Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN RESPONSI PRAKTIKUM

ANALISA LUMPUR PEMBORAN

DISUSUN OLEH:
TEAM : WEARHERFORD

LABORATORIUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

i
HALAMAN PENGESAHAN
RESPONSI ANALISA LUMPUR PEMBORAN
DESAIN LUMPUR PEMBORAN PADA SUMUR-01 LAPANGAN MUMET
BERDASARAKAN KARATERISTIK RESERVOIR DAN PROBLEM

Disusun untuk memenuhi prasyarat mengikuti Responsi Analisa Lumpur


Pemboran Tahun Akademik 2018/2019, Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas
Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

DISUSUN OLEH :

TEAM : WEATERFORD

Disetujui untuk Laboratorium

Analisa Lumpur Pemboran

Oleh:

Koordinator Asisten Praktikum

Aditya Nurmawan, S.T.

ii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Pertama-tama kami ucapkan puji syukur Alhamdulillah dan ucapan


terimakasih kepada semua pihak yang bersangkutan dalam proses pembuatan
laporan Responsi Praktikum Analisa Inti Batuan ini sampai selesainya laporan ini,
yaitu kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya dan segala yang terbaik
untuk hamba-Mu ini.
2. Keluarga dirumah yang kami sayangi yang selalu mendukung dan
mendoakan supaya selalu dijalan yang benar.
3. Semua asisten Praktikum Lumpur Pemboran yang telah membimbing dan
iklas memberikan ilmunya kepada kami, terimakasih yang sebesar-besarnya
untuk abang semua.
4. Teman-teman WEATHERFORD TEAM yang telah bekerja sama dengan
sangat baik dalam menyelesaikan laporan ini : Zikri Nafitraaa, Fahmi Al
Hafiz N, M. Prasetyo, Riska Indah, Mona Rizki Illahi, Iwan, Syakila Tasya,
Royhan Albar Lubis, M. Yanuar Firdaus
5. Keluarga Teknik Perminyakan UPNVYK 2017, PETRONIUS

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
seluruh case Responsi Praktikum Analisa Lumpur Pemboran tepat pada waktunya.
Sesuai dengan maksud dari pembuatan Laporan Responsi Praktikum
Analisa Lumpur Pemboran ini yaitu sebagai salah satu syarat mengikuti responsi
akhir Praktikum Analisa Lumpur Pemboran pada semester ini.
Laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa ada bantuan dari berbagai pihak
baik langsung maupun tidak langsung, untuk itu kami ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ketua Jurusan Teknik Perminyakan Bapak Dr. Ir, Drs. H. Herianto, M.T.
2. Dosen Jurusan Teknik Perminyakan UPN “Veteran” Yogyakarta.
3. Para Asisten Praktikum Analisa Lumpur Pemboran yang telah
mendampingi dan membimbing seluruh acara dalam praktikum.
4. Seluruh staff Laboratorium Analisa Lumpur Pemboran Jurusan Teknik
Perminyakan UPN “Veteran” Yogyakarta.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan praktikum dan
penyusunan laporan ini.
kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami mengharapkan adanya saran, kritik, dan tanggapan yang bersifat membangun
dalam upaya pembelajaran lebih lanjut.
Akhir kata kami mengharapkan agar laporan ini dapat berguna baik bagi
kami sendiri maupun bagi pembaca sekalian.

Yogyakarta, 02 Mei 2019


Praktikan

Ygyakarta, 30 April 201Team


Weaterford

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
RINGKASAN ............................................................................................. 1
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................ 2
BAB II. TINJAUAN UMUM SUMUR ............................................ 3
BAB III. DASAR TEORI ................................................................... 5
BAB IV. PERHITUNGAN DAN ANALISA .................................... 9
BAB VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ........................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 18
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Profil Sumur ............................................................................... 24

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel IV.1. Tabulasi Estimasi mud .............................................................. 54
Tabel IV.2. Tabulasi Section 1 ..................................................................... 54
Tabel IV.3. Tabulasi Section 2 ..................................................................... 54
Tabel L.1 Tabulasi Tekanan Formasi dan Tekanan Rekah ....................... 54

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran A ................................................................................................. 6
Lampiran B .................................................................................................. 6
Lampiran C ................................................................................................. 6
Lampiran D ................................................................................................. 7

