Anda di halaman 1dari 63

LIKUIDITAS PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN

BERTUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH PADA SAAT


PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2016

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Mengikuti Ujian Akhir Program Sarjana (S-1)

Oleh :
Nama : Dian Chelin Pratiwi

Nim : 2014 521 814

Jurusan/ Progdi : Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


ADI UNGGUL BHIRAWA (STIE-AUB)
SURAKARTA
2018
ii
iii
iv
MOTTO

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah segala

hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan

syukur”. (Filipi 4:6)

“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin

kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik”. (Evelyn Underhill)

“Tak seorang pun mendapat penghargaan karena telah menerima sesuatu.

Penghargaan diberikan ketika seseorang memberikan sesuatu”. (Coolidge)

v
PERSEMBAHAN

Karya tulis ini penulis persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, kakak dan adikku, serta seluruh keluarga besar yang

tiada lelah memberikan doa, kasih sayang, dan dukungan baik secara moral

maupun materi.

2. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan doa dan semangat.

3. Teman-teman seperjuangan S1 Akuntansi kelas malam di STIE “AUB”

Surakarta yang telah memberikan semangat, motivasi, dan bantuan dalam

penyusunan skripsi.

vi
ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan volume


perdagangan saham pada perusahaan bertumbuh dan perusahaan tidak bertumbuh
pada sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Penelitian ini dilakukan pada
49 perusahaan yang terdaftar di BEI yang melakukan stock split pada rentang
tahun 2012-2016. Sebanyak 36 perusahaan sampel merupakan perusahaan
bertumbuh, dan 13 perusahaan sampel merupakan perusahaan tidak bertumbuh.
Pengkategorian perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh menggunakan IOS
(Investment Opportunity Set) proksi MVEBVE (Market Value Equity to Book
Value of Equity). Penelitian ini menggunakan analisis uji beda dua rata-rata
dengan periode pengamatan selama 10 hari yaitu t-5 (5 hari sebelum stock split)
sampai t+5 (5 hari sesudah stock split). Metode penentuan sampel menggunakan
purposive sampling.
Dari hasil uji paired sample t test yang menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi pada perusahaan bertumbuh sebesar 0,052 dan pada perusahaan tidak
bertumbuh sebesar 0,079. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah stock split, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa stock
split tidak mempengaruhi likuiditas saham pada perusahaan bertumbuh dan tidak
bertumbuh.

Kata Kunci: stock split, volume perdagangan saham, perusahaan bertumbuh dan
tidak bertumbuh.

vii
ABSTRACT

This study aims to analyze differences in the volume of stock trading in the
company grow and the company did not grow on before and after stock split
announcement. This study was conducted on 49 companies listed on the Stock
Exchange which conduct stock split in the range of 2012-2016. A total of 36
sample companies are companies growing, and 13 sample companies are not
growing companies. Corporate categorization grows and does not grow using IO
(Investment Opportunity Set) proxies MVEBVE (Market Value Equity to Book
Value of Equity). This study used two different test analysis with 10-day
observation period t-5 (5 days before stock split) until t + 5 (5 days after stock
split). The method of determining the sample using purposive sampling.
From the results of paired sample t test shows that the level of significance
in the company grew by 0.052 and the company did not grow by 0.079. The
results of this study proves that there is no significant difference between the
average trading volume of stock before and after the stock split, thus can be stated
that the stock split does not affect the liquidity of shares in the company grow and
not grow.

Keywords: stock split, stock trading volume, company grows and does not grow.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Likuiditas Perdagangan

Saham Perusahaan Bertumbuh Dan Tidak Bertumbuh Di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Tahun 2012-2016”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi STIE AUB Surakarta.

Kami menyadari selama proses penyusunan skripsi ini telah banyak mendapatkan

bantuan, dorongan dan bimbingan baik secara moral dan material dari berbagai

sehingga akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh

karena itu secara khusus pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Agus Utomo, MM. selaku Ketua STIE Adi Unggul Bhirawa Surakarta.

2. Mulyadi, SE, MM, MH, Ak. selaku Ketua Progdi Studi S1 Akuntansi STIE

Adi Unggul Bhirawa Surakarta.

3. Dr. Ifah Lathifah, SE, M.Si, Ak, CA. selaku dosen pembimbing skripsi yang

selalu memberikan bimbingan, nasehat dan mengarahkan peneliti dengan

penuh perhatian dan kesabaran selama penyusunan skripsi.

4. Bapak/Ibu Dosen STIE Adi Unggul Bhirawa Surakarta, yang telah memberi

ilmu yang bermanfaat kepada penulis di jurusan S1 Akuntansi dan

memberikan bimbingan sehingga tersusunnya skripsi ini.

ix
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Sebagai akhir kata kami menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

masih banyak kekurangan dan masih belum sempurna. Untuk itu saran dan kritik

yang bersifat membangun sangat kami harapkan sehingga dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Juli 2018

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN SKRIPSI ................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iii

HALAMAN BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ............................... iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5

C. Batasan Masalah .............................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian............................................................................. 5

E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

F. Sistematika Pembahasan .................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori ................................................................................ 9

B. Penelitian Terdahulu........................................................................ 16

xi
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 20

D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 26

B. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 27

C. Populasi dan Sampel........................................................................ 29

D. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 30

E. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 30

F. Metode Analisis Data ....................................................................... 30

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ................................................................................. 35

B. Analisis Data dan Pembahasan ........................................................ 36

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan...................................................................................... 43

B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 44

C. Saran ................................................................................................ 44

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 46

LAMPIRAN ..................................................................................................... 49

xii
DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Penelitian Terdahulu ................................................................. 16

Tabel IV.1 Data Sampel Perusahaan yang Melakukan Stock Split ............. 36

Tabel IV.2 Uji Statistik Deskriptif .............................................................. 37

Tabel IV.3 Uji Normalitas Perusahaan Bertumbuh .................................... 38

Tabel IV.4 Uji Normalitas Perusahaan Tidak Bertumbuh .......................... 38

Tabel IV.5 Rata-rata TVA Sebelum dan Sesudah Stock Split pada

Perusahaan Bertumbuh ............................................................. 39

Tabel IV.6 Hasil Pengujian Hipotesis 1 ...................................................... 40

Tabel IV.7 Rata-rata TVA Sebelum dan Sesudah Stock Split pada

Perusahaan Tidak Bertumbuh ................................................... 41

Tabel IV.8 Hasil Pengujian Hipotesis 2 ...................................................... 42

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 22

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan yang Melakukan Stock Split ............. 50

Lampiran 2 Daftar Nama Perusahaan Bertumbuh ....................................... 52

Lampiran 3 Daftar Nama Perusahaan Tidak Bertumbuh ............................. 54

Lampiran 4 Daftar Jumlah Saham yang Beredar dan Jumlah Saham

yang Diperdagangkan yang Digunakan Untuk Menghitung

Trading Volume Activity (TVA) ............................................... 55

Lampiran 5 Rata-rata Trading Volume Activity pada Perusahaan

Bertumbuh ................................................................................ 58

Lampiran 6 Rata-rata Trading Volume Activity pada Perusahaan Tidak

Bertumbuh ................................................................................ 60

Lampiran 7 Hasil Olah Data ......................................................................... 61

