Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MEKANIKA TANAH

Di susun oleh
1. Yulianti sidin
2. Afyuyun kasim

FAKULTAS TEKNIK
PRODI SIPIL
UNIVERSITAS BUMI HIJRAH
MALUKU UTARA
2022/2023

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUMI HIJRAH


TIDORE KEPULAUAN 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul TEKANAN
REMBESAN PADA STRUKTUR..

Makalah ini merupakan bagian dari materi mekanika tanah.


Pada kesempata saya inggin mengucapkanterima kasi yang sebenar benarnya
kepada dosen yang berkaitan,selaku dosen pembimbing mata kulia mekanika
tanah .tidak lupa kami mengucapkan terima kasi kepada teman-teman yang telah
memberikan masukan kepada kami dalam mengerjakan Makala ini.

Jika masi terdapat kekurangan pada tugas ini baik dari segi isi maupun dari cara
penyusunannya.oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat konstruktif demi perbaikan di masa depan.
Akhir kata,semoga Makala ini yang sederhana ini dapat memberikan manfaat
yang besar bagi kita semua,Aamiin.sekian dari kami wassallamualaikum wr.wb

Penulis.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUMI HIJRAH


TIDORE KEPULAUAN 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Air Tanah ..................................................................................................


B. Permeabilitas..............................................................................................
C. Aliran Air Dalam Tanah...........................................................................
D. Jaring Arus (Flow Net) .............................................................................
E. Tekanan rembesan ....................................................................................
F. Pengaruh tekanan air terhadap stabilitas tanah ....................................
G. Teori kondisi mengapung (Quick-conditiuon) .......................................
H. Keamanan bangunan terhadap bahaya piping ......................................

BAB III PENUTUP


A. kesimpulan ................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUMI HIJRAH


TIDORE KEPULAUAN 3
BAB 1
LATAR BELAKANG
Air tanah adalah sebagai air yang terdapat dibawah permukaan bumi.
Sumber utamanya air hujan yang meresap kebawah melewati ruangan pori
diantara butiran tanah. Air sangat berpengaruh pada sifat-sifat teknis tanah,
khususnya tanah berbutir halus. Demikian juga air merupakan faktor yang
sangat penting dalam masalah-masalah seperti :penurunan,stabilitas
pondasi,stabilitas lereng, dll.
Pada lapisan tanah terdapat tiga zone penting yaitu : zone jenuh air,
zone kapiler, dan zone jenuh sebagian. Pada zone jenuh atau zone dibawah
muka air tanah, air mengisi seluruh rongga-rongga. Pada zone ini tanah
dianggap dalam keadaan jenuh sempurna. Batas atas dari zone jenuh adalh
permukan air tanah atau freatis. Zone kapiler terletak diatas zone jenuh.
Ketebalan zone ini tergantung dari macam tanah, akibatnya air mengalami
isapan atau tekanan negative. Zone tak jenuh yang berkedudukan paling
atas, adalh zone dekat permukaan tanah dimana air dipengaruhi oleh
penguapan sinar matahari dan akar-akar tumbuh-tumbuhan.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUMI HIJRAH


TIDORE KEPULAUAN 4
BAB II
PEMBAHASAN
AIR TANAH, PERMEABILITAS, DAN
REMBESAN

A. AIR TANAH
Air tanah adalah sebagai air yang terdapat dibawah permukaan bumi.
Sumber utamanya air hujan yang meresap kebawah melewati ruangan pori
diantara butiran tanah. Air sangat berpengaruh pada sifat-sifat teknis tanah,
khususnya tanah berbutir halus. Demikian juga air merupakan faktor yang
sangat penting dalam masalah-masalah seperti :penurunan,stabilitas
pondasi,stabilitas lereng, dll.
Pada lapisan tanah terdapat tiga zone penting yaitu : zone jenuh air,
zone kapiler, dan zone jenuh sebagian. Pada zone jenuh atau zone dibawah

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUMI HIJRAH


TIDORE KEPULAUAN 5
muka air tanah, air mengisi seluruh rongga-rongga. Pada zone ini tanah
dianggap dalam keadaan jenuh sempurna. Batas atas dari zone jenuh adalh
permukan air tanah atau freatis. Zone kapiler terletak diatas zone jenuh.
Ketebalan zone ini tergantung dari macam tanah, akibatnya air mengalami
isapan atau tekanan negative. Zone tak jenuh yang berkedudukan paling
atas, adalh zone dekat permukaan tanah dimana air dipengaruhi oleh
penguapan sinar matahari dan akar-akar tumbuh-tumbuhan.

B. PERMEABILITAS
Didefinisikan sebagai sifat bahan berpori yang memungkinkan aliran
rembesan dari cairan yang berupa air atau minyak mengalir lewat rongga
pori. Untuk tanah, Permeabilitas dilukiskan sebagai sifat tanah yang
mengalirkan air melalui rongga pori tanah. Didalam tanah,sifat aliran
mungkin laminar atau turbulen. Tahanan terhadap aliran bergantung pada
jenis tanah, ukuran butiran, bentuk butiran, rapat massa, serta bentuk
geometri rongga pori. Temperatur juga sangat mempengaruhi tahanan aliran
(kekentalan dan tegangan permukaan.

C. Aliran Air Dalam Tanah


Tinggi energi total (total Head) adalah tinggi energi elevasi atau
Elevation Head(z) ditambah tinggi energi tekanan atau pressure Head (h)
yaitu Ketinggian kolom air h A atau hB Didalam pipa diukur dalam

millimeter atau meter diatas titiknya.


Tekanan hidrostatis bergantung pada kedalaman suatu titik
dibawah muka air tanah. Untuk mengetahui besar tekanan air pori, Teorema
Bernaulli dapat diterapkan. Menurut Bernaulli, tinggi energi total (total
Head) pada suatu titik dapat dinyatakan oleh persamaan :
p v2
h= + +z
 w 2g
Dengan :
h = tinggi energi total (total head)(m)

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUMI HIJRAH


TIDORE KEPULAUAN 6
p/  w = tinggi energi tekanan (pressure head) (m)
p = tekanan air (t/m2,kN/m2)
v2/2g = tinggi energi kecepatan (velocity head) (m)
v = kecepatan air (m/det)
w = berat volume air (t/m3,kN/m3)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
z = tinggi energi elavasi (m)

Karena kecepatan renbesan didalam tanah sangat kecil,maka tinggi


energi kecepatan dalam suku persamaan Bernoulli dapat diabaikan.Sehingga
persamaan tinggi energi total menjadi :

p
h= +z
w
Untuk menghitung debit rembesan lewat tanah pada kondisi tertentu,
di tinjau kondisi tanah.

Hukum Darcy
Darcy (1956), mengusulkan hubungan antara kecepatan dan gradient
hidrolik sebagai berikut :

v = ki

Dengan :
v = Kecepatan air (cm/det)
i = Gradien hidrolik
k = Koefisien permeabilitas (cm/det)

Debit rembesan (q)dinyatakan dalam persamaan :

q = kiA

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUMI HIJRAH


TIDORE KEPULAUAN 7
Koefisien permeabilitas (k) mempunyai satuan yang sama dengan kecepatan
cm/det atau mm/det. Yaitu menunjukkan ukuran tahanan tanah terhadap air,
bila pengaruh sifat-sifatya dimasukkan, Maka :
k wg
k (cm/det) =

Dengan :
K = koefisien absolute (cm 2 ), tergantung dari sifat butiran tanah
w = Rapat massa air (g/cm 3 )

 = koefisien kekentalan air (g/cm.det)

g = percepatan gravitasi ( cm/det 2 )

Uji Permeabilitas Di Laboratorium


Ada empat macam pengujian untuk menentukan koefisien
permeabilitas dilaboratorium, yaitu :
a). Uji tinggi energi tetap (Constant – Head)
b). Uji tinggi energi turun (failing – Head)
c). Penentuan secara tidak langsung dari uji konsolidasi
d). Penentuan secara tidak langsung dari uji kapiler horizontal

Uji Permeabilitas Di Lapangan

1. Uji Permeabilitas Dengan Menggunakan Sumur Uji


Cara pemompaan dari air sumur uji dapat dipakai untuk
menentukan koefisien permeabilitas (k) di lapangan.dalam cara
ini,sebuah sumur digali danairnya di pompa dengan debit air tertentu
secara kontinu.permukaan penurunan yang telah stabil yaitu garis
penurunan muka air tanah yang terendah.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUMI HIJRAH


TIDORE KEPULAUAN 8
Jari-jari R dalam teori hidrolika sumuran di sebut jari-jari
pengaruh kerucut penurunan (radius of influence of the depression
cone).Aliran air ke dalam sumur merupakan aliran gravitasi,dimana
muka air tanah mengalami tekanan atmosfer.Debit pemompaan pada
kondisi aliran yang telah stabil dinyatakan oleh persamaan DARCY :

q = vA = kiA = k (dy/dx) A (m 3 /det)

Dengan :
v = Kecepatan aliran (m/det)
A = Luas aliran (m2)
i = dy/dx = gradient hidrolik
dy = ordinat kurva penurunan
dx = absis kurva penurunan

2. Uji Permeabilitas Pada Sumur Artesis


Air yang mengalir dipengaruhi oleh tekanan artesis.
Debit arah Radial :
dy
q = kA
dx
Dengan :
q = Debit arah radial (m 3 /det)
A = 2π T = Luas tegak lurus arah aliran (m 2 )
T = Tebal lapisan lolos air (m)
dy/dx = i = Gradien Hidrolik

3. Hitungan Koefisien Permeabilitas Secara Teoritis


Menurut Hagen dan Poiseuille,banyaknya aliran air dalam satuan
waktu (q) yang lewat pipa dengan jari-jari R,dapat dinyatakan dengan
persamaan :

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUMI HIJRAH


TIDORE KEPULAUAN 9
 wS 2
q= R a
8
Dengan :
w = Berat volume air
 = Koefisien kekentalan absolute
a = Luas penampang pipa

S = gradient hidrolik

Jari-jari hidrolik R H dari pipa kapiler dinyatakan dalam persamaan :

Luas R 2 R
RH = = =
keliling basah 2R 2

a. REMBESAN
Rembesan yang akan dipelajari disini didasarkan pada analisis dua
dimensi. Bila tanah dianggap homogen dan isotropis, maka dalam bidang x-z
hokum darcy dapat dinyatakan sebagai berikut:
h
v x = ki x = -k
x
h
v z = ki z = -k
z

D. Jaring Arus (Flow Net)


Sekelompok garis aliran dan garis ekipotensial disebut jaring arus
(flow net). Garis ekipotensial adalah garis-garis yang mempunyai tinggi
energi potensial yang sama (h konstan). Permeabilitas lapisan lolos air
dianggap isotropis ( k x = k 1 = k ).

E. Tekanan Rembesan

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUMI HIJRAH


TIDORE KEPULAUAN 10
Air pada keadaan statis didalam tanah, akan mengakibatkan tekanan
hidrostatis yang arahnya keatas (uplift). Akan tetapi, jika air mengalir lewat
lapisan tanah, aliran air akan mendesak partikel tanah sebesar tekanan
rembesan hidrodinamis yang bekerja menurut arah alirannya. Besarnya
tekanan rembesan akan merupakan fungsi dari gradient hidrolik.(i)

F. Pengaruh Tekanan Air Terhadap Stabilitas Tanah


Tekanan hidrodinamis mempunyai pengruh yang besar pada
stabilitas tanah. Tergantung pada arah aliran, tekanan hidrodinamis dapat
dipengaruhi oleh berat volume tanah.

G. Teori Kondisi Mengapung (Quick – condition)


Telah disebutkan bahwa tekanan hidrodinamis dapat mengubah
keseimbangan lapisan tanah. Pada keadaan seimbang, besarnya gayayang
bekeja dibawah W =  sama dengan gaya rembesan D = w i c, atau

W-D = O
Dengan i c adalah gradient hidrolikkritis pada keseimbangan gaya

diatas. Besarnya berat tanah terendam air ,adalah :

W =  ' = ( 1-n )( G S - 1 )  W

GS − 1
 '= . w (kN/m 3 . t/m 3 )
1+ e

H. Keamanan Bangunan Terhadap Bahaya Piping


Telah disebutkan bahwa bila tekanan rembesan keatas yang terjadi
dalam tanah sama dengan i c , maka tanah akan pada kondisi mengapung.

Keadaan semacam ini juga dapat berakibat terangkutnya butir-butir tanah

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUMI HIJRAH


TIDORE KEPULAUAN 11
halus, sehingga terjadi pipa-pipa didalam tanah yang disebut Piping. Akibat
pipa-pipa yang berbentuk rongga-rongga, dapat mengakibatkan fondasi
bangunan mengalami penurunan, hingga mengganggu stabilitas bangunan.
Faktor keamanan bangunan air terhadap bahaya piping, sebagai berikut :
ie
SF =
ie

Dengan i e adalah gradien keluar maksimum (maximum exit gradient


) dan ie = Gradien keluar maksimum tersebut dapat ditentukan dari
w
jarring arus dan besarnya sama dengan tinggi energi antara garis ekipotensial
terakhir, dan l adalah panjang dari elemen aliran.
Lane (1935) menyelidiki keamanan struktur bendungan terhadap
bahaya piping. Panjang lintasan air melalui dasar bendungan dengan
memprhatikan bahaya pipingdihitung dengan cara pendekatan empiris,
sebagai berikut :

 Lh
LW = +  LV
3
Dengan :
LW = Weighted – creep – distance

 Lh = Jumlah jarak horizontal menurut lintasan terpendek

 Lv = Jumlah jarak vertical menurut lintasan terpendek

Setelah weighted – creep – distance dihitung, weighted – creep –


ratio (WCR) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
 LW
WCR =
H1 − H 2

I. Kondisi Tanah Anisotropis

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUMI HIJRAH


TIDORE KEPULAUAN 12
Dalam tinjauan tanah anisotropis, walaupun tanah mungkin
homogen, tapi mempunyai permeabilitas yang berbeda pada arah vertical
dan horizontalnya. Kebanyakan tanah pada kondisi alamnya dalam keadaan
anisotropis, artinya mempunyai koefisien permeabilitas yang tidak sama
kesegala arah, yaitu maksimum searah lapisan (arah horizontal), dan
minimum kearah tegak lurus lapisannya (arah vertical). Arah-arah ini
selanjutnya dinyatakan dalam arah x dan z. Dalam kondisi ini, permeabilitas
pada arah horizontal dan vertikalnya dapat dinyatakan dalam bentuk :
k x = k mak dan k z = k min

Untuk hal ini, persamaan Dracy akan bernentuk :


h
V x = -k x i x = -k x
x
h
Vz = -k z i z = -k z
z

- Rembesan Pada Struktur Bangunan


Hukum Dracy dapat digunakan untuk menghitung dabit rembesan
yang melalui struktur bendungan. Dalam perencanaan sebuah bendungan,
perlu diperhatikan stabilitasnya terhadap bahaya longsoran, erosi lereng dan
kehilangan air akibat rembesan yang melalui tubuh bendungan.
- Penggambaran Garis Rembesan Secara Grafis

Jika bentuk dan posisi garis rembesan paling atas pada potongan
melintang bendungan diketahui, besarnya rembesan rembesan dapat
dihitung. Bentuk garis rembesan , kecuali dapat ditentukan secara analistis ,
dapat juga ditentukan secara grafis atau dari pengamatan laboratorium dari
sebuah model bendungan sebagai prototype, ataupun juga secara analogi
elektris.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUMI HIJRAH


TIDORE KEPULAUAN 13
Pengamatan menunjukkan bahwa garis rembesan yang melalui yang
melalui bendungan berbentuk kurva parabolis, akan tetapi penyimpangan
kurva terjadi pada daerah hulu dan hilirnya. Pengamatan secara grafis
didasarkan pada sifat khusus dari kurva parabola.

- Debit Rembesan Pada Bendungan Tanah Anisotropis


Jika permeabilitas tanah bahan bendungan anisotropis, untuk
menghitung debit rembesan, maka penampang bendungan harus lebih dulu
ditranformasi. Seperti yang telah dipelajari sebelumnya, nilai x 1
transformasi adalah ;
kz
x1 = X
kx

Maka seluruh hitungan harus didasarkan pada


gambartransformasinya, demikian juga untuk koefisien permeabilitas
ekivalen :

K’ = kx kz

- Kondisi Aliran Masuk,Keluar, dan Kondisi Transfer


Kondisi-kondisi aliran masuk,keluar, dan kondisi transfer dari garis
rembesan melalui badan bendungan telah dianalisis oleh Casagrande (1937),
maksud dari kondisi aliran masuk adalah bila aliran rembesan berasal dari
daerah bahan tanah dengan koefisien permeabilitas sangat besar.

- Filter

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUMI HIJRAH


TIDORE KEPULAUAN 14
Bila air rembesan mengalir dari lapisan berbutir lebih halus menuju
lapisan lebih kasar, kemungkinan terangkutnya butiran lebih halus lolos
melewati bahan yang lebih kasar tersebut dapat terjadi. Erosi butiran dapat
mengakibatkan turunnya tahanan aliran air dan naiknya gradient hidrolik.
Bila kecepatan aliran membesar akibat dari pengurangan tahanan
aliran yang berangsur-angsur turun, akan terjadi erosi butiran yang lebih
besar lagi sehingga membentuk pipa-pipa didalam tanah yang dapat
mengakibatkan keruntuhan pada bendungan.

Filter atau drainase untuk mengendalikan rembesan, harus memenuhi


dua persyaratan:
1). Ukuran pori-pori halus cukup kecil untuk mencegah butir-butir tanah
terbawa aliran.
2). Permeabilitas harus cukup tinggi untuk mengizinkan kecepatan
drainase yang besar dari air masuk filternya.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUMI HIJRAH


TIDORE KEPULAUAN 15
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUMI HIJRAH
TIDORE KEPULAUAN 16

Anda mungkin juga menyukai