DASAR TEORI
2.1;
Porositas
x100%
Vb
Vp Vg
X 100%
Vb
Dimana :
= porositas pori dalam %
Porositas primer
ukuran
pertikal
dan
penyusunan
dan
lingkungan
b;
Porositas sekunder
Porositas Sekunder yang lain seperti pitches, sandle reefs, dan falt
yang terbentuk akibat proses slimping lubang atau pori yang di
hasilkan oleh longsoran material sedimen dasar laut seperti breksi dan
konglomerat yang di hasilkan dari perpindahan gravitasi pada material
dasar samudra setelah sebagian terlitifikasi.
c;
sementasi
b; Porositas efektif
Yaitu perbandingan volume pori yang saling berhubungan
(interconnected) terhadap volume total pori, tidak termasuk bound water
tapi termasuk volume yang ditempati oleh air dan hidrokarbon.porositas
efektif
dipengarui
oleh
tipe
dan
kandungan
clay
dalam
yang
tinggi.mineral
semen
dapat
berupa
kalsium
2;
Porositas overburden
Tabel 2.1
Skala porositas di lapangan
Skala porositas (%)
Keterangan
2.2;
05
Dapat diabaikan
5 - 10
Buruk
10 - 15
Cukup
15 - 20
Baik
20 - 25
Sangat baik
> 25
Istemewa
Permebilitas
Pada prinsipnya, Data permebilitas digunakan untuk menentukan
kemampuan air resevoir permebilitas didefinisakan sebagai kemampuan
resevoir untuk membawa fluida melaui pori yang saling berhubungan.
Kenyataanya permebilitas batuan tergantung pada porositas efektif.
QxxL
Axp
Keterangan :
Q= Laju produksi
K= permebilitas
A= luas penampang aliran,ft
= viskositas fluida
Faktor yang mempengaruhi permeabilitas antara lain ukuran butir
bentuk
butir,sortasi
atau
distribusi
ukuran
butir
,penepakan
pada
fres
weter.mineral
clay
semactite(bontonite)dan
Klasifikasi Permeabilitas
Reservoir hidrokarbon mempunyai dua jenis permeabilitas, yaitu
permeabilitas primer yang biasa dikenal dengan permeabilitas matriks
dan permeabilitas sekunder. Permeabilitas sekunder dihasilkan dari
proses alterasi matrik batuan karena kompaksi, sementasi retakan dan
pelarut.
Kompaksi
dan
sementasi
secara
umum
mengurangi
permeabilitas.
Pada
batuan
reservoir
yang
sama,
1;
2;
3;
Keterangan
Ketat
Cukup
10 100
100 1000
2.2.2
Baik
Baik sekali
1;
Bentuk dan ukuran batu : jika batuan disusun oleh butiran yang
besar, pipih dan seragam dengan dimensi horizontal lebih panjang,
maka permeabilitas horizontal (kh) akan lebih besar. Sedangkan
permeabilitas vertical (kv) sedang - tinggi. Jika batuan yang disusun
berbutir dominan kasar, membulat dan seragam, maka permeabilitas
akan lebih besar dari kedua dimensinya. Permeabilitas buat reservoir
secsara umum lebih rendah, khusunya pada dimensi vertikalnya, jika
butirannya berupa pasir dan bentuknya tidak teratur. Sebagian besar
reservoir minyak seperti ini.
2;
3;
2.3
Saturasi Fluida
Saturasi gas adalah volume pori yang diisi gas dibagi dengan volume
total yang dinyatakan dengan Sg.
2;
Saturasi minyak adalah volume pori yang diisi minyak dibagi dengan
volume pori total yang dinyatakan dengan So.
3;
Saturasi air adalah volume pori yang diisi air dibagi volume pori total
yang dinyatakan dengan Sw.
Sg + So + Sw = 1
Jika diisi oleh minyak dan air saja, maka berlaku hubungan :
Sg + So = 1
Pemberian skala visual untuk saturasi fluida :
So > 10%, Sw < 50%, adalah lapisan yang memproduksi minyak.
So < 10%, Sw < 50%, adalah lapisan yang memproduksi gas.
So < 10%, Sw > 50%, adalah lapisan yang memproduksi air.
Tabel 2.3
Typical Grain Density Values
2.4;
Halite
Sandstone
Kaulinite
Monlmorillonite
Quart
Calcite
Illite
Glautonite
Dolomite
Anhydrite
Pyrite
2.16
2.65
2.62
2.63
2.65
2.71
2.78
2.85
2.87
2.96
5.01
Kompresibilitas
Menurut Geertsma, terdapat tiga macam kompressibilitas pada
batuan yaitu :
a;
b;
c;
2.5;
Wettabilitas
Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kecenderungan dari
adanya fluida lain yang tidak saling mencampur. Apabila dua fluida
bersinggungan dengan benda padat, maka salah satu fluida akan bersifat
membasahi permukaan benda padat tersebut, hal ini disebabkan adanya
gaya adhesi. Dalam system minyak-air, benda padat, gaya adhesi AT
yang menimbulkan sifat air membasahi benda padat adalah :
AT so sw wo. coswo
dimana ;
so
sw
wo
wo
adhesinya positif ( < 90o), yang berarti batuan bersifat water wet,
sedangkan bila air tidak membasahi zat padat maka tegangan adhesinya
negative ( > 90o), berarti batuan bersifat oil wet.
Pada umumnya, reservoir bersifat water wet, sehingga air
cenderung untuk melekat pada permukaan batuan, sedangkan minyak
akan terletak diantara fasa air
2.6;
Tekanan kapiler
Tekanan kapiler (pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan
yang ada antara permukaan dua fluida yang tidak tercampur (cairancairan atau cairan-gas) sebagai akibat dari terjadinya pertemuan
permukaan yang memisahkan mereka. Perbedaan tekanan dua fluida ini
adalah perbedaan tekanan antara fluida non wetting phase (Pnw)
dengan fluida wetting phase (Pw) atau :
Pc Pnw Pw
Di reservoir biasanya air sebagai fasa yang membasahi (wetting fasa),
sedangkan minyak dan gas sebagai non-wetting fasa atau tidak
membasahi.
Tekanan kapiler dalam batuan berpori tergantung pada ukuran
pori-pori dan macam fluidanya. Secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam
hubungan :
Pc
2 . cos
.g .h
r
dimana :
Pc
= tekanan kapiler
= percepatan gravitasi
= tinggi kolom
Tekanan kapiler mempunyai pengaruh yang penting dalam