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar modal merupakan pusat investasi bagi masyarakat, termasuk

pemodal menengah dan kecil. Pada umumnya setiap perusahaan didirikan

dengan tujuan untuk memperoleh laba atas usaha yang dijalankan dan

menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Kendala yang banyak dihadapi

perusahaan adalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang digunakan

untuk mengembangkan usaha. Para investor memerlukan informasi

mengenai portofolio yang paling menguntungkan dengan tingkat resiko

tertentu dalam mengambil keputusan investasi. Informasi tersebut

diharapkan dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi, sehingga

keputusan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Aktivitas perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja atau

menunjukkan performance baik untuk jangka pendek maupun jangka

panjang adalah corporate action. Corporate action adalah kebijakan yang

diambil perusahaan yang bertujuan untuk perbaikan kinerja atau

menunjukkan performance untuk jangka pendek maupun jangka panjang

(Fakhrudin dan Darmadji, 2006:177). Corporate action umumnya sangat

diperhatikan oleh pihak-pihak yang terkait di pasar modal khususnya para

pemegang saham. Keputusan corporate action disetujui dalam suatu rapat

1
2

umum, baik Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Tujuan emiten melakukan corporate action adalah meningkatkan

modal kerja perusahaan, ekspansi usaha, meningkatkan likuiditas saham,

pembayaran utang, dan tujuan lain perusahaan. Pasar modal sebagai

lembaga penghimpun dana jangka panjang, sering dijadikan alternatif

pendanaan bagi perusahaan. Salah satu alternatif pendanaan dapat

dilakukan dengan strategi pemecahan saham (stock split). Pemecahan

saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar

saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n

dari harga sebelumnya. Sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari

perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai

ekonomis (Hartono,2010: 561-562).

Stock split diharapkan akan semakin memikat calon investor karena

harga yang ditawarkan semakin rendah sehingga akan semakin banyak

(calon) investor yang dapat bertransaksi dan membawa dampak pada

likuiditas perdagangan saham. Likuiditas saham dapat diartikan sebagai

ukuran jumlah transaksi suatu efek di bursa. Likuiditas menurut Rusdin

(2006;62) adalah kelancaran, menunjukkan tingkat kemudahan dalam

mencairkan modal (Principal) investasi. Suatu asset dapat dikatakan likuid

bilamana aset tersebut dapat dengan mudah ditransaksikan dalam kapasitas

besar dengan biaya murah, waktu singkat, serta tidak mempengaruhi


3

harga. Jadi semakin lancar atau likuid suatu saham maka berpengaruh pada

frekuensi transaksi yang semakin tinggi.

Peristiwa stock split merupakan suatu fenomena menarik yang masih

membingungkan dan menjadi teka-teki khususnya di bidang ekonomi

sampai saat ini. Secara teoritis, stock split hanya meningkatkan jumlah

lembar saham yang beredar, tidak menambah kesejahteraan para investor

dan tidak langsung mempengaruhi arus kas perusahaan atau tidak

memberikan tambahan nilai ekonomi bagi perusahaan. Tetapi bukti

empiris mengenai stock split menunjukkan bahwa pasar memberikan

reaksi terhadap pengumuman stock split, bahkan beberapa penelitian yang

dilakukan menunjukkan hasil yang kontroversi mengenai efek split

tersebut (Mila, 2010:3).

Stock split dianggap dapat mempengaruhi keuntungan pemegang

saham, resiko saham, dan sinyal yang di berikan kepada pasar karena split

mengembalikan harga per lembar saham pada tingkat perdagangan yang

optimal dan meningkatkan likuiditas (Baker & Gallangher, 1993).

Manfaat stock split yang berbanding terbalik dengan beberapa

keyakinan, diantaranya adalah bahwa harga saham setelah stock split

rendah, hal inilah yang tidak menunjukkan kinerja perusahaan yang baik di

tengah kondisi bisnis yang dinamis. Menurut Baker dan Powell (1993)

stock split dianggap hanya sebagai perubahan yang bersifat “kosmetik”

atau hiasan karena stock split tidak berpengaruh pada arus kas perusahaan

dan proporsi kepemilikan investor.


4

Sariwulan (2007) yang menganalisis tentang pengaruh stock split

terhadap likuiditas saham menyatakan bahwa terdapat perbedaan

signifikan rata-rata harga saham, volume perdagangan dan persentase

spread sebelum dan sesudah stock split, sehingga dapat disimpulkan

bahwa stock split mempengaruhi likuiditas.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sakti dan Rini (2013)

menemukan bahwa pada perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh

terdapat perbedaan Trading Volume Activity (TVA) yang signifikan pada

sebelum dan sesudah stock split, sehingga perusahaan dapat meningkatkan

likuiditas perdagangan saham melalui stock split.

Sedangkan Hendrawijaya (2009) melakukan penelitian mengenai

analisis perbandingan harga saham, volume perdagangan saham dan

abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham, menyimpulkan

bahwa tidak terdapat perbedaan harga saham, TVA dan abnormal return

sebelum dan sesudah pemecahan saham. Hal ini mengindikasikan bahwa

peristiwa pemecahan saham tidak mengakibatkan likuiditas berubah secara

signifikan.

Berdasarkan uraian latar belakang dan penelitian-penelitian

sebelumnya dimana terdapat kontroversi temuan penelitian tentang stock

split. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

tentang “Likuiditas Perdagangan Saham Pada Perusahaan Bertumbuh

Dan Tidak Bertumbuh Pada Saat Pemecahan Saham (Stock Split) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2016”.


5

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :

Apakah terdapat perbedaan likuiditas perdagangan saham sebelum dan

sesudah pengumuman stock split pada perusahaan bertumbuh dan tidak

bertumbuh ?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini berfokus pada pengaruh stock split terhadap likuiditas

perdagangan saham pada perusahaan yang melakukan stock split yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Menguji dan menganalisis perbedaan likuiditas perdagangan saham

sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada perusahaan

bertumbuh

2. Menguji dan menganalisis perbedaan likuiditas perdagangan saham

sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada perusahaan tidak

bertumbuh
6

E. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membacanya maupun yang secara langsung terkait didalamnya.

Adapun mafaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan dapat membantu calon investor maupun

investor untuk dapat memberikan informasi tambahan sehingga dapat

digunakan menjadi acuan pengambilan keputusan tentang pengaruh

stock split terhadap likuiditas saham.

2. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi perusahaan

mengenai pengaruh dari stock split terhadap likuiditas saham dan

menjadi alternatif bagi perusahaan dalam mengambil keputusan yang

berhubungan dengan stock split.

3. Bagi emiten

Peneltian ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap emiten

sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan dalam

hubungannya dengan pemecahan saham (stock split).

4. Bagi peneliti selanjutnya.

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi

perkembangan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi terutama

informasi mengenai stock split atau pemecahan saham dan diharapkan


7

dapat digunakan sebagai masukan, pembanding, dan referensi untuk

penelitian selanjutnya.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi tentang uraian latar belakang masalah

yang mendasari pentingnya diadakan penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta

sistematika pembahasan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi tentang teori yang berkaitan dengan

judul skripsi, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan

pengembangan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Metode penelitian berisi tentang jenis penelitian, variabel

penelitian dan definisi operasinal variabel, populasi dan

sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data,

dan metode analisis data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan berisi tentang gambaran obyek

penelitian, deskripsi data, analisis data, dan pembahasan.

BAB V : PENUTUP
8

Penutup berisi tentang pokok-pokok kesimpulan dari hasil

penelitian dan saran-saran yang perlu disampaikan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Stock Split

Stock split merupakan pemecahan saham menjadi n lembar saham

dengan harga per lembar saham baru sebesar 1/n harga saham

sebelumnya, yang dilakukan oleh manajer perusahaan untuk menata

kembali harga pasar saham dengan meningkatkan jumlah lembar saham

beredar. Hartono (2010:561-562). Adanya stock split, saham emiten

menjadi lebih murah dan jumlahnya pun akan lebih banyak, sehingga

perdagangan saham diharapkan semakin likuid.

