Anda di halaman 1dari 51

PERENCANAAN PENYELESAIAN SUMURAN

(WELL COMPLETION)
MAKSUD DAN TUJUAN

MAKSUD :
Untuk Merencanakan Komplesi Sumur Yang Optimum Sesuai
Dengan Karakteristik Reservoirnya

TUJUAN :
Untuk Menghasilkan Suatu Komplesi Sumur Yang Sesuai Dengan
Karakteristik Reservoir Sehingga Dapat Menghasilkan Laju
Produksi Yang Optimum Dan Dapat Menanggulangi Problem
Problem Dimasa Yang Akan Datang
KARAKTERISTIK RESERVOIR
• Sifat fisik batuan reservoir: Porositas,
Wettabilitas, Tekanan Kapiler, Permeabilitas,
Saturasi Fluida dan Kompresibilitas Batuan
• Sifat fisik fluida reservoir
Sifat fisik gas :Berat Jenis,Viskositas,FVF dan
Kompresibilitas
Sifat fisik minyak: Viskositas,Berat
Jenis,FVF,Kompresibilitas dan Kelarutan gas
dalam minyak
Sifat fisik air formasi:Viskositas, Specific
Gravity,Kompresibilitas,FVF dan Kelarutan gas
dalam air formasi.
• Kondisi reservoir : Tekanan dan Temperatur
• Mekanisme Pendorong : Solution Gas Drive,
Gas Cap Drive, Water Drive, Gravitational
Segregation Drive dan Combination Drive
Perkiraan reservoir
1. Perkiraan Cadangan Reservoir
Perhitungan Cadangan Reservoir
A. Metoda Volumetris
B. Metoda Decline Curve
2. Produktivitas Formasi
A. Productivity Index
B. Inflow Performance Relationship (IPR)
Karakteristik reservoir combination drive

1. Penurunan tekanan relatif cepat, perembesan air dan pengembangan gas cap adalah
faktor utama yang mengontrol tekanan reservoir.
2. Jika berhubungan dengan aquifer, perembesan air lambat sehingga produksi air kecil.
3. Jika berhubungan dengan gas cap yang kecil, kenaikkan GOR konstan sesuai dengan
pengembangan gas cap tersabut.
4. Recovery tergantung pada keaktifan masing-masing mekanisme pendorong.
5. Biasanya primary recovery dari combination drive lebih besar dari depletion drive, tetapi
lebih kecil dari segregation drive dan water drive. Semakin kecil pengaruh depletion
( pengembangan gas) , semakin besar harga recovery-nya.
6. Performance reservoir selama masa produksi mirip dengan reservoir depletion drive.
Identifikasi untuk Reservoir Combination Drive

1. Perolehan data
2. Evaluasi data
3. Visualisasi data
4. Manfaat data
Drilling Log

Driller’s Log
Analisa Cutting
Mud Log
Data yang diperoleh :
• data-data stratigrafi dan lithologi
• kedalaman dari formasi yang ditembus
• problem pemboran
Analisa Inti Batuan
Data yang diperoleh:
– data-data lithologi batuan
– faktor sementasi
– saturasi fluida,
– porositas efektif dan absolute batuan
– wettabilitas batuan
– permeabilitas batuan
Logging
Log Listrik
Log Radioaktif
Log Sonic
Data Yang diperoleh :
• lithologi batuan,
• gas oil contact (GOC)
• water oil contact (WOC),
• ketebalan formasi produktif,
• porositas batuan,
• saturasi air
• diameter lubang bor
• Kandungan HC.
Uji Sumur
 Drill Stem Test (DST)
DST mula-mula diperkenalkan pada tahun 1926 oleh Halliburton yang
bertujuan untuk memastikan apakah suatu formasi produktif atau tidak. DST
dapat dilakukan pada sumur-sumur yang sedang dibor maupun pada sumur
pengembangan.

Dari grafik pencatatan tekanan test DST dapat diketahui :


1. adanya kondisi lubang bor / sumur yang buruk,
2. alat yang tidak bekerja / berfungsi dengan baik dan kesukaran
lainnya
 PVT Analisis
analisa tentang karakteristik reservoir dan produksi. reservoir yang
dianalisa di permukaan yang dikondisikan dengan reservoir
sebenarnya berdasarkan tekanan, temperatur dan volumenya.

Data yang diperoleh dari PVT analisis adalah :


• Faktor volume formasi minyak (Bo)
• Kelarutan gas (Rs)
Uji Penentuan Parameter Reservoir

 Pressure Build-Up Test


Pengujian ini dilakukan pertama-tama dengan memproduksikan sumur selama suatu
selang waktu tertentu dengan laju aliran yang tetap, kemudian menutup sumur
tersebut (biasanya dengan menutup kepala sumur di permukaan). Penutupan sumur
ini menyebabkan naiknya tekanan yang dicatat sebagai fungsi waktu (tekanan yang
dicatat ini biasanya adalah tekanan dasar sumur).

Data Yang diperoleh :


• Permeabilitas formasi (k)
• Adanya karakteristik kerusakan atau perbaikan formasi (faktor skin)
• Produktivitas formasi (PI)
• Tekanan statis (P*) dan tekanan rata-rata (P) reservoir
 Pressure Drawdown Test
suatu pengujian yang dilaksanakan dengan jalan membuka sumur dan mempertahankan laju
produksi tetap selama pengujian berlangsung. Sebagai syarat awal, sebelum pembukaan
sumur tersebut tekanan hendaknya seragam di seluruh reservoir yaitu dengan menutup sumur
sementara waktu agar dicapai keseragaman tekanan di reservoirnya.

Pada dasarnya pengujian ini dilakukan pada:


1. Sumur baru
2. Sumur-sumur lama yang telah ditutup sekian lama hingga dicapai keseragaman tekanan reservoir
3. Sumur-sumur produktif yang apabila dilakukan build up test, akan mengalami kerugian

Informasi-informasi yang dapat dihasilkan diantaranya untuk menentukan:


1. Menentukan permeabilitas formasi (k)
2. Menentukan faktor skin (S)
3. Menentukan volume pori yang terisi fluida (Vp)
Aktualisasi Data
 Peta Isoporositas
 Peta Isopermeabilitas
 Peta Isosaturasi

Manfaat :
• Penentuan Struktur Reservoir
• Penentuan Batas Reservoir
Manfaat Data
Perencanaan Well Completion :
1. Kinerja Aliran Fluida Dalam Media Berpori
2. Kinerja Aliran Fluida Dalam Pipa Vertikal
Aliran Fluida dalam Media Berpori

1. Aliran Satu Fasa


A. Tanpa Pengaruh Skin Dengan Menggunakan Persamaan Darcy
B. Pengaruh Lubang Perforasi dan Gravel Pack dengan Menggunakan
Persamaan Jones, Blount & Glaze
2. Aliran Dua Fasa
A. Tanpa Pengaruh Skin Dengan Menggunakan Persamaan Vogel
B. Dengan Pengaruh Skin
• Persamaan Standing
• Persamaan Couto
• Persamaan Horrison
• Persamaan Pudjo Sukarno
C. Dengan Pengaruh Skin Dan Turbulensi Menggunakan Persamaan
Fetkovich
3. Aliran Tiga Fasa
A. Persamaan Petrobras
B. Persamaan Pudjo Sukarno
Kinerja Aliran Fluida Dalam Pipa
Vertikal
1. Kelompok Yang Tidak Memperhatikan Slip
Dan Pola Aliran
A. Metode Poettman & Carpenter
B. Metode Baxendall & Thomas
C. Metode Fancher Dan Brown
2. Dengan Slip tanpa Pola Aliran dengan
Menggunakan Metoda Hagedorn & Brown
3. Kelompok Yang Memperhatikan Slip Dan
Pola Aliran
A. Metode Orkiszewski
B. Metode Duns dan Ros
C. Metode Beggs dan Brill
GAMBAR IPR VS TUBING
INTAKE
KURVA IPR VS LUBANG PERFORASI
PENGERTIAN WELL COMPLETION

Well Completion adalah pekerjaan tahap


akhir atau pekerjaan penyempurnaan
untuk mempersiapkan suatu sumur
pemboran menjadi sumur produksi
BAGIAN WELL COMPLETION

Well completion terdiri dari :


• Formation Completion
• Tubing Completion
• Well Head Completion
Faktor-faktor yang mempengaru

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi


Dibagi Menurut Bagiannya :
1. Formation Completion
- Kondisi Reservoir
Meliputi tekanan dan temperatur yang mempengaruhi
fluida formasi yang masuk kedalam lubang bor.
- Kekompakkan Batuan
kekompakkan sangat mempengaruhi terhadap komplesi
yang akan dipakai, lebih menitikberatkan pada faktor sementasi
pada batuan (m).semakin besar m maka formasi semakin
kompak dan juga perlu pertimbangan terhadap problem
kepasiran
dapat digunakan persamaan : F=Ǿm
Dimana :
F :Faktor formasi
Ǿ :Porositas Batuan
m :Faktor Sementasi
Faktor-faktor yang mempengaru

- Productivity Index
Merupakan perbandingan antara laju produksi terhadap
drawdown atau (Ps-Pwf), hal ini dimaksudkan untuk menilai
kemampuan sumur dalam memproduksi.
- Kestabilan Formasi
1.Sementasi Batuan
Merupakan salah satu cara yang dapat porositas dan
faktor formasi suatu digunakan untuk menentukan kestabilan
formasi dimana hubungnnya dengan batuan formasi.
2.Kandungan Lempung
Sesuai dengan sifatnya yaitu apabila bertemu dengan
air formasi maka mineral lempung akan mudah terlepas dan
akan bergerak mengikuti arah aliran airnya.
3.Kekuatan Formasi
Merupakan kemampuan dari formasi untuk menahan
butiran pasir.
Faktor-faktor yang mempengaru

2.Tubing completion
- Jumlah Lapisan produktif dan produktifitas formasi
• 1 lapisan Single completion
• 2 atau lebih
• Commingle completion apabila produktivitas formasi antar layer
sama dan tidak menyebabkan interflow
• Multiple completion apabila produktivitas formasi antar layer
berbeda dan diproduksikan 1 layer dengan 1 tubing

- Pemilihan ukuran tubing dan jumlah tubing


Untuk mengatasi besarnya pressure loss dalam tubing

- Pressure loss dalam tubing


kehilangan tekanan harus diusahakan sekecil mungkin
agar diperoleh hasil produksi yang optimum

- Kemungkinan operasi treatment dan work over


Faktor-faktor yang mempengaru

3. Well Head Completion


- Kondisi Tekanan Reservoir
Kondisi reservoir dengan tekanan berbeda akan berpengaruh
selama berproduksi, tekanan tersebut akan meningkat
dipuncak tubing akibat pengaturan laju produksi dengan
choke.

- Laju Produksi sumur


Laju produksi sumur dapat diatur melalui x mass tree
yang terdapat pada bagian well head
Jenis well completion

JENIS WELL COMPLETION

• Formation completion
1. Open Hole Completion
2. Perforated Completion
3. Sand Exclusion Types
Jenis well completion-formation

Open Hole Completion


Metode ini dimana casing dipasang hanya sampai puncak formasi
produktif dan tidak tertutup secara mekanis
• Keuntungan
1. Fluida mengalir kelubang sumur dengan
diameter penuh sehingga dapat diperoleh laju
produksi yang tinggi
2. Kecil kemungkinan terjadinya kerusakan
formasi
3. Interpretasi log tidak kritis
4. Mudah menambah kedalaman jika diperlukan
5. Mudah ditambah secara liner atau perforated
completion
• Kekurangan
1. Sukar dilakukan pengontrolan terhadap
produksi air atau gas
2. sukar melakukan stimulasi pada interval
produksi
3. Harus sering dibersihkan pada interval
formasi produktifnya
4. pemasangan casing dilakukan dngan coba
coba seblum pemboran terhadap formasi
produktifnya
Jenis well completion-formation

