Anda di halaman 1dari 9

Rembesan dan Jaringan Aliran

Konsep pemakaian koefisien permeabilitas k untuk menjelaskan keadaan aliran fluida yang
melalui medium berpori telah dibahas sebelumnya. Sekarang pembahasan lebih lanjut adalah
menentukan seberapa besar jumlah rembesan yang melalui suatu massa tanah.

Dua tipe kondisi aliran, confined dan unconfined


Lapisan A adalah lapisan confined
lapisan B adalah lapisan unconfined
Dibatasi oleh lapisan dengan permeabilitas rendah

Perkiraan jumlah rembesan sangat penting apabila akan digunakan dinding penghalang untuk
membatasi masuknya air ke dalam suatu galian.
Bahan-bahan yang dipakai dapat berupa dinding beton pracetak, turap baja atau kombinasi dari
material-material lainnya.

Suatu bendungan dengan pizometer pada gambar di atas. Total kehilangan energi/tekanan
adalah 19 m ( hL).
a)Hitung tinggi tekanan hp dan total head h untuk pizometer A sampai E
b)Tentukan tekanan ke atas pada dasar bendungan di titik C

Tekanan ke atas (uplift pressure)


= = ( + ) = ( + )
= (1000/3 )(9.81/ 2 )20 = 196
Penyelesaian masalah seepage dapat dilakukan dengan beberapa metode, al :
Grafis ( penggambaran flow net)
Analitis (finite element method)
model

PERSAMAAN KONTINUITAS ALIRAN AIR TANAH


Dalam keadaan yang sebenarnya, air mengalir dalam tanah tidak hanya dalam satu arah saja
dan tidak juga seragam untuk seluruh luasan yang tegak lurus arah aliran.
Pers. Laplace :
Garis aliran : garis sepanjang aliran air yang mengalir dari hulu ke hilir melaluitanah tembus
air ( F G H)
Garis ekipotensial : garis yang memiliki tinggi tekanan (pressure head ) sama (JK atau LM)
HUKUM DARCY
() ()
= = = =


+ =0

2 2
Maka 2 + 2 = 0
Bila medium tanah isotropik, maka kx=kz
Persamaan kontinuitas menjadi :
2 2
+ =0
2 2

Persamaan di atas tersebut menghasilkan sekelompok kurva yang memotong bidang XY


Salah satu kurva merupakan jalur aliran dari sebuah partikel air dari A menuju B, dan kurva
lainnya merupakan garis tinggi tekan h yang konstan disebut garis ekipotensial
Pada titik C, kemiringan kurva AB adalah yang dihitung sebagai berikut :

= =


dari gambar tan = = ( ) ( )

Dengan ketentuan bahwa di setiap garis tekanan konstan, misal dari titik C ke D , h = konstan
dan karena turunan dh = 0, tetapi turunan dh adalah :

+ = =
Membaginya dengan dx akan diperoleh:

= ( )( )

Kebalikan dari tan :
maka kelompok kurva yang didefinisikan oleh persamaan Laplace selalu saling berpotongan
tegak lurus Garis dimana vektor kecepatan ( dari hulu ke hilir) ditinjau sebagai garis aliran
(flow line). Garis dimana energi atau tinggi tekan total = konstan disebut garis ekipotensial

JARINGAN ALIRAN (FLOW NET)


Flow net digunakan untuk perhitungan aliran air di dalam tanah dan elevasi dari tinggi tekan
di dalam medium tanah Garis aliran merupakan garis sepanjang mana butir butir air akan
bergerak dari bagian hulu ke bagian hilir sungai melalui media tanah yang tembus air
(permeable) (A)

PERSYARATAN DALAM PEMBUATAN JARINGAN ALIRAN


Perpotongan garis ekipotensial dengan garis alir membentuk sudut siku-siku
Elemen flow net mendekati bujur sangkar
Penggambaran dilakukan dengan cara coba-coba dengan mengingat syarat batas
SYARAT BATAS
Permukaan di hulu dan hilir dari lapisan permeabel (AB dan EF) terdapat garis ekipotensial
Karena AB dan EF garis ekipotensial , maka semua garis alir yang memotongnya harus
membentuk sudut siku-siku
Kondisi batas pada lapisan kedap air , GH adalah garis alir dan juga permukaan sheet pile yang
kedap air BCDE adalah garis alir

Garis garis ekipotensial yang memotong BCDE dan GH membentuk sudut siku-siku

PERHITUNGAN SEEPAGE Debit air yang melalui saluran alir (flow chanel) per satuan
panjang ( bidang tegak lurus arah alir), masing-masing ada sebagai berikut : 1 = 2 =
=
Dari hukum Darcy :

1 2 2 3
= ( ) 1 = ( ) 2 =
1 2
Karena elemen2 flow net berbentuk bujur sangkar, maka penurunan tinggi tekan dari garis
ekipotensial yang berdampingan adalah sama dan disebut potential drop
12=23==H/nd

PERHITUNGAN SEEPAGE
=/
Dimana :
H = beda tinggi tekan di hulu dan di hilir
Nd = number of drop
Jika jumlah saluran air (number of flow chanel) pada suatu flow net adalah nf, maka :
=
=(H/ d) f

TEKANAN KE ATAS (UPLIFT PRESSURE)

Air dalam keadaan statis di dalam tanah akan mengakibatkan tekanan hidrostatis yang
arahnya ke atas (uplift )
Beda tinggi tekan hulu dan hilir = 7 m Nd = 7 Jadi kehilangan tinggi tekan tiap drop = H/nd =
7/7 = 1 m

PRESSURE HEAD

Titik A : hA = [ (7 +2) (7/7)] = 8 m


Titik B : hB = [ (7 +2) 2 (7/7)] = 7 m
Titik C : hC = [ (7 +2) 3 (7/7)] = 6 m
Titik D : hD = [ (7 +2) 4 (7/7)] = 5 m
Titik E : hE = [ (7 +2) 5 (7/7)] = 4 m
Titik F : hF = [ (7 +2) 6 (7/7)] = 3 m

UPLIFT PRESSURE

Titik A : hA . w = 8 x 1 t/m3 = 8 t/m3


Titik B : hB . w = 7 x 1 t/m3 = 7 t/m3
Dst

diagram uplift pressure

Anda mungkin juga menyukai