Anda di halaman 1dari 161

PENGARUH DIVERSIFIKASI, STRUKTUR

MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP


NILAI PERUSAHAAN
( Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015-2019)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana


pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

AGNES ARIESTI YULIKA


NIM. 175030201111089

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
MALANG
2021
MOTTO

“Nikmati prosesnya, jalani dan ikuti arusnya. Terkait hasil, kita serahkan

pada yang Maha Kuasa.” (Mama)

“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan

kesanggupannya.” (Al-Baqarah 286)

ii
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : PENGARUH DIVERSIFIKASI, STURTUR MODAL, DAN

PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(STUDI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2015-

2019)

Disusun oleh : Agnes Ariesti Yulika

NIM : 175030201111089

Fakultas : Ilmu Administrasi

Jurusan : Ilmu Administrasi Bisnis

Konsentrasi : Keuangan

Malang, 24 Mei 2021

Pembimbing

Dr. Dra. Maria Goretti Wi Endang NP, M.Si


NIP. 196204221987012001

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa disepanjang

pengetahuan saya dan didalam naskah skripsi yang berjudul “Pengaruh

Diversifikasi, Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

(Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2015- 2019)” tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh pihak

lain dalam mendapatkan karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebut

dalam sumber kutipan dan daftar Pustaka.

Apabila ternyata didalam naskah skripsi ini terdapat unsur-unsur jiplakan,

saya bersedia jika skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya

peroleh (S-1) dibatalkan, serta proses sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013, pasal 25 ayat 2

dan pasal 70)

Malang, 24 Mei 2021

Agnes Ariesti Yulika


NIM. 175030201111089

iv
RINGKASAN

Agnes Ariesti Yulika, 2021, Pengaruh Diversifikasi, Struktur Modal


dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di BEI tahun 2015-2019), Dr. Dra. Maria Goretti Wi
Endang NP, M.Si, 158 hal+xiii

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh diversifikasi,


struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Jenis penelitian ini
menggunakan penelitian kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia
berupa annual report dan laporan keuangan. Pemilihan sampel menggunakan
teknik purposive sampling, dari keseluruhan populasi 46 perusahaan terpilih 16
sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Analisis data menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda,
uji t dan uji F. Indikator pengukuran variabel diversifikasi menggunakan indeks
herfindahl (HERF), variabel struktur modal menggunakan Debt to Equity Ratio
(DER), variabel profitabilitas menggunakan Return On Equity (ROE) dan
Earning Per Share (EPS) untuk mengukur nilai perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel diversifikasi, struktur
modal, dan profitabilitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Diversifikasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Struktur Modal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Variabel Profitabilitas yang paling dominan berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.

Kata Kunci: Diversifikasi, Struktur Modal, Profitabilitas, Nilai Perusahaan

v
SUMMARY

Agnes Ariesti Yulika, 2021, Effect of Diversification, Capital Structure


and Profitability on Company Value (Study on Banking Companies that Listed
on IDX in the period of 2015-2019) , Dr. Dra. Maria Goretti Wi Endang NP,
M.Si, 158 p + xiii
This study was conducted to determine the effect of diversification,
capital structure and profitability on firm value. This study applying quantitative
research. The data used in this study is secondary data from Indonesia Stock
Exchange website in the form of annual report and finance report. The sampling
technique applied was pusposive sampling method, there were 46 companies as
population produce 16 samples based on predetermined criteria.
Analysis of data using classic assumption test, multiple linier regression
test, t test and F test. Measurement indicator of variable diversification using
herfindahl index (HERF), variable capital structure using Debt to Equity Ratio
(DER), variable profitability using Return On Equity (ROE) and Earning Per
Share (EPS) to measure the firm value.
The results of this research showed that the diversification, capital
structure and profitability significantly jointly to variable firm value.
Diversification was significant effect on firm value. Capital structure was
significantly effect on firm value. Profitability was significantly effect on firm
value. The profitability variable is the most dominant which has a significant
effect on stock prices.

Keywords: Diversification, Capital Structure, Profitability, Firm Value

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat meyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Diversifikasi, Struktur Modal dan

Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan

Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015- 2019)”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR., MS, selaku Rektor Universitas

Brawijaya.

2. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

3. Bapak Dr. Mochammad A Musadieq, MBA selaku Ketua Jurusan

Administrasi Bisnis.

4. Bapak Mohammad Iqbal, MBA, Ph.DDBA selaku Sekretaris Jurusan

Administrasi Bisnis.

vii
5. Ibu Nila Firdausi Nuzula, S.Sos., M.Si., Ph.D selaku Ketua Program

Studi Ilmu Administrasi Bisnis.

6. Ibu Dr. Dra. Maria Goretti Wi Endang NP, M.Si selaku Dosen

Pembimbing yang telah dengan sabar dan ikhlas meluangkan waktu

untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan saran, dorongan

serta semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Mama, Papa, Abangku dan semua keluarga yang tiada henti selalu

mendoakan, memberi semangat serta dorongan kepada penulis.

8. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Program S1 yang

telah memberikan ilmu selama masa kuliah.

9. Seluruh teman-teman yang telah memberikan bantuan dan dorongan

dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Semoga karya skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 19 Maret 2021

Penulis

viii
DAFTAR ISI

MOTTO..............................................................................................................ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI.................................................iv
RINGKASAN.....................................................................................................v
SUMMARY.......................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.....................................................................................vii
DAFTAR ISI.....................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xiii
PENDAHULUAN..............................................................................................1
I.1 Latar Belakang...............................................................................................1
I.2 Perumusan Masalah.......................................................................................9
I.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................9
I.4 Kontribusi Penelitian...................................................................................10
I.5 Sistematika Pembahasan..............................................................................11
BAB II...............................................................................................................13
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................13
II.2 Diversifikasi...............................................................................................20
II.2.1 Pengertian Diversifikasi............................................................20
II.2.2 Pandangan Motif Diversifikasi..................................................22
II.2.3 Jenis Diversifikasi......................................................................25
II.2.4 Pengukuran Diversifikasi..........................................................26
II.3 Struktur Modal...........................................................................................27
II.3.1 Pengertian Struktur Modal.........................................................27
II.3.2 Trade Off Theory.......................................................................28
II.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Struktur Modal28
II.3.4 Rasio Struktur Modal.................................................................31
II.4 Profitabilitas...............................................................................................33
II.4.1 Pengertian Profitabilitas............................................................33
II.4.2 Modigliani dan Miller (MM).....................................................34
II.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan....35
II.4.4 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas...................................................36
II.5 Ukuran Perusahaan.....................................................................................38
II.5.1 Pengertian Ukuran Perusahaan..................................................38
II.5.2 Pengukuran Perusahaan.............................................................39
II.6 Nilai Perusahaan.........................................................................................39
II.6.1 Pengertian Nilai Perusahaan.....................................................39
II.7 Pengaruh Antar Variabel............................................................................41
II.7.1Pengaruh Diversifikasi Terhadap Nilai Perusahaan...................41
II.7.2 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan..............43
II.7.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan...................43
II.8 Model Konsep dan Hipotesis......................................................................44

ix
II.8.1 Model Konsep............................................................................44
II.8.2 Hipotesis Penelitian...................................................................45
BAB III.............................................................................................................47
METODE PENELITIAN...............................................................................47
III.1 Jenis Penelitian..........................................................................................47
III.2 Lokasi Penelitian.......................................................................................48
III.3 Definisi Operasional Variabel...................................................................48
III.4 Populasi dan Sampel.................................................................................51
III.4.1 Populasi....................................................................................51
III.4.2 Sampel......................................................................................53
III.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................................58
III.5.1 Jenis Data.................................................................................58
III.5.2 Sumber Data.............................................................................58
III.5.3 Teknik Pengumpulan Data.......................................................59
III.6 Teknik Analisis Data.................................................................................60
III.6.1 Analisis Statistik Deskriptif.....................................................60
III.6.2 Analisis Statistik Inferensial.....................................................60
III.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda............................................64
BAB IV.............................................................................................................68
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................................68
IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian...........................................................68
IV.1.1 Sejarah Umum Bursa Efek Indonesia......................................68
IV.1.2 Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia........................................69
IV.2 Gambaran Umum Perusahaan yang diteliti...............................................69
IV.3 Analisis Statistik Deskriptif......................................................................81
IV.4 Asumsi-Asumsi Klasik Regresi.................................................................89
IV.4.1 Uji Normalitas..........................................................................90
IV.4.2 Uji Autokorelasi.......................................................................92
IV.4.3 Uji Multikolinieritas.................................................................93
IV.4.4 Uji Heterokedastisitas..............................................................94
IV.5 Analisis Regresi Linier Berganda..............................................................96
IV.5.1 Persamaan Regresi...................................................................96
IV.5.2 Koefisien Determinasi (R2)...................................................98
IV.6 Pengujian Model Regresi.........................................................................98
IV.7 Pengujian Hipotesis...................................................................................99
IV.7.1 (t test / Parsial)......................................................................99
IV.8 Hasil Uji Dominan..................................................................................101
IV.9 Pembahasan............................................................................................102
BAB V.............................................................................................................115
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................115
V.1 Kesimpulan..............................................................................................115
V.2 Saran........................................................................................................117
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................118
LAMPIRAN...................................................................................................122

x
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman
1 Tabel I.1 Bukti Investor (Public) pada Perusahaan Perbankan...............3
2 Tabel II.1 Pemetaan Penelitian Terdahulu.............................................17
3 Tabel III.1 Populasi Penelitian..............................................................49
4 Tabel III.2 Prosedur Pemilihan Sampel.................................................52
5 Tabel III.3 Pemilihan Sampel Penelitian...............................................52
6 Tabel III.4 Sampel Penelitian................................................................58
7 Tabel III.5 Kriteria Uji Durbin-Watson.................................................54
8 Tabel III.6 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi (R).............................67
9 Tabel IV.1 Deskriptif Data Variabel Diversifikasi................................80
10 Tabel IV.2 Deskriptif Data Variabel Struktur Modal............................81
11 Tabel IV.3 Deskriptif Data Variabel Profitabilitas................................83
12 Tabel IV.4 Deskriptif Data Variabel Nilai Perusahaan.........................84
13 Tabel IV.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif...............................................86
14 Tabel IV.6 Hasil Uji Normalitas............................................................87
15 Tabel IV.7 Hasil Uji Autokorelasi.........................................................90
16 Tabel IV.8 Hasil Uji Multikolinearitas..................................................90
17 Tabel IV.9 Rekapitulasi Hasil Regresi..................................................93
18 Tabel IV.10 Hasil Uji Dominan.............................................................98

xi
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman
1 Gambar II.2 Model Konsep...................................................................44
2 Gambar II.2 Model Hipotesis................................................................45
3 Gambar IV.1 Histogram........................................................................88
4 Gambar IV.2 Grafik Normal P-Plot ......................................................89
5 Gambar IV.3 Hasil Uji Heterokedastisitas............................................92

xii
DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran ke
1 Lampiran I.............................................................Uji Statistik Deskriptif
2 Lampiran II..................................................................Uji Asumsi Klasik
3 Lampiran III.......................................................Regresi Linier Berganda
4 Lampiran IV..........................Tabel Perhitungan Index Herfindahl (HHI)
5 Lampiran V.........................................................Tabel Perhitungan DER
6 Lampiran VI........................................................Tabel Perhitungan ROE
7 Lampiran VII....................................Tabel Perhitungan Nilai Perusahaan

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan pasar modal di Indonesia, persaingan

usaha diantara perusahaan yang ada menjadi semakin ketat. Persaingan usaha

yang kuat mengharuskan perusahaan untuk memiliki keunggulan agar terlihat

memiliki nilai lebih dibandingkan dengan perusahaan pesaing khususnya

yang bergerak dalam industri yang sama. Menurut (Ika dan Shidiq, (2013)

nilai perusahaan adalah nilai yang mencerminkan berapa harga yang bersedia

dibayar oleh investor untuk suatu perusahaan. Harga saham yang tinggi

membuat nilai perusahaan juga tinggi. Memaksimalkan nilai perusahaan

sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan

nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham

yang merupakan tujuan utama perusahaan.

Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan yang

sangat penting dalam mengembangkan perekonomian dan pembangunan

nasional. Sehingga dalam hal ini bank dituntut untuk memiliki kinerja

keuangan yang baik. Kinerja keuangan yang baik akan mencerminkan kondisi

keuangan yang baik pula, sehingga akan mempengaruhi harga saham. Karena

harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Nilai perusahaan

sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat

1
2

mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Menurut Tantra dan

Wesnawati (2017) ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan,

antara lain faktor internal perusahaan, yang dapat dilihat dari struktur modal

dan profitabilitas perusahaan serta strategi yang diterapkan perusahaan untuk

menjalankan bisnisnya. Berdirinya sebuah perusahaan bertujuan untuk

mendapatkan keuntungan yang maksimal, mensejahterakan pemilik

perusahaan dan memaksimalkan nilai perusahaan yang dapat dicapai dengan

pelaksanaan fungsi manajemen keuangan yaitu mengambil keputusan-

keputusan penting bagi kelangsungan perusahaan, diantaranya keputusan

investasi (investment decision), keputusan pendanaan (financing decision),

dan kebijakan dividen (dividend decision) . (Wijaya dan Bandi, 2010:2).

Alasan dipilihnya perusahaan perbankan karena saham perusahaan

perbankan merupakan salah satu saham yang diminati oleh para investor

untuk berinvestasi, karena pada sektor perbankan memegang peranan penting

dalam perekonomian suatu negara yang bertindak sebagai urat nadi

perdagangan yang bertujuan untuk menyediakan segala macam kebutuhan

pembiayaan dan peminjaman (Sufian, 2011).


3

Tabel I.1 BUKTI INVESTOR (PUBLIC) PADA PERUSAHAAN


PERBANKAN

No. Kode Presentase


Saham Nama Perusahaan Perbankan Investor
(Public)

1. AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga 5,54%


Tbk.

2. BABP Bank ICB Bumiputera Tbk. 19,18%

3. BACA Bank Capital Indonesia Tbk. 38,83%

4. BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk. 1,06%

5. BBCA Bank Central Asia Tbk. 54,87%

6. BBKP Bank Bukopin Tbk. 40,49%

7. BBMD Bank Mestika Dharma Tbk. 10,56%

8. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) 40,00%


Tbk.

9. BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 18,15%

10. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) 43,25%


Tbk.

11. BCIC Bank Mutiara Tbk. 0,00346%

12. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) 39,86%


Tbk.

13. BDMD Bank Danamon Indonesia Tbk. 26,15%

14. BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk. 11,00%

15. BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk. 49,35%

16. BJTM BPD Jawa timur Tbk. 48,54%

17. BKSW Bank QNB Kesawan Tbk. 7,82%

18. BMAS Bank Maspion Tbk. 12,07%

19. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 40,00%

20. BNBA Bank Bumi Arta Tbk. 9,10%


4

21. BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. 2,06%

22. BNII Bank Internasional Tbk. 2,71%

Lanjutan Tabel I.1 Bukti Investor (Public) Pada Perusahaan


Perbankan

23. BNLI Bank Permata Tbk. 10,88%

24. BSIM Bank Sinarmas Tbk. 37,61%

25. BSWD Bank of India Indonesia Tbk. 6,88%

26. BTPN Bank Tabungan Pensiunan 34,12%


Nasional Tbk.

27. BVIC Bank Victoria International Tbk. 34,22%

28. INPC Bank Artha Graha Internasional 48,83%


Tbk.

29. MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk. 17,38%

30. MCOR Bank Windu Kentjana International 14,66%


Tbk.

31. MEGA Bank Mega Tbk. 42,18%

32. NAGA Bank Mitraniaga Tbk. 18,04%

33. NISP Bank OCBC NISP Tbk. 16,00%

34. NOBU Bank Nationalnobu Tbk. 20,42%

35. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk. 15,14%

36. SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 39,73%


Tbk.

Sumber : www.idx.co.id

Keputusan investasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

nilai suatu perusahaan, dimana keputusan investasi menyangkut tentang

keputusan pengalokasian dana. Investasi modal sebagai aspek utama

kebijakan manajemen keuangan karena investasi adalah bentuk alokasi


5

modal yang realisasinya harus menghasilkan manfaat atau keuntungan di

masa yang akan datang.

Untuk dapat mempertahankan eksistensi dan pengembangan bisnis

bagi perusahaan, para pelaku bisnis harus menentukan strategi yang tepat.

Menurut Hunger dan Wheelen (2003,201), strategi yang dapat diambil

perusahaan meliputi strategi pertumbuhan (growth strategy), strategi stabilitas

(stability strategy), dan strategi pengurangan (retrenchment strategy). Salah

satu strategi pertumbuhan yang seringkali digunakan perusahaan adalah

strategi diversifikasi. Strategi diversifikasi merupakan perluasan pangsa

pasar, dimana perusahaan mengembangkan bisnisnya menjadi beraneka

ragam atau lebih dari satu segmen usaha.

Perusahaan melakukan strategi diversifikasi memiliki beberapa tujuan.

“Tujuan utama strategi diversifikasi adalah untuk mempertahankan


keunggulan bersaing yang berkesinambungan (sustainable competitive
advantage) dan posisi bersaing perusahaan di pasar agar perusahaan dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Disamping itu pula, diversifikasi
perusahaan bertujuan untuk menciptakan portofolio bisnis yang efisien
dari berbagai peluang investasi” (Tantra dan Wesnawati, 2017).

Tujuan perusahaan melakukan diversifikasi, yaitu sebagai upaya untuk

menyebarkan risiko, dengan mengelola aset perusahaan di beberapa segmen

usaha atau disebut dengan pembentukan portofolio. Portofolio untuk

mencapai return yang diharapkan dengan risiko minimal.

Teori portofolio menyatakan bahwa diversifikasi investasi akan

memberikan manfaat penurunan risiko terutama risiko spesifik perusahaan.

Hal ini mendorong pengelola bank melakukan diversifikasi usaha. Biasanya


6

diversifikasi dalam bentuk pendapatan non bunga, yang mana banyak bank

tidak lagi fokus pada aktivitas penyaluran kredit, namun sudah memperluas

aktivitasnya ke lini bisnis yang melayani nasabah dalam perdagangan dan

berinvestasi pada surat-surat berharga, menjual asuransi, menjadi penjamin

emisi, serta melayani aktivitas-aktivitas transaksi . (Syarinah, 2016).

Strategi diversifikasi yang dapat diterapkan dalam perusahaan

memiliki peluang keuntungan yang lebih besar daripada perusahaan yang

tidak melakukan diversifikasi, namun demikian keuntungan selalu berbanding

lurus dengan risiko. Dalam praktiknya, strategi diversifikasi memerlukan

biaya yang lebih untuk menjalankan beberapa segmen usaha secara terpisah.

Seperti yang tertulis dalam penelitian (Berger dan Ofek, 1995) yang berjudul

‘Diversification’s Effect on Firm Value, menyatakan bahwa diversifikasi

dapat mengurangi nilai suatu perusahaan dan memiliki profitabilitas operasi

yang lebih rendah daripada bisnis tunggal, namun perusahaan dapat

mengurangi beban pajak apabila salah satu segmen usahanya mengalami

kerugian, maka tidak perlu membayar pajak.

Dalam penelitian ini untuk mengukur diversifikasi menggunakan

menggunakan rumus Indeks Herfindahl (HHI) (Chen dan Ho, 2000). Semakin

indeks mendekati ke angka satu, maka penjualan perusahaan akan

terkonsentrasi pada segmen tertentu. Semakin indeks menjauhi ke angka satu,

maka penjualan perusahaan tidak hanya terkonsentrasi pada segmen tertentu.

Perusahaan yang berada pada segmen tunggal akan memiliki indeks

herfindahl satu, (Chen dan Ho, 2000).


7

Selain dipengaruhi oleh diversifikasi, nilai perusahaan juga

dipengaruhi oleh struktur modal. Modal kerja menjadi penunjang utama bagi

perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Perubahan struktur

modal menyebabkan perubahan tingkat risiko yang dihadapi perusahaan,

sehingga perlu manajemen struktur modal yang optimal bagi perusahaan.

Keputusan struktur modal yang efektif dapat merendahkan biaya modal yang

dikeluarkan oleh perusahaan, sebaliknya jika struktur modal buruk maka akan

berpengaruh pada besarnya biaya modal perusahaan yang akan dikeluarkan.

Besarnya biaya modal perusahaan juga akan memberikan dampak pada nilai

sebuah perusahaan. Struktur modal yang baik adalah hutang tidak lebih besar

dari modal perusahaan, ( Arif, 2013: 2).

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba. Profitabilitas penting bagi perusahaan dalam rangka mempertahankan

kelangsungan usahanya dalam jangka panjang, hal ini dikarenakan

profitabilitas dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melihat

prospek perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Kasmir (2010,196)

profitabilitas merupakan faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Jika manajer mampu mengelola perusahaan dengan baik maka biaya yang

akan dikeluarkan oleh perusahaan akan menjadi lebih kecil sehingga laba

yang dihasilkan menjadi lebih besar. Besar atau kecilnya laba ini yang akan

mempengaruhi nilai perusahaan.

Profitabilitas merupakan daya tarik utama bagi pemilik perusahaan

(pemegang saham), dimana pemilik mengharapkan return yang tinggi dari


8

dana yang diinvestasikan. Besarnya return yang akan diterima para pemegang

saham dapat tercermin dari laba yang dihasilkan oleh perusahaan yang akan

mempengaruhi kebijakan dividen.

(Rudianto, (2009:308) menyatakan dividen adalah bagian dari laba

yang diperoleh perusahaan dan diberikan oleh perusahaan kepada pemegang

saham sebagai imbalan atas kesediaannya menanamkan hartanya didalam

perusahaan, sedangkan menurut (Mehrani et al, (2011) selain dapat

meningkatkan kesejahteraan pemilik perusahaan, pembayaran dividen

berpengaruh terhadap nilai perusahaan, oleh karena itu memiliki posisi yang

spesial bagi para pemegang saham.

Nilai perusahaan menurut pendapat Rodoni dan Herni (2014,4),

merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan

dengan harga saham. Persepsi tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa

faktor, dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui keterkaitan hubungan

antara diversifikasi, struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai

perusahaan sebagai variabel dependen.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian. Penelitian ini ditujukan agar dapat memberikan

informasi tentang hubungan antara strategi diversifikasi, struktur modal, dan

profitabilitas terhadap yang menarik untuk diteliti yang dilakukan pada sub

sektor perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2015-2019, karena berdasarkan data BEI menunjukan banyak dari

perusahaan yang menggunakan strategi diversifikasi serta perkembangan


9

investasi asing terbilang cukup baik. Hal ini mendorong penulis untuk

mengetahui apakah penerapan strategi diversifikasi terkait struktur modal,

dan profitabilitas dapat meningkatkan nilai perusahaan atau sebaliknya, dan

agar dapat memberikan informasi bagi para pemegang saham atau investor

yang ingin menanamkan modalnya pada perusahaan perbankan. Judul dari

penelitian tersebut adalah mengenai “Pengaruh Diversifikasi, Struktur

Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada

Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

tahun 2015-2019)”.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, peneliti

menentukan rumusan masalah antara lain sebagai berikut:

1. Apakah diversifikasi, struktur modal dan profitabilitas secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan?

2. Apakah diversifikasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan?

3. Apakah struktur modal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan?

4. Apakah profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan?

5. Variabel manakah yang paling dominan berpengaruh signifikan terhadap

harga saham?
10

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh diversifikasi, struktur modal dan

profitabilitas secara simultan terhadap nilai perusahaan.

2. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh diversifikasi secara parsial

terhadap nilai perusahaan.

3. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh struktur modal dan secara parsial

terhadap nilai perusahaan.

4. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh profitabilitas secara parsial

terhadap nilai perusahaan.

5. Mengetahui dan menjelaskan variabel yang paling dominan berpengaruh

terhadap harga saham.

