Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH FIQIH MUAMALAH

MURABAHAH

DISUSUN:AFRINDA (220104016)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

PRODI HUKUM PIDANA ISLAM

TAHUN 2022

KATA PENGANTAR

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembautan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah


dan manfaatnya untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 15 November 2022

Penyusun

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................

A.Latar belakang masalah.................................................................

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


B.Rumusan masalah..........................................................................

C.Tujuan penulisan............................................................................

D.Manfaat penulisan.........................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian dan dasar hukum murabahah...................................

B.Rukun dan Syarat murabahah......................................................

C.Karakteristik murabahah

D.Jenis murabahah

E.Komponen murabahah.................................................................

F.Akutansi murabahah

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan.................................................................................

B.Kritik dan saran..........................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


Islam adalah agama yang universal. Islam agama yang mengatur segala aspek
kehidupan manusia, secara garis besar islam mengatur dua bagian pokok, yaitu
ibadah dan muamalah. Ibadah adalah Hubungan secara vertikal, Yakni mengatur
manusia dalam berhubungan kepada Allah swt sebagai tuhannya. Sedangkan
muamalah ialah hubungan secara horizontal, yakni kegiatan-kegiatan yang
menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia yang meliputi aspek ekonomi,
politik, sosial dan lain sebagainya. Untuk kegiatan muamalah yang menyangkut
aspek ekonomi seperti jual beli, simpan pinjam, hutang piutang, usaha bersama dan
lain sebagainya.
Masalah ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Ia berkaitan
dengan berbagai macam kebutuhan, seperti kebutuhan pangan, sandang dan papan,
serta kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, sudah seharusnya
manusia bekerja dengan mengolah segala yang telah disediakan di alam semesta ini,
dan dari hasil kebutuhan tersebut kebutuhan manusia dapat terpenuhi, baik kebutuhan
primer, sekunder, dan tertier.
Dalam memenuhi kebutuhan hidup, manusia juga mempunyai hak dan
kewajiban yang sama antara satu dengan yang lainnya, seseorang tidak melecehkan
hak dan kewajiban orang lain dengan hawa nafsu, ketamakan, dan keserakahan.
Bentuk-bentuk pelecehan tersebut antara lain seperti adanya riba, penimbunan harta,
tidak memberikan upah kerja yang seyogyanya, memanipulasi harga, dan monopoli.
Dalam membimbing manusia menuju kesejahteraan, doktrin ekonomi yang
telah mendominasi dunia kapitalisme, sosialisme, komunisme, dan doktrin negara
kesejahteraan, semuanya terlalu lemah, dan dinilai telah gagal. Lain halnya dengan
Islam, dalam membimbing manusia menuju kesejahteraan Islam berupaya
menegakkan sistem ekonomi yang mengkombinasikan kemajuan ekonomi dan
keadilan dan menjadi standar hidup yang lebih tinggi yang disertai dengan moral
yang adil, bijak dan luhur, baik itu dalam kegiatan ekonomi mikro maupun dalam
ekonomi makro.
Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur’an dan Al-Hadis
membantu manusia untuk menyelenggarakan praktik ekonomi yang berhubungan

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


dengan pengakuan, pengukuran dan pencatatan transaksi dan pengungkapan hak-hak
dan kewajiban-kewajiban secara adil (Wiroso, 2011). Hak dan kewajiban itu timbul
karena manusia ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.
Sehingga akuntansi sesungguhnya adalah alat pertanggungjawaban kepada Sang
Pencipta dan sesama makhluk, yang digunakan oleh manusia untuk mencapai
kodratnya sebagai khalifah.
Salah satu pembiayaan yang berlandaskan syariah adalah pembiayaan
murabahah, pembiayaan murabahah merupakan salah satu produk pembiayaan di
perbankan syariah yang paling mendominasi dan banyak diminati oleh masyarakat
indonesia. Hal ini tampak pada Statistik Perbankan Syariah Indonesia Mei 2016 yang
dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Nilai transaksi murabahah berada di
peringkat pertama dengan jumlah 203,72 trilliun rupiah, kemudian disusul oleh akad
musyarakah dengan jumlah 64,52 trilliun rupiah dan mudharabah dengan jumlah
14,86 trilliun rupiah (Otoritas jasa keuangan, 2016). Statistik ini menunjukkan bahwa
masyarakat Indonesia sangat tertarik pada produk murabahah yang ditawarkan oleh
Bank Syariah di indonesia.

Dalam pembiayaan murabahah diperlukan adanya perlakuan akuntansi,


perlakuan akuntansi merupakan sistem akuntansi untuk melihat bagaimana proses
pencatatan terhadap produk pembiayaan yang memakai sistem jual beli dari pihak-
pihak yang terkait menjadi sistem akuntansi yang dipakai lembaga keuangan syariah.
Sedangkan manfaat dari perlakuan akuntansi akan berdampak pada laporan keuangan
syariah yang disajikan sesuai dengan PSAK No. 101 yang digunakan untuk
mengukur kinerja penyajian dan pengungkapan laporan keuangan dan berguna untuk
pengambilan keputusan.

