Anda di halaman 1dari 13

Mekanika Fluida_MESP PNL

6 BAB VI ALIRAN VISKOS DALAM SALURAN

6.1 Pendahuluan
Efek viskositas fluida terhadap aliran zat cair dan gas dalam saluran dipelajari
baik secara teoritis maupun praktis. Osbome Reynolds pada tahun 1883 melakukan
eksperimen untuk mempelajari aliran dalam pipa kaca. Ia menempatkan zat pewarna di
garis sumbu pipa kemudian mengamati gerak zat pewama itu ketika zat cair mengalir di
sepanjang pipa itu (Gambar 6-1). Dialah orang pertama yang berhasil menggambarkan
dengan jelas adanya dua regim aliran : laminer, ketika zat pewarna tetap seperti seutas
benang pada garis sumbu pipa, dan turbulen, ketika zat pewarna itu menyebar dengan
cepat ke seluruh fluida yang mengalir dalam pipa. Ia menemukan bahwa apabila
besaran tak berdimensi VD/v (yang sekarang kita sebut angka Reynolds) berada di
bawah sekitar 2300 aliran selalu laminer. Di atas harga itu aliran bisa laminer bisa juga
turbulen. Reynolds berhasil membuat aliran yang laminer sampai harga VD/v hampir
mencapai harga 13000 dengan secara cermat menghindarkan gangguan-gangguan
terhadap aliran yang datang. pada pertengahan abad kedua puluh orang berhasil
mempertahankan aliran laminer sampai angka Reynolds mencapai puluhan ribu.
Namun, dalam rekayasa terapan angka Reynolds biasanya dibatasi hingga sekitar 2000
sampai 2300 karena gangguan hampir selalu ada.

Gambar 6-1 Ilustrasi eksperimen Reynold

107
Mekanika Fluida_MESP PNL

Aliran di dalam saluran dianggap penting karena:


2. Pengkajian aliran di dalam pipa memungkinkan pemahaman yang lebih baik atas
aliran turbulen pada umumnya.
3. Kita harus dapat memperkirakan suku head loss h, dalam persamaan energi untuk
aliran yang tak dapat mampat agar dapat menentukan daya yang dibutuhkan untuk
memompa zat cair melalui pipa atau ukuran pipa yang dibutuhkan untuk
melewatkan sebuah aliran melalui sebuah sistem.
4. Aliran gas sejati tidak pernah dapat balik, dan tegangan geser dinding (biasa disebut
gesekan kulit, skin shear) berpengaruh terhadap aliran gas juga pada lubang pancar
yang pendek, meskipun tidak begitu jelas. Dalam pipa panjang, gesekan dinding
mempunyai efek yang jelas terhadap aliran gas.
5. Banyak sistem dalam bidang rekayasa yang meliputi baik aliran fluida maupun
pemindahan panas melalui saluran, dan pemahaman tentang proses aliran
dibutuhkan sebagai syarat untuk dapat memahami proses pemindahan panas.
6. Aliran melalui kaskade (dalam turbin, kompresor) boleh dianggap sebagai aliran
diseputar sebuah bilah kipas atau sebagai aliran di antara bilah-bilah kipas.

6.2 Tujuan Khusus Topik

Setelah mempelajari topik ini diharapkan mahasiswa :


▪ Dapat menjelaskan, menghitung dan menganalisis aliran viscous, Reynold Number,
aliran laminar dan turbulen.
▪ Dapat menjelaskan karakteristik aliran laminar dan turbulen.
▪ Dapat menganalisis kasus aliran laminar dan turbulen di lapangan.