Brigham dan Gapenski (1994) menyebutkan bahwa stock split

merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yang telah

go public untuk menaikkan jumlah saham yang beredar. Aktivitas

tersebut memberikan dampak pada kemampuan investor untuk

membelinya. Berbeda dengan pendapat Baker dan Powell (1993) yang

menyatakan bahwa stock split tidak memberikan reaksi apapun.

Banyaknya peristiwa stock split di pasar modal memberikan

indikasi bahwa stock split merupakan alat yang penting dalam praktik

pasar modal karena stock split menjadi salah satu alat yang dapat

digunakan untuk menata harga saham pada rentang yang lebih rendah,

9
10

sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi

dengan harapan dapat meningkatkan likuiditas saham.

Stock split merupakan strategi perusahaan yang dilakukan di pasar

modal untuk menarik minat calon investor. Ada beberapa alasan

mengapa manajer perusahaan melakukan stock split

(Wijanarko,2012:2):

a. Agar harga saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan

jumlah pemegang saham dan meningkatkan likuiditas perdagangan

saham.

b. Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata-rata

saham kepada kisaran yang telah ditargetkan.

c. Untuk membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang

berupa peningkatan laba dan deviden kas.

2. Jenis Stock Split

Menurut Abdul Halim (2007:98) terdapat dua jenis stock split :

a. Pemecahan naik (Split Up) :

Pemecahan naik adalah penurunan nilai nominal perlembar saham

yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar.

Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 1:2, 1:3. Pada

awalnya nilai nominal per lembar saham sebelum melakukan stock

split sebesar seribu rupiah, maka setelah dilakukan split up dengan

perbandingan 1:2, nilai nominal per lembar saham yang baru adalah

lima ratus rupiah, sehingga awalnya satu lembar menjadi dua lembar
11

b. Pemecahan turun (Split Down) :

Pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal per lembar

saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya

pemecahan turun dengan faktor pemecahan 2:1, 3:1. Awalnya nilai

nominal per lembar saham seribu rupiah, kemudian dilakukan

split down dengan perbandingan 2:1, maka nilai nominal per lembar

saham baru adalah dua ribu rupiah dan jumlah lembar saham yang

pada awalnya dua lembar saham menjadi satu lembar saham.

3. Teori-teori Mengenai Stock Split

Secara teoritis motivasi yang melatarbelakangi perusahaan

melakukan stock split atau pemecahan saham serta efek yang

ditimbulkan tertuang dalam beberapa teori. Ada dua teori yang

mendominasi literatur pemecahan saham, yaitu :

a. Signaling Theory

Signaling theory menyatakan bahwa stock split dianggap

perusahaan memberikan sinyal yang baik kepada publik berkaitan

dengan prospek perusahaan yang bagus dimasa depan, karena

perusahaan yang melakukan pemecahan saham adalah perusahaan

yang memiliki saham dengan harga yang tinggi, harga saham yang

tinggi tersebutlah sebagai sinyal bahwa perusahaan memilik prospek

masa depan yang baik, dimana harga saham yang tinggi

mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik

(Jogiyanto, 2003:419).
12

b. Trading Range Theory

Perusahaan melakukan pemecahan saham karena harga saham

terlalu tinggi sehingga tidak mampu di jangkau oleh calon investor.

Menurut teori ini harga saham yang terlalu tinggi menyebabkan

saham tidak likuid, hal tersebut berkaitan dengan kemampuan tiap -

tiap investor yang berbeda – beda, oleh karena itu perusahaan

melakukan pemecahan saham dalam upaya mengarahkan harga

saham pada interval tertentu yang tidak terlalu mahal. Harsono

(2004) menyatakan bahwa dengan melakukan pemecahan saham

harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga mampu dijangkau

oleh calon investor dan pada akhirnya meningkatkan likuiditas

saham.

4. Likuiditas

Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya

perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek (Wild et al,

2005: 185). Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk

mengubah aktiva menjadi kas atau kemampuan untuk memperoleh kas

dengan mudah dan cepat (Ross et al, 2007: 24). Jadi suatu saham

dikatakan likuid bila saham tersebut mudah untuk ditukarkan atau

dijadikan uang.

Likuiditas saham adalah ukuran jumlah transaksi suatu saham di

pasar modal dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi frekuensi

transaksi saham tersebut, maka semakin tinggi pula likuiditas saham.


13

Hal tersebut menunjukkan bahwa saham tersebut semakin diminati

investor. Likuiditas saham memiliki arti yang penting baik bagi

investor, maupun bagi emiten. Bagi investor akan menguntungkan jika

saham tersebut likuid karena lebih mudah ditransaksikan sehingga

terdapat peluang untuk mendapatkan keutungan modal. Bagi emiten

sendiri likuiditas saham juga akan menguntungkan, karena apabila

perusahaan menerbitkan saham baru akan cepat terserap pasar, selain

itu juga memungkinkan perusahaan terhindar dari ancaman delisting

(dikeluarkan) dari pasar modal.

Likuiditas saham dan harga saham suatu perusahaan dipandang

oleh masyarakat dan investor sebagai petunjuk yang baik untuk

mengukur tingkat efektivitas kinerja perusahaan. Jika peredaran saham

suatu perusahaan lebih likuid daripada saham perusahaan lainnya, maka

kinerja perusahaan tersebut dikatakan lebih baik demikian pula

sebaliknya. Keputusan investor untuk menginvestasikan modalnya

berpengaruh pada likuiditas saham dan harga saham. Jika perusahaan

tersebut memiliki harga saham yang baik, maka dapat meningkatkan

minat investor untuk menanamkan modal mereka. Jika saham tersebut

diminati investor, maka investor akan melakukan transaksi di pasar

modal, sehingga dapat meningkatkan likuiditas sahamnya.


14

Parameter yang sering digunakan untuk mengukur likuiditas suatu

saham (Conroy et al, 1990) adalah :

a. Volume Perdagangan (Trading Volume)

Merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat

reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume

saham yang diperdagangkan di pasar.

b. Tingkat Spread

Merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat

reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perbedaan

atau selisih antara harga tertinggi yang diminta untuk membeli

dengan harga terendah yang ditawarkan untuk menjual (bid-ask

spread).

c. Aliran Informasi (Information Flow)

d. Jumlah Pemegang Saham

e. Jumlah Saham Beredar

f. Biaya Transaksi (Transaction Cost)

g. Harga Saham

Merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat

reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter harga-

harga saham di pasar.


15

h. Volalitas Harga Saham

Merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat

reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan

harga-harga saham di pasar.

Pengukuran likuiditas saham bisa dilakukan dengan melihat

tingkat spread dan volume perdagangan. Bid–ask spread adalah selisih

harga beli tertinggi yang pemegang saham bersedia membeli saham

dengan harga jual terendah yang pemegang saham bersedia menjual

saham. Semakin rendah pertemuan atau selisih antara harga permintaan

(bid) dengan harga penawaran (ask) maka mengindikasikan likuiditas

saham meningkat. Bid-ask spread berbanding terbalik dengan likuiditas

saham. Jika likuiditas suatu saham tinggi, bid-ask spread-nya rendah.

Tarun Chordia, Richard Roll dan Avanindhar Subrahmanyam (1998)

menyatakan bahwa volume perdagangan lebih baik untuk mengukur

likuiditas saham daripada menggunakan bid-ask spread. Mereka

berpendapat bahwa volume perdagangan lebih mudah untuk diukur dan

dianalisis.

