NIT 08.20.004.1.42
i
PROPOSAL KARYA ILMIAH TERAPAN
ANALISIS TERJADINYA OVERFLOW PADA FUEL
OIL PURIFIER DI ATAS KAPAL MT/MV
NIT 08.20.004.1.42
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut,
kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide
saya sendiri.
Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.
SURABAYA,
… … … . . . 2022
ii
KATA PENGANTAR
Surabaya,………………….2022
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............………………………………………………….i
PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………………........ii
PERSETUJUAN SEMINAR…………………………………………………..iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………................ v
ABSTRAK………………………………………………………………….......... vi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………........... x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………... xi
BAB I PENDAHULUAN
1 Latar Belakang………………………………………......................... 1
2 Rumusan Masalah…...………………………………......................... 2
3 Batasan Masalah………………………………………………...…… 2
4 Tujuan Penelitian………………………………................................. 2
5 Manfaat Penelitian………………………........................................... 3
a. Secara Teoritis.................................................................................. 3
b. Secara Praktis................................................................................... 3
vi
1. Pengertian Dan Definisi Analisis..................................................... 6
3. Overflow...…………………………………………...….................. 7
4. Fuel oil...........……………………………….................................... 7
a. Titik Nyala.................................................................................... 7
b. Viscositas...................................................................................... 8
d. Kepekatan..................................................................................... 8
e. Kadar Belerang............................................................................. 8
g. Kadar Alumunium........................................................................ 9
h. Kadar Abu.................................................................................... 9
6. Purifier..……………….................................................................... 10
a. Persyaratan Sentrifugal…………………...….............................. 13
d. purifier.......................................................................................... 14
f. Bowl.............................................................................................. 15
g. Kebersihan Disc........................................................................... 15
C. Kerangka pikir penelitian.................................................................
a.Definisi oprasional...........................................................................
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.....................…………………………................................27
B. Lokasi Penelitian.................……………………………..............................18
D. Pemilihan Informan………………………………………………..............21
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................37
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Transportasi laut memegang peranan penting dalam perdagangan
nasional maupun internasional. Dengan semakin berkembangnya ilmu
pengetauan serta semakin pesatnya laju pembangunan khususnya dalam bidang
pelayaran, maka pengusaha banyak yang menggunakan jasa angkutan laut
dalam usahanya untuk mendistribusikan barang tersebut karena dinilai memiliki
nilai ekonomi yang murah serta efisien. Dalam hal ini kapal sebagai alat
transportasi laut dapat mengangkut barang dalam jumlah yang besar dari suatu
pulau kepulau lain dalam suatu negara atau kenegara lain secara efisien,
sehingga arus perdagangan antar negara dapat berjalan dengan lancar.
Pengaruh yang mungkin terjadi karena pemakaian bahan bakar yang kotor
pada motor diesel yaitu tersumbatnya lubang-lubang pengabut (injector) pada
1
motor tersebut. Dengan tersumbatnya lubang-lubang pengabut tersebut maka
pembakaran yang terjadi pada motor diesel juga tidak sempurna sehingga
pengoperasian kapal mengalami hambatan, misalnya: jumlah putaran/daya
motor menjadi rendah.Perawatan serta pengoperasian purifier yang tidak sesuai
SOP
(Standart operasional procedure) juga bisa mengakibatkan kinerja
purifier tidak maksimal, akibatnya bahan bakar yang dihasilkan masih
mengandung kotoran dan air. Kerusakan pada pesawat purifier dapat
mengakibatkan adanya masalah yang mengakibatkan kerja motor diesel
terganggu. Sehingga sebagai masinis diharapkan mampu merawat serta
mengoperasikannya dengan baik dan benar. Dengan dilatar belakangi oleh
adanya kerusakan pada FO Purifier dan pengaruh yang ditimbulkannya selama
praktek berlayar maka penulis membuat tulisan ini dengan judul : “ANALISIS
TERJADINYA OVERFLOW PADA FUEL OIL PURIFIER DI ATAS
KAPAL MT/MV”
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam hal ini penulis merumuskan masalah yang akan di uraikan dalam hal
selanjutnya yaitu :
1. Mengapa terjadi overflow pada fuel oil purifier ?
2. Pengaruh terjadinya overflow pada fuel oil purifier ?
3. Bagaimana upaya mencegah terjadinya overflow pada fuel oil purifier ?
C. Batasan Masalah
2
lingkup waktu, pada saat penulis melaksanakan Praktek Laut ( PRALA ).
D. Tujuan Penelitian
pada dasarnya untuk mengembangkan pikiran pengalaman serta
menyangkut berbagai masalah yang terjadi dikapal, khususnya yang
berkaitan dengan pesawat purifier. Adapun tujuan yang ingin dicapai
dari penulisan skripsi di antaranya adalah :
1. Untuk mengetahui penyebab overflow pada FO Purifier.
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengatasi overflow pada
pada FO Purifier.
3. Untuk mengetahui cara perawatan yang baik dan benar terhadap pesawat
bantu purifier.
E. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang FO purifier. Untuk
mengetahui cara perawatan khususnya tentang perawatan komponen yang
mengakibatkan overflow pada FO purifier.
2. Secara Praktis
Sebagai bahan acuan dan pertimbangan bagi calon ahli mesin atau seorang
engineer dalam melakukan perawatan permesinan bantu yang nantinya
akan bekerja di atas kapal.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2. HEKSA, overflow pada fo Faktor penyebab pilot valve tidak
purifier yang bekerja dengan normal karena
VEBRIA (201
berakibat kesalahan pemasangan disc sesuai
7)
terhadap diameter mempengaruhi purifikasi
kurangnya bahan bakar,dengan pengecekan rutin
supplay bahan sesuai jam kerja dan melakukan
bakar ke mesin perawatan dan perbaikan sesuai
induk manual book.
5
B. LANDASAN TEORI
6
penelitian.
3. Overflow
overflow adalah dimana terjadinya ketidaknormalan dalam proses
purifikasi yang mengakibatkan terbuangnya bahan bakar kedalam slud tank
akibat membran reducing valve pada supply air tawar tekanan tinggi
sehingga air tidak dapat tersupply ke dalam purifier untuk proses
pembukaan bowl dan mengakibatkan minyak terbuang ke sludgetank
melalui celah yang tidak tertutup antara bowl body dan main cylinder. Oleh
sebab itu, perawatan secara rutin berdasarkan dengan jam kerja terhadap
komponen purifier sesuai dengan buku petunjuknya merupakan langkah
yang tepat untuk menjaga keawetan pada purifier dan juga untuk
meningkatkan kinerja dari purifier tersebut.
7
4. Sistem instalasi pipa bahan bakar
8
dengan mesin/Attached Fuel Oil pump sehingga aliran bahan bakar
diambil dari tanki bahan bakar/ tangki harian bahan bakar
menggunakan pompa tersebut. Pompa Transferbahan bakar/FO
Transfer pump hanya berfungsi memindah kan bahan bakar dari
tanki utama ke tanki Harian/FO Daily Tank.
e. Untuk pipa bahan bakar yang keluar dari tangki harian dan
mengalir menuju mesin harus dilengkapi dengan katup dengan
sitim penutup otomatis dengan pegas dan dapat dioperasikan secara
cepat/Quick closing valve.
9
Dalam beberapa penelitian, para peneliti sepakat dengan
argumentasi bahwa Marine Fuel Oil (MFO) merupakan bahan bakar yang
lebih irit daripada diesel. Dengan menggunakan MFO sebagai bahan bakar
kapal laut, maka dapat diperkirakan kita dapat menghemat sebesar 40%
biaya penggunaan bahan bakar diesel atau solar. Lebih lanjut, faktor hemat
secara biaya ini juga didapat dari data harga MFO yang memang lebih
murah dibandingkan dengan diesel atau solar.
Harga MFO dengan diesel memiliki selisih sekitar Rp. 1400,- per
kilogram nya. Dalam pasar internasional, harga MFO berkisar antara 448
dolar Amerika Serikat (AS) per metrik ton untuk jenis residu IFO 380.
Sedangkan harga 454 dolar AS/metrik ton untuk IFO 180. Sebagai
tambahan perbandingan, harga Bahan Bakar diesel sebagai bahan bakar
utama kapal di pasaran internasional mencapai harga 611 dolar AS per
metrik ton. Di Indonesia sendiri penggunaan MFO masih belum digunakan
secara optimal.
10
berarti dapat disimpulkan MFO tersebut bukan merupakan MFO yang baik
untuk digunakan untuk bahan bakar. Berikut sifat-sifat utama yang harus
dimiliki oleh MFO dengan kualitas yang baik:
a. Stabilitas
MFO dengan kualitas baik harus mempunyai kestabilan density
atau kestabilan kepadatan unsur-unsur kimia didalamnya. Untuk menguji
hal ini MFO harus harus diuji dalam 15 derajat ASTMD 1298. Pengujian
ini dilakukan untuk benar memastikan bahwa tidak ada senyawa lain
yang tercampur dalam MFO.
b. Kekentalan
Selain kestabilan unsur kimiawi, MFO dengan kualitas bagus
harus memiliki sifat kekentalan tertentu. Untuk mengukur sifat
kekentalan pada MFO, dilakukan uji viscosity kinematic pada suhu
50 derajat celcius berdasarkan ASTM D 445 dan pengujian pour point
berdasarkan ASTM D 97. MFO yang baik harus memiliki sifat kental
namun tidak terlalu kental agar MFO tetap mudah dialirkan menuju
tempat pembakaran.
11
c. Korosifitas
Pengujian korosifitas dilakukan pada MFO dengan melakukan
pengujian kandungan sulfur berdasarkan ASTM D1552. Hal ini
berkaitan dengan tingkat perubahan kandungan sulfur yang nantinya
berubah menjadi oksida dan tercampur dengan air ketika dalam
pembakaran.
d. Kebersihan
Ketika dalam proses pengolahanya, harus dipastikan bahwa segala
alat yang digunakan dalam kondisi yang bersih. MFO tidak disarankan
untuk tercampur atau terkontaminasi dengan zat lain. Karena tentu saja
hal ini dapat mempengaruhi kinerja MFO. Sebagai contoh, ketika MFO
tercampur dengan arang atau berbagai sedimen, dapat dipastikan akan
terjadi pergerakan pada nozzle burner. Selain itu, ketika MFO
terkontaminasi dengan air, maka hal ini juga dapat mempengaruhi
kinerja dari MFO sebagai bahan bakar yang seharusnya homogen.
12
Spesifikasi MFO380 sesuai dengan surat keputusan Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi No. 14496.K/14/DJM/2008.
6. FUEL OIL
Taylor (2007:113) Bahan bakar minyak memiliki berbagai
properti yang menentukan kinerja mesin dan dikutip dalam spesifikasi. Berat
jenis atau kerapatan relatif adalah berat volume bahan bakar yang diberikan
dibandingkan dengan berat yang sama. Volume air dinyatakan sebagai rasio,
dan diukur pada suhu tetap. Viskositas adalah hambatan mengalir. Oleh
karena itu, bahan bakar yang sangat kental membutuhkan pemanasan agar
bahan bakar tersebut lebih encer sehingga bahan bakar akan dapat dengan
mudah mengalir. Pengukuran viskositas adalah dengan redwood, saybolt atau
aliran waktu instrumen penggerak untuk volume bahan bakar tertentu.
b. Viscositas
Hal ini merupakan satu ukuran untuk kekentalan bahan bakar
yang ditentukan dengan cara sejumlah bahan bakar tertentu dialirkan
melalui sebuah lubang yang telah dikaliberasi dan menghitung waktu
mengalir bahan bakar tersebut. Satuan viscositas adalah centistoke (cst).
Hingga akhir - akhir ini viscositas dari bahan bakar sering dinyatakan
dalam centistoke pada 50oC pada spesifikasi terbaru disarankan pada
40oC, bahan bakar residu pada 80oC suhu – suhu tersebut lebih sesuai
dengan suhu kerja.
13
c. residu zat arang
hal ini merupakan ukuran untuk pembentukan endapan zat arang
pada pembakaran suatu bahan bakar dan sangat penting dalam rangka
pengotoran dari tiap pengabut,pegas torak dan alur pegas torak,torak
katup gas buang dan turbin gas buang,residu zat arang dalam sebuah bak
kecil dan bahan bakar dipanasi.Zat C – H akan menguap kluar sedangkan
yang berat akan diuraikan pada suhu yang tinggi mudah terurai.
d. Kepekatan
Kepekatan pada bahan bakar diartikan dengan perbandingan
antara massa dari suatu volume yang sama. Kepekatan merupakan sebuah
angka tanda dimensi, dan sangat penting sekali dalam rangka ruangan
simpan yang dibutuhkan, dan untuk pembersihan dengan bantuan
separator sentrifugal adalah cara yang paling utama agar bahan bakar
memiliki kualitas baik, kepekatan dari bahan bakar dinyatakan pada suhu
15oC.
e. Kadar belerang
Sebagian besar dari bahan bakar cair mengandung belerang
yang sebagai molekul terikat pada zat C - H sehingga tidak dapat
dipisahkan. Kadar belerang sangat penting mengingat timbulnya korosi
pada suhu rendah dari bagian motor karena pendinginan dari gas
pembakaran.
f. Kadar air
g. Kadar alumunium
14
tersebut akan terjadi dalam bentuk halus dan sangat keras dari silikat
alumunium yang digunakan sebagai katalisator pada saat proses
penghancuran secara katalis sewaktu rafinasi dari minyak bumi. Bila
alumunium tersebut tetap berada didalam bahan bakar, dan tidak
dilakukan upaya untuk meminimalizirnya maka lama- kelamaan akan
mengakibatkan kerusakan berat akibat keauasan dalam pompa bahan
bakar, pengabut, pegas torak, dan silinder. Dengan zat sentrifuse yang
sungguh – sungguh dapat dikeluarkan dari bahan bakar.
h. Kadar abu
Hal ini menunjukkan kadar material anorganis dalam bahan
bakar. Material tersebut mungkin sudah ada dalam minyak bumi
kasar, akan tetapi dapat juga terbawa sewaktu transportasi dan
rafinasi. Pada umumnya berbentuk oksida metal misalnya dari
nikel, vanadium, alumunium, natrium, besi. Kadar material anorganis
tersebut jika dibiarkan jumlahnya cukup besar, maka lama kelamaan
dapat mengakibatkan keausan dan korosi.
8. PURIFIER
15
perbandingan antara gaya gravitasi dan gaya sentrifugal dimana gaya
sentrifugal di sini dimaksudkan menigkatkan gaya sentrifugal itu sendiri
bisa lebih sempurna untuk pemisahan minyak, air dan lumpur.
Pesawat separator ini sangat penting, karena banyaknya proses
yang ditempuh oleh bakan bakar itu sendiri mulai dari tangki penyimpanan
didarat atau pemindahan minyak dari tangki yamg mengalir melalui pipa
saluran yang dapat mempengaruhi (membawa) kotoran yang berbentuk
lumpur,air,partikel kecil (pasir) serta benda asing lainya yang mengalir ikut
bersama minyak tersebut.
Cairan mengalir dan dibagi sesuai dengan jarak antara mangkok
dimana fase liquid atau cairan dipisahkan satu sama lain oleh aksi gaya
sentrifugal, akibat gaya sentrifugal cairan yang berat (lumpur, air dan
sedimen) akan terlempar lebih jauh dari titik pusatnya karena berat jenisnya
lebih besar dan menuju ke bawah tempat sedimen berkumpul. Sedangkan
minyak yang telah dibersihkan akan mengalir ke atas dibagian atas plat yang
berbentuk kerucut ( bowl ), sedangkan air dan kotoran lainnya seperti
lumpur, pasir dan sedimen mengalir ke atas menuju saluran.
16
karena dengan mengggunakan pemisahan berdasarkan besarnya massa jenis
dari masing-masing zat. Adapun untuk lebih jelasnya dapat kita ketahui
dengan rumus beserta gambar mangkok yang akan menjelaskan gaya
sentrifugal di bawah ini.
Apabila pada purifier yang Belum mengunakan peningkatan
gaya sentrifugal dan masih mengunakan gaya gravitasi terhadap campuran
yang berbeda berat jenisnya atau dapat dinyatakan dengan rumus:
𝑚.𝑣2 dimana 𝑣 = 2. 𝜋. 𝑟. 𝑛
C=
𝑟
𝑚 :
massa (𝑘𝑔) 𝑛 : 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑣 : kecepatan ( 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 )
𝑠𝑒𝑐𝑜𝑛𝑑
17
Gambar 2.4 Disc / Mangkokan
18
purifier adalah untuk memisahkan antara cairan bahan bakar dari kotoran
dan air. Sehingga didapatkan minyak yang bersih dan dapat dipergunakan
dengan baik untuk pengoperasian mesin induk. Proses purifikasi bahan bakar
yang sempurna dari sedimen padat dan kadar air yang ada di dalam bahan
bakar, harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang tersebut di bawah ini,
yaitu. :
a. persyaratan sentrifugal
untuk dapat memberikan percepatan sentrifugal adalah dengan
memperbesar garis tengah dari bowl dan juga dapat menambah kecepatan
sudutnya dari jumplah putaran,tetapi semua ini ada batas-batasnya,karena
ada tekanan bahan bakar yang timbul dalam dinding sentrifugal yang
berputar pada keceptan yang tinggi upaya ini dilakukan guna untuk
meminimalisir ketidak normalan dan menjaga hal – hal yang tidak
diinginkan.
19
dengan perbedaan berat massa jenis zat antara bahan bakar,air serta kotoran
maka kotoran - kotoran akan menempel pada plat disc bowl tersebut.
d. purifier
Berputarnya purifier dengan lancar dan terdengar sangat
halus akan terasa pada bearing atau spiral gear. Ini juga berpengaruh bila
dihubungkan dengan motor penggerak gear, dan bila purifier tidak
berputar dengan lancar dimungkinkan bearing mengalami kekocakan,
hal ini diakibatkan karena dudukan bearing membesar maka spindle
tampak bergeser atau tidak center bila bergerak.
Disamping terdengar suara yang bising dan kasar, getaran
ini juga dapat menimbulkan kerusakan pada komponen yang lainnya,
hal ini dapat dilihat pada ampere meter yang terlihat tampak bergerak
tidak normal akibat beban yang terlalu berat.
e. sealing water
pengoperasian purifier, water sealing harus di masukkan dalam
drum assembly saat purifier beroperasi pertama kali berguna untuk
mengangkut keluar serta membersihkan dari sisa kotoran yang masih
berada dalam disc bowl yang diakibatkan oleh banyaknya bahan bakar
kotor yang masuk dalam purifier, jika disc bowl kotor proses purifikasi
kurang optimal, oleh karena itu disc bowl selalu dijaga dalam keadaan
bersih dari kotoran agar proses purifikasi berjalan lebih sempurna.
f. bowl
pada bowl kadang-kadang tidak berputar dengan normal dan suara
terdengar sangat kasar atau tidak halus.ketidak normalan dari putaran bowl
tersebut dapat disebabkan oleh rem atau brake masuk (menekan poros
horizontal motor),yang mengakibatkan bowl akan sulit berputar,sehinga
beban motor akan bertambah atau ampere naik,dengan naiknya beban dan
ampere pada motor secara tidak normal dan melebihi batas maksimal,
maka MCB (Magnetic Contactor Breaker) pada saklar akan jatuh. Untuk
20
itu agar purifier dapat berjalan dengan normal perlu diadakan pengecekan
ulang pada setiap bagian purifier sebelum menjalankan.
g. kebersihan disc
Akibat dari gaya sentrifugal pada proses purifikasi, lumpur dan
sedimen padat yang berat jenisnya lebih besar dari pada berat jenisnya
bahan bakar akan keluar, dan bahan bakar bersih mengalir ke bagian
dalam disc menuju ke saluran keluar minyak bersih. Kotoran akan
tertampung pada dinding bowl bagian dalam dan sebagian pada sela disc,
pada saat blowing tidak seluruh kotoran tersebut dapat bersih sempurna,
sehingga masih ada sisa endapan kotoran yang menempel pada dinding
bowl bagian dalam dan sela disc, untuk itu perlu dilakukan pembersihan
secara manual pada bagian tersebut, sehingga proses purifikasi dapat
berjalan sempurna.
21
7. KERANGKA PENELITIAN
Dalam hal ini penulis akan memaparkan beberapa kerangka pikiran secara
kronologis dalam menjawab atau menyelesaikan pokok permasalahan yang
telah dibuat, adalah sebagai berikut :
Tabel kerangka pikir:
Penelitian
Perumusan masalah
Tujuan Penelitian
Jenis Penelitian
Pengumpulan Data
Utama Data Sekunder:
Data Primer:
1. Observasi 1.Faktor yang
Pengolahan Data menyebabkan
2. Wawancara terjadinya overflow
3. Dokumentasi pada FO purifier
3. Upaya yang
Usulan Pemecahan
dilakuakan untuk
Masalah
memperbaiki overflow
pada FO purifier
22
1. Definisi Operasional
k. Interface adalah lapisan batas antara fase berat (air) dan fase ringan
(minyak) dalam mangkuk pemisah.
l. Gravity disc berfungsi untuk memisahkan zat cair yang berlainan
berat jenisnya pada minyak lumas sesuai spesifik gravity yang telah
23
ditentukan.
m. Bowl disc piringan-piringan yang berfungsi sebagai pemisah minyak,
air dan kotoran menurut struktur dan susunan dari mangkuk
tersebut.
n. Screw with Hole pada Bowl body berfungsi untuk mengalirkan
closing water/air penutup pada bowl body sehingga sliding bowl
bottom terdorong atau terangkat.
o. Sliding bowl bottom berfungsi untuk membuka kemudian membuang
kotoran-kotoran yang ada didalam bowl lewat sludge port.
p. Sludge space adalah tempat dimana kotoran-kotoran terkumpul
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. PENDEKATAN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena peneliti ingin
melakukan penelitian secara mendalam melalui pencarian data
kepada subjek penelitian sehingga akhirnya peneliti dapat
menggambarkan keadaan dengan jelas mengenai overflow FO
Purifier. Dengan pendekatan metode deskriptif kualitatif peneliti
akan memberi gambaran mengenai overflow pada FO Purifier di
kapal. Dalam penelitian ini metode yang biasa dimanfaatkan adalah
wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumentasi.
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara
lain dari kuantifikasi (pengukuran) Muslimin (2016). Pendekatan
deskriptif kualitatif digunakan peneliti dalam penelitian ini yang
merupakan suatu pendekatan untuk menganalisa dan
mendeskripsikan suatu peristiwa atau fenomena maupun sikap dan
aktivitas sosial didalam pemikiran seseorang baik melalui cara
individual maupun kelompok yang kemudian menemukan sebuah
kebenaran didalam hasil penelitian yang lebih banyak mendapatkan
dukungan dengan kepercayaan melalui konfirmasi terkait dengan
pihak yang telah diteliti (Machmud, 2016).
Sementara itu Miles, Huberman, dan Saldana (2014) menyebut
bahwa penelitian kualitatif dapat melibatkan peneliti ke dalam
suatu kelompok, masyarakat, atau organisasi untuk menyelidiki
perilaku dan kehidupan mereka sehari-hari, peneliti juga
menangkap data tentang persepsi responden melalui observasi
mendalam maupun wawancara. Penelitian kualitatif bertujuan
untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subyek
25
penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-
lain.
Penelitian kualitatif menurut Denzin dan Lincoln (2009, h. 6)
menekankan pada realita yang terbangun secara sosial serta
hubungan erat antara peneliti dengan subyek yang diteliti. Dari
penjelasan tersebut penelitian ini cocok menggunakan jenis
penelitian kualitatif karena mengkaji perspektif partisipan dengan
multi strategi, yaitu strategi interaktif seperti observasi langsung,
observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen,
teknik pelengkap seperti foto, rekaman, dan lain-lain. Dalam
penelitian ini peneliti ingin mendapatkan gambaran tentang
bagaimana analisis overflow pada FO PURIFIER di atas kapal.
1. Tempat/Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Waktu Penelitian
Penulis akan melakukan penelitian pada saat penulis melaksanakan
Praktek Laut di atas kapal.
b. Tempat Penelitian
Penulis akan melaksanakan penelitian di atas kapal.
2. Sumber Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
a. Sumber Data/Subyek Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dimana data
tersebut diperoleh. Dalam penentuan subyek penelitian, peneliti
menggunakan metode purposive sampling dengan cara
pertimbangan tertentu (Sugiyono 2008: 96).
Alasan peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling
karena peneliti telah menetapkan subjek yaitu awak buah kapal
seperti masinis 1, masinis 2, masinis 3, masinis 4 dan kepala
kamar mesin kapal.
Dalam Penelitian ini subjek– subjek penelitian dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan data penelitian dengan kriteria
tertentu pada subjek,sehingga peneliti mendapatkan
keberagaman informasi. Apabila informasi yang telah di
26
dapatkan sudah memenuhi dan mencukupi dari apa yang
dibutuhkan peneliti, dengan demikian pengumpulan data
penelitian ini akan di hentikan.Untuk memperoleh data
sehubungan dengan masalah yang akan penulis teliti, maka
perlunya sumber data yang akan memberikan informasi
diantaranya sebagai berikut :
1) Sumber data primer
1) Wawancara
27
wawancara yang terstruktur merupakan wawancara yang
telah disiapkan peneliti dengan sifat pertanyaan berurutan
dan terfokus pada permasalahan. Adapun subjek dapat
menjawab pertanyaan yang telah diajukan peneliti sesuai
fokus penelitian maupun jawaban lain yang masih memiliki
keterkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Suasana
wawancara terstruktur cenderung formal, karena setiap item
pertanyaan mengacu pada pedoman wawancara yang telah
dibuat oleh peneliti-peneliti mendapatkan informasi
langsung dengan teknik wawancara dari awak kapal di kapal
tersebut.
2) Dokumentasi
28
ikutserta dalam kehidupan seseorang yang akan diobservasi
dan terpisah dalam kedudukannya.
c. Teknik Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan beberapa langkah sesuai
teori Miles, Huberman dan Saldana (2014) yaitu menganalisis
data dengan tiga langkah : kondensasi data (data
condensation), menyajikan data (data display), dan menarik
simpulan atau verifikasi (conclusion drawing and verification).
Kondensasi data merujuk pada proses pemilihan (selecting),
pengerucutan (focusing), penyederhanaan (simplifiying),
peringkasan (abstracting), dan transformasi data
(transforming). Secara lebih terperinci, langkah-langkah sesuai
teori Miles, Huberman dan Salda (2014) akan diterapkan
sebagaimana berikut (Miles, Huberman dan Saldana, 2014: 14)
Gambar 3.1 Model Miles dan Huberman
1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari metode yang di lakukan yaitu
observasi, wawancara dan dokumentasi. Semua jenis data
ini memiliki satu aspek kunci secara umum, analisinya
terutama tergantung pada keterampilan integratif dan
interpretatif dari peneliti. Interpretasi diperlukan karena
29
data yang dikumpulkan jarang berbentuk angka, data kaya
rincian dan panjang.
2) Kondensasi Data
30
Tahap membuat rangkuman yang inti, proses, dan
Transforming)
31
penelitian. Selain itu peneliti juga harus mempertajam
(Machmud, 2016:68)
32
Oleh karena dalam penelitian ini, peneiti lebih
Daftar pustaka
33
2017. http://maritimeworld.web.id/2011/03/pengertian-dan-cara-kerja-
purifier.htm (diakses 2022)
2022)
Charnews, D.P. 2007, Marine Diesel Engines, Cornell Maritime Press, United
States of America
Galih, 2012, Metode Fault Tree Anaysis, Alfabeta, Bandung
Huading separator 2018 https://www.huading-separator.com/disc-stack-
centrifuge/ (di akses 2022)
http://repository.pip-semarang.ac.id/id/eprint/299 (diakses
2022)
https://solarindustri.com/blog/pengertian-marine-fuel-oil/(diakses
2022)
https://inameq.com/piping-system/sistem-instalasi-pipa-bahan-
https://onesolution.pertamina.com/Product/IFM?cat=product(diakses
2022)
34
Taylor, D.A. 2007, Introduction to Marine Enginering, Harbour Craft
Service Ltd, Hong Kong
Tim Penyusun Poltekpel surabaya, 2022, Buku Panduan Karya Ilmiah Terapan
35