PERFORATED CASING COMPLETION


Dalam metode ini casing dipasang sampai dasar formasi produktif dan
disemen selanjutnya diperforasi pada interval interval yang diinginkan
• Keuntungan
1. Dapat mengontrol air dan gas yang berlebihan
2. Stimulasi dan treatmen dapat dilakukan lebih
selective
3. Mudah ditambah kedalaman bila diperlukan
4. Casing akan menghalangi masuknya pasir,
komplesi tambahan dapat dilakukan sesuai
dengan teknik pengontrolan pasir yang
dikehendaki
5. Dapat disesuaikan dengan semua konfigurasi
multiple completion
• Kekurangan
1. Memerlukan biaya perforasi
2. Interpretasi log kritis karena diperlukan gamma
ray log agar tidak salah memilih lapisan pasir dan
menghindari zona submargin ( batasan cekungan
dng tidak cekungan) pada saat perforasi
3. Kemungkinan terjadinya kerusakan formasi lebih
besar
4. Fluida tidak mengalir dengan diameter penuh
Jenis well completion-formation

SAND EXCLUSION TYPE COMPLETION


Metode ini digunakan untuk mencegah
terproduksinya pasir dari formasi produktif
yang kurang kompak
Metode yang umum digunakan adalah :
• Liner Completion
• Gravel pack Completion
• Sand Consolidation
Jenis well completion-formation
LINER COMPLETION
Dalam metode ini casing dipasang diatas zona produktif, kemudian zona
produktif dibor dan dipasang casing liner dan disemen

• Keuntungan
1. Formation damage selama pemboran melewati
zona produktif dapat dikurangi
2. Tidak ada biaya perforasi
3. Interpretasi log tidak kritis
4. Dapat disesuaikan dengan cara khusus untuk
mengontrol pasir
5. Pembersihan lubang dapat dihindarkan
• Kekurangan
1. Produksi air dan gas sulit dikontrol
2. Stimulasi tidak dapat dilakukan secara selektif
3. Rig time bertambah dengan digunakannya cable
tool
4. Sumur tidak mudah ditambah kedalamannya
5. Fluida tidak mengalir dengan diameter penuh
Jenis well completion-formation

PERFORATED LINER COMPLETION


Dalam metode ini casing dipasang diatas zona produktif, kemudian
zona produktif dibor dan dipasang casing liner dan disemen,
selanjutnya liner diperforasi untuk produksi

• Keuntungan
1. Produksi gas dan minyak lebih mudah
dikontrol
2. Stimulasi dapat dilakukan lebih selektif
3. Sumur dapat ditambah kedalaman dengan
mudah
• Kekurangan
1. Fluida tidak mengalir dengan diameter
penuh
2. Interpretasi log kritis, karena perlu
dilakukan gamma ray log agar tidak salah
memilih lapisan.
3. Penyemenan sulit dilakukan
4. Ada biaya tambahan untuk perforasi,
penyemenan dan rig time
Jenis well completion-formation

GRAVEL PACK COMPLETION


Metode ini dilakukan bila screen liner masih tidak mampu untuk
menahan terproduksinya pasir. Komplesi ini dapat dilakukan dengan
menginjeksikan sejumlah gravel pada formasi produksi disekeliling
casingnya hingga fluida akan tertahan oleh pasir yang membentuk
barrier dibelakang gravel dan gravel tertahan oleh screen

Pemasangan gravel pack dapat dibagi dalam 2 sistem


1. External gravel pack
Jenis ini diterapkan pada kondisi open hole secara umum
diterapkan dimana karakteristik formasi memenuhi komplesi open
hole dan kontrol terhadap kepasiran harus mampu mengalirkan
fluida reservoir secara optimum.
2. Internal gravel pack
Jenis ini diterapkan pada kondisi lubang bor dalam
keadaan tercasing dan terperforasi, prinsip pemasangannya adalah
dengan menempatkan gravel tersebut diantara liner dan casing
Jenis well completion-formation

SAND CONSOLIDATION
Dilakukan untuk meningkatkan pengontrolan pasir dengan
melakukan konsolidasi batuan, metode ini umumnya dilakukan pada
pada lapisan tipis berbutir relatif besar, permeabilitas seragam dan
clean sand