viii
RINGKASAN

Lumpur pemboran adalah fluida yang didesain dan digunakan untuk


membantu proses pemboran. Pada pemboran diperlukan perencanaan lumpur yang
tepat. Desain lumpur yang tidak sesuai dengan kondisi sumur dapat menimbulkan
berbagai permasalahan seperti kick, loss circulation, pipe stickingdan swelling.
Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui rheology dari lumpur pemboran
dan dasar dari operasi pemboran khususnya lumpur pemboran. Berdasarkan case
yang diberikan, diketahui bahwa formasi yang ditembus pada kedalaman 300 m –
2000 m merupakan formasi yang didominasi oleh mineral clay yang memiliki nilai
KTK sebesar 10-40 Meq/100gr. Kekompakan formasi pada kedalaman ini rendah
dan ROP sebesar 45 m/h. Pada kedalaman 2000 m – 2900 m didominasi oleh
mineral clay dengan nilai KTK 60-150 Meq/100gr dan ROP sebesar 20 m/h. Pada
kedalaman 2900 m – 3000 m, memiliki lithology karbonat dan merupakan target
pemboran. Permasalahan dalam case ini pada Section 1 adalah seepage loss dan
brittle, seepage loss terjadi karena formasi tersebut memiliki lithologi Interbedded
sandstone dan mudstone dimana nilai porositas dan permeabilitas yang besar dan
kekompakan formasi rendah sehingga memungkinkan terjadinya seepage loss,
brittle terjadi karena jenis mineral pada formasi tersebut sesuai dengan nilai KTK
nya adalah Illite, dimana mineral Illite bersifat brittle. Adapun penanggulangan dari
problem section I yaitu dengan mengurangi ROP untuk mengurangi jumlah cutting
ataupun mendesain lumpur yang efektif, yaitu dengan menambahkan additive
berupa LCM seperti penggunaan serbuk gergaji untuk menutup zona yang terjadi
loss. Pada section II formasi Pasrah memiliki lithology Claystone yang dapat
menyebabkan Swelling jika menggunakan lumpur jenis Water Base Mud (WBM),
untuk menanggulangi problem berupa swelling yang disebabkan karena perbedaan
harga KTK formasi yang lebih tinggi dari pada harga KTK lumpur dapat
menggunakan additive KCL. Pada formasi Nyerah merupakan Zona Payzone,

1
dimana pada zona tersebut harus dihindari kondisi loss circulation agar recovery
hidrokarbon optimal.

2
BAB I

PENDAHULUAN

Pemboran merupakan suatu kegiatan membuat lubang di bawah permukaan


bumi dengan menggunakan bit dan seperangkat alat pemboran. Peralatan yang
digunakan disesuaikan dengan kondisi formasi daerah sumur yang akan di bor.
Variable yang menjadi perhatian dalam pemboran salah satunya adalah tekanan.
Selain itu, desain lumpur juga harus didesain sesuai dengan kondisi formasi agar
tidak menimbulkan beberapa problem.

Maksud percobaan ini adalah untuk mendesain lumpur yang akan


digunakan agar sifat fisik lumpur sesuai dengan kondisi lubang bor. Hal yang perlu
dilakukan adalah dengan menjaga densitas lumpur agar tekanan hidrostastik bisa di
atas tekanan formasi dan di bawah tekanan rekah formasi. Tujuan percobaan ini
adalah mengatasi problem yang mungkin terjadi dengan desain lumpur pemboran
yang efektif.

3
BAB II

TINJAUAN UMUM SUMUR

Sumur Pusing-01 dengan total kedalaman 3000 m terletak pada Lapangan


Mumet. Lapangan Mumet terbagi menjadi dua section, terdapat satu formasi di
section pertama dan dua formasi di section kedua. Berdasarkan hasil observasi, core
pada section dua lebih longgar daripada section satu. Pada section dua juga
terbentuk micro-crack dengan baik dengan berlimpahnya keberadaan micro-pores.
Berikut merupakan data secara lengkap Lapangan Mumet :

1. Section 1
Pada section satu terdapat satu jenis formasi yaitu Formasi Bingung.
Formasi Bingung memiliki kedalaman 500-2000 m dan temperature 122-176
0
F. Lithology pada Formasi Bingung yaitu interbedded sandstone dan mudstone
yang didominasi oleh shale. Jenis mineral clay pada Formasi Bingung
didominasi jenis mineral illite yang mudah rekah (brittle) dengan nilai KTK
sebesar 10-40 Meq/100gr, pada kedalaman ini formasi memiliki kekompakan
yang rendah dan ROP sebesar 45 m/h serta memiliki perbedaan temperature
yang cukup besar sehinga dapat diindikasikan terjadinya seepage loss.
2. Section 2
Pada section 2 terdapat dua formasi yaitu Formasi Pasrah dan Formasi
Nyerah dengan kedalaman 2000-3000 m
a. Formasi Pasrah
Formasi Pasrah terletak pada kedalaman 2000 – 2900m dengan temperature
176-198 0F. Jenis mineral clay pada Formasi Pasrah didominasi jenis
mineral montmorilllonite dengan nilai KTK sebesar 60 – 150 Meq/100gr
dan ROP sebesar 20m/h. Lythology pada Formasi Pasrah didominasi oleh
claystone. Jenis lithology pada Formasi Pasrah dapat menyebabkan problem
swelling jika bertemu dengan water based mud.

4
b. Formasi Nyerah
Formasi Nyerah terletak pada kedalaman 2900m – 3000m dengan
temperature 198-2030F. Lythology pada Formasi Nyerah didominasi oleh
carbonate dan merupakan target pemboran. Formasi ini merupakan
payzone, yaitu zona hidrokarbon dan harus dihindari terjadinya loss
circulation agar recovery hidrokarbon optimal.

Sumur Pusing-01 memiliki karakteristik yang mirip dengan Sumur Pusing-


02 yang terletak di Lapangan Mumet. Adapun data lapangan tambahan dan desain
lumpur pemboran pada sumur pusing-02 yang memiliki karateristik mirip dengan
sumur pusing-01 yaitu, berat lumpur sebesar 12 ppg, KTK Lumpur 8 Meq/100gr,
gradien rekah formasi 0,55 psi/ft, dan gradien overburden 1 psi/ft. Pada saat
dilakukan pemboran di Sumur Pusing-02 terjadi beberapa masalah pemboran.

