KEBIJAKAN DIVIDEN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
NPM : 0110U192
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
Terakreditasi (accredited)
SK. Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)
Nomor : 039/SK/BAN-PT/Akred/S/II/2015
Tanggal 7 Februari 2015
BANDUNG
2015
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP
KEBIJAKAN DNTIDEN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)
SKRIPSI
Disusun oleh :
Nama : Edwin Gunawan
NPM :0110U192
Menyetujui,
Dosen Pembimb
NIP: 111.0205.136
Mengetahui,
fDr. R. Wedi Rusmaw.an. S.E.. M.Si.. Alc. CA.) (Erlv Sherlita. S.8.. M.Si.. Atc. CA.)
NIP: 111.0297.038 NIP: 111.1199.056
ST]RAT PERI{YATAAIY
Penulis
Edwin Gunawan
PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP
KEBIJAKAN DIVIDEN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)
ABSTRAK
i
ii
ABSTRACT
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang atas
S.A.W untuk sauri tauladan yang paling sempurna bagi seluruh umat manusia.
dan tujuan penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam
Widyatama.
moril maupun materil serta doa yang diberikan oleh berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih secara tulus kepada :
1. Rusniyati Hamid selaku Orang Tua tercinta yang telah memberikan kasih
2. Toni Diponegoro dan Rudi Mulyadi selaku Saudara Kandung yang telah
iii
3. Ibu R. Ait Novatiani, Hj., S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen
4. Bapak Endang Darmawan, S.E., M.Si., Ak., CA. dan Bapak Mochamad
5. Ibu (Alm) Koesbandijah Abdoel Kadir, Prof., Dr., Hj., M.S., Ak., selaku
Pendiri Yayasan Widyatama.
7. Bapak Islahuzzaman, Dr., H., S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Rektor
Universitas Widyatama.
8. Bapak Nuryaman, Dr., H., S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Wakil Rektor
Universitas Widyatama.
9. Bapak R. Wedi Rusmawan K. , Dr., S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Dekan
10. Bapak Bachtiar Asikin, S.E., M.M., Ak., CA. selaku Wakil Dekan
11. Ibu Erly Sherlita, S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Program Studi
12. Bapak Remon Gunanta, S.Pd., M.Si. dan Bapak Yoga Tantular Rachman,
iv
13. Bapak Rochmad Bayu Utomo, S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Wali
Universitas Widyatama.
14. Seluruh Dosen, asisten dosen, staf pengajar, dan staf perpustakaan
15. Teman-teman X-Line Cybernet, Angga, Ojon, Resha, Dwi, Yudhi, Tassa
yang selalu memberikan dorongan dan motivasi agar penulis dapat segera
16. Teman-teman angkatan 2008, Wisnu, Eka, Tari, Puti, Iqbal terima kasih
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
Penulis,
Edwin Gunawan
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
vi
2.1.5 Pemakai dan Kebutuhan Informasi Laporan Keuangan ........... 14
vii
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 45
viii
3.8.2 Uji Simultan (Uji F) ................................................................. 65
2009-2013 ................................................................................. 86
ix
4.3.2 Uji Autokorelasi ....................................................................... 97
x
4.4.1.3.2 Analisis Koefisien Korelasi Parsial ............... 111
4.5.3 Pengaruh Current Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio ...... 127
xi
4.5.4 Pengaruh Quick Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio ......... 128
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Tabel 1.2 Return on Asset, Return on Equity, Current Ratio, Quick Ratio, dan
Tabel 4.1 Return on asset pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Tabel 4.2 Return on equity pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Tabel 4.3 Current Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Tabel 4.4 Quick Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Tabel 4.5 Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
xiii
Tabel 4.6 Hasil Statistik Deskriptif ......................................................................... 91
xiv
Tabel 4.16 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Pengaruh
Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Likuiditas (Current
Tabel 4.18 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Likuiditas (Current
Tabel 4.20 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Likuiditas (Quick
Tabel 4.21 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Likuiditas (Quick
(Quick Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) ... 117
Tabel 4.23 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Profitabilitas (Return
Quick Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) ..... 122
xv
Tabel 4.25 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Berganda Pengaruh Profitabilitas
Quick Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) ..... 123
Quick Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) ..... 124
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik Tingkat Return on asset pada Perusahaan Manufaktur yang
Gambar 4.2 Grafik Tingkat Return on equity pada Perusahaan Manufaktur yang
Gambar 4.3 Grafik Tingkat Current Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang
Gambar 4.4 Grafik Tingkat Quick Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang
Gambar 4.5 Grafik Tingkat Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur
Gambar 4.7 Grafik Histogram Return on Asset, Return on Equity, Current Ratio,
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
yang mampu bersaing akan dapat terus bertahan. Dengan kata lain, perusahaan
harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan output
efektif dan efisien agar tujuan perusahaan dapat tercapai sebagaimana yang telah
memutuskan untuk melakukan aktivitas pendanaan. Pada sisi yang lain, saham
merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham
1
2
informasi lain yang relevan seperti kondisi politik dan perekonomian suatu
negara.
kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut dapat
waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang yang berasal
serta menganalisis keadaan posisi keuangan suatu entitas pada tanggal tertentu,
tertentu, serta kas dan setara kas dalam waktu yang dapat dipastikan. Dari hasil
tujuan dan motivasi, yaitu untuk mendapatkan return yang dapat berupa capital
gain dan dividend. Capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh investor
pada saat menjual kembali saham yang dimiliki dengan harga yang lebih tinggi
dari harga belinya. Sedangkan dividend merupakan bagian keuntungan atau laba
yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham sebagai balas jasa atau
imbalan karena telah memiliki dan berinvestasi pada saham. Sutrisno (2012:100)
3
apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagi semua
atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk
diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba ditahan yang
perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Tujuan dari analisis rasio
sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat bagi pengguna
Dividend payout ratio adalah rasio yang menunjukan persentase laba perusahaan
yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas.
kewajiban tetapnya, yaitu beban bunga dan pajak. Perusahaan yang memperoleh
keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai
dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar
(2006:154)
yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar
kewajibannya yang harus segera dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi
adalah hutang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk
operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera
kebijakan dividen. Cash dividend merupakan arus kas keluar bagi perusahaan,
menyediakan uang kas yang cukup banyak, dan akan menurunkan tingkat
biasanya cenderung membayarkan dividen tunai dalam jumlah yang kecil, sebab
yang sudah mapan dengan likuiditas yang baik cenderung membagian dividen
ini, pada (tabel 1.1) penulis menyajikan data dividend payout ratio selama lima
tahun berturut-turut yang dimulai dari periode 2009 sampai dengan 2013 pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada (tabel 1.2)
6
disajikan rasio profitabilitas yang diukur dengan return on asset dan return on
equity serta rasio likuiditas yang diukur dengan current ratio dan quick ratio.
Tabel 1.1
Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013
Tahun KAEF DVLA
2009 30,04% 70,31%
2010 20,02% 30,30%
2011 20.37% 29,17%
2012 15.29% 25,94%
2013 25.00% 30,80%
Sumber : www.idx.co.id (Data diolah kembali)
penurunan maupun peningkatan dividend payout ratio seperti yang terjadi pada
PT. Kimia Farma Tbk. (KAEF) dan PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. (DVLA).
Perubahan tersebut menjadi hal yang penting untuk dijadikan tolak ukur bagi para
perubahan return on asset (ROA), return on equity (ROE), current ratio (CR),
dan quick ratio (QR) dalam memprediksi berapa besar dividen yang akan diterima
Tabel 1.2
Return on Asset, Return on Equity, Current Ratio, dan Quick Ratio pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2009-2013
KAEF DVLA
Tahun
ROA ROE CR QR ROA ROE CR QR
2009 4,00% 6,28% 199,84% 114,22% 9,22% 13,02% 305,02% 246,21%
2010 8,37% 12,45% 242,55% 160,25% 12,98% 17,31% 371,67% 316,04%
2011 9,57% 13,71% 274,75% 175,54% 13,03% 16,61% 483,04% 400,94%
2012 9,68% 14,01% 282,50% 181,57% 13,86% 17,69% 431,02% 361,74%
2013 8,72% 13,28% 242,67% 156,77% 10,60% 13,80% 424,00% 328,26%
Sumber : www.idx.co.id (Data diolah kembali)
(DPR) PT. Kimia Farma Tbk. (KAEF) pada tahun 2012 sebesar 15,29%, dapat
dilihat pada (tabel 1.2) tingkat profitabilitas yang diukur melalui return on asset
(ROA) pada tahun 2012 sebesar 9,68%, akan tetapi pada tahun 2013 (DPR) naik
dividend payout ratio (DPR) pada PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. (DVLA)
sebesar 29,17% dengan tingkat profitabilitas yang diukur dengan return on equity
(ROE) sebesar 16,61%, akan tetapi pada tahun 2012 (DPR) naik menjadi 25,94%
dengan tingkat (ROE) yang turun menjadi 17,69%. Hal ini bertentangan dengan
Dapat dilihat pada tahun 2012 data menunjukan bahwa dividend payout
ratio (DPR) PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. (DVLA) sebesar 25,94% dengan
tingkat likuiditas yang diukur dengan current ratio (CR) sebesar 431,02%, akan
8
tetapi pada tahun 2013 (DPR) naik menjadi 30.80% dengan tingkat (CR) yang
turun menjadi 424,00% dan fenomena yang sama terjadi pada tingkat likuiditas
yang diukur dengan quick ratio (QR). Dengan demikian hal ini bertentangan
dengan teori yang dikemukakan oleh Sutrisno, bahwa posisi likuiditas merupakan
return on asset, return on equity, earning per share, dan current ratio secara
ratio.
secara parsial hanya return on assets dan current ratio yang berpengaruh
signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan empat rasio lainnya yaitu,
net profit margin, debt to asset ratio, dan debt to asset ratio tidak mempunyai
2009-2013).
9
sebagai berikut :
kebijakan dividen ?
kebijakan dividen ?
a. Bagi Penulis
dividen.
c. Bagi Investor
TINJAUAN PUSTAKA
dalam Standar Akuntansi Keuangan (Revisi 2009), laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
“Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan
laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan atau
menggambarkan jumlah aset, kewajiban, dan ekuitas dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan laporan laba-
rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta
beban yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan ekuitas
menunjukkan sumber, dan penggunaan atau alasan-alasan yang
menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan”
11
12
hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan disajikan untuk
keputusan.
adalah :
a. Dasar akrual
Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada
saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam
laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan
yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai
tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan
pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan
serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di
masa depan. Oleh karena itu laporan keuangan menyediakan jenis
informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling
berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Kelangsungan usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan
usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan.
Karena itu, perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau
berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala
usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan
keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan
dasar yang digunakan harus diungkapkan.
a. Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan
dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi
yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk
membantu menentukan apakah harus membeli menahan atau menjual
investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen.
b. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik
pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.
Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,
manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
c. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih
pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan
utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
e. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh
karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu
mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk
menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan
dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi
kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
16
dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi
melakukan analisisnya tidak akan lepas dari peranan rasio-rasio laporan keuangan,
dua buah akun yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan dengan tujuan
jenis-jenis rasio keuangan, yang pertama adalah rasio menurut sumber darimana
2.2.3 Profitabilitas
a. Profit margin
Merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Caranya
adalah dengan membandingkan antara laba setelah dikurangi beban
pajak dengan penjualan. Rumus yang digunakan adalah :
d. Return on asset
Merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan semua aktiva yang dimiliki. Caranya adalah
dengan membandingkan laba sebelum beban bunga dan beban pajak
dengan total aktiva. Return on asset juga sering disebut sebagai
rentabilitas ekonomis. Rumus yang digunakan adalah :
e. Return on equity
Merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki.
Caranya adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak
dengan modal sendiri. Return on equity ini juga sering disebut dengan
rentabilitas modal sendiri. Rumus yang digunakan adalah :
f. Return on investment
Merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang sudah
dikeluarkan atau dibelanjai. Caranya adalah dengan membandingkan
laba setelah dikurangi beban pajak dengan investasi. Rumus yang
digunakan adalah :
21
2.2.4 Likuiditas
segera dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang jangka
pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk mengukur tingkat
tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih.
perusahaan tidak mampu membayar, maka perusahaan berada dalam kondisi tidak
likuid.
a. Current ratio
Merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar di
sini meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan dan aktiva lancar
lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang,
hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang
harus segera dibayar. Rumus yang digunakan adalah :
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
b. Quick ratio
Merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar sesudah
dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukan
besarnya alat likuid yang paling cepat sehingga dapat digunakan untuk
melunasi hutang lancar. Persediaan dianggap aktiva lancar yang
paling tidak lancar, sebab untuk menjadi uang tunai (kas) memerlukan
dua langkah yakni menjadi piutang terlebih dahulu sebelum menjadi
kas. Rumus yang digunakan adalah :
c. Cash ratio
Merupakan rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar
yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Aktiva
lancar yang bisa segera menjadi uang kas adalah efek atau surat
berharga. Rumus yang digunakan adalah :
2.3 Dividen
laba yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham sebagai balas jasa
a. Dividen tunai
Dividen tunai yaitu bagian laba usaha yang dibagikan kepada
pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Sebelum dividen
dibagikan, perusahaan harus mempertimbangkan ketersediaan dana
untuk membayar dividen. Jika perusahaan memilih untuk membagi
dividen tunai, itu berarti pada saat dividen akan dibagikan kepada
pemegang saham, perusahaan harus memiliki uang tunai dalam
jumlah yang cukup.
b. Dividen harta
Adalah bagian laba usaha perusahaan yang dibagikan dalam bentuk
harta selain kas. Walaupun dapat berbentuk harta lain, tetapi biasanya
harta tersebut dalam bentuk surat berharga yang dimiliki oleh
24
memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan
mengurangi jumlah laba ditahan yang akhirnya mengurangi sumber dana intern
yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Pada sisi lain, apabila
besarnya dividend payout ratio, yaitu besarnya persentase laba bersih setelah
kepada pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas. Rumus yang
kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham
dikemukakan oleh para ahli dalam kaitannya dengan kemakmuran para pemegang
secara tunai atau cash dividend yang diberikan perusahaan kepada pemegang
dibutuhkan dan relevan bagi investor untuk mengetahui kapan dividen tersebut
30
akan diterima. Menurut Brigham dan Houston (2001:84), rincian tanggal yang
a. Declaration date
Declaration date adalah tanggal pada saat direksi perusahaan
mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian dividen.
Dengan ditentukannya tanggal tersebut, perusahaan mempunyai
kewajiban untuk melakukan pembayaran.
b. Recording date
Recording date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya
pemegang saham berhak mendapatkan dividen.
c. Ex-dividend date
Ex-dividend date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya
dividen lepas dari pemegang saham. Biasanya jangka waktunya
adalah empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan pemegang saham.
d. Cum dividend date
Cum dividend date adalah tanggal yang menunjukan batas akhir bagi
para investor yang membeli saham akan menerima pembagian
dividen.
e. Payment date
Payment date adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya
perusahaan membayar dividen.
kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat
waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang yang berasal
serta menganalisis keadaan posisi keuangan suatu entitas pada tanggal tertentu,
tertentu, serta kas dan setara kas dalam waktu yang dapat dipastikan. Dari hasil
perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Tujuan dari analisis rasio
sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat bagi pengguna
apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagi semua
atau dibagi sebagian untuk dividen, dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk
diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba ditahan yang
Dividend payout ratio adalah rasio yang menunjukan persentase laba perusahaan
yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas.
membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besar
investasi berupa dividen bagi investor dapat diprediksi salah satunya melaui rasio
yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar
kewajibannya yang harus segera dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi
adalah hutang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk
operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera
kebijakan dividen. Cash dividend merupakan arus kas keluar bagi perusahaan,
menyediakan uang kas yang cukup banyak, dan akan menurunkan tingkat
biasanya cenderung membayarkan dividen tunai dalam jumlah yang kecil, sebab
yang sudah mapan dengan likuiditas yang baik cenderung membagian dividen
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
(Financial Statement)
Rasio Keuangan
(Financial Ratio)
Kebijakan Dividen
(Dividend Policy)
a. Hipotesis 1
b. Hipotesis 2
Berikut ini disajikan beberapa hasil penelitian terdahulu untuk mengetahui apakah terdapat persamaan atau perbedaan
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Judul penelitian dan
No. Indikator penelitian Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
penulis
1. Pengaruh investasi, Price earning ratio, Penelitian ini menunjukkan Menggunakan Menggunakan
likuiditas, profitabilitas, current ratio, return secara parsial price earning indikator return indikator return
ukuran perusahaan dan on asset, size, sales ratio, return on asset, dan size on asset untuk on equity untuk
pertumbuhan perusahaan growth, dan dividend berpengaruh signifikan mengukur mengukur
terhadap dividend payout payout ratio. terhadap dividend payout variabel variabel
ratio. ratio, sedangkan current ratio profitabilitas. profitabilitas.
(Aisyah:2014) dan sales growth tidak Untuk mengukur Untuk
berpengaruh signifikan variabel mengukur
terhadap dividend payout likuiditas variabel
ratio. Secara simultan price menggunakan likuiditas
earning ratio, current ratio, indikator current menggunakan
37
dividen. earning per share, equity yang berpengaruh on asset dan ratio untuk
(Rina Wulan Suriyani:2013) current ratio, dan signifikan terhadap dividend return on equity mengukur
dividend payout ratio. payout ratio, sedangkan untuk mengukur variabel
return on asset, earning per variabel likuiditas.
share, dan current ratio tidak profitabilitas.
berpengaruh secara signifikan. Untuk mengukur
Secara simultan return on variabel
asset, return on equity, likuiditas
earning per share, dan current menggunakan
ratio tidak mempunyai indikator current
pengaruh yang signifikan ratio.
terhadap dividend payout
ratio.
4. Pengaruh likuiditas dan Cash ratio, return on Penelitian ini menunjukan Menggunakan Menggunakan
profitabilitas terhadap asset, dan dividend secara parsial maupun indikator return indikator return
kebijakan dividen. payout ratio. simultan cash Ratio dan on asset untuk on equity untuk
(Agusni Prayoga:2014) return on asset berpengaruh mengukur mengukur
secara signifikan terhadap variabel variabel
dividend payout ratio. profitabilitas. profitabilitas.
39
Untuk
mengukur
variabel
likuiditas
menggunakan
indikator
current ratio
dan quick ratio.
5. Pengaruh profitabilitas, Return on asset, net Penelitian ini menunjukan Menggunakan Menggunakan
likuiditas, dan leverage profit margin, current secara parsial hanya return on indikator return indikator return
terhadap dividend payout ratio, debt to asset assets dan current ratio on asset untuk on equity untuk
ratio. ratio, debt to equity berpengaruh secara signifikan mengukur mengukur
(Rialdi Nurraiman:2014) ratio, dan dividend terhadap dividend payout variabel variabel
payout ratio. ratio, sedangkan net profit profitabilitas. profitabilitas.
margin, debt to asset ratio, Untuk mengukur Untuk
dan debt to equity ratio tidak variabel mengukur
berpengaruh secara signifikan. likuiditas variabel
Secara simultan net profit menggunakan likuiditas
margin, return on asset, current ratio. menggunakan
40
7. Pengaruh kinerja keuangan Net profit margin, Penelitian ini menunjukan Menggunakan Menggunakan
perusahaan yang diukur return on investment, secara simultan net profit indikator return indikator return
dengan rasio profitabilitas return on equity, dan margin, return on investment, on equity untuk on asset untuk
terhadap dividend payout dividend payout ratio. dan return on equity tidak mengukur mengukur
ratio. berpengaruh signifikan variabel variabel
(Santun Frank terhadap dividend payout profitabilitas. profitabilitas
Erickson:2010) ratio.
8. Pengaruh likuiditas, debt to Return on investment, Penelitian ini menunjukan Menggunakan Menggunakan
equity ratio, profitabilitas, rarning per share, secara parsial current ratio, indikator current indikator return
dan earning per share debt to equity ratio, return on investment, dan ratio untuk on asset dan
terhadap dividend payout current ratio, dan earning per share mengukur return on equity
ratio. dividend payout ratio. berpengaruh signifikan variabel untuk mengukur
(Ida Yulias Tanti:2013) terhadap dividend payout likuiditas. variabel
ratio, sedangkan debt to profitabilitas.
equity ratio tidak berpengaruh Untuk
secara signifikan. mengukur
variabel
likuiditas
menggunakan
42
indikator quick
ratio.
9. Pengaruh cash ratio, debt to Cash ratio, debt to Hasil penelitian ini Menggunakan Menggunakan
equity ratio, dan return on equity ratio, return menunjukan debt to equity indikator return indikator return
asset terhadap kebijakan on asset, dan ratio, cash ratio dan return on on asset untuk on equity untuk
dividen. dividend payout ratio. asset berpengaruh signifikan mengukur mengukur
(I Gede Ananditha terhadap dividend payout variabel variabel
Wicaksana:2012) ratio. likuiditas. profitabilitas.
Untuk
mengukur
variabel
likuiditas
menggunakan
indikator
current ratio
dan quick ratio.
10. Analisis pengaruh cash Cash position, debt to Penelitian ini menunjukan Menggunakan Menggunakan
position, debt to equity ratio, equity ratio, return secara parsial cash ratio, debt indikator return indikator return
return on assets, cash ratio, on assets, cash ratio, to equity ratio, dan return on on asset untuk on equity untuk
43
asset growth, dan firm Size asset growth, firm asset berpengaruh secara mengukur mengukur
terhadap dividend payout size, dan dividend signifikan terhadap dividend variabel variabel
ratio. payout ratio. payout ratio, sedangkan cash profitabilitas. profitabilitas.
(Liza Tania:2014) position, asset growth, dan Untuk
firm size tidak berpengaruh mengukur
secara signifikan. variabel
Secara simultan cash position, likuiditas
debt to equity ratio, return on menggunakan
assets, cash ratio, asset indikator
growth, dan firm Size current ratio,
berpengaruh signifikan dan quick ratio.
terhadap dividend payout
ratio.
BAB III
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
yang diteliti oleh penulis adalah profitabilitas, likuiditas, dan kebijakan dividen.
ilmilah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dengan
dianalisis lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari, sehingga
akan diperoleh gambaran mengenai objek tersebut dan dapat dibuat suatu
artinya penelitian yang bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara
yang diteliti.
44
45
kebijakan dividen.
atau lebih. Metode penelitian asosiatif digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”
2009.
Efek Indonesia. Berikut ini pada (tabel 3.1) penulis menyajikan seleksi sampel
Tabel 3.1
Seleksi Sampel Penelitian
No. Kriteria Sampel Jumlah
1 Perusahaan Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia 124
mulai tahun 2009
2 Perusahaan Manufaktur yang delisting di Bursa Efek Indonesia (3)
selama periode 2009 sampai dengan 2013
3 Perusahaan Manufaktur yang tidak memiliki data laporan (4)
keuangan dan rasio keuangan selama periode 2009 sampai
dengan 2013
4 Perusahaan Manufaktur yang tidak membagikan dividen tunai (95)
berturut-turut selama periode 2009 sampai dengan 2013
Jumlah sampel perusahaan yang sesuai dengan pertimbangan 22
sesuai dengan pertimbangan. Pada (tabel 3.2) disajikan daftar sampel penelitian
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1. AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk.
2. ASII PT. Astra International Tbk.
3. ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk.
4. AUTO PT. Astra Otoparts Tbk.
5. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk.
6. DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk.
7. EKAD PT. Ekadharma International Tbk.
8. GGRM PT. Gudang Garam Tbk.
48
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
dan data berkala (times-series), karena data penelitian dinyatakan dalam bentuk
waktu ke waktu.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
tidak lansgung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain atau lewat dokumen. Sumber data yang digunakan berupa laporan keuangan
Stock Exchange).
49
langkah paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
yang diteliti.
Pada riset internet ini, penulis mengumpulkan data yang berasal dari
atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
terdapat dua macam variabel yang diteliti dan dapat dibedakan menjadi :
50
independen dalam penelitian ini terdiri dari profitabilitas dan likuiditas yang akan
3.6.1.1 Profitabilitas
total aktiva maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas sangat penting untuk
a. Return on asset
b. Return on equity
3.6.1.2 Likuiditas
segera dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang jangka
pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk mengukur tingkat
tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih. Penelitian
ini menggunakan current ratio dan quick ratio sebagai indikator untuk mengukur
tingkat likuiditas.
a. Current ratio
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
b. Quick ratio
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
adalah kebijakan dividen yang akan diukur dengan bentuk skala rasio.
selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen, dan
sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan
memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan
53
mengurangi jumlah laba ditahan yang akhirnya mengurangi sumber dana intern
yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Pada sisi lain, apabila
Tabel 3.3
Oprasionalisasi Variabel
Skala
Variabel Konsep Indikator
Pengukuran
Profitabilitas Profitabilitas adalah 1. Return on asset Rasio
(X1) kemampuan perusahaan Merupakan ukuran
memperoleh laba dalam kemampuan
hubungannya dengan perusahaan dalam
penjualan, total aktiva menghasilkan
maupun modal sendiri. keuntungan dengan
Sartono (2010:122) semua aktiva yang
dimiliki.
𝐸𝐵𝐼𝑇
𝑅𝑂𝐴 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
54
Sutrisno (2012:222)
2. Return on equity
Merupakan ukuran
kemampuan
perusahaan dalam
menghasilkan
keuntungan dengan
menggunakan modal
sendiri yang dimiliki.
𝐸𝐴𝑇
𝑅𝑂𝐸 = 𝑂𝑤𝑛𝑒𝑟𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Sutrisno (2012:223)
Likuiditas Likuiditas adalah 1. Current ratio Rasio
(X2) kemampuan perusahaan Merupakan rasio yang
untuk membayar membandingkan
kewajiban-kewajibannya antara aktiva lancar
yang harus segera yang dimiliki
dipenuhi. perusahaan dengan
Sutrisno (2012:15) hutang jangka pendek.
𝐶𝐴
𝐶𝑅 = 𝐶𝐿
Sutrisno (2012:216)
2. Quick ratio
Merupakan rasio yang
membandingkan
antara aktiva lancar
sesudah dikurangi
persediaan dengan
hutang lancar.
55
𝐶𝐴−𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦
𝑄𝑅 = 𝐶𝐿
Sutrisno (2012:216)
Kebijakan Kebijakan dividen bagi Dividend payout ratio Rasio
Dividen manajemen adalah untuk Adalah rasio yang
(Y) memutuskan apakah laba menunjukan
yang diperoleh persentase laba
perusahaan selama satu perusahaan yang
periode akan dibagi dibayarkan kepada
semua atau dibagi pemegang saham
sebagian untuk dividen, biasa perusahaan
dan sebagian lagi tidak berupa dividen kas.
dibagi dalam bentuk laba 𝐷𝑃𝑆
𝐷𝑃𝑅 = 𝐸𝑃𝑆
ditahan.
Martono dan Agus
Sutrisno (2012:266)
(2012:253)
Hasil dari analisis data akan digunakan sebagai bukti yang memadai
dalam menguji hipotesis dan membuat suatu kesimpulan penelitian. Dalam hal ini
statistik deskriptif.
56
dan perhitungan persentase. Dalam statistik deskriptif dapat juga mencari kuatnya
linier yang bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), maka suatu model
regresi harus memenuhi beberapa asumsi yang disebut dengan asumsi klasik.
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini alat
grafik pada normal probability plot dan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam analisis
grafik pada normal probability plot cara untuk mendeteksi normalitas adalah
dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik dengan
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
data berdistribusi normal atau tidak diambil berdasarkan nilai probabilitas dan
b. Jika Asymp. Sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
tidak semua data penelitian berdistribusi secara normal, karena dalam satu set data
terlalu banyak data yang memiliki nilai ekstrim. Menurut Ghozali (2013:36), data
histogram dari data tersebut agar dapat menentukan bentuk transformasi datanya.
Berikut ini adalah cara transformasi data yang dapat dilakukan berdasarkan
Tabel 3.4
Bentuk Tranformasi Data
No. Bentuk Histogram Bentuk Transformasi
1. Moderate positive skewness SQRT (x) / akar kuadrat
2. Substantial positive skewness LG10 (x) / logaritma 10 / LN
3. Severe positive skewness dengan bentuk L 1/x / inverse
4. Moderate negative skewness SQRT (k-x)
5. Substantial negative skewness LG10 (k-x)
6. Severe negative skewness dengan bentuk J 1/(k-x)
Sumber : Ghozali (2012:36)
mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (periode
waktu berkaitan satu sama lain, masalah ini timbul karena residual tidak bebas
dari satu observasi ke observasi lainnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
a. Apabila angka D-W berada di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
b. Apabila angka D-W berada di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
c. Apabila angka D-W berada di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
59
menguji apakah pada sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
variabel independen dikeluarkan dari model, lalu model regresi tersebut disusun
dengan mengamati besaran tolerance value dan variance inflantion factor (VIF)
a. Jika tolerance value < 0,1 atau VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas.
b. Jika tolerance value > 0,1 atau VIF < 10, maka tidak terjadi
multikolinearitas.
1 1
𝑉𝐼𝐹 = 𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 =
𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑉𝐼𝐹
menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians pada
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual
dan jika varians berbeda disebut sebagai heteroskedastisitas. Sebuah model regresi
60
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, yaitu melalui diagram pencar antara
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t dan
uji F. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas dan
Ŷ = a+bx+e
Keterangan :
independen dan dependen, serta ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat
menguji hubungan asosiatif bila datanya berbentuk interval atau rasio. Rumusan
𝑛∑𝑥𝑦 − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2 ][𝑛∑𝑦 2 − (∑𝑦)2
Keterangan :
x : Variabel Independen
y : Variabel dependen
dengan variabel dependen. Nilai koefisien korelasi harus dalam batas -1 hingga +1
mempengaruhi variabel Y.
Tabel 3.5
Pedoman Intepretasi Koefisien Korelasi
No. Interval Koefisien Tingkat Hubungan
1. 0,00 – 1,999 Sangat Rendah
2. 0,20 – 0,399 Rendah
3. 0,40 – 0,599 Sedang
4. 0,60 – 0,799 Kuat
5. 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2012:250)
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi terletak antara nol sampai dengan
satu (0 < r2 < 1). Koefisien determinasi dapat dihitung dengan rumus :
Kd = r2 X 100%
Keterangan :
Kd : Koefisien determinasi
r2 : Koefisien korelasi
Untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan uji t-statistik, hal ini
secara parsial terhadap variabel dependen (Y). Pengujian hipotesis secara parsial
diteliti memiliki pengaruh atau tidak. Untuk mencari nilai thitung dapat
𝑟√𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟 2
Keterangan :
t : Nilai uji t
r : Koefisien korelasi
r2 : Koefisien determinasi
- Jika thitung > ttabel dan thitung < -ttabel, maka Ho ditolak
dependen.
untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai
Ŷ = a+b1x1+b2x2+e
Keterangan :
Ŷ : Kebijakan dividen
a : Konstanta
b : Koefisien regresi
x1 : Profitabilitas
x2 : Likuiditas
e : Standard error
digunakan untuk mengetahui seberapa erat kekuatan dan arah hubungan antara
Keterangan :
variabel Y
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi terletak antara nol sampai dengan
satu (0 < r2 < 1). Nilai R2 yang kecil menunjukan kemampuan variabel-variabel
determinasi pasti akan meningkat. Oleh sebab itu digunakan adusted R2 (koefisien
Kd = r2 X 100%
Keterangan :
Kd : Koefisien determinasi
r2 : Koefisien korelasi
68
Untuk menguji hipotesis secara simultan digunakan uji F-statistik, hal ini
diteliti memiliki pengaruh atau tidak. Untuk mencari nilai Fhitung dapat
𝑅 2 /𝑘
𝐹=
(1 − 𝑅 2 ) − (𝑛 − 𝑘 − 1)
69
- Jika Fhitung > Ftabel dan Fhitung < -Ftabel, maka Ho ditolak
signifikansi yang digunakan adalah α = 5%, karena paling umum digunakan untuk
penelitian ilmu sosial dan dianggap cukup untuk menyediakan hubungan antara
menggunakan IBM Statistic Product and Services (SPSS) versi 20.0 sebagai
menghasilkan laba bersih yang tinggi bagi para pemegang saham dan dapat
dibagikan dalam bentuk dividen. Data untuk variabel return on asset diperoleh
dari laporan keuangan yang penulis unduh pada situs www.idx.co.id (Indonesian
Stock Exchange). Pada (tabel 4.1) disajikan data return on asset masing-masing
2013.
70
71
Tabel 4.1
Return on Asset pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013
Kode
No. Nama Perusahaan 2009 2010 2011 2012 2013
Perusahaan
1. AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk. 3,40 13,95 12,52 11,13 9,56
2. ASII PT. Astra International Tbk. 8,00 9,18 11,54 16,93 20,94
3. ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk. 14,00 15,07 13,73 12,48 10,42
4. AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 16,50 21,94 15,82 12,79 8,39
5. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 17,33 20,61 21,79 28,64 30,50
6. DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. 9,22 12,98 13,03 13,86 10,60
7. EKAD PT. Ekadharma International Tbk. 9,96 12,82 11,01 13,22 34,44
8. GGRM PT. Gudang Garam Tbk. 12,80 13,71 12,68 9,80 8,63
9. HMSP PT. H.M. Sampoerna Tbk. 28,73 31,29 41,62 37,89 39,50
10. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 7,10 8,32 9,13 8,06 4,38
11. INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 22,00 21,01 19,84 20,93 18,84
12. KAEF PT. Kimia Farma Tbk. 4,00 8,37 9,57 9,68 8,72
13. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 14,33 19,11 18,41 18,85 17,41
14. LION PT. Lion Metal Works Tbk. 12,39 12,71 14,36 19,69 12,99
15. LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. 3,30 9,40 11,12 32,11 10,15
16. MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk. 8,58 18,62 15,44 16,80 10,91
18. SMGR PT. Semen Indonesia Persero Tbk. 25,70 23,51 20,12 18,54 17,39
19. SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 14,00 15,45 19,29 18,63 19,88
20. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. 12,53 12,55 12,38 11,92 10,92
21. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 11,06 13,78 13,80 13,71 11,73
22. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 56,30 38,90 39,73 40,38 71,51
14,23%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on asset tertinggi adalah PT.
Unilever Indonesia Tbk. sebesar 56,30%. Dengan tingkat return on asset yang
tinggi berarti perusahaan dapat meyakinkan para investor untuk berinvestasi pada
adalah PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. sebesar 1,77%.
16,30%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on asset tertinggi adalah PT.
Unilever Indonesia Tbk. sebesar 38,90% yang menunjukan penurunan dari tahun
terdendah adalah PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. sebesar
16,57%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on asset tertinggi adalah PT.
tingkat return on asset terdendah adalah PT. Supreme Cable Manufacturing &
sebelumnya.
73
18,07%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on asset tertinggi adalah PT.
tingkat return on asset terdendah adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
sebesar 8,06%.
17,90%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on asset tertinggi adalah PT.
tingkat return on asset terdendah adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Gambar 4.1
Grafik Tingkat Return on Asset pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013
80.00
70.00
60.00
50.00 2009
40.00 2010
2011
30.00
2012
20.00 2013
10.00
0.00
ASII
UNVR
DVLA
AMFG
KLBF
LMSH
DLTA
EKAD
INDF
SCCO
SMSM
TCID
TSPC
ARNA
SMGR
AUTO
GGRM
INTP
LION
MAIN
HMSP
KAEF
peningkatan return on asset yang besar dan cukup stabil. Peningkatan ini
disebabkan jumlah perolehan laba yang tinggi jika dibandingkan dengan jumlah
asset yang digunakan untuk memperoleh laba. Sedangkan PT. Semen Indonesia
perolehan laba yang rendah jika dibandingkan dengan aset yang digunakan untuk
perkembangan return on asset perusahaan berada dalam kondisi yang tidak baik,
kemampuan dalam membayar kembali dana yang sudah disediakan oleh para
investor. Data untuk variabel return on equity diperoleh dari laporan keuangan
yang penulis unduh pada situs www.idx.co.id (Indonesian Stock Exchange). Pada
Tabel 4.2
Return On Equty pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013
Kode
No. Nama Perusahaan 2009 2010 2011 2012 2013
Perusahaan
1. AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk. 4,40 17,96 15,71 14,11 12,26
2. ASII PT. Astra International Tbk. 18,00 19,60 19,86 26,24 30,93
3. ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk. 25,00 28,97 27,79 25,32 21,00
4. AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 20,10 31,74 23,32 20,71 11,07
5. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 22,32 25,28 26,48 35,68 28,56
6. DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. 13,02 17,31 16,61 17,69 13,80
7. EKAD PT. Ekadharma International Tbk. 23,65 24,61 17,71 18,86 16,60
8. GGRM PT. Gudang Garam Tbk. 18,96 19,88 20,20 15,29 14,90
9. HMSP PT. H.M. Sampoerna Tbk. 48,65 62,88 79,05 74,73 76,40
10. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 19,90 23,44 15,47 14,00 8,90
11. INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 29,00 24,61 22,89 24,53 21,81
12. KAEF PT. Kimia Farma Tbk. 6,28 12,45 13,71 14,01 13,28
13. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 21,55 25,01 23,37 24,08 23,18
14. LION PT. Lion Metal Works Tbk. 14,76 14,86 17,39 22,96 15,58
15. LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. 6,04 15,71 19,05 42,33 13,02
16. MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk. 62,89 69,72 48,59 44,35 28,02
18. SMGR PT. Semen Indonesia Persero Tbk. 32,60 30,14 27,06 27,12 24,56
19. SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 27,00 31,74 32,70 32,74 33,59
20. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. 14,15 13,86 13,72 13,71 13,54
21. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 14,98 19,00 19,25 18,94 16,43
22. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 113,80 83,67 113,13 121,94 125,81
25,54%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on equity tertinggi adalah PT.
Unilever Indonesia Tbk. sebesar 113,80%. Dengan tingkat return on equity yang
tingkat return on equity terendah adalah PT. Asahimas Flat Glass Tbk. sebesar
4,40%.
28,49%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on equity tertinggi adalah PT.
Unilever Indonesia Tbk. sebesar 83,67% yang menunjukan penurunan dari tahun
28,83%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on equity tertinggi adalah PT.
terdendah adalah PT. Kimia Farma Tbk. sebesar 13,71% yang menunjukan
30,70%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on equity tertinggi adalah PT.
26,28%. Perusahaan yang memiliki tingkat return on equity tertinggi adalah PT.
Gambar 4.2
Grafik Tingkat Return on Equity pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013
140.00
120.00
100.00
2009
80.00
2010
60.00 2011
2012
40.00
2013
20.00
0.00
UNVR
ASII
DVLA
AMFG
KLBF
LMSH
DLTA
EKAD
INDF
SCCO
SMSM
TCID
TSPC
ARNA
SMGR
AUTO
INTP
LION
KAEF
MAIN
GGRM
HMSP
peningkatan return on equity yang besar dan cukup stabil. Peningkatan ini
disebabkan jumlah perolehan laba yang tinggi jika dibandingkan dengan jumlah
modal sendiri yang digunakan untuk memperoleh laba. Sedangkan PT. Mandom
perolehan laba yang rendah jika dibandingkan dengan modal sendiri yang
yang tidak baik, karena rata-rata perkembangan return on equity berada dibawah
40%.
yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Tingkat current ratio
yang tinggi menunjukan bahwa operasi perusahaan tidak akan terganggu bila
kewajiban jangka pendek ini segera ditagih, oleh karena itu rasio ini bisa
digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditor jangka pendek. Data untuk
variabel current ratio diperoleh dari laporan keuangan yang penulis unduh pada
situs www.idx.co.id (Indonesian Stock Exchange). Pada (tabel 4.3) disajikan data
79
Tabel 4.3
Current Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013
Kode
No. Nama Perusahaan 2009 2010 2011 2012 2013
Perusahaan
1. AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk. 334,40 393,95 442,29 388,70 417,80
2. ASII PT. Astra International Tbk. 79,00 97,16 101,58 116,62 129,93
3. ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk. 140,00 128,40 136,40 139,91 124,20
4. AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 217,00 175,73 135,48 116,49 188,99
5. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 470,36 633,08 600,90 526,46 470,53
6. DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. 305,02 371,67 483,04 431,02 424,00
7. EKAD PT. Ekadharma International Tbk. 140,66 176,26 190,36 241,09 232,87
8. GGRM PT. Gudang Garam Tbk. 246,00 270,08 224,48 217,02 172,21
9. HMSP PT. H.M. Sampoerna Tbk. 188,06 161,25 174,93 177,58 175,00
10. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 116,00 203,65 190,95 200,32 166,73
11. INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 300,00 555,37 698,54 602,76 614,81
12. KAEF PT. Kimia Farma Tbk. 199,84 242,55 274,75 282,50 242,67
13. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 298,70 439,36 365,27 340,54 283,93
14. LION PT. Lion Metal Works Tbk. 796,00 944,11 710,28 934,46 672,89
15. LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. 212,00 244,45 235,49 406,74 419,66
16. MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk. 132,19 142,30 139,88 104,86 101,07
18. SMGR PT. Semen Indonesia Persero Tbk. 358,40 291,79 264,65 170,59 188,24
19. SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 159,00 217,41 271,85 194,42 209,76
20. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. 726,31 1068,45 1174,28 772,65 357,52
21. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 346,84 336,85 308,30 309,33 296,19
22. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 100,30 85,13 68,67 66,83 69,64
272,11%. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio tertinggi adalah PT.
Lion Metal Works Tbk. sebesar 796,00%. Dengan tingkat current ratio yang
332,07%. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio tertinggi adalah PT.
memiliki tingkat current ratio terdendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk.
sebesar 85,13%.
332,79%. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio tertinggi adalah PT.
terdendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar 68,67% yang menunjukan
313,05%. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio tertinggi adalah PT.
Lion Metal Works Tbk. sebesar 934,46%. Sedangkan perusahaan yang memiliki
81
tingkat current ratio terdendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar
277,18%. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio tertinggi adalah PT.
Lion Metal Works Tbk. sebesar 672,89% yang menunjukan penurunan dari tahun
terdendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar 69,64% yang menunjukan
Gambar 4.3
Grafik Tingkat Current Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang
1400.00
1200.00
1000.00
2009
800.00
2010
600.00 2011
2012
400.00
2013
200.00
0.00
ASII
UNVR
DVLA
AMFG
KLBF
LMSH
DLTA
EKAD
INDF
SCCO
SMSM
TCID
TSPC
ARNA
SMGR
AUTO
INTP
GGRM
LION
HMSP
KAEF
MAIN
Manufaktur yang fluktuatif, tetapi PT. Lion Metal Works Tbk. dan PT. Mandom
Indonesia Tbk. menunjukan peningkatan current ratio yang besar dan cukup
yang berasal dari kreditor sehingga jumlah kewajiban jangka panjang yang berupa
jangka panjangnya sehingga jumlah aset lancar yang berupa kas dan setara kas
perkembangan current ratio perusahaan berada dalam kondisi yang baik, karena
sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Tingkat quick ratio yang
tinggi menunjukan besarnya alat likuid yang paling cepat sehingga dapat
digunakan untuk melunasi hutang lancar. Persediaan dianggap aktiva lancar yang
paling tidak lancar, sebab untuk menjadi uang tunai (kas) memerlukan dua
langkah yakni menjadi piutang terlebih dahulu sebelum menjadi kas. Data untuk
variabel quick ratio diperoleh dari laporan keuangan yang penulis unduh pada
situs www.idx.co.id (Indonesian Stock Exchange). Pada (tabel 4.4) disajikan data
Tabel 4.4
Quick Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013
Kode
No. Nama Perusahaan 2009 2010 2011 2012 2013
Perusahaan
1. AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk. 153,15 243,54 263,87 231,28 272,39
2. ASII PT. Astra International Tbk. 64,85 78,68 87,72 97,86 111,92
3. ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk. 110,09 98,66 111,61 111,69 103,91
4. AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 164,90 119,15 85,01 74,51 128,67
5. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 426,05 539,83 513,05 399,64 362,52
6. DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. 246,21 316,04 400,94 361,74 328,26
7. EKAD PT. Ekadharma International Tbk. 73,19 96,14 101,11 131,96 121,66
8. GGRM PT. Gudang Garam Tbk. 34,31 32,23 17,45 23,94 21,71
9. HMSP PT. H.M. Sampoerna Tbk. 46,68 61,01 69,94 45,88 32,29
10. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 70,41 148,00 142,55 144,08 124,82
11. INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 228,84 458,95 608,62 541,98 561,03
12. KAEF PT. Kimia Farma Tbk. 114,22 160,25 175,54 181,57 156,77
13. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 199,14 303,60 260,70 228,71 168,29
14. LION PT. Lion Metal Works Tbk. 569,58 660,90 484,99 696,48 466,25
15. LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. 98,04 105,08 128,10 269,43 282,32
16. MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk. 102,94 109,50 93,48 74,07 61,34
18. SMGR PT. Semen Indonesia Persero Tbk. 297,05 227,27 195,20 123,24 138,29
19. SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 88,32 116,53 133,11 116,82 133,72
20. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. 461,37 730,60 687,65 510,52 194,86
21. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 260,64 260,93 236,57 239,64 221,93
22. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 63,01 49,38 40,67 39,47 44,88
179,52%. Perusahaan yang memiliki tingkat quick ratio tertinggi adalah PT. Lion
Metal Works Tbk. sebesar 569,58%. Dengan tingkat quick ratio yang tinggi
227,46%. Perusahaan yang memiliki tingkat quick ratio tertinggi adalah PT.
tingkat quick ratio terdendah adalah PT. Gudang Garam Tbk. sebesar 32,23%
224,78%. Perusahaan yang memiliki tingkat quick ratio tertinggi adalah PT.
tingkat quick ratio terdendah adalah PT. Gudang Garam Tbk. sebesar 17,45%
216,56%. Perusahaan yang memiliki tingkat quick ratio tertinggi adalah PT. Lion
tingkat quick ratio terdendah adalah PT. Gudang Garam Tbk. sebesar 23,94%
188,57%. Perusahaan yang memiliki tingkat quick ratio tertinggi adalah PT.
memiliki tingkat quick ratio terdendah adalah PT. Gudang Garam Tbk. sebesar
Gambar 4.4
Grafik Tingkat Quick Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013
800.00
700.00
600.00
500.00 2009
400.00 2010
2011
300.00
2012
200.00
2013
100.00
0.00
ASII
UNVR
DVLA
KLBF
LMSH
AMFG
EKAD
DLTA
INDF
SCCO
SMSM
TCID
TSPC
ARNA
AUTO
GGRM
INTP
LION
SMGR
HMSP
KAEF
MAIN
Manufaktur yang fluktuatif, tetapi PT. Lion Metal Works Tbk. dan PT. Mandom
86
Indonesia menunjukan peningkatan quick ratio yang besar dan cukup stabil.
persediaan barang dagangan dengan jumlah yang tinggi sehingga persediaan akhir
rata-rata perkembangan quick ratio perusahaan berada dalam kondisi yang baik,
dividen kas. Tingkat dividend payout ratio yang tinggi menunjukan bahwa
perusahaan memperoleh jumlah laba yang besar pada tahun berjalan dan laba
tersebut dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen tunai. Posisi
ratio, karena perusahaan yang sudah mapan dengan likuditas yang baik cenderung
membagikan dividen dalam jumlah yang besar. Data untuk variabel dividend
payout ratio diperoleh dari laporan keuangan yang penulis unduh pada situs
Tabel 4.5
Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013
Kode
No. Nama Perusahaan 2009 2010 2011 2012 2013
Perusahaan
1. AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk. 7,61 10,49 10,30 10,02 10,26
2. ASII PT. Astra International Tbk. 20,00 34,88 38,46 47,06 50,00
3. ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk. 33,47 13,24 45,07 45,03 45,04
4. AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 60,04 40,00 40,23 32,95 47,52
5. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 120,25 120,47 121,41 88,48 72,66
6. DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. 70,31 30,30 29,17 25,94 30,80
7. EKAD PT. Ekadharma International Tbk. 10,34 18,18 18,42 15,69 15,52
8. GGRM PT. Gudang Garam Tbk. 44,54 37,12 39,31 42,19 28,89
9. HMSP PT. H.M. Sampoerna Tbk. 65,89 111,95 95,11 57,29 91,41
10. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 39,41 39,55 49,93 49,81 49,80
11. INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 30,16 30,02 29,99 34,80 66,13
12. KAEF PT. Kimia Farma Tbk. 30,04 20,02 20,37 15,29 25,00
13. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 25,77 56,14 65,09 66,77 44,97
14. LION PT. Lion Metal Works Tbk. 19,35 26,92 29,70 24,37 32,13
15. LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. 12,00 6,53 8,81 3,49 13,35
16. MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk. 25,00 17,52 20,64 20,15 14,05
18. SMGR PT. Semen Indonesia Persero Tbk. 55,00 50,00 50,00 45,00 45,00
19. SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 92,39 52,88 102,04 52,63 65,42
20. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. 51,61 51,99 53,16 49,47 46,48
21. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 43,75 91,74 59,52 53,57 53,19
22. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 124,69 111,28 91,92 106,38 100,00
tertinggi adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. sebesar 124,69%. Dengan tingkat
dividend payout ratio yang tinggi berarti stabilitas pendapatan dan posisi likuditas
tingkat dividend payout ratio terendah adalah PT. Supreme Cable Manufacturing
tertinggi adalah PT. Delta Djakarta Tbk. sebesar 120,47%. Sedangkan perusahaan
yang memiliki tingkat dividend payout ratio terdendah adalah PT. Lionmesh
tertinggi adalah PT. Delta Djakarta Tbk. sebesar 121,41%. Sedangkan perusahaan
yang memiliki tingkat dividend payout ratio terdendah adalah PT. Lionmesh
Prima Tbk. sebesar 8,81% yang menunjukan peningkatan dari tahun sebelumnya.
perusahaan yang memiliki tingkat dividend payout ratio terdendah adalah PT.
perusahaan yang memiliki tingkat dividend payout ratio terdendah adalah PT.
Asahimas Flat Glass Tbk. sebesar 10,26% yang menunjukan penurunan dari tahun
sebelumnya.
Gambar 4.5
Grafik Tingkat Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013
140.00
120.00
100.00
2009
80.00
2010
60.00 2011
2012
40.00
2013
20.00
0.00
UNVR
ASII
DVLA
AMFG
EKAD
KLBF
LMSH
DLTA
INDF
SCCO
SMSM
TCID
TSPC
ARNA
SMGR
AUTO
INTP
GGRM
LION
HMSP
KAEF
MAIN
Perusahaan Manufaktur yang fluktuatif, tetapi PT. Unilever Indonesia Tbk. dan
PT. Delta Djakarta Tbk. menunjukan peningkatan dividend payout ratio yang
besar dan cukup stabil. Peningkatan ini disebabkan besarnya jumlah laba yang
diperoleh pada tahun berjalan dan perusahaan tersebut memiliki posisi likuiditas
yang mapan. Artinya, kinerja manajemen perusahaan tersebut sudah baik dan
Tbk. cenderung mengalami penurunan, hal ini disebabkan kecilnya jumlah laba
yang diperoleh pada tahun berjalan dan perusahaan tersebut tidak memiliki posisi
perkembangan dividend payout ratio perusahaan berada dalam kondisi yang baik,
yang telah dikumpulkan. Data penelitian berupa rasio-rasio keuangan yang terdiri
dari return on asset, return on equity, current ratio, quick ratio, dan dividend
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian untuk masing-
91
masing rasio keuangan berjumlah 110 data yang diperoleh dari 22 perusahaan
sampel selama 5 tahun berturut-turut, yaitu periode 2009 sampai dengan 2013.
Hasil statistik deskriptif dari data penelitian yang digunakan dan analisisnya
Tabel 4.6
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 110 1,77 71,51 16,6114 10,67619
ROE 110 4,40 125,81 27,9671 23,27274
CR 110 66,83 1174,28 305,4406 222,00743
QR 110 17,45 730,60 207,3776 171,46053
DPR 110 3,49 124,69 45,0994 28,95483
Valid N (listwise) 110
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
sebesar 16,6114% dengan semua aktiva yang dimiliki dalam satu periode. Nilai
maksimal sebesar 71,51% yang merupakan return on asset dari PT. Unilever
Indonesia Tbk. pada tahun 2013 dan nilai minimal sebesar 1,77% yang
merupakan return on asset dari PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce
sebesar 27,9671% dengan semua modal sendiri yang dimiliki dalam satu periode.
Nilai maksimal sebesar 125,81% yang merupakan return on equity dari PT.
92
Unilever Indonesia Tbk. pada tahun 2013 dan nilai minimal sebesar 4,40% yang
merupakan return on equity dari PT. Asahimas Flat Glass Tbk. pada tahun 2009.
jangka pendeknya sebesar 305,4406% dengan semua aktiva lancar yang dimiliki
dalam satu periode. Nilai maksimal sebesar 1174,28% yang merupakan current
ratio dari PT. Mandom Indonesia Tbk. pada tahun 2011 dan nilai minimal sebesar
66,83% yang merupakan current ratio dari PT. Unilever Indonesia Tbk. pada
tahun 2012.
jangka pendeknya sebesar 45,0994% dengan alat likuid yang dimiliki dalam satu
periode. Nilai maksimal sebesar 730,60% yang merupakan quick ratio dari PT.
Mandom Indonesia Tbk. pada tahun 2010 dan nilai minimal sebesar 17,45% yang
merupakan quick ratio dari PT. Gudang Garam Tbk. pada tahun 2011.
dividen tunai kepada pemegang saham sebesar 16,6114% dari jumlah laba bersih
yang diperoleh dalam satu periode. Nilai maksimal sebesar 124,69% yang
merupakan dividend payout ratio dari PT. Unilever Indonesia Tbk. pada tahun
2009 dan nilai minimal sebesar 3,49% yang merupakan dividend payout ratio dari
Untuk memperoleh hasil analisis regresi linier yang bersifat BLUE (Best
Linear Unbiased Estimator), maka suatu model regresi harus memenuhi beberapa
mendekati normal. Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan untuk
Gambar 4.6
Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan Grafik Normal Probability Plot
probability plot yang disajikan pada (gambar 4.6), dapat diketahui bahwa data
yang berupa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Smirnov yang disajikan pada (tabel 4.7), dapat diketahui bahwa seluruh data tidak
dibawah 0,05. Hal ini disebabkan karena dalam satu set data terlalu banyak data
yang memiliki nilai ekstrim, data yang tidak terdistribusi normal dapat
terlebih dahulu bentuk grafik histogram dari data tersebut agar dapat menentukan
95
Gambar 4.7
Grafik Histogram Return on Asset, Return on Equity, Current Ratio,
Quick Ratio, dan Dividend Payout Ratio
96
grafik tersebut memiliki nilai yang positif dan bentuknya condong ke arah kiri
atas. Oleh sebab itu data penelitian ditransformasi ke dalam bentuk logaritma
logaritma natural.
97
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah
Data Ditransformasi Ke Dalam Bentuk Logartima Natural
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
LN_ROA LN_ROE LN_CR LN_QR LN_DPR
110 110 110 110 110
Mean 2,6462 3,1174 5,5050 5,0110 3,5895
Normal Parametersa,b
Std. Deviation ,57792 ,61169 ,64931 ,83232 ,70937
Absolute ,082 ,123 ,057 ,064 ,093
Most Extreme Differences Positive ,078 ,123 ,057 ,064 ,045
Negative -,082 -,111 -,043 -,047 -,093
Kolmogorov-Smirnov Z ,855 1,293 ,599 ,673 ,978
Asymp. Sig. (2-tailed) ,457 ,071 ,866 ,756 ,295
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
dalam bentuk logaritma natural yang disajikan pada (tabel 4.8), dapat diketahui
bahwa seluruh data berdistribusi normal karena nilai signifikansi dari Asymp.Sig.
(2-tailed) berada diatas 0,05. Dengan demikian data telah memenuhi asumsi
regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain, masalah ini
timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Dalam
penelitian ini alat analisis yang digunakan untuk mendeteksi adanya problem
Tabel 4.9
Hasil Uji Autokorelasi Dengan Menggunakan Besaran Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Durbin-Watson
Estimate
1 ,449a ,202 ,171 ,64582 1,593
a. Predictors: (Constant), LN_QR, LN_ROA, LN_CR, LN_ROE
b. Dependent Variable: LN_DPR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
Watson yang disajikan pada (tabel 4.9), dapat diketahui bahwa besaran Durbin-
Watson menunjukan angka 1,593 dan terletak diantara -2 sampai dengan +2.
positif ataupun negatif. Bedasarkan hasil uji autokorelasi tersebut, penulis dapat
melanjutkan penelitian.
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi
model, lalu model regresi tersebut disusun kembali. Cara untuk mendeteksi ada
Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
value dan variance inflantion factor (VIF) yang disajikan pada (tabel 4.10), dapat
diketahui bahwa besaran tolerance value berada diatas angka 0,1 dan besaran
variance inflantion factor berada dibawah angka 10. Artinya variabel independen
model regresi terjadi ketidaksamaan varians pada residual dari satu pengamatan
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika varians
dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis ada atau tidaknya pola tertentu
100
(SRESID)
Gambar 4.8
Hasil Uji Heteroskedastisitas
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot yang disajikan pada (gambar 4.8),
dapat diketahui bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Artinya model regresi tidak mengalami
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t dan
uji F. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas dan
(dividend payout ratio) dapat diketahui melalui pengujian secara parsial. Namun
variabel dependen.
102
Tabel 4.11
Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Profitabilitas
(Return on Asset) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2,162 ,287 7,525 ,000
1
LN_ROA ,539 ,106 ,440 5,085 ,000
a. Dependent Variable: LN_DPR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
Ŷ = 2,162 + 0,539LN_ROA
tersebut, dapat diketahui bahwa nilai konstanta adalah 2,162. Artinya pada saat
return on asset sama dengan nol persen, maka besarnya dividend payout ratio
positif sebesar 0,539. Artinya setiap peningkatan return on asset sebesar satu
serta ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat atau kekuatan hubungan
korelasi tersebut.
103
Tabel 4.12
Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Profitabilitas
(Return on Asset) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Correlations
LN_ROA LN_DPR
Pearson Correlation 1 ,440**
LN_ROA Sig. (2-tailed) ,000
N 110 110
Pearson Correlation ,440** 1
LN_DPR Sig. (2-tailed) ,000
N 110 110
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
dividen (dividend payout ratio) yang disajikan pada (tabel 4.12), dapat diketahui
bahwa besarnya nilai koefisien korelasi adalah 0,440. Hal ini menunjukan
kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk kriteria yang sedang,
karena berada pada interval 0,400 sampai dengan 0,599. Korelasi antara
menunjukan arah yang positif, artinya semakin tinggi return on asset cenderung
dependen.
104
Tabel 4.13
Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Pengaruh Profitabilitas
(Return on Asset) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,440 ,193 ,186 ,64012
a. Predictors: (Constant), LN_ROA
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
pada (tabel 4.13), dapat diketahui bahwa besarnya nilai koefisien determinasi
Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan uji
linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.11), besarnya nilai thitung
adalah 5,085.
- Jika thitung > ttabel dan thitung < -ttabel, maka Ho ditolak
adalah Ho ditolak, karena thitung 5,085 > ttabel 1,982. Bedasarkan hasil analisis
regresi linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.11), dapat diketahui bahwa
besarnya tingkat signfikansi adalah 0,000 dan berada di bawah tingkat signifikansi
(dividend payout ratio) dapat diketahui melalui pengujian secara parsial. Namun
variabel dependen.
Tabel 4.14
Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Profitabilitas
(Return on Equity) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2,079 ,322 6,455 ,000
1
LN_ROE ,485 ,101 ,418 4,781 ,000
a. Dependent Variable: LN_DPR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
Ŷ = 2,079 + 0,485LN_ROE
107
tersebut, dapat diketahui bahwa nilai konstanta adalah 2,079. Artinya pada saat
return on equity sama dengan nol persen, maka besarnya dividend payout ratio
positif sebesar 0,485. Artinya setiap peningkatan return on equity sebesar satu
serta ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat atau kekuatan hubungan
korelasi tersebut.
Tabel 4.15
Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Profitabilitas
(Return on Equity) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Correlations
LN_ROE LN_DPR
Pearson Correlation 1 ,418**
LN_ROE Sig. (2-tailed) ,000
N 110 110
Pearson Correlation ,418** 1
LN_DPR Sig. (2-tailed) ,000
N 110 110
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
dividen (dividend payout ratio) yang disajikan pada (tabel 4.15), dapat diketahui
108
bahwa besarnya nilai koefisien korelasi adalah 0,418. Hal ini menunjukan
kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk kriteria yang sedang,
karena berada pada interval 0,400 sampai dengan 0,599. Korelasi antara
menunjukan arah yang positif, artinya semakin tinggi return on equity cenderung
dependen.
Tabel 4.16
Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Pengaruh Profitabilitas
(Return on Equity) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,418 ,175 ,167 ,64743
a. Predictors: (Constant), LN_ROE
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
pada (tabel 4.16), dapat diketahui bahwa besarnya nilai koefisien determinasi
Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan uji
linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.14), besarnya nilai thitung
adalah 4,781.
- Jika thitung > ttabel dan thitung < -ttabel, maka Ho ditolak
adalah Ho ditolak, karena thitung 4,781 > ttabel 1,982. Bedasarkan hasil analisis
regresi linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.14), dapat diketahui bahwa
besarnya tingkat signfikansi adalah 0,000 dan berada di bawah tingkat signifikansi
variabel dependen.
111
Tabel 4.17
Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Likuiditas
(Current Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 4,012 ,581 6,903 ,000
1
LN_CR -,077 ,105 -,070 -,732 ,466
a. Dependent Variable: LN_DPR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
Ŷ = 4,012 - 0,077LN_CR
tersebut, dapat diketahui bahwa nilai konstanta adalah 4,012. Artinya pada saat
current ratio sama dengan nol persen, maka besarnya dividend payout ratio
adalah sebesar 4,012%. Current ratio memiliki koefisien regresi bertanda negatif
sebesar 0,077. Artinya setiap peningkatan current ratio sebesar satu persen
serta ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat atau kekuatan hubungan
korelasi tersebut.
112
Tabel 4.18
Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Likuiditas
(Current Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Correlations
LN_CR LN_DPR
Pearson Correlation 1 -,070
LN_CR Sig. (2-tailed) ,466
N 110 110
Pearson Correlation -,070 1
LN_DPR Sig. (2-tailed) ,466
N 110 110
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
(dividend payout ratio) yang disajikan pada (tabel 4.18), dapat diketahui bahwa
besarnya nilai koefisien korelasi adalah -0,070. Hal ini menunjukan kekuatan
hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk kriteria yang sangat rendah,
karena berada pada interval 0,000 sampai dengan 1,999. Korelasi antara likuiditas
(current ratio) dengan kebijakan dividen (dividend payout ratio) menunjukan arah
yang negatif, artinya semakin tinggi return on asset cenderung diikuti dengan
dependen.
113
Tabel 4.19
Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Pengaruh Likuiditas
(Current Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,070 ,005 -,004 ,71088
a. Predictors: (Constant), LN_CR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
pada (tabel 4.19), dapat diketahui bahwa besarnya nilai koefisien determinasi
adalah 0,005. Hal ini menunjukan bahwa likuiditas (current ratio) memberikan
kontribusi terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio) sebesar 0,5% dan
Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan uji
linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.17), besarnya nilai thitung
adalah -0,732.
- Jika thitung > ttabel dan thitung < -ttabel, maka Ho ditolak
adalah Ho diterima, karena -ttabel -1,982 < thitung -0,732 < ttabel 1,982. Bedasarkan
hasil analisis regresi linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.17), dapat
diketahui bahwa besarnya tingkat signfikansi adalah 0,466 dan berada di atas
menyeluruh.
115
variabel dependen.
Tabel 4.20
Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Likuiditas
(Quick Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 3,818 ,416 9,180 ,000
1
LN_QR -,046 ,082 -,054 -,557 ,579
a. Dependent Variable: LN_DPR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
Ŷ = 3,818 - 0,046LN_QR
116
tersebut, dapat diketahui bahwa nilai konstanta adalah 3,818. Artinya pada saat
quick ratio sama dengan nol persen, maka besarnya dividend payout ratio adalah
sebesar 3,818%. Quick ratio memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar
0,046. Artinya setiap peningkatan quick ratio sebesar satu persen diprediksikan
serta ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat atau kekuatan hubungan
korelasi tersebut.
Tabel 4.21
Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial Pengaruh Likuiditas
(Quick Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Correlations
LN_QR LN_DPR
Pearson Correlation 1 -,054
LN_QR Sig. (2-tailed) ,579
N 110 110
Pearson Correlation -,054 1
LN_DPR Sig. (2-tailed) ,579
N 110 110
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
(dividend payout ratio) yang disajikan pada (tabel 4.21), dapat diketahui bahwa
117
besarnya nilai koefisien korelasi adalah -0,054. Hal ini menunjukan kekuatan
hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk kriteria yang sangat rendah,
karena berada pada interval 0,000 sampai dengan 0,199. Korelasi antara likuiditas
(quick ratio) dengan kebijakan dividen (dividend payout ratio) menunjukan arah
yang negatif, artinya semakin tinggi quick ratio cenderung diikuti dengan
dependen.
Tabel 4.22
Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Pengaruh Likuiditas
(Quick Ratio) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,054 ,003 -,006 ,71162
a. Predictors: (Constant), LN_QR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
(tabel 4.22), bahwa besarnya nilai koefisien determinasi adalah 0,003. Hal ini
kebijakan dividen (dividend payout ratio) sebesar 0,3% dan sisanya dapat
Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan uji
linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.20), besarnya nilai thitung
adalah -0,557.
- Jika thitung > ttabel dan thitung < -ttabel, maka Ho ditolak
adalah Ho diterima, karena -ttabel -1,982 < thitung -0,557 < ttabel 1,982. Bedasarkan
hasil analisis regresi linier sederhana yang disajikan pada (tabel 4.20), dapat
diketahui bahwa besarnya tingkat signfikansi adalah 0,579 dan berada di atas
menyeluruh.
dependen.
(current ratio, quick ratio) terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio)
keseluruhan.
Tabel 4.23
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Profitabilitas (Return On
Asset, Return On Equity) dan Likuiditas (Current Ratio, Quick Ratio)
Terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2,144 ,974 2,202 ,030
LN_ROA ,390 ,264 ,318 1,479 ,142
1 LN_ROE ,168 ,271 ,145 ,622 ,535
LN_CR -,050 ,207 -,046 -,242 ,809
LN_QR ,033 ,138 ,038 ,236 ,814
a. Dependent Variable: LN_DPR
Sumber : Hasil output SPSS (Data diolah kembali)
ratio, quick ratio) terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio) yang
sebagai berikut :
121
return on asset, return on equity, current ratio, dan quick ratio tidak ada
perubahan atau sama dengan nol persen, maka dividend payout ratio
b. Return on asset memiliki nilai koefisien regresi 0,390. Artinya pada saat
equity, current ratio dan quick ratio tidak berubah, maka dividend payout
c. Return on equity memiliki nilai koefisien regresi 0,168. Artinya pada saat
asset, current ratio dan quick ratio tidak berubah, maka dividend payout
d. Current ratio memiliki nilai koefisien regresi -0,050. Artinya pada saat
asset, return on equity dan quick ratio tidak berubah, maka dividend
e. Quick ratio memiliki nilai koefisien regresi 0,033. Artinya pada saat
quick ratio meningkat sebesar satu persen dengan asumsi return on asset,
122
return on equity dan current ratio tidak berubah, maka dividend payout
untuk mengetahui seberapa erat kekuatan dan arah hubungan antara seluruh
Tabel 4.24
likuiditas (current ratio, quick ratio) dengan kebijakan dividen (dividend payout
ratio) yang disajikan pada (tabel 4.24), dapat diketahui bahwa besarnya nilai
koefisien korelasi adalah 0,449. Hal ini menunjukan kekuatan hubungan antara
variabel tersebut secara keseluruhan termasuk kriteria yang sedang, karena berada
pada interval 0,400 sampai dengan 0,599. Korelasi antara profitabilitas (return on
asset, return on equity) dan likuiditas (current ratio, quick ratio) dengan
kebijakan dividen (dividend payout ratio) menunjukan arah yang positif, artinya
123
semakin tinggi return on asset, return on equity, current ratio dan quick ratio
dependen.
Tabel 4.25
pada (tabel 4.25), bahwa besarnya nilai koefisien determinasi yang telah
asset, return on equity) dan likuiditas (current ratio, quick ratio) memberikan
kontribusi terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio) sebesar 17,1% dan
Tabel 4.26
linier berganda yang disajikan pada (tabel 4.26), besarnya nilai Fhitung
adalah 6,627.
- Jika Fhitung > Ftabel dan Fhitung < -Ftabel, maka Ho ditolak
adalah Ho ditolak, karena Fhitung 6,627 > Ftabel 2,458. Bedasarkan hasil analisis
regresi linier berganda yang disajikan pada (tabel 4.26), dapat diketahui bahwa
besarnya tingkat signfikansi adalah 0,000 dan berada di bawah tingkat signifikansi
asset, return on equity) dan likuiditas (current ratio, quick ratio) berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio) dan
4.5 Pembahasan
berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, hal ini menjelaskan bahwa
perubahan pada return on asset akan berdampak terhadap dividend payout ratio.
Hal ini berarti peningkatan laba yang tinggi akan disertai dengan tingginya
pembayaran dividen kepada pemegang saham. Jumlah laba yang diperoleh pada
dibayarkan.
dikumpulkan, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah aktiva dari tahun
dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 PT. Kalbe Farma Tbk. mengalami
peningkatan return on asset sebesar 4,78%. Hal ini disertai dengan peningkatan
dividend payout ratio sebesar 30,37%. Artinya, korelasi antara return on asset
berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, hal ini menjelaskan bahwa
perubahan pada return on equity akan berdampak terhadap dividend payout ratio.
127
Hal ini berarti peningkatan laba yang tinggi akan disertai dengan tingginya
berdampak pada berkurangnya sumber dana intern yang akan digunakan untuk
mengembangkan perusahaan.
tahun ke tahun dan peningkatannya selaras dengan jumlah perolehan laba setiap
dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 PT. Asahimas Flat Glass Tbk.
mengalami peningkatan return on equity sebesar 13,56%. Hal ini disertai dengan
peningkatan dividend payout ratio sebesar 2,88%. Artinya, korelasi antara return
berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, hal ini menjelaskan bahwa
perubahan pada current ratio tidak akan berdampak terhadap dividend payout
ratio. Hal ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam melunasi
dari tahun ke tahun dan peningkatannya tidak selaras dengan jumlah aktiva lancar.
Dengan demikian sebagian besar laba yang diperoleh pada tahun berjalan
keuangan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 PT. Astra International Tbk.
mengalami penurunan current ratio sebesar 11,60%. Hal ini disertai dengan
penurunan dividend payout ratio sebesar 20,23%. Artinya, korelasi antara current
berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, hal ini menjelaskan bahwa
perubahan pada quick ratio tidak akan berdampak terhadap dividend payout ratio.
Hal ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
jangka pendek dengan menggunakan seluruh alat likuid yang dimilikinya tidak
dari tahun ke tahun dan peningkatannya tidak selaras dengan jumlah aktiva lancar
Bedasarkan data rasio keuangan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 PT.
Astra Otoparts Tbk. mengalami penurunan quick ratio sebesar 45,75%. Hal ini
korelasi antara quick ratio dengan dividend payout ratio menunjukan arah yang
negatif.
equity, current ratio, dan quick ratio berpengaruh signfikan terhadap dividend
payout ratio, hal ini menjelaskan bahwa perubahan pada return on asset, return
on equity, current ratio, dan quick ratio akan berdampak terhadap dividend
payout ratio. Hal ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam
5.1 Kesimpulan
profitabilitas dan likuiditas terhadap kebijakan dividen baik secara parsial maupun
ratio. Hal ini berarti peningkatan laba yang tinggi akan disertai
ratio. Hal ini berarti peningkatan laba yang tinggi akan disertai
ini dibuktikan dengan data rasio keuangan pada perusahaan sampel, bahwa
130
131
mengembangkan perusahaan.
payout ratio.
payout ratio.
132
5.2 Saran
b. Bagi Investor
pembayaran dividen.
rasio aktivitas, dan rasio penilaian. Hal ini dapat membuktikan seberapa
Anjani, Elma. 2013. Pengaruh Current Ratio, Return On Asset, Dan Debt To
Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada
Tahun 2010-2012. Skripsi. Universitas Widyatama. Bandung.
Erickson, Frank Santun. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Yang Diukur Dengan
Rasio Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio Studi Survey Pada
Kelompok Industri Semen Yang Terdaftar Di BEI. Skripsi. Universitas
Widyatama. Bandung.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS
19. Semarang : Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS
21. Semarang : Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Safri. 2009. Analisis Krtitis Atas Laporan Keuangan. Jakarta :
PT. RajaGrafindo Persada.
Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data Dengan SPSS 20. Edisi
Kesatu. Yogyakarta : ANDI.
Santoso, Singgih. 2012. Analisis SPSS Pada Statistik Parametrik. Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo.
Tania, Liza. 2014. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio,
Return On Asset, Cash Ratio, Asset Growth, Dan Firm Size Terhadap
Dividend Payout Ratio Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
DI BEI Periode 2009-2012. Jurnal. Universitas Dian Nuswantoro.
Semarang.
Tanti, Ida, & Yulias. 2013. Pengaruh Likuiditas, Debt To Equity Ratio,
Profitabilitas, Dan Earning Per Share Terhadap Dividend Payout Ratio
Pada Emiten Pembentuk Indeks LQ 45 Periode 2008-2010. Jurnal.
Universitas Semarang. Semarang.
Wicaksana, I Gede Ananditha. 2012. Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio,
Dan Return On Asset Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Universitas Udayana.
Denpasar.
PT. Supreme Cable Manufacturing & 1,77 5,27 7,54 11,42 5,96
17. SCCO
Commerce Tbk.
25,70 23,51 20,12 18,54 17,39
18. SMGR PT. Semen Indonesia Persero Tbk.
PT. Supreme Cable Manufacturing & 4,92 14,40 21,15 25,95 14,83
17. SCCO
Commerce Tbk.
32,60 30,14 27,06 27,12 24,56
18. SMGR PT. Semen Indonesia Persero Tbk.
PT. Supreme Cable Manufacturing & 120,29 126,47 129,10 146,21 139,42
17. SCCO
Commerce Tbk.
358,40 291,79 264,65 170,59 188,24
18. SMGR PT. Semen Indonesia Persero Tbk.
PT. Supreme Cable Manufacturing & 76,51 87,77 107,21 119,85 110,72
17. SCCO
Commerce Tbk.
297,05 227,27 195,20 123,24 138,29
18. SMGR PT. Semen Indonesia Persero Tbk.
PT. Supreme Cable Manufacturing & 33,33 30,41 31,89 30,34 29,47
17. SCCO
Commerce Tbk.
55,00 50,00 50,00 45,00 45,00
18. SMGR PT. Semen Indonesia Persero Tbk.
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
?<
aI
'd _Y ob
+1,
*-.7
tr
d
o t r.]
:'
69
BE
E
z a.l
(\
.o\ co
Qo- a
.i
aa i z3
o<f,
ooa
oo
o,
-o(d
tE .o)
(B
Lrh
z) (..l co
r- OF o
ai
-
u) l, N ;N
N
I .lo z
,4-) C\ .ts
E =*
FY
ad $
P
Z l
(rq <og :lJ > d,
Znr t-.1
LI] -.,i o -Y c) oo
o-a
.l
!r
D
G EO
a
a
U)
3
u0
0 a
z z 6)
a 0r
2. q)
cn
0
z z h
*t
\
q
-:€tJ-{ kl
.-o-
63o-
7<Oa
_tv
bo q=- 9t
"'=
d:'(,
(a 4 o
5I -r-
.-.;
s _u'= F
oo.= <_________
\-__ s
.E Le()
FA
-.> a)x
a
z a
O-()
'o-
oc
J,
-U ,'R- --s
---'- \
*Q
':
>) L '-
- boE
Eco
: :i9 \\ a< (-) !
z 9
(
\ -A
va
0 \-----------l) s r5g
a v l\Qlr \$ z { iiE(d
_yo!
d ., sH
z 9l<l: \
z c:0)e
b0o
I-VC('
e
- Fi l\ <s) S --o
3 z ,'
is \ e !..h .h )Lz
U
i z!og?.'a
t € cB --V
-y=a
,-: tr
q,
.. E O
.-L z<E€ac
-A.-{
tr.=
= OJ]E
EOq
(u :'E.=
(.) -l Y-.-
.\ Ej-o
bO $ (t)
g q6
ZYa
=;EE
--:(!tr6)
VUJg
o
z
il
V a Kh ([$ l'l \rl\'I
a IT l\ l\A
IA f-
z \t1 \t\
=S
( x
\0 i<
"{ld q
z q3 a\ slN {
$ l{ i*'
\'( \_ ls
ra
a * $l$ e)
z
i't
F<
s$ \>r-l
.JIJ
t
d
ti
U
'cr
A
Zrs
Fr 1Z
z a Dlr z
aa
a
4 El
cr=
o *2
c0
r-r lil
O
f-l
u(
rFt
z ,tt
in zrd zri *d\
N z
tr la
=
Y
/4
z z z z
z frl
z z a z
F! -z
FE
t.i a FT
a
Fr
c.i
z ae) a:
o <t
t^A
z 3 !
v) & ZA
f-l F .Y
FC
v 00
E> V v
Fl e t.l o
B C F.,. B 6
a vri a
rlt
z Er 3
F tr
I. Identitas Pribadi
Agama : Islam
Golongan Darah :O
Kewarganegaraan : Indonesia
Email : dwin.gunawan@yahoo.com
II. Pendidikan