5. Pertumbuhan Perusahaan

Penelitian ini menggunakan proksi berbasis harga dalam

mengklasifikasikan pertumbuhan perusahaan, yaitu MVEBVE (Market

Value Equity to Book Value of Equity). Jika MVEBVE < 1 maka

perusahaan digolongkan menjadi perusahaan tidak bertumbuh. Akan


16

tetapi jika MVEBVE > 1 maka sebaliknya, perusahaan digolongkan

menjadi perusahaan bertumbuh (Sakti dan Rini, 2013).

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Pengaruh Stock Split

dilihat pada tabel berikut :

Tabel II.1
Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Variabel Alat Hasil Penelitian


Analisis
1. (Lestari & Pengaruh Stock Stock Split, Paired Dari hasil TVA
Sudaryono, Split: Analisis Likuiditas Sample T harian selama lima
2008) Likuiditas Saham Saham test, hari sebelum dan
Pada Perusahaan Wilcoxon lima hari sesudah
Go Public Di signed stock split,
Bursa Efek ranks test diperoleh nilai
Indonesia TVA sebelum dan
Dengan sesudah stock
Memperhatikan split. Hasil
Pertumbuhan menunjukkan
Dan Ukuran bahwa 7
Perusahaan perusahaan
bertumbuh
mengalami
peningkatan TVA
dengan adanya
pengumuman
stock split,
sedangkan 18
emiten mengalami
penurunan TVA.
Tabel 1 juga
menunjukkan
bahwa 8
perusahaan tidak
bertumbuh
mengalami
peningkatan TVA
dengan adanya
pengumunam
stock split,
sedangkan 10
emiten mengalami
penurunan TVA
dan 1 emiten TVA
konstan.
17

2 (Wijanarko, Analisis Stock Split, Uji Beda Hasil penelitian


2012) Pengaruh Likuiditas (paired menunjukkan
Pemecahan Saham, sample t- adanya reaksi
Saham (Stock Return test) pasar yang cepat
Split) Terhadap Saham terhadap informasi
Likuiditas Saham stock split yang
Dan Return dipublikasikan,
Saham (Study namun stock split
Kasus Pada tidak memberikan
Perusahaan Yang perbedaan
Terdaftar BEI terhadap abnormal
Periode 2007- return yang
2011 ) diterima walaupun
terdapat perbedaan
pada TVA
sebelum dan
sesudah stock
split.
3. (Purnamasari, Pengaruh Stock Stock Split, Regresi Pengukuran
2013) Split Terhadap Likuiditas Linear tingkat likuiditas
Likuiditas Saham Sederhana perdagangan
Perdagangan saham
Saham Di BEI menggunakan
2007-2012 indikator TVA
mendapatkan hasil
t hitung (2,346) >
t tabel (1,685). Hal
ini berarti terdapat
kecenderungan
stock split yang
tidak disertai
dengan kebijakan
lanjutan akan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
meningkatnya
likuiditas
perdagangan
saham yang
tercatat di BEI
tahun 2007-2011.
Hasil penelitian
ini berarti
mendukung
trading range
theory yang
menyatakan
bahwa stock split
yang dilakukan
karena perusahaan
ingin agar saham
tetap dalam
rentang optimal
18

penjualan.
4. (Alteza, Perubahan Stock Split, Regresi Penelitian ini
Muniya, Likuiditas Akibat Likuiditas Linear menemukan
2014) Pemecahan Saham, Berganda bahwa pemecahan
Saham : Studi Di Return saham tidak
Pasar Modal Saham berpengaruh ter-
Indonesia hadap likuiditas
saham jangka
pendek;
pemecahan saham,
ukuran perusahaan
dan return secara
simultan
berpengaruh
terhadap likuiditas
jangka pendek;
pemecahan saham
berpengaruh
negatif terhadap
likuiditas saham
jangka panjang;
dan pemeca- han
saham, ukuran
perusahaan dan
return secara
simultan
berpengaruh
terhadap likuiditas
saham jangka
panjang.

5. (Damayanti, Tingkat Stock Split, Uji Beda Kesimpulan yang


Atmadja, & Keuntungan Return (paired dapat ditarik dari
Surya, 2014) (Return) Saham Saham, sample t- hasil penelitian
Dan Likuiditas dan test) tersebut : (1)
Saham (Studi Likuiditas Tidak terdapat
Pada Perusahaan Saham perbedaan
Yang Go Public abnormal return
Di Bursa Efek saham sebelum
Indonesia Periode dan sesudah
2008-2013) pemecahan saham
(stock split). Hal
ini terlihat dari
hasil analisis
selama periode
pengamatan
menunjukkan nilai
signifikansi 0,770
dan lebih besar
dari α (0,05) yang
berarti tidak ada
perbedaan
abnormal return
antara lima hasi
sebelum dan lima
19

hari sesudah stock


split,
(2) Terdapat
perbedaan trading
volume activity
sebelum dan
sesudah peristiwa
pemecahan saham
(stock split). Hal
ini terlihat dari
hasil analisis
selama periode
pengamatan yang
menunjukkan nilai
signifikansi 0,021
dan lebih kecil
dari α (0,05) yang
berarti ada
perbedaan trading
volume activity
antara lima hari
sebelum dan lima
hari sesudah stock
split.
6. (Valentine & Pengaruh Stock Stock Split, paired Tidak terdapat
Handoyo, Split Terhadap Perubahan sample t- perbedaan yang
2015) Perubahan Harga Harga test signifikan rata-rata
Saham Dan Saham dan return antara
Likuiditas Saham Likuiditas sebelum dan
Pada Perusahaan- Saham sesudah stock
Perusahaan Yang split. Artinya
Tercatat Di Bursa pengumuman
Efek Indoneasia stock split tidak
Tahun 2003- berpengaruh
2014 secara signifikan
terhadap return
saham. Kemudian
Tidak terdapat
perbedaan yang
signifikan
likuiditas saham (
trading volume
activity) antara
sebelum dan
sesudah stock
split. Hal ini
berarti
pengumuman
stock split tidak
berpengaruh
secara signifikan
terhadap likuiditas
saham.
20

C. Kerangka Pemikiran

Volume perdagangan saham salah satu indikator yang digunakan

untuk melihat reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi yang berkaitan

dengan suatu saham. Perubahan volume perdagangan diukur dengan

aktivitas volume perdagangan saham yang diukur dengan Trading Volume

Activity (TVA). TVA merupakan perbandingan antara jumlah saham yang

diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan

yang beredar pada periode tertentu. Besar kecilnya perubahan rata-rata

TVA antara sebelum dan sesudah pemecahan saham merupakan ukuran

besar kecilnya akibat yang ditimbulkan oleh adanya pemecahan saham

terhadap volume perdagangan saham.

Pemecahan saham yang digunakan oleh perusahaan ketika harga

sahamnya dinilai terlalu tinggi akan mempengaruhi kemampuan investor

untuk membelinya akan mempunyai nilai jika terdapat perubahan dalam

volume perdagangan sahamnya. Besar kecilnya pengaruh pemecahan

saham terhadap volume perdagangan saham terlihat dari besar kecilnya

jumlah saham yang diperdagangkan (Weston dan Copeland, 2002).

Sehubungan dengan adanya pemecahan saham maka harga saham akan

menjadi lebih murah sehingga volatilitas harga saham menjadi lebih besar

dan akan menarik investor untuk memiliki saham tersebut atau menambah

jumlah saham yang diperdagangkan. Semakin banyak investor yang akan

melakukan transaksi terhadap saham tersebut maka volume perdagangan

sahamnya akan meningkat.


21

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sakti dan Rini (2013)

ditemukan bahwa terdapat perbedaan Trading Volume Activity (TVA)

yang signifikan pada perusahaan bertumbuh sebelum dan sesudah

pengumuman stock split. Penggolongan tingkat pertumbuhan perusahaan

dilakukan dengan mengukur Investment Opportunities Set (IOS) dengan

proksi MVEBVE (Market Value Equity to Book Value of Equity).

Berdasarkan hasil perhitungan MVEBVE apabila nilai MVEBVE > 1

maka perusahaan dapat digolongkan menjadi perusahaan bertumbuh.

Banyaknya saham yang beredar dapat meningkatkan likuiditas saham

karena banyak investor yang tertarik untuk membeli dan akan

meningkatkan likuiditas saham. Hal ini diduga bahwa terdapat pengaruh

stock split terhadap likuiditas saham pada perusahaan bertumbuh.

Perusahaan tidak bertumbuh memiliki nilai MVEBVE kurang dari 1.

Perusahaan tidak bertumbuh memiliki nilai pasar yang lebih kecil jika

dibandingkan dengan perusahaan bertumbuh. Nilai pasar yang lebih kecil

dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham dijual dengan harga

yang murah (Jogiyanto, 2003:8). Harga saham yang murah justru menarik

perhatian investor untuk membelinya sehingga saham menjadi likuid. Hal

ini diduga bahwa stock split memiliki pengaruh terhadap likuiditas saham

pada perusahaan tidak bertumbuh.


22

Dari uraian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :


Gambar II.1
Kerangka Penelitian

Stock Split

Rata-Rata TVA Rata-Rata TVA


Perusahaan Bertumbuh Perusahaan Tidak
sebelum dan sesudahStock Spilt Bertumbuh sebelum dan
stock split (X) sesudah stock split

Uji Beda

Terdapat Perbedaan Tidak Terdapat Perbedaan

Sumber : Wijanarko, I. dan P. (2012)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu masalah

penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Salah satu

indikator untuk melihat reaksi pasar terhadap peristiwa atau informasi

yang berkaitan dengan suatu saham adalah volume perdagangan.


23

Perubahan volume perdagangan diukur dengan aktivitas volume

perdagangan saham yang diukur dengan Trading Volume Activity (TVA).

TVA merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan

pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada

periode tertentu. Besar kecilnya perubahan rata-rata TVA antara sebelum

dan sesudah pemecahan saham merupakan ukuran besar kecilnya akibat

yang ditimbulkan oleh adanya pemecahan saham terhadap volume

perdagangan saham.

Pemecahan saham yang digunakan oleh perusahaan ketika harga

sahamnya dinilai terlalu tinggi akan mempengaruhi kemampuan

investor untuk membelinya. Besar kecilnya pengaruh pemecahan saham

terhadap volume perdagangan saham terlihat dari besar kecilnya jumlah

saham yang diperdagangkan. Sehubungan dengan adanya pemecahan

saham maka harga saham akan menjadi lebih murah sehingga volatilitas

harga saham menjadi lebih besar dan akan menarik investor untuk

memiliki saham tersebut atau menambah jumlah saham yang

diperdagangkan. Semakin meningkatnya volume perdagangan saham

menandakan bahwa saham tersebut semakin diminati oleh masyarakat

sehingga akan membawa pengaruh terhadap naik atau turunnya harga

saham tersebut.

Berdasarkan analisis terhadap teori yang sudah ada sebelumnya,

serta penelitian terdahulu tentang implementasi teori - teori tersebut


24

terhadap peristiwa pemecahan saham, maka hipotesis dalam penelitian ini

dapat disusun sebagai berikut :

H1 : Terdapat perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah

pengumuman stock split pada perusahaan bertumbuh

H2 : Terdapat perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah

pengumuman stock split pada perusahaan tidak bertumbuh


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian event study. Event

study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu

peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu

pengumuman (Jogiyanto, 2009:318). Tujuan dari penggunaan metode

event study adalah untuk mengetahui perbandingan nilai yang terjadi

sebelum dan sesudah event terjadi, menilai apakah terdapat perbedaan

keadaan sebelum dan sesudah event terjadi (Hartono, 2010). Peristiwa

yang diuji dalam penelitian ini adalah peristiwa stock split. Informasi dari

peristiwa stock split yang dipublikasikan akan diuji pengaruhnya terhadap

likuiditas saham. Langkah-langkah dalam melakukan event study adalah

sebagai berikut (Astuti, 2012) :

1. Mengidentifikasi tanggal publikasi pemecahan saham

Tanggal publikasi pemecahan saham yang dimaksud adalah tanggal

pencatatan di BEI ketika saham sudah dapat diperdagangkan, hal ini

dilakukan untuk mempermudah penetapan hari ke 0 sebagai hari

peristiwa terjadinya pemecahan saham.

2. Menentukan periode penelitian dalam suatu event window

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, para peneliti

menggunakan periode penelitian yang berbeda-beda. Semakin panjang

25
26

periode penelitian yang digunakan, maka semakin banyak hal yang

dapat dilihat namun hasil kesimpulannya dapat menjadi bias karena

terpengaruh oleh event lainnya seperti corporate action yang dilakukan

perusahaan, event ekonomi ataupun politik yang dapat memberikan

dampak pada pergerakan harga saham. Event window pada penelitian

ini adalah 5 hari di perdagangan sebelum pengumuman stock split

hingga 5 hari setelah pengumuman stock split. Tanggal diumumkannya

pemecahan saham digunakan sebagai t = 0 (Lestari dan Sudaryono,

2008)

3. Menentukan kriteria tertentu yang diperlukan dalam event study

Penentuan kriteria tersebut dapat berupa data yang diperlukan serta

menentukan sampel yang akan diteliti. Jumlah sampel yang akan diteliti

juga harus memenuhi standar minimum dimana umumnya sampel

penelitian minimal 30. Semakin banyak sampel yang digunakan maka

penelitian akan semakin baik.

4. Melakukan pengukuran diperlukan untuk dapat menilai perbedaaan

yang signifikan dari event

Untuk melihat terdapat tidaknya perbedaan yang signifikan setelah

stock split maka dilakukan pembandingan secara statistik rata-rata

likuiditas saham dengan menggunakan Trading Volume Activity (TVA)

dengan hari ke 0 (event date). Event date merupakan tanggal kejadian

dimana pada saat ini dilakukan seleksi untuk memasukkan suatu

perusahaan apakah termasuk di dalam sampel penelitian.


27

B. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Stock Split

Penelitian ini lebih memilih stock split up, yaitu menambah jumlah

saham yang beredar. Banyaknya saham yang beredar diharapkan dapat

menurunkan harga saham sehingga menarik investor untuk membelinya

dan saham akan menjadi lebih likuid.

2. Likuiditas Saham

Likuiditas saham diukur dengan besarnya Trading Volume Activity

(TVA) (Copeland, 1979). Untuk menghitung Trading Volume Activity

dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Rata-rata TVA sebelum pengumuman stock split (Sakti dan Rini, 2013)

rumusnya sebagai berikut :

Rata-rata TVA sesudah pengumuman stock split, rumusnya :


28

Keterangan :

TVAi,t : Volume perdagangan dari perusahaan i pada waktu t

TVA : Rata-rata TVA seluruh sampel pada hari t

(t-5 sampai dengan t-1) menunjukkan window yang

digunakan dalam penelitian adalah periode 5 hari sebelum peristiwa dan

5 hari sesudah peristiwa (t+1 sampai dengan t+5). Window ini

digunakan karena dapat menunjukkan terdapat tidaknya likuiditas

perdagangan saham akibat stock split.

3. Pertumbuhan Perusahaan

Dalam mengklasifikasikan pertumbuhan perusahaan, penelitian

ini menggunakan proksi berbasis harga, yaitu MVEBVE (Market Value

Equity to Book Value of Equity). Penggunaan proksi ini mengacu pada

penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Sudaryono (2008).

