Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN


LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

Dosen Pengampu : Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si.

DISUSUN OLEH :

DELLA SANTIKA (C1F018038)


KELAS : R006

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Sehingga saya mampu untuk
menyelesaikan makalah sebagai tugas dari mata kuliah “Akuntansi Syariah” yang
berjudul “Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan
Syariah”
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jambi, 19 Maret 2021

Della Santika

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Syariah (PSAK) 3
2.1.1 Tujuan Kerangka Dasar 3
2.1.2 Pemakai dan Kebutuhan Informasi 4
2.1.3 Asas Transaksi Syariah 4
2.1.4 Karakteristik Transaksi Syariah 5
2.1.5 Tujuan Laporan Keuangan 6
2.1.6 Bentuk Laporan Keuangan 6
2.1.7 Unsur-Unsur Laporan Keuangan 7
2.1.8 Laporan Keuangan Bank Syariah (ED PSAK 101 (Revisi 2014))...8
2.2 Konsep Dasar Akuntansi Menurut AAOIFI dan Pemikir Islam 9
2.2.1 Tujuan Akuntansi Keuangan dan Laporan Keuangan 9
2.2.2 Pemakai dan Kebutuhan Informasi 9
2.2.3. Bentuk Laporan Keuangan 10
2.2.4 Syarat Kualitatif Laporan Keuangan Menurut AAOIFI 10
2.2.5 Beberapa Pemikiran Kedepan 10
BAB III PENUTUP 11
3.1 Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses akuntansi, yang dimulai dari identifikasi kejadian dan transaksi hingga
penyajian dalam laporan keuangan, ,membutuhkan sebuah kerangka dasar
penyusunandan penyajian laporan keuangan. Kerangka dasar atau kerangka
konseptual akuntansi adalah suatu system yang melekat dengan tujuan – tujuan
serta sifat dasar yang mengarah pada standar yang konsisten dan terdiri atas sifat,
fungsi dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah diatur dengan pedoman standar
akuntansi keuangan syariah (PSAK) dan pedoman akuntansi perbankan syariah
Indonesia (PAPSI).
Oleh karena itu, laporan keuangan harus mampu memfasilitasi semua pihak
yang terkait dengan bank syariah. Kekurangan perhatian PSAK dan PAPSI dalam
masalah syariah juga terdapat dalam hal fungsi laporan keuangan memfasilitasi
DPS untuk memeriksa dana non halal yang diterima oleh bank. Dana non halal
berdasarkan PSAK no. 59 dan PAPSI digabung dengan dana Qardh.
Penggabungan dapat menimbulkan persoalan syariah berupa tercampurnya yang
hak dan yang bathil. Ketiadaan pemisahan akan menyebabkan kurangnya
perhatian untuk mengupayakan pengeliminasian dan non halal dimasa yang akan
datang.
Kenapa kita mempelajari tentang kerangka dasar laporan keuangan syariah,
yaitu agar kita mampu mengetahui seperti apa kerangka dasar laporan keuangan
syariah setelah mengetahui dasar kerangka laporan keuangan syariah kita akan
lebih mudah untuk membuat laporan keuangan syariah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan
syariah (PSAK) ?
2. Bagaimana konsep dasar akuntansi menurut AAOIFI dan pemikiran islam?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan
syariah (PSAK)
2. Untuk mengetahui konsep dasar akuntansi menurut AAOIFI dan pemikiran
islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN


KEUANGAN SYARIAH (PSAK)

Kerangka dasar merupakan rumusan konsep yang mendasari penyusunan dan


penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Adanya perbedaan
karakteristik antara bisnis yang berlandaskan pada syariah dengan bisnis
konvensional menyebabkan ikatan akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan
kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keungan bank syari’ah
(KDPPLKBS) pada tahun 2002. KDPPLKBS selanjutnya di sempurnakan pada
tahun 2007 menjadi kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan
syari’ah (KDPPLKS). Penyempurnaan KDPPLKS terhadap KDPPLKBS di
lakukan untuk memperluas cakupannya sehingga tidak hanya untuk transaksi
syari’ah pada bank syari’ah, melainkan juga pada jenis institusi bisnis lain, baik
yang berupa institas syari’ah maupun institas konvensional yang bertransaksi
dengan skema syari’ah.
Berdasarkan pengantar yang disampaikan oleh Dewan standar Akuntansi
Keuangan dalam Exposure Draf KDPPLKS dengan KDPLKBS (2002).
Sistematika KDPPLKBS (2002) hanya menyajikan kerangka dasar yang berbeda
dari KDPPLK (2004) dan jika diatur secara khusus diasumsiokan kerangka dasar
yang ada dalam KDPPLK (1994) diz4anggap juga berlaku dalam bank syari’ah.

2.1.1 Tujuan Kerangka Dasar


Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bagi para penggunanya. Kerangka ini berlaku untuk semua jenis
transaksi syariah yang dilaporkan oleh entitas syariah maupun entitas
konvensional baik sektor publik maupun sektor swasta. Tujuan kerangka dasar ini
adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:
- Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya
membuat standar.

3
- Penyusun laporan keuangan, untuk menaggulangi masalah akuntansi syariah
yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah.
- Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yanh berlaku umum
- Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan syariah.

2.1.2 Pemakai dan kebutuhan informasi


Pemakai laporan keuangan meliputi:
- Investor sekarang dan investor potensial
- Pemilik dana qardh
- Pemilik dana syirkah temporer
- Pemilik dana titipan
- Pembayar dan penerima zakat, infak, shodakoh, dan wakaf
- Pengawas syariah
- Karyawan
- Pemasoh dan mitra usaha lainnya
- Pelanggan
- Pemerintah serta lembaga-lembaganya
- Masyarakat

2.1.3 Asas transaksi syari’ah


a) Persaudaraan (ukhuwah): Yang berarti bahwa transaksi syariah menjunjung
tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat, sehingga seseorang tidak
boleh mendapatkan keuntungan diatas kerugian orang lain.
b) Keadilan (‘adalah): yang berarti selalu menempatkan sesuatu hanya pada yang
berhak dan sesuai dengan posisinya. Realisasi prinsip ini dalam bingkai aturan
muamalah adalah melarang adanya unsur:
- Riba/bunga dalam segala bentuk dan jenis, baik riba nasiah /fadhl.
- Kezaliman, baik terhadap diri sendiri, orang lain atau lingkungan.

4
- Judi atau bersikap spekulatif dan tidak berhubungan dengan
produktifitas (maysir).
- Unsur ketidakjelasan, manipulasi dan eksploitasi informasi serta tidak adanya
kepastian kriterian kualitas, kuantitas, harga objek akad, atau eksploitasi
karena salah satu pihak tidak mengerti ini perjanjian (gharar).
- Haram atau segala sesuatu (unsur) yang dilarang tegas dalam Al-quran dan
As-sunnah, baik baik barang maupun jasa atau aktivitas operasional terkait.
c) Kemaslahatan (maslahah): Yaitu segala bentuk kebaikan dan manfaat yang
berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dan
kolektif.
d) Keseimbangan (tawazum): transaksi harus memperhatikan keseimbangan
aspek material dan spiritual, aspek privat dan public, sektort keuangan dan riil,
bisnis dan social, serta keseimbangan aspek pengembangan dan pelestarian.
e) (syumuliyah): transaksi syariah dapat dilakukan oleh, dengan, dan untuk
semua pihak yang berkepentingan tanpa membedakan suku, agama, ras, dan
golongan sesuai dengan semangat rahmatan lil alamin.

2.1.4 Karakteristik transaksi syari’ah


a) Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha
b) Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik
c) Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan
sebagai komoditas
d) Tidak mengandung unsur riba
e) Tidak mengandung unsur kezaliman
f) Tidak mengandung unsur masyir
g) Tidak mengandung unsur gharar
h) Tidak mengandung unsur haram
i) Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money)
j) Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta
untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain .
k) Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy).
l) Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risywah).

5
2.1.5 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan utama Laporan Keuangan adalah untuk menyediakan informasi,
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
entitas syarian yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.Beberapa tujuan lainnya adalah :
a) Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan
kegiatan usaha.
b) Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi
asset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip
syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan pengguanaannya.
c) Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas
syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya
pada tingkat keuntungan yang layak.
d) Informasi mengenai tingkat keuntungan investasiyang diperoleh penanam
modal dan pemilik dana syirkah temporer dan informasi mengenai pemenuhan
kewajiban( obligation) fungsi social entitas syariah termasuk pengelolaan dan
penyaluran zakat, infaq, sedekah, dan wakaf.

