DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
PIPIN 200902501017
FAKULTAS EKONOMI
PERIODE 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat dan Salam tetap kita curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya yang senantiasa menjalankan.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen pada mata kuliah Akuntansi Syariah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan para pembaca.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/ ibu dosen pada mata kuliah
Akuntansi Syariah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Dan semua pihak yang telah
membantu penulis menyelesaikan Makalah ini Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan
setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugrahakan kasih sayang-Nya
untuk kita semua. Aamiin.
Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak. Maka dari itu, Penulis dengan
senang hati menunggu saran-saran dan kritikan yang membangun yang dapat meningkatkan
dan menjadikan makalah ini lebih baik darisebelumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusa Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A. Kesimpulan................................................................................................................16
B. Saran .........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut sifatnya, ilmu akuntansi termasuk ilmu hilir, yaitu ilmu yang bersifat
terapan, yang mempunyai kaitan erat ilmu atau peristiwa yang terjadi sebelumnya.
Ilmu ekonomi merupakan ilmu tentang bagaimana manusia memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan menggunakan sumber daya yang telah tersedia di alam semesta ini
dan melibatkan sektor produksi, distribusi, investasi, dan konsumsi. Ilmu ekonomi
akan diikuti oleh teori ekonomi yang menjelaskan dan memprediksikan gejala-gejala
ekonomi, dan akan sangat di pengaruhi oleh sistem ekonomi yang dianutnya dalam
Negara yang menerapkannya. Di dunia ini dikenal adanya sistem ekonomi kapitalis,
sistem sosialis, dan juga sistem ekonomi syariah (shariah economic system ). Masing-
masing sistem ekonomi tersebut memiliki paradigma yang berbeda diantara satu dan
lainnya. Oleh karena itu sistem ekonomi mempengaruhi sistem akuntansi maka sistem
akuntansi akan sangat tergantung dari paradigma sistem ekonomi yang dipakainya di
suatu Negara.
Dalam literature teori akuntansi, akuntansi adalah ‘multi paradigm
science’ yaitu akuntansi bermulti paradigma, artinya akuntansi dapat dikembangkan
untuk mendukung ekonomi dengan mengikuti paradigma dari sistem ekonominya.
Apabila sistem ekonomi kapitalis maka sistem akuntansinya juga sistem akuntansi
kapitalis, apabila sistem ekonomi syariah maka sistem akuntansinya juga sistem
akuntansi syariah, demikian juga lmu dan teori akuntansinya. Karena akuntansi
termasuk multi paradigm science maka mustahil akuntansi mempunyai teori
akuntansi yang general berlaku disegala sistem ekonomi berlainan paradigma. Oleh
karena itu akuntansi memerlukan kerangka dasar untuk akuntansi dan pelaporan
keuangan , tidak tekecuali dalam akuntansi syariah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana KDPPLKS berdasarkan PSAK ?
2. Bagaimana Konsep dasar akuntansi menurut AAOIFI?
3. Bagaimana Konsep dasar akuntansi menurut Pemikir Islam?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Kita dapat mengetahui KDPPLKS berdasarkan PSAK.
2. Kita dapat mengetahui Konsep dasar akuntansi menurut AAOIFI.
3. Kita dapat mengetahui Konsep dasar akuntansi menurut Pemikir Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
g) Pelanggan, mereka membutuhkan informasi mengenai kelangsungan
hidup entitas syari’ah terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian
jangka panjang dengan entitas syariah.
h) Pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi untuk alokasi
sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas entitas
syari’ah.
i) Masyarakat, masyarakat membutuhkan informasi mengenai entitas
syari’ah untuk dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional.
4
dikatonomi serta keberadaan dan nilai uang merupakan cerminan aktivitas
investasi dan perdagangan.
5
laporan dan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
7. Asumsi Dasar
a) Dasar Akrual
Bahwa pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian
(dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan
diungkapkan dalam catatan, akuntansi serta dilaporkan dalam laporan
keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang
disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai, tidak
hanya trasnsaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan
pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan
serta sumber daya yang mempresentasikan kas yang akan diterima di
masa depan. Namun dalam hal penghitungan pendapatan untuk tujuan
pembagian hasil usaha menggunakan dasar kas. Hal ini disebabkan
bahwa prinsip pembagian hasil usaha berdasarkan bagi hasil,
6
pendapatan atau hasil yang dimaksud adalah keuntungan bruto (gross
profit).
b) Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelansungan
usaha entitas syari’ah yang akan melanjutkan usahanya di masa depan.
Oleh karena itu, entitas syari’ah diasumsikan tidak bermaksud atau
berkeinginan melikuidasi atau mengurangi sacara material skala
usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan
keungan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar
yang digunkan harus diungkapkan.
8
a) Mencerminkan kegiatan komersial yang terdiri atas laporan posisi
keuangan (aset, kewajiban, dan syirkah dan ekuitas ), laporan laba rugi,
laporan arus kas serta laporan perubahan ekuitas.
b) Mencerminkan kegiatan sosial, meliputi laporan sumber dan
penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan penggunaan dana
kebajikan.
c) Mencerminkan kegiatan dan tanggung jawab khusus entitas syariah
tersebut.
9
B. Konsep dasar akuntansi menurut AAOIFI
1. Konsep Dasar
Akuntansi syariah memberikan penekanan pada dua hal, yaitu
akuntabilitas dan pelaporan. Akuntabilitas tercermin melalui tauhid bahwa
segala sesuatu di dunia ini harus berjalan sesuai aturan Allah SWT, dan
melalui fungsi manusia sebagai Khalifah di bumi. Pada saat yang sama,
akuntansi merupakan bentuk pertanggungjawaban manusia kepada Allah
dimana seluruh aturan dalam melakukan kegiatan bisnis dan personal harus
sesuai dengan aturan Allah.
11
C. Konsep Dasar Akuntansi Menurut Pemikir Islam
Perdebatan para pemikir akuntansi mengenai kerangka akuntansi
1. Entitas Unit Akuntansi
Konsep ini diartikan bahwa setiap perusahaan adalah suatu unit
akuntansi yang terpisah dan harus dibedakan dengan pemiliknya atau dengan
perusahaan lain. Terdapat beberapa teori tentang kepemilikan diantaranya ;
a) Proprietary theory, dimana kepemilikan terhadap perusahaan tercermin
pada akun ekuitas sehingga persamaanya Aset – kewajiban = ekuitas.
b) Entity theory, dimana pemilik hanya memiliki hak atas sebagian dari
kepemilikan perusahaan, karena pemilik adalah hanya salah satu yang
berhak atas perusahaan, sehingga persamaannya adalah Aset =
kewajiban = ekuitas.
Para ulama fikih baik klasik maupun kontemporer serta para pemilik
akuntansi islam, masih berbeda pandapat mengenai teori ini. Mereka yang
mendukung diantarannya adalah Adnan dan Gaffikin (1997), Abdul Rahman
(Napier, 2007), Attiah (1989). Konsep tersebut beralasan bahwa dalam islam
ada juga konsep akuntansi yang harus terpisah dari unit akuntansi seperti
Wakaf, Baitul Mall, Zakat, dan pemerintahan.
Sedangkan mereka yang tidak setuju dengan konsep ini di antaranya:
Gambling dan Karim (1991), Khan (Napier, 2007) beralasan bahwa
perusahaan adalah suatu bentuk entitas hukum yang tidak dapat dipisahkan
dengan pemiliknya terutama yang berkaitan dengan utang.
AAOIFI menerima konsep ini dengan dasar saling mempercayai dan
masjid telah menjadi contoh adanya konsep entitas unit akuntansi yang
terpisah dalam masyarakat islam.
12
Pendapat ini ditolak oleh mereka yang mendukung dengan mengatakan
bahwa islam sangat mendukung orang yang bekerja keras dan menabung
untuk mengantisipasi hari dimasa depan sebagai mana dalam QS 57:7 dan Al
Hadis: “Allah menyayangi orang yang mencari nafkah yang baik dan
menafkahkan secara sederhana serta menabung sisanya untuk persiapan pada
hari ia membutuhkan dan pada hari fakirnya”. (HR. Bukhari)
3. Periodisasi
Menurut konsep ini, adanya perubahan atas kekayaan perusahaan pada
laporan keuangan harus dijelaskan secara periodic. Konsep ini berhubungan
dengan konsep kegatan usaha yang berkelanjutan. Konsep ini diterima oleh
AAOIFI dan para pemikir islam.
5. Konservatif
Merupakan konsep yang digunakan oleh akuntan untuk melaporkan
nilai yang rendah untuk aset dan pendapatan serta nilai yang tinggi untuk
kewajiban dan beban. Hal ini memiliki dampak bahwa untuk transaksi yang
berpengaruh terhadap kewajiban dan beban akan diakui dengan cepat
sedangkan untuk aset dan pendapatan sebaliknya.
Konsep ini dikritik oleh pemikir islam karena akan membuat
perhitungan zakat didasarkan atas aset menjadi terlalu rendah, akan tetapi jika
13
dilihat dari perhitungan pembagian laba untuk transaksi mudhorobah memang
konsep ini dapat digunakan, mengingat bagi hasil dilakukan setelah dijetahui
laba direalisasikan.
6. Harga Perolehan
Merupakan konsep dimana aset dicatat sejumlah kas atau setara kas
yang dibayarkan pada aset memperoleh sesuatu, sedangkan kewajiban dicatat
pada jumlah uang yang akan diterima dari pertukaran atas kewajiban. Pemikir
akuntansi islam lebih memilih untuk menggunakan nilai sekarang
dibandingkan harga perolehan khususnya untuk merealisasikan zakat.
8. Dasar Akrual
Konsep ini mengatakan bahwa pengakuan pendapatan dilakukan saat
suatu manfaat itu diperoleh. Konsep ini diterima oleh AAOIFI, sedangkan
para pemikir yang lain mengatakan bahwa konsep ini tidak dapat digunakan
sebagai cara menghitung zakat mengingat zakat harus dibayar berdasarkan
kekayaan yang telah diterima manfaatnya (madzhab maliki) dan juga bagi
hasil atas mudhorobah didasarkan atas keuntungan kas yang diterima
(madzhab syafi'i).
9. Pengungkapan penuh
Konsep ini mengharuskan pengungkapan informasi sesuai dengan
kebutuhan informasi dari mayoritas pembaca laporan keuangan. Konsep ini
diterima oleh para pemikir akuntansi islam karena islam sangat
mengutamakan prinsip keadilan termasuk keadilan dalam memperoleh
14
informasi. AAOIFI tidak menjelaskan konsep ini pada bagian tujuan dan
konsep akuntansi untuk lembaga keuangan syari'ah.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akuntansi dikembangkan untuk mendukung ekonomi dengan mengikuti
paradigma dari sitem ekonominya. Jadi, akuntansi memerlukan kerangka dasar untuk
akuntansi dan pelaporan keuangan , tidak tekecuali dalam akuntansi syariah. Ada
berbagai macam kerangka dasar akuntansi. Yaitu: Keuangan dasar penyusunan dan
penyajiann laporan keuangan syariah (KDPPLKDS) menurut PSAK, Konsep dasar
akuntansi menurut AAOIFI dan Konsep dasar akuntansi menurut Pemikir Islam.
Berbagai macam kerangka dasar akuntansi tersebut memiliki perbedaan. KDPPLKDS
menurut PSAK dan Konsep dasar akuntansi menurut AAOIFI mempunyai perbedaan
dalam segi paradigma, asas, karakteristik, bentuk laporan keuangan, syarat laporan
keuangan dll.
Sedangkan konsep dasar akuntansi menurut pemikir islam masih terdapat
banyak perdebatan antara para pemikir. Perdebatan para pemikir akuntansi mengenai
kerangka akuntansi yaitu mengenai: (1) Entitas unit akuntansi, (2) Kegiatan usaha
yang berkelanjutan, (3) Periodisasi, (4) Satuan mata Uang, (5) Konservatif, (6) Harga
perolehan, (7) Penandingan antara pendapatan dan beban, (8) Dasar akrual, (9)
Pengungkapan penuh, (10) Substansi mengungguli bentuk. Sedangkan perdebatan
beberapa pemikiran ke depan diantaranya: (1) Neraca yang menggunakan Nilai saat
ini (current value balance sheet), (2) Kegiatan usaha yang berkelanjutan IFRS
(International Financial Reporting Standard, (3) Laporan Nilai Tambah (value added
statement).
B. Saran
Islam menuntun umatnya untuk menganut dan mengamalkan ajaran Islam
secara kaffah (menyeluruh/komprehensif) dalam seluruh aspek kehidupan. Sebagai
seorang muslim yang taat beribadah, tentulah berbagai kegiatan bisnis atau usahanya
dilandasi oleh transaksi keuangan Islami.
Selain itu, perbanyak literasi mengenai Keuangan Syariah agar wawasan
cakrawala semakin luas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Al Alif, Nur Rianto. 2012. Lembaga Keuangan Syariah. Bandung: CV Pustaka Setia.
Ilyas, R. (2017). Konsep Dasar Dalam Sistem Keuangan Syariah. ASY SYAR'IYYAH:
JURNAL ILMU SYARI'AH DAN PERBANKAN ISLAM, 2(1), 121-142.
Muljawan, Dadang dkk. 2020. Ekonomi Syariah. Jakarta: Departemen Ekonomi dan
Keuangan Syariah Bank Indonesia.
Nurhayati, S & Wasilah. (2019). Akuntansi Syariah di Indonesia. Edisi 5. Jakarta: Salemba
Empat.
Sobana, Dadang Husein. 2017. Manajemen Keuangan Syariah. Bandung: CV Pustaka Setia.
Nurhayati, Sri. Akuntansi Syariah (Edisi 3). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. 2013 Wiyono,
Slamet dan Taufan Mualamin. Memahami Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Sri Nur Hayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat,
2013), hal. 116
Slamet Wiyono dan Taufan Mualamin, Memahami Akuntansi Syariah Di Indonesia…, hal 74
17