Formulasi untuk MVEBVE sebagai berikut :

Jika nilai MVEBVE < 1 maka perusahaan digolongkan menjadi

perusahaan tidak bertumbuh, tetapi jika nilai MVEBVE > 1 maka

perusahaan digolongkan menjadi perusahaan bertumbuh.


29

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 57 perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan stock split tahun

2012-2016, sedangkan perusahaan yang memenuhi kriteria sejumlah 49

perusahaan. Populasi yang ada dikelompokkan dalam perusahaan

bertumbuh sebanyak 36 perusahaan dan 13 perusahaan tidak bertumbuh.

Kriteria data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Nama perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan

melakukan stock split up pada periode tahun 2012-2016.

2. Tanggal pengumuman dari emiten yang melakukan aktivitas stock

split.

3. Jumlah saham beredar dan jumlah saham yang diperdagangkan pada 5

hari sebelum pengumuman stock split dan 5 hari sesudah

pengumuman stock split.

4. Total ekuitas dan closing price untuk menentukan perusahaan

bertumbuh dan perusahaan tidak bertumbuh.

Berdasarkan data yang diperoleh dari KSEI dan sesuai dengan kriteria

diatas sampel perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split pada

tahun 2012-2016 yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel lampiran I. Perusahaan-perusahaan tersebut kemudian

dikategorikan sebagai perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh

dengan syarat MVEBVE > 1 untuk perusahaan bertumbuh dapat dilihat


30

pada tabel lampiran 2, dan MVEBVE < 1 untuk perusahaan tidak

bertumbuh dapat dilihat pada tabel lampiran 3.

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui

media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data perusahaan

yang melakukan stock split diperoleh dari Indonesian Stock Exchange

(IDX), http://financeyahoo.com/ dan http://duniainvestasi.com/ periode

2012-2016.

E. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

metode purposive sampling atau pemilihan sampel dengan kriteria-kriteria

tertentu dimana sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan. Sampel

pada penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam perusahaan go

public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2016.

F. Metode Analisis Data

Pada penelitian diperlukan teknik-teknik dalam menganalisa data.

Data yang dikumpulkan dianalisa secara sistematik, mengarah pada hal

yang diteliti kemudian dari hasil analisis data diterapkan dalam

memecahkan permasalahan. Teknik menaganalisa data yang dipergunakan


31

dalam hal ini mengutamakan pada uji normalitas data, apabila data

berdistribusi normal maka uji yang digunakan adalah uji parametrik

Paired Sample t Test, tetapi apabila data tidak berdistribusi normal maka

uji yang digunakan adalah uji nonparametrik Wilcoxon Signed Ranks Test.

Tahapan Uji yang dilakukan adalah :

1. Uji Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji

statistik umum yang berupa statistik deskriptif. Statistik deskriptif

meliputi mean, minimum, maximum serta standar deviasi yang

bertujuan untuk mengetahui distribusi data yang menjadi sampel

penelitian.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji data berdistribusi normal

atau tidak normal. Apabila data berdistribusi normal, maka uji statistik

yang digunakan adalah Paired Sample T-Test, sedangkan jika data

berdistribusi tidak normal maka yang digunakan adalah Wilcoxon

Signed Rank Test. Untuk menguji normalitas data digunakan uji

Kolmogorov Smirnov (Uji K-S), yaitu dengan membandingkan

asymtotic significance (2-tailed) dengan α = 0,05. Dasar penarikan

kesimpulan untuk menentukan normalitas data sebagai berikut

(Ghozali, 2011: 33-34) :

a. Jika probabilitas Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak

berdistribusi normal.
32

b. Jika probabilitas Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data

berdistribusi normal.

3. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis statistik parametrik uji beda.

Uji beda dilakukan untuk membuktikan terdapat tidaknya dampak

signifikan stock split terhadap likuiditas saham pada sebelum dan

sesudah stock split. Uji ini dilakukan dengan dua cara, yaitu :

a. Paired Sample t Test

Paired Sample t Test digunakan jika data berdistribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan adalah berdasar nilai probabilitas

sebagai berikut (Pramana dan Mawardi, 2012) :

1) Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan sebaliknya Ha

diterima.

2) Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan sebaliknya Ha

ditolak.

Atau bisa dilihat berdasarkan taraf signifikansi 0,05 atau taraf

kepercayaan 95% :

1) Jika probabilitas ( P < 0,05) maka Ho ditolak.

2) Jika probabilitas ( P > 0,05) maka Ho diterima.

a. Uji Statistik Hipotesis :

(1) Ho1 : µ1= µ2, artinya tidak terdapat perbedaan likuiditas

saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split

pada perusahaan bertumbuh.


33

Ha1 : µ1≠µ2, artinya terdapat perbedaan likuiditas saham

sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada

perusahaan bertumbuh.

(2) Ho2 : µ1= µ2 , artinya tidak terdapat perbedaan likuiditas

saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split

pada perusahaan tidak bertumbuh.

Ha2 : µ1≠µ2, artinya terdapat perbedaan likuiditas saham

sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada

perusahaan tidak bertumbuh.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Apabila data berdistribusi tidak normal maka pengujian

dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon signed ranks test.

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut (Lestari dan

Sudaryono, 2008) :

1) Jika Z hitung > Z tabel maka Ho ditolak dan sebaliknya Ha

diterima.

2) Jika Z hitung ≤ Z tabel maka Ho diterima dan sebaliknya Ha

ditolak.

a) Uji Statistik Hipotesis

(1) Ho1 : µ1= µ2 , artinya tidak terdapat perbedaan likuiditas

saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split

pada perusahaan bertumbuh.


34

Ha1 :µ1≠µ2, artinya terdapat perbedaan likuiditas saham

sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada

perusahaan bertumbuh.

(2) Ho2 : µ1= µ2 , artinya tidak terdapat perbedaan likuiditas

saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split

pada perusahaan tidak bertumbuh.

Ha2 :µ1≠µ2, artinya terdapat perbedaan likuiditas saham

sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada

perusahaan tidak bertumbuh.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dibahas mengenai analisis data dan hasil pengujian

hipotesis pada sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta

melakukan stock split pada tahun 2012 – 2016. Penelitian ini melakukan

pengamatan dan analisis pengaruh stock split terhadap likuiditas perdagangan

saham dengan menghitung rata-rata Trading Volume Activity (TVA).

A. Deskripsi Data

Penentuan sampel dalam penelitian ini akan dilakukan secara

purposive sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan sampel

dalam penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel

tertentu sesuai dengan yang dikehendaki oleh penelitian. Penentuan

kriteria tersebut untuk menghindari timbulnya kesalahan spesifikasi dalam

penentuan sampel penelitian yang selanjutnya akan berpengaruh pada hasil

analisis.

Penyaringan dilakukan terhadap semua emiten yang melakukan

stock split selama periode pengamatan tahun 2012 sampai 2016 dan

diperoleh 49 emiten sebagai sampel akhir dalam penelitan ini. Distribusi

sampel penelitian dapat diringkas dalam tabel IV.1.

35
36

Tabel IV.1
Data Sampel Perusahaan yang Melakukan Stock Split

Tahun Sampel

2012 12

2013 9

2014 4

2015 10

2016 14

Total 49

Sumber : Data Diolah Peneliti

B. Analisis Data dan Pembahasan

Pengujian normalitas akan dilakukan sebelum melakukan uji

hipotesis. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui statistik uji yang akan

digunakan. Apabila data berdistribusi normal, maka statistik uji yang

digunakan yaitu Paired Sampel T-Test dan apabila data berdistribusi tidak

normal, maka statistik uji yang digunakan adalah Wilcoxon Signed Rank

Test.
37

Tabel IV.2
Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sebelum Stock Split Perusahaan Bertumbuh 5 ,0005 ,0011 ,000800 ,0002236
Sesudah Stock Split Perusahaan Bertumbuh 5 ,0004 ,0006 ,000500 ,0000707
Sebelum Stock Split Perusahaan Tidak Bertumbuh 5 ,0001 ,0009 ,0004 ,00031
Sesudah Stock Split Perusahaan Tidak Bertumbuh 5 ,0003 ,0014 ,0008 ,00043

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2018

Berdasarkan Tabel IV.2 diatas dapat diketahui bahwa pada variabel

rata-rata TVA sebelum stock split pada Perusahaan Bertumbuh diperoleh

nilai minimum sebesar 0,0005, nilai maksimum sebesar 0,0011, nilai rata-

rata sebesar 0,000800 dan nilai deviasi standar sebesar 0,0002236. Pada

variabel rata-rata TVA sesudah stock split pada Perusahaan Bertumbuh

diperoleh nilai minimum sebesar 0,0004, nilai maksimum sebesar 0,0006,

nilai rata-rata sebesar 0,000500, dan nilai deviasi standar sebesar

0,0000707. Pada variabel rata-rata TVA sebelum stock split pada

Perusahaan Tidak Bertumbuh diperoleh nilai minimum sebesar 0,0001,

nilai maksimum sebesar 0,0009, nilai rata-rata sebesar 0,0004 dan nilai

deviasi standar sebesar 0,00031. Pada variabel rata-rata TVA sesudah

stock split pada Perusahaan Tidak Bertumbuh diperoleh nilai minimum

sebesar 0,0003, nilai maksimum sebesar 0,0014, nilai rata-rata sebesar

0,0008, dan nilai deviasi standar sebesar 0,00043.


38

Tabel IV.3
Uji Normalitas Perusahaan Bertumbuh
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sebelum Stock Ssudah Stock
Split Perusahaan Split Perusahaan
Bertumbuh Bertumbuh
N 5 5
Normal Parameters a,b Mean ,000800 ,000500
Std. Deviation ,0002236 ,00000707
Most Extreme Absolute ,127 ,300
Differences Positive ,127 ,300
Negative -,127 -,300
Kolmogorov-Smirnov Z ,285 ,761
Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000 ,795
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Sekunder Diolah 2018

Tabel IV.4
Uji Normalitas Perusahaan Tidak Bertumbuh
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sebelum Stock Sesudah Stock
Split Perusahaan Split Perusahaan
Tidak Bertumbuh Tidak Bertumbuh
N 5 5
Normal Parameters a,b Mean ,0004 ,0008
Std. ,00031 ,00043
Deviation
Most Extreme Absolute ,300 ,263
Differences Positive ,300 ,263
Negative -,165 -,137
Kolmogorov-Smirnov Z ,671 ,589
Asymp. Sig. (2-tailed) ,759 ,878
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Sekunder Diolah 2018

Hasil uji normalitas data pada tabel IV.3 dan IV.4 baik perusahaan

bertumbuh maupun perusahaan tidak bertumbuh diperoleh nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal. Berdasarkan hasil
39

uji normalitas, maka alat uji yang digunakan untuk menguji hipotesis

adalah Paired Sampel T-Test.

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah untuk

membuktikan apakah stock split memberikan pengaruh terhadap

likuiditas saham pada perusahaan bertumbuh. Analisis data dilakukan

dengan menggunakan uji Paired Sampel T-Test, yaitu

membandingkan rata-rata Trading Volume Activity (TVA) pada 5 hari

sebelum stock split dan 5 hari sesudah stock split pada perusahaan

bertumbuh.

Tabel IV.5

Rata-rata TVA Sebelum dan Sesudah Stock Split pada


Perusahaan Bertumbuh
Hari Sebelum Sesudah
1 0,0007 0,0006
2 0,0009 0,0005
3 0,0011 0,0005
4 0,0008 0,0004
5 0,0005 0,0005
Rata-rata 0,0008 0,0005
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2018.

Pada tabel IV.5 di atas dapat diamati pada perusahaan

bertumbuh nilai Trading Volume Activity sesudah stock split lebih

kecil dibandingkan dengan nilai sebelum stock split menunjukkan

pasar bereaksi negatif terhadap pengumuman stock split. Dapat

disimpulkan bahwa stock split tidak menyebabkan peningkatan


40

terhadap volume likuiditas saham pada perusahaan bertumbuh.

Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel IV.6 di bawah ini :

Tabel IV.6
Hasil Pengujian Hipotesis 1
Paired Samples Test
TVA T Sig. (2-tailed) Kesimpulan
Pair 1
Sebelum – 2,739 ,052 H1 ditolak
sesudah
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2018.

Berdasarkan tabel IV.6 diatas dapat diketahui bahwa pengujian

hipotesis menggunakan paired sample t test diperoleh t hitung sebesar

2,739 lebih kecil dari t tabel 2,776 dengan signifikansi 0,052.

Berdasarkan hasil uji diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari α =

0,05, maka H1 ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaaan yang signifikan terhadap likuiditas saham sebelum dan

sesudah stock split, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa stock

split tidak mempengaruhi likuiditas saham pada perusahaan

bertumbuh. Hasil penelitian tidak mendukung hipotesis yang

menyatakan terdapat perbedaan likuiditas saham pada sebelum dan

sesudah stock split pada perusahaan bertumbuh. Hasil ini didukung

oleh penelitian Valentine dan Handoyo (2015) yang menyimpulkan

bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara TVA sebelum

pengumuman dengan TVA sesudah pengumuman stock split.


41

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan

apakah stock split memberikan pengaruh terhadap likuiditas saham

pada perusahaan tidak bertumbuh. Analisis data dilakukan dengan

menggunakan paired sample t test.

Tabel IV.7

Rata-rata TVA Sebelum dan Sesudah Stock Split pada


Perusahaan Tidak Bertumbuh
Hari Sebelum Sesudah
1 0,0002 0,0006
2 0,0001 0,0003
3 0,0004 0,0014
4 0,0004 0,0006
5 0,0009 0,0010
Rata-rata 0,0004 0,0007
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2018.

Pada tabel IV.7 di atas dapat diamati pada perusahaan tidak

bertumbuh nilai Trading Volume Activity sesudah stock split lebih

besar dibandingkan dengan nilai sebelum stock split menunjukkan

pasar bereaksi positif terhadap pengumuman stock split, sehingga

saham banyak diperdagangkan karena harga menjadi lebih murah.

Dapat disimpulkan bahwa stock split menyebabkan peningkatan

terhadap volume likuiditas saham pada perusahaan tidak bertumbuh.

Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel IV.8 di bawah ini :
42

Tabel IV.8
Hasil Pengujian Hipotesis 2
Paired Samples Test
TVA T Sig. (2-tailed) Kesimpulan
Pair 1
Sebelum – -2,339 ,079 H2 ditolak
sesudah
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2018.

Berdasarkan tabel IV.8 diatas dapat diketahui bahwa pengujian

hipotesis menggunakan paired sample t test diperoleh t hitung sebesar

-2,339 lebih kecil dari t tabel 2,776 dengan signifikansi 0,079.

Berdasarkan hasil uji diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari α =

0,05, maka H2 ditolak. Meskipun rata-rata TVA sebelum dan sesudah

stock split (tabel VI.7) mengalami peningkatan tetapi hasil uji

hipotesis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split,

dengan demikian dapat dinyatakan bahwa stock split tidak

mempengaruhi likuiditas saham pada perusahaan tidak bertumbuh.

Hasil penelitian tidak mendukung hipotesis yang menyatakan terdapat

perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split pada

perusahaan tidak bertumbuh.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan terhadap

Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Perdagangan Saham Di BEI Tahun

2012 –2016 dengan pengukuran trading volume activity, maka penelitian ini

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata volume

perdagangan sebelum dan sesudah pemecahan saham pada perusahaan

bertumbuh. Hal ini di buktikan dengan hasil uji hipotesis pertama

menggunakan analisis paired sampel t-test diperoleh nilai t hitung volume

perdagangan saham sebesar 2,739 lebih kecil dari t tabel 2,776, dengan

signifikansi 0,052. Berdasarkan hasil uji diperoleh nilai signifikansi lebih

besar dari α = 0,05, artinya H1 ditolak. Hal ini membuktikan bahwa stock

split tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perdagangan saham

pada perusahaan bertumbuh.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata volume

perdagangan sebelum dan sesudah pemecahan saham pada perusahaan tidak

bertumbuh. Hal ini di buktikan dengan hasil uji hipotesis kedua

menggunakan analisis paired sampel t-test diperoleh nilai t hitung volume

perdagangan saham sebesar -2,339 diperoleh lebih kecil dari t tabel 2,776,

dengan signifikansi 0,079. Berdasarkan hasil uji diperoleh nilai signifikansi

43
lebih besar dari α = 0,05, artinya H2 ditolak. Hal ini membuktikan bahwa

stock split tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perdagangan

saham pada perusahaan tidak bertumbuh.

B. Keterbatasan Penelitian

Ada beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini.

1. Penelitian ini hanya menggunakan data pada tahun 2012-2016, sehingga

hasil penelitian tersebut belum tentu dapat digeneralisasi pada data

perusahaan yang melakukan pemecahan saham pada tahun pengamatan

yang lain.

2. Penghitungan likuiditas saham dengan menggunakan trading volume

activity yaitu suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi

pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang

diperdagangkan di pasar.

3. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini relatif singkat

yaitu hanya 10 hari. Karena pada kenyataannya, suatu informasi yang akan

di keluarkan oleh suatu perusahaan biasanya sudah diketahui oleh pengguna

informasi jauh lebih lama dari 5 hari.

C. Saran

Saran untuk penelitian lebih lanjut adalah :

1. Periode yang dianalisis hendaknya lebih dari lima tahun agar hasil

penelitian lebih baik lagi.

44
2. Perlu menggunakan variabel independen lain seperti penggolongan industri.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan menghitung likuiditas dengan menggunakan

model lain yaitu Bid Ask Spread.

45
DAFTAR PUSTAKA

Alteza, Muniya, L. N. H. dan A. D. (2014). Perubahan Likuiditas Akibat


Pemecahan Saham : Studi Di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Economica, 10.

Astuti, An Ras Try (2012). Analisis Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Sarjana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Makassar.

Baker, H. and G. Powell (1993), Further Evidence on Managerial Motives for


Stock Splits.Quarterly Journal of Business and Economics 32, pp. 20-31.

Baker, H. K., and P. L. Gallagher, 1980, Management’s view of stock splits,


Journal Of Financial Management,9,pp: 73-77.

Brigham, E.F and Gapenski.1994. Financial Management: Theory & Practicee.


Orlando: The Drydeen Press.

Conroy, D., M. Harris dan R. Bennett. 1990.“The Effect of Stock Split On Bid –
Ask Spread”. Journal of Finance. Vol. 45. p.1285–1295.

Copeland, T.E., 1979. “Liquidity Changes Following Stock Split.” Journal of


Finance 34:115-141.

Damayanti, N. L., Atmadja, A. T., & Surya, N. A. (2014). Analisis Pengaruh


Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Tingkat Keuntungan (Return)
Saham Dan Likuiditas Saham (Studi Pada Perusahaan Yang Go Public Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013), 2(1).

Darmaji, Tjiptono dan Heady M. Fakhruddin. 2006. Pasar Modal di Indonesia


Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: PT. Salemba Empat.

Ghozali, Imam (2007), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul.2007. Manajemen Keuangan Bisnis. Malang: Ghalia Indonesia.

Harsono K, Margaretha, 2004, Analisis Pemecahan Saham: Dampaknya


Terhadap Likuiditas Perdagangan dan Pendapatan Saham, Jurnal Akuntansi
Auditing Dan Keuangan, Vol 1, no 1, 73-86.

Hartono, Jogiyanto, (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi


Ketujuh, Yogyakarta: BPFE.

46
Hendrawijaya, Michael, Dj (2009). Analisis Perbandingan Harga Saham, Volume
Perdagangan Saham, dan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah
Pemecahan Saham (Studi pada perusahaan go public yang melakukan
pemecahan saham antara tahun 2005-2008 di BEI). Tesis Program Studi
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Semarang.

http://duniainvestasi.com/

http://finance.yahoo.com/

http://www.idx.co.id/

Jogiyanto H. M. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ketiga.


Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE : Yogyakarta


Lestari, S., & Sudaryono, A. (2008). Pengaruh Stock Split : Analisis Likuiditas
Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia Dengan
Memperhatikan Pertumbuhan Dan Ukuran Perusahaan, 10(3), 139–148.

Mila W., I Gusti Ayu. 2010. Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split)
Terhadap Volume Perdagangan Saham Dan Abnormal Return Saham Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2007 – 2009. Skripsi. Universitas
Diponegoro, Semarang.

Pramana, A., Mawardi, W. (2012). Analisis Perbandingan Trading Volume


Activity dan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan
Saham (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2007-2011). Diponegoro Journal Management, 1, No.1.
Hlm 1-9.

Purnamasari, A. A. S. I. (2013). Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas


Perdagangan Saham Di BEI 2007-2012, 2, 258–276.

Ross et. Al.,2007, Corporate Finance, 5th, Mc Graw-Hill.

Rusdin. 2006. Konsep Pasar Modal dalam Pasar Modal. Penerbit Alfabeta,
Bandung.

Sakti, Oktaviana P.,I. Rini DP (2013), Analisis Pengaruh Stock Split terhadap
Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan
Bertumbuh dan Tidak Bertumbuh. Diponegoro Journal of Management 2,
No.3. Hlm 1-13.

47
Sariwulan, Taty. 2007. Pengaruh Stock Split terhadap Likuiditas Saham (Studi
Kasus di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Trikonomika Fakultas Ekonomi Unpas.
Vol. 6, No, 1. Juni.

Tarun Chordia, Richard Roll dan Avanindhar Subrahmanyam, “Commonality in


Liquidity”, Financial Economics, No. 1, Vol. 56 (April, 2000), 21.

Valentine, S., & Handoyo, S. E. (2015). Pengaruh Stock Split Terhadap


Perubahan Harga Saham Dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan-
Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indoneasia Tahun 2003- 2014.

Wijanarko, I. dan P. (2012). Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split)


Terhadap Likuiditas Saham Dan Return Saham (Study Kasus Pada
Perusahaan Yang Terdaftar BEI Periode 2007-2011 ), 1, 1–11.

Wild, John J., K.R. Subramanyan, dan Robert E. Haley, 2005. Financial
Statement Analysis (Analisis Laporan Keuangan), Edisi Kedelapan, Buku
Kedua, Alih Bahasa oleh Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap,
Salemba Empat, Jakarta.

Weston, J. Fred., dan Thomas E. Copeland. 2002. Manajemen Keuangan Jilid 2.


Edisi Kesembilan. Diterjemah A. Jaka Wasana dan Kibrandoko. Binarupa
Aksara. Jakarta.

48

Anda mungkin juga menyukai