Disusun Oleh:
SULTAN ABDURRAHMAN
KEPULAUAN RIAU
2022
KATA PENGANTAR
Alhadulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis
kemudahan dalam menyelesaikan makalah secara tepat waktu. Tanpa rahmat dan hidayah-
Nya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan syafa’atnya yang kita
nantikan kelak.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen pengampu : Fauziah Hanum,
M.Ak Makalah ini berjudul “KONSEP DASAR AKUNTANSI SYARIAH” yang disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Akuntansi Syariah. Penulis berharap isi dari
makalah ini dapat menjadi referensi bagi para pembaca. Penulis menyadari isi dari makalah
ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Demi kesempurnaan makalah ini penulis
berharap perbaikan, kritik, dan sarannya. Demikian, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur’an dan Al-Hadist membantu
manusia untuk menyelenggarakan praktik ekonomi yang berhubungan dengan
pengakuan, pengukuran dan pencatatan transaksi dan pengungkapan hakhak dan
kewajiban-kewajiban secara adil (Wiroso, 2011). Hak dan kewajiban ini bisa terjadi
karena manusia diutus oleh Allah SWT untuk mengelola dan menjaga bumi secara
amanah. Salah satu pembiayaan yang berlandaskan syariah adalah pembiayaan
murabahah, pembiayaan murabahah merupakan salah satu produk pembiayaan di
perbankan syariah yang paling mendominasi dan banyak diminati oleh masyarakat
indonesia. Hal ini tampak pada Statistik Perbankan Syariah Indonesia September 2013
yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Nilai transaksi murabahah berada di peringkat
pertama dengan jumlah 106.779 milyar rupiah, kemudian disusul oleh akad musyarakah
dengan jumlah 36.715 milyar rupiah dan mudharabah dengan jumlah 13.364 milyar
rupiah (Bank Indonesia, 2013). Statistik ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia
sangat tertarik pada produk murabahah yang ditawarkan oleh Bank Syariah di indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan konsep dasar Akuntansi Syariah.
2. Menjelaskan Dasar hukum Prinsip dan Tujuan Akuntansi Syariah.
3. Menjelaskan perbedaan dan persamaan Akuntansi Syariah dengan Akuntansi
Konvensional.
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa saja konsep dasar Akuntansi Syariah.
2. Untuk mengetahui apa dasar hukum dan tujuan Akuntansi Syariah.
3. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan Akuntansi Syariah dengan Akuntansi
Konvensional.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Dasar Hukum dan Tujuan Akuntansi Syariah
1. Dasar Hukum Akuntansi Syariah
Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al-Quran, Sunnah
Nabawiyyah, Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa
tertentu), dan Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam.
Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik khusus yang membedakan
dari kaidah Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan
norma-norma masyarakat islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi
sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut.
3
system accrual basis. Lembaga Keuangan Syariah yang sistem akuntansinya
mempergunakan accrual basis akan lebih mudah dalam perhitungan PPh-nya, karena
tidak perlu lagi menyesuaikan dengan perpajakan dan sistem perhitunganya sudah
sama.
Adapaun prinsip-prinsip akuntansi syariah menurut Harahap (2008) diantaranya
adalah: mengakui hak-hak Allah artinya semua yang ada di alam semesta ini baik berupa
langit, bumi beserta sumber-sumber alam, bahkan semua kekayaan yang dimiliki oleh
manusia itu semuanya milik Allah, karena dialah yang menciptakan emuanya. Hal
tersebut tercantum dalam Surat Al-Thaha Ayat 6 yang artinya : “miliknyalah apa yang
ada dilangit, apa yang ada di bumi yang ada di antara keduanya dan apa yang ada
dibawah tanah” (QS. Thaha ayat 6).
Tugas manusia hanyalah mengatur alam semesta ini beserta isinya, menjaganya dan
menggunakanya untuk keberlangsungan hidup dan kesejahteraan makhluk hidup.
Kepatuhan pada prinsip keadilan berarti bahwa penerapan akuntansi syariah harus
memastikan bahwa keadilan dan kebenaran diamati dalam semua aspek organisasi dan
operasional perusahaan. Harga saat ini, materialitas, objektivitas artinya akuntansi
syariah harus memelihara sistem dimana informasi harus disajikan secara objektif dan
bukti transaksi juga harus disajikan secara objektif sehingga semua pihak yang 4terlibat
memiliki pemahaman yang sama ketika menilai validitasnya dan dapat diikuti oleh siapa
saja yang berminat.
4
2. Akuntansi syariah memiliki bentuk yang sarat dengan nilai keadilan, kebenaran, dan
pertanggungjawaban. Bentuk akuntansi yang memancarkan nilai keadilan, kebenaran
dan pertanggungjawaban ini sangat penting karena informasi akuntansi memiliki
kekuatan untuk mempengaruhi pemikiran, pengambilan keputusan dan tindakan yang
dilakukan seseorang. Dalam akuntansi konvensional, konsep keadilan, kebenaran, dan
pertanggungjawabn sangat tergantung kepada nilai-nilai yang dianut oleh suatu
kelompok masyarakat.
Perbedaan-perbedaan tersebut akan lebih jelas lagi kalau kita membandingkan antara
pengertian akuntansi syariah tersebut dengan akuntansi konvensional. Akuntansi syariah
dapat diartikan sebagai proses akuntansi yang menyediakan informasi, tidak hanya
informasi keuangan kepada stakeholder dari suatu entitas usaha di mana informasi
tersebut akan meyakinkan mereka bahwa usaha mereka dijalankan sesuai dengan hukum
islam serta tetap mengarah pada tujuan-tujuan sosio-ekonomi. Akuntansi syariah juga
merupakan suatu alat bagi umat islam dalam mengevaluasi tanggung jawab mereka
kepada Allah dalam hal interaksi diantara sesama manusia dan lingkunganya. Dalam
akuntansi konvensional, tujuan-tujuan yang hanya dicapai hanyalah tujuan ekonomi
semata dan pertanggungjawabanya dilakukan bukan kepada tuhan tetapi terhadap
sekelompok manusia dalam suatu entitas ekonomi.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi bebas dari syariah adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia. Jadi,
akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksitransaksi yang
sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan Allah SWT. Oleh sebab itu, akuntansi
syariah diperlukan untuk mendukung kegiatan yang harus dilakukan sesuai syariah,
karena tidak mungkin dapat menerapkan akuntansi yang sesuai dengan syariah jika
transaksi yang akan dicatat oleh proses akuntansi tersebut tidak sesuai dengan syariah.
Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al-Quran, Sunnah Nabawiyyah,
Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu), dan Uruf
(adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam. Akuntansi harus
terutama berfungsi sebagai media penghitungan zakat karena merupakan bentuk
manifestasi kepatuhan seorang hamba atas perintah Sang Empunya. Prinsip Akuntansi
Syariah Prinsip akuntansi pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua metode yaitu secara
accrual basis maupun secara cash basis. Namun demikian, pada dasarnya prinsip
akuntansi yang digunakan sesuai ETAP maupun dalam perhitungan perpajakan adalah
mempergunakan accrual basis.
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini, namun
semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai pegangan bagi para mahasiswa dalam
memahami dan mengembangkan lagi terkait konsep dasar dalam bimbingan dan
konseling. Serta semoga makalah ini dapat menambah pemahaman dan wawasan tentang
bimbingan dan konseling sehingga dapat membimbing diri kita dan orang lain untuk
pengembangan diri yang optimal.
6
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uin-suska.ac.id/7016/4/BAB%20III.pdf
https://www.slideshare.net/capsoul/konsep-akuntansi-syariah
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/18292/5/BAB%20I.pdf
https://konsultanku.co.id/blog/memahami-akuntansi-syariah-dan-bedanya-dengan-akuntansi-
konvensional