Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

“PERMEABILITAS TANAH”

MEKANIKA TANAH
DOSEN : Roza Mildawati, ST, MT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
ARGA TIRTA RIAYAN (163110461)
NANDA HASYIM (163110397)
KELAS III B

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
TAHUN AJARAN 2017/
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pengerjaan makalah yang
berjudul “Permeabilitas Tanah “. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah Geologi Rekayasa semester pertama.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk


pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pekanbaru, 10 Oktober 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3

2.1 Tinjauan Umum..............................................................................................3

2.2 Hubungan Koefisien Rembesan dengan Anka Pori .......................................6

2.3 Koefisien Rembesan untuk Tanah Berlapis....................................................7

2.3.1 Koefisien Rembesan Arah Horizontal (kx)..............................................8

2.3.2 Koefisien Rembesan Arah Vertikal (kz)..................................................9

2.4 Koefisien Rembesan untuk Tanah Berlapis....…….……………………..10


2.4.1 Constan Head Permeameter……………………………………….11
2.4.2 Falling Head Permeameter………………………………………...12
2.5 Pengukuran Koefisien Rembesan di Lapangan…………………………..14
2.6 Debit Air pada Sumur Arthesis……………………..……………………20
Contoh Soal………………………………………………………………20
BAB III PENUTUP.................................................................................................27

3.1 Kesimpulan...................................................................................................27

3.2 Saran.............................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................28
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir
melalui ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah.
Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan
tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah
atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah. Tanah diasumsikan jenuh
walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara.
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air.
Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam
menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi
menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air larian.
Tinggi muka air tanah berubah-ubah sesuai dengan keadaan iklim tetapi dapat
juga berubah karena pengaruh dari adanya kegiatan konstruksi. Di tempat itu
dapat juga terjadi muka air tanah dangkal, di atas muka air tanah biasa, sedangkan
kondisi dapat terjadi bila tanah dengan permeabilitas tinggi di permukaan atasnya
dibatasi oleh lapisan muka air tanah setempat, tetapi berdasarkan tinggi muka air
tanah pada suatu tempat lain yang lapisan atasnya tidak dibatasi oleh lapisan rapat
air.

Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori


yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur
tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran
pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Koefisien permeabilitas
terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi
ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil
ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien .
              Permeabilitas intrinsik suatu akifer bergantung pada porositas efektif
batuan dan bahan tak terkonsolidasi, dan ruang bebas yang diciptakan oleh
patahan dan larutan. Porositas efektif ditentukan oleh distribusi ukuran butiran,
bentuk dan kekasaran masing-masing partikel dan susunan gabungannya, tetapi
karena sifat-sifat ini jarang seragam, konduktivitas hidrolik suatu akifer yang
berkembang dibatasi oleh permeabilitas lapisan-lapisan atau masing-maisng zone,
dan mungkin bervariasi cukup besar tergantung pada arah gerakan air.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Permeabilitas Tanah

2. Bagaimana cara pengukuran Koefisien untuk Tanah Berlapis

3. Bagaimana cara pengukuran Koefisien Rembesan di Lapangan

1.3 Tujuan

1. Agar kita mengetahui apa yang dimaksud dengan Permeabilitas Tanah

2. Agar kita mengetahui cara pengukuran Koefisien untuk Tanah Berlapis

3. Agar kita mengetahui cara pengukuran Koefisien Rembesan di


Lapangan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Umum

Tanah adalah suatu bahan yang tidak masif dan merupakan bahan yang
poreus, sehingga air dapat mengalir atau merembes ke dalam tanah melalui ruang
kosong (pori-pori) yang terdapat di antara butiran-butiran tanah. Permeabilitas
adalah sifat dari suatu bahan yang poreus, sehingga air dapat mengalir atau
merembes melalui bahan ini. Mudah atau sukarnya air mengalir melalui pori-pori
tanah tergantung dari besar atau kecilnya ukuran pori-pori tanah. Besar atau
kecilnya pori-pori tanah akan dipengaruhi oleh ukuran butir-butir tanah dan
kepadatan tanah. Suatu tanah yang mudah dilalui/diresapi air disebut tanah yang
permeable atau tanah yang pervious (sarang air). Sebaliknya, tanah yang sukar
dilalui/diresapi air disebut tanah impervious (rapat air).

Teori Permeabilitas Tanah: Teori permeabilitas tanah diperlukan dalam


mekanika tanah, khususnya sebagai dasar perhitungan banyaknya air yang
mengalir melalui tanah pada suatu proyek yang berhubungan dengan air,
misalnya:

1. Untuk mengetahui jumlah air atau debit air yang dapat dipompa dari
suatu sumur ataupun sebaliknya, berapa jumlah air yang harus diambil jika akan
dilaksanakan pengeringan suatu galian (dalam pekerjaan fondasi), padahal air
tanah tinggi maka harus disediakan pompa untuk pengeringan air. Lihat Gambar
4.1.

2. Menghitung banyaknya air yang hilang karena merembes melalui


tanggul atau bendungan atau melalui dasar bendungan. Lihat Gambar 4.2.
3. Sifat permeabilitas tanah juga berhubungan dengan sifat konsolidasi
tanah yang berpengaruh terhadap perhitungan Penurunan fondasi. Kecepatan
penurunan fondasi sangat tergantung oleh sifat permeability tanah. Lihat Gambar
4.3 3

untuk menyatakan permeability, dalam mekanika tanah dipergunakan istilah


'Coefisient of Permeabilty" atau koefisien permeabilitas yang dinyatakan dengan
huruf k dengan satuan cm/detik. cara untuk menentukan besarnya koefisien
permeabilitas (k) pada berbagai macam tanah sebagai berikut :
Pada suatu proyek bendungan, jika jenis tanah yang digunakan sebagai batn
bendungan terlalu p ermeable, maka dapat dibuat konstruksi bendungan dengan
menggunakan inti kedap air (core).Inti bendungan harus dibuat dari tanah rapat
air. Lihat Gambar 4.4.

Pada umumnya kecepatan air mengalir di dalam tanah sangat kecil, sehingga ,uran
air laminair. Untuk menghitung besarnya kecepatan aliran air dalam tanah,
dipakai Hukum Darcy yang berbunyi: "Kecepatan air mengalir ber- :anding
langsung dengan hydraulic gradient." Lihat Gambar 4.5.

Air yang berada dalam tanah permeableyangterletak di antara lapisan tanah


impermeable (pada aquifer) bila air dapat bergerak ke permukaan tanah disebut
"air arthesisl' Lihat Gambat 4.6.
Nilai k = angka permeabilitas tanah atau dapat juga disebut kecepatan air yang
mengalir dalam tanah apabila terdapat hydraulic gradient sebesar i. Sedangkan
debit yang mengalir melalui suatu penampang tanah dengan luas tampangbasah
sebesar A adalah: Q = A. V

2.2 Hubungan Koefisien Rembesan dengan Angka Pori

Kecepatan rembesan air di dalam tanah tidaklah tergantung dengan isi


total ruangan pori di dalam tanah, tetapi pada besarnya masing-masing pori. Jadi,
tanah lempung dengan angka pori yang tinggi (misalnya e = 2,0) dapat
mempunyai nilai k sebesar 10-e cm/detik, sedangkan pasir dengan angka pori
yang rendah (misalnya e = 0,5) dapat mempunyai nilai k sebesar 10-2 cm/detik.
Oleh karena itu, jelaslah bahwa tidak ada hubungan yang bersifat umum antara
daya rembesan dengan angka pori.

Walaupun demikian, untuk suatu jenis tanah tertentu masih ada


kemungkinan bahwa daya rembesan dapat dihubungkan dengan angka pori. Hal
ini benar terutama untuk pasir. Secara teoretis, daya rembesan untuk suatu macam
tanah tertentu dapat dihubungkan dengan angka pori. Lihat persamaan berikut ini:
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa persamaan 4.1 memang
cukup tepat untuk pasir, tetapi kurang pada lempung. Nilai konstanta pada
persamaan 4.1 tidak diberikan, maka persamaan tersebut belum bisa
dipergunakan. Hubungan lain antara nilai k dengan angka pori tanah (e) uga
diberikan oleh Terzagfii dan Peck, sebagai berikut:

Persamaan 4.2 hanya dimaksudkan untuk pasir dan dalam hal ini hasil pengukuran
menunjukkan bahwa persamaan tersebut merupakan perkiraan- perkiraan yang
cukup tepat.

2.3 Koefisien Rembesan untuk Tanah Berlapis

Perhitungan koefisien rembesan untuk tanah berlapis sangat penting


diperhatikan, karena banyak bangunan teknik sipil yang memerlukan penimbunan
tanah secara berlapis seperti pada pembuatan jalan raya, bendungan tanah,
tanggul, dan sebagainya.

Pada umumnya setiap lapisan tanah mempunyai nilai koefisien


permeabilitas yang berbeda-beda, baik pada arah horizontal (kx) maupun arah
vertikal (kz). Di dalam praktik perbandingan, besarnya k x dan kz berkisar antata2-
30 kali (kx/kz) =2-30 atau dapat dikatakan bahwa permeabilitas arah horizontal
lebih mudah daripada arah vertical.
2.3.L Koefisien Rembesan Arah Horizontal (kx)

Dari Gambar 4.7, dapat dilihat bahwa permukaan di sebelah kiri dan kanan
bendungan terdapat perbedaan setinggi h, sehingga air akan mengalir ke sebelah
kanan melalui tanah berlapis di bawah bendungan. Untuk mencari besarnya k
rata-rata pada tanah berlapis dengan tebal L dan banyaknya lapisan = n, sebagai
berikut:

Dipandang lebar tanah tegak lurus bidang gambar = 1 satuan lebar, maka
debit air yang mengalir di bawah bendungan (q) adalah:

Debit total akan didapat dengan menjumlahkan debit untuk masing-masing


lapisan, Yaitu:

dengan menggunakan persamaan 4.3 dan 4.4 di atas, didapat Persamaan


baru sebagai berikut:
2.3.2 Koefisien Rembesan Arah Vertikal (kz)

Untuk mencari besarnya koefisien permeabilitas rata-rata pada arah


vertikal dapat digunakan persamaan sebagai berikut (lihat Gambar 4.8).

Untuk mencari besarnya kz rata-rata pada tanah berlapis dengan tebal L dan
banyaknya lapisan = n sebagai berikut: Dipandang lebar tanah tegak lurus bidang
gambar = 1 satuan lebar, maka debit air yang mengalir (q) adalah:
Menurut hukum kontinuitas, karena PenamPang aliran sama, maka kecepatan
aliran pada tiap penampang adalah sama.

Dipandang masing-masing lapisan, maka kecepatan alirannya adalah:

Jika suku sebelah kiri dijumlahkan dan suku sebelah kanan dijumlahkan, maka
akan didapat persamaan sebagai berikut:

Dari persamaan 4.6 dan 4.7 didapat persamaan koefisien rembesan arah vertikal
baru sebagai berikut:
2.4 Pengukuran Koefisien Rembesan

Pengukuran Koefisien Rembesan di Laboratorium untuk menentukan


koefisien rembesan dari suatu tanah (k) di laboratorium dapat dilakukan dengan
alat permeameter. Sampai saat ini telah dikenalkan dua macam alat permeameter,
yaitu:"constant head permeametei' dan"Falling head permeaffieter."

2.4.1 Constant Head permeameter

constant head permeameter adalah suatu permeameter dengan tinggi


tekanan yang konstan. Alat ini digunakan untuk jenis tanah yang relatif sangat
poreous. Untuk menentukan nilai koefisien permeabilitas (k), kita dapat langsung
mengukur banyaknya air yang masuk dan keluar dari sebuah contoh tanah dalam
jangka waktu tertentu.

cara melakukan percobaan ini diperlihatkan pada Gambar 4.9 agar


percobaan dapat berhasil dengan baik, maka tanah percobaan dibuat kenyang air
terlebih dahulu, sehingga udara dalam pori-pori tanah tersebut keluar. Bila dalam
pori-pori tanah masih ada udara yang tertinggal, maka dapat menghalang-halangi
aliran air. Bila contoh tanah sepanjang L dengan luas penampang A dipasang pada
tempat yang berbentuk silinder, karena ada selisih tinggi muka air sebesar Ah,
maka air akan mengalir melalui pori-pori tanah. Menurut hukum Darcy kecepatan
aliran air dalam tanah adalah:
Debit air yang mengalir adalah sebesar Q, dengan Q = A.V di sini A = luas
penampang contoh tanah.

Dalam waktu t detik, maka volume air yang melalui contoh tanah yang
dapat ditampung dalam gelas ukur adalah sebesar V (volume) dengan
2.4.2 Falling Head Permeameter

Falling head permeameter adalah suatu permeameter dengan tinggi


tekanan air berubah-ubah. Alat ini dipergunakan pada jenis tanah yang cukup
rapat seperti lempung, lumpur dan sebagainya.

Cara melakukan percobaannya diperlihatkan pada Gambar 4.10. contoh


tanah sepanjang L dengan luas A diletakkan dalam suatu tempat berbentuk
silnder. Pipa kecil dengan luas penampang a diisi air setinggi h,, karena ada pipa
perbedaan tinggi muka air, maka air mengalir melalui pori-pori tanah. lrieh karena
itu, pada suatu saat tinggi air dalam pipa tinggal h2.

Penentuan nilai koefisien permeabilitas (k) dilakukan dengan mengukur


penurunan ketinggian air pada pipa tersebut. Jadi, tegangan air sekarang tidaklah
tetap dan rumus Darcy dapat ditulis pada saat tertentu.

Misalnya dalam waktu 6t air berkurang setinggi - 6h, maka volume


Pengurangannya adalah:

Debit air yang mengalir melalui contoh tanah adalah:


Koreksi temperatur pada koefisien permeability atau rembesan (k) di
dalam penyelidikan mekanika tanah, pada umumnya koefisien permeabilityl
rembesan ditentukan dengan standar temperatur 20"C. Jika pada hasil-hasil
percobaan penentuan koefisien rembesan pada temperatur yang lain (di atas 20oC
atau di bawah 20"C) perlu diadakan koreksi disebabkan viscositas air berubah.
Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2.5 Pengukuran Koefisien Rembesan di Lapangan

Untuk melakukan pengukuran koefisien rembesan di lapangan, dapat diiakukan


dengan metode pemompaan, yaitu:
1. Air dipompa ke luar dari sumur percobaan.
2. Air dipompa ke dalam sumur percobaan.

Untuk memecahkan persoalan rembesan ini dipakai cara "Dupuit Thiems yang
menyatakan bahwa:

1. Jika garis rembesan mempunyai kemiringan kecil, maka semua garis dapat
dianggap horizontal.
2. Hydraulic gradient dapat diambil = kemungkinan garis rembesan.

Dalam menentukan permeabilitas di lapangan ini dibuat sumur-sumur yang di bor


untuk dilakukan penelitian.

Untuk keperluan ini dibuat sumur dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Sumur utama dengan diameter 25-30 cm.


2. Sumur pemeriksaan untuk mengetahui tinggi muka air di tempat itu.

Dalam hal ini disyaratkan pompa harus mempunyai debit yang stabil. Adapun
cara melakukan percobaan ini diperlihatkan pada Gambar 4.11.

Jika air dalam sumur dipompa keluar, maka air di sekitar sumur akan turun
dengan bentuk parabola. Jika telah diperoleh debit pompa sama dengan debit
sumur, maka permukaan air akan stabil.
Jika jari-jari sumur = r dan tinggi muka air tanah semula = H, maka setelah
dipompa, air tanah turun sebesar

Menurut hukum kontinuitas bahwa debit pada setiap penampang selalu konstan.
Apabila ditinjau pada suatu tempat sejauh x dari pusat sumur, maka tinggi air
sumur adalah y sehingga luas tampang aliran pada daerah tersebut adalah A =
2.7r.x.y

Sedangkan harga hidroulic gradient dapat diperoleh sebagai berikut:


Dengan cara seperti di atas dapat dicari debit air pada suatu sumur dari suatu
daerah tertentu,lihat Gambar 4.12.
Untuk menentukan besarnya radius influence (jari-jari pengaruh R) dapat
ditentukan dengan rumus Sichard sebagai berikut:

Dengan: S = maksimum draw down (m)


K = koefisien rembesan dalam (m/detik)
R = jari-jaripengaruh dalam m

Untuk s yang besar (>10 m) disarankan memakai rumus weber sebagai berikut:

dengan: C = 3 (koefisien)
H = tebal lapisan air tanah
k = koefisien rembesan (m/detik)
t = selisih waktu untuk mencapai kedalaman s (detik)
n= porositas tanah = 0,25 untuk pasir kasar
= 0,34 untuk pasir halus
Rata-rata = 0,30
2.6 Debit Air pada Sumur Arthetis (Lihat Gambar 4.13)

Ada dua macam bentuk sumur arthetis, yaitu:

1. Sumur arthetis positif, pada sumur ini muka air naik sampai di atas muka tanah.
2. sumur arthetis negatif, pada sumur ini muka air di bawah muka tanah.

Ditinjau daerah sejauh x m dari pusat sumur (lihat Gambar 4.13).

Debit air Q = A. k. i
A = luas dinding sumur pada lapisan aquifer
= 2.π. r. ha

Dengan menggunakan hukum kontinuitas, maka debit pada setiap silinder ,ama,
sehingga daerah sejauh x m dari pusat sumur tinggi airnya = y m.
Contoh Soal :

1. Suatu contoh tanah pasir dengan luas = 35 cm2, panjang 20 cm, dipergunakan
untuk pemeriksaan permeabilitas dengan constant head permeameter. Dalam
keadaan kering, contoh tanah tersebut beratnya = 1105 gram, apabila head = 50
cm dan selama 5 menit banyaknya air yang mengalir sebanyak = 105 cc, maka
diminta: a. Gambar/sketsa alat ukur permeabilitas (constant head
permeameter). b. Angka permeabilitas tanah asli/tanah yang diuji.
c. Kecepatan menurut Darcy dan kecepatan aliran tanah
yang sebenarnya terjadi (seepage velocity) apabila diketahui G = 2,87.

Penyelesaian:

a. Gambar/sketsa alat ukur permeabilitas (constant head permeameter)

b. Permeabilitas tanah asli


c. Kecepatan menurut Darcy dan kecepatan aliran air dalam tanah yang
sebenarnya terjadi (seepage velocity) apabila diketahui G = 2,87 Menurut DarcyV
= k . i (discharge velocity):

Kecepatan alir?al air dalam tanah yang sebenarnya terjadi (seepage velocity):

V = volume total tanah = 35 x 20 = 700 cm3

Berat tanah kering, Ws = 1105 gram

G = 2,67

2. Dengan saatu falling head permeameter diadakan tes terhadap contoh tanah
pasir tidak homogen/berlapis-lapis dengan panjang contoh tanah = 18 cm dan luas
penampangnya = 22 cm2. Dari panjang contoh tanah 18 cm tersebut, 6 cm
pertama mempunyai koefisien permeabilitas = 3.10-4 cm/detik, 6 cm kedua
mempunyai koefisien permeabilitas = 4.10-4 cm/detik, dan 6 cm berikutnya
mempunyai koefisien permeabilitas = 6.10-4 cm/detik. Berapa waktu yang
diperlukan untuk menurunkan muka air dalam pipa gelas darihead = 25 cm
menjadi l0 crn, apabila luas penampang pipa gelas = 2 cm2 ?

Jadi, waktu yang dipergunakan untuk menurunkan muka air dalam pipa dari head
25 cm menjadi 10 cm adalah 62 menit 24,25 detik

3. Dibuat sumur pompa dengan debit 2 liter/detik menggunakan pipa diameter 10


cm. Muka air tanah semula terdapat pada kedalaman 3 meter dari muka tanah
setempat, sedangkan tanah mempunyai kx = 1,8 . 10-3 dan kz = 0,45. 10-3 cm/detik.
Setelah dipompa dikehendaki air di bagian bawah dalam pipa masih setinggi 1,50
meter. Hitunglah panjang pipa yang diperlukan untuk membuat sumur tersebut.
Hitunglah pula kedalaman air tanah dari muka tanah pada jarak 6 meter dari
sumur setelah air dipompa. (Catatan: tanah di bawah pipa rapat air).

Dari sketsa di atas tampak bahwa keadaannya adalah unconfined aquifer, maka rumus
yang digunakan ialah:

Untuk menghitung jari-jari pengaruh (R), dipergunakan rumus Sichart:


Jadi, panjang pipa yang diperlukan untuk membuat sumur tersebut = 3 + (S + h) =
3 + (22,8+ 1,5) = 27,30 meter.

Menghitung kedalaman muka air tanah dari muka tanah pada jarak 6 meter dari
sumur, setelah air dipompa:

Jadi, kedalaman muka air tanah pada jarak 6 m dari sumur setelah air dipompa =
27,3 - 18,46 = 8,84 meter.
Contoh 4
Contoh 5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tanah adalah suatu bahan yang tidak masif dan merupakan bahan yang
poreus, sehingga air dapat mengalir atau merembes ke dalam tanah melalui ruang
kosong (pori-pori) yang terdapat di antara butiran-butiran tanah. Koefisien
rembesan untuk tanah berlapis ada dua jenis yaitu untuk vertical dan untuk
horizontal. Pengukuran koefisien rembesan ada yang untuk laboratorium dan
untuk lapangan. Untuk lapangan ada dua yaitu constant head permeameter dan
falling head permeameter. Sedangkan untuk lapangan digunakan alat uji sumur.

3.2 Saran

Dengan terselesaikannya makalah ini, kami berharap pembaca maupun


penulis dapat memperoleh pelajaran tentang Permeabilitas Tanah. Penulis sangat
berharap kepada para pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang
membangun kepada penulis supaya penulis menjadi lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Surendro, Bambang. 2014. Mekanika Tanah Teori,Soal,dan Penyelesaian.


Magelang : C.V ANDI Yogyakarta
https://rahdathidayat12.blogspot.co.id/2017/05/makalah-permeabilitas-tanah.html
Santosa, Budi, Heri Suprapto dan Suryadi HS. 1998. Mekanika Tanah
Lanjutan. Jakarta : Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai