SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
Disusun oleh:
Herlina Ayudya Wibowo
NIM. B.211.15.0235
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2019
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Persembahan :
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT atas segara
rahmat dan hidayah-Nya sehingga proses pembuatan skripsi dengan judul
“PENGARUH KARAKTER EKSEKUTIF, KOMITE AUDIT, LEVERAGE,
UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN
PROFITABILITAS TERHADAP TAX AVOIDANCE (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Food And Beverage Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017)” berjalan baik dan lancar.
Dalam proses penulisan skripsi ini tentunya penulis mendapatkan bimbingan,
dorongan, dan pengarahan dari berbagai pihak yang terlibat. Oleh karena itu,
penulis akan mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Andi Krisdasusila, SE, MM selaku Rektor Universitas Semarang
2. Bapak Yohanes Suhardjo, SE, MSi, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Semarang dan Dosen Wali penulis
3. Ibu Dr Ardiani Ika Sulistyawati, SE, MM, Akt selaku Ketua Program
Studi Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
4. Ibu Amerti Irvin W, SE, MSi, Akt selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan arahan serta petunjuk dalam kelancaran proses penyusunan
skripsi ini
5. Seluruh Dosen mata kuliah akuntansi yang telah memberikan ilmu dan
arahan kepada penulis dalam membuat skripsi
6. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Semarang yang
telah membantu penulis dalam menyusun skripsi
7. Keluargaku tercinta, yang telah memberikan doa, dorongan, serta
dukungan kepada penulis selama proses pembuatan skripsi
8. Sepupu-sepupuku tersayang yang selalu memberikan semangat untuk
penyusunan skripsi ini
x
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN REVISI SKRIPSI .................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN .......................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ....................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ........................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 11
2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 11
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 19
2.3 Hubungan Logis Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ................... 22
2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 29
3.1 Variabel Penelitian ................................................................................. 29
3.2 Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Penentuan Sampel ......... 33
3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 34
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 35
3.5 Metode Analisis ...................................................................................... 35
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 40
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ..................................................................... 40
4.2 Analisis Data .......................................................................................... 41
4.3 Pembahasan ............................................................................................ 57
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 63
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 63
5.2 Saran ....................................................................................................... 63
5.3 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 64
5.4 Agenda Penelitian Yang Akan Datang ................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 68
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Pajak adalah salah satu kewajiban masyarakat kepada negara dan sebagai
bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan tanah air dan negara. Pajak
merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang bertujuan untuk memenuhi
2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1
merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
negara yang paling potensial dan menempati persentase tertinggi dalam Anggaran
(Dewinta & Setiawan, 2016). Ciri-ciri yang melekat pada definisi pajak adalah:
1
2
antara wajib pajak dan pemerintah. Bagi wajib pajak khususnya perusahaan, pajak
merupakan beban yang akan mengurangi laba yang dihasilkan oleh perusahaan,
dibayarkan baik secara legal maupun ilegal (Faizah & Adhivinna, 2017). Usaha
untuk mengurangi pembayaran pajak secara ilegal disebut tax evasion, sedang
usaha untuk pembayaran pajak secara legal dapat disebut dengan penghindaran
pajak (tax avoidance). Tax avoidance adalah cara untuk menghindari pembayaran
pajak secara legal yang dilakukan oleh Wajib Pajak dengan cara mengurangi
jumlah pajak terutangnya tanpa melanggar aturan perpajakan atau dengan istilah
Dalam praktik tax avoidance, wajib pajak tidak secara jelas melanggar
maksud dan tujuan undang-undang. Praktik tax avoidance yang dilakukan oleh
melakukan berbagai cara untuk mengurangi beban pajaknya. Oleh karena itu
persoalan tax avoidance merupakan persoalan yang unik dan rumit karena di satu
sisi tax avoidance tidak melanggar hukum, tapi disisi lain tax avoidance tidak
kasus ini sedang dalam tahap banding di Pengadilan Pajak. PT CCI mengajukan
banding karena merasa sudah membayar pajak sesuai ketentuan. Kasus ini terjadi
untuk tahun pajak 2002, 2003, 2004, dan 2006. Hasil penelusuran Direktorat
biaya yang besar pada tahun itu. Beban biaya yang besar menyebabkan
Beban biaya itu antara lain untuk iklan dari rentang waktu tahun 2002-
2006 dengan total sebesar Rp 566,84 miliar. Itu untuk iklan produk minuman jadi
DJP, total penghasilan kena pajak CCI pada periode itu adalah Rp 603,48 miliar.
Dengan selisih itu, DJP menghitung kekurangan pajak penghasilan (PPh) CCI Rp
49,24 miliar.
Bagi DJP, beban biaya ini sangat mencurigakan dan mengarah pada
transaksi barang dan jasa antara beberapa divisi pada suatu kelompok usaha
dengan harga yang tidak wajar, sehingga beban pajak berkurang. Praktik ini bisa
dideteksi jika ada kegiatan yang tak sesuai dengan bisnis perusahaan.
4
mereka harus mengeluarkan biaya yang besar untuk iklan. "Biaya iklan yang
dibebankan oleh PT CCI tidak memiliki kaitan langsung dengan produk yang
tahu saja, Coca-Cola Indonesia terbagi pada tiga perusahaan, yakni yang fokus
Sementara itu, dalam persidangan ini, PT CCI diwakili Price Water House
Cooper (PWC) dengan kuasanya adalah Ay Tjhin Pan dan Mardianto. Mereka
Namun, saksi ahli yang hadir di persidangan itu, yakni Zainal Arifin Muchtar,
perusahaan, eksekutif memiliki dua karakter, yaitu risk taker adalah eksekutif
yang lebih berani dalam mengambil keputusan bisnis. Tipe ini memiliki dorongan
kuat untuk memiliki posisi, kesejahteraan, kewenangan yang lebih tinggi, dan
penghasilan yang lebih besar dengan bersedia menerima konsekuensi risiko yang
lebih tinggi pula (Praptidewi & Sukartha, 2016). Sedangkan eksekutif yang tidak
merupakan eksekutif yang memiliki karakter risk averse. Jika risiko perusahaan
makin tinggi maka eksekutif mempunyai karakter risk taker, dan begitu
avoidance, ini artinya semakin tinggi eksekutif memiliki karakteristik risk taking
(diindikasikan dengan semakin tinggi risiko perusahaan) maka semakin tinggi tax
avoidance.
audit adalah sebuah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris perusahaan yang
akuntansi atau keuangan (Mulyani, Wijayanti, & Masitoh, 2018). Hasil penelitian
Masitoh, 2018) komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap tax
avoidance. Jumlah komite audit yang semakin banyak, maka semakin baik dalam
operasiaonal perusahaan selain modal kerja yang dimiliki (Faizah & Adhivinna,
hutang (Dewinta & Setiawan, 2016). Hasil pengujian (Dewi & Noviari, 2017)
ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai utang perusahaan maka semakin
patuh (compliances) atau menghindari pajak (tax avoidance) (Kurniasih & Sari,
7
2013). Hasil penelitian dari (Dewinta & Setiawan, 2016) menunjukkan bahwa
tingkat penjualan dari tahun ke tahun (Budiman & Setiyono, 2012). Perusahaan
dapat memprediksi seberapa besar profit yang akan diperoleh dengan besarnya
membuat perusahaan mendapatkan profit yang besar, maka dari itu perusahaan
akan cenderung untuk melakukan praktik tax avoidance (Dewinta & Setiawan,
penjualan, asset dan modal saham tertentu. Profitabilitas terdiri dari beberapa
rasio, salah satunya adalah return on assets (ROA) (Dewinta & Setiawan, 2016).
terlepas dari pendanaan, ROA juga menunjukkan bahwa besarnya laba yang
ROA tinggi akan wajib untuk membayar pajak lebih tinggi sehingga manajemen
8
hasil penelitian dari (Rosalia & Sapari, 2017) menyatakan ROA tidak
Tabel 1.1
Ukuran Berpengar
Penghindaran
perusahaan uh
pajak
Leverage Tidak Berpenga
berpengaru ruh
h
Pertumbuhan Berpengaruh Berpengar
Penjualan uh
Profitabilitas Berpengaruh Tidak
berpengaruh
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian (Oktamawati, 2017).
Perbedaan dari penelitian ini terletak pada obyek penelitian dan periode
ini objek yang digunakan yaitu perusahaan manufaktur sub-sektor food and
dari perusahaan manufaktur sub-sektor food and beverage karena dari tahun 2013-
2017 sub-sektor food and beverage selalu mengalami kenaikan prosentase. Tahun
2013 sub-sektor food and beverage berkontribusi pada PDB sebesar 0,17%.
9
Prosentase tersebut selalu meningkat sampai pada tahun 2017 subsektor food and
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menguju secara empiris pengaruh karakter eksekutif, komite audit, leverage,
ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara lain :
1. Bagi Perusahaan
pihak perusahaan sehingga dapat lebih baik lagi dalam menjauhi perilaku
penghindaran pajak
2. Bagi Akademik
mata kuliah perpajakan. Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih jauh
TINJAUAN PUSTAKA
mendapatkan imbalan yang sesuai dengan permintaan agent (Rosalia & Sapari,
2017). Agency conflict sendiri terbagi menjadi dua bentuk, yaitu : (1) agency
conflict antara pemegang saham dan manajer. Penyebab konflik antara manajer
dengan aktivitas pencarian dana dan pembuatan keputusan yang berkaitan dengan
bagaimana dana yang diperoleh tersebut diinvestasikan. (2) agency conflict antara
pemegang saham dan kreditor (Putri & Putra, 2017). Teori agensi menyatakan
adanya asimetri informasi antara agent dan principal karena agent lebih
mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang
11
12
menghitung penghasilan kena pajak serendah mungkin. Hal ini dilakukan agent
keuntungan tersendiri yang tidak bisa didapatkan dari kerjasama dengan principal.
(loophole) yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan agar jumlah pajak yang
semestinya harus dibayar, membayar pajak dengan jumlah yang ‘paling sedikit’
namun tetap dilakukan dengan cara yang elegan dan tidak menyalahi ketentuan
Tax avoidance adalah suatu usaha pembayaran pajak secara legal yang
Penghindaran pajak (Tax Avoidance) adalah usaha yang dilakukan oleh wajib
legal karena tujuannya untuk meminimalkan beban dan pembayaran pajak atau
negara maka akan banyak pula perusahaan atau badan usaha asing yang
13
melakukan investasi pada negara tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan laba
Adapun cara untuk melakukan tax avoidance menurut (Oktamawati, 2017) adalah
sebagai berikut:
Rule), serta transaksi yang tidak mempunyai substansi bisnis (General Anti
Avoidance Rule).
Karakter Eksekutif
perusahaan tentu memiliki karakater yang berbeda-beda (Dewi & Jati, 2014).
memiliki dua karakter, yaitu risk taker adalah eksekutif yang lebih berani
dalam mengambil keputusan bisnis (Praptidewi & Sukartha, 2016), dan risk
14
averse adalah eksekutif yang tidak menyukai risiko sehingga kurang berani
manajer risk taker umumnya memiliki keinginan dapat mendatangkan arus kas
yang besar untuk memenuhi tujuan pemilik perusahaan agar mendapat arus kas
dari operasi perusahaan. Arus kas yang tinggi akan didapatkan dari aktivitas
tax avoidance dengan memperbesar tax saving. Oleh karena itu manajemen
perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk averse (Dewi & Jati, 2014).
Komite Audit
diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris. Komite audit terdiri dari 3
mengenai tugas dan tanggung jawab komite audit berdasarkan Kep. No.
perusahaan.
internal.
Leverage
mengacu pada pengunaan aset dan sumber dana (sources of fund) oleh
harus mengeluarkan biaya tetap atau beban terhadap penggunaan aset atau dana
leverage). Penggunaan kedua leverage ini dengan tujuan agar keuntungan yang
16
didapat lebih besar daripada biaya aset dan sumber dananya. Dengan demikian
menunjukkan seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar
Adhivinna, 2017). Leverage adalah rasio yang dapat mengukur seberapa jauh
Ukuran Perusahaan
sebagai suatu perbandingan besar atau kecilnya suatu objek (Dewi & Noviari,
prospek baik dalam jangka waktu yang relatif panjang (Kurniasih & Sari,
2013).
Ukuran perusahaan adalah suatu skala atau nilai dimana perusahaan dapat
diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan total aktiva, log size, nilai saham
dan lain sebagainya. Besar (ukuran) perusahaan dapat dinyatakan dalam total
umumnya dibagi dalam 3 kategori, yaitu large firm, medium firm, dan small
Pertumbuhan Penjualan
dengan baik sumber daya yang ada dengan melihat penjualan dari tahun
perusahaan mendapatkan profit yang besar, maka dari itu perusahaan akan
18
2016).
akan meningkat dan kinerja perusahaan semakin baik, karena dengan semakin
tahun ke tahun
Profitabilitas
(Rachmawati, 2012)
(Faizah & Adhivinna, 2017). ROA merupakan ukuran keuntungan bersih yang
didapat dari hasil menggunakan aktiva. Semakin besar rasio, semakin baik
(Oktamawati, 2017).
Penelitian terdahulu menjelaskan yang hasil penelitian oleh peneliti terdahulu dan
(Dewinta & Setiawan, 2016), (Dewi & Noviari, 2017), (Oktamawati, 2017),
(Rosalia & Sapari, 2017), dan (Mulyani, Wijayanti, & Masitoh, 2018).
Penelitian dari (Dewinta & Setiawan, 2016), (Dewi & Noviari, 2017),
perusahaan BUMN terdaftar di BEI, dan (Mulyani, Wijayanti, & Masitoh, 2018)
20
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
memiliki dua karakter, yaitu risk taker adalah eksekutif yang lebih berani dalam
mengambil keputusan bisnis (Praptidewi & Sukartha, 2016), dan risk averse
adalah eksekutif yang tidak menyukai risiko sehingga kurang berani dalam
Tipe manajer risk taker umumnya memiliki keinginan dapat mendatangkan arus
kas yang besar untuk memenuhi tujuan pemilik perusahaan agar mendapat arus
kas dari operasi perusahaan. Arus kas yang tinggi akan didapatkan dari aktivitas
tax avoidance dengan memperbesar tax saving. Oleh karena itu manajemen
(Oktamawati, 2017).
eksekutif berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Semakin tinggi risk taking
maka semakin tinggi tax avoidance. Hasil penelitian tersebut juga konsisten
23
dengan penelitian dari (Budiman & Setiyono, 2012) bahwa karakter eksekutif
berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Dari teori dan penjelasan peneliti
(BEI), komite audit telah menjadi komponen umum dalam struktur Corporate
Governance (CG) perusahaan public. Komite audit merupakan salah satu bagian
keuangan lebih mengerti celah dalam peraturan perpajakan dalam cara yang dapat
pajak. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian (Mulyani, Wijayanti, &
Masitoh, 2018) yang mengungkapkan bahwa komite audit berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tax avoidance. Jumlah komite audit yang semakin banyak,
teori dan penelitian terdahulu, diduga terdapat hubungan antara komite audit
menunjukkan seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar
penggunaan dana dari pihak eksternal berupa hutang untuk membiayai investasi
bunga yang harus dibayarkan perusahaan. Beban bunga akan mengurangi laba
oleh perusahaan.
berpegaruh positif terhadap tax avoidance, semakin tinggi leverage maka semakin
tinggi tax avoidance. Leverage berpengaruh positif terhadap tax avoidance karena
laba kena pajak, sedangkan dividen yang berasal dari laba ditahan tidak dapat
menjadi pengurang laba. Dari teori dan penjelasan peneliti diatas, hipotesis dalam
didasarkan pada total aset perusahaan. Semakin besar total aset maka
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek baik dalam jangka waktu yang
25
lebih stabil dan lebih mampu dalam menghasilkan laba dibandingkan dengan
perusahaan dengan total aset yang kecil. Apabila aset yang dimiliki perusahaan
besar, maka laba yang dihasilkan juga akan besar. Laba yang besar dan stabil akan
(tax avoidance) karena laba yang besar akan menyebabkan beban pajak yang
besar pula (Dewinta & Setiawan, 2016). Berdasarkan teori agensi, sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan oleh agent untuk memaksimalkan
kompensasi kinerja agent, yaitu dengan cara menekan beban pajak perusahaan
perusahaan yang disebabkan karena perusahaan dengan jumlah total aset yang
relatif besar cenderung lebih mampu dan lebih stabil dalam menghasilkan laba.
mendorong perusahaan untuk melakukan praktik tax avoidance. Dari teori dan
Hal tersebut terjadi karena jika penjualan meningkat, laba yang dihasilkan juga
meningkat lalu berdampak pada semakin tingginya biaya pajak yang harus
dibayar. Oleh karena itu, perusahaan melakukan penghindaran pajak agar beban
besar penjualan semakin besar pendapatan atau laba yang didapatkan dan semakin
besar laba maka akan semakin besar pula beban pajak yang ditanggung
perusahaan. Oleh karena itu, penjualan memiliki pengaruh yang signifikan atas
ini paling sering disoroti dalam analisis laporan keuangan karena mampu
dengan Return On Assets (ROA). Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin besar
juga laba yang diperoleh perusahaan. Ketika laba yang diperoleh membesar, maka
menghindari peningkatan jumlah beban pajak (Dewi & Noviari, 2017). Teori
agensi akan memacu para agent untuk meningkatkan laba perusahaan. Ketika laba
yang diperoleh membesar, maka jumlah pajak penghasilan akan meningkat sesuai
Agent dalam teori agensi akan berusaha mengelola beban pajaknya agar tidak
perusahaan oleh beban pajak. Perusahaan mampu mengelola asetnya dengan baik
memiliki ROA tinggi berarti mampu melakukan operasinya dengan efisien dan
oleh pemerintah hal ini akan dihargai dengan memberikan tarif pajak efektif yang
dengan kurang efisien (tax subsidy). Dengan kata lain, perusahaan yang memiliki
ROA tinggi akan wajib untuk membayar pajak lebih tinggi sehingga manajemen
diharapkan variabel independen yang terdiri dari karakter eksekutif, komite audit,
masing-masing variabel.
Karakter Eksekutif
(X1)
H1
Komite Audit (X2)
H2
Leverage (X3) H3
H4
Ukuran Perusahaan
(X4)
H5
Pertumbuhan Penjualan
(X5)
H6
Profitabilitas (X6)
Gambar 2.1
METODE PENELITIAN
yang akan diteliti antara lain jumlah karakter eksekutif, leverage, ukuran
Pengukuran tax avoidance dalam penelitian ini menggunakan cash effective tax
rate (CETR). CETR adalah kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan
laba sebelum pajak (Budiman & Setiyono, 2012). Pengukuran ini digunakan
2017).
Karakter Eksekutif
dengan risk taking atau risk averse. Karakter eksekutif diukur menggunakan
deviasi dari laba perusahaan baik yang bersifat kurang direncanakan maupun
29
30
Karakter eksekutif =
∑ ∑
Standart deviasi =
Komite Audit
digunakan untuk mengukur komite audit adalah jumlah anggota komite audit
Leverage
∑
DER= ∑
.
Ukuran Perusahaan
tujuan untuk menyamakan dengan variabel lain, karena nilai total aset
Pertumbuhan Penjualan
waktu ke waktu atau dari tahun ke tahun (Kennedy, Azlina, & Suzana, 2010).
berikut:
Pertumbuhan penjualan =
Profitabilitas
perbandingan antara laba bersih dengan total aset pada akhir periode.
ROA =
Tabel 3.1
Definisi Operasional
sekitar kehidupan. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017.
Unit sampel adalah satu elemen atau sekelompok elemen yang menjadi
dasar untuk dipilih menjadi sampel. Unit sampel yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah berupa data sekunder yaitu laporan keuangan yang diperlukan dalam
pengolahan data.
populasi (Indriantoro & Supomo, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah
34
semua perusahaan yang tercatat dalam subsektor food and beverage yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017. Perusahaan yang menjadi sampel akan
dipilih dengan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
kriteria tertentu. Adapun kriteria dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. Perusahaan subsektor food and beverage yang tidak delisting dari Bursa Efek
2017.
adalah data yang diperoleh dari pihak ketiga dan biasanya dalam bentuk angka.
Jenis data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berupa
laporan keuangan.
Sumber data dalam penelitian ini dapat diperoleh dari situs www.idx.co.id.
Sumber pendukung lainnya diperoleh dari jurnal yang diperlukan dan sumber-
dimana peneliti mengambil data tersebut dari pihak ketiga (dalam hal ini melalui
grafik, dan output analisis lain yang digunakan untuk menarik kesimpulan sebagai
dalam penelitian ini lebih dari 1. Analisis regresi linear berganda merupakan uji
ringkas sehingga dapat terlihat ukuran persebaran datanya normal atau tidak.
36
Dalam penelitian ini, uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji
1. Uji Normalitas
Uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
atau tidak, seperti yang digunakan dalam penelitian ini. Model regresi
2. Uji Multikolinearitas
variabel independen dan model regresi. Model regresi yang baik seharusnya
Apabila nilai tolerance > 0,1 atau sama dengan nilai VIF < 10, maka dapat
3. Uji Heterokedastisitas
dengan cara melihat tabel scatterplot pada uji glejser antara standardized
tidak ada pola yang jelas seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
4. Uji Autokorelasi
data sebelumnya. Dengan kata lain, pengujian ini dimaksudkan untuk melihat
adanya hubungan antara data (observasi) satu dengan data yang lainnya
digunakan metode grafik maupun uji Durbin Waston (DW). Pengambilan ada
Bila nilai DW teletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du)
autokorelasi.
Bilai nilai DW lebih rendah dari batas bawah atau lower bound (dl) maka
positif.
Bila nilai DW terletaak antara batas atas (du) dan dibawah atas bawah (dl)
atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl) maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan.
38
Metode regresi linear berganda yaitu metode statistik untuk menguji pengaruh
antara beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Analisis regresi
Keterangan:
α = Nilai Konstanta
X1 = Karakter eksekutif
X2 = Komite audit
X3 = Leverage
X4 = Ukuran perusahaan
X5 = Pertumbuhan Penjualan
X6 = Profitabilitas
e = error
39
tinggi nilai R2 maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pula prosentase
menggunakan tingkat signifikasi 0,05. Jika nilai signifikansi kurang dari atau
sama dengan 0,05 maka semua variabel independen secara serentak berpengaruh
nilai signifikansi kurang dari atau sama dengan 0,05 menyatakan bahwa secara
sebaliknya.
BAB IV
and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017. Dengan
masuk dalam sub-sektor food and beverage hanya 13 perusahaan saja yang dapat
kriteria yang telah ditentukan. Berikut ini disajikan tabel hasil pemilihan sampel:
Tabel 4.1
NO KETERANGAN JUMLAH
Jumlah seluruh perusahaan manufaktur sub-sektor food and
1 beverage 19
2 Perusahaan yang delisting dari tahun 2013-2017 -
Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan lengkap
3 (2013-2017) (1)
4 Perusahaan yang tidak menghasilkan laba selama tahun 2013-2017 (5)
Perusahaan yang menyjikan laporan keuangan dengan kurs selain
5 rupiah -
TOTAL PERUSAHAAN SAMPEL 13
TAHUN PENELITIAN (2013-2017) 5
TOTAL PERUSAHAAN (13X5) 65
DATA DI OUTLIER (1)
TOTAL PERUSAHAAN SAMPEL (65-1) 64
Sumber: BEI, data diolah dengan SPSS V.16
sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun
40
41
2013-2017. Tetapi dikarenakan adanya outlier yang berjumlah 1 data dan data-
data yang di outlier harus dihapus, sehingga total sampel yang digunakan dalam
berganda, yaitu terdiri dari pengujian statistik deskriptif dan hasil pengujian
hipotesis lainnya. Pengujian asumsi klasik terdiri dari: uji normalitas; uji
digunakan dalam penelitian ini dan jumlah sampel yang ditunjukan dengan N.
Analisis statistik deskriptif juga memberikan gambaran suatu data yang dilihat
dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (maen), dan standar deviasi
avoidance yang dihitung dengan cash effective tax rate (CETR). Sedangkan
dan profitabilitas (ROA). Berikut ini tabel statistik deskriptif untuk masing-
masing variabel:
42
Tabel 4.2
perusahaan sub-sektor food and beverage yang terdaftar di BEI selama tahun
oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2015, sedangkan nilai maksimum
dimiliki oleh PT Fast Food Indonesia Tbk tahun 2014 dengan angka 51,07.
