Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK GAS BUMI

TUGAS KELOMPOK

PRODUKTIFITAS FORMASI

Disusun Oleh:

Alifiya Rahmasari Sinyo 163210043

Bella Santika 163210674

Erlinda Yani 163210016

Kamaruddin 163210661

Karin Della OH 163210072

Nada Suhallah 163210010

Nuraini 163210082

Shania Regina 163210633

Tri Indah Siagian 163210779

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2

A. Pengertian Produktifitas Formasi ................................................................... 2

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktifitas Formasi ............................. 2

C. Parameter yang Menyatakan Produktifitas Formasi ...................................... 7

D. Kerusakan Formasi ......................................................................................... 9

KESIMPULAN ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 11

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan buku ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Teknik Gas Bumi
dengan judul “Produktifitas Formasi”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pekanbaru, 11 Desember 2019

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN
Produktivitas Formasi adalah kemampuan suatu formasi untuk
memproduksikan fluida yang dikandungnya pada kondisi tekanan tertentu. Sumur-
sumur yang baru umumnya mempunyai tenaga pendorong alamiah yang
mampu mengalirkan fluida hidrokarbon dari reservoir ke permukaan dengan
tenaganya sendiri. Penurunan kemampuan produksi terjadi dengan berjalannya waktu
produksi, dimana kemampuan dari formasi untuk mengalirkan fluida tersebut akan
mengalami penurunan yang besarnya sangat tergantung pada penurunan tekanan
reservoir.

Produktivitas sumur minyak dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya


propertis fluida, komplesi sumur, Formation damage (skin), dan lain-lain. Kerusakan
Formasi adalah merupakan perusakan/penurunan permeabilitas di sekitar daerah
lubang bor. Adanya kerusakan formasi dapat menurunkan produktivitas sumur. Teori
Dasar Produktivitas Formasi Produktivitas formasi adalah kemampuan suatu formasi
untuk memproduksikan fluida yang ada didalam reservoir pada kondisi tekanan
tertentu.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Produktifitas Formasi


Produktivitas formasi adalah kemampuan formasi untuk berproduksi atau
diproduksi sesuai dengan karakteristik reservoir dan fluidanya. Teknik produksi
sumur horizontal tidak terlalu jauh berbeda dengan teknik produksi pada sumur
konvensional.

Produktivitas sumur minyak dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya


propertis fluida, komplesi sumur, Formation damage (skin), dan lain-lain. Kerusakan
Formasi adalah merupakan perusakan/penurunan permeabilitas di sekitar daerah
lubang bor. Adanya kerusakan formasi dapat menurunkan produktivitas sumur. Teori
Dasar Produktivitas Formasi adalah kemampuan suatu formasi untuk
memproduksikan fluida yang ada didalam reservoir pada kondisi tekanan tertentu.
Pada umumnya sumur-sumur baru mempunyai tenaga pendorong alami yang mampu
mengalirkan fluida hidrokarbon dari reservoar ke permukaan. Parameter-parameter
yang menyatakan nilai dari sebuah produktivitas formasi adalah index produktivitas
(PI) dan Inflow Performance Relationship (IPR).

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktifitas Formasi


Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi keproduktifitasan formasi
dianataranya yaitu sebagai berikut :

1. Sifat Fisik Batuan


1) Porositas (Ø) merupakan perbandingan antara ruang kosong (pori-pori)
dalam batuan dengan volume total batuan yang bersatuankan persen
𝑉𝑝
∅ = 𝑉𝑏 × 100%

2
2) Permeabilitas (k) didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukan
kemampuan dari suatu batuan untuk mengalirkan fluida.
𝑘 𝑑𝑃
𝑉 = − 𝜇 𝑑𝐿

3) Tekanan Kapiler (PC) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada


antara permukaan dua fluida yang tidak tercampur sebagai akibat dari
terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan mereka.
2𝜎𝑐𝑜𝑠𝜃
PC = = ∆𝜌𝑔ℎ
𝑟

4) Saturasi didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori-pori batuan


yang ditempati oleh fluida tertentu dengan volume pori-pori total pada suatu
batuan berpori.
Sw + So + Sg = 1
5) Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kecenderungan dari adanya fluida
lain yang tidak saling bercampur. Apabila dua fluida bersinggungan dengan
benda padat, maka salah satu fluida akan bersifat membasahi permukaan
benda padat tersebut, hal ini disebabkan karena adanya gaya adhesi.

2. Sifat Fisik Fluidanya (Gas)


1) Densitas didefinisikan sebagai perbandingan massa per satuan volume.

𝑚
𝜌= 𝑉

2) Viskositas didefinisikan sebagai ukuran tahanan fluida terhadap aliran yang


mempunyai satuan centipoise.
3) Faktor volume formasi didefinisikan sebagai volume dalam barrel yang
ditempati oleh satu standard cubic feet pada temperatur 60°F pada tekanan
dan temperatur reservoir
4) Kompresibilitas didefinisikan sebagai fraksi perubahan volume gas yang
disebabkan oleh adanya perubahan tekanan yang mempengaruhinya.

3
5) Z faktor didefinisikan sebagaiperbandingan volume sebenarnya yang
ditempati oleh gas pada suatu temperatur dan tekanan tertentu terhadap apa
yang ditempati bila ideal

3. Laju Produksinya

Perhitungan-perhitungan untuk memperkirakan produktivitas formasi dapat


dilakukan pada saat sebelum berproduksi, sedang berproduksi dan setelah
berproduksi.

1) Aliran fluida di dalam media berpori


Fluida yang mengalir dari formasi ke lubang sumur, dipengaruhi
oleh beberapa factor, yaitu:
a) Sifat fisik dari formasi
b) Geometri sumur dan daerah pengurasan
c) Sifat fisik fluida yang mengalir
d) Perbedaan tekanan antara formasi dengan lubang sumur saat terjadi aliran

Darcy equation :
𝑘𝐴 𝑑𝑃
𝑞=−
𝜇 𝑑𝑥
Asumsi persamaan Darcy
 Kondisi aliran steady state
 Ruang pori batuan 100% disaturasi oleh fluida yang mengalir
 Viskositas dari fluida yang mengalir adalah tetap )
 Kondisi isothermal
 Alirannya horizontal dan linier

4
2) Laju alir sumur vertical
Pada laju alir pada sumur vertikal ini akan dibahas laju alir vertikal pada
aliran steady state dan pseudo steady state. Kedua lajur alir tersebut
mempunyai cara perhitungan yang berbeda.
a) Laju alir steady state pada sumur vertical
Kondisi ini teradi jia tekanan disetiap titik di reservoir tidak berubah terhadap
waktu. Pada kenyataannya sangat sedikit reservoir yang mempunyai kondisi
ini. Banyak reservoir yang diproduksikan, tekanannya berubah (menurun)
terhadap waktu. Ketika fluida mengalir pada sumur vertikal dan
diproduksikan, daerah aliran akan mengecil. Hal ini menyebabkan
peningkatan kecepatan aliran dan peningkatan gradien tekanan.
Rumus laju alir untuk aliran steady state

2𝜋𝑘ℎ(𝑃𝑒 − 𝑃𝑤 )
𝑞 = 𝐹𝐷
𝑅
𝜇 ln⁡( 𝑒⁄𝑅 )
𝑤

Jika ada faktor skin maka rumus diatas menjadi

2𝜋𝑘ℎ(𝑃𝑒 − 𝑃𝑤 )
𝑞 = 𝐹𝐷
𝑅
𝜇 [ln ( 𝑒⁄𝑅 ) + 𝑆]
𝑤

Dimana 𝐹𝐷 = 0.001127

Aliran fluida akan berkurang jika skin positif, misalnya adakerusakanreservoir


disekitar lubang sumur dan aliran fluida akan meningkat jika dilakukan
stimulasi, misalnya acidizing

b) Laju alir pseudo steady state pada sumur vertikal

5
Pseudo-Steady State merupakan suatu kondisi keadaan dimana efek dari kondisi
batas reservoir mulai terasa. Model aliran pseudo-steady state mempunyai asumsi
bahwa pada waktu tertentu tekanan pada matriks batuan disetiap titik menurun
jika di produksikan dengan laju alir konstan. Kemudian aliran dari matriks ke
rekahan sebanding dengan perbedaan tekanan antara tekanan matriks dan tekanan
di dekat rekahan. Kondisi Pseudo-steady state juga menganggap tidak ada gradien
tekanan unsteady-state pada matriks dengan asumsi bahwa kondisi aliran pseudo-
steady state terjadi sejak awal aliran.
Rumus laju alir untuk aliran pseudo steady state
𝑘ℎ (𝑃𝑒 − 𝑃𝑤𝑓 )
𝑞= 𝑟
141,2 𝜇𝑜 𝐵𝑜 [ln( 𝑒⁄𝑟𝑤 ) − 0,5

3) Laju alir sumur horizontal


Laju alir pada sumur horizontal berbeda dengan laju pada sumur vertical, karena
sumur horizontal mempunyai daerah kontak dengan reservoir yang lebih besar
dan mengurangi jarak alir minyak ke lubang sumur disamping itu juga
menghubungkan rekahan-rekahan vertikal pada reservoir.
Beberapa persamaan dari para ahli untuk menentukan laju alir steady state pada
sumur horizontal
1. Darcy
2. Borisov
3. Giger

Persamaan Darcy untuk laju alir steady state sumur horizontal


0,007078𝑘𝑜 ℎ∆𝑃
⁄(𝜇𝐵 )
0
𝑞= 𝑟𝑒ℎ
ln⁡[ ⁄ 𝐿 ]
( ⁄4)
Persamaan Borisov untuk laju alir steady state sumur horizontal

6
2𝜋𝑘ℎ ℎ∆𝑃
⁄(𝜇𝐵 )
0
𝑞=
4𝑟𝑒ℎ⁄ ℎ ℎ
ln [ 𝐿] + ( ⁄𝐿)ln⁡[ ⁄(2𝜋𝑟𝑤 )]
Persamaan Giger untuk laju alir steady state sumur horizontal
2𝜋𝑘ℎ 𝐿∆𝑃
⁄(𝜇 𝐵 )
𝑜 0
𝑞=
𝐿
1 + √1 − [ ]²
L (2𝑟𝑒ℎ )
( )ln + ln⁡[ℎ⁄(2𝜋𝑟 )]
h 𝐿/(2𝑟𝑒ℎ 𝑤
[ ]

C. Parameter yang Menyatakan Produktifitas Formasi


Adapun parameter yang bisa di lihat untuk mennyatakan suatu zona tersebut
memiliki produktifitas adalah sebagai berikut:
1. Productivity Index
Indeks produktivitas (PI) merupakan indeks yang digunakan untuk
menyatakan kemampuan suatu formasi untuk berproduksi pada suatu beda
tekanan tertentu atau merupakan perbandingan antara laju produksi yang
dihasilkan formasi produktif pada saat drawdown test yang merupakan beda
tekanan dasar sumur saat kondisi statis (Ps) dan saat terjadi aliran (Pwf).
Productivity Index terbagi menjadi dua yaitu:
1) PI Ideal

2) PI actual

2. Inflow Performance Relationship

7
Kurva inflow performance relationship (IPR) adalah hubungan antara tekanan
alir dasar sumur (Pwf) dan laju produksi (q). Hubungan ini menggambarkan
kemampuan suatu sumur untuk mengangkat fluida dari dasar sumur ke
permukaan atau kemampuan sumur untuk berproduksi berdasarkan jenis
reservoir, tenaga pendorong reservoir, tekanan reservoir dan permeabilitas.
Produktivitas suatu sumur biasanya dinyatakan secara grafis, yaitu dengan
kurva inflow performance relationship (IPR). Apabila terjadi penurunan
produksi maka perlu diketahui penyebab penurunan produksi tersebut.
Penyebab penurunan produksi tersebut antara lain akibat penurunan tekanan
reservoir dan perubahan kondisi formasi disekitar lubang sumur.
Kurva IPR dibuat dari hasil plot serangkaian data yang menghubungkan
tekanan aliran dasar sumur Pwf dengan laju produksi minyak qo pada
recovery factor (RF) atau perbandingan produksi komulatif terhadap cadangan
minyak awal yang konstan. Kurva IPR berdasarkan beberapa metode
 Metode Standing

 Metode Vogel

 Metode Fetkovich

8
D. Kerusakan Formasi
Kerusakan Formasi adalah merupakan perusakan/penurunan permeabilitas di
sekitar daerah lubang bor. Adanya kerusakan formasi dapat menurunkan
produktivitas sumur. Skin merupakan suatu besaran yang menunjukan ada atau
tidaknya kerusakan formasi disekitar lubang sumur.
Menurut Horner (1951) dalam metode Horner ini dapat dibuat suatu klasifikasi nilai
Skin, yaitu :
O S = + (positif), terindikasi adanya kerusakan formasi
O S = 0 (nol) menyatakan dalam kondisi normal
O S = - (negatif), terindikasi adanya perbaikan formasi

9
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :

1. Produktivitas Formasi adalah kemampuan suatu formasi untuk memproduksikan


fluida yang dikandungnya pada kondisi tekanan tertentu.
2. Factor-faktor yang mempengaruhi produktifitas formasi
 Sifat fisik batuan
 Sifat fisik fluida
 Laju alir
 Kerusakan formasi
3. Parameter yang menyatakan produktifitas formasi
 Productivity Index
 Inflow Performance Relationship
4. Kerusakan Formasi

S = + (positif), terindikasi adanya kerusakan formasi


S = 0 (nol) menyatakan dalam kondisi normal
S = - (negatif), terindikasi adanya perbaikan formasi

10
DAFTAR PUSTAKA

Rasyid, A. (2018). Penentuan Produktivitas Zona Minyak Dengan Menggunakan


Modular Formation Dynamic Technology. 18(1), 67–74.

Musnal, A. (2012). Analisa Kerusakan Formasi Akibat Pekerjaan Perforasi Dengan


Menggunakan Metoda Yildiz Pada Sumur Fr 168, Sumur 154, Dan Sumur 148
Di Lapangan X. Journal of Earth Energy Engineering, 1(1), 9.
https://doi.org/10.22549/jeee.v1i1.924

Silalahi, ursula c, Prabu, ubaidillah anwar, & Herlina, W. (2015). Analisis


Kerusakan Formasi Berdasarkan Data Pressure Build Up Dengan Metode
Horner Plot Untuk Menentukan Kerusakan Fomasi Sumur X Pada Lapangan
Pertamina Ep Asset 1 Field Rantau. Jurnal Ilmu Teknik Sriwijaya, 3(2).

Sugiharto, A. (2005). Optimasi Produksi Lapangan Minyak Menggunakan Metode


Artificial Lift Dengan Esp Pada Lapangan Terintegrasi. Forum Teknologi, 2(1),
14.

11

Anda mungkin juga menyukai