I.4 Kontribusi Penelitian

1. Kontribusi Akademis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan informasi

dan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen keuangan,

khususnya yang berhubungan dengan pengaruh diversifikasi, struktur

modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

b. Bagi Peneliti Berikutnya


11

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan

referensi untuk penelitian sejenis dimasa yang akan datang, serta

menambah pengetahuan mengenai pengaruh diversifikasi, struktur

modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

2. Kontribusi Praktis

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan

dan masukan kepada perusahaan dalam mengelola usahanya agar

perusahaan dapat berkembang dengan mengetahui hubungan

diversifikasi, struktur modal dan profitabilitas dengan nilai perusahaan.

b. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan dan bahan

pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

I.5 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar penelitian yang memberikan

gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan. Bab ini

terdiri dari latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah,


12

tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika

pembahasan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori- teori yang berhubungan dengan

permasalahan yang akan dibahas yaitu: penelitian terdahulu,

diversifikasi, struktur modal, profitabilitas, dan nilai perusahaan.

Bab ini juga terdapat kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang rancangan penelitian yang

digunakan untuk memecahkan masalah, variabel beserta definisi

operasional, jenis penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan

besarnya sampel yang diambil, serta metode pengumpulan data

dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan deskripsi statistik variabel bebas dan

variabel terikat yang digunakan. Uraian berikutnya, pengujian

berbagai asumsi klasik yang harus dipenuhi dan hasil penjabaran

analisis data. Bab ini juga menjelaskan interpretasi hasil

penelitian yang merupakan jawaban atas rumusan masalah, serta

berbagai keterbatasan dalam penelitian.

BAB V : PENUTUP
13

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dalam penelitian.

Kesimpulan diambil dan ditunjukkan sebagai representasi dari

seluruh hasil penelitian. Saran ditujukan oleh peneliti bagi

pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Penelitian Terdahulu

1. Tantra dan Wesnawati (2017)

Penelitian ini menguji strategi diversifikasi dan pengaruhnya

terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini juga menguji pola hubungan

antara strategi diversifikasi dan nilai perusahaan. Sampel penelitian terdiri

dari 101 perusahaan manufaktur dengan tiga jenis industri yang berbeda

khususnya industri kimia dasar, industri lain-lain dan industri barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-

2010. Metode yang digunakan untuk menganalisis data diklasifikasikan

dalam tiga jenis analisis yang berbeda. Regresi linier berganda dengan

variabel dummy digunakan untuk menguji keseluruhan efek penilaian

strategi diversifikasi perusahaan terhadap perusahaan fokusnya. Regresi

linier berganda normal digunakan untuk menguji pengaruh jenis

diversifikasi yang berbeda terhadap nilai perusahaan. Squared multiple

linear regression digunakan untuk menguji pola hubungan strategi

diversifikasi terhadap nilai perusahaan.

Hasilnya menunjukkan beberapa temuan empiris bahwa

diversifikasi perusahaan memiliki nilai perusahaan yang lebih rendah dari

pada perusahaan fokus, namun jenis strategi diversifikasi memiliki

13
14

pengaruh yang berbeda terhadap nilai perusahaan. Diversifikasi terkait

memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi atau menciptakan diversifikasi

premi dibandingkan diversifikasi yang tidak terkait. Hubungan antara

strategi diversifikasi dan nilai perusahaan membentuk model lengkung U-

shape.

2. Sianipar (2016)

Penelitian ini mengenai pengaruh struktur modal dan profitabilitas

terhadap nilai perusahaan. Jenis penelitian ini menggunakan explanatory

research dengan pendekatan kuantitatif dengan populasi yang digunakan

yaitu perusahaan makanan dan minuman sebanyak 14 perusahaan.

Penentuan sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan kriteria

yang ditentukan maka terdapat 7 perusahaan yang menjadi sampel

penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal secara

parsial (uji t) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan di

sektor makanan dan minuman Indonesia sekuritas yang terdaftar di bursa.

Hasil penelitian secara simultan (uji f) menunjukkan pengaruh signifikan

variabel struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada

PT sektor makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

3. Permatasari dan Azizah (2018)

Penelitian ini mengenai pengaruh struktur modal terhadap nilai

perusahaan, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian eksplanatori dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.


15

Pemilihan sampel yang digunakan, yaitu dengan menggunakan purposive

sampling. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan diperoleh sampel sebanyak

11 sampel.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variable struktur

modal dengan variabel Total Debt to Total Assets Ratio (DAR), Long

Term Debt to Equity Ratio (LtDER), dan Total Debt to Equity Ratio

(DER) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

yang diukur dengan variabel Price to Book Value (PBV). Secara parsial

variabel DAR dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

PBV sedangkan variabel LtDER berpengaruh signifikan positif terhadap

variabel PBV.

4. Berger dan Ofek (1995)

Penelitian mengenai pengaruh diversifikasi terhadap nilai

perusahaan dengan judul “Diversification’s Effect on Firm Value”.

Penelitian ini mempelajari efek diversifikasi pada nilai perusahaan dengan

memperkirakan nilai segmen perusahaan yang terdiversifikasi seolah-olah

dioperasikan sebagai perusahaan yang terpisah. Sampel penelitian

sebanyak 5233 perusahaan selama tahun 1986-1991.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang

terdiversifikasi memiliki nilai perusahaan lebih rendah dibandingkan

perusahaan yang beroperasi pada segmen tunggal. Penurunan nilai pada

perusahaan diperkirakan antara 13%-15%, dimana penurunan terjadi jika

perusahaan melakukan diversifikasi yang berkaitan (related


16

diversification). Perusahaan yang melakukan diversifikasi memiliki laba

operasi yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang

melakukan strategi fokus. Strategi diversifikasi dapat menghasilkan

manfaat kecil dalam bentuk peningkatan kapasitas utang dan penghematan

pajak sebesar 0,1% dari penjualan.

5. Chen dan Ho (2000)

Penelitian ini menguji tentang “Corporate diversification,

ownership structure, and firm value The Singapore evidence”, dalam

penelitian ini analisisnya adalah diterapkan pada sampel 145 perusahaan

Singapura.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja yang menurun akibat

diversifikasi terjadi pada perusahaan dengan tingkat kepemilikan oleh

manajer yang rendah. Hal ini sesuai dengan perspektif keagenan bahwa

kepemilikan manajer yang rendah berpotensi menimbulkan konflik

keagenan antara prinsipal dan agen, dalam hal ini antar pemilik perusahaan

dan manajer. Strategi diversifikasi yang dijalankan oleh manajer mungkin

akan memiliki hasil yang berbeda dengan yang diharapkan oleh pemilik

akibat kepentingan yang berbeda.

Berikut disajikan tabel pemetaan penelitian terdahulu untuk

mengetahui persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang sedang

dilakukan:
17

Tabel II.2 Pemetaan Penelitian Terdahulu


No Penelitian/ Judul Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
. Tahun Penelitian Penelitian

1. Tantra dan “Strategi X = Diversifikasi 1. Sektor yang 1. Peneliti 1. Diversifikasi perusahaan


Wesnawati Diversifikasi diteliti adalah mengklasifikasikan memiliki nilai perusahaan
(2017) dan Nilai Y = Nilai manufaktur. antara diversifikasi yang lebih rendah daripada
Perusahaan 2. Analisis terkait dan perusahaan fokus.
Perusahaan”
menggunakan diversifikasi tidak 2. Diversifikasi terkait memiliki
regresi linier terkait. nilai perusahaan yang lebih
berganda. 2. Metode analisis tinggi atau menciptakan
squared multiple diversifikasi premi
linier regression dibandingkan diversifikasi
untuk menguji pola yang tidak terkait.
hubungan.
2. Sianipar (2016) “Pengaruh X1 = Struktur 1. Indikator Objek penelitian ini 1. Struktur modal dan
Struktur Modal Modal pengukuran Perusahaan Profitabilitas secara simultan
dan Profitabilitas variabel Makanan dan berpengaruh signifikan
X2 = Profitabilitas menggunakan Minuman yang terhadap nilai perusahaan.
Terhadap Nilai
DER, dan ROE. Terdaftar di Bursa 2. Secara parsial, struktur
Perusahaan” Y = Nilai 2. Metode analisis Efek Indonesia. modal tidak berpengaruh
Perusahaan menggunakan signifikan terhadap nilai
regresi linier perusahaan.
berganda.
3. Permatasari dan “Pengaruh X = Struktur 1. Indikator Objek Penelitian ini 1. Struktur Modal secara
Struktur Modal Modal Pengukuran Perusahaan simultan berpengaaruh
18

Lanjutan Tabel II.2 Pemetaan Penelitian Terdahulu


No. Penelitian/ Judul Penelitian Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Tahun Penelitian

3. Azizah (2018) terhadap Nilai Y = Nilai variabel Makanan dan signifikan terhadap nilai
Perusahaan” Perusahaan menggunakan Minuman yang perusahaan.
DER (struktur Terdaftar di Bursa 1. Secara parsial, struktur
modal) Efek Indonesia modal tidak berpengaruh
1. Metode analisis (2012-2016). signifikan terhadap nilai
menggunakan perusahaan.
regresi linier
berganda.
4. Berger dan “Diversification’ X= Diversifikasi Indikator variabel Penelitian ini 1. Diversifikasi menurunkan
s Effect on Firm penelitian mengambil sampel nilai perusahaan.
Ofek (1995) Value” Y = Nilai menggunakan sebanyak 5233 2. Penurunan nilai pada
Perusahaan perusahaan selama perusahaan diperkirakan
herfindahl index
tahun 1986-1991. antara 13%-15%, dimana
(diversifikasi) dan penurunan terjadi jika
Tobin’s Q (nilai perusahaan melakukan
perusahaan). diversifikasi yang berkaitan
(related diversification).
Perusahaan yang melakukan
diversifikasi memiliki laba
operasi yang lebih rendah.
5. Chen dan Ho “Corporate X1 = Diversifikasi Analisis Penelitian ini 1. Bahwa kinerja yang menurun
(2000) diversification, Perusahaan menggunakan mengambil sampel akibat
19

Lanjutan Tabel II.2 Pemetaan Penelitian Terdahulu


No. Penelitian/ Judul Penelitian Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Tahun Penelitian

ownership regresi linier sebanyak 145 diversifikasi terjadi pada


structure, and X2 = Struktur berganda. perusahaan perusahaan dengan tingkat
firm value The Kepemilikan Singapura. kepemilikan oleh manajer
yang rendah.
Singapore
Y = Nilai
evidence”,
Perusahaan

Sumber : Data diolah (2021)


20

II.2 Diversifikasi

II.2.1 Pengertian Diversifikasi

Diversifikasi merupakan strategi yang diterapkan perusahaan

dengan melakukan perluasan pangsa pasar atau menjalankan bisnis dalam

beberapa segmen usaha secara terpisah. Beberapa pendapat mengenai

pengertian diversifikasi diantaranya, menurut (Harto, 2005), “diversifikasi

yaitu salah satu bentuk penggabungan usaha dengan memperluas jumlah

segmen usaha maupun segmen geografis, memperluas pangsa pasar yang

sudah ada atau mengembangkan berbagai produk yang beraneka ragam”.

Menurut Tjiptono (2008,202), “diversifikasi merupakan upaya untuk

mencari dan mengembangkan produk atau pasar yang baru atau keduanya

dalam rangka mengejar pertumbuhan penjualan dan profitabilitas”.

Wheelen dan Hunger (1996, 204) mengemukakan bahwa, diversifikasi

merupakan salah satu strategi pertumbuhan yang dilakukan oleh

perusahaan, dimana perusahaan dengan kinerja tinggi cenderung kurang

melakukan diversifikasi, sedangkan perusahaan dengan kinerja rendah

akan melakukan diversifikasi untuk meningkatkan kinerja mereka.

Diversifikasi itu sendiri pada dasarnya adalah strategi perusahaan

pada tingkat korporasi yang dilakukan untuk memperoleh keunggulan

bersaing, atau kemampuan untuk menciptakan nilai perusahaan di atas

rata-rata pesaing, dengan memilih dan mengelola sejumlah unit bisnis atau

usaha berbeda yang bersaing dalam beberapa industri, atau pasar produk

yang berbeda, Hitt et al. (2011, 156). Perusahaan melakukan strategi

20
21

diversifikasi karena beberapa alasan. Sebagian besar perusahaan

mempertimbangkan untuk melakukan strategi diversifikasi karena adanya

kelebihan sumber daya keuangan untuk mempertahankan keunggulan

kompetitif (competitive advantage) bisnis utamanya. Perusahaan

menerapkan strategi diversifikasi, dengan beberapa alasan sebagai

berikut :

a. Meningkatkan daya saing strategis dari seluruh perusahaanya.


Hal ini dikarenakan ketika strategi diversifikasi meningkatkan
daya saing strategis, total nilai perusahaan ini meningkat.
b. Mendapatkan kekuatan pasar yang lebih besar dari pesaing yang
dilakukan melalui integrasi vertikal.
c. Alasan lain untuk menerapkan strategi diversifikasi mungkin
tidak meningkatkan daya saing strategis. Pada kenyataanya
diversifikasi dapat berdampak netral atau pada kenyataannya
meningkatkan biaya atau mengurangi pendapatan perusahaan.
Termasuk dalam alasan ini adalah :
1) Menetralkan kekuatan pasar pesaing (misalnya menetralkan
keunggulan perusahaan lain dengan membeli gerai yang
serupa dengan yang dimiliki oleh para pesaing).
2) Memperluas portofolio perusahaan guna mengurangi resiko
ketenagakerjaan manajerial (misalnya jika salah satu bisnis
gagal, eksekutif tingkat atas akan tetap bekerja dalam
perusahaan diversifikasi tersebut) Hitt et al. (2001, 253).

Tujuan utama strategi diversifikasi adalah untuk mempertahankan

keunggulan bersaing yang berkesinambungan (sustainable competitive

advantage) dan posisi bersaing perusahaan di pasar agar perusahaan dapat

meningkatkan nilai perusahaan secara terus menerus. Disamping itu pula,

diversifikasi perusahaan dimaksudkan untuk menciptakan portofolio bisnis

yang efisien dari berbagai kumpulan peluang investasi, yaitu portofolio

yang dapat memberikan return maksimal dengan tingkat risiko tertentu

atau return tertentu dengan tingkat risiko minimal.


22

II.2.2 Pandangan Motif Diversifikasi

Menurut Montgomery dalam Harto (2005), terdapat tiga perspektif

motif diversifikasi perusahaan, yaitu pandangan keagenan (agency view),

kekuatan pasar (market power view), dan perspektif sumber daya

(resources based view).

a. Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi merupakan teori yang cukup fenomenal untuk

menjelaskan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan

manajemen sebagai agen. Teori agensi dalam manajemen keuangan

membicarakan adanya hubungan agensi, yaitu tentang adanya

pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan oleh manajer. Teori

agensi adalah suatu kontrak dimana satu atau beberapa orang atas nama

principal (pemilik) memperkerjakan orang lain yang disebut agen

(manajer) untuk melaksanakan sejumlah jasa serta memberikan

pendelegasian wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang

terbaik bagi pemilik (principal) (Jensen dan Meckling, 1976).

Pemisahan kepemilikan dan pengendalian dalam perusahaan

modern mengakibatkan potensi adanya konflik antara pemilik dan

pihak manajemen perusahaan. Wheelen dan Hunger (2003:40)

berpendapat, Teori agensi mengutamakan analisis dan usaha untuk

memecahkan dua masalah yang terjadi antara pemilik dengan agen

(manajemen puncak). Masalah yang pertama adalah apabila keinginan

atau tujuan pemilik dan agen bertentangan. Masalah yang kedua yaitu
23

risiko bersama akan meningkat apabila pemilik dan agen memiliki

sikap yang berbeda dalam menghadapi risiko tersebut. Teori agensi

menyatakan bahwa untuk menghindari konflik kepentingan antara

pemilik dan agen serta meningkatkan kinerja perusahaan, manajemen

sebaiknya memiliki tingkat kepemilikan yang signifikan dalam

perusahaan, atau mempunyai bantuan keuangan yang tepat dalam

menjalankan usahanya.

Dilihat dari konflik kepentingan tersebut, maka kebijakan

diversifikasi perusahaan menjadi kurang optimal. Manajer yang

melakukan diversifikasi akan mengarahkan kebijakan sesuai dengan

kepentingannya. Kinerja manajerial akan dikaitkan dengan tingkat

penjualan, sehingga diversifikasi menjadi strategi yang efektif untuk

meningkatkan omset penjualan. Namun investasi tersebut tidak

memberikan hasil net present value yang memuaskan bagi pemilik.

Akibatnya diversifikasi yang dilakukan justru mengurangi nilai

perusahaan (Harto, 2005).

b. Pandangan Kekuatan Pasar (Market Power View)

Diversifikasi dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan

pasar. “Kekuatan pasar ada ketika sebuah perusahaan mampu menjual

produk- produknya di atas tingkat persaingan yang ada atau mengurangi

biaya aktivitas primer dan pendukungnya di bawah tingkat kompetitif,

atau keduanya” Hiit et al. (2001, 260). Harto (2005) mengemukakan

bahwa, pandangan kekuatan pasar melihat diversifikasi sebagai alat


24

untuk menumbuhkan pengaruh anti kompetensi yang bersumber pada

kekuatan konglomerasi. Ketika perusahaan berkembang menjadi lebih

besar, maka semakin besar juga pangsa pasarnya. Hal ini menyebabkan

tingkat konsentrasi industri yang semakin tinggi akan mengakibatkan

berkurangnya kompetensi pasar akibat adanya dominasi usaha.

Seperti halnya yang dikemukakan oleh Hitt et al (2001, 260),

salah satu pendekatan untuk mendapatkan kekuatan pasar melalui

diversifikasi adalah persaingan multipoint. Persaingan multipoint terjadi

ketika dua atau lebih perusahaan diversifikasi bersaing dalam produk

atau wilayah geografis yang sama. Perusahaan yang terlibat dalam

persaingan berlebih tersebut tidak dapat menciptakan laba potensial.

Keputusan perusahaan untuk menghindari persaingan dengan

menerapkan diversifikasi berkaitan yang menciptakan nilai bagi

perusahaan. Menurut Montgomery dalam Harto (2005), di dalam

pendekatan ini diversifikasi akan memiliki pengaruh positif terhadap

kinerja perusahaan.

c. Pandangan Sumber Daya (Resources Based View)

Hubungan antara sumber daya dan diversifikasi disampaikan

Hitt et al (2001, 276) dalam bukunya, bahwa untuk melakukan

diversifikasi, perusahaan harus memiliki sumber daya yang diperlukan

untuk melakukan diversifikasi yang layak secara ekonomi. Menurutnya,

kelebihan sumber daya baik sumber daya berwujud (pabrik, peralatan,

dan tenaga penjualan) maupun yang tidak berwujud (keahlian dan


25

pengetahuan) dan sumber daya keuangan dapat diperdayagunakan

untuk melakukan diversifikasi. Sumber daya yang fleksibel misalnya

arus kas bebas memiliki kemungkinan lebih besar untuk menghasilkan

tingkat diversifikasi yang lebih tinggi.

Montgomery dan Wernerfelt (1988) berpendapat bahwa tingkat

spesifikasi dari sumber daya perusahaan memegang peranan yang

penting. Semakin spesifik sumber daya yang dimiliki seperti keahlian

dan bioteknologi, maka akan semakin terbatas diterapkan pada industri

yang berbeda, namun akan menghasilkan marginal return yang lebih

tinggi karena kekhususannya tersebut. Di sisi lain, sumber daya yang

lebih umum seperti mesin dapat ditempatkan pada industri yang lebih

luas tetapi kontribusi peningkatan nilai perusahaan tidak akan terlalu

besar.

II.2.3 Jenis Diversifikasi

Menurut Rumelt (1982); Palepu (1985); Barton (1988); Hill et al.

(1992); Markides and Williamson (1994) ada dua jenis diversifikasi :

1. Diversifikasi perusahaan berhubungan (related diversification)


Memiliki nilai perusahan yang lebih tinggi, relatif
dibandingkan dengan diversifikasi perusahaan yang tidak
berhubungan (unrelated diversification). Keunggulan ini
disebabkan karena adanya potensi untuk melakukan sinergi,
transfer kompetensi inti antar perusahaan dan sharing
activities, yang berdampak menciptakan economies of scope.
2. Diversifikasi tidak berhubungan (unrelated diversification)
Strategi diversifikasi tidak berkaitan dapat menciptakan
nilai melalui dua jenis penghematan keuangan. Penghematan
keuangan adalah penghematan biaya yang direalisasikan
melalui perbaikan alokasi sumber daya keuangan, berdasarkan
investasi- investasi di dalam dan luar perusahaan.
26

II.2.4 Pengukuran Diversifikasi

Menurut Chen dan Ho (2000) Revenue based Herfindahl Index

dihitung dengan jumlah dari kuadrat masing-masing segmen dibagi

dengan kuadrat total penjualan perusahaan dengan rumus sebagai

berikut :
n

HHI = ∑
2
Segsales
i=1
¿¿

Sumber : (Chen dan Ho 2000)

Keterangan :

Segsales : penjualan masing-masing segmen

Sales : total penjualan

Semakin indeks mendekati ke angka satu, maka penjualan

perusahaan akan terkonsentrasi pada segmen tertentu. Semakin indeks

menjauhi ke angka satu, maka penjualan perusahaan tidak hanya

terkonsentrasi pada segmen tertentu. Perusahaan yang berada pada segmen

tunggal akan memiliki indeks herfindahl satu.

Untuk Asset Based Herfindahl Index dihitung menggunakan rumus

sebagai berikut :

( )
N

∑ w 2n − N1
n=1
HHI=
1
1−
N
27

Sumber : (Chen dan Ho 2000)

Dimana N adalah jumlah aset dalam portofolio dan wn adalah

bobot aset n. Itu nilai HHI berkisar dari 0 untuk portofolio yang

memiliki bobot yang sama hingga 1 untuk portofolio yang disusun dari

satu aset.

II.3 Struktur Modal

II.3.1 Pengertian Struktur Modal

Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan

karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung

terhadap posisi finansial perusahaan, terutama dengan adanya hutang

yang sangat besar akan memberikan beban kepada perusahaan. Struktur

modal menurut Sartono (2010:225) didefinisikan sebagai berikut:

“Struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek

yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham

biasa.” Struktur modal menurut Irham Fahmi (2011:106) didefinisikan

sebagai berikut:

“Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi


finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang
bersumber dari utang jangka panjang (long-term liabilities) dan
modal sendiri (shareholder’s equity) yang menjadi sumber
pembiayaan suatu perusahaan.”

Jadi, struktur modal merupakan gabungan sumber dana

perusahaan yang bersumber dari utang jangka panjang dan modal sendiri

yang digunakan sebagai sumber pembiayaan perusahaan.


28

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli,

dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan proporsi keuangan

antara utang jangka pendek, utang jangka panjang dan modal sendiri yang

digunakan untuk pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan.

II.3.2 Trade Off Theory

Trade off theory yang dikemukakan oleh (Brigham & Houston,

2011) disebut sebagai teori pertukaran leverage yang menyatakan bahwa

perusahaan menukar manfaat pajak dari pendanaan hutang dengan

masalah yang ditimbulkan oleh potensi kebangkrutan. Adanya fakta

bahwa bunga yang dibayarkan sebagai beban pengurang pajak

membuat hutang menjadi lebih murah dibandingkan dengan saham biasa

atau preferen, atau dengan kata lain hutang memberikan manfaat

perlindungan pajak. (Myers, 2001) mengemukakan bahwa perusahaan

akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan

pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan

keuangan (financial distress).

II.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Struktur

Modal

Menurut Brigham dan Gapenski (1996:174), mengatakan bahwa

variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah :

1. Stabilitas penjualan

Suatu perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat secara

aman mengambil utang dalam jumlah yang lebih besar dan


29

mengeluarkan beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan

dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.

2. Struktur aktiva

Perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai

jaminan pinjaman cenderung akan cukup banyak

menggunakan utang. Asset umum yang dapat digunakan oleh

banyak perusahaan dapat menjadi jaminan yang baik,

sementara tidak untuk asset yang dengan tujuan khusus.

3. Leverage operasi

Jika hal yang lain dianggap sama, perusahaan dengan

laverage operasi yang lebih rendah akan lebih mampu

menerapkan laverage keuangan karena perusahaan tersebut

akan memiliki risiko usaha yang lebih rendah.

4. Tingkat pertumbuhan

Jika hal yang lain dianggap sama, maka perusahaan yang

memiliki pertumbuhan lebih cepat, harus lebih mengandalkan

diri pada modal eksternal.