5
BAB III

DASAR TEORI

3.1. Lumpur Pemboran


Lumpur pemboran merupakan komponen yang sangat penting karena
menentukan berhasil atau tidaknya suatu operasi pemboran. Lumpur pemboran
dirancang se-efisien mungkin dalam menghadapi kondisi bawah permukaan
yang ada selama operasi pemboran berlangsung. Terdapat 4 komponen utama
dalam membuat lumpur pemboran, yaitu: fasa cair (air atau minyak), reactive
solid (padatan yang bereaksi dengan air membentuk koloid ), inert solid (zat
padat yang tidak bereaksi), dan fasa kimia. Dari keempat komponen ini
dicampurkan sedemikian rupa sehingga didapatkan lumpur pemboran yang
sesuai dengan keadaan formasi yang ditembus.
3.1.1 Fasa Cair
Fasa cair adalah komponen utama lumpur pemboran. Fungsi dari fasa cair
adalah sebagai fasa dasar yang dapat menyebabkan lumpur dapat mengalir.
Disamping itu bila bereaksi dengan reaktif solid akan membentuk koloid yang
memiliki viscositas tertentu sehingga lumpur dapat mengangkat serpih bor
(cutting). Fasa cair dapat berupa air dan minyak. Air dibagi menjadi 2 yaitu
fresh water dan salt water.
3.1.2. Reactive Solid
Padatan ini bereaksi dengan sekelilingnya membentuk koloidal. Dalam hal
ini clay air tawar seperti bentonite mengisap (absorb) air tawar dan membentuk
lumpur.. Istilah “Yield” digunakan untuk menyatakan jumlah barel lumpur
yang dapat di hasilkan dari satu ton clay agar viskositas lumpurnya 15 cp.
3.1.3. Inert Solid
Inert solid adalah padatan yang tidak bereaksi dengan air dan dengan
komponen lainnya dalam lumpur, dimana material ini tidak
tersuspensi..Biasanya berupa barite (BaSO4) yang digunakan untuk
menaikkan densitas lumpur, ataupun galena atau bijih besi. Inert solids dapat

6
pula berasal dari formasi-formasi yang dibor dan terbawa lumpur seperti chert,
pasir atau clay-clay non swelling, dan padatan-padatan seperti ini secara tidak
sengaja memberikan kenaikan densitas lumpur dan perlu dibuang secepat
mungkin (bisa menyebabkan abrasi, kerusakan pompa dll).
3.1.4. Fasa Kimia
Zat kimia merupakan bagian dari sistem yang digunakan untuk mengontrol
sifat – sifat lumpur misalnya menyebarkan partikel- partikel clay (disepertion),
dan menggumpalkan partikel – partikel clay (flocculation) yang akan berefek
pada pengkoloidan partikel clay itu sendiri. Banyak sekali zat kimia yang
digunakan untuk menurunkan viskositas, mengurangi water loss, dan
mengontrol fasa koloid (disebut surface active agent).
3.2. Fungsi Lumpur Pemboran
Lumpur pemboran merupakan faktor yang penting dalam pemboran.
Kecepatan pemboran, efisiensi, keselamatan dan biaya pemboran sangat
tergantung pada lumpur. Fungsi lumpur antara lain adalah :
1. Pengangkatan serpih bor (cutting) ke permukaan.
2. Mendinginkan dan melumasi bit.
3. Membersihkan dasar lubang.
4. Melindungi dinding lubang supaya stabil.
5. Menjaga atau mengimbangi tekanan formasi.
6. Menahan cutting ketika sirkulasi dihentikan .
7. Sebagai media logging.
8. Menahan sebagian berat drill pipe dan casing (Bouyancy effect)..
9. Mendapatkan informasi (mud log, sample log).
10. Mencegah dan menghambat laju korosi.
3.3. Sifat-Sifat Lumpur
Ada tiga sifat fisik lumpur terpenting yang dikontrol pada setiap operasi
pemboran sumur migas maupun panasbumi. Ketiga sifat fisik lumpur tersebut
adalah:

7
1. Densitas
Mengontrol densitas lumpur bertujuan untuk mencegah terjadinya
blow out dan digunakan untuk menstabilkan lubang bor. Lumpur yang
terlalu berat dapat menyebabkan terjadinya lost circulation, sedangkan
lumpur yang terlalu ringan dapat menyebabkan masuknya fluida formasi
kedalam lubang bor (kick) dan jika tidak segera diatasi akan dapat
menyebabkan terjadinya semburan liar (blowout). Tekanan hidrostatik
dapat dihitung dengan persamaan :
Ph = 0.052 x ρ x TVD….….......……(1)
2. Rheology
a. Plastic Viscosity
Penggunaan utama plastic viscosity, yang diukur dalam centipoises
adalah untuk menunjukkan pengaruh kandungan padatan terhadap
kekentalan lumpur. Plastic viscosity diperoleh dengan mengurangkan
dial reading 600 rpm dengan 300 rpm pada viscometer. Kenaikan
viskositas yang mendadak berarti menunjukkan adanya kenaikan kadar
padatan. Jika hal ini tidak terdeteksi, maka dapat menimbulkan problem
pemboran. Plastic viscosity merupakan parameter yang harus sering
diukur, karena lebih mudah dan cepat dilakukan dibandingkan dengan
pengukuran kadar padatan.
µp = C600 – C300……….......…...…….(2)
b. Yield Point
Yield point yang diperoleh dengan ekstrapolasi garis lurus antara
pembacaan dial 300 dan 600 rpm pada viscometer. Yield point
ditentukan secara kuantitatif dengan pengurangan pembacaan 300 rpm
dan plastic viscosity. Pada lumpur tanpa pemberat yield point dijaga
pada level yang cukup untuk pembersihan dasar lubang. Pada lumpur
yang diperberat yield point diperlukan untuk menahan barite.
Yp = C300-µp………….......................(3)
Q2 = Q1 x (t2/t1)0.5……………..…….(4)

8
3. Filtrattion Loss
Filltration loss adalah ketika fasa cair dari lumpur masuk ke formasi.
Filtration loss yang terlalu besar dapat berefek buruk pada formasi maupun
lumpur itu sendiri, karena dapat menyebabkan permeabilitas dari formasi
dapat menurun dan lumpur akan kehilangan fasa cair. Filltration loss ini
dapat menyebabkan terbentuknya mud cake pada dinding lubang bor. Mud
cake harus tipis dan elastic agar tidak menyebabkan diameter lubang bor
mengecil.
Q2 = Q7.5menit x (30menit/7.5menit)0.5….(5)
3.4. Additive
1. Barite (Barium Sulfat)
Barite (BaSO4) merupakan innert solid yang fungsinya
menambahkan massa pada lumpur, dari menambahkan massa lumpur maka
Kegunaan dari penggunaan barite adalah dapat menaikkan densitas lumpur
sehingga cukup untuk mengontrol tekanan formasi.
2. Kalium Hidroksida
Kalium Hidroksida (KOH) digunakan sebagai pengontrol pH agar
pH lumpur pemboran dapat berada kondisi idealnya, yaitu sekitar 8,5 – 9,5.
3. Xanthan Gum Density (XCD)
Xanthan Gum Density digunakan sebagai viscofier atau sebagai
peningkat densitas lumpur pemboran.
4. Poly Anionic Cellulose Reguler ( PAC-R)
Digunakan dalam sebagian besar cairan pengeboran berbasis air
(WBM), dapat memberikan viskositas sekunder dan efektif pada
konsentrasi rendah. Sangat cocok untuk digunakan dalam air tawar, air laut,
dan air garam hingga 300 ° F (149 ° C).

9
BAB IV

PERHITUNGAN DAN ANALISA

4.1. Perhitungan
1. Perhitungan tekanan formasi (Pf), tekanan hydrostatic (Ph), dan
tekanan rekah formasi (Prf)
- Tekanan formasi (Pf)
Gradient tekanan formasi (Gpf) = 0,433
TVD (true vertical depth) = 1640,419948 ft
Pf = Gpf x TVD
= 0,433x 1640,419948 ft
= 710,301837 Psia
- Teknan rekah formasi (Prf)
Gradient tekanan rekah formasi = 0,55
TVD (true vertical depth) = 1640,419948 ft
Prf = Grf x TVD
= 0,55 x 1640,419948 ft
= 902,2309711 Psia
2. Perhitungan equivalent Mud Weight (EMW)
- Equivalent Mud Weight (EMW) Pf
Pf = 710,301837
TVD = 1640,419948
𝑃𝑓
EMW Pf = (𝑇𝑉𝐷 𝑥 0,052) +0,5
710,301837
= (1640,419948 𝑥 0,052) +0,5

= 8,278399
- Equivalent Mud Weight (EMW) Prf
Prf = 902,2309711
TVD = 1640,419948

10
𝑃𝑟𝑓
EMW Prf = (𝑇𝑉𝐷 𝑥 0,052)−0,3
902,2309711
=(1640,419948 𝑥 0,052)−0,3

= 10,61425259
- Equivalent Mud Weight (EMW) mud
EMW Pf = 8,278399
EMW Prf = 10,61425259
𝐸𝑀𝑊 𝑃𝑓+𝐸𝑀𝑊 𝑃𝑟𝑓
EMW mud = 2
8,278399+10,61425259
= 2

= 9,44632576
3. Perhitungan tekanan hydrostatic (Ph) mud
EMW mud = 9,44632576
TVD = 1640,419948
Ph = EMW mud x 0,052 x TVD
= 9,44632576 x 0,052 x 1640,419948
= 805,7889
4. Perhitungan densitas mud weight
Ph mud = 805,7889
TVD = 1640,419948
𝑃ℎ 𝑚𝑢𝑑
Densitas mud weight = 𝑇𝑉𝐷 𝑥 0,052
805,7889
= 1640,419949

= 9,446325755
5. Penentuan massa barite
Densitas lumpur dasar dengan 22,5 gr Bentonite dan 350 ml
air diperoleh densitas sebesar 8,6 ppg. Densitas untuk 9,5 ppg,
diperoleh dengan persamaan :
Ws = 684 × ((dmb - dml))/(((4,2 x 8,33) - 9,5))
Ws = 684 × ((9,5 - 8,6))/((34,96) - 9,5)
Ws = 24,274 kg/bbl
Ws = 24274 gr/bbl × 0,0022 bbl/350 cc

11
= 55 gr Barite/350 cc
6. Pengukuran Rheology Lumpur dengan viscometer fann vg
a. PV = 17,5 cp
b. YP = 57,5 lb/100ftsqr
c. GS 10’’ = 5 lb/100ft2
d. GS 10’ = 15 lb/100ft2
e. Volume filtrat = 12,8 ml
f. Mud cake = 1,9 mm
g. pH =8
7. Mud Volume Requirements
Mud volume = Bit Diameter – Drill String diameter
 Program pemboran ini terdiridaari : :
- Conductor casing
- Surface casing
- Intermediate casing
- Production casing
 Conductor casing (Casing 20” ; @ 0 - 150 ft)
 Surface casing (ID casing 12 5/7” ; casing ID 12 5/7” ; pipe
OD 5,5” ; @ 0-1640 ft)
 Kedalaman 0 - 1640,41995 ft
OH2 −OD2
= ( . 1640)
1029,4

12,712 −5,52
= ( . 1640)
1029,4

= 209,42 bbl
Total volume @ surface casing adalah 209,42 bbl

 Intermediate casing (ID casing 9” ; pipe OD 5,5” ; @ 0 –


6561,6ft)
 Kedalaman 0 – 6561,6 ft
92 −5,52
=( . 6561,6)
1029,4

= 323,6 bbl

12
Total volume @ intermediate casing adalah 323,6 bbl
 Production casing (ID casing 6,456” ; pipe OD 5,5” ; @
9842,5)
 Kedalaman 9842,5ft
6,4562 −5,52
=( . 9842,5)
1029,4

= 109,28 bbl
Total volume @ production casing adalah 109,28 bbl
Total Mud Volume Requirement is 963,5 bbl

Tabel 4.1
Estimasi Mud
Trayek MD(ft) Casin OD ID OD OD Vmu Safet
g Casin Casin Bit Pip d y
Grade g g (in) e (bbl) Facto
(in) (in) (in) r
(bbl)
Conductor 150 H-40 20
Surface 1640,4199 H-40 13 3/8 17,5 12 5 209 314
5 5/7 1/2 3/7 1/7
Intermedia 6561,6797 H-40 9 5/8 12,25 9 5 323 485
te 9 1/2 3/5 2/5
Production 9842,5196 H-40 7 8,5 6,45 5 109 164
9 6 1/2 2/7
` Total 963,5
Vmu
d

8. Perhitungan Kecepatan Slip Metode MooreP

9. Perhitungan Kecepatan Cutting

13
10. Perhitungan Kecepatan Minimum
Vmin = Vsl + Vcut

11. Perhitungan Rate Mud Minimum


Qmin = Vmin/A

Tabel 4.2
Section 1
Dc 0,7283 in
Ρc 14,5 ppg
Ρm 9,5
ROP 147,638 ft/jam
Dp 5,5 inc
Dh 9 inch
Ca 0,045
A 2/7 ft2
Vsl 0,953 (ft2/s)
Vcutt 145,456 (ft2/s)
Vmin 146,409 (ft2/s)
Q 56 1/6 ft3/min

Tabel 4.3
Section 2

Dc 0,6 in
Ρc 14 ppg
Ρm 9,5
ROP 65,617 ft/jam
Dp 5,5 inc
Dh 6,456 inch
Ca 0,04
A 0,063 ft2
Vsl 0,953 (ft2/s)
Vcutt 145,456 (ft2/s)
Vmin 146,409 (ft2/s)
Q 13,438 ft3/min

14
4.2. Analisa

Dari data yang didapatkan melalui percobaan dan perhitungan menunjukkan


bahwa lumpur pemboran yang akan digunakan untuk mengebor sumur pusing -01
memiliki densitas sebesar 9,5 ppg, densitas ini akan digunakan dari awal
pengeboran hingga pencapai target pada kedalaman TVD 3000m. Komposisi yang
digunakan dalam percobaan untuk membuat lumpur pemboran pada sumur pusing
-01 adalah bentonite sebesar 22,5 gr, air sebanyak 350ml, PAC-R sebesar 0,3 gr,
Barite sebesar 55 gr, KOH sebesar 0,3 gr, dan XCD sebesar 0,3 gr. Rheologi lumpur
yang didapatkan seperti plastic viscosity sebesar 17,5 cp dan Yp sebesar 57,5 lb/ft2.
Ketebalan mud cake sebesar 1,9 mm, ketebalan mud cake ini baik karena ketebalan
mud cake yang baik berkisar 0,8 mm hingga 2 mm. Filtrate loss yang didapatkan
sebesar 12,8 ml/30menit. Harga filtrate loss tersebut masih baik artinya setiap 30
menit filtrat lumpur pemboran akan hilang kedalam formasi sebesar 12,8 ml. Harga
filtrate loss yang baik adalah kurang dari 15 ml/30 menit, untuk penanggulangan
filtrate loss tersebut dapat menggunakan additive berupa LCM sehingga besarnya
filtrate loss dapat dikurangi.

