Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS TIDAK NORMALNYA PROSES PURIFIKASI PADA

FUEL OIL PURIFIER DI KAPAL MT.BUENA BANDERA

GUGUN HASBY DARMAWAN

NIT : 18.42.116

TEKNIKA

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV PELAYARAN


POLITEKNIK ILMU PELAYARAN MAKASSAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang


telah memberikan taufik hidayah-NYA sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi tentang profesi kepelautan dengan judul “Analisis
Tidak Normalnya Proses Purifikasi Pada Fuel Oil Purifier Di Kapal MT.
BUENA BANDERA”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan hasil penelitian ini


masih terdapat banyak kekurangan dari segi bahasa, susunan kalimat,
maupun cara penulisan serta pembahasan materi akibat keterbatasan
penulis dalam menguasai materi. Untuk itu penulis senantiasa menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan usulan
proposal penelitian ini.

Akhir kata penulis berharap semoga usulan hasil penelitian ini


dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan pada penulis
khususnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan
petunjuk dan lindungan dalam melakukan penelitian yang selanjutnya
dituangkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi.

Makassar,.............November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................3

A. Latar Belakang...................................................................3

B. Rumusan Masalah.............................................................4

C. Tujuan Penelitian...............................................................4

D. Manfaat Penelitian.............................................................4

E. Hipotesis............................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................5

A. Defenisi Dan Pengertian Umum Purifier...........................5

B. Prinsip Pemisahan Minyak................................................6

C. Komponen Purifier Dan Fungsinya....................................6

D. Prosedur Pengoperasian Dan Penghentian Purifier.......10

E. Faktor–faktor penyebab peluberan bahan bakar pada


saat pengoperasian Purifier......................................................12

F. Peranan Operating Water Terhadap Proses Purifikasi


Purifier.......................................................................................15

G. Garis-Garis Besar Perawatan Dan Pemeriksaan............16

1
H. Kerangka Pikir..................................................................23

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................24

A. Waktu dan Tempat Penelitian..............................................24

B. Defenisi oprasional Variabel................................................24

C. Metode Pengumpulan Data.................................................27

D. Jenis dan Sumber Data.......................................................27

E. Metode Analisis...................................................................28

F. Jadwal Penelitian.................................................................28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................30

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian..............................30

B. Pembahasan Hasil Penelitian..........................................36

C. Analisis Data Penelitian………………………………………..38

D. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………..40

E. Cara Penanggulangan……………………………………………41

BAB V SIMPULAN DAN SARAN..........................................................42

A. Simpulan..........................................................................42

B. Saran...............................................................................44

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................46

2
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, dunia maritim dituntut untuk lebih maju dan
menunjukkan kualitas dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna
jasa angkutan kapal sebagai sarana transportasi laut. Oleh sebab itu,
kelancaran pengoperasian sebuah kapal merupakan faktor yang sangat penting
dalam mencapai kepuasan para konsumen. Mesin induk sebagai penggerak
utama dari sebuah kapal yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai
sumber penghasil tenaga, perlu diperhatikan dan diadakan perawatan mesin
yang menggunakan bahan bakar minyak. Maksud dari perawatan tersebut agar
bahan bakar minyak tersebut tidak menjadi kendala dalam pengoperasian
sebuah mesin.
Setiap mesin yang menggunakan bahan bakar sebagai pembangkit tenaga
melalui proses pembakaran mesin, perlu mendapatkan perawatan secara
berkala, baik bahan bakar maupun mesin tersebut agar dapat berfungsi dengan
baik. Untuk menghindari terjadinya suatu masalah pada mesin yang
menggunakan bahan bakar minyak sebagai sumber tenaga penggerak, maka
diperlukan adanya suatu cara pembersihan bahan bakar yang dimulai sejak
bahan bakar berada didalam tangki dasar berganda (double bottom), tanki
settling (tangki pengendapan), service tank (tangki pemakaian) hingga sebelum
masuk ke pengabut (injector). Pada tangki settling bahan bakar mengalami
pemisahan dengan cara pengendapan. Sedangkan sebelum masuk ke service
tank, minyak akan melalui alat yang disebut purifier.
Pesawat Bantu purifier berfungsi untuk memisahkan minyak dari unsur-unsur
air dan kotoran melalui gaya sentrifugal. Dengan adanya pesawat bantu purifier
bahan bakar dapat dibersihkan dengan optimal. melihat pentingnya purifier di
atas kapal maka perlu untuk dijaga dan diadakan perawatan yang sifatnya
berkelanjutan atau berkala, untuk mencegah tidak normalnya proses pemisahan
bahan bakar fuel oil dengan unsur-unsur air dan kotoran.
Untuk menjaga proses kerja purifier, maka perlu dilakukan perawatan yang
sifatnya berkala, dengan demikian kerusakan pada proses purifikasi dalam suatu
pengoperasian dapat diduga. Uraian tersebut di atas akan penulis tuangkan
dalam suatu karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul: ”Analisis Tidak

3
Normalnya Proses Purifikasi Pada Fuel Oil Purifier Di MT.BUENA
BANDERA”

B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembaca dalam memperoleh gambaran
mengenai hal – hal yang dibahas, maka penulis merumuskan masalah
dalam skripsi ini yaitu, mengapa terjadi proses purifikasi yang tidak
normal pada purifier.

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan di laksanakan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penyebab tidak normalnya proses purifikasi fuel
oil purifier
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengatasi ketidak
normalan proses purifikasi fuel oil purifier
3. Untuk mengetahui cara perawatan yang baik dan benar terhadap
pesawat bantu purifier.

D. Manfaat Penelitian[
1. Manfaat teoritis (keilmuan)
1) Memperluas pengetahuan tentang mesin bantu purifier.
2) Sebagai bahan rujukan penelitian atau referensi berikutnya bagi
peneliti lanjut yang akan di bawahkan nantinya.
2. Manfaat praktis
1) Memberikan referensi bagi perusahaan serta alat transportasi laut
yang bertenaga pendorong mesin induk yang mempunyai mesin
bantu purifier.
2) Sebagai bahan masukan bagi crew khususnya pada engineer
yang bekerja di atas kapal sebagai perwira.

E. Hipotesis

Diduga penyebab tidak normalnya proses purifikasi F.O Purifier adalah:

1. Gravity dics yg tidak sesuai


2. Macetnya pilot valv
4
BAB II
TINJAUA PUSTAKA

A. Defenisi Dan Pengertian Umum Purifier


Menurut (Jackson dan Morton,1997) purifier adalah sebuah
mesin yang berfungsi untuk menyaring minyak dengan cara
memisahkan antara minyak, kotoran dan air dengan memanfaatkan
teori centrifugal yang berhubungan erat dengan masa jenis. Hampir
semua kapal yang menggunakan High Sulfur Fuel Oil (HFO) atau yang
sering di sebut FO di lengakapi Purifier untuk menyaring bahan bakar
tersebut agar dapat di pakai. Purifier juga berfungsi menyaring Minyak
atau lubricating oil selain digunakan untuk menyaring bahan bakar.Jika
kapal sudah menggunakan LSMGO (low sulfur marine gas oil) atau
yang sering di sebut Diesel oil (DO) walau pada kenyataannya agak
berbeda.

