Anda di halaman 1dari 24

REMBESAN

Mekanika
Tanah I
KAMILA (203110175)

SILVI PRATIWI (203110172)


SLIDESMANIA
Materi 7

Kondisi Tanah Berlapis


Jaring Arus (Flownet)

Rembesan Pada Struktur


Tekanan Rembesan Bendung

Kondisi Tanah Tak Filter


SLIDESMANIA

Isotropis
Apa itu Rembesan?

Rembesan adalah Aliran air di dalam tanah yang bergerak secara horisontal. Dan
hal itulah yang menjadi pembeda utama antara rembesan (seepage) dengan infiltrasi
(infiltration) dan perkolasi (percolation) yang bergerak arah vertikal sebagai akibat
dari gaya gravitasi.
SLIDESMANIA
Jaringan Arus (Flownet)
Sekelompok garis aliran dan garis ekipotensial
disebut jaring arus (flow-net). Garis ekspotensial
adalah garis-garis yang mempunyai tinggi energi
potensial yang sama (h konstan). Pada gambar
disamping memperlihatkan contoh dari sebuah
jaring arus pada struktur turap baja. Permeabilitas
lapisan lolos air dianggap isotropis (kx = kz = k).
Perhatikan bahwa garis penuh adalah garis aliran
dan garis titik-titik adalah garis ekipotensial.
SLIDESMANIA

Gambar Jaring Arus Pada Struktur Turap


Bila, perpotongan garis aliran dan garis ekipotnesial berbentuk bujur sangkar (∆l = ∆b). Untuk
sembarang bujur sangkar, dan persamaan (3.125) maka :

∆Ǿ = ∆θ
Dan karena ∆Ǿ = ∆q dan ∆θ = k.∆h akan diperoleh :

 
∆q = k.∆h .........................(3.126)

Gradien hidrolik diberikan menurut persamaan:


𝑖=∆
∆𝑙
∆=
𝑁𝑑
SLIDESMANIA
Hitungan dengan cara jarring arus dalam struktur bangunan air dapatdigambarkan berikut ini :

Lajur aliran adalah ruang menanjang yang terletak


di antara dua garis aliran yang berdekatan. Untuk
menghitung rembesan di bawah struktur bendung,
ditinjau lajur-lajur aliran seperti yang terlihat
dalam Gambar disamping. Pada gambar
tersebut, garis-garis ekipotensial memotong garis
aliran dan hubungannya dengan tinggi h, juga
diperlihatkan. Debit ∆q, adalah aliran yang lewat
satu Iajur aliran per satuan lebar struktur
bendung. Menurut hukum Darcy dalam satu lajur
aliran:

Gambar Jaring Arus Pada Struktur Bendung


SLIDESMANIA
Pada gambar di atas, garis-garis ekspotensial memotong garis
aliran dan hubungannya dengan tinggi h, juga diperlihatkan. Debit
∆q, adalah aliran yang lewat satu lajur aliran per satuan lebar
struktur bending. Menurut hukum Darcy, dalam satu lajur aliran :

∆𝑞 = 𝑘𝑖𝐴 = k h1-h2 (b1×1) = k h2-h3 (b2×1)


l1 l2

Jika elemen-elemen jaring arus gambarkan sebagai bujur sangkar,


l1=b1
l2=b2
l3=b3 …. Dan seterusnya

Maka, dari Persamaan. dapat diperoleh :

h1-h2=h2-h3=h3-h4=⋯= ∆h = h
Nd
Gambar Debit rembesan dalam satu
SLIDESMANIA

lajur aliran (∆q)


●menunjukkan
  bahwa kehilangan tinggi energi antara dua garis ekipotensial berurutan adalah sama. Kombinasi
Persamaan (3.127) dan (3.128), diperoleh :

∆q = k h

Nd

Jika terdapat Nf lajur aliran, debit rembesan (q) per satuan lebar dari struktur dinyatakan oleh :

q =Nf ∆q =kh Nf

Nd

Pada pemggambaran jaring arus, sembarang elemen jaring arus harus memenuhi bi = n li. Untuk jaring arus
segiempat, untuk satu lajur aliran, debit rembesan per satuan lebar dari struktur, ditentukan oleh:

 
SLIDESMANIA
Tekanan Rembesan

Air pada keadaan statis di dalam tanah, akan mengakibatkan


Gambar Tekanan Rembesan
tekanan hidrostatis yang arahnya ke atas (uplift). Akan tetapi,
jika air mengalir lewat lapisan tanah, aliran air akan
mendesak partikel tanah sebesar tekanan rembesan
hidrodinamis yang bekerja menurut arah alirannya. Besarnya
tekanan rembesan akan merupakan fungsi dari gradien
hidrolik (i)
Sebuah struktur bendungan tanah yang didasari lapisan
kedap air diperlihatkan pada gambar disamping :
SLIDESMANIA
● Panjang
  garis aliran sama dengan dP dan luas potongan melintang tabung aliran adalah dA. Besarnya gaya
tekanan air dapat dinyatakan sebagai fungsi dh, sebagai berikut :

Dengan γw adalah berat volume air dan dp adlaah gaya hidrodinamis yang disebut gaya rembesan. Dari
Persamaan diatas, gaya per satuan volume :

Karena aliran air dalam tanah biasanya lamban, maka gaya inersia pad a air yang bergerak diabaikan. Dengan
menganggap dp/( dA dL) = D, maka akan diperoleh persamaan gaya rembesan per satuan volume :

(kN/m3, t/m3)
SLIDESMANIA
Kondisi Tanah Tak
Isotropis
●  Dalam tinjauan tanah anisotropis, walaupun tanah mungkin homogen, tapi mempunyai perrneabilitas
yang berbeda pada arah vertikal dan horizontalnya. Kebanyakan tanah pada kondisi alamnya dalam keadaan
anisotropis, artinya mempunyai koefisien penneabilitas yang tidak sama ke segala arah, yaitu maksimum
searah lapisan (arah horisontal), dan minimum ke arah tegak lurus lapisannya (arah vertlkal). Arah-arah ini
selanjutnya dinyatakan dalam arah x dan z. Dalam kondisi ini, penneabilitas pada arah horizontal dan
vertikalnya dapat dinyatakan dalam bentuk:
SLIDESMANIA
Kondisi Tanah
Berlapis
Debit Rembesan Tanah Berlapis Dengan Cara Jaring Arus

Cara penggambaran jaring arus yang telah dipelajari sebelumnya adalah untuk kondisi tanah
yang homogen. Dalam prakteknya, banyak dijumpai keadaan tanah yang tidak homogen, seperti
yang ditunjukkan gambar berikut:
SLIDESMANIA

Gambar Jaring arus pada pertemuan lapisan dengan k berbeda


●  Bila jaring arus akan digambarkan untuk kondisi 2 lapisan yang berbeda, maka pada batas digambarkan
untuk kondisi 2 lapisan yang berbeda, maka pada batas lapisannya gambar jaring arus akan patah. Kondisi
demikian disebut kondisi transfer. Gambar 3.35 memperlihatkan kondisi umum, dimana lajur-lajur jaring arus
memotong batas dari 2 lapisan tanah. Lapisan tanah 1 dan 2, mempunyai koefisien permeabilitas yang tidak
sama. Garis patah-patah yang memotong lajur aliran pada gambar, adlaah gariis-garis ekipotensial. Pada
Gambar 3.35,, ∆h adalah tinggi energi hilang di amntara dua garis ekipotsensial yang berdekatan. Ditinjau dari
suatu panjang satuan yang tegak lurus bidang gambar, debit rembesan yang melalui satu jalur aliran adalah

=k l atau K1 = b2 /l2
K2 b1/l+1

Jaring arus untuk tanah yang tidak homogen, dapat digambarkan dengan menggunakan Persamaan
(3.161). Untuk selanjutnya, pertimbangan berikut ini mungkiin sangat pentung untuk digunakan dalam
penggambaran jaring arus pada kondisi tanah berlapis.
SLIDESMANIA
(a) Jika k1> k2, maka dapat digambarkan
elemen jaring arus bujur sangkar pada lapisan
1. Ini berarti bahwa l1 = b1, maka k1/k2 =
b2/l2.Jadi jaring arus dalam lapisan 2 akan
berupa segiempat dengan nilai banding lebar
dan panjangnya = l1/k2 (Gambar 3.32a).
(b) Jika k1< k2, maka dapat diigambarkan Gambar 2.11. Variasi jaring arus pada batas lapisan
jaring arus bujur sangkar pada lapisan 1, yaitu
l1 = b1.
SLIDESMANIA
Rembesan Pada Struktur
Hukum Darcy dapat digunakan untuk menghitung debit rembesan yang melalui struktur bendungan. Dalam
Bendung
merencanakan sebuah bendungan, perlu diperhatikan stabilitasnya terhadap bahaya longosran, erosi lereng dan
kehilangan air akibat rembesan yang melalui tubuh bendungan. beberapa cara diberikan untuk menentukan
besarnya rembesan yang melewati bendungan yang dibangun dari tanah homogen. Berikut ini disajikan bebrapa
cara untuk menentukan debit rembesan.

1. Cara Dupuit
Potongan melintang pada sebuah bendungan ditunjukkan gambar berikut :
SLIDESMANIA
Garis AB adalah garis permukaan freatis, yaitu garis rembesan paling atas. Besarnya rembesan per
satuan lebar arah regak lurus bidang gambar yang diberikan oleh Darcy, adalah q = kiA. Dupuit (1863),
menganggap bahwa gradien hidrolik (i) adlaah sama dengan kemiringan permukaan freatis dan besarnya
konstran dengan kedalamannya yaitu i = dz/dx. Maka,
Persamaan memberikamn permukaan garis freatis dengan bentuk parabolis. Akan tetapi derivatif
dari persamaannya tidak mempertimbangkan kondisi masuk dan keluarnya air rembesan pada tubuh
bendungan. Lagi pula, jika H2= 0, garis freatis akan memotong permukaan kedap air.

2. Cara Schaffernak
Untuk menghitung rembesan yang lewat bendungan, Schaffernak (1917) menganggap bahwa
permukaan freatis akan merupakan garis AB dalam Gambar 3.36, yang memotong garis kemiringan
hilir pada jarak a dari lapisan kedap air. Rembesan persatuan panjang bendungan dapat ditentukan
dengan memperhatikan bentuk segitiga BCD dalam gambar berikut :
SLIDESMANIA
Debit rembesan : q = kiA
Luas aliran : A = BD x 1 = a sin α
Dari anggapan Dupuit, gradien hidrolik i = dz/dx = tg α.
SLIDESMANIA
Filter
Bila air rembesan mengalir dari lapisan berbutir lebih halus menuju lapisan yang lebih
kasar, kemungkianan terangkutnya butiran lebih halus lolos melewati bahan yang lebih kasarn tersebut
dapat terjadi. Pada waktu yang lama, proses ini dapat menyumbat ruang pori di dalam bahan kasarnya,
atau juga, dapat terjadi piping pada bagian butiran halusnya..
Erosi butiran ini mengakibatkan turunnya tahanan aliran air dan naiknya gradien hidrolik. Bila
kecepatan aliran membesar akibat dari pengurangan tahanan aliran yang berangsur-angsur turun, akan
terjadi erosi butiran yang lebih besar lagi, sehinggi membentuk pipa-pipa di dalam tanah yang dapat
mengakibatkan keruntuhan pada bendungan.Contohnya, jika bahan timbunan yang berupa batuan dari
bendungan berhubungan langsung dengan bagian baha bendungan yang berbutir halus, maka air
rembesan akan dapat mengangkit butiran halusnya. Guna mencegah bahaya ini, harus diadakan suatu
lapisan filter yang diletakkan di antara lapisan yang halus dan kasar tersebut (Gambar 3.53).
SLIDESMANIA
Filter atau drainase untuk mengendalikan rembesan,, harus memenuhi dua persyaratan, yakni:
(1) Ukuran pori-pori harus cukup kecil untuk mecnegah butir- butir tanah terbawa aliran.
(2) Permeabilitas harus cukup tinggi untuk mengizikan kecepatan drainase yang besar dari air yang masuk
filternya.
SLIDESMANIA
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk merencanakan bahan filter seperti yang disarankan oleh Bertram (1940), adalah
sebagai berikut ini.
a) Untuk memenuhi kriteria piping, nilai banding ukuran diameter D15 filter harus tidak lebih dari empat atau lima
kali ukuran diameter D85 dari tanah yang dilindungi, atau:
𝐷15𝑓 ≤ 4 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 5
𝐷85𝑠
b) Kriteria selanjutnya, untuk meyakinkan permeabilitas
bahan filter mempunyai kemampuan drainase yang cukup tinggi, ukuran butiran D15 dari tanah filter harus lebih dari 4
atau 5 ukuran butiran D15 dari tanah yang dilindungi.
𝐷15𝑓 ≥ 4 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 5
𝐷15𝑠
c) Kelompok teknisi Amerika (U.S Corps of Engineers)
menambahkan persyaratan, bahwa nilai banding D50 dari tanah filter dan tanah yang dilindungi maksimum harus 25.
𝐷50𝑓 ≤ 25
𝐷50𝑠
Ketebalan dari lapisan filter dapat ditentukan dari hukum Darcy. Filter yang terdiri dari dua lapisan atau lebih dengan
gradasi yang berbeda, dapat juga digunakan dengan lapisan terhalus diletakkan pada daerah hulu dari susunan filternya.
SLIDESMANIA
Contoh Soal
1. Percobaan lapangan dengan cara melakukan pemompaan sumur uji. Untuk suatu cara keadaan
tunak (steady state).
Diketahui : q = 24 ft3/menit
H1 = 18,5ft
r1 = 200ft
H2 = 16,4ft
r2 = 100ft
Dit : Hitunglah koefisien rembesan (ft/menit) lapisan permeable tersebut…
●  
Jawab :
SLIDESMANIA
Contoh Soal
2.) lapisan pasir halus setebal 3m mempunyai angka pori(e) =0,75 dan berat jenis (G s) =0,65. Tentukan
tekanan air ke atas yang mengakibatkan bahaya tanah mengapung. Jika koefisien permeabilitas tanah pasir, k=
0,2 x 10-4 cm/det pada 20o c ,berapakah debit yang harus dipelihara untuk mencegah kondisi kritis tanah? Jika
temperatur naik menjadi 30 o c,berapakah presentase kenaikan debitnya?

Diketahui :
(e) =0,75
(Gs) =0,65
k= 0,2 x 10-4 cm/det
Dit : Presentase kenaikan Debit
SLIDESMANIA
Penyelesain :
I= = ;L=3m
Tinggi tekanan air minimum yang mengakibatkan bahaya mengapung ( ):
= x 3 = 2.83m (’ x tebal lapisan pasir )
 
 
Debit yang harus dipelihara per meter persegi:
q= kiA = k( /L) 1
●  
= (0,2 x 10-4 cm/det x10-2 ) (2,83/3)
= 1,9 x 10-7 ­m3 det
Presentase kenaikan debit ,jika temperatur 30oC
K30 = k20 x (dari Tabel 3.3 ; = 0,793)
= 0,2 x 10-4 x (1/0,793)
= 1.26 x 0,2 x 10-4 cm/det
Jadi ,permeabilitas bertambah dengan (1,26-1) 100 % = 26%,dengan demikian debit rembesan juga kan
SLIDESMANIA

bertambah 26%
Daftar Pustaka
Suyono Sosrodarsono and Kansaku Takeda, Editor, 1977. Bendungan Type Urugan. PT Pradnya
Paramita Jakarta

Braja M.Das, Noor Endah, Indrasurya B Mochtar, 2009. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknis), jilid 1, Erlangga
Craig . R.F, Budi Susilo, 1989 Mekanika Tanah, Yogyakarta : Erlangga
 
Asianto. 2011. Metode Konstruksi Bendungan, Penerbit Universitas Indonesia
UI Press,Jakarta.
 
Darwis.2018. Dasar- dasar mekanika tanah
SLIDESMANIA

https://docplayer.info/86768590-Dasar-dasar-mekanika-tanah-1.html
 

Anda mungkin juga menyukai