Namun kenyataannya perlakuan akuntansi pembiayaan murabahah belum di


imbangi dengan perlakuan akuntansi yang baik, buktinya masih banyak entitas atau
bank syariah yang masih melanggar ketentuan yang ada di PSAK No 102. Berikut
penelitian yang terkait dengan perlakuan akuntansi murabahah yang mengungkapkan
bahwa penjual masih salah dalam penerapannya: Novan (2013), Nurdiani (2014) dan

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


Usyaqi (2014). Meneliti diperbankan syariah dan Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa perlakuan akuntansi murabahah tidak mematuhi PSAK 102 Tahun 2007 dan
PSAK 102 Revisi Tahun 2013. karena memberikan pembiayaan kepada nasabah
untuk memperoleh persediaan murabahah dan mengukur keuntungan murabahah
menggunakan metode anuitas adalah dua perlakuan akuntansi yang diatur PSAK 55.
Sedangkan dari segi pencatatan pada perlakuan akuntansi murabahah belum sesuai
dengan PSAK No 102 dan pencatatan jurnal pada saat perhitungan tunggakan
berdasarkan PSAK No 102.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan. Maka


disusunlah rumusan masalah sebagai berikut.:
1. Apa definisi akad murabahah?
2. Apa saja jenis – jenis akad murabahah?
3. Apa saja dasar syariah akad murabahah?
4. Bagaimana perlakuan akuntansi murabahah menurut PSAK 102?

C.Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas. maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa definisi akad mudharabah?
2. Untuk mengetahui apa saja jenis – jenis akad murabahah?
3. Untuk mengetahui apa saja dasar syariah akad murabahah?
4. Untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi murabahah menurut PSAK
102

D. Manfaat Penulisan

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


1. Bagi penulis, Makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis
tentang akad murabahah, serta dapat memperoleh nilai tugas untuk mata kuliah
akuntansi syariah.
2. Bagi pihak lain, Makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan serta untuk bahan referensi dalam
melakukan penelitian ilmiah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akad Murabahah

Secara luas jual beli dapat diartikan sebagai pertukaran harta atas dasar saling
rela, menurut (sabiq 2008) jual beli adalah memindahkan milik dengan ganti (iwad)
yang dapat dibenarkan (sesuai syariah). Pertukaran dapat dilakukan antara uang
dengan barang, barang dengan barang (barter) atau pertukaran uang dengan uang
misalnya pertukaran nilai mata uang dengan yen.

Muslim harus mengetahui jual beli yang diperbolehkan dalam syariah, agar
harta yang dimiliki halal dan baik. Seperti kita ketahui, jual beli adalah salah satu
aspek dalam muamalah (hubungan manusia dengan manusia), dengan kaidah dasar
semua boleh kecuali ada dalil yang melarang. Kalau belum tahu mana yang di
bolehkan dalam syariah, atau belum mengetahui suatu ilmu tertentu, kita wajib
mencari tahu sebagaimana sabda rasulullah: “Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi
setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah).

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


Kata al-Murabahah diambil dari bahasa Arab dari kata ar-ribhu yang berarti
kelebihan dan tambahan (keuntungan), atau murabahah juga berarti Al-Irbaah karena
salah satu dari dua orang yang bertransaksi memberikan keuntungan kepada yang
lainnya (Ibnu Al-Mandzur., hal. 443.). sedangkan secara istilah, Bai’ul murabahah
adalah jual beli dengan harga awal disertai dengan tambahan keuntungan (Azzuhaili,
1997., hal. 3765). Menurut PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah paragraf
52 dijelaskan bahwa murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

Menurut Para ahli hukum Islam mendefinisikan bai’ al-murabahah sebagai berikut :

Abd ar-Rahman al-Jaziri mendefinisikan bai’ al-murabahah sebagai menjual


barang dengan harga pokok beserta keuntungan dengan syarat-syarat tertentu.

Ibn Rusyd filosof dan ahli hukum Maliki mendefinisikannya sebagai jual-beli di
mana penjual menjelaskan kepada pembeli harga pokok barang yang dibelinya dan
meminta suatu margin keuntungan kepada pembeli.

Dengan demikian, dapat disimpulkan jual-beli murabahah adalah suatu bentuk


jual beli di mana penjual memberi tahu kepada pembeli tentang harga pokok (modal)
barang dan pembeli membelinya berdasarkan harga pokok tersebut kemudian
memberikan margin keuntungan kepada penjual sesuai dengan kesepakatan beserta
dengan syarat – syarat tertentu. Tentang “keuntungan yang disepakati”, penjual harus
memberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah
keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.

B. Jenis - Jenis Akad Murabahah

1. Murabahah dengan pesanan (murabaha to the purchase order)

Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan pembelian barang setelah ada
pesanan dari pembeli. Pada bank syariah, bank baru akan melakukan transaksi
murabahah atau jual beli apa bila ada nasabah yang memesan barang sehingga

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


penyediaan barang baru di lakukan jika ada pesanan. Pada murabahah ini, pengadaan
barang sangat tergantung atau terkait langsung dengan pesanan atau pembelian
barang tersebut. Murabahah dengan pesanan dapat bersifat mengikat dan tidak
mengikat pembeli untuk membeli barang pesananya , kalau bersifat mengikat maka
pembeli harus membeli barang pesanannya dan tidak dapat membatalkan pesananya .
jika aset murabahah yang telah dibeli oleh penjual dalam murabahah pesanan
mengikat, mangalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli maka
penurunan nilai tersebut menjadi beban penjual dan akan mengurangi nilai akad.

Keterangan :

(1) Melakukan akad murabahah


(2) Penjual memesan dan membeli pada supplier/produsen
(3) Barang diserahkan dari produsen
(4) Barang diserahkan kepada pembeli
(5) Pembayaran dilakukan oleh pembeli
2. Murabahah tanpa pesanan

Murabahah jenis ini bersifat tidak mengikat, dimana pembeli langsung membeli
barang dagang yang telah tersedia untuk dijual oleh si penjual. Pada bank syariah
Barang yang di sediakan oleh pihak bank adalah merupakan menjadi tanggung jawab
dari pihak bank itu sendiri sebagai penjual.

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


Dimana bank syariah menyediakan barang ataupun persediaan barang yang akan
diperjual belikan dilakukan tanpa memperhatikan ada nasabah yang membeli atau
tidak. Sehingga proses pengadaan barang dilakukan sebelum transaksi jual beli
murabahah dilakukan.

Keterangan :

(1) Melakukan akad murabahah


(2) Barang diserahkan kepada pembeli
(3) Pembayaran dilakukan oleh pembeli
C. Dasar Hukum Akad Murabahah
a) Al-Quran
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka diantara kamu” (QS. 4:29).
“Hai orang – orang yang beriman penuhilah akad – akad itu” (QS. 5:1).
“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba" (QS. 2:275).
“...dan jika (orang yang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai
ia berkelapangan.” (QS 5:2).
“...dan tolong menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa...” (QS. 5:2).
“Hai orang yang beriman! Jika kamu melakukan transaksi utang piutang untuk jangka
waktu yang ditentukan, tuliskanlah...” (QS 2:282).
b) Al – Hadis
Dari Abu Sa‘id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya jual
beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR. Al Baihaqi, Ibnu Majah, dan shahih
menurut Ibnu Hibban).

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


Rasulullah saw bersabda, ” Ada tiga hal yang mengandung keberkahan: jual beli
secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan tepung
untuk keperluan rumah tangga bukan untuk dijual.” (HR.Ibnu Majah dari Shuhaib).

” Allah mengasihi orang yang memberikan kemudahan bila ia menjual dan membeli
serta di dalam menagih haknya” (Dari Abu Hurairah).

” orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia, Allah akan
melepaskan kesulitannya di hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba Nya
selama ia (suka) menolong saudaranya.” (HR Muslim).

”Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan


harga diri dan pemberian sangsi kepadanya” (HR Abu Dawud, Ibn Majah, dan
Ahmad).

“Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu


kezaliman.” (HR Bukhari & Muslim).

”Sumpah itu melariskan barang dagangan, akan tetapi menghapus keberkahannya”


(HR Al Bukhari).

c) Al-Ijma
Transaksi ini sudah dipraktekkan di berbagai kurun dan tempat tanpa ada yang
mengingkarinya, ini berarti para ulama menyetujuinya (Ash-Shawy, 1990., hal. 200).
d) Kaidah Fiqh, yang menyatakan:
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.”
e) Fatwa Dewan Syariah Nasonal Majelis Ulama Indonesia
No.04/DSN-MUI/IV/2000, tentang MURABAHAH.

D. Rukun dan Syarat Akad Murabahah

1. Pelaku

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


Pelaku cakap hukum dan baligh (berakal dan dapat membedakan), sehingga
jual beli dengan orang gila menjadi tidak sah sedangkan jual beli dengan anak kecil
dianggap sah, apabila seizin walinya.

2. Objek Jual Beli, harus memenuhi:

a. Barang yang diperjualbelikan adalah barang halal

Maka semua barang yang diharamkan oleh Allah, tidak dapat di jadikan
sebagai objek jual beli, kareana barang tersebut dapat menyebabkan manusia
bermaksiat/melanggar larangan Allah. Hal ini sesuai dengan hadis berikut:
“Sesungguhnya Allah apabila mengharamkan sesuatu juga mengharamkan
harganya.” (HR. Bukhari Muslim).

b. Barang yang diperjualbelikan harus dapat diambil manfaatnya atau memiliki nilai,
dan bukan merupakan barang-barang yang dilarang di perjualbelikan, misalnya: jual
beli barang yang kadaluwarsa.

c. Barang tersebut dimiliki oleh penjual

Jual beli atas barang yang tidak di mkiliki oleh penjual adalah tidak sah
karena bagaimana mungkin ia dapat menyerahkan kepemilikan barang kepada orang
lain atas barang yang bukan miliknya.

Jual beli oleh bukan pemilik barang seperti ini, baru akan sah apabila
mendapat izin dari pemilik barang. Misalnya: seorang suami menjual harta milik
istrinya, sepanjang si istri mengizinkan maka sah akadnya. Contoh lain, jual beli
barang curian adalah tidak sah karena status kepemilikan barang tersebut tetap pada si
pemilik harta.

“Tidak sah jual beli selain mengenai barang yang dimiliki.” (HR. Abu daud
dan Tirmizi).

d. Barang tersebut dapat di serahkan tanpa tergantung dengan kejadian tertentu di


masa depan

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


Barang yang tidak jelas waktu penyerahannya adalah tidak sah, karena dapat
menimbulkan ketidakpastian (gharar), yang pada gilirannya dapat merugikan salah
satu pihak yang bertransaksi dan dapat menimbulkan pearsengketaan.

Misalnya: saya jual mobil avanzaku yang hilang dengan harga Rp. 40.000.000
si pembeli berharap mobil itu akan ditemukan. Demikian juga jual beli atas barang
yang sedang di gadaikan atau telah diwakafkan.

e. Barang tersebut harus diketahui secara spesifik dan dapat diidentifikasikan oleh
pembeli sehingga tidak ada gharar (ketidakpastian).

f. Barang tersebut dapat diketahui kuantitas dan kualitasnsysa dengan jelas, sehingga
tidak ada gharar.

g. Harga barang tersebut jelas

Harga atas barang yang diperjualbelikan diketahui oleh pembeli dan penjual berikut
cara pembayarannya tunai atau tangguh (tidak tunai) sehingga jelas.

h. Barang yang diakadkan ada di tangan penjual.

3. Ijab kabul

Pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-pihak pelaku akad


yang dilakukan secara verbal, tertulis, atau menggunakan cara-cara komunikasi
modern.

Apabila jual beli telah dilakukan sesuai dengan ketentuan syariah maka
kepemilikannya, pembayarannya dan pemanfaatan atas barang yang diperjualbelikan
menjadi halal. Para ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa unsur utama dari jual beli
kerelaan kedua belah pihak. Kerelaan kedua belah pihak dapat dilihat dari ijab dan
qabul yang dilangsungkan.

Untuk itu, para ulama fiqh mengemukakan bahwa syarat ijab dan qabul itu
adalah sebagai berikut:

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


a. Qabul sesuai dengan ijab. Misalnya, penjual mengatakan: "Saya jual buku ini
seharga Rp. 15.000,-".

b. Ijab dan qabul itu dilakukan dalam satu majelis. Artinya kedua belah pihak yang
melakukan jual beli hadir dan membicarakan topik yang sama.

E. Perlakuan Akuntansi Murabahah (PSAK 102)

PSAK No.102 merupakan sistem akuntansi yang melihat bagaimana proses


pencataan terhadap produk pembiayaan yang memakai sistem jual beli dari pihak-
pihak yang terkait menjadi sistem akuntansi yang dipakai di lembaga syariah.

a. Akuntansi untuk penjualan

1. Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya
perolehan
(D) Aset Murabahah xxx
(K) Kas xxx

2. Untuk murabahah pesanan meningkat, pengukuran aset murabahah setelah


perolehan adalah dinilai sebesar biaya perolehan dan jika terjadi penurunan nilai
aset karena usang, rusak atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah,
penurunan nilai terebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aset. Jika
terjadi penurunan nilai untuk murabahah pesanan mengikat, maka jurnalnya.
Jika terjadi penurunan nilai untuk murabahah pesanan tidak mengikat, maka
jurnalnya

3. Apabila terdapat diskon pada saat pembelian aset murabahah, maka :


(a) akan menjadi pengurang biaya perolehan aset murabahah, jika terjadi sebelum
akad murabahah, Jurnal:

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


(b) menjadi kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah akad murabahah dan
sesuai akad yang disepakati menjadi hak pembeli;
(c) menjadi tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad
murabahah dan seusai akad menjadi hak penjual.
(d) pendapatan operasi lain, jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak
diperjanjikan dalam akad

4. Kewajiban penjual kepada pembeli atas pengembalian potongan tersebut akan


tereliminasi pada saat :
(a) dilakukan pembayaran kepada pembeli, Jurnal:
(b) akan dipindahkan sebagai dana kebajikan jika pembeli sudah tidak dapat
dijangkau oleh penjual :