Menurut (Ferdinand G Marcos,1981) Cara kerja purifier sangat


identik dengan gaya berat yang daiam prosesnya didukung oleh gaya
sentrifugal sehingga proses pemisahannya sangat cepat. Percepatan
gaya sentrifugal besarnya antara 6000-7000 kali lebih besar dari
pengendapan gravitasistati

B. Prinsip Pemisahan Minyak


Menurut (Maanen tahun 1993) prinsip kerja purifier adalah
memisahkan minyak dari air, lumpur dan kotoran lainnya dengan
gaya sentrifugal berdasarkan berat jenisnya sehingga partikel yang
mempunyai berat jenis yang lebih besar akan berada jauh
meninggalkan porosnya, sedangkan partikel yang mempunyai berat
jenis lebih kecil akan selalu berada mendekati porosnya.
Tujuan pemisahaan minyak dengan putaran sentrifugal adalah :
1. Lumpur-lumpur dapat dipisahkan dengan mudah dan dibuang

5
dengan cara di blow-up.
2. Gerakan pembuangan lumpur dilakukan dalam suatu waktu yang
singkat dengan pembersihan yang tinggi.

3. Proses pembersihan jauh lebih efisien dan ekonomis.

C. Komponen Purifier Dan Fungsinya


Menurut (Danil Arifin et al., 2020) menyebutkan bahwa
komponen dari purifier adalah sebagai berikut :
1. Komponen luar purifier :
a. Automatic control panel.
Automatic control panel berfungsi sebagai tempat untuk
mengontrol pengoperasian purifier secara otomatis.
b. Leakage monitor.
Leakage monitor berfungsi sebagai alat pendeteksi terjadinya
kebocoran minyak yang terbuang ke sludge tank.
c. Discharge detector.
Discharge detector merupakan alat pendeteksi apabila bowl
tidak membuka pada saat kotoran dalam bowl tidak dapat
dibuang ketika proses pembuangan kotoran berlangsung.
d. Flow meter.
Flow meter berfungsi sebagai alat kontrol kecepatan aliran
minyak selama pengoperasian purifier berlangsung
e. Pressure gauge.
Pressure gauge berfungsi untuk mendeteksi tekanan minyak
bersih yang keluar dari purifier menuju ke tangki harian.
f. Thermometer.
Thermometer berfungsi untuk mendeteksi temperatur dalam
purifier selama pengoperasian purifier berlangsung.
g. Gear pump.
Gear pump berfungsi untuk mensupplai bahan bakar dari
settling tank ke dalam purifier untuk dipisahkan dari air dan
kotoran lainnya.

6
h. Safety joint.
Safety joint merupakan bagian purifier yang akan
menghubungkan secara otomatis tenaga dari motor ke gear
pump ketika purifier dioperasikan.
i. Plug.
Plug berfungsi sebagai katup pembuangan kotoran dari dalam
bowl ke sludge tank.
j. 3-way cylinder valve.
3-way cylinder valve berfungsi sebagai saluran masuk
minyak dari tangki penampungan ke dalam purifier dan saluran
balik ke dalam tangki ketika proses pembuangan kotoran terjadi.
k. Pressure kontrol valve.
Pressure kontrol valve berfungsi untuk membuka katup
pembuangan sesuai dengan tekanan kotoran yang keluar ke
slude tank.
l. By- pass valve.
By-pass valve berfungsi sebagai saluran balik bahan bakar
dari gear pump ke settlink tank.
m. 3-way Selenoid valve.
3-way solenoid valve berfungsi untuk membuka dan menutup
kran sesuai dengan sinyal dari automatic control untuk
mensupplai air pengoperasian ke dalam purifier. (high pressure,
sealing water,low pressure).
n. Oil Heater.
Oil heater berfungsi untuk memanaskan bahan bakar yang
disupplai dari gear pump ke dalam purifier.
o. Reducing Valve.
Reducing valve berfungsi untuk mensupplai dan mereduksi
air pengoperasian tekanan tinggi untuk penutupan bowl
2. Komponen dalam purifier :
Dikutip dari cidu-blogspot (21 april 2017), Menurut instruction
manual book SJ – 20T hal 2-1, menyebutkan bahwa komponen dari
purifier adalah sebagai berikut
7
a. Disc
Disc adalah komponen dalam purifier yang berfungsi untuk
menahan aliran minyak yang akan dibersihkan secara perlahan-
lahan hingga akhirnya minyak keluar menuju ke tangki harian.

b. Bowl body
Berfungsi sebagai tempat dudukan bowl hood purifier
c. Distributor
Distributor adalah komponen dalam purifier yang berfungsi
sebagai tempat saluran masuk bahan bakar kotor yang akan
dibersihkan.
d. Gravity disc.
Gravity disc adalah sebuah cincin yang dipasang dalam
purifier untuk menghindari agar minyak dan air tidak bersatu
kembali pada saat minyak dan air keluar.
D. Prosedur Pengoperasian Dan Penghentian Purifier :
Menurut (Oh et al., 2014) Cara pengoperasian dan penghentian
purifier terdiri atas dua, yaitu :
1. Pengoperasian secara manual
Setelah memastikan sistem sudah siap untuk dioperasikan,
(pemanasan bahan bakar telah mencapai suhu yang dikehendaki ,
saluran bahan bakar yang menuju ke tangki harian telah terbuka)
maka tekan tombol “on” pada purifier. Apabila putaran bowl sudah
mencapai putaran normal dengan melihat jarum penunjukan
amperemeter (sudah normal), maka :
a. Isi air lewat corong air yang berada diatas cover, air akan masuk
lewat saluran distributor yang selanjutnya melalui lubang masuk
di kaki distributor, air akan terlempar keluar menempel di dinding
bowl. Maksud pengisian air adalah untuk membuat water seal
yang dapat menahan minyak terbuang kesaluran air.
b. Cek saluran air, apakah kelebihan air sudah mengalir keluar.
Kalau sudah keluar, ini berarti water dam ring atau water seal
telah terbentuk.
c. Bila sistem air tawar sudah bekerja dengan baik maka buka kran
8
bahan bakar untuk dialirkan ke dalam purifier.
d. Adakan pengecekan terhadap proses purifikasi, bila bahan bakar
keluar melalui pipa keluar bahan bakar maka proses pemisahan
telah berjalan normal, tetapi bila terdapat kelainan, stop purifier
dan lakukan pengecekan terhadap komponen- komponennya
yang dapat mengakibatkan proses purifikasi tidak berjalan dengan
normal.
2. Prosedur menghentikan purifier secara manual :
a. Tutup kran pemanas minyak
b. Tutup kran masuk dan keluar bahan bakar pada purifier
c. Adakan blow-up dengan menggunakan air tawar untuk proses
pembilasan
d. Tekan tombol stop pada motor untuk menghentikan
pengoperasian motor
e. Setelah motor stop, maka tutup kran pembuangan ke sludge tank.
3. Prosedur pengoperasian secara otomatis
Prosedur untuk pengoperasian purifier secara otomatis yaitu:
a. Sebelum menjalankan purifier, pastikan kran – kran terbuka penuh.
b. Jalankan pemanas minyak.
c. Tekan tombol start pada automatic control panel.
Pada saat pertama start karena beban untuk berputar agak berat
maka penunjukan jarum 10 ampere. Tetapi bila putaran motor
sudah normal maka penunjukan jarum ampere meter akan
bergerak turun hingga mencapai sekitar lima ampere.
d. Setelah putaran motor sudah normal, maka adakan pengaturan
waktu untuk proses blow – up.
e. Setelah memastikan purifier jalan dengan normal, maka adakan
pengaturan tekanan minyak masuk dan keluar dari purifier.
f. Putar switch kontrol keposisi automatic control maka purifier akan
bekerja secara otomatis untuk melakukan proses pemisahan.
4. Prosedur menghentikan purifier secara otomatis :
a. Tutup kran pemanas minyak (oil heater)
b. Tekan tombol auto stop pada panel program control.
9
c. Secara otomatis akan memblow-up sendiri dan menghentikan
pengoperasian purifier. Setelah lampu merah pada panel
menyala menandakan bahwa purifier sudah selesai dalam
pengoperasian dan aman untuk menurunkan saklarnya.
d. Tutup kran masuk dan keluar bahan bakar pada purifier
E. Faktor–faktor penyebab peluberan bahan bakar pada saat
pengoperasian Purifier
Menurut (Gongaware et al., 2004) Faktor-faktor yang
memungkinkan terjadinya peluberan bahan bakar dari dalam purifier
antara lain :
1. Pengaruh gravity disc
Kemampuan purifier untuk memisahkan bahan bakar dari air
dan kotoran (lumpur) sangat dipengaruhi oleh ukuran gravity disc.
Dalam purifier minyak yang masuk akan berputar, hal ini bertujuan
untuk mengatur cara pelemparan sehingga zat cair yang
mempunyai berat jenis lebih besar akan terlempar jauh, sedangkan
zat cair yang berat jenisnya ringan akan berada dekat dengan
sumbuh putaran. Jika berat jenis minyak bahan bakar yang masuk
ke purifier berubah–ubah maka perbandingan garis tengah
(diameter) harus di ubah. Untuk itu setiap purifier dipasang cincin
yang mana garis tengah luar dari saluran pembuangan air dapat
diubah. Dan cincin tersebut adalah gravity disc yang berfungsi
untuk menjaga agar cairan minyak dan air tidak bersatu atau
bercampur kembali pada waktu air dan bahan bakar itu keluar
2. Pemilihan gravity disc.
Gravity disc yang akan digunakan pada purifier terlebih dahulu
diadakan pemilihan yang tepat agar mengurangi terjadinya
peluberan bahan bakar. Hal ini perlu di lakukan karena perbedaan
berat jenis dari bahan bakar yang tidak sama.
3. Persediaan gravity disc
Jenis gravity disc ditentukan pada tabel di bawah ini. Hal ini
memperlihatkan perbedaan gravity disc pada diameternya dari

