Anda di halaman 1dari 42

PROPOSAL KARYA ILMIAH TERAPAN

ANALISIS TERJADINYA OVERFLOW PADA FUEL


OIL PURIFIER DI ATAS KAPAL MT/MV

Disusun sebagai salah satu syarat untuk


menyelesaikan Program Pendidikan Diploma
III

DANY CATUR PRASETYO

NIT 08.20.004.1.42

PROGRAM STUDI TEKNIKA

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2022

i
PROPOSAL KARYA ILMIAH TERAPAN
ANALISIS TERJADINYA OVERFLOW PADA FUEL
OIL PURIFIER DI ATAS KAPAL MT/MV

Disusun sebagai salah satu syarat untuk


menyelesaikan Program Diploma III
Pelayaran

DANY CATUR PRASETYO

NIT 08.20.004.1.42

PROGRAM STUDI TEKNIKA

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2022

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : DANY CATUR PRASETYO


Nomor Induk Taruna : 08.20.004.1.42
Program Diklat : AHLI TEKNIKA TINGKAT III
Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

“ANALISIS TERJADINYA OVERFLOW PADA FUEL OIL


PURIFIER DI ATAS KAPAL MT/MV .“

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut,
kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide
saya sendiri.
Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA,
… … … . . . 2022

DANY CATUR PRASETYO

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan


hidayahnya saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan tepat
waktu.
Terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya yang telah mendukung
dan memfasilitasi dalam proses penyelesaian proposal Karya
Ilmiah Terapan (KIT) ini.
2. Para dosen pembimbing yang dengan penuh ketekunan dan
kesabaran membimbing saya dalam penulisan Karya Ilmiah
Terapan (KIT) ini.
3. Bapak / Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya
lingkungan progam studi Teknika Politeknik Pelayaran Surabaya
yang telah memberikan bekal ilmu sehingga saya dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan (KIT) ini.

Rekan – rekan taruna yang telah memberikan dorongan dan


semangat penulisan Karya Ilmiah Terapan (KIT) ini dapat
terselesaikan.
Akhir kata penulis berharap semoga ulasan proposal penelitian
ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis
khususnya.

Surabaya,………………….2022
Penulis

(DANY CATUR PRASETYO)


NIT.08.20.004.1.42

v
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............………………………………………………….i

PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………………........ii

PERSETUJUAN SEMINAR…………………………………………………..iii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iv

KATA PENGANTAR…………………………………………………................ v

ABSTRAK………………………………………………………………….......... vi

DAFTAR ISI………………………………………………………....................... vii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………........... x

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………... xi

BAB I PENDAHULUAN

1 Latar Belakang………………………………………......................... 1

2 Rumusan Masalah…...………………………………......................... 2

3 Batasan Masalah………………………………………………...…… 2

4 Tujuan Penelitian………………………………................................. 2

5 Manfaat Penelitian………………………........................................... 3

a. Secara Teoritis.................................................................................. 3

b. Secara Praktis................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Review Penelitian Sebelumnya................…………………..…...……4

B. Landasan Teori Penelitian.…………………………………...……….6

vi
1. Pengertian Dan Definisi Analisis..................................................... 6

2. Fungsi Analisis dalam suatu penelitian.……………........................ 6

3. Overflow...…………………………………………...….................. 7

4. Fuel oil...........……………………………….................................... 7

5. Sifat-Sifat Bahan Bakar………………............................................. 7

a. Titik Nyala.................................................................................... 7

b. Viscositas...................................................................................... 8

c. Residu Zat Arang....................................................................... 8

d. Kepekatan..................................................................................... 8

e. Kadar Belerang............................................................................. 8

f. Kadar air ....................................................................................... 9

g. Kadar Alumunium........................................................................ 9

h. Kadar Abu.................................................................................... 9

6. Purifier..……………….................................................................... 10

a. Persyaratan Sentrifugal…………………...….............................. 13

b. bahan Bakar Dalam Bowl………………...................................... 14

c. Pemisahan Bahan Bakar Dan Kotoran Serta Air ......................... 14

d. purifier.......................................................................................... 14

e. Sealing Water .............................................................................. 15

f. Bowl.............................................................................................. 15

g. Kebersihan Disc........................................................................... 15
C. Kerangka pikir penelitian.................................................................

a.Definisi oprasional...........................................................................

vii
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.....................…………………………................................27

B. Lokasi Penelitian.................……………………………..............................18

C. Jenis Dan Sumber Data………………………………….............................18

D. Pemilihan Informan………………………………………………..............21

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................37

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Transportasi laut memegang peranan penting dalam perdagangan
nasional maupun internasional. Dengan semakin berkembangnya ilmu
pengetauan serta semakin pesatnya laju pembangunan khususnya dalam bidang
pelayaran, maka pengusaha banyak yang menggunakan jasa angkutan laut
dalam usahanya untuk mendistribusikan barang tersebut karena dinilai memiliki
nilai ekonomi yang murah serta efisien. Dalam hal ini kapal sebagai alat
transportasi laut dapat mengangkut barang dalam jumlah yang besar dari suatu
pulau kepulau lain dalam suatu negara atau kenegara lain secara efisien,
sehingga arus perdagangan antar negara dapat berjalan dengan lancar.

Dalam pengoperasian kapal diperlukan bahan bakar yang tidak sedikit


jumlahnya, untuk itu digunakan jenis bahan bakar yang murah harganya agar
dapat menekan biaya operasional. Salah satu contoh jenis bahan bakar yang
dimaksud yaitu Fuel Oil ( FO), pada umumnya bahan bakar yang diterima oleh
kapal dimungkinkan masih mengandung kadar air dan sedimen, maka dari itu
sebelum digunakan untuk memenuhi kebutuhan mesin diesel/mesin induk
maupun mesin bantu terlebih dahulu harus mengalami berbagai macam proses
diantaranya pengendapan, pemanasan, penyaringan dan purifikasi. Pada kapal-
kapal yang digerakkan dengan motor diesel pemakaian bahan bakar sangatlah
kita perhatikan dan dijaga kebersihannya sebab bahan bakar yang kotor akan
berpengaruh dengan motor diesel.

Pengaruh yang mungkin terjadi karena pemakaian bahan bakar yang kotor
pada motor diesel yaitu tersumbatnya lubang-lubang pengabut (injector) pada

1
motor tersebut. Dengan tersumbatnya lubang-lubang pengabut tersebut maka
pembakaran yang terjadi pada motor diesel juga tidak sempurna sehingga
pengoperasian kapal mengalami hambatan, misalnya: jumlah putaran/daya
motor menjadi rendah.Perawatan serta pengoperasian purifier yang tidak sesuai
SOP
(Standart operasional procedure) juga bisa mengakibatkan kinerja
purifier tidak maksimal, akibatnya bahan bakar yang dihasilkan masih
mengandung kotoran dan air. Kerusakan pada pesawat purifier dapat
mengakibatkan adanya masalah yang mengakibatkan kerja motor diesel
terganggu. Sehingga sebagai masinis diharapkan mampu merawat serta
mengoperasikannya dengan baik dan benar. Dengan dilatar belakangi oleh
adanya kerusakan pada FO Purifier dan pengaruh yang ditimbulkannya selama
praktek berlayar maka penulis membuat tulisan ini dengan judul : “ANALISIS
TERJADINYA OVERFLOW PADA FUEL OIL PURIFIER DI ATAS
KAPAL MT/MV”

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam hal ini penulis merumuskan masalah yang akan di uraikan dalam hal
selanjutnya yaitu :
1. Mengapa terjadi overflow pada fuel oil purifier ?
2. Pengaruh terjadinya overflow pada fuel oil purifier ?
3. Bagaimana upaya mencegah terjadinya overflow pada fuel oil purifier ?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran yang luas


mengenai pentingnya prosedur pengoperasian, perawatan dan perbaikan pada
FO purifier secara baik dan benar. Untuk menghindari pembahasan yang
melebar dalam karya ilmiah terapan ini, maka penulis akan membatasi
ruang lingkup materi, pada overflow FO purifier, ruang lingkup tempat, dan

2
lingkup waktu, pada saat penulis melaksanakan Praktek Laut ( PRALA ).

