DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
Fikri Haiqal Bahtiar (200902501008)
Septiana anugrah s (200902501009)
Riska yuliana (200902501011)
ria (200902501012)
Muhammad nurwahyudi (200902501014)
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan nikmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan Allah SWT.
kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui “Sistem Keuangan Syariah”. Serta
untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Syariah. Makalah ini telah diselesaikan
dengan baik berkat arahan dan bantuan dari berbagai pihak. oleh karena itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Sehingga kami sangat
menerima segala kritik maupun saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengatahuan. Aamiin..
Makassar, 26 Februari
2023
Penulis,
KELOMPOK 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................I
KATA PENGANTAR.............................................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................................III
PENDAHULUAN.....................................................................................................................2
A. Latar Belakang...........................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................4
A. Pengertian Akuntansi Syariah....................................................................................................4
B. Konsep Memelihara Harta Kekayaan........................................................................................4
C. Akad/Kontrak/Transaksi............................................................................................................5
D. Transaksi yang dilarang.............................................................................................................7
E. Prinsip Sistem Keuangan Syariah..............................................................................................9
F. Instrumen Keuangan Syariah...................................................................................................11
G. Keunggulan sistem syariah......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem keuangan Islam yang bebas dari riba dan berpihak pada kepentingan
kelompok mikro sangat penting. Mengingat lembaga keuangan bank (bank syari’ah)
memiliki sistem prosedur yang panjang dan terkesan rumit sehingga tidak mampu
menjangkau masyarakat lapisan bawah dan kelompok mikro. Oleh karena itu, banyak
pelaku usaha mikro yang menempuh jalan pintas dengan mengakses kredit dari
rentenir dengan bunga yang sangat tinggi untuk memenuhi kebutuhan permodalannya.
Pinjaman dengan model rentenir, memang mampu memenuhi kebutuhan keuangan
dalam jangka pendek, akan tetapi dalam jangka panjang sangat mungkin
menimbulkan masalah, salah satunya kondisi pailit karena harus menanggung beban
bunga yang amat tinggi. Hal ini tentu mendhzolimi orang-orang yang lemah secara
ekonomi.
Masalah yang dihadapi oleh pengusaha mikro bukan semata-mata pada aspek
permodalan, melainkan masih ada aspek lain yang memerlukan perbaikan dan
pendampingan. Manajemen yang asal-asalan, standar mutu produk yang tidak stabil,
sistem pemasaran yang belum terencana serta permasalahan lain yang lazim dihadapi
oleh sektor mikro. Hal ini tentu menjadi permasalahan yang perlu memperoleh
perhatian dan penanganan untuk mendapatkan jalan keluar. Karena tidak sedikit
masyarakat Indonesia yang berperan sebagai pelaku usaha mikro.
Di tengah derasnya gelombang kapitalisme ekonomi yang melanda bumi
Indonesia dan keprihatinan akan ambruknya ekonomi nasional yang tidak kunjung
bangkit, maka bagi umat Islam merupakan tantangan tersendiri untuk berusaha
merealisasikan ajaran agamanya dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang
ekonomi. Prinsip yang diatur dalam Islam yang bersifat universal, seperti
kesederhanaan, rela berkorban, kerja sama saling menguntungkan, berbuat adil,
ikhlas, berprasangka baik, tidak boleh berbohong atau berbuat curang merupakan
prinsip yang dapat menjadi penyangga bangkitnya ekonomi umat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan yang sudah disampaikan pada latar belakang di atas, maka
rumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini adalah Bagaimana memahamai
akuntansi syariah. Antara lain:
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian akuntansi syariah
2. Untuk mengetahui apa saja yang di maksud memelihara harta kekayaan
3. Untuk mengetahui apa itu alasan/kontrak/transaksi
BAB II
PEMBAHASAN
C. Akad/Kontrak/Transaksi
Menurut terminologi hukum islam, akad adalah pertalian antara penyerahan (ijab) dan
penerimaan (qabul) yang dibenarkan oleh syariah, yang menimbulkan akibat hukum
terhadap objeknya. Rukun dan syarat aka dada tiga yaitu pelaku, objek dan ijab qabul.
Berikut merupakan penjelasan jenis-jenis akad dalam syariah.
Akad dari segi ada atau tidak adanya kompensasi, fiqih muamalat membagi akad
menjadi dua yaitu:
1. Akad Tabarru’ (gratuitous contract) adalah perjanjian yang merupakan transaksi
yang tidak ditujukan untuk memperoleh laba (transaksi nirlaba). Tujuan dari
transaksi ini adalah tolong menolong dalam rangka berbuat kebaikan. Ada 3
bentuk akad Tabarru’, yaitu:
a. Meminjamkan Uang
Meminjamkan uang termasuk akad Tabarru’ karena tidak boleh melebihkan
pembayaran atas pinjaman yang diberikan, karena setiap kelebihan tanpa
‘iwad adalah riba. Ada 3 jenis pinjaman, yaitu:
Qardh : merupakan pinjaman yang diberikan tanpa mensyaratkan
apapun, selain mengembalikan pinjaman tersebut setelaah jangka waktu
tertentu.
Rahn : merupakan pinjaman yang mensyaratkan suatu jaminan dalam
bentuk atau jumlah tertentu.
Hiwalah : bentuk pinjaman dengan cara mengambil alih piutang dari
pihak lain.
b. Meminjamkan Jasa
Meminjamkan jasa berupa keahlian atau ketrampilan termasuk akad Tabarru’.
Ada 3 jenis pinjaman jasa, yaitu:
Wakalah: memberikan pinjaman berupa kemampuan kita saat ini untuk
melakukan sesuatu atas nama orang lain.
Wadi’ah: merupakan bentuk turunan akad wakalah, dimana pada akad ini
telah dirinci tentang jenis penitipan dan pemeliharaan. Sehingga selama
pemberian jasa tersebut kita juga bertindak sebagai wakil dari pemilik
barang.
Kafalah: merupakan bentuk turunan akad wakalah, dimana pada akad ini
terjadi atas wakalah bersyarat.
c. Memberikan Sesuatu
Dalam akad ini, pelaku memberikan sesuatu kepada orang lain. Ada 3 bentuk
akad ini, yaitu:
Waqaf: merupakan pemberian dan penggunaan pemberian yang dilakukan
untuk kepentingan umum dan agama, serta pemberian itu tidak dapat
dipindahtangankan.
Hibah, Shadaqah: merupakan pemberian sesuatu secara sukarela kepada
orang lain.
2. Penipuan
Penipuan terdiri atas penipuan dalam kualitas mencampur barang baik dan juga
buruk, penipuan mengurangi timbangan atau kuantitas. Penipuan yang memberikan
harga terlalu tinggi dan juga penipuan dalam waktu misalnya menyediakan barang
yang seharusnya 200 maka anda hanya bisa menyediakan 100 dan tidak sesuai jani.
3. Perjudian
Judi merupakan salah satu kegiatan yang sudah tertera dalam Alquran dan
diharamkan, dimana permainan ini melibatkan dua orang atau lebih dengan
menggunakan undian untuk bisa menang. Judi diharamkan karena timbulnya
kerugian besar dan menyebabkan perpecahan.
Permainan ini berjalan, dimana mereka menyerahkan uang atau harta kekayaan
lainnya, kemudian mengadakan permainan tertentu baik dengan kartu ataupun adu
ketangkasan. Jika anda memenangkan undian maka anda mendapat hadiahnya
sedangkan jika anda kalah maka anda harus merugikan apa yang anda taruhkan baik
uang atau barang.
4. Gharar
Jika anda melakukan transaksi yang tidak pasti maka anda termasuk bertransaksi
yang dilarang. Ketidakjelasan ini dapat menimbulkan pertikaian antara pihak dan
ada yang merasa dirugikan. Selain itu anda juga akan mengalami hal yang
mengurangi kepercayaan dan lainnya.
5. Penimbunan Barang
Penimbunan sering dilakukan oleh para pedagang jika mengalami kelangkaan
barang atau kesulitan barang. Jika anda adalah pedagang, maka jika anda memiliki
banyak barang yang bisa dijual maka penimbunan merupakan transaksi yang
dilarang.
Karena akan banyak orang yang mengalami kesulitan karena mencari kebutuhan
barang tersebut. Di Indonesia sempat mengalami penimbunan barang diantaranya
ketika gas elpiji mengalami kesulitan untuk dicari, padi yang harus menunggu impor
dan harga beras mahal dan lainya.
6. Suap
Suap merupakan hal yang paling sering dilakukan oleh banyak masyarakat tanpa
sadar. Padahal suap adalah hal yang dilarang, mereka melakukan berbagai hal dengan
mengharapkan imbalan. Selain itu, mereka yang melakukan suap terbiasa menyingkirkan
keadilan untuk melakukan sesuatu dan hal tersebut menimbulkan bahaya. Seperti
hilangnya hukum dan peraturan, serta tidak adanya lagi orang melakukan berbagai hal
dengan jujur.
2. Akad jual beli / sewa menyewa yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk
certainty contract. Kelompok akad ini adalah sebagai berikut:
a. Murahabah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya
perolehan dan keuntungan yang disepakati antara penjual dan pembeli.
b. Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan
belum ada.
c. Istishna memiliki system yang mirip dengan salam, namun dalam istishna
pembayaran dapat dilakukan di muka, cicilan dalam beberapa kali atau
ditangguhkan dalam jangka waktu tertentu.
d. Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa
untuk mendapatkan manfaat atas objek sewa yang disewakan.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Afkar, Taudlikhul, M. Afrizal Miradji, Dan Ferry Hariawan. “Analisis Penerapan Prinsip
Sistem Keuangan Syariah Dalam Nilai-Nilai Anti Korupsi: Kedisiplinan, Tanggung
Jawab, Kerja Keras.”