10
bermacam-macam garavity disc.

Tabel 2.1. Diameter Gravity Disc


Sumber (Instruction manual book Alfa Laval S815)
Untuk mendapatkan gravity disc yang cocok pada purifier yang
dipakai harus memenuhi 4(empat) macam syarat yang diperlukan
antara lain :
1) Spesifik gravity (berat jenis)
2) Viscosity (kekentalan)
3) Tabel seleksi gravity disc
4) Suhu pemanasan
4. Plug screw with nozzle
Kerusakan pada plug screw with nozzle disebabkan karena saat
pemasangan kurang diperhatikan dan apabila screw with nozzle ini
tidak berfunsi dengan baik maka purifier akan mengalami over flow
5. Putaran tidak senter
Gagalnya purifier distart kembali setelah terjadi automatic stop
disebabkan putarannya imbal (tidak senter) sehingga tidak mampu
melampaui batas kritis. Pertama kali putarannya perlahan-lahan
semakin lama putarannya semakin cepat, untuk menuju putaran
normal biasanya melalui putaran yang diiringi dengan getaran,
getaran inilah yang dinamakan putaran kritis.
Putaran purifier yang imbal (tidak senter) sulit bahkan tidak
mungkin mencapai putaran normal. Apabila putaran tidak normal,
maka daya atau tenaga untuk melempar dalam gaya sentrifugal
tidak tercapai sehingga bahan bakar dan air akan tecampur.

11
Sebab-sebab purifier putarannya tidak senter adalah :

1) Bowl disc kotor.


Pada dinding bagian dalam bowl banyak kotoran yang
menempel. Agar bowl disc tidak kotor seperti yang dianjurkan
oleh buku petunjuk pembersihan dilakukan setiap 3000 jam.
Pada saat pencucian bowl (mangkuk), bowl hood (kap mangkuk),
bowl bod (badan mangkuk), dan bowl disc (piringan mangkuk) ,
juga dipperiksa bagian–bagian lainnya, seperti :O-ring
packing atau seal ring. Bila pada bagian tersebut rusak harus
segera diganti untuk mencegah kebocoran pada purifier tersebut.
2) Ball bearing (bantalan)
Kerusakan pada ball bearing ini disebabkan oleh putaran
poros yang tidak rata (senter) atau pemanasan bahan bakar
yang terlalu tinggi. Pada saat masuk kepurifier temperatur
bahan bakar maksimum adalah 100 0c . Jika ball bearing rusak,
jalan satu-satunya adalah diganti dengan yang baru.
3) Poros purifier
Poros purifier yang bengkok di sebabkan karena terlalu lama
dipakai sehingga mengalami perubahan bentuk. Disamping itu
ujung poros bagian yang lurus permukaanya tidak rata lagi
karena termakan korosi dan aus karena gesekan. Apabila poros
sudah bengkok atau sudah aus, jalan terbaik yaitu harus diganti.
4) Drive gear.
Drive gear akan cepat rusak atau aus bila sistem pelumasan
kurang diperhatikan. Penggunaan minyak lumas yang tidak
sesuai di drive gear dapat menyebabkan gear menjadi aus dan
mempengaruhi penyaluran tenaga motor secara maksimum
sehingga putaran motor menjadi berkurang. Faktor lain yang
menyebabkan drive gear rusak yaitu dalam pemasangan kurang
hati-hati.

12
F. Peranan Operating Water Terhadap Proses Purifikasi Purifier

Menurut (“Air Purifier,” 2012) Ada tiga fase pengaliran air yaitu :
proses opening bowl, closing bowl dan sealing water. Ketiga proses ini
sangat mempengaruhi purifikasi bahan bakar pada purifier. Dimana
proses pertama yang terjadi adalah proses penutupan bowl, closing
water masuk melalui screw with hole dan menekan sliding bowl bottom
ke atas sehingga bowl tertutup. Selanjutnya sealing water masuk untuk
pembilasan dan sebagai interface.

Proses terakhir yaitu proses opening water masuk ke dalam


ruang di atas operating slide, sehingga operating slide mengalahkan
tekanan spring dan bergerak ke bawah dan menyebabkan drain valve
plug terbuka dan closing water keluar melalui drain channel. Dengan
keluarnya closing water maka sliding bowl akan bergerak ke bawah dan
bowl terbuka

Bowl merupakan wadah penampungan kotoran dan lumpur yang


berasal dari proses purifikasi minyak. Di dalam bowl terdapat
komponen-komponen seperti :

1. Disc.
Disc mempunyai fungsi utama menahan tekanan minyak. Minyak
yang merambat pada disc dengan perlahan akan naik untuk
dipompakan oleh centrifugal pump keluar melalui outlet purifier
dengan perambatan minyak akan perlahan naik maka untuk
memisahkan minyak tersebut dari kotoran menjadi lebih mudah
akibat adanya gaya sentrifugal yang terjadi di dalam bowl.
2. Pilot Valve.
Setelah proses purifikasi terjadi di dalam bowl maka air dan
kotoran yang sudah dipisahkan di dalam bowl akan dikeluarkan
menuju ke tangki lumpur. Air pengoperasian akan menekan pilot
13
valve ke dalam sehingga air yang berada di bawah main cylinder
akan keluar melalui celah yang telah dibuka oleh pilot valve sehingga
main cylinder bergerak ke bawah dan membuka sludge port untuk
mengeluarkan air dan kotoran hasil pemisahan. Pilot valve
merupakan alat yang bekerja dengan dua cara yaitu :
1) Membuka akibat adanya tekanan air pembukaan (Opening Water).
2) Menutup akibat adanya gaya sentrifugal yang membuat pilot valve
secara otomatis terdorong keluar.
G. Garis-Garis Besar Perawatan Dan Pemeriksaan
1. Bowl
Keadaan setiap bagian bowl secara umum tidak bisa ditentukan
Karena berhubungan dengan zat-zat minyak yang diperlukan dan
keadaannya ketika dioperasikan akan ditunjukkan standar ruang
lingkup perbaikan sementara dan syarat batas penggunaan benda
pengganti adalah sebagai berikut :
Lebih dari itu tidak mungkin untuk menunjukkan batasan korosi
(karat) dalam jumlah terbatas. sesungguhnya korosi sangat
dipengaruhi oleh lingkungan dan kondisi pemakaian, bila hal ini
digunakan dalam dunia maritime. Maka besarnya kondisi akan
bermacam-macam tergantung pada zat-zat dari minyak yang
diperlukan. Khususnya dalam hal bahan bakar minyak yang
diperlukan. pencampuran dengan air laut bisa saja terjadi. Sebaliknya
mempertimbangkan untuk mengetok bagian-bagian yang berkarat
dan juga perawatan pemeriksaan seharunya dilakukan hati-hati.
a Bagian yang diperiksa :
1) Korosi dapat terjadi pada daerah dimana lumpur melekat dan
berkumpul. Pembangkaran dan pembersihan lumpur yang tidak
menyatu harus dilakukan dengan baik untuk menghindari
terjadinya korosi.
2) Bagian-bagian bowl, kecuali suatu bagian yang terbuat dari baja,
tapi ini tidak perlu bila tidak akan ada korosi yang terjadi paa
bagian-bagian bowl bila kondisinya sudah keras akan terjadi

14
pelubangan. Lebih lanjut lagi ketika bowl telah dibuka pada pada
tekanan tinggi, ada kemungkinan bahwa celah yang ditemukan
dimulai terjadinya lubang akan terjadi konsekwensinya,
pemeriksaaan harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
b. Prosedur pemeriksaan :
1) Lakukan pembersihan total dan singkirkan material yang
melekat.
2) Pemeriksaan secara visual.
3) Pengujian terhadap cairan tembus
2. Disc
a. Jika karat ditemukan maka seharusnya diganti dengan
yang baru namun tetap diperhatikan sesuai dengan tingkat
karatnya.
b. Bila lebih dari bagian yang berjauhan, maka ada kotoran lain
yang melekat disisi luar piringan (jika perangkat piringan pada
bagian terendah dan keduanya didalam dan diluar) telah
terkelupas maka seharusnya diganti dengan yang baru.
c. Bagian yang retak seharusnya diganti dengan yang baru,tidak
ada pengelasan yang dilakukan untuk perbaikan.
d. Jika kunci alur telah diubah, seharusnya diperbaiki atau diganti
dengan yang baru sesuai dengan tingkat kelainan bentuknya:

1) Pada bagian yang telah berubah bentuknya sebaiknya


diperbaiki dengan bantuan pukulan batu, tapi pukulan
seharusnya tidak dilakukan dengan terlalu keras karena akan
membuat ketebalannya menjadi tipis atau seperti merusak
bentuk aslinya.
2) Pada bagian yang telah berubah yang disebabkan oleh
keretakan sebaiknya diganti dengan yang baru. Perubahan
pada kunci yang asli seharusnya diperhatikan untuk piringan
ke 4 atau ke 5 dihitung dari atas. Ini disebabkan oleh fakta bahwa
penempatan piringan dalam distributor,
a. Jika elastisitas dari susunan piringan telah mengecil, disc baru
15
(yang normalnya adalah satu disc) seharusnya ditambah.
Piringan (disc) yang telah tersusun dan hubungannya tidak
tertutup pada waktu bekerja tapi secara bertahap dihubungkan
pada waktu bekerja tapi akan secara bertahap dihubungkan
dengan cepat oleh mur bowl dan dilakukan dengan gaya
sentrifugal, sebagai hasilnya gas yang bekerja diantara bagian-
bagian disc, dan disc ini tidak akan memperburuk efisiensi
pemisahan bahkan juga akan menyebabkan ketidak-seimbangan
Sebagai penyesuaian, untuk mengganti celah ini,maka harus
ditambahkan dengan disc yang baru. Penambahan pekerjaan
setelah enam bulan dari kapal ketika dimasukkan untuk diadakan
perbaikan. Satu kali dilakukan pemeriksaan mungkin dilakukan lagi
untuk sebagai akibat dari pemindahan dari 10 keping atau lempengan
untuk beberapa sebab. Elatisitas dari susunan disc akan dijelaskan
sebagai berikut:

1) Dalam kondisi normal setelah pemasangan dalam spanner


untuk mur bowl pada mur bowl lalu dipererat lagi dengan
tangan, jumlah nilai pada mur mur akan menjadi 90 o pada sudu
yang Kira-kira 125 mm dalam dimensi yang dideflasikan pada
bagian atas kepala bowl.
2) Pada penjelasan diatas, jika deflasi dari jumlah nilai adalah
30o dalam sudut dan kurang dari 8 mm (pada tabel) dalam
dimensi, satu piringan (disc) hrus ditambahkan karena
elastiitasnya pendek.

3. Bowl Body
Menyangkut hal pokok berikut:
a. Bersihkan alur o-ring,jika alurnya kasar maka perbaiki dengan
amplas yang baik jika perbaikan tidak dapat dilakukan dengan
pengamplasan maka lebar alur mungkin juga bisa diperlebar
dengan mesin, jika alur kurang dari 0,5 mm.
b. Jika lubang lalu lalang dari air pengoperasian dan bagian
teratas serta terbawah dari ruang tekan air dilonggarkan dengan

16
scala kemudian diberihkan dengan sebersih-bersihnya.
c. Jika lumpur dilempar keatas pada tempat pemisahan lumpur
pembersihan sebaiknya dilakukan dengan sungguh-sungguh.
d. Jika ada kerusakan ditemukan pada permukaan penyekat dari
cincin penyegel utama, maka seharusnya diperbaiki dengan
satu set kikir atau batu minyak.
e. Jika ketidaknormalan membuat goncangan pada badan bowl,
dengan menurunnya dari temperatur yang tinggi atau dengan
menurunkan badan (body-nya) kemudian kita lakukan
inspeksi.
f. Inspeksi dilakukan jika terdapat beberapa bekas dari
kerusakan akibat slip yang terjadi pada penghubung
permukaan antara bowl body dan poros vertikal. jika
hubungan daerah dari kedua sisi tersebut lebih dari 2/3
seharusnya hal seperti ini dilakukan.
4. Bowl Hood
a. Mencocokkan bagian dengan mur Bowl
b. Mencocokkan bagian dengan badan Bowl
c. Memasukkan kedua bagian
d. Buat celah bagian-bagian untuk “o” ring
5. Distributor
Jika ujung bagian atas dari kunci bentuknya berubah maka
seharusnya diperbaiki aatau dikembalilkan keposisi sesuai dengan
derajat dari perubahan bentuk
6. Macam-macam “O”Ring

Menurut Jackson dan Morton (1997) “O”Ring diantaranya yang


dapatdigunakan,salahsatubagianyangbanyakdigunakanpenggunaa
nnya pun dapat berbeda, tergantung pada situasi yang bermacam-
macam seperti penggunaannya pada zat-zat yang mengandung
minyak. selang waktu pembuangan dan jumlah waktu dari
memulai dan menghentikan selfjector.Pertimbangan dari
pengoperasian dan pemeriksaan akan dilakukan sesuai dengan
17
metode berikut, tapi ketika terjadi ketidak normalan, yaitu “O”Ring
yang telah digunakan selama satu tahun seharusnya diganti,
selanjutnya dalam pemasangan“o”ring,alur“o”ring harus
dibersihkan tanpa sisa.

a. “O”Ring secara umum


Dengan pembengkokan kembali “O” Ring dengan mengguna-kan
jari, periksa apabila ada beberapa keretakan dan goresan dalam
“O”Ring, jika ditemukan ketidak normalan, tekan dengan tangan
dan apabila kembali kekeadaan semula maka sebaiknya
digunakan lagi dan bila ada ketidak normalan ditemukan lagi
maka seharusnya diganti dengan yang baru
b. “O”Ring pada Light Chamber
Terkecuali jika ada ketidak normalan seperti kebocoran pada
Sealing Water atau goresan pada “O”Ring maka tidak ada
perbaikan sehinggga harus diganti.
7. Main seal ring
Main Seal Ring, “O”Ring yang dapat digunakan di sini ialah
“O”Ring yangn sesuai dengan kondisi dari penggunaaan
(khususnya pada saat terjadi pemisahan lumpur dan material
lumpur). dengan memasang Main Seal Ring pada Bowl Hood, maka
permukaan pada Seal seharusnya dibersihkan dan diperiksa
dengan hati-hati. Pada normalnya, packing akan diformasikan
seperti pada gambar, tetapi jika “A” kurang dari 0,5 mm, hal tersebut
dapat digunakan pada bagian dalamnya,ketika bahan tembaga
dimasukkan pada permukaan Seal dan memiliki ukuran lebih dari 60
% dari permukaaan Seal pada bagian perpanjangan dari
permukaan (B) menukar atau mengganti (akan lebih baik jika tidak
mengeluarkan bahan metal yang kusut).
8. Main Cylinder
a. Periksa jika ada beberapa kerusakan pada permukaan penyegel
(dalam hubungannya dengan Main Seal Ring),dan bila ada

18
kerusakan hal tersebut akan membahayakan Main Seal Ring dan
mengakibatkan dampak kebocoran pada penyegel air dan
menjadikan pengoperasian tidak normal, sejak proses perataan
dilakukan, tapi masih ada kebocoran atau kerusakan maka dalam
hal ini harus dibuka lagi. Ambil suatu tindakan yang khusus agar
terjadinya kerusakan dapat dihindari, lakukan perbaikan dengan
menggunakan Oil Stone.
b. Bagian permukaan luncuran antara body mangkuk yang dilapisi
dengan Chrom dan sendirinya akan terjadi cacat, jika bagian yang
cacat ditemukan maka lakukan perhatian penuh yaitu secepatnya
gunakan “O”Ring yang sesuai dengan kondisi Main Cylinder.
9. Pilot Valve
a. Pemeriksaan untuk kerusakan-kerusakan pada bidang geser
diantara Pilot Valve dan Bowl Body, jika ada beberapa kerusakan
dalam artian bahwa penggunaan “O”Ring secepatnya dilakukan
agar supaya, dalam hal ini pada saat pembongkaran dan
pemasangan pada pilot valve harus hati-hati agar jangan sampai
ada goresan pada o ringnya dalam hal ini dilakukan perbaikan
menggunakan oil stone
b. Pemeriksaan permukaan penyegel (pada hubungannya dengan
dudukan katup). Dapat menyebabkan goresan pada dudukan katup
dan kebocoran pada air pengoperasian, sehingga proses
pengoperasian tidak akan mungkin menjadi normal, dalam hal ini
lakukan perawatan dengan menggunakan Oil Stone.

19
F . Perawatan dan Pengecekan Komponen Purifier

Menurut Instruction Manual Book ALVA LAVAL S815,


diuraikan durasi perawatan dan pengecekan sesuai periode masing-
masing komponen menggunakan table sebagai berikut :
Running
Name of maintanance
equipment
No
1.000(hours) 2.000 (hours) 3 mounts

1. Gasket √

2. Seal Ring √

3. O Ring √

4. Nozzel √

5. Rectangular Ring √

6. Main seal ring √

7. Bowl Disc √

8. Ball Bearing √

9. Filter √

10. Brecic Shoe √

11. Coupling Disc √

12. Main Seal Ring √

13. Disc √

20
H. Kerangka Pikir

Analisis tidak normalnya proses purifikasi


pada fuel oil purifier

Faktor yg mempengaruhhi

macetnya pilot
pemakain
valve
gravity dics
yang tidak
sesuai

pembahasan

Analisa

Kesimpulan

Saran

21
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu penelitian
Pada saat melaksanakan PRALA (praktek laut) waktu yang
dipergunakan penulis untuk melakukan penelitian terhadap terjadinya
tidak normalnya proses purifikasi fuel oil purifier di atas kapal.
2. Tempat penelitian
Adapun tempat melaksanakan PRALA (praktek laut) untuk melakukan
penelitian tentang analisis terjadinya tidak normalnya proses purifikasi fuel
oil purifier di atas kapal.

B. Defenisi oprasional Variabel


Definisi operasional variable merupakan sebuah dimensi yang
dibagikan kepada suatu variable dengan maksud untuk menspesifikasikan
kegiatan atau memperbaiki suatu operasional yang dibutuhkan untuk
menghitung variable tersebut. Sugiyono (2014).

C. Metode Pengumpulan Data


Dalam melakukan penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan cara
atau metode yang ada yaitu :
1. Metode lapangan (field Research)
Yaitu penulis melakukan pemeriksaan terhadap data-data yang
diperoleh dari hasil observasi atau pengamatan secara langsung
terhadap objek penelitian dimana penulis akan melaksanakan Praktek
Laut (PRALA) Di MT.BUENA BANDERA
2. Metode Kepustakaan (Library Research)
Yaitu dengan cara membaca dan mempelajari literatur atau buku-buku
referensi yang terkait dengan masalah yang dibahas, khususnya
landasan teori yang akan digunakan dan membahas masalah yang
diteliti ( Menurut Chandrasekhtar Bijoy, 2014)

D. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
a) Data kualitatif
Yaitu data yang di peroleh dalam bentuk Variabel berupa
informasi-informasi sekitar pembahasan baik secara lisan maupun
tulisan. DI MT.BUENA BANDERA
b) Data kuantitatif
Yaitu data yang di peroleh dalam bentuk angka-angka berasal
dari tempat penelitian yang di perlukan diolah kembali
22
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data ini merupakan data yang di peroleh secara langsung
dari mesin bantu pada kapal ‘’MT.BUENA BANDERA’’,dengan cara
di amati dan di catat penyebab terjadinya tidak normalnya proses
purifikasi fuel oil purifier di MT.BUENA BANDERA
b. Data Sekunder
Data ini merupakan data yang di peroleh dari literatur-literatur
dan artikel-artikel yang ada hubungannya dengan masalah.
Jackson, Lasli & Morton, D. Thomas (1977)

E. Metode Analisis
Metode analisis dalam penyajian penulisan skripsi ini menggunakan
metode deskriptif yaitu tulisan yang berisikan paparan dan uraian
mengenai suatu objek permasalahan yang timbul. Metode ini digunakan
untuk memaparkan secara rinci data yang diperoleh dengan tujuan untuk
memberikan informasi mengenai perencanaan terhadap masalah yang
timbul berhubungan dengan proposal skripsi ini.

F. Jadwal Penelitian
Ketika pengambilan data-data skripsi ini, membutuhkan waktu selama
penulis melakukan praktek laut (prala) di kapal MT BUENA BANDERA
selama 11 bulan 20 hari terhitung sejak 19 mei 2021 sampai 28 april 2022

23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian


MT.BUENA BANDERA adalah salah satu armada yang di miliki Lee &
Shipping Co.,Ltd. yang di buat di BUSAN, KOREA. Lee & Shipping
Co.,Ltd. bekerja dengan profesionalisme, dan kepuasan pelanggan
adalah tujuan utama kami selain penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3L) kami sangat penting.

1. Ship Particular

Ship Name MT.BUENA BANDERA


IMO Number 9883558
Flag/Call sign PANAMA / 3FIK8
Owner Global Gas Carrier S.A
Operator Lee & shipping co,. Ltd.
Port of registry/ Flag PANAMA
GRT/NRT 4235 GT / 1371 NT
Builder/year Shitanoe ShipBuilding / 2020
DWT 3998 Tons
LOA 99.90 M
LBP 94.90 M
Draft-Light 2.52 M
Summer Load 5.454 M
Makita-Mitsui-Man B&W
Main Engine 5L35MC6.1 3,000KW X 194
RPM

2. Data Spesifikasi F.O Purifier

Spesifikasi FO purifier penulis ambil datanya pada saat melakukan


penelitian di kapal MT.BUENA BANDERA yaitu :

24
Name F.O Purifier
Make Alva Laval
Tipe S815

Motor power 5.5 Kw


Frekuensi 60 Hz
Capacity 1150 L/H

3. Gambaran Umum Operasi (Instrucsion Manual Book)


a. Pemeriksaan sebelum pengoperasian
Sistem penataan pipa yang berhubungan dengan purifier harus
dapat diketahui dengan benar sebab tanpa mengetahuinya,
pengoperasian purifier tidak akan berjalan dengan lancar. Baik
pada bagian motor atau pada proses pemisahannya. Pada saat
pengoperasian harus terlebih dahulu memeriksa bagian yang
dianggap penting guna menjaga hal-hal yang dapat membuat
purifier tidak berjalan dengan normal. Adapun yang harus
diperhatikan sebelum dilakukan pengoperasian yaitu :
1) Mengecek proses pengoperasian air tawar low dan high
pressurenya, dengan membuka kran air tawar dan
memperhatikan aliran air tawar.
2) .Pastikan dan mengecek steam valve.
3) Pastikan bahwa semua valve terbuka dan tertutup seusai
dengan fungsinya.
4) Aliran air pengoperasian bertekanan rendah di suplay
dengan air yang cukup. Air bertekanan tinggi dipertahankan
pada tekanan yang telah ditetapkan.
5) Pastikan motor dapat bekerja secara normal.
b. cara menjalankan purifier
1) Menghidupkan sumber tenaga dari papan penghubung
utama yang berada pada engine control room.
2) Buka kran air tawar dari hydropon tank.

25
3) Buka kran bahan bakar yang masuk dan keluar purifier.
4) Buka kran untuk heater (pemanas).
5) Periksa semua kran harus dalam keadaan terbuka, pastikan
lubricating oil pada rumah worm gear yang dapat dilihat pada
gelas duga berada pada level normal (bila kurang segera
ditambah).
6) Periksa rem (brake) harus dalam k eadaan bebas.
7) Jalankan heater (pemanas) dengan menekan tombol on pada
control box.
8) Jalankan pompa bahan bakar.
9) Purifier siap dioperasikan dengan menekan tombol start maka
motor dan purifier mulai bekerja dalam waktu yang lebih
kurang 5 menit putaran dan purifier akan mencapai maximal
ini dapat dilihat pada penunjukan jarum ampere meter.
10) Pada saat pertama start karena beban untuk berputar agak
berat maka penunjukan ampere meter mencapai 10
ampere tetapi bila putaran telah normal maka penunjukan
ampere meter akan bergerak turun hingga mencapai sekitar 6
ampere.
11) Setelah putaran normal dan maximum maka dapat dilakukan
sludging atau blow up secara manual ataupun dengan
otomatis ini bertujuan agar sisa – sisa kotoran yang
menempel pada bowl disc dapat terbuang keluar.
12) Bila sistem pengoperasian air sudah bekerja dengan baik
maka purifier sudah siap untuk melaksanakan pemisahan
bahan bakar dengan air dan kotoran, dengan tombol on pada
panel program kontrol purifier maka purifier akan bekerja
secara otomatis untuk memisahkan bahan bakar.
c. cara menghentikan purifier
1) Tutup kran bahan bakar masuk dan purifier.
2) Matikan pemanas bahan bakar.
3) Blow up 2 – 3 kali

26
4) Tekan tombol off pada control program purifier maka secara
otomatis purifier akan melakukan sludging terlebih dahulu
untuk membuang kotoran yang tersisa di dalam bowl sebelum
purifier tersebut berhenti

B. Data Pengamatan

Adapun data yang di peroleh penulis mengenai tidak normalnya proses


purifikasi pada fuel oil purifier berkaitan dengan bahan perbandingan yang
diambil melalui penelitian sewaktu penulis melakukan penelitian praktek laut
di MT BUENA BANDERA,adalah sebagai berikut:
a. Data dalam kondisi normal

Jenis Bahan Bakar Marine Fuel Oil (MFO)


Suhu Pemisahan 98˚ C
Viscosity @50˚ 380
pressure Aliran (Inlet) 2 bar
pressure Pengisian/Feed Rate (Outlet) 2.5 bar
Separator capacity 1150 L/h

Discharge volume 1.1 liters/discahrge


Sumber: penelitian pada MT Buena bandera

b. Data kondisi abnormal


Jenis bahan bakar Marine fuel oil (MFO)
Suhu Pemisahan 70˚ C
Viscosity @50˚ 380
Pressure aliran (inlet) 1.5 bar
Pressure pengisian ( outlet ) 2 bar
Separator capacity 1085 L/H
Discharge volume 0.6 liters/discharge
Sumber: penelitian pada MT Buena bandera

c. Data kondisi setelah perbaikan


Jenis Bahan Bakar Marine fuel oil (MFO)
Suhu Pemisahan 94˚ C

27
Viscosity @50˚ 380
Pressure Aliran (Inlet) 1.8 bar
Pressure Pengisian ( Outlet ) 2.2 bar
Separator Capacity 1110 L/H
Discharge Volume 0.9 liters/discharge

d. Data hasil uji coba dan jalan normal


Jenis bahan bakar Marine fuel oil (MFO)
Suhu Pemisahan 98˚ C
Viscosity @50˚ 380
Pressure aliran (inlet) 2.1 bar
Pressure pengisian ( outlet ) 2.5 bar
Separator capacity 1150 L/H
Discharge volume 1.2 liters/discharge
Sumber: penelitian pada MT Buena bandera

C. Analisis Data Penelitian


Analisa dari keadaan normal sampai kondisi jalan normal dapat di perlihatkan:

Grafik Suhu Pemisahan Terhadap Kondisi Mesin

28
Suhu Pemisahan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
70 1 25.0 25.0 25.0
94 1 25.0 25.0 50.0
Valid
98 2 50.0 50.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Tabel Suhu Pemisahan Terhadap Kondisi Mesin

Grafik Viscosity Terhadap Kondisi Mesin

Viscosity

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid 380 4 100.0 100.0 100.0

Tabel Viscosity Terhadap Kondisi Mesin

29
Grafik Pressure Inlet Terhadap Kondisi Mesin

Pressure Inlet
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1.5 1 25.0 25.0 25.0
1.8 1 25.0 25.0 50.0

Valid 2.0 1 25.0 25.0 75.0


2.1 1 25.0 25.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Tabel Pressure Inlet Terhadap Kondisi Mesin

30
Grafik Pressure Out terhadap Kondisi Mesin

Pressure Outlet

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
2.0 1 25.0 25.0 25.0
2.2 1 25.0 25.0 50.0
Valid
2.5 2 50.0 50.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Tabel Pressure Out terhadap Kondisi Mesin

31
Grafik Discharge Volume terhadap Kondisi Mesin

Discharge Volume

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
.6 1 25.0 25.0 25.0
.9 1 25.0 25.0 50.0

Valid 1.1 1 25.0 25.0 75.0


1.2 1 25.0 25.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Tabel Discharge Volume terhadap Kondisi Mesin

32
Grafik Separator Capacity terhadap Kondisi Mesin

Separator Capacity
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1085 1 25.0 25.0 25.0
1110 1 25.0 25.0 50.0
Valid
1150 2 50.0 50.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Tabel Separator Capacity terhadap Kondisi Mesin

D. Pembahasan Hasil Penelitian


Masalah yang akan dibahas terkait tidak normalnya proses purifikasi
fuel oil purifier Alva Laval S815 dalam proses pemisahan minyak dengan
kotoran di kapal MT. BUENA BANDERA yaitu:
1. Pemakaian Gravity Disc yang Tidak Sesuai
2. Ukuran Gravity Disc
3. Jenis Gravity Disc
4. Macetnya Plot Valve

33
E. Cara Penanggulangan

Dalam pembahasan kali ini, penulis akan menjelaskan cara untuk


mengatasi permasalahan atau factor yang dapat menyebabkan tidak
normalnya proses purifikasi :
1. Pemakaian Gravity Disc Yang Tidak Sesuai
Untuk membatu proses purifikasi fuel oil yang optimal dan untuk
menghindari terjadinya peluberan pada purifier, pengantian terhadap
gravity disc harus disesuaikan dengan spesific gravity dan viscosity fuel oil
yang diberikan pada saat bunker, sehingga suhu diperoleh sesuai dengan
yang diinginkan. Pemasangan gravity disc disesuaikan dengan berat jenis
ini sangat penting dilakukan karena besar pengaruhnya dengan batas
pemisahan antara minyak dengan air. Bila ini terjadi maka hasil dari
pembersihan fuel oil tidak maksimal karena semakin besar diameter dalam
dari gravity disc semakin keluar posisi garis pemisah.
2. Pengaruh Gravity disc
Kemampuan purifier untuk memisahkan bahan bakar dari air dan
kotoran (lumpur) sangat dipengaruhi oleh ukuran gravity disc.
Dalam purifier minyak yang masuk akan berputar, hal ini bertujuan untuk
mengatur cara pelemparan sehingga zat cair yang mempunyai berat jenis
lebih besar akan terlempar jauh, sedangkan zat cair yang berat jenisnya
ringan akan berada dekat dengan sumbu putaran.
3. Pemilihan Gravity disc
Sebelum menggunakan gravity disc pada purifier terlebih dahulu
diadakan pemilihan yang tepat untuk mengurangi terjadinya peluberan
bahan bakar. Hal ini dilakukan karena perbedaan berat jenis dari bahan
bakar yang tidak sama. Untuk mengendalikan proses purifikasi yang baik
pada purifier, maka harus diperhatikan bahwa ukuran gravity disc yang
akan digunakan pada purifier harus benar-benar disesuaikan dengan
kekentalan bahan bakar yang akan dipisahkan. Apabila bahan bakar yang
akan dipisahkan sedikit kental, maka harus menggunakan gravity disc
yang berdiameter yang lebih besar. Sebaliknya, apabila bahan bakar yang
akan dipisahkan sedikit encer maka harus menggunakan gravity disc yang

34
diameternya lebih kecil. Hal ini berkaitan dengan kualitas pemisahan
ketika bahan bakar yang akan dipisahkan semakin encer maka
kemungkinan besar air serta lumpur akan ikut masuk kedalam tanki
service bersama dengan bahan bakar pada saat memilih gravity disc yang
besar. Sementara pada saat menggunakan ukuran gravity disc yang lebih
kecil dan tidak sesuai maka bahan bakar yang dipisahkan akan ikut
terbuang bersama dengan air dan lumpur.
4. Macetnya Pilot Valve
Komponen ini berfungsi untuk mengatur keluarnya aliran closing water
pada pilot valve, saat proses pembukaan bowl air pengoperasian. Proses
opening water masuk menekan pilot valve kedalam sehingga pilot valve
yang tadinya berfungsi untuk menutup ruang tekan closing water terbuka
dan mengalirkan closing water, akan tetapi dengan adanya kerak yang
menempel pada pilot valve menyebabkan terjadinya kemacetan
penutupan. Pilot valve tidak bisa menutup ruang tekan closing water
sehingga closing water mengalir keluar dan mengakibatkan kebocoran
akibatnya proses pemisahan tidak berjalan dengan baik sebab air tidak
dapat menekan main cylinder keatas.
Kerak yang menghalangi pergerakan dari pilot valve berasal dari
penggunaan air, air inilah yang mengandung zat kapur dan material
lainnya. Proses bertumpuknya kerak pada pilot valve mengakibatkan
closing water keluar karena pilot valve tidak dapat berfungsi dengan baik,
akibatnya kebocoran terjadi karena closing water tidak mampu menekan
main cylinder ke atas, hal ini mengakibatkan kurang normalnya proses
purifikasi fuel oil purifier dalam menghasilkan minyak bersih yang dapat di
gunakan untuk pembakaran mesin. Sehingga untuk kelancaran proses
pemisahan bahan bakar, maka dibutuhkan perawatan pada pilot valve itu
sendiri.
Garis besar perawatan pada pilot valve purifier alva laval S815 yang
penulis amati selama melaksanakan praktek di kapal ialah sebagai berikut:
a. Bahwa setiap overhaul purifier khususnya pada bowl purifier, pilot
valve harus selalu dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti kerak yang

35
berasal dari air tawar. Pembersihan pilot valve dapat menggunakan
sikat kawat atau kain yang telah diberi minyak solar.
b. Pada saat perakitan pilot valve, lumasi dengan oli hal ini akan
memperlancar kinerja pilot valve saat melakukan blow up.
c. Memperhatikan O-ring yang terpasang pada pilot valve, jika O-ring
melintir atau rusak segera diganti.
d. Periksa kembali pilot valve saat akan melakukan pemasangan dengan
cara menggerakan pilot valve keluar masuk hingga lancar. Macetnya
pilot valve akan berdampak buruk pada pengoperasian purifier,
khususnya pada saat proses closing water, dan juga pada saat blow
up pilot valve tidak akan kembali ke posisi yang semula.

36
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1. Ketidaksesuaian antara gravity disc dan berat jenis bahan bakar yang di
purifikasi, akan berdampak pada hasil dari proses purifikasi didalam
purifier. Seperti halnya berat jenis bahan bakar (MFO) yang dipakai di
kapal MT BUENA BANDERA adalah 0.9640, untuk dapat menyesuaikan
penggunaan antara gravity disc dan berat jenis dapat dilihat pada grafik
nomogram.
2. Temperatur bahan bakar yang akan dipurifikasi juga dapat menentukan
proses purifikasi dapat berjalan dengan baik, maksudnya adalah ketika
temperatur bahan bakar yang akan masuk ke purifier tidak mencapai suhu
yang telah di tentukan atau sebaliknya melebihi suhu yang telah
ditentukan maka akan mengakibatkan terjadinya proses purifikasi yang
tidak normal. Seperti halnya temperatur bahan bakar (MFO) pada control
valve di kapal MT BUENA BANDERA dalam waktu tertentu mengalami
penurunan temperatur diantara 890C – 880C.
3. Macetnya pilot valve akibat kerak dari kandungan air akan berdampak
buruk pada proses blow up.

B. Saran
1. Penggunaan gravity disc yang disarankan menurut grafik nomogram
pada bahan bakar yang mempunyai berat jenis 0.9640 ialah gravity disc
yang mempunyai ukuran diameter dalam ø 66 mm.
2. Setiap melakukan overhaul khususnya pada komponen bowl body dalam
hal ini pilot valve, disarankan untuk memeriksa dan membersihkan pilot
valve dari kerak dan memberi pelumas pada saat memasang pilot valve
kembali.

37
DAFTAR PUSTAKA

1. Ahn, C. H., Kim, M. G., & Choi, J. (2018). Development of automatic system to
discharge sludge in oil separator of marine engine. Journal of the Korean Society for
Precision Engineering. https://doi.org/10.7736/KSPE.2018.35.7.663
2. Jung, H.-Y., Kwon, S.-B., Choi, Y.-H., & Lee, Y.-W. (2014). Influence on centrifugal
force control in a self-driven oil purifier. Journal of the Korean Society of Marine
Engineering. https://doi.org/10.5916/jkosme.2014.38.10.1251
3. Kandemir, C., Celik, M., Akyuz, E., & Aydin, O. (2019). Application of human
reliability analysis to repair & maintenance operations on-board ships: The case
of HFO purifier overhauling. Applied Ocean Research, 88, 317–325.
https://doi.org/10.1016/j.apor.2019.04.019
4. Moriguchi, M., & Tanaka, Y. (1992). Automatic control system of sludge discharge
interval for oil purifier. JOURNAL OF THE MARINE ENGINEERING SOCIETY IN
JAPAN, 27(5), 409–414. https://doi.org/10.5988/jime1966.27.409
5. Ying, L., & Jianbo, S. (2017). Research on simulation and application of marine oil
purifier system. ICCSS 2017 - 2017 International Conference on Information,
Cybernetics, and Computational Social Systems.
https://doi.org/10.1109/ICCSS.2017.8091381
6. Handoyo, J.J., (2013)., Sistim Perawatan Permesinan Kapal. Yogyakarta: CV.
Budi
Maintenance Manual Purifier for Mitsubishi Selfjector Future Series. Kakoki Kaisha.
Usuki Shipyard, Japan
Academia Blogspot, Pengertian Viscositas,(Online).
https://www.academia.edu/7155094/PENENTUAN_VISKOSITAS_LARUTAN_NEWT
ON. Diakses Pada Tanggal 3 Mei 2019
7.Blogspot, Science Within Mariner, Purifier,(2017). (Online).
https://marineradda.blogspot.com/2017/04/purifier.html. Diakses pada tanggal 3 Mei
2019
8.Chandrasekhar, Bijoy,(2014) Purifier Gravity Disc Size Selection,(Online).

38
https://www.marinesite.info/2014/04/what-is-gravity-disc-of-purifier.html. Diakses pada
tanggal 18 April 2019
9. Jackson, Lasli & Morton, D. Thomas (1977)., Pengertian Purifier
(Online),https://www.scribd.com/document/379399174/BAB-II-1. Diakses pada
tanggal 2 April 2017
10. Jusak,J.H.,Perawatan dan Perbaikan Mesin.(Online)
https://www.scribd.com/document/379399174/BAB-II-1. Diakses pada tanggal 2 April
2017
11. Maanen, (1983).,Prinsip Kerja Purifier.(Online)
http://sudirmanbotax.blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses
pada tanggal 3 April 2017
12. Prasetyo, Andhika,(2011). Study Kasus Fuel Oil Purifier, (Online).
http://dhikaenginering.blogspot.com/2011/02/study-kasus-fo-dan-lo-purifier.html.
Diakses pada tanggal 4 April 2019
13. Sahputra,(2017). Fuel Oil dan Lub Oil Purifier,(Online).
https://sahputra1410.blogspot.com/2017/10/fuel-oil-dan-lub-oil-purifier-separator.html.
Diakses pada tanggal 7 April 2019

LAMPIRAN 1

39
GAMBAR 1

1.COVER PURIFIER
2. NOZZLE IN F.O

GAMBAR 2

1.INLET PIPE WITH PARING DISC


2.LOCK RING
3.DISC 1

4. BOWL HOOD
3

LAMPIRAN 2

GAMBAR 3

1.Gravity Disc
40
1

GAMBAR 4

1. Sliding Bowl

41

Anda mungkin juga menyukai