Rata-rata variabel karakter eksekutif sebesar 8,29 dengan nilai standar deviasi
sebesar 10,04.
Laut Tbk tahun 2016. Sedangkan hampir seluruh perusahaan sampel memiliki
jumlah komite audit 3 orang. Rata-rata komite audit sebesar 2,94 dengan nilai
yang dimiliki oleh PT Delta Djakarta Tbk tahun 2017 dan nilai maksimum 3.03
43
dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk. Rata-rata nilai DER sebesar
4. Nilai minimum dari variabel ukuran perusahaan adalah 26,10 dan nilai
Tbk tahun 2014 dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2017. Nilai rata-
diperoleh PT Wilmar Cahaya Indonesia tahun 2013 denan nilai 1,27. Rata-rata
yang dimiliki PT Tunas Baru Lampung Tbk tahun 2013 dan nilai maksimum
0,67 yang dimiliki PT Multi Bintang Indonesia Tbk tahun 2017. Rata-rata dari
dengan CETR memiliki nilai minimum 0,03 yang dimiliki PT Sekar Bumi Tbk
tahun 2014 dan nilai maksimum 3,54 yang dimiliki PT Delta Djakarta Tbk
tahun 2015. Nilai rata-rata CETR sebesar 0,48 dengan standar deviasi sebesar
0,72.
Tujuan dari uji asumsi klasik adalah agar data sampel yang diolah dapat
mewakili populasi secara keseluruhan. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas,
1. Uji Normalitas
dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Normalitas
data dapat dilihat dengan uji one sample kolmogorov-smirnov. Apabila nilai
signifikansi > 0,05 maka nilai residual data tersebut normal, sedangkan bila nilai
signifikansi < 0,05 maka nilai residual data tersebut tidak normal. Hasil uji
Tabel 4.3
outlier
Tabel 4.4
0,049 yang berarti bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Sedangkan
gambar 4.4 adalah hasil uji normalitas setelah di outlier diperoleh nilai 0,054.
berarti > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.
2. Uji Multikolinearitas
variabel independen dan model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak
korelasi dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance
46
inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 maka dapat
Tabel 4.5
mempunyai angka VIF sebesar 1,028; variabel DER mempunyai angka VIF
sebesar 1,019; variabel UKURAN mempunyai angka VIF sebesar 2,711; variabel
PP mempunyai angka VIF sebesar 1,063; dan variabel ROA mempunyai angka
VIF sebesar 1,163. Sedangkan untuk nilai tolerance dari variabel independen KE
sebesar 0,371; nilai tolerance variabel KA sebesar 0,973; nilai tolerance variabel
DER sebesar 0,981; nilai tolerance variabel UKURAN sebesar 0,369; nilai
tolerance variabel PP sebesar 0,941; dan nilai tolerance variabel ROA sebesar
0,860. Dari hasil diatas semua nilai VIF dari variabel independen < 10 dan nilai
tolerance > 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terdapat
3. Uji Heteroskedastisitas
dengan cara melihat tabel scatterplot pada uji glejser antara standardized predicted
value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID). Apabila tidak ada pola
yang jelas seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y
dan membentuk suatu pola maka telah terjadi heteroskedastisitas dalam model
Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas
48
Dari gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa titik-titik menyebar di atas dan
di bawah titik 0 pada sumbu Y sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
4. Uji Autokorelasi
data sebelumnya. Dengan kata lain, pengujian ini dimaksudkan untuk melihat
adanya hubungan antara data (observasi) satu dengan data yang lainnya dalam
metode grafik maupun uji Durbin Waston (DW). Pengambilan ada tidaknya
Bila nilai DW teletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du)
autokorelasi.
Bilai nilai DW lebih rendah dari batas bawah atau lower bound (dl) maka
positif.
Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasinya lebih
Bila nilai DW terletaak antara batas atas (du) dan dibawah atas bawah (dl)
atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl) maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan
Tabel 4.6
Dengan sampel atau n=64dan variabel independen atau k=6 didapatkan nilai DL
1,3981 dan DU 1,8052, sedangkan nilai 4-DU adalah 2,1948. Berdasarkan hasil
diatas maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model
regresi karena nilai DW 2,208 berada diatas atau lebih besar dari DU dan 4-DU.
pengujian dalam penelitian ini menggunakan software SPSS (statistic package for
social sciency) versi 16, dan hasil pengujian nilai koefisien persamaan regresi
sebagai berikut:
50
Tabel 4.7
beta. Dari hasil analisis tersebut diperoleh nilai kontanta sebesar 2,745. Untuk
variabel UKURAN -0,094; variabel PP -0,695; dan variabel ROA diperoleh angka
Keterangan:
Keterangan:
X1 = Karakter eksekutif
X2 = Komite audit
X3 = Leverage (DER)
X4 = Ukuran perusahaan
X5 = Pertumbuhan Penjualan
51
X6 = Profitabilitas (ROA)
e = error
Dari hasil analisis regresi linear diatas, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai
berikut:
bernilai negatif maka KE dan CETR saling bertolak belakang, sehingga apabila
nilai CETR naik maka nilai KE akan turun, begitupun sebaliknya jika nilai
2. Nilai koefisien KA 0,271, hal ini berarti setiap kenaikan 1% dari KA maka
3. Nilai koefisien DER -0,332 hal ini berarti bahwa setiap kenaikan 1% dari DER
negatif menunjukkan bahwa hubungan antara DER dan CETR saling bertolak
belakang. Apabila nilai CETR bertambah maka nilai DER akan berkurang atau
turun begitupun sebaliknya jika nilai CETR turun maka nilai UKURAN akan
naik.
hubungan antara UKURAN dan CETR saling bertolak belakang. Apabila nilai
CETR bertambah maka nilai UKURAN akan berkurang atau turun begitupun
sebaliknya jika nilai CETR turun maka nilai UKURAN akan naik.
-0,695 terhadap CETR. Karena bernilai negatif maka PP dan CETR saling
bertolak belakang, sehingga apabila nilai CETR naik maka nilai PP akan turun,
begitupun sebaliknya jika nilai CETR turun maka nilai PP akan naik.
6. Nilai koefisien ROA sebesar 1,418. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap
bernilai positif, maka ROA dan CETR saling berhubungan. Saat CETR naik
maka ROA juga akan naik begitu pula sebaliknya, jika nilai CETR turun maka
dengan koefisien determinasi (R2), nilai uji F, dan nilai uji t. Berikut akan
tinggi nilai R2 maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pula prosentase
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hasil uji koefisien
Tabel 4.8
Dari tabel 4.7 diperoleh Adjusted R Square (R2) sebesar 0,137, yang
sebesar 13,7%, dan sisanya sebesar 86,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang
menggunakan tingkat signifikasi 0,05. Jika nilai signifikansi kurang dari atau
sama dengan 0,05 maka semua variabel independen secara serentak berpengaruh
terhadap variabel dependen begitupun sebaliknya. Berikut disajikan tabel hasil uji
F:
54
Tabel 4.9
Hasil Uji F
tingkat signifikansi 0,024, karena signifikansi dari hasil uji F adalah < 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini
layak dan dapat dipergunakan analisis berikutnya. Model regresi ini dapat
avoidance (CETR).
nilai signifikansi kurang atau sama dengan 0,05 menyatakan bahwa secara parsial
55
Tabel 4.10
Hasil Uji t
0,556 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,581. Nilai 0,581 > 0,05 sehingga
nilai koefisien regresi -0,008 dengan arah negatif. Hal itu berarti bahwa apabila
nilai karakter eksekutif mengalami kenaikan maka nilai tax avoidance akan
mengalami penurunan.
2. Pengujian hipotesis kedua yaitu variabel komite audit didapatkan nilai t hitung
sebesar 0,956 dengan signifikansi 0,343. Karena nilai signifikansi 0,343 > 0,05
dengan arah positif. Sehingga dapat diartikan bahwa apabilai nilai komite audit
DER diperoleh nilai t hitung -2,419 dengan tingkat signifikansi 0,019. Nilai
signifikansi 0,019 < 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa leverage
DER memiliki koefisien regresi sebesar -0,332 dengan arah negatif, maka
mengalami penurunan.
t hitung -1,057 dengan nilai signifikansi 0,295. Nilai 0,295 > 0,05 maka
arah negatif. Hal tersebut dapat diartikan bahwa apabila terjadi kenaikan nilai
nilai t hitung sebesar -2,067 dengan nilai signifikansi 0,043, karena nilai
Karena koefisien regresi bernilai negatif maka apabila terjadi kenaikan pada
dengan ROA diperoleh t hitung sebesar 1,883 dengan nilai signifikansi 0,065.
Karena nilai signifikansi 0,065 > 0,05 maka hipotesis yang menyatakan
ditolak. Koefisien regresi ROA bernilai 1,418 dengan arah positif. Hal tersebut
dapat diartikan bahwa apabila terjadi kenaikan nilai ROA akan terjadi kenaikan
4.3 Pembahasan
sub-sektor food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015. Hal ini
disebabkan dalam penelitian ini karakter eksekutif lebih bersifat risk averse yaitu
eksekutif yang tidak menyukai risiko sehingga kurang berani dalam mengambil
keputusan bisnis. Dengan sifat risk averse eksekutif akan cenderung menghindari
resiko dan tidak akan berani untuk mengambil keputusan bisnis dan melakukan
bersifat risk taker yang berani dalam mengambil risiko. Sedangkan bila risiko
perusahaan kecil maka eksekutif cenderung bersifat risk averse yang akan
(Radiansah & Nofryanti, 2015) yang menyatakan bahwa karakter eksekutif tidak
audit berpengaruh terhadap tax avoidance ditolak. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai signifikansi sebesar 0,343 ( > 0,05) dengan koefisien regresi bernilai positif
sebesar 0,271. Sehingga dapat dikatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh
beverage yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015. Berapapun jumlah komite audit
fungsi direksi dalam pengelolaan suatu perusahaan. Komite audit terdiri dari 3
keuangan. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa komite audit tidak
konflik pendapat diantara mereka, sedangkan sedikitnya jumlah komite audit akan
komite audit tidak akan berpengaruh terhadap tax avoidance. penelitian ini sejalan
sub-sektor food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015. Hal ini
ditunjukan dengan hasil signifikansi 0,019 (< 0,05) dengan koefisien regresi -
berpengaruh negatif terhadap tax avoidane, disaat nilai leverage tinggi maka
Beban bunga akan mengurangi laba kena pajak perusahaan, sehingga mengurangi
pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Rendahnya pajak yang harus
berpengaruh negatif terhadap tax avoidane. Hasil penelitian ini sejalan dengan
60
beverage yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017. Hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,295 (> 0,05) dengan koefisien regresi -0,094. Sehingga
besar atau kecil sebuah perusahaan tidak akan mempengaruhi tingkat tax
pemerintah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Faizah
& Adhivinna, 2017) yang juga menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak
manufaktur sub-sektor food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,043 (< 0,05) dengan
61
koefisien regresi -0,695. Nilai koefisien regresi bernilai negatif artinya apabila
terjadi kenaikan pertumbuhan penjualan maka akan terjadi penurunan nilai CETR
Semakin besar pertumbuhan penjualan maka laba yang diperoleh perusahaan juga
akan tinggi. Tingginya laba yang didapatkan membuat perusahaan sadar akan
pajaknya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
profitabilitas yang diproksikan dengan ROA diperoleh nilai signifikansi 0,065 (>
0,05) dengan koefisien regresi 1,418, sehingga dapat dikatakan bahwa ROA tidak
ditolak, koefisien regresi yang bernilai positif menunjukkan bahwa semakin tinggi
Nilai signifikansi ROA yang bernilai positif disebabkan oleh tidak semua
perusahaan yang memiliki ROA tinggi akan melakukan tax avoidance dan juga
62
sebaliknya perusahaan yang memiliki nilai ROA rendah juga belum tentu tidak
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh (Rosalia & Sapari, 2017). Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa ROA
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik dan regresi linear begrandayang telah
berikut:
avoidance.
5.2 Saran
1. Bagi Perusahaan
perusahaan sehingga dapat lebih baik lagi dalam menjauhi perilaku penghindaran
63
64
2. Bagi Akademik
Sisanya yaitu 86,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
agenda penelitian yang akan datang adalah untuk menambah hasil dari koefisien
determinasi dapat digunakan proksi lain selain CETR untuk mewakili variabel tax
ROA, dan proksi leverage selain DER, dan dapat juga menambah variabel
65
66
Marfirah, D., & Syam, F. (2016). Pengaruh Corporate Governance Dan Leverage
Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2011-2015 . Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Akuntansi (Jimeka) Vol. 1, No. 2,, 91-102.
Puspita, Nurlaila, & Masitoh. (2018). Pengaruh Size, Debts, Intangible Assets,
Profitability, Multinationality Dan Sales Growth Terhadap Tax
Avoidance . Seminar Nasional Dan Call For Paper: Manajemen,
Akuntansi Dan Perbankan , 794-807.
Puspita, S. R., & Harto, P. (2014). Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap
Penghindaran Pajak. Diponegoro Journal Of Accounting Vol. 3, No. 2.
Rosalia, Y., & Sapari. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan Corporate
Governance Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi, 890-909.
Ross, Westerfield, Jordan, Lim, & Tan. (2015). Pengantar Keuangan Perusahaan.
Jakarta: Salemba Empat.
68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Keterangan:
5. Uji multikolonearitas
72
6. Uji heteroskedastisitas
7. Uji autokorelasi
10. Uji F
11. Uji t
Nama Mahasiswa
Nomer lnduk
Jurusan .
Pembimbing
J udul Skripsi :
. r.~~~ . · ~~~~~ ~~~-~.~~'J., .. ~.~~~ . ~~~~'. . ~~~;~~~~.' .. ~~~~~~ ~~~~;~~~ .
. . . .f~.~~.~.~~~.~~ ~!~Il;l~~~~- : . ~~~- .. -~~t.~~'-~·~.1 ~~~f!~ . T.~ ~.~~:!~~.~.t .
O • • f • e o o e • • • o f • f e • t • e e • • f It • e • • 9 • e e e ••• o O • • t • •• o e • • •• t t •• O e O e t O e • e I • 0 e O o O • • f O e e I e • I It • I f It • I It O I f. 0 It ... t O f It e • I • f • t I O .. • f, • • • • f f I f • • ~ 0 I O O • t0 • 0 •
r, 9' + "i
--+-+---!------~ ---
( (ti
~. 1
{ (7
J\)((1 ~l
(i
~- (,, (1 I
ID
t'?> • ( '?, ( l
Catalan : j#'
/
Tiap akhir semester harus dikctahui olch Dasen Wali dan t~etua/Sel~rek'lris , Jt in tKi 111 ·.
yang bersangkutan
~ l\ I
Semarang,
Dosen Pemblmbi