Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“PERMEABILITAS TANAH”
Dosen: Roza Mildawati,S.T.,M.T

MEKANIKA TANAH

Disusun oleh:

 Silvi Pratiwi 203110172


 Kamila 203110175

Kelompok : 9
Kelas : 3B

PROGAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,taufik dan hidayah nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ PERMEABILITAS TANAH”.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah mekanika tanah.
Pada kesempatan ini,kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu,kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pekanbaru,15 oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Permeabilitas 4

2.2 Garis Aliran dalam Tanah 9

2.3 Pengujian Permeabilitas di Laboratorium 10

2.4Pengujian Permeabilitas di Lapangan 14

2.5 Hubungan Permeabilitas dengan Angka Pori 19

2.6 Studi Kasus Mengenai Permeabilitas 19

2.7 Contoh Soal 20

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 23

3.2 Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui
ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah. Tekanan pori diukur
relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan tanah yang tekanannya sama dengan
tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah atau permukaan freasik, di bawah muka air
tanah. Tanah diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-
rongga udara.Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air.
Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju
permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan
demikian, menurunkanlaju air larian.

Tinggi muka air tanah berubah-ubah sesuai dengan keadaan iklim tetapi dapat juga
berubah karena pengaruh dari adanya kegiatan konstruksi. Di tempat itu dapat juga terjadi
muka air tanah dangkal, di atas muka air tanah biasa, sedangkan kondisi dapat terjadi bila
tanah dengan permeabilitas tinggi di permukaan atasnya dibatasi oleh lapisan muka air tanah
setempat, tetapi berdasarkan tinggi muka air tanah pada suatu tempat lain yang lapisan
atasnya tidak dibatasi oleh lapisan rapat air.

Porositas tanah didefinisikan sebagai ruang fungsional yang menghubungkan tubuh


tanah dengan lingkungannya (Lal dan Shukla, 2004). Pori tanah memegang peranan penting
dalam menentukan sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sistem pori tanah sangat dipengaruhi
oleh banyak faktor seperti jumlah bahan organik, jenis dan jumlah liat, kelembaban,
pemadatan tanah dan manajemen tanah. Karakteristik pori menggambarkan jumlah, ukuran,
distribusi, kontinuitas dan stabilitas pori tanah (Kay, 1990). Karakteristik pori tanah sangat
berperan besar dalam menentukan pergerakan air dalam tanah (Hillel, 1980; Kay, 1990) dan
mempengaruhi kemampuan tanah dalam meretensi air (Elrick et al., 2004). Sebagai suatu
sistem, masing-masing karakter akan saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Setiap
perubahan pada satu karakter akan mempengaruhi karakter yang lain. Perubahan terhadap
pori akan mengurangi jumlah, ukuran dan kuantinuitas pori

Air menempati ruang pori di dalam tanah. Berdasarkan diameter ruangnya Jongerius
(1957) membagi pori tanah menjadi 3 kelas, yakni : makropori dengan diameter ≥ 90 mm,
mesopori (90-30 mm) dan mikropori (< 30 µm). Air yang terikat pada mikropori merupakan
air higrokopis atau tidak tersedia bagi tanaman. Pergerakan air dalam tanah atau
konduktivitas hidraulik tanah terbagi atas dua, yakni konduktivitas hidraulik jenuh

iv
(permeabilitas) dan konduktivitas hidraulik tidak jenuh. Permeabilitas tanah sangat
dipengaruhi oleh karakteristik pori terutama kestabilan pori yang ditentukan oleh kestabilan
agregat tanahnya. Pori yang berada dalam agregat tanah yang stabil akan mempercepat
bergeraknya air, pada pori yang berada dalam agregat tanah yang tidak stabil, maka pori akan
mudah tertutup akibat hancurnya agregat tanah dan menghambat pergerakan air.

Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang


dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis
besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien
permeabilitasnya. Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori
yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara
garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah
koefisien .
              Permeabilitas intrinsik suatu akifer bergantung pada porositas efektif batuan dan
bahan tak terkonsolidasi, dan ruang bebas yang diciptakan oleh patahan dan larutan. Porositas
efektif ditentukan oleh distribusi ukuran butiran, bentuk dan kekasaran masing-masing
partikel dan susunan gabungannya, tetapi karena sifat-sifat ini jarang seragam, konduktivitas
hidrolik suatu akifer yang berkembang dibatasi oleh permeabilitas lapisan-lapisan atau
masing-maisng zone, dan mungkin bervariasi cukup besar tergantung pada arah gerakan air.

v
1.2 Rumusan Masalah

1. Mengetahui pengertian Permeabilitas


2. Mengetahui pengujian permeabilitas di laboratorium
3. Mengetahui pengujian permeabilitas di lapangan
4. Memahami hitungan koefisien permeabilitas
5. Memahami hubungan permeabilitas dengan angka pori tanah pasir

1.3 Tujuan

a. Memahami apa itu Pengertian permeabilitas


b. Mengetahui pengujian permeabilitas di laboratorium dan juga di lapangan
c. Dapat menghitung koefisen dari permeabilitas
d. Mengetahui hubungan permeabilitas dengan angka pori tanah pasir.

vi
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

2.1 Pengertian Permeabilitas

Permeabilitas adalah suatu kesatuan yang meliputi infiltrasi tanah dan


bermanfaat sebagai permudahaan dalam pengolahan tanah. Permeabilitas
didefinisikan sebagai sifat bahan berpori yang memungkinkan aliran rembesan dari
cairan yang berupa air atau minyak mengalir lewat rongga pori. Pori-pori tanah saling
berhubungan antara satu dengan lainnya, sehingga air dapat mengalir dari titik dengan
tinggi energi ke titik dengan dengan tinggi energi yang lebih rendah. Untuk tanah,
permeabilitas digambarkan sebaga sifat tanah yang mengalirkan air melalui rongga
pori tanah.

Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah,lapisan atas berkisar


antara lambat sampai agak cepat (0,20-9,46 cm jam -1), sedangkan di lapisan bawah
tergolong agak lambat sampai sedang (1,10-3,62 cm jam-1). Teori Permeabilitas
Tanah: Teori permeabilitas tanah diperlukan dalam mekanika tanah, khususnya
sebagai dasar perhitungan banyaknya air yang mengalir melalui tanah pada suatu
proyek yang berhubungan dengan air, misalnya:

1. Untuk mengetahui jumlah air atau debit air yang dapat dipompa dari suatu sumur
ataupun sebaliknya, berapa jumlah air yang harus diambil jika akan dilaksanakan
pengeringan suatu galian (dalam pekerjaan fondasi), padahal air tanah tinggi maka
harus disediakan pompa untuk pengeringan air. Lihat Gambar 4.1.
2. Menghitung banyaknya air yang hilang karena merembes melalui tanggul atau
bendungan atau melalui dasar bendungan.Lihat gambar 4.2

vii
3. Sifat permeabilitas tanah juga berhubungan dengan sifat konsolidasi tanah yang
berpengaruh terhadap perhitungan Penurunan fondasi. Kecepatan penurunan fondasi
sangat tergantung oleh sifat permeability tanah. Lihat Gambar 4.3

untuk menyatakan permeability, dalam mekanika tanah dipergunakan istilah


'Coefisient of Permeabilty" atau koefisien permeabilitas yang dinyatakan dengan huruf k
dengan satuan cm/detik. cara untuk menentukan besarnya koefisien permeabilitas (k) pada
berbagai macam tanah sebagai berikut :

viii
Pada suatu proyek bendungan, jika jenis tanah yang digunakan sebagai batn bendungan
terlalu p ermeable, maka dapat dibuat konstruksi bendungan dengan menggunakan inti kedap
air (core).Inti bendungan harus dibuat dari tanah rapat air. Lihat Gambar 4.4.

Pada umumnya kecepatan air mengalir di dalam tanah sangat kecil, sehingga ,uran air
laminair. Untuk menghitung besarnya kecepatan aliran air dalam tanah, dipakai Hukum
Darcy yang berbunyi: "Kecepatan air mengalir ber- :anding langsung dengan hydraulic
gradient." Lihat Gambar 4.5.

Air yang berada dalam tanah permeableyangterletak di antara lapisan tanah impermeable
(pada aquifer) bila air dapat bergerak ke permukaan tanah disebut "air arthesisl' Lihat Gambat
4.6.

ix
Nilai k = angka permeabilitas tanah atau dapat juga disebut kecepatan air yang mengalir
dalam tanah apabila terdapat hydraulic gradient sebesar i. Sedangkan debit yang mengalir
melalui suatu penampang tanah dengan luas tampangbasah sebesar A adalah: Q = A. V

Faktor yang mempengaruhi permeabilitas:

a) Tekstur
tekstur sangat mempengaruhi permeabilitas tanah. Hal ini dikarenakan
permeabilitas itu adalah melewati tekstur tanah,Misalnya tanah yang bertekstur pasir
akan mudah melewatkan air dalam tanah.
b) Struktur
Struktur juga mempengaruhi permeabilitas,semakin banyak ruang antar struktur
maka semakin cepat juga permeabilitas dalam tanah tersebut. Misalnya tanah yang
berstuktur lempeng akan sulit ditembus oleh air dari pada berstruktur lemah.
c) Porositas
Porositas atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang biasanya diisi air atau
udara. Pori sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah,semakin besar pori
dalam tanah tersebut,maka semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut.
d) Viskositas
Viskositas sama juga dengan kekentalan air,semakin kental air tersebut,maka
semakin sulit juga air untuk menembus tanah tersebut.
e) Gravitasi
Gaya gravitasi atau gaya tarik bumi juga sangat menentukan permeabilitas
tanah,karena permeabilitas adalah gaya yang masuk ke tanah menurut gaya gravitasi.

Faktor yang dipengaruhi permeabilitas:

a. Drainase
Apabila permeabilitas tanah baik,maka waktu dalam pergerakan air akan
semakin cepat,begitu pula sebaliknya.

x
b. Inflitrasi
Penyerapan yang dilakukan tanah akan semakin cepat apabila drainase tanah
itu baik.
c. Pengolahan
Apabila drainase tanah tersebut baik,maka pengolahan dalam tanah akan
semakin mudah.
d. Erosi
Pengikisan juga dipengaruhi oleh permeabilitas,semakin baik permeabilitas
dalam tanah maka erosi akan minimum.
e. Evaporasi
Evaporasi akan semakin maksimal jika permeabilitas tanah tersebut baik.
f. Perkolasi
Pergerakan air dalam tanah akan baik bila drainase dalam tanah juga baik.

Permeabilitas tanah dilapisan bawah lebih lambar dari pada lapisan atas. Keadaan
seperti ini dapat disebabkan oleh pengaruh pengolahan tanah,perakaran tanaman atau
pemadatan pedogenesis karena ada penimbunan liat seperti terjadi pada tanah yang
mempunyai horizon argilik. Tinggir rendahnya permeabilitas ditentukan ukuran pori.
 Pori bersifat sangat permeabel = permeabilitasnya tinggir.
= bersifat pervius
 Lempung bersifat impermeabel = permeabilitasnya rendah.
= imperevius
= rapat air/kadar air.
 Lanau dan tanah campuran pasir lempung permeabilitasnya antara pasir lempung.

Koefisien permeabilitas(k)

Nilai k untuk macam-macam tanah

 Kerikil >10cm/det
 Pasir 10-10-2cm/det
 Lanau 10 -2 – 10 -5 cm/det
 Lempung <10 -5 cm/det

Aliran dalam tanah umumnya aliran laminer berlaku hukum darcy

V= k i

Dimana V = Kecepatan(cm/det)

k = koefisien permeabilitas

i= gradien hidrolik h/l = selisih tinggi tekanan dibagi panjang lintasan

Debit aliran dalam tanah

Q=VA

Q= debit (cm3 /det)


xi
A =luas tampang cm3

V = bukan kecepatan air yang sebenarnya ,karena luas tampang air sama dengan luas pori
bukan luas tampang tanah.

2.2 Garis Aliran

Aliran air lewat suatu kolom tanah diperlihatkan dalam gambar. Masing-masing
partikel air bergerak dari ketinggian A ke ketinggian B yang lebih rendah,mengikuti lintasan
yang berkelok-kelok(ruang pori) diantara butiran padatnya. Kecepatan air bervariasi dari titik
ke titik tergantung dari ukuran dan konfigurasu rongga pori. Akan tetapi,dalam praktek tanah
dianggap sebagai kesatuan dan tiap partikel air dianggap bergerak melewati lintasan lurus
yang disebut garis aliran.

Gambar 2.1 gambar 2.3

Aliran air dalam tanah

Aliran air arah horizontal yang melewati tabung beriisi tanah dilukiskan dalam
gambar 2.3. tinggi energi total(total head) adalah tinggi energi elevasi atau elevation head
ditambah tinggi energi tekanan atau pressure head(h) (yaitu ketinggian kolom air h A atau hB

xii
didalam ppipa ukur dalam milimeter atau meter di atas titiknya. Untuk aliran air didalam
tanah,tinggi energi kecepatan diabaikan karena nilainya sangat kecil. Ketinggian air di dalam
pipa piezometer menenjukan tekanan air pada titik tersebut.  Untuk mengetahui besar
tekanan pori . teorema bernauli dapat diterapkan. Menurut bernauli tinggi energi total pada
suatu titik dapat dinyatakan oleh persamaan :

ρ v2 ❑
h= + +z
γω 2 g

Keterangan:

p1 = Tekanan pada ujung pipa 1 (Pascal)

p2 = Tekanan pada ujung pipa 2 (Pascal)

1 = Massa jenis fluida 1 ( )

2 = Massa jenis fluida 2 ( )


v1 = Kecepatan aliran fluida pada pipa 1 (m/s)

v2 = Kecepatan aliran fluida pada pipa 2 (m/s)

g = Percepatan gravitasi ( )

h1 = Ketinggian penampang pipa 1 (meter)

h2 = Ketinggian penampang pipa 2 (meter)

2.3 Pengujian permeabilitas di laboratorium

Untuk menentukan koefisien rembesan dari suatu tanah (k) di laboratorium dapat
dilakukan dengan alat permeameter. Sampai saat ini telah dikenalkan dua macam alat
permeameter, yaitu:"constant head permeametei' dan"Falling head permeaffieter."

2.3.1 Constant Head permeameter

constant head permeameter adalah suatu permeameter dengan tinggi tekanan yang
konstan. Alat ini digunakan untuk jenis tanah yang relatif sangat poreous. Untuk menentukan
nilai koefisien permeabilitas (k), kita dapat langsung mengukur banyaknya air yang masuk
dan keluar dari sebuah contoh tanah dalam jangka waktu tertentu.
xiii
cara melakukan percobaan ini diperlihatkan pada Gambar 4.9 agar percobaan dapat
berhasil dengan baik, maka tanah percobaan dibuat kenyang air terlebih dahulu, sehingga
udara dalam pori-pori tanah tersebut keluar. Bila dalam pori-pori tanah masih ada udara yang
tertinggal, maka dapat menghalang-halangi aliran air. Bila contoh tanah sepanjang L dengan
luas penampang A dipasang pada tempat yang berbentuk silinder, karena ada selisih tinggi
muka air sebesar Ah, maka air akan mengalir melalui pori-pori tanah. Menurut hukum Darcy
kecepatan aliran air dalam tanah adalah:

Debit air yang mengalir adalah sebesar Q, dengan Q = A.V di sini A = luas
penampang contoh tanah.

Dalam waktu t detik, maka volume air yang melalui contoh tanah yang dapat
ditampung dalam gelas ukur adalah sebesar V (volume) dengan

xiv
2.3.2 Falling Head Permeameter

Falling head permeameter adalah suatu permeameter dengan tinggi tekanan air
berubah-ubah. Alat ini dipergunakan pada jenis tanah yang cukup rapat seperti lempung,
lumpur dan sebagainya.

Cara melakukan percobaannya diperlihatkan pada Gambar 4.10. contoh tanah


sepanjang L dengan luas A diletakkan dalam suatu tempat berbentuk silnder. Pipa kecil
dengan luas penampang a diisi air setinggi h,, karena ada pipa perbedaan tinggi muka air,
maka air mengalir melalui pori-pori tanah. lrieh karena itu, pada suatu saat tinggi air dalam
pipa tinggal h2.

Penentuan nilai koefisien permeabilitas (k) dilakukan dengan mengukur penurunan


ketinggian air pada pipa tersebut. Jadi, tegangan air sekarang tidaklah tetap dan rumus Darcy
dapat ditulis pada saat tertentu.

xv
Misalnya dalam waktu 6t air berkurang setinggi - 6h, maka volume Pengurangannya
adalah:

Debit air yang mengalir melalui contoh tanah adalah:

Koreksi temperatur pada koefisien permeability atau rembesan (k) di dalam


penyelidikan mekanika tanah, pada umumnya koefisien permeabilityl rembesan ditentukan
dengan standar temperatur 20"C. Jika pada hasil-hasil percobaan penentuan koefisien

xvi
rembesan pada temperatur yang lain (di atas 20oC atau di bawah 20"C) perlu diadakan
koreksi disebabkan viscositas air berubah. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2.4 Pengujian permeabilitas di lapangan

Untuk melakukan pengukuran koefisien rembesan di lapangan, dapat diiakukan dengan


metode pemompaan, yaitu:

1. Air dipompa ke luar dari sumur percobaan.

2. Air dipompa ke dalam sumur percobaan.

Untuk memecahkan persoalan rembesan ini dipakai cara "Dupuit Thiems yang menyatakan
bahwa:

1. Jika garis rembesan mempunyai kemiringan kecil, maka semua garis dapat dianggap
horizontal.

2. Hydraulic gradient dapat diambil = kemungkinan garis rembesan.

Dalam menentukan permeabilitas di lapangan ini dibuat sumur-sumur yang di bor untuk
dilakukan penelitian.

Untuk keperluan ini dibuat sumur dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Sumur utama dengan diameter 25-30 cm.

2. Sumur pemeriksaan untuk mengetahui tinggi muka air di tempat itu.

Dalam hal ini disyaratkan pompa harus mempunyai debit yang stabil. Adapun cara
melakukan percobaan ini diperlihatkan pada Gambar 2.11.

xvii
Jika air dalam sumur dipompa keluar, maka air di sekitar sumur akan turun dengan bentuk
parabola. Jika telah diperoleh debit pompa sama dengan debit sumur, maka permukaan air
akan stabil.

Jika jari-jari sumur = r dan tinggi muka air tanah semula = H, maka setelah dipompa, air
tanah turun sebesar

Menurut hukum kontinuitas bahwa debit pada setiap penampang selalu konstan. Apabila
ditinjau pada suatu tempat sejauh x dari pusat sumur, maka tinggi air sumur adalah y
sehingga luas tampang aliran pada daerah tersebut adalah A = 2.7r.x.y

Sedangkan harga hidroulic gradient dapat diperoleh sebagai berikut:

xviii
Dengan cara seperti di atas dapat dicari debit air pada suatu sumur dari suatu daerah
tertentu,lihat Gambar 4.12.

xix
Untuk menentukan besarnya radius influence (jari-jari pengaruh R) dapat ditentukan dengan
rumus Sichard sebagai berikut:

Dengan: S = maksimum draw down (m) K=


koefisien rembesan dalam (m/detik) R = jari-
jaripengaruh dalam m

Untuk s yang besar (>10 m) disarankan memakai rumus weber sebagai berikut:

xx
dengan: C = 3 (koefisien) H = tebal
lapisan air tanah k = koefisien rembesan
(m/detik) t = selisih waktu untuk mencapai
kedalaman s (detik) n= porositas tanah = 0,25 untuk pasir kasar
= 0,34 untuk pasir halus
Rata-rata = 0,30

2.6 Debit Air pada Sumur Arthetis (Lihat Gambar 4.13)

Ada dua macam bentuk sumur arthetis, yaitu:

1. Sumur arthetis positif, pada sumur ini muka air naik sampai di atas muka tanah.
2. sumur arthetis negatif, pada sumur ini muka air di bawah muka tanah.

Ditinjau daerah sejauh x m dari pusat sumur (lihat Gambar 4.13).

Debit air Q = A. k. i

A = luas dinding sumur pada lapisan aquifer

= 2.π. r. ha

Dengan menggunakan hukum kontinuitas, maka debit pada setiap silinder ,ama, sehingga
daerah sejauh x m dari pusat sumur tinggi airnya = y m.

xxi
2.5 Hubungan permeabilitas dengan angka pori tanah pasir

Koefisien permeabilitas dapat didekati dengan persamaan:

e2
k= (2.25)
1+ e

A. Hasen (1911) mengusulkan persamaan empiris untuk koefisien permeabilitas,


K=100(D10)2 (2.26)

Dengan k dalam cm/detik dan D10 adalah ukuran diamter efektif butir tanah dalam
cm. persamaan (2.26) diperoleh dari hasil pengujian hasen,dimana ukuran efektif tanah
bervariasi dari 0,1 ke 3 mm dan koefisien keseragaman (Cu) untuk seluruh tanah yang kurang
dari 5. Koefisien 100 adalah nilai rata-ratanya. Pengujian yang tersendiri memperlihatkan
variasi koefisien,dari 41 sampai 146. Walaupun persamaan hasen hanya pendekatan,tapi
memperlihatkan kesamaan.

Porositas merupakan variabel utama untuk menentukan besarnya cadangan fluida


yang terdapat dalam suatu massa batuan, sedangkan permeabilitas merupakan variabel yang
menentukan seberapa besar kemampuan batuan untuk melepaskan minyak.

jika tekstur tanah kasar artinya tanah mengandung banyak pasir dan porositas


tanah berarti besar,karna pasir memiliki porositas besar maka tingkat permeabilitas nya
rendah atau tingkat kekedapat terhadap air rendah.

2.6 Studi Kasus Mengenai Permeabilitas

Kurangnya area resapan di jakarta menyebabkan banjir yang terjadi terus menerus saat
musim penghujan. Sejumlah titik di Kota Jakarta tergenang air akibat hujan deras yang
menguyur. Hal tersebut disebabkan drainase perkotaan yang tidak mampu mengalirkan aliran
permukaan. Menurutnya dari 85 persen curah hujan yang jatuh di wilayah Jakarta dikonversi
menjadi aliran permukaan namun hanya sekitar 15 persen yang tertahan di permukaan tanah
dan meresap ke dalam tanah. Hal ini disebab kan Banyak nya lahan terbuka yang beralih
fungsi menjadi kawasan perumahan hingga areal pertokoan dan pusat-pusat perkantoran.
Koefisien permeabilitas tanah (k) digunakan untuk mengetahui besarnya rembesan pada

xxii
permasalahan bendungan, saluran irigasi, tanggul utama, sumur resapan dan
lainnya.Koefisien permeabilitas terutama tegantung pada ukuran ratarata pori yang
dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis
besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien
permeabilitasnya. 

Dari kasus ini menyebabkan penurunan permukaan tanah. Berikut adalah cara
penanggulanganya:

I. Normalisasi
Normalisasi adalah pemulihan permukaan tanah dari polutan dan limbah sehingga
tingkat pencemaran menjadi lebih rendah dan penyerapan air ke dalam tanah tidak
membawa pulutan yang berbahaya. Pencegahan ini dilakukan dengan cara
menormalisasikan air sungai, selokan, dan situ-situ dari segala sampah, tanaman liar,
polutan, dan zat kimia berbahaya lainnya.

II. Perbaikan Pengolahan Limbah


Melakukan pengolhan limbah memang diperlukan untuk mengurangi tingkat
pencemaran air, hanya saja diperlukan maksimalisasi pengolahan limbah agar kualitas
air tanah membaik.

III. Pembukaan Ruang Terbuka Hijau


Pemerintah harus lebih banyak membuat ruang terbuka hijau untuk menambah lahan
resapan air. Pembukaan ruang terbuka hijau juga dapat menignkatkan kualitas air
tanah, dan sebagai sarana rekreasi penduduk DKI Jakarta.                 
IV. Penegakkan Aturan 
Penegakkan aturan sangat penting untuk mengatur pembuangan limbah dan
pengolahan limbah pada sebuah pabrik dan rumah tangga. Menegakkan aturan izin
pengambilan air tanah secara legal. Mengevaluasi sanksi dari pelanggaran-
pelanggaran yang telah dilakukan.

2.7 Contoh Soal

1. satu contoh tanah pasir berbutir kasar. Tinggi 15 cm dan diameter 5,5 cm. tanah telah
di tes dengan alat yang bertegangan tetap(constant head test).hidrostatis headnya 50
cm selama 6 detik. Jumlah air keluar selama 6 detik sebesar 500 gr. Hitunglah
koefisien rembesanya dalam satuan cm/detik.?

Jawab:

xxiii
π
Dik: L =15 cm A= (5,5)2 =23,7 cm2 h=50 cm
4

Q=500 gr => 500 cm3 dalam 6 detik

Dit: k

Q. L 500.15
K= =
h . A 6.50 .23,7

25
= => 1,055 cm/det
23,7

2. Hasil dari suatu uji tinggi konstan di labor untuk contoh tanah pasir halus yang
memiliki diameter 150 mm dan panjang 300 mm adalah sebagai berikut:
Perbedaan tinggi konstan =500mm
Waktu untuk mengumpulkan air =5 menit
Volume air yang dikumpulkan =350 cc
Temperatur air =24o C
Tentukan koefisien rembesan tersebut pada temperatur 20 o C

π
Dik: Q=350 cc =350 X 103 mm3 L =300 mm A= (150)2 =17671,46 mm2
4
h=500 mm t=5x60=300 detik
Dit: k

Q.L ( 350 X 10 ) .300


k= =
h . A . t 500. 17671,46 . 300

=3,96x10-2 mm/det

=3,96 x 10-3 cm/dett

n 24 o c n 24 o c
K20oc= K24oc dari tabel didapat bahwa = 0,910
n 20 o c n 20 o c

Jadi K20oc = 0,910 x 3,96x10-3 = 3,6036x10-3 cm/det

3. Suatu tanah yang terdiri dari 3 lapis yang masing-masing adalah homogen tersendiri.
Koefisien rembesan masing-masing lapis adalah 8x10-4 cm/det.50 x10-4 cm/det,15 x10-
4
cm.det dan tebelnya berturut-turut 6m,3m,18m. hitunglah koefisien rembesan rata-
rata dalam arah horizontal dan vertikal.
Jawab:
Dik: k1 =8x 10-4 cm/det k2 = 50 x10-4 cm/det k3 = 15 x10-4cm/det
h1 = 600 cm h2 =300 cm h3 =1800 cm
dit: kH

k 1h 1+k 2 h 2+k 3 h 3
kH=
h 1+h 2+h 3
xxiv
= (8x 10-4 )600+ (50 x10-4 )300+(15 x10-4)1800
(600+300+1800)
= 10 .100(8,6+50.3+15.18) = 10-4 (48+150+270)
-4

2700 27
-4
=467x 10
27
KH = 17,33 X 10-4 cm/det

xxv
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tanah adalah suatu bahan yang tidak masif dan merupakan bahan yang
poreus, sehingga air dapat mengalir atau merembes ke dalam tanah melalui ruang
kosong (pori-pori) yang terdapat di antara butiran-butiran tanah. Koefisien rembesan
untuk tanah berlapis ada dua jenis yaitu untuk vertical dan untuk horizontal.
Pengukuran koefisien rembesan ada yang untuk laboratorium dan untuk lapangan.
Untuk lapangan ada dua yaitu constant head permeameter dan falling head
permeameter. Sedangkan untuk lapangan digunakan alat uji sumur.
Permeabilitas adalah suatu kesatuan yang meliputi infiltrasi tanah dan bermanfaat
sebagai permudahaan dalam pengolahan tanah. Akan tetapi,dalam praktek tanah dianggap
sebagai kesatuan dan tiap partikel air dianggap bergerak melewati lintasan lurus yang
disebut garis aliran.

3.2 Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini, kami berharap pembaca maupun penulis
dapat memperoleh pelajaran tentang Permeabilitas Tanah. Penulis sangat berharap
kepada para pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang membangun kepada
penulis supaya penulis menjadi lebih baik lagi kedepannya.

xxvi
DAFTAR PUTAKA

Asrini,nova.2011.PERMEABILITAS TANAH

https://www.academia.edu/6933240/PERMEABILITAS_TANAH

Dancess,justin.Tanpa Tahun.BAB VII TEKANAN KAPILER.

https://www.academia.edu/8899348/BAB_VII_TEKANAN_KAPILER

Hardiyatmo,hary cristady.2002.Mekanika Tanah I.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Santoso,budi,heri supratto HS.1998.Sri diktat kuliah mekanika tanah lanjutan.Depok:Gundarma.

Tirta,arga.2017.PERMEABILITAS TANAH.

https://www.academia.edu/38740680/PERMEABILITAS_TANAH

xxvii

Anda mungkin juga menyukai