2.1.6 Bentuk laporan keuangan


Laporan keuangan entitas syariah terdiri atas:
a) Posisi keuangan entitas syariah, disajikan sebagai neraca. Laporan ini
menyajikan informasi tentang sumber daya yang dikendalikan, struktur
keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi terhadap
lingkungan.
b) Informasi kinerja entitas syariah, disajikan dalam laporan laba rugi. Laporan ini
diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang
mungkin dikendalikan di masa depan.
c) Informasi perubahan posisi keuangan entitas syariah, yang dapat disusun
berdasarkan definisi dana seperti seluruh sumber daya keuangan, modal kerja,
aset atau kas. Kerangka ini tidak mendefinisikan dana secara spesifik. Akan

6
tetapi, melalui laporan ini dapat diketahui aktivitas investasi, pendanaan dan
operasi selama periode pelaporan.
d) Informasi lain, seperti laporan penjelasan tentang pemenuhan fungsi sosial
entitas syariah.
e) Catatan dan skedul tambahan, merupakan penampung dari informasi tambahan
yang relevan termasuk pengungkapan tentang risiko dan ketidakpastian yang
mempengaruhi entitas.

2.1.7 Unsur-unsur laporan keuangan


Sesuai karakteristik, laporan keuangan entitas syari’ah, antara lain meliputi:
a. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial yang
terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas, serta
laporan perubahan ekuitas.
1. Posisi keuangan
Unsur yang terkait secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah
aset, kewajiban, dana syirkah temporer dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan
sebagai berikut:
- Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syari’ah sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depn
diharapkan akan diperoleh entitas syari’ah.
- Kewajiban merupakan utang entitas syari’ah masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesayannya di harapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas syari’ah yang mengandung manfaat
ekonomi.
- Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan
jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya dimana entitas
syari’ah mempunyai hak untuk mengelola dan menginvesatasikan dana
tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan.
- Ekuitas adalah hak resijual atas aset entitas syari’ah setelah dikurangi semua
kewajiban dan dana syirkah temporer. Ekuitas dapat disubklasifikasikan
menjadi setoran modal pemegang saham, saldo laba, penyisihan saldo laba
dan penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal.

7
2. Kinerja
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih
adalah penghasilan dan beban. Unsure penghasilan dan beban
didefinisikan berikut ini.
- Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan asset atau
penurunan.
- Beban expenses adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya asset
atau terjadinya kewajiban yang melibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanaman modal, termasuk di
dalamnya beban untuk pelaksanaan aktivitas entitas syariah maupun
kerugian yang timbul.
- Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer adalah bagian
bagi hasil pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi
bersama entitas syariah dalam suatu periode laporan keuangan.
b. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan social,
meliputi laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber
dan penggunaan dana kebajikan.
c. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatn dan
tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut.

2.1.8 Laporan Keuangan Bank Syariah (ED PSAK 101 (Revisi 2014))
Laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri atas :
a) Laporan posisi keuangan
b) Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
c) Laporan perubahan ekitas
d) Laporan arus kas
e) Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil
f) Laporan sumber dan penggunaan zakat
g) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
h) Catatan atas laporan keuangan

8
2.2 KONSEP DASAR AKUNTANSI MENURUT AAOIFI DAN
PEMIKIRAN ISLAM
2.2.1 Tujuan Akuntansi Keuangan dan Laporan keuangan
Kerangka dasar akuntansi disadari begitu sangat penting, dan untuk itu AAOIFI
telah mengeluarkan pernyataan No.1 dan No. 2 . tujuan akuntansi keuanganuntuk
lembaga keuangan syariah menurut AAOIFI yaitu sebagai berikut :
1. Dapat digunakan sebagai panduan bagi dewan standar untuk menghasilkan
standar yang konsisten.
2. Tujuan akan membantu bank dan lembaga keuangan syariah untuk memilih
berbagai alternative metode akuntansi pada saat standar akuntansi belum
mengatur.
3. Tujuan akan membantu untuk memandu manajemen dalam membuat
pertimbangan /judgement pada saat akan menyusun laporan keuangan.
4. Tujuan jika diungkapkan dengan baik, akan meningkatkan kepercayaan
pengguna serta meningkatkan pemahaman informasi akuntansi sehi ngga
akhirnya akan meningkatkan keperecayaan atas lembaga keuangan syariah.
5. Penetapan tujuanyang mendulkung penyusiunan standar akuntansi yang
konsisten.

2.2.2 Pemakai dan Kebutuhan Informasi


Pemakai laporan keuangan menurut AAOIFI antara lain sebagai berikut :
a) Pemegang saham
b) Pemegang investasi
c) Pemilik dana (bagi deposan bank)
d) Pemilik dana tabungan
e) Pihak yang melakukan transaksi bisnis
f) Pengelola zakat
g) Pihak yang mengatur

9
2.2.3 Bentuk Laporan Keuangan
Laporan Keuangan yang diminta oleh AAOIFI adalah :
1. Laporan Perubahan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Ekuitas Atau Laporan Perubahan Saldo Laba
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Perubahan Investasi Yang Dibatasi Dan Ekuivalennya
6. Laporan Sumber Dan penggunaan Dana Zakat Serta Dana Sumbangan
7. Laporan Sumber Dan Penggunaan dana Qard Hasan

2.2.4 Syarat Kualitatif Laporan Keuangan menurut AAOIFI


1. Relevan, syarat ini berhubungan dengan proses pengambilan keputusan
sebagai alasan utama disusunnya lporan keuangan.
2. Dapat diandalkan. Syarat ini berhubungan dengan keandaln informasi yang
dihasilkan
3. Dapat dibandingkan. Informasi keuangan dapat dibandingkan antara lembag
keuangan syariah lainnya dan dintara dua periode akuntansi yang erbeda bagi
lembaga keuangan yang sama.
4. Konsisten. Metode yang akn digunakan untuk perhitungan dan pengungkapan
akuntansi yang sama untuk dua periode penyajian laporan keuangan.
5. Dapat dimengerti. Informasi yang disajikan dapat dimengerti dengan mudah
bagi rata-rata pengguna laporan keuangan.

2.2.5 Beberapa Pemikiran Kedepan


Berdasarkan dinamika pemikiran konsep – konsep di atas , ada sebagian pemikir
akuntansi Islam yang mengusulkan terobosan pemikiran yang agak berbeda,
diantaranya :
1. Neraca yang menggunakan Nilai saat ini (current value balance sheet), untuk
mengatasi kelemahan dari historical cost yang kurang cocok dengan pola
perhitungan zakat yang mengharuskan perhitungan kekayaan dengan nilai
sekarang. Alasan lain, adalah dengan menggunakan nilai sekarang akan
mempermudah pengguna laporan keuangan untuk mengambil keputusan

10
karena nilai yang disajikan lebih relevan dibandingkan nilai historical cost.
IFRS (International Financial Reporting Standard) juga telah
merekomendasikan nilai saat ini (current value) untuk aset yang disajikan
dalam laporan keuangan, dan negara-negara didunia sedang dalam proses
untuk mengadopsi IFRS sebagai standar pelaporan dinegara masing-masing.
Walaupun penggunaan current value lebih relevan, tetapi pihak yang kurang
setuju atas penerapan tersebut menganggaap penggunaan current value lebih
besar nuansa judgement khususnya untuk aset yang tidak memiliki pasar
sekaligus akan ada tambahan biaya bagi perusahaan dalam rangka melakukan
appraisal atas aset yang mereka miliki agar dapat disjikan dengan current
value.
2. Laporan Nilai Tambah (value added statement) sebagai pengganti laporan laba
atau sebagai laporan tambbah atas neraca dan laporan laba rugi. Usulan ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa unsur terpenting didalam akuntansi
syariah bukanlah kinerja operasional (laba bersih), tetapi kinerja dari sisi
pandang para stakeholders dan nilai sosial yang dapat didistribusikan secara
adil kepada sekelompok yang terlibat dengan dengan perusahaan dalam
menghasilkan nilai tambah.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kerangka dasar atau kerangka konseptual akuntansi adalah suatu system yang
melekat dengan tujuan – tujuan serta sifat dasar yang mengarah pada standar yang
konsisten dan terdiri atas sifat, fungsi dan batasan dari akuntansi keuangan dan
laporan keuangan. Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah diatur dengan
pedoman standar akuntansi keuangan syariah (PSAK) dan pedoman akuntansi
perbankan syariah Indonesia (PAPSI).
Kerangka dasar merupakan rumusan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Kerangka dasar ini

11
menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan
bagi para penggunanya.

DAFTAR PUSTAKA

Nurhasanah, Andi. 2012. KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN


PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH (PSAK). Diakses pada 21
Maret 2021 di https://andinurhasanah.wordpress.com/2012/11/01/kerangka-
dasar-penyusunan-dan-penyajian-laporan-keuangan-syariah-psak/

Admin. 2017. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan


Syariah (KDPPLKS). Diakses pada 21 Maret 2021 di
https://jagoakuntansi.com/2017/03/27/kdpplks-kerangka-dasar-penyusunan-
dan-penyajian-laporan-keuangan-syariah/

Ilyas, Rahmad. 2016. KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN


LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. ASY SYAR’IYYAH, Vol. 1(1), 19-41

Wasilah, Sri Nurhayati. 2015. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta: Salemba


Empat. Edisi 4

12

Anda mungkin juga menyukai