Anda di halaman 1dari 34

Kelompok 5

Mekanika
Fluida

Alifah Fauzia A (1806200596)


Anastasia Wahyu U (1806200652)
Arina Qonitah (1806200665)
Nurahma Herwinda P (1806200614)
Rudang Clariza (1806200671)
Dinamika Fluida
Gerakan Fluida
Lagragian Eulerian
Ditinjau individu partikel Ditinjau dari pola aliran semua partikel
Menggambarkan bidang aliran partikel fluida
Gerakan partikel fluida diamati sebagai fungsi waktu
(kecepatan, percepatan, suhu, tekanan, dll) sebagai
• Posisi, kecepatan, dan percepatan diamati s(t), v(t)
fungsi ruang dan waktu (ꝺv/ꝺt)
dan a(t)
• ꝺv/ꝺx, ꝺv/ꝺy, ꝺv/ꝺz
Pengamat bergerak bersama partikel fluida Pengamat diam pada suatu titik tetap dalam ruang

Pada Langrangian, posisi partikel fluida waktu t ditulis dalam persamaan:


Visualisasi Aliran Fluida
1. Streamline
Garis yang merupakan tangen terhadap vektor kecepatan pada suatu waktu sesaat.

Gambar tersebut menunjukkan suatu aliran


fluida yang berada di dalam tabung yang
memiliki vektor kecepatan. Dalam tabung
tersebut terdapat aliran-aliran fluida yang di
tunjukkan oleh garis putus – putus. Garis
streamline terjadi ketika aliran fluida mulai
mengalir dalam tabung.

Streamtube adalah garis-garis streamline yang berada pada suatu pipa yang membentuk suatu aliran pipa di
dalamnya dan memiliki kecepatan vektor.
2. Streakline
Suatu garis yang titiknya diisi oleh partikel fluida yang lebih dulu melewati suatu titik yang
ditentukan dalam ruang.

3. Pathline
Garis yang dilalui pertikel terentu dalam suatu periode atau lintasan yang dibentuk oleh sebuah
partikel yang bergerak dalam aliran.
Klasifikasi Aliran Fluida
1. One-, Two-, and Three-Dimensional Flows
– One-dimensional flow adalah aliran dimana vektor kecepatan bergantung pada satu ruang vektor.
– Two-dimensional flow adalah aliran dimana vektor kecepatan bergantung pada dua ruang vektor.
– Three-dimensional flow adalah aliran dimana vektor kecepatan bergantung pada tiga ruang vektor.
Aliran fluida disebut three-dimensional jika ketiga komponen kecepatan adalah sama pentingnya.
Sehingga, permasalahan aliran tigadimensi memiliki karakter paling kompleks dan paling susah
diselesaikan.
2. Aliran Inviscid dan Viscous (Dipengaruhi Kekentalan atau Tidak)
– Inviscid adalah fluida yang tidak viscous. Fluida seperti udara mempunyai viskositas kecil sehingga dapat
diabaikan. Tegangan normal pada fluida inviscid tidak tergantung pada arah. Aliran inviscid digunakan
dalam mengembangkan persamaan Bernoulli.

– Viscous terjadi dimana fluida selalu melekat pada batas padat fluida. Meskipun fluida ini bergerak, fluida
akan selalu melekat pada batas padat yang melingkupinya. Fluida yang bergerak dapat menimbulkan
tegangan geser. Persamaan viskositas adalah P = τ.A dimana P adalah gaya, A adalah luasan efektif, dan τ
adalah tegangan geser. Dengan memperhitungkan variabel yang ada, ditemukan suatu hubungan dalam
persamaan:

Aliran viscous Aliran inviscid


3. Aliran tunak dan tak tunak (steady & unsteady flows)
– Aliran tunak atau aliran permanen (permanent flow) adalah kondisi dimana komponen aliran
tidak berubah terhadap waktu. Aplikasi dari aliran ini adalah persamaan Bernoulli.
Contohnya adalah aliran di saluran/sungai pada kondisi tidak ada perubahan aliran (tidak ada
hujan, tidak banjir, dll).

– Aliran fluida tak tunak adalah aliran dimana pada sebuah garis arus tertentu variabel aliran,
seperti kecepatan, tekanan, kerapatan, dan debit fluida, tidak hanya dalam fungsi s melainkan
juga dalam fungsi waktu (V = V(s,t), P = P(s, t), ρ = ρ(s, t), Q = Q(s, t)). Persamaan alirannya
adalah:
4. Aliran Seragam dan Tak Seragam (Uniform & Non Uniform Flows)
– Aliran seragam adalah kondisi dimana komponen aliran tidak berubah terhadap jarak. Contoh: aliran
di saluran/sungai pada kondisi tidak ada pengaruh pembendungan/terjunan, tidak ada
penyempitan/pelebaran yang ekstrim.

– Aliran tidak seragam (non-uniform flow) adalah kondisi dimana komponen aliran berubah terhadap
jarak.
Contoh: aliran di saluran/sungai pada kondisi ada pengaruh pembendungan/terjunan, ada
penyempitan/pelebaran yang ekstrim.

Berikut ini ilustrasi visual untuk


(a) Aliran seragam
(b) Aliran tidak seragam
5. Aliran yang Tak Termampatkan dan Termampatkan (Incompressible & Compressible flows)
– Aliran tak termampatkan adalah fluida yang tidak mengalami perubahan volume atau
densitas terhadap perubahan tekanan.
Contoh: air, minyak, dll.
– Aliran termampatkan adalah aliran yang mengalami perubahan volume atau densitas yang
besar jika terjadi perubahan tekanan. Fluida jenis ini berlaku hukum termodinamika.
Contoh: gas
6. Aliran Laminar dan Turbulen
– Aliran laminar terjadi apabila partikel-partikel fluida bergerak teratur dengan membentuk garis lintasan
kontinu dan tidak saling berpotongan. Aliran laminar mempunyai kecepatan alir yang rendah dengan
kekentalan yang besar. Aliran laminar mempunyai kecepatan alir yang rendah dengan kekentalan yang
besar. Terdapat satu komponen kecepatan, yaitu:

– Aliran turbulen terjadi apabila partikel-partikel fluida bergerak tidak teratur dan garis lintasannya saling
berpotongan. Aliran turbulen mempunyai kecepatan alir yang besar dengan kekentalan yang rendah.
Komponen kecepatan dalam aliran turbulen adalah:

Fenomena aliran ini dapat terjadi di kehidupan sehari-hari seperti saat mengatur aliran air dalam kran.
Pada gambar dibawah terjadi peristiwa (a) aliran laminar, (b) aliran transisi, dan (c) aliran turbulen.
Untuk membedakan jenis aliran laminar atau turbulen, digunakan persamaan Reynolds yang dapat dinyatakan
dengan:
atau

Dimana:
U : kecepatan rerata tampang
R : jari jari hidraulik (saluran terbuka); digunakan diameter (D) untuk aliran dalam pipa (saluran tertutup)
v : kekentalan fluida (viskositas kinematik)
ρ : massa jenis fluida
μ : viskositas fluida
Jenis aliran dapat diketahui melalui rentang berikut,
Aliran terbuka
Re < 2000, laminer
Re > 12500, turbulen
Aliran tertutup
Re < 500, laminer
Re > 4000, turbulen
7. Aliran Newtonian dan Non-Newtonian
– Fluida Newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya linier terhadap laju regangan geser
atau laju deformasi angular.
– Fluida non-Newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya tidak linier terhadap laju regangan
geser.
Sistem Volume Kontrol

– Kontrol Volume (sistem terbuka) adalah sistem dimana massa dan energi dapat
melewati batas sistem selama proses, tetapi volume sistem tetap.
– Sebagian besar persoalan teknik pada umumnya akan melibatkan aliran masuk
dan keluar sistem, seperti AC, turbin, kompresor, dan radiator (mobil).
Persamaan Transformasi
Volume Kontrol
menyatakan sifat-sifat fuida yang
tidak tergantung pada jumlah materi
Sifat intensif (b) dalam sistem, misal kecepatan
fluida, kerapatan, suhu dan koefisien
𝐵
kekentalan (coeficient of viscosity) 𝑏=
𝑚𝑠
sifat fluida yang tergantung pada
Sifat ekstensif (B) jumlah materi dalam sistem, misal
energi, volume massa
Ilustrasi Volume Kontrol
Reynolds Transport Theorem

– Menjelaskan tentang mekanika yang terjadi secara kontinu, volume dalam sebuah sistem tetap
konstan.
dBsist   bdV  bV.dA dt t vk
mk

– Jika ada volume yang masuk dan keluar berarti kekekalan volume dalam volume atur tersebut
adalah volume awal ditambah volume yang masuk dan dikurangi volume yang keluar, maka hasilnya
akan sama dengan volume awal tadi.
– Salah satu aplikasi dari teorema transport Reynolds ini yang paling terkenal adalah persamaan
kontinuitas.
Hukum Kekekalan Massa

– Kekekalan massa mensyaratkan agar massa sebuah sistem tetap konstan.


– Kekekalan massa adalah prinsip yang menyatakan bahwa laju perubahan massa
fluida di dalam ruang tilik pada selang waktu harus sama dengan perbedaan laju
massa yang masuk dan laju massa yang keluar.
𝑑𝑚
= 𝑚𝑖𝑛 −𝑚𝑜𝑢𝑡
𝑑𝑡
Kita menutupi sebagian ujung selang agar airnya
ngalirnya kenceng. Keadaan tsb akan “memaksa”
agar massa yang mengalir sepanjang pipa konstan.
Supaya massa alirannya konstan, maka kecepatan
aliran pada penampang pipa kecil harus lebih
cepat, dan kecepatan aliran pada penampang besar
harus lebih lambat.
Persamaan energi

– Aliran energi keadaan steady uniform


Aliran dimana variabel aliran (kecepatan V, tekanan p, rapat massaρ,
tampang A, debit Q, dll) tidak berubah dengan perubahanjarak (searah
aliran)
∂∃/∂s = 0
- Aliran energi keadaan steady non-uniform
berubah dengan perubahan jarak(searah aliran)
∂∃/∂s≠0
Persamaan Momentum

– Sering disebut hukum Newton II, yaitu “resultan gaya yang bekerja pada suatu
sistem sama dengan laju perubahan momentum suatu sistem” saat diukur
dalam kerangka referens inersial.
– Persamaan momentum sering digunakan untuk menghitung gaya yang
disebabkan adanya aliran (air).
dm.v =  . v . dt . v . dA
Momentum =
 . V2 . dA =  . A . V2 =  . Q . V
Bernoulli
Hukum Bernoulli

“Jumlah dari tekanan (p), energi kinetik per satuan volume (1/2 ρv²) dan energi potensial per satuan
volume (ρgh) memiliki nilai yang sama pada setiap titik di sepanjang suatu garis arus”

Total Head
Velocity Head

Pressure Head

Potential Head
Persamaan Bernoulli

– Merupakan suatu pernyataan konservasi energi mekanik


– Menyatakan hubungan antara tekanan (P) terhadap kecepatan (v) aliran
– Kecepatan fluida ↑ ~ Tekanan pada aliran ↓
– Berlaku dengan asumsi fluida: inviscid (frictionless), steady, constant density
(incompressible), along a streamline
– Total head = c → Total pressure is constant along a streamline.
Aplikasi Persamaan Bernoulli

Pintu Air

p1 = p2 = 0
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
b.z1.V1 = b.z2.V2
Persamaan Momentum
Aplikasi Persamaan Momentum pada
Deflector

Terbagi menjadi stationary deflectors dan moving deflectors.


Asumsi yang digunakan:
- Tekanan eksternal selalu konstan, sehingga tekanan fluida masuk ke deflector =
tekanan keluar
- Hambatan friksi antara fluida-deflector diabaikan, sehingga kecepatan relative
permukaan deflector dan aliran jets tetap yaitu sesuai persamaan Bernoulli
- Penyebaran arah lateral dari bidang jets diabaikan
- Gaya dan berat dari volume control sangat kecil sehingga dapat diabaikan
Stationary Deflectors

V2 = V1
Moving Deflectors (single)
Moving Deflectors (series)
Aplikasi Persamaan Momentum pada
Propellers
Aliran Steady Nonuniform

Apabila asumsi profil kecepatan uniform tidak bisa ditentukan, maka berlaku :

Untuk aliran laminar dengan profil parabola dalam pipa, berlaku


Kerangka Noninertial Reference

Menggunakan hukum II Newton :

yang sering ditulis :

Dengan F1 yang disebut “inertial body force” adalah :

Anda mungkin juga menyukai