Prinsip dari metode ini adalah


menginjeksikan bahan kimia
kedalam lapisan pasir sehingga
butiran pasir yang terlepas
menjadi tersemen
Jenis well completion- tubing

TUBING COMPLETION

1. SINGLE COMPLETION
2. COMINGLE COMPLETION
3. MULTIPLE COMPLETION
Jenis well completion-tubing

SINGLE COMPLETION
• Single Completion
• Perforated Completion
Cara memproduksikan minyak ke permukaan ada jenis
jenis single completion yaitu :
1.Flowing Well Casing Flow

Aliran keatas melalui casing


tanpa dibatasi oleh tubing
maupun packer. Komplesi
ini digunakan pada sumur
dengan rate yang tinggi
Jenis well completion-tubing

2. Pumping Well
Tempat kedudukan tubing
dan pompa dipasang pada
suatu kedalaman di bawah
working level. Pompa dan rod
string dipasang di tengah
tengah di dalam tubing

3. Flowing Well-Tubing Flow

Disini tubing dan packer


dipasang bersama sama,
dengan demikian aliran
produksi lewat didalam
tubing
Jenis well completion-tubing

Commingle Completion
Metode jenis ini dilakukan pada sumur yang mempunyai
reservoir berlapis atau memiliki lebih dari satu zona lapisan
produktif. Metode ini dapat digunakan dengan syarat tidak
menimbulkan interflow antara lapisan produktif.

Macam macam Comingle Completion dapat digolongkan dalam


beberapa jenis yaitu :

1. Single Tubing dengan Single Packer


2. Single Tubing dengan Dual Packer Dan Tubing
Jenis well completion-tubing

1. Single Tubing dengan Single Packer

Cara produksi yang dipakai untuk


sumur yang mempunyai dua
lapisan produktif, dimana dua
lapisan tersebut dibatasi oleh
packer. Fluida diproduksikan
melalui tubing, sedangkan untuk
lapisan diatasnya dapat
diproduksikan melalui tubing
yang sama
2. Single Tubing dengan Dual Packer dan Tubing

Pada komplesi ini digunakan


untuk memproduksikan fluida
formasi bagian atas melalui dalam
tubing dengan bantuan cross over
atau dengan regulator flow choke.
Sedangkan untuk fluida formasi
dari bawah diproduksikan melalui
tubing itu juga dan kemudian
melalui annulus tubing dan casing
Jenis well completion-tubing

MULTIPLE COMPLETION
Merupakan metode komplesi yang digunakan untuk sumur yang memiliki
lebih dari satu lapisan produktif, dimana setiap lapisan produktif tersebut
diproduksikan sendiri sendiri secara terpisah sesuai dengan
produktivitasnya masing masing

Metode komplesi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai


berikut :

1. Two Packer – two tubing string “paralel” dual completion


2. Dual well with two alternated completion
3. Triple completion 2 or 3 packer and 2 or 3 tubing strings
4. Multiple Packer completion
Jenis well completion-tubing

1. Two packer two tubing string “paralel”dual completion


Metode jenis ini, fluida dialirkan
melalui dua tubing yang terpisahkan
oleh dua packer.dengan demikian
masalah kepasiran dan artificial lift
dapat diselesaikan dengan baik, akan
tetapi biaya komplesi menjadi tinggi
karena setiap lapisan mempunyai
komplesi sendiri sendiri.

2. Dual well with two alternated Completion


Metode ini didasarkan letak kedua
lapisan produktif yang akan dipilih
untuk diselesaikan, maka dapat
diproduksikan melalui rangkaian
tubing yang panjang atau pendek.
Jenis well completion-tubing

3. Triple Completion, 3 zones 2 or 3 packers and 2 or 3 tubing strings


Jenis ini diselesaikan dengan 2 atau
3 tubing dan 2 atau 3 packer,
dengan cara ini dapat menghasilkan
total produksi harian yang tinggi
tiap lbang sumur dan umumnya
dapat menutup biaya yang telah
dikeluarkan tetapi komplesi ini sulit
dilakukan dan mudah dikenai
problem komunikasi antar lapisan