5. Profitabilitas

Seringkali diamati bahwa perusahaan dengan tingkat

pengembalian atas investasi yang sangat tinggi ternyata

menggunakan utang dalam jumlah yang relatif sedikit.

6. Pajak

Bunga merupakan suatu beban pengurang pajak, dan


30

pengurangan ini lebih bernilai bagi perusahaan dengan tarif

pajak yang tinggi. Jadi, makin tinggi tarif pajak suatu

perusahaan, maka semakin besar keunggulan dari utang.

7. Pengendalian

Pengaruh utang dibandingkan saham pada posisi kendali suatu

perusahaan dapat memengaruhi struktur modal.

8. Sikap manajemen

Tidak ada yang dapat membuktikan bahwa satu struktur

modal akan mengarah pada harga saham yang lebih tinggi

dibandingkan dengan struktur yang lain.

9. Sikap pemberi pinjaman

Tanpa mempertimbangkan analisis manajemen sendiri atas

fakto leverage yang tepat bagi perusahaan, sikap pemberi

pinjaman dan lembaga pemeringkat seringkali akan

memengaruhi keputusan struktur keuangan.

10. Kondisi pasar

Kondisi pasar saham dan obligasi mengalami perubahan

dalam jangka panjang maupun jangka pendek yang dapat

memberikan arah penting pada struktur modal optimal suatu

perusahaan.

11. Kondisi internal perusahaan

Kondisi internal suatu perusahaan sering juga dapat

berpengaruh pada sasaran struktur modalnya.


31

12. Fleksibilitas keuangan.

Fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk memperoleh

modal dengan persyaratan yang wajar dalam kondisi yang

buruk.

II.3.4 Rasio Struktur Modal

Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan

finansial suatu perusahaan, perlu mengadakan analisa atau interprestasi

terhadap data finansial dari perusahaan bersangkutan, dimana data

finansial itu tercermin didalam laporan keuangan. Menurut Sjahrial dan

Purba (2013 : 37) rasio struktur modal terdiri dari :

1. Rasio Total Utang Terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total

Assets Ratio/DAR)

2. Rasio Total Utang Terhadap Modal (Total Debt to Equity

Ratio/DER)

3. Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal (Long Term Debt to

Equity Ratio/LDER)

Rasio struktur modal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Rasio Total Utang Terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total

Assets Ratio/DAR)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva

perusahaan dibiayai dengan utang. Semakin tinggi rasio ini berarti

semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk


32

investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi

perusahaan.

Rasio DAR = Total utang x 100%

Total Aktiva
Sumber: (Syamsuddin, 2006)

2. Rasio Total Utang Terhadap Modal (Total Debt to Equity

Ratio/DER) Rasio ini digunakan untuk mengukur perimbangan

antara kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.

Rasio ini juga dapat berati sebagai kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban membayar utangnya dengan jaminan modal

sendiri.

Rasio DER = Total utang x 100%

Total Ekuitas
Sumber: (Sugiyono, 2011)

3. Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal (Long Term Debt to

Equity Ratio/LDER)

Rasio ini digunakan untuk menunjukkan hubungan antara jumlah

pinjaman jangka panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah

modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Rasio ini

juga digunakan untuk mengukur seberapa besar perbandingan

antara utang jangka panjang dengan modal sendiri atau seberapa


33

besar utang jangka panjang dijamin oleh modal sendiri.

Rasio LDER = Total utang jangka panjang x100%

Total Ekuitas
Sumber : (Hery, 2015)

Rasio struktur modal dalam penelitian ini menggunakan

Debt to Equity Ratio (DER) sebagai dasar perhitungannya. DER

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

leverage (pengguna hutang) terhadap total shareholder’s equity

yang dimiliki perusahaan. Secara matematis DER dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Total Utang
DER =
Modal Sendiri

Sumber: (Sutrisno, 2007: 218)

II.4 Profitabilitas

II.4.1 Pengertian Profitabilitas

Sitanggang (2014:28) mengemukakan bahwa tentunya agar rasio

profitabilitas memiliki arti, maka rasio laba dengan modal harus

disesuaikan darimana modal dan untuk apa modal tersebut ditujukan.

Menurut Munawir (2004:86), “profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur

dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari


34

kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau aset yang digunakan

untuk menghasilkan keuntungan tersebut”.

(Syamsuddin, 2011:59) menyatakan ada beberapa pengukuran

terhadap profitabilitas perusahaan di mana masing-masing pengukuran

dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri.

Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang

analis untuk mengevaluasi tingkat laba dalam hubungannya dengan

volume penjualan, jumlah aktiva, dan investasi tertentu dari

pemilik perusahaan. Perhatian ditekankan pada profitabilitas, karena untuk

dapat mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan haruslah berada

dalam keadaan menguntungkan atau profitable. Tanpa adanya keuntungan

akan sulit bagi perusahaan untuk menarik minat investor. Para kreditur,

pemilik perusahaan dan terutama sekali pihak manajemen perusahaan akan

berusaha meningkatkan keuntungan ini, karena menyadari pentingnya arti

keuntungan bagi masa depan perusahaan.

II.4.2 Modigliani dan Miller (MM)

Teori Modigliani dan Miller (MM) dalam Rodoni dan Herni,

(2014:4) menyatakan, “nilai perusahaan ditentukan hanya oleh

kemampuan menghasilkan laba dari aset-aset perusahaan atau kebijakan

investasinya, dan bahwa cara aliran laba dipecah antara dividen dan laba

ditahan tidak mempengaruhi nilai ini”. Laba yang dihasilkan perusahaan

menjadi cerminan dari nilai perusahaan. Investor lebih menyukai

perusahaan yang memiliki prospek baik di masa depan dilihat dari


35

kemampuannya untuk menghasilkan laba. Hal tersebut dapat

meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.

II.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas

perusahaan

Menurut Munawar (1995) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi profitabilitas perusahaan, yaitu :

1) Jenis profitabilitas perusahaan akan sangat bergantung pada jenis

perusahaan, jika perusahaan menjual barang konsumsi atau jasa

biasanya akan memiliki keuntungan yang stabil dibandingkan dengan

perusahaan yang memproduksi barang-barang modal.

2) Umur sebuah perusahaan yang telah lama berdiri akan lebih stabil

bila dibandingkan dengan perusahaan yang baru berdiri. Umur

perusahaan ini adalah umur sejak berdirinya perusahaan hingga

perusahaan tersebut masih mampu menjalankan operasinya.

3) Skala perusahaan jika skala ekonominya lebih tinggi, berarti

perusahaan dapat menghasilkan produk dengan biaya yang rendah.

Tingkat biaya rendah tersebut merupakan cara untuk memproleh laba

yang diinginkan.

4) Harga produksi perusahaan yang biaya produksinya relatif lebih

murah akan memiliki keuntungan yang lebih baik dan stabil daripada

perusahaan yang biaya produksinya tinggi.

5) Habitat bisnis perusahaan yang bahan produksinya dibeli atas dasar

kebiasaan (habitual basis) akan memperoleh kebutuhan lebih stabil dari


36

pada non habitual basis.

6) Produk yang dihasilkan perusahaan yang bahan produksinya

berhubungan dengan kebutuhan pokok biasanya penghasilan perusahaan

tersebut akan lebih stabil daripada perusahaan yang memproduksi

barang modal.

II.4.4 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas terdiri dari beberapa jenis yang digunakan

untuk mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu tahun tertentu

(Kasmir, 2012:198). Terdapat beberapa cara untuk mengukur profitabilitas

antara lain:

a. Return On Assets (ROA)


Return On Assets (ROA) bertujuan untuk mengukur tingkat
penghasilan bersih yang diperoleh dari total aktiva perusahaan.

ROA = Laba bersih setelah pajak x 100%

Total Assets

Sumber : (Eduardus Tandelilin, 2010:71)

b. Return On Equity (ROE)


Return On Equity (ROE) bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar tingkat penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik
perusahaan atas modal yang diinvestasikan.

ROE = Laba bersih setelah pajak x 100%

Ekuitas

Sumber : (Sartono, 2012:113)

c. Earning Per Share (EPS)


37

Earning Per Share (EPS) bertujuan untuk mengukur jumlah


pendapatan ber lembar saham biasa.

EPS = Laba bersih setelah pajak – Dividen saham preferen


, Jumlah saham biasa yang beredar

Sumber : (Sartono, 2012:113)

d. Profit Margin Ratio


1) Gross Profit Margin
Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur tingkat laba
kotor dibandingkan dengan volume penjualan.

GPM = Penjualan – HPP

Penjualan

Sumber : (Sartono, 2012:113)

2) Operating Profit Margin


Operating Profit Margin digunakan untuk mengukur tingkat
laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan.

Profit Margin = Laba sebelum pajak x 100%

Penjualan

Sumber : (Sartono, 2012:113)

3) Net Profit Margin


Net Profit Margin digunakan untuk mengukur laba bersih
sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan
(Syamsuddin, 2011:72-75).

NPM = Laba setelah pajak x 100%

Penjualan

Sumber : (Sartono, 2012:113)


38

Penelitian ini menggunakan Return On Equity (ROE) untuk

menganalisis profitabilitas perusahaan. ROE adalah suatu pengukuran dari

penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang

saham biasa maupun saham preferen) atas modal yang diinvestasikan di

dalam perusahaan (Syamsuddin, 2011: 64). Para pemegang saham

melakukan investasi untuk mengharapkan pengembalian atas dana yang

diinvestasikan, dan ROE menunjukkan besarnya pengembalian tersebut

dilihat dari kacamata akuntansi (Brigham dan Houston, 2010: 149).

Adapun rumus untuk menghitung besarnya ROE yaitu:

Lababersih sesudah pajak


ROE =
Modal Sendiri

Sumber : (Syamsuddin, 2011: 74)

II.5 Ukuran Perusahaan

II.5.1 Pengertian Ukuran Perusahaan

Suatu perusahaan pastinya ingin memiliki ukuran perusahaan yang

besar. Ukuran perusahaan ini lah yang akan menjadi nilai yang

digunakan untuk menunjukkan besar atau kecilnya suatu perusahaan.

Menurut (Sujianto dalam Nuraina, 2012) menyatakan bahwa ukuran

perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang

ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan

dan rata-rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau

besarnya aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan.


39

Sitanggang (2013) menyatakan bahwa, ukuran perusahaan dengan

kapasitas pasar atau penjualan yang besar menunjukan prestasi

perusahaan. Menurut (Analisa, 2011) dalam (Dewi, 2013) menyatakan

bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap

suatu nilai perusahaan. Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total

assets yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk

kegiatan operasi perusahaan.

II.5.2 Pengukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat

diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara antara lain

total aktiva, log size, nilai pasar saham dan lain-lain (Husnan, 2007:45).

Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan log natural dari total

asset.

FIRM SIZE = log of total asset


Sumber : (Harahap, 2002:307)

II.6 Nilai Perusahaan

II.6.1 Pengertian Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan diciptakan oleh perusahaan melalui kegiatan

perusahaan dari waktu ke waktu agar mencapai nilai perusahaan yang

maksimum di atas nilai buku (Nanda, 2006) dalam (Lifessy, 2011).

Penilaian terhadap suatu perusahaan dalam bidang akuntansi dan

keuangan sekarang ini masih beragam. Di suatu pihak, nilai perusahaan

ditunjukkan dengan laporan keuangan perusahaan, khususnya neraca


40

yang berisi informasi keuangan masa lalu, sementara pihak lain

beranggapan bahwa nilai suatu perusahaan tergambar dari nilai saham

perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap

perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham

yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi.

(Myers, 1997) mengemukakan konsep nilai perusahaan sebagai

kombinasi aktiva yang dimiliki dan opsi investasi di masa yang akan

datang. (Graver dan Gaver, 2000) dalam (Lifessy, 2011), mengemukakan

bahwa nilai perusahaan dapat diartikan sebagai nilai jual perusahaan

maupun nilai tambah bagi pemegang saham. (Suharli dalam Martalina,

2011) menyatakan bahwa nilai pemegang saham akan meningkat apabila

nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian

investasi yang tinggi kepada pemegang saham. Nilai perusahaan

merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan

dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan

juga tinggi. “Harga saham merupakan harga yang terjadi pada saat saham

diperdagangkan di pasar “ (Fakhrudin dan Hadianto, 2001) dalam

(Martalina, 2011).

Model pengukuran yang digunakan untuk mengukur nilai

perusahaan salah satunya yaitu dengan rasio Earning Per Share (EPS),

Earnings Per Share adalah kemampuan setiap lembar saham dalam

menciptakan laba dalam satu periode pelaporan keuangan. Besarnya EPS

menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk


41

para pemegang saham dari jumlah saham yang beredar (Tandelilin, 2001).

Semakin besar nilai EPS, maka semakin besar pula laba bersih yang

disediakan perusahaan untuk para pemegang saham. Dengan demikian,

minat investor akan meningkat dan berpengaruh pada naiknya harga

saham sehingga nilai perusahaan juga ikut meningkat. Rumus rasio EPS

untuk menghitung nilai perusahaan adalah sebagai berikut:

Lababersih setelah pajak


EPS =
Jumlah Lembar SahamBeredar

Sumber: (Kasmir, 2012)

II.7 Pengaruh Antar Variabel

II.7.1Pengaruh Diversifikasi Terhadap Nilai Perusahaan

Hitt et al. (2001, 253) menjelaskan bahwa strategi diversifikasi

sebagai penciptaan nilai ketika perusahaan dapat meningkatkan daya saing

strategis melalui penerapan strategi diversifikasi. Selain itu dengan

melakukan strategi diversifikasi, perusahaan dapat mengembangkan

kekuatan pasarnya untuk meningkatkan penghasilan. Strategi diversifikasi

memiliki dua sisi yang berbeda, pertama penerapan strategi diversifikasi

dapat meningkatkan nilai perusahaan namun di sisi yang lain diversifikasi

dapat mereduksi nilai atau kinerja perusahaan (Berger dan Ofek, 1995).

a. Premium Diversifikasi

Premium diversifikasi yaitu strategi diversifikasi berdampak

terhadap peningkatan nilai perusahaan. Strategi diversifikasi dapat

meningkatkan nilai perusahaan (value enchancing strategy), apabila


42

diversifikasi perusahaan terbukti secara signifikan meningkatkan nilai

perusahaan atau menciptakan premium, relatif dibandingkan dengan

perusahaan yang beroperasi pada segmen tunggal dalam industri yang

sama. Kenaikan nilai akibat diversifikasi tersebut yang dikenal dengan

istilah “diversification premium” (Tantra dan Wesnawati, 2017).

Dampak positif dari diversifikasi dikemukakan oleh (Jandik dan

Makhija dalam Harto, 2005). Mereka meneliti dampak diversifikasi

terhadap kinerja perusahaan pada industri di US. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa diversifikasi dapat meningkatkan kinerja dan

terdapat premium diversifikasi yang signifikan. Kenaikan nilai ini

terjadi karena karakteristik industri yang mengalami maturity dan

inefisiensi serta overinvestment yang terjadi pada segmen bisnis

tersebut. Diversifikasi pada segmen bisnis yang berbeda akan membuka

kesempatan investasi yang baru.

Diversifikasi premium dibuktikan oleh (Li dan Wong dalam

Harto, 2005), penelitian ini tentang hubungan diversifikasi dengan

kinerja perusahaan- perusahaan besar di Cina. Menurut mereka, stategi

diversifikasi tidak hanya dilihat dari aspek finansial saja tetapi perlu

mempertimbangkan faktor lingkungan kontingen seperti faktor

institusional yang berpengaruh terhadap strategi perusahaan. Mereka

menemukan bahwa strategi diversifikasi berkaitan (related

diversification) menjadi kurang optimal karena ketidakpastian perilaku

institusional. Sedangkan jika hanya melakukan diversifikasi pada


43

bidang yang tidak berkaitan (unrelated diversification) justru akan

menurunkan nilai perusahaan. Melakukan kombinasi antara strategi

diversifikasi berkaitan dengan diversifikasi tidak berkaitan merupakan

strategi optimal yang dapat menciptakan nilai.

II.7.2 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Struktur modal merupakan hal yang sangat penting bagi setiap

perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek

yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Suatu perusahaan

yang mempunyai struktur modal yang tidak baik dan mempunyai hutang

yang sangat besar akan memberikan beban berat kepada perusahaan yang

bersangkutan (Riyanto, 2008). Dalam memutuskan kebijakan struktur

modal perusahaan, seorang manajer keuangan dapat mempertimbangkan

untuk menggunakan instrumen ekuitas maupun utang untuk menjalankan

usahanya (Gill & Mathur, 2011). Terdapat dua sumber pendanaan yang

digunakan perusahaan yaitu pendanaan internal dan eksternal. Pendanaan

internal diperoleh dari laba ditahan (retained earning) sedangkan

pendanaan eksternal diperoleh dari utang dan modal saham melalui

penerbitan saham. Struktur modal dapat mempengaruhi nilai perusahaan

dengan melihat hubungan antara penggunaan utang dan ekuitas melalui

biaya modalnya.

II.7.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Semakin baik pertumbuhan profitabilitas berarti prospek

perusahaan di masa depan dinilai semakin baik juga, artinya semakin baik
44

pula nilai perusahaan dimata investor. Apabila kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham juga akan

meningkat (Husnan, 2001:317). Harga saham yang meningkat

mencerminkan nilai perusahaan yang baik bagi investor. (Suharli, 2006)

dalam (Martalina, 2011) menyatakan bahwa nilai pemegang saham akan

meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan

tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham.

Tingkat pengembalian investasi kepada pemegang saham tergantung

pada laba yang dihasilkan perusahaan. (Oktaviani, 2008) dalam (Lifessy,

2011) juga menyatakan bahwa dengan tingginya tingkat laba yang

dihasilkan, berarti prospek perusahaan untuk menjalankan operasinya di

masa depan juga tinggi sehingga nilai perusahaan yang tercermin dari

harga saham perusahaan akan meningkat pula.

II.8 Model Konsep dan Hipotesis

II.8.1 Model Konsep

Model konsep merupakan metode untuk menggambarkan suatu

fenomena dengan jelas agar mudah dipahami mengenai sesuatu yang akan

diteliti. Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di bab

sebelumnya, maka model konsep dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Diversifikasi

Struktur Modal
Nilai
Perusahaan

Profitabilitas
45

Gambar II.1 Model Konsep


Sumber: Hasil olahan peneliti (2021)

Berdasarkan model konsep diatas, hubungan antara variabel

dependen dan independen penelitian dapat dijelaskan dengan melakukan

analisis pengaruh diversifikasi, struktur modal dan profitabilitas terhadap

nilai perusahaan.

II.8.2 Hipotesis Penelitian

(Martono, 2016:67) berpendapat bahwa hipotesis dapat diartikan

sebagai jawaban sementara yang kebenarannya masih harus diuji atau

rangkuman simpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka.

Hipotesis juga merupakan proporsi yang akan diuji kebenarannya atau

merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Berdasarkan

model konsep di atas, maka dapat dikembangkan sebagai hipotesis yang

akan diuji dalam penelitian sebagai berikut:

Diversifikasi
(X1)

H2
H3
Struktur Modal Nilai
(X2) Perusahaan (Y)
H1

H5

Profitabilitas H4
(X3)
46

Gambar II.2 Model Hipotesis


Sumber: Hasil olahan peneliti (2021)

Keterangan:

Pengaruh diversifikasi, struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai

perusahaan

= Pengaruh Simultan

= Pengaruh Parsial

= Pengaruh Dominan

Berdasarkan latar belakang dan teori-teori serta penelitian

terdahulu yang telah dijelaskan dalam penelitian ini, Maka peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut:

a. H1 = Variabel diversifikasi, struktur modal dan profitabilitas

berpengaruh secara simultan terhadap variabel nilai perusahaan.

b. H2 = Variabel diversifikasi berpengaruh secara parsial terhadap

variabel nilai perusahaan.

c. H3 = Variabel struktur modal berpengaruh secara parsial terhadap

variabel nilai perusahaan.

d. H4 = Variabel profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap

variabel nilai perusahaan.

e. H5 = Variabel profitabilitas secara dominan berpengaruh terhadap harga

saham.
BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian explanatory research (penjelasan) dengan pendekatan

kuantitatif. Explanatory research adalah penelitian yang bermaksud

menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh antar

satu variabel dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2014). Alasan

dipilihnya perusahaan perbankan karena saham perusahaan perbankan

merupakan salah satu saham yang diminati oleh para investor untuk

berinvestasi, karena pada sektor perbankan memegang peranan penting

dalam perekonomian suatu negara yang bertindak sebagai urat nadi

perdagangan yang bertujuan untuk menyediakan segala macam kebutuhan

pembiayaan dan peminjaman (Sufian,2011).

Menurut (Mayshuri dan Zainuddin, 2008:13), “penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang tidak mementingkan kedalaman data,

yang penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang

luas”. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang sifatnya deduktif,

yaitu berangkat dari persoalan umum (teori) kemudian menjadi lebih

khusus.

47
48

III.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Galeri Investasi Bursa Efek

Indonesia (BEI), data yang digunakan diakses melalui website resmi BEI

yaitu dari www.idx.co.id. Lokasi penelitian ini dipilih dengan

pertimbangan, data dan informasi yang diperlukan untuk penelitian

tersedia di Galeri Investasi BEI. Pemilihan objek tersebut dianggap tepat

karena perusahaan–perusahaan yang diteliti sudah go public, sehingga

laporan keuangan perusahaan telah tersedia dan sudah di audit, dengan

demikian, data laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya.

III.3 Definisi Operasional Variabel

Menurut (Sugiyono, 2014:58), “Variabel penelitian pada dasarnya

adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel juga dapat diartikan sebagai

konsep yang mempunyai nilai dalam bentuk kongkrit atau bentuk

operasional (Masyhuri dan Zainuddin, 2008:122). Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam bahasa indonesia disebut dengan

variabel bebas. Menurut (Sugiyono, 2014:59), “Variabel bebas merupakan

variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat)”.


49

a. Diversifikasi (X1)

Diversifikasi merupakan salah satu strategi yang dilakukan

perusahaan untuk memperluas usahanya dengan membuka beberapa

unit bisnis atau anak perusahaan baru baik dalam lini bisnis yang sama

dengan yang sudah ada maupun dalam unit bisnis yang berbeda dengan

bisnis inti perusahaan. Perusahaan yang melakukan diversifikasi dapat

dilihat pada laporan keuangannya yaitu perusahaan yang memiliki lebih

dari satu segmen usaha.

Menurut (Chen dan Ho, 2000) Revenue based Herfindahl Index

dihitung dengan jumlah dari kuadrat masing-masing segmen dibagi

dengan kuadrat total penjualan perusahaan dengan rumus sebagai

berikut :
n

HHI = ∑
2
Segsales
i=1
¿¿

Sumber : (Chen dan Ho 2000)

Keterangan :

Segsales : penjualan masing-masing segmen

Sales : total penjualan

Semakin indeks mendekati ke angka satu, maka penjualan

perusahaan akan terkonsentrasi pada segmen tertentu. Semakin indeks

menjauhi ke angka satu, maka penjualan perusahaan tidak hanya

terkonsentrasi pada segmen tertentu. Perusahaan yang berada pada segmen

tunggal akan memiliki indeks herfindahl satu.


50

b. Struktur Modal (X2)

Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi

perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek

langsung terhadap posisi finansial perusahaan, terutama dengan adanya

hutang yang sangat besar akan memberikan beban kepada perusahaan.

Rumus pengukurannya menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) .

DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

leverage (pengguna hutang) terhadap total shareholder’s equity yang

dimiliki perusahaan. Secara matematis DER dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Total Utang
DER =
Modal Sendiri

Sumber: (Sutrisno, 2007: 218)

c. Profitabilitas (X3)

Profitabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba atas modal yang dimiliki. Tingkat

profitabilitas perusahaan diukur dengan menggunakan rasio Return On

Equity (ROE), yaitu kemampuan perusahaan dalam mengalokasikan

laba bagi para pemegang saham atas modal yang telah ditanamkan.

