Anda di halaman 1dari 31

MEKANIKA FLUIDA

I
TEKNIK MESIN

MECHANICAL ENGINEER
3-4 . Aliran Fluida dan Bilangan Reynolds

Aliran fluida pada hakekatnya dapat dibagi atas 2 jenis yaitu aliran eksternal dan aliran internal.

Kedua jenis aliran ini mengalami sifat-sifat fisika dari efek lapisan batas (boundary layer).

a. Aliran internal pada hakekatnya suatu aliran yang dibatasi oleh dinding-dinding sekeliling aliran.

Misalnya: aliran dalam pipa, aliran dalam talang (ducts), diffuser, dan lain-lain.

b. Aliran eksternal adalah aliran yang tidak dibatasi oleh dinding dimana fluida bergerak

disekeliling benda padat dan bergerak dalam fluida yang tidak terbatas. Misalnya: pesawat

terbang, mobil, kereta api/listrik, dan lain-lain.

Ditinjau dari sifat pokok aliran, maka aliran dapat dibagi atas dua kategori yaitu: aliran laminer dan

aliran turbulen (sifat aliran menurut bilangan Reynolds).


Bilangan Reynolds (Re) adalah suatu bilangan (angka) yang tidak berdimensi, menyatakan
perbandingan (rasio) antara gaya-gaya inersia dan gaya-gaya viskos (kental), dan ditulis dalam
bentuk persamaan:

, atau
= (3-51a)
= (3-51b)

dengan: ρ = massa jenis fluida, (kg/m3)


v = kecepatan aliran, (m/s)
d = diameter pipa (saluran), m
= viskositas dinamis, (kg/m.s)
= viskositas kinematis (m2/s)
Bilangan Reynolds digunakan untuk membedakan jenis aliran yaitu laminar dan turbulen. Aliran
laminar adalah apabila partikel-partikel zat cair bergerak teratur dengan membentuk garis lintasan
kontinyu dan tidak saling berpotongan, sedang pada aliran turbulen partikel-partikel zat cair
bergerak tidak teratur dan garis lintasannya saling berpotongan (terjadi difusi atau penyebaran).
Dari hasil percobaan (eksperimen) disimpulkan bahwa:
Untuk Re < 2000, maka aliran fluida bersifat laminar dan untuk Re > 3000, maka alirannya bersifat
turbulen. Untuk daerah yang tidak stabil atau berada antara daerah laminar dan turbulen, disebut
aliran atau daerah transisi.

 Aliran laminer (Re < 2000): partikel-partikel fluidanya bergerak sepanjang lintasan-lintasan lurus,
sejajar dalam lapisan-lapisan atau laminar.
v

Gangguan aliran sangat kecil


(cepat teredam)

 Aliran turbulen (Re > 3000): partikel-partikel (massa molar yang kecil) dari fluida bergerak
dalam lintasan yang sangat tidak teratur atau bergerak secara serampangan kesemua arah
dengan v adalah kecepatan aliran (m/s) dan t adalah waktu (s)

 Aliran (kondisi) transisi yaitu saat aliran akan beralih atau berubah
dari kondisi laminar menjadi turbulen 2000 < Re < 3000 dengan v
adalah kecepatan aliran (m/s) dan t adalah waktu (s).
t
Bergolak terus menerus
 Aliran (kondisi) transisi yaitu saat aliran akan beralih atau berubah dari kondisi laminar
menjadi turbulen 2000 < Re < 3000

Contoh soal 3-9


Sebuah pesawat terbang horisontal sedemikian rupa sehingga kecepatan udara di atas sayapya
adalah 48 m/s sedangkan kecepatan udara di bawah sayapnya adalah 40 m/s. Luas setiap permukaan
sayapnya adalah 10 m². Bila rapat massa udara adalah 1,2 kg/m³, hitung massa pesawat terbang
tersebut.

Berdasarkan persamaan Bernoulli diperoleh:

++ =+ρg

Dengan = maka - = - )

Atau P = - ) = ( -

=422,4 Pa
Massa pesawat (m) dapat dihitung melalui persamaan : m . g = P A
Dengan percepatan gravitasi g = 9,81 m/s² , A = 20 m² maka :
m = = 861,2 kg

3-5 Aliran Dalam Pipa (Aliran Internal)


Aliran internal yaitu aliran yang dibatasi oleh dinding-dinding dimana efek kekentalan akan meluas
keseluruh aliran. Fenomena ini dapat dilihat pada Gambar 3-13:

Gambar 3-12
Perkembangan Profil
Kecepatan dan
Perubahan Tekanan
Aliran dalam Pipa
Satu-satunya parameter yang dapat dipakai untuk menentukan panjang daerah masuk adalah
bilangan Reynolds. Untuk aliran laminar, korelasi yang dapat diterima ialah:

oleh White : = 0,06 Re (3-52a)

Oleh langhaar : = 0,058 Re (3-52a)

Oleh boussineg : = 0,03 Re (3-52a)

Panjang daerah masuk maksimum untuk aliran laminar pada bilangan Reynolds kritis Rc = 2300 adalah
Le = 138 d (panjang yang paling besar yang dapat dicapai).

Le = 0,06 Rc d = 0,06 2300 d = 138 d (3-53)


Untuk aliran turbulen, lapisan batasnya meluas lebih cepat sehingga panjang daerah masuk
(Le) relatif lebih pendek.

Oleh White diperkirakan : = 4,4 (3-54)

Untuk aliran dalam pipa selalu dianalisa dengan melakukan analisis volume kendali (control volume)
dari aliran yang dikenal dengan persamaan kontinuitas. Fluida yang mengalir melalui suatu saluran
(pipa) senantiasa mempunyai massa yang konstan, selama tidak terjadi perubahan fase dan tidak
ada kehilangan atau kerugian (kebocoran).
Jumlah massa per satuan waktu disebut laju aliran massa ṁ (kg/s).
ṁ =  v A, atau (3-55a)
ṁ =  Q, dan (3-55b)
Kapasitas (debit) aliran Q = v dA = konstan (tetap), atau
= = konstan.
karena Q = v A, maka kecepatan aliran:
= , dan =
Perhatikan gambar berikut, merupakan volume kendali (control volume).

P1 – P2 = P atau P1 = P2 + P Reference (datum)


Dari persamaan energi dan diasumsikan bahwa sepanjang aliran:
 Tidak ada kerja poros.
 Tidak ada efek perpindahan panas.
 Aliran dalam pipa berkembang penuh.
 Aliran steady atau tidak ada perubahan kecepatan.
Dengan asumsi tersebut, maka berdasarkan persamaan Bernoulli, diperoleh:

+ + g = + + g +g hf (3-56)

dengan: 1 = 2 (faktor koreksi energi kinetik)


= head friction (kerugian head akibat gesekan antara fluida dan dinding pipa), atau = head losses
Jika luas penampang pipa (1) dan pipa (2) sama ( = ), maka menurut hukum kontinuitas = , dan persamaan diatas
menjadi :

+ g = + g + g jika dibagi dengan g maka :

= -)+ = + (3-57)
Jika persamaan momentum diterapkan kedalam volume kendali dengan memperhitungkan gaya-
gaya yang disebabkan oleh tekanan, medan gravitasi dan gesekan, maka:

P R² + g ( R²) L sin - (2 R)L = m (- ) = 0

L 𝜃
z

Jika z sin , maka maka hubungan antara kerugian head dengan tegangan geser pada dinding pipa
(w) adalah :

w (2 R) L = P R² + g ( R²) L sin = P R² + g ( R²) z

Jika dibagi g R² maka :

2 = + z = atau

= (3-58)
Untuk menganalisa apakah aliran dalam pipa (laminar atau turbulen), kita harus mengkorelasikan w
dengan kondisi aliran.
w = £ (, , , d, ),
dengan: £ = fungsi
 = faktor kekasaran pipa
Berdasarkan analisa dimensi diperoleh hubungan:

= f adalah £ atau w
= faktor gesekan (koefisien gesekan mayor) dari ”Henry-Darcy”
Jika persamaan = disubtitusi atau digabung ke persamaan:
h = maka diperoleh
h= =

h= (3-59)

Dengan : f = koefisien gesekan antara dinding saluran dan fluida


L = panjang saluran (pipa), m
v = kecepatan aliran, m/s
d = diameter saluran (pipa), m
g = percepatan gravitasi, m/s2

Persamaan (3-59) dikenal dengan persamaan ”Darcy-Weisbach” yaitu kerugian atau penurunan head
karena gesekan (disebut kerugian mayor) yang berlaku untuk aliran dalam pipa dengan
penampang sembarang (untuk aliran laminar dan aliran turbulen).
Persamaan ”Darcy-Weisbach” dapat diperoleh dari hubungan antara kecepatan di suatu titik
pada penampang (u) dan kecepatan aliran ditengah-tengah pipa (U max: kecepatan maksimum).
Jika y = – r (jarak dari dinding pipa)
dan = (tegangan geser pada dinding)
atau = - tanda (-) manunjukkan bahwa u berkurang pada saat r bertambah
Pada materi terdahulu telah dibahas bahwa :
=, = dan = =
Dari ketiga persamaan diatas diperoleh tegangan geser yaitu :

= = -  atau

- = dr
- ( u - ) = r² =

U= -

Karena = (kerugian head atau head loses)

Atau = maka

U= -² (3-60)
Ke Kecepatan di dinding pipa adalah nol pada saat r = ro, u = 0, sehingga kecepatan
maksimum:

1. Manometer digunakan untuk mengukur penurunan tekanan yang dapat terjadi pada katup, sepanjang pipa,
penukar kalor, dan lain-lain. Hitunglah penurunan tekanan sepanjang pipa antara titik (1) dan titik (2),
dengan data dan ukuran pada gambar dapat ditentukan sendiri.

P1  1 g  a  h    2 g h  1g a  P2

Anda mungkin juga menyukai