6.3 Uraian
Dalam mempelajari fenomena aliran terlebih dahulu penting diketahui tentang
klasifikasi aliran. Hal ini untuk memudahkan dalam pembahasan persoalan-persoalan
aliran yang membutuhkan analisis matematik.
Banyak kriteria yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan fluida. Sebagai
contoh, aliran dapat digolongkan sebagai aliran steady atav unsteady, satu-, dua-, atau
tiga-dimensi, seragam atau tidak seragam, laminer atau turbulen, dan dapat mampat atau
tidak mampu mampat. Selain itu, aliran gas ada yang subsonik, transonik, supersonik,

108
Mekanika Fluida_MESP PNL

atau hipersonik, sedangkan zat cair yang mengalir di saluran terbuka ada yang subkritis,
kritis, atau superkritis. Klasifikasi-klasifikasi inilah yang segera akan dibicarakan.
Aliran disebut steady bila kondisi-kondisi (keseluruhan sifat-sifat fluida) dalam
medan aliran tidak bervariasi terhadap waktu; aliran yang tidak demikian tentu saja
disebut aliran unsteady atau tidak steady. Aliran air yang konstan di dalam sebuah pipa
bersifat steady, akan tetapi pada saat katup alirannya sedang dibuka atau sedang ditutup,
aliran itu tidak steady. Sebuah aliran mungkin saja dianggap steady oleh pengamat yang
satu, tetapi dianggap tidak steady oleh pengamat yang lain. Sebagai contoh, aliran di
sebelah hulu sebuah pilar jembatan tampak steady oleh pengamat yang berdiri di
jembatan, tetapi tampak tidak steady oleh pengamat yang berada di sebuah perahu.
Penggolongan aliran sebagai aliran steady atau bukan sering didasarkan pada
pertimbangan kemudahan semata. Sebagai contoh, penjalaran gelombang di permukaan
danau jelas tidak steady. Walaupun begitu, gerak air akibat gelombang dianggap tidak
terlalu berperan dalam pengangkutan polutan di danau itu sehingga dalam model yang
digunakan untuk mempelajari perpindahan polutan gerak gelombang boleh diabaikan,
sehingga aliran air di situ dianggap steady. Pendekatan seperti ini terutama diterapkan
pada alirlu-aliran turbulen, yang hampir selalu dijumpai dalam dunia rekayasa. Di sini,
kondisi ridak steady berlaku untuk fluktuasi-fluktuasi dalam aliran yang ditinjau dalam
skala waktu yang sangat pendek.
Aliran dapat digolongkan sebagai aliran satu-, dua-, atau tiga-dimensi. Di sini
kita menggunakan definisi-definisi yang sejalan dengan praktek-praktek rekayasa
dewasa ini. Aliran satu-dimensi adalah aliran di mana semua parameter fluida dan aliran
(kecepatan, tekanan, temperatur, kerapatan dan viskositas) konstan di seluruh potongan
melintang yang normal terhadap aliran. Kebanyakan orang menggunakan harga rata-rata
untuk seluruh potongan melintang, meskipun sesungguhnya di situ terdapat sedikit
variasi. Baik kecepatan aliran maupun luas potongan melintang mungkin berubah-ubah
dari potongan yang satu ke potongan yang lain. Harga rata-rata untuk parameter-
parameter fluida dan aliran hanya bervariasi dari potongan yang satu ke potongan lain.
Aliran fluida sejati tidak bisa sepenuhnya satu-dimensi karena kecepatan di
permukaan batas dan terhadap permukaan batas harus nol. Namun demikian, sering kali
aliran fluida itu boleh diandaikan satu-dimensi. Apabila suatu aliran tergolong satu-
dimensi - baik sesungguhnya maupun diandaikan - kita boleh menerapkan analisis satu-

109
Mekanika Fluida_MESP PNL

dimensi terhadap sistem aliran itu, dan untuk aliran dalam sebuah potongan
melintangnya, kita menggunakan harga kecepatan rata-rata. Contoh-contoh aliran satu-
dimensi dapat dilihat dalam Gambar 6-2.

Gambar 6-2. Aliran satu dimensi. (a) Aliran tak dapat mampat dalam sebuah saluran
tertutup. (b) Aliran gas dapat mampat dalam sebuah lubang sembur.
Kecepatan, tekanan, dan temperatur dianggap seragam diseluruh
potongan melintang yang mana pun.

Aliran dua-dimensi umumnya didefinisikan sebagai aliran yang sama dalam bidang-
bidang sejajarnya dan tidak satu-dimensi. Kita juga dapat mendefinisikan aliran dua
dimensi sebagai aliran yang parameter-parameter fluida dan alirannya dinyatakan
dengan harga rata-rata dari harga-harga dalam suatu dimensi ruang. Aliran dalam
sebuah danau yang dangkal sering dianalisis dengan memecahkan persamaan-
persamaan yang menggunakan harga rata-rata untuk dimensi vertikal atau
kedalamannya, akan tetapi untuk gerak dalam arah horizontal, harga-harga aslinyalah
yang diambil. Definisi di atas lebih sering diterapkan pada aliran yang parameter-
parameter fluida atau alirannya (atau keduanya) diandaikan memiliki gradien ruang
dalam dua arah, x dan y, misalnya. Jadi, dalam Gambar 6-3a kecepatan hanya bervariasi
dalam arah y, tetapi tekanan bervariasi dalam arah x, sehingga gradien-gradiennya
terdapat dalam dua dimensi. Perhatikan bahwa meskipun aliran terjadi dalam satu arah
karena vektor-vektor kecepatannya hanya mempunyai komponen x, aliran itu tergolong
dua-dimensi. Dalam Gambar 3-2b kecepatan bervariasi baik dalam arah x maupun y dan
tekanan bervariasi dalam arah x apabila vektor-vektor kecepatannya lurus serta sejajar,
dan dalam arah x serta y apabila vektor-vektor kecepatan tidak sejajar (di bagian yang
menyempit atau meluas).

110
Mekanika Fluida_MESP PNL

Gambar 6-3. Aliran dua,dimensi. (a) Aliran viskous di antara pelat-pelat sejajar; u=u(y)
dan p=p(x). (b) Aliran viskous di antara pelat-pelat yang melebar; u=u(x,y)
dan p=p(x,y). (c) Aliran di bagian tengah sebuah saluran pelimpah yang
lebar; V= (x,y). (d) Aliran lapisan-batas melalui sebuah pelat rata yang
lebar; u=u(x,y).

Aliran tiga-dimensi adalah aliran di mana parameter-parameter fluida atau alirannya


bervariasi dalam arah-arah x, y, dan z dalam sistem koordinat cartesius. Jadi, gradien-
gradien parameter fluida atau aliran terdapat dalam ketiga arah tersebut. Aliran aksis
simetrik (simetrik terhadap sumbu) kadang-kadang dianggap aliran dua-dimensi, karena
dalam sistem koordinat silinder gradien-gradien terdapat hanya dalam dua arah aksial
dan radial.
Sebuah situasi khusus di mana aliran dua-dimensi mempunyai gradien dalam
satu arah dapat dilihat dalam Gambar 6-4, dimana secara kematik aliran viskous di
antara pelat-pelat sejajar yang satu diam sedangkan yang lain bergerak; u=u(y). Tekanan
dalam hal ini konstan. Aliran tidak satu-dimensi, karena kecepatan pada penampang
melintangnya tidak konstan. Karena aliran dalam bidang-bidang yang sejajar sama,
aliran itu berdimensi dua. Aliran di situ tidak satu-dimensi meskipun satu-arah; akan
tetapi karena dalam setiap bidang sejajar gradien itu sama, kita boleh menganggapnya
dua-dimensi.
Aliran melalui airfoil yang rentangnya tak terbatas tergolong dua-dimensi
namun demikian aliran dekat bagian ujung airfoil yang rentangnya terbatas tergolong
tiga-dimensi.

111
Mekanika Fluida_MESP PNL

Gambar 6-4. Aliran viskous di antara pelat-pelat sejajar

Aliran melalui bagian tengah sebuah hydrofoil yang tenggelam seluruhnya


tergolong dua-dimensi; akan tetapi apabila hydrofoil itu mencuat ke permukaan bebas
air, aliran di dekat permukaan air tergolong tiga dimensi. Aliran melalui bagian tengah
saluran pelimpah yang lebar di sebuah sungai berdimensi dua sedangkan aliran melalui
terowongan air berdimensi tiga; biasanya aliran-aliran itu boleh juga dianggap
berdimensi satu bila yang digunakan adalah parameter-parameter fluida dan aliran yang
merupakan rata-rata dari variasi-variasi sesungguhnya yang terdapat di seluruh
potongan melintang yang normal terhadap aliran. Banyak situasi aliran sesungguhnya
yang benar-benar tiga-dimensi dapat dianalisis dengan hasil memuaskan melalui
pengandaian bahwa aliran itu berdimensi satu.
Aliran dapat digolongkan sebagai aliran rotasi atau aliran non-rotasi tergantung
apakah partikel-partikel atau elemen-elemen dalam fluida berputar terhadap sumbu
aliran tersebut. Aliran bolah dianggap seragam (uniform) atau tidak seragam,
tergantung pada variasi luas potongan melintang dan kecepatan aliran dalam arah aliran
itu. Apabila kecepatan purata (mean velocity) V dan luas penampang melintang A
konstan dalam alah aliran, aliran disebut seragam. Bila tidak demikian, aliran disebut
tidak seragam. Aliran zat cair dalam sebuah pipa yang luas penampangnya konstan dan
dalam saluran terbuka yang lebar serta dalamnya konstan adalah contoh aliran yang
seragam. Aliran zat cair dalam saluran yang luas penampangnya berubah-ubah, dan
semua aliran gas kecuali yang kecepatannya rendah dan luas penampang alirannya
konstan, adalah contoh aliran tidak seragam karena kecepatannya bervariasi dari
penampang yang satu ke penampang yang lain.
Aliran dianggap tak mampu mampat (incompresible) bila perubahan kerapatan
fluida di situ dapat diabaikan. Semua aliran zat cair dan aliran gas pada kecepatan
rendah boleh dianggap aliran yang tidak mampu mampat. Aliran gas dengan kecepatan
di atas sekitar 60-90 m/s harus dianggap aliran mampu mampat. Sebetulnya semua

112
Mekanika Fluida_MESP PNL

fluida dapat dimampatkan walaupun sedikit, tetapi umumnya yang dianggap tidak
mampu mampat adalah fluida yang kerapatannya tidak bergantung pada tekanan. Sudah
lazim orang membuat pembedaan yang tajam antara fluida dapat mampat dan ali|an
dapat mampat. Efek silat mampu mampat suatu aliran gas menjadi penting hanya bila
kecepatan aliran itu bertambah.
Aliran gas disebut aliran subsonik, transonik, supersonik, alau hipersonik,
tergantung pada apakah kecepatannya, kurang dari, kira-kira sama dengan, lebih besar
dari, atau jauh lebih besar dali kecepatan bunyi.
Air yang mengalir dalam sebuah saluran terbuka (sungai atau saluran pelimpah)
disebut subkritis, kritis, atau superkritis, tergantung pada apakah kecepatannya kurang
dari, sama dengan, lebih besar dari kecepatan gelombang permukaan elementernya.
Gelombang yang terbangkitkan ketika sebutir batu dilemparkan ke air yang dangkal
adalah contoh gelombang elementer.
Sebuah klasifikasi yang penting sekali adalah klasifikasi yang menggolongkan
aliran sebagai aliran laminer atau turbulen. Pembedaan ini didasarkan pada karakteristik
internal aliran dan menentukan analisis macam apa yang boleh diterapkan. Umumnya,
klasifikasi ini bergantung pada apakah gangguan-gangguan sembarang yang dapat
dialami oleh suatu aliran akan memudar kemudian lenyap di arah hilir dari titik tempat
kejadian ataukah gangguan-gangguan itu akan semakin besar dan akhirnya
mempengaruhi seluruh medan aliran dengan suatu komponen gerak acak dan kacau.
Apabila sebuah aliran mempunyai kecepatan yang relatif rendah atau fluidanya
sangat viskous, gangguan yang mungkin dialami oleh medan aliran itu akibat getaran,
ketidakteraturan permukaan batas, dan sebagainya, relatif lebih cepat teredam oleh
viskositas fluida tersebut. Aliran yang demikian disebur aliran laminer. Dalam hal ini
fluida boleh dianggap bergerak dalam bentuk lapisan-lapisan (lamina), dengan
pertukaran molekuler yang hanya terjadi di antara lapisan-lapisan yang berbatasan.
Ketika kecepatan aliran itu bertambah atau viskositasnya berkurang, gangguan akan
terus teramati dengan jarak hilir (downstream distance) yang semakin besar dan
akhirnya suatu keadaan peralihan akan tercapai. Bila keadaan peralihan (transition
state) itu terlampaui, paling tidak sebagian dari gangguan-gangguan itu akan menjadi
kuat. Keadaan peralihan ini bergantung pada viskositas fluida, kecepatan, dan lain-lain
yang menyangkut geometri aliran, misalnya gradien tekanan lokal.

113
Mekanika Fluida_MESP PNL

Bilangan Reynold
Bilangan Reynolds (Reynold Number) merupakan sebuah bilangan tak
berdimensi (dimensionless) yang menyatakan ratio gaya inersia terhadap gaya viskos
dari sebuah elemen fluida. Secara matematik bilangan Reynold dapat ditulis :
ρVD
Re = (6.1)
μ
Di mana :
 = massa jenis fluida (kg/m3)
V = kecepatan aliran (m/s)
D = diameter saluran (m)
 = Viskositas kinematik (N.s/m2)
Untuk kasus aliran dipermukaan pelat datar, parameter diameter diganti dengan L yang
menunjukkan panjangnya laluan aliran.
Bilangan Reynold dapat juga digunakan untuk menetapkan karakteristik kondisi-
kondisi aliran tertentu relatif terhadap keadaan peralihan ini. Jika sebuah aliran
mempunyai sejumlah kondisi yang melampaui keadaan peralihan, paling tidak sebagian
dari gangguan yang dialami oleh aliran itu akan menjadi kuat.

Aliran laminer adalah aliran fluida yang mengikuti pola tertentu dalam pipa.
Aliran laminer bersifat halus dan beraturan serta memiliki tahanan gesek yg kecil.
Sedangkan aliran turbulen adalah aliran yang bersifat kasar dan tidak beraturan serta
memiliki pusaran-pusaran kecil dan berfluktuasi dalam semua arah serta memiliki
tahanan aliran yang tinggi. Secara skematik perbedaan aliran laminer dan turbulen
ditunjukkan pada Gambar 6-5.

Gambar 6-5. Skematik aliran laminer dan turbulen di dalam saluran


Aliran turbulen dicirikan dari adanya ketidakteraturan lokal dalam medan aliran
yang dipengaruhi oleh sifat-sifat mekanik seperti kecepatan, tekanan, atau temperatur.
Dalam aliran yang betul-betul turbulen, olakan-olakan aliran dianggap bergerak secara

114
Mekanika Fluida_MESP PNL

acak di seluruh medan aliran dan berinteraksi hampir seperti molekul-molekul dalam
aliran laminer. Perbedaan yang mendasar antara aliran laminer dan turbulen adalah
bahwa gerak-gerak olakan ini jauh lebih efektif dalam pengangkutan massa serta
momentum fluidanya ketimbang gerak-gerak molekuler.
Dalam analisis aliran di dalam saluran, kondisi laminar turbulen ditentukan
berdasarkan nilai dari bilangan Reynold. Banyak literatur yang mengklasifikasi aliran
laminer dan turbulen berdasarkan bilangan Reynold ditunjukkan dalam Tabel 6-1.
Tabel 6-1. Klasifikasi aliran berdasarkan bilangan Reynold untuk kasus
aliran dalam saluran

Jenis aliran Bilangan Reynold


Laminer < 2300 <2300 <2100
Transisi 2300 2300<Re<4000 2100<Re<4000
Turbulen >2300 >4000 >4000

Dari ketiga penggolongan tersebut, yang umumnya dipakai adalah laminer Re< 2300,
transisi 2300<Re<4000, serta turbulen Re>4000.

Contoh Soal 6-1 :

Sebuah fluida yang memiliki viskositas 0,38 N.s/m2 dan gravitasi jenis 0,91 mengalir
melalui pipa dengan diameter 25mm dengan kecepatan 2,6 m/s. Tentukan nilai dari
bilangan Reynoldsnya.

Penyelesaian :

Kerapatan fluida dihitung dari gravitasi jenis sebgai berikut :

  SG. H O @4 C  (0,91)(1000kg / m3 )  910kg / m3


o
2

dan dari definisi bilangan Reynolds

VD (910kg / m3 )(2, 6m / s)9(25mm)(103 m / mm)


Re  
 0,38 N .s / m2
= 156

115
Mekanika Fluida_MESP PNL

Aliran Tak Mampu Mampat dalam Saluran


Dalam praktek di bidang rekayasa setiap orang biasa mengekspresikan gardien tekanan
(penurunan tekanan per satuan panjang pipa) dalam bentuk yang disebut persamaan
Darcy-Weisbach, yang dikembangkan melalui analisis dimensional dengan
persamaannya sebagai berikut :
p f V 2
 (6.2)
L D 2
Dengan f faktor gesekan, V2/2 tekanan dinamik rata-rata aliran, dan D diameter pipa.
Bentuk lain persamaan ini, bila dinyatakan dalam head loss akibat gesekan hf adalah :
hf p /  f V2
  (6.3)
L L D 2g
Harga faktor gesekan harus diketahui, sehingga persamaan-persamaan di atas dapat
digunakan dalam perhitungan. Harga f dapat diperoleh dari diagram Moody. Harga f
untuk aliran laminer berdasarkan moody diagram, yaitu
64
f  (6.4)
ReD
Persamaan Celebrook-white bisa dipecahkan secara eksplisit untuk mendapatkan laju
aliran, yakni :

gDh f  k 1, 78v 
Q  0.965D 2 ln    (6.5)
L  3, 7 D D gDh f / L 
 
Sedangkan untuk menghitung diameter secraa langsung menggunakan persamaan
Swamee dan Jain, yaitu :
0,04
  LQ 2 
4,75
v  LQ 2  
5,2

D  0, 66  k    
 gh   gh  
1,25
(6.6)
  f  Q  f  

k
Persamaan ini berlaku untuk 3 103  Re D  3 108 dan 106   2 102
D
Untuk aliran tak mampu mampat, tegangan geser dinding (0) diperoleh dari persamaan
p 4 0
 (6.7)
L D
Jika persamaan (6.2) dan (6.7) diperbandingkan kita dapat bahwa tegangan geser
dinding terkait dengan faktor gesekan melalui persamaan

116
Mekanika Fluida_MESP PNL

V 2
0  f (6.8)
8
Jika diameter saluran tidak bundar, maka D pada persamaan di atas harus diganti
dengan Dh (diameter hidrolik)
4A
Dh  (6.9)
p
di mana A adalah luas penampang salurang, dan P adalah keliling penampang saluran.

Contoh Soal 6-2 :


Berapakah penurunan tekanan dalam sebuah pipa 6 mm horizontal sepanjang 15m yang
dialiri fluida hidrolik dengan (  = 0,0014 kg/ms dan  = 848 kg/m3) dengan kecepatan
2 m/s, dan berapakah tegangan geser dinding ?
Penyelesaian :
Jawab : Bilangan Reynold
ρVD (2,0)(0,006)(848)
ReD =   727
μ 0,014
Karena bilangan Reynoldnya < 2.103, maka alirannya digolongkan aliran laminar.
Dengan demikian persamaan (5.4) dapat diterapkan untuk kasus ini.
64 64
f=   0.088
ReD 727

f  L/D  ρV 2 (0, 0880)(15 / 0.006)(848)(2, 0)2


Δp =   373 kPa
2 2
ρV 2 (848)(2,0)2
0 = f  (0.0880)  37,3 Pa
8 8

Contoh Soal 6-3 :


Berapakah penurunan tekanan dalam jarak 500 ft pada sebuah pipa mulus horizontal 4
inci bila dialiri minyak ( = 58 lbf/ft3,  = 0,001 slug/ft.s) dengan kecepatan (a). 2 ft/s,
dan (b) 10 ft/s.
Penyelesaian :
ρVD (2)( 13 )(58 / 32, 2)
(a) ReD =   1200 (laminer)
μ 0,001

117
Mekanika Fluida_MESP PNL

64 64
f    0, 0533
ReD 1200

f  L/D  ρV 2 (0, 0533)(500 / 13 )(1,8)(2) 2


Δp =   288 psf  2, 0 psi
2 2
ρVD (10)( 13 )(58 / 32, 2)
(b) ReD =   6000 (turbulen)
μ 0, 001

Berdasarkan diagram Moody, diperoleh f = 0.0355. selanjutnya penurunan tekanan, p

f  L/D  ρV 2 (0, 0355)(500 / 13 )(1,8)(10) 2


Δp =   4790 psf  33,3 psi
2 2

Contoh Soal 6-4 :


Berapa laju aliran untuk air 60oF dalam sebuah pipa besi tuang 12 inci jika head loss
dalam jarak 1000 ft adalah 12 ft. Asumsikan k/D = 0.00085
Penyelesaian :

gDh f  k 1, 78v 
Q  0.965D 2 ln   
L  3, 7 D D gDh f / L 
 

 
(32, 2)(1)(12)  0, 00085 1, 78 1, 22 10  
5

Q  0.965(1) 2 ln   
1000  3, 7 (32, 2)(1)(12) 
 (1) 
 1000 
=  0.59985ln  2, 2973  104  3, 4935  105 
=  0.59985ln  2, 64665  104 
= 4,94 ft 3 / s

Contoh Soal 6-5 :

Air harus mengalir dengan laju 91 liter/s menempuh jarak 500 m dalam sebuah pipa
baja komersial horizontal (k = 0,000045) dengan penurunan tekanan tidak melebihi 825
kPa. Berapakah ukuran minimum pipa yang akan digunakan. Viskositas kinematik
adalah 10-6 m2/s.
Penyelesaian :

118
Mekanika Fluida_MESP PNL

Berdasarkan persamaan
0,04
  LQ 2 
4,75
v  LQ 2  
5,2

D  0, 66  k    
 gh   gh  
1,25

   Q   
 f f

p
8, 25 105
Terlebih dahulu dihitung harga hf , hf    84,1m
 9810
Selanjutnya
0,04
 2 4,75
106  (500)(0, 0091)2  
5,2
1,25  (500)(0, 0091) 
D  0, 66  (0.000045)      
  (9,81)(84,1)  0, 091  (9,81)(84,1)  
 
= 0,146 m atau 5,7 inci  6 inci

6.4 Rangkuman
▪ Berdasarkan Bilangan Reynold maka aliran dapat dibagi 3 golongan, yaitu aliran
laminar, aliran transisi dan aliran turbulen.
▪ Aliran laminer adalah aliran yang cenderung tenang (tanpa olakan) dengan bilangan
Reynold < 2300. Aliran transisi mempunyai bilangan Reynold antara 2300 sampai
4000. Sedangkan aliran turbulen mempunyai bilangan Reynold > 4000.

6.5 Soal Latihan


1. Diketahui Bilangan Reynolds dari suatu aliran fluida yang bergolak sebesar
Re = 12.500. Jika diketahui viskositas fluida yang mengalir didalamnya 0,38 N.s/m2
dan gravitasi jenis 0,89. Maka tentukan kecepatan aliran fluida tersebut jika
diketahui jari-jari pipa tersebut adalah 2 inci.
2. Diketahui suatu aliran fluida dengan kecepatan 8 m/s melalui sebuah pipa dengan
jari-jari ¾ inci. Jika diketahui viskositas fluida yang mengalir didalamnya 0,4
N.s/m2 dan gravitasi jenis 0,91. maka tentukan bilangan Reynolds aliran tersebut.
3. Berapakah penurunan tekanan per kilometer horizontal pipa air pada 15oC mengalir
dalam sebuah pipa besi tuang diameter 25 cm dengan laju aliran 225 liter/s.
4. Berapakah laju aliran air pada 50oF agar menghasilkan penurunan tekanan 2,5 psi
dalam 1000 ft pipa besi tuang horizontal berdiameter 2 ft.
5. Misalkan kita ingin memindahkan suatu fluida hidrolik (v = 10-4 m2/s dan SG =
0,848) dengan laju 40 gpm melalui sebuah pipa mulus dengan penurunan tekanan
2 psi per 100 ft pipa horizontal. Berapakah ukuran pipa yang harus digunakan.

119

Anda mungkin juga menyukai