4. Multiple Packer Completion


Jenis komplesi ini memisahkan
aliran fluida dari masing masing
zona yang dilakukan dengan
memakai packer, kelemahan
metode ini adalah artificial lift sulit
untuk diterapkan, tubing dan packer
sering kali bocor sehingga
stimulasi dan work over tidak
mudah dilakukan
Jenis well completion-tubing

Tubingless Completion
Sistem komplesi ini
tidak menggunakan tubing
tetapi menggunakan casing
berukuran kecil biasanya
berukuran 2 7/8”.
Metode ini sesuai
dengan sumur yang mempunyai
masa produksi relatif panjang
adanya masalah fracturing,
acidizing, sand control dan
masalh lain yang memerlukan
stimulasi dan treatmen. Untuk
sumur yang menghasilkan
fluida korosif cara ini tidak
cocok karena casing produksi
disemen secara permanen
Jenis well completion-well head

WELL HEAD COMPLETION


Bagian teratas dari sistem komplesi sumur yang pada
prinsipnya adalah penghubung antara fasilitas produksi permukaan
dengan sumur. Selain untuk menahan rangkaian dibawahnya juga
sebagai media alir serta media pengontrol sumur di permukaan

Single Well Head Completion


Digunakan untuk single tubing completion baik tubing head
maupun christmass tree-nya
Multiple Well Head Completion
Ditentukan berdasarkan jumlah tubing yang akan digunakan dalam
satu sumur, dimana harus disesuaikan dengan ukuran dan tubing
yang digunakan untuk dual completion dengan dual completion
tubing hanger maupun christmass tree yang akan dipakai.
Perencanaan well comp-formation

Perencanaan Well Completion Dengan Adanya GOC Dan WOC

Formation Completion Perforated Casing Completion


• Dalam metode ini casing produksi dipasang menembus formasi produktif
dan disemen yang selanjutnya diperforasi pada interval - interval yang
diinginkan
• Penentuan dan perhitungan dalam perforasi antara lain :
a. Perhitungan dan penentuan interval perforasi
 Penentuan interval perforasi dimaksudkan untuk mendapatkan suatu
posisi dan panjang rangkaian perforasi optimum yang memberikan laju
produksi optimum tanpa terjadinya coning
 Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan
interval dan posisi perforasi dan yang dipakai dalam penentuan ini
adalah gabungan dari dua persamaan yang di kemukakan oleh chierici
dan craft hawkins

 Metode Chierici
 Metode ini menggunakan suatu model potentiometric yang
didasarkan pada teori water dan gas coning dari muskat
 Dengan beberapa anggapan tersebut diatas maka oil-water dan
gas-oil interface (t1 dan t2) akan stabil apabila laju produksi
minyak melalui sumur produksi tidak lebih besar dari harga yang
memberikan pada persamaan berikut :
Perencanaan well comp-formation
b. Perhitungan Density Perforasi
 Density perforasi adalah jumlah lubang perforasi persatuan panjang
 Untuk mencegah terjadinya coning faktor utama yang harus dibatasi adalah laju
produksi water awal dari sumur yang diperforasi (Qp) dengan laju sumur yang
dikomplesi secara terbuka (Qo) atau besarnya productivity ratio :
re
ln ( )
Qp rw
=
Qo re
S p + ln ( )
rw

c. Perhitungan Diameter Perforasi


 Pada grafik stanley locke memperlihatkan pengaruh dari diameter lubang
perforasi pada berbagai harga kc/ku(permeabilitas crush zone terhadap
permeabilitas formasi) terhadap produktivity ratio
 dengan menggunakan persamaan Fanning dapat ditentukan diameter lubang
perforasipada rate(laju aliran) yang diinginkan dengan adanya parameter
f,L(perforation length), SG,
 faktor skin juga dapat ditentukan melalui grafik dalam hal; ini makin kecil
diameter perforasi semakin besar skin perforasinya dan makin banyak lubang juga
makin dalam perforasinya maka skin semakin kecil.

7,08 k h (Pr - Pwf)


q =
 B (ln (re / rw) - 1 / 2 + S)
Perencanaan well comp-formation

d. Penentuan Pola Perforasi

Didalam perforasi dikenal dua macam pola perforasi, yaitu :


 Pola sederhana (simple pattern)
 Pola tangga (staggered pattern)
pengaruh pola perforasi terhadap productivity ratio (K.C. Hong)
 Pola pertama (terbawah) strip shooting
mempunyai phasing 0o
 Pola kedua (di tengah) mempunyai
phasing 90o dan pelubangan dilakukan
pada suatu bidang horizontal (simple pattern)
 Pola ketiga (teratas) juga mempunyai
phasing 90o tetapi pelubangan
dilakukan pada dua bidang
horizontal diasumsikan sama
Perencanaan well comp-formation

e. Perhitungan Faktor Skin Perforasi

Laju aliran dari formasi ke dalam sumur pada perforated casing completion,
dipengaruhi oleh kerusakan (damage) dan lubang perforasi.
dimana : St = Sd + Sp
dimana :
Sd = skin damage
Sp = skin perforasi

Untuk menentukan harga skin faktor akibat


perforasi (Sp),
K.C. Hong telah membuat beberapa nomogram
Perencanaan well comp-tubing

TUBING COMPLETION
• Perhitungan Pressure loss pada tubing (Metode Gilbert)
Perhitungan kehilangan tekanan selama terjadinya aliran melalui pipa
vertikal (tubing) telah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain yaitu oleh
Gilbert yang disusun berdasarkan pendekatan empiris pada analisa vertikal lift
untuk aliran fluida 2 fasa, dalam penelitiannya Gilbert melakukan untuk sumur
sembur alam dan gas lift.
Gilbert membuat sekumpulan grafik distribusi tekanan yang dibuat
berdasarkan kedalaman tubing, ukuran tubing dan laju produksi tubing, ukuran
tubing dan laju produksi fluida tertentu, sehingga dihasilkan pendekatan
pengukuran kehilangan tekanan didalam tubing aliran 2 fasa.

• Perhitungan ukuran Tubing


Pada prinsipnya penentuan ukuran tubing adalah yang mampu
memberikan laju produksi yang optimum dan masih dalam kapasitas produksi
formasinya untuk ukuran tubing tersebut
Ukuran tubing tersebut dapat ditentukan dengan menghitung tekanan
alir dasar sumur (Pwf) pada berbagai laju produksi yang telah dimisalkan, baik
dari grafik IPR formasi atau ditentukan dari memisalkan harga THP (Tubing Head
Pressure)
Perencanaan well comp-well head

Well Head Completion


Perencanaan Well Head
 Perencanaan ukuran well head dipilih perbagian dimulai dari lower most casing
head yang dirancang bagian dalamnya dapat memberikan lubang yang masih
terbuka luas agar peralatan yang diturunkan ke bawah permukaan tidak merusak
tubing head
 Dalam perencanaan ukuran atau kekuatan dari lower most casing head yang
akan dipergunakan adalah bergantung dari ukuran casing yang dipakai dan harus
mempunyai tekanan kerja minimal sama dengan tekanan formasinya
Perencanaan Chrismass Tree
 Perencanaan X-mass tree sangat dipengaruhi oleh kondisi tekanan sumur
disamping jumlah komplesi yang digunakan
 Kondisi tekanan perlu diperhatikan karena x-mass tree dalam standart API
diklasifikasikan berdasar kesanggupan dalam menahan tekanan kerja. Setiap x-
mass tree mempunyai seri dan tekanan kerja masing masing
 Pada x-mass tree terdapat choke yang harus diperhitungkan terhadap
perencanaan ukurannya dan pressure drop yang terjadi pada choke
 tujuan utama pemasangan choke adalah untuk mengatur laju produksi yang
sesuai dengan perencanaannya dan telah diturunkan oleh persamaan Gilbert
untuk menentukan diameter choke yaitu :
CxR 05 xq
Pwh 
S2

Anda mungkin juga menyukai