ROE dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Lababersih sesudah pajak


ROE =
Modal Sendiri

Sumber : (Syamsuddin, 2011:74)


51

2. Variabel Dependen

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2014:59).

Variabel terikat atau disebut dengan variabel dependen dalam penelitian

ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah persepsi investor

terhadap perusahaan dilihat yang dari kinerja perusahaan dan nilai

sahamnya. EPS digunakan sebagai indikator untuk mengukur nilai

perusahaan. Rumus yang digunakan untuk mengukur EPS adalah sebagai

berikut:

Lababersih setelah pajak


EPS =
Jumlah Lembar SahamBeredar

Sumber: (Kasmir, 2012)

III.4 Populasi dan Sampel

III.4.1 Populasi

Suatu penelitian membutuhkan populasi sebagai objek yang akan

diteliti dalam penelitian tersebut. “Populasi diartikan sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2014:389). “populasi adalah

keseluruhan dari subjek penelitian” (Arikunto, 2013:173).

Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor

Perbankan yang telah go public dan tercatat di BEI tahun 2015-2019.

Alasan peneliti memilih sektor Perbankan karena sektor perbankan ini


52

memiliki perkembangan yang cukup pesat dari tahun ke tahun di Indonesia

terbukti sektor perbankan yang terdaftar di BEI semakin bertambah, maka

dari itu tidak menutup kemungkinan perusahaan yang bergerak dibidang

lembaga keuangan sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan prospeknya

akan menguntungkan dimasa kini dan masa yang akan datang. Populasi

dalam penelitian ini sebanyak 46 perusahaan yang termasuk dalam sektor

Perbankan. Adapun rincian populasi berdasarkan subsektor perusahaan,

disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel III.1 Populasi Penelitian


No. Kode saham Nama Perusahaan
1. AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniag
2. AGRS Bank IBK Indonesia Tbk.
3. AMAR Bank Amar Indonesia Tbk.
4. ARTO Bank Jago Tbk.
5. BABP Bank MNC Internasional Tbk.
6. BACA Bank Capital Indonesia Tbk.
7. BBCA Bank Central Asia Tbk.
8. BBHI Bank Harda Internasional Tbk.
9. BBKP Bank Bukopin Tbk.
10. BBMD Bank Mestika Dharma Tbk.
11. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero
12. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero
13. BBSI Bank Bisnis Internasional Tbk.
14. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero)
15. BBYB Bank Neo Commerce Tbk.
16. BCIC Bank JTrust Indonesia Tbk.
17. BCIP Bumi Citra Permai Tbk.
18. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.
19. BEKS Bank Pembangunan Daerah Banten
20. BGTG Bank Ganesha Tbk.
21. BINA Bank Ina Perdana Tbk.
22. BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa B
23. BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa T
24. BKSW Bank QNB Indonesia Tbk.
25. BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk.
26. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
27. BNBA Bank Bumi Arta Tbk.
53

28. BNGA Bank CIMB Niaga Tbk.


29. BNII Bank Maybank Indonesia Tbk.
Lanjutan Tabel III.1 Populasi Penelitian
30. BNLI Bank Permata Tbk.
31. BRIS Bank BRIsyariah Tbk.
32. BSIM Bank Sinarmas Tbk.
33. BSWD Bank Of India Indonesia Tbk.
34. BTPN Bank BTPN Tbk.
35. BTPS Bank BTPN Syariah Tbk.
36. BVIC Bank Victoria International Tb
37. DNAR Bank Oke Indonesia Tbk.
38. INPC Bank Artha Graha Internasional
39. MAYA Bank Mayapada Internasional Tb
40. MCOR Bank China Construction Bank I
41. MEGA Bank Mega Tbk.
42. NISP Bank OCBC NISP Tbk.
43. NOBU Bank Nationalnobu Tbk.
44. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
45. PNBS Bank Panin Dubai Syariah Tbk.
46. SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1

III.4.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dapat ditetapkan oleh

peneliti setelah populasi ditentukan. Sampel merupakan anggota dari

populasi yang memiliki karakteristik atau keadaan tertentu dan dipilih

dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasi

(Martono, 2016:76). Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh

peneliti yaitu purposive sampling. Purposive sampling (sampel bertujuan)

adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

tertentu yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan (Sugiyono,

2014:392). “Purposive sampel adalah metode pengambilan sampel dengan

pertimbangan tertentu yang dianggap relevan atau dapat mewakili objek


54

yang akan diteliti” (Effendi dan Tukiran, 2014:172). Peneliti menetapkan

kriteria penarikan sampel sebagai berikut :

a. Perusahaan sektor Perbankan yang secara konsisten terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2015- 2019.

b. Perusahaan sektor Perbankan yang mempublikasikan laporan tahunan

(annual report) secara berturut- turut selama tahun 2015- 2019.

c. Perusahaan sektor Perbankan yang memiliki informasi laporan

keuangan yang lengkap berkaitan dengan pengukuran variabel-variabel

yang digunakan dalam penelitian ini.

d. Perusahaan sektor Perbankan yang menghasilkan laba dan tidak rugi

selama tahun 2015-2019.

Peneliti telah memilih sampel berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan. Ditetapkan sebanyak 16 perusahaan yang memenuhi kriteria

dari keseluruhan populasi sebanyak 46 perusahaan. Jumlah unit sampel

dalam penelitian ini sebanyak 85 unit sampel yang terdiri dari 16

perusahaan selama 5 tahun. Adapun rincian pemilihan sampel disajikan

dalam tabel sebagai berikut:

Tabel III.2. Prosedur Pemilihan Sampel

No. Keterangan Jumlah

Perusahaan sektor Perbankan yang secara konsisten 40


1. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun
2015- 2019.
Perusahaan sektor Perbankan yang mempublikasikan 33
2. laporan tahunan (annual report) secara berturut- turut
selama tahun 2015- 2019.
3. Perusahaan sektor Perbankan yang memiliki 20
informasi laporan keuangan yang lengkap berkaitan
55

No. Keterangan Jumlah

dengan pengukuran variabel-variabel yang digunakan


dalam penelitian ini.
Perusahaan sektor Perbankan yang menghasilkan laba 16
4. dan tidak rugi selama tahun 2015-2019.

Lanjutan Tabel III.1 Populasi Penelitian

No. Keterangan Jumlah

Total Perusahaan Terpilih 16

Total selama 5 tahun (16 × 5) 80

Sumber : Data diolah (2021)

Peneliti menetapkan kriteria penarikan sampel sebagai berikut :

a. Perusahaan sektor Perbankan yang secara konsisten terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2015- 2019.

b. Perusahaan sektor Perbankan yang mempublikasikan laporan tahunan

(annual report) secara berturut- turut selama tahun 2015- 2019.

c. Perusahaan sektor Perbankan yang memiliki informasi laporan

keuangan yang lengkap berkaitan dengan pengukuran variabel-variabel

yang digunakan dalam penelitian ini.

d. Perusahaan sektor Perbankan yang menghasilkan laba dan tidak rugi

selama tahun 2015-2019.

Dari kriteria yang telah ditetapkan diatas jumlah sampel yang

terpilih dan memenuhi kriteria adalah sebagai berikut :

Tabel III.3 Pemilihan Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan a b c d Terpilih


saham atau
Tidak
1. AGRO Bank Rakyat     
56

Indonesia Agroniag
2. Bank IBK Indonesia  ×  × ×
AGRS
Tbk.
3. ×   × ×
Bank Amar
AMAR
Indonesia Tbk.
Lanjutan Tabel III.3 Pemilihan Sampel Penelitian

4. ARTO Bank Jago Tbk. ×   × ×


Bank MNC    × ×
5. BABP
Internasional Tbk.
Bank Capital    × ×
6. BACA
Indonesia Tbk.
Bank Central Asia   ×  ×
7. BBCA
Tbk.
Bank Harda    × ×
8. BBHI
Internasional Tbk.
9. BBKP Bank Bukopin Tbk.   ×  ×
Bank Mestika    × ×
10. BBMD
Dharma Tbk.
Bank Negara     
11. BBNI
Indonesia (Persero
Bank Rakyat   × × ×
12. BBRI
Indonesia (Persero
13. Bank Bisnis × ×  × ×
BBSI
Internasional Tbk.
Bank Tabungan   × × ×
14. BBTN
Negara (Persero)
Bank Neo   × × ×
15. BBYB
Commerce Tbk.
Bank JTrust   × × ×
16. BCIC
Indonesia Tbk.
Bumi Citra Permai ×    ×
17. BCIP
Tbk.
Bank Danamon   ×  ×
18. BDMN
Indonesia Tbk.
Bank Pembangunan  × × ×
19. BEKS 
Daerah Banten
20. BGTG Bank Ganesha Tbk. ×  ×  ×
Bank Ina Perdana     
21. BINA
Tbk.
Bank Pembangunan   ×  ×
22. BJBR
Daerah Jawa B
23. BJTM Bank Pembangunan   ×  ×
57

Daerah Jawa T
Bank QNB   × × ×
24. BKSW
Indonesia Tbk.
Bank Maspion   ×  ×
25. BMAS
Indonesia Tbk.
Bank Mandiri     
26. BMRI
(Persero) Tbk.
Lanjutan Tabel III.3 Pemilihan Sampel Penelitian
27. Bank Bumi Arta     
BNBA
Tbk.
Bank CIMB Niaga     
28. BNGA
Tbk.
Bank Maybank     
29. BNII
Indonesia Tbk.
30. BNLI Bank Permata Tbk.    × ×
31. Bank BRIsyariah  × × × ×
BRIS
Tbk.
32. BSIM Bank Sinarmas Tbk.    × ×
33. Bank Of India  × × × ×
BSWD
Indonesia Tbk.
34. BTPN Bank BTPN Tbk.     
Bank BTPN Syariah ×  × × ×
35. BTPS
Tbk.
Bank Victoria   × × ×
36. BVIC
International Tb
Bank Oke Indonesia     
37. DNAR
Tbk.
Bank Artha Graha     
38. INPC
Internasional
Bank Mayapada     
39. MAYA
Internasional Tb
Bank China     
40. MCOR
Construction Bank I
41. MEGA Bank Mega Tbk.     
Bank OCBC NISP     
42. NISP
Tbk.
Bank Nationalnobu     
43. NOBU
Tbk.
Bank Pan Indonesia   × × ×
44. PNBN
Tbk
Bank Panin Dubai   × × ×
45. PNBS
Syariah Tbk.
Bank Woori Saudara     
46. SDRA
Indonesia 1
58

Berikut merupakan sampel yang terpilih sesuai kriteria yang telah

ditetapkan :

Tabel III.4 Sampel Penelitian


No. Kode saham Nama Perusahaan
1. AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniag
Lanjutan Tabel III.4 Sampel Penelitian
2. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero
3. BINA Bank Ina Perdana Tbk.
4. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
5. BNBA Bank Bumi Arta Tbk.
6. BNGA Bank CIMB Niaga Tbk.
7. BNII Bank Maybank Indonesia Tbk.
8. BVIC Bank Victoria International Tb
9. DNAR Bank Oke Indonesia Tbk.
10. INPC Bank Artha Graha Internasional
11. MAYA Bank Mayapada Internasional Tb
12. MCOR Bank China Construction Bank I
13. MEGA Bank Mega Tbk.
14. NISP Bank OCBC NISP Tbk.
15. NOBU Bank Nationalnobu Tbk.
16. SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1
Sumber : Data Diolah (2021)
III.5 Teknik Pengumpulan Data

III.5.1 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

yaitu data yang terdapat dalam laporan keuangan. Menurut (Martono,

2016:84), “data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data

kualitatif yang dapat diangkakan”. Data dalam penelitian ini yaitu data

laporan keuangan dan harga saham perusahaan sektor perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2019.

III.5.2 Sumber Data


59

(Sekaran, (2006:60-65) mengemukakan data dapat diperoleh dari

sumber primer maupun sekunder. Data primer mengacu pada informasi

yang diperoleh dari tangan pertama peneliti yang berkaitan dengan

variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Sumber data sekunder mengacu

pada informasi yang dikumpulkan oleh seseorang, yang merupakan data

internal atau eksternal organisasi dan diakses melalui internet, penelusuran

dokumen, atau publikasi informasi. Penelitian ini menggunakan sumber

data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung oleh

peneliti melalui media perantara seperti dokumen atau informasi dari

perusahaan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan

perusahaan dan informasi mengenai saham perusahaan sektor Perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019. Data tersebut

dapat diakses melalui website resmi BEI yaitu www.idx.co.id.

III.5.3 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti harus melakukan pengumpulan data dalam proses

penelitian, guna mendapatkan informasi mengenai objek penelitian.

Penelitian ini menggunakan sumber data historis, sehingga penelitian ini

termasuk dalam kategori data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu teknik

pengumpulan data dengan mempelajari dan menggunakan laporan

keuangan perusahaan sesuai dengan topik permasalahan yang akan diteliti.

Menurut (Arikunto, (2013:274), ”teknik dokumentasi adalah teknik

mencari variabel pada suatu catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
60

laporan keuangan perusahaan, notulen rapat, agenda, dan sebagainya”.

Data yang digunakan oleh peneliti berupa gambaran perusahaan serta

laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi serta informasi

laporan komitmen dan kontijensi pada perusahaan Perbankan yang

terdaftar di BEI tahun 2015-2019.

III.6 Teknik Analisis Data

III.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan oleh peneliti

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku secara umum atau generalisasi (Sugiyono,

2014:206). Menurut (Kountur, 2004:168), “teknik statistik yang pada

umumnya digunakan untuk menganalisis data pada penelitian deskriptif

adalah dengan menggunakan tabel, grafik, ukuran central tendency, dan

ukuran perbedaan”. Analisis statistik deskriptif hanya menggambarkan dan

meringkaskan suatu kondisi atau variabel dalam penelitian dengan

pengumpulan data pendukung. Pengukuran yang digunakan dalam

penelitian ini adalah maksimum, minimum dan rata-rata. Uji Statistik

deskriptif dalam penelitian ini menggunakan program Statistical Product

and Service Solution (SPSS) versi 25.0.

III.6.2 Analisis Statistik Inferensial


61

Penelitian ini menggunakan statistik inferensial sebagai teknik

analisis data. “Statistik inferensial merupakan penelitian sampel dimana

peneliti ingin menaksir parameter populasi melalui data sampel” (Suryani

dan Hendrayadi, 2016:220). Langkah langkah yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel

dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak

(Umar, 2013:181). Model regresi yang baik adalah yang

berdistrubusi normal atau mendekati normal, yang dapat diketahui

dengan dengan menggambarkan penyebaran data melalui grafik.

Selain menggunakan grafik, uji normalitas juga dapat dilakukan

dengan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan melihat tingkat signifikansi

sebesar 5%. Hasil pengujian dari uji normalitas data tersebut

menunjukkan probabilitas asymp.sig (2-tailed) > 0,05 menunjukkan

data tersebut memiliki distribusi normal, sebaliknya jika data hasil

pengujian menunjukkan probabilitas asymp.sig (2-tailed) < 0,05

maka data tersebut memiliki distribusi yang tidak normal. Uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik normal

P-Plot dan uji Kolmogorov-Smirnov.

2) Uji Multikolinearitas
62

“Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah

ada hubungan antara variabel independen memiliki masalah

multikorelasi atau tidak, yaitu korelasi yang sangat tinggi atau sangat

rendah yang terjadi pada hubungan diantara variabel independen”

(Sarjono dan Julianta, 2011:70). Uji multikolinearitas dapat

dilakukan apabila jumlah variabel independen lebih dari satu.

Menurut Wijaya dalam (Sarjono dan Julianta, 2011:70), ada

beberapa cara untuk mendeteksi multikolinearitas, sebagai berikut:

a) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi


empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual
variabel bebas banyak yang tidak signifikan memengaruhi
variabel terikat.
b) Menganalisis korelasi di antara variabel bebas. Jika di
antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (lebih
besar dari 0,90), hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinearitas.
c) Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai VIF
(variance-inflating factor), jika VIF<10, tingkat
kolinearitas dapat ditoleransi.
d) Nilai Eigenvalue sejumlah satu atau lebih variabel bebas
yang mendekati nol memberikan petunjuk adanya
multikolinearitas.

Uji multikolinearitas yang sering digunakan adalah dengan

melihat VIF, karena cara tersebut dinilai paling mudah dan praktis.

Jika terdapat multikolinearitas sempurna maka koefisien regresi

tidak dapat ditentukan serta standar deviasi akan menjadi tak hingga.

Jika multikolinearitas kurang sempurna maka standar deviasi akan

besar dan tidak dapat ditaksir dengan mudah (Umar, 2013:140).

3) Uji Autokorelasi
63

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu

(disturbace term-ed) pada tahun t dan kesalahan pengganggu pada

tahun sebelumnya (t – 1). Apabila terjadi korelasi maka hal tersebut

menunjukkan adanya masalah autokorelasi. Masalah ini sering

terjadi pada data runtun waktu (time series) (Sarjono dan Julianta,

2011:80). Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Durbin-Watson, dimana nilai DW dapat diperoleh dengan

menggunakan program Statistical Product and Service Solution

(SPSS) versi 25.0.

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

H0 = Tidak terdapat autokorelasi (r =0)

H1 = Terdapat autokorelasi (r ≠0)

Berdasarkan uji Durbin-Watson, ada beberapa kriteria yang harus

dipenuhi:

Tabel III.4 Kriteria Uji Durbin-Watson


64

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Autokorelasi negatif Tolak 0 < dW < dL

Autokorelasi positif Tolak 4-dL < dW < 4

DW berada di antara No decision dL ≤ dW ≤ dU


batas atas dan batas dan
bawah. (daerah ragu- 4-dU ≤ dW ≤ 4- dL
ragu)

Bebas autokorelasi Diterima dU < dW < 4-dU

Sumber : Purwanto (2017:200-201)

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari

residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari

residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastisitas sementara itu untuk varians yang berbeda disebut

heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

heteroskedastisitas (Umar, 2013:179). Dasar analisis yang dapat

digunakan dalam menentukan uji heteroskedastisitas, antara lain:

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar dan

kemudian menyempit maka mengindikasi telah terjadi

heteroskedastisitas.

b) Jika pola yang jelas serta titik-titik pola yang menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas (Sarjono dan Julianta, 2011:70).


65

III.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Menurut Arikunto

(2013:339), analisis regresi berganda ini adalah analisis tentang hubungan

antara satu variabel dependen (variabel Y) dengan dua atau lebih variabel

independen (variabel X1, X2, X3…..,Xn). Formula dari analisis regresi linier

berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara diversifikasi,

leverage dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Model regresi linier

yang digunakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = α + β1 HERF + β2 DER+ β3 ROE + e

Keterangan:

Y = Nilai perusahaan (Tobin’s Q)

α = Konstanta

β1 = Koefisien variabel diversifikasi (HERF)

β2 = Koefisien variabel leverage (DER)

β3 = Koefisien variabel profitabilitas (ROE)

e = Error Terms

1. Uji Hipotesis
a. Uji F

Uji F atau lebih sering disebut dengan uji simultan bertujuan

untuk mengetahui pengaruh simultan (bersama-sama) variabel

dependen terhadap variabel independen. Kriteria pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut:


66

1) Apabila probabilitas < α (α = 0,05), variabel independen secara

simultan memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

2) Apabila probabilitas > α (α = 0,05), variabel independen secara

simultan tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

b. Uji t

Uji t bertujuan untuk melihat seberapa jauh pengaruh variabel

dependen terhadap variabel independen dengan menganggap variabel

lain bersifat konstan. Pengambilan keputusan dalam pengujian ini yaitu

membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi α = 5%.

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Apabila probabilitas < α, maka H0 ditolak, artinya variabel

independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Apabila probabilitas > α, maka H0 diterima, artinya variabel

independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

2. Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model variabel independen menerangkan variasi variabel

dependen. Letak koefisien determinasi (R2) antara nol dan satu (0≤R2≤1).

Apabila nilai koefisien determinasi semakin mendekati angka satu, maka

pengaruhnya akan semakin baik antara variabel independen dengan

variabel dependen dalam penelitian. Menurut (Sugiyono, 2014:250), untuk

mengetahui interpretasi nilai R dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel III.5 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi (R)


67

Interval Nilai R Tingkat Hubungan

0,00 – 1,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2014:250)

Penghitungan nilai koefisien determinasi (R2) membutuhkan

bantuan software SPSS for windows. Santoso (2000:144) menyatakan

terdapat dua jenis koefisien determinasi yang disesuaikan. Penghitungan

model regresi linier berganda dengan menggunakan koefisien determinasi

yang telah disesuaikan (adjusted R2) lebih baik melihat seberapa model

dibandingkan dengan koefisien determinan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

IV.1.1 Sejarah Umum Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan lembaga pemerintah yang

berperan sebagai penyelenggara bursa, yaitu tempat untuk melakukan jual

beli surat berharga yang berupa saham, obligasi, serta efek lainnya. Bursa

Efek Indonesia merupakan pasar modal hasil penggabungan antara Bursa

Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang mulai beropersi

pada 1 Desember 2007. Bursa Efek Indonesia telah ada sejak jaman

penjajahan Belanda. Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia

oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1992 untuk kepentingan

kolonial dan VOC.

Pasar modal telah mengalami perkembangan dan pertumbuhan

sejak awal didirikannya. Bursa Efek yang didirikan Belanda ini sempat

mengalami kevakuman dalam kegiatan operasinya yang disebabkan oleh

beberapa faktor seperti perang dunia I dan II, perpindahan kekuasaan dari

pemerintah kolonial kepada pemerintahan Republik Indonesia, dan

berbagai kondisi lain yang menyebabkan operasi Bursa Efek tidak dapat

berjalan dengan semestinya. Pada 10 Agustus 1997, Bursa Efek

diresmikan oleh Presiden Soeharto dan dijalankan dibawah Bapepam

68
69

(Badan Pelaksana Pasar Modal). Berawal dari itu kegiatan pasar modal

mulai berkembang pesat, kemudian bursa efek di pisah sendiri menjadi

sebuah perseroan pada tahun 1992. Fungsi Bapepam berubah dari yang

semula sebagai pelaksana menjadi pengawas pasar modal. Bursa Efek

Indonesia terus mengalami pertumbuhan sampai sekarang dan mampu

bersaing dengan Bursa Efek negara lain terbukti dari peningkatan volume

transaksi dan nilai yang terus meningkat. Pengawas yang dulu dilakukan

oleh Bapepam kini digantikan oleh oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

IV.1.2 Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia

Visi dari Bursa Efek Indonesia adalah menjadi bursa yang

kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia, sedangkan misinya adalah

menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten., melalui

pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah,

efisiensi biaya serta penerapan good governance.

IV.2 Gambaran Umum Perusahaan yang diteliti

1. Bank Rakyat Indonesia Agroniag

Didirikan oleh Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) pada tanggal

27 September 1989, Bank AGRO mempunyai peranan penting dan

strategis dalam perkembangan sektor agribisnis Indonesia. Sebagai bank

yang berfokus pada pembiayaan agribisnis, sejak berdiri hingga saat ini,

portofolio kredit Bank AGRO sebagian besar (antara 60% – 75%)

disalurkan di sektor agribisnis, baik on farm maupun off farm. Bank


70

AGRO yang didirikan dengan Akta Notaris Rd.Soekarsono, S.H., di

Jakarta No. 27 tanggal 27 September 1989 memperoleh izin usaha dari

Menteri Keuangan pada tanggal 11 Desember 1989 dan mulai beroperasi

secara komersial pada tanggal 8 Februari 1990.

Pada tahun 2003, Bank AGRO menjadi perusahaan publik

berdasarkan persetujuan Bapepam-LK No. S-1565/PM/2003 tertanggal 30

Juni 2003 sehingga namanya berubah menjadi PT Bank Agroniaga Tbk

dan pada tahun yang sama mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Surabaya,

sedangkan pada tahun 2007, saham Bank AGRO dengan kode AGRO

sudah mulai tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2006, Bank

AGRO meningkatkan statusnya menjadi Bank Umum Devisa berdasarkan

Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 8/41/Kep.GBI/2006

tertanggal 8 Mei 2006. Pada tanggal 3 Maret 2011, dengan

ditandatanganinya Akta Akuisisi Saham PT Bank Agroniaga Tbk antara

Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan Dapenbun di Jakarta, Bank BRI

secara resmi menjadi Pemegang Saham Pengendali pada PT Bank

Agroniaga Tbk. Sebagai wujud komitmen bersama dalam sinergi bersama

Bank BRI, pada tahun 2012 seiring dengan ulang tahun ke-23, Bank

AGRO berganti nama menjadi BRI AGRO (“BRI AGRO”, atau

selanjutnya akan disebut sebagai “Perseroan”).

2. Bank Negara Indonesia (Persero)


71

Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (selanjutnya disebut “BNI”

atau “Bank”) pada awalnya didirikan di Indonesia sebagai Bank sentral

dengan nama “Bank Negara Indonesia” berdasarkan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946.

Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 1968, BNI

ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi

Bank Umum Milik Negara. Selanjutnya, peran BNI sebagai Bank yang

diberi mandat untuk memperbaiki ekonomi rakyat dan berpartisipasi dalam

pembangunan nasional dikukuhkan oleh UU No. 17 tahun 1968 tentang

Bank Negara Indonesia 1946.

Saat ini, 60% saham-saham BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik

Indonesia, sedangkan 40% sisanya dimiliki oleh masyarakat, baik individu

maupun institusi, domestik dan asing. BNI kini tercatat sebagai Bank

nasional terbesar ke-4 di Indonesia, dilihat dari total aset, total kredit

maupun total dana pihak ketiga. Dalam memberikan layanan finansial

secara terpadu, BNI didukung oleh sejumlah perusahaan anak, yakni Bank

BNI Syariah, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, BNI Life Insurance, dan

BNI Remittance. BNI menawarkan layanan penyimpanan dana maupun

fasilitas pinjaman baik pada segmen korporasi, menengah, maupun kecil.

Beberapa produk dan layanan terbaik telah disesuaikan dengan kebutuhan

nasabah sejak kecil, remaja, dewasa, hingga pensiun.

3. Bank Ina Perdana Tbk


72

Bank Ina Perdana adalah Perusahaan dibidang Jasa

Keuangan di Indonesia. Bank ini berpusat di Jakarta. Bank ini berdiri

pada 1990. Berdiri sejak 1990,dengan kepemilikan PT Kharisma Prima

Karya dan Oki Widjaja,berpusat di Wisma BSG Corporation, Jakarta.

Dalam upaya mendekatkan diri serta meningkatkan layanan perbankan

kepada nasabah, Bank Ina telah menyediakan fasilitas ATM yang

diletakkan diberbagai lokasi yang umumnya tidak jauh dari kantor Bank

Ina, serta menjadi salah satu anggota ATM Bersama.

Bank Ina melangkah maju mengembangkan diri secara

berkesinambungan dengan semangat dan komitmen yang tinggi dari

pemegang saham, pengurus dan karyawan, selalu diwujudkan dengan

pembuatan produk dan jasa perbankan yang mampu menyerap pasar,

seperti layanan transfer valas bekerja sama dengan CIMB Niaga.

4. Bank Mandiri

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari

program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah

Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah, yaitu Bank Bumi

Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank

Pembangunan Indonesia, dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-

masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam

pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank


73

Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan

kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.

5. Bank Bumi Arta

Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) didirikan 03 Maret 1967 dan

beroperasi secara komersial tahun 1967. Kantor pusat Bank Bumi Arta

Tbk berlokasi di Jl. Wahid Hasyim No. 234, Jakarta. Saat ini, Bank Bumi

Arta memiliki 10 kantor cabang, 22 kantor cabang pembantu, 20 kantor

kas dan 43 payment points yang seluruhnya berlokasi di Indonesia.

Pemegang saham yang memiliki saham 5% atau lebih saham Bank Bumi

Arta Tbk, antara lain: PT Surya Husada Investment (45,45%), PT Dana

Graha Agung (27,27%) dan PT Budiman Kencana Lestari (18,18%).

Ketiga pemegang saham ini merupakan pemegang pengendali.

6. Bank CIMB Niaga

PT Bank CIMB Niaga Tbk selanjutnya disebut “CIMB Niaga” atau

“Bank” didirikan pada tanggal 26 September 1955 berdasarkan Akta

Pendirian Perusahaan No. 90 yang dibuat di hadapan Raden Meester

Soewandi, Notaris di Jakarta tanggal 26 September 1955 dengan nama PT

Bank Niaga dan diubah dengan akta dari Notaris yang sama yaitu Akta

No. 9 tanggal 4 November 1955. Akta Pendirian Perusahaan tersebut

mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia

(sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi manusia) dengan Surat

Keputusan No. J.A.5/110/15 tanggal 1 Desember 1955 dan diumumkan


74

dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 71 tanggal 4 September

1956, Tambahan berita Negara No. 729/1956.

CIMB Niaga kini menawarkan nasabahnya beragam produk dan

layanan perbankan yang komprehensif di Indonesia mulai dari perbankan

konsumer, perbankan usaha kecil dan menengah (UKM), perbankan

komersial, hingga perbankan korporasi, yang didukung dengan kapabilitas

tresuri serta transaction banking dan jaringan branchless banking yang

mumpuni. CIMB Niaga juga memiliki produk dan layanan komersial dan

syariah melalui Unit Usaha Syariah CIMB Niaga Syariah. Salah satu

keunggulan CIMB Niaga adalah dalam hal transaction banking, yang

menawarkan ragam produk dan layanan serta solusi yang komprehensif

bagi Bank dalam mengelola operasional keuangannya baik transaksi

domestik maupun cross border.

7. Bank Maybank Indonesia

Pada 2008 Bank Internasional Indonesia (BII) diakuisisi oleh

Maybank melalui anak perusahan yang dimiliki sepenuhnya yaitu

Maybank Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd. (MOCS) dan

Sorak Financial Holdings Pte. Ltd. (Sorak). Melalui persetujuan Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) pada 23 September 2015, Bank Internasional

Indonesia (BII) berubah nama menjadi Bank Maybank Indonesia,

mengukuhkan Identitasnya sebagai Entitas utuh yang tidak terpisahkan

dari Grup Maybank serta senantiasa berusaha untuk


75

menghadirkan Humanising Financial Services kepada semua pemangku

kepentingan.

8. Bank BTPN

Bank BTPN yang awalnya merupakan singkatan dari Bank

Tabungan Pensiunan Nasional ini terlahir dari pemikiran 7 (tujuh) orang

dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada

tahun 1958 di Bandung. Ketujuh serangkai tersebut kemudian mendirikan

Perkumpulan Bank Pegawai Pensiunan Militer (selanjutnya disebut

”BAPEMIL”) dengan status usaha sebagai perkumpulan yang menerima

simpanan dan memberikan pinjaman kepada para anggotanya. BAPEMIL

memiliki tujuan yang mulia yakni membantu meringankan beban ekonomi

para pensiunan, baik Angkatan Bersenjata Republik Indonesia maupun

sipil, yang ketika itu pada umumnya sangat kesulitan bahkan banyak yang

terjerat rentenir.

Sebagai Bank Swasta Nasional yang semula memiliki status

sebagai Bank Tabungan kemudian berganti menjadi Bank Umum pada

tanggal 22 Maret 1993, Bank BTPN memiliki aktivitas pelayanan

operasional kepada Nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Namun

aktivitas utama Bank BTPN adalah tetap mengkhususkan kepada

pelayanan bagi para pensiunan dan pegawai aktif, karena target market

Bank BTPN adalah para pensiunan.

9. Bank Oke Indonesia


76

Pada tanggal 08 Juli 2019 Bank Dinar melakukan penggabungan

usaha dengan PT Bank Oke Indonesia (Bank Oke) yang juga dimiliki oleh

APRO sebesar 99%. Bank Oke sendiri sebelumnya bernama Bank Andara

yang didirikan pada tahun 1980 dengan nama Maskapai Andil Indonesia

Bank Pasar Seri Partha. Pada tahun 1989 memperoleh izin sebagai bank

umum dan pada tahun 1997 berubah nama menjadi PT Bank Sri Partha

yang berfokus pada pembiayaan bagi UMKM yang berada di Bali. Setelah

diakuisisi oleh sekelompok pemegang saham yang memiliki reputasi

internasional, baik di bidang sosial maupun perbankan, pada 20 April 2009

berubah nama menjadi Bank Andara setelah mendapat persetujuan dari

Bank Indonesia. Pada 18 November 2016, Bank Andara dan APRO telah

menandatangani akta akuisisi yang menandai telah efektifnya akuisisi oleh

APRO. Transaksi akuisisi Bank Andara dilakukan melalui pembelian

saham baru Bank Andara sebesar 40% dan setahun setelah akuisisi,

tepatnya di bulan Mei 2017, APRO melakukan pembelian saham dari

Pemegang Saham yang lain sehingga kepemilikannya menjadi 99%. Pada

bulan Agustus 2017, nama Bank Andara resmi berubah menjadi Bank Oke

Indonesia dan telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan RI.

10. Bank Artha Graha Internasional

Bank Artha Graha Internasional berkedudukan di Jakarta Selatan

semula didirikan dengan nama PT Inter-Pacific Financial Corporation

berdasarkan Akta Nomor 12 tanggal 7 September 1973, dibuat dihadapan

Bagijo, S.H., pengganti dari Eliza Pondaag, S.H., pada waktu itu Notaris di
77

Jakarta, dengan ruang lingkup usaha sebagai lembaga keuangan bukan

bank, yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia

dengan Surat Keputusan Nomor Y.A.5/2/12 tanggal 3 Januari 1975, serta

telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 6

tanggal 21 Januari 1975 Tambahan Nomor 47.

11. Bank Mayapada Internasional

PT. Bank Mayapada International, Tbk dibentuk pada 7 September

1989 di Jakarta, disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia

pada 10 Januari 1990, kemudian mulai beroperasi secara komersial pada

tanggal 16 Maret 1990. Sejak 23 Maret 1990 Perusahaan resmi menjadi

bank umum, yang diikuti perolehan ijin dari Bank Indonesia sebagai bank

devisa pada tahun 1993. Pada tahun 1995 Bank berubah nama menjadi PT.

Bank Mayapada Internasional, Tbk, setelah itu tahun 1997 mengambil

inisiatif untuk go public dan hingga sekarang dikenal dengan nama PT.

Bank Mayapada Internasional, Tbk.

12. Bank China Construction

Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (CCB Indonesia)

(dahulu Bank Windu Kentjana International Tbk) (MCOR) didirikan 02

April 1974 dengan nama PT Multinational Finance Corporation dan mulai

beroperasi secara komersial pada tahun 1974. Kantor pusat MCOR

berlokasi di Equity Tower Lantai 9, Sudirman Central Business District

(SCBD) Lot 9, Jl. Jend Sudirman Kav 52 – 53 Jakarta 12190 – Indonesia.


78

Bank Windu memiliki 26 Kantor Cabang, 47 Kantor Cabang Pembantu

dan 38 Kantor Kas.

MCOR beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain:

1. PT Multinational Finance Corporation, 1974

2. Bank Multicor Tbk, 1993

3. Bank Windu Kentjana International Tbk, 2008

4. Bank China Construction Bank Indonesia Tbk, per 29 Desember

2016.

13. Bank Mega

Bank Mega didirikan dengan nama Mega Bank pada tanggal 1

Januari 1992 di Jakarta. Seiring dengan perkembangannya Mega Bank

pada tahun 1996 diambil alih oleh CT Corp (d/h Para Group) (PT Para

Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama). Untuk lebih

meningkatkan citra Mega Bank. Pada bulan Juni 1997 melakukan

perubahan logo dengan tujuan bahwa sebagai lembaga keuangan

kepercayaan masyarakat dengan akan lebih mudah dikenal melalui logo

perusahaan yang baru berubah nama menjadi Bank Mega. Dalam rangka

memperkuat struktur permodalan maka pada tahun yang sama Bank Mega

melaksanakan Initial Public Offering dan listed di BEJ maupun BES.

Dengan demikian sebagian saham Bank Mega dimiliki oleh publik dan

berubah namanya menjadi PT. Bank Mega Tbk.


79

14. Bank OCBC NISP

Bank OCBC NISP didirikan pada tanggal 4 April 1941 dengan

didasari pada Akta No. 6 tanggal 4 April 1941 dan disahkan oleh menteri

Hukum dan Hak Asasi manusia (dahulu Menteri Kehakiman), di Bandung

dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Pada

tahun 1972, Bank melakukan perubahan nama menjadi Nilai Inti Sari

Penyimpan (disingkat: NISP) yang kemudian pada 1978 ditetapkan bahwa

NISP bukan lagi sebagai singkatan, melainkan sebagai nama resmi Bank

(Bank NISP). Pada 2008, dengan masuknya OCBC Bank, Singapura

sebagai pemegang saham mayoritas, Bank NSIP secara resmi

menggunakan nama Bank OCBC NISP hingga sekarang.

Pada tahun 2011, OCBC NISP bergabung dengan OCBC

Indonesia, di mana OCBC Indonesia dibubarkan tanpa melalui likuidasi.

Entitas gabungan tersebut akan beroperasi dengan nama Bank OCBC

NISP, dan total aset gabungan sebesar Rp 47,6 triliun setelah merger.

15. Bank NationalNobu

Bank Nationalnobu atau yang lebih dikenal sebagai Nobu

Bank adalah Perusahaan publik yang bergerak dibidang perbankan dan

berkantor pusat di Jakarta. Berawal dari PT Bank Alfindo Sejahtera yang

dimiliki Alfi Gunawan, pendiri dari Ades yang berdiri pada 1989. Pada

tahun 2007 berubah menjadi PT Bank NationalNobu. Pada akhir

tahun 2011, kantor pusat Bank NationalNobu pindah dari Jembatan Lima


80

ke Graha Granadha di Jend Sudirman. Kemudian kembali pindah hingga

saat ini berlokasi di Plaza Semanggi Lt. UG dan 9, Jln. Jend. Sudirman

Kav.50, Jakarta. Nuansa kantor di lantai UG yang cerah dan transparan

menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung mall yang berlalu

lalang. Bank NationalNobu mempunyai fokus dalam segmen Retail dan

UMKM. Perusahaan melaksaan IPO pada 20 Mei 2013, dengan melepas

52 % saham ke publik.

16. Bank Woori Saudara Indonesia

PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk didirikan pada tahun

1906 dengan nama awal Himpoenan Saudara sebagai cikal bakal PT Bank

Himpunan Saudara 1906, Tbk. Perkumpulan Himpoenan Saudara secara

resmi mendapatkan izin untuk melakukan kegiatan usaha sebagai Bank

Tabungan pada tahun 1955, berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia No.249.542/U.M II tertanggal 11 November

1955. Selanjutnya pada tahun 1974 dilakukan perubahan bentuk hukum

menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Tabungan HS 1906

berdasarkan akta pendirian No. 30 tertanggal 15 Juni 1974.

Pada akhir tahun 2014, PT Bank Woori Indonesia secara resmi

melakukan penggabungan usaha (merger) ke dalam Bank dengan

diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia No. AHU-00128.40.40.2014 tertanggal 30 Desember

2014. Dengan telah efektifnya penggabungan usaha, nama PT Bank


81

Himpunan Saudara 1906 Tbk berubah menjadi “PT Bank Woori Saudara

Indonesia 1906, Tbk” berdasarkan Akta No. 42 tertanggal 24 Desember

2014.

IV.3 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran

atau deskripsi atas variabel-variabel penelitian. Jenis analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah nilai maksimum, minimum, dan

rata-rata. Berikut adalah analisis statistik deskriptif masing-masing

variabel penelitian.

a. Diversifikasi

Diversifikasi perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan indeks herfindahl. Menurut Chen dan Ho (2000), nilai

indeks herfindahl (HHI), berkisar antara angka nol sampai satu, semakin

indeks herfindahl mendekati angka satu maka penjualan perusahaan akan

terkonsentrasi pada satu segmen. Perusahaan yang memiliki satu segmen

usaha maka memiliki nilai indeks herfindahl satu. Jika perusahaan

memiliki banyak segmen usaha maka nilai indeks herfindahl akan

mendekati angka nol, artinya perusahaan tersebut semakin terdiversifikasi.

Berikut disajikan data diversifikasi yang diukur dengan indeks herfindahl

dari 16 perusahaan sektor Perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2015-

2019.
82

Tabel IV.1 Deskriptif Data Variabel Diversifikasi (HHI) pada sektor


Perbankan
Kode Diversifikasi (HHI) Rata-
No.
Saham 2015 2016 2017 2018 2019 Rata
1 AGRO 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
2 BBNI 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
3 BINA 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
4 BMRI 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
5 BNBA 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
6 BNGA 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
7 BNII 0,98 0,96 0,96 0,96 0,96 0,96
8 BTPN 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
9 DNAR 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
10 INPC 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
11 MAYA 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
12 MCOR 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
13 MEGA 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
14 NISP 0,98 0,96 0,96 0,96 0,96 0,96
15 NOBU 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
16 SDRA 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
Total 12,21 12,17 12,17 12,17 12,17 12,18
Maksimum 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Minimum 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
Rata-Rata 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76
Pertumbuhan
%   0,00 0 0 0 0,00
Sumber : Data diolah (2021)

Perusahaan sektor Perbankan secara keseluruhan memiliki rata-rata

indeks herfindahl (HHI) sebesar 0,76 atau 76%. Nilai rata-rata tertinggi

indeks herfindahl selama tahun penelitian dicapai oleh dua perusahaan

yaitu Bank Ina Perdana Tbk (BINA), Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), Bank

BTPN (BTPN), Bank Dinar Indonesia (DNAR), Bank Mayapada

(MAYA), Bank China Construction (MCOR), dan Bank Mega (MEGA).

Nilai rata-rata indeks herfindahl tertinggi atau yang bernilai satu artinya

perusahaan tersebut bergerak pada satu segmen usaha. Perusahaan yang


83

memiliki rata-rata nilai indeks herfindahl terendah selama tahun penelitian

ditunjukkan oleh Bank Artha Graha Internasional (INPC) sebesar 0,25 atau

25% yang dapat diartikan bahwa penjualan INPC terdiversifikasi dalam

beberapa segmen usaha.

b. Struktur Modal

Struktur modal merupakan hal yang sangat penting bagi setiap

perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek

yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Rasio struktur modal

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER).

DER dapat dihitung dengan membandingkan total hutang terhadap modal

sendiri. Struktur modal dapat mempengaruhi nilai perusahaan dengan

melihat hubungan antara penggunaan utang dan ekuitas melalui biaya

modalnya.

Berikut disajikan data struktur modal perusahaan yang diukur

dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) dari 16 perusahaan

sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.

Tabel IV.2 Deskriptif Data Variabel Struktur Modal (DER) pada


sektor Perbankan
No Kode Debt to Equity Ratio (DER) (%) Rata-
. Saham 2015 2016 2017 2018 2019 Rata
1 AGRO 5,14 4,88 4,25 3,78 3,76 4,36
2 BBNI 5,26 5,52 5,79 6,08 6,00 5,73
3 BINA 5,52 3,89 1,59 2,05 1,33 2,53
4 BMRI 6,16 5,38 5,22 5,09 5,13 5,40
5 BNBA 4,32 4,49 4,15 4,08 7,30 4,87
6 BNGA 7,33 5,95 6,21 7,80 5,41 6,54
Lanjutan Tabel IV.2 Deskriptif Data Variabel Struktur Modal
7 BNII 9,01 7,65 7,34 6,27 5,33 7,12
84

8 BTPN 4,60 4,08 4,25 3,95 5,03 4,38


9 DNAR 3,79 4,18 4,53 4,06 1,52 3,62
10 INPC 8,08 4,93 5,15 4,83 4,62 5,52
11 MAYA 9,31 7,63 7,75 7,30 6,23 8,10
12 MCOR 6,14 4,12 5,46 5,18 5,76 5,33
13 MEGA 4,92 4,75 5,30 5,08 5,48 5,11
14 NISP 6,34 6,08 6,06 6,11 5,53 6,02
15 NOBU 4,63 5,75 6,92 6,46 7,97 6,35
16 SDRA 3,84 4,13 3,44 3,51 4,32 3,85
Total 94,39 83,41 83,41 81,63 80,72 84,71
Maksimum 9,31 7,65 7,75 7,80 7,97 8,10
Minimum 3,79 3,89 1,59 2,05 1,33 2,53
Rata-Rata 5,29 5,17 5,16 5,15 5,17 5,19
-
Pertumbuhan - 0,001 0,004
%   0,0228 9 -0,0032 4 -0,01
Sumber : Data diolah (2021)

Perusahaan sektor Perbankan secara keseluruhan memiliki nilai

rata-rata DER sebesar 5,19% atau 519%. Nilai rata-rata tertinggi selama

perode penelitian yaitu Bank Mayapada (MAYA) sebesar 8,10% atau

810%, dapat diartikan bahwa rasio struktur modal MAYA telah melebihi

seratus persen dan nilainya meningkat dari tahun 2015-2019. Rasio

struktur modal yang tinggi menunjukkan tingkat utang perusahaan

melebihi modal yang dimiliki perusahaan, sehingga risiko juga akan

meningkat.

Perusahaan Sektor Perbankan yang memiliki nilai rata-rata DER

terendah selama tahun penelitian yaitu Bank Ina Perdana (BINA) sebesar

2,53% atau 253%. Bank Ina Perdana memiliki nilai DER yang rendah dan

terus menurun dari tahun 2015-2019,dapat diartikan bahwa perusahaan

mampu menjamin kewajibannya dengan modal yang dimiliki perusahaan.


85

c. Profitabilitas

Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam mengalokasikan laba bagi para pemegang saham atas modal yang

telah ditanamkan. Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

profitabilitas dalam penelitian ini adalah Return On Equity (ROE). ROE

dapat dihitung dengan membandingkan laba bersih setelah pajak terhadap

modal sendiri. Berikut disajikan data profitabilitas 16 perusahaan sektor

Perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019.

Tabel IV.3 Deskriptif Data Variabel Profitabilitas (ROE) pada sektor


Perbankan
Kode Return on Equity (ROE) (%) Rata-
No.
Saham 2015 2016 2017 2018 2019 Rata
1 AGRO 7,65 7,31 5,64 5,80 1,16 5,51
2 BBNI 11,65 12,78 13,65 13,67 6,61 11,67
3 BINA 5,28 3,78 1,52 1,01 0,60 2,30
4 BMRI 9,14 9,55 12,61 8,87 7,37 12,24
5 BNBA 4,62 6,07 6,57 4,35 3,51 5,02
6 BNGA 1,49 6,09 8,06 9,10 0,08 4,96
7 BNII 7,26 10,21 9,35 6,48 7,73 8,21
8 BTPN 12,59 11,50 8,27 11,66 9,90 10,78
9 DNAR 3,24 2,93 2,20 1,56 1,17 2,22
10 INPC 1,49 0,93 1,51 0,32 0,08 0,87
11 MAYA 14,22 11,63 7,91 7,55 5,92 9,45
12 MCOR 4,77 0,93 2,04 2,68 4,15 2,91
13 MEGA 17,70 12,78 73,10 13,98 14,85 26,48
14 NISP 9,15 9,18 9,99 10,80 11,56 10,14
15 NOBU 1,53 2,28 2,51 2,60 3,40 2,46
16 SDRA 6,41 7,02 7,18 6,12 11,08 7,56
112,3
Total 119,28 5 172,11 106,55 90,72 120,20
Maksimum 17,70 12,78 73,10 13,98 14,85 26,48
Lanjutan Tabel IV.3 Deskriptif Data Variabel Profitabilitas
Minimum 1,49 0,93 1,51 0,32 0,08 0,87
Rata-Rata 7,46 7,02 10,76 6,66 5,67 7,51
Pertumbuha   -0,06 0,53 -0,38 -0,15 -0,01
86

n (%)

Perusahaan sektor Perbankan secara keseluruhan memiliki rata-rata

tingkat profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) sebesar

7,51% selama tahun 2015-2019. Perusahaan yang memiliki nilai rata-rata

ROE tertinggi yaitu Bank Mega (MEGA) sebesar 26,48%, dapat diartikan

bahwa MEGA memiliki kemampuan menghasilkan laba bagi pemegang

saham lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang lain. Berdasarkan tabel

diatas, nilai rata-rata ROE terendah sebesar 0,87% yaitu Bank Artha Graha

Internasional (INPC), dapat diartikan bahwa INPC kurang dalam

memaksimalkan modal untuk menghasilkan laba bagi pemilik.

d. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah persepsi investor terhadap perusahaan

dilihat yang dari kinerja perusahaan dan nilai sahamnya. Earning Per

Share (EPS) digunakan sebagai indikator untuk mengukur nilai

perusahaan. Berikut adalah hasil perhitungan rata-rata EPS pada

perusahaan sektor Perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019.

Tabel IV.4 Deskripsi Data Variabel Nilai Perusahaan (EPS) pada


sektor Perbankan
Kode Earning Per Share (EPS) (%) Rata-
No.
Saham 2015 2016 2017 2018 2019 Rata
1 AGRO 0,7 0,67 0,78 0,96 0,24 0,67
2 BBNI 0,49 0,61 0,74 0,81 0,83 0,70
3 BINA 0,8 0,67 0,67 0,42 0,26 0,56
Lanjutan Tabel IV.4 Deskripsi Data Variabel Nilai Perusahaan
4 BMRI 1,04 1,66 0,92 1,16 0,83 1,12
5 BNBA 0,23 0,25 0,25 0,25 0,26 0,25
6 BNGA 0,34 0,07 0,12 0,14 0,16 0,17
87

7 BNII 0,17 0,29 0,27 0,3 0,25 0,26


8 BTPN 0,32 0,3 0,24 0,36 0,37 0,32
9 DNAR 0,62 0,58 0,45 1,16 0,19 0,60
10 INPC 0,56 0,46 0,43 0,34 0,37 0,43
11 MAYA 0,13 0,07 0,12 0,07 0,08 0,09
12 MCOR 1,04 0,14 0,3 0,55 0,47 0,50
13 MEGA 0,15 1,66 0,19 0,23 0,29 0,50
14 NISP 0,13 0,16 0,19 0,11 0,13 0,14
15 NOBU 0,42 0,68 0,79 1,01 0,1 0,60
16 SDRA 0,52 0,61 0,67 0,82 0,76 0,68
Total 7,55 7,95 7,13 8,08 5,37 7,22
Maksimum 1,04 1,66 0,92 1,16 0,83 1,12
Minimum 0,13 0,07 0,12 0,07 0,08 0,09
Rata-Rata 0,47 0,50 0,45 0,51 0,34 0,45
Pertumbuha 0,1332 -
n%   0,05298 -0,1031 4 0,3354 -0,06
Sumber : Data diolah (2021)

Berdasarkan data hasil perhitungan nilai perusahaan dengan

menggunakan rasio Earning Per Share (EPS) diatas, perusahaan sektor

Industri Barang Konsumsi secara keseluruhan memiliki rata-rata EPS

sebesar 0,45%. Perusahaan yang memiliki rata-rata nilai EPS tertinggi

yaitu Bank Mandiri (BMRI) sebesar 1,12%. Nilai EPS lebih dari 1

menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek pertumbuhan

yang semakin baik. Perusahaan dengan nilai rata-rata nilai EPS terendah

yaitu Bank Mayapada (MAYA) sebesar 0,09%, dapat diartikan bahwa

biaya penggantian aktiva perusahaan lebih besar dibandingkan dengan

nilai pasar perusahaan tersebut, atau pasar menilai kurang pada perusahaan

tersebut.

Berdasarkan beberapa tabel dan penjelasan sebelumnya, penjelasan

mengenai nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi dapat


88

dilihat dengan lebih ringkas dengan menggunakan hasil pengujian statistik

deskriptif. Hasil pengujian statistik deskriptif dilakukan peneliti dengan

bantuan program SPSS 25.0 for windows. Berikut disajikan tabel hasil

pengujian analisis statistik deskriptif.

Tabel IV.5 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Diversifikasi (X1) 80 0.25 1 0.761 0.270
Struktur Modal (X2) 80 1.33 9.31 5.295 1.548
Profitabilitas (X3) 80 0.08 73.1 7.363 8.528
Nilai Perusahaan (Y) 80 0.07 6.23 0.527 0.714

Berdasarkan Tabel IV.5 didapatkan hasil statistik deskriptif sebagai

berikut :

a. variabel Diversifikasi memiliki nilai terendah sebesar 0,250 dan nilai

tertinggi sebesar 1. Variabel Diversifikasi memiliki rata – rata sebesar

0,761 dengan standar deviasi sebesar 0.270. Rata – rata indeks herfindahl

mendekati angka satu menunjukkan bahwa perusahaan yang di ambil

dalam penelitian ini semakin terkonsentrasi pada segmen tertentu atau

segmen tunggal

b. variabel Struktur Modal memiliki nilai terendah sebesar 1,330 dan nilai

tertinggi sebesar 9,310. Variabel Struktur Modal memiliki rata – rata

sebesar 5,295 dengan standar deviasi sebesar 1.548. nilai rata – rata

struktur modal yang rendah menunjukkan bahwa rata – rata perusahaan

memiliki hutang jangka panjang yang lebih rendah dari pada modal
89

perusahaan pribadi, yang berarti perusahaan memiliki struktur modal yang

baik

c. variabel Profitabilitas memiliki nilai terendah sebesar 0,080 dan nilai

tertinggi sebesar 73,100. Variabel Profitabilitas memiliki rata – rata

sebesar 7,363 dengan standar deviasi sebesar 8,528. Nilai Profitabilitas

yang tinggi sampai 73% menunjukkan bahwa perusahaan mampu

memberikan pengembalian kepada pemegang saham atas dana yang

diinvestasikan

d. variabel Nilai Perusahaan memiliki nilai terendah sebesar 0,07 dan nilai

tertinggi sebesar 6.23. Variabel Nilai Perusahaan memiliki rata – rata

sebesar 0,527 dengan standar deviasi sebesar 0,714. Nilai perusahaan yang

kurang dari 1 menunjukkan bahwa perusahaan yang di ambil dalam

peneltiian cenderung memiliki nilai perusahaan yang tidak rendah.

IV.4 Asumsi-Asumsi Klasik Regresi

Asumsi-asumsi klasik ini harus dilakukan pengujiannya untuk

memenuhi penggunaan regresi linier berganda. Setelah diadakan

perhitungan regresi berganda melalui alat bantu SPSS for Windows,

diadakan pengujian uji asumsi klasik regresi. Hasil pengujian disajikan

sebagai berikut :

IV.4.1 Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual tersebar

normal atau tidak. Prosedur uji dilakukan dengan uji Kolmogorov-

Smirnov, dengan ketentuan sebagai berikut :


90

Hipotesis yang digunakan :

H0 : residual tersebar normal

H1 : residual tidak tersebar normal

Jika nilai sig. (p-value) > 0,05 maka H0 diterima yang artinya

normalitas terpenuhi.

Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel IV.2

Tabel IV.6 : Hasil Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize
d Residual
N 80
Mean .0000000
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation .39006570
Most Extreme Absolute .091
Differences Positive .091
Negative -.058
Kolmogorov-Smirnov Z .810
Asymp. Sig. (2-tailed) .528
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber: Data primer diolah

Dari hasil perhitungan didapat nilai sig. sebesar 0.528 (dapat dilihat

pada Tabel IV.6) atau lebih besar dari 0.05; maka ketentuan H 0 diterima

yaitu bahwa asumsi normalitas terpenuhi.


91

Gambar IV.1
Histogram

Berdasarkan uji Grafik Histogram didapatkan bahwa frekuensi

Residual paling banyak mengumpul pada nilai 0 atau nilai penyebaran data

sudah sesuai dengan kurva normal sehingga dikatakan bahwa residual

sudah menyebar secara distribusi normal.


92

Gambar IV.2
P-P Plot

Berdasarkan uji P-P Plot didapatkan bahwa titik – titik data sudah

menyebar mengikuti garis diagonal, sehingga dikatakan bahwa residual

sudah menyebar secara distribusi normal.

IV.4.2 Uji Autokorelasi

Nilai uji durbin-watson digunakan untuk melihat ada atau tidaknya

autokorelasi. nilai tabel Durbin-Watson untuk n = 80 dan k = 3 (adalah

banyaknya variabel bebas) diketahui nilai du sebesar 1.715 dan 4-du

sebesar 2.285. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel IV.7 :
93

Tabel IV.7 : Hasil Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson
1 2,141
Sumber: Data primer diolah

Dari Tabel IV.7 diketahui nilai uji Durbin Watson sebesar 2,141

yang terletak antara 1.715 dan 2.285, maka dapat disimpulkan bahwa

asumsi tidak terdapat autokorelasi telah terpenuhi.

IV.4.3 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas ini dilakukan untuk mengetahui bahwa tidak

terjadi hubungan yang sangat kuat atau tidak terjadi hubungan linier yang

sempurna atau dapat pula dikatakan bahwa antar variabel bebas tidak

saling berkaitan. Cara pengujiannya adalah dengan membandingkan nilai

Tolerance yang didapat dari perhitungan regresi berganda, apabila nilai

tolerance < 0,1 maka terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinieritas

dapat dilihat pada Tabel IV.4.

Tabel IV.8 : Hasil Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics
Varaibel Bebas
Tolerance VIF
X1 0.898 1.114
X2 0.851 1.175
X3 0.932 1.072
Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan Tabel IV.8, berikut hasil pengujian dari masing-

masing variabel bebas:

a. Tolerance untuk Diversifikasi adalah 0,898


94

b. Tolerance untuk Struktur Modal adalah 0,851

c. Tolerance untuk Profitabilitas adalah 0,932

Pada hasil pengujian didapat bahwa keseluruhan nilai tolerance >

0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar

variabel bebas.

Uji multikolinearitas dapat pula dilakukan dengan cara

membandingkan nilai VIF (Variance Inflation Faktor) dengan angka 10.

Jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas. Berikut hasil pengujian

masing-masing variabel bebas :

a. VIF untuk Diversifikasi adalah 1,114

b. VIF untuk Struktur Modal adalah 1,175

c. VIF untuk Profitabilitas adalah 1,072

Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinearitas antar variabel bebas. Dengan demikian uji asumsi tidak

adanya multikolinearitas dapat terpenuhi.

IV.4.4 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi

ketidaksamaan nilai simpangan residual akibat besar kecilnya nilai salah

satu variabel bebas. Atau adanya perbedaaan nilai ragam dengan semakin

meningkatnya nilai variabel bebas. Prosedur uji dilakukan dengan Uji

scatter plot. Pengujian kehomogenan ragam sisaan dilandasi pada

hipotesis:
95

H0 : ragam sisaan homogen

H1 : ragam sisaan tidak homogen

Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada Gambar IV.3

Gambar IV.3
Uji Heteroskedastisistas
Sumber: Data primer diolah

Dari hasil pengujian tersebut didapat bahwa diagram tampilan

scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola tertentu maka tidak

terjadi heteroskedastisitas, sehingga dapat disimpulkan bahwa sisaan

mempunyai ragam homogen (konstan) atau dengan kata lain tidak terdapat

gejala heterokedastisitas.
96

Dengan terpenuhi seluruh asumsi klasik regresi di atas maka dapat

dikatakan model regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sudah layak atau tepat. Sehingga dapat diambil interpretasi dari

hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan.

IV.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi ini digunakan untuk menghitung besarnya

pengaruh antara variabel bebas, yaitu Diversifikasi (X 1), Struktur Modal

(X2), Profitabilitas (X3) terhadap variabel terikat yaitu Nilai Perusahaan

(Y). Dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows ver 21.00 didapat

model regresi seperti pada Tabel IV.9 :

Tabel IV.9 Rekapitulasi Hasil Regresi


Variab Unstandardiz Standardized
el Variabel ed Coefficients Keteranga
Terikat Bebas Coefficients (Beta) t Sig. n
(Constan -
-0.597 0.001
t) 3.335
X1 0.401 0.152 2.296 0.024 Signifikan
Y
X2 0.068 0.147 2.161 0.034 Signifikan
11.51
0.063 0.747 0.000 Signifikan
X3 1

R: 0.837
R Square
0.701
:
Adjusted R 0,689
Square :
F F tabel
59.449
hitung : : 2.725
t Tabel
0.000
Sig. F : : 1.992

IV.5.1 Persamaan Regresi

Persamaan regresi digunakan mengetahui bentuk hubungan antara


97

variabel bebas dengan variabel terikat. Model regresi yang digunakan

adalah standardized regression, karena data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data interval yang pengukurannya menggunakan skala

likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau kelompok. Dalam standardized regression, ukuran

variabel atau ukuran jawabannya telah disamakan. Adapun persamaan

regresi yang didapatkan berdasarkan Tabel IV.9 adalah sebagai berikut :

Y = 0,152 X1 + 0,147 X2 + 0,747 X3

Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. b1 = 0,152, artinya Nilai Perusahaan akan meningkat sebesar 0,152

satuan untuk setiap tambahan satu satuan X1 (Diversifikasi). Jadi

apabila Diversifikasi mengalami peningkatan 1 satuan, maka Nilai

Perusahaan akan meningkat sebesar 0,152 satuan dengan asumsi

variabel yang lainnya dianggap konstan.

b. b2 = 0,147, artinya Nilai Perusahaan akan meningkat sebesar 0,147

satuan untuk setiap tambahan satu satuan X2 (Struktur Modal), Jadi

apabila Struktur Modal mengalami peningkatan 1 satuan, maka

Nilai Perusahaan akan meningkat sebesar 0,147 satuan dengan

asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan.

c. b3 = 0,747, artinya Nilai Perusahaan akan meningkat sebesar 0,747

satuan untuk setiap tambahan satu satuan X3 (Profitabilitas), Jadi

apabila Struktur Modal mengalami peningkatan 1 satuan, maka


98

Nilai Perusahaan akan meningkat sebesar 0,747 satuan dengan

asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan.

IV.5.2 Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengetahui besar kontribusi variabel bebas (Diversifikasi

(X1), Struktur Modal (X2), dan Profitabilitas (X3)) terhadap variabel terikat

(Nilai Perusahaan) digunakan nilai adjusted R2, Koefisien determinasi

digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh atau kontribusi variabel

bebas terhadap variabel terikat. Dari analisis pada Tabel IV.9 diperoleh
2
hasil adjusted R (koefisien determinasi) sebesar 0,689. Artinya bahwa

68,9% variabel Nilai Perusahaan akan dipengaruhi oleh variabel bebasnya,

yaitu Diversifikasi (X1), Struktur Modal (X2), dan Profitabilitas (X3).

Sedangkan sisanya 31,1% variabel Nilai Perusahaan akan dipengaruhi oleh

variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Selain koefisien determinasi juga didapat koefisien korelasi yang

menunjukkan besarnya hubungan antara variabel bebas yaitu Diversifikasi,

Struktur Modal, dan Profitabilitas dengan variabel Nilai Perusahaan, nilai

R (koefisien korelasi) sebesar 0.837, nilai korelasi ini menunjukkan bahwa

hubungan antara variabel bebas yaitu Diversifikasi (X 1), Struktur Modal

(X2), dan Profitabilitas (X3) dengan Nilai Perusahaan termasuk dalam

kategori kuat karena berada pada selang 0,8 – 1,0.


99

IV.6 Pengujian Model Regresi

Pengujian F atau pengujian model digunakan untuk mengetahui

apakah hasil dari analisis regresi signifikan atau tidak, dengan kata lain

model yang diduga tepat/sesuai atau tidak. Jika hasilnya signfikan, maka

H0 ditolak dan H1 diterima. Sedangkan jika hasilnya tidak signifikan, maka

H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini dapat juga dikatakan sebagai berikut :

H0 ditolak jika F hitung > F tabel

H0 diterima jika F hitung < F tabel

Berdasarkan Tabel IV.5 nilai F hitung sebesar 59,449. Sedangkan

F tabel (α = 0.05 ; db regresi = 3 : db residual = 76) adalah sebesar 2,725.

Karena F hitung > F tabel yaitu 59,449 > 2,725 atau nilai Sig. F (0,000) <

α = 0.05 maka model analisis regresi adalah sudah baik. Hal ini berarti H 0

ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi

yang digunakan sudah baik untuk pendugaan.

IV.7 Pengujian Hipotesis

IV.7.1 (t test / Parsial)

t test digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat. Dapat juga dikatakan jika t hitung > t tabel atau -t hitung <

-t tabel maka hasilnya signifikan dan berarti H0 ditolak dan H1 diterima.

Sedangkan jika t hitung < t tabel atau -t hitung > -t tabel maka hasilnya

tidak signifikan dan berarti H0 diteima dan H1 ditolak.


100

Berdasarkan Tabel IV.9 diperoleh hasil sebagai berikut :

a. t test antara X1 (Diversifikasi) dengan Y (Nilai Perusahaan)

menunjukkan t hitung = 2,296. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db

residual =76) adalah sebesar 1,992. Karena t hitung > t tabel yaitu

2,296 > 1,992 atau nilai sig t (0,024) < α = 0.05 maka pengaruh X 1

(Diversifikasi) terhadap Nilai Perusahaan adalah signifikan. Hal ini

berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan

bahwa Nilai Perusahaan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh

Diversifikasi atau dengan meningkatkan Diversifikasi maka Nilai

Perusahaan akan mengalami peningkatan secara nyata.

b. t test antara X2 (Struktur Modal) dengan Y (Nilai Perusahaan)

menunjukkan t hitung = 2,161. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db

residual =76) adalah sebesar 1,992. Karena t hitung > t tabel yaitu

2,161 > 1,992 atau nilai sig t (0,034) < α = 0.05 maka pengaruh X 2

(Struktur Modal) terhadap Nilai Perusahaan adalah signifikan pada

alpha 5%. Hal ini berarti H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan

bahwa Nilai Perusahaan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh

Struktur Modal atau dengan meningkatkan Struktur Modal maka

Nilai Perusahaan akan mengalami peningkatan yang tinggi.

c. t test antara X3 (Profitabilitas) dengan Y (Nilai Perusahaan)

menunjukkan t hitung = 11,511. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db

residual =76) adalah sebesar 1,992. Karena t hitung > t tabel yaitu

11,511 > 1,992 atau nilai sig t (0,000) < α = 0.05 maka pengaruh
101

X3 (Profitabilitas) terhadap Nilai Perusahaan adalah signifikan pada

alpha 5%. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa Nilai Perusahaan dapat dipengaruhi secara

signifikan oleh Profitabilitas atau dengan meningkatkan

Profitabilitas maka Nilai Perusahaan akan mengalami peningkatan

secara nyata.

IV.8 Hasil Uji Dominan

Untuk menentukan variabel independen yang paling berpengaruh

terhadap variabel Y, dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien

regresi (β) antara variabel yang satu dengan yang lain. Variabel

independen yang paling dominan pengaruhnya terhadap variabel Y adalah

variabel yang memiliki koefisien regresi yang paling besar.

Untuk membandingkan koefisien regresi masing-masing variabel

independen, disajikan tabel peringkat sebagai berikut:

Tabel IV.10 : Hasil Uji Dominan

Peringkat Variabel Koefisien βeta Pengaruh


2 X1 0.152 Signifikan
3 X2 0.147 Signifikan
1 X3 0.747 Signifikan
Sumber : Data Primer Diolah (2021)

Berdasarkan pada Tabel IV.6 tersebut, variabel Profitabilitas adalah

variabel yang memiliki koefisien regresi yang paling besar. Artinya,

variabel Y lebih banyak dipengaruhi oleh variabel Profitabilitas. Koefisien

yang dimiliki oleh variabel Profitabilitas bertanda positif, hal ini


102

menunjukkan hubungan yang searah sehingga dapat disimpulkan bahwa

semakin baik variabel Profitabilitas maka semakin meningkatkan Nilai

Perusahaan (Y).

IV.9 Pembahasan

Dalam penelitian ini diambil sebanyak 80 pengamatan yang terdiri

dari 16 perusahaan selama 5 tahun. Uji asumsi klasik yang menjadi

pengujian berikutnya,uji asumsi klasi terdiri atas uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas. Dimulai dari uji normalitas,

dapat dilihat pada table Hasil Uji Normalitas yang dimana pengujian

dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnof. Kemudian

uji kedua yaitu uji Multikolinearitas, dan uji ketiga yaitu uji

heterskedastisitas dengan hasil yang menggunakan diagram satterplot

menyebar dan tidak membentuk pola tertentu maka tidak terjadi

heteroskedatisitas, sehingga dapat disimpulkan bahwasisaan mempunyai

ragam homogen (konstan) atau dengan kata lain tidak terdapat gejala

heteroskedastisitas.

1. Pengaruh Simultan Diversifikasi (X1), Struktur Modal (X2), dan


Profitabilitas (X3) terhadap Nilai Perusahaan

Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang

menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Diversifikasi

(X1) dan Struktur Modal (X2), dan Profitabilitas (X3) terhadap Nilai

Perusahaan secara simultan.


103

Diversifikasi merupakan suatu kebijakan yang diambil oleh

perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan dapat

memilih akan bergerak dengan strategi fokus, atau terbagi dalam beberapa

segmen usaha yang berbeda. Strategi diversifikasi dipilih oleh perusahaan

dalam usahanya mengembangkan bisnis dan sebagai salah satu cara untuk

meminimalkan risiko. Diversifikasi dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan indeks herfindahl (HHI). Semakin indeks herfindahl

mendekati angka nol maka perusahaan semakin terdiversifikasi, apabila

semakin mendekati angka satu maka perusahaan semakin terkonsentrasi

pada satu segmen, (Chen dan Ho, 2000). Penerapan strategi diversifikasi

ini dapat berpengaruh menaikkan nilai perusahaan atau justru menurunkan

nilai perusahaan.

Sumber daya perusahaan juga merupakan salah satu faktor

perusahaan menerapkan strategi, Montgomery (1994) menjelaskan bahwa

perusahaan melakukan diversifikasi karena kelebihan kapasitas dalam

faktor-faktor produktif yang disebut dengan sumber daya, sehingga

perusahaan dapat memanfaatkan kelebihan sumberdaya yang dimiliki.

Faktor lainnya yaitu pandangan agency menekankan manfaat yang dapat

diambill oleh manajer perusahaan adalah memperoleh biaya dari para

pemegang saham. Teori agensi menjelaskan hubungan antara prinsipal dan

agen dalam menjalankan fungsi dan wewenang masing-masing. Konflik

keagenan yang muncul karena perbedaan kepentingan akan membawa

pada masalah-masalah diantara berbagai pihak yang terlibat konflik


104

kepentingan tersebut, maka diversifikasi sebagai kebijakan perusahaan

menjadi kurang optimal

Selain dipengaruhi oleh diversifikasi, nilai perusahaan juga

dipengaruhi oleh struktur modal. Modal kerja menjadi penunjang utama

bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Perubahan

struktur modal menyebabkan perubahan tingkat risiko yang dihadapi

perusahaan, sehingga perlu manajemen struktur modal yang optimal bagi

perusahaan. Keputusan struktur modal yang efektif dapat merendahkan

biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan, sebaliknya jika struktur

modal buruk maka akan berpengaruh pada besarnya biaya modal

perusahaan yang akan dikeluarkan. Besarnya biaya modal perusahaan juga

akan memberikan dampak pada nilai sebuah perusahaan. Struktur Modal

dalam penelitian ini menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) sebagai

indikator pengukurannya. DER dihitung dengan membandingkan antara

total utang dengan modal yang dimiliki oleh perusahaan.

Trade off theory menjelaskan bahwa pendanaan menggunakan

hutang yang akan dilakukan oleh perusahaan dapat meningkatkan

perusahaan untuk mengalami kesulitan keuangan. Hal ini disebabkan

pembayaran bunga tetap yang besar setiap tahunnya tanpa adanya

kepastian laba bersih. Bunga atas hutang dapat mengurangi pajak, tetapi

hutang akan menimbulkan biaya yang terkait dengan kebangkrutan aktual.

Tujuan utama perusahaan adalah ingin memakmurkan pemilik atau

pemegang saham. Pemegang saham dan calon investor menginginkan


105

perusahaan yang memiliki prospek baik di masa depan. Kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dapat dilihat dari tingkat

profitabiltas. Profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return On

Equity (ROE) sebagai indikator pengukurannya. ROE dihitung dengan

membandingkan jumlah laba setelah pajak terhadap modal sendiri.

Secara teori, hasil penelitian ini menguatkan teori Modigliani dan

Miller (MM) dalam Rodoni dan Herni, 2014:4) menyatakan, “nilai

perusahaan ditentukan hanya oleh kemampuan menghasilkan laba dari

aset-aset perusahaan atau kebijakan investasinya, dan bahwa cara aliran

laba dipecah antara dividen dan laba ditahan tidak mempengaruhi nilai

ini”. Laba yang dihasilkan perusahaan menjadi cerminan dari nilai

perusahaan. Investor lebih menyukai perusahaan yang memiliki prospek

baik di masa depan dilihat dari kemampuannya untuk menghasilkan laba.

Hal tersebut dapat meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di

perusahaan tersebut.

Semakin tinggi profitabilitas artinya perusahaan tersebut memiliki

kinerja yang semakin baik. Investor cenderung lebih memilih perusahaan

yang profitable (mampu menghasilkan laba) dibanding perusahaan yang

memiliki ROE rendah atau bahkan negatif. Perusahaan berusaha untuk

memaksimalkan laba yang dihasilkan agar dapat menarik minat investor,

sehingga profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


106

Jika dilihat dari nilai Adjust R Square yang diperoleh, maka

Diversifikasi (X1), Struktur Modal (X2), dan Profitabilitas (X3) memiliki

pengaruh sebanyak 68,9% dalam mempengaruhi nilai perusahaan.

2. Pengaruh Diversifikasi (X1) terhadap Nilai Perusahaan (Y)

Hitt et al. (2001, 253) menjelaskan bahwa strategi diversifikasi

sebagai penciptaan nilai ketika perusahaan dapat meningkatkan daya saing

strategis melalui penerapan strategi diversifikasi. Selain itu dengan

melakukan strategi diversifikasi, perusahaan dapat mengembangkan

kekuatan pasarnya untuk meningkatkan penghasilan. Strategi diversifikasi

memiliki dua sisi yang berbeda, pertama penerapan strategi diversifikasi

dapat meningkatkan nilai perusahaan namun di sisi yang lain diversifikasi

dapat mereduksi nilai atau kinerja perusahaan (Berger dan Ofek, 1995).

Berdasarkan hasil analisis uji t dan hasil signifikansi pada tabel

IV.9 menunjukkan bahwa variabel diversifikasi secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian Berger dan Ofek (1995) yang mengemukakan bahwa

diversifikasi dapat menurunkan nilai perusahaan. Hal ini berarti strategi

yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan yang diteliti belum

memberikan hasil yang optimal dilihat dari nilai perusahaan.

Hasil analisis statistik deskriptif bahwa perusahaan sektor

Perbankan secara keseluruhan memiliki rata-rata indeks herfindahl (HHI)


107

sebesar 0,76 atau 76%. Nilai rata-rata tertinggi indeks herfindahl selama

tahun penelitian dicapai oleh dua perusahaan yaitu Bank Ina Perdana Tbk

(BINA), Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), Bank BTPN (BTPN), Bank Dinar

Indonesia (DNAR), Bank Mayapada (MAYA), Bank China Construction

(MCOR), dan Bank Mega (MEGA). Semakin indeks mendekati ke angka

satu, maka penjualan perusahaan akan terkonsentrasi pada segmen

tertentu. Semakin indeks menjauhi ke angka satu, maka penjualan

perusahaan tidak hanya terkonsentrasi pada segmen tertentu. Perusahaan

yang berada pada segmen tunggal akan memiliki indeks herfindahl satu.

Teori yang mendukung hasil penelitian ini adalah teori agensi

(agency theory) oleh MontgomeryJensen & McKling. Teori tersebut

menjelaskan bahwa adanya konflik keagenan karena perbedaan

kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Pemegang saham

cenderung memilih risiko yang tinggi dengan mengharapkan return yang

tinggi juga, sedangkan manajer lebih memilih menjalankan bisnis dengan

risiko minimal dan return tertentu untuk mempertahankan posisinya.

Diversifikasi perusahaan merupakan salah satu strategi yang dilakukan

untuk mengurangi risiko, namun bagi pemegang saham belum tentu

memberikan tingkat pengembalian yang optimal. Akibatnya diversifikasi

yang dilakukan dapat mengurangi nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

(Tantra dan Wesnawati, 2017) menunjukkan bahwa perusahaan yang

menerapkan strategi diversifikasi biasanya didorong oleh keinginan untuk


108

mempertahankan keunggulan bersaing yang berkesinambungan dengan

cara ekspansi atau penambahan unit baik yang masih berhubungan dengan

usaha ataupun tidak. Perusahaan diversifikasi mampu meningkatkan

perusahaan karena adanya efisiensi operasional yaitu aktivitas bersama

terkait produksi, pemasaran dan sumber daya manusia serta adanya

transfer keahlian dan pengetahuan antar unit bisnis yang sama dapat

meningkatkan efisiensi yang lebih besar, sehingga berdampak terhadap

nilai perusahaan yang lebih tinggi, dengan begitu tujuan perusahaan

tercapai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan

menganalisis apakah strategi diversifikasi perusahaan berdampak

secara signifikan terhadap penurunan nilai perusahaan dibandingkan

dengan perusahaan yang menerapkan strategi fokus atau yang

beroperasi pada segmen tunggal.

Perusahaan yang melakukan diversifikasi karena kelebihan

kapasitas dalam faktor-faktor produktif yang disebut dengan sumber daya

(resource based view), sehingga perusahaan dapat memanfaatkan

kelebihan sumberdaya terkait saldo kas berlebih yang dimiliki. Perusahaan

yang melakukan diversifikasi berhubungan lebih mudah melakukan

alokasi sumberdaya secara internal karena adanya aktivitas bersama serta

adanya transfer keahlian dan pengetahuan antar unit bisnis yang sama

dapat meningkatkan efisiensi.

3. Pengaruh Struktur Modal (X2) terhadap Nilai Perusahaan (Y)


109

Struktur modal merupakan hal yang sangat penting bagi setiap

perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek

yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Suatu perusahaan

yang mempunyai struktur modal yang tidak baik dan mempunyai hutang

yang sangat besar akan memberikan beban berat kepada perusahaan yang

bersangkutan (Riyanto, 2008). Dalam memutuskan kebijakan struktur

modal perusahaan, seorang manajer keuangan dapat mempertimbangkan

untuk menggunakan instrumen ekuitas maupun utang untuk menjalankan

usahanya (Gill, Biger & Mathur, 2011). Terdapat dua sumber pendanaan

yang digunakan perusahaan yaitu pendanaan internal dan eksternal.

Pendanaan internal diperoleh dari laba ditahan (retained earning)

sedangkan pendanaan eksternal diperoleh dari utang dan modal saham

melalui penerbitan saham. Struktur modal dapat mempengaruhi nilai

perusahaan dengan melihat hubungan antara penggunaan utang dan ekuitas

melalui biaya modalnya.

Berdasarkan hasil analisis uji t dan hasil signifikansi pada tabel

IV.5 menunjukkan bahwa variabel struktur modal (DER) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dengan meningkatkan

struktur modal maka nilai perusahaan akan mengalami peningkatan yang

tinggi.

Hasil analisis statistik deskriptif bahwa Perusahaan sektor

Perbankan secara keseluruhan memiliki nilai rata-rata DER sebesar 5,19%

atau 519%. Nilai rata-rata tertinggi selama perode penelitian yaitu Bank
110

Mayapada (MAYA) sebesar 8,10% atau 810%, dan perusahaan sektor

Perbankan yang memiliki nilai rata-rata DER terendah selama tahun

penelitian yaitu Bank Ina Perdana (BINA) sebesar 2,53% atau 253%.

Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar modal pinjaman yang

digunakan untuk pembiayaan aktiva perusahaan.

Teori yang mendukung hasil penelitian ini adalah teori Trade off

theory yang dikemukakan oleh (Brigham & Houston, 2011) disebut

sebagai teori pertukaran leverage yang menyatakan bahwa perusahaan

menukar manfaat pajak dari pendanaan hutang dengan masalah yang

ditimbulkan oleh potensi kebangkrutan. Adanya fakta bahwa bunga

yang dibayarkan sebagai beban pengurang pajak membuat hutang

menjadi lebih murah dibandingkan dengan saham biasa atau preferen, atau

dengan kata lain hutang memberikan manfaat perlindungan pajak.

(Myers, 2001) mengemukakan bahwa perusahaan akan berhutang sampai

pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari

tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial

distress).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Khoirunnisa, 2018), struktur modal yang diukur menggunakan Debt to

Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, yang

menunjukkan bahwa setiap adanya kenaikan struktur modal maka nilai

perusahaan akan meningkat, sebaliknya apabila struktur modal menurun

maka nilai perusahaan akan menurun. Sehingga hipotesis yang diajukan


111

penulis yaitu terdapat pengaruh positif struktur modal terhadap nilai

perusahaan sesuai dan dapat diterima.

4. Pengaruh Profitabilitas (X3) terhadap Nilai Perusahaan (Y)

Semakin baik pertumbuhan profitabilitas berarti prospek

perusahaan di masa depan dinilai semakin baik juga, artinya semakin baik

pula nilai perusahaan dimata investor. Apabila kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham juga akan

meningkat (Husnan, 2001:317). Harga saham yang meningkat

mencerminkan nilai perusahaan yang baik bagi investor. (Suharli, 2006)

dalam (Martalina, 2011) menyatakan bahwa nilai pemegang saham akan

meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan

tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham.

Tingkat pengembalian investasi kepada pemegang saham

tergantung pada laba yang dihasilkan perusahaan. (Oktaviani, 2008) dalam

(Lifessy, 2011) juga menyatakan bahwa dengan tingginya tingkat laba

yang dihasilkan, berarti prospek perusahaan untuk menjalankan operasinya

di masa depan juga tinggi sehingga nilai perusahaan yang tercermin dari

harga saham perusahaan akan meningkat pula.

Berdasarkan hasil analisis uji t dan hasil signifikansi pada tabel

IV.5 menunjukkan bahwa variabel profitabilitas (ROE) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dapat disimpulkan

bahwa Nilai Perusahaan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh


112

Profitabilitas atau dengan meningkatkan Profitabilitas maka Nilai

Perusahaan akan mengalami peningkatan secara nyata.

Hasil analisis statistik deskriptif bahwa perusahaan sektor

Perbankan secara keseluruhan memiliki rata-rata tingkat profitabilitas yang

diukur dengan Return On Equity (ROE) sebesar 7,51% selama tahun 2015-

2019. Perusahaan yang memiliki nilai rata-rata ROE tertinggi yaitu Bank

Mega (MEGA) sebesar 26,48%, dapat diartikan bahwa MEGA memiliki

kemampuan menghasilkan laba bagi pemegang saham lebih tinggi

dibandingkan perusahaan yang lain. Berdasarkan tabel diatas, nilai rata-

rata ROE terendah sebesar 0,87% yaitu Bank Artha Graha Internasional

(INPC), dapat diartikan bahwa INPC kurang dalam memaksimalkan modal

untuk menghasilkan laba bagi pemilik. Semakin tinggi rasio maka akan

semakin baik pula kedudukan pemilik perusahaan.

Secara teori, hasil penelitian ini menguatkan teori Modigliani dan

Miller (MM) dalam Rodoni dan Herni, 2014:4) menyatakan, “nilai

perusahaan ditentukan hanya oleh kemampuan menghasilkan laba dari

aset-aset perusahaan atau kebijakan investasinya, dan bahwa cara aliran

laba dipecah antara dividen dan laba ditahan tidak memengaruhi nilai ini”.

Laba yang dihasilkan perusahaan menjadi cerminan dari nilai perusahaan.

Investor lebih menyukai perusahaan yang memiliki prospek baik di masa

depan dilihat dari kemampuannya untuk menghasilkan laba. Hal tersebut

dapat meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di perusahaan

tersebut.
113

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian (Sianipar, 2016),

profitabilitas perusahaan sangatlah penting karena untuk dapat

melangsungkan kegiatan operasionalnya, suatu perusahaan harus selalu

berada dalam keadaan menguntungkan agar dapat menarik modal dari luar.

Jika perusahaan ingin tetap bertahan, maka perusahaan tentunya harus

menghasilkan laba guna membiayai kegiatan operasionalnya karena pada

umumnya perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa adanya kemampuan

menghasilkan laba, yang juga menyatakan bahwa variabel Return On

Equity (ROE) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai

perusahaan (EPS). Angka ROE menunjukkan positif sehingga ROE dapat

meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mengalami peningkatan

seiring dengan naiknya profitabilitas. Semakin tinggi rasio ROE maka

kinerja perusahaan akan semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan

semakin kuat demikian pula sebaliknya.

5. Pengaruh Dominan Diversifikasi (X1), Struktur Modal (X2), dan


Profitabilitas (X3) terhadap Harga Saham

Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan

keputusan manajemen perusahaan (Brigham dan Houston, 2006:107).

Rasio profitabilitas merupakan alat ukur kesuksesan sebuah perusahaan

yang utama dan indikator penting dalam mengevaluasi kinerja manajer.

Dalam penelitian ini profitabilitas yang dijadikan sebagai variabel bebas

adalah ROE. ROE (return on equity) merupakan suatu pengukuran dari

penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik

pemegang saham biasa maupun saham preferen) atas modal yang mereka
114

investasikan di dalam perusahaan, maka semakin tinggi nilai rasio ini

maka semakin baik pula bagi pemegang saham perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis uji dominan pada tabel IV.10

menunjukkan hasil bahwa variabel profitabilitas adalah variabel yang

memiliki koefisien regresi yang paling besar. Artinya, variabel Y lebih

banyak dipengaruhi oleh variabel profitabilitas. Koefisien yang dimiliki

oleh variabel Profitabilitas bertanda positif, hal ini menunjukkan hubungan

yang searah sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik variabel

Profitabilitas maka semakin meningkatkan Nilai Perusahaan (Y).

Secara teori, hasil penelitian ini menguatkan teori Modigliani dan

Miller (MM) dalam Rodoni dan Herni, 2014:4) menyatakan, “nilai

perusahaan ditentukan hanya oleh kemampuan menghasilkan laba dari

aset-aset perusahaan atau kebijakan investasinya, dan bahwa cara aliran

laba dipecah antara dividen dan laba ditahan tidak memengaruhi nilai ini”.

Laba yang dihasilkan perusahaan menjadi cerminan dari nilai perusahaan.

Investor lebih menyukai perusahaan yang memiliki prospek baik di masa

depan dilihat dari kemampuannya untuk menghasilkan laba. Hal tersebut

dapat meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di perusahaan

tersebut.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian (Sianipar, 2016), yang

juga menyatakan bahwa variabel Return On Equity (ROE) mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (EPS). Angka ROE

menunjukkan positif sehingga ROE dapat meningkatkan nilai perusahaan.


115

Nilai perusahaan mengalami peningkatan seiring dengan naiknya

profitabilitas.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variabel mana sajakah

yang mempunyai pengaruh pada nilai perusahaan. Dalam penelitian ini

variabel bebas yang digunakan adalah variabel Diversifikasi (X1), Struktur

Modal (X2), Profitabilitas (X3) sedangkan variabel terikat yang digunakan

adalah Nilai Perusahaan (Y).

Berdasarkan pada penghitungan analisis regresi linier berganda,

dapat diketahui :

1. Hasil analisis uji F (uji simultan) menunjukkan bahwa variabel

diversifikasi, sturktur modal, dan profitabilitas secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Koefisien

determinasi yang diperoleh yaitu sebesar 68,9%, artinya besarnya

pengaruh secara simultan variabel dependen terhadap nilai

perusahaan adalah sebesar 68,9%. 31,1% sisanya variabel nilai

perusahaan dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak

dibahas dalam penelitian ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa adanya

115
116

pengaruh secara bersama-sama (simultan) variabel bebas terhadap

variabel Nilai Perusahaan dapat diterima.

2. Hasil analisis uji t (uji parsial) menunjukkan bahwa variabel

diversifikasi secara parsial berpengaruh signifikan dan positif

terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

nilai perusahaan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh variabel

diversifikasi atau dengan meningkatkan diversifikasi maka nilai

perusahaan akan mengalami peningkatan secara nyata. Rata-rata

indeks herfindahl (HHI) sebesar 0,76 atau 76%, semakin indeks

mendekati ke angka satu, maka penjualan perusahaan akan

terkonsentrasi pada segmen tertentu.

3. Hasil analisis uji t (uji parsial) menunjukkan bahwa variabel

struktur modal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai

perusahaan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh struktur modal

atau dengan meningkatkan struktur modal maka nilai perusahaan

akan mengalami peningkatan yang tinggi. Rata-rata DER sebesar

5,19% atau 519%, semakin tinggi DER menunjukkan semakin

besar modal pinjaman yang digunakan untuk pembiayaan aktiva

perusahaan.

4. Hasil analisis uji t (uji parsial) menunjukkan bahwa variabel

profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa angka ROE


117

menunjukkan positif sehingga ROE dapat meningkatkan nilai

perusahaan. Nilai perusahaan mengalami peningkatan seiring

dengan naiknya profitabilitas. Semakin tinggi rasio ROE maka

kinerja perusahaan akan semakin baik, artinya posisi pemilik

perusahaan semakin kuat demikian pula sebaliknya

5. Berdasarkan pada hasil uji dominan didapatkan bahwa variabel

profitabilitas mempunyai nilai t hitung dan koefisien beta yang

paling besar. Sehingga variabel profitabilitas mempunyai pengaruh

yang paling kuat dibandingkan dengan variabel yang lainnya maka

variabel profitabilitas mempunyai pengaruh yang dominan terhadap

Nilai Perusahaan.

V.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa

saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi

pihak-pihak lain. Adapun saran yang diberikan, antara lain:

1. Bagi Perusahaan

Manajemen perusahaan sebaiknya memperhatikan keputusan

terkait strategi diversifikasi, terutama bagi perusahaan dalam tahap

pertumbuhan dikarenakan penerapan strategi tersebut dapat berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Manajemen perusahaan sebaiknya

memperhatikan besarnya pendanaan melalui utang, dimana manfaat dari

penggunaan utang tersebut lebih besar dari risiko yang harus ditanggung

perusahaan. Tanggung jawab perusahaan dalam menjamin kewajiban-


118

kewajibannya juga menjadi pertimbangan bagi investor, sehingga

mempengaruhi nilai perusahaan.

2. Bagi Investor

Sebelum melakukan investasi atau penanaman modal ke suatu

perusahaan, sebaiknya calon investor mempertimbangkan faktor-faktor

seperti kebijakan diversifikasi perusahaan, struktur modal, dan

profitabilitas serta faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai

perusahaan agar nantinya mendapatkan return sesuai yang diharapkan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini masih banyak keterbatasan, pertama sampel penelitian

ini hanya menghasilkan sekitar 16 perusahaan selama tahun 2015-2019.

Penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas jumlah sampel agar

memperoleh hasil penelitian yang lebih baik. Kedua, penelitian ini belum

membagi diversifikasi menjadi diversifikasi terkait (related

diversification) dan tidak terkait (unrelated diversification). Penelitian

selanjutnya sebaiknya memperhatikan klasifikasi tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rodoni dan Herlin Ali. (2014). Manajemen Keuangan Modern. Edisi 1.
Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media

Arif. (2015). “Pengaruh Struktur Modal, Return on Equity, Likuiditas, dan Growth
Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Jasa yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.

Bambang, Riyanto. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi


Keempat. Cetakan Kedelapan. Yayasan Penerbit Gajah Mada. Yogyakarta

Barton, S. L., & Gordon, P. J. (1988). Corporate Strategy and Capital Structure.
Strategic Management Journal, 9(6), 623-632.

Berger, P. G., and Ofek, E. (1995). Diversification’s effect on firm value. Journal
of Financial Economics, 37, 39-65.

Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2011. Dasar-dasar Manajemen


Keuangan Terjemahan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Brigham, Eugene F. And Louis C. Gapenski, 1996, Intermediate Financial


Management, Florida: The Dryden Press

Bursa Efek Indonesia. (2021). Laporan Kinerja Keuangan Perusahaan Tercatat,


(online), (www.idx.co.id, diakses pada tanggal 16 Februari 2021 pukul
16.15).
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Akuntansi. Bandung: ALFABETA.
Gill, Amarjit, and Neil Mathur. 2011. Factors that Influence Financial Leverage of
Canadian Firms. Journal of Applied Finance & Banking, Vol. 1 No 2,
Hlm. 19-37.
Harahap, Sofyan Syafri. 2002. ”Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan”, Jakarta :
PT Raja Grfindo Persada.

Harto. P., (2007). “Pengaruh Diversifikasi Korporat Terhadap Kinerja


Perusahaan” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1, Nomor 3.

119
120

Harto, P. (2005). Kebijakan Diversifikasi Perusahaan dan Pengaruhnya Terhadap


Kinerja: Studi Empiris pada Perusahaan Publik di Indonesia. Simposium
Nasional Akuntansi 8 Solo, 15-16 September 2005. Universitas
Diponegoro.
Hasibuan, Veronica., et al. (2016). Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap
Nilai Perusahaan, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.39. No 1.: 139-
147.
Healy, P, K. Palepu. 1985. The Effect of Bonus Schemes on Accounting
Decisions. Journal of Accounting and Economics (7: 85-107).
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: Center For.
Academic Publishing Services.
Hitt, Michael A., Ireland, R. Duane, dan Hoskisson, Robert E. (2001).
Manajemen Strategis: Daya Saing dan Globalisasi, Konsep. Edisi 1.
Jakarta: Salemba Empat.
Hitt, M.A. Ireland R.D and Hoskisson, R.E. 2005, Strategic Management:
Competitiveness and Globalization. Sixth Edition. South-Western, USA.
Hunger. D. J, Wheelen. L. T, 1996, Strategic Management, Wesly Publishing
company.inc, Agung. J (penerjemah). 2003, Penerbit Andi Jogyakarta.

Hunger, J. D dan Wheelen, T. L. (2003). Manajemen Strategis.Yogyakarta: Andi

Jensen, M., C., dan W. Meckling, 1976. “Theory of the firm: Managerial
behavior, agency cost and ownership structure”, Journal of Finance
Economic 3:305- 360, di-download dari
http://www.nhh.no/for/courses/spring/eco420/jensenmeckling-76.pdf.

Jusriani, I. F dan Rahardjo, S. N. (2013) Analisis Pengaruh Profitabilitas,


Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang, Dan Kepemilikan Manajerial
Terhadap Nilai Perusahaan. Undergraduate thesis, Fakultas Ekonomika
dan Bisnis.

Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Lang, L.H.P., and R.E. Stulz.1994.Tobin's Q, Corporate Diversification an Firm


Performance, Journal of Political Economy, Vol.102, No.6, 1248-1280.

Lippman, S., and R. Rumelt (1982). Uncertain Imitability: An Analysis of


Interfirm Differences In Efficiency Under Competition. Bell Journal of
Economics. Vol. 13: pg. 418-438.

Montgomery, C.A and Wernerfelt.1988. Diversification, Ricardian rents and


Tobin’s q, Rand Journal of Economics, pp. 623-632.
121

Nuraina, E. 2012, “Pengaruh kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan


terhadap kebijakan hutang dan nilai perusahaan‟, Jurnal Bisnis dan
Ekonomi (JBE), Vol. 19, No.12, ISSN: 1412-3126.

Myers, S.C. (2001) Capital Structure. The Journal of Economic Perspectives, 15,
81-102. http://dx.doi.org/10.1257/jep.15.2.81.

Parhusip, H. A., dkk. (2016). Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap
Nilai Perusahaan, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 37 No. 2.: 163-
172.

Permatasari, D dan Azizah, F. D. (2018). Pengaruh Struktur Modal Terhadap


Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan
Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016).
Jurnal Administrasi Bisnis, Vol 61, No. 4.

Rudianto (2009). Pengantar Akuntansi. Jakarta: Penerbit Erlangga

Sartono, Agus., 2010, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4,


Yogyakarta : BPFE

Sianipar, S. (2016). Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai


Perusahaan Pada Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Riau.

Sitanggang, J.P. 2014. Manajemen Keuangan Perusahaan Ed.2. Jakarta: Mitra


Wacana Medis.

Sjahrial, Dermawan dan Djahotman Purba. (2013). Analisis Laporan Keuangan.


Jakarta: Mitra Wacana Media.

S. Munawir, 2004. Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Suad Husnan, (2001), “Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”,


Edisi Ketiga, UUP AMP YKPN, Yogyakarta.

Sutrisno. 2007. Manajemen Keuangan: Teori. Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:


Ekonisia.

S.S. Chen, K. W. Ho. Corporate diversification, Ownership Structure, and Firm


Value The Singapore Evidence. International Review of Financial
Analysis 9 (2000). 315-326

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.


122

Syamsuddin, LukmanL., 2011, Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi


Kesebelas. Jakarta : Grafindo

Tandelilin, EduardusE. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi
pertama. Yogyakarta : Kanisius

Tantra, W dan Wesnawati, A. R. (2017). Strategi Diversifikasi dan Nilai


Perusahaan. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian- Denpasar.

Tjiptono, FandyF. (2008). Strategi Pemasaran. Edisi 3, ANDI: Yogyakarta

Wheelen, T. L. and Hunger, J. D., (2012). “Strategic Management and Business


Policy Toward Global Sustainability”. Pearson Education, Prentice Hall,
USA.
LAMPIRAN

Lampiran I

Uji Statistik Deskriptif

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Diversifikasi (X1) 80 .250 1.000 .761 .270
Struktur Modal (X2) 80 1.330 9.310 5.295 1.548
Profitabilitas (X3) 80 .080 73.100 7.363 8.528
Nilai Perusahaan (Y) 80 .070 6.230 .527 .714
Valid N (listwise) 80
124

Lampiran II

Uji Asumsi Klasik

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .837a .701 .689 .39768985 2.141
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas (X3), Diversifikasi (X1), Struktur
Modal (X2)
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)

Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Diversifikasi (X1) .898 1.114
Struktur Modal (X2) .851 1.175
Profitabilitas (X3) .932 1.072
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual
N 80
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .39006570
Most Extreme Absolute .091
Differences Positive .091
Negative -.058
Kolmogorov-Smirnov Z .810
Asymp. Sig. (2-tailed) .528
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Correlations

Absres
Spearman's rho Diversifikasi (X1) Correlation Coefficient .090
Sig. (2-tailed) .427
N 80
Struktur Modal (X2) Correlation Coefficient .095
Sig. (2-tailed) .402
N 80
Profitabilitas (X3) Correlation Coefficient .157
Sig. (2-tailed) .166
N 80
125
126
127

Lampiran III

Regresi Linier Berganda

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


Nilai Perusahaan (Y) .5270000 .71358145 80
Diversifikasi (X1) .7611 .27005 80
Struktur Modal (X2) 5.2945 1.54829 80
Profitabilitas (X3) 7.3626 8.52756 80

Correlations

Nilai
Perusahaan Diversifikasi Struktur Profitabilitas
(Y) (X1) Modal (X2) (X3)
Pearson Correlation Nilai Perusahaan (Y) 1.000 .288 .387 .803
Diversifikasi (X1) .288 1.000 .317 .120
Struktur Modal (X2) .387 .317 1.000 .257
Profitabilitas (X3) .803 .120 .257 1.000
Sig. (1-tailed) Nilai Perusahaan (Y) . .005 .000 .000
Diversifikasi (X1) .005 . .002 .144
Struktur Modal (X2) .000 .002 . .011
Profitabilitas (X3) .000 .144 .011 .
N Nilai Perusahaan (Y) 80 80 80 80
Diversifikasi (X1) 80 80 80 80
Struktur Modal (X2) 80 80 80 80
Profitabilitas (X3) 80 80 80 80

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Profitabilita
s (X3),
Diversifika
. Enter
si (X1),
Struktur a
Modal (X2)
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)
128

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .837a .701 .689 .39768985 2.141
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas (X3), Diversifikasi (X1), Struktur
Modal (X2)
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 28.207 3 9.402 59.449 .000a
Residual 12.020 76 .158
Total 40.227 79
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas (X3), Diversifikasi (X1), Struktur Modal (X2)
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.597 .179 -3.335 .001
Diversifikasi (X1) .401 .175 .152 2.296 .024
Struktur Modal (X2) .068 .031 .147 2.161 .034
Profitabilitas (X3) .063 .005 .747 11.511 .000
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)
129

CURICULUM VITAE

AGNES ARIESTI YULIKA

Muaro Sijunjung, Padang • Sumatera Barat •27511


CELL 082268494393 • E-MAIL agnesyulika99@gmail.com

PROFILE Nama : Agnes Ariesti Yulika


Tempat & tgl. Lahir : Solok, 30 Maret 1999
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Pendidikan Akhir : S1
Alamat : Muaro Sijunjung, Padang, Sumatera Barat
Hp : 082268494393
Email : Agnesyulika99@gmail.com
Status Perkawinan : Belum Menikah

EDUCATION Fakultas Ilmu Administrasi SMA N 1 Sijunjung


Universitas Brawijaya, Malang Sijunjung, Padang
2017-2021 2014-2017

SMP N 7 Sijunjung SD N 20 Sijunjung


Sijunjung, Padang Sijunjung, Padang
2011-2014 2005-2010

SKILLS • Computing • Accounting


• Individual or teamwork ability

EXPERIENCE Magang
PT. Pos Indonesia (Persero) KPC Muaro Sijunjung, Sumatera Barat

Muaro Sijunjung, Padang • Sumatera Barat •27511 CELL 082268494393 • E-MAIL agnesyulika99@gmail.com
Lampiran IV
Hasil Perhitungan (HHI) perusahaan Perbankan tahun 2015-2019

Menurut Chen dan Ho, 2000, Revenue based Herfindahl Index dihitung dengan jumlah dari kuadrat masing-masing segmen dibagi

dengan kuadrat total penjualan perusahaan dengan rumus sebagai berikut :

Rumus Indeks Herfindahl (HHI)


n

HHI = ∑ Segsales 2
i=1
¿¿

Sumber : (Chen dan Ho 2000)

Contoh AGRO (HHI) 2015= 8.364.502.5632 + 8.364.502.5632 ÷ (16.729.005.1262) = 0,5

AGRO
Segmen 1 Segmen 2

AGRO Jumlah Diversifikasi


Segmen Operasi Segmen Geografis

Tahun 2015 8.364.502.563 8.364.502.563 16.729.005.126 0,50


130

Tahun 2016 11.377.960.721 11.377.960.721 22.755.921.442 0,50


Tahun 2017 16.325.247.007 16.325.247.007 32.650.494.014 0,50
Tahun 2018 23.313.671.251 23.313.671.251 46.627.342.502 0,50
Tahun 2019 27.067.922.912 27.067.922.912 54.135.845.824 0,50

BBNI
Segmen 1 Segmen 2

BBNI Jumlah Diversifikasi


Segmen Operasi Segmen Geografis

Tahun 2015 508.595.288 508.595.288 1.017.190.576 0,50


Tahun 2016 603.031.880 603.031.880 1.206.063.760 0,50
Tahun 2017 709.330.084 709.330.084 1.418.660.168 0,50
Tahun 2018 808.572.011 808.572.011 1.617.144.022 0,50
Tahun 2019 845.605.208 845.605.208 1.691.210.416 0,50

BINA
Segmen 1

BINA Jumlah Diversifikasi


Segmen Operasi

Tahun 2015 2.081.523 2.081.523 1,00


Tahun 2016 2.359.089 2.359.089 1,00
131

Tahun 2017 3.123.345 3.123.345 1,00


Tahun 2018 3.854.174 3.854.174 1,00
Tahun 2019 5.262.429 5.262.429 1,00

BMRI
Segmen 1 Segmen 2

BMRI Jumlah Diversifikasi


Segmen Operasi Segmen Geografis

Tahun 2015 910.063.409 910.063.409 1.820.126.818 0,50


Tahun 2016 1.038.706.009 1.038.706.009 2.077.412.018 0,50
Tahun 2017 1.124.700.847 1.124.700.847 2.249.401.694 0,50
Tahun 2018 1.202.252.094 1.202.252.094 2.404.504.188 0,50
Tahun 2019 1.318.246.335 1.318.246.335 2.636.492.670 0,50

BNBA
Segmen 1

BNBA Jumlah Diversifikasi


Segmen Geografis

Tahun 2015 6.567.266.817.941 6.567.266.817.941 1,00


Tahun 2016 7.121.173.332.944 7.121.173.332.944 1,00
Tahun 2017 7.014.677.335.611 7.014.677.335.611 1,00
132

Tahun 2018 7.297.273.467.260 7.297.273.467.260 1,00


Tahun 2019 7.607.653.715.376 7.607.653.715.376 1,00

BNGA
Segmen 1 Segmen 2

BNGA Jumlah Diversifikasi


Segmen Operasi Segmen Geografis

Tahun 2015 238.849.252 238.849.252 477.698.504 0,50


Tahun 2016 241.571.728 241.571.728 483.143.456 0,50
Tahun 2017 266.305.445 266.305.445 532.610.890 0,50
Tahun 2018 266.781.498 266.781.498 533.562.996 0,50
Tahun 2019 274.467.227 274.467.227 548.934.454 0,50

BNII
Segmen 1 Segmen 2

BNII Jumlah Diversifikasi


Segmen Operasi Segmen Geografis

Tahun 2015 157.619.013 1.604.366 159.223.379 0,98


Tahun 2016 166.678.902 3.099.675 169.778.577 0,96
Tahun 2017 173.253.491 3.297.866 176.551.357 0,96
Tahun 2018 177.532.858 3.332.296 180.865.154 0,96
133

Tahun 2019 169.082.830 3.676.348 172.759.178 0,96

BTPN
Segmen 1

BTPN Jumlah Diversifikasi


Segmen Operasi

Tahun 2015 81.039.663 81.039.663 1,00


Tahun 2016 91.371.387 91.371.387 1,00
Tahun 2017 95.489.850 95.489.850 1,00
Tahun 2018 101.341.224 101.341.224 1,00
Tahun 2019 181.631.385 181.631.385 1,00

DNAR
Segmen 1

DNAR Jumlah Diversifikasi


Segmen Geografis

Tahun 2015 1.641.425.490 1.641.425.490 1,00


Tahun 2016 2.311.229.050 2.311.229.050 1,00
Tahun 2017 2.535.110.634 2.535.110.634 1,00
Tahun 2018 4.353.870.062 4.353.870.062 1,00
Tahun 2019 5.108.848.026 5.108.848.026 1,00
134

INPC
Segmen 1 Segmen 2

INPC Jumlah Diversifikasi


Segmen Operasi Segmen Geografis

Tahun 2015 25.119.249 25.119.249 50.238.498 0,25


Tahun 2016 26.219.938 26.219.938 52.439.876 0,25
Tahun 2017 27.727.008 27.727.008 55.454.016 0,25
Tahun 2018 26.025.188 26.025.188 52.050.376 0,25
Tahun 2019 25.532.041 25.532.041 51.064.082 0,25

MAYA
Segmen 1

MAYA Jumlah Diversifikasi


Segmen Operasi

Tahun 2015 47.305.953.535 47.305.953.535 1,00


Tahun 2016 60.839.102 60.839.102 1,00
Tahun 2017 74.745.570 74.745.570 1,00
Tahun 2018 86.971.893 86.971.893 1,00
Tahun 2019 93.408.831 93.408.831 1,00

MCOR
135

Segmen 1

MCOR Jumlah Diversifikasi


Segmen Operasi

Tahun 2015 10.089.121 10.089.121 1,00


Tahun 2016 12.257.391 12.257.391 1,00
Tahun 2017 15.788.738 15.788.738 1,00
Tahun 2018 15.992.475 15.992.475 1,00
Tahun 2019 18.893.684 18.893.684 1,00

MEGA
Segmen 1

MEGA Jumlah Diversifikasi


Segmen Operasi

Tahun 2015 68.225.170 68.225.170 1,00


Tahun 2016 70.531.682 70.531.682 1,00
Tahun 2017 82.297.010 82.297.010 1,00
Tahun 2018 137.654.747 137.654.747 1,00
Tahun 2019 100.803.831 100.803.831 1,00

NISP
NISP Segmen 1 Segmen 2 Jumlah Diversifikasi
136

Segmen Operasi Segmen Geografis

Tahun 2015 120.480.402 1.319.282 121.799.684 0,98


Tahun 2016 138.196.341 2.921.261 141.117.602 0,96
Tahun 2017 153.773.957 3.080.698 156.854.655 0,96
Tahun 2018 173.582.894 4.014.615 177.597.509 0,96
Tahun 2019 180.706.987 4.022.615 184.729.602 0,96

NOBU
Segmen 1 Segmen 2

NOBU Jumlah Diversifikasi


Segmen Operasi Segmen Geografis

Tahun 2015 6.703.377 6.703.377 13.406.754 0,50


Tahun 2016 8.992.244 8.992.244 17.984.488 0,50
Tahun 2017 11.018.481 10.018.481 21.036.962 0,50
Tahun 2018 11.793.981 11.793.981 23.587.962 0,50
Tahun 2019 13.147.503 13.147.503 26.295.006 0,50

SDRA
Segmen 1 Segmen 2
SDRA Jumlah Diversifikasi
137

Segmen Operasi Segmen Geografis


Tahun 2015 20.019.523 20.019.523 40.039.046 0,50
Tahun 2016 22.630.634 22.630.634 45.261.268 0,50
Tahun 2017 27.086.504 27.086.504 54.173.008 0,50
Tahun 2018 29.631.693 29.631.693 59.263.386 0,50
Tahun 2019 39.936.262 39.936.262 79.872.524 0,50
DATA DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN (HHI)

Kode Diversifikasi (HHI) Rata-


No.
Saham 2015 2016 2017 2018 2019 Rata
1 AGRO 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
2 BBNI 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
3 BINA 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
4 BMRI 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
5 BNBA 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
6 BNGA 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
7 BNII 0,98 0,96 0,96 0,96 0,96 0,96
8 BTPN 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
9 DNAR 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
10 INPC 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
11 MAYA 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
12 MCOR 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
13 MEGA 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
14 NISP 0,98 0,96 0,96 0,96 0,96 0,96
15 NOBU 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
16 SDRA 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
Total 12,21 12,17 12,17 12,17 12,17 12,18
Maksimum 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Minimum 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
Rata-Rata 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76
Pertumbuhan
%   0,00 0 0 0 0,00
Sumber : Data diolah (2021)
138

LAMPIRAN V

Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan Perbankan tahun

2015-2019

Rumus DER:

Total Utang
DER =
Modal Sendiri

Sumber : (Sutrisno, 2007:218)

DATA STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (DER)

No Kode Debt to Equity Ratio (DER) (%) Rata-


. Saham 2015 2016 2017 2018 2019 Rata
1 AGRO 5,14 4,88 4,25 3,78 3,76 4,36
2 BBNI 5,26 5,52 5,79 6,08 6,00 5,73
3 BINA 5,52 3,89 1,59 2,05 1,33 2,53
4 BMRI 6,16 5,38 5,22 5,09 5,13 5,40
5 BNBA 4,32 4,49 4,15 4,08 7,30 4,87
6 BNGA 7,33 5,95 6,21 7,80 5,41 6,54
7 BNII 9,01 7,65 7,34 6,27 5,33 7,12
8 BTPN 4,60 4,08 4,25 3,95 5,03 4,38
9 DNAR 3,79 4,18 4,53 4,06 1,52 3,62
10 INPC 8,08 4,93 5,15 4,83 4,62 5,52
11 MAYA 9,31 7,63 7,75 7,30 6,23 8,10
12 MCOR 6,14 4,12 5,46 5,18 5,76 5,33
13 MEGA 4,92 4,75 5,30 5,08 5,48 5,11
14 NISP 6,34 6,08 6,06 6,11 5,53 6,02
15 NOBU 4,63 5,75 6,92 6,46 7,97 6,35
16 SDRA 3,84 4,13 3,44 3,51 4,32 3,85
Total 94,39 83,41 83,41 81,63 80,72 84,71
Maksimum 9,31 7,65 7,75 7,80 7,97 8,10
Minimum 3,79 3,89 1,59 2,05 1,33 2,53
Rata-Rata 5,29 5,17 5,16 5,15 5,17 5,19
-
Pertumbuhan - 0,001 0,004
%   0,0228 9 -0,0032 4 -0,01
Sumber : Data diolah (2021)
139

Lampiran VI
Hasil Perhitungan Return On Equity (ROE) perusahaan Perbankan tahun

2015-2019

Rumus ROE:
Lababersih sesudah pajak
ROE =
Modal Sendiri

Sumber : (Syamsuddin, 2011:74)

DATA PROFITABILITAS PERUSAHAAN (ROE)

Kode Return on Equity (ROE) (%) Rata-


No.
Saham 2015 2016 2017 2018 2019 Rata
1 AGRO 7,65 7,31 5,64 5,80 1,16 5,51
2 BBNI 11,65 12,78 13,65 13,67 6,61 11,67
3 BINA 5,28 3,78 1,52 1,01 0,60 2,30
4 BMRI 9,14 9,55 12,61 8,87 7,37 12,24
5 BNBA 4,62 6,07 6,57 4,35 3,51 5,02
6 BNGA 1,49 6,09 8,06 9,10 0,08 4,96
7 BNII 7,26 10,21 9,35 6,48 7,73 8,21
8 BTPN 12,59 11,50 8,27 11,66 9,90 10,78
9 DNAR 3,24 2,93 2,20 1,56 1,17 2,22
10 INPC 1,49 0,93 1,51 0,32 0,08 0,87
11 MAYA 14,22 11,63 7,91 7,55 5,92 9,45
12 MCOR 4,77 0,93 2,04 2,68 4,15 2,91
13 MEGA 17,70 12,78 73,10 13,98 14,85 26,48
14 NISP 9,15 9,18 9,99 10,80 11,56 10,14
15 NOBU 1,53 2,28 2,51 2,60 3,40 2,46
16 SDRA 6,41 7,02 7,18 6,12 11,08 7,56
112,3
Total 119,28 5 172,11 106,55 90,72 120,20
Maksimum 17,70 12,78 73,10 13,98 14,85 26,48
Minimum 1,49 0,93 1,51 0,32 0,08 0,87
Rata-Rata 7,46 7,02 10,76 6,66 5,67 7,51
Pertumbuha
n (%)   -0,06 0,53 -0,38 -0,15 -0,01
Sumber : Data diolah (2021)
Lampiran VI

Hasil Perhitungan Nilai Perusahaan perusahaan Perbankan tahun 2015-2019

Rumus EPS :

Lababersih setelah pajak


EPS =
Jumlah Lembar Saham Beredar

Sumber : (Kasmir, 2012)

VI.1 Tabel Jumlah Saham Biasa yang Beredar


Kode Jumlah Saham Biasa yang Beredar
No.
Perusahaan 2015 2016 2017 2018 2019
AGRO
1 11.479.715.698 15.325.712.820 17.912.537846 21.343.290.230 21.343.290.230
BBNI
2 18.648.656.458 18.648.656.458 18.648.656.458 18.648.656.458 18.648.656.458
BINA
3 2.100.000.000 2.725.000.000 2.725.000.000 2.725.000.000 2.725.000.000
BMRI
4 23.333.333.333 23.333.333.333 23.333.333.333 46.666.666.666 46.666.666.666
BNBA
5 2.310.000.000 2.286.900.000 2.286.900.000 2.310.000.000 2.310.000.000
6 BNGA 25.131.606.843 25.131.606.843
141

25.131.606.843 25.131.606.843 25.131.606.843


BNII
7 67.746.840.730 67.746.840.730 67.746.840.730 76.215.195.821 76.215.195.821
BTPN
8 5.840.287.257 5.840.287.257 5.840.287.257 5.851.646.757 8.148.928.869
DNAR
9 2.250.000.000 2.250.000.000 2.250.000.000 2.250.000.000 8.713.441.915
INPC
10 12.830.000.000 15.796.193.000 15.796.840.730 15.638.230.000 15.796.200.000
MAYA
11 4.261.374.585 4.870.142.382 5.411.269.314 6.313.147.533 6.764.086.594
MCOR
12 6.455.991.521 16.366.239.742 16.366.239.742 16.366.239.742 16.631.460.751
MEGA
13 6.964.000.000 6.964.000.000 6.964.000.000 6.964.000.000 6.964.000.000
NISP
14 11.472.648.486 11.472.648.486 11.472.648.486 22.945.296.972 22.945.296.972
NOBU
15 4.311.330.000 4.437.912.300 4.437.912.300 4.437.912.300 4.437.912.300
SDRA
16 5.072.356.660 5.072.356.660 6.580.926.254 6.580.926.254 6.580.926.254

VI.2 Tabel Laba Bersih


Kode Laba Bersih
No
Perusahaa
.
n 2015 2016 2017 2018 2019
1 AGRO 8.049.200.000 10.300.300.000 14.049.600.000 20.421.300.000 5.106.100.000
2 BBNI 9.140.532.000 11.410.196.000 13.770.592.000 15.091.763.000 15.508.584.000
142

3 BINA 1.687.700.000 1.823.600.000 1.834.000.000 1.139.500.000 711.500.000


4 BMRI 21.152.398.000 14.650.163.000 21.443.042.000 25.851.937.000 28.455.592.000
5 BNBA 533.339.900 582.450.600 565.184.800 580.251.900 608.399.800
6 BNGA 8.561.350.000 1.874.879.000 2.977.738.000 3.482.428.000 3.912.185.000
7 BNII 11.435.620.000 19.672.760.000 18.608.450.000 22.622.450.000 19.241.800.000
8 BTPN 1.875.846.000 1.752.609.000 1.421.940.000 2.128.064.000 2.992.418.000
9 DNAR 1.401.913.500 1.308.244.900 1.008.069.100 2.602.755.200 1.692.203.500
10 INPC 7.129.400.000 7.283.400.000 6.810.100.000 5.362.100.000 5.834.500.000
11 MAYA 652.324.636 820.190.823 675.404.953 437.412.000 528.114.000
12 MCOR 6.737.800.000 2.217.800.000 4.989.900.000 8.986.000.000 7.896.700.000
13 MEGA 1.052.771.000 11.580.000.000 1.300.043.000 1.599.347.000 2.002.733.000
14 NISP 1.500.835.000 1.789.900.000 2.175.824.000 2.638.064.000 2.939.243.000
15 NOBU 1.820.600.000 3.031.200.000 3.498.500.000 4.474.800.000 457.940.000
16 SDRA 2.652.300.000 3.098.160.000 4.387.250.000 5.379.710.000 4.997.910.000
DATA NILAI PERUSAHAAN (EPS)

No Kode Earning Per Share (EPS) (%) Rata-


. Saham 2015 2016 2017 2018 2019 Rata
1 AGRO 0,7 0,67 0,78 0,96 0,24 0,67
2 BBNI 0,49 0,61 0,74 0,81 0,83 0,70
3 BINA 0,8 0,67 0,67 0,42 0,26 0,56
4 BMRI 1,04 1,66 0,92 1,16 0,83 1,12
5 BNBA 0,23 0,25 0,25 0,25 0,26 0,25
6 BNGA 0,34 0,07 0,12 0,14 0,16 0,17
7 BNII 0,17 0,29 0,27 0,3 0,25 0,26
8 BTPN 0,32 0,3 0,24 0,36 0,37 0,32
9 DNAR 0,62 0,58 0,45 1,16 0,19 0,60
10 INPC 0,56 0,46 0,43 0,34 0,37 0,43
11 MAYA 0,13 0,07 0,12 0,07 0,08 0,09
12 MCOR 1,04 0,14 0,3 0,55 0,47 0,50
13 MEGA 0,15 1,66 0,19 0,23 0,29 0,50
14 NISP 0,13 0,16 0,19 0,11 0,13 0,14
15 NOBU 0,42 0,68 0,79 1,01 0,1 0,60
16 SDRA 0,52 0,61 0,67 0,82 0,76 0,68
Total 7,55 7,95 7,13 8,08 5,37 7,22
Maksimum 1,04 1,66 0,92 1,16 0,83 1,12
Minimum 0,13 0,07 0,12 0,07 0,08 0,09
Rata-Rata 0,47 0,50 0,45 0,51 0,34 0,45
Pertumbuha 0,0529 0,1332 -
n%   8 -0,1031 4 0,3354 -0,06
Sumber : Data diolah (2021)

Anda mungkin juga menyukai