Anda di halaman 1dari 74

PENGARUH STRUKTUR MODAL, LIKUIDITAS,

PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN


TERHADAP KUALITAS LABA
(Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia periode 2017-2019)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat


guna menyelesaikan studi akhir dan untuk memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Stikubank
Semarang

Oleh :
Nama : Kholifatun Kurnia Dewi
NIM : 17.05.52.0032
Program Studi : S.1 Akuntansi

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS STIKUBANK
SEMARANG
2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Manuskrip Skripsi ini telah memenuhi syarat dan kepada penyusun disetujui
untuk mengikuti ujian pendadaran skripsi dengan judul :

PENGARUH STRUKTUR MODAL, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS


DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA
(Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia periode 2017-2019)

Oleh :

Kholifatun Kurnia Dewi


NIM : 17.05.52.0032
Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank
Semarang

Semarang, Agustus 2021


Dosen Pembimbing

Cahyani Nuswandari, SE., M.Si., Akt


NIDN : 0609017401

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH STRUKTUR MODAL, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS


DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA
(Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia periode 2017-2019)

Oleh:
Kholifatun Kurnia Dewi
NIM: 17.05.52.0032
Program Studi Strata 1 (S1) Akuntansi

Hasil Penelitian dalam skripsi ini telah dipertahankan didepan Dewan Penguji
Pendadaran Skripsi dan skripsi telah disahkan dan diterima sebagai salah satu syarat
guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Stikubank Semarang pada tanggal: Agustus 2021

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Dosen Pembimbing
(Merangkap Penguji 1)

(Cahyani Nuswandari, SE., M.Si., Akt)


NIDN: 0609017401

Penguji II Penguji III

( ) ( )
NIDN: NIDN:

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis

(Dra. Euis Soliha, S.E., M.Si)


NIDN: 0027037101

iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :


Nama : Kholifatun Kurnia Dewi
NIM : 17.05.52.0032
Program Studi : S.1 Akuntansi

Menyatakan bahwa SKRIPSI yang saya susun dengan judul : PENGARUH


STRUKTUR MODAL, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (Studi pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019) tidak
terdapat keseluruhan atau sebagia tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara
menyalin atau meniru dalam rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan
gagasan, pendapat atau pikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai
tulisan yang saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan
yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan
pengakuan pada penilis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri itu. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin
atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya
bersedia menerima sanksi berupa pembatalan skripsi dan hasil ujian skripsi ini.

Semarang, Agustus 2021


Yang menyatakan

(Kholifatun Kurnia Dewi)

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan kemudahan kepada saya dalam penulisan skripsi ini. Ku
persembahkan sebuah karya ini untuk Ayahnda, Ibundaku tercinta, yang tiada
pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih
sayang serat pengorbanan yang tak tergantikan hingga saya selalu kuat menjalani
setiap rintangan yang ada di depanku, juga kepada sahabat dan temanku yang selalu
mendukungku serta Almamaterku Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Stikubank (Unisbank) Semarang. Tanpa mereka, saya tidak sanggup menyelesaikan
studi ini. Terimakasih untuk semuanya.

Kholifatun Kurnia Dewi

v
MOTTO

"Ubah pikiranmu dan kamu akan mengubah duniamu."


- Norman Vincent-

"Ada tiga cara untuk mencapai kesuksesan tertinggi: Cara pertama adalah
bersikap baik. Cara kedua adalah bersikap baik. Cara ketiga adalah menjadi baik"
- Mister Rogers

-Dr. A. P. J. Abdul Kalam-

vi
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh struktur


modal, likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kualitas laba.
Populasi adalah seluruh perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode tahun 2017-2019. Teknik pengambilan sampel adalah purposive
sampling. Jumlah sampel yang diolah sebanyak 274. Alat analisis yang digunakan
adalah regresi linear berganda. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa : Struktur
modal berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas laba. Likuiditas
berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kualitas laba. Profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laba. Ukuran perusahaan
berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kualitas laba.
Kata Kunci : Struktur modal, Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan
dan Kualitas Laba.

vii
ABSTRACT

The purpose of this research is to examine and analyze in the influence of


capital structure, liquidity, profitability and firm size on earnings quality. The
population is all companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the
period 2017-2019. The sampling technique is purposive sampling. The number of
samples processed was 274. The analytical tool used was multiple linear
regression. The results of the analysis can be concluded that: Capital structure has
a significant negative effect on earnings quality. Liquidity has a negative but not
significant effect on earnings quality. Profitability has a positive and significant
effect on earnings quality. Firm size has a negative but not significant effect on
earnings quality.
Keywords : Capital structure, Liquidity, Profitability, Firm size and Earnings
quality.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini
yang berjudul : Pengaruh Struktur Modal, Likuiditas, Profitabilitas dan Ukuran
Perusahaan terhadap Kualitas Laba (Studi pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2017-
dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam
meraih gelar sarjana akuntansi program strata satu (S1) Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Univrsitas Stikubank (Unisbank) Semarang.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada


Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019 dengan sampel yang memadai. Hasil
penelitian ini memberikan bukti bahwa struktur modal, likuiditas, profitabilitas dan
ukuran perusahaan memepengaruhi kualitas laba pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam proses penelitian dan
penyusunan lapora skripsi ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut
dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Safik Faozi, SH., M.Hum M.Hum selaku Rektor Universitas
Stikubank (Unisbank) Semarang.
2. Ibu Dr. Euis Soliha, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Stikubank (Unisbank) Semarang.
3. Ibu Cahyani Nuswandari, SE., M.Si., Akt selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Universitas Stikubank (Unisbank) Semarang serta selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan waktu, pikiran, dukungan, dan saran
untuk membimbing penyusunan skripsi ini.
4. Segenap dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Stikubak (Unisbank) Semarang yang secara langsung maupun
tidak langsung telah memeberikan dukungan.

ix
5. Seluruh teman-teman S1 Akuntansi angkatan 2017 yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan kedepannya.

Semarang, Agustus 2021


Penyusun

Kholifatun Kurnia Dewi

x
DAFTAR ISI

SKRIPSI .................................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................v
MOTTO ............................................................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................... .. ....................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................................6
BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ...........8
2.1 Kajian Teori .....................................................................................................8
2.1.1 Teori Keagenan ..... 8
2.1.2 Kualitas Laba ............................... ........9
2.1.3 Struktur Modal ...................................................................... .....10
2.1.4 Likuiditas. ..............................................................................................12
2.1.5 Profitabilitas ..........................................................................................13
2.1.6 Ukuran Perusahaan ..............................................................................14
2.2 Kajian Penelitian Terdahulu ..........................................................................16
2.3 Hubungan antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis ...............................17
2.3.1 Struktur Modal terhadap Kualitas Laba .................................................17
2.3.2 Likuiditas terhadap Kualitas Laba .........................................................19
2.3.3 Profitabilitas terhadap Kualitas Laba .....................................................20
2.3.4 Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Laba ..........................................21
2.4 Model Penelitian ............................................................................................22
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................23
3.1 Objek Penelitian .............................................................................................23
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ......................................23
3.2.1 Jenis dan Sumber Data .........................................................................24
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .............................................24
3.3.1 Variabel Dependen ..................................................................................24
3.3.2 Variabel Independen ...............................................................................27
3.4 Metode Analisis Data .....................................................................................30

xi
3.4.1 Statistik Deskriptif ................................................................................30
3.4.2 Uji Normalitas ........................................................................................30
3.4.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................................31
3.4.4 Analisis Regresi Linear Berganda........................................................ ..33
3.4.5 Uji Model............................ ............................................................... .34
3.4.6 Uji Hipotesis...........................................................................................35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................36
4.1 Populasi dan Sampel ....................................................................................36
4.2 Statistik Deskriptif ........................................................................................37
4.3 Uji Normalitas. .............................................................................................39
4.4 Pengujian Asumsi Klasik. .............................................................................40
4.4.1 Uji Multikolinearitas ..............................................................................40
4.4.2 Uji Autokorelasi .....................................................................................41
4.4.3 Uji Heteroskedasitas ..............................................................................42
4.5 Analisis Data .................................................................................................43
4.5.1 Uji Linear Berganda. ............................................................................. 43
4.6 Pengujian Kelayakan Model. ....................................................................... 43
4.6.1 Koefisien Determinasi. .......................................................................... 43
4.6.2 Uji F. ..................................................................................................... 44
4.7 Pengujian Hipotesis (Uji t) .......................................................................... 45
4.8 Pembahasan ................................................................................................. 46
4.8.1 Pengaruh Struktur Modal terhadap Kualitas Laba ................................ 46
4.8.2 Pengaruh Likuiditas terhadap Kualitas Laba ........................................ 47
4.8.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Kualitas Laba ................................... 48
4.8.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Laba ......................... 49
BAB V PENUTUP ................................................................................................50
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................50
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................50
5.3 Saran .............................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................52

xii
DAFTAR TABEL

Table 2.1 Penelitian Terdahulu ..............................................................................16


Table 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .....................................29
Table 4.1 Seleksi Sampel .......................................................................................36
Table 4.2 Deskriptif Variabel Penelitian Sebelum Outlier ....................................37
Table 4.3 Deskriptif Variabel Penelitian Setelah Outlier.......................................37
Table 4.4 Uji Normalitas Z Skewness dan Kurtosis ..............................................39
Table 4.5 Uji Multikolinieritas ...............................................................................41
Table 4.6 Uji Auto Korelasi ...................................................................................41
Table 4.7 Hasil Uji Glejser ....................................................................................42
Table 4.8 Hasil Pengujian Model Regresi .............................................................43
Table 4.9 Koefisien Determinasi (R2) ....................................................................44
Table 4.10 Pengujian ANOVA ..............................................................................44

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian ..............................................................................22

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Deskriptif Variabel Sebelum Outlier ..................................................54


Lambiran 2 Deskriptif Variabel Sebelum Outlier ..................................................54
Lampiran 3 Uji Normalitas ....................................................................................54
Lampiran 4 Uji Multikolinieritas ...........................................................................55
Lampiran 5 Uji Autokorelasi .................................................................................55
Lampiran 6 Uji Heteroskedasitas ...........................................................................56
Lampiran 7 Uji Regresi Linear Berganda ..............................................................56
Lampiran 8 Uji Koefisien Determinasi (R2) ..........................................................56
Lampiran 9 Uji F ....................................................................................................57
Lampiran 10 Catatan Konsultasi dan Bimbingan ..................................................57
Lampiran 11 Hasil Turnitin Bab 1 .........................................................................58
Lampiran 12 Hasil Turnitin Skripsi .......................................................................59

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan memiliki banyak manfaat yang dapat digunakan oleh

para penggunanya, tetepi yang mendapat perhatian lebih adalah informasi laba.

Informasi ini juga diharapkan menjadi pedoman untuk pemegang saham dan

potensial untuk menentukan kepentingan investasi mereka terhadap saham emiten

(Boediono, 2005 dalam Dhian 2012). Informasi laba yang disajikan perusahaan

pada laporan keuangan belum menjamin bahwa laba tersebut memiliki kualitas.

Laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang mempunyai sedikit

gangguan persepsian di dalamnya dan dapat mencerminkan kinerja keuangan

perusahaan yang sesungguhnya (Grahita, 2001). Para investor dengan melihat

informasi laba maka dapat menilai kinerja keuangan perusahaan dimasa lalu untuk

menilai prospek perusahaan di masa depan.

Informasi kualitas laba dalam perusahaan sangatlah diperlukan. Kualitas

laba adalah laba dalam laporan keuangan yang mencerminkan kinerja keuangan

perusahaan yang sesungguhnya. Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat

kesalahan pembuat keputusan para pemakainya seperti investor dan kreditor,

sehingga nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan dan Machffoedz, 2006).

Kualitas Laba yang dihasilkan perusahaan mempengaruhi reaksi yang diberikan

(Easton, 1989). Kualitas laba yang tinggi menunjukkan bahwa investor tertarik

pada informasi laba (Molaei et al., 2012). Ketika keuntungan perusahaan

1
meningkat, maka laba perusahaan dikatakan berkualitas (Hejazi et al., 2005).

Pada hipotesis pasar yang efisien (Fama 1970, 1976 dan 1991 dalam Cheng dan

Nasir, 2010) menyatakan harga saham akan menyesuiakan dengan cepat

berdasarkan perubahan informasi. Kualitas laba dapat diukur dengan

discretionary accruals (DACC) yang dihitung dengan cara menyelisihkan total

accruals (TACC) dan nondiscretionary accruals (NDACC). Menurut Dechow et

al. (1995) dalam menghitung DACC, digunakan Modified Jones Model karena

model ini dianggap lebih baik di antara model lain untuk mengukur kualitas laba

(Earnings Quality).

Struktur modal suatu perusahaan pada dasarnya terdiri atas beberapa

komponen (Riyanto, 2001) yaitu modal asing yang berasal dari utang jangka

panjang (Long-Term Debt) dan modal sendiri. Struktur modal biasanya diukur

dengan leverage karena untuk mengetahui seberapa besar aset perusahaan yang

dibiayai oleh utang perusahaan. Perusahaan yang memiliki utang tinggi dapat

berdampak pada risiko keuangan yang semakin besar yaitu kemungkinan

perusahaan tidak mampu membayar utang-utangnya. Adanya risiko gagal bayar

ini menyebabkan biaya harus dikeluarkan perusahaan untuk mengatasi hal

tersebut semakin besar sehingga akan menurunkan laba perusahaan. Oleh karena

itu, jika tingkat leverage suatu perusahaan tinggi maka akan memiliki

kecenderungan melakukan manajemen labayang besar sehingga kualitas laba

yang dihasilkan menjadi rendah (Ghosh dan Moon, 2010). Pada penelitian yang

dilakukan oleh Silvi (2016) menemukan bahwa struktur modal berpengaruh

positif signifikan terhadap kualitas laba. Namun ada juga perbedaan hasil

2
penelitian yang dikemukakan oleh Sadiah (2015) menyatakan bahwa struktur

modal memiliki koefisien negatif yang menunjukan hubungan tidak searah.

Likuiditas adalah rasio keuangan yang dapat mengukur kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi jangka pendek dengan aset lancarnya ( Sugiarto dan

Siagian, 2007). Untuk menjaga kestabilan perusahaan, penting bagi perusahaan

untuk menjaga likuiditasnya secara fundamental. Perusahaan yang likuid dapat

diketahui dari kondisi ketika perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka

pendeknya yang sudah jatuh tempo. Untuk menjamin semua kewajiban jangka

pendek tersebut perusahaan harus menjamin aset-asetnya yang likuid. Likuiditas

merupakan indikator yang baik apakah perusahaan memiliki masalah dalam arus

kas atau tidak (Wulansari, 2013:8). Rasio likuiditas yang umum digunakan

adalah current ratio. Current ratio yang tinggi biasanya dianggap menunjukkan

tidak terjadi masalah dalam likuiditas, sehingga semakin tinggi likuiditas artinya

laba yang dihasilkan suatu perusahaan berkualitas karena manajemen perusahaan

tidak perlu melakukan praktik manajemen laba. Pada penelitian yang dilakukan

oleh Dira dan Ida (2014) bahwa likuiditas memiliki arah yang negatif dan tidak

signifikan terhadap kualitas laba. Namun ada juga perbedaan hasil penelitian

yang dikemukakan oleh Sukmawati, dkk (2014) bahwa likuiditas berpengaruh

positif signifikan terhadap kualitas laba.

Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan (Purwandari, 2012:20).

Untuk memperoleh keuntungan tersebut pengelola perusahaan harus mampu

bekerja secara efisien serta kinerja perusahaan harus senantiasa ditingkatkan

3
(Purwandari, 2012:20). Rasio Profabilitas mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu

(Hanafi dan Halim, 2009:81). Profitabilitas adalah faktor yang harus mendapat

perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan

harus berada dalam keadaan menguntungkan (Reyhan, 2014:11). Perusahaan-

perusahaan dengan profit yang tinggi cenderung menggunakan lebih banyak

pinjaman untuk memeperoleh manfaat pajak (Hermuningsih, 2012:232).

Profitabilitas merupakan rasio dari efektivitas manajemen berdasarkan hasil

pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio Profitabilitas

akan memeberikan jawaban akhir tenteng efektivitas manajemen perusahaan,

rasio ini memberikan gambaran tentang efektifitas pengelolaan perusahaan

(Alkartobi, 2017:26). Rasio profitabilitas terdiri atas profit margin, basic earning

power, return on assets, dan return on equity (Hermuningsih, 2012:232).

Profitabilitas perusahaan diukur dengan kesuksesan dan kemampuan perusahaan

menggunakan asetnya secara produktif, dengan demikian profitabilitas suatu

perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aset atau modal perusahaan (Bestivano, 2013).

Profitabilitas diukur menggunakan return on asset (ROA). ROA menunjukan

efektifitas perusahaan dalam mengelola aset baik dari modal sendiri maupun dari

modal pinjaman, investor akan melihat seberapa efektif suatu perusahaan dalam

mengelola aset. Semakin tinggi ROA maka semkin tinggi tingkat kualitas laba.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2017) bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Namun ada juga perbedaan hasil

4
penelitian yang dikemukakan oleh Ardianti (2018) bahwa profitabilitas

berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba.

Ukuran Perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang

ditunjukkan oleh total aset, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-

rata total aset (Ferry dan Jones dalam Andriyanti, 2017). Ukuran perusahaan

berhubungan dengan kualitas laba maka semakin besar perusahaan maka semakin

tinggi pula kelangsungan usaha suatu perusahaan dalam meningkatkan kinerja

keuangan sehingga perusahaan tidak perlu melakukan praktik manipulasi laba.

Perusahaan yang besar memiliki pertumbuhan yang relatif besar dibandingkan

perusahaan kecil, sehingga tingkat pengembalian saham perusahaan besar lebih

besar dibandingkan tingkat pengembalian saham pada perusahaan kecil. Oleh

sebab itu, lebih besar ukuran perusahaan akan meningkatkan kepercayaan para

investor untuk melakukan investasi. Pada penelitian yang dilakukan Dira dan Ida

(2014) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas

laba. Namun ada juga perbedaan hasil penelitian yang dikemukakan oleh

Arisonda (2018) bahwa ukuran perusahaan memiliki arah negatif dan signifikan

terhadap kualitas laba.

Mengingat pentingnya kualitas laba dalam penyajian informasi laporan

keuangan serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi, bisnis atau

investasi, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang telah

5
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang, maka permasalahan

dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

a. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap kualitas laba?

b. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kualitas laba?

c. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kualitas laba?

d. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas laba?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dilakukannya penelitian ini

dapat dikaji sebagai berikut:

a. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Struktur Modal terhadap

Kualitas Laba.

b. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Likuiditas terhadap

Kualitas Laba.

c. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Profitabilitas terhadap

Kualitas Laba.

d. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan

terhadap Kualitas Laba.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, manfaat yang di harapkan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

6
a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak

yang membutuhkan untuk melakukan penelitian selanjutnya dalam meneliti

mengenai kualitas laba.

b. Manfaat Praktis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para

investor agar dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

investasinya.

7
BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Teori Keagenan

Kualitas laba dan faktor-fakor yang mempengaruhinya dapat dijelaskan

dengan teori keagenan. Teori keagenan (Jensen dan Meckling, 1976)

mengemukakan investor dana manajer memeiliki kepentingan yang berbeda.

Investor sebagai pemilik menginginkan tingkat pengembalian yang maksimal atas

pemanfaatan sumber daya yang dipercayakan dalam perusahaan. Di sisi lain,

manajer sebagai pengelola menerima pendapatan kontraktual sesuai dengan

upaya dan kinerja yang dihasilkan. Oleh sebab itu, manajer memiliki

kemungkinan untuk melakukan tindakan manajemen laba agar laporan keuangan

menampilkan kinerja keuangan yang baik, yang pada akhirnya akan

memaksimalkan pendapatannya sesuai dengan kesepakatan kontraktual. Jika

manajemen laba benar-benar terjadi, maka akan menyebabkan rendahnya kualitas

laba ( Siregar dan Utama, 2005).

Menurut Dira dan Ida (2014:66), teori keagenan adalah teori yang

membahas hubungan anatara pemilik dan agen (manajemen perusahaan) atau

keterkaitan keagenen. Pada teori ini mengasumsikan bahwa tiap-tiap individu

semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan

konflik kepentingan antara principal dan agent. Di sisi agent memiliki informasi

yang lebih banyak dibanding dengan principal, sehingga menimbulkan adanya

8
asimetry information. Dalam kondsisi asimetry tersebut agent dapat

mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan

dengan cara melakukan manipulasi laba. Tindakan agent dengan melaporkan laba

secara oprtunistik yang memaksimumkan kepentinga pribadinya dapat

menyebabkan rendahnya kualitas laba (Nurhanifah dan Jaya, 2014:111). Jika

kualitas laba rendah maka kontrak keagenan tidak efektif dan tidak efisien,

dampaknya biaya keagenan tinggi (Amin, 2016:2).

2.1.2 Kualitas Laba

Menurut Bandi (2009) untuk menjadi informasi yang berguna, laba

sebagai bagian dari laporan keuangan harus berkualitas. Laba yang berkualitas

adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings)

dimasa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan kas dan dapat

mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya (Djamaluddin,

2008). Dechows et al, (2010) mengklasifkasikan proksi dari kualitas laba ke

dalam tiga kategori utama yaitu : Kategori pertama, sifat laba (properties

persistence), ukuran besarnya akrual (magnitude of accruals), nilai sisa model

akrual (residual models accrual), peralatan laba (earnings smoothness), dan

ketepatan pengakuan rugi (timely loss recognition). Kategori kedua, respon

investor terhadap laba (investor responsiveness to earning) meliputi : earnings

response coefficient (ERC), dan kategori ketiga, indikator eksternal dari saji laba

(indicators external of earnings misstatement) meliputi : Accounting and Auditing

Enforcement Releases (AAERs), pernyataan kembali (restatements), dan

ketidakefisien prosedur internal kontrol berdasarkan Sarbanes Oxley Act (internal

9
control procedure de-ficiencies reported under the Sarbanes Oxley Act). Dalam

penelitian ini proksi yang paling tepat yang dapat digunakan mengukur kualitas

laba adalah menggunakan discretionary accruals (DACC) yang dihitung dengan

cara menyelisihkan total accruals (TACC) dan nondiscretionary accruals

(NDACC). Menurut Dechow et al. (1995) dalam menghitung DACC, digunakan

Modified Jones Model karena model ini dianggap lebih baik di antara model lain

untuk mengukur kualitas laba (Earnings Quality).

Kualitas laba tidak terlepas dari konflik keagenan. Ketika pemilik

(principal) menyerahkan wewenang pengambilan keputusan kepada manajemen

(agent), akibatnya manajemen memiliki informasi yang lebih luas daripada

pemilik. Hal semacam ini mengakibatkan adanya sifat manajemen yang

melaporkan laba secara oportunis untuk kepentingan pribadinya. Kualitas laba

akan menjadi rendah jika hal semacam ini terjadi pada perusahaan. Suatu laba juga

dapat diragukan kualitasnya apabila tidak dilaporlan sesuai fakta yang terjadi.

Laba dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila laba yang dilaporkan dapat

digunakan oleh para pengguna (users) untuk membuat keputusan yang terbaik,

yaiyu laba yang memiliki karakteristik relevansi, reliabilitas dan komparabilitas

atau konsistensi (Sutopo, 2009)

2.1.3 Struktur Modal

Struktur modal biasanya diukur dengan leverage. Leverage sendiri

digunakan untuk mengetahui seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh

utang perusahaan. Utang yang dimiliki perusahaan berhubungan dengan

keuntungan yang akan diperoleh perusahaan (Keshatvar et al, 2013). Struktur

10
modal merupakan perpaduan antara total utang dengan total aset yang dimiliki

perusahaan. Semakin tinggi utang perusahaan, maka perusahaan tersebut akan

semakin dinamis. Investasi yang meningkat menunjukkan adanya prospek

keuntungan dimasa yang akan datang. Pihak manajemen akan lebih terpacu untuk

meningkatkan kinerjanya agar utang perusahaan dapat terpenuhi sehingga dampak

positifnya adalah perusahaan akan lebih berkembang.

Menurut Harris dan Raviv (1990) menyatakan bahwa besarnya utang

menunjukkan kualitas perusahaan serta prospek yang kurang baik pada masa

mendatang. Perusahaan yang memiliki utang yang tinggi bisa berdampak pada

risiko keuangan perusahaan. Risiko keuangan yang dimaksud adalah

kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar utang-utangnya. Adanya risiko

gagal bayar ini menyebabkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk

mengatasi hal tersebut semakin besar sehingga akan menurunkan laba perusahaan.

Semakin tinggi leverage suatu perusahaan mengakibatkan investor takut

berinvestasi di perusahaan tersebut, karena investor tidak ingin mengambil risiko

yang besar. Keputusan untuk menentukan struktur modal dapat dilihat dari harga

sahamnya (Chowdhury and Chowdury, 2010). Perusahaan dengan leverage tinggi

dapat menyebabkan investor kurang percaya terhadap laba yang dipublikasikan

oleh perusahaan. Investor beranggapan bahwa perusahaan akan lebih

mengutamakan pembayaran utang daripada pembayaran dividen. Tingginya

tingkat leverage mengakibatkan investor takut berinvestasi yang mengakibatkan

respon pasar menjadi relatif rendah. Artinya semakin besar tingkat leverage maka

11
semakin rendah kualitas laba suatu perusahaan (Dhaliwal, et al 1991 dalam Sadiah

dan Priyadi, 2015).

2.1.4 Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah aset menjadi kas atau

kemampuan untuk memeperoleh kas (Susanti, 2017:88) Menurut Hanafi dan

Halim (2009:75) mengatakan rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas

jangka pendek perusahaan dengan melihat aset lancar relatif terhadap utang

lancarnya. Likuiditas perusahaan yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan

mampu membayar beban atau kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo.

Sehingga, likuiditas yang tinggi menunjukkan kinerka perusahaan yang baik

karena perusahaan mampu membayar utang jangka pendeknya menggunakan aset

lancar tanpa menggunakan dana dari pinjaman (luar). Sedangkan likuiditas yang

rendah menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tersebut buruk, karena aset lancar

yang dimiliki perusahaan tidak cukup untuk membayar kewajiban jangka

pendeknya.

Rasio likuiditas yang tinggi akan mendorong manajer perusahaan untuk

menyajikan informasi keuangan yang sesungguhnya untuk menunjukkan bahwa

kinerja perusahaan baik. Pelaporan keuangan berdasarkan kondisi sesungguhnya

tersebut membuat laba yang merupakan komponen dalam laporan keuangan

semakin berkualitas. Begitu juga sebaliknya, jika likuiditas rendah maka kualitas

laba juga akan menurun karena manajer cenderung akan melaporkan informasi

keuangan tidak sesuai kondisi yang sebenarnya demi menarik investor dan

12
pengguna. Untuk menjaga kestabilan perusahaan, penting bagi perusahaan untuk

menjaga likuiditasnya secara fundamental.

Perusahaan yang likuid dapat diidentifikasi sebagai kondisi ketika

perusahaan mampu memenuhi semua kewajiban jangka pendeknya yang jatuh

tempo. Untuk menjamin semua kewajiban jangka pendek tersebut perusahaan

harus menjamin aset-asetnya yang likuid. Likuiditas merupakan indikator yang

baik apakah perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak (Wulansari,

2013:8).

2.1.5 Profitabilitas

Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan

kemapuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan (Purwandari, 2012:20).

Untuk memperoleh keuntungn tersebut pengelola perusahaan harus mampu

bekerja secara efiseien serta kinerja perusahaan harus senantiasa ditingkatkan

(Purwandari, 2012:20). Rasio Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu

(Hanafi dan Halim, 2009:81). Profitabilitas adalah faktor yang harus mendapat

perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan

harus berada dalan keadaan menguntungkan (Reyhan, 2014:11). Perusahaan-

perusahaan dengan profit yang tinggi cenderung menggunakan lebih banyak

pinjaman untuk memperoleh manfaat pajak (Herminingsih, 2012:232).

Profitabilitas merupakan rasio dari efektivitas manajemen berdasarkan hasil

pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas

akan memeberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan,

13
rasio ini memeberikan gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan

perusahaan (Alkartobi, 2017:26). Rasio profitabilitas terdiri atas profit margin,

basic earning power, return on assets, dan return on equity (Herminingsih,

2012:232).

Variabel profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return on Asset

(ROA). Laba perusahaan diyakini sebagai informasi utama yang disajikan dalam

laporan keuangan perusahaan, apabila profitabilitas ini dihubungkan dengan ERC

maka dapat dikatakan bahwa, jika profitabilitas tinggi maka laba yang dihasilkan

perusahaan meningkat selanjutnya akan mempengaruhi para investor untuk

menanamkan modalnya.

2.1.6 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan yang dapat

diklasifikasikan berdasarkan berbagai cara antara lain dengan ukuran pendapatan,

total aset, dan total ekuitas (Brigham dan Houstan, 2001). Suatu ukuran

perusahaan dapat menentukan baik atau tidaknya kinerka dari perusahaan

tersebut. Investor biasanyaa lebih memiliki kepercayaan pada perusahaan besar.

Hal ini dikarenakan perusahaan besar dianggap mampu untuk terus meningkatkan

kinerja perusahaanya dengan berupaya meningkatkan kualitas labanya.

Perusahaan besar juga dianggap memiliki informasi yang lebih banyak

dibandingkan perusahaan kecil (Mulyani dkk, 2007). Perusahaan yang berukuran

besar mempunyai berbagai kelebihan dibanding perusahaan berukuran kecil.

Kelebihan yang pertama adalah dapat menentukan kemudahan perusahaan

memeperoleh dana dari pasar modal, kelebihan kedua ukuran perusahaan

14
menentukan tawar-menawar (bargaining power) dalam berbagai kontrak yang

terkait dengan operasional perusahaan dan kelebihan ketiga ada kemungkinan

pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar

dapat memperoleh lebih banyak laba (Sawir, 2004).

Ukuran perusahaan dinyatakan dengan total aset, jika semakin besar total

aset perusahaan maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.

Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan

tersebut relatif lebih stabil dan mampu menghasilkan laba yang lebih besar

dibandingkan perusahaan yang memiliki total aset sedikit atau rendah. Perusahaan

yang relatif besar kinerjanya akan dilihat oleh publik sehingga perusahaan tersebut

akan melaporkan kondisi keuangannya dengan lebih berhati-hati, lebih

menunjukan keinformatifan informasi yang terkandung di dalamnya dan lebih

transparan sehingga perusahaan akan lebih sedikit dalam melakukan manajemen

laba (Suryani, 2010). Perusahaan besar dapat ditunjukkan dengan aset yang besar

pula. Aset yang besar akan memudahkan perusahaan untuk melakukan inovasi

baru untuk perkembangan perusahaan. Banyaknya inovasi baru yang dilakukan

perusahaan nantinya akan berpengaruh pada kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba. Investor tentunya akan lebih pmerespon perusahaan yang

memiliki laba lebih besar, yang dilihat dari koefisien respon laba yang tinggi. Hal

ini mengindikasikan bahwa laba perusahaan semakin berkualitas.

15
2.2 Kajian Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, berikut hasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan

acuan dengan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

1) STRUKTUR MODAL

Arah
No Nama Peneliti Hasil Penelitian
Hipotesis
1 Marsela dan Maryono (2017) Positif Negatif Tidak Signifikan
2 Shanie Sukmawati, Positif
Kusmuriyanto, dan Agustina Positif Signifikan
(2014)
3 Redy Arisonda (2018) Positif Positif Tidak Signifikan
4 Halimatus Sadiah dan Maswar Negatif
Negatif Signifikan
Patuh Priyadi (2015)
5 Alfiati Silfi (2016) Positif Positif Signifikan.
6 Rizki Novianti (2012) Positif Negatif Tidak Signifikan
7 Nadirsyah dan Fadlan Nur Positif
Negatif Tidak signifikan
Muharram (2015)
8 Linda Anggrainy dan Maswar Negatif
Positif Signifikan
Patuh Priyadi (2019)

2) LIKUIDITAS

Arah
No Nama Peneliti Hasil Penelitian
Hipotesis
Kadek Prawisanti Dira dan Ida
1 Negatif Negatif Tidak Signifikan
Bagus Putra Astika (2014)
Shanie Sukmawati,
2 Kusmuriyanto, dan Agustina Positif Positif Signifikan
(2014)
Kadek Agustina Anggara Jaya
3 Negatif Negatif Tidak Signifikan
dan Dewa Gede Wirama (2017)
4 Redy Arisonda (2018) Positif Positif Tidak Signifikan
Paulina Warianto dan Ch. Rusiti
5 Positif Positif Signifikan
(2014)

6 Tutut Murniati dkk(2018) Negatif Tidak


Positif
Signifikan

16
Halimatus Sadiah dan Maswar Negatif Tidak
7 Positif
Patuh Priyadi (2015) Signifikan

3) PROFITABILITAS

Arah
No Nama Peneliti Hasil Penelitian
Hipotesis
Positif tidak
1 Bagus Rahmat Setiawan (2017) Positif
Signifikan
Natasha Soly dan Novi
2 Positif Positif Signifikan
Wijaya(2017)
3 Reza Ardianti (2018) Positif Positif Signifikan
4 Syawaluddin dkk (2019) Positif Positif Signifikan
Iin Mutmainah Eka Risdawaty dan
5 Positif Positif Signifikan
Subowo (2015)

4) UKURAN PERUSAHAAN

No Nama Peneliti Arah Hasil Penelitian


Hipotesis
Kadek Prawisanti Dira dan Ida
1 Positif Positif Signifikan
Bagus Putra Astika (2014)
Shanie Sukmawati,
2 Kusmuriyanto, dan Agustina Positif
Negatif Tidak Signifikan
(2014)
3
Bagus Rahmat Setiawan(2017) Positif Negatif Signifikan
Redy Arisonda (2018) Negatif Signifikan
4 Positif
Paulina Warianto dan Ch. Rusiti
Negatif Signifikan
5 (2014) Positif
Natasha soly dan Novi wijaya
(2017) Negatif Tidak Signifikan
6 Positif

2.3 Hubungan antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Struktur Modal terhadap Kualitas Laba

Struktur modal diukur dengan leverage. Menurur Brigham dan Houston

(2010:140), leverge adalah rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan

17
menggunakan pendanaan melalui utang (financial leverage). Rasio ini

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban

finansialnya apabila perusahaan sedang dilikuidasi. Jadi, leverage merupakan

kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, baik jangka panjang

maupun jangka pendek. Perusahaan yang baik seharusnya memiliki modal yang

lebih besar dari utang. Menurut Irawati (2012) struktur modal diukur dengan

leverage merupakan suatu variabel untuk mengetahui seberapa besar asset

perusahaan dibiayai oleh perusahaan. Tingkat rasio leverage yang tinggi dapat

berarti profitabilitas perusahaan meningkat, tetapi utang yang tinggi juga akan

meningkatkan risiko kebangkrutan. Leverage memiliki pengaruh terhadap

kualitas laba perusahaan. Penggunaan utang akan direspon negatif oleh investor

karena investor akan beranggapan bahwa perusahaan akan lebih mengutamakan

pembayaran utang daripada pembayaran dividen. Apabila sebagian besar aset

perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan modalnya sendiri, maka

perusahaan tersebut dinilai tidak dapat menjaga keseimbangan keuangan dalam

pengelolaan dana antara modal yang tersedia dengan modal yang dibutuhkan.

Besarnya utang menunjukan kualitas perusahaan serta prospek yang kurang baik

pada masa mendatang. Oleh karena itu, jika tingkat leverage suatu perusahaan

tinggi maka akan memiliki kecenderungan untuk melakukan manajemen laba

yang besar sehingga kualitas laba yang dihasilkan menjadi rendah (Ghosh dan

Moon, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Silvi (2016) menemukan bahwa

struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laba dan penelitian

Sadiah (2015) menyatakan bahwa struktur modal memiliki koefisien negatif yang

18
menunjukan hubungan tidak searah. Berdasarkan landasan teori ini dan hasil

penelitian sebelumnya maka hipotesis dalam penelitian adalah :

H1 : Struktur Modal berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas laba.

2.3.2 Likuiditas terhadap Kualitas Laba

Likuiditas menurut Wahlen, dkk (2015:355) adalah kemampuan aset lain

perusahaan untuk dikonversi menjadi kas guna memenuhi utang jangka

pendeknya yang sudah jatuh tempo. Rasio likuiditas saat ini menunjukkan

besarnya aset lancar yang tersedia untuk melunasi kewajiban yang akan jatuh

tempo. Hasil penelitian Dira dan Ida (2014) menunjukkan hubungan yang negatif

antara likuiditas terhadap kualitas laba. Hal ini dikarenakan apabila likuiditas

perusahaan terlalu besar maka perusahaan tersebut tidak mampu mengelola aset

lancarnya semaksimal mungkin sehingga kinerja keuangan menjadi kurang baik

dan kemungkinan adanya praktik manajemen laba untuk mempercantik laba

tersebut sehingga kualitas laba yang dihasilkan menjadi rendah. Oleh karena itu,

investor merespon negatif terhadap tingginya tingkat likuiditas suatu perusahaan.

Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Jaya dan Wirama

(2017) yang menunjukan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap kualitas

laba. Dalam artian jika likuiditas suatu perusahaan terlalu besar berarti perusahaan

tersebut tidak mampu mengelola aset lancarnya semaksimal mungkin yang

menjadikan kinerja keuangan tidak baik. Berdasarkan landasan teori dan hasil

penelitian sebelumnya maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

H2 : Likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas laba.

19
2.3.3 Profitabilitas terhadap Kualitas Laba

Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Laba diyakini

sebagai informasi utama yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan (Lev,

1989) dalam Melati (2013). Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang baik

menandakan perusahaan tersebut bonafit dan sangat menjanjikan untuk menjadi

tempat berinvestasi. Perusahaan yang mampu menjaga tingkat profitabilitasnya

berarti perusahaan tersebut ammpu menjalankan bisnisnya dengan baik pula.

Ketika perusahaan mamapu menjalankan bisnisnya dengan baik berarti

perusahaan mampu bekerja dengan optimal untuk memperoleh laba yang

maksimal sehingga perusahaan tidak perlu melakukan manipulasi atau

merekayasa laba, sehingga kualitas laba relatif lebih tinggi. Perusahaan yang

memiliki profitabilitas yang baik mampu meningkatkan kualitas laba yang

dimiliki oleh perusahaan sebab profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan

dalam memperoleh laba. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka kualitas

laba yang diperoleh perusahaan menjadi lebih baik. Hasil penelitian Ardianti

(2018) menunjukan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh positif

signifikan terhadap kualitas laba. Berdasarkan landasan toeri dan hasil penelitian

sebelumnya maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H3 : Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laba

20
2.3.4 Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Laba

Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan yang dapat

diklasifikasikan berdasarkan berbagai cara antara lain dengan ukuran pendapatan,

total aset, dan total ekuitas (Brigham dan Houstan, 2001). Ukuran perusahaan

dinyatakan dengan total aset, jika semakin besar total aset perusahaan maka akan

semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total

aset besar menunjukan bahwa perusahaan tersebut relatif stabil dan mampu

menghasilkan laba yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang memiliki total

aset sedikit atau rendah. Perusahaan yang relatif besar kinerjanya akan dilihat oleh

publik sehingga perusahaan tersebut akan melaporkan kondisi keuanganya dengan

lebih berhati-hati, lebih menunjukan keinformatifan informasi yang terkandung

didalamnya dan lebih transparan sehingga perusahaan akan lebih sedikit dalam

melakukan manajemen laba (Suryani, 2010). Oleh karena itu, semakin besar

ukuran suatu perusahaan memiliki kualitas laba yang lebih tinggi karena tidak

perlu malakukan praktik manipulasi laba dan sebaliknya. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dira dan Ida (2014) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

signifikan terhadap kualitas laba. Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian

sebelumnya maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H4: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif signifikan teerhadap kualitas laba.

21
2.4 Model Penelitian

Secara sistematis, kerangka berpikir berdasarkan landasan teori di atas dapat

dilihat pada gambar di bawah ini, yaitu pengaruh struktur modal, likuiditas,

profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap kualitas laba adalah sebagai

berikut:

(Variabel X)
Struktur Modal
(LEV) H1 (-)

Likuiditas
(LIQ) Kualitas Laba`
H2 (-)
(KL)
Profitabilitas
(PROFIT)
H3 (+)

Ukuran Perusahaan (Variabel Y)


(SIZE)
H4 (+)

Gambar 2.1
Model Penelitian

22
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang jadi atensi dalam suatu penelitian,

objek penelitian ini menjadi target dalam penelitian untuk memperoleh jawaban

dari suatu topik yang menjadi sorotan publik. Menurut Sugiyono (2017:41), objek

penelitian merupakan target ilmiah untuk memperoleh informasi dengan tujuan

serta kegunaan tertentu tentang suatu perihal secara objektif, valid serta reliable.

Objek dalam penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi merupakan bentuk umum berupa objek atau subjek dengan kualitas

dan karakteristik yang telah ditetapkan oleh peneliti. Objek atau subjek tersebut

untuk selanjutnya dilakukan penelitian untuk mengetahui hasilnya (Sugiyono,

2017). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2017 2019.

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik populasi. Sampel

dibutuhkan jika populasi yang akan diteliti memiliki jumlah yang besar dan

peneliti tidak mampu meneliti semuanya karena beberapa alasan, seperti halnya

keterbatasan dana, tenaga kerja, dan waktu (Sugiyono, 2017). Pengambilan

sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Metode purposive

sampling adalah metode pengambilan sampel yang dilakukan sesuai dengan

23
tujuan penelitian yang ditetapkan. Sampel ini ditetapkan berdasarkan kriteria yang

ditentukan berdasarkan berikut:

1) Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan periode tahun 2017-

2019.

2) Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah.

3) Perusahaan yang mendapatkan laba selama periode tahun 2017-2019.

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif. Data yang

digunakan adalah data sekunder. Dalam penelitian ini sumber data yang

digunakan yaitu data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tahun 2017-2019. Data tersebut diperoleh dari situs resmi

Bursa Efek Inonesia Indonesian Stock Exchange (www.idx.co.id).

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kualitas laba

sebagai variabel dependen dan beberapa variabel independen yaitu struktur modal,

likuiditas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan. Definisi operasional variabel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah tipe variabel yang dipengaruhi atau dijelaskan

oleh variabel independen. Penjelasan dan prediksi fenomena secara sistematis

24
digambarkan dengan variabilitas variabel-variabel dependen yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel-variabel independen Indriantoro & Supomo, (2014).

Sedangkan menurut Sugiyono (2016) variabel dependen sering disebut sebagai

variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel dependen juga sering disebut

sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas

1. Kualitas Laba

Dalam penelitian ini kualitas laba diukur dengan proksi discretionary accruals

menggunakan model Modified Jones dengan cara menghitung selisih dari Total

Accruals (TACC) dan nondiscretionary accruals (NDACC). Langkah-langkah

untuk menghitung discretionary accruals Modified Jones adalah sebagai

berikut:

a. Total Accruals

TACCit=EBXTit OCFit

Keterangan:
TACCit : Total accruals pada tahun t
EBXTit : Laba bersih perusahaan i pada tahun t
OCFit : Arus kas dari aktivitas operasi (operating cash flow) perusahaan i
pada tahun t
Estimasi dari parameter spesifik perusahaan, diperoleh melalui models analisis

regresi OLS (Ordinary Least Squares) berikut ini:

TACCit/TAi,t- - - - -

1)

25
Keterangan:
TACCit : Total accruals pada tahun t
TAi,t-1 : Total assets untuk sampel perusahaan i pada akhir tahun t-1
: Perubahan pendapatan (revenue) perusahaan i dari tahun t-1 ke
tahun t
: Perubahan piutang bersih (net receivable) perusahaan i dari
tahun t-1 ke tahun t
PPEit : Gross property, plant and equipment perusahaan i pada tahun t

b. Non Discretionary Accruals

-1)+ - it)/TAi,t- -1)

Keterangan:
NDACCit : Non discretionary accruals pada tahun t
TAi,t-1 : Total assets untuk sampel perusahaan i pada akhir tahun t-1
: Perubahan pendapatan (revenue) perusahaan idaritahun t-1
Ke tahun t
: Perubahan piutang bersih (net receivable) perusahaan i dari tahun
t-1 ke tahun t
PPEit : Grossproperty, plant and equipment perusahaan i pada tahun t

c. Discretionary Accruals

DACCit = (TACCit/TAi,t-1)-NDACCit

Keterangan:
DACCit : Discretionary accruals perusahaan i pada tahun t

26
3.3.2 Variabel Independen

Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel lain (shanie, 2014). Sedangkan menurut Sugiyono (2016)

variabel independen sering disebut sebagai variabel simulus, predictor,

antecedent. Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel

bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perusahaan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen

dalam penelitian ini meliputi:

1. Struktur Modal

Struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan tingkat leverage. Leverage

adalah suatu variabel untuk mengetahui seberapa besar aset perusahaan yang

dibiayai oleh utang perusahaan. Jika tingkat leverage suatu perusahaan tinggi

maka perusahaan tersebut memiliki kualitas laba yang rendah. Rumus untuk

menghitung leverage adalah:

2. Likuiditas

Likuiditas adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aset lancarnya

(Sugiarto dan Siagian, 2007). Rasio likuiditas melihat aset lancar perusahaan

terhadap utang/kewajiban lancarnya (Mamduh dan Abdul) dalam (Luciana dan

Vieka, 2007). Variabel ini diukur dengan Current Ratio. Rumus untuk

menghitung Current Ratio adalah :

27
3. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungan dengan penjualan, total aset, maupun modal sendiri (Purwandari,

2012:20). Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh

perusahaan pada saat menjalankan operasinya (Reyhan, 2014:13).Ukuran dari

profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA)

yaitu tingkat keuntungan setelah pajak dibagi dengan total aset, dengan alasan

karena ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan

keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan

datang. Rumus yang digunakan untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut

(Reyhan, 2014:13) :

4. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan yang dapat

diklasifikasikan berdasarkan berbagai cara antara lain dengan ukuran pendapatan,

total aset, dan total ekuitas (Brigham dan Houston, 2001). Ukuran perusahaan

adalah skala besar kecilnya perusahaan yang dapat diklasifikasikan berdasarkan

berbagai cara antara lain dengan ukuran pendapatan, total aset, dan total ekuitas

(Brigham dan Houston, 2001). Ukuran perusahaan dinyatakan dengan total aset,

jika semakin besar total aset perusahaan maka akan semakin besar pula ukuran

perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan dirumuskan sebagai berikut:

28
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No Variabel Definisi Ukuran Skala


1 Kualitas Kualitas laba adalah laba
Laba yang secara benar dan
akurat menggambarkan Rasio
profitabilitas operasional
perusahaan (Sutopo, 2009)
2 Struktur Fahmi (2013:179)
Modal menyatakan bahwa
struktur modal merupakan
gambaran dari bentuk
proporsi finansial
perusahaan yaitu antara
modal yang dimiliki yang
Rasio
bersumber dari utang
jangka panjang (long-
term liabilities) dan modal

equity) yang menjadi


sumber pembiayaan suatu
perusahaan
3 Likuiditas Likuiditas adalah rasio
keuangan yang mengukur
kemampuan suatu
perusahaan untuk
Rasio
memenuhi kewajiban
jangka pendek dengan aset
lancarnya (Sugiarto dan
Siagian, 2007).
4 Profitabilit Profitabilitas merupakan
as kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam
hubungan dengan Rasio
penjualan, total aset,
maupun modal sendiri
(Purwandari, 2012:20)
5 Ukuran Ukuran perusahaan adalah
Perusahaan skala besar kecilnya
perusahaan yang dapat
diklasifikasikan
berdasarkan berbagai cara Rasio
antara lain dengan ukuran
pendapatan, total aset, dan
total ekuitas (Brigham dan
Houston, 2001).

29
3.4 Metode Analisis Data

Analisis data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah analisis

statistik deskriptif, uji normalitas, uji asumsi klasik (uji multikolinearitas,

autokorelasi, heteroskedastisitas), uji model dan uji hipotesis.

3.4.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah proses transformasi data penelitian dalam bentuk

tabulasi sehingga mudah dipahami, tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan,

atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik (Malinda, 2015).

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat

dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimun, sum, range,

kurtosis dan skewness (Ghozali, 2018:19).

3.4.2 Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji kenormalan distribusi variabel pengganggu

atau residual dalam model regresi. Setiap diketahui bahwa uji t dan f

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi

ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Untuk mendeteksi distribusi variabel pengganggu atau residual digunakan analisis

uji Skweness dan Kurtosis. Skweness berhubungan dengan simeteri terdistribusi,

sedangkan Kurtosis berhubungan dengan puncak dari suatu distribusi. Jika

variabel terdistribusi secara normal maka skweness dana kurtosis sama dengan

nol (Ghozali, 2016). Regresi dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai

skewness dan kurtosis< 1,96 (untuk alpha 0,05). Nilai z statistik untuk skewness

dapat dihitung dengan rumus:

30
Sedangkan nilai Z kurtosis dapat dihitung dengan rumus :

Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan adalah

sebagai berikut:

a) Jika Z dihitung> Z tabel ± 1,96, maka distribusi data tidak normal.

b) Jika Z dihitung< Z tabel ± 1,96, maka distribusi data normal.

3.4.3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel indepeden. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan

lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

varibel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen

lainnya.Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel

dependen diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah dan umum dipakai adanya

31
multikolonieritas adalah nilai tolerance kurang dari 0,10 atau nilai VIF lebih dari

10 (Ghozali, 2018: 107).

Apabila dalam model penelitian terdapat multikolonieritas dapat

diobati dengan cara (Ghozali, 2018: 111):

1. Menggabungkan data crossection dan time series (pooling data).

2. Keluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi

tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya

untuk membantu prediksi.

3. Transformasi variabel merupakan salah satu cara mengurangi hubungan

linear di antara variabel independen.

4. model dengan variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi semata-

mata untuk prediksi (jangan mencoba untuk menginterpretasikan koefisien

regresinya).

5. Gunakan metode analisis yang lebih canggih seperti Bayesian regression atau

dalam kasus khusus ridge regression.

2. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t -1 (sebelumnya).

Pada penelitian ini, gejala autokorelasi dideteksi penulis dengan menggunakan Uji

Durbin-Watson lewat SPSS. Pengambilan keputusan ada tidaknya Autokorelasi

ditentukan berdasarkan kriteria berikut (Ghazali, 2012) :

1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du),

maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

32
2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl),

makakoefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi

positif.

3. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih

kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau

DWterletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan antara varian dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain (Ghozali, 2018:137). Ada tidaknya heteroskedastisitas dalam

persamaan regresi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Glejser. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas

signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% maka dapat disimpulkan tidak

terjadi heteroskedastisitas.

3.4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan

variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel

penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-

rata populasi atau nilai rata - rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel

independen yang diketahui (Ghozali, 2018). Persamaan regresi linier berganda

dapat dirumuskan sebagai berikut :

33
Keterangan
KL : Kualitas Laba
: Konstanta
: Koefisien regresi variabel independen
LEV : Struktur Modal
LIQ : Likuiditas
PROFIT : Profitabilitas
SIZE : Ukuran Perusahaan
e : Standar error

3.4.5 Uji Model

1. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi

regresi sampel dalam menaksir nilai actual (Goodness of fit) (Ghozali, 2018:101).

Uji F menguji apakah variabel independen yang mampu menjelaskan variabel

dependen secara baik atau menguji apakah model yang digunakan telah fit atau

tidak. Jika nilai signifikan F < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi variabel independen. Uji statistik F juga memperlihatkan apakah

semua variabel independen yang dimasukan dalam model yang mempengaruhi

secara bersama sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F mempunyai

signifikan 0,05 (Ghozali, 2018:97). Kriteria pengujian hipotesis dalam

penggunaan statistik F adalah ketika nilai signifikansi F < 0,05 maka hipotesis

alternatif diterima, yang menyatakan bahwa semua independen secara simultan

dan signifikan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2018:97).

34
2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2018). Nilai koefisien determinasi terletak pada 0 dan 1. Klasifikasi koefisien

korelasi yaitu, 0 (tidak ada korelasi), 0-0,49 (korelasi lemah), 0,50 (korelasi

moderat), 0,51-0,99 (korelasi kuat), 1.00 (korelasi sempurna). Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

veriabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2018:97).

3.4.6 Uji Hipotesis

Uji Statistik t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2018:98).

Uji t digunakan untuk menguji tingkat signfikan pengaruh antara variabel

independen dan variabel dependen. Kriteria pengujian ini ditetapkan berdasarkan

probabilitas. Apabila tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5 persen, dengan

kata lain jika probabilitas Ha > 0,05 maka dinyatakan tidak signifikan, dan jika

probabilitas Ha < 0,05 maka dinyatakan signifikan (Ghozali, 2018).

35
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017 hingga akhir tahun 2019.

Sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu

pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu, sebagaimana dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1
Seleksi Sampel

Keterangan 2017 2018 2019


Populasi :
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek 155 164 182
Indonesia
Yang tidak memenuhi kriteria sampel :
1. Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan
(0) (1) (4)
keuangan di tahun 2017-2019
2. Perusahaan yg tdk menggunakan mata uang Rupiah
(30) (29) (30)
(Perusahaan menggunakan mata uang dollar)
3. Perusahaan yang tidak mendapatkan laba periode
(26) (27) (27)
tahun 2017- 2019
Sampel Penelitian 99 107 121
Total Sampel 327

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sampel penelitian sebanyak 327
data observasi.

36
4.2 Statistik Deskriptif

Berdasarkan pemilihan data yang dilakukan didapatkan jumlah sampel

sebanyak 327 sampel selama periode penelitian. Setelah dilakukan analisis

diketahui uji deskriptif variabel dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2
Deskriptif Variabel Penelitian Sebelum Outlier

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


ML 327 -.54 13.17 .4856 1.23427
LEV 327 .00 30.80 1.1294 3.44849
CR 327 .09 21.70 2.6580 2.40412
ROA 327 .00 4.14 .2647 .73730
Size 327 25.05 36.35 28.4657 1.65830
Valid N (listwise) 327

Sumber : Lampiran 1, hal 54

Tabel 4.3.
Deskriptif Variabel Penelitian Setelah Outlier

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


ML 274 -.29 4.29 .3564 .74428
LEV 274 .00 29.45 .9421 2.58832
CR 274 .09 13.04 2.3852 1.83699
ROA 274 .00 4.14 .2476 .69368
Size 274 25.05 33.49 28.3663 1.52182
Valid N (listwise) 274

Sumber : Lampiran 2, hal 54

Pada Tabel 4.3 dapat diketahui nilai minimum dari kualitas laba yang diukur

dengan discretionary accruals sebesar -0,29 dan nilai maksimum sebesar 4,29

sedangkan secara keseluruhan nilai rata-rata nilai perusahaan dari tahun 2017-

2019 sebesar 4,29 dan nilai standar deviasi 0,74428. Nilai standard deviation

sebesar 0,74428 lebih besar daripada nilai rata rata sebesar 0,3564. Dengan

demikian sebaran data kualitas laba adalah tidak merata, yang artinya terdapat

37
perbedaan yang tinggi antara data kualitas laba yang satu dengan data yang

lainnya.

Nilai rata-rata struktur modal yang diukur dengan leverage mulai tahun

2017-2019 sebesar 0,9421 dengan nilai standar deviasi sebesar 2,588. Nilai

minimum struktur modal sebesar 0,00 dan nilai maksimalnya sebesar 29,45. Rata-

rata struktur modal perusahaan sampel sebesar 0,9421yang berarti rata-rata

perusahaan sampel pada penelitian ini memiliki kemampuan untuk membayar

utangnya dengan asset yang dimiliki jika utang tersebut tidak bisa dibayar. Nilai

standar deviasi sebesar 2,588 lebih tinggi dari nilai rata-rata, artinya sebaran data

struktur modal memiliki fluktuatif yang besar antara perusahaan satu dengan

lainnya.

Nilai rata-rata likuiditas yang diukur dengan current ratio mulai tahun 2017-

2019 sebesar 2,3852 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,83699. Nilai minimum

current ratio sebesar 0,09 dan nilai maksimalnya sebesar 13,04. Semakin tinggi

current ratio berarti berarti perusahaan tersebut tidak mampu mengelola aset

lancarnya semaksimal mungkin yang menjadikan kinerja keuangan tidak baik.

Nilai standar deviasi sebesar 1,83699lebih rendah dari nilai rata-rata, artinya

sebaran data current ratio memiliki fluktuatif yang kecil antara perusahaan satu

dengan lainnya. Variabel ROA (Return on Asset) memliki nilai minimum sebesar

0.00 yang dimiliki oleh PT. Merk Tbk tahun 2017, sedangkan nilai maksimumnya

sebesar 4,14 yang dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun

2019. Nilai rata-rata ROA (Return on Asset) selama periode 2017-2019 adalah

sebesar 0,2476 berarti rata-rata perusahaan sampel pada penelitian ini masih

38
mendapatkan keuntungan yang positif dari asset yang dimilikinya. Nilai standar

deviasi sebesar0,6936 lebih tinggi dari nilai rata-rata, artinya sebaran data ROA

cukup fluktuatif antara perusahan satu dengan lainnya.

Variabel Size memiliki nilai minimum sebesar 25,05 yang dimiliki oleh PT

Sinergi Inti Plastindo Tbk tahun 2019, sedangkan nilai maksimumnya sebesar

33,49 yang dimiliki oleh PT Astra Internasional Tbk. Nilai rata-rata ukuran selama

periode 2017-2019 adalah sebesar 28,3663, berarti rata-rata perusahaan sampel

pada penelitian ini memiliki asset dengan nilai yang tinggi. Nilai standar deviasi

sebesar 1,52182 lebih rendah dari nilai rata-rata, artinya sebaran data size

memiliki fluktuatif yang kecil antara perusahaan satu dengan lainnya.

4.3 Uji Normalitas

Uji normalitas data dapat ditentukan dengan melihat distribusi residual dari

model regresi. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Skewness dan Kurtosis.

Data terdistribusi normal apabila nilai Zskewness dan Kurtosis berada di antara

±1,96. Berikut perhitungan untuk uji normalitas residual:

Tabel 4.4
Uji Normalitas Z Skewness dan Kurtosis

Residual Terdistribusi Tidak Normal Residual Terdistribusi Normal


N 327 N 274
Skewness 9.596 Skewness .229
Std. Error of Skewness .135 Std. Error of Skewness .147
Kurtosis 104.583 Kurtosis .577
Std. Error of Kurtosis .269 Std. Error of Kurtosis .293

Sumber : Lampiran 3, hal 54

39
Hasil pengujian normalitas awal pada pengujian 327 data pengamatan

menunjukkan bahwa data residual tidak berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan

dengan hasil perhitungan di atas diperoleh nilai skewness 70,84 > 1,96 dan

kurtosis sebesar 386,03 > 1,96. Karena data tersebut belum memenuhi normalitas

maka dilakukan outlier.

Hasil pengujian normalitas setelah dilakukan outlier menunjukkan telah

berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan di atas

diperoleh nilai skewness sebesar 1,54 < 1,96 dan kurtosis sebesar 1,95 < 1,96,

sehingga jumlah observasi data setelah dilakukan outlier sebesar 274 terdistribusi

normal.

4.4 Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi dilakukan karena model analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi berganda. Pengujian asumsi klasik meliputi uji

multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.

4.4.1. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan melihat perolehan nilai VIF

(Variance Inflantion Faktor) dan nilai tolerance dari model regresi untuk masing-

masing variabel bebas. Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih

dari 0,1 maka disimpulkan bahwa variabel bebas tersebut tidak mempunyai

masalah dengan multikolinieritas, artinya tidak mempunyai hubungan dengan

variabel bebas lain. Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel berikut:

40
Tabel 4.5
Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 LEV .308 3.245
CR .904 1.106
ROA .312 3.209
Size .936 1.068
a. Dependent Variabel: ML
Sumber : Lampiran 4, hal 55

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai VIF seluruh variabel

bebas kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1, sehingga disimpulkan bahwa

seluruh variabel bebas tidak mempunyai masalah dengan multikolinieritas.

4.4.2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model

regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pada periode t -1 (Ghozali, 2011). Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Durbin-Watson
1,929
Sumber : Lampiran 5, hal 55

Dari hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson adalah

1,929 , Nilai tersebut akan dibandingkan dengan signifikansi 5%, Jumlah sampel

41
247 dan jumlah variabel independen sebanyak 4 (k=4) menunjukkan du 1,83,

Maka dapat dirumuskan :

Du < dw < 4-du

1,83 < 1,929 < 4-1,83

1,83 < 1,929 < 2,17

Dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi.

4.4.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidak samaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk

mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji

Glejser dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7
Hasil Uji Glejser

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) .463 .160 2.900 .004
LEV
.000 .006 -.004 -.033 .974
CR -.007 .005 -.100 -1.579 .116
ROA -.017 .021 -.086 -.797 .426
Size -.009 .006 -.104 -1.676 .095
a. Dependent Variabel: absut
Sumber : Lampiran 6, hal 56

Berdasarkan tabel 4.7 tersebut, dapat dilihat bahwa signifikan variabel

independen lebih dari probabilitas 5% dari nilai dari Absolut residual (absut). Jadi

dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengalami gejala heteroskedastisitas.

42
4.5 Analisis Data

4.5.1 Uji Regresi Linear berganda

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik regresi. Hasil

pengolahan data dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8
Hasil Pengujian Model Regresi

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .387 .283 1.369 .172
LEV -.022 .010 -.076 -2.199 .029
CR -.012 .008 -.029 -1.424 .156
ROA 1.084 .037 1.010 29.214 .000
Size -.009 .010 -.018 -.905 .366
a. Dependent Variabel
Sumber : Lampiran 7, hal 56

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa persamaan regresi yang

terbentuk adalah :

KL = 0,387 - 0,022 LEV - 0,012 LIQ + 1,084 PROFIT - 0,009 SIZE + e

4.6 Pengujian Kelayakan Model

4.6.1. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh

yang ditimbulkan kebijakan dividen, kebijakan utang, profitabilitas, ukuran

perusahaan dan struktur asset terhadap nilai perusahaan. Pengujian koefisien

determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:

43
Tabel 4.9
Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
1 .949a .900 .898
a. Predictors: (Constant), Size. ROA, CR, LEV
Sumber : Lampiran 8, hal 56

Pada Tabel 4.9 nilai Adjusted R square (R2) sebesar 0,898 atau 89,8% artinya

variasi variabel struktur modal, likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan

mampu menjelaskan sebesar 89,8% variasi variable kualitas laba. Dan sisanya

sebesar 10,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model

penelitian ini.

4.6.2. Uji F

Pengujian ANOVA dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.10
Pengujian ANOVA
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 136.079 4 34.020 603.989 .000a
Residual 15.152 269 .056
Total 151.231 273
a. Predictors : (Constant), Size, ROA, CR, LEV
b. Dependent Variabel: ML
Sumber : Lampiran 9, hal 57

Pada Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 603,989 dan

nilai probabilitas signifikan 0,000 kurang dari 5%, sehingga dapat disimpulkan

bahwa struktur modal, likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan secara

44
bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas laba, sehingga model dapat

dikatakan layak untuk diteliti.

4.7 Pengujian Hipotesis (Uji t )

Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut:

1. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kualitas Laba

Berdasarkan hasil hasil analisis pada Tabel 4.8 diperoleh nilai koefisien beta

struktur modal sebesar 0,022 dengan arah negatif dan nilai signifikan sebesar

0,029 lebih kecil dari taraf signifikan yaitu 0,05. Dengan demikian H1 diterima.

2. Pengaruh Likuiditas Terhadap Kualitas Laba

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.8 diperoleh nilai koefisien beta

likuiditas sebesar 0,012 dengan arah negatif dan nilai signifikan sebesar 0,156

lebih besar dari taraf signifikan yaitu 0,05. Dengan demikian H2 ditolak.

3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Kualitas Laba

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.8 diperoleh nilai koefisien beta

profitabilitas sebesar 1,084 dengan arah positif dan nilai signifikan sebesar 0,000

lebih kecil dari taraf signifikan yaitu 0,05. Dengan demikian, H3 diterima.

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Laba

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.8 diperoleh nilai koefisien beta

ukuran perusahaan sebesar 0,009 dengan arah negatif dan nilai signifikan sebesar

0,366 lebih besar dari taraf signifikan yaitu 0,05. Dengan demikian, H4 ditolak.

45
4.8 Pembahasan

Pada penelitian dapat ditemukan bukti empiris mengenai pengaruh yang

ditimbulkan struktur modal, likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan

terhadap kualitas laba pada perusahaan manufaktur yang listed di BEI tahun 2017-

2019.

4.8.1. Pengaruh Struktur Modal terhadap Kualitas Laba

Hasil pengujian menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh negatif

signifikan terhadap kualitas laba. Struktur modal diukur dengan leverage.

Menurur Brigham dan Houston (2010:140), leverge adalah rasio yang mengukur

sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang (financial

leverage). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sedang dilikuidasi. Jadi,

leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya,

baik jangka panjang maupun jangka pendek. Perusahaan yang baik seharusnya

memiliki modal yang lebih besar dari utang. Menurut Irawati (2012) struktur

modal diukur dengan leverage merupakan suatu variabel untuk mengetahui

seberapa besar asset perusahaan dibiayai oleh perusahaan. Tingkat rasio leverage

yang tinggi dapat berarti profitabilitas perusahaan meningkat, tetapi utang yang

tinggi juga akan meningkatkan risiko kebangkrutan. Leverage memiliki pengaruh

terhadap kualitas laba perusahaan. Penggunaan utang akan direspon negatif oleh

investor karena investor akan beranggapan bahwa perusahaan akan lebih

mengutamakan pembayaran utang daripada pembayaran dividen. Apabila

sebagian besar aset perusahaan dibiayai oleh utang dibandingkan dengan

46
modalnya sendiri, maka perusahaan tersebut dinilai tidak dapat menjaga

keseimbangan keuangan dalam pengelolaan dana antara modal yang tersedia

dengan modal yang dibutuhkan. Besarnya utang menunjukan kualitas perusahaan

serta prospek yang kurang baik pada masa mendatang. Oleh karena itu, jika

tingkat leverage suatu perusahaan tinggi maka akan memiliki kecenderungan

untuk melakukan manajemen laba yang besar sehingga kualitas laba yang

dihasilkan menjadi rendah (Ghosh dan Moon, 2010).

Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Sadiah (2015)

menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh negatif terhadap kualitas laba.

Akan tetapi berlawanan dengan Silvi (2016) menemukan bahwa struktur modal

berpengaruh positif pada kualitas laba.

4.8.2. Pengaruh Likuiditas terhadap Kualitas Laba

Hasil pengujian menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif namun

tidak signifikan terhadap kualitas laba. Secara teori likuiditas berpengaruh

terhadap kualitas laba karenapada perusahaan mempunyai kemampuan membayar

utang jangka pendeknya yang artinya perusahaan memiliki kinerja keuangan baik

berguna untuk memenuhi kebutuhan utang lancarnya. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian Dira dan Ida (2014) bahwa likuiditas memiliki arah yang

negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas laba. Namun ada juga perbedaan

hasil penelitian yang dikemukakan oleh Sukmawati, dkk (2014) bahwa likuiditas

berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laba.

47
4.8.3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Kualitas Laba

Hasil pengujian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kualitas laba. Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai

pemegang saham. Laba diyakini sebagai informasi utama yang disajikan dalam

laporan keuangan perusahaan (Lev, 1989) dalam Melati (2013). Perusahaan

dengan tingkat profitabilitas yang baik menandakan perusahaan tersebut bonafit

dan sangat menjanjikan untuk menjadi tempat berinvestasi. Perusahaan yang

mampu menjaga tingkat profitabilitasnya berarti perusahaan tersebut ammpu

menjalankan bisnisnya dengan baik pula. Ketika perusahaan mamapu

menjalankan bisnisnya dengan baik berarti perusahaan mampu bekerja dengan

optimal untuk memperoleh laba yang maksimal sehingga perusahaan tidak perlu

melakukan manipulasi atau merekayasa laba, sehingga kualitas laba relatif lebih

tinggi. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang baik mampu meningkatkan

kualitas laba yang dimiliki oleh perusahaan sebab profitabilitas mengukur

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Semakin tinggi profitabilitas

perusahaan maka kualitas laba yang diperoleh perusahaan menjadi lebih baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan Ardianti (2018) menunjukan

bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas

laba.

48
4.8.4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Laba

Hipotesis keempat yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh

negatif namun tidak signifikan terhadap kualitas laba. Hal ini dikarnakan ukuran

perusahaan bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan pada penelitian

kualitas laba. Investor beranggapan bahwa perusahaan yang besar tidak selamanya

dapat memberikan laba yang besar, begitu juga sebaliknya perusahaan kecil dapat

dimungkinkan memberikan laba yang tinggi bagi para investor. Penelitian ini

sesuai dengan Sukmawati (2014) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif

tidak signifikan terhadap kualitas laba. Namun ada juga perbedaan hasil penelitian

yang dikemukakan oleh Dira dan Ida (2018) bahwa ukuran perusahaan memiliki

arah positif dan signifikan terhadap kualitas laba.

49
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas laba.

2. Likuiditas berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kualitas laba.

3. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laba.

4. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap

kualitas laba.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu: Nilai Adjusted R2 yang

dihasilkan sebesar 89,8%, yang artinya variasi variabel struktur modal, likuiditas,

profitabilitas dan ukuran perusahaan mampu menjelaskan sebesar 89,8% variasi

variabel kualitas laba dan sisanya sebesar 10,2% dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

50
5.3. Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan penelitian di atas, sehingga saran-

saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: untuk penelitian selanjutnya

disarankan untuk menambah jumlah variabel bebas, agar hasil penelitian dapat

lebih baik lagi, misalkan good corporate governance. Selain itu juga dapat

menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dan tidak hanya

perusahaan manufaktur saja. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah jangka

waktu periode penelitian, sehingga diketahui pengaruh penelitian dalam jangka

panjang dan mendapatkan prediksi yang lebih tepat.

51
DAFTAR PUSTAKA

Anggrainy, Linda dan Maswar Patuh Priyadi. (2019). Pengaruh Struktur Modal,
Pertumbuhan Laba, Kualitas Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kualitas Laba. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 8, No. 6.
Arisonda, Redy. (2018). Pengaruh Struktur Modal, Likuiditas, Pertumbuhan Laba,
Ukuran Perusahaan dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Kualitas
Laba. ADVANCE, Vol. 5 No. 2.
Dira, Kadek Prawisanti dan Ida Bagus Putra Astika. (2014). Pengaruh Struktur
Modal, Likuiditas, Pertumbuhan Laba, dan Ukuran Perusahaan pada Kualitas
Laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 7, No. 1.
Kadek, Agustina Anggara Jaya dan Dewa Gede Wirama. (2017). Pengaruh
Investment Opportunity Set, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Pada
Kualitas Laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 11, No. 1.
Marsela, Silviya Yenni, dan Maryano.(2017). Pengaruh Good Corporate
Governance, Leverage, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kualitas Laba. Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, 40-52.
Murniati, Tutut, Sastri, I.I.D.A.M. Manik dan Rupa, I Wayan. (2018). Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2016. Jurnal Krisna : Kumpulan Riset
Akuntansi, Vol. 10, No. 1.
Nadirsyah, dan Fadlan Nur Muharram.(2015). Struktur Modal, Good Corporate
Governance dan Kualitas Laba. Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis, Vol.
2, No. 2.
Novianti, Rizki.(2012). Kajian Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di BEI. Accounting Analysis Journal, Vol. 1, No. 2.
Risdawaty, Iin Mutmainah Eka dan Subowo.(2015). Pengaruh Struktur Modal,
Ukuran Perusahaan, Asimetri Informasi, dan Profitabilitas Terhadap Kualitas
Laba. Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 7, No. 2.
Sadiah, Halimatus dan Maswar Patuh Priyadi. (2015). Pengaruh
Leverege,Likuiditas, Size, Pertumbuhan Laba dan IOS Terhadap Kualitas
Laba. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, Vol.4, No. 5.
Setiawan, Bagus Rahmat.(2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Likuiditas dan Leverage Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI. MENARA
Ilmu, Vol. XI, No. 77.
Silfi, Alfiati. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Laba, Struktur Modal, Likuiditas dan
Komite Audit Terhadap Kualitas Laba. Jurnal Valuta, 17-26.
Soly, Natasha dan Novi Wijaya.(2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi,
Vol. 19 No.1.
Sukmawati, Shanie, Kusmuriyanto, dan Linda Agustina.(2014). Pengaruh Struktur
Modal. Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Return on Asset Terhadap
Kualitas Laba. Accounting Analysis Journal, Vol. 3, No. 1.

52
Syawaluddin, Sujana, I Wayan dan Hadi Supriyanto.(2019). Pengaruh Struktur
Modal, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Laba dan Profitabilitas
Terhadap Kualitas Laba. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi
UM.Buton, Vol. 1, No. 1.
Warianto, Paulina dan Rusiti, CH. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur
Modal, Likuiditas dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Kualitas
Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. MODUS, Vol.26,
No. 1.

53
Lampiran 1

Deskriptif Variabel Penelitian Sebelum Outlier

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ML 327 -.54 13.17 .4856 1.23427
LEV 327 .00 30.80 1.1294 3.44849
CR 327 .09 21.70 2.6580 2.40412
ROA 327 .00 4.14 .2647 .73730
Size 327 25.05 36.35 28.4657 1.65830
Valid N (listwise) 327

Lampiran 2

Deskriptif Variabel Penelitian Setelah Outlier

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


ML 274 -.29 4.29 .3564 .74428
LEV 274 .00 29.45 .9421 2.58832
CR 274 .09 13.04 2.3852 1.83699
ROA 274 .00 4.14 .2476 .69368
Size 274 25.05 33.49 28.3663 1.52182
Valid N (listwise) 274

Lampiran 3

Uji Normalitas
Residual Terdistribusi Tidak Normal

Statistics
Unstandardized Residual
N Valid 327
Missing 0
Skewness 9.596
Std. Error of Skewness .135
Kurtosis 104.583
Std. Error of Kurtosis .269

54
Residual Terdistribusi Normal

Statistics
Unstandardized Residual
N Valid 274
Missing 0
Skewness .229
Std. Error of Skewness .147
Kurtosis .577
Std. Error of Kurtosis .293

Lampiran 4

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 LEV .308 3.245
CR .904 1.106
ROA .312 3.209
Size .936 1.068
a. Dependent Variable: ML

Lampiran 5

Uji Autokorelasi

Durbin-Watson
1,929

55
Lampiran 6

Uji Heteroskedasitas

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .463 .160 2.900 .004
LEV .000 .006 -.004 -.033 .974
CR -.007 .005 -.100 -1.579 .116
ROA -.017 .021 -.086 -.797 .426
Size -.009 .006 -.104 -1.676 .095
a. Dependent Variable: absut

Lampiran 7

Uji Regresi Linear Berganda

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .387 .283 1.369 .172
LEV -.022 .010 -.076 -2.199 .029
CR -.012 .008 -.029 -1.424 .156
ROA 1.084 .037 1.010 29.214 .000
Size -.009 .010 -.018 -.905 .366
a. Dependent Variabel: ML

Lampiran 8

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square Adjusted R Square


1 .949a .900 .898

56
Lampiran 9

Uji F

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 136.079 4 34.020 603.989 .000a
Residual 15.152 269 .056
Total 151.231 273
a. Predictors : (Constant), Size, ROA, CR, LEV
b. Dependent Variabel: ML

Lampiran 10

Catatan Konsultasi dan Bimbingan

57
Lampiran 11

Hasil Turnitin BAB 1

58
Lampiran 12

Hasil Turnitin Skripsi

59

Anda mungkin juga menyukai