MEKANIKA TANAH
Di susun oleh
1. Yulianti sidin
2. Afyuyun kasim
FAKULTAS TEKNIK
PRODI SIPIL
UNIVERSITAS BUMI HIJRAH
MALUKU UTARA
2022/2023
Jika masi terdapat kekurangan pada tugas ini baik dari segi isi maupun dari cara
penyusunannya.oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat konstruktif demi perbaikan di masa depan.
Akhir kata,semoga Makala ini yang sederhana ini dapat memberikan manfaat
yang besar bagi kita semua,Aamiin.sekian dari kami wassallamualaikum wr.wb
Penulis.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. AIR TANAH
Air tanah adalah sebagai air yang terdapat dibawah permukaan bumi.
Sumber utamanya air hujan yang meresap kebawah melewati ruangan pori
diantara butiran tanah. Air sangat berpengaruh pada sifat-sifat teknis tanah,
khususnya tanah berbutir halus. Demikian juga air merupakan faktor yang
sangat penting dalam masalah-masalah seperti :penurunan,stabilitas
pondasi,stabilitas lereng, dll.
Pada lapisan tanah terdapat tiga zone penting yaitu : zone jenuh air,
zone kapiler, dan zone jenuh sebagian. Pada zone jenuh atau zone dibawah
B. PERMEABILITAS
Didefinisikan sebagai sifat bahan berpori yang memungkinkan aliran
rembesan dari cairan yang berupa air atau minyak mengalir lewat rongga
pori. Untuk tanah, Permeabilitas dilukiskan sebagai sifat tanah yang
mengalirkan air melalui rongga pori tanah. Didalam tanah,sifat aliran
mungkin laminar atau turbulen. Tahanan terhadap aliran bergantung pada
jenis tanah, ukuran butiran, bentuk butiran, rapat massa, serta bentuk
geometri rongga pori. Temperatur juga sangat mempengaruhi tahanan aliran
(kekentalan dan tegangan permukaan.
p
h= +z
w
Untuk menghitung debit rembesan lewat tanah pada kondisi tertentu,
di tinjau kondisi tanah.
Hukum Darcy
Darcy (1956), mengusulkan hubungan antara kecepatan dan gradient
hidrolik sebagai berikut :
v = ki
Dengan :
v = Kecepatan air (cm/det)
i = Gradien hidrolik
k = Koefisien permeabilitas (cm/det)
q = kiA
Dengan :
v = Kecepatan aliran (m/det)
A = Luas aliran (m2)
i = dy/dx = gradient hidrolik
dy = ordinat kurva penurunan
dx = absis kurva penurunan
S = gradient hidrolik
Luas R 2 R
RH = = =
keliling basah 2R 2
a. REMBESAN
Rembesan yang akan dipelajari disini didasarkan pada analisis dua
dimensi. Bila tanah dianggap homogen dan isotropis, maka dalam bidang x-z
hokum darcy dapat dinyatakan sebagai berikut:
h
v x = ki x = -k
x
h
v z = ki z = -k
z
E. Tekanan Rembesan
W-D = O
Dengan i c adalah gradient hidrolikkritis pada keseimbangan gaya
W = ' = ( 1-n )( G S - 1 ) W
GS − 1
'= . w (kN/m 3 . t/m 3 )
1+ e
) dan ie = Gradien keluar maksimum tersebut dapat ditentukan dari
w
jarring arus dan besarnya sama dengan tinggi energi antara garis ekipotensial
terakhir, dan l adalah panjang dari elemen aliran.
Lane (1935) menyelidiki keamanan struktur bendungan terhadap
bahaya piping. Panjang lintasan air melalui dasar bendungan dengan
memprhatikan bahaya pipingdihitung dengan cara pendekatan empiris,
sebagai berikut :
Lh
LW = + LV
3
Dengan :
LW = Weighted – creep – distance
Jika bentuk dan posisi garis rembesan paling atas pada potongan
melintang bendungan diketahui, besarnya rembesan rembesan dapat
dihitung. Bentuk garis rembesan , kecuali dapat ditentukan secara analistis ,
dapat juga ditentukan secara grafis atau dari pengamatan laboratorium dari
sebuah model bendungan sebagai prototype, ataupun juga secara analogi
elektris.
K’ = kx kz
- Filter