5. Pengakuan keuntungan murabahah:


a. jika penjualan dilakukan secara tunai atau secara tangguh sepanjang masa,
angsuran murabahah tidak melebihi 1 periode laporan keuangan, maka
murabahah diakui pada saat terjadinya akad murabahah:
b. Namun apabila angsuran lebih dari satu periode maka perlakuannya adalah
sebagai berikut:
1.) keuntungan diakui saat penyerahan aset murabahah dengan syarat apabila
resiko penagihannya kecil, maka dicatat dengan cara yang sama pada butir a.
2.) keutungan diakui secara proporsional dengan besaran kas yang berhasil
ditagih dari piutang murabahah, metode ini digunakan untuk transaksi
murabahah tangguh dimana ada resiko piutang tidak tertagih relatif besar dan /
beban untuk mengelolah dan menagih piutang yang re;latif besar, maka
jurnalnya:
Pada saat penerimaan angsuran:
3.) Keuntungan diakui saat seluruh piutang murabahah berhasil ditagih, metode
ini digunakan untuk transaksi murabahah tangguh dimana resiko piutang tidak
tertagih dan beban pengelolaan piutang serta penagihannya cukup besar.

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


Pencatatanya sama dengan poin 2, hanya saja jurnal pengakuan keuntungan
dibuat saat seluruh piutang telah salesai ditagih.

6. Pada saat akad murabahah piutang diakui sebesar biaya perolehan ditambah
dengan keuntungan yang disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan,
piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi sama
dengan akuntansi konvensional, Yaitu: saldo piutang – penyisihan kerugian
piutang. Jurnal untuk penyisihan piutang tak tertagih:

7. Potongan pelunasan piutang murabahah diberikan pada saat pelunasan, diakui


sebagai pengurang keuntungan murabahah dan dapat dilakukan dengan cara:
(a) Diberikan pada saat pelunasan, jurnal:
(b) memberikan setelah pelunasan (penjual menerima pelunasan dan
membayarkan potongan kepada pembeli). Jurnal:
Pada saat penerimaan piutang dari pembeli:
(c) Jika potongan diberikan karena adanya penurunan kemampuan pembayaran
pembeli diakui sebagai beban.

8. Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya, dan denda
yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan.

9. Pengakuan dan pengukuran uang muka :


- uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima ;
- pada saat barang jadi dibeli oleh pembeli maka uang muka diakui sebagai
pembayaran piutang (merupakan bagian pokok)
- Jika barang batal dibeli oleh pembeli maka uang muka dikembalikan kepada
pembeli setelah diperhitungkan dengan biaya biaya yang telah dikeluarkan oleh
penjual.
Jurnal yang terkait dengan penerimaan uang muka:
a. Penerimaan uang muka dari pembeli:

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


b. Apabila murabahah jadi dilaksanakan
Sehingga untuk penentuan marjin keuntungan diberdasarkan atas nilai piutang (harga
jual kepada pembeli setelah dikurangi uang muka).

10. Pesanan dibatalkan, jika uang muka yang dibayarkan oleh calon pembeli lebih
besar daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual dalam rangka
memenuhi permintaan calon pembeli maka selisihnya dikembalikan pada calon
pembeli.
Pesanan dibatalkan, jika uang muka yang dibayarkan oleh calon pembeli lebih
kecil daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual dalam rangka memenuhi
permintaan calon pembeli, maka penjual dapat meminta pembeli untuk
membayarkan kekurangannya kekurangannya
Pesanan dibatalkan, dan perusahaan menanggung kekurangan nya atau uang muka
sama dengan beban yang dikeluarkan:

11. Penyajian
Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan: saldo
piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Margin murabahah
tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang murabahah.

12. Pengungkapan
Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi
tidak terbatas pada:
(a) harga perolehan aset murabahah
(b) janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan pesanan sebagai kewajiban
atau bukan; dan
(c) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang Penyajian
Laporan Keuangan Syariah

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


b. Akuntansi untuk pembeli

1. Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya


perolehan murabahah tunai.
Utang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui sebagai hutang
murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan),
aset dicatat sebesar biaya perolehan tunai dan selisih antara harga beli yang
disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah
tangguhan.
2. Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan
porsi pelunasan utang murabahah.

3. Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, diperlakukan sebagai


pengurang beban murabahah tangguhan.
Jurnal Diskon pembelian yg diterima setelah akad Murabahah

Jurnal potongan pelunasan dan potongan hutang murabahah.

4. Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai


dengan akad diakui sebagai kerugian.

5. Uang muka
Pembeli membayarkan uang muka.
Jika sudah memberikan uang muka, maka ketika penyerahan barang jurnalnya:
Jika pembeli membatalkan dan dikenakan biaya, maka diakui sebagai kerugian.
Apabila biaya yang dikenakan lebih kecil dari uang muka, maka jurnalnya:
Sedangkan biaya yang dikenakan lebih besar dari uang muka, maka jurnalnya:
Pengakuan dan pengukuran urbun (uang muka) adalah sebagai berikut:
a. Urbun diakui sebagai uang muka pembeli sebesar jumlah yang diterima bank
pada saat diterima.

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


b. Pada saat barang jadi dibeli oleh nasabah maka urbun diakui sebagai
pembayaran piutang.
c. Jika barang batal dibeli oleh nasabah maka urbun dikembalikan kepada
nasabah setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh
bank.

6. Penyajian
Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account)
utang murabahah.

7. Pengungkapan
Pembeli mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah,
tetapi tidak terbatas pada:
(a) nilai tunai aset yang diperoleh dari transaksi murabahah;
(b) jangka waktu murabahah tangguh
(c) pengungkapan yang diperlukan sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Nomor 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.

F. Akuntansi Akad Murabahah

1.      Tunai

Transaksi Murabahah Tunai Dengan Pesanan


Transaksi (dalam ribuan Penjual Pembeli
rupiah)

Debit Kredit Debit Kredit

1 januari 2016 Aset Kas / Utang


Murabahah 100.000

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


Penjual dan pembeli 100.000
melakukan akad murabahah.
penjual membeli dari pihak
lain barang  yang  akan
dijual kepada pembeli.
Penjual membeli persediaan
dari pihak lain dengan harga
Rp100.000 dan akan
diserahkan pada 1 juni 2016.
Pesanan meningkat.

1 maret 2016 Beban Aset


Penurunan Murabahah
Jika terjadi penurunan nilai
Nilai 5.000 5.000
sebelum barang pesanan
diserahkan kepada pembeli
sebesar Rp5.000

1 juni 2016 Kas Pendapatan Aset Kas


115.000 Margin 115.000 115.000
Penjual sesuai akad
Murabahah
menyerahkan barang kepada
20.000
pembeli dengan nilai
Rp115.000

Aset
murabahah
95.000

Transaksi Murabahah Tunai Pesanan Tidak Mengikat


Transaksi (dalam ribuan Penjual Pembeli

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


rupiah)

Debit Kredit Debit Kredit

1 januari 2016 Aset Kas / Utang


Murabahah 100.000
Jika penjual memperoleh aset
100.000
murabahah dengan harga
belisebesar  Rp100.000

1 maret 2016 Kerugian Aset


Penurunan Murabahah
Jika terjadi penurunan nilai
Nilai 5.000 5.000
sebelum barang pesanan
diserahkan kepada pembeli
sebesar Rp5.000. Pesanan
tidak mngikat.

15 maret 2016 Kas Pendapatan Aset Kas


115.000 Margin 115.000 115.000
Penjual sesuai akad
Murabahah
menyerahkan barang kepada
20.000
pembeli dengan nilai
Rp115.000. Secara tunai.

Aset
Murabahah
95.000

1 april 2016

Apabila diskon diberikan


oleh pihak ketiga setelah
akad ditandatangani oleh
pembeli dan penjual, sebesar

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


Rp5.000 dan biaya
pengembalian diskon
Rp1.000.

Pada saat menerima diskon


dari pihak ketiga

Jika merupakan hak


pembeli :

Saat diskon diterima Kas Utang 4.000


4.000

Saat diskon dibayarkan Utang 4.000 Kas Kas Aset


kepada pembeli 4.000 4.000 4.000

Saat diskon tidak dapat Dana Dana


dibayarkan kepada pembeli Kebajikan- Kebajikan-
karena pembeli tidak Kas Denda
diketahui secara pasti 4.000 4.000
keberadaanya

Jika merupakan hak penjual :

Saat diskon diterima dan Kas Pendapatan


diperjanjikan dalam akad 4.000 Margin
Murabahah
4.000

Jika tidak dijanjikan dalam Kas Pendapatan


akad 4.000 Operasional
Lain
4.000

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


2.      Non-Tunai

Tidak Menggunakan Akun Penjualan dan Harga Pokok Penjualan Ketika


Barang Diserahkan (biasa digunakan daam lembaga keuangan)
Transaksi (dalam ribuan Penjual Pembeli
rupiah)

Debit Kredit Debit Kredit

1 januari 2016 Aset Kas / Utang


Murabahah 200.000
Penjual dan pembeli melakukan
200.000
akad murabahah pesanan
mengikat. Penjual membeli dari
pihak lainbarang yang akan
dijual kepada pembeli.

Penjual membeli persediaan dari


pihak lain dengan harga
Rp200.000 dan akan diserahkan
pada 1 juni 2016 akan
dibayarkan dalam dua kali

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


angsuran.

1 juni 2016 Piutang Margin Aset Utang


Murabahah Murabahah 200.000 250.000
Penjualan sesuai akad
250.000 Tangguhan
menyerahkan barang kepada
50.000
pembeli dengan nilai Rp250.000
Beban
secara tidak tunai dan akan
Murabahah
dibayar selama 2 tahun. Nilai
Aset Ditangguhkan
tunai dari aset Rp200.000.
Murabahah 50.000         
dengan 2 kali angsuran.
200.000

(Margin murabahah (beban murabahah ditangguhkan


tangguhan akan diamortisasi akan diamortasi sepanjang akad)
sepanjang akad)

1 juni 2017 Kas Piutang Utang Beban


125.000 Murabahah Murabahah  Murabahah
Pembayaran sebesar Rp125.000
125.000 125.000 Ditangguhkan
25.000
Margin
Murabaha Pendapata Beban
Tangguhan Margin Murabahah Kas
25.000 Murabahah 25.000 125.000
25.000

1 juni 2018 Kas Piutang Utang Beban


125.000 Murabahah Murabahah Murabahah
Pembayaran sesuai Rp125.000
125.000 125.000 Ditangguhkan
25.000
Margin
Murabahah Pendapatan Beban

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


Tangguhan  Margin Murabahah Kas
25.000 Murabaha 25.000 125.000
25.000

Penyelesaian Utang Piutang Murabahah Bermasalah Restrukturisasi Utang


Piutang
Transaksi (dalam ribuan rupiah) Penjual Pembeli

Debit Kredit Debit Kredit

12 Mei 2018 Aset         Kas/utang   


1.000.000 1.000.000
penjual dan pembeli melakukan akad
murabahah. Penjual membeli dari
pihak lain barang yang akan dijual
kepada pembeli dengan
harga  Rp1.000.000. barang akan
diserahkan pada pembeli tanggal 1
juni 2018

1 juni 2018 Piutang Margin Aset           Utang        


Murabahah Murabahah 1.000.000 1.250.000
penjual menyerahkan barang kepada
1.250.000 Tangguhan
pembeli dengan nilai Rp1.250.000.
250.000
secara tidak tunai dan akan dibayar
Beban
Murabahah

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


selama 10 x angsuran. Aset           Tangguhan 
1.000.000 250.000

Margin Murabahah Beban Murabahah


Tangguhan akan Tangguhan akan
diamortisasi sepanjang diamortisasi sepanjang
akad proporsional dengan akad proporsional dengan
piutang yang dilunasi utang yang dilunasi

Jurnal setiap pembayaran angsuran Kas            Piutang Utang Beban


125.000 Murabahah   Murabahah  Murabahah
125.000 125.000 Tangguhan 
25.000
Margin
Murabahah Pendapatan Beban
Tangguhan Margin Murabahah  Kas             
25.000 Murabahah 25.000 125.000
25.000

Sampai dengan angsuranke-5, pembeli Piutang murabahah Utang murabahah


dapat membayarangsuran dengan baik.
625.000 625.000
Untuk angsuran berikutnya pembeli
mengalami penurunan kemampuan Margin Murabhah Beban Murabahah
bayar, sehingga penjual memutuskan Tangguhan  Tangguhan
akan melakukan rekstrukturisasi utang
(125.000) (125.000)
murabahahnya. Posisi terakhir dari
akun terkait dengan utang piutang 500.000 500.000
murabahah adalah:

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


Jika Rekstrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah dalam Bentuk
Pemberian Potongan Tagihan Murabahah

Transaksi (dalam ribuan rupiah) Penjual Pembeli

Debit Kredit Debit Kredit

Apabila penjual memberi potongan Margin Piutang Utang Beban


tagihan sebesar Rp75.000 sehingga Murabahah Murabaha Murabaha Murabaha
saldo piutang/utang menjadi 75.000
Tangguhan 75.000 Tangguhan
Rp550.000 (625.000-75.000).
75.000 75.000

Angsuran keenam dan seterusnya Rp Kas Piutang Utang Beban


110.000 (550.000/5) 110.000 Murabahah Murabahah Murabahah
110.000 110.000 Tangguhan
10.000
Margin
Murabahah
Tangguhan Pendapatan Beban
10.000 Margin Murabahah Kas
Murabahah 10.000 110.000
10.000

Apabila penjual memberi potongan Margin Piutang Utang Beban


tagihan sebesar Rp175.000 sehingga Murabahah Murabahah Murabahah Murabahah
saldo piutang/utang menjadi
Tangggungan 175.000 175.000 Tangguhan
Rp450.000 (625.000-175.000)

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


125.000 125.000

Kerugian Keuntungan
Restrukturisasi Restrukturis
50.000 asi
50.000
Angsuran keenam dan seterunya Rp Kas Piutang Utang Kas
90.000 (450.000/5); saldo keuntungan
90.000 Murabahah Murabahah 90.000
tangguhan dan beban tangguhan sudah
Rp 0. 90.000 90.000

Jika Rekstrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah dalam Bentuk


Penjadwalan Kembali Tagihan Murabahah

Transaksi (dalam ribuan rupiah) Penjual Pembeli

Debit Kredit Debit Kredit

Apabila penjual memberi Kas Piutang Utang Beban


perpanjangan waktu, di mna 62.000 Murabahah Murabahah Murabahah
seharusnya pembeli harus melunasi 5
62.500 62.500 Tangguhan
angsuran lagi (angsuran ke-6 sampai
12.500
ke-10) menjaadi 10 kali angsuran
untuk saldo utang/piutang yang ada, Margin
maka besarnya angsuran menjadi Murabahah Pendapata Beban
lebih kecil yaitu Rp 62.500 Tangguhan Margin Murabahah Kas
(625.000/10) 12.500 Murabaha 12.500 62.500
12.500
Untuk setiap kali angsuran

Jika Rekstrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah dalam Bentuk


Konversi Akad

Transaksi (dalam ribuan rupiah) Penjual Pembeli

Debit Kredit Debit Kredit

Apabila Aset pembeli dijual kepada Aset Kas Kas Aset

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


penjual dengan nilai pasar Rp 800.000 800.000 800.000 800.000
800.000.

Pelunasan Utang Piutang Margin Pendapatan Utang Beban


Murabahah Margin Murabahah Murabahah
Tangguhan Murabahah 625.000 Tangguhan
125.000 125.000 125.000

Piutang
Beban
Murabahah
Kas Murabahah Kas
625.000
625.000 125.000 625.000

Kemudian selisih nilai jual aset Kas Dana Investasi Kas


dengan utang dapat digunakan 175.000 Syirkah Musyaraka / 175.000
sebagai uang muka IMBT, bagian
Temporer Beban Sewa
modal mudharabah musyarakah atau
175.000 175.000
musyarakah menurun. Perlakuan
akuntansinya mengikuti masing-
masing jenis akad tersebut

Apabila aset pembeli dijual ke Aset Kas Kas Aset


penjual dengan nilai pasar 550.000 550.000 550.000 550.000
Rp550.000
Margin Pendapatan Utang Beban
Murabahah Margin Murabahah Murabahah
Tangguhan Murabahah 625.000 Tangguhan
125.000 125.000 125.000

Beban
Kas Piutang Murabahah Kas
550.000 Murabahah 125.000 550.000
625.000

Piutang lain-lain Utang lain-


75.000 lain
75.000

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


Apabila debitur melunasi sisanya Kas Piutang Utang Kas
75.000 Lain-lain Lain-lain 75.000
75.000 75.000

Apabila debitur membebaskan sisa Kerugian Piutang Utang Keuntungan


utang debitur Restrukturisasi 75.000 75.000 Restrukturi
75.000 asi
75.000

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Jadi berdasarkan isi makalah yang telah dipaparkan oleh penulis maka dapat
disimpulkan :
1. Berdasarkan asal kata dan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan
bahwa akad murabahah adalah suatu bentuk jual-beli di mana penjual
memberi tahu kepada pembeli tentang harga pokok (modal) barang dan
pembeli membelinya berdasarkan harga pokok tersebut kemudian
memberikan margin keuntungan kepada penjual sesuai dengan kesepakatan.
2. Jenis – jenis akad murabahah ada 2 yaitu, murabahah dengan pesanan dan
murabahah tanpa pesanan. Murabahah dengan pesanan adalah penjual tidak
melakukan pembelian barang sebelum adanya akad murabahah. Murabahah
tanpa pesanan adalah penjual memiliki persediaan barang dagang/murabahah.
3. Dasar hukum akad murabahah terdiri dari alqur’an, as-sunnah, ijma, kaidah
syariah dan fatwa DSN MUI.

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


4. Perlakuan akuntansi murabahah menurut PSAK 102 adalah bagaimana proses
pencataan terhadap produk pembiayaan yang memakai sistem jual beli dari
pihak-pihak yang terkait menjadi sistem akuntansi yang dipakai di lembaga
syariah. Terdiri dari akuntansi untuk penjual dan pembeli mulai dari perolehan
sampai pada pengungkapan.

B.Kritik dan Saran

Demikian makalah yang penulis buat. Semoga dapat bermanfaat bagi


pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan
kepada penulis.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya,
karena penulis adalah hamba allah yang tak luput dari salah,khilaf, alfa dan lupa.

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com


DAFTAR PUSTAKA

Akad Murabahah Bernomor NO. XVI.507 di KSPPS BMT Al-Karomah

Arikunto, Suharsini, 2002, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Cet.

Ke-12, Jakarta: Rineka Cipta

Arum, Puspa, “Analisis Pelaksanaan Akad Pembiayaan Murábahah di BMT

Amanah Insani Sukoharjo,” Naskah Publikasi, Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta, (2010)

Djazuli, Ahmad, 2002, Lembaga Perekonomian Umat, Jakarta: Grafindo Persada

Faisal, 2011, “Restrukturisasi Pembiayaan Murabahah dalam Mendukung

Manajemen Resiko Sebagai Implementasi Prudential Principle Pada Bank

Syariah di Indonesia,” Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 11, No.3.

H. Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, 2013, Penerapan Teori Hukum Pada

Penelitian Tesis dan Disertasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Hakim, Hakim dan Amelia Anwar, 2017, “Pembiayaan Murabahah Pada

Perbankan Syariah dalam Perspektif Hukum di Indonesia,” Al-Urban,

Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam, Vol. 1, No. 2.

Husen, Fathurrohman, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Solusi Pembiayaan

murábahah yang Bermasalah di BMT Arafah Solo,” Naskah Publikasi,

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, (2013)

kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai