Oleh :
Nama : Edwin Gunawan
NPM : 0110U192
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Pembatasan Masalah 2
1.4 Tujuan 3
1.5 Manfaat 3
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Tujuan Pelaporan Arus Kas 4
2.2 Ruang Lingkup 4
2.3 Manfaat Informasi Arus Kas 5
2.4 Definisi 6
2.5 Kas dan Setara Kas 6
2.6 Penyajian Laporan Arus Kas 7
2.7 Pelaporan Arus Kas Dari Aktivitas Operasi 10
2.8 Pelaporan Arus Kas Dari AKtivitas Investasi dan Pendanaan 11
2.9 Permasalahan Pada Kondisi Kas Perusahaan 12
2.10 Perbandingan Antara Akuntansi Nilai Wajar Dengan Biaya Historis 12
2.11 Dampak Implementasi Nilai Wajar di Indonesia 13
2.12 Pengukuran, Pengungkapan, dan Penyajian Akuntansi Nilai Wajar 14
BAB lll SIMPULAN DAN SARAN 16
3.1 Simpulan 16
3.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-i-
KATA PENGANTAR
Penulis
-1-
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
1. Mengetahui sumber dan penggunaan kas pada setiap aktivitas di perusahaan
pada laporan keuangan.
2. Mengetahui kondisi kas pada suatu perusahaan.
3. Memahami perbedaan antara nilai wajar dengan biaya historis.
4. Dapat melakukan pengukuran, pengungkapan, dan penyajian dalam akuntansi
nilai wajar.
1.5 Manfaat
1. Mengetahui tinjauan laporan arus kas perusahaan, tujuan dari laporan arus kas
serta pengelompokan dalam laporan arus kas suatu perusahaan, dan menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa depan.
2. Mengetahui akuntansi nilai wajar dalam pengukuran, pengungkapan, dan
penyaijan pada laporan keuangan.
-4-
BAB ll
PEMBAHASAN
2.4 Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini :
1. Kas terdiri atas saldo kas dan rekening giro.
2. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat
likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas
dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan
nilai yang tidak signifikan.
3. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas.
4. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas
dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan.
5. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan asset jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
6. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas.
saldo bank kadang kala berfluktuatif dari saldo positif ke posisi penarikan
berlebih.
Arus kas tidak termasuk mutasi di antara pos-pos yang termasuk dalam kas
atau setara kas, karena komponen tersebut lebih merupakan bagian dari
pengelolaan kas entitas dan bukan sebagai bagian dari aktivitas operasi, investasi,
dan pendannaan. Pengelolaan kas termasuk investasi kelebihan kas pada setara
kas.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil
utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya
berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau
rugi neto. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas opearsi adalah :
1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;
2. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain;
3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
4. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;
5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan
dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lain;
6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak pengahasilan
kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari
aktivitas pendanaan dan investasi; dan
7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk
tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan.
Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan
keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi. Arus kas yang
terkait dengan transaksi tersebut marupakan arus kas dari aktivitas investasi. Akan
tetapi, pembayran kas untuk pabrikasi atau memperoleh asset yang dimiliki untuk
dijual adalah arus kas dari aktivitas operasi. Penerimaan kas dari rental dan
penjualan asset tersebut diakui sebagai arus kas dari aktivitas operasi.
Entitas dapat memiliki efek dan pinjaman yang diberikan (securities and
loans) untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, yang dalam hal ini
dapat dipersamakan dengan persediaan yang khusus dibeli untuk dijual kembali.
Oleh karena itu, arus kas yang berasal dari pembelian dan diperdagangkan
tersebut diklasifikasikan sebgaai aktiviats operasi. Sama halnya dengan pemberian
kredit oelh lembaga keuangan, pada umumnya diklasifikasikan sebagai aktivitas
operasi, karena berkaitan dengan aktivitas penghasil utama pendapatan lembaga
keuangan tersebut.
-9-
Entitas dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna
dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan oleh metode
tidak langsung. Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh :
1. Dari catatan akuntansi entitas.
2. Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain
dalam laporan laba rugi komprehensif untuk,perubahan persediaan, piutang
usaha, dan utang usaha selama periode berjalan. Pos bukan kas lain, dan Pos
lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Dalam metode ini tidak langsung, arus kas neto dari aktivitas operasi
ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi neto dari pengaruh:
a. Perubahan persediaan, piutang usaha, serta utang usaha selama periode
berjalan;
b. Pos nonkas, seperti penyusutan, provisi, pajak tangguhan, keuntungan dan
kerugian mata uang asing yang belum direalisasikan, serta laba entitas asosiasi
yang belum didistribusikan; dan
c. Semua pos lain yang berkiatan dengan arus kas inveastasi atau pendanaan.
Sebagai alternatif, arus kas neto dari aktivitas operasi dapat dilaporkan
berdasarkan metode tidak langsung dengan emnyajikan pendapatan dan beban
yang diungkapkan dalam laporan laba rugi komprehensig serta perubahan
dalam persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode.
pada seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang,
modal atau transaksi lainnya.
Sedangkan Fair Value adalah Berdasarkan FASB Concept Statement No.7
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fair value adalah harga yang akan diterima
dalam penjualan aset atau pembayaran untuk mentransfer kewajiban dalam
transaksi yang tertata antara partisipan di pasar dan tanggal pengukuran.
Pengukuran berdasarkan nilai wajar berlaku di banyak standar PSAK yang
mengadopsi IFRS/IAS (seperti misal PSAK 16, PSAK 50 dan 55; PSAK 48, dll).
Namun, pengukuran aset dan liabilitas keuanganlah yang menjadi sumber
kontroversi mengenai penerapan akuntansi nilai wajar. Pro-kontra yang belum
tuntas mengenai penerapan akuntansi nilai wajar ini tidak lain timbul karena
banyak kalangan menuduh bahwa penerapan akuntansi nilai wajarlah yang
menjadi salah satu faktor yang mendorong terjadinya krisis finansial global.
Tuduhan tersebut disebabkan oleh penerapan akuntansi nilai wajar akan
menimbulkan efek procyclical dalam pasar finansial. Efek procyclical akan
memperparah suatu krisis karena akan mengakibatkan nilai aset keuangan yang
diukur dengan nilai wajar akan terus menurun karena kondisi pasar yang buruk.
Pada akhirnya nilai aset keuangan yang terus menurun ini akan menghilangkan
kepercayaan investor akibat kondisi keuangan perusahaan yang melemah dan
memperparah krisis. Satu hal yang perlu diingat disini adalah bahwa nilai pasar
yang terus menurun ini tidak bisa mencerminkan nilai wajar dari aset yang
sesungguhnya.
menurun. Namun, hal ini tidak menandakan kinerja perusahaan yang buruk karena
kerugian tersebut bukanlah kerugian yang permanen. Hal ini dapat dicontohkan
oleh American Capital dimana pada saat awal pengimplementasian tiap
membukukan kerugian sebesar $813 juta pada kuartal pertama 2008 dan nilai aset
investasinya turun sebesar $447 juta. Kerugian dan penurunan nilai aset pada awal
implementasi ini bukanlah gambaran kondisi keuangan yang sebenarnya karena
pada kuartal pertama tahun berikutnya, American Capital berhasil mengembalikan
nilai aset investasinya sepertiga dari penuruan sebelumnya.
Signifikansi dampak dari penerapan implementasi akuntansi nilai wajar
terhadap kondisi keuangan entitas bisnis setelah implementasi awal (selain dari
performa riil entitas bisnis dan kondisi ekonomi makro) akan bergantung pada
dua hal, yaitu jenis industri entitas bisnis dan komponen aset dan liabilitas yang
dimiliki dan subjektivitas manajemen (estimasi dan asumsi yang digunakan) dan
penilaian profesional auditor dalam melakukan proses pelaporan keuangan.
BAB lll
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil ikhtisar tugas yang penulis lakukan pada pelaporan arus kas
dan akuntansi nilai wajar, maka penulis dapat mengambil simpulan sebagai
berikut:
1. Laporan Arus Kas dapat menjadi alat cross-check yang efektif yang pada
akhirnya bisa menjawab berbagai pertanyaan sehubungan dengan aliran
kas perusahaan (baik yang masuk maupun yang keluar).
2. IFRS banyak menggunakan fair value. Hal ini terlihat dalam beberapa
pengukuran komponen aset dan liabilitas, nilai wajar digunakan baik
sebagai pilihan pengukuran maupun keharusan pengukuran. IASB telah
mengeluarkan pedoman khusus tentang nilai wajar yaitu dalam IFRS 13
Fair Value.
3.2 Saran
Penulis coba untuk memberikan saran yang berkaitan dengan pelaporan arus
kas dan akuntansi nilai wajar yaitu :
1. Bagi manajemen perusahaan sebaiknya lebih mengutamakan arus kas
masuk bersih dibandingkan memperoleh laba yang tinggi agar perusahaan
dapat melakukan kegiatan operasi.
2. Bagi Akuntan harus mampu memahami akuntansi nilai wajar agar laporan
keuangan perusahaan dapat menyajikan informasi yang relevan dalam
pengambilan keputusan.