15
BAB V

PEMBAHASAN

Perencanaan pemboran pada sumur -01 di lapangan mumet akan dilakukan


pemboran hingga menacapai target pemboran pada section 2 di formasi nyerah yang
memiliki lithologi batuan carbonat. Formasi ini terletak pada kedalaman TVD
2900-3000 m. Dari lithologi pada setiap formasi yang ditembus maka diperkirakan
akan terjadi beberapa masalah seperti seepage loss dan sweling. Cara yang dapat
digunakan untuk meminimalisir problem yang akan terjadi dapat dilakukan
pemasangan casing dan juga dapat menggunakan penambahan additive tertentu
kedalam lumpur pemboran selama pemboran berlangsung.
Perencanaan pemboran sumur ini akan dakukan dengan pemasangan casing
konduktor dengan diameter 20 inci, casing ini dipasang dari permukaan hingga
kedalaman 150 feet. Pemasangan casing surface dilakukan pada kedalaman 0 -
1640 ft dengan diameter casing 13 3/8 in. Pemasangan intermediete casing dengan
diameter 9 5/8 in dan pada kedalaman 0 -6 561 ft, Pemasangan casing ini ditujukan
untuk menyelesaikan problem yang terdapat pada section I. Dan terakhir
pemasangan casing produksi atau mungkin liner dipasang pada kedalaman hingga
3000 meter atau 9842 feet dengan diameter sebesar 7 in. Pemasangan ini dilakukan
karena sudah mencapai target pemboran yaitu pada formasi nyerah.
Problem seperti seepage loss sangat mungkin terjadi pada pemboran ini
karena pada Section pada formasi pusing dengan lithologi batuan selang seling sand
stone dan mud stone yang didominasi shale dan dengan nilai KTK yang rendah
memungkinkan terjadinya seepage loss. Dari perhtungan dan percobaan yang
dilakukan didapatkan harga filtrat loss sebesar 12,8 ml/30menit yang menunjukkan
harga yang baik. Harga filtrate loss yang baik adalah kurang dari 15 ml/30 menit,
untuk menanggulangi problem seepage loss dapat dilakukan dengan mengurangi
ROP untuk mengurangi jumlah cutting ataupun mendesain lumpur yang efektif

16
dengan melakukan penambahan additive berupa LCM (loss circulation material)
seperti penggunaan serbuk gergaji untuk menutup zona yang terjadi loss.
Dari harga KTK pada formasi yang dapat ditembus dapat diketahui adanya mineral
illite pada formasi pusing dan adanya mineral Montmorilllonite. llite merupakan
mineral yang sangat dominan pada batuan argilaceaous. Terbentuk dari pelapukan
batuan silikat (utamanya feldspar), melalui alterasi dari mineral lempung yang lain,
dan selama degradasi mineral muscovite. Formasi mineral illite umumnya terbentuk
pada kondisi alkaline dan konsentrasi tinggi unsur Al dan K. Montmorillonite
adalah kelompok mineral phyllosilicate yang sangat lunak yang terbentuk ketika
mereka mengendap dari larutan air sebagai kristal mikroskopis. Mineral
montmorillonit berasal dari aktivitas vulkanisme dan hidrotermal dan terdiri dari
aluminium silikat hidro dalam bentuk partikel yang sangat kecil. Montmorillonite
dapat mengembang beberapa kali volume aslinya ketika bersentuhan dengan air.
Mineral ini dapat menyebabkan problem pemboran berupa swelling, untuk
menanggulangi problem berupa swelling yang disebabkan karena perbedaan harga
KTK formasi yang lebih tinggi dari pada harga KTK lumpur dapat menggunakan
additive KCL (Potasium Chlorid), dengan penambahan additive KCL maka harga
KTK lumpur dapat meningkat sehingga perbedaan harga KTK formasi dengan
lumpur pemboran tidak terlalu jauh dan problem swelling dapat di minimalisir.

17
BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.4. Kesimpulan
3.5. Rekomendasi

18
.DAFTAR PUSTAKA

Buku Petunjuk Praktikum Analisa Lumpur Pemboran, Laboratorium Analisa Semen dan
Lumpur Jurusan Teknik Perminyakan UPN ‘Veteran’ Yogyakarta, Yogyakarta.
Rubiandini Rudi. 2012. Teknik Operasi Pemboran Volume I.Bandung: ITB

19
LAMPIRAN A
Tabel 5. Hasil Perhitungan Gradien Tekanan Formasi dan Gradien Tekanan Rekah Formasi
Grad Frac
Grad Pore (psi/ft) (psi/ft) Depth (ft) Pf (psi) Prf (psi)
0,747 0,86107 1640,419948 1225,393701 1412,516404
0,747 0,86107 1700 1269,9 1463,819
0,747 0,86107 1800 1344,6 1549,926
0,747 0,86107 1900 1419,3 1636,033
0,747 0,86107 2000 1494 1722,14
0,747 0,86107 2100 1568,7 1808,247
0,747 0,86107 2200 1643,4 1894,354
0,747 0,86107 2300 1718,1 1980,461
0,747 0,86107 2400 1792,8 2066,568
0,747 0,86107 2500 1867,5 2152,675
0,747 0,86107 2600 1942,2 2238,782
0,747 0,86107 2700 2016,9 2324,889
0,747 0,86107 2800 2091,6 2410,996
0,747 0,86107 2900 2166,3 2497,103
0,747 0,86107 3000 2241 2583,21
0,747 0,86107 3100 2315,7 2669,317
0,747 0,86107 3200 2390,4 2755,424
0,747 0,86107 3300 2465,1 2841,531
0,747 0,86107 3400 2539,8 2927,638
0,747 0,86107 3500 2614,5 3013,745
0,747 0,86107 3600 2689,2 3099,852
0,747 0,86107 3700 2763,9 3185,959
0,747 0,86107 3800 2838,6 3272,066
0,747 0,86107 3900 2913,3 3358,173
0,747 0,86107 4000 2988 3444,28
0,747 0,86107 4100 3062,7 3530,387
0,747 0,86107 4200 3137,4 3616,494
0,747 0,86107 4300 3212,1 3702,601
0,747 0,86107 4400 3286,8 3788,708
0,747 0,86107 4500 3361,5 3874,815
0,747 0,86107 4600 3436,2 3960,922
0,747 0,86107 4700 3510,9 4047,029
0,747 0,86107 4800 3585,6 4133,136
0,747 0,86107 4900 3660,3 4219,243
0,747 0,86107 5000 3735 4305,35
0,747 0,86107 5100 3809,7 4391,457
0,747 0,86107 5200 3884,4 4477,564
0,747 0,86107 5300 3959,1 4563,671
0,747 0,86107 5400 4033,8 4649,778

20
0,747 0,86107 5500 4108,5 4735,885
0,747 0,86107 5600 4183,2 4821,992
0,747 0,86107 5700 4257,9 4908,099
0,747 0,86107 5800 4332,6 4994,206
0,747 0,86107 5900 4407,3 5080,313
0,747 0,86107 6000 4482 5166,42
0,747 0,86107 6100 4556,7 5252,527
0,747 0,86107 6200 4631,4 5338,634
0,747 0,86107 6300 4706,1 5424,741
0,747 0,86107 6400 4780,8 5510,848
0,747 0,86107 6500 4855,5 5596,955
0,4329 0,827 6561,67979 2840,551181 5426,509186
0,4329 0,827 6600 2857,14 5458,2
0,4329 0,827 6700 2900,43 5540,9
0,4329 0,827 6800 2943,72 5623,6
0,4329 0,827 6900 2987,01 5706,3
0,4329 0,827 7000 3030,3 5789
0,4329 0,827 7100 3073,59 5871,7
0,4329 0,827 7200 3116,88 5954,4
0,4329 0,827 7300 3160,17 6037,1
0,4329 0,827 7400 3203,46 6119,8
0,4329 0,827 7500 3246,75 6202,5
0,4329 0,827 7600 3290,04 6285,2
0,4329 0,827 7700 3333,33 6367,9
0,4329 0,827 7800 3376,62 6450,6
0,4329 0,827 7900 3419,91 6533,3
0,4329 0,827 8000 3463,2 6616
0,4329 0,827 8100 3506,49 6698,7
0,4329 0,827 8200 3549,78 6781,4
0,4329 0,827 8300 3593,07 6864,1
0,4329 0,827 8400 3636,36 6946,8
0,4329 0,827 8500 3679,65 7029,5
0,4329 0,827 8600 3722,94 7112,2
0,4329 0,827 8700 3766,23 7194,9
0,4329 0,827 8800 3809,52 7277,6
0,4329 0,827 8900 3852,81 7360,3
0,4329 0,827 9000 3896,1 7443
0,4329 0,827 9100 3939,39 7525,7
0,4329 0,827 9200 3982,68 7608,4
0,4329 0,827 9300 4025,97 7691,1
0,4329 0,827 9400 4069,26 7773,8
0,4328 0,6645 9500 4111,6 6312,75
0,4328 0,6645 9600 4154,88 6379,2
0,4328 0,6645 9700 4198,16 6445,65

21
0,4328 0,6645 9800 4241,44 6512,1
0,4328 0,6645 9842,519685 4259,84252 6540,354331

22
EMW Pf EMW Mud Ph Mud
Depth (ft) (ppg) EMW Prf (ppg) (ppg) (psi)
1700 14,28459 16,61542565 15,45000754 1365,781
1800 14,28905 16,61228296 15,45066858 1446,183
1900 14,29305 16,60947208 15,45126172 1526,585
2000 14,29665 16,60694311 15,45179691 1606,987
2100 14,29991 16,60465565 15,45228224 1687,389
2200 14,30287 16,60257669 15,45272437 1767,792
2300 14,30558 16,60067896 15,45312882 1848,194
2400 14,30806 16,59893976 15,45350021 1928,597
2500 14,31034 16,59734002 15,45384242 2009
2600 14,31245 16,5958636 15,45415877 2089,402
2700 14,31441 16,59449679 15,45445208 2169,805
2800 14,31622 16,5932278 15,45472479 2250,208
2900 14,31791 16,59204651 15,45497897 2330,611
3000 14,31949 16,59094412 15,45521647 2411,014
3100 14,32096 16,58991299 15,45543887 2491,417
3200 14,32235 16,58894642 15,45564756 2571,82
3300 14,32365 16,58803853 15,45584379 2652,223
3400 14,32487 16,58718414 15,45602862 2732,626
3500 14,32603 16,58637865 15,45620302 2813,029
3600 14,32712 16,58561798 15,45636786 2893,432
3700 14,32815 16,58489849 15,4565239 2973,835
3800 14,32913 16,58421693 15,45667182 3054,238
3900 14,33005 16,58357037 15,45681224 3134,642
4000 14,33094 16,58295619 15,45694572 3215,045
4100 14,33177 16,58237201 15,45707276 3295,448
4200 14,33257 16,58181568 15,45719382 3375,851
4300 14,33333 16,58128527 15,4573093 3456,254
4400 14,33406 16,58077899 15,45741959 3536,658
4500 14,33475 16,58029525 15,45752502 3617,061
4600 14,33542 16,57983257 15,45762592 3697,464
4700 14,33606 16,57938959 15,45772256 3777,867
4800 14,33667 16,5789651 15,45781522 3858,271
4900 14,33725 16,57855796 15,45790413 3938,674
5000 14,33781 16,57816712 15,45798951 4019,077
5100 14,33835 16,57779162 15,45807157 4099,481
5200 14,33887 16,57743058 15,45815051 4179,884

23
5300 14,33937 16,57708318 15,45822649 4260,287
5400 14,33985 16,57674866 15,45829968 4340,691
5500 14,34031 16,57642632 15,45837023 4421,094
5600 14,34076 16,5761155 15,45843828 4501,497
5700 14,34119 16,5758156 15,45850396 4581,901
5800 14,34161 16,57552605 15,4585674 4662,304
5900 14,34201 16,57524633 15,4586287 4742,707
6000 14,3424 16,57497594 15,45868797 4823,111
6100 14,34278 16,57471442 15,45874531 4903,514
6200 14,34314 16,57446135 15,45880082 4983,917
6300 14,34349 16,57421632 15,45885458 5064,321
6400 14,34383 16,57397895 15,45890667 5144,724
6500 14,34417 16,57374889 15,45895716 5225,128
6561,67979 8,312819 15,91784161 12,11533007 4133,84
6600 8,312889 15,91776028 12,11532471 4157,979
6700 8,31307 15,91755243 12,11531104 4220,974
6800 8,313245 15,91735069 12,11529777 4283,969
6900 8,313415 15,91715481 12,11528489 4346,964
7000 8,31358 15,91696453 12,11527239 4409,959
7100 8,313741 15,91677962 12,11526024 4472,954
7200 8,313897 15,91659984 12,11524844 4535,949
7300 8,314049 15,91642499 12,11523696 4598,944
7400 8,314197 15,91625488 12,1152258 4661,939
7500 8,314341 15,9160893 12,11521494 4724,934
7600 8,314481 15,91592808 12,11520438 4787,929
7700 8,314617 15,91577106 12,11519408 4850,924
7800 8,31475 15,91561806 12,11518406 4913,919
7900 8,31488 15,91546894 12,1151743 4976,914
8000 8,315006 15,91532355 12,11516478 5039,909
8100 8,315129 15,91518175 12,1151555 5102,903
8200 8,315249 15,91504342 12,11514644 5165,898
8300 8,315367 15,91490842 12,11513761 5228,893
8400 8,315481 15,91477663 12,115129 5291,888
8500 8,315593 15,91464795 12,11512059 5354,883
8600 8,315702 15,91452226 12,11511237 5417,878
8700 8,315809 15,91439947 12,11510435 5480,873
8800 8,315914 15,91427947 12,11509651 5543,868
8900 8,316016 15,91416216 12,11508885 5606,863

24
9000 8,316115 15,91404747 12,11508136 5669,858
9100 8,316213 15,91393529 12,11507404 5732,853
9200 8,316308 15,91382556 12,11506688 5795,848
9300 8,316402 15,91371819 12,11505988 5858,843
9400 8,316493 15,9136131 12,11505303 5921,838
9500 8,314661 12,7866113 10,55063629 5212,014
9600 8,314749 12,78653037 10,55063961 5266,879
9700 8,314835 12,7864511 10,55064286 5321,744
9800 8,314919 12,78637345 10,55064605 5376,609
9842,519685 8,314954 12,78634092 10,55064738 5399,938

25
LAMPIRAN B
A. Mud Volume Requirements

Mud volume = Volume Annulus x Safety Factor


Program pemboran ini terdiri dari :
- Conductor casing
- Surface casing
- Intermediate casing
- Production casing

Conductor casing (bit 20” ; @ 0 - 150 ft)

Surface casing (Bit 17,5” ; Depth 1640 ft” ; @ 0-1640 ft)

 Volume = 1/4 𝜋D2 x Depth


22 17,5 2
= ( ) x1640 ft
28 12

= 2741 cuft
= 488 2/9 bbl
Total volume @ surface casing adalah 488 2/9 bbl

Intermediate casing (bit 12,25” ; Depth 6561,6 ft; @ 0 – 6561,6ft)
 Volume = 1/4 𝜋D2 x Depth
22 12,25 2
= ( ) x 6561,6
28 12

= 5372 2/3 cuft


= 957 bbl
Total volume @ intermediate casing adalah 957 bbl

Production casing (8,5” ; Depth 9842,5 ft; @ 9842,5)
 Volume = 1/4 𝜋D2 x Depth
22 8,5 2
= ( ) x 9842,5 ft
28 12

= 3880 1/8 cuft


= 691 bbl
Total volume @ production casing adalah 691 bbl
Total Mud Volume Requirement is
2136,2 bbl

26

Anda mungkin juga menyukai