D. Tujuan Penelitian
pada dasarnya untuk mengembangkan pikiran pengalaman serta
menyangkut berbagai masalah yang terjadi dikapal, khususnya yang
berkaitan dengan pesawat purifier. Adapun tujuan yang ingin dicapai
dari penulisan skripsi di antaranya adalah :
1. Untuk mengetahui penyebab overflow pada FO Purifier.
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengatasi overflow pada
pada FO Purifier.
3. Untuk mengetahui cara perawatan yang baik dan benar terhadap pesawat
bantu purifier.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap pesawat purifier secara tidak


langsung akan menimbulkan masalah - masalah yang berkaitan dengan pesawat
tersebut. Manfaat dari penelitian antara lain :

1. Secara teoritis
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang FO purifier. Untuk
mengetahui cara perawatan khususnya tentang perawatan komponen yang
mengakibatkan overflow pada FO purifier.
2. Secara Praktis
Sebagai bahan acuan dan pertimbangan bagi calon ahli mesin atau seorang
engineer dalam melakukan perawatan permesinan bantu yang nantinya
akan bekerja di atas kapal.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA

No Nama Topik Hasil Penelitian

1. ROSI, kotoran berlebih Dapat disimpulkan untuk mencapai


pada bowl yang kerja pesawat F.O Purifier yang
IRWANDI
menyebabkan optimal, maka dalam perawatan bowl
(2021)
overflow, serta harus sesuai dengan instruction
tidak presisinya manual book serta running hours dari
vertical dan pesawat F.O Purifier tersebut,
horizontal shaft berguna untuk menghindari kerusakan
yang maupun kesalahan pada saat
menyebabkan pembongkaran.
getaran tidak
normal pada F.O
Purifier

4
2. HEKSA, overflow pada fo Faktor penyebab pilot valve tidak
purifier yang bekerja dengan normal karena
VEBRIA (201
berakibat kesalahan pemasangan disc sesuai
7)
terhadap diameter mempengaruhi purifikasi
kurangnya bahan bakar,dengan pengecekan rutin
supplay bahan sesuai jam kerja dan melakukan
bakar ke mesin perawatan dan perbaikan sesuai
induk manual book.

Sumber : data diolah (2022)

5
B. LANDASAN TEORI

1. Pengertian dan Definisi dari Analisis


Menurut Luhukay .J (2013;14) menyebutkan pengertian analis
sebagai sebuah proses menguraikan sebuah pokok masalah atas berbagai
bagaiannya. Penelahan juga di lakukan pada bagian tersebut dan hubungan
antar bagian guna mendapatkan pemahaman yang benar serta pemahaman
masalah secara menyeluruh.

Pengertian analisis juga dimaknai sebagai sebuah tindakan penilaian


mengenai kondisi dari yang memiliki alasan tertentu sehingga
memunculkan kemungkinan mengenai beberapa perbedaan yang
muncul. Definisi ini di kemukakan oleh Syahrul dan Mohammad Afdi
Nizar. Pengertian ini hampir serupa dengan pengertian analisis yang di
sebutkan dalam kamus akutansi Indonesia.

2. Fungsi analisis dalam suatu penelitian

Dalam sebuah proses penelitian, antara kegiatan analisa


memiliki keterkaitan erat dengan proses pengolahan data menggunakan
metode statistik. Hal ini terkait dengan fungsi statistik yang akan
menyajikan sebuah data yang di dapat dari proses penelitian untuk
kemudian diolah menjadi kesimpulan penelitian tersebut.

Dalam proses penelitian, analisa merupakan tahap akhir


sebelum penarikan kesimpulan dilakukan proses pencarian serta
pembatasan masalah. Selanjutnya, dilakukanlah proses penarikan
hipotesa awal hipotesa berfungsi sebagai praduga awal sebelum proses
penelitian dilakukan.

Dengan demikian, nantinya penelitian tersebut akan


membuktikan apakah hasil praduga yang tertuang dalam hipotesa
tersebut sesuai atau tidak. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah
hasil penelitian menyebabkan hipotesa ditolak atau sebaliknya, hasil
penelitian sesuai dengan hipotesa yang sudah di buat pada awal

6
penelitian.

Setelah proses pembuatan hipotesa ini selesai, barulah


membahas mengenai landasan teori dalam penelitian tersebut. Hal ini di
maksudkan agar pada nantinya, penelitian yang dilakukan memiliki
landasan ilmiah yang cukup kuat sehingga bisa di pertanggung
jawabkan. Selain itu, dengan adanya landasan teori dari para ahli yang
sudah ada sebelumnya menjadi pedoman agar penelitian yang dilakukan
tetap pada batasan yang diinginkan dan tidak melebar jauh dari topik
bahasan.

Gambar 2.1 overflow pada fuel oil purifier.

Sumber : FUEL OIL PURIFIER DI MT. OLYMPUS 1 (2019)

3. Overflow
overflow adalah dimana terjadinya ketidaknormalan dalam proses
purifikasi yang mengakibatkan terbuangnya bahan bakar kedalam slud tank
akibat membran reducing valve pada supply air tawar tekanan tinggi
sehingga air tidak dapat tersupply ke dalam purifier untuk proses
pembukaan bowl dan mengakibatkan minyak terbuang ke sludgetank
melalui celah yang tidak tertutup antara bowl body dan main cylinder. Oleh
sebab itu, perawatan secara rutin berdasarkan dengan jam kerja terhadap
komponen purifier sesuai dengan buku petunjuknya merupakan langkah
yang tepat untuk menjaga keawetan pada purifier dan juga untuk
meningkatkan kinerja dari purifier tersebut.

7
4. Sistem instalasi pipa bahan bakar

Gambar 2.2 sistem instalasi pipa bahan bakar


Sumber : Inameq 2021

a. Instalasi pipa Bahan Bakar/Fuel Oil digunakan untuk mengalirkan


kebutuhan bahan bakar dari tanki bahan bakar ke sistim di
permesinan dan dari luar ke dalam kapal pada saat pengisian Bahan
Bakar. Pengaliran bahan bakar menggunakan sarana pompa, dapat
berupa pompa Bahan bakar atau pompa transfer bahan bakar,
pompa ini disebut Pompa bahan bakar/Fuel Oil pump and Fuel Oil
Transfer pump. Selanjutnya dari pompa pengaturan aliran bahan
bakar juga dikontrol dengan menggunakan sistim katub/valve.

b. Pompa Bahan Bakar pada umumnya menggunakan jenis pompa


rotary disesuaikan dengan kebutuhannya dan dilengkapi sistim
penyaringan/filter, selain menggunakan pompa bahan bakar utama,
untuk kepentingan darurat sistim instalasi juga dilengkapi dengan
pompa tangan bahan bakar jenis rotari/FO Rotary Hand pump.
Sehingga bahan bakar dapat dipompa yang mengalirdari tanki
bahan bakar ke Mesin Induk/Bantu/Main Engine/Aux.Engine
sesuai kebutuhan. Untuk Mesin Induk ukuran tertentu pada
umumnya dilengkapi dengan pompa bahan bakar yang menyatu

8
dengan mesin/Attached Fuel Oil pump sehingga aliran bahan bakar
diambil dari tanki bahan bakar/ tangki harian bahan bakar
menggunakan pompa tersebut. Pompa Transferbahan bakar/FO
Transfer pump hanya berfungsi memindah kan bahan bakar dari
tanki utama ke tanki Harian/FO Daily Tank.

c. Untuk pengisian Bahan bakar masuk kedalam kapal dengan


melalui sistim pengisian melewati instalasi pipa pengisian Bahan
Bakar dan masuk kedalam tanki Bahan Bakar/Fuel Oil tank , pipa
pengisian bahan bakar umumnya terletak digeladak utama dan pipa
pengisian menembus bagian pelat geladak kapal dan masuk ke
Tanki bahan bakar dikenal dengan nama Bunker Station. Pipa-pipa
tersebut dilengkapi dengan katub/valve yang terbuat dari bahan
pipa baja atau pipa stainless steel.

d. Pengaturan kebutuhan bahan bakar diatur dengan menggunakan


manifold dan beberapa katub untuk penyalurannya sesuai jumlah
tanki dan jumlah mesin yang dapat dikontrol di kamar mesin (lihat
diagram pipa isometri terlampir).

e. Untuk pipa bahan bakar yang keluar dari tangki harian dan
mengalir menuju mesin harus dilengkapi dengan katup dengan
sitim penutup otomatis dengan pegas dan dapat dioperasikan secara
cepat/Quick closing valve.

5. Marine Fuel Oil


Marine Fuel Oil adalah jenis bahan bakar yang didapat dan diolah
dari residu penyulingan minyak bakar. Marine Fuel Oil atau dapat dikenal
juga sebagai minyak bakar bertekstur kental dan berwarna hitam pekat.
Lebih kental dan lebih gelap dari diesel. Oleh sebab itu, selain dikenal
sebagai minyak bakar, Marine Fuel Oil (MFO) juga dikenal sebagai
minyak hitam. Marine Fuel Oil pada dasarnya digunakan sebagai bahan
bakar pada mesin di industri-industri berat. Sebagai salah satu contohnya
adalah Marine Fuel Oil digunakan dalam PLTU.

9
Dalam beberapa penelitian, para peneliti sepakat dengan
argumentasi bahwa Marine Fuel Oil (MFO) merupakan bahan bakar yang
lebih irit daripada diesel. Dengan menggunakan MFO sebagai bahan bakar
kapal laut, maka dapat diperkirakan kita dapat menghemat sebesar 40%
biaya penggunaan bahan bakar diesel atau solar. Lebih lanjut, faktor hemat
secara biaya ini juga didapat dari data harga MFO yang memang lebih
murah dibandingkan dengan diesel atau solar.

Gambar 2.3 sifat sifat MFO

Sumber : Megah anugrah energy 2022

Harga MFO dengan diesel memiliki selisih sekitar Rp. 1400,- per
kilogram nya. Dalam pasar internasional, harga MFO berkisar antara 448
dolar Amerika Serikat (AS) per metrik ton untuk jenis residu IFO 380.
Sedangkan harga 454 dolar AS/metrik ton untuk IFO 180. Sebagai
tambahan perbandingan, harga Bahan Bakar diesel sebagai bahan bakar
utama kapal di pasaran internasional mencapai harga 611 dolar AS per
metrik ton. Di Indonesia sendiri penggunaan MFO masih belum digunakan
secara optimal.

Setelah memahami sekilas info tentang MFO, mari menilik


beberapa sifat yang harus dimiliki oleh bahan bakar MFO dengan kualitas
baik. Ketika pengolahan MFO tidak mewujudkan sifat-sifat dibawah ini,

10
berarti dapat disimpulkan MFO tersebut bukan merupakan MFO yang baik
untuk digunakan untuk bahan bakar. Berikut sifat-sifat utama yang harus
dimiliki oleh MFO dengan kualitas yang baik:

a. Stabilitas
MFO dengan kualitas baik harus mempunyai kestabilan density
atau kestabilan kepadatan unsur-unsur kimia didalamnya. Untuk menguji
hal ini MFO harus harus diuji dalam 15 derajat ASTMD 1298. Pengujian
ini dilakukan untuk benar memastikan bahwa tidak ada senyawa lain
yang tercampur dalam MFO.

Memastikan bahwa MFO yang dihasilkan benar merupakan


senyawa-senyawa homogen. MFO harus dipastikan Homogen untuk
menghindari segala kemungkinan penggumpalan ketika dalam proses
pembakaran. Ketika terjadi penggumpalan maka tentu saja, akan
merusak kinerja dari MFO.

b. Kekentalan
Selain kestabilan unsur kimiawi, MFO dengan kualitas bagus
harus memiliki sifat kekentalan tertentu. Untuk mengukur sifat
kekentalan pada MFO, dilakukan uji viscosity kinematic pada suhu
50 derajat celcius berdasarkan ASTM D 445 dan pengujian pour point
berdasarkan ASTM D 97. MFO yang baik harus memiliki sifat kental
namun tidak terlalu kental agar MFO tetap mudah dialirkan menuju
tempat pembakaran.

11
c. Korosifitas
Pengujian korosifitas dilakukan pada MFO dengan melakukan
pengujian kandungan sulfur berdasarkan ASTM D1552. Hal ini
berkaitan dengan tingkat perubahan kandungan sulfur yang nantinya
berubah menjadi oksida dan tercampur dengan air ketika dalam
pembakaran.

d. Kebersihan
Ketika dalam proses pengolahanya, harus dipastikan bahwa segala
alat yang digunakan dalam kondisi yang bersih. MFO tidak disarankan
untuk tercampur atau terkontaminasi dengan zat lain. Karena tentu saja
hal ini dapat mempengaruhi kinerja MFO. Sebagai contoh, ketika MFO
tercampur dengan arang atau berbagai sedimen, dapat dipastikan akan
terjadi pergerakan pada nozzle burner. Selain itu, ketika MFO
terkontaminasi dengan air, maka hal ini juga dapat mempengaruhi
kinerja dari MFO sebagai bahan bakar yang seharusnya homogen.

e. Jenis MFO 180


Marine Fuel Oil (MFO180) atau High Sulphur Fuel Oil
(HSFO180) atau biasa juga disebut minyak bakar adalah bahan bakar
mesin diesel putaran rendah <300 rpm yang memiliki kekentalan
hingga maks. 180 cSt dan kadar Sulfur tinggi hingga maks. 3.5% v/v.
MFO180 digunakan pada mesin pembakaran dalam dan mesin
pembakaran luar seperti pada industri dan pembangkit listrik.
Spesifikasi MFO180 sesuai dengan surat keputusan Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi No. 14496.K/14/DJM/2008.

f. Jenis MFO 380


Marine Fuel Oil (MFO380) atau High Sulphur Fuel Oil
(HSFO380) atau biasa juga disebut minyak bakar adalah bahan bakar
mesin diesel putaran rendah <300 rpm yang memiliki kekentalan
hingga maks. 380 cSt dan kadar Sulfur tinggi hingga maks. 4% v/v.
MFO380 digunakan pada mesin utama perkapalan maupun industri.

12
Spesifikasi MFO380 sesuai dengan surat keputusan Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi No. 14496.K/14/DJM/2008.

6. FUEL OIL
Taylor (2007:113) Bahan bakar minyak memiliki berbagai
properti yang menentukan kinerja mesin dan dikutip dalam spesifikasi. Berat
jenis atau kerapatan relatif adalah berat volume bahan bakar yang diberikan
dibandingkan dengan berat yang sama. Volume air dinyatakan sebagai rasio,
dan diukur pada suhu tetap. Viskositas adalah hambatan mengalir. Oleh
karena itu, bahan bakar yang sangat kental membutuhkan pemanasan agar
bahan bakar tersebut lebih encer sehingga bahan bakar akan dapat dengan
mudah mengalir. Pengukuran viskositas adalah dengan redwood, saybolt atau
aliran waktu instrumen penggerak untuk volume bahan bakar tertentu.

7. SIFAT - SIFAT BAHAN BAKAR


a. Titik Nyala
Merupakan suhu terendah dalam oC yang mengakibatkan suatu
campuran bahan bakar dan udara dalam sebuah bejana tertutup menyala
dengan sebuah nyala api. Titik nyala ditentukan dengan sebuah pesawat
dari Pensky Mertens (PM), dengan mangkuk tertutup, dan sangat
penting sekali dalam persyaratan undang - undang yang menjamin
perawatan aman dari bahan bakar di atas kapal.

b. Viscositas
Hal ini merupakan satu ukuran untuk kekentalan bahan bakar
yang ditentukan dengan cara sejumlah bahan bakar tertentu dialirkan
melalui sebuah lubang yang telah dikaliberasi dan menghitung waktu
mengalir bahan bakar tersebut. Satuan viscositas adalah centistoke (cst).
Hingga akhir - akhir ini viscositas dari bahan bakar sering dinyatakan
dalam centistoke pada 50oC pada spesifikasi terbaru disarankan pada
40oC, bahan bakar residu pada 80oC suhu – suhu tersebut lebih sesuai
dengan suhu kerja.

13
c. residu zat arang
hal ini merupakan ukuran untuk pembentukan endapan zat arang
pada pembakaran suatu bahan bakar dan sangat penting dalam rangka
pengotoran dari tiap pengabut,pegas torak dan alur pegas torak,torak
katup gas buang dan turbin gas buang,residu zat arang dalam sebuah bak
kecil dan bahan bakar dipanasi.Zat C – H akan menguap kluar sedangkan
yang berat akan diuraikan pada suhu yang tinggi mudah terurai.

d. Kepekatan
Kepekatan pada bahan bakar diartikan dengan perbandingan
antara massa dari suatu volume yang sama. Kepekatan merupakan sebuah
angka tanda dimensi, dan sangat penting sekali dalam rangka ruangan
simpan yang dibutuhkan, dan untuk pembersihan dengan bantuan
separator sentrifugal adalah cara yang paling utama agar bahan bakar
memiliki kualitas baik, kepekatan dari bahan bakar dinyatakan pada suhu

15oC.
e. Kadar belerang
Sebagian besar dari bahan bakar cair mengandung belerang
yang sebagai molekul terikat pada zat C - H sehingga tidak dapat
dipisahkan. Kadar belerang sangat penting mengingat timbulnya korosi
pada suhu rendah dari bagian motor karena pendinginan dari gas
pembakaran.
f. Kadar air

Hal ini sangat penting dalam hubungan dengan energi


spesifik atau nilai opak suatu bahan bakar. Air dapat mengakibatkan
permasalahan pada pembakaran mesin nantinya sehingga kinerja dari
mesin akan mengalami gangguan,akan mempengaruhi proses
pembersihan dapat mengakibatkan korosi.

g. Kadar alumunium

Bila dalam bahan bakar tersebut terdapat alumunium, maka hal

14
tersebut akan terjadi dalam bentuk halus dan sangat keras dari silikat
alumunium yang digunakan sebagai katalisator pada saat proses
penghancuran secara katalis sewaktu rafinasi dari minyak bumi. Bila
alumunium tersebut tetap berada didalam bahan bakar, dan tidak
dilakukan upaya untuk meminimalizirnya maka lama- kelamaan akan
mengakibatkan kerusakan berat akibat keauasan dalam pompa bahan
bakar, pengabut, pegas torak, dan silinder. Dengan zat sentrifuse yang
sungguh – sungguh dapat dikeluarkan dari bahan bakar.

h. Kadar abu
Hal ini menunjukkan kadar material anorganis dalam bahan
bakar. Material tersebut mungkin sudah ada dalam minyak bumi
kasar, akan tetapi dapat juga terbawa sewaktu transportasi dan
rafinasi. Pada umumnya berbentuk oksida metal misalnya dari
nikel, vanadium, alumunium, natrium, besi. Kadar material anorganis
tersebut jika dibiarkan jumlahnya cukup besar, maka lama kelamaan
dapat mengakibatkan keausan dan korosi.

8. PURIFIER

Charnews (2007:67) Purifier adalah pesawat bantu yang


berfungsi untuk memisahkan minyak, air dan kotoran dengan menggunakan
gaya sentrifugal yang bekerja berdasarkan perbedaan berat jenis dan
minyak, air dan kotoran, sehingga zat yang mempunyai berat jenis lebih
besar akan terlempar keluar terlebih dahulu.
Pesawat purifier bekerja berdasarkan gaya sentrifugal dalam rotasi
mangkok yang sangat cepat, gaya gravitasi akan diganti dengan gaya
sentrifugal yang menjadi ribuan kali lebih besar dimana maksut dari
peningkatan ribuan kali lebih besar adalah pada bagian bowl purifier ini
bekerja karena perbedaan berat jenis yang terjadi antara minyak,
air dan lumpur maka lumpur yang berat jenisnya lebih besar
akan terlempar lebih jauh ketimbang air dan minyak karena gaya
sentrifugal oleh sebab itu peningkatan lebih besar yang dimaksud yaitu

15
perbandingan antara gaya gravitasi dan gaya sentrifugal dimana gaya
sentrifugal di sini dimaksudkan menigkatkan gaya sentrifugal itu sendiri
bisa lebih sempurna untuk pemisahan minyak, air dan lumpur.
Pesawat separator ini sangat penting, karena banyaknya proses
yang ditempuh oleh bakan bakar itu sendiri mulai dari tangki penyimpanan
didarat atau pemindahan minyak dari tangki yamg mengalir melalui pipa
saluran yang dapat mempengaruhi (membawa) kotoran yang berbentuk
lumpur,air,partikel kecil (pasir) serta benda asing lainya yang mengalir ikut
bersama minyak tersebut.
Cairan mengalir dan dibagi sesuai dengan jarak antara mangkok
dimana fase liquid atau cairan dipisahkan satu sama lain oleh aksi gaya
sentrifugal, akibat gaya sentrifugal cairan yang berat (lumpur, air dan
sedimen) akan terlempar lebih jauh dari titik pusatnya karena berat jenisnya
lebih besar dan menuju ke bawah tempat sedimen berkumpul. Sedangkan
minyak yang telah dibersihkan akan mengalir ke atas dibagian atas plat yang
berbentuk kerucut ( bowl ), sedangkan air dan kotoran lainnya seperti
lumpur, pasir dan sedimen mengalir ke atas menuju saluran.

Kapal yang mesin induk hanya menggunakan bahan bakar diesel


oil (MFO) biasanya menggunakan heater, sehingga bahan bakar yang
masuk ke pesawat separator sudah cair, dengan demikian pemisahan yang
dilakukan di dalam alat pemisah akan dapat terproses dengan baik serta
endapan-endapan dan kadar air dapat dipisahkan dari bahan bakar dengan
sempurna.Pada bahan bakar MFO suhu yang digunakan pada proses
purifikasi yaitu sekitar 600C - 800C. Semakin tinggi suhu pada bahan bakar
maka akan viscositas dari bahan bakar tersebut akan naik,maka bahan bakar
tersebut encer. Adapun proses kerja dari pesawat purifier ini berdasarkan
cara pemisahan sentrifugal dalam rotasi mangkok yang cepat, di samping
dengan cara pemisahan sentrifugal ada yang menggunakan sistem
mengendap dalam tangki pengendap.
yaitu memisahkan kotoran dan air dari minyak dengan
memakai perbedaan specific gravity antara minyak, air dan kotoran, tetapi
dengan cara sentrifugal lebih cepat dan dapat memisahkan dengan baik

16
karena dengan mengggunakan pemisahan berdasarkan besarnya massa jenis
dari masing-masing zat. Adapun untuk lebih jelasnya dapat kita ketahui
dengan rumus beserta gambar mangkok yang akan menjelaskan gaya
sentrifugal di bawah ini.
Apabila pada purifier yang Belum mengunakan peningkatan
gaya sentrifugal dan masih mengunakan gaya gravitasi terhadap campuran
yang berbeda berat jenisnya atau dapat dinyatakan dengan rumus:

𝑚.𝑣2 dimana 𝑣 = 2. 𝜋. 𝑟. 𝑛
C=
𝑟

𝑚 :
massa (𝑘𝑔) 𝑛 : 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

𝑣 : kecepatan ( 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 )
𝑠𝑒𝑐𝑜𝑛𝑑

𝑟 : jarak zat ke poros (𝑚).


Jadi, apabila sebuah bejana yang berisikan air, kotoran-kotoran
dan minyak-minyak diputarkan, maka proses yang terjadi di dalam purifier
adalah muncunculnya sebuah gaya sentrifugal yang bekerja pada masing-
masing zat terpemisahan antara air,minyak dan kotoranya.
Dengan cara demikian, maka pemisahan antara air, minyak dan
kotoran-kotorannya dapat dipercepat, sedangkan minyaknya sendiri dapat
dialirkan dan ditampung secara terus-menerus. Pemasukan minyak
diselenggarakan di bagian tengah-tengah bejana dan terbentuk suatu bidang
pembatasan x – x antara air dan minyaknya.

Berat jenis air x 𝐻1 = berat jenis minyak x 𝐻2

17
Gambar 2.4 Disc / Mangkokan

Sumber : Pada 2018 Huading Separator

Pada gambar di atas dapat dianalisa bahwa mangkuk tersebut


mempunyai dua saluran keluar, proses aliran cairan melalui pusat dan keluar
dibawah Distributor. Cairan mengalir dan dibagi sesuai dengan jarak antara
mangkuk dimana fase liquid atau cairan dipisahkan satu sama lain oleh
aksi gaya sentrifugal. Akibat gaya sentrifugal, cairan yang berat (lumpur,
air dan sedimen padat) akan terlempar lebih jauh dari titik pusatnya,
karena berat jenisnya lebih besar dan menuju ke bawah tempat sidemen
berkumpul.
kemudian minyak bersih tersebut akan mengalir di bagian atas
plat yang berbentuk kerucut selanjutnya minyak tersebut akan terdorong
naik menuju saluran keluar minyak bersih, sedangkan air dan kotoran
lainnya mengalir ke atas menuju saluran keluar yang letaknya di bawah
saluran keluaran minyak bersih. Dengan cara pemisahan tersebut, maka tidak
akan lagi terjadi percampuran antara minyak dengan air dan kotoran -
kotoran.
Pada penjelasan di atas dapat diketahui bahwa fungsi dari pesawat

18
purifier adalah untuk memisahkan antara cairan bahan bakar dari kotoran
dan air. Sehingga didapatkan minyak yang bersih dan dapat dipergunakan
dengan baik untuk pengoperasian mesin induk. Proses purifikasi bahan bakar
yang sempurna dari sedimen padat dan kadar air yang ada di dalam bahan
bakar, harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang tersebut di bawah ini,
yaitu. :

a. persyaratan sentrifugal
untuk dapat memberikan percepatan sentrifugal adalah dengan
memperbesar garis tengah dari bowl dan juga dapat menambah kecepatan
sudutnya dari jumplah putaran,tetapi semua ini ada batas-batasnya,karena
ada tekanan bahan bakar yang timbul dalam dinding sentrifugal yang
berputar pada keceptan yang tinggi upaya ini dilakukan guna untuk
meminimalisir ketidak normalan dan menjaga hal – hal yang tidak
diinginkan.

b. bahan bakar dalam bowl


Bahan bakar yang masuk kedalam bowl diusahakan sudah sesuai
dengan temperature yang telah ditetapkan dimanual book, ketika bahan
bakar yang masuk memiliki temperature yang tidak sesuai atau terlalu
rendah akan menyebabkan beban berat pada putaran purifier, sehingga
beban pada motor menjadi berat dan menyebabkan trip pada motor. Oleh
karena itu mengusahakan agar cairan bahan bakar yang masuk
kedalam alat pemisah tidak melebihi beban yang terlalu berat,
sehingga dengan demikian proses pemisahan cairan akan berjalan lebih
sempurna.

c. pemisahan bahan bakar dan kotoran serta air.


Untuk memenuhi syarat yang ketiga cairan dibagi - bagi dengan
menggunakan plat – plat yang berbentuk kerucut yang disebut disc bowl.
Alat ini berjumlah banyak dan tersusun, masing - masing plat terdapat
clearance yang tipis serta rata, sehingga dengan berputarnya purifier dan

19
dengan perbedaan berat massa jenis zat antara bahan bakar,air serta kotoran
maka kotoran - kotoran akan menempel pada plat disc bowl tersebut.

d. purifier
Berputarnya purifier dengan lancar dan terdengar sangat
halus akan terasa pada bearing atau spiral gear. Ini juga berpengaruh bila
dihubungkan dengan motor penggerak gear, dan bila purifier tidak
berputar dengan lancar dimungkinkan bearing mengalami kekocakan,
hal ini diakibatkan karena dudukan bearing membesar maka spindle
tampak bergeser atau tidak center bila bergerak.
Disamping terdengar suara yang bising dan kasar, getaran
ini juga dapat menimbulkan kerusakan pada komponen yang lainnya,
hal ini dapat dilihat pada ampere meter yang terlihat tampak bergerak
tidak normal akibat beban yang terlalu berat.

e. sealing water
pengoperasian purifier, water sealing harus di masukkan dalam
drum assembly saat purifier beroperasi pertama kali berguna untuk
mengangkut keluar serta membersihkan dari sisa kotoran yang masih
berada dalam disc bowl yang diakibatkan oleh banyaknya bahan bakar
kotor yang masuk dalam purifier, jika disc bowl kotor proses purifikasi
kurang optimal, oleh karena itu disc bowl selalu dijaga dalam keadaan
bersih dari kotoran agar proses purifikasi berjalan lebih sempurna.

f. bowl
pada bowl kadang-kadang tidak berputar dengan normal dan suara
terdengar sangat kasar atau tidak halus.ketidak normalan dari putaran bowl
tersebut dapat disebabkan oleh rem atau brake masuk (menekan poros
horizontal motor),yang mengakibatkan bowl akan sulit berputar,sehinga
beban motor akan bertambah atau ampere naik,dengan naiknya beban dan
ampere pada motor secara tidak normal dan melebihi batas maksimal,
maka MCB (Magnetic Contactor Breaker) pada saklar akan jatuh. Untuk

20
itu agar purifier dapat berjalan dengan normal perlu diadakan pengecekan
ulang pada setiap bagian purifier sebelum menjalankan.

g. kebersihan disc
Akibat dari gaya sentrifugal pada proses purifikasi, lumpur dan
sedimen padat yang berat jenisnya lebih besar dari pada berat jenisnya
bahan bakar akan keluar, dan bahan bakar bersih mengalir ke bagian
dalam disc menuju ke saluran keluar minyak bersih. Kotoran akan
tertampung pada dinding bowl bagian dalam dan sebagian pada sela disc,
pada saat blowing tidak seluruh kotoran tersebut dapat bersih sempurna,
sehingga masih ada sisa endapan kotoran yang menempel pada dinding
bowl bagian dalam dan sela disc, untuk itu perlu dilakukan pembersihan
secara manual pada bagian tersebut, sehingga proses purifikasi dapat
berjalan sempurna.

21
7. KERANGKA PENELITIAN
Dalam hal ini penulis akan memaparkan beberapa kerangka pikiran secara
kronologis dalam menjawab atau menyelesaikan pokok permasalahan yang
telah dibuat, adalah sebagai berikut :
Tabel kerangka pikir:

Penelitian

Perumusan masalah

Tujuan Penelitian

Jenis Penelitian

Pengumpulan Data
Utama Data Sekunder:
Data Primer:
1. Observasi 1.Faktor yang
Pengolahan Data menyebabkan
2. Wawancara terjadinya overflow
3. Dokumentasi pada FO purifier

Analisis Data 2. Pengaruh


terjadinya overflow
pada FO purifier

3. Upaya yang
Usulan Pemecahan
dilakuakan untuk
Masalah
memperbaiki overflow
pada FO purifier

Kesimpulan dan Saran

22
1. Definisi Operasional

Menurut manual book untuk memudahkan pemahaman dalam


menggunakan istilah – istilah yang berhubungan dengan pesawat
purifier, dapat dijelaskan:

a. Purifier adalah suatu pesawat yang berfungsi untuk memisahkan


kotoran dan air dalam minyak lumas berdasarkan gaya sentrifugal.
b. Purifier operation adalah pengoperasian pemisahan menjadi tiga
fase yaitu pemisahan kandungan minyak, air dan zat padat.
c. Spesific gravity adalah massa air persatuan volume dibanding
dengan massa pada volume yang sama, nilainya berubah sesuai
dengan temperaturnya.
d. Viscosity (kekentalan) adalah ukuran dari perlawanan suatu
minyak/fluida untuk mengatur gaya perlawanan cairan terhadap
arah aliran. Satuan Cst (centistokes) = 0,01 cm2/detik.
e. Density adalah massa persatuan volume dalam kg/m3 pada suhu
15oC
f. Feed liquid adalah minyak yang belum dibersihkan dalam purifier.

g. Heavy liquid adalah kandungan air dan kandungan berat yang


terpisah dari minyak.
h. Light liquid adalah minyak hasil purifikasi.

i. Sludge adalah zat padat yang terkumpul didalam bowl

j. Bowl adalah tempat dimana minyak dan kotoran dipisahkan.

k. Interface adalah lapisan batas antara fase berat (air) dan fase ringan
(minyak) dalam mangkuk pemisah.
l. Gravity disc berfungsi untuk memisahkan zat cair yang berlainan
berat jenisnya pada minyak lumas sesuai spesifik gravity yang telah

23
ditentukan.
m. Bowl disc piringan-piringan yang berfungsi sebagai pemisah minyak,
air dan kotoran menurut struktur dan susunan dari mangkuk
tersebut.
n. Screw with Hole pada Bowl body berfungsi untuk mengalirkan
closing water/air penutup pada bowl body sehingga sliding bowl
bottom terdorong atau terangkat.
o. Sliding bowl bottom berfungsi untuk membuka kemudian membuang
kotoran-kotoran yang ada didalam bowl lewat sludge port.
p. Sludge space adalah tempat dimana kotoran-kotoran terkumpul

q. Oprating slide berfungsi sebagai tempat dudukan spring dan drain,


valve plug yang terletak dibawah bowl disc.
r. Sludge port berfungsi untuk membuang kotoran-kotoran
melalui lubang pembuangan melalui sludge tank.
s. Drain pluge valve berfungsi untuk membuka dan menutup drain
channel.
t. Distributor berfungsi untuk membagi minyak ke tiap-tiap bowl disc
melalui lubang – lubang distributor
u. Oil paring chamber berfungsi untuk memompa minyak lumas yang naik
melalui level ring dan keluar ke pipa outlet.
v. Water paring chamber berfungsi untuk memompa air yang naik
melalui pinggir top disc keluar ke sludge tank.
w. Gear pump berfungsi ganda yaitu untuk menghisap dan menekan minyak
lumas yang sudah dipurifikasikan dimasukkan service tank.
x. Bowl body sebagai wadah penampung kotoran lumpur yang berasal dari
proses pemisahan minyak lumas.
y. Bowl hood berfungsi untuk memisahkan zat cair yang berlainan berat
jenisnya pada minyak lumas sesuai spesifik gravity yang telah ditentukan.
z. Shaft ada dua buah yaitu horizontal shaft dan vertical
shaft.

24
BAB III
METODE PENELITIAN

A. PENDEKATAN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena peneliti ingin
melakukan penelitian secara mendalam melalui pencarian data
kepada subjek penelitian sehingga akhirnya peneliti dapat
menggambarkan keadaan dengan jelas mengenai overflow FO
Purifier. Dengan pendekatan metode deskriptif kualitatif peneliti
akan memberi gambaran mengenai overflow pada FO Purifier di
kapal. Dalam penelitian ini metode yang biasa dimanfaatkan adalah
wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumentasi.
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara
lain dari kuantifikasi (pengukuran) Muslimin (2016). Pendekatan
deskriptif kualitatif digunakan peneliti dalam penelitian ini yang
merupakan suatu pendekatan untuk menganalisa dan
mendeskripsikan suatu peristiwa atau fenomena maupun sikap dan
aktivitas sosial didalam pemikiran seseorang baik melalui cara
individual maupun kelompok yang kemudian menemukan sebuah
kebenaran didalam hasil penelitian yang lebih banyak mendapatkan
dukungan dengan kepercayaan melalui konfirmasi terkait dengan
pihak yang telah diteliti (Machmud, 2016).
Sementara itu Miles, Huberman, dan Saldana (2014) menyebut
bahwa penelitian kualitatif dapat melibatkan peneliti ke dalam
suatu kelompok, masyarakat, atau organisasi untuk menyelidiki
perilaku dan kehidupan mereka sehari-hari, peneliti juga
menangkap data tentang persepsi responden melalui observasi
mendalam maupun wawancara. Penelitian kualitatif bertujuan
untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subyek

25
penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-
lain.
Penelitian kualitatif menurut Denzin dan Lincoln (2009, h. 6)
menekankan pada realita yang terbangun secara sosial serta
hubungan erat antara peneliti dengan subyek yang diteliti. Dari
penjelasan tersebut penelitian ini cocok menggunakan jenis
penelitian kualitatif karena mengkaji perspektif partisipan dengan
multi strategi, yaitu strategi interaktif seperti observasi langsung,
observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen,
teknik pelengkap seperti foto, rekaman, dan lain-lain. Dalam
penelitian ini peneliti ingin mendapatkan gambaran tentang
bagaimana analisis overflow pada FO PURIFIER di atas kapal.
1. Tempat/Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Waktu Penelitian
Penulis akan melakukan penelitian pada saat penulis melaksanakan
Praktek Laut di atas kapal.
b. Tempat Penelitian
Penulis akan melaksanakan penelitian di atas kapal.
2. Sumber Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
a. Sumber Data/Subyek Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dimana data
tersebut diperoleh. Dalam penentuan subyek penelitian, peneliti
menggunakan metode purposive sampling dengan cara
pertimbangan tertentu (Sugiyono 2008: 96).
Alasan peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling
karena peneliti telah menetapkan subjek yaitu awak buah kapal
seperti masinis 1, masinis 2, masinis 3, masinis 4 dan kepala
kamar mesin kapal.
Dalam Penelitian ini subjek– subjek penelitian dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan data penelitian dengan kriteria
tertentu pada subjek,sehingga peneliti mendapatkan
keberagaman informasi. Apabila informasi yang telah di

26
dapatkan sudah memenuhi dan mencukupi dari apa yang
dibutuhkan peneliti, dengan demikian pengumpulan data
penelitian ini akan di hentikan.Untuk memperoleh data
sehubungan dengan masalah yang akan penulis teliti, maka
perlunya sumber data yang akan memberikan informasi
diantaranya sebagai berikut :
1) Sumber data primer

Data primer adalah data yang terkait langsung dengan


masalah penelitian dan dijadikan bahan analisis serta
penarikan simpulan dalam penelitian. Peneliti mendapatkan
data primer ini melalui wawancara langsung dan observasi
langsung kepada responden yaitu awak kapal tentang
bagaimana terjadinya overflow pada FO Purifier.
2) Sumber data sekunder
Data sekunder merupakan data yang terkait tidak langsung
dengan masalah penelitian dan tidak dijadikan acuan
utama dalam analisis dan penarikan simpulan penelitian.
Data ini diperoleh lebih mudah dan cepat karena sudah
tersedia.
b. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data peneliti harus dapat


memperoleh data yang relevan, mendalam serta akurat untuk
dapat memecahkan dan menjawab permasalahan yang akan
dibahas nantinya. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data yakni berupa wawancara, observasi dan dokumentasi.

1) Wawancara

Teknik wawancara dalam penelitian ini menggunakan


teknik wawancara terstruktur. Menurut Musfiqon (2012:117-
118) menjelaskan bahwa wawancara terstruktur adalah
peneliti telah pedoman wawancara dengan menuangkan
pertanyaan-pertanyaan beserta alternatif jawabannya.

27
wawancara yang terstruktur merupakan wawancara yang
telah disiapkan peneliti dengan sifat pertanyaan berurutan
dan terfokus pada permasalahan. Adapun subjek dapat
menjawab pertanyaan yang telah diajukan peneliti sesuai
fokus penelitian maupun jawaban lain yang masih memiliki
keterkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Suasana
wawancara terstruktur cenderung formal, karena setiap item
pertanyaan mengacu pada pedoman wawancara yang telah
dibuat oleh peneliti-peneliti mendapatkan informasi
langsung dengan teknik wawancara dari awak kapal di kapal
tersebut.

2) Dokumentasi

Dokumentasi menurut Musfiqon (2012:131) adalah


kumpulan fakta dan data yang tersimpan dalam bentuk teks
atau artefak. Adapun dokumentasi yang merupakan suatu
kegiatan dalam melakukan analisa dan mengumpulkan satu
atau beberapa dokumen baik dalam bentuk foto, audio serta
tulisan yang memiliki hubungan pada penelitian (Hamidi,
2004). Teknik dokumentasi ini sering digunakan menjadi
teknik utama dalam penelitian sejarah atau analisis teks.
3) Observasi
Menurut Musfiqon (2012:120) observasi adalah
kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas
gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan
masalah penelitian. Dalam kegiatan observasi peneliti bisa
membawa check list, rating scale, atau catatan berkala
sebagai instrumen observasi. Sehingga dalam kegiatan
observasi ada pencatatan melalui catatan berkala yang telah
disusun oleh peneliti. Menurut Margono (2005) observasi
pada penelitian dilakukan kepada situasi yang diinginkan
peneliti agar mudah dipahami. Observasi tersebut
merupakan sebuah pengamatan dimana hal itu tidak

28
ikutserta dalam kehidupan seseorang yang akan diobservasi
dan terpisah dalam kedudukannya.
c. Teknik Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan beberapa langkah sesuai
teori Miles, Huberman dan Saldana (2014) yaitu menganalisis
data dengan tiga langkah : kondensasi data (data
condensation), menyajikan data (data display), dan menarik
simpulan atau verifikasi (conclusion drawing and verification).
Kondensasi data merujuk pada proses pemilihan (selecting),
pengerucutan (focusing), penyederhanaan (simplifiying),
peringkasan (abstracting), dan transformasi data
(transforming). Secara lebih terperinci, langkah-langkah sesuai
teori Miles, Huberman dan Salda (2014) akan diterapkan
sebagaimana berikut (Miles, Huberman dan Saldana, 2014: 14)
Gambar 3.1 Model Miles dan Huberman

Sumber. Miles, M.B., Huberman, A.M. and Saldana, J. (2014)

Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook.

1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari metode yang di lakukan yaitu
observasi, wawancara dan dokumentasi. Semua jenis data
ini memiliki satu aspek kunci secara umum, analisinya
terutama tergantung pada keterampilan integratif dan
interpretatif dari peneliti. Interpretasi diperlukan karena

29
data yang dikumpulkan jarang berbentuk angka, data kaya
rincian dan panjang.
2) Kondensasi Data

Kondensasi data yang akan dilakukan peneliti yaitu dengan


cara penyederhanaan data, adalah proses menyeleksi,
memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksi, dan
mengubah catatan lapang, transkrip wawancara, dokumen,
dan materi lainya. Kondensasi data berarti mengubah data
yang sebelumnya menguap menjadi lebih padat. Menurut
Miles dan Huberman ( 2014 : 10) Dalam kondensasi data
merujuk kepada proses menyeleksi, memfokuskan,
menyederhanakan mengabstraksi dan mentransformasi data
yang terdapat pada catatan lapangan maupun transkip
dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
a). Pemilihan (Selecting)

Menurut Miles dan Huberman (2018:18) peneliti harus


bertindak selektif, yaitu menentukan dimensi-dimensi
mana yang lebih penting, hubungan-hubungan mana
yang mungkin lebih bermakna, dan sebagai
konsekuensinya, informasi apa yang dapat dikumpulkan
dan dianalisis.
b). Pengerucutan (Focusing)

Miles dan Huberman (2014:19) menyatakan bahwa


memfokuskan data merupakan bentuk pra-analis. Pada
tahap ini, peneliti memfokuskan data yang berhubungan
dengan rumusan masalah penelitian. Tahap ini
merupakan kelanjutan dari tahap seleksi data. Peneliti
hanya membatasi data yang berdasarkan dari rumusan
masalah.

c). Peringkasan (Abstracting)

30
Tahap membuat rangkuman yang inti, proses, dan

pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap

berada didalamnya. Pada tahap ini, data yang telah

terkumpul dievaluasi khususnya yang berkaitan dengan

kualitas dan cukupan data

d). Penyederhanaan dan Transformasi (Data Simplifying dan

Transforming)

Data dalam penelitian ini selanjutnya disederhanakan dan


dan ditransformasikan dalam berbagai cara yakni
melalui seleksi yang ketat melalui ringkasan atau uraian
singkat, menggolongkan data dalam satu pola yang
lebih luas, dan sebagainya.

e). Penyajian Data

Penyajian data dilakukan peneliti setelah kondensasi data


dari data-data yang dikumpulkan sebagai bahan
informasi kemudian dapat ditarik sebuah kesimpulan
serta gambaran melalui tindakan. Penyajian data
tersebut dilakukan dengan sangat teroganisir serta
polanya tersusun dalam hubungan yang dapat dipahami
dengan mudah.
f). Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan suatu kegiatan

menarik atau mengerucutkan dan verifikasi sebuah data

disertai dengan bukti – bukti yang relevan ditemukan

peneliti agar data yang diperoleh kredibel. Dengan

penarikan kesimpulan tersebut data yang diperoleh

dapat menjawab rumusan masalah yang diangkat dalam

31
penelitian. Selain itu peneliti juga harus mempertajam

dan melanjutkan dengan mencari data baru guna

menguji keabsahan data.

g) Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data di tunjukan untuk memperoleh

tingkat kredible data dari hasil penelitian yang di uji

kebenaranya dalam fakta yang terjadi dilapangan.

(Machmud, 2016:68)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

analisis triangulasi. Dimana data yang d peroleh dari

teknik ini dapat berupa wawancara, observasi, maupun

dokumentasi. Teknik ini merupakan penggabungan data

dari beberapa teknik yang digunakan serta sumber yang

ada. Data kemudian dikumpulkan untuk di uji serta di

cek kredibilitasnya dengan teknik pengumpulan data

dan sumber data (Sugiyono, 2014:241)

Sedangkan triangulasi sumber data merupakan

metode penelitian yang digunakan untuk menggali

informasi dari sumber perolehan data melalui cara

wawancara, obervasi dan dokumentasi sehingga

menghasilkan bukti maupun data yang berbeda.

Masing-masing cara tersebut akan menghasilkan cara

pandang yang berbeda mengenai fenomena yang akn

dieliti (Machmud, 2016:71)

32
Oleh karena dalam penelitian ini, peneiti lebih

memilih teknik triangulasi sumber. Mengapa peneliti

memilih teknik analisis ini, karena data yang diperoleh

saat penelitian dapat di bandingkan dengan hasil

pengamatan dan wawancara. Hal ini untuk mencocokan

data yang kita peroleh dengan apa yang dikatakan oleh

sumber. Sehingga bila peneliti menemukan data yang

berbeda ketika menggunakan teknik ini, maka peneliti

melakukan diskusi kepada sumber data yang

bersangkutan untuk memastikan data mana yang benar

atau mungkin semua data bisa benar jika di ambil dari

sudut pandang yang berbeda. Sehingga dapat di

simpulkan bahwa teknik triangulasi sumber meruakan

teknik yang digunakan untuk mendapatkan data dari

sumber yang berbeda dengan teknik yang sama.

Daftar pustaka

Anonim, “Pengertian Cara Kerja Purifier dan terjadi overflow” 11 November

33
2017. http://maritimeworld.web.id/2011/03/pengertian-dan-cara-kerja-
purifier.htm (diakses 2022)

Creswell, J.W. 2016, Research Design Pendekatan Metode Kualitatif,

Kuantitatif, Dan Campuran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta(di akses

2022)

Charnews, D.P. 2007, Marine Diesel Engines, Cornell Maritime Press, United
States of America
Galih, 2012, Metode Fault Tree Anaysis, Alfabeta, Bandung
Huading separator 2018 https://www.huading-separator.com/disc-stack-
centrifuge/ (di akses 2022)
http://repository.pip-semarang.ac.id/id/eprint/299 (diakses
2022)

https://solarindustri.com/blog/pengertian-marine-fuel-oil/(diakses

2022)

https://inameq.com/piping-system/sistem-instalasi-pipa-bahan-

bakar/ (diakses 2022)

https://onesolution.pertamina.com/Product/IFM?cat=product(diakses

2022)

Instruction Manual Book of Alfa-Laval GB/T5745, Alfa- Laval


Corporate.2014,Cina.(diakses 2022)
KBBI, 2014, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), [Online] Available at:
(http://kbbi.web.id/pusat )
Machmud (2016). Metode Pendekatan Penelitian Deskriptif
Kualitatif
Penelitian Pendidikan Kualitatif, Alfabeta, Bandung

Sugiono, Metode Penelitian, Alfabeta, Bandung jurnal ilmu pendidikan


2017(diakses 2022)

34
Taylor, D.A. 2007, Introduction to Marine Enginering, Harbour Craft
Service Ltd, Hong Kong

Tim Penyusun Poltekpel surabaya, 2022, Buku Panduan Karya Ilmiah Terapan

Diploma IV dan Diploma III, Politeknik Pelayaran Surabaya, Surabaya

Terjadinya overflow pada fo purifire

35

Anda mungkin juga menyukai