BAB 1
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Banyak bahan material yang dapat digunakan untuk membuat infrastruktur dan salah
satunya adalah batu bata. Batu bata merupakan salah satu komponen yang penting dalam
pembangunan yang biasa digunakan sebagai material penyusun dinding. Batu bata biasa dipilih
sebagai bahan utama pembuatan dinding karena harganya yang relatif murah , mudah ditemui,
dan tahan terhadap panas.
Beberapa bangunan menggunakan batu bata sebagai bahan penyusun dinding, oleh sebab
itu diperlukan pengetahuan dan perhitungan serta pengujiannya agar dapat bertahan oleh keadaan
sekitar dan mampu menahan beban. Sifat dari batu bata juga diperlukan sebagai acuan dalam
material dan pembuatan infrastruktur bangunan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui definisi, sifat-sifat, fungsi,
kelebihan dan kekurangan, serta perbedaan batu bata dengan bahan penyusun yang lain.
BAB 2
ISI
Secara umum batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh
masyarakat baik di pedesaan atau perkotaan yang berfungsi untuk bahan konstruksi.
Penggunaan batu bata banyak digunakan untuk aplikasi teknik sipil seperti dinding pada
bangunan gedung,bendungan,saluran dan pondasi.
menurut SNI 15-2094-2000 dan SII-0021-78 merupakan suatu unsur bangunan yang
diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan dan yang dibuat dari tanah dengan atau tanpa
campuran bahan-bahan lain, dibakar cukup tinggi, hingga tidak dapat hancur lagi bila
direndam dalam air.
Batu Bata Tanah Liat, terbuat dari tanah liat dengan 2 kategori yaitu bata biasa dan bata
muka.
• Bata biasa, memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu, bata ini digunakan untuk
dinding dengan menggunakan morta (campuran semen) sebagai pengikat. Bata jenis ini
sering disebut sebagai bata merah.
• Bata muka, memiliki permukaan yang baik dan licin dan mempunyai warna dan corak
yang seragam. Disamping digunakan sebagai dinding juga digunakan sebagai penutup
dinding dan sebagai dekorasi.
Batu Bata Pasir – Kapur, sesuai dengan namanya batu bata ini dibuat dari campuran
kapur dan pasir dengan perbandingan 1: 8 serta air yang ditekankan kedalama campuran
sehingga membentuk batu bata.
Selain itu, jenis-jenis batu bata secara umum terdiri dari
Tanah yang digunakan pun bukan sembarang tanah, bahan utama pembuatannya
menggunakan tanah liat. Batu bata merah dibuat dari tanah liat yang dicetak, kemudian
dibakar. Tidak semua tanah liat bisa digunakan. Hanya yang terdiri dari kandungan pasir
tertentu. Umumnya memiliki ukuran: panjang 17–23 cm, lebar 7–11 cm, tebal 3–5 cm.
Secara umum, batu bata batako terbuat dari campuran semen dan pasir kasar yang dicetak
atau dipres. Konstruksi bangunan yang sering menggunakan batu bata batako di antaranya
adalah gudang, pagar, dan pos jaga. Batu bata batako memiliki ukuran yang relatif besar,
menjadikan pemasangannya lebih mudah dan cepat selesai.
Penggunaan batu bata batako ini juga cocok digunakan untuk dinding bagian luar rumah
karena sifatnya yang kuat dan kedap air. Sifat batu bata batako yang kedap air cocok untuk
melindungi rumah di lingkungan yang dikelilingi banyak air.
3. Batu Bata Berlubang
Biasa digunakan dalam konstruksi panel untuk struktur ringan dan struktur berbingkai
pada sebuah bangunan yang bertingkat, batu bata berlubang memiliki berbagai macam
bentuk; balok, melingkar, dan melintang.
syarat-syarat batu bata dalam SNI 15-2094-2000 dan SII-0021-78 meliputi beberapa
aspek seperti :
A. Sifat Tampak
Batu bata merah harus berbentuk prisma segi empat panjang, mempunyai rusuk-rusuk
yang tajam dan siku, bidang sisinya harus datar, tidak menunjukkan retak-retak.
B. Ukuran dan Toleransi
Standar Bata Merah di Indonesia oleh BSN (Badan Standardisasi Nasional) nomor 15-
2094-2000 menetapkan suatu ukuran standar untuk bata merah sebagai berikut :
Tabel 1. Ukuran dan Toleransi Bata Merah Pasangan Dinding
C. Kuat Tekan
Besarnya kuat tekan rata-rata dan koefisien variasi yang diijinkan untuk bata merah untuk
pasangan dinding sesuai.
Tabel 2. Klasifikasi Kekuatan Bata
D. Garam Berbahaya
Garam yang mudah larut dan berbahaya, antara lain, Magnesium Sulfat (MgSO4),
Natrium Sulfat (Na2SO4), Kalium Sulfat (K2SO4), dan kadar garam maksimum 1,0%, tidak
boleh menyebabkan lebih dari 50% permukaan batu bata tertutup dengan tebal akibat
pengkristalan garam.
E. Kerapatan Semu
Kerapatan semu minimum bata merah pasangan dinding adalah1,2gram/cm3.
F. Penyerapan Air
Penyerapan air maksimum bata merah pasangan dinding adalah 20%.
1. Bata Merah
Dalam pembuatan bata merah, bahan yang dibutuhkan berupa:
Tanah Liat
Air
Abu
Selain bahan diatas juga diperlukan alat dalam pembuatannya, yaitu:
Cangkul (Intinya alat buat menggali bahan baku berupa tanah liat)
Cetakan bata
Mesin Penggiling Bata
Mesin Pembakar
Untuk pembuatan bata, terdapat beberapa step, yaitu:
c) Pembetukan bata
Bata dibentuk menggunakan cetakan yang telah disiapkan, namun sebelum memasukannya
permukaan cetakan ditaburi terlebih dahulu dengan abu dengan tujuan agar tanah liat tadi
tidak lengket. Agar hasil maksimal diperlukan tekanan agar tanah liat memenuhi cetakan
tersebut. Setelah itu cetakan dilepas dari tanah liat tersebut.
d) Pengeringan bata
Setelah dicetak, tanah liat tadi dikeringkan terlebih dahulu dengan suhu yang pas, karena
apabila terlalu lembab maka pengeringan akan memakan waktu yang lama sedangkan jika
suhu terlalu tinggi maka bata akan mudah pecah atau retak.
e) Pembakaran bata
Proses pembakaran dilakukan dengan tahapan tertentu, dimana pada tahap pertama yaitu
sekitar 120 °C, bata akan secara sempurna kering dari air. Setelah itu pada kisaran suhu 650
°C - 800 °C terjadi pembakaran sisa tumbuhan yang masih terdapat pada bahan mentah. Dan
pada suhu 920 °C - 1020 °C bata akan menjadi benar-benar padat dan berubah warna.
Namun perlu diperhatikan suhu diatas belum tentu tepat tergantung jenis tanah liatnya. Maka
setelah pembakaran selesai bata didiamkan terlebih dahulu.
2. Batako
Dalam pembuatan batako terdapat bahan-bahan yang peru dipersiapkan, berupa:
Semen
Air
Kerikil
Pasir halus (ukuran 5mm)
Selain bahan, terdapat alat yang membantu dalam proses pembuatan yaitu:
Cetakan batako
Ayakan pasir
Kotak adukan
Sendok semen
Sekop
Cangkul
Ember dan ember penyiram
Plastik (untuk menjaga kelembaban)
Pembuatan batako diawali dengan mengayak pasir agar mencapai ukuran yang telah
ditentukan.
c. Langkah pengeringan
Setelah campuran tadi berbentuk balok maka diamkan agar terjadi proses pengeringan.
Kalau suhu yang diberikan pas maka batako bisa kering kira-kira 1 hari. Setelah kering,
kumpulan batako disusun atau ditumpuk (proses curing) selama seminggu. Setelah itu
batako siap untuk digunakan.
Selain bahan penyusun juga diperlukan alat pembentuk bata ringan, yaitu:
b. Percetakan hebel
Setelah campuran berhasil dibuat, maka tahap selanjutnya memcetaknya menggunakan
cetakan yang telah disiapkan. Tuangkan campuran kedalam cetakan, dan tekan agar
campuran memenuhi cetakan secara merata. Setelah dirasa cukup, maka diamkan sesaat
sampai campuran tadi bisa dipisahkan dari cetakannya. Setelah itu pisahkan cetakannya
dan hebel siap untuk dikeringkan.
c. Pengeringan hebel
Pada tahap ini hebel dibawa ke area pengeringan untuk dikeringkan selama 10 hari, namun
saat proses ini hebel terus disiram secara berkala. Setelah itu didiamkan selama 5 hari
tanpa pengeringan. Pada hari berikutnya hebel didiamkan di dalam gudang penyimpanan
sampai hari ke-20. Setelah itu hebel siap untuk digunakan.
A. KESIMPULAN
1. Batu bata adalah batu buatan terbuat dari tanah melalui cetakan berbentuk balok,
kemudian dibakar hingga mengeras dan dapat digunakan sebagai material penyusun
dinding suatu bangunan.
2. Umumnya batu bata berfungsi sebagai material penyusun dinding.
3. Jenis-jenis batu bata yang sering digunakan dalam suatu konstruksi bangunan adalah
bata merah dan bata ringan. Masing-masing dari jenis batu bata tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan.
4. Syarat-syarat batu bata dan batako yang sesuai dengan SNI adalah sebagai berikut.
Bentuk standar bata ialah balok segi empat panjang, bersudut siku-siku dan
tajam, permukaan rata dan tidak retak-retak
Ukuran standar
Modul M-5a: 190 x 90 x 65 mm, Modul M-5b: 190 x 140 x 65 mm, Modul M-
6: 230 x 110 x 55 mm
Bata dibagi menjadi 6 kelas kekuatan yang diketahui dari besar kekuatan tekan
yaitu kelas 25, kelas 50, kelas 150, kelas 200 dan kelas 250. Kelas kekuatan ini
menunjukan kekutan tekan rata-rata minimal dari 30 buah bata yang diuji
Bata merah tidak mengandung garam yang dapat larut sehingga pengkristalanya
(yang berupa bercak-bercak putih) menutup lebih dari 50% permukaan batanya.
5. Agar dapat mengetahui kualitas batu bata, ada beberapa hal yang harus diuji. Uji yang
biasa dilakukan adalah uji serap air, uji kekuatan, uji bentuk dan ukuran, uji bunyi dan
uji kandungan garam.
6. Kualitas batu bata harus yang baik dan matang pembakarannya, yang harus di
perhatikan juga persediaan bata dan tata cara memasang juga harus lebih diperhatikan.
B. SARAN