Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

DINAMIKA FLUIDA

A. Pendahuluan
Dinamika fluida adalah ilmu tentang fluida yang bergerak. Sebagai
permulaan dalam mempelajarinya, kita pada saat ini hanya akan menelaah apa
yang disebut sebagai fluida ideal, yaitu fluida yang tidak dapat dimampatkan dan
tidak mempunyai gesekan dakhil atau kekentalan (viskous).
Menganggap zat cair tidak dapat dimampatkan merupakan cara
pendekatan yang tepat dalam mempelajarinya. Gas pun dapat dianggap sebagai
tidak dapat dimampatkan asal saja mengalirnya demikian rupa sehingga
perbedaan tekanannya tidak terlalu besar.
Kekentalan (viskous) dalam suatu fluida akan menimbulkan tegangan
luncur apabila dua lapisan yang “bertetangga” berberak relatif terhadap satu sama
lain, atau bila fluida mengalir dalam sebuah pipa atau saat mengalir melalui
sebuah rintangan. Pada kebanyakan aliran yang sesungguhnya gaya luncur (geser)
itu dapat saja diabaikan dibandingkan dengan gaya grafitasi dan dengan gaya
yang timbul akibat perbedaan tekanan.

B. Materi Ajar

4.1 Klasifikasi aliran


Banyak kriteria yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan fluida
sebagai contob aliran dapat digolongkan sebagai aliran steady atau unsteady, satu,
dua atau tiga dimensi, Seragam atau tidak seragam, laminer atau turbulen, dan
dapat mampat atau tidak dapat mampat. Selain itu, aliran gas ada yang 8ubsonik,
transonik. supersonik atau hipersonik, sedangkan zat cair yang mengalir disaluran
terbuka ada yang sub kritis, kritis atau super kritis.
Namun secara garis besar dapat dibedakan atau dikelompokkan jenis
aliran adalah sebagai berikut :

46
1) Aliran tunak(steady): suatu aliran dimana kecepatannya tidak terpengaruhi
oleh perubahan waktu, sehingga kecepatan konstan pada setiap titik (tidak
mernpunyai percepatan)
2) Aliran seragam (uniform): suatu aliran yang tidak terjadi perubahan baik
besar maupun arah, dengan kata lain tidak terjadi perubahan kecepatan
.dan penampang Iintas.
3) Tidak tunak:suatu aliran dimana terjadi penambahan kecepatan terhadap
waktu.
4) Aliran tidak seragam(non uniform): suatu aliran yang dalarn kondisi
berubah baik
5) kecepatan maupun luas penampang.
Contoh beberapa jenis aliran fluida yang lain adalah antara lain ;
a) Aliran laminer:
b) Aliran transisi
c) Aliran turbulen
d) Berdasarkan ordinatnya : aliran satu, dua, dan tiga dimensi
e) Aliran subsonik : adalah suatu aliran yang lebih keciI dari kecepatan suara
f) Transonik: adalah suatu aliran yang sarna dengan kecepatan suara.
g) Supersonik: suatu a1iranyang melebihi kecepatan suara
h) Hypersonik:suatu aliran yang sangat tinggi (sangat besar kecepatannya
dibanding dengan kecepatan suara)
i) Dll
Dari berbagai jenis maupun tipe aliran tersebut, harus memenuhi
hubungan-hubungan sebagai berikut :
1) Hukum-hukum Newton tentang gerakan, yang harus berlaku untuk tiap
partikel pada setiap saat
2) Hubungan kontinuitas, yaitu hukum kekekalan massa.
3) Hukum pertama dan hukum kedua termodinamika
4) Syarat-syarat batas.

47
4.2 Beberapa Persamaan Dasar Dinamika Fluida
Untuk fluida yang bergerak kita mulai dengan teori aliran Fluida-ideal.
Untuk itu kita perkenalkan beberapa istilah-istilah :
Fluida Ideal :
Fluida dengan µ = 0. Sifatnya seperti fluida riil yang tidak bergerak (real
motionless) karena parameter yang ada hanya tekanan (compressive strain).
Jadi, dalam fluida ideal yang sedang mengalir, tekanan tegak-lurus terhadap
permukaan ( bidang batas dan mengarah kedalam ) ; pada setiap titik dalam
fluida, tekanan mengarah kesegala arah dan sama-besar.
Steady Flow :
Termasuk jenis aliran dimana parameternya pada suatu titik tidak berubah
terhadap waktu. Tekanan ( p ) dan kecepatan alir ( v ) hanya
berubah karena posisi partikel fluida.
p = f1 ( x ; y ; z ) dan v = f2 ( x ; y ; z ).

Partikel fluida mengalir sepanjang garis arus dan tak berubah terhadap
waktu ( t ).
Unsteady Flow :
Aliran dimana tekanan & kecepatan berubah terhadap posisi & waktu;
sehingga :
p = F1 ( x ; y ; z ; t ). v= F2 ( x ; y ; z ; t ).
Partikel yang lewat suatu titik membentuk lintasan yang selalu berubah.
Contoh : Steady Flow :
 Fluida keluar dari bejana dengan permukaan fluida = konstan.
 Saluran yang dilayani pompa sentrifugal dengan n = konstan &
uniform.
Unsteady Flow :
 Fluida yang keluar lewat lobang pada dasar bejana.
 Aliran pada pipa masuk & buang pompa dari jenis reciprocating.

48
Cara analisa yang banyak diterapkan adalah dengan menganggap aliran
bersifat steady karena jauh lebih gampang & sederhana.
Stream line :
Garis dalam fluida yang mengalir; garis singgung padanya pada sembarang
titik menyatakan arah dari vektor kecepatan pada titik tersebut. Gambar 4.1.
Pada steady flow garis arus (stream line) maupun lintasan (path lines) selalu
berimpit dan tak berubah terhadap waktu.

Gambar 4.1 Garis dalam fluida yang mengalir Stream line.


Stream tube :
Ruang tubular yang dibatasi oleh permukaan yang terdiri dari garis arus;
seperti Gambar 4.2. Bila stream tube dikontraksi menjadi → 0 maka terjadi
stream lines. Pada setiap titik dipermukaan stream tube, vektor kecepatan (v)
menyinggung terhadap permukaan. Tak ada komponen ⊥ dari v ; tak ada zat
cair yang menembus stream tube kecuali pada penampang-penampang
ujungnya.

Gambar 4.2 Garis dalam fluida yang mengalir stream tube


Stream tube ini terbungkus oleh selubung yang tak tembus cairan sehingga
ia dianggap sebagai arus elementer. Selain itu stream tube dianggap
terbentuk dari sekelompok stream tubes elementer; karena kecepatan
masing-masing tubes tidak sama, maka stream tubes slip antara satu dengan
lainnya tetapi tak sampai tercampur ( semrawut ).
Penampang arus :
Penampang dalam aliran yang ⊥ garis arus. Stream lines kita anggap paralel
(walaupun slip) sehingga penampang-arus berupa bidang-datar.

49
4.3 Hukum Kontinuitas
Debit (rate of discharge) adalah jumlah fluida yang mengalir tiap satuan
waktu melalui suatu penampang. Dibedakan :
Q = Volume Rate ( m 3 / detik )
G = Weight Rate ( Kg / detik )
M = Massa Rate ( Kg.detik / m )
Apabila diasumsikan :
Penampang lintang dari suatu stream tubes elementer dianggap sangat kecil →
kecepatan ( v ) dianggap uniform maka :
dQ = v dS ;
dimana dS = luas penampang aliran.
dG = γ dQ.
dM = ρ dQ = ρ v dS.
Kenyataan : Kecepatan ( v ) tidak uniform pada penampang aliran; untuk
mudahnya debit dihitung dengan kecepatan rata-rata pada suatu penampang. Jadi,

Dan

Sehingga

diasumsi : Fluida tak ada yang menembus dinding stream tube maka, hukum
Kekekalan Massa bila diterapkan untuk :
• Fluida incompressible
• Steady Flow adalah sbb : dQ = v1 . dS1 = v2 . dS2 = konstan sepanjang
stream tubes.
Hubungan ini dinamakan “Hukum Kontinuitas”. Untuk stream tube dengan
penampang tertentu dan kecepatan dianggap merata, maka :
Q = vm1 . S1 = vm2 . S2 = Konstan sepanjang stream tubes.

50
Jadi, terdapat hubungan antara kecepatan alir dan luas penampang

Catatan : Hukum Kontinuitas merupakan bentuk khas dari hukum kekekalan


massa yang diterapkan untuk aliran fluida.

4.4 Hukum Bernoulli


Apabila diasumsikan :
ideal liquid.
 aliran berupa stream tube.
 aliran steady flow.
 gaya yang bekerja hanya gaya -berat ( gravity ).
Maka hukum bernoulli ini menyatakan hubungan antara tekanan ( p ) terhadap
kecepatan alir ( v ). Obyek : stream tube antara penampang 1 & 2 ; seperti gambar
4.3.
Pada 1 → dS1 ; v1 ; p1 ; z1.
Pada 2 → dS2 ; v2 ; p2 ; z2.

Gambar 4.3 stream tube antara penampang 1 & 2


Untuk selang waktu ( dt ) gaya luar akan menggeser volume zat cair dari
batas ( 1 – 2 ) ke ( 1’ – 2’ ). Teori mekanika bila diterapkan untuk fluida tersebut,
menyatakan :
“Usaha dari gaya luar dipakai untuk merubah energi Kinetik benda”.
Yang termasuk gaya luar adalah :

51
 Gaya normal akibat tekanan.
 Gaya berat.
Selama waktu ( dt ) ;
 Usaha akibat tekanan pada ( 1 ) bertanda ( + ) karena searah dengan
displacement = p1 . dS1 x v1 . dt = p1 . dS1 . v1 . dt.
 Pada penampang ( 2 ) bertanda ( – ) karena berlawanan terhadap
displacement = – p2 . dS2 . v2 . dt.
 Pada selubung stream tube, usaha = 0 ; karena gaya ^ displacement atau
perpindahan. Jadi, usaha akibat gaya tekanan : p1 . v1 . dS1 . dt – p2 . v2 .
dS2 . dt.
 Usaha akibat gaya berat dihitung dari selisih energi-potensial atau position
energy. Dari rumus Kontinuitas untuk volume ( 1 – 2 ) s/d ( 1’ – 2’ ) :
dG = γ . v1 . dS1 . dt = γ . v2 . dS2 . dt.
Jadi, usaha akibat gaya berat : ( z 1 – z2 ) dG
 Untuk mencari perubahan energi-kinetik selama selang-waktu ( dt ) maka
massa ( 1 – 2 ) mempunyai energi kinetik ( Ek ) harus dikurangi dari yang
dimiliki massa ( 1’ – 2’ ) sehingga terdapat massa-massa ( 2 – 2’ ) dan (1–
1’) yang beratnya = dG ; sehingga :

Maka sesuai teori mekanika untuk massa fluida ( dG ) berlaku :

sehingga :

atau :

yang merupakan RUMUS BERNOULLI untuk fluida ideal ( 1738 ) ;

52
dimana :
z = elevasi, geodatic, potential head.
p / γ = pressure Head atau static head.

= velocity head.


Jadi total head ( H ) konstan sepanjang stream tube ; sehingga :

Gambar 4.4 Hydraulic gradient ( piezometric line )


Interpretasi.
1) Hydraulic gradient ( piezometric line ) : garis yang menghubungkan p / γ ;
merupakan tempat kedudukan permukaan fluida didalam semua
piezometer sepanjang stream tube.
2) Dari RUMUS BERNOULLI dan KONTINUITAS maka :
–. Penampang mengecil S << → v >> dan p <<
–. Sebaiknya S >> → v << dan p >>
3) Secara fisika dan energi; kita telah mengenal istilah ENERGI SPESIFIK e
=E/G Berarti fluida memiliki 3 energi spesifik yang berlainan, yakni :
z = energi potensial spesifik akibat posisi & gravitasi, karena energi
∆
spesifik ∆ 

53

= energi tekanan spesifik dalam fluida yang mengalir karena, bila diberi
γ
 
tekanan = p akan naik setinggi γ
; energinya γ
∆G; sehingga harga
∆  γ 
Spesifiknya  
∆ γ

z + p / γ = Spesifik dari energi potensial total.



= Energi spesifik kinetik karena didapat dari hubungan :


H = total head dari fluida yang mengalir ; energi spesifik total fluida.
Jadi : HUKUM BERNOULLI = “hukum kekekalan energi mekanis
didalam fluida ideal”.
4) Dalam zat cair ideal, energi dapat dikonversikan ke -bentuk lain tapi
jumlah totalnya tetap.
Contoh : hukum bernoulli
Energi dikonversikan menjadi usaha mekanik dengan tabung hidrolik. Usaha /
satuan berat likuida D pressure head. Pertanyaan : Bagaimana pembuktiannya ?

Gambar 4.5 usaha mekanik dengan tabung hidrolik


Penyelesaian :
Bukti :
Bila luas penampang = S ;
Langkah torak = L ;
Tekanan sebelah kiri = p ( gauge ) ;
Tekanan sebelah kanan = 0 ( gauge )
Maka gaya total akibat tekanan = P dipakai mengatasi beban pada piston-rod.
Gaya : P = p . S ; Usaha : E = p . S . L
Jumlah fluida yang masuk : G = S . L . γ
Usaha / satuan berat :

54
Rumus Bernoulli juga sering dituliskan dalam bentuk yang lain; yakni
mengalikan dengan (γ ) maka :

Karena tiap suku berdimensi tekanan, maka dinamakan :


zγ = Weight Pressure.
p = Tekanan statik ( atau hanya tekanan ).
 
γ   ρ 
= Tekanan dinamik

Persamaan diferensial dan integrasinya ; kita juga bisa mendapatkan persamaan


atau Rumus Bernoulli dengan mengintegralkan persamaan diferensial gerakan
fluida ideal :

Atau

Karena

Sehingga untuk stream tube

Asumsi :
1). Fluida ideal.
2). Koordinat 1–dimensi.
3). Saluran & CHANNEL stasioner

55
4.5 Analisa Thermodinamika Volume Atur
Pada sebagian besar persoalan keteknikan pada umumnya akan melibatkan
aliran massa masuk dan keluar sistem, oleh karena itu hal kondisi yang demikian
sering dimodelkan sebagai volume atur (control
( volume).. Pemanas air, radiator
mobil, turbin dan kompresor. semuanya melibatkan aliran massa dan harus
dianalisa sebagai volume atur (sistem terbuka) sebagai
sebagai pengganti massa atur pada
sistem tertutup.
Batas dari sebuah volume atur disebut dengan permukaan atur (control
(
surface),
), dan hal tersebut dapat berupa batas riil maupun imajiner.

Gambar 4-1a.
4 Sistem Volume Atur (control volume)
Massa
masuk

Massa
keluar

Gambar 4-1b. Skema penyederhanaan sistem Volume Atur (control


(control volume)
volume

56
. Steady berarti tidak berubah terhadap waktu, atau dengan kata lain pada
aliran yang tetap, massa dan energi pada control volume jumlahnya konstant.
Kebalikannya adalah unsteady atau transient. Uniform mempunyai pengertian
tidak berubah terhadap lokasi dalam region yang ditentukan.
Pembahasan lebih lanjut mengenai prinsip konservasi massa dan energi
pada volume atur akan dijelaskan berikut ini.

4.6 Prinsip Konservasi Massa


Pada sistem tertutup, prinsip konservasi massa adalah telah jelas karena
tidak ada perubahan massa dalam kasus tersebut. Tetapi untuk volume atur,
karena dalam kasus ini massa dapat melintasi batas sistem, jumlah massa yang
masuk dan keluar sistem harus diperhitungkan.
Saat operasi tunak (steady state), jumlah aliran massa yang masuk sama
dengan jumah aliran massa yang keluar. Massa tidak dapat disimpan atau
dihancurkan pada control volume
& in = m
m & out
0=m & out − m& in
& in = aliran massa masuk (kg/dtk)
dimana m

m& out = aliran massa keluar (kg/dtk)

C. Latihan
1. Penampang awal sebuah pipa yang mengalir air dengan kecepatan 3.0 ft/s
dan diameter 2,0 ft. pada akhir penampang pipa tersebut memiliki
diameter 3,0 ft. berapakah debit dan kecepatan di ujung akhir dari pipa ?
2. Sebuah ember yang berisi air dengan kedalaman 4 m memiliki lubang
pada dasarnya dengan diameter 100 mm. (a) tentukan kecepatan aliran air
dari lubang pada dasar lubang tersebut ? (b) berapa debitnya?
3. Sebuah meteran venturi, yang terdiri dari sebuah bagian konvergen yang di
susul oleh bagian leher dan kemudian bagian yang divergen secara
berangsur-angsur, digunakan untuk menentukan laju aliran di dalam pipa.
Garis tengah pada panampang awal (konvergen) adalah 6,0 inc, dan pada

57
penampang yang kecil (divergen) adalah 0,4 inc. berapa debit melalui pipa
bila p1 – p2 = 3 psi dan yang mengalir minyak dengan gravitasi jenis 0,90

D. Ringkasan
Dinamika fluida adalah ilmu tentang fluida yang bergerak. Sebagai
permulaan dalam mempelajarinya, kita pada saat ini hanya akan menelaah apa
yang disebut sebagai fluida ideal, yaitu fluida yang tidak dapat dimampatkan dan
tidak mempunyai gesekan dakhil atau kekentalan (viskous).
Banyak kriteria yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan fluida
sebagai contob aliran dapat digolongkan sebagai aliran steady atau unsteady, satu,
dua atau tiga dimensi, Seragam atau tidak seragam, laminer atau turbulen, dan
dapat mampat atau tidak dapat mampat. Selain itu, aliran gas ada yang 8ubsonik,
transonik. supersonik atau hipersonik, sedangkan zat cair yang mengalir disaluran
terbuka ada yang sub kritis, kritis atau super kritis.
Hukum Kontinuitas merupakan bentuk khas dari hukum kekekalan massa
yang diterapkan untuk aliran fluida. Sedangkan hukum Bernoulli hukum
merupakan hukum kekekalan energi mekanis didalam fluida ideal.
Sistem terbuka (control volume) adalah sistem yang mengijinkan adanya
aliran massa melintasi batas sistem namun volume sistem senantiasa dijaga
konstan (control volume). Batas dari sebuah volume atur disebut dengan
permukaan atur (control surface), dan hal tersebut dapat berupa batas riil maupun
imajiner.
. Saat operasi tunak (steady state), jumlah aliran massa yang masuk sama
dengan jumah aliran massa yang keluar. Massa tidak dapat disimpan atau
dihancurkan pada control volume

E. Sumber Belajar Lain

,Mekanika fluida, Diktat Bahan Ajar Jurusan Teknik Mesin Universitas


Brawijaya

58
Ridwan, Mekanika Fluida Dasar, Seri Diktat kuliah, Penerbit Gunadarma,
Jakarta.

Steven J. Wright, 1993, Dasar-dasar Mekanika Fluida Teknik, PT,.


Gramedia, Jakarta

Sears Francis, Zemanssky Mark, 1983,” Fisika Untuk Universitas 1”,


Penerbit Bina Cipta, Bandung.

Victor L. Streeter,1993, Arko Prijono, Mekanika Fluida, Jilid 1, Penerbit


Erlangga. Jakarta.

Victor L. Streeter, 1993, Arko Prijono, Mekanika Fluida, Jilid 2, Penerbit


Erlangga. Jakarta.

59

Anda mungkin juga menyukai