Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI MURABAHAH

Disusun Oleh :
Nama NPM
Bagas Andrianto 220301002
Avelia Lolitasari 220301010
Vivi Andela 220301011

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Syariah
Dosen Pengampu : Fauzan Fuadi, S.Ak., M.Scc

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS SOSIAL & BISNIS
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akuntansi Murabahah”.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW
yang telah menuntun ummatnya dari masa kegelapan hingga menuju masa yang terang
benderang dengan banyak keilmuan seperti sekarang.

Kami ucapkan terima kasih kepada bapak Fauzan Fuadi, S.Ak., M.Scc. selaku dosen
pengampuh mata kuliah Akuntansi Syariah serta teman-teman kami yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Pringsewu, 22 Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i


KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................1
B. Tujuan Penulisan .......................................................................3
C. Manfat Penulisan........................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep dasar Akuntansi Syariah................................................6
B. Perbedaan Akuntansi Syariah dan Konvesional.........................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi syariah adalah cabang akuntansi yang didasarkan pada prinsip-prinsip
Islam. Latar belakangnya dapat ditemukan dalam ajaran Islam yang mengatur
bagaimana keuangan dan bisnis harus diatur sesuai dengan hukum Islam atau
syariah. Prinsip-prinsip utama akuntansi syariah meliputi keadilan, transparansi,
pertanggungjawaban, dan kepatuhan terhadap hukum Islam. Pengembangan
akuntansi syariah dimulai dari kebutuhan untuk menyelaraskan praktik bisnis
dengan prinsip-prinsip Islam. Dengan pertumbuhan ekonomi global, terutama di
negara-negara dengan mayoritas populasi Muslim, permintaan akan akuntansi
syariah meningkat secara signifikan. Akuntansi syariah menekankan pentingnya
keadilan dan kepatuhan terhadap hukum Islam dalam pelaporan keuangan, investasi,
dan pengelolaan aset. Hal ini memungkinkan praktik bisnis yang sesuai dengan
nilai-nilai Islam dan memastikan bahwa transaksi keuangan tidak melanggar
prinsip-prinsip agama.
Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur’an dan Al-Hadis membantu
manusia untuk menyelenggarakan praktik ekonomi yang berhubungan dengan
pengakuan, pengukuran dan pencatatan transaksi dan pengungkapan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban secara adil (Wiroso, 2011). Hak dan kewajiban itu timbul
karena manusia ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.
Sehingga akuntansi sesungguhnya adalah alat pertanggung jawaban kepada Sang
Pencipta dan sesama makhluk, yang digunakan oleh manusia untuk mencapai
kodratnya sebagai khalifah. Dengan perkembangan lembaga keuangan Islam,
Pernyataan wacana Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) juga dikembangkan.
benda Hal ini relevan karena keberadaan institusi atau perusahaan tidak akan
terpisah Proses pencatatan akuntansi. Setiap organisasi atau perusahaan memiliki

4
kewajiban Mencatat aktivitas akuntansi yang terjadi Perusahaan selanjutnya
mengusulkan persiapan dan Perkenalkan laporan keuangan kepada pengguna.
Pada penerapan sistem syariah, tentu memiliki sistem perlakuan akuntansi yang
berbeda dengan perlakuan akuntansi konvensional pada umumnya. Kebutuhan
dalam menetapkan metode pengukuran akuntansi, terutama pembiayaan murabahah
harus sesuai dengan peraturan perbankan dan ketentuan- ketentuan syariah yang
telah diatur.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar akuntansi syariah
2. Apa perbedaan akuntansi syariah dan akuntansi konvesional

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang konsep dasar akuntansi syariah
2. Untuk mengetahui apa perbedaan antara akuntansi syariah dan akuntansi
konvesional

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKUNTANSI MURABAHAH


Secara luas, jual beli dapat diartikan sebagai pertukaran harta atas dasar
saling rela. Menurut (Sabiq, 2008) jual beli adalah memindahkan ganti (iwad)
yang dapat dibenarkan (Sesuai syariah). Pertukaran dapat dilakukan antara uang
dengan barang, barang dengan barang (barter), dan uang dengan uang misalnya,
pertukaran nilai mata uang rupiah dengan yen tisdim hang dengagetahui jual beli
yang diperbolehkan dalam syapek dagar harta yang dimiliki halal dan baik.
Seperti kita ketahui, jual beli adalah salah satu aspek dalan muamala (hubungan
manusia dengan manusia), dengan kaidah dasar semua boleh kecuali yang
dilarang (lihat Bab 4). Kalau belum tahu mana yang dibolehkan dalam syariah,
atau belum mengetu suatu ilmu tertentu, kita wajib mencari tahu sebagaimana
sabda Rasulullah: "Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang muslim" (HR
Ibnu Majah)

Pertukaran uang dengan barang yang biasa kita kenal dengan jual beli dapat
dilakukas secara tunai atau dengan cara pembelian tangguh. Pertukaran barang
dengan barang, terleb dahulu harus memperhatikan apakah barang tersebut
merupakan barang ribawi (secara kau mata tidak dapat dibedakan) atau bukan.
Untuk pertukaran barang ribawi seperti emas dengan emas, perak dengan perak,
gandum dengan gandum, tepung dengan tepung, kurma dengan kurma, anggur
kering dengan anggur kering, dan garam dengan garam maka, agar
pertukarannya sesuai ketentuan syariah, harus dengan jumlah yang sama dan
harus dari tangan ke tangan ata tunai, karena kelebihannya adalah riba (lihat Bab
4). Untuk pertukaran mata uang yang berbeda

6
harus dilakukan secara tunai (lihat Bab 13). Murabahah adalah transaksi
penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan

dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Hal yang
membedakan

murabahah dengan penjualan yang biasa kita kenal adalah penjual secara jelas
memberi tahu

kepada pembeli berapa harga pokok barang tersebut dan berapa besar
keuntungan yang diinginkannya. Pembeli dan penjual dapat melakukan tawar-
menawar atas besaran margin keuntungan sehingga akhirnya diperoleh
kesepakatan. Selanjutnya, timbul perdebatan berkenaan dengan harga perolehan,
apakah hanya sebesar

harga beli atau boleh ditambahkan dengan biaya lain. Secara umum, keempat ulama
mahrab membolehkan pembebanan biaya langsung yang harus dibayarkan kepada pihak
ketiga. Mereka tidak memperbolehkan pembebanan biaya langsung yang berhubungan
dengan pekerjaan yang

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep dasar akuntansi syariah mengutamakan kepatuhan terhadap prinsip-
prinsip Islam dalam semua aspek keuangan dan bisnis. Prinsip-prinsip ini
menekankan keadilan, kesetaraan, transparansi, dan pertanggungjawaban dalam
transaksi keuangan serta pelaporan keuangan. Akuntansi syariah juga
memperhatikan manajemen risiko yang sesuai dengan syariah untuk melindungi
kepentingan pihak-pihak yang terlibat. Melalui penerapan prinsip-prinsip ini,
tujuannya adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan
memperhatikan kepentingan semua pihak yang terlibat dalam aktivitas ekonomi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia, Akuntansi Keuangan Syariah, Jakarta

Nurhayati, S (2019). Akuntansi Syariah di Indonesia, Edisi 5. Penerbit Salemba

Anda mungkin juga menyukai