Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGANTAR AKUNTANSI SYARIAH

“KONSEP DASAR AKUNTANSI SYARIAH”


Dosen Pengampu : Fauziah Hanum, M.Ak

Disusun Oleh:

Meisya Novra Gusma : 22622022049


Nofia Indah Parawansa : 22622022051

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SULTAN ABDURRAHMAN

KEPULAUAN RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhadulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis
kemudahan dalam menyelesaikan makalah secara tepat waktu. Tanpa rahmat dan hidayah-
Nya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan syafa’atnya yang kita
nantikan kelak.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen pengampu : Fauziah Hanum,
M.Ak Makalah ini berjudul “KONSEP DASAR AKUNTANSI SYARIAH” yang disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Akuntansi Syariah. Penulis berharap isi dari
makalah ini dapat menjadi referensi bagi para pembaca. Penulis menyadari isi dari makalah
ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Demi kesempurnaan makalah ini penulis
berharap perbaikan, kritik, dan sarannya. Demikian, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh.

Bintan, 16 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
A. Konsep Dasar Akuntansi Syariah .......................................................................... 2
B. Dasar Hukum, Prinsip dan Tujuan Akuntansi Syariah .......................................... 3
C. Perbedaan dan Persamaan Akuntansi Syariah dan Akuntansi Konvensional ........ 4
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 6
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 6
B. Saran ...................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSAKA ......................................................................................................... 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur’an dan Al-Hadist membantu
manusia untuk menyelenggarakan praktik ekonomi yang berhubungan dengan
pengakuan, pengukuran dan pencatatan transaksi dan pengungkapan hakhak dan
kewajiban-kewajiban secara adil (Wiroso, 2011). Hak dan kewajiban ini bisa terjadi
karena manusia diutus oleh Allah SWT untuk mengelola dan menjaga bumi secara
amanah. Salah satu pembiayaan yang berlandaskan syariah adalah pembiayaan
murabahah, pembiayaan murabahah merupakan salah satu produk pembiayaan di
perbankan syariah yang paling mendominasi dan banyak diminati oleh masyarakat
indonesia. Hal ini tampak pada Statistik Perbankan Syariah Indonesia September 2013
yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Nilai transaksi murabahah berada di peringkat
pertama dengan jumlah 106.779 milyar rupiah, kemudian disusul oleh akad musyarakah
dengan jumlah 36.715 milyar rupiah dan mudharabah dengan jumlah 13.364 milyar
rupiah (Bank Indonesia, 2013). Statistik ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia
sangat tertarik pada produk murabahah yang ditawarkan oleh Bank Syariah di indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan konsep dasar Akuntansi Syariah.
2. Menjelaskan Dasar hukum Prinsip dan Tujuan Akuntansi Syariah.
3. Menjelaskan perbedaan dan persamaan Akuntansi Syariah dengan Akuntansi
Konvensional.
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa saja konsep dasar Akuntansi Syariah.
2. Untuk mengetahui apa dasar hukum dan tujuan Akuntansi Syariah.
3. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan Akuntansi Syariah dengan Akuntansi
Konvensional.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Akuntansi Syariah


Definisi bebas dari akuntansi adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti
dengan kegiatan pencatatan, penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi tersebut
sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan. Definisi bebas dari syariah adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah
SWT. untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia.
Jadi, akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksitransaksi
yang sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan Allah SWT.
Oleh sebab itu, akuntansi syariah diperlukan untuk mendukung kegiatan yang harus
dilakukan sesuai syariah, karena tidak mungkin dapat menerapkan akuntansi yang sesuai
dengan syariah jika transaksi yang akan dicatat oleh proses akuntansi tersebut tidak
sesuai dengan syariah. Informasi yang disajikan oleh akuntansi adalah suatu laporan
yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan
catatan atas laporan keuangan. Sehubungan dengan pentingnya informasi akuntansi,
maka standar akuntansi merupakan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan.
Laporan keuangan syariah berbeda banyak bila dibandingkan dengan laporan
keuangan konvensional, dalam hal keterikatannya untuk memenuhi kriteria syariah
dalam penyusunan laporannya yang didasarkan pada transaksi syariah. Agar laporan
keuangan sesuai dengan paradigma, azas, dan karakteristik laporan keuangan syariah.
Menurut pendapat Harahap 2011 syariat memiliki tujuan diantaranya :
1. Menjaga fitnah (kesucian) dan kebersihan seperti inin hidup wajar, layak, bisa
bekerja, berusaha dengan tidak menyimpang dari kebenaran keadilan.
2. Untuk berperilaku dan diperlakukan secara jujur dan adil sehingga kejujuran dan
keadilan dapat tegak dalam kehidupan masyarakat.
3. Memberikan dan meminta perlindungan memberikan rasa aman, damai dan
menyelapkan rasa takut dan cemas.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Akuntansi Syariah


merupakan disiplin ilmu yang relatif baru. Setiap orang yang menyusun laporan
keuangan akan bertanggung jawab kepada Allah swt.

2
B. Dasar Hukum dan Tujuan Akuntansi Syariah
1. Dasar Hukum Akuntansi Syariah
Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al-Quran, Sunnah
Nabawiyyah, Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa
tertentu), dan Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam.
Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik khusus yang membedakan
dari kaidah Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan
norma-norma masyarakat islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi
sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut.

2. Tujuan Akuntansi Syariah


Menurut Adnan 2005, tujuan akuntansi dapat dibuat dalam dua tingkatan. Yang
pertama adalah tingkatan ideal, dan yang kedua adalah tingkatan praktis. Pada
tingkatan ideal maka semetisnya yang menjadi tujuan ideal laporan keuangan adalah
pertanggungjawaban muamalah kepada Sang Pemilik yang hakiki, Allah SWT.
Dimana ghal tersebut ditransformasikan dalam bentuk pengamalan apa yang menjadi
sunnah dan syariah-nya. Dengan kata lain, akuntansi harus terutama berfungsi sebagai
media penghitungan zakat karena merupakan bentuk manifestasi kepatuhan seorang
hamba atas perintah Sang Empunya. Sedangkan para tataran pragmatis barulah
diarahkan kepada upaya untuk menyediakan informasi kepada stakeholder dalam
mengambil keputusan-keputusan ekonomi. Selain memiliki tujuan utamanya yakni
media perhitungan zakat, tujuan akuntansi syariah dapat didampingi oleh tujuan-
tujuan praktis yang tentu saja tidak bertentangan dengan syari’ah, diantaranya
memelihara harta, membantu dalam pengambilan keputusan, menentukan dan
menghitung hak-hak mitra berserikat, menentukan imbalan , balasan dan sanksi.

3. Prinsip Akuntansi Syariah


Prinsip Akuntansi Syariah Prinsip akuntansi pada dasarnya dapat dilakukan
dengan dua metode yaitu secara accrual basis maupun secara cash basis. Namun
demikian, pada dasarnya prinsip akuntansi yang digunakan sesuai ETAP maupun
dalam perhitungan perpajakan adalah mempergunakan accrual basis. Lembaga
keuangan syariah dimungkinkan dalam akuntansinya mempergunakan cash basis,
namun demikian pada saat perhitungan PPh harus dilakukan koreksi sesuai dengan

3
system accrual basis. Lembaga Keuangan Syariah yang sistem akuntansinya
mempergunakan accrual basis akan lebih mudah dalam perhitungan PPh-nya, karena
tidak perlu lagi menyesuaikan dengan perpajakan dan sistem perhitunganya sudah
sama.
Adapaun prinsip-prinsip akuntansi syariah menurut Harahap (2008) diantaranya
adalah: mengakui hak-hak Allah artinya semua yang ada di alam semesta ini baik berupa
langit, bumi beserta sumber-sumber alam, bahkan semua kekayaan yang dimiliki oleh
manusia itu semuanya milik Allah, karena dialah yang menciptakan emuanya. Hal
tersebut tercantum dalam Surat Al-Thaha Ayat 6 yang artinya : “miliknyalah apa yang
ada dilangit, apa yang ada di bumi yang ada di antara keduanya dan apa yang ada
dibawah tanah” (QS. Thaha ayat 6).
Tugas manusia hanyalah mengatur alam semesta ini beserta isinya, menjaganya dan
menggunakanya untuk keberlangsungan hidup dan kesejahteraan makhluk hidup.
Kepatuhan pada prinsip keadilan berarti bahwa penerapan akuntansi syariah harus
memastikan bahwa keadilan dan kebenaran diamati dalam semua aspek organisasi dan
operasional perusahaan. Harga saat ini, materialitas, objektivitas artinya akuntansi
syariah harus memelihara sistem dimana informasi harus disajikan secara objektif dan
bukti transaksi juga harus disajikan secara objektif sehingga semua pihak yang 4terlibat
memiliki pemahaman yang sama ketika menilai validitasnya dan dapat diikuti oleh siapa
saja yang berminat.

C. Perbedaan Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional


Kerangka konseptual akuntansi islam dirumuskan menggunakan pendekatan
epistemologi islam, sedangkan kerangka konseptual akuntansi konvensional dirumuskan
menggunakan pendekatan epistemologi kapitalis.8 Sifat dan karakteristik dari konsep
akuntansi syariah dan konvensional juga memiliki perbedaan yang mendasar yaitu:edaan
Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional yaitu :
1. Akuntansi syariah didasarkan pada hukum syariat yang terintegrasi dalam kehidupan
masyarakat muslim. Yang prosesnya ditangani oleh para akuntan yang
mengombinasikan kemampuan dan kecakapan dengan kejujuran kerja. Sementara
akuntansi konvensional mendasarkan pada logika manusia yang selalu berubah
tergantung kebutuhan dan kultur masyarakatdimana sistem akuntansi diterapkan.

4
2. Akuntansi syariah memiliki bentuk yang sarat dengan nilai keadilan, kebenaran, dan
pertanggungjawaban. Bentuk akuntansi yang memancarkan nilai keadilan, kebenaran
dan pertanggungjawaban ini sangat penting karena informasi akuntansi memiliki
kekuatan untuk mempengaruhi pemikiran, pengambilan keputusan dan tindakan yang
dilakukan seseorang. Dalam akuntansi konvensional, konsep keadilan, kebenaran, dan
pertanggungjawabn sangat tergantung kepada nilai-nilai yang dianut oleh suatu
kelompok masyarakat.
Perbedaan-perbedaan tersebut akan lebih jelas lagi kalau kita membandingkan antara
pengertian akuntansi syariah tersebut dengan akuntansi konvensional. Akuntansi syariah
dapat diartikan sebagai proses akuntansi yang menyediakan informasi, tidak hanya
informasi keuangan kepada stakeholder dari suatu entitas usaha di mana informasi
tersebut akan meyakinkan mereka bahwa usaha mereka dijalankan sesuai dengan hukum
islam serta tetap mengarah pada tujuan-tujuan sosio-ekonomi. Akuntansi syariah juga
merupakan suatu alat bagi umat islam dalam mengevaluasi tanggung jawab mereka
kepada Allah dalam hal interaksi diantara sesama manusia dan lingkunganya. Dalam
akuntansi konvensional, tujuan-tujuan yang hanya dicapai hanyalah tujuan ekonomi
semata dan pertanggungjawabanya dilakukan bukan kepada tuhan tetapi terhadap
sekelompok manusia dalam suatu entitas ekonomi.

D. Persamaan Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional


Persamaan kaidah Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional terdapat pada
hal-hal sebagai berikut ;
a. Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonimi.
b. Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun pembukuan
keuangan.
c. Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal.
d. Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang.
e. Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan income dengan cost
(biaya).
f. Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan perusahaan.
g. Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Definisi bebas dari syariah adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia. Jadi,
akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksitransaksi yang
sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan Allah SWT. Oleh sebab itu, akuntansi
syariah diperlukan untuk mendukung kegiatan yang harus dilakukan sesuai syariah,
karena tidak mungkin dapat menerapkan akuntansi yang sesuai dengan syariah jika
transaksi yang akan dicatat oleh proses akuntansi tersebut tidak sesuai dengan syariah.
Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al-Quran, Sunnah Nabawiyyah,
Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu), dan Uruf
(adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam. Akuntansi harus
terutama berfungsi sebagai media penghitungan zakat karena merupakan bentuk
manifestasi kepatuhan seorang hamba atas perintah Sang Empunya. Prinsip Akuntansi
Syariah Prinsip akuntansi pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua metode yaitu secara
accrual basis maupun secara cash basis. Namun demikian, pada dasarnya prinsip
akuntansi yang digunakan sesuai ETAP maupun dalam perhitungan perpajakan adalah
mempergunakan accrual basis.

B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini, namun
semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai pegangan bagi para mahasiswa dalam
memahami dan mengembangkan lagi terkait konsep dasar dalam bimbingan dan
konseling. Serta semoga makalah ini dapat menambah pemahaman dan wawasan tentang
bimbingan dan konseling sehingga dapat membimbing diri kita dan orang lain untuk
pengembangan diri yang optimal.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uin-suska.ac.id/7016/4/BAB%20III.pdf
https://www.slideshare.net/capsoul/konsep-akuntansi-syariah
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/18292/5/BAB%20I.pdf
https://konsultanku.co.id/blog/memahami-akuntansi-syariah-dan-bedanya-dengan-akuntansi-
konvensional

Anda mungkin juga menyukai