Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Syariah
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Nur Fitry Latief, SE., Ak., MSA., CA
Disusun oleh:
Pedro Muhammad Arfi Gonibala / 20112013
Nuraini Rahayu Zain / 20112038
Nurhikmah Sayiu / 1812032
Besse Nurul Hikmah / 20112019
Febriyansah Muhamad / 20112022
Wahyu Riskandi Patilima / 20112042
Gusti Muhaimin Al'aziiz Mangaweang / 20112058
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I: PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
A. PERILAKU KONSUMEN 2
A. KESIMPULAN 7
B. SARAN 7
DAFTAR PUSTAKA 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan pedoman akuntansi perbankan syariah yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia, ada delapan belas pos antara lain: kas, penempatan pada bank Indonesia, giro
pada bank lain, penempatan pada bank lain, investasi pada efek (surat berharga),
piutang, pembiayaan muharabah, pembiayaan musyarakah, pinjaman qardh, penyaluran
dana investasi terikat, penyisihan kerugian dan pengahpusan-bukuan aktiva produktif,
persediaan, tagihan dan kewajiban akseptasi, ijarah, aktiva istisna dalam penyelesaian,
penyertaan pada entitas lain, aktiva tetap dan akumulasi penyusutan, dan aktiva lainnya.
Bagian kewajiban yang harus dilaporkan perbankan syariah kepada bank
Indonesia antara lain: kewajiban segera, bagi hasil yang belum dibagikan, simpanan,
simpanan dari bank lain, kewajiban lain, kewajiban dana investasi terikat, hutang pajak,
dan estimasi kerugian komitmen dan kontijensi, pinjaman yang diterima, dan pinjaman
subordinasi. (Bank Indonesia: 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Akuntansi Syariah
2. Tujuan Akuntansi Syariah
3. Proses Akuntansi Perbankan Syariah
4. Sifat Dan Praktik Akkuntansi Perbankan Syariah
5. Peran Akuntansi Syariah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akuntansi Perbankan Syariah
Akuntansi bank syariah merupakan rangkaian perhitungan keuangan dari
mengumpulkan hingga menyalurkan dana. Kegiatan pengumpulan dana oleh bank
syariah berbeda dengan bank konvensional yang mana pada perbankan syariah
menggunakan produk giro, tabungan wadi’ah, tabungan dan deposito mudharabah.
Akuntansi syariah merupakan bagian dari Akuntansi yang relative sangat baru
sehingga tidak banyak negara yang melakukan pembahasan akuntansi syariah.
2
Perkembangan Akuntansi Bank Syariah secara konkrit baru dikembangkan pada
tahun 1999, Bank Indonesia sebagai pemprakarsa, membentuk tim penyusunan PSAK
Bank Syariah, yang tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
1/16/KEP/DGB/1999, yang meliputi unsur-unsur komponen dari Bank Indonesia,
Ikatan Akuntan Indonesia, Bank Muamalat Indonesia dan Departemen Keuangan, hal
ini seiring dengan pesatnya perkembangan Perbankan syariah yang merupakan
implementasi dari Undang-Undang nomor 10 tahun 1998.
1. Menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, termasuk hak dan kewajiban yang
berasal dari transaksi yang belum selesai dan atau kegiatan ekonomi lain, sesuai
3
dengan prinsip syariah yang berlandaskan pada konsep kejujuran, keadilan,
kebijakan, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai bisnis Islami;
2. Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai laporan
dalam pengambilan keputusan; dan
3. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan
kegiatan usaha.
4
pecobaan atau neraca saldo, dan akhirnya pada setiap akhir tanggal transaksi diterbitkan
seperangkat laporan keuangan bank syariah yang merupakan output. Apabila bank
syariah telah mempergunakan komputer dalam penataan akuntansinya, yang diketahui
oleh pada pelaksana hanya kode transaksi debet dan kode transaksi kredit, bahkan
terdapat beberapa transaksi yang jurnalnya dilakukan secara otomasi oleh komputer,
dan akhirnya pelaksana hanya mengetahui cetakan seperangkat laporan keuangan.
Proses atau siklus akuntansi yang penataan akuntansinya dilakukan computer
dapat digambarkan sebagai berikut:
D.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
6
7