“PERMEABILITAS TANAH”
MEKANIKA TANAH
DOSEN : Roza Mildawati, ST, MT
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
ARGA TIRTA RIAYAN (163110461)
NANDA HASYIM (163110397)
KELAS III B
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pengerjaan makalah yang
berjudul “Permeabilitas Tanah “. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah Geologi Rekayasa semester pertama.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
3.1 Kesimpulan...................................................................................................27
3.2 Saran.............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir
melalui ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah.
Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan
tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah
atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah. Tanah diasumsikan jenuh
walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara.
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air.
Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam
menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi
menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air larian.
Tinggi muka air tanah berubah-ubah sesuai dengan keadaan iklim tetapi dapat
juga berubah karena pengaruh dari adanya kegiatan konstruksi. Di tempat itu
dapat juga terjadi muka air tanah dangkal, di atas muka air tanah biasa, sedangkan
kondisi dapat terjadi bila tanah dengan permeabilitas tinggi di permukaan atasnya
dibatasi oleh lapisan muka air tanah setempat, tetapi berdasarkan tinggi muka air
tanah pada suatu tempat lain yang lapisan atasnya tidak dibatasi oleh lapisan rapat
air.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Tanah adalah suatu bahan yang tidak masif dan merupakan bahan yang
poreus, sehingga air dapat mengalir atau merembes ke dalam tanah melalui ruang
kosong (pori-pori) yang terdapat di antara butiran-butiran tanah. Permeabilitas
adalah sifat dari suatu bahan yang poreus, sehingga air dapat mengalir atau
merembes melalui bahan ini. Mudah atau sukarnya air mengalir melalui pori-pori
tanah tergantung dari besar atau kecilnya ukuran pori-pori tanah. Besar atau
kecilnya pori-pori tanah akan dipengaruhi oleh ukuran butir-butir tanah dan
kepadatan tanah. Suatu tanah yang mudah dilalui/diresapi air disebut tanah yang
permeable atau tanah yang pervious (sarang air). Sebaliknya, tanah yang sukar
dilalui/diresapi air disebut tanah impervious (rapat air).
1. Untuk mengetahui jumlah air atau debit air yang dapat dipompa dari
suatu sumur ataupun sebaliknya, berapa jumlah air yang harus diambil jika akan
dilaksanakan pengeringan suatu galian (dalam pekerjaan fondasi), padahal air
tanah tinggi maka harus disediakan pompa untuk pengeringan air. Lihat Gambar
4.1.
Pada umumnya kecepatan air mengalir di dalam tanah sangat kecil, sehingga ,uran
air laminair. Untuk menghitung besarnya kecepatan aliran air dalam tanah,
dipakai Hukum Darcy yang berbunyi: "Kecepatan air mengalir ber- :anding
langsung dengan hydraulic gradient." Lihat Gambar 4.5.
Persamaan 4.2 hanya dimaksudkan untuk pasir dan dalam hal ini hasil pengukuran
menunjukkan bahwa persamaan tersebut merupakan perkiraan- perkiraan yang
cukup tepat.
Dari Gambar 4.7, dapat dilihat bahwa permukaan di sebelah kiri dan kanan
bendungan terdapat perbedaan setinggi h, sehingga air akan mengalir ke sebelah
kanan melalui tanah berlapis di bawah bendungan. Untuk mencari besarnya k
rata-rata pada tanah berlapis dengan tebal L dan banyaknya lapisan = n, sebagai
berikut:
Dipandang lebar tanah tegak lurus bidang gambar = 1 satuan lebar, maka
debit air yang mengalir di bawah bendungan (q) adalah:
Untuk mencari besarnya kz rata-rata pada tanah berlapis dengan tebal L dan
banyaknya lapisan = n sebagai berikut: Dipandang lebar tanah tegak lurus bidang
gambar = 1 satuan lebar, maka debit air yang mengalir (q) adalah:
Menurut hukum kontinuitas, karena PenamPang aliran sama, maka kecepatan
aliran pada tiap penampang adalah sama.
Jika suku sebelah kiri dijumlahkan dan suku sebelah kanan dijumlahkan, maka
akan didapat persamaan sebagai berikut:
Dari persamaan 4.6 dan 4.7 didapat persamaan koefisien rembesan arah vertikal
baru sebagai berikut:
2.4 Pengukuran Koefisien Rembesan
Dalam waktu t detik, maka volume air yang melalui contoh tanah yang
dapat ditampung dalam gelas ukur adalah sebesar V (volume) dengan
2.4.2 Falling Head Permeameter
Untuk memecahkan persoalan rembesan ini dipakai cara "Dupuit Thiems yang
menyatakan bahwa:
1. Jika garis rembesan mempunyai kemiringan kecil, maka semua garis dapat
dianggap horizontal.
2. Hydraulic gradient dapat diambil = kemungkinan garis rembesan.
Dalam hal ini disyaratkan pompa harus mempunyai debit yang stabil. Adapun
cara melakukan percobaan ini diperlihatkan pada Gambar 4.11.
Jika air dalam sumur dipompa keluar, maka air di sekitar sumur akan turun
dengan bentuk parabola. Jika telah diperoleh debit pompa sama dengan debit
sumur, maka permukaan air akan stabil.
Jika jari-jari sumur = r dan tinggi muka air tanah semula = H, maka setelah
dipompa, air tanah turun sebesar
Menurut hukum kontinuitas bahwa debit pada setiap penampang selalu konstan.
Apabila ditinjau pada suatu tempat sejauh x dari pusat sumur, maka tinggi air
sumur adalah y sehingga luas tampang aliran pada daerah tersebut adalah A =
2.7r.x.y
Untuk s yang besar (>10 m) disarankan memakai rumus weber sebagai berikut:
dengan: C = 3 (koefisien)
H = tebal lapisan air tanah
k = koefisien rembesan (m/detik)
t = selisih waktu untuk mencapai kedalaman s (detik)
n= porositas tanah = 0,25 untuk pasir kasar
= 0,34 untuk pasir halus
Rata-rata = 0,30
2.6 Debit Air pada Sumur Arthetis (Lihat Gambar 4.13)
1. Sumur arthetis positif, pada sumur ini muka air naik sampai di atas muka tanah.
2. sumur arthetis negatif, pada sumur ini muka air di bawah muka tanah.
Debit air Q = A. k. i
A = luas dinding sumur pada lapisan aquifer
= 2.π. r. ha
Dengan menggunakan hukum kontinuitas, maka debit pada setiap silinder ,ama,
sehingga daerah sejauh x m dari pusat sumur tinggi airnya = y m.
Contoh Soal :
1. Suatu contoh tanah pasir dengan luas = 35 cm2, panjang 20 cm, dipergunakan
untuk pemeriksaan permeabilitas dengan constant head permeameter. Dalam
keadaan kering, contoh tanah tersebut beratnya = 1105 gram, apabila head = 50
cm dan selama 5 menit banyaknya air yang mengalir sebanyak = 105 cc, maka
diminta: a. Gambar/sketsa alat ukur permeabilitas (constant head
permeameter). b. Angka permeabilitas tanah asli/tanah yang diuji.
c. Kecepatan menurut Darcy dan kecepatan aliran tanah
yang sebenarnya terjadi (seepage velocity) apabila diketahui G = 2,87.
Penyelesaian:
Kecepatan alir?al air dalam tanah yang sebenarnya terjadi (seepage velocity):
G = 2,67
2. Dengan saatu falling head permeameter diadakan tes terhadap contoh tanah
pasir tidak homogen/berlapis-lapis dengan panjang contoh tanah = 18 cm dan luas
penampangnya = 22 cm2. Dari panjang contoh tanah 18 cm tersebut, 6 cm
pertama mempunyai koefisien permeabilitas = 3.10-4 cm/detik, 6 cm kedua
mempunyai koefisien permeabilitas = 4.10-4 cm/detik, dan 6 cm berikutnya
mempunyai koefisien permeabilitas = 6.10-4 cm/detik. Berapa waktu yang
diperlukan untuk menurunkan muka air dalam pipa gelas darihead = 25 cm
menjadi l0 crn, apabila luas penampang pipa gelas = 2 cm2 ?
Jadi, waktu yang dipergunakan untuk menurunkan muka air dalam pipa dari head
25 cm menjadi 10 cm adalah 62 menit 24,25 detik
Dari sketsa di atas tampak bahwa keadaannya adalah unconfined aquifer, maka rumus
yang digunakan ialah:
Menghitung kedalaman muka air tanah dari muka tanah pada jarak 6 meter dari
sumur, setelah air dipompa:
Jadi, kedalaman muka air tanah pada jarak 6 m dari sumur setelah air dipompa =
27,3 - 18,46 = 8,84 meter.
Contoh 4
Contoh 5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanah adalah suatu bahan yang tidak masif dan merupakan bahan yang
poreus, sehingga air dapat mengalir atau merembes ke dalam tanah melalui ruang
kosong (pori-pori) yang terdapat di antara butiran-butiran tanah. Koefisien
rembesan untuk tanah berlapis ada dua jenis yaitu untuk vertical dan untuk
horizontal. Pengukuran koefisien rembesan ada yang untuk laboratorium dan
untuk lapangan. Untuk lapangan ada dua yaitu constant head permeameter dan
falling head permeameter. Sedangkan untuk lapangan digunakan alat uji sumur.
3.2 Saran