka pemikiran
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Variabel Dependen
(Indrianto & Supomo, 2016). Variabel yang ada dalam penilitian ini adalah
audit delay.
2. Variabel Independen
3. Variabel Moderasi
dependen (Indrianto & Supomo, 2016). Variabel yang ada dalam penilitian
35
36
1. Audit Delay
Saputri (2012) dalam Muliantari & Latrini (2017) mendefinisikan
audit delay sebagai lama waktu penyelesaian audit yang dilaksanakan oleh
auditor dilihat dari perbedaan tanggal tutup tahun buku laporan keuangan
2. Profitabilitas
(2017).
3. Financial Distress
4. Solvabilitas
5. Ukuran Perusahaan
dari total aset atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran
Tabel 3.1
Definisi Operasional
menyebabkan
perusahaan
mengalami
kebangkrutan
4 Solvabilitas Solvabilitas Solvabilitas = Kiki Prasilya
adalah Total Hutang / Putri dan Nur
kemampuan Total Asset x Fadjrih Asyik
perusahaan 100% (2015)
menutupi seluruh
kewajiban-
kewajibanya.
5 Ukuran Ukuran Ukuran Ni Putu
Perusahaan perusahaan Perusahaan = Indah Ayu
merupakan Ln(total asset) Muliantari
besarnya lingkup dan Made
atau luas Yenni
perusahaan dalam Lantrini
menjalankan (2017)
operasinya.
dari obyek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian akan
memperoleh kesimpulan. Obyek dalam penelitian ini adalah audit delay yang
elemen atau sekelompok elemen yang menjadi dasar untuk dipilih sampel. Unit
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif laporan
oleh populasi tersebut. Sampel pada penelitian ini akan dipilih sedemikian rupa
sampling, yaitu penentuan sampel dari populasi yang ada berdasarkan kriteria
sebagai berikut :
2014-2017
Desember
keuangan
41
5. Data Outlayer
yaitu dengan menganalisis data berbentuk angka dan melakukan analisis pada
kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung,
yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau
berbentuk angka.
adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder
umumnya berupa bukti dan arsip yang memuat kejadian masa lalu (historis)
(Indriantoro & Supomo 2016). Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder penelitian ini berupa Laporan Keuangan perusahaan
yang terdaftar di JII periode tahun 2014-2017. Data perusahaan diperoleh dari
ditetapkan.
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum. Untuk
dalam penelitian ini akan terbebas dari gangguan uji normalitas, uji
nantinya melakukan uji hipotesis. Berikut adalah penjelasan tentang uji asumsi
1. Uji Multikolinearitas
sama dengan nilai VIF > 10 dan jika tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka
(Ghozali 2016).
2. Uji Autokorelasi
rho dengan metode tersebut yang menggunakan nilai estimasi residual untuk
2016)
44
3. Uji Heteroskedastisitas
pengamatan lain tetap, maka hal ini disebut homoskedastisitas dan jika
heteroskedastisitas ini dilihat dari uji Glejser yaitu dengan mereges nilai
heteroskedastisitas.
4. Uji Normalitas
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Prinsip normalitas dengan
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis
satu cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah suatu variabel
berikut :
𝛽7 (𝑋3 𝑋4 ) + e
46
Keterangan :
Y : Audit Delay
α : Konstanta
𝛽1 − 𝛽6 : Koefisien Regresi
X1 : Profitabilitas
X2 : Financial Distress
X3 : Solvabilitas
X4 : Ukuran Perusahaan
e : Error
koefisien determinasi (R2) yaitu antara nol (0) dan satu (1) Nilai (R2) yang kecil
variasi tentang variabel dependen amat terbatas. Apabila nilai yang mendekati
(Ghozali 2016).
pengambilan keputusan Quick look apabila nila F > 4 maka Ho ditolak pada
siginifikaasi sebesar 0.05. Kriteria yang digunakan untuk mengukur uji parsial
variabel yang muncul pada penelitian ini lebih lebih besar dari tingkat nilai
dari masing-masing variabel yang muncul lebih kecil dari 0.05 maka secara
2016).
48
BAB IV
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2014-2017. Yang diperoleh dari situs resmi
Tabel 4.1
Distribusi Sampel
No. Kriteria Jumlah
48
49
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di JII pada tahun 2014 hingga 2017.
selama periode tersebut. Jumlah data tersebut juga didasarkan pada ketersediaan
dan kelengkapan data penelitian dari laporan keuangan tahunan tahun 2014 hingga
Sebagai tinjauan awal terhadap data penelitian, berikut ini akan disajikan
maximum, mean, dan standard deviation, dalam bentuk statistik diskriptif yang
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
dengan ROA menunjukkan rata-rata sebesar 0,958 yang berarti bahwa secara rata-
rata diperoleh adanya laba positif dari perusahaan sample atau secara umum
selama periode penelitian tahun 2014 hingga 2017 diperoleh adanya kemampuan
perusahaan sampel dalam mendapatkan laba bersih hingga mencapai 9,58% dari
seluruh aset yang dimiliki perusahaan. Nilai minimum yaitu sebesar 0,0032 yang
sample atau secara umum selama periode penelitian tahun 2014 hingga 2017
perusahaan sebesar 19,41% dibanding dari total aset yang dimiliki perusahaan.
Nilai Financial Distress terendah adalah sebesar 0,0178 atau sebesar 1,78% dan
nilai Financial Distress tertinggi adalah sebesar 0,5060 atau sebesar 50,60%. Nilai
standar deviasi sebesar 0,1152 lebih kecil dibandingkan rata-rata sebesar 0,1941.
Nilai rata–rata Solvabilitas yang diukur dengan rasio Debt to total asset
diperoleh sebesar 0,4583. Hal ini menunjukkan bahwa pada rata-rata hutang pada
51
perusahaan sampel yang diteliti periode 2014-2017 sebesar 45,83% dibanding dari
total aset yang dimiliki perusahaan. Nilai rata-rata solvabilitas sebesar 0,4583 atau
terendah sebesar 10% dan nilai solvabilitas tertinggi sebesar 94,79%. Nilai standar
deviasi sebesar 0,1873 lebih kecil dibanding rata-rata sebesar 0,4583, dengan
demikian penyebaran data solvabilitas merata, tidak terdapat yang tinggi data satu
awal memiliki rentang nilai minimum dan maksimum yang besar. Nilai ukuran
terbesar adalah sebesar 33,3202. Nilai standar deviasi sebesar 1,0046 lebih kecil
perusahaan merata, tidak terdapat yang tinggi data satu dengan yang lainnya.
Desember. Variabel audit delay menunjukkan rata-rata sebesar 65,46 yang berarti
bahwa secara rata-rata diperoleh adanya lama auditor melakukan audit adalah
selama 97,00 hari. Dan auditor paling cepat melakukan audit 28,00 hari.
52
Tabel 4.3
Uji normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 128
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 16.09451551
Most Extreme Absolute .073
Differences Positive .054
Negative -.073
Test Statistic .073
Asymp. Sig. (2-tailed) .092c
normalitas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,92 yang berada lebih besar
dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model tersebut memberikan kesimpulan
53
diagonal.
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika
adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 dan Jika tolerance
54
> 0,10 dan VIF < 0,10 maka tidak ada Multikolinearitas. Hasil pengujian
Tabel 4.4
Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
FD .626 1.597
UP .863 1.159
Hasil perhitungan pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa variabel bebas
dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi, karena memiliki nilai Tolerance > 0,1
dan VIF < 10. Maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas antar
variabel.
pengamatan yang lain. Jika variansi dari residual pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka hal ini disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas.
55
Tabel 4.5
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
variabel independen dengan absolut residual masih ada yang kurang < 0,05 maka
Tabel 4.6
Correlations
Unstandar
PROF dized
IT FD SOLV UP Residual
Spearman PROFIT Correlation
1.000 -.445** -.552** -.198* .021
's rho Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000 .000 .025 .817
N 128 128 128 128 128
FD Correlation
-.445** 1.000 .593** .199* .131
Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 . .000 .024 .139
N 128 128 128 128 128
SOLV Correlation
-.552** .593** 1.000 .131 .034
Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .000 . .142 .701
N 128 128 128 128 128
UP Correlation
-.198* .199* .131 1.000 -.058
Coefficient
Sig. (2-tailed) .025 .024 .142 . .519
N 128 128 128 128 128
Unstandardized Correlation
.021 .131 .034 -.058 1.000
Residual Coefficient
Sig. (2-tailed) .817 .139 .701 .519 .
N 128 128 128 128 128
dan Solvabilitas sebesar 0,701. Nilai variabel independen lebih besar dari 0,05
digunakan uji Cochrane Orchut alternatif lain untuk mengestimasi nilai rho
2016)
Tabel 4.7
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,823 terletak antara nilai DL dan (4-dU) atau
DL < DW < (4-DU) . Dengan jumlah data (n) sama dengan 128 dan jumlah (k) sama
Tabel 4.8
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Dari tabel 4.8 hasil pengolahan data dengan bantuan program SPSS 22
distress, solvabilitas dan ukuran perusahaan konstan, maka audit delay adalah
sebesar -21,082
59
c. Nilai koefisien variabel Financial Distress diperoleh sebesar 1517,412. Hal ini
berarti bahwa perusahaan yang memiliki financial distress yang lebih besar
d. Nilai koefisien variabel Solvabilitas diperoleh sebesar -272,547. Hal ini berarti
f. Nilai koefisien sebesar -11,935 hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
hipotesis dalam penilitian ini ditolak. Berdasarkan tabel 4.7 variabel moderasi
g. Nilai koefisien -48.018 hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mampu
dalam penilitian ini diterima. Berdasarkan tabel 4.7 variabel moderasi ukuran
h. Nilai koefisien 7,867 hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak
dalam penilitian ini ditolak. Berdasarkan tabel 4.7 variabel moderasi ukuran
besarnya audit report lag yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya.
Tabel 4.9
Uji Determinasi
Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .391a .153 .103 16.23139
a. Dependent Variable: AUDELAY
ditunjukkan dari nilai adjusted R2 sebesar 0,103. Hal ini berarti bahwa 10,3%
variasi audit delay dapat dijelaskan oleh ke-4 prediktor yang digunakan dalam
penelitian ini, sedangkan sisanya sebesar 89,7% audit delay dapat dijelaskan oleh
variabel lainnya.
pengambilan keputusan Quick look apabila nila F > 4 maka Ho ditolak pada
61
derajat kepercayaan 5% atau 0,05. Dengan kata lain menerima hipotesis alternatif,
Tabel 4.10
Uji Statistik F
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
a. Dependent Variable: AD
b. Predictors: (Constant), UP, SOLV, PROFIT, FD
Sumber : Data sekunder diolah, 2019
Berdasarkan hasil uji F diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,004 atau lebih kecil dari 0,05yang berarti signifikan. Dapat disimpulkan
Tabel 4.11
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
dibuktikan dengan nilai signifikan 0,604 > 0,05. Dengan demikian dapat
hasil ini dibuktikan nilai signifikan 0,036 < 0,05. Dengan demikian dapat
63
dengan nilai signifikan 0,541 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
Perusahaan
terhadap audit delay, dengan hasil nilai signifikan 0,612 > 0,05. Dengan
Ukuran Perusahaan
terhadap audit delay, dengan hasil nilai signifikan 0,042 < 0,05. Dengan
Perusahaan
terhadap audit delay, dengan hasil nilai signifikan 0,511 > 0,05. Dengan
4.8. Pembahasan
terhadap audit delay. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang mendapatkan laba
yang lebih kecil tidak selalu mengalami audit delay. Demikian pula sebaliknya
perusahaan yang mendapatkan laba yang lebih besar tidak selalu mendapatkan
audit delay yang lebih cepat. Karena jumlah laba yang kecil tidak memberikan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungan total aktiva maupun modal sendiri.
menyampaikan informasi yang berisi tentang berita yang baik (good news).
perusahaan mampu mengelola laba dengan baik, efisien dan efektif. Maka profit
(2010) dalam Muliantari dan Latrini (2017) yan menyatakan bahwa profitabilitas
mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit secara lebih cepat apabila
memiliki profitabilitas yang baik yang menunjukkan prestasi perusahaan. Hal ini
merupakan berita baik yang dapat memberikan sinyal yang positif kepada para
menunda publikasi. Hal ini dikarenakan perusahaan ingin menunda bad news
semakin tinggi hutang yang dialami oleh perusahaan maka semakin lama
terjadi pada perusahaan dapat meningkat resiko audit pada auditor independen
itu, maka auditor harus melakukan pemeriksaan risiko (risk assessment) sebelum
menjalankan proses audit, tepatnya pada fase perencanaan audit (audit planning).
66
Sehingga hal ini dapat mengakibatkan lamanya proses audit dan berdampak pada
positif pada audit delay. Semakin tinggi nilai rasio financial distress maka
manajemen akan berusaha mengurangi berita buruk ini sehingga akan memakan
karena jumlah hutang yang tinggi tidak memberi tekanan terhadap pada
paian laporan keuangan berisi berita buruk tersebut. Pengukuran rasio solvabilitas
baik. Dengan pengadaan dana melalui utang, pemilik memperoleh manfaat, berupa
perusahaan. Akan tetapi rasio solvabilitas tidak selalu berdampak negatif terhadap
efesien. Hal tersebut tidak menjadi kendala dalam penyampaian laporan keuangan.
Perusahaan
terhadap audit delay. Karena kondisi besar kecilnya ukuran suatu perusahaan tidak
Karena profitabilitas yang tinggi dan baik sesuai kinerja keuangan yang dijalankan
atau lambatnya tersebut memiliki sistem pengendalian internal yang baik sehingga
dalam melakukan pengauditan atas laporan keuangan. Dan besar kecilnya ukuran
suatu perusahaan tidak menentukan cepat atau lambatnya proses auditing laporan
ukuran suatu perusahaan tidak menentukan cepat atau lambatnya proses auditing
Ukuran Perusahaan
terhadap audit delay. Karena semakin tinggi hutang yang dialami oleh perusahaan
maka semakin lama pengauditan. Dan apabila hal tersebut dibiarkan berlarut-larut
distress yang terjadi pada perusahaan dapat meningkat resiko audit pada auditor
meningkatnya resiko itu, maka auditor harus melakukan pemeriksaan risiko (risk
variabel ukuran perusahaan adalah total asset, bahwa perusahaan yang memiliki
69
aset yang besar memiliki sumber informasi lebih banyak dan melaporkan lebih
delay.
komposisi aset dan kewajiban dalam neraca, arus kas negatif, nilai perbandingan
yang tinggi antara hutang dengan asset. Ukuran perusahaan mampu memoderasi
Perusahaan
terhadap audit delay. Besar kecilnya ukuran suatu perusahaan tidak menentukan
cepat atau lambatnya proses auditing laporan keuangan baik pada perusahaan yang
yang memiliki kemampuan menghasilkan laba yang rendah. Kondisi ini terjadi
karena jumlah hutang yang tinggi tidak memberi tekanan terhadap pada
laporan keuangan berisi berita buruk tersebut. Pengukuran rasio solvabilitas ini
terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Peningkatan jumlah hutang yang
laporan keuangan yang diaudit lebih cepat kepada kreditur. Perusahaan yang
memiliki hutang yang relatif tinggi harus mempublikasikan laporan audit lebih
lambat.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Dewi dan Wiratmaja
sehingga hipotesis ketiga diterima. Tingkat solvabilitas yang tinggi dalam laporan
akan membantu menyiapkan hal yang diperlukan dalam proses auditing untuk
Perusahaan berskala besar memiliki sumber daya yang memadai serta teknologi
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan
yang memiliki hutang yang besar cenderung menerima laporan hasil audit
perusahaan.
71
72
perusahaan.
5.2. Saran
2. Bagi investor selaku pemilik perusahaan dan sebagai salah satu pengguna
sistem kontrol perusahaan yaitu rapat umum pemegang saham yang dilakukan
secara rutin.
komisi audit dan komisaris independen tetap menjadi peraturan yang harus
5.3 Keterbatasan
lebih optimal. Dalam penelitian ini adalah hasil R square sebesar 10,3% yang
solvabilitas sehingga masih ada 89,7% yang bisa dijelaskan oleh variabel lain.
variabel bebas ukuran KAP dan opini Audit yang dapat mempengaruhi audit
delay.
DAFTAR PUSTAKA
74
75
Faricha, Afrida Nur dan Lilis Ardini. 2017. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Property Real and Estate
yang terdaftar di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol 6.No 8.
ISSN: 2460-0585
Halim, Abdul dan Totok Budi Santoso. 1996. Auditing 2 Dasar-Dasar Prosedur
Pengauditan Laporan Keuangan. Yogayakarta.
Muliantari, Ni Putu Indah Ayu dan Made Yeni Latrini. 2017. Ukuran
Perusahaan Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profitabilitas Dan Financial
Distress Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Vol 20. No 3, Halaman :1875-1903,
ISSN : 2302-8556
76
Praptika, Putu Yulia Hartanti dan Ni Ketut Rasmini. 2016. Pengaruh Audit
Tenure, Pergantian Auditor, Financial Distress Pada Audit Delay Pada
Perusahaan Consumer Good. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
ISSN : 2302-8556
Putra, Putu Gede Ovan Subawa dan I Made Pande Dwiana Putra. 2016.
Ukuran Perusahaan Sebagai Pemoderasi Pengaruh Opini Auditor,
Profitabilitas, Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Audit Delay. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.Vol 14. No 3, ISSN: 2278-2306.
Putri, Kiki Prasilya dan Nur Fadjrih Asyik. 2015. Pengaruh Profitabilitas,
Solavabilitas, Opini Auditor, Ukuran Perusahaan dan Reputasi Auditor
Terhadap Audit Delay. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol 4.No 9.