Anda di halaman 1dari 6

ANALISA PRESSURE BUILD UP TEST DAN UJI DELIVERABILITAS

PADA SUMUR PETRONIUS-8 LS LAPANGAN TANGGULANGIN,


MINARAK BRANTAS GAS, INC
Aridhan Rashid A (113170096) 1, Harvi Adi P (113170080) 2, Hanqenina Damayanti (113170135) 3,
Riska Indah O (113170139) 4 , Salsabil Janitra J.W. (113170087) 5
aridhanalfian@gmail.com1, hapadi57@gmail.com2, hanqenina_d@yahoo.com3,
riskaindah1276@gmail.com4
, salsajanitra@gmail.com 5
Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN Veteran Yogyakarta
Jl. SWK 104, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia Telp/Fax. (0274) 486733

ABSTRAK

Sumur PETRONIUS-8 LS memiliki 4 zona produksi yaitu A, B, C, dan D. Tujuan dilakukannya well testing pada sumur PETRONIUS-8 LS adalah untuk
mengetahui karakteristik reservoir dan untuk mengetahui kemampuan produksi pada zona C yang akan di produksikan. Analisis pressure derivative dan uji
deliverabilitas ini dilakukan dengan menggunakan software IHS. Hasil analisis pressure derivative menunjukan bahwa sumur PETRONIUS-8 LS Zona C
memiliki tiga periode yaitu early time, middle time, dan late time. Pada periode early time dapat diketahui terdapat changing wellbore storage, pada periode
early time dapat diketahui parameter-parameter reservoir seperti tekanan reservoir, permeabilitas (k), dan factor skin (s), dan pada periode late time dapat
diketahui bahwa reservoir berada pada kondisi pseudo steady state. Selanjutnya dilakukan uji deliverabilitas pada sumur PETRONIUS-8 LS Zona C dengan
menggunaan metode back pressure (flow after flow). Plot yang dilakukan yaitu dengan memplot laju alir gas vs penurunan tekanan, nilai AOF (Absolute
Open Flow) pada sumur ini berdasarkan analisis uji deliverabilitas yaitu sebesar 0.504 MMScfd dengan nilai C sebesar 1.1333x 10100 MMscfd/(psi2)n dan n
sebesar 1.

Kata kunci : Pressure Build Up (PBU), Pressure Derivative, Uji Deliverabilitas

I. PENDAHULUAN batupasir tuffan, dan sisipan breksi, tuff napalan,


Sumur PETRONIUS-8 LS dengan kedalaman 3101 ft mengandung moluska. Penyebaran satuan ini meluas dari
memiliki 4 zona produksi, yaitu zona A, B, C, dan D. Pada Mandala Kendeng Barat, Tengah hingga Kendeng Timur,
zona C yang sebelumnya ditutup akan diproduksikan, sehingga ketebalan, posisi stratigrafinya dan lingkungan
sehingga dilakukan uji pressure build up untuk mengetahui pengendapannya bervariasi.
kemampuan produksi dari zona C. Zona C terletak pada
III. TINJAUAN PUSTAKA
kedalaman 2570-2590 ft. Selain mengetahui kemampuan
III.1.Pengujian Sumur
produksi, Zona C dilakukan uji pressure derrivative untuk
Tujuan utama dari suatu pengujian sumur
mengetahui karakteristik reservoir.
hidrokarbon adalah untuk menentukan kemampuan suatu
II. TINJAUAN LAPANGAN
formasi untuk berproduksi. Apabila pengujian untuk
Lapangan Tanggulangin terletak Kalidawir
dirancang secara baik dan memadai serta hasilnya dianalisa
Kedungbanteng, Kec. Tanggulangin, Kab. Sidoarjo, Jawa
secara tepat, maka ada beberapa informasi yang dapat
Timur, sekitar 30 km di sebelah selatan dari kota indutri
diperoleh. Beberapa informasi tersebut antara lain.
utama Surabaya. Struktur Tanggulangin berada pada
Formasi Pucangan yang terdiri dari beberapa zona reservoir a. Permeabilitas efektif fluida.

sebagai zona produksi gas. Zona reservoir yang terdapat b. Kerusakan atau perbaikan formasi di sekeliling

pada Formasi Pucangan yaitu A, B1, B2, C1, C, D, dan E. lubang pemboran yang sedang diuji.

Formasi Pucangan tersingkap di Gn. Pucangan, Jombang, c. Tekanan dan batas dari suatu reservoir.

tersusun oleh batupasir konglomeratan, konglomerat, d. Bentuk radius pengurasan.

Kerja Praktik Minarak Brantas Gas, Inc


1
e. Keheterogenitasan suatu lapisan. untuk membantu dalam melakukan analisa pressure
transient. Penjelasan mengenai pembagian tersebut adalah
Ditinjau dari segi tujuan dari tes, maka dapat
sebagai berikut.
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tes untuk
memperoleh kemampuan dari suatu sumur untuk
berproduksi dan tes untuk mengetahui sifat dari reservoir.
3.3.1. Early Time (ET)
Prinsip dasar dari pengujian sumur ini adalah
Pada bagian ini tekanan transien bergerak menuju
memberikan suatu gangguan keseimbangan tekanan
formasi yang terdekat dengan lubang sumur. Selama selang
terhadap suatu sumur yang diuji. Hal ini dilakukan baik
waktu ET, kurva dipengaruhi oleh efek wellbore storage dan
dengan memproduksikan dengan laju alir konstan atau
skin. Hal tersebut terlihat berupa garis melungkung sebagai
penutupan sumur. Dengan adanya gangguan tekanan ini,
penyimpangan dari garis lurus.
perubahan tekanan akan disebarkan ke seluruh reservoir
3.3.2. Middle Time (MT)
dan hal ini dapat diamati setiap saat dengan melakukan
Pada bagian tekanan transien bergerak dari lubang
pencatatan tekanan lubang bor selama pengujian sumur
sumur menuju formasi (bulk formation). Pada saat inilah
berlangsung. Apabila perubahan tekanan tersebut diplot
yang disebut dengan infinite acting dimana garis lurus
dengan suatu fungsi waktu, maka akan didapatkan analisa
semilog terjadi. Waktu berakhirnya MT terjadi ketika radius
pola aliran yang terjadi dan juga karakteristik formasi.
investigasi mulai mendeteksi adanya boundary dari sumur
3.2. Analisa Pressure Build Up Test yang diuji. Pada periode ini dapat ditentukan permeabilitas,
Prinsip dari pressure build up test adalah dengan konduktivitas, atau transmibilitas (kh), kerusakan formasi,
memproduksikan sumur dengan selang waktu tertentu dan tekanan awal formasi.
sampai tercapai laju produksi tetap, yang ditunjukan oleh 3.3.3. Late Time (LT)
hasil catatan laju produksi di permukaan yang menunjukan Pada bagian ini, kurva mencerminkan garis lurus
harga yang stabil. Harga yang dianalisa pada pressure build yang telah mencapai batas akhir sumur yang diuji ataupun
up test ini adalah perubahan tekanan alir. Jika laju produksi pengaruh dari sumur yang diuji. Untuk mengetahui jarak
stabil telah tercapai maka tekanan alir dasar sumur akan yang telah ditempuh selama pengujian berlangsung yang
tetap. Penutupan sumur menyebabkan naiknya tekanan disebut radius of investigation. Adanya penyimpangan dari
yang dicatat sebagai fungsi waktu yang dicatat biasanya garis lurus Horner (segmen waktu tengah) dapat disebabkan
adalah tekanan alir dasar sumur. Tetapi pada kenyataannya, oleh banyak hal. Biasnya segmen data awal dipengaruhi
laju produksi tersebut berubah-ubah. Dasar analisa PBU ini oleh : wellbore storage, faktor skin, phase segretation (gas
diajukan oleh Horner, yang pada dasarnya adalah memplot hump), sedangkan segmen waktu lanjut dipengaruhi oleh
tekanan terhadap suatu fungsi waktu. Prinsip yang batas reservoir, pengaruh sumur-sumur produksi atau
mendasari analisa ini adalah yang dikenal dengan prinsip injeksi di sekeliling sumur yang diuji, dan lain-lain.
superposisi.
3.4. Type Curve Derivative
3.3. Karakteristik Kurva Plot Pressure Buildup
Type curve derivative diperkenalkan oleh Bourdet
Karakteristik kurva pressure build up dapat
dkk, dimana sumbu koordinat merupakan fungsi turunan
menggambarkan perubahan tekanan yang dialami oleh
pertama dari tekanan tak berdimensi, P D dengan pengaruh
sumur yang diuji. Kurva respons tekanan terbagi menjadi
log (tD/CD). Karena fungsi turunan atau derivative akan
tiga bagian terhadap perubahan tekanan, yaitu : segmen
memperlihatkan perubahan pada bentuk kurva akibat
data awal (early times), semen waktu tengah (middle times)
karakteristik perubahan pada bentuk kurva akibat
dan waktu lanjut (late times). Pembagian waktu ini dibagi
karakteristik perubahan tekanan (akibat sifat aliran),

Kerja Praktik Minarak Brantas Gas, Inc


2
sehingga lebih peka dan lebih akurat dalam analisis. Semua flow). Berikut merupakan diagram alir analisis pressure
type curve memiliki bentuk yang sama pada nilai CDe2s yang build up test dan deliverability test.
tinggi, yang menjadi masalah yaitu dalam menemukan type
Start
curve yang cocok dengan membandingkan bentuk type
curve-nya.
Reservoir Data, Pressure
Data, Rate Production Data

3.5. Deliverability
Suatu hubungan antara penurunan laju produksi
dengan tekanan reservoir, sebagai akibat berlangsungnya
proses depletion dari suatu reservoir gas diperlukan dalam
perencanaan pengembangan lapangan. Hubungan ini
bersifat relatif konstan selama masa produksi dari sumur.

3.5.1. Back Pressure / Flow After Flow


Pierce dan Rawlins (1929) merupakan orang
pertama yang mengusulkan suatu metode tes sumur gas
untuk mengetahui kemampuan sumur berproduksi dengan
memberikan tekanan balik (back pressure) yang berbeda-
beda. Pelaksanaan dari tes yang konvensional ini dimulai
dengan menstabilkan tekanan reservoir dengan jalan
End

menutup sumur, dari mana ditentukan harga P R.


Selanjutnya sumur diproduksikan dengan laju sebesar q sc
V. PEMBAHASAN
sehingga aliran mencapai stabil. Laju produksi diubah-ubah
empat kali dan setiap kali sumur itu dibiarkan berproduksi Pada sumur PETRONIUS-8 LS, pengujian build up

sampai tekanan mencapai stabil, sebelum diganti dengan test dilakukan pada zona C kedalaman 2570-2590 ft pada

laju produksi lainnya. Setiap perubahan laju produksi tidak tanggal 9 November 2019. Untuk menganalisis hasil dari

didahului dengan penutupan sumur. build up test diperlukan beberapa data reservoir. Data
reservoir ini didapatkan dari data pertama kali sumur
IV. METHODOLOGI
dilakukan pemboran kemudian sampel dari reservoir
Pada analisis ini, metode yang digunakan adalah diambil dan dilakukan analisis di laboratorium. Berikut ini
analisis uji pressure build up dan uji deliverabilitas. Pada uji merupakan data reservoir yang diperlukan dalan melakukan
pressure build up metode yang digunakan adalah Type analisis pressure build up test.
Curve Pressure Derivative dengan menggunakan bantuan
Tabel 5.1. Data Reservoir sumur PETRONIUS-8 LS
software IHS. Hasil analisis pressure build up ini untuk
Parameter Nilai Satuan
mendapatlan nilai dari faktor skin. Selain faktor skin dapat Specific Gravity Gas 0.55
juga diketahui nilai dari permeabilitas, kehilangan tekanan Saturasi Air 61.7 %
o
Temperature 123 F
yang disebabkan oleh skin, dan mengetahui radius of
Reservoir
investigation. Selain menentukan nilai skin dan parameter Porositas 29.4 -
dari reservoir lainnya, dilakukan juga uji deliverabilitas. Pada Jari-Jari Sumur 0.3 Ft
Pay zone 20 Ft
sumur PETRONIUS-8 LS analisis uji deliverabilitas dilakukan
dengan menggunakan metode back pressure (flow after

Kerja Praktik Minarak Brantas Gas, Inc


3
Parameter reservoir sumur PETRONIUS-8 LS di atas (Software IHS)
kemudian di masukan sebagai data awal pada saat akan Pada Gambar 5.2, grafik berwarna hijau
dilakukan analisis dengan menggunakan bantuan software merupakan type curve gringarten sedangkan grafik yang
IHS. Setelah semua parameter di atas dimasukkan kedalam berwarna merah merupakan type curve derivative. Dari type
software IHS kemudian dibutuhkan data tekanan dan waktu curve derivative diatas, dapat diketahui terbagi menajadi
yang merupakan hasil perekaman yang dilakukan dengan tiga bagian, yaitu early time (ET), middle time (MT), dan late
menggunakan alat Electrical Memory Recorder (EMR) dan time (LT).
dibutuhan juga data laju alir sehingga dihasilkan pemodelan Pada bagian early time (ET), curve gringarten dan
history plot pada software IHS. History plot ini menunjukan curve derivative tidak berhimpitan. Hal ini menandakan
kurva antara tekanan, laju alir (flow rate) serta waktu bahwa pada PETRONIUS-8 LS Zona C terjadi changing
dilakukannya pengujian sumur. Berikut ini merupakan grafik wellbore storage. Changing wellbore storage terjadi karena
dari history plot yang dapat dilihat pada Gambar 5.1 ada nya perbedaan yang besar pada kompresibilitas antara
dibawah. gas dan liquid. Pada bagian early time menggambarkan
kondisi lubang sumur.
Pada bagian middle time (MT), tekanan transien
bergerak dari lubang sumur menuju formasi (bulk
formation). Pada periode ini dapat ditentukan
permeabilitas, konduktivitas, atau transmibilitas (kh),
kerusakan formasi, dan tekanan awal formasi. Berikut ini
merupakan hasil analisis dengan menggunakan software IHS
yang digambarkan pada tabel x dibawah ini.
Gambar 5.1. History Plot Sumur PETRONIUS-8 LS Zona C Tabel 5.2. Hasil Type Curve Derivative Sumur PETRONIUS-8
(Software IHS) LS
Pada Gambar 5.1, pada garis berwarna hijau Parameter Nilai Satuan
merupakan plot tekanan terhadap waktu, sedangkan grafik Wellbore Storage 65
Skin -0.350 -
yang berwarna merah menunjukan hasil plot antara laju alir P* 715.7 Psia
dengan waktu. Transmibilitas 63.94 mD.ft
Permeabilitas 3.3 mD
Setelah mengetahui grafik dari history plot,
ω 0.4 -
kemudian dilakukan pemodelan terhadap kurva derivative λ 0.003 -
untuk sumur PETRONIUS-8 LS Zona C. Analisis pressure build
up dengan menggunakan kurva derivative bertujuan untuk Pada Analisis dengan menggunakan pressure

mengetahui berbagai informasi mengenai parameter dari derivative, dapat dilihat pada Tabel 5.2, nilai dari skin

reservoir seperti mengetahui pemodelan dari reservoir, dan menunjukan -0.350, sehingga menunjukan bahwa formasi

dapat menentukan batas dari reservoir. mengalami perbaikan formasi. Selain itu, dapat diketahui
pula besarnya permeabilitas PETRONIUS-8 LS C yaitu
sebesar 3.3 mD yang tergolong kecil. Dapat diketahui pula
bahwa reservoir model pada sumur PETRONIUS-8 LS Zona C
adalah homogenous. Reservoir homogenous diasumsikan
bahwa porositas, permeabilitas, dan tebal reservoir yang
terdapat pada sumur PETRONIUS-8 LS Zona C adalah
Gambar 5.2. Type Curve Sumur PETRONIUS-8 LS seragam. Pada akhir periode middle time, terdapat periode

Kerja Praktik Minarak Brantas Gas, Inc


4
transisis seblum masuk ke dalam periode late time. Peride berbeda-beda. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui
transisi ini ditandai dengan adanya pola aliran linier chanel. produktivitas sumur atau sering disebut dengan Absolute
Linier chanel ini dapat mengindikasikan bahwa reservoirnya Open Flow (AOF). Setelah diketahui nilai AOF dapat
masuk kedalam jenis reservoir yang tipis. diketahui kemampuan suatu sumur berproduksi dengan
Pada bagian late time (LT), sumur PETRONIUS-8 LS membuat kurva Inflow Performance Flow (IPR). Berikut ini
Zona C mencapai kondisi pseudo steady state yang ditandai merupakan data yang dibutuhkan dalam perhitungan AOF.
dengan slope sebesar 1 pada ujung curve derivative. Kondisi Tabel 5.4.Data Back Pressure ( Flow After Flow) Sumur
pseudo steady state yaitu kondisi dimana sudah mencapai PETRONIUS-8 LS Zona C
boundary. Selain itu, pada kondisi pseudo steady state Q Sandface Duration Keterangan
memiliki tekanan yang konstan dan laju alir nya cenderung ( MMscfd) Pressure (h)
stabil. Kondisi pseudo steady state ini menunjukan tidak lagi (Psia)
0.351 197.8 0.01 Shut in #1
adanya aliran yang masuk ke reservoir. Hal ini dapat
0.498 234.5 3.49 End-Flow #1
diketahui bahwa jenis reservoirnya yaitu close reservoir. 0.468 135.4 7.57 End-Flow #2
Close reservoir yaitu reservoirnya yang tidak memiliki kontak 0.486 91.3 11.46 End-Flow #3
0.5 75.3 15.44 End-Flow #4
dengan aquifer, sehingga penurunan tekanan yang terjadi 60.8 19.51 Extended
pada reservoir ini cukup signifikan. Selain itu, pada sumur Flow
PETRONIUS-8 LS Zona C mempunyai batas yaitu finite 667.0 57.09 Stab.Shut in

reservoir yaitu kondisi dimana reservoir sudah mencapai


Berdasarkan data tekanan dan laju alir pada tabel
batasnya. Pada periode late time (LT) terdapat indikasi
x, dilakukan plot grafik log-log antara Qsc vs m(P s) - m(Pf).
adanya dual porosity karena terbentuk lembah/lekungan
Berikut merupakan grafik dari uji deliverabilitas pada sumur
pada bagian setelah radial. Namun, setelah dilakukan
PETRONIUS-8 LS Zona C
matcing didapatkan nilai ω dan λ masing-masing sebesar
0.4 dan 0.003. Hal ini menunjukan bahwa reservoir
modelnya adalah single porosity karena nilai dari ωkurang
dari 0.5 yang menunjukan fluida banyak tersimpan di dalam
matrik batuan meskipun nilai λ tergolong besar yang
menunjukan waktu transmibilitas nya kecil.
Berikut ini merupakan hasil interpretasi pemodelan
reservoir pada sumur PETRONIUS-8 LS :
Tabel 5.3.Hasil Interpretasi Model Reservoir
Gambar 5.3. Deliverabilitas Sumur PETRONIUS-8 LS
Sumur PETRONIUS-8 LS
( Software IHS)
Selected Model Result
Well Model Vertical
Reservoir Model Homogenous
Boundary Model Rectangle

Selain uji pressure derivative, pada sumur


PETRONIUS-8 LS Zona C dilakukan pula analisis uji
deliverabilitas. Uji deliverabilitas pada sumur PETRONIUS-8
LS digunakan metode back pressure (flow after flow),
dimana sumur diberikan tekanan balik (back pressure) yang

Kerja Praktik Minarak Brantas Gas, Inc


5
Berdasarkan Gambar 5.3, garis stabilized curve
didapatkan dari penarikan garis lurus sejajar dengan Abdasah, D. 1997. Analisa Transien Tekanan , Bandung.
transient curve, dimana pada kondisi transient curve akan di Institut Teknologi Bandung.
dapatkan kemiringan garis atau slope sehingga dapat Ahmed, Tarek. 2001. Reservoir Engineering Handbook
ditentukan nilai dari n, dimana nilai n merupakan inverse Second Edition. Texas: Gulf Publishing Company
dari slope. Nilai n pada uji deliverabilitas untuk sumur Ahmed, Tarek and Paul D. McKimey. 2005.Advanced
PETRONIUS-8 LS Zona C adalah 1. Dengan menarik garis Reservoir Engineering, Gulf Profesional
lurus yang sejajar dengan transient curve maka didapatkan Publising,Walthan USA
nilai C yaitu sebesar 1.133 x 10100 MMscfd/psi2. Lee, John. 2003. Pressure Transient Testing, Hanry L Doherty
Setelah nilai dari n dan C telah didapatkan, maka Memorial Fund of Aime Society of Petroleum, United
hasil uji deliverabilitas yang dinyatakan dalam Absolute States
Open Flow (AOF) adalah 0.504 Mscfd.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data dan perhitungan uji
sumur yang dilakukan pada sumur gas PETRONIUS-8 LS Zona
C, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil analisa kualitatif dan pressure derivative plot,
pada periode early time terjadi changing wellbore
storage karena perbedaan kompressibilitas yang besar
antara gas dan liquid.
2. Pada periode middle time diperoleh nilai permeabilitas,
transmibilitas, faktor skin (s) dan P * sebesar 3.3 md,
63.94 md.ft, -0.350, dan 715.7 Psia.
3. Pada periode late time dapat diketahui bahwa sumur
PETRONIUS-8 LS Zona C berada pada kondisi pseudo
steady state
4. Jenis reservoir Sumur PETRONIUS-8 LS adalah close
reservoir dengan single porosity.
5. Hasil AOF yang didapatkan yaitu 0.504 MMscfd dengan
nilai c dan n masing-masing sebesar 1.133 x 10100
MMscfd/(psi2)n dan 1.
VII. REKOMENDASI
Sebaiknya dalam anlisa deliverability menggunakan tes
modified isochronal karena mempertimbangkan dari nilai
permeabilitas formasi yang tergolong kecil. Modified
ishocronal test lebih efektif karena dalam penutupan sumur
tidak perlu mencapai pada kondisi stabil. Selang pembukaan
dan penutupan sumur dibuat sama.

DAFTAR PUSTAKA

Kerja Praktik Minarak Brantas Gas, Inc